klb diare kel 2
TRANSCRIPT
DARLIANA DARWIS ADI PUTRA PRATAMASUTRIANINGSI H
KLB DIAREFATMASARISRI WAHYUNIMURIANTI B
NUR FAJRIANI WAWAPUJAYANTI MANDARSARI
PROGRAM STUDY KESEHATAN MASYARAKATFAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Kelompok 2
LATAR BELAKANG• Penyakit diare masih menjadi
salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting karena merupakan penyumbang utama ketiga angka kesakitan dan kematian anak di berbagai Negara termasuk Indonesia.
• Diperkirakan lebih dari 1,3 miliar serangan dan 3,2 juta kematian per tahun pada balita disebabkan oleh diare.
NEXT.....• Penyebab utama kematian
akibat diare adalah dehidrasi akibat kehilangan cairan dan elektrolit melalui tinja.• Penyakit Diare masih sering menimbulkan KLB ( Kejadian Luar Biasa ) dengan jumlah penderita yang banyak dalam waktu yang singkat.
KLB (Kejadian Luar Biasa)• timbulnya atau
meningkatnya kejadian kesakitan dan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya wabah (Permenkes RI No.949/Menkes/SK/VIII/2004).
Kriteria KLB Diare, sesuai Permenkes RI no.1501/MENKES/PER/X/2010:
Timbulnya suatu penyakit menular tertentu
sebagaimana dimaksud pada pasal 4 Permenkes RI
No. 1501/MENKES/PER/2010. Peningkatan kejadian kesakitan terus menerus
selama(tiga) kurun waktu
Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau
lebih
NEXT.....
Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 (satu) bulan
Rata rata jumlah kejadian kesakitan perbulan selama 1(satu) tahun
Angka kematian kasus (CFR) dalam 1(satu) kurun waktu tertentu
KLB DIARE• timbulnya atau
meningkatnya kejadian kesakitan dan atau kematian akibat penyakit diare, yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya wabah.
Tindakan atau Tatalaksana Penderita Diare Saat KLB
Penyelidikan KLB diare
Pemunutasan rantai penularan diare
Penanggulangan KLB diare
Penanggulangan KLB diareMengaktifkan Tim
Gerak Cepat (TGC)Pembetukan Pusat
Rehidrasi (Posko KLB Diare) Pusat Rehidrasi dengan berbagi tugas
Penemuan penderita Diare secara aktif
Analisis tatalaksana penderita
Sistem Pencatatan atau Pelaporan Saat KLB Diare
Pengumpulan data diare
Laporan rutin
Laporan KLB diare
Organisasi Yang Dilibatkan Dalam Penanggulangan Diare
1 • Unit Pelayanan Kesehatan
2 • Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
3 • Dinas Kesehatan Propinsi
4 • Departemen Kesehatan.
Definisi Diare• Menurut WHO (1980) Diare
adalah buang air besar encer lebih dari 3 kali sehari .
• Diare menurut definisi Hippocrates adalah buang air besar dengan frekuensi yang tidak normal (meningkat), konsistensi tinja menjadi lebih lembek atau cair.
Epidemiologi Diarebalita
Host
infeksi kuman e.collisalmonella, vibrio chorela (kolera) dan serangan bakteri lain
Agent
lingkungan biologis
lingkungan fisik
Environment
Klasifikasi Diare
• Diare akut
Diare persisten
Diare kronik
Klasifikasi diare berdasarkan lamawaktu diare terdiri dari :
Etiologi Diare1 • Faktor infeksi2
• Faktor Malabsorbsi
3• Faktor
Makanan4
• Faktor Psikologis
5• Faktor
Pendidikan6
• Faktor pekerjaan
Etiologi Diare7 •Faktor Umur balita
8 •Faktor Lingkungan
9 •Faktor Gizi
10 •Faktor sosial ekonomi masyarakat
11 •Faktor makanan dan minuman yang dikonsumsi
Diare berkepanjangan dapat menyebabkan:
• Dehidrasi• Gangguan sirkulasi• Gangguan asam-basa
• Hipoglikemia• Gangguan gizi
Contoh Kasus Diare yang terjadi di Sulawesi SelatanKabupaten/kota dengan angka kesakitan diare tertinggi (36,87-55,13 per 1000 penduduk) yaitu Kab. Takalar, Enrekang, Tanatoraja, Palopo, Luwu Utara, dan Luwu Timur (merah). Sedangkan terendah (1,16-19,40 per 1000 penduduk) yaitu Kab. Selayar, Bulukumba, Jeneponto, Sinjai, Maros, Bone, Sidrap, dan Parepare (hijau).
KesimpulanMenurut WHO (1980) Diare adalah buang air besar encer lebih dari 3 kali sehari . Penyebab diare ditinjau dari host, agent dan environment. Klasifikasi diare berdasarkan lama waktu diare terdiri dari diare akut, diare prsisten, diare akut.
KesimpulanKejadian Luar Biasa (KLB) yaitu timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya wabah Permenkes RI No.949/Menkes/SK/VIII/2004).