kesehatan masyarakat akbid hafshawaty zainul hasan genggong probolinggo
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Masalah kesehatan merupakan masalah yang sangat penting yang di hadapi
oleh masyarakat kita saat ini .Semakin maju teknologi di bidang kedokteran,
semakin banyak pula macam penyakit yang mendera masyarakat. Hal ini tentu
saja di pengaruhi oleh faktor tingkah laku manusia itu sendiri.
Kesehatan merupakan kebutuhan dengan hak setiap insan agar dapat
kemampuan yang melekat dalam diri setiap insan. Hal ini hanya dapat dicapai bila
masyarakat, baik secara individu maupun kelompok, berperan serta untuk
meningkatkan kemampuan hidup sehatnya.
Kemandirian masyarakat diperlukan untuk mengatasi masalah kesehatannya
dan menjalankan upaya peecahannya sendiri adalah kelangsungan pembangunan.
GBHN mengamanatkan agar dapat dikembangkan suatu sistem kesehatan
nasional yang semakin mendorong peningkatan peran serta masyarakat.
Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui,
bayi dan anak balita serta anak prasekolah. Pemberdayaan Masyarakat bidang
KIA merupakan upaya memfasilitasi masyarakat untuk membangun sistem
kesiagaan masyarakat dalam upaya mengatasi situasi gawat darurat dari aspek non
klinis terkait kehamilan dan persalinan. Sistem kesiagaan merupakan sistem
tolong-menolong, yang dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat, dalam hal
penggunaan alat transportasi/komunikasi (telepon genggam, telpon rumah),
pendanaan, pendonor darah, pencatatan-pemantaun dan informasi KB. Dalam
pengertian ini tercakup pula pendidikan kesehatan kepada masyarakat, pemuka
masyarakat, pemuka masyarakat serta menambah keterampilan para dukun bayi
serta pembinaan kesehatan akan di taman kanak-kanak.
1
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan tentang konsep epidemologi!
2. Jelaskan tentang issu kesehatan lingkungan!
3. Jelaskan tentang surveilans dalam praktik kebidanan1
4. Jelaskan tentang pencegahan penyakit yang berkaitan dengan kesehatan ibu
dan anak!
5. Jelaskan tentang advokasi, kemitraan dan pemberdayaan masyarakat untuk
mendukung upaya – upaya kesehatan ibu dan anak!
6. Jelaskan tentang pendidikan kesehatan pada masyarakat!
7. Jelaskan tentang pencatatan dan pelaporan kesehatan masyarakat!
8. Jelaskan tentang teknologi kebidanan tepat guna!
9. Jelaskan tentang system pelayanan kesehatan dan system rujukan!
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang konsep epidemologi
2. Untuk mengetahui tentang issu kesehatan lingkungan
3. Untuk mengetahui tentang surveilans dalam praktik kebidanan
4. Untuk mengetahui tentang pencegahan penyakit yang berkaitan dengan
kesehatan ibu dan anak
5. Untuk mengetahui tentang advokasi, kemitraan dan pemberdayaan
masyarakat untuk mendukung upaya – upaya kesehatan ibu dan anak
6. Untuk mengetahui tentang pendidikan kesehatan pada masyarakat
7. Untuk mengetahui tentang pencatatan dan pelaporan kesehatan masyarakat
8. Untuk mengetahui tentang teknologi kebidanan tepat guna
9. Untuk mengetahui tentang system pelayanan kesehatan dan system rujukan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP EPIDEMOLOGI
Konsep dasar epidemologi
1. Definisi epidemologi
Epidemilogi berasal dari bahasa Yunani, yaitu (Epi=pada, Demos=penduduk,
logos = ilmu), dengan demikian epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari
hal-hal yang berkaitan dengan masyarakat.
2. Konsep sehat sakit
Menurut WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan
yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas
dari penyakit atau kelemahan (WHO, 1947).
seseorang dikatakan sakit apabila ia menderita penyakit menahun (kronis),
atau gangguan kesehatan lain yang menyebabkan aktivitas kerja/kegiatannya
terganggu. Walaupun seseorang sakit (istilah sehari -hari) seperti masuk
angin, pilek, tetapi bila ia tidak terganggu untuk melaksanakan kegiatannya,
maka ia di anggap tidak sakit
3. Factor kausal terjadinya penyakit
Konsep dasar dan proses terjadinya penyakit dalam epidemiologi berkembang
dari rantai sebab akibat menuju suatu proses kejadian penyakit yaitu proses
interaksi antara manusia (pejamu) dengan berbagai sifatnya (biologis,
Fisiologis, Psikologis, Sosiologis dan antropologis), dan dengan penyebab
(agent) serta lingkungan (Enviroment).
Menurut John Gordon, model segitiga epidemiologi menggambarkan
interaksi tiga komponen penyakit yaitu manusia (Host), penyebab (Agent)
dan lingkungan (Enviromet).
B. ISSU KESEHATAN LINGKUNGAN
1. Disparitas status kesehatan
Disparitas adalah perbedaan; jarak: adanya upah yang diterima oleh para
pekerja pabrik itu. Di Indonesia yang sungguh kaya luar biasa ini,status
Menghalangi pemiliknya untuk mendapatkan hak kesehatan yang layak. ,
masyarakat, media massa , politikus bahkan insan kesehatan masih
3
memandang hak kesehatan hanya pada hak untuk memperoleh pelayanan
kuratif dirumah sakit dan puskesmas .
2. Beban ganda penyakit
Bagi masyarakat Indonesia khususnya, penyakit memiliki beban ganda,yang
pertama adalah rasa sakit yang diderita dan Uang yang cukup banyak Untuk
mengatasi masalah penyakit yang dideritanya.
3. Kinerja pelayanan kesehatan yang masih rendah
JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat, Agung
Laksono, menilai kinerja pelayanan kesehatan masih rendah terutama di
daerah tertinggal, terpencil, perbatasan dan pulau-pulau terluar. Dikatakan,
hingga saat ini jumlah dan distribusi dokter, bidan serta perawat belum
merata dimana disparitas rasio dokter umum per 100.000 penduduk antar
wilayah masih tinggi. "Indonesia mengalami kekurangan pada hampir semua
tenaga kesehatan yang diperlukan,
4. Perilaku masyarakat yang kurang mendukung
Dewasa ini sikap masyarakat Indonesia juga sama buruknya dengan system
yang mengatur kesehatan.Jika anda berkunjung ke Jakarta misalnya, lihatlah
sungai disana kini sungai di Jakarta mengalami perubahan fungsi, fungsi
sungai bukan lagi menjadi tata perairan kota tapi tempat sampah umum.
5. Rendahnya kondisi kesehatan lingkungan
Rendahnya Pembangunan Ekonomi yang belum merata adalah biang keladi
pokok masalah ini.hal tersebut menimbulkan kesenjangan soasial baik
papan,sandang dan pangan.
6. Rendahnya pemanfaatan fasilitas pemerintah & keterjangkauan
Fasilitas pelayanan kesehatan dasar, yaitu Puskesmas yang diperkuat dengan
Puskesmas Pembantu dan Puskesmas keliling, telah didirikan di hampir
seluruh wilayah Indonesia. Saat ini, jumlah Puskesmas di seluruh Indonesia
adalah 7.550 unit, Puskesmas Pembantu 22.002 unit dan Puskesmas keliling
6.132 unit.
7. Rendahnya status kesehatan penduduk miskin
Angka kematian bayi pada kelompok termiskin adalah 61 dibandingkan
dengan 17 per 1.000 kelahiran hidup pada kelompok terkaya.Penyakit infeksi
4
yang merupakan penyebab kematian utama pada bayi dan balita, seperti
malaria dan TBC, lebih sering terjadi pada masyarakat miskin.
C. SURVEILANS DALAM PRAKTIK KEBIDANAN
1. Pengertian
Kegiatan pemantauan secara cermat dan terus-menerus terhadap berbagai
faktor yang menentukan kejadian dan penyebaran penyakit atau gangguan
kesehatan yang meliputi pengumpulan, analisis, interpretasi, dan
penyebarluasan data sebagai bahan untuk penanggulangan dan pencegahan
(WHO)
2. Prinsip surveilans
3. Komponen surveilans
1. Pengumpulan data
2. Pengolahan
3. Analisis dan Intrepretasi data
4. Distribusi Data
5. Evaluasi
Kegiatan yang utama àpengumpulan data (menentukan kelompok yang
beresiko, penyebab penyakit dan karakteristiknya, reservoir penyakit
infeksi, memastikan keadaan yang menyebabkan transmisi penyakit, dan
mencatat kejadian penyakit)
5
4. Jenis surveilans
1. SURVEILANS AKTIF :
Pengamatan kasus dilakukan secara langsung ke lapangan.
Hasil yang diperoleh lengkap dan jauh lebih baik
Dibutuhkannya dana dan tenaga khusus.
2. SURVEILANS PASIF :
Pengamatan kasus dilakukan secara tidak langsung, yaitu melalui laporan.\
Hasil yang diperoleh kurang lengkap.
5. Macam – macam surveilans
6. Manfaat surveilans
a. Dapat menjelaskan pola penyakit yang sedang berlangsung
b. Mengevaluasi tindakan pengendalian penyakit dan penyediaan data
untuk perencanaan pelayanan kesehatan
c. Monitoring kecenderungan penyakit endemis
6
d. Mempelajari riwayat alamiah penyakit dan untuk mendeteksi
adanya KLB
e. Memberikan informasi dan data dasar untuk penentuan prioritas,
pengambilan kebijakan, perencanaan, implementasi, dan alokasi
sumber data kesehatan
7. Evaluasi surveilans
à Menilai apakah masalah kesehatan harus berada dalam pengawasan
surveilans
à Menilai apkah sistem surveilan berjalan scr efektif
Evaluasi Sistem Menurut Sifat-Sifat :
•Simplicity (Kesederhanaan) à struktur dan pengoperasiannya, disusun
dng sederhana & tujuan tercapai
•Fleksibility (Keluwesan) à dapat menyesuaikan diri dng perubahan
informasi tanpa disertai peningkatan kebutuhan, biaya, tenaga & waktu
Ex: dapat menerima perubahan definisi kasus, penyakit & masalah
kesehatan yg baru diidentifikasi
•Acceptibility (Kemudahan diterima) : menggambarkan kemauan seseorang
atau organisasi dlm melaksanakan system surveilans
Ex: angka keikutsertaan dr perorangan/organisasi
•Representativeness(Menggambarkan)
à menggambarkan secara akurat
•Timeliness (Ketepatan waktu)àmenggambarkan kecepatan atau
kelambatan diantara langkah2 dlm satu system surveilans
•Sensitivity (Sensitiv): ditentukan o/ validitas informasi yg dukumpulkan o/
sistem dan pengumpulan informasi diluar system u/ menentukan
frekuensi keadaan & komuniti
•Prediktive value positive: populasi yg diidentifikasi sbg kasus o/
surveilanse & kenyataannya memang kasus
7
D. PENCEGAHAN PENYAKIT YANG BERKAITAN DENGAN
KESEHATAN IBU DAN ANAK
1. Konsep dasar pencegahan
• Pengertian:
Pencegahan atau prevention dapat diartikan sebagai tindakan yang
dilakukan sebelum peristiwa yang diharapkan akan terjadi, sehingga
peristiwa tadi tidak terjadi atau dapat dihindari
àBertindak mendahului (to come before or procede) atau mengantisipasi
(to anticipate) yang menyebabkan sesuatu proses tidak mungkin
berkembang lebih lanjut.
2. Pencegahan primer
Pencegahan primer yang dilakukan dalam fase pre-patogenesis sebelum
proses penyakit terjadi. Terbagi menjadi 2 tahap yaitu
a. Health promotion: u/ pembinaan & memajukan kesehatan scr umum &
kesejahteraaan individu atau kelompok.
b. Specifik protection: sudah tertuju kepada jenis penyakit atau masalah
kesehatan tertentu.
3. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder dimana proses penyakit sudah mulai memasuki fase
pathogenesis tapi masih dalam tahap ringan dan belum nyata. Ex: diagnosa
dini & pengobatan langsung à pem. Lab, biomedis, dll
à metode yang tergolong screening / case funding ( aktif dan pasif) u/
menemukan kasus subklinis berbagai penyakit endemis
à Manthoux test thd TB, Papsmear thd ca cx, HIV thd AIDS, VDRL thd
sifilis, dll
4. Pencegahan tersier
Pencegahan tersier dimana dalam fase pathogenesis tersebut proses penyakit
sudah nyata dan berlanjut dan mungkin dalam taraf dan akan berakhir atau
dlm fase penembuhan, tahap pemulihan. Tahap pencegahan tersier
a. Disability limitation : tindakan agar penyakit tidak berlanjut & berkembang
menjadi lebih parah, jika sudah parah maka à mencegah kematian.
8
b. Rehabilitation: tindak lanjut setelah penderita berhasil melalui disability
atau ketidakmampuannya &masuk dalam proses penyembuhan. ex: fisioterapi
& perawatan neurologis u/ penderita polio
5. Program kesehatan yang terkait dalam meningkatkan status kesehatan
ibu dan anak
Pemeliharaan Kesehatan Ibu
1. Perkawinan yang sehat.
Memenuhi kriteria umur calon pasangan, yaitu 20-35 th, memenuhi kaidah
kesiapan pasangan suami istri dlm aspek biopsikososial, ekonomi, &
spiritual
2. Keluarga yang sehat
salah satu upaya untuk membentuk keluarga yg sehat adalah memiliki
nilai-nilai kuat yg dianut oleh seluruh anggota keluarga.
3. Pemeliharaan Kesehatan Ibu pada usia remaja
Makin maju atau meningkatnya kualitas hidup masyarakat di suatu negara,
tren kehidupan reproduksi remaja jg berubah . Peningkatan kualitas hidup,
gizi, pengetahuan à menstruasi lebih awal, prilaku seks. Yg kurang baik,
memungkinkan tjd kehamilan memberdayakan keluarga u/ meningkatkan
ketahanan nonfisik menghadapi arus globalisasi.
4. Pemeliharaan kesehatan Ibu pada masa kehamilan, persalinan dan nifas
ex: standar ANC 14 T , keb.nutrisi bumil, persalinan di tenaga kesehatan,
keb. Nutrisi bufas
5. Pelayanan kesehatan pd BBL / neonatus
6. Pelayanan kesehatan anak balita
E. PENDIDIKAN KESEHATAN PADA MASYARAKAT
1. Pengertian
Pendidikan Kesehatan: Suatu upaya atau kegiatan untuk menciptakan
perilaku masyarakat yang kondusif untuk kesehatan (Notoatmodjo, 2007: 12)
Penyuluhan Kesehatan: Proses perubahan perilaku dikalangan masyarakat
agar mereka tahu, mau dan mampu melakukan perubahan demi tercapainya
kesehatan yang lebih baik
9
2. Prinsip Pendidikan dan Penyuluhan Kesehatan
• Merupakan kumpulan pengalaman dimana saja dan kapan saja sepanjang
dapat mempengaruhi pengetahuan sikap dan kebiasaan sasaran pendidikan
• Tidak dapat secara mudah diberikan oleh seseorang kepada orang lain
àsasaran pendidikan yg dpt merubah tingkah lakunya sendiri
• Pendidikàmengubah sikap dan tingkah laku individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat
• Dikatakan berhasil àsasaran pendidikan mengubah sikap sesuai dengan
tujuan yg ditetapkan
3. Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan
4. Metode Pendidikan Kesehatan
5. Alat Bantu/ Media
Mempermudah penerimaan informasi pada sasaran
Macam-macam alat bantu pendidikan:
1. Visual aids : slide, film, dll
10
2. Audio aids : radio, pita suara, dll
3. Audio visual aids : TV, VCD
6. Perilaku kesehatan
Pengertian : Suatu respon seseorang (organisme) thd stimulus yg berkaitan dg
sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan.
Perilaku Kesehatan mencakup
1. Perilakau sesorang thd sakit dan penyakit: baik secara pasif ( mengetahui,
mempresepsipenyakit & rasa sakit yyg ada pd dirinya) & aktif (tindakan)
2. Perilaku thd pelayanan kesehatan : respon thd pelayanan kesehatan
tradisional maupun modern
3. Perilaku thd makanan : respon bahwa makanan adlh kebutuhan vitalàzat
gizi, pengelolaan, dll.
4. Perilaku thd lingkungan kesehatan : dlm hal air bersih, pembuangan air
kotor, limbah, rumah sehat, dll)
7. Domain/ ranah/kawasan Perilaku
• Ranah kognitif
• Ranah afektif
• Ranah psikomotor
diukur dari
a. Pengetahun (knowledge)
b. Sikap & tanggapan (attitude)
11
c. Praktek atau tindakan yang dilakukan (practice)
8. Perubahan perilaku
Teori Perubahan Perilaku
1) Teori Stimulus-Organisme-Respon (S-O-R)
stimulus yg diberikan dapat ditolak/diterima, apabila stimulus telah
mendapatkan perhatian dr organismeàproses berikutnya(seperti gambar
sbelumnya)
2) Teori Fungsi
Stimulasi yg dpt mengakibatkan perubahan perilaku seseorang apabila
stimulasi tsb dpt dimengerti dlm konteks keb. org tsb.
3) Teori Kurt Lewin
Perilaku manusia adalah suatu keadaan yg seimbang antara kekuatan
pendorong & kekuatan penahan
9. Bentuk Perubahan Perilaku Perilaku alamiah (natural change)
perubahan perilaku yg disebabkan kejadian alamiah à keluarga di dalamnya jg mengalami perubahan
Perubahan rencana ( planed change)perubahan perilaku krn direncanakan sendiri. ex: perokokà berhenti merokok
Kesediaan u/ berubah, ex: adanya inovasi baru
12
F. PENCATATAN DAN PELAPORAN KESEHATAN MASYARAKAT
1. Pengertian
Pencatatan (recording) dan pelaporan (reporting) berpedoman terpadu
puskesmas adalah kegiatan pencatatan dan pelaporan data umum, sarana,
tenaga, dan upaya pelayanan kesehatan di puskesmas termasuk puskesmas
pembantu.
2. Tujuan :
a. Tersedianya data yang meliputi keadaan fisik, tenaga, sarana dan kegiatan
pokok puskesmas secara akurat tepat waktu dan mutakir
b. Terlaksananya pelaporan data data secara teratur di berbagai jenjang
administrasi sesuai dengan peraturan yang berlaku
c. Dipergunakan data tersebut untuk pengambilan keputusan dalam rangka
pengelolaan program kesehatan masyarakat melalui puskesmas diperbagai
tingkat administrasi
3. Batasan dari pencatatan dan pelaporan
a. Melakukan pencatatan tiap kegiatan & melaporkan kepada instansi yg
berwenang àlaporan lengan dng format yg ditetapkan
b. Melakukan pencatatan data semua kegiatan dlm triwulan,
tahunanàrekapitulasi kegiatan triwulan, tahunan kpd instansi yg
berwenang dng menggunakan format yg ditetapkan
4. Ruang Lingkup
1. SP2TP dilakukan oleh semua puskesmas termasuk puskesmas pembantu
dan puskesmas keliling
2. Pencatatan dan pelaporan mencakup :
a. Data umum dan demografi wilayah kerja puskesmas
b. Data ketenagaan di puskesmas
c. Data sarana yang dimiliki puskesmas
d. Data kegiatan pokok puskesmas baik dalam / luar gedung
5. Pengelolaan pencatatan
Jenis formulir standar yg digunakan dalam pencatatan adalah sbb
1. Rekam Kesehatan Keluarga (RKK) : family holder, pengguna RKK
diutamakan pada anggota keluarga yg mengidap/ dlm kondisi TB, kusta,
13
ibu hamil resiko tinggi, BBLR, balita KEKàalat bantu pencarian berkas
KTPK
2. Kartu rawat jalan
3. Kartu indeks penyakit àidentitas, riwayat & perkembangan penyakit, pd
TBC & kusta
4. Kartu Ibu: identitas, status kesehatan dari kehamilanàmelahirkan
5. Kartu anak : identitas, status kesehatan, pelayanan preventif, promotif,
kuratif pd balita & anak prasekolah
6. KMS balita, anak sekolah
7. KMS ibu hamil
8. KMS usia lanjut
9. Register
14
• Nomor indeks
pengunjung
puskesmas
• Rawat jalan
• Kunjungan
• Rawat inap
• KIA & KB
• Kohort ibu & balita
• Deteksi dini tumbuh
kembang dan gizi
• Penimbangan balita
• Imunisasi
• Gizi
• Kapsul beryodium
• Anak sekolah
• Sensus harian:
kunjunganm KIA,
imunisasi & penyakit
6. SP2TP (Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas)
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) yang berlaku
hingga saat ini adalah merujuk pada Keputuasn Dirjen Binkesmas No.
590/BM/DJ/INFO/V/96 (Departemen Kesehatan RI, 1998).
Pemanfaatan SP2TP
1. Untuk memenuhi administrasi pada jenjang yang lebih tinggi dalam tingkat
pembinaan , perencanaan, dan penetapan kebijaksanaan.
2. Dimanfaatkan puskesmas untuk peningkatan upaya kesehatan puskesmas
mealui :
a. perencanaan, ( perencanaan mikro )
b. penggerakan dan pelaksanaan ( loka karya mini
puskesmas )
c. pengawasan, pengendalian dan penilaian(stratifikasi )
Ada 2 jenis pencatatan kegiatan Puskesmas, yaitu :
Pencatatan di dalam gedung Puskesmas
Pencatatan di dalam gedung Puskesmas membutuhkan Kartu Tanda Pengenal
Keluarga (KTPK), Kartu Status Perorangan dan beberapa Buku Register.
Pencatatan di luar gedung Puskesmas
Pencatatan di luar gedung Puskesmas menggunakan beberapa Buku Register.
Jenis Laporan
1. Laporan harian untuk melaporkan kejadian luar biasa penyakit tertentu.
15
2. Laporan mingguan untuk melaporkan kegiatan penyakit yang sedang
ditanggulangi
3. Laporan bulanan untuk melaporkan kegiatan rutin progam.
7. Pengelolaan laporan
Bulanan
• Formulir LB 1 untuk data kesakitan
• Formulir LB 2 untuk Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat
(LPLPO)
• Formulir LB 3 untuk data Gizi, KIA, Imunisasi dan Pengamatan Penyakit
Menular
• Formulir LB 4 untuk data kegiatan Puskesmas
Tahunan
• Formulir LT-1 untuk data dasar Puskesmas
• Formulir LT-2 untuk data kepegawaian Puskesmas termasuk Bidan di desa
• Formulir LT-3 untuk data peralatan Puskesmas termasuk Puskesmas
Pembantu dan Puskesmas Keliling
Laporan Sentinel
Puskesmas-puskesmas yang telah ditetapkan untuk pemantauan program
tertentu selain mengirimkan laporan seperti yang telah disebutkan diatas, juga
mengirimkan laporan sentinel seperti :
LB1S untuk data penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) dan
Penyakit Diare, ISPA
LB2S untuk data KIA, Gizi, tetanus neonatorum dan Penyakit Akibat Kerja
8. Alur laporan
• Laporan dati dikirimkan ke dinas kesehatan dati 1 dan kanwil departemen
kesehatan provinsi serta pusat pembinaan kesehatan dlm bentuk rekapitulasi
dari laporan SP2TP mliputi
1. Laporan triwulan a. Hasil entry data/rekapitulasi laporan
LB1
16
b. Hasil entry data/rekapitulasi laporan
LB2
c. Hasil entry data/rekapitulasi laporan
LB3
d. Hasil entry data/rekapitulasi laporan
LB4
2. Laporan tahunan
a. Hasil entry data/rekapitulasi laporan
LT-1
b. Hasil entry data/rekapitulasi laporan
LT-2
c. Hasil entry data/rekapitulasi laporan
LT-3
Frekuensi laporan
a. Laporan triwulan: dikirim paling lambat tanggal 20, bulan berikutnya dari
triwulan yg dimaksud. Diberikan kepada
1. Kepala dinas kesehatan dati 1
2. Kepala kantor wilayah depkes provinsi
3. Depkes RI ditjen Binkesmas
b. Laporan tahunan: dikirim paling lanbat akhir bulan februari di tahun
berikutnya. Diberikan kepada
1. Kepala dinas kesehatan dati 1
2. Kepala kantor wilayah depkes provinsi
3. Depkes RI ditjen Binkesmas
9. Mekanisme pelaporan
17
18
G. TEKNOLOGI KEBIDANAN TEPAT GUNA
1. Pengertian Teknologi Kebidanan Tepat Guna
Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang
diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Teknologi tepat
guna adalah suatu alat yang sesuai dengan kebutuhan dan dapat berguna serta
sesuai dengan fungsinya.
Secara teknis teknologi tepat guna merupakan jembatan antara teknologi
tradisional dan teknologi maju. Oleh karena itu aspek-aspek sosio-kultural dan
ekonomi juga merupakan dimensi yang harus diperhitungkan dalam mengelola
teknologi tepat guna.
2. Macam / jenis Teknologi Kebidanan Tepat Guna
Macam – macam :
Fetal Doppler
Fetal Doppler Sunray
Staturmeter
Eye Protector Photo
Therapy
Alat Pengukur
Panjang Bayi
Breast Pupm
Lingkar Lengan Ibu
Hamil
Pengukur Panjang
Bayi (calipher)
Reflek Hammer /
Reflek Patela
Umbilical Cord Clem
Nylon
Tourniquet
Jenis – jenis
Pelatiham BCLS
Training Manajement K3 Laboraturium
Cara Penerapan dan Pendekatan Ergonomis
ISO baru / IEC standar pada penilaian resiko melengkapi peralatan manajement
resiko
Kinerja OHSAS 18001
3. Fungsi dan manfaat Teknologi Kebidanan Tepat Guna
Fungsi
Alat kesehatan yang digunakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.
Biaya yang digunakan cukup rendah dan relatif murah.
19
Teknis cukup sederhana dan mampu untuk dipelihara.
Mengurangi kesalahan dalam mendiagnosis suatu penyakit.
Manfaat
Dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang makin hari makin meningkat,
tentu hal itu di barengi dengan kemampuan masyarakatnya yang mampu
mengoperasionalkan dan memanfaatkateknologi tepat guna tersebut.
Teknologi tepat guna mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui
pemenuhan kebutuhannya, pemecahan masalahnya dan penambahan hasil
produksi yang makin meningkat dari biasanya. Teknologi tersebut relatif
mudah dipahami mekanismenya, mudah dipelihara dan mudah diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Teknologi tepat guna dapat mempermudah dan mempersingkat waktu pekerjaan
tenaga kesehatan dan klien.
Masyarakat mampu mempelajari, menerapkan, memelihara teknologi tepat
guna tersebut.
Masyarakat / klien bisa lebih cepat ditangani oleh tenaga kesehatan.
Hasil diagnosa akan lebih akurat, cepat, dan tepat
4. Dampak Teknologi Kebidanan Tepat Guna
Dampak positif sebagai berikut:
• Dengan adanya teknologi tepat guna dalam kebidanan, maka masyarakat akan
mendapat kemudahan dalam menjaga kesehatan yang lebih efisien dan efektif.
• Teknologi yang ada, dapat membuat kegiatan khususnya di dalam kebidanan
akan lebih sederhana dan mudah
Dampak negatif sebagai berikut :
• Jika penggunaannya teknologi tepat guna tidak sesuai dengan lingkup yang
memerlukan maka itu akan sia-sia. Contoh penggunaan USG di daerah
pedalaman, disana tidak orang yang mengelolanya dan tidak sesuai dengan
kebudayaan masyarakat disana.
20
• Dengan ketidaktepatan penggunaan alat tersebut maka akan berdampak buruk
terhadap pasien. Contoh : penggunaan USG pada pasien dengan cara-cara
yang tidak tepat.
• Penggunaan teknologi pada daerah pedalaman dengan tenaga yang tidak ahli
akan menimbulkan resiko terhadap pasien.
H. SISTEM PELAYANAN KESEHATAN DAN SISTEM RUJUKAN
1. Konsep Dasar Sistem Pelayanan Kesehatan
Sistem pelayanan kesehatan merupakan suatu yang sangat penting di dalam
dunia kesehatan melalui sistem ini diharapkan kualitas kesehatan khususnya di
Indonesia. Melalui sistem ini tujuan pembangunan kesehatan dapat tercapai
dengan cara efektif dan tepat sasaran. Keberhasilan sistem pelayanan kesehatan
tergantung dari berbagai komponen yang masuk dalam pelayanan kesehatan
diantaranya perawat, dokter, atau tim kesehatan lain yang saling menunjang.
2. Konsep Pelayanan Primer di Bidang Kesehatan
Pelayanan kesehatan primer /PHC adalah strategi yang dapat dipakai untuk
menjamin tingkat minimal dari pelayanan kesehatan untuk semua penduduk.
PHC menekankan pada perkembangan yang bisa diterima, terjangkau, pelayanan
kesehatan yang diberikan adalah essensial bisa diraih, yang essensial dan
mengutamakan pada peningkatan serta kelestarian yang disertai percaya diri
sendiri disertai partisipasi masyarakat dalam menentukan sesuatu tentang
kesehatan.
3. Institusi Pelayanan Kesehatan
a) Rumah sakit
b) Puskesmas
c) Pustu
d) Polindes
e) Poskesdes
f) Posyandu
g) BPM
4. Syarat Pokok Pelayanan Kesehatan
1) Tersedia dan berkesinambungan
2) Dapat diterima dan wajar
3) Mudah dicapai
21
4) Mudah dijangkau
5) Bermutu
5. Sistem Pelayanan Kesehatan di Indonesia
Pelayanan merupakan kegiatan dinamis berupa membantu menyiapkan,
menyediakan dan memproses, serta membantu keperluan orang lain. Pelayanan
kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-
sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan
perseorangan, keluarga, kelompok ataupun masyarakat.
6. Definisi Rujukan
Sistem rujukan adalah suatu sistem jaringan pelayanan kesehatan yang
memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas
timbulnya masalah dari suatu kasus atau masalah kesehatan masyarakat, baik
secara vertikal maupun horizontal, kepada yang lebih kompeten, terjangkau dan
dilakukan secara rasional .
7. Jenis – jenis rujukan
1) Rujukan medik.
2) Rujukan kesehatan
8. Alur rujukan
Dalam rangka pelaksanaan rujukan diperhatikan hal-hal yang menyangkut
tingkat kegawatan penderita, waktu dan jarak tempuh sarana yang dibutuhkan
serta tingkat kemampuan tempat rujukan.
1) Dari kader
2) Dari posyandu
3) Dari puskesmas pembantu
4) Dari pondok bersalin
22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan kesehatan masyarakat merupakan salah satu modal pokok dalam
rangka pertumbuhan dan kehidupan bangsa. Untuk mewujudkan hal ini secara
optimal diselenggarakan upaya kkesehatan.
Dalam pendidikan kesehatan akan menemukan masalah yang menghambat proses
belajar pendidikan bagi individu, keluarga, kelompok ataupun masyarakat. Salah
satu bentuk pemecahan masalah pendidikan kesehatan tersebut adalah dengan
pendekatan pendidikan kesehatandan dengan melakukan upaya
pendidikankesehatan dalam meningkatkan kemampuan atau perilaku untuk
mencapai pendidikankesehatan secara optimal.
B. Saran
Saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna , oleh sebab itu say mohon
kritikan dan saran dari teman-teman semuanya , khususnya kepada dosen
pembimbing demi kelengkapan makalah ini.
23
DAFTAR PUSTAKA
Mubarak Wahit Igbal, 2012. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Salemba MedikaSyafrudin, 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta Timur : CV. Trans Info MediaSoepardan,suryani.2008. “Konsep Kebidanan”. Jakarta : EGCPrawirohardjo,sarwono.2011. “Ilmu Kebidanan”. Jakarta : BPSPNotoatmojo,soekidjo.2008 “Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat”. Jakarta : Rineka CiptNotoatmojo soekidjo.2007.Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni.Jakarta
PT.RINEKA CIPTA
http://perpustakaanpusdiklataparatur.net/index.php?
option=com_content&view=article&id=64: kurikulum-penguji-kompetensi-
tenaga kesehatan&catid=38:kurikulum&Itemid=87 selasa 04 Desember 2012.
Ali, Zaidin. 2000. Dasar-dasar pendidikan kesehatan masyarakat, ed. 1.Depkes RI. Tt. Buku pedoman kerja Puskesmas jilid IIIIkatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia. 2012. Naskah Akademik Pendidikan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : (Online)Notoatmodjo, Soekidjo.2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat ; Prinsip-prinsip Dasar. Jakarta : Rineka CiptaNotoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan.Yogyakarta : AndiOffsetSukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.Wikipedia. 2013. Ilmu Kesehatan Masyarakat.http://id.wikipedia.org/wiki/
Ilmu_kesehatan_masyarakat. Diakses pada 04 April 2014.
24