karvas

Upload: ari-matea

Post on 17-Oct-2015

47 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

blok 8 kardiovaskuler

TRANSCRIPT

Abstrak: Sistem sirkulasi adalah penghubung antara lingkungan eksternal dan ling kungan cairan internal tubuh. Sistem ini membawa nutrient dan gas ke semua sel, jaringan, organ, dan sistem organ, serta membawa produk akhir metabolic keluar d arinya.Sistem kardiovaskuler adalah bagian dari sistem sirkulasi. Sistem kardiov askuler memiliki berbagai organ yang akan di bahas secara makrokospik dan mikrok ospik. Secara makro jantung terdiri dari perikaridium, dinding jantung, ruang ja ntung,dan katub jantung. Sedangkan secara mikro terdiri dari epikariduim, perica rdium, dan endocardium.Semua organ ini bekerja dalam suatu mekanisme yang terdir i dari beberapa bagian yaitu kelistrikan jantung, kontraksi jantung, peranan enz im, pompa jantung, siklus jantung, pengaturan curah jatung, irama jantung, dan v askularisasi jantung.Semua mekanisme jantung itu diatur oleh sistem saraf sehing ga mekanisme jantung itu dapat berjalan dengan baik.Pemeriksaan EKG merupakan su atu prosesdur pemeriksaan untuk mengetahui irama jantung seseorang yang dapat di temukan kelainan patologis. Kata kunci: jantung, mekanisme jantung, struktur jantung, pemeriksaan EKG. Abstract: The circulatory system is the link between the external environment an d the internal body fluid environment. This system brings nutrients and gases to all cells, tissues, organs, and organ systems, as well as carrying out the meta bolic end product of it. Cardiovascular system is part of the circulatory system . Cardiovascular system has a variety of organs that will be discussed in makrok ospik and microscopic. At the macro level consists of perikaridium heart, heart wall, the cardiac chambers and heart valves. While the micro consists of epikari duim, pericardium, and endocardium. All these organs work in a mechanism that co nsists of several parts: the heart's electrical, heart contraction, the role of the enzyme, heart pumps, cardiac cycle, setting jatung bulk, cardiac rhythm, and heart vascularization. All cardiac mechanism was governed by the nervous system so that the mechanism of the heart that can run well. Prosesdur EKG is an exami nation to determine a person's heart rhythm abnormalities that can be found path ological. Key word: heart, the heart of the mechanism, the structure of the heart, an EKG . Alamat Korespondensi : Fakultas Kedokteran - Universitas Kristen Krida Wacana, Jalan Arjuna Utara Nomor Jakarta Barat11510 6 Kebon Jeruk email Pendahuluan Organ terpenting yang ada di tubuh kita salah satunya ialah jantung. Walaupun uk urannya hanya sebesar kepalan tangan orang dewasa, tapi jantung sangat vital kar ena fungsinya untuk memompa darah kita ke seluruh tubuh, yang berguna untuk meng angkut oksigen, karbondioksida, nutrisi dan sebagainya yang penting untuk kerja tubuh kita. Jantung adalah organ berongga dan memiliki empat ruang yang terletak antara kedua paru-paru dibagian tengah rongga thorax. 2/3 jantung terletak dise belah kiri garis midsternal. Jantung dilindungi mediastinum, jantung berukuran k urang lebih sebesar kepalan tangan pemiliknya. Bentuknya seperti kerucut tumpul. Ujung atas yang melebar (dasar) mengarah ke bahu kanan, ujung bawah yang menger ucut(apeks) mengarah ke panggul kiri. Sistem sirkulasi adalah penghubung antara lingkungan eksternal dan lingkungan cairan internal tubuh.Sistem ini membawa nut rient dan gas ke semua sel, jaringan, organ, dan sistem organ, serta membawa pro duk akhir metabolic keluar darinya.Sistem kardiovaskuler adalah bagian dari sist em sirkulasi.Sistem ini terdiri dari jantung, pembuluh darah (arteri, kapiler, d an vena), dan darah yang mengalir di dalamnya.Sistem limfatik juga bagian dari s istem sirkulasi.Fungsi kardiovaskuler adalah sebagai transpor (seperti makanan, gas, hormon, mineral, enzim, dan zat-zat vital lainnya), mempertahankan suhu tub uh, perlindungan, serta pendaparan (bufffering). Pada tinjauan pustaka ini saya akan menjelaskan tentang struktur, fungsi, dan mekanisme system kardiovaskuler,

semoga pembaca dapat memahami system kardiovaskuler. Isi Jantung adalah organ berongga dan memiliki empat ruang yang terletak antara kedu a paru-paru di bagian tengah rongga toraks. Jatung memiliki panjang 12cm, panjan g 8-9 cm dan diameter anteroposterior adalah 6 cm. Berat jantung pada laki-laki adalah 280-350 gram dan pada perempuan adalah 230 280 gram. Dua pertiga jantung terletak di sebelah kiri garis midsternal. Jantung dilindungi oleh mediastinum. Jantung berukuran kurang lebih sebesar kepalan tangan pemiliknya.Bentuknya seper ti kerucut tumpul.Ujungnya yang lebar (dasar) mengarah ke bahu kanan dan ujung b awahnya yang mengerucut (apeks) mengarah ke panggul kiri.1 Jantung dilindungi oleh perikardium. Perikardium merupakan kantong berdinding ga nda yang dapat membesar dan mengecil akan membungkus jantung dan pembuluh darah besar. Kantong ini melekat pada diafragma, sternum, dan pleura yang membungkus p aru-paru.1 Perikardium terdiri atas dua laipisan, yaitu lapisan fibrosa (bagian luar) dan l apisan serosa (bagian dalam). Lapisan fibrosa pada perikardium tersusun dari ser abut kolagen yang membentuk lapisan jaringan ikat rapat untuk melindungi jantung . Lapisan serosa terdiri dari dua lapisan, yaitu membran viseral (yang menutupi permukaan jantung) dan membran parietal (yang melapisi permukaan bagian dalam fi brosa perikardium).1 Diantara membra viseral dan membrane parietal terdapat rongga jantung. R uang ini mengandung cairan perikardial yang disekresi lapisan serosa untuk melum asi membrane dan mengurangi friksi.1

Dinding jantung tersusun atas tiga lapisan, yaitu epikardium, miokardium dan end okardium. Epikardium (luar) tersusun dari lapisan sel-sel mesotel yang berada di atas jaringan ikat. Miokardium (tengah) terdiri dari jaringan otot jantung yang berkontraksi untuk memompa darah.2 Otot jantung pada miokardium memiliki ketebalan yang bervariasi antara satu ruan g jantung ke ruang lainnya.Serabut ototnya tersusun secara spiral. Kontraksi pad a otot-otot ini akan menekan darah keluar ruangan menuju arteri besar.2 Jantung terdiri atas empat ruang, yaitu atrium kanan dan kiri pada bagian atas y ang dipisahkan oleh septum interatrium dan ventrikel kanan dan kiri pada bagian bawah dipisahkan oleh septum interventrikular.2 Atrium memiliki dinding yang relatif tipis. Atrium akan menerima darah dari vena yang membawa darah kembali ke jantung. Vena cava superior dan inferior yang aka n membawa darah yang tidak mengandung oksigen dari tubuh kembali ke atrium kanan jantung dan sinus koroner yang membawa kembali darah dari dinding jantung itu s endiri.2 Atrium kiri pada jantung berukuran labih kecil dari atrium kanan, namun mempunya i dinding yang lebbih tebal. Atrium kiri akan menampung empat vena pulmonalis ya ng mengembalikan darah teroksigenasi dari pari-paru.2 Ventrikel memiliki dinding yang tebal. Bagian ini akan mendorong darah ke luar j antung menuju arteri yang membawa darah meninggalkan jantiung. Ventrikel kanan t erletak di bagian inferior kanan pada apeks pulmonar. Ventrikel ini akan mengali

rkan darah ke paru-paru.2 Ventrikel kiri terletak di bagian inferior pada apeks jantung.Ventrikel kiri mem iliki dinding yang 3 kali lebih tebal dari dinding ventrikel kanan. Darah akan m eninggalkan ventrikel kiri melalui aorta dan mengalir ke seluruh bagian tubuh ke cuali paru-paru.2 Pada dinding ventrikel dapat dijumpai trabeculae carcaneae.Trabeculae carcaneae adalah bubungan otot bundar atau tidak teratur yang menonjol dari permukaan bagi an dalam kedua ventrikel ke rongga ventricular.Namun ada beberapa bagian trabecu lae carcaneae yang menonjol.Ini disebut dengan otot papilaris. Otot papilaris in i akan dilekatkan dengan chordae tendineae yang akan melekat pada katub jantung. 2 Pada ventrikel kanan terdapat pita moderator (trabekula septomarginal) yang meru pakan pita lengkung otot ventrikel kana yang memanjang ke arah transversal dari septum interventrikular menuju ke otot papilaris anterior. Otot ini akan membant u dalam transmisi penghantaran impuls untuk kontraksi jantung.2 Pada jantung terdapat tiga jenis katup, yaitu katup trikuspidal, katup bicuspid, dan katup semilunar (aorta dan pulmonar). Katup trikuspid terletak antara atriu m kanan dan ventrikel kanan. Katup ini memiliki tiga daun katub (kuspis) jaringa n ikat fibrosa irregular yang dialpisi endokardium. Bagian ujung daun katup ini melekat pada chordate tendineae dan chorda tendinea ini melekat pada otot papila tis. Fungsi pelekatan ini adalah untuk mencegah terjadinya pembalikan daun katup ke arah belakang menuju atrium.3 Katup bikuspid (katup mitral) terletak antara atrium kiri dan ventrikel kiri. Ka tup ini juga melekat pada chordate tendinea yang memiliki fungsi yang sama denga n katup tricuspid. Katup semilinar aorta dan pulmonar terletak di jalur keluar v entricular jantung sampai ke aorta dan trinkus pulmonary. Katup semilunar terdir i dari tiga kuspis berbentuk bulan sabit, yang tepi konveksnya melekat pada bagi an dalam pembuluh darah. Tepi bebasnya memanjang ke dalam lumen pembuluh. Katup semiluar pulmonar terletak antara ventrikel kanan dan trunkus pulmonalis, dan ka tup semilunar aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta.3 Pembuluh darah pada mediastinum terdiri dari arteri dan vena besar. Pada mediast inum superior bagian retrosternal dapat dijumpai vena-vena seperti v. anonyma si nistra dan dextra (V. brachicephalica) dan v. cava superior. V. anonyma sinistra merupakan persatuan v. jugularis interna sinistra dan v. subclavia sinistra yan g menerima dara ari vena-vena bagain sinistra kepala, leher, dan extremitas supe rior. V. anonyma sinistra akan bersatu dengan v. anonyma dextra untuk membentuk v. cava superior di posterior bagian atas manubrium sterni. Selanjutnya v. cava superior akan bermuara ke atrium dextrum jantung. V. anonyma sinistra ini dipisa hkan dari articulation sternoclavicularis dan manubrium sterni oleh m. sternohyo id. Dibawa v. anonyma sinistra terletak arcus aortae. Di belakangnya terdapat k etiga cabang besar dari arcus aortae dan saraf yang menyilang arcus aortae.3 V. anonyma dextra dibentuk oleh pertemuan v. jugularis interna dextra dan v. sub clavia dextra di posterior ujung sterna clavicula dextra, yang kemudian berjalan vertikal ke bawah untuk bergabung dengan v. anonyma sinistra sebagai v. cava su perior. Selanjutnya v. cava superior akan berjalan vertical ke bawah sampai cart ilage costa 3 dextra dimana v. cava suoerior masuk ke atrium dextrum.3 V. cava supetior terdiri dari v. cava superior extra pericardial dan v. cava sup erior intra pericardial.V. cava superior extra pericardial terletak dalam medias tinum superior.Vena ini erjalan verikal pada sisi dextra sternum kemudian menemb us pericardium.V. cava superior extra pericardial ini menerima v. azygos yang ma suk dari posterior yang melengsung di aas radix pulmonum dextra. V. cava superio r intra pericardial terletak di anterior radix pulmonum dextra dan di dalam medi astinum inferior.3 Aorta di dalam thorax dapat dibedakan menjadi aorta ascendens yang terletak di m ediastinum inferior pars media, acrus aorta yang terletak di mediastinum superio r, dan aorta descendens yang terletak di mediastinum inferior pars posterior.3 Pada aorta terdapat percabangan pada bagian arcus aortanya yaitu a. anon yma, a. carotis communis sinistra, dan a.subclavvia sinistra.A. anonyma merupaka

n cabang terbesar dari arcus aorta. Arteri ini dipercabangkan setinggi tepi atas cartilage II dextra, kemudian akan berjalan ke superoposterior dextra sampai se tinggi tepi atas articulation sternoclavicularis dimana nantinya akan bercabang lagi menjadi a. carotis communis dextra, a subclavia dextra, dan a. thyroidea im a.3 A. Carotis communis sinistra dibedakan menjadi bagian cervical dan bagian thorac al. Bagain cervical timbul dari arcus aorta yang berjalan ke atas di sebelah sin istra dan agak ke posterior dari a. anonyma sampai ke atas a. sternoclavicularis .Bagian thoracal dipisahkan dari manubrium sterni oleh m. sternohyoid dan m. ste rnothyroid dan v. sinistra.3 A. subclavia sinistra juga terdiri dari bagian cervical dan bagian thoracal. Art eri ini berpangkal pada arcus aorta di sebelah sinistra dan posterior dari a. ca rotis communis setinggi tepi atas vertebra thoracalis IV yang naik ke atas di se belah lateral dari trachea dan masuk ek dalam leher.3 Aorta decendens dimulai dari tepi bawah dari vertebra thoracalis IV dan berakhir pada tepi baawah vertebra thoracalis XII pada hiatus aorticus di diaphragm. Pad a permulaannya aorta descendens terletak di sebelah sinistra dari columna verteb ralis, ini kemudian akan berjalan ke bawah mendekati linea mediana dan akhirnya terletak di anterior columna verteralis. Pada sebelah ventral, aorta descendens berhubungan dengan radix pulmonis sinistra, pericardium, oesophagus, dan diaphra gm. Di sebelah dorsal akan berhubungan dengan columna vertebralis dan v. hemiazy gos. Di sebelah dextra akan berhubungan dengan v. azygos dan ductus thoracicus. Di sebelah sinistra akan berhubungan dengan pleura dan paruss sinistra.3 Aorta descendens memiliki dua cabang, yaitu cabang visera dan cabang parietal.Ca bang visera terdiri dari R. pericardii, a. bronchialis, a. oesophagii, dan r. me diastinalis.Cabang parietal yaitu a. intercostalis posterior yang berjumlah Semb ilan pasang yaitu untuk spatium intercostales yang bawah. Spatium intercostalis 1 dan 2 berasal dari a. intercostalis suprema yang berasal dari truncus costocer vicalis a. subclavia.3 Struktur Mikrokospik Jantung Dinding jantung terdiri dari 3 lapisan yaitu endokardium, miokardium dan epikard ium. Endokardium, merupakan bagian dalam dari atrium dan ventrikel. Endokarium h omolog dengan tunika intima pada pembuluh darah. Endokardium terdiri dari endote lium dan lapisan subendokardial. Endotelium pada endokardium merupakan epitel se lapis pipih dimana terdapat tight/occluding junction dan gap junction. Lapisan s ubendokardial terdiri dari jaringan ikat longgar. Di lapisan subendokardial ter dapat vena, saraf, dan sel purkinje.4 Miokardium, terdiri dari otot polos. Miokardium pada ventrikel kiri lebih tebal dibandingkan pada ventrikel kanan. Sel otot yang khusus pada atrium dapat mengha silkan atriopeptin, ANF ( Atrial Natriuretic Factor), kardiodilatin dan kardiona trin yang berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit. Mio kardium terdiri dari 2 jenis serat otot yaitu serat konduksi dan serat kontraksi .4 Serat konduksi pada jantung merupakan modifikasi dari serat otot jantung dan men ghasilkan impuls. Serat konduksi terdiri dari 2 nodus di dinding atrium yaitu no dus SA dan AV, bundle of His dan serat purkinje. Serat purkinje merupakan percab angan dari nodus AV dan terletak di subendokardial. Sel purkinje mengandung sito plasma yang besar, sedikit miofibril, kaya akan mitokondria dan glikogen serta m empunyai 1 atau 2 nukleus yang terletak di sentral.4 Serat kontraksi merupakan serat silindris yang panjang dan bercabang. Setiap ser at terdiri hanya 1 atau 2 nukleus di sentral. Serat kontraksi mirip dengan otot lurik karena memilikist riae. Sarkoplasmanya mengandung banyak mengandung mitoko ndria yang besar.Ikatan antara dua serat otot adalah melalui fascia adherens, ma cula adherens (desmosom), dan gap junctions.4 Epikardium terdiri dari 3 lapisan yaitu perikardium viseral, lapisan subepikardi al dan perikardium parietal. Perikardium viseral terdiri dari mesothelium ( epit el selapis pipih). Lapisan subepikardial terdiri dari jaringan ikat longgar deng an pembuluh darah koroner, saraf serta ganglia. Perikardium parietal terdiri dar i mesotelium dan jaringan ikat.4

Sabut otot jantung bercabang-cabang dan percabangan ini membentuk anyaman yang k ompleks. Dengan mikroskop sinar akan tampak garis-garis melintang yang lebih teb al yang disebut Intercalated Disc. Bila dilihat dengan elektron mikroskop, terny ata intercalated disk ini merupakan dua struktur yang saling menempel dan merupa kan batas antara sabut otot jantung satu dengan yang lain.4 Dinding jantung mengandung banyak pembuluh darah dan diantara sabut otot jantung kaya dengan plexus pembuluh darah kapiler. Supply darah untuk otot jantung bera sal dari Arteria Coronaria dengan volume kurang lebih dua kali lipat dari supply darah pada otot bergaris. Pembuluh darah ini akan mensupply makanan dan oksigen untuk otot tersebut sehingga jantung bisa mempertahankan denyut jantung dengan teratur. Dalam hal ini ditunjang dengan banyaknya jumlah mitokondria dan perkemb angan sarcoplasmic reticulum yang baik.4 Serabut-serabut Purkinye Terletak didalam lapisan sub-endokardium. Berbentuk seperti otot jantung tetapi besar besar dan berwarna pucat karena jumlah myofibril lebih sedikit dan lebih j arang. Myofibril berkumpul ditepi sehingga daerah sekitar inti tampak lebih puca t sarkoplasma banyak. Sabut sabut purkinje dikelilingi oleh jaringan ikat.4 Perdarahan pada Jantung Sistem sirkulasi darah dalam tubuh manusia terdiri atas : ? Peredaran darah pulmonal Dalam peredaran ini menyalurkan darah dari jantung menuju ke paru-paru dan darah dari paru menuju kembali ke jantung.5 ? Peredaran darah sistemik Dalam peredaran darah ini menyalurkan darah ke seluruh organ / jaringan dalam tu buh dan dari seluruh tubuh ke jantung.5 Sistem kardiovaskuler ini terdiri atas 3 komponen utama yaitu jantung sebagai po mpa, pembuluh darah sebagai saluran, dan darah sebagai media transport.5 Susunan pembuluh darah sendiri terdiri atas:6 ? Tunika Intima Sel Endotel (epitel selapis gepeng) Subendotel (jaringan ikat areolar) ? Tunika Media Jumlah jaringan ikat padat yang bervariasi Otot polos ? Tunika Adventitia Jaringan ikat Serat saraf, pembuluh limf Vasa vaserum : pembuluh darah yang berfungsi untuk memperdarahi pembuluh darah yang lebih besar. Batas antara tunika intima dengan tunika media yaitu tunika elastika interna, se dangkan batas antara tunika media dengan tunika adventisia adalah tunika elastik a eksterna.6

Gambar 2. Lapisan-lapisan pembuluh darah.6 Terdapat 3 jenis pembuluh darah, yaitu: Kapiler darah ( sebagai tempat pertukaran zat ) Lumen kapiler hanya dapat dilalui oleh 1 eritrosit saja. Pada kapiler terdapat s el endotel menonjol ke dalam lumen dan sel perisit menonjol keluar lumen. Kapile r memiliki dinding selapis sel endotel / hanya tunika intima dengan fungsinya ya itu sebagai tempat pertukaran bahan secara difusi melalui ruang antar sel. Bagia n ini terdapat 3 jenis yaitu :6 Kapiler tipe viseral yang berpori (fenestrated capillary) Beberapa sel endotel mempunyai pori-pori, banyak pori ditutupi membran, sangat p ermeabel. Biasanya terdapat di pankreas, usus, kelenjar endokrin, dan glomerulus

ginjal. Kapiler tipe muskular atau kapiler utuh (continuous capillary) Kapiler ini memiliki sel endotel yang kontinu. Sinusoid ( discontinous capillary ) Merupakan bagian yang berbentuk rongga. Lumen pada kapiler ini lebih besar darip ada kapiler lainnya dan dilalui oleh darah dan cairan limf. Arteri ( sebagai sistem distribusi ) Ada beberapa tipe :5 Arteri besar (dikenal juga sebagai arteri tipe elastis) Berfungsi menyalurkan darah, meredam tekanan yang disebabkan sistol jantung, men jaga agar aliran darah berjalan mulus yang disebut conducting arteries. Arteri ini mempunyai 3 lapisan pada dindingnya yaitu tunika intima, media, dan a dventisia.6 ? Tunika Intima ? Endotel dengan lamina basalis ? Subendotel: jaringan ikat kolagen, elastin, otot polos ? Lamina elastika interna ? Tight junction dan gap junction ? Tunica Media ? Lapisan lebih tebal ? Serat elastin, kolagen & sel-sel otot polos ? Beberapa fibroblas ? Tunica Adventisia : ? Terdiri dari jar ikat dan fibroblas ? Lebih tipis daripada tunica media ? Beberapa serat elastin ? Terdapat vasa vasorum dan serat saraf Arteri sedang ( dikenal juga sebagai arteri tipe muskular ) Berfungsi membagi darah ke organ yang membutuhkannya; disebut sebagai distributi ng arteries. Tidak seperti arteri besar, pada arteri ini tunika elastika interna dan eksterna tampak jelas.6 ? Tunica Intima ? Lapisan endotel dengan lamina basalis ? Subendotel: sedikit jaringan ikat ? Terdapat lamina elastika interna ? Tunica Media ? Otot polos sirkular, kolagen, bbrp serat elastin ? Tidak ada fibroblas ? Terdapat lamina elastika eksterna ? Tunica Adventisia ? Tebal lapisan jaringan ikat kira-kira sama dengan tebal tunica medianya ? Kandungan kolagen yg tinggi dengan fibroblas ? Serat elastik terkonsentrasi di lamina elastika eksterna Arteri kecil Disebut juga sebagai arteriol besar. 1-2 lapis pada tunica media merupakan arter iol, dan 3-8 lapis otot polos pada tunica media merupakan arteri kecil.4 Arteriole Arteriol adalah jenis arteri terkecil. Lumen pembuluh relatif sempit dan dinding nya tebal. Derajat tekanan dalam sistem arterial terutama diatur melalui ketegan gan otot polos dalam dinding arteriol.6 Vena ( sebagai collecting system ) Vena mengantar darah dari kapiler balik ke jantung. Vena pulmonal besar berbeda karena pembuluh ini membawa darah yang kaya akan oksigen, dari paru-paru ke jant ung. Dinding vena lebih tipis daripada dinding arteri yang diiringinya, berhubun g dengan tekanan darah dalam sistem vgena yang lebih rendah.4 Vena dibedakan menjadi 3 jenis: kecil, sedang, dan besar. Vena berukuran sedang memiliki katup-katup yang memungkinkan darah mengalir ke arah jantung, tetapi ti dak sebaliknya. Berkas otot polos memanjang merupakan sifat khas adventitia dan terbentuk dengan baik pada vena besar. Vena yang mengiringi arteri profunda, dis ebut vena comitans. Pada vena sistemik dijumpai lebih banyak variasi dibanding p

ada arteri, dan juga terjadi lebih banyak anastomosis pada vena.6 Fungsi dan Mekanisme Kerja Jantung Aktivitas Listrik Jantung Jantung mempunyai kemampuan untuk membangkitkan sendiri impuls listrik yang ritm is yang dikenal sebagai autorhythmicity. Autorhythmicity membangkitkan impuls li strik sehingga menimbulkan potensial aksi yang mengakibatkan terjadinya kontraks i jantung. Sifat ini dimiliki oleh sistem penghantar khusus. Sistem penghantar k husus ini terdiri dari simpul SA (sino auricle) di dinding atrium kanan dekat mu ara vena cava superior, simpul AV (atrio-ventrikel) di bagian bawah septum atriu m, jaras internodul (merupakan penghubung antara simpul SA dengan AV), berkas hi s (merupakan lanjutan dari simpul AV yang menembus annulus fibrousus melalui sep tum ventrikel membentuk berkas his kanan kiri dan menuju ventrikel kanan kiri, d an serat purkinye.7 Tidak seperti sel saraf dan sel otot rangka, sel khusus otot jantung memiliki p otensial membran istirahat yang tidak mantap. Sel-sel ini menunjukkan aktivitas picu jantung, berupa depolarisasi lambat yang diikuti oleh potensial aksi apabil a potensial membran tersebut mencapai ambang tetap. Dengan demikian, timbullah p otensial aksi secara berkala yang akan menyebar ke seluruh jantung dan menyebabk an jantung berdenyut secara teratur tanpa adanya rangsangan melalui saraf. Poten sial membran tidak menetap antara potensial-potensial aksi. Di antara 2 potensia l aksi, terjadi depolarisasi secara lambat akibat inaktivasi ion K+ karena penur unan permeabilitas membran terhadap ion K tersebut. Akibatnya pengeluaran ion K menjadi menurun. Pada keadaan ini, permeabilitas membran terhadap ion Na tidak b erubah sehingga menyebabkan pemasukan ion Na menjadi tidak seimbang dengan penge luaran ion K. Karena pemasukan ion Na terus-menerus, maka kenegatifan sel menjad i berkurang dan perlahan-lahan mencapai ambang letup. Setelah ambang letup terca pai, saluran ion Ca akan teraktivasi dan terbuka. Karena saluran ion Ca terbuka, maka terjadi influks Ca dengan cepat yang menimbulkan fase naik potensial aksi secara cepat. Fase ini dilanjutkan dengan fase turun di mana terjadi aktivasi sa luran ion K yyang menyebabkan pengeluaran atau efluks ion K dengan cepat. Proses ini disebut repolarisasi.7 Gambar 3. Fase potensial aksi jantung 8 Berbagai sel penghantar impuls mempunyai kecepatan membentuk impuls yang berlain an sehingga menyebabkan kecuraman depolarisasi lambat berbeda. Simpul SA memilik i kemampuan membentuk impuls tercepat. Impuls ini disebarkan melalui gap junctio n ke seluruh atrium kanan dan melalui cabang berkas bachman ke atrium kiri. Depo larisasi dan konstraksi atrium kanan dan kiri terjadi bersamaan. Simpul ini menj adi penentu irama dasar kerja jantung sehingga pada keadaan normal bertindak seb agai picu jantung. Urutan kemampuan pembentukan potensial aksi berbagai bagian s istem penghantar khusus yaitu:9 simpul SA : 80-100/ menit simpul AV : 40-60/menit berkas his dan serat purkinye : 20-40/ menit Jaringan penghantar khusus lainnya tidak dapat mencetus potensial aksi intrinsik nya karena sel-sel ini sudah diaktifkan terlebih dahulu oleh potensial aksi yang dihasilkan dari simpul SA, sebelum sel-sel ini mampu mencapai ambang rangsangny a sendiri. Impuls dari simpul SA disalurkan menuju simpul AV melalui jaras inter nodal yang kemudian mengalami hambatan (AV delay yang berlangsung salama 0,08 0, 12 detik), lalu impuls dengan cepat menyebar ke berkas his dan serat purkinye. S etelah impuls tersebar, terjadi pengaktifan miokardium ventrikel stimultan yang menyebabkan kontraksi secara serentak. Irama jantung dengan penyebaran normal te rsebut disebut sebagai irama sinus.9 Gambar 4. Aliran listrik jantung Apabila terjadi gangguan pada pembentukan impuls oleh simpul SA, maka simpul AV akan menjalankan aktivitas pemacu, mengambil alih fungsi simpul SA. Gangguan pad

a pembentukan dan penghantaran impuls disebut aritmia atau kekacauan irama jant ung.9 Sel miokardium memiliki potensial membran istirahat yang mantap yaitu -90m V. Tahap ini disebut fase 4. Impuls listrik dari pacemaker akan merangsang mioka rdium sehingga menimbulkan serangkaian perubahan yang terbagi menjadi beberapa f ase. Fase 0 adalah fase depolarisasi cepat. Pada fase ini terjadi peningkatan pe rmeabilitas membran ion Na secara tiba-tiba, menyebabkan pemasukan Na banyak. Ka rena itu, potensial intrasel naik menjadi +20 mV. Permeabilitas ion Na ini akan segera turun pada fase 1, disebut repolarisasi. Pada fase ini akan dipertahankan potensial membran selama beberapa ratus mili detik, disebut sebagai fase plateu . Karena aktivitas saluran ion Ca lambat pada fase 2, menyebabkan pemasukan ion Ca menjadi lambat pula. Karena proses pemasukan yang lambat ini, mempertahankan kepositifan intrasel.9 Fase plateau ini akan diikuti dengan inaktivasi saluran Ca, dengan kata lain pemasukan ion Ca ke dalam sel akan menurun. Karena penurunan pemasukan ion Ca, terjadi peningkatan permeabilitas membran ion K sehingga ion K berdifusi kel uar sel dengan cepat, disebut fase repolarisasi cepat (fase 3). Kemudian, potens ial membran akna kembali ke keadaan semula pada fase 4 dengan potensial membran istirahat yang mantap. Masa kontraksi otot jantung berlangsung selama 300 detik dengan masa refrakter selama 250 detik, di mana otot jantung tidak dapat kontrak si sampai masa relaksasi hampir selesai.9 Sumber Listrik Jantung Sumbu potensial listrik jantung merupakan nilai rata-rata suatu proses aktivitas listrik di dalam jantung selam siklus kerja jantung berlangsung. Pengukuran sum bu listrik jantung dapat dilakukan dengan cara menghitung amplitudo pada komplek s QRS dan dengan menetukan arah defleksi tiap gelombang Elektrokardiogram. Keada an normal dapat dinyatakan dalam derajat +110o sampai dengan -30o. Apabila sudah melewati batas derajat +110o maka dianggap sebagai right axis deviation, dan ap abila melewati batas -30o maka akan dianggap sebagai left axis deviation.9 Siklus Jantung Jantung berdenyut secara otomatis, kita dapat memahami fisologi jantung dengan p emahaman siklus tunggal jantung, yaitu, semua peristiwa yang berkaitan dengan de nyut jantung. Pada setiap siklus jantung, perubahan tekanan darah terjadi karena atrium dan ventrikel secara bergantian kontraksi dan relaksasi, dan darah menga lir dari daerah bertekanan tinggi ke bertekanan rendah. Karena otot dinding ruan g jantung berkontraksi, tekanan cairan di dalamnya bertambah. Dalam satu sklus n ormal jantung, dua atria kontraksi sedang dua ventrikel relaksasi. Kemudian, ket ika kedua ventrikel kontrksi, dua atria relaksasi. Istilah sistole (kontraksi) m engacu pada fase kontraksi, fase relaksasi adalah diastole (dilatasi). Satu sikl us jantung terdiri dari satu sistole dan diastole dari kedua atria ditambah satu sistole dan diastole kedua ventrikel. Siklus jantung orang dewasa yang sedang i stirahat dapat dibagi menjadi tiga fase utama:10 a) Perioda Relaksasi. Pada akhir satu denyut jantng ketika ventrikel mulai relaksasi, keempat ruang ja ntung ada dalam keadaan diastole (dilatasi). Ini adalah awal dari perioda relaks asi. Repolarisasi serabut-serabut otot ventrikel mulai relaksasi. Karena ventrik el relaksasi, tekanan di dalam ruang jatuh, darah mulai mengalir balik dari arte ri pulmonalis dan aorta ke ventrikel. Aliran darah ini mendorong balik katub sem ilunar, sehingga katub ini menutup. Akibat penutupannya katup semilunar menimbul kan benturan yan disebut dicrotic wave pada pangkal lengkung aorta. Dengan menut upnya katub semilunar, ada sedikit jarak waktu ketika volume darah ventrikel tid ak berubah karena kedua katub semilunar dan atrio ventrikular menutup. Perioda i ni disebut relaksasi isovolumetri. Karena ventrikel terus relaksasi, ruang di ba gian dalam meluas, karena tekanan dengan cepat turun. Ketika tekanan ventrikel j atuh di bawah tekanan atria, katub atrioventrikular membuka, dan ventrikel mulai menutup kembali.10 b) Pengisian ventrikel. Pengisian utama ventrikel terjadi tepat setelah katup atrioventrikular membuka. Sepertiga pengisian waktu pengisian ventrikel dikenal sebagai periode pengisian cepat ventrikel. Sepertiga waktu kedua disebut diastasis, volumenya kecil. Sisto le atria terjadi pada sepertiga terakhir dari perioda pengisian ventrikel. Pada

akhir diastole ventrikel, adakira-kira 130 ml darah dalam setiap ventrikel. Volu me darah ini disebut volume akhir diastolik (end diastolic volume = EDV). Karena sistole atria hanya menyumbang 20 30%keseluruhan volume darah dalam ventrikel, kontraksi atria bukan kebutuan mutlak aliran darah pada laju normal jantung. Sel ama periode pengisian, katup atrioventrikular membuka dan katup semilunar menutu p.10 c) Kontraksi vebtrikel (sistole). Mendekati akhir sistol atria, impuls dari nodus SA masuk melalui nodus AV ke da lam vebtrikel, yang menyebabkan ventrikel depolarisasi. Kemudian kontraksi ventr ikel mulai, dan darah mendorong katup atrioventrikular menutup dengan kuat. Sela ma kira-kira 0,05 detik, keempat katup menutup lagi. Perioda ini disebut kkontra ksi isvolumetri. Selama waktu ini serabut-serabut otot jantung kontraksi dengan kuat, tetrapi belum memendek karena ia sangat sukar menekan setiap cairan, terma suk darah. Kontraksi otot ini adalah isometri (sama panjang). Karena tidak ada j alur aliran bagi darah, volume ventrikel dipertahankan sama (iso volumetri). Kar ena kontraksi ventrikel berlanjut, tekanan dalam ruang jantung naik tajam. Tekan an ventrikel ini melebihi tekanan aorta ( 80 mmHg) dan tekanan ventrikel kanan na ik di atas tekanan pada arteri pulmonalis (15 20 mmHg), kedua katub semilunar mem buka, dan pengeluaran darah dari jantung mulai. Periode ini disebut pengeluaran ventrikel dan berlangsung selama 0,25 detik, sampai ventrikel melai relaksasi. K emudian katup semilunar menutup dan periode relaksasi dimulai. Volume darah yang tetap tinggal dalam ventrikel setelah sistol disebut dengan volume akhir sistol ik (end sistolic volume = ESV), 60 ml.10 Pengaturan Curah Jantung Tubuh manusia memiliki berbagai mekanisme kontrol regulasi yang digunakan untuk meningkatkan suplai darah secara aktif ke jaringan yaitu dengan meningkatkan jum lah curah jantung. Pengaturan curah jantung bergantung pada hasil perkalian deny ut jantung denan volume sekuncup. Curah jantung oang dewasa adalah antara 4,5-8 liter per menit. Peningkatan curah jantung terjadi karena adanya peningkatan den yut jantung dan olume sekuncup. Curah jantung dapat meningkatkan dan menurun aki bat dari daya gerak yang bekerja secara intrinsik dan ekstrinsik pada jantung ya itu dengan atau tanpa faktor eksternal. Pengaturan intrinsik curah jantung di te ntukan oleh panjang serabut otot jantung. Pengaturan eksternal adalah efek dari rangsangan saraf pada jantung.9 Pengaturan intrinsik curah jantung Panjang serabut jantung mempengaruhi tegangan yang dapat dihasilkan karena susun an anatomic protein kontraktil otot. Pada keadaan istirahat, serabut otot merega ng kederajat yang lebih rendah dari yang dibutuhkan untuk menghasilkan tegangan maksimal. Apabila serabut otot jantung diregangkan, lebih banyak jembatan silang miosin yang dapat mencapai sisi pengikatan aktin, menyebabkan pengayunan jembat an silang meningkat, sehingga meningkatkan tegangan jantung dan kontraktilitas j antung. Akibatnya, volume sekuncup dan curah jantung meningkat. Peningkatan pere gangan pada myofibril terjadi jika pengisian jantung meningkat. Oleh karena itu, tegangan yang di hasilkan jantung proporsional dengan volume darah dalam jantun g sesaat sebelum kontraksi ventrikel volume akhir diastolik. Karena respon ini, jantung memiliki kapasitas residu untuk memompa lebih kuat ketika volume darah y ang mengalir meningkat. Sebagai contoh, saat olahraga dank e;ebihan volume.9 Karena peningkatan aliran balik vena akan meningkatkan volume akhir diastolik, h ubungan panjang tegangan dengan jantung memastikan bahwa dalam kebanyakan kondi si, peningkatan aliran darah ke jantung akan sesuai dengan peningkatan volume da rah yang keluar. Dengan demikian, volume akhir diastolik akan kembali normal dan biasanya respon ini terjadi dalam durasi yang singkat. Respon intrinsic jantung pada peregangan serabut ototnya sendiri di sebut hukum Starling pada jantung, s etelah Frank Starling, menjabarkan hukum ini pertama kali. Hubungan panjang pada tegangan jantung normal dalam kondisi tanoa stimulasi kendali.11 Pada kerusakan jantung , peregangan ventrikel yang berlebuhan tidak akan memperb aiki kontraksi, dan jantung tidak akan mampu untuk memompa keluar kelebihan dara h. Oleh karena itu, kerusakan jantung akan berlajut dengan pengisian yang berleb ihan dan akhirnya akan semakin meregang. Situasi ini merupakan karakeristik gaga l jantung.11

Alasan kedua mengapa peregangan serabut otot jantung menentukan curah jantung ad alah bahwa dengan meningkatnya aliran balik vena, dinding atrium kanan akan mere gang ini menyebabkan kecepatan pelepasan potensial aksi nodus SA meningkat dan t erjadinya peningkatan denyut jantung sampai 20%. Peningkatan kecepatan denyut ja tung ini, yang disertai peningkatan volume sekuncup dapat secara drastic meningk atkan curah jantung. Akan tetapi, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kare na terjadi peningkatan volume diastolic akhir meningkatkan volume sekuncup, resp ons intrinsic terhadap kelebihan volume biasanya bersifat temporer atau sementar a.11 Hukum Frank-Starling11 1. Semakin besar volume jantung saat fase diastolic, semakin besar jumlah d arah yang dipompakan ke aorta. 2. Dalam batas-batas fisiologis, jantung memomakan darah ke seluruh tubuh d an darah kembali ke jantung tanpa menyebabkan penumpukan di vena. 3. Jantung dapat memompakan jumlah darah yang sedikit ataupun jumlah darah yang besar bergantung pada jumlah darah yang mengalir kembali dari vena. Pengaturan ektrinsik curah jantung Denyut jantung dan volume sekuncup dipengaruhi oleh system saraf simpati s dan parasimpatis serta hormone-hormon dalam sirkulasi. Saraf simpatis menjalar dalam traktus saraf spinalis toraks ke nodus SA dan melepaskan neurotransmitte r norepinefrin. Norepinefrin berikatan dengan reseptor spesifik yang disebut res eptor adrenergic B1 yang terdapat di sel nodus SA. Setelah berikatan, terjadi pe ngaktifan system sementara kedua yang terjadi peningkatan kecepatan pelepasan mu atan nodus dan peningkatan denyut jantung. Kecepatan denyut jantung akan menurun apabila pengaktifan saraf simpatis dan pelepasan norepinefrin berkurang. Pening katan atau penurunan kecepatan denyut jantung disebut efek kronotropik positif a tau negative.3 Saraf simpatis juga mempersarafi sel diseluruh miokardium, menyebabkan p eningkatan gaya dari setiap kontraksi pada setiap panjang serabut otot tertentu. Hal ini menyebabkan peningkatan pada volume sekuncup da disebut inotropik posit if. Saraf parasimpatis menjalar ke nodus SA dan keseluruh jantung melalui saraf vagus. Saraf parasimpatis melepaskan neurotransmitter asetilkolin, yang memperla mbat kecepatan depolarisasi nodus SA sehingga terjadi penurunan kecepatan denyut jantung suatu efek kronotropik negative. Perangsangan parasimpatis ke bagian mi okardium lain tampaknya menurunkan kontraktilitas dan volume sekuncup, yang meng hasilkan efek inotropik negative. Hormone yang mengatur curah jantung di medull a adrenal, merupakan perluasan system saraf simpatis. Pada perangsangan simpati s, medulla melepaskan norepinefrin dan epinefrin ke dalam sirkulasi. Hormon ini mencapai jantung dan menimbulkan respon kronotropik dan inotropik positif.3 Pertukaran oksigen dan karbondioksida dalam sistem kapiler dapat diterangkan den gan teori difusi di mana molekul-molekul gas akan bergerak dari konsentrasi yang lebih besar ke konsentrasi yang lebih kecil sehingga konsentrasinya akan merata . Molekul-molekul tersebut akan saling bertumbukan.3 Dalam pompa jantung, berlaku hukum starling yang menguraikan bahwa aliran fluida masuk dan keluar dari pembuluh darah kapiler. Gerakan zat cair melalui dinding kapiler merupakan hasil dari 2 jenis tekanan yaitu tekanan hidrostatik dan tekan an osmotik. Tekanan hidrostatik memaksa zat cair dan oksigen keluar dari kapiler , sedangkan tekanan osmotik membawa zat cair dan karbondioksida masuk ke dalam k apiler. Volume darah yang dipompakan jantung umumnya sebesar 80cc dengan tekanan pada pulmonalis sebesar kurang lebih 25 mmHg dan tekanan pada sistemik sebesar kurang lebih 125 mmHg. Usaha yang dilakukan jantung merupakan hasil kali tekanan dengan volume.3 Tegangan yang dialami pembuluh darah diakibatkan adanya tekanan. Besarnya tegang an ini bergantung pada tekanan dan diameter pembuluh darah. Prinsip Bernoulli da pat diterapkan dalam sistem sirkulasi ini. Prinsip ini didasarkan pada hukum kek ekalan energi. Tekanan fluida merupakan bentuk dari energi potensial dan gerakan fluida merupakan bentuk dari energi kinetik. Kecepatan rata-rata darah meningga lkan jantung umumnya kurang lebih 30 cm/detik, maka energi kinetik untuk 1cc dar ah setara dengan berkurangnya energi potensial sebesar 450 erg atau tekanan dara h sebesar 0,4 mmHg. Saat seseorang melakukan latihan fisik, maka kecepatan alira

n darah akan meningkat yang mengakibatkan energi potensial jantung akan berkuran g.3 Kecepatan aliran darah dalam pembuluh darah sendiri tergantung pada tekanan, vis kositas atau kekentalan darah, temperatur, oanjang dan diameter pembuluh darah. Temperatur semakin tinggi, maka viskositas darah sebaliknya akan semakin kecil, begitu sebaliknya semakin rendah temeratur maka viskositas darah akan semakin ti nggi. Kecepatan aliran darah biasanya dihitung dengan menggunakan hukum Poisseui lle.3 Pada umumnya, hampir di semua pembuluh darah terdapat aliran laminar. Akan tetap i, ketika darah mengalir cepat melewati katup-katup jantung atau ketika terjadi penyumbatan atau penyempitan pembuluh darah, maka aliran darah yang tadinya lami nar berubah menjadi aliran turbulen. Saat kecepatan aliran ditambah dengan mengu rangi diameter pembuluh darah, maka akan dicapai kecepatan kritis dimana aliran laminer tadi berubah menjadi aliran turbulen. Buka dan tutup katup jantung berko ntribusi terhadap suara jantung karena perubahan aliran darah ini akan menghasil kan vibrasi. Pada keadaan normal, frekuensi suara jantung berkisar antara 20-200 Hz dan unutk memperoleh informasi dari suara jantung dapat menggunakan stetosko p ataupun phonocardiography.3 Enzim pada sistem kardiovaskuler terdiri atas enzim fungsional dan enzim nonfung sional.12 1. Enzim fungsional umumnya dibuat di hati dan terdapat dalam sirkulasi darah. Substratnya juga dala m sirkulasi. Kadar enzim ini besar dalam jaringan. Apabila terjadi kelainan, mak a kadar enzim ini akan menurun. Contoh enzim ini adalah lipoprotein lipase, proe nzim pembekuan darah dan pemecahan bekuan darah.12 2. Enzim nonfungsional Dalam keadaan normal, tidak berfungsi dalam darah melainkan dalam sel. Karena ti dak berfungsi dalam darah, substratnya tidak ada dalam darah. Kadar enzim ini sa ngat rendah bila dibandingkan dengan kadar di jaringan. Apabila terjadi kelainan , seperti kerusakan sel, enzim tersebut akan berdifusi lepas ke darah. Maka kada r enzim ini dalam plasma darah akan menjadi meningkat. Contoh enzim ini antara l ain amilase pankreas, lipase, sekresi eksokrin.12 Beberapa enzim kardiovaskuler : 1) GOT (glutamic oxaloacetic transaminase) Terlokalisasi dalam mitokondria dan sitoplasma.13 2) GPT Terlokalisasi dalam sitoplasma. Apabila terkadi kerusakan jaringan, maka enzimin i akan dibebaskan ke serum darah.13 3) CK / CPK (creatine phospokinase) Enzim ini banyak terdapat dalam otot lurik. Enzim ini mempunyai beberapa bentuk isozim. Isozim merupakan sekelompok enzim yang mempunyai mekanisme sama namun de ngan struktur yang berbeda. Bentuk isozim tersebut antara lain: CPK 1 (BB) pada otak, CPK 2 (MB), dan CPK 3 (MM) pada ototskelet.13 4) LDH (lactic dehidrogenase) Terdiri atas 5 jenis protein yang bisa dipisahkan dan masing-masing terbentuk da ri sejumlah tetramer dengan 2 tipe, atau subunit H dan M. Kelima isoenzim terseb ut dapat dibedakan berdasarkan sifat-sifat kinetika, elektroforesis, kromatograf i, dan imunologiknya. Berdasarkan pemisahan elektroforesis, mobilitas isoenzim s esuai dengan protein serum a1, a2, ?1, dan ?2. Biasanya isoenzim ini diberi nomo r 1(yang bergerak paling cepat),2,3,4, dan 5(yang bergerak paling lambat). Pada jantung terdapat isoenzim nomor 1. 13 Pengaturan Kerja Jantung ? Simpatis dan Parasimpatis Perangsangan Parasimpatis16 a) Perangsangan pada Jantung

Sistem saraf parasimpatis sangat penting bagi sejumlah fungsi autonom pada tu buh, namun hanya mempunyai peran kecil dalam pengendalian sirkulasi. Pengaruh si rkulasi yang penting hanyalah pengaturan frekuensi jantung melalui serat-serat p arasimpatis yang di bawa ke jantung oleh nervus vagus, dari medula langsung ke j antung.16 Perangsangan vagus yang kuat pada jantung dapat menghentikan denyut jantung sela ma beberapa detik, tetapi biasanya jantung akan mengatasinya dan setelah itu berde nyut dengan kecepatan 20 sampai 40 kali per menit. Selain itu, perangsangan vagu s yang kuat dapat menurunkan kekuatan kontraksi otot sebesar 20 sampai 30 persen . Penurunan ini tidak akan lebih besar karena serat-serat vagus di distribusikan terutama ke atrium tetapi tidak begitu banyak ke ventrikel di mana tenaga kontr aksi sebenarnya terjadi. Meskipun demikian, penurunan frekuensi denyut jantung y ang besar digabungkan dengan penurunan kontraksi jantung yang kecil akan dapat m enurunkan pemompaan ventrikel sebesar 50 persen atau lebih, terutama bila jantun g bekerja dalam keadaan beban kerja yang besar. Dengan cara ini, curah jantung d apat diturunkan sampai serendah nol atau hampir nol.16 b) Perangsangan pada Pembuluh Darah Serabut parasimpatis hanya dijumpai di beberapa daerah pada tubuh. Serabut paras impatis mempersarafi kelenjar air liur dan kelenjar gastrointestinal, dan berpen garuh vasodilatasi pada organ erektil di genitalia eksterna. Serabut postganglio n pasasimpatis melepaskan asetilkolin yang menyebabkan vasodilatasi.16 Perangsangan Simpatis a) Perangsangan pada Jantung Serat-serat saraf vasomotor simpatis meninggalkan medula spinalis melalui semua saraf spinal toraks dan lumbal pertama dan kedua. Serat-serat ini masuk ke dalam rantai simpatis dan kemudian ke sirkulasi melalui dua jalan; (1) melalui saraf simpatis spesifik, yang terutama menginervasi vaskulatur dari visera internal da n jantung serta (2) melalui nervus spinalis yang terutama menginervasi vaskulatu r daerah perifer. Inervasi arteri kecil dan arteriol menyebabkan rangsangan simp atis meningkatkan tahanan dan dengan demikian menurunkan kecepatan aliran darah yang melalui jaringan. Inervasi pembuluh besar, terutama vena, memungkinkan bagi rangsangan simpatis untuk menurunkan volume pembuluh ini dan dengan demikian me ngubah volume sistem sirkulasi perifer.16 Hal ini dapat memindahkan darah ke dalam jantung dan dengan demikian berperan pe nting dalam pengaturan fungsi kardiovaskular. Perangsangan simpatis yang kuat da pat meningkatkan fekuensi denyut jantung pada manusia dewasa dari 180 menjadi 20 0 dan, walaupun jarang terjadi, 250 kali denyutan per menit pada orang dewasa mu da. Juga, perangsangan simpatis meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung, ol eh karena itu akan meningkatkan volume darah yang dipompa dan meningkatkan tekan an ejeksi. Jadi, perangsangan simpatis sering dapat meningkatkan curah jantung s ebanyak dua sampai tiga kali lipat selain peningkatan curahan yang mungkin diseb abkan oleh mekanisme Frank-Starling. Secara singkat, mekanisme Frank-Starling da pat diartikan sebagai berikut: semakin besar otot jantung diregangkan selama pen gisian, semakin besar kekuatan kontraksi dan semakin besar pula jumlah darah yan g dipompa ke dalam aorta.16 Sebaliknya, penghambatan sistem saraf simpatis dapat digunakan untuk menurunkan pompa jantung menjadi moderat dengan cara sebagai berikut: Pada keadaan normal, serat-serat saraf simpatis ke jantung secara terus-menerus melepaskan sinyal den gan kecepatan rendah untuk mempertahankan pemompaan kira-kira 30 persen lebih ti nggi bila tanpa perangsangan simpatis. Oleh karena itu, bila aktivitas sistem sa raf simpatis ditekan sampai di bawah normal, keadaan ini akan menurunkan frekuen si denyut jantung dan kekuatan kontraksi ventrikel, sehingga akan menurunkan tin gkat pemompaan jantung sampai sebesar 30 persen di bawah normal.16 b) Perangsangan pada Pembuluh Darah Serabut simpatis tersebar luas pada pembuluh darah tubuh, terbanyak ditemukan di ginjal dan kulit, tetapi relatif jarang di koroner dan pembuluh darah otak, dan tidak ada di plasenta. Serabut ini melepaskan norepinefrin yang berikatan denga n adrenoseptor di membran sel otot polos pembuluh darah. Serabut simpatis menyeb

abkan vasokonstriksi pada sebagian besar pembuluh darah, tetapi di otak, jantung , dan otot rangka menyebabkan vasodilatasi.16 Pemeriksaan EKG EKG (elektrokardiogram) adalah rekaman keseluruhan penyebaran aktivitas listrik di jantung. Prinsipnya adalah jantung merupakan organ pembangkit listrik. Berdas arkan hipotesis Einthoven, tubuh mengandung sejumlah besar air dan elektrolit ya ng merupakan volume conductor, akan menghantarkan listrik dalam 3 dimensi melalu i kulit. Arus listrik yang dihasilkan oleh otot jantung selama depolarisasi dan repolarisasi akan menyebar ke jaringan di sekitar jantug dan dihantarkan melalui cairan tubuh tersebut. Sebagian kecil aktivitas listrik ini mencapai permukaan tubuh dan dapat dideteksi dengan elektroda pencatat. Rekaman yang dihasilkan din amakan sebagai elektrokardiogram. Pada saat tidak ada arus listrik lewat elektro kardiograf, maka pencatatan yang muncul adalah garis dasar / garis isoelektrik. Apabila ada impuls listrik jantung yang sampai ke permukaan tubuh, maka terjadi defleksi garis dasar sehingga memperlihatkan suatu kurva yang spesifik.14 Sadapan atau lead adalah cara penempatan pasangan elektroda berkutub positif dan negatif pada tubuh pasien guna membaca sinyal-sinyal elektrik jantung. Semakin banyak sadapan, semakin banyak pula informasi yang dapat diperoleh. Untuk mengha silkan perbandingan standar, rekaman EKG terdiri dari 12 sadapan. Kedua belas sa dapan tersebut masing-masing merekam aktivitas listrik di jantung dari lokasi ya ng berbeda, 6 susunan listrik dari ekstremitas dan 6 lead dada di sekitar jantun g. Kedua belas sadapan elektroda pada rekaman EKG modern, yakni:14 ? Sadapan standard Einthoven: LI : Left Arm (+) dan Right Arm (-) LII : Left Leg (+) dan Right Arm (-) LIII : Left Leg (+) dan Left Arm (-) Sadapan I,II,III ini membentuk segitiga sama sisi yang disebut sebagai segitiga einthoven hukum Einthoven

Gambar 6. Segitiga Einthoven. http://library.med.utah.edu/kw/ecg/ecg_outline/Lesson1/lead_dia.html ? Augmented extremely lead Goldberger: aVR : elektroda + ? RA aVL : elektroda + ? LA aVF : elektroda + ? LL RA, LA, dan LL melalui tahanan tinggi akan disatukan membentuk zero potensial el ektroda. ? Sadapan precordial Wilson: Elektroda eksplorasi sadapan : ? V1 : ruang interkostalis IV garis parasternal kanan ? V2 : ruang interkostalis IV garis parasternal kiri ? V3 : Pertengahan garis lurus yang menghubungkan V2 dan V4 ? V4 : Ruang interkostalis V garis midklavikuler kiri ? V5 : Titik potong garis aksilaris kiri depan , dengan garis horizontal m elalui V4 ? V6 : Titik potong garis aksilaris kiri tengah , dengan garis horizonta l melalui V4 dan V5

Gambar 7. Segitiga Einthoven dan Sadapan precordial Wilson.15

Gelombang EKG dinyatakan dengan abjad Einthoven : P,Q,R,S,T dan U.

\

Gambar 8. Gelombang EKG, P,Q,R,S,T,U.15 Jantung normal dengan irama sinus pada rekaman EKG terlihat tiap denyut / siklus dimulai dengan gelombang P yang diikuti dengan kompleks QRS dan gelombang T, se rta terkadang ada gelombang U setelah gelombang T.1 Gelombang P merupakan masa saat depolarisasi atrium, normalnya positif kecuali p ada aVR. Segmen PR/PQ merupakan garis isoelektrik dimana terjadinya AV delay, da n interval PR/PQ menggambarkan waktu hantaran impuls atrioventrikel. Kompleks QR S terbagi atas gelombang Q,R, dan S. Gelombang Q memiliki amplitudo kecil dan se perti gelombang S menunjukkan defleksi negatif. Gelombang S ini juga menggambark an depolarisasi ventrikel bagian posterobasal. Pada sadapan tertentu, terkadang gelombang Q dan S tidak terekam. Sementara gelombang R menggambarkan defleksi po sitif dengan amplitudo yanf lebih besar. Segmen ST pada keadaan normal memperlih atkan garis isoelektrik tapi terkadang masih bisa naik atau turun sedikit. Gelom bang T menunjukkan proses repolarisasi ventrikel dengan defleksi positif kecuali pada aVR negatif. Gelombang QT melukiskan lamanya proses listrik sistol ventrik el. Gelombang U merupakan defleksi setelah gelombang T yang penyebabnya belum je las. Interval RR merupakan jarak antara 2 puncak gelombang R yang merupakan 1 si klus normal. Pada irama sinus, frekuensi denyut jantung per menit dapat dihitung dengan 60 per interval RR.1 Kesimpulan Jantung merupakan organ vital pada setiap manusia, dikarenakan ia bekerja memomp a darah ke seluruh tubuh tanpa terkecuali. Jantung juga mempunyai kelistrikan di dalamnya, dan kelistrikan ini berhubungan dengan sirkulasi darah yang terjadi di dalam tubuh. Maka dari itu, jika terjadi kesalahan dalam kelistriannya, maka si rkulasinya akan terganggu juga, dalam hal ini, enzim juga mengambil peran yang p enting untuk kestabilan vaskularisasi. Jantung tidak pernah berhenti bekerja wal aupun seorang individu dalam keadan sedang tidur. Maka dari itu, kestabilan dari pada jantung perlu dijaga agar tidak menyebabkan timbulnya penyakit ataupun hal yang tidak diinginkan lainnya. Adapula jika ditemui gejala-gejala seperti nyeri pada dada, irama jantung berdetak lebih cepat dari normal, dapat dilakukan pemer iksaan menggunakan alat EKG (dimana alat ini berfungsi untuk mendeteksi apakah s ebuah jantung bekerja sesuai keadaan normal atau tidak). Daftar Pustaka 1.Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC, 2003. 2.(Wong WW, Kindangan K, Listiawati E. Sistem kardiovaskular 1. Jakarta: Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran UKRIDA, 2010) 3.Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC, 2003) 4.Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: EGC. 2006. h. 498 -9. 5.Sherwood L. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Ed.2. Jakarta: EGC;2001.h.2 56-83. 6.Junqueira LC, Carneiro J. Histologi dasar: teks dan atlas. Ed. 10. Jakarta: EG C; 2007.h.203-16. 7.Snell RS. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Jakarta: EGC; 2006.h.10212. 8.Diunduh dari :http://biomeng.lecture.ub.ac.id/?p=60 pada tanggal 13 Juni 2013. 9.Pearce EC. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT.Gramrdia;2009.h. 151-3. 10.Diunduh dari :http://medicblueprint.blogspot.com/2009/06/gangguan-irama-jantu ng-aritmia-jantung.html pada tanggal 13 Juni 2013. 11.Gibson J. Fisiologi dan Anatomi Modern. Jakarta: EGC;2003.h.107-9. 12.Marks DB, Marks AD, Smith CM. biokimia kedokteran dasar: sebuah pendekatan kl inis. Jakarta:EGC; 2000.h.97-110. 13.Murray KR, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW. Biokimia Harper. Ed-22. Jakarta: EGC;1995.h.839. 14.Dharma surya. Pedoman praktis sistematika interpretasi EKG. Jakarta: EGC,2009 .

15.Faiz O, Moffat D. At a Glance Series Anatomi. Jakarta: Erlangga;2004.h.14-5. 16.Neal MJ. At a glance farmakologi medis. Ed.5. Jakarta: Penerbit Erlangga; 200 6.