kgp

24
MAKALAH PENYULUHAN TENTANG TERJADINYA STOMATITIS DAN PENULARANANNYA PADA MASA REMAJA. BLOK ILMU KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN OlehKelompok III-A: TAZQIA JAMIL PRATAMI 141610101020 STEFANI SILVIA D.A 141610101021 DINA KURNIASARI 141610101022 1

Upload: dinakurniasari

Post on 01-Feb-2016

232 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

skillab

TRANSCRIPT

Page 1: kgp

MAKALAH PENYULUHAN TENTANG TERJADINYA

STOMATITIS DAN PENULARANANNYA

PADA MASA REMAJA.

BLOK ILMU KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN

OlehKelompok III-A:

TAZQIA JAMIL PRATAMI 141610101020

STEFANI SILVIA D.A 141610101021

DINA KURNIASARI 141610101022

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS JEMBER

2015

1

Page 2: kgp

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................... 5

BAB III PENUTUP ................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 16

2

Page 3: kgp

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa remaja adalah masa peralihan yang membuat sebagian besar orang

mengalami perubahan mental yang labil. Minimnya pengetahuan tentang kesehatan

dan sikap acuh tak acuh pada remaja membuat remaja sering mengabaikan hal-hal

kecil yang dapat merusak kesehatan termasuk kesehatan gigi dan mulut sehingga

dapat menimbulkan berbagai masalah dalam mulut. Salah satu penyakit mulut yang

paling populer pada remaja adalah stomatitis atau yang lebih dikenal pada masyarakat

awam dengan istilah sariawan.

Pada masa pubertas terjadi perubahan hormon yang drastis yang membuat

gejolak di dalam tubuh remaja. Perubahan hormon yang belum stabil ini membuat

remaja gampang mengalami perubahan mental yang berdampak pada suasana hati

dan perilaku remaja. Sekarang ini, gejala ketidakseimbangan hormon pada remaja

menjadi sangat umum. Hal ini disebabkan beberapa alasan yang menyebabkan

perubahan hormonal.

Penyebab lain gejala ketidakseimbangan hormon pada remaja adalah stres.

Dengan tekanan yang ada di rumah, persaingan di sekolah dan persaingan antar

teman membuat remaja berada di bawah tekanan sehingga menyebabkan naik

turunnya sekresi hormon dalam tubuh remaja dan juga menempatkan tekanan

tambahan pada kelenjar adrenal yang mengatur hormon dalam tubuh sehingga

kelenjar ini menjadi terganggu yang menyebabkan ketidakseimbangan hormon.

Ketidakseimbangan ini menyebabkan beberapa masalah emosional serta fisik lainnya

yang berkaitan dengan hormon pada remaja. Stres dan ketidakseimbangan hormonal

merupakan faktor pemicu terjadinya stomatitis.

Selain itu pada masa remaja sering kali terjadi perilaku perilaku yang

cenderung meniru kebiaasaan orang barat, misalnya ciuman. Pada masa sekarang hal

3

Page 4: kgp

ini bukanlah hal yang tabu lagi untuk dilakukan. Bahkan para remaja jamaan

sekarang menganggap bahwa perilaku ini harus dilakukan jika ingin dianggap

sebagai remaja yang gaul. Tanpa disadari perilaku menyimpang seperti inilah yang

dapat menularkan penyakit salah satunya somatitis yang disebabkan oleh virus.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah

penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana klasifikasi dari stomatitis?

2. Apa saja yang etiologi yang dapat menyebabkan terjadinya stomatitis?

3. Bagaimana kaitanya penularan stomatitis dengan perilaku remaja pada

saat ini?

4. Bagaimana cara pencegahan dan penanganan dari penderita stomatitis?

1.3 Tujuan

Tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui:

1. Bagaimana klasifikasi dari stomatitis.

2. Apa saja yang etiologi yang dapat menyebabkan terjadinya stomatitis.

3. Bagaimana kaitanya penularan stomatitis dengan perilaku remaja pada

saat ini.

4. Bagaimana cara pencegahan dan penanganan dari penderita stomatitis.

1.4 Manfaat

Untuk meningkatkan pengetahuan tentang stomatitis dan hubungannya dengan

prilaku remaja pada saat ini.

4

Page 5: kgp

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Stomatitis

Stomatitis merupakan luka membulat dan berwarna putih yang dikelilingi

oleh keadaan selaput lender yang memerah (Agus Susanto, 2007) Stomatitis

merupakan istilah untuk menerangkan berbagai macam lesi yang timbul di rongga

mulut. Gejalanya berupa rasa sakit atau rasa terbakar satu sampai dua hari yang

kemudian bisa timbul luka (ulser) di rongga mulut. Rasa sakit dan rasa panas pada

stomatitis ini membuat kita susah makan dan minum. Sehingga pasien dengan

stomatitis datang ke dokter gigi dalam keadaan lemas. Stomatitis biasanya berupa

bercak putih kekuningan dengan permukaan agak cekung, dapat berupa bercak

tunggal maupun bercak kelompok.

Walaupun stomatitis memang bukan penyakit yang mematikan, namun jika

penyakit ini terjadi di dalam mulut, maka akan sangat menyiksa penderitanya. Mulut

terasa nyeri, tidak nyaman dan di dalamnya muncul luka-luka yang terbuka, sehingga

sangat tidak nyaman jika luka tersebut disentuh oleh makanan atau benda asing yang

masuk ke dalam mulut. Kondisi tersebut menyebabkan penderita sulit makan dan

bicara. Apalagi, bila penyakit di rongga mulut ini menimbulkan komplikasi berupa

selulitis (radang sel) mulut akibat infeksi bakteri sekunder sariawan, infeksi dental

(abses gigi) dan kanker mulut.

2.2 Macam- macam Stomatitis

1. Stomatitis apthous Reccurent

Stomatitis yang sifatnya berulang atau Reccurent Apthous Stomatitis

dapat diklasifikasikan berdasarkan karakteristik klinis yaitu ulser minor, ulser

major, dan ulser herpetiform. Penyakit ini relatif ringan karena tidak bersifat

membahayakan jiwa dan tidak menular.

5

Page 6: kgp

a. Rekuren apthous stomatitis minor

Sebagian besar pasien (80%) yang menderita bentuk minor ditandai

dengan ulser berbentuk bulat atau oval dan dangkal dengan diameter yang

kurang dari 5 mm serta pada bagian tepinya terdiri dari eritematous.

Ulserasi bisa tunggal ataupun merupakan kelompok yang terdiri atas

empat atau lima dan akan sembuh dalam waktu 10-14 hari tanpa

meninggalkan bekas

Pasien dengan ulser minor mengalami ulserasi yang berulang dan lesi

individual dapat terjadi dalam jangka waktu pendek dibandingkan dengan

tiga jenis yang lain. Ulser ini sering muncul pada mukosa nonkeratin.

Lesi ini didahului dengan rasa terbakar, gatal dan rasa pedih dan adanya

pertumbuhan makula eritematus (Wardiningsih, R. :2012).

b. Rekuren Apthous Stomatitis Major

Rekuren apthous stomatitis major diderita kira-kira 10% dari penderita

RAS dan lebih hebat dari bentuk minor. Secara klasik, ulser ini

berdiameter kira-kira 1-3 cm dan berlangsung selama empat minggu atau

lebih dan dapat terjadi pada bagian mana saja dari mukosa mulut

termasuk daerah-daerah yang berkeratin. Dasar ulser lebih dalam,

melebihi 0,5 cm dan seperti ulser minor, hanya terbatas pada jaringan

lunak tidak sampai ke tulang

6

Page 7: kgp

Ulser mayor dikenal sebagai periadenitis mukosa nekrosis yang

rekuren atau disebut juga penyakit Sutton. Penyebabnya belum diketahui

secara pasti, namun banyak bukti yang berhubungan dengan defek imun.

Tanda adanya ulser seringkali dilihat pada penderita bentuk mayor.

Jaringan parut terbentuk karena keparahan dan lamanya lesi terjadi. Awal

dari ulser mayor terjadi setelah masa puberti dan akan terus menerus

tumbuh hingga 20 tahun atau lebih (Wardiningsih, R. :2012).

c. Herpetiformis apthous stomatitis

Istilah herpertiformis digunakan karena bentuk klinis dari ulserasi

herpetiformis (yang dapat terdiri atas 100 ulser kecil pada satu waktu)

mirip dengan gingivostomatitis herpetik primer tetapi virus-virus herpes

tidak mempunyai peranan dalam etiologi ulserasi herpertiformis atau

dalam setiap bentuk ulserasi aptosa.

Herpertiformis apthous stomatitis menunjukkan lesi yang besar dan

frekuensi terjadinya berulang. Pada beberapa individu, lesi berbentuk

kecil dan berdiameter rata-rata 1-3 mm. Gambaran dari ulser ini adalah

erosi-erosi kelabu putih yang jumlahnya banyak, berukuran sekepala

jarum yang membesar, bergabung dan mnjadi tak jelas batasnya. Pada

awalnya ulkus-ulkus tersebut berdiameter 1-2 mm dan timbul

berkelompok terdiri atas 10-100. Mukosa disekitar ulkus tampak

eritematous dan diperkirakan ada gejala sakit (Wardiningsih, R. :2012).

7

Page 8: kgp

2. Oral thrush

Yaitu sariawan yang disebabkan jamur Candida Albican, biasanya

banyak dijumpai di lidah. Pada keadaan normal, jamur memang terdapat di

dalam mulut. Namun, saat daya tahan tubuh anak menurun, ditambah

penggunaan obat antibioka yang berlangsung lama atau melebihi jangka waktu

pemakaian, jamur Candida Albican akan tumbuh lebih banyak lagi

(Wardiningsih, R. :2012).

3. Stomatitis Herpetik

8

Page 9: kgp

Yaitu sariawan yang disebabkan virus herpes simplek tipe I dan

beralokasi di bagian belakang tenggorokan. Sariawan di tenggorokan biasanya

langsung terjadi jika ada virus yang sedang mewabah dan pada saat itu daya

tahan tubuh sedang rendah sehingga sistem imun tidak dapat menetralisir atau

mengatasi virus yang masuk sehingga terjadilah ulser (Wardiningsih,

R. :2012).

2.3 Penyebab Stomatitis

Sariawan merupakan penyakit yang belum pasti penyebabnya tetapi ada

beberapa faktor yang mencetuskan terjadinya penyakit ini, yaitu :

1. Trauma pada jaringan lunak mulut (selain gigi), misal tergigit, atau ada

gigi yang posisinya di luar lengkung rahang yang normal sehingga

menyebabkan jaringan lunak selalu tergesek/tergigit pada saat

makan/mengunyah

2. Bawaan (genetic). Pada hampir dari 50 persen penderita sariawan,

mempunyai riwayat yang salah satu orang tuanya juga menderita

sariawan. Jarang sariawan tersebut dialami oleh kedua orang tuanya,

saudara-saudara penderita tidak selalu terkena dan sangat jarang

ditemukan adanya sariawan pada seluruh anggota keluarga.

9

Page 10: kgp

3. Kekurangan nutrisi, karena proses pencernaan yang kurang baik sehingga

menimbulkan gangguan pencernaan pada sistem pencernaan terutama

vitamin B12, asam folat dan zat besi.

4. Alergi. Contohnya alergi terhadap makanan. Anggapan yang umum,

sariawan timbul karena kekurangan vitamin C, padahal justru bukan

karena kekurangan vitamin C, melainkan kekurangan vitamin B12, asam

folatdan Zat besi. Vitamin C disini digunakan dalam perawatan guna

mempercepat proses penyembuhan, karena fungsi Vitamin C

mempercepat kesembuhan jaringan . Vitamin b12 merupakan vitamin

yang penting untuk pembentukan sel (termasuk sel darah merah) dan

memelihara sel saraf, contohnya vitamin B12 : daging, susu, ikan,

unggas (ayam), sedangkan vitamin C merupakan Vitamin yang penting

untuk pembentukan kolagen, membantu absorpsi besi, sebagai

antioksidan, penghasil senyawa transmitter saraf dan hormon tertentu.

Vitamin C terdapat pada jeruk dan buah-buahan lain yang rasanya

masam, cabai, brokoli.

5. Kekurangan mineral. Pada beberapa keadaan anemia yang disebabkan

oleh kekurangan zat besi, seringkali menyebabkan terjadinya sariawan

6. Stress , Faktor Emosi. Faktor emosi dapat merangsang timbulnya

sariawan. Faktor lain yang diketahui mempunyai hubungan tidak

langsung dengan factor emosi itu, misalnya berhubungan dengan

gangguan lambung dan ketegangan pra-menstruasi ataupun berhubungan

dengan factor stress dalam pekerjaan atau kehidupan sehari-hari.

7. Gangguan hormonal,

Pada wanita, sering terjadi sariawan di masa pra-menstruasi. Bahkan

banyak yang mengalaminya berulang kali. Keadaan ini diduga

berhubungan dengan faktor hormonal. Hormon yang dianggap berperan

penting adalah estrogen dan progesteron. Dua hari sebelum menstruasi

akan terjadi penurunan estrogen dan progesteron secara mendadak.

Penurunan estrogen mengakibatkan terjadinya penurunan aliran darah

10

Page 11: kgp

sehingga suplai darah utama ke perifer menurun dan terjadinya gangguan

keseimbangan sel-sel termasuk rongga mulut, memperlambat proses

keratinisasi sehingga menimbulkan reaksi yang berlebihan terhadap

jaringan mulut dan rentan terhadap iritasi lokal sehingga mudah terjadi

sariawan.

8. Gangguan autoimun / kekebalan tubuh, pada beberapa kasus penderita

memiliki respon imun yang abnormal terhadap jaringan mukosanya

sendiri.

9. Penggunaan gigi tiruan yang tidak pas atau ada bagian dari gigi tiruan

yang mengiritasi jaringan lunak

10. Pada beberapa orang, sariawan dapat disebabkan karena hipersensitivitas

terhadap rangsangan antigenik tertentu terutama makanan.

11. Disebabkan oleh infeksi.

1) Akibat infeksi virus

Sariawan ini disebabakan oleh beberapa bentuk virus yang ada di

dalam tubuh,termasuk kasus-kasus khusus seperti yang

menyebabakan demam pada kelenjar, herpes dan penyakit mulut

lainnya.

2) Akibat bakteri

Sariawan jenis ini biasanya suka terjadi jika seseorang menderita

sakit tengorokan atau yang disebabakan oleh bakteri

3) Akibat jamur

Sariawan ini timbul saat seseorang memiliki sistem kekebalan

tubuh yang sangat rendah ataau masalah kesehatan yang lain.

12. Lainnya dari keadaan dalam mulut: Kebersihan mulut yang kurang, Letak

susunan gigi/ kawat gigi, Makanan /minuman yang panas dan pedas,

Rokok, Pasta gigi yang tidak cocok, Lipstik, Infeksi jamur, Overhang

tambalan atau karies, protesa (gigi tiruan), Luka pada bibir akibat

tergigit/benturan

11

Page 12: kgp

2.4 Stomatitis dan Perilaku Remaja

Stomatitis herpetic merupakan salah satu jenis sariawan, yang mana sariawan

ini disebabkan oleh infeksi virus HSV. Virus HSV terdiri atas virus HSV tipe 1 dan

HSV tipe 2. Virus HSV tipe I dapat menyebabkan terjadinya sariwan di rongga

mulut. Karena stomatitis jenis ini disebabkan oleh virus menyebabkan stomatitis ini

dapat menular ke orang lain. HSV jenis ini ditularkan melalui ciuman mulut atau

bertukar alat makan seperti sendok – garpu . (Gram-Brown:2002)

Pada jaman sekarang perilaku remaja banyak yang sudah tidak sesuai dengan

norma-norma yang berlaku. Kebanyakan dari mereka mengikuti gaya hidup orang

barat. Tidak hanya dalam bergaya, namun juga dalam cara bergaul utamanya

berpacaran. Salah satu perilaku yang sudah tidak tabu lagi dikalangan remaja adalah

berciuman bibir. Kebanyakan dari mereka beranggapan bahwa hal ini merupakan hal

yang wajar dilakukan pada orang yang disayangi. Data dari Survei Kesehatan

Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) yang menunjukkan bahwa aktivitas seksual

yang sering dilakukan remaja saat pacaran adalah berpegangan tangan dan berciuman

(Yuniart dan Rusmilawaty:2015). Namun, dibalik itu semua, kebiasaan buruk ini

dapat menyebabkan seorang remaja tertular penyakit, salah satunya stomatitis

herpetic ini. Melalui kebiasan buruk berciuman ini, virus HSV tipe 1 yang ada pada

satu individu dapat menular ke individu lainnya.

2.5 Pencegahan dan Penanganan

Penanganan untuk kasus sariawan ini terbagi menjadi 2, yaitu:

A. Pencegahan

Untuk mencegah berulang kembali kejadian sariwan sebaiknya:

1. menjaga kebersihan rongga mulut dengan cara berkumur – kumur

dengan air garam hangat atau obat kumur,

2. menghindari stress tidak banyak emosi

3. mengonsumsi gizi seimbang yang cukup terutama yang mengandung

vitamin B12 ,zat besi dan vitamin C.

4. Ke dokter gigi 6 bulan sekali memeriksakan kesehatan gigi dan mulut

12

Page 13: kgp

5. Usahakan untuk selalu menjaga kebersihan mulut dan gigi

6. Hati-hati saat menggosok gigi anak agar tidak menimbulkan luka di

dalam mulut

7. Hindari memakan makanan yang terlalu panas

B. Terapi

Tujuan pengobatan sariawan adalah mengurangi gejala, jumlah dan

ukuran ulkus dan meningkatkan periode bebas penyakit. Sariawan ini bukan

saja akibat dari penyebab pada rongga mulut saja, tetapi bisa juga karena sakit

sistemik / di seluruh tubuh, jadi sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter

spesialis yang tepat.

1) Untuk pengobatan secara topikal dapat diberikan:

a) Obat kumur seperti Clorhexidin dapat mempercepat penyembuhan

luka sariawan tetapi apabila diberikan dalam jangka panjang dapat

mengakibatkan gigi menjadi kecoklatan;

b) Salep yang mengandung Steroid dapat mengurangi gejala dari

sariawan;

c) Analgesik / obat nyeri seperti obat kumur Benzydamine

hydrochloride atau gel lignocaine yang dapat mengurangi rasa nyeri

secara sementara tetapi tidak dapat membantu penyembuhan ulser;

d) Obat lain yaitu Sodium cromoglycate lozenges dapat mengurangi

gejala yang ringan, obat immunomodulatory topikal dan lain - lain.

2) Pengobatan Sistemik

Seluruh tubuh yaitu dengan memberikan obat immunosupresi / penurun

system imun tetapi masih sedikit data peneltian yang amembuktikannya.

Contoh obatnya adalah prednisone dan/atau Azathiprine, dapson,

colchisine dan lain – lain, dan

3) Terapi Fisik yaitu dengan operasi membuang lapisan yang terkena atau

penggunaan laser ablasi tetapi tindakan tersebut tidak praktis dan

keuntungan tindakan ini masih belum jelas.

13

Page 14: kgp

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Masa remaja adalah masa peralihan dimana seorang manusia mengalami

perubahan mental yang labil serta minimnya pengetahuan tentang kesehatan dan

sikap acuh tak acuh pada remaja membuat remaja sering mengabaikan hal-hal kecil

yang dapat merusak kesehatan termasuk kesehatan gigi dan mulut. Salah satu

penyakit mulut yang paling populer pada remaja adalah stomatitis atau yang lebih

dikenal pada masyarakat awam dengan istilah sariawan. Sariawan disebabkan oleh

beberapa faktor, yaitu : Bawaan (genetic), Kekurangan nutrisi, Alergi, Kekurangan

mineral, Stress, Gangguan hormonal, Gangguan autoimun / kekebalan tubuh,

hipersensitivitas terhadap rangsangan antigenik tertentu disebabkan oleh infeksi,

kebersihan mulut yang kurang, letak susunan gigi/ kawat gigi, makanan /minuman

yang panas dan pedas, rokok, pasta gigi yang tidak cocok, lipstik, infeksi jamur,

overhang tambalan atau karies, protesa (gigi tiruan), luka pada bibir akibat

tergigit/benturan.

Perilaku remaja saat ini banyak yang tidak sesuai dengan norma-norma yang

berlaku. Salah satu perilaku yang sudah tidak tabu lagi dikalangan remaja adalah

berciuman bibir. Kebanyakan dari mereka beranggapan bahwa hal ini merupakan hal

yang wajar dilakukan pada orang yang disayangi. Namun, perilaku ini dapat

menyebabkan timbulnya penularan sariawan dengan jenis herpetic stomatitis yang

disebabkan oleh virus HSV tipe 1.

Untuk mencegah berulang kembali kejadian sariwan sebaiknya: menjaga

kebersihan rongga mulut dengan cara berkumur – kumur dengan air garam hangat

atau obat kumur, menghindari stress, mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang,

ke dokter gigi 6 bulan sekali, Hati-hati saat menggosok gigi, Hindari memakan

makanan yang terlalu panas

14

Page 15: kgp

3.2 Saran

1. Meningkatkan kesadaran remaja untuk memelihara kesehatan gigi dan mulut

dengan sebaik-baiknya melalui pola hidup sehat dan perilaku yang tidak

menyimpang.

2. Pengenalan cara penularan penyakit mulut sebagai upaya pencegahan

penyakit sariawan pada remaja.

3. Perlu kesadaran akan pentingnya kebersihan rongga mulut, pola hidup sehat

dan perilaku yang tidak menyimpang mengurangi frekuensi penyakit infeksi

yang dapat di sebabkan oleh bakteri, virus dan jamur ini.

15

Page 16: kgp

DAFTAR PUSTAKA

1. Gram-Brown, Robin & Tony Burns.2002Dermatologi Ed. 8. Jakarta: Erlangga

2. Langlayis, Robert P., Craig S. 1994. Kelainan Rongga Mulut yang Lazim.

Jakarta: Hipokrates

3. Porter, Md, Phd, Stephen R. Et Al. 2000. Recurrent Aphthous Stomatitis.

Americas. Elsevier Science Inc.

4. Susanto, Agus. 2007. Kesehatan Gigi dan Mulut. Jakarta: PT Sunda Kelapa Pustaka

5. .Wardiningsih, R. (2012). Prevalensi Stomatitis Pada Masa Pubertas

Berdasarkan Penyebabnya (Doctoral dissertation).

6. Yuniart dan Rusmilawaty.2015. Hubungan Faktor Predisposisi Remaja

Tentang Pengasuhan Orang Tua dengan Perilaku Seksual Remaja SMU di

Kota Banjarmasin Tahun 2012 hal 138-150: Caring, Vol.1, No.2. Politeknik

Kesehatan Banjarbaru : Kalimantan Selatan

16