kedling

3
BAB II PEMBAHASAN A.MUAMALAH 1. Pengertian Muamalah Kata Muamalah sebenarnya berasal dari bahasa Arab: al-Muamalah ( له عام م لا) yg secara etimologi sama dan semakna dengan kata al-mufa`alah ( له اع ف م لا), yang artinya saling berbuat. Pengertian harfiahnya: suatu aktivitas yg dilakukan oleh seseorang dengan seseorang lain atau beberapa orang dalam memenuhi kebutuhan masing-masing. Kata “seseorang” dalam definisi di atas adalah orang/manusia yg sudah mukallaf, yg dikenai beban taklif, yaitu orang yg telah berakal baligh dan cerdas. 2. Jenis-Jenis Muamalah Para Ulama Fiqh membagi jenis muamalah menjadi 2 jenis, yaitu: Muamalah yg hukumnya langsung ditentukan (ditunjuk) oleh Nash (al-Qur`an dan al-Sunnah). Contoh persoalan perdata: warisan, bilangan talak pernikahan, iddah, khluk, rujuk, keharaman (jual) khamar (minuman keras), keharaman riba, keharaman (jual) babi, keharaman (jual) bangkai. Contoh persoalan pidana: hukum pencurian, hukum perzinahan, hukum qazhaf (menuduh orang lain berbuat zina), dll. Muamalah yg tidak ditunjuk langsung oleh Nash, tetapi diserahkan sepenuhnya kepada hasil ijtihad para Ulama, sesuai dg kreasi para ahli dalam rangka memenuhi kebutuhan umat manusia sepanjang tempat dan zaman, serta sesuai pula dg situasi dan kondisi masyarakat endiitu sri. Contoh: menerapkan sistem jual beli tanpa

Upload: lestiya-cuka-bonekaa

Post on 27-Sep-2015

217 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

kesehatan lingkungan

TRANSCRIPT

BAB IIPEMBAHASAN

A. MUAMALAH1. Pengertian MuamalahKata Muamalah sebenarnya berasal dari bahasa Arab: al-Muamalah () yg secara etimologi sama dan semakna dengan kata al-mufa`alah (), yang artinya saling berbuat. Pengertian harfiahnya: suatu aktivitas yg dilakukan oleh seseorang dengan seseorang lain atau beberapa orang dalam memenuhi kebutuhan masing-masing. Kata seseorang dalam definisi di atas adalah orang/manusia yg sudah mukallaf, yg dikenai beban taklif, yaitu orang yg telah berakal baligh dan cerdas.

2. Jenis-Jenis Muamalah

Para Ulama Fiqh membagi jenis muamalah menjadi 2 jenis, yaitu: Muamalah yg hukumnya langsung ditentukan (ditunjuk) oleh Nash (al-Qur`an dan al-Sunnah). Contoh persoalan perdata: warisan, bilangan talak pernikahan, iddah, khluk, rujuk, keharaman (jual) khamar (minuman keras), keharaman riba, keharaman (jual) babi, keharaman (jual) bangkai. Contoh persoalan pidana: hukum pencurian, hukum perzinahan, hukum qazhaf (menuduh orang lain berbuat zina), dll. Muamalah yg tidak ditunjuk langsung oleh Nash, tetapi diserahkan sepenuhnya kepada hasil ijtihad para Ulama, sesuai dg kreasi para ahli dalam rangka memenuhi kebutuhan umat manusia sepanjang tempat dan zaman, serta sesuai pula dg situasi dan kondisi masyarakat endiitu sri. Contoh: menerapkan sistem jual beli tanpa proses ijab dan qabul seperti transaksi jual beli di supermarket, minimarket, swalayan, pasar, dll.

3. FIQIH MUAMALAH

1) JUAL BELI

a. PengertianPerdagangan atau jual-beli dalam bahasa arab sering disebut dengan kata al-bai', al-tijarah, atau al-mubadalah. Sebagaimana firman Allah SWT :Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi (QS. Fathir : 29 ).Secara bahasa, jual-beli atau al-bai'u berarti muqabalatu syai'im bi syai'in ( ). Artinya adalah menukar sesuatu dengan sesuatu.Al-Imam An-Nawawi di dalam Al-Majmu' Syarah Al-Muhadzdzab menyebutkan jual-beli adalah ( ) yang berarti : tukar menukar harta dengan harta secara kepemilikan.Ibnu Qudamah di dalam Al-Mughni menyebutkan bahwa jual-beli sebagai ( ), yang artinya pertukaran harta dengan harta dengan kepemilikan dan penguasaan.Sehingga bisa disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan jual-beli adalah : "menukar barang dengan barang atau menukar barang dengan uang, yaitu dengan jalan melepaskan hak kepemilikan dari yang satu kepada yang lain atas dasar saling merelakan".b. Dasar Masyru'iyahJual-beli adalah aktifitas ekonomi yang hukumnya boleh berdasarkan kitabullah dan sunnah rasul-Nya serta ijma' dari seluruh umat Islam. Firman Allah SWT : Artinya:Dan Allah telah menghalalkan jual-beli dan telah mengharamkan riba. (QS. Al-Baqarah : 275)