ketoconazole

15
OBAT KULIT Kulit merupakan bagian yang penting dari penampilan, sehingga bila ada masalah pada kulit akan menimbulkan ketidaknyamanan. Gangguan dari luar, infeksi, ketidakseimbangan hormon, proses menua, dan stres emosional dapat mempengaruhi kulit dengan banyak cara. Untuk menghilangkan masalah pada kulit, dapat menggunakan obat kulit. Obat kulit tersedia di pasaran baik obat kulit yang dijual bebas maupun harus dengan resep dokter. Namun, diperlukan informasi lebih lanjut untuk memutuskan obat kulit yang sesuai dengan penyakit yang diderita. Berikut ini pembagian obat kulit berdasarkan jenisnya: 1. Obat kulit golongan Antiinfeksi 2. Obat kulit golongan Antiinfeksi dengan kortikosteroid (untuk dermatitis) 3. Obat kulit golongan Kortikosteroid (untuk eksim) 4. Obat Jerawat 5. Obat kulit golongan antijamur & antiparasit topikal 6. Obat kulit untuk Psoriasis, seboroik & iktiosis 7. Obat kulit golongan Antivirus topikal 1

Upload: jan-morado

Post on 18-Jan-2016

121 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tentang ketokonazole

TRANSCRIPT

Page 1: Ketoconazole

OBAT KULIT

Kulit merupakan bagian yang penting dari penampilan, sehingga bila ada masalah pada kulit

akan menimbulkan ketidaknyamanan. Gangguan dari luar, infeksi, ketidakseimbangan

hormon, proses menua, dan stres emosional dapat mempengaruhi kulit dengan banyak cara.

Untuk menghilangkan masalah pada kulit, dapat menggunakan obat kulit. Obat kulit tersedia

di pasaran baik obat kulit yang dijual bebas maupun harus dengan resep dokter. Namun,

diperlukan informasi lebih lanjut untuk memutuskan obat kulit yang sesuai dengan penyakit

yang diderita.

Berikut ini pembagian obat kulit berdasarkan jenisnya:

1. Obat kulit golongan Antiinfeksi

2. Obat kulit golongan Antiinfeksi dengan kortikosteroid (untuk dermatitis)

3. Obat kulit golongan Kortikosteroid (untuk eksim)

4. Obat Jerawat

5. Obat kulit golongan antijamur & antiparasit topikal

6. Obat kulit untuk Psoriasis, seboroik & iktiosis

7. Obat kulit golongan Antivirus topikal

8. Obat kulit golongan Analgesik & antiinflamasi topikal (untuk terkilir)

1

Page 2: Ketoconazole

Gambar Struktur Kulit

1. Obat kulit golongan Antiinfeksi

Suatu antibiotik diberikan secara topikal (melalui kulit) untuk

mencegah terjadinya infeksi oleh bakteri-bakteri. Umumnya berupa

antibiotik yang absorpsinya baik melalui kulit, seperti golongan

penisilin, eritromisin dan sefalosporin.

2. Obat kulit golongan Antiinfeksi dengan kortikosteroid

Obat kulit antibiotik yang diberikan bersama kortikosteroid

memberikan efek yang optimal. Di satu sisi, antibiotik membunuh

bakteri yang menginfeksi, sedangkan di sisi lain kortikosteroid

memulihkan radang dan infeksi pada kulit yang terganggu.

Obat kulit golongan ini dapat digunakan untuk mengobati dermatitis.

Pemakaian sediaan yang mengandung kortikosteroid harus sesuai

anjuran dokter meskipun penggunaan secara topikal relatif lebih

aman.

3. Obat kulit golongan Kortikosteroid

Obat kulit yang mengandung kortikosteroid diberikan untuk

membantu sintesis protein kulit yang terganggu, misal pada eksim.

2

Page 3: Ketoconazole

4. Obat Jerawat

Jerawat (akne) umum dialami oleh remaja bahkan dewasa dan

disebabkan oleh berbagai faktor. Jerawat adalah pembengkakan

folikel sebaseous yang berada pada wajah, punggung, dada dan

lengan atas.

Terapi umum untuk jerawat meliputi salep yang mengandung

antibakteri yang kuat, benzoyl peroxide, retin-A. Selain itu, sediaan

anti jerawat yang mengandung resorsinol atau asam salisilat dapat

membantu mengeringkan kelebihan minyak dan mempercepat

pengelupasan.

5. Obat kulit golongan Antijamur & antiparasit topikal

Indonesia yang memiliki iklim tropis berakibat suhu udara yang

panas dan lembab. Fungi dapat tumbuh di daerah kulit manusia yang

lembab misalnya ketiak, selangkangan, bahkan payudara. Obat jamur

mengandung griseofulvin, golongan imidazol (mikonazol,

klotrimazol), tolnaftat, nistatin.

Umumnya, fungisida ini bekerja menghambat jamur dengan

mengganggu aktivitas sel jamur sehingga menjadi rusak. Antijamur

ini diberikan berupa krim atau salep yang dapat dioleskan langsung

pada daerah yng terinfeksi jamur. Namun, suatu anti jamur dapat

diberikan secara sistemik sebagai tambahan bila infeksi sudah

meluas.

6. Obat kulit untuk Psoriasis, Seboroik & Iktiosis

Psoriasis adalah penyakit kulit kronis yang dapat kambuh bila lapisan

3

Page 4: Ketoconazole

kulit luar tumbuh secara abnormal. Pada kulit berbentuk bercak

merah dan dilindungi oleh sisik tebal, kering, keperak-perakan.

Seboroik adalah bintik-bintik kecil berwarna coklat kehitaman yang

muncul pada mereka yang usianya lanjut, sedangkan iktiosis adalah

penyakit kulit kering dan bersisik.

Krim dan salep steroid dapat digunakan untuk mengontrol psoriasis.

Selain itu, salep yang mengandung calcipotriene atau turunannya

yang merupakan vitamin D3 analog merupakan agen topikal yang

dapat digunakan untuk mengobati psoriasis.

7. Obat kulit golongan Antivirus topikal

Virus juga dapat menyebabkan penyakit kulit seperti cacar dan

herpes. Antivirus yang pemakaiannya langsung pada kulit yang sakit

seperti acyclovir pada penyakit cacar sangat membantu

penyembuhan.

8. Obat kulit golongan Analgesik & antiinflamasi topikal

Ada obat kulit yang memiliki 2 fungsi sekaligus yaitu sebagai

Analgesik (meredakan nyeri), dan Antiinflamasi (meredakan

radang). Obat-obatan ini mengandung ketoprofen, metil salisilat,

mentol. dll. Obat tersebut dapat digunakan untuk artritis ruematoid,

osteoartritis, kaki terkilir, dll.

KETOCONAZOLE

Ketoconazole, adalah antijamur golongan imidazol yang banyak digunakan sebagai

antijamur sistemik. Sistemik disini berarti obat anti jamur yang bekerja secara sistemik, obat-

obatan sistemik biasanya dikonsumsi per oral/ diminum. Obat ini larut dalam air dan dalam

pH asam.

4

Page 5: Ketoconazole

Ketoconazole adalah obat antijamur per oral yang bekerja sistemik, yang penyerapan

obatnya berbeda-beda tiap individu. Obat ini berguna dalam menekan aktivitas pertmbuhan

berbagai jamur. Penyerapan obat ini akan terhambat jika pH lambung bersifat basa. Sehingga

tidak dianjurkan konsumsi obat ini bersama antasida atau obat mag. Sedangan pengaruh

makanan tidak terlalu berpengaruh dalam penyerapan obat ini, namun sebaiknya penggunaan

obat ini diminum sesudah makan, karena asama lambung akan dihasilkan lebih banyak dalam

lambung sesaat sesudah makan. Sehingga, obat lebih mudah diserap oleh usus. Jika

bersamaan dengan antasida, diberi jarak minimal setengah jam sebelum atau sesudah

mengonsumsi antasida.

Ketoconazole adalah obat antifungi sintetik yang digunakan untuk mencegah dan

mengobati kulit dari infeksi jamur, terutama pada pasien infeksi jamur dari penyakit AIDS.

secara okmersial obat ini digunakan sebagai bahan anti-dandruff (anti ketombe) pada

shampoo, salep kulit, dan tablet. Contoh produk yang mengandung obat ini adalah Johnson

and Johnson.  Ketokonazol biasanya diresepkan untuk infeksi topikal seperti athletes foot,

kurap, kandidiasis (infeksi ragi atau jamur), dan gatal atlet.

Obat ini tidak dianjurkan bagi penderita gangguan jantung. Karena reaksinya dengan

beberapa obat seperti terfenadin (antihistamin/antialergi) dapat menyebabkan aritmia

ventrikel jantung/ gangguan ritme bilik jantung. Tidak dianjurkan juga bagi penderita

meningitis karena penetrasinya kurang baik.

Obat ini tersedia dalam tablet 200mg, krim 2%. Dosis yang dianjurkan pad dewsa

adalah satu kali 200-400 mg. Nama dagang dari obat ini antara lain Nizoral ,Xolegel ,Extina

Ketoconazole Cream ,Allegra-D 24 Hour

Mekanisme kerja 

Seperti azole jenis yang lain, ketoconazole berinterferensi dengan biosintesis

ergosterol, sehingga menyebabkan perubahan sejumlah fungsi sel yang berhubungan

dengan membran.

Farmakokinetik

5

Page 6: Ketoconazole

Absorbsi          : diserap baik melalui saluran cerna dan  menghasilkan kadar plasma

yang cukup untuk menekan aktivitas berbagai jenis  jamur. Penyerapan melalui

saluran cerna akan berkurang pada penderita dengan pH lambung yang tinggi,pada

pemberian bersama antasid.

Distribusi         : ketokonazol setelah diserap belum banyak diketahui.

Ekskresi           : Diduga ketokonazol diekskresikan   bersama cairan empedu ke

lumen usus  dan hanya sebagian kecil saja yang dikeluarkan bersama urin, semuanya

dalam bentuk metabolit yang tidak aktif.

Efek samping 

Efek toksik lebih ringan daripada Amfoterisin B.

Mual dan muntah merupakan ESO paling sering dijumpai

ESO jarang :  sakit kepala, vertigo, nyeri epigastrik, fotofobia, parestesia, gusi

berdarah, erupsi kulit, dan trombositopenia.

Indikasi

Ketokonazol terutama efektif untuk histoplasmosis paru, tulang, sendi dan jaringan

lemak.

Kehamilan dan laktasi

Obat ini sebaiknya tidak diberikan pada wanita hamil karena pada tikus, dosis 80

mg/kgBB/hari menimbulkan cacat pada jari  hewan coba tersebut.

CTM

6

Page 7: Ketoconazole

Klorfeniramin maleat adalah turunan alkilamin yang merupakan antihistamin dengan indeks

terapetik (batas keamanan) cukup besar dengan efek samping dan toksisitas yang relatif

rendah (Siswandono, 1995).

Klorfeniramin maleat merupakan obat golongan antihistamin penghambat reseptor H1 (AH1)

(Siswandono, 1995). Pemasukan gugus klor pada posisi para cincin aromatik feniramin

maleat akan meningkatkan aktifitas antihistamin. Berdasarkan struktur molekulnya, memiliki

gugus kromofor berupa cincin pirimidin, cincin benzen, dan ikatan –C=C- yang mengandung

elektron pi (?) terkonjugasi yang dapat mengabsorpsi sinar pada panjang gelombang tertentu

di daerah UV (200-400 nm), sehingga dapat memberikan nilai serapan (Silverstein,

1986;Rohman, 2007).

Spektrum serapan UV klorfeniramin maleat bergantung kepada pelarutnya. Pada suasana

netral klorfeniramin maleat memberikan serapan maksimum pada panjang gelombang 261

nm, sedangkan dalam metanol klorfeniramin maleat memberikan serapan maksimum pada

panjang gelombang 250-275 nm (Florey, 1983).

Klorfeniramin maleat mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 100,5%

C6H19ClN2.C4H4O4, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan dan memiliki berat molekul

390,67. Klorfeniramin maleat berupa serbuk hablur, putih; tidak berbau, larutan mempunyai

pH antara 4 dan 5, mudah larut dalam air, larut dalam etanol dan kloroform; sukar larut dalam

eter dan dalam benzena (Farmakope IV, 1995).

Mekanisme kerja klorfeniramin maleat adalah sebagai antagonis reseptor H1, klorfeniramin

maleat akan menghambat efek histamin pada pembuluh darah, bronkus dan bermacam-

7

Page 8: Ketoconazole

macam otot polos; selain itu klorfeniramin maleat dapat merangsang maupun menghambat

susunan saraf pusat (Tjay, 2002; Siswandono, 1995).

Klorfeniramin maleat memberikan efek samping walaupun juga bersifat serius dan kadang-

kadang hilang bila pengobatan diteruskan. Efek samping yang sering terjadi adalah sedatif,

gangguan saluran cerna, mulut kering, kesukaran miksi. Kontraindikasi dari klorfeniramin

maleat ini menimbulkan aktivitas antikolinergik yang dapat memperburuk asma bronkial,

retensi urin, glaukoma. Klorfeniramin memiliki interaksi dengan alkohol, depresan syaraf

pusat, anti kolinergik (IONI, 2001; Tjay, 2002).

Indikasi:

Pengobatan pada gejala-gejala alergis, seperti: bersin, rinorrhea, urticaria, pruritis, dll.

Kontra Indikasi:

N/A

Komposisi:

Tiap tablet mengandung:

Chlorpheniramini maleas 4 mg

8

Page 9: Ketoconazole

Efek Samping:

Kadang-kadang menyebabkan rasa ngantuk.

Perhatian:

Selama minum obat ini, jangan mengendarai kendaraan bermotor atau menjalankan mesin.

Takaran Pemakaian:

Dewasa: 3 - 4 kali sehari 0.5 - 1 tablet.

Anak-anak 6 - 12 tahun: 0.5 dosis dewasa.

Anak-anak 1 - 6 tahun: 0.25 dosis dewasa.

ANTIBIOTIK

Pengertian

Antibiotika ialah zat yang dihasilkan oleh mikroba terutama fungi, yang dapat menghambat

pertumbuhan atau membasmi jenis mikroba lain.

Antibiotika ( latin : anti = lawan, bios = hidup ) adalah xzat-zat kimia yang dihasilkan miro

organisme hidup tertuam fungi dan bakteri ranah. Yang memiliki kahsiat mematikan atau

mengahambat pertumbuahn banyak bakteri dan beberapa virus besar, sedangkan toksisitasnya

bagi manusia relative kecil.9

Page 10: Ketoconazole

2.2 Pembuatan Antibiotika

Pembuatan antibiotika lazimnya dilakukan dengan jalan mikrobiologi dimana mikro

organisme dibiak dalam tangki-tangki besar dengan zat-zat gizi khusus. Kedalam cairan

pembiakan disalurkan oksigen atau udara steril guna mempercepat pertumbuhan jamur

sehingga produksi antibiotiknya dipertinggi setelah diisolasi dari cairan kultur, antibiotika

dimurnikan dan ditetapkan aktifitasnya beberapa antibiotika tidak dibuat lagi dengan jalan

biosintesis ini, melakukan secara kimiawi, antara lain kloramfenikol

2.3 Aktivitas

Umumnya dinyatakan dalam suatu berat (mg),kecuali zat yang belum sempurna

pemurniannya dan terdiri dari campuran beberapa zat misalnya polimiksin B basitrasin, atau

karena belum diketahui struktur kimianya, seperti, nistatin

2.4 Mekanisme Kerja

Beberapa antibiotika bekerja terhadap dinding sel ( penisilin dan sefalosforin ) atau membran

sel ( kleompok polimiksin), tetapi mekanisma kerja yang terpenting adalah perintangan

selektif metabolisme protein bakteri sehingga sintesis protein bakteri, sehingga sintesis

protein dapat terhambat dan kuman musnah atau tidak berkembang lagi misalnya

kloramfenikol dan tetrasiklin

2.5 Penggunaan Lainnya

Diluar bidang terapi, antibiotik digunakan dibidang peternakan sebagai zat gizi tambahan

guna mempercepat pertumbuhan ternak, dan unggas yang diberi penisilin, tetrasiklin

erithomisin atau basitrasin dalam jumlah kecil sekali dalam sehari harinya, bertumbuh lebih

besar dengan jumlah makanan lebih sedikit.

10

Page 11: Ketoconazole

KORTIKOSTEROID

Kortikosteroid topikal digunakan untuk menekan peradangan pada kulit yang

meredakan ruam eksim. Mengendalikan gatal mengurangi keinginan untuk menggaruk dan

karenanya mengurangi kemungkinan eksim terinfeksi.

Dalam kasus di mana eksim terinfeksi perlu diresepkan kortikosteroid topikal yang

juga mengandung antibiotik atau antiseptik. Steroid topikal diserap ke dalam sel-sel kulit,

menghentikan sel-sel dari memproduksi berbagai bahan kimia penyebab peradangan yang

biasanya dilepaskan ketika kulit bereaksi terhadap alergen atau iritasi, termasuk prostaglandin

dan berbagai zat inflamasi lainnya, menyebabkan pembuluh darah untuk melebar dan sel

inflamasi lainnya tiba, sehingga daerah yang terkena kulit menjadi merah, bengkak dan gatal.

Dengan mencegah bahan inflamasi yang dikeluarkan pada kulit, kortikosteroid mengurangi

peradangan dan meredakan gejala seperti gatal.

11