kemampuan adaptasi nyamuk aedes aegpty terhadap kondisi air untuk tempat perindukan
DESCRIPTION
Berikut ini adalah materi tentang kemampuan adaptasi nyamuk Aedes aegpty terhadap kondisi air untuk tempat perindukanTRANSCRIPT
D3 Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
KEMAMPUAN ADAPTASI NYAMUK AEDES
AEGYPTI TERHADAP KONDISI AIR UNTUK TEMPAT PERINDUKANAN
Di susun Oleh:
Sri Handayani
P07133112056
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang1. Kejadian penyakit DBD meningkat dari
tahun ke tahun.
2. Pengendalian Aedes dengan fogging dan
insektisida belum berhasil menurunkan
densitas vektor.
3. Beberapa penelitian menemukan larva
Aedes di dalam sumur gali yang bertolak
belakang dengan teori.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah nyamuk Aedes aegypti mau
bertelur pada tandon yang tidak berisi air
bersih.
2. Apakah nyamuk Aedes aegypti mau
bertelur pada tandon air tercemar seperti
air tanah dan air comberan.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan
UmumTujuan
Khusus
Membuktikan bahwa
nyamuk Ae aegypti
dapat bertelur pada
berbagai perindukan
selain air bersih.
1. Membuktikan bahwa nyamuk Ae
aegypti dapat bertelur di air tanah.2. Membuktikan bahwa nyamuk Ae
aegypti dapat bertelur di air Comberan.
3. Menganalisis perbedaan rata-rata jumlah telur Ae aegypti berdasarkan jenis air pada TPA.
4. Membandingkan jumlah telur Ae
aegypti berdasarkan kombinasi jenis air pada tempat perindukan.
D. Manfaat Penelitian
Memberikan bukti bahwa nyamuk Aedes
aegepti dapat berkembang biak di luar air
bersih.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
A. Nyamuk
Aedes
aegypti
B. Sumber-
sumber
Air
1. Klasifikasi nyamuk Ae aegypti
2. Ciri-ciri nyamuk Ae aegypti
3. Siklus hidup nyamuk Ae aegypti
4. Bionomi tempat perindukan
atau perkembangbiakan
nyamuk Ae aegypti
1. Air Tanah
2. Air comberan (Air limbah rumah
tangga)
3. Air bersih
C. Kerangka Teori
pupa Larva Telur
Air
Bersih
Abatisasi Air
Comberan
TPA
Bakteri Parasit
PSN
Fogging
Densitas
Dewasa
C. Kerangka Konsep
Variabel bebas:
Jenis air
- Air tanah
- Air tercemar
(air comberan)
- Air bersih
Variabel terikat:
Jumlah telur yang
terdapat di
masing-masing air
Variabel
Pengendali:
- Temperatur
- Volume
- Komposisi
D. Hipotesis
1. Ditemukan telur Aedes aegypti pada
perindukan berisi air tanah.
2. Ditemukan telur Aedes aegypti pada
perindukan berisi air comberan.
3. Ada perbedaan rata-rata jumlah telur
pada masing-masing jenis air.
BAB IIIMETODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis
PenelitianPelaksanaan
explanatory
research
metode
Eksperimen
Kuasi.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Penelitian ini dilakukan di desa Kertosari
Kecamatan Singorojo Kabupaten Kendal.
2. Pemeriksaan air untuk penelitian dilakukan di
laboraturium Stikes Hakli Semarang.
3. Penghitungan telur dilaksanakan di laboraturium
Parasitologi Universitas Muhamadiyah
Semarang.
C. Subyek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah nyamuk Aedes
aegypti yang sudah kenyang darah dan siap
untuk bertelur dilaboraturim B2P2VRP.
D. Variabel dan DefinisiOperasional
Variabel
Penelitian
Definisi
Operasional
1. Variabel dependen
(terikat)
2. Variabel Perlakuan
(bebas)
3. Variabel
Pengendali
1. Menghitung jumlah telurnyamuk Aedes aegypti
pada tempat perindukanselama enam hari.
2. Jenis air tempat bertelur nyamuk Aedes aegypti
3. Temperatur air4. Volume air5. Komposisi air
E. Metode Pengumpulan Data
Data
Primer
Data
Sekunder
Diperoleh dari hasil
pengamatan dan perhitungan
Diperoleh dari studi pustaka
dari internet, buku-buku,
majalah atau hasil penelitian
sebelumnya yang
mendukung penelitian ini.
F. Prosedur Penelitian
1. Bahan ovitrap, nyamuk Aedes
aegypti
2. Alat ovitrap. Kandang, alat tulis,
thermometer, kertas saring
3. Tenaga peneliti, penghitung
4. Prosedur Pengambilan Air
5. Cara kerja
G. Metode Pengolahan dan Analisis Data
Metode
Pengolahan DataAnalisis Data
a. Dataa. Entri Data
b. Editing
c. Tabulasi
Data
Dilakukan
secara
deskriptif dan
analitik
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Tempat
Pengulangan
Tanggal
1. Desa Kertosari Kecamatan
Singorojo Kabupaten Kendal
2. Laboratorium STIKES Hakli
Semarang
3. Laboraturium Parasitologi
Universitas Muhammadiyah
tanggal 1 Juni – 3 Juni 2009
penelitian dilakukan dengan 7 kali
pengulangan
Hasil pemeriksaan air di laboratorium
No Parameter SatuanAir
Tanah
Air
Comberan
Air
HujanNAB
1. TDS Mg/l 12,6 532,8 9,2 1000
2. BOD Mg/l 4,2 62,5 3,1 6
3. COD Mg/l 12,5 135,0 7,2 50
4. Suhu 0C 28,1 27,6 28,5 +/- 3
5. CO total Mg/l 2,6 20,9 2,3 -
6. Amonia Mg/l 0,4 4,5 0,2 1,5
7. pH 7,3 8,1 6,7 6,5 – 8,5
Jumlah telur nyamuk Ae aegypti
berdasarkan jenis kombinasi air
Keterangan : Air Bersih (AB), Air tanah (AT), dan Air Comberan (AC)
Kode Minimu
m
Maksim
um
Jumlah Rata-
rata
Standar
Devisiasi
AB 98 377 3213 214,20 73,921
AT 15 264 1969 131,27 64,351
AC 107 478 3160 211,67 114,481
Rata-rata perolehan jumlah telur nyamuk Ae
aegypti berdasarkan jenis air tempat perindukan.
Keterangan : AB (air bersih), AC (Air Comberan), dan AT (Air tanah)
KODE
ACATAB
Me
an
JM
LT
EL
UR
220
200
180
160
140
120
211
131
214
Hasil jumlah telur nyamuk Ae aegypti
berdasarkan kombinasi air dalam kandang.
Kode Minimum Maksimum Jumlah Rata-rataStandar
Devisiasi
AB, AT dan AC 15 208 1055 117,22 54,302
AB dan AT 88 193 926 154,33 43,339
AB dan AC 123 302 1148 191,33 73,527
AT saja 89 264 1073 178,83 59,781
AC saja 122 478 1730 288,33 136,008
AB saja 173 377 1656 276,00 69,085
AT dan AC 72 163 754 125,67 38,396
Keterangan : AB (air bersih), AC (Air Comberan), dan AT (Air tanah)
grafik perolehan telur nyamuk Ae aegypti pada
masing-masing jenis air
KOM_AIR
AT & AC
AB saja
AC saja
AT saja
AB & AC
AB & AT
AB, AT & AC
Mean J
MLT
ELU
R
400
300
200
100
0
KODE
AB
AT
AC
151
288
183
143
101
179
126
72
276
199182
137
B. Pembahasan
Nyamuk Ae aegypti mau berkembang biak di
luar air bersih (air tanah, air comberan).
Jadi kemungkinan pada masa-masa yang akan
datang peningkatan penyakit DBD akan
semakin meningkat.
Penyakit ini bersifat endemis dan fatal serta
sering menimbulkan kejadian luar biasa (KLB).
1. Nyamuk Aedes aegypti mau
bertelur pada air bersih, air tanah,
maupun air comberan.
2. Jumlah telur nyamuk Aedesaegypti dari 21 kandang (45
ovitrap) yang terdiri dari air bersih
(3213 butir), air tanah (1969 butir)
dan air comberan (3160 butir)
dengan total jumlah telur 8342
butir.
3. Rata-rata jumlah telur pada ketiga
jenis air hampir sama artinya tidak
ada perbedaan pada masing-
masing tempat perindukan
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Tindakan penguburan
atau pemusnahan tandon
air disekitar rumah
2. Mengkaji lebih lanjut
tentang daya tarik air
comberan terhadap
perilaku bertelur nyamuk
Aedes aegypti