kelompok1 tugas pertanian tanaman coklat
TRANSCRIPT
Abi Rizki Hutomo
Ari Nugraha Ritonga
Annisa FahiraHosea Rido Pasaribu
M.Rheza FebriansyahMHD.Rizky Hasrimy
Nurdiana Putri HarahapRemy Artha Sari Naibaho
Rizki Ganda Putra PanjaitanSarah Hastian Siregar
Kelas : XI – IA 1
Tanaman coklat (Theobroma cacao L) adalah
tanaman yang sangat menguntungkan dan juga
termasuk komoditas yang sanagt digemarin di
Indonesia dan seluruh dunia oleh sebab itu
tanaman ini disebut juga tanaman penghasil
Dolar. Hal tersebut disebabkan oleh besarnya
permintaan oleh pasar internasional akan
kebutuhan tanaman coklat. Karena hal tersebut
kelompok kami memilih tanaman ini menjadi
topik prsentasi kami .
Menurut Tjitrosoepomo (1988) sistematika
tanaman ini sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angioospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Sub kelas : Dialypetalae
Bangsa : Malvales
Suku : Sterculiaceae
Marga : Theobroma
Nama : Theobroma cacao L
Beberapa sifat (penciri) dari buah dan biji
digunakan dasar klasifikasi dalam sistem
taksonomi.Berdasarkan bentuk buahnya Kakao
dapat dikelompokkan ke dalam empat populasi
Kakao lindak (bulk)yang telah tersebar luas di daerah
tropika adalah anggota subjenis Sphaerocarpum.
Bentuk bijinya lonjong (oval), pipih dan keping
Bijinya (kotiledon)berwarna ungu gelap. Mutunya
beragam tetapi lebih rendah daripada subjenis
cacao. Permukaan kulit buahnya relatif halus karena
aluralurnya dangkal. Kulit buah ini tipis tetapi keras
(liat). Pertumbuhan tanamannya kuat dan cepat,
daya hasilnya tinggi dan relatif tahan terhadap
beberapa jenis hama dan penyakit.
A. BATANG DAN CABANGHabitat asli tanaman kakao adalah hutan tropis dengan
naungan pohon-pohon yang tinggi, curah hujan tingi, suhu
sepanjang tahun relatif sama, serta kelembapan tinggi dan
relatif tetap. Dalam habitat seperti itu, tanaman kakao akan
tumbuh tinggi tetapi bunga dan buahnya sedikit.
Jika dibudidayakan di kebun, tinggi tanaman umur tiga
Tahun mencapai 1,8 – 3,0 meter dan pada umur 12 tahun dapat
mencapai 4,50 – 7,0 meter(Hall, 1932). Tinggi tanaman tersebut
beragam, dipengaruhi oleh intensitas naungan serta faktor
faktor tumbuh yang tersedia.
B. DAUN
Sama dengan sifat percabangannya, daun kakao juga
Bersifat dimorfisme. Pada tunas ortotrop, tangkai daunnya
panjang, yaitu 7,5-10 cm sedangkan pada tunas plagiotrop
Panjang tangkai daunnya hanya sekitar 2,5 cm. Tangkai daun
Bentuknya silinder dan bersisik halus, bergantung pada tipenya.
Salah satu sifat khusus daun kakao yaitu adanya dua
Persendian (articulation) yang terletak di pangkal dan ujung
tangkai daun.
Dengan persendian inidilaporkan daun mampu membuat
gerakan untuk menyesuaikan dengan arah datangnya sinar
matahari.
Bentuk helai daun bulat memanjang (oblongus) ujung daun
Meruncing (acuminatus) dan pangkal daun runcing (acutus).
Susunan daun tulang menyirip dan tulang daun menonjol ke
permukaan bawah helai daun. Tepi daun rata,daging daun tipis
tetapi kuat seperti perkamen. Warna daun dewasa hijau tua
bergantung pada kultivarnya. Panjang daun dewasa 30 cm
dan lebarnya 10cm. Permukaan daun licin dan mengkilap.
C. AKAR
Kakao adalah tanaman dengan surface root feeder,
artinya sebagain besar akar lateralnya (mendatar)
berkembang dekat permukaan tanah, yaitu pada
kedalaman tanah (jeluk) 0-30 cm.
Menurut Himme(cit.Smyth, 1960), 56% akar lateral
tumbuh pada jeluk 0-10 cm, 26% pada jeluk 11-20 cm,
14% pada Jeluk 21-30 cm, dan hanya 4% tumbuh pada
jeluk di atas 30 cm dari permukaan tanah.
Jangkauan jelajah akar lateral dinyatakan jauh di
luar Proyeksi tajuk. Ujungnya membentuk cabang
Cabang Kecil yang susunannya ruwet (intricate).
D. BungaTanaman kakao bersifat kauliflori. Artinya bunga tumbuh dan
berkembang dari bekas ketiak daun pada batang dan
cabang. Tempat tumbuh bunga tersebut semakin lama semakin
membesar dan menebal atau biasa disebut dengan bantalan
bunga (cushioll). Bunga kakao mempunyai rumus K5C5A5+5G
(5) artinya, bunga disusun oleh 5 daun kelopak yang bebas satu
sama lain, 5 daun mahkota, 10 tangkai sari yang tersusun dalam
2 lingkaran dan masing-masing terdiri dari 5 tangkai
sari tetapi hanya 1 lingkaran yang fertil, dan 5 daun buah yang
bersatu.
Bunga kakao berwarna putih, ungu atau kemerahan.
Warna yang kuat terdapat pada benang sari dan daun
mahkota. Warna bunga ini khas untuk setiap kultivar. Tangkai
bunga kecil tetapi panjang (1-1,5 cm). Daun mahkota
panjangnya 6-8 mm, terdiri atas dua bagian. Bagian pangkal
berbentuk seperti kuku binatang (claw) dan bisanya terdapat
dua garis merah. Bagian ujungnya berupa lembaran tipis,
fleksibel, dan berwarna putih.
E. Buah dan Biji
Warna buah kakao sangat beragam, tetapi pada dasarnya
hanya ada dua macam warna. Buah yang ketika muda
berwarna hijau atau hijau agak putih jika sudah masak akan
berwarna kuning.
Sementara itu, buah yang ketika muda berwarna merah,
setelah masak berwarna jingga (oranye). Kulit buah memiliki 10
alur dalam dan dangkal yang letaknya berselang-seling.
Pada tipe criollo dan trinitario alur kelihatan jelas. Kulit
buahnya tebal tetapi lunak dan permukaannya kasar.
Sebaliknya, pada tipe forasero, permukaan kulit buah pada
umumnya halus (rata); kulitnya tipis, tetapi dan liat. Buah akan
masak setelah berumur enam bulan. Pada saat itu ukurannya
beragam, dari panjang10 hingga 30 cm, pada kultivar dan
faktor-faktor lingkungan selama perkembangan buah.
Kakao merupakan tanaman tahunan yang memerlukan
lingkungan khusus untuk dapat berproduksi secara baik.
Lingkungan alami kakao adalah hutan hujan tropis. Di daerah
itu suhu udara tahunan tinggi dengan variasi kecil, curah hujan
tahunan tinggi dengan musim kemarau pendek, kelembapan
udara tinggi, dan intensitas cahaya matahari rendah.
Seperti tanaman pertanian lainnya, kako dapat berproduksi
tinggi dan menguntungkan jika diusahakan pada lingkungan
yang sesuai. Faktor lahan mempunyai andil yang cukup besar
dalam mendukung tingkat produktivitas kakao seperti iklim dan
tanah serta topografi.
1. Iklim
Sebaran curah hujan lebih berpengaruh terhadap produksi
kakao dibandingkan dengan jumlah curah hujan yang tinggi.
Jumlah curah hujan memengaruhi pola pertunasan kakao
(flush). Curah hujan yang tinggi dan sebaran yang tidak merata
akan berpengaruh terhadap flush dan berakibat terhadap
produksi kakao.
Pertumbuhan dan produksi kakao banyak ditentukan oleh
ketersediaan air sehingga kakao dapat tumbuh dan
berproduksi dengan baik di tempat yang jumlah curah
hujannya relatif sedikit tetapi merata sepanjang tahun.
2. Tanah dan TopografiSifat-sifat tanah yang memengaruhi pertumbuhan dan
produksi tanaman adalah sifat fisik, kimia, dan
biologi tanah. Sifat kimia tanah meliputi kadar unsur hara mikro
dan makro tanah, kejenuhan basa, kapasitas pertukaran kation,
PH atau keasaman tanah, dan kadar bahan organik relatif
Mudah diperbaiki dengan teknologi yang ada. Sementara itu,
sifat tanah yang meliputi tekstur, struktur, konsistensi, kedalaman
efektif tanah (slum), dan akumulasi endapan suatu (konkresi)
relatif sulit diperbaiki meskipun teknologi perbaikannya telah
ada.
Sifat biologi tanah belum menjadi pertimbangan dalam
melakukan penilaian kesesuaian lahan, karena hubungannya
belum banyak diketahui secara pasti. Secara tidak langsung
sifat tersebut mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
Keasaman (pH) tanah yang baik untuk kakao adalah netral
atau berkisar 5,6-6,8. Sifat ini khusus berlaku untuk tanah atas
(top soil), sedangkan pada tanah bawah (subsoil) keasaman
tanah sebaiknya netral, agak asam, atau agak basa.
Tanaman kakao membutuhkan tanah berkadar bahan
Organik tinggi, yaitu di atas 3%. Kadar bahan organik yang
tinggi akan memperbaiki struktur tanah, biologi tanah,
kemampuan penyerapan (absorpsi) hara, dan daya simpan
lengas tanah. Tingginya kemampuan absorpsi menandakan
Bahwa daya pegang tanah terhadap unsur-unsur hara cukup
tinggi dan selanjutnya melepaskannya untuk diserap akar
tanaman. Kakao tumbuh baik pada lahan datar atau
kemiringan tanah kurang dari 15%. Suhu udara harian idealnya
sekitar 28ºC, sehingga semakin tinggi tempat semakin rendah
Tingkat kesesuaiannya.
Proses pengolahan buah kakao menentukan mutu produk akhir
kakao, karena dalam proses ini terjadi pembentukan calon citarasa
khas kakao dan pengurangan citarasa yang tidak dikehendaki,
misalnya rasa pahit dan sepat. Mengingat pentingnya arti pengolahan
terhadap mutu biji kakao kering, maka para produsen hendaknya
mengusahakan agar biji kakaonya diolah dengan baik untuk
memperoleh harga yang lebih tinggi dan memperkuat daya saingnya
di pasaran. Proses pengolahan biji kakao terdiri dari 2 metode :
a. Metode Konvensional
b. Metode Sime Cadbury
Pada prinsipnya kedua metode tersebut tidak terlalu berbeda,
tetapi khusus pada kakao lindak dengan metode konvensional
dihasilkan biji kakao yang mempunyai tingkat keasaman lebih tinggi
sedangkan citarasa khas kakao relatif lebih rendah. Mengatasinya
disarankan mengolah biji kakao dengan metode Sime Cadbury dan ini
dapat dilaksanakan pada perusahaan besar (PTP dan PBS).
Fermentasi
Tujuan fermentasi adalah :
1. Mematikan lembaga
2. Menghancurkan pulp
3. Menimbulkan aroma (membentuk calon aroma)
4. Memperbaiki warna biji
Wadah/alat fermentasi yang diperlukan :
1. Kotak pemeraman yang berlubang atau keranjang bambu
2. Daun pisang
3. Karung goni
Caranya :
1. Fermentasi dengan kotak/peti fermentasi :
a. Biji kakao dimasukkan ke dalam kotak fermentasi yang berukuran panjang 60 cm, lebar 60 cm
dan tinggi 40 cm (kotak menampung ± 100 kg biji kakao basah) dan ditutup dengan karung
goni/daun pisang
b. Pada hari ke-3 (setelah 48 jam) diadakan pembalikan agar fermentasi biji merata.
c. Pada hari ke-6 biji-biji kakao dikeluarkan dari kotak fermentasi dan siap untuk dijemur.