kkn
TRANSCRIPT
![Page 1: KKN](https://reader038.vdocuments.site/reader038/viewer/2022100420/557203024979599169a46aae/html5/thumbnails/1.jpg)
KKN…Kemana Arah dan Tujuannya
5 08 2008
Oleh : Nanang W.P Safari, S.S
KKN (Kuliah Kerja Nyata), begitu kita menyebutnya sampai
sekarang masih menjadi kurikulum utama di sebagain besar perguruan
tinggi, baik swasta ataupun negeri. KKN bagi mahasiswa dan lingkungan
pendidikan tinggi, dimaknai sebagai bagian dari proses pelatihan para
mahasiswa tingkat akhir (disamping sebagai salah satu SKS yang harus
di tempuh) untuk bersosialisasi dengan masyarakat sekaligus belajar
mengaktualisasikan diri di tengah komunitas masyarakat kita yang
heterogen sekaligus sebagai social agent of change. Biasanya masing-
masing Perguruan Tinggi memiliki panduan tersendiri mengenai hal ini,
termasuk bentuk kegiatan KKN, formulasi, aktualisasi di lapangan dan
lain sebagainya. Ada yang disebut dengan KKN “Bakti Masyarakat”,
“Bina Komunitas”, dan lain sebagainya. Kesemuanya ini tidak terlepas
dari keterikatan formal para mahasiwa KKN dengan lembaga Universitas
yang biasa di sebut dengan Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM)
untuk menginformasikan lokasi KKN dan mengarahkan para
mahasiswanya memiliki kepekaan sosial terhadap kondisi masyarakat di
area program.
Lembaga ini didirikan guna memfasilitasi dan mengkoordinasikan
program KKN kepada mahasiswa, pihak pemerintah dan atau lembaga
terkait tentang program KKN yang akan dilaksanakan. Cakupan area
program KKN pun tidak hanya pada kisaran lokal di area PT itu berada,
bahkan ada di antaranya KKN di laksanakan di luar daerah. Tapi
kemanapun para mahasiswa melakukan KKN, intinya sama, yakni
mengaktualisasikan diri di tengah masyarakat dengan program kerja
yang di bawa oleh masing-masing unit KKN tersebut. Sehingga kelak
nanti, para mahasiswa mampu hidup dan berkembang di masyarakat.
Pertanyaannya adalah : Mampukah LPM menjamin tumbuh
kembang para mahasiswa hanya dengan melalui KKN yang
![Page 2: KKN](https://reader038.vdocuments.site/reader038/viewer/2022100420/557203024979599169a46aae/html5/thumbnails/2.jpg)
singkat? Apa parameter bahwa mahasiswa KKN itu dikatakan
berhasil menjalankan program? Dimanakah formulasi kongrit
mahasiswa sebagai “social agent of change” dalam program KKN?
Penulis pernah mendiskusikan hal ini dengan beberapa mahasiswa
dari UNEJ, ITB, UI, UII, UNSOED ketika penulis hadir pada acara Debat
Bahasa Inggris Mahasiswa se-Indonesia (IVED) ke 10 di UNSOED,
Purwokerto. Mereka yang notabene para “debater tua” nampaknya
cukup paham akan perenungan dan pemikiran penulis. Terjadilah diskusi
menarik mengenai hal ini, hingga berlanjut sharing lewat e-mail.
Yang menjadi titik perhatian penulis adalah ketiga pertanyaan di
atas. Bagi penulis, kalo memang Universitas atau LPM merasa bahwa
KKN merupakan salah satu hal penting untuk melatih mahasiswa
bermasyarakat, maka kita harus mampu menjawab pertanyaan di atas.
Bukan bermaksud untuk menafikkan ataupun menolak keberadaan KKN,
akan tetapi hanya mencoba menganalisa arah dan tujuan KKN. Justru
penulis sepakat, bahwa KKN harus tetap ada, namun harus di olah dan di
formulasikan secara lebih relevan dan efektif, pun termasuk lembaga
yang menaunginya (LPM). Dengan demikian Kuliah Kerja Nyata
mahasiswa akan mengakibatkan dampak positif bagi masyarakat,
kampus, dan pemerintah umumnya.
Here my splits about KKN:
1. Lembaga Pengabdian Masyarakat di rubah menjadi Lembaga Pemberdayaan Masyarakat.
In term of “Lembaga Pengabdian Masyarakat” (LPM) berarti
lembaga ini berusaha memfasilitasi mahasiswa KKN untuk menjadi
abdi di tengah masyarakat, melayani kepentingan masyarakat,
karena secara “literal” mengabdi berarti melayani. Sedangkan in
term of Lembaga Pemberdayaan Masyarakat berarti lembaga
ini akan memformulasikan mahasiswa KKN untuk memberdayakan
masyarakat, sekaligus membantu masyarakat. Sehingga mahasiswa
![Page 3: KKN](https://reader038.vdocuments.site/reader038/viewer/2022100420/557203024979599169a46aae/html5/thumbnails/3.jpg)
KKN akan melakukan 2 hal sekaligus ; Membantu masyarakat dan
Memberdayakan masyarakat
1. Optimalisasi Mahasiswa sebagai “social agent of change”
Yang penulis maksud disini adalah penulis mencoba
mengembalikan fungsi mahasiswa sebagai “social agent of
change”, (maaf…bukan hanya sekedar nongkong..tepe-tepe..cari
cewek/cowok…ngabisin duit ortu…ngejar absent..ngejar nilai A
biar dikatain pinter….n others..IM TRULY SICK WITH THIS!!!!!!
IT’S SUCK!!!!!….) yang mana intelektualitas dan aktualitas
mahasiswa akan teruji di sini dalam upaya membantu
pemberdayaan masyarakat, menghilangkan kemanjaan dan
ketergantungan masyarakat kepada pihak lain dalam rangka
menciptakan kemandirian masyarakat (self help).
Tapi apa yang kita lihat dalam format kegiatan KKN saat ini?
Masyarakat target program KKN di manjakan dengan program-
program bantuan mahasiswa KKN, dan ketika mahasiswa sudah
melaksanakan program bantuan (fisik ataupun sosial), parameter
sukses diasumsikan dengan penilaian masyarakat dengan
memberikan stempel “good” terhadap kegiatan KKN dan PT
dimana mahasiswa itu bernaung…and that’s it all!!! Tidak
terpikirkan apakah program bantuan itu akan bertahan lama
ataukah hanya sementara saja. My questions is…apakah
kemampuan intelektualitas mahasiswa sebagai “social agent of
change” hanya di ukur dari kemampuan mahasiswa KKN memberi
bantuan??? Dimana fungsi social change nya? Dengan memberi
bantuan, tanpa adanya usaha untuk membantu memberdayakan
kemampuan dan potensi masyarakat, maka apa bedannya KKN
dengan kegiatan Bakti Sosial? Bahasa sederhananya penulis..”Kalo
cuman mo ngasih bantuan untuk sosial-kemanusiaan, kenapa musti
nunggu KKN??
![Page 4: KKN](https://reader038.vdocuments.site/reader038/viewer/2022100420/557203024979599169a46aae/html5/thumbnails/4.jpg)
Apalagi, 4 tahun (bahkan ada yang lebih) para mahasiswa itu
menuntut ilmu dengan biaya yang tidak sedikit. Dan tentu saja
orang tua mereka berharap bahwa pendidikan anak-anaknya akan
membanggakan kedua orang tuanya, baik nilai edukasi ataupun
juga nilai yang bermuatan sosial. Namanya juga KULIAH KERJA
NYATA—-KULIAH ; ada muatan edukasi di sini, ada beban (SKS)
perkuliahan yang harus diselesaikan ; KERJA ; belajar bekerja dan
mengaktualisasikan diri di masyarakat ; NYATA ; jelas bahwa ada
effort ke arah itu. Ada bobot kuliah yang harus kita jalani dan kita
selesaikan, dan itu tidak masalah!! Ada Kerjaan yg harus kita
jalankan untuk mendukung nilai edukatif kita (nilai sosial-moral)
dan itu tidak masalah. Nah, kata NYATA ini yang perlu kita kaji
ulang..Apakah benar apa yang dilakukan itu does exist…sustain…
Atau malah NYATA yang ‘absurd’…(seperti dunia klenik…hantu…
hehehehe….)
Now where is your function as ‘agent of change” ? Apa yang
berhasil di rubah dari masyarakat tersebut…???? Apa simply
karena mahasiswa KKN sudah bisa membantu pengadaan jalan
aspal yang tadinya tidak ada menjadi ada, apakah itu dimaknai
sebagai konstruksi dari “social agent of change”? Is that what the
“changing” means? As I learn again…masyarakat kita masih
memiliki apa yang disebut local indigious, social capital, dan lain
sebagainya yang kesemuanya perlu dan dapat kita gali potensinya.
Itulah yang berusaha penulis potret, bahwa masyarakat kita masih
memiliki kemampuan untuk mandiri. Tugas para mahasiswa KKN-
lah (kita juga) untuk membantu mengangkat dan memberdayakan
potensi mereka untuk mandiri. Masyarakat kita janganlah hanya
dianggap sebagai obyek penderita, dianggap bodoh, lemah dan lain
sebagainya. Padahal, kalo kita mampu mengeffort mereka
(baca :community mobilization) untuk merangsang
memberdayakan kemampuan dan potensi mereka maka terciptalah
community self awareness dalam rangka terciptanya kemandirian
![Page 5: KKN](https://reader038.vdocuments.site/reader038/viewer/2022100420/557203024979599169a46aae/html5/thumbnails/5.jpg)
masyarakat kita. Di situlah terjadinya perubahan dalam pemikiran
penulis (baca : dari ketergantungan menjadi kemandirian). Di
sinilah fungsi mahasiswa sebagai “social agent of change” yakni
intelektualitas dan kepedulian mahasiswa terhadap kemajuan
bangsa dan masyarakat kita dapat teraktualisasikan secara nyata.
Mahasiswa KKN mampu merubah pola perilaku mereka, mengubah
sifat ketergantungan mereka, mengubah tatanan ekonomi-sosial
mereka ke arah yang lebih baik, dan usaha lain yang bermanfaat
bagi keberlangsungan dan pengembangan masyarakat kita.
Kesimpulannya hanya satu, kalau mau merubah masyarakat,
Berdayakan masyarakat!!!Bantu mereka mengatasi permasalahan
mereka dengan merangsang mereka untuk bekerja keras menggali
potensi masyarakat. Tunjukkan bahwa mereka bisa. Hal ini bukan
berarti kita tidak boleh membantu mereka secara finansial/fisik.
Tapi bagaimana kita memformulasikan bantuan yang kita berikan
itu untuk memancing reaksi masyarakat kita untuk berpartisipasi,
sehingga masyarakat terbantu dengan bangkitnya logika fikir
mereka bahwa mereka juga harus melakukan sesuatu buat
kepentingan mereka sendiri. Buat mereka bangga akan
kemampuan yang mereka miliki.
Harus ada keberanian untuk mendobrak pintu eklusivisme
dan garis normative yang selama ini membelenggu intelektualitas
mahasiswa kita. Selama ini, mahasiswa hanya bisa mengikuti
anjuran pihak kampus (lewat buku panduan KKN) untuk
melaksanakan KKN sebagai pemenuhan SKS perkuliahan, sedang
nilai – nilai KKN itu sendiri masih sangat jauh dari yang
diharapkan. KKN harus bisa melatih mahasiswa untuk benar-benar
bisa menjadi “social agent of change”, bukan menjadi seorang
“kontraktor”. Pun demikian untuk membangun ide ini, memang
harus ada bangunan komunikasi antara pihak pelaku KKN dengan
pemegang kebijakan KKN di kampus (LPM), dinas Pendidikan dan
aparat terkait. Sebagai akhir dari tulisan ini, penulis ingin
![Page 6: KKN](https://reader038.vdocuments.site/reader038/viewer/2022100420/557203024979599169a46aae/html5/thumbnails/6.jpg)
mengutip satu kalimat dari salah satu tokoh pergerakan, “Sejarah
pasti akan berpihak pada penguasa”. Dan kalau memang sejarah
itu patut kita ubah untuk menuju arah yang lebih baik, maka sudah
sepantasnyalah, para pendidik, tokoh akademisi, aktivis mahasiswa
(pergerakan / non-pergerakan), pemerintah dan seluruh komponen
bangsa untuk bersuara satu, demi kemajuan bangsa. Personal
justification demi ego pribadi yang sering dengan mudah kita
lempar ke dalam wacana public harus kita minimalisir
http://nanangthinks.wordpress.com/2008/08/05/kknkemana-arah-dan-tujuannya/