keamanan dan keselamatan kerja di laboratorium kimia
DESCRIPTION
keamanan dan keselamatan kerja di laboratorium kimiaTRANSCRIPT
KEAMANAN DAN KESELAMATAN KERJA
DI LABORATORIUM KIMIA
1. PENDAHULUAN
IPA merupakan ilmu tentang gejala alam yang disusun berdasarkan observasi dan
eksperimen. Hal ini bertujuan agar siswa dapat mengetahui langsung dengan fenomena alam.
Kegiatan eksperimen sejatinya berlangsung di laboratorium. Dalam proses belajar dan
bekerja di laboratorium dapat berlangsung menyenangkan ataupun sebaliknya. Sesuatu yang
tidak menyenangkan bisa dikarenakan kecelakaan akibat tidak memahami peraturan yang
telah ditetapkan.
Guru atau laboran hendaknya dapat mengelola laboratorium agar kecelakaan dapat
dihindari. Kecelakaan dapat terjadi dalam setiap kegiatan manusia. Kecelakaan merupakan
suatu kejadian yang berada di luar kemampuan manusia, terjadi dalam sekejap dan dapat
menimbulkan kerusakan baik jasmani dan rohani. Meskipun demikian resiko dapat
diminimalisir dengan mengetahui informasi yang berhubungan dengan keamanan dan
keselamatan kerja di laboratorium.
2. KEAMANAN DAN KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM
Keamanan dan keselamatan di laboratorium dapat dilakukan dengan mengetahui
peraturan dasar di laboratorium. Bekerja dengan peraturan standar dapat melindungi kita dari
resiko kecelakaan di laboratorium. Dalam hal ini akan dijelaskan beberapa hal penting
mengenai keamanan dan keselamatan bekerja di laboratorium.
2.1. Manajemen Keselamatan dan Keamanan yang Efektif
Setiap individu dalam lembaga memiliki peran dan tanggung jawab untuk membangun
dan memelihara praktik yang selamat dan aman. Menjadi teladan adalah metode terbaik bagi
orang-orang di semua tingkatan untuk menunjukkan komitmen mereka. Tanggung jawab
keselamatan dan keamanan sepenuhnya bergantung pada kepala lembaga dan satuan
pelaksananya. Salah satu faktor paling penting suksesnya sistem manajemen keselamatan dan
keamanan adalah komitmen pimpinan lembaga. Pimpinan harus mengambil langkah awal
untuk menciptakan rencana dan menugaskan orang untuk menerapkan rencana tersebut.
Adapun sepuluh langkah menciptakan sistem manajemen keselamatan dan keamanan
laboratorium kimia secara efektif adalah sebagai berikut:
1. Membentuk komite pengawasan keselamatan dan keamanan lembaga dan menunjuk
CSSO
Pimpinan teratas lembaga harus membentuk komite untuk memberikan pengawasan
terhadap keselamatan dan keamanan kimia di lembaga tersebut. Komite harus memiliki
perwakilan dari semua bagian yang terpengaruh dan di semua tingkatan. Komite harus
melapor langsung ke pimpinan teratas dan mendapatkan dukungan keuangan dan
administratif yang diperlukan. Lembaga harus menunjuk sedikitnya seorang CSSO untuk
mengawasi program manajemen keselamatan dan keamanan. CSSO harus memiliki
akses langsung ke pejabat senior yang pada akhirnya bertanggung jawab terhadap
masyarakat.
2. Mengembangkan kebijakan keselamatan dan keamanan Kimia
Pimpinan lembaga harus membuat kebijakan formal untuk mendefinisikan dan
mendokumentasikan sistem manajemen keselamatan dan keamanan. Lembaga harus
menyampaikan dan mengumumkan pernyataan kebijakan kepada karyawan serta meninjau
ulang dan memperbaikinya jika diperlukan.
3. Membuat kendali dan proses administratif untuk mengukur kinerja
Kendali administratif mendefinisikan aturan dan prosedur keselamatan dan keamanan
khusus serta membuat daftar tanggung jawab individu yang terlibat. Kendali administratif
juga harus menyediakan cara untuk mengelola dan menanngapi perubahan, seperti prosedur
baru, teknologi, ketentuan hukum, staf dan perubahan organisasi.
4. Mengidentifikasi dan mengatasi situasi yang sanagat berbahaya
Lakukan penelaahan status awal untuk menilai lingkup, kecukupan dan penggunaan
prosedur keselamatan. Gunakan telaahan status tersebut sebagai dasar untuk membangun
program keselamatan dan keamanan dan membantu menentukan prioritas untuk perbaikan.
Gambar 1. Contoh pernyataan kebijakan
5. Mengevaluasi fasilitas dan mengatasi kelemahannya
Penting untuk melakukan peran kendali akses fisik dalam meningkatkan keamanan
gedung tempat menyimpan dan menggunakan bahan kimia.
6. Menentukan prosedur untuk penanganan dan manajemen bahan kimia
Manajemen bahan kimia adalah komponen penting dari program laboratorium.
Keselamatan dan keamanan harus menjadi bagian dari seluruh siklus hidup kimia,
pembelian, penyimpanan, inventaris, penanganan, pengiriman dan pembuangan. Semua
pegawai harus bertanggung jawab untuk mematuhi prosedur penggunaan bahan kimia.
7. Menggunakan kendali teknik dan peralatan pelindung diri
Kendali teknik seperti tudung laboratorium, ventilasi buang setempat atau kotak sarung
tangan merupakan metode utama untuk mengontrol bahaya di laboratorium kimia.
Peralatan perlindungan diri, seperti kaca mata pelindung wajah, harus melengkapi peralatan
kendali teknik. Tidak diperkenankan bekerja di laboratorium jika kendali teknik tidak
memadai.
8. Membuat rencana untuk keadaan darurat
Lembaga harus membuat rencana tanggap darurat dalam menghadapi insiden tidak
terduga. Letakkan peralatan dan bahan darurat pada tempat yang terjangkau seperti
pemadan kebakaran, pencuci mata, pancuran keselamatan dan perangkat kerja untuk
menangani tumpahan. Rencana darurat harus melibatkan lembaga tanggap darurat setempat
seperti pemadam kebakaran.
9. Mengidentifikasi dan mengatasi hambatan untuk mengikuti praktik terbaik keselamatan
dan keamanan
Praktik keamanan dan keselamatan yang baik termasuk meminta semua pegawai
senantiasa mematuhi kebijakan dan prosedur. Namun untuk mengubah prilaku dan budaya
setempat sangatlah menantang. Sehingga perlu adanya pimpinan yang dapat menjadi
teladan bagi pegawainya di samping peraturan yang dibuatnya.
10. Melatih, menyampaikan, dan membina
CSSO bertanggung jawab untuk menentukan prosedur keselamatan dan keamanan
serta memastikan apah semua orang mengetahui dan mematuhi prosedur tersebut.
Komitmen serta teladan yang baik harus dilakukan oleg pimpinan teratas agar tercipta
tujuan yang telah disepakati.
2.2. Sumber Terjadinya Kecelakaan
Beberapa hal yang menyebabkan terjadinya kecelakaan adalah sebagai berikut:
1. Kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang bahan-bahan kimia dan proses serta
perlengkapan yang digunakan dalam memlakukan kegiatan di laboratorium.
2. Kurang jelasnya petunjuk kegiatan laboratorium dan juga kurangnya pengawasan
yang dilakukan selama melakukan kegiatan di laboratorium.
3. Kurangnya atau tidak tersedianya perlengkapan pelindung kegiatan laboratorium
4. Kurangnya bimbingan terhadap siswa tau mahasiswa yang sedang melakukan
kegiatan laboratorium.
5. Kurang atau tidak mengikuti petunjuk yang semestinya harus ditaati.
6. Tidak menggunakan perlengkapan pelindung yang seharusnya digunakan.
7. Tidak bersikap hati-hati ketika bekerja di laboratorium.
Hal penting yang harus dilakukan adalah bagaimana siswa atau mahasiswa mengetahui
aturan-aturan yang aman, bahaya yang mungkin terjadi serta apa yang harus dilakukan jika
kecelakaan sudah terjadi. Berikut adalah peraturan umum yang berkaitan dengan keamanan
laboratorium:
1. Penataan ruangan yang baik. Ruangan perlu ditata dengan rapi, jalan keluar yang baik
serta persyaratan ruangan yang standard an meletakkan segala sesuatu pada
tempatnya.
2. Setiap orang harus mengetahui ruangan dan perlengkapan darurat dengan baik seperti
P3K, pemadam kebakaran, semprot mata dan lainnya.
3. Gunakan selalu peralatan keamanan bila sedang bekerja
4. Mengenali kemungkinan bahaya yang akan terjadi sebelum memulai bekerja
5. Berikan tanda peringatan pada setiap perlengkapan, reaksi atau keadaan tertentu.
6. Eksperimen tanpa izin dilarang serta menghindari bekerja sendiri di laboratorium
7. Gunakan tempat sampah yang sesuai untuk sisa pelarut, pecahan gelas, kertas dan
sebagainya.
8. Semua percikan, tumpahan, kebocoran harus segera ditindaki.
2.3. Perlengkapan Keselamatan
Perlengkapan keselamatan dibagi menjadi dua kategori yaitu perlengkapan pengaman
yang digunakan sehari-hari untuk mengantisipasi bahan-bahan yang diketahui bahayanya dan
perlengkapan yang digunakan untuk perlindungan diri dalam kasus darurat dan peristiwa
yang tidak lazim. Setiap orang harus mengetahui cara penggunaan semua perlengkapan
keselamatan. Contoh perlengkapan keamanan pribadi seperti jas laboratorium, sarung tangan,
kaca mata perlindungan, masker, respirator, alat pelindung telinga, sepatu pengaman dan
layar perlindungan. Contoh dari peralatan darurat adalah alarm kebakaran, alat dan bahan
pemadam kebakaran, pancuran keselamatan, pintu darurat dan selimut kebakaran.
2.4. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan tindakan P3K yaitu:
1. Jangan panik dan bukan berarti lamban. Bertindak cepat tapi tetap tenang.
2. Perhatikan pernafasan korban. Jika terhenti segera berikan pernafasan buatan.
3. Hentikan pendarahan. Jika terjadi pendarahan dari pembuluh besar harus segera
diatasi dengan menggunakan kain yang bersih, dengan menekan tempat pendarahan
kuat-kuat lalu ikatlah kain terhadap luka tersebut. Letakkan bagian pendarahan lebih
tinggi dari bagian tubuh lainnya jika memungkinkan.
4. Perhatikan tanda-tanda shock. Apabila korban sock lentangkan kepala lebih tinggi
dari bagian tubuh lainnya. Jika korban muntah dan dalam keadaan setengah sadar,
letakkan kepalanya lebih rendah dari tubuh lain dan miringkan kepalanya atau
telungkupkan. Apabila korban sesak nafas, letakkanlah dalam sikap setengah duduk.
5. Jangan memindahkan korban dengan terburu-buru. Pastikan dulu apa yang dialami
korban baru dilakukan tindakan selanjutnya.
2.5. Cara Kerja di Laboratorium
Dibutuhkan keterampilan dan pengetahuan untuk dapat bekerja di laboratorium. Tanpa
hal tersebut hanya akan menimbulkan kecelakaan dan kegagalan yang sudah pasti tidak ada
yang menginginkannya. Untuk menghindari kecelakaan maka semua pemakai laboratorium
bharus memiliki pengetahuan bagaimana mengoperasikan alat dan wawasan yang cukup
dalam mengenal bahan kimia yang ada di laboratorium.
Bahan kimia yang digunakan di dalam praktikum dapat dikenali dengan berbagai cara,
diantaranya melalui sifatnya dan fasanya ataupun melalui penginderaan seperti baunya. Sifat
yang paling umum adalah bersifat asam, basa dan bentuk garam. Fasa bahan kimia dapat
berupa padatan, cairan dan gas. Selain itu juga dapat dikenali dengan indera misalnya
tembaga sulfat bentuk Kristal warna biru, iodium bentuk Kristal berwarna coklat ungu.
Tabel 1. Contoh bahan kimia dalam fasa yang berbeda
Hal lain yang perlu diketahui adalah mengenali bahan kimia dengan simbol bahayanya
yang biasanya tercantum pada label. Misalnya gambar tengkorak untuk bahan beracun,
gambar nyala api untuk bahan mudah terbakar, gambar ledakan untuk bahan mudah meledak
dan lainnya.
2.6. Mengelola Limbah Kimia
Limbah adalah bahan yang hendak dibuang karena sudah tidak lagi berguna
berdasarkan peruntukkannya. Limbah dikelompokkan sebagai limbah berbahaya dan limbah
yang yang tidak berbahaya. Limbah yang berbahaya memiliki satu atau beberapa sifat
berikut ini: daya sulut, korosivitas, reaktivitas atau toksisitas. Untuk mengurangi limbah
perlu diketahui strategi berikut:
1. Pikirkan cara penggunaan produk reaksi dan buat sejumlah keperluannya saja.
2. Pikirkan biaya pembuatan dan penyimpanan bahan yang tidak dibutuhkan.
3. Cari cara untuk mengurangi jumlah langkah dalam eksperimen
4. Tingkatkan hasil
5. Daur ulang dan gunakan bahan jika memungkinkan
6. Koordinasikan pekerjaan dengan rekan kerja yang mungkin menggunakan beberapa
bahan kimia yang sama
7. Gunakan metode analitik paling sensitif yang ada saat melakukan analisis
8. Pertimbangkan jumlah reagen, pelarut, dan bahan berbahaya yang digunakan dengan
peralatan laboratorium otomatis saat membeli sistem baru.
9. Pisahkan limbah tidak berbahaya dari limbah berbahaya
10. Pertimbangkan penggunaan sistem pemurnian kolom untuk mendaur ulang pelarut
yang digunakan.
3. KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa keamanan dan keselamatan
adalah lebih penting dari segalanya. Pekerjaan, program yang sukses akan berarti jika
dilakukan sesuai prosedur. Jika sudah melakukan sesuai prosedur, masih akan menimbulkan
efek yang tidak diinginkan maka itu adalah sesuatu yang diluar kemampuan manusia.
Keamanan dan keselamatan bekerja di laboratorium akan tercapai jika semua anggota yang
terlibat didalamnya saling mendukung satu sama lain. Dimulai dari bagaimana mengelelola
manajemen keamanan dan keselamatan yang efektif, memahami dan menaati peraturan dasar,
mengetahui tindakan darurat yang akan dilakukan jika insiden terjadi, bagaimanan cara
mengelola bahan kimia dan cara mengelola limbahan kimia. Semua hal tersebut harus
dipahami, karena kurangnya pengetahuan sering kali merupakan penyebab insiden yang tidak
diinginkan. Keberhasilan dari pengelolaan laboratorium yang aman dan sehat adalah sesuatu
yang akan terwujud karena satu sama lain saling berkomitmen untuk menjaga agar bekerja di
laboratorium merupakan hal yang sangat menyenangkan.
4. DAFTAR PUSTAKA
Adisendjaja, Yusuf H., (2004), Keselamatan dan Keamanan Laboratorium, Pusat Pelatihan
Pengelolaan Laboratorium. Bandung.
Moran, L. dan Masciongali,T., (2010), Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Kimia,
Edisi Terjemahan, The National Academy Press, Washington.
Situmorang,M., (2014), Bahan Kuliah Pengelolaan Laboratorium, PPs Unimed, Medan.