karakteristik komposit clay dan shellac dari … · “jika kamu (pada perang uhud) mendapat luka,...

82
i KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI BERBAGAI TIPE BERBENTUK FORMASI GARAM YANG DIPLASTISISASI DENGAN POLYETHYLENE GLYCOL (PEG) Disusun Oleh: JUNAIDI ABDILAH M0213044 SKRIPSI PROGRAM STUDI FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2018

Upload: others

Post on 23-Jul-2020

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

i

KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI BERBAGAI

TIPE BERBENTUK FORMASI GARAM YANG DIPLASTISISASI

DENGAN POLYETHYLENE GLYCOL (PEG)

Disusun Oleh:

JUNAIDI ABDILAH

M0213044

SKRIPSI

PROGRAM STUDI FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2018

Page 2: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

ii

KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI BERBAGAI

TIPE BERBENTUK FORMASI GARAM YANG DIPLASTISISASI

DENGAN POLYETHYLENE GLYCOL (PEG)

HALAMAN AWAL

Disusun Oleh:

JUNAIDI ABDILAH

M0213044

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan mendapat gelar Sarjana

Sains

PROGRAM STUDI FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

November, 2018

Page 3: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

iii

HALAMAN PERSETUJUAN

SKRIPSI

KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI BERBAGAI

TIPE BERBENTUK FORMASI GARAM YANG DIPLASTISISASI

DENGAN POLYETHYLENE GLYCOL (PEG)

JUNAIDI ABDILAH

M0213044

Telah Disetujui Oleh :

Pembimbing I

Khairuddin, S.Si., M.Phil., Ph.D

NIP.197010181997021001 Tanggal : 14 Januari 2019

Pembimbing II

Candra Purnawan, S.Si., M.Sc

NIP. 197812282005011001 Tanggal : 14 Januari 2019

Page 4: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan judul : Karakteristik Komposit Clay Dan Shellac

Dari Berbagai Tipe Berbentuk Formasi Garam

Yang Diplastisisasi Dengan Polyethylene Glycol (PEG)

Yang ditulis oleh :

Nama : Junaidi Abdilah

NIM : M0213044

Telah diuji dan dinyatakan lulus oleh dewan penguji pada

Hari : Kamis

Tanggal : 22 November 2018

Dewan penguji :

1. Ketua penguji

Dr.Utari,S.Si.,M.Si

NIP. 197012062000032001

................. .....................................

2. Sekretaris penguji

Budi Legowo, S.Si., M.Si

NIP. 197305101999031002

......................................................

3. Anggota penguji 1

Khairuddin, S.Si., M.Phil., Ph.D

NIP. 19701018 199702 1 001

......................................................

4. Anggota penguji 2 Candra Purnawan, S.Si., M.Sc

NIP. 19781228 200501 1 001

......................................................

Disahkan pada tanggal

Oleh

Kepala Program Studi Fisika

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Dr. Fahru Nurosyid. S.Si., M. Si.

NIP.197210132000031002

Page 5: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

v

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa isi intelektual Skripsi saya yang

berjudul “KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI

BERBAGAI TIPE BERBENTUK FORMASI GARAM YANG

DIPLASTISISASI DENGAN POLYETHYLENE GLYCOL (PEG)”

Adalah hasil kerja saya dan sepengetahuan saya hingga saat ini isi Skripsi

ini tidak berisi materi yang telah publikasikan atau ditulis oleh orang lain atau

materi yang telah diajukan untuk mendapatkan gelar kesarjanaan di Universitas

Sebelas Maret atau di Perguruan Tinggi lainnya kecuali telah dituliskan di daftar

pustaka Skripsi ini dan segala bentuk bantuan dari semua pihak telah ditulis di

bagian ucapan terimakasih. Isi Skripsi ini boleh dirujuk atau diphotocopy secara

bebas tanpa harus memberitahu penulis.

Surakarta,

JUNAIDI ABDILAH

Page 6: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

vi

MOTTO

“Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir)

itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan

dan kehancuran) itu Kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka

mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman

(dengan orang-orang kafir) supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai)

syuhada'. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim”

(QS. Al-Imran: 140)

“Pahlawan bukanlah orang suci dari langit yang diturunkan ke bumi untuk

menyelesaikan persoalan manusia dengan mukjizat, secepat kilat untuk kemudian

kembali ke langit. Pahlawan adalah orang biasa yang melakukan pekerjaan-

pekerjaan besar, dalam sunyi yang panjang, sampai waktu mereka habis”

(Anis Matta)

“Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang

menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah

komandonya adalah sebaik-baik pasukan.”

[H.R. Ahmad bin Hanbal, Al-Musnad 4/335]

Page 7: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

vii

PERSEMBAHAN

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

Kupersembahkan karya ini untuk:

Allah SWT

Keluarga tercinta

Pembimbing

Kawan-kawan FMIPA FISIKA UNS

Seluruh Fisikawan di Dunia,

Orang-orang yang bertanya kapan lulus dan kapan nikah

dan Pembaca

Page 8: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

viii

KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI BERBAGAI

TIPE BERBENTUK FORMASI GARAM YANG DIPLASTISISASI

DENGAN POLYETHYLENE GLYCOL (PEG)

JUNAIDI ABDILAH

Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Universitas Sebelas Maret

ABSTRAK

Telah dilakukan karakterisasi komposit clay dan shellac dari berbagai tipe

berbentuk formasi garam yang diplastisasi dengan Polyethylene Glycol (PEG).

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui karakteristik dari komposit clay dan

shellac yang dimodifikasi menjadi formasi garam dan diplastisasi menggunakan

polyethylene glycol (PEG). Clay yang digunakan adalah cloisite bentonite, shellac

yang digunakan adalah Wax free, SSB SONE, 3 circle, serta polyethylene glycol

dengan berat molekul 400 gr/mol. Karakterisasi meliputi, metode Payne Cups

Analysis (water vapour transmission rate-WVTR), uji sifat perintang minyak, serta

uji biodegradable. Uji WVTR menunjukan sifat perintang uap air terbaik

dihasilkan oleh komposit clay/waxfree amn/PEG diikuti oleh komposit clay/ssb

amn/PEG dan terakhir komposit clay/3-circle amn/PEG. Uji sifat perintang

minyak menunjukan kertas kemasan dari semua komposit yang dihasilkan pada

penelitian ini tidak dapat ditembus oleh minyak, lebih baik dari kertas

konvensional yang ada di pasaran. Uji Biodegradable menunujukan yang paling

mudah terdegradable adalah pada konsentrasi EM4 60 mL pada shellac formasi

garam yang diplastilisasi dengan PEG mulai dari shellac 3 circle AMN diikuti

oleh shellac ssb dan wax free dengan variasi EM4 yang sama.

Kata kunci : Shellac Wax free, Shellac 3 Circle, Shellac SSB Sone, sifat perintang

uap air, perintang minyak, laju biodegradable, clay bentonite

Page 9: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

ix

CHARACTERIZATION OF COMPOSITE PREPARED BY CLAY-

SHELLAC WAX FREE/SSB SONNE/3 CIRLE OF SALT FORMATION

PLASTIZED USING COLYETHYELE GLYCOL

JUNAIDI ABDILAH

Physics Department, Faculty of Mathematics and Natural Sciences,

Sebelas Maret University

ABSTRACT

Characterization of composite of clay-shellacs of salt formation plastized using

polyethyele glycol (PEG) has been done in this study. The aim of this research

was to investigate the properties of composite prepared by clay and shellacs

modified by salt formation and plastized using PEG. The clay was cloister

bentonite, the shellacs were wax free, SSB sonne, and 3-circle, and the PEG

having molecular 400 gr/mole. The methods of characterization ware the payne

cups analysis (Water Vapor Transmission Rate-WVTR), oil barrier properties

test, and biodegradation test. WVTR test showed the best barrier properties of

water vapor produced by clay/ waxfree amn / PEG composites followed by clay/

ssb amn/ PEG composites and clay/ 3-circle amn/ PEG composites. The oil

barrier test showed that packaging paper form all composites produced in this

study was unable to be penetrated by oil, better than that of conventional paper.

Biodegradation test showed that the most easiest sampel to biodegrade was at

EM4 of 60 mL on the shellac of salt formation plasticized with PEG started with

shellac 3- circle followed by shellac SSB SONE and shellac wax free.

Keywords: : Shellac Wax free, Shellac 3 Circle, Shellac SSB Sone, WVTR, oil

barrier properties, biodegradation

Page 10: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

x

KATA PENGANTAR

Assalamualaykum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah SWT, Rab semesta Alam yang mengajarkan manusia

dengan Kalam Nya. Atas segala limpahan Rahmat dan karunia Nya, sehingga

penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi. Sholawat beriring salam senatiasa

penulis haturkan kepada Rosulullah SAW seorang tokoh peradaban dunia yang

sangat berpengaruh dan menjadi suritauladan bagi umat Manusia. Penulisan

skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai

gelar Sarjana Sains pada Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam proses penulisan

skripsi ini juga tidak lepas dari bantuan, dukungan, serta doa dari berbagai pihak

hingga akhirnya skripsi ini selesai pada waktu yang tepat. Sebuah kehormatan

menjadi bagian sejarah, karena tulisan ini kelak akan menjadi sebuah karya

kebermanfaatan. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Marjuki dan Ibu Siti Gustiawati selaku orang tua

2. Bapak Khairuddin, S.Si., M.Phil., Ph.D. selaku pembimbing I yang

memberikan banyak sumbangsih kepada penulis utamanya memberikan

bimbingan dan motivasi dalam proses penyusunan skripsi ini

3. Bapak Candra Purnawan, S.Si., M.Sc., selaku pembimbing II dengan penuh

kesabaran memberikan motivasi, bimbingan dan saran dalam pengerjaan

penelitian dan penyusunan laporan skripsi dalam proses penelitian dan

penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Hery Purwanto, M.Sc. selaku pembimbing akademik yang telah

memberi pengarahan dan bimbang selama ini, sehingga alhamdulillah penulis

mampu menyelaskan masa study di Jurusan Fisika.

5. Seluruh dosen pengajar, dan staff Jurusan Fisika FMIPA UNS.

6. EMF 2013 yang telah memberikan banyak cerita yang indah untuk dikenang.

Page 11: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

xi

7. Keluarga PPC yang selalu memberikan gelak tawa serta motivasi untuk

selalu menjadi yang terbaik. Bagi Penulis mereka bukan lah orang-orang

yang sengaja Allah pertemukan, lebih dari itu mereka adalah hadiah dari

sebuah perantauan yang telah Allah hadirkan.

8. Keluarga BEM FMIPA UNS sebagai Labratorium Kebermanfaatan. Bagi

Penulis BEM FMIPAUNS bukan hanya sekedar organisasi, lebih dari itu

BEM FMIPA UNS adalah Kawah candra dimuka untuk Penulis. Yang

menjadikan Penulis lebih dari seonggok daging yang punya nama.

9. Tim polimer research Dzaki, Mas Rio, Desi, Silvi yang telah memberikan

banyak sekali pelajaran sebagai kawan berbagi dan berdiskusi.

10. Teman-teman di KOSBIN IZZWAN, Kontrakan H.O.S Tjokroaminoto,

Takmir Sekre BEM, Muda-Muda Fungky, dan Puskomda Solo Raya

11. Keluarga FISIKA FMIPA UNS

12. Seluruh pihak yang telah membantu serta mendoakan dalam penyusunan

skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu namun tidak

mengurangi rasa hormat saya

Penulis sadar bahwa dalam proses penulisan skripsi terdapat banyak

kekurangan, Penulis mengharapkan kedepannya Skripsi ini dapat menjadikan

wasilah kebermanfaatan untuk penulis. Semoga Allah SWT menjadi saksi dari

rekam jejak penulis.

Surakarta, September 2018

Penulis

Page 12: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

xii

PUBLIKASI

Sebagian skripsi saya yang berjudul “Karakteristik Komposit Clay Dan Shellac

Dari Berbagai Tipe Berbentuk Formasi Garam Yang Diplastisisasi Dengan

Polyethylene Glycol (PEG) akan dipublikasikan dalam repository digilib FMIPA

UNS.

Page 13: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN AWAL ............................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... iii

PERNYATAAN ...................................................................................................... v

MOTTO.................................................................................................................. vi

PERSEMBAHAN ................................................................................................. vii

ABSTRAK ........................................................................................................... viii

ABSTRACT ............................................................................................................. ix

KATA PENGANTAR ............................................................................................ x

PUBLIKASI .......................................................................................................... xii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang.......................................................................................... 1

1.2. Batasan Masalah ....................................................................................... 3

1.3. Rumusan Masalah .................................................................................... 4

1.4. Tujuan ....................................................................................................... 4

1.5. Manfaat Penelitian ................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 5

2.1. Shellac ...................................................................................................... 5

2.2. Struktur kimia shellac............................................................................... 5

2.3. Sifat shellac .............................................................................................. 7

2.4. Struktur garam pada shellac ..................................................................... 8

2.5. Clay......................................................................................................... 10

2.6. Plastisizer ................................................................................................ 11

2.7. Water Vapor Transmission Rate (WVTR) ............................................. 12

2.8. Uji Perintang Minyak ............................................................................. 13

2.9. Uji Biodegradabel ................................................................................... 14

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 17

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 17

Page 14: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

xiv

3.2. Alat dan Bahan ....................................................................................... 17

3.3. Metode Penelitian ................................................................................... 20

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 26

4.1. Uji Water Vapour Transmission Rate (WVTR) ..................................... 28

4.2. Uji Sifat Perintang Minyak ..................................................................... 33

4.3. Uji Biodegradasi ..................................................................................... 35

BAB V PENUTUP ................................................................................................ 50

5.1. Kesimpulan ............................................................................................. 50

5.2 Saran ............................................................................................................ 51

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 52

LAMPIRAN 1 ....................................................................................................... 56

Page 15: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Perbandingan komposisi lapisan komposit .......................................... 23

Tabel 4.1. Hasil uji biodegradasi shellac wax free dengan variasi EM4 20 mL .. 35

Tabel 4.2. Hasil uji biodegradasi shellac ssb dengan variasi EM4 20 mL ......... 35

Tabel 4.3. Hasil uji biodegradasi shellac 3 circle dengan variasi EM4 20 mL ... 36

Tabel 4.4. Hasil uji biodegradasi shellac wax free dengan variasi EM4 40 mL .. 38

Tabel 4.5. Hasil uji biodegradasi shellac ssb dengan variasi EM4 40 mL ......... 39

Tabel 4.6. Hasil uji biodegradasi shellac 3 circle dengan variasi EM4 40 mL ... 39

Tabel 4.7. Hasil uji biodegradasi shellac wax free dengan variasi EM4 60 mL .. 43

Tabel 4.8. Hasil uji biodegradasi shellac ssb dengan variasi EM4 60 mL .......... 43

Tabel 4.9. Hasil uji biodegradasi shellac 3 circle dengan variasi EM4 60 mL ... 43

Tabel 4.10. Nilai Water Vapor Transmission Rate (WVTR)................................ 51

Page 16: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Komponen utama shellac ................................................................ 6

Gambar 2.2. Struktur kimia shellac ...................................................................... 7

Gambar 2.3. Reaksi Esterifikasi shellac .............................................................. 9

Gambar 2.4. Skema aging shelllac ........................................................................ 9

Gambar 2.5. Sturuktur Kristal montomorillonite .................................................. 11

Gambar 2.6. Formula Polyethylene Glycol (PEG) ............................................... 11

Gambar 2.7. Proses Biodegrdable ......................................................................... 14

Gambar 3.1. Bahan Penelitian ............................................................................... 18

Gambar 3.2. Alat Penelitian ................................................................................. 19

Gambar 3.3. Diagram Alir Penelitian .................................................................. 21

Gambar 3.4. Design alat uji sifat perintang minya ............................................... 21

Gambar 4.1. Shellac murni shellac AMN+PEG, Shellac+Clay .......................... 27

Gambar 4.2. Sampel yang akan di Inkubasi ......................................................... 31

Gambar 4.3. Sampel siap Inkubasi ....................................................................... 32

Gambar 4.4. Perbandingan persentase kehilangan massa variasi EM4 20 mL

Shellac Wax Free .......................................................................... 33

Gambar 4.5. Perbandingan persentase kehilangan massa variasi EM4 20 mL

Shellac SSB SONE ......................................................................... 34

Gambar 4.7. Perbandingan persentase kehilangan massa variasi EM4 20 mL

Shellac 3 Circle ............................................................................. 34

Gambar 4.8. Perbandingan persentase kehilangan massa variasi EM4 40 mL

Shellac Wax Free ........................................................................... 37

Gambar 4.9. Perbandingan persentase kehilangan massa variasi EM4 40 mL

Shellac SSB SONE. ........................................................................ 37

Gambar 4.10. Perbandingan persentase kehilangan massa variasi EM4 40 mL

Shellac 3 Circle ........................................................................... 38

Gambar 4.11. Perbandingan persentase kehilangan massa variasi EM4 60 mL

Shellac Wax Free ....................................................................... 41

Page 17: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

xvii

Gambar 4.12. Perbandingan persentase kehilangan massa variasi EM4 60 mL

Shellac SSB SONE....................................................................... 42

Gambar 4.13. Perbandingan persentase kehilangan massa variasi EM4 60 mL

Shellac 3 Circle ........................................................................... 42

Gambar 4.14. Perbandingan persentase kehilangan massa variasi EM4 20 mL

Shellac wax free, SSB SONE, 3 Circle ........................................ 44

Gambar 4.15 Perbandingan persentase kehilangan massa variasi EM4 40 mL

Shellac wax free, SSB SONE, 3 Circle ........................................ 45

Gambar 4.16. Perbandingan persentase kehilangan massa variasi EM4 60 mL

Shellac wax free, SSB SONE, 3 Circle ........................................ 46

Gambar 4.17. Perbandingan penyerapan uap air pada Shellac wax free dengan

campuran clay dan PEG .............................................................. 48

Page 18: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam industri makanan, keamanan dan kualitas produk makanan menjadi

fokus utama. Agar produk makanan memiliki nilai mutu yang baik dan aman

untuk dikonsumsi, beberapa aspek diperhatikan salah satunya adalah bahan dari

kemasan makanan dan pelapis makanan. Hal ini menjadi sebuah tantangan bagi

peneliti dan pebisnis untuk mengolah material yang aman untuk pelapis makanan.

Sejak tahun 1960 resin sintetis digunakan sebagai material untuk kemasan

makanan. Namun terdapat permasalahan pada resin sintetis karena, sebagaian

besar resin sintetis tidak ramah lingkungan dan dapat menyebabkan polusi. Untuk

menanggulangi masalah tersebut digunakan polimer alam yang ramah lingkungan

dan mudah terurai di alam.

Salah satu jenis polimer alam adalah Shellac flea Laccifer lacca Kerr

adalah sejenis serangga fitofag yang biasanya terdapat pada pohon kesambi

(Schleichera oleosa Merr), serangga ini tinggal secara parasit pada pohon di

beberapa Negara tropis seperti India, Thailand, Burma dan Indonesia. Pohon

kesambi yang banyak terdapat di Indonesia merupakan pohon yang berfungsi

sebagai tanaman inang atau tanaman yang menjadi tempat hidup dari serangga

fitofag. Sifat dari shellac yang merupakan perekat yang kuat, kedap terhadap air,

dan juga memiliki kelembaban lebih baik dari pada sari pati, menjadikan shellac

sebagai bahan pelapis dan perekat yang baik. Pada shellac yang belum

termodifikasi hanya bisa larut dalam pelarur alami atau organik seperti alkohol.

Shellac memiliki bagian pigemen yang dapat dipisahkan menjadi dua,

yang pertama adalah shellac haematochrome, semacam turunan dari antrakuinon

yang terdiri dari lima asam lakosa (A, B, C, D dan E) dan yang kedua adalah

shellac flavokrom, yang mengandung eritrolisis, deoxyerythrolaccin, dan

isoerythrolaccin. Selain itu Shellac memiliki kekurangan pada beberapa bagian

yaitu pada masalah stabilitas yang dipengaruhi oleh suhu dan kelembaban

(Limmatvapirat et al., 2007).

1

Page 19: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

2

Aplikasi dari shellac dapat digunakan pada berbagai bidang karena mudah

diperoleh. Dengan kekuatan perekat yang baik dan elastisitas yang baik.

Pemanfaatan shellac pada industri makanan adalah sebuah hal umum guna

menjaga mutu dari makanan. Pada makanan yang dilapisi shellac seperti permen

dan kue, menunjukkan sifat-sifat seperti umur kadaluwarsa atau umur simpan

yang Panjang, tahan lembab, dan tampilinan yang lebih mengkilap. Sedangkan

buah yang dilapisi Shellac pada kemasannya memberikan efek menjadi tahan

terhadap uap air, memperlambat proses pembusukan, serta tampilan buah akan

terlihat lebih mengkilap dan lebih segar. Shellac merupakan bahan organik yang

dapat terurai dalam kondisi alami, sehingga tidak bebrbahaya untuk tubuh. Pada

penelitian yang telah dilakukan oleh (Dou, 2004) pelapisan shellac pada buah

anggur (Citrus paradisi) selama 2 bulan penyimpanan pada suhu 4 ˚C mampu

memperlambat kerusakan sebanyak 78%. Sementara itu menurut (Victorin dan

Robert, 2000) pemberian shellac 20% dan 40% pada buah apel (Malus domestica

Borkh) selama 7 hari penyimpanan pada suhu 5 ˚C mampu mempertahankan rasa

dan berat dibandingkan dengan menggunakan pelapis lilin. Lapisan shellac pada

pelapis kemasan makanan dan juga buah memiliki karaktersitik kedap air,

resistensi lembab dan kekuatan yang lebih tinggi, tidak berbahaya untuk tubuh

manusia, dan dapat diuraikan dalam kondisi alami (Xia et al., 2006).

Shellac yang dihasilkan oleh kutu lac tidak sepenuhnya memiliki

kelebihan dalama sifat-sifat tertentu, karena polimer ini memiliki kekurangan

terutama pada solibilitas dan stabilitasnya. Untuk menutupi bebrapa kekurangan

dari shellac tersebut dilakukan pembuatan formasi garam dengan menambahkan

ammonium hidroksida. telah dilakukan penelitan oleh Africhani (2016) dan Resti

(2017) memperlihatkan lapisan shellac AMN memiliki sifat transparan dan

flexsibel. Pada percobaan Analisa FTIR memperlihatkan pengaruh AMN, yang

mengakibatkan gugus O-H dan C=O mengalami kenaikan yang berakibat pada

lapisan shellac AMN menjadi semakin stabil, terjadi polimerisasi yang lebih

sedikit pada formasi garaman AMN, polimerisasi juga akan menyebabkan

terjadinya perubahan sifat shellac.

Page 20: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

3

Selain formasi garam penambahan plastisizer PEG 400 dan clay pada

Shellac guna mengurangi keterbatasan pada Shellac. Penelitian Qussi (2006)

melakukan modifikasi pada shellac dengan menambahkan plastisizer untuk

mengetahui pengaruh terhadap sifat mekanik maupun sifat thermal. Proses

modifikasi Shellac dengan menambahkan plastisizer PEG 400 telah dilakukan

Wulandari (2015) didapatkan hasil berupa lapisan yang lebih fleksibel. Sedangkan

penambahan clay pada Shellac berdampak pada peningkatan sifat perintang uap

air dari hasil DSC yang ditunjukan pada clay montmorillonite. Peningkatan

kualitas shellac ketika ditambahkan clay kerena interaksi antara lembaran clay

dengan rantai polimer.

Pada penelitian ini, akan membandingkan karakteristik dari 3 jenis shellac,

yakni shellac wax free, ssb-57-sone dan ssb-3-circle. Dari 3 jenis shellac tersebut

dimodifikasi dengan menambahkan clay dan diplastilisasi dengan polyethylena

glycol (PEG) 400. Untuk mengetahui pengaruh penambahan clay dan PEG 400

dilakukan proses karakterisasi dengan WVTR (Water Vapour Transmission Rate)

untuk mengetahui sifat perintang uap air, uji tetes minyak untuk mengetahui sifat

perintang minyak, dan uji biodegradasi untuk mengetahui sifat degradasi dari

shellac di alam.

1.2. Batasan Masalah

Guna membatasi ruang lingkup yang telah dipaparakan dalam latar

belakang masalah, maka penelitian ini dibatasi pada:

a. Shellac yang digunakan adalah shellac Wax free, ssb-3-circle, ssb-57 son.

b. Clay yang digunakan adalah clay colosite Na.

c. Plastisizer digunakan adalah Polyethilena glycol (PEG).

d. Sifat yang diukur adalah sifat perintang uap air, sifat perintang minyak,

sifat degradasi.

Page 21: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

4

1.3. Rumusan Masalah

a. Bagaimana hasil yang diperoleh dari pembentukan lapisan shellac wax

free, ssb-3-circel, ssb-57 son dengan penambahan clay yang diplastilisasi

dengan polyethilena glycol (PEG) 400.

b. Bagaimana pengaruh pembentukan formasi garam dengan ammonium

hidoroksida (AMN), penambahan clay, dan plastilisasi dengan

polyethilena glycol (PEG) 400 terhadap komposit shellac yang

dikarakterisasi menggunakan uji Water Vapour Tranmission Rate

(WVTR), uji tetes minyak, dan uji biodegradasi.

1.4. Tujuan

1. Memodifikasi shellac wax free, ssb-7-sone, ssb-3-circle menggunakan

ammonium hidroksida (AMN) dalam bentuk formasi garam yang

ditambahkan clay dan diplastilisasi menggunakan polyethylene glycol

(PEG) 400.

2. Mengidentifikasi pengaruh pembentukan formasi garam dengan

ammonium hidroksida (AMN), penambahan clay, dan plastilisasi

menggunakan polyethylene glycol (PEG) 400 terhadap komposit

shellac yang dikarakterisasi menggunakan uji Water Vapour

Tranmission Rate (WVTR), uji sifat perintang minyak, dan uji

biodegradasi.

1.5. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat tentang hasil

karakteristik dari shellac wax free, ssb-57-sone, ssb-3-circle yang dimodifikasi

dengan menggunakan ammonium hidroksida (AMN) dalam bentuk formasi garam

yang ditambahkan clay dan diplastilisasi menggunakan polyethylene glycol (PEG)

400. Sehinga dapat dijadikan sebagai rujukan untuk penelitan yang berkaitan

dengan modifikasi jenis shellac.

Page 22: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Shellac

Shellac adalah produk yang merupakan polimer alami yang dimurnikan dari

serangga lac yang merupakan sekresi resin serangga lac pada beberapa jenis

pohon yang terdapat di Negara-negara Asia seperti India, Thailand dan China.

Proses Kutu lac dalam mengeluarkan sekresi berupa resin adalah dengan

menghisap getah pada bagian bawah kulit pada batang dan ranting dari pohon

inangnya. Serangga lac memiliki siklus hidup kurang lebih enam bulan, sehingga

terjadi dua kali panen dalam jangka waktu satu tahun. Panen yang dilakukan

dengan mengumpulkan resin yang menggumpal pada ranting pohon inang atau

dengan menebang ranting lac, setalah proses tersebut dihasilkan Produk berupa

Stic lac atau Shellac batangan. Setelah didapatkan stic lac, maka stic lac tersebut

akan diolah lebih lanjut, yang kemudian disebut seedlac (Osman, 2012). Untuk

menjadi Shellac, seedlac harus mengalami proses pemurnian menggunakan tiga

metode yaitu ekstraksi pelarut, pemutihan, dan peleburan. Ketiga tahapan tersebut

akan merubah Shellac butiran atau seedlac menjadi Shellac dengan menggunakan

soda abu dapat menghilangkan kotoran karena kotoran dapat larut (Buch, 2009).

Penyusun Shellac terdiri dari gabungan kompenan molekul polar dan non-

polar. Terdapat zat warna pada shellac yang membuat shellac memiliki warna

kuning pucat hingga merah tua, zat warna yang dimiliki antara lain

hydroxyanthraquinone, erythrolaccin, dan juga desoxyerythrolaccin. Selain zat

warna didalam shellac terdapat wax serta resin, baik resin lunak polyester dan

ester tunggal maupun resin keras. Pada resin lunak terdapat asam yang tidak larut

dalam air, namun dengan alkohol dan alkali dapat larut, asam tersebut adalah

asam dasar polyhydroxy yang terdiri dari asam laccijalaric, asam aluerirtic, dan

asam jalaric. (Anan et al., 2007).

2.2. Struktur kimia shellac

5

Page 23: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

6

Struktur shellac (C60H90O15) terdiri dari ester dan polyester tunggal, yang

terbentuk oleh gugus karboksil dan hidroksil dan mengandung sejumlah besar

hidroksil dan asam karboksilat. Pada shellac terjadi proses polimerisasi yang

disebabkan oleh esterifikasi antara kelompok fungsional, pada gugus karboksil

dan hidroksil yang mengakibatkan ketidak stabilan pada shellac. Shellac adalah

resin asam dengan komposisi kimia yang cukup rumit. Dari hidrolisis shellac

dihasilkan dari berbagai asam, diantaeanya adalah terbentuk delapan asam terpena

siklis (asam shellolic, asam jalaric, asam epishellolic, asam laksholic, asam

epilaksholic, asam laccishellolic, asam epilaccashellolic dan asam laccijalaric)

dan juga diperoleh tiga rantai asam alifatik (asam aleuritic, asam kerrolic, dan

asam butolic) telah dipisahkan (Xia et al., 2006). Shellac memiliki sifat tidak

stabil akibat polimerisasi, dimana proses polimerisasi dapat terjadi disebabkan

esterifikasi antara suatu kelompok fungsional dan mengakibatkan terjadinya

ketidakstabilan. Polimerisasi dapat terjadi disebabkan oleh proses bersatunya

gugus reaktif pada shellac dan melepaskan H2O dan membentuk formasi shellac.

Sejak polimerisasi terjadi melalui kelompok karboksil yang merupakan cara untuk

meningkatkan stabilitas pada Shellac ketika proses polimerisasi terjadi pada gugus

karboksil (Limmatvapirat et al., 2007).

Gambar 2.1 komponen utama shellac: (a) asam aleuritic; (b) asam butolic;

(c) asam shellolic; (d) asam jalaric (Farag, 2010)

Page 24: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

7

Gambar 2.2. Struktur kimia dari shellac: (a) poliester dan (b) ester tunggal

(Anan, et al., 2007)

2.3. Sifat shellac

Shellac adalah bahan alami dengan campuran ester dan polyester yang

kompleks dari asam polihidroksi. Tekstur dari Shellac adalah rapuh namun juga

keras, karena merupakan resin solid. Pada Kondisi dingin Shellac tidak berbau,

namun jika terjadi pemanasan pada shellac maka akan dihasilkan aroma atau bau.

Bau pada Shellac yang dipanaskan dapat disebut sebagai asam aleurit yang

merupakan bahan awal untuk menghasilkan rasa. Warna dari Shellac ditentukan

dari Suatu proses pemurnian dan jenis seedlac yang berkisar dari kuning pucat

sampai merah tua. Pada Shellac, warna dari shellac dapat diidentifikasi

menggunakan skala Gardener atau skala Lovibond. Shellac adalah bahan yang

tidak larut dalam air. Namun apabila diberikan larut bening alkali dalam etanol,

methanol dan sebagian larut dalam eter, etil asetat dan kloroform maka Shellac

dapat dilarutkan.

Berbeda dengan zat Kristal, shellac tergolong material amorf yang tidak

memiliki pelunakan atau titik lebur yang tajam. Suhu Transisi Kristal pada Shellac

bergantung pada jenis dan variasi antara 30˚C dan 50˚C.

Page 25: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

8

Telah dijelaskan bahwa suhu transisi Kristal garam ammonium dari Shellac

dapat secara signifikan lebih tinggi. Pada Shellac dapat terjadi peristiwa penuaan

karena dalam Shellac terdapat asam yang mengandung beberapa gugus hidroksil

dan kelompok karboksil yang melalui proses esterifikasi dari suatu material atau

bahan. Pada peristiwa esterifikasi ini disertai dengan kehilangan kelarutan dan

juga penurunan nilai keasaman dan kenaikan suhu transisi Kristal. Shellac dapat

disimpan pada kondisi suhu dibawah 27˚C, pada suhu tersebut merupakan kondisi

penyimpanan yang paling baik. Untuk memperpanjang stabilitas dari shellac,

maka perlindungan dari cahaya juga penambahan pengantar antioksidan juga

dapat berpengaruh terhadap stabilitas. Stabilitas pada shellac bisa diperbaiki

dengan formasi garam dengan ammonia atau basa organik. Diasumsikan bahwa

pembentukan garam ini dapat menyebabkan hambatan sterik dan dengan demikian

mengurangi proses esterifikasi (Farag, 2010).

Proses polimerisasi pada shellac menunjukan kelemahan dari Shellac, efek

dari polimerisasi adalah dapat mengakibatkan ketidakseimbangan pada sifat

Shellac seperti sifat mekaniknya, koefisien permeabilitas uap air, padatan tidak

terlarut, dan juga nilai keasaman.

2.4. Struktur garam pada shellac

Amonium Hidroksida (AMN) dapat digunakan untuk upaya meningkatkan

stabilitas shellac melalui suaut proses formasi garam. Shellac yang telah melalui

proses formasi garam dalam kelarutannya jauh lebih baik dibandingkan dengan

shellac dalam bentuk asam bebas. 2-amino-2-metil-1-propanol (AMP) dapat

dilakukan formasi garam. Amonium Hidroksida yang terdapat pada Shellac

mampu mencegah shellac dari Polimerisasi, karena asam hidroksilat mampu

dilindung Amonium Hidroksida. Pada Shellac terdapat gugus reaktif yang berupa

gugus karboksil dan gugus hidroksil yang terdapat pada Asam Karboksilat.

Berikut ditunjukan hasil dari proses formasi garam dengan AMN dan AMP

pada Gamabar 2.3 Karena shellac terjadi akibat esterifikasi dan pengeluaran air

(H2O), yang mengakibatkan pemblokiran dan penurunan kelarutan (Derry, 2012).

Page 26: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

9

Proses polimerisasi Shellac diakibatkan oleh proses esterifikasi dan

pengeluaran air ( O) yng menyebabkan penurunan kelarutan dan pemblokiran.

Gambar 2.3. Reaksi esterifikasi pada shellac (Farag, 2010)

Polimerisasi terjadi melalui gugus karboksil, maka dari itu untuk

meningkatkan stabilitas dari shellac perlu adanya perlindungan pada asam

karboksilat dengan cara melakukan modifikasi shellac dengan formasi garam.

(2.1)

Reaksi yang ditunjukan pada persamaan (2.1) merupakan pembentukan ion

dan dari reaksi antara ammonia dengan air. Proses modifikasi shellac

dengan AMN, ion H dari OH akan berikatan dengan ion H- dari OH- milik AMN

pada shellac. Sehingga nantinya tersisa ion O- agar dapat berikatan dengan H+ dari

NH4+, proses ini dapat memperlamabat proses esterifikasi pada shellac.

Gambar 2.4. Skema agingshellac (Farag, 2010)

Page 27: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

10

2.5. Clay

Clay atau biasa dikenal dengan lempung adalah material anorganik yang

berada pada bagian kerak bumi yang merupakan hasil pelapukan dari suatu

batuan. Clay pada saat dipanaskan atau dikeringkan, hal ini karena sifat shellac

yang bersifat liat atau mineral silikat.

Clay memiliki beberapa jenis, salah satunya adalah bentonit yang

merupakan hasil pelapukan dan reaksi hidrotermal batuan vulkanik. Selain

penambahan senyawa pemplastis untuk memperoleh sifat mekanik menjadi lebih

baik juga dapat dilakukan dengan cara menambahkan lempung atau clay (Nidya,

2008). Clay dapat dimodifikasi dengan molekul lain, salah satunya adalah clay

yang dimodifikasi dengan molekul organik yang kemudian dikenal dengan

organoclay. Melalui modifikasi bentoit oleh amina kuartener organoclay dapat

disintesa. Amina kuartener yang digunakan biasanya mengandung ion nitrogen.

Penambahan organoclay dapat meningkatkan sifat mekanik, meningkatkan sifat

pengembangan, dan stabilitas termal nanokomposit (Cui dan Paul, 2011).

Organoclay komersial yang menggunakan kuartener sebagai basisnya

adalah colosite. Colosite NA memiliki sifat hidrofilik dan mempunyai basal

spasing sekitar 11.7Ǻ. Clay colosite NA berwarna putih mampu meningkatkan

fleksibilitas dan ketahanan suatu material. Clay dapat digabungkan dengan bahan

polimer lainnya yang akan membentuk Nanokomposit Polimer-clay, clay dapat

memperbaiki sifat dari polimer yang berupa komposit polimer. Sebesar 5% b/b

ditambahkan clay, dimana b/b adalah perbandingan berat keseluruhan dengan

berat clay. Dibandingankan dengan polimer murni, polimer yang telah di

tambahkan clay dapat menjadi perintang air yang lebih baik, dan memberikan

sifat mekanik. Sifat nanokomposit dipengaruhi dari Struktur interaksi clay dan

polimer, terdapat tiga jenis struktur yang terbentuk antara clay dan polimer yaitu

interaksi mikrokomposit, nanokomposit interaksi, nanokomposit ekfoliasi

Montmorillonite adalah kelompok clay yang tersusun dari dua lapisan

tetrahedral silika yang bergabung dengan lapisan octahedral dari magnesium atau

aluminium, seperti ditunjukan pada Gambar 2.5.

Page 28: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

11

Montmorillonte memiliki struktur Mx(Al4-xMgx)Si8O20(OH)4, dimana

sturktur utamanya bermuatan negatif. Pada lapisan oktahedral terdapat kelebihan

muatan positif yang dikompensasi dengan lapisan tetrahedral yang kekurangan

muatan positif. Hal ini dapat terjadi karena pada lapisa tetrahedral terjadi

substitusi ion Si4+ oleh Al3+, dan pada lapisan oktahedral terdapat subtitusi ion ion

Al3+ oleh Mg2+ dan Fe2+ (Ray et al., 2006).

Gambar 2.5. Struktur montmorillonite (Ray,2006)

2.6. Plastisizer

Molekul kecil yang bisa digunakan untuk memodifikasi sifat polimer adalah

plastisizer, dengan mereduksi gaya intramolekul dapat digunakan untuk

memodifikasi sifat polimer. Selain itu meningkatkan sifat mekanik, Mengurangi

struktur lapisan, dan meningkatkan mobilitas ikatan polimer (Chang, 2006).

Selain itu Plastisizer karakteristiknya adalah ukurannya yang kecil, polaritas yang

tinggi dan juga gugus polar per molekul sehingga dapat memberikan sifat

plastising yang besar pada system polimerik (Osman, 2012). Senyawa pemeplastis

dapat mengurangi kerapatan lapisan, dapat meningkatkan mobilitas ikatan polimer

dan membuat lapoisan polimer lebih fleksibel.

Plastizer memiliki berat molekul yang relatif rendah dan dapat mengubah

sifat fisik polimer sehingga polimer memiliki nilai kebermanfaatan, Salah satunya

digunakan untuk bahan pelapis film. Senyawa pemplastis glikol (PEG) digunakan

pada Shellac wax free, agar dapat diperoleh sifat yang baik dari shellac wax free,

PEG dapat larut dalam air dan aman digunakan.

Page 29: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

12

PEG yang ditambahkan pada suatu polimer akan mempengaruhi

permeabilitas dari uap air pada suatu lapisan. Formula PEG ditunjukan seperti

pada Gambar 2.6.

Gambar 2.6. Formula Polyethylene Glycol (PEG) (Anan et al., 2007)

Plastisizer dikelompokan menjadi tiga jenis, yaitu:

a. Organic ester: triacetin, dibutyl sebacete, phthalate esters, citrate esters.

b. Polyols: PEG (polyethylene glycol), Glycerol, propylene glycol

c. Oils/glycerides: Diantara nya adalah fractionated coconut oil, asperti

Castrol oil, monoglycerides

PEG yang memiliki berat molekul 400 tidak akan menguap pada suhu

kamar, sedangkan PEG 600 dapat meleleh pada suhu 17 sampai 22 0C atau pada

suhu kamar, sedangkan PEG 800-2000 memiliki range leleh yang rendah. PEG

3000 memiliki berat molekul yang padat dan tersedia secara komersial (Henning,

2002)

2.7. Water Vapor Transmission Rate (WVTR)

Water Vapour Transmission Rate (WVTR) merupakan sebuah proses

pengujian terhadap suatu bahan dengan tujuan mengetahui seberapa banyak uap

air yang dapat menembus dalam skala waktu yang telah ditentukan. Uji WVTR

dilakukan dengan menggunakan alat payne cup. Sifat perintang pada air adalah

sifat penting dari shellac pada penggunaan di bidang pengemasan.

Metode Payne Cup Analysis merupakan suatu metode perhitungan untuk

mencari laju transmisi uap air sehingga dapat diketahui sifat perintangnya. Dalam

proses uji WVTR hal yang pertama dilakukan adalah dengan menimbang cawan

pada pada payne cup yang ditimbang dengan ketelitian 0,0001gram dan diletakan

pada desikator.

Page 30: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

13

Tahapan selanjutnya adalah dalam proses uji WVTR cawan ditimbang

dalam rentan waktu tertentu lalu diukur pertambahan beratnya. Hasil penelitian

yang telah dilakukan oleh Lailli (2015) terjadi proses penurunan sifat perintang

terhadap air dikarenakan penggunaan shellac Laju uap air pada shellac dapat

diukur dengan penggunaan metode Payne Cup Analysis pada persamaan 2.2

(2.2)

Keterangan:

𝛁m = Pertambahan berat (gram) dalam waktu satu hari

s = Luas permukaan lapisan yang diuji (m2)

t = waktu antara penimbangan terakhir (hari)

2.8. Uji Perintang Minyak

Kertas kemasan makanan merupakan hal penting yang diamati pada industri

makanan karena sifatnya yang dapat mempengaruhi lingkungan. Kertas

konvensional yang digunakan pada industri makanan telah memiliki sifat fisik dan

mekanis yang sangat baik, tetapi kemampuan resistensi terhadap minyak kurang

baik (Crosby, 1989).

Berbagai upaya dilakukan untuk menemukan kertas kemasan makanan yang

tahan terhadap minyak, salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan

melakukan perbaikan kualitas pada beberapa kertas. Penambahan gelatin pada

kertas mampu meningkatkan ketahanan kertas terhadap minyak. Dalam industri

kertas dan karton terdapat metode tes kit minyak (TAPPI T 559 cm-12). Metode

ini digunakan untuk mengukur sifat tahan minyak dari suatu kertas dengan 12

cairan. Metode tes kit minyak dilakukan dengan menjatuhkan setetes minyak dari

pipet kaca yang dijatuhkan ke atas kertas dari ketinggian, lalu dibiarkan diserap

selama kurun waktu tertentu. Tetesan diatas kertas kemudian dibersihkan perlahan

dengan spons hingga bersih. Jika warna bidang kontak antara minyak tetesan dan

kertas tetap tidak berubah, itu menunjukan kertas memenuhi resistensi minyak

standar. Sebaliknya, area kontak gelap banyak minyak menembus kertas dan

kertas dinilai tidak layak. Percobaan tersbut dilakukan dengan kesalahan kurang

dari 0,5 (Brown. 2004)

Page 31: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

14

2.9. Uji Biodegradabel

Sejak pertama perkembangan polimer bahan, para ilmuwan dan insinyur

melakukan upaya intensif untuk meningkatkan stabilitas bahan-bahan ini

berkenaan dengan pengaruh lingkungan mereka yang beragam. Atas

permasalahan tersebut berbagai penelitian dilakukan sejak awal 1990 untuk

mengembangkan bahan plastik yang memilik karakter sebanding dengan polimer

konvensional, tapi juga rentan terhadap degradasi mikroba.

Istilah dari biodegradable mengacu kepada penguraian dari

mikroorganisme pada suatu bahan berbasis polimer yang tidak larut dalam air

(plastik). Hal ini menandakan bahwa biodegradasi dari bahan plastic prosesnya

bersifat heterogen. Karena kekurangan kelarutan air dan ukuran molekul polimer,

mikroorganisme tidak dapat diangkut oleh bahan polimer yang tidak larut dalam

air.

Faktor lingkungan dapat berpengaruh dalam proses degradasi sautu

polimer. Lingkungan memiliki pengaruh penting pada populasi mikroba, dan

kompleksitas dari suatu bahan dengan struktur dan komposisi nya juga

mempengaruhi. Dalam suatu kasus bahan tidak hanya terdiri dari suatu komponen

kimia homogen yang mengandung berbagai polimer atau molekul sehingga

mempengaruhi proses biodegradebel.

Faktor yang telah dijelaskan diatas harus dipertimbangkan saat melakukan

uji biodegradable dari suatu bahan terutama bahan polimer/plastik. Hal ini

membuat pengujian biodegradable plastik melalui proses yang serius. Cara uji

untuk mengetahui tindakan biologis pada bahan buatan manusia telah tersedia

selama bertahun-tahun, dan untuk kelas yang berbeda. Saat ini evaluasi terhadap

uji biodegradable bahan kimia lingkungan sebagai suatu aspek penting dari

dampak ekologi dari suatu senyawa telah menjadi sangat penting saat mencoba

membawa kedalam suautu uji, serta untuk evaluasi pengaruh mikroorganisme

(Marten et al., 2003).

Page 32: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

15

Gambar 2.7. Proses biodegradable di alam (Marten et al., 2003)

Biodegradasi adalah proses pemecahan struktur dari cemaran organik yang

dikarenakan aktivitas dari mikroorganisme seperti jamur atau bakteri yang

melewati serangkaian reaksi enzimatik. Biasanya terjadi karena senyawa

dimanfaatkan sebagai substrat (sumber makanan). Biodegradasi yang lengkap

disebut juga dengan mineralisasi, dengan menghasilkan sebuah produk akhir

berupa karbon dioksida dan juga air (ASTM, 1999).

Metode kuantitatif untuk mengkarakterisasi terjadinya sebuah proses

bidegradasi melalui penentuan proses kehilangan massa dan juga degradibilitas

dari material polimer. Kehilangan massa dapat diamati dengan perhitungan faktor

koreksi massa, pada saat sampel belum mengalami inkubasi sampai sampel

mengalami proses biodegradasi yang dilakukan oleh mikroorganisme tertentu.

Melalui persamaan 2.3.

Kehilangan massa = x 100% (2.3)

Dimana:

Wi = Massa sampel sebelum proses biodegradasi

Wf = Massa sampel sesudah proses biodegradasi

Persentase kehilangan massa menyatakan bahwa mikroorganisme bekerja

dalam proses biodegradasi. Mikroorganisme yang berkembang dalam medium uji

(dalam hal ini adalah tanah) berasal dari penambahan EM4 dengan volume

tertentu dan ditambah dengan maltose.

Page 33: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

16

Mikroorganisme yang menyebabkan terjadinya biodegradasi memiliki laju

tertentu sehingga dapat diprediksi berapa lama sampel tersebut akan terurai oleh

mikroorganisme dalam tanah. Hal ini dapat dilihat pada persamaan 2.4

V= (2.4)

Dimana:

V = Laju Kehilangan massa (gram/hari)

Wi = Massa sampel sebelum proses biodegradasi

Wf = Massa sampel sesudah proses biodegradasi

T = Waktu yang diperlukan untuk proses biodegradasi

Page 34: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

17

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitan tentang “Identifikasi dan Karakteristikshellac Waxfree, Ssb-57

Sone, Ssb-3-Circle dan Shellac Amn-Clay Yang Diplastisisasi Dengan

Polyethylene Glycol (PEG) Berat Molekul 400 Gram/Mol”. Penelitian ini meliputi

pengujian WVTR, pengujian sifat Perintang minyak, dan pengujian Biodegradasi.

Yang telah dilakukan dari bulan Pebruari hingga September 2017 dengan lama

penelitian 7 bulan, dan dilakukan di Laboratorium Fiska Polimer FMIPA UNS.

3.2. Alat dan Bahan

3.2.1. Alat Penelitian

Alat-alat yang digunakan pada melakukan penelitian, yaitu:

1. Mortar digunakan untuk menumbuk shellac agar lebih halus

2. Hot plate digunakan untuk menjaga suhu pada proses pengadukan

3. Magnetic stirrer digunakan sebagai pengaduk

4. Labu ukur digunakan untuk mengukur larutan dan sebagai wadah

5. Gelas beker digunakan untuk mengukur larutan

6. Timbangan digital digunakan untuk mengukur banyaknya shellac dan

bahan lainnya yang digunakan dalam penelitian

7. Alumunium foil digunakan sebagai penutup saat larutan Shellac

distirrer atau saat larutan didiamkan

8. Oven digunakan dalam proses pemanasan sampel

9. Desikator digunakan untuk menyimpan shellac serta menjaganya dari

proses polimerisasi

10. Jangka sorong digunakan untuk mengukur ketebalan lapisan

11. Buret digunakan untuk dalam proses titrasi

12. Kertas saring digunakan untuk penyaringan larutan

13. Teflon digunakan untuk mencetak sampel

17

Page 35: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

18

14. Statif digunakan sebagai penyanggga ketika proses titrasi

15. Termometer digunakan untuk mengetahui keadaan suhu larutan

shellac

16. PH meter digital digunakan untuk mengukur pH larutan shellac saat

titrasi

17. Stopwatch digunakan untuk menghitung waktu

18. Spatula digunakan untuk mengangkat sampel dari teflon

19. FTIR digunakan untuk mengetahui karakterisasi struktur lapisan

20. Payne Cup Analyze digunakan untuk mengetahui nilai WVTR

3.2.2. Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini, yaitu:

1. Shellac wax free

2. Shellac SSB-57-sone

3. Shellac SSB-3-circel

4. Clay

5. Plasticizer Polyethylen glicol (PEG)

6. Sodium hidroksida

7. Ethanol 96%

8. Ammonia (NH3)

9. Silica Gel

10. Aquades

Page 36: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

19

3.2.3. Gambar Alat dan Bahan

(a) (b)

(c) (d)

(e) (f)

Gambar 3.1 Gambar bahan penelitian : (a) etanol 96%, (b) sodium hidroksida,

(c) amonium, (d) shellac wax free (e) aquades, dan (f) silica gel

Page 37: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

20

(a) (b) (c) (d)

(e) (f) (g) (h)

(i) (j)

Gambar 3.2 alat penelitian : (a) teflon, (b) pH meter digital, (c) statif dan buret, (d)

gelas beker, (e) oven, (f) stopwatch, (g) spatula, (h) magnetic stirrer, (i)

desikator, (j) payne cup

3.3. Metode Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan stabilitas shellac. Pada tahapan

penelitian ini dilakukan suatu porses modifikasi shellac melalui formasi garam

dengan menggunakan AMN, yang ditambahkan clay dan diplastisisasi dengan

polyethilena glycol. Shellac waxfree, shellac SSB-57-Sone, Shellac SSB-3-circle

dalam penelitian ini terlebih dahulu masing-masing dari jenis shellac dilarutkan

sehingga menjadi larutan shellac dengan ditambahkan amoniom hidroksida 0.1 M

dan ditambahkan etanol 96%. Proses selanjutnya adalah larutan shellac dititrasi

untuk mengetahui titik ekuivalen. Setelah titik ekuivalen dapat diketahui, maka

dapat ditentukan volume AMN yang dibutuhkan. Kemudian konsentrasi AMN

dapat ditentukan. Tahapan Selanjutnya adalah formasi garam shellac AMN yang

diperoleh dibuat menjadi lapisan nanokomposit yang terbentuk dari Shellac AMN,

plastisizer PEG 400 gram/mol dan clay. Kemudian Formasi garam shellac AMN

dikarakterisasi sifat perintang terhadap uap air, uji perintang minyak, dan uji

biodegradable.

Page 38: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

21

3.3.1. Prosedur Penelitian

Gambar 3.3. diagram alur penelitian pembuatan Shellac

Shellac waxfree

,SSB-57-Sone+

SSB-3-Circle

Etanol 96%

Pembuatan formasi garam

pada shellac

Shellac AMN

AMN

Pembuatan larutan

Shellac

Titrasi larutan shellac

Pembentukan lapisan nanokomposit

Shellac-Clay- PEG

Clay 5% b/b

PEG

10% b/b

Lapisan shellac AMN

WVTR Uji Minyak Uji Biodegradeble

Lapisan shellac

AMN+clay

Lapisan shellac

AMN+PEG

Lapisan shellac

AMN+clay+PEG

Karakterisasi

Analisa dan kesimpulan

Page 39: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

22

3.3.2. Pembuatan Larutan Shellac

Proses pembuatan larutan shellac yaitu dengan cara melarutkan shellac 3 g

ke dalam 36 mL ethanol 96% kemudian larutan didiamkan selama kurang lebih 24

jam. Selanjutnya disaring sampai volumenya 26 mL dan dititrasi.

1.1.1.1. Titrasi Larutan Shellac

Titrasi dilakukan dengan tujuan untuk menentukan titik ekuivalen dari

shellac. Titik ekuivalen itu sendiri dapat dijadikan perbandingan untuk

menentukan jumlah ammonium hidroksida untuk pembentukan formasi garam

pada Shellac. Larutan shellac dititrasi dengan larutan sodium hidroksida.

Pembuatan larutan sodium hidroksida dilakukan dengan cara melarutkan 1,6gram

sodium hidroksida ke dalam aquades sebanyak 250 mL yang bersuhu 50°C.

Kemudian diperoleh molaritas sodium hidriksida 0.1 M. Larutan Shellac yang

memiliki massa 26gram Setelah diketahui titik ekuivalen, selanjutnya dapat

menentukan volume AMN yang dibutuhkan. Selanjutnya untuk PH saat

melakukan titrasi dapat diukur dengan mnggunakan pH meter.

Pembuatan formasi garam pada shellac dilakukan dengan menambahkan

ammonium hidroksida 0,1 M pada shellac. Shellac 5gram dilarutkan dalam 50 ml

etanol 96%, pada tahap selarutnya larutan distirrer selama 24 jam pada suhu 50°C,

swelling akan terjadi pada suhu tersebut, pada kondisi ini senyawa lain akan

masuk dikarenakan ikatan pada polimer merenggang. Hal ini menyebabkan

senyawa lain masuk. Dengan demikian memudahkan AMN masuk dalam struktur

shellac. Lamanya waktu percampuran bertujuan agar AMN mampu berikatan

dengan muatan negative dari gugus karboksil pada shellac.

3.3.3. Pembuatan Lapisan

Pada larutan shellac yang telah dimodifikasi garamnya atau telah menjadi

shellac AMN dikeringkan pada suhu 50 selama 14 jam agar dapat dibentik

menjadi lapisan. Pada proses pembuatan lapisan dilakukan dengan cara

menuangkan shellac AMN sebesar 11gram ke dalam teflon lalu dikeringkan.

Setelah dikeringkan shellac akan menjadi lapisan dengan berat lapisan 1,25 gram.

Page 40: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

23

3.3.4. Pembuatan Lapisan Nanokomposit Shellac AMN-clay-PEG

Setelah lapisan shellac melalui modifikasi garamnya, maka selanjutnya

dilarutkan dalam etanol selama 4 jam. Shellac AMN yang sudah larut ditambah

clay dan PEG 10% b/b disesuaikan dengan perbandingan yang ditunjukkan pada

Tabel 3.1 dengan berat satu lapisan setelah dievaporasi adalah 1,25 gram.

Tabel 3.1. perbandingan komposisi lapisan nanokomposit

Shellac (%) Clay (% b/b)

85 5

80 10

75 15

70 20

60 30

50 40

3.3.5. Karakterisasi

Pada Proses Krakterisasi bertujuan untuk mengetahui sifat yang dimiliki

dari lapisan yang telah dibuat. Dengan menggunakan metode Payne Cup

Analyzed dilakukan Uji Perintang terhadap air atau VWTR. Selain untuk

mengetahui sifat lapisan apabila dilalui air , lapisan juga diuji apabila dilalui

dengan minyak. Dengan uji sifat perintang minyak berguna untuk mengetahui

kualitas lapisan apabila dilalui dengan minyak. Dan Uji Biodegradable bertujuan

untuk mengetahui proses degradasi dari lapisan yang dipengaruhi oleh bakter

dalam tanah.

3.3.7.1 Uji WVTR

Sampel dijadikan beberapa potongan yang disesuaikan dengan ukuran payne

cup, selanjutnya sebanyak 8 g silica gel ditimbang ke dalam payne cup yang

sebelumnya telah dipanasi selama kurun waktu 2 jam pada suhu 125ºC. Kemudian

payne cup beserta sampel ditimbang lalu disimpan di dalam desikator yang diisi

larutan KCl jenuh agar terkondisi di dalamnya pada kelembaban 85%.

Page 41: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

24

Setelah 2 jam, sampel dikeluarkan untuk ditimbang lagi dan disimpan

kembali. Pada penimbangan selanjutnya dilakukan pada rentang waktu

pertambahan berat sampel memenuhi syarat yaitu 5 mg.

3.3.7.2 Uji Sifat Perintang Minyak

Proses uji perintang minyak dilakukan untuk mengetahui apakah sampel

lapisan yang dibuat dapat tembus/menyerap minyak atau tidak. Proses uji

perintang minyak dilakukan dengan cara manual, yaitu pada sampel yang telah

melalui proses coating pada kertas ditempelkan pada corong yang telah

disediakan dengan diameter 8,3 cm (Gambar 3.4) Pada sampel yang telah

ditempelkan pada wadah yang berbentuk corong dituangkan minyak yang

volemenya sebesar 15 mL lalu diamati berapa banyak minyak yang mampu

menembus lapisan kertas yang telah dicoating selama 12 jam secara berkala.

Data yang didapatkan dari uji tetes minyak ini berupa data perubahan

massa yang ditampilkan dalam grafik akumulasi tetes minyak dan waktu.

Gambar 3.4. Design alat uji sifat perintang minyak

3.3.7.3 Uji Bio Degradabel

Uji biodegradable dilakukan untuk menentukan proses terurainya sampel

dengan menggunakan mikroorganisme. Biodegradabel terjadi dengan tindakan

enzimatik dan melibatkan organisme hidup (mikro/makro). Sifat biodegradasi

dapat teramati dari pengamatan kasar mata, perubahan pada sifat fisika, dan

perubahan massa. Sampel yang telah dibuat kemudian dipotong pada ukuran 1x1

cm.

Page 42: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

25

Sampel yang telah dipotong dengan ukuran yang telah ditentukan diinkubasi

dalam tanah. Media tanah yang akan digunakan sebagai tempat inkubasi dari

sampel, dibentuk dengan campuran EM4 dan juga maltose dengan perbandingan

komposisi 1:1:50 untuk maltose, EM4, air.

Sampel ditanam dengan ketinggian 5 cm dibawah permukaan tanah. Sampel

diinkubasi pada suhu 28-30 dengan kelembapan 85% selama 4 minggu. Untuk

pengamatan dilakukan dalam kurun waktu tiap tujuh hari selama satu bulan. Dari

hasil pengamatan diperoleh data berupa penurunan massa pada sampel yang telah

terdegradasi, data perubahan massa ditampilkan dalam bentuk grafik perubahan

massa dan waktu.

Page 43: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

26

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada penilitian dilakukan proses modifikasi shellac guna memperbaiki

sifat shellac dengan menambahkan Polyethylene glycol (PEG) dan clay. Dengan

penambahan PEG dan clay, shellac yang menjadi objek penelitian dapat menjadi

lebih baik lagi. Penelitian yang dilakukan diharapkan mampu untuk

menyempurnakan penelitian sebelumnya tentang karekterisasi jenis shellac oleh

Lailli (2015), penelitian tentang karakterisasi PEG dan shellac oleh Wulandari

(2015), dan penelitian karakterisasi shellac amn yang ditambahkan dengan PEG

dan clay oleh Africhani (2016). Pada penelitian ini juga dilakukan modifikasi

shellac dengan melalui formasi garam AMN.

Dalam proses pembuatan larutan shellac, shellac ditumbuk hingga halus

kemudian dilaurtkan dengan etanol 96%. Pada proses pembuatan larutan shellac,

sebanyak 3 gram shellac dilarutkan dalam 36 mL etanol 96 %, selama 24 jam

shellac dipanaskan pada hot plate dengan suhu 70 ˚C. Kemudian di saring dan

dipisahkan untuk shellac yang tidak terlarut. Selanjutnya adalah larutan shellac

mengalami proses titrasi guna mendapaktakn titik ekivalen yang diperuntukan

sebagai perbandingan untuk menentukan jumlah AMN yang akan di gunakan.

Proses titrasi menggunakan larutan sodium hidroksida yang berfungsi sebagai

penitran, larutan sodium hidroksida terbentuk dengan cara melarutkan sebanyak

1,6 gram sodium hidroksida kedalam 250 mL aquades didasarkan pada penelitian

Africhani (2016) dan Resti (2016). Dalam proses titrasi, larutan shellac distirer

kemudian pH larutan di ukur menggunakan elektroda pH meter. pH diamati

perbuhannya dengan acuan berukurangnya volume larutan sodium hidroksida

pada burret sebanyak 0,5 mL dan pH meter dapat terbaca pada kondisi stabil, nilai

pH awal saat titrasi dari berbagai jenis shellac berkisar 5,85 hingga 6,12 kemudian

didapatkan titik ekivalen pada pH 8 hingga 8,93.

26

Page 44: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

27

Pada proses tahapan selanjutnya penentuan penambahan AMN untuk

memodifikaasi shellac dengan menggunakan perbandingan volume, menggunakan

perbandingan 4.1

M₁ V₁ = M₂ V₂ (4.1)

Pada proses pembuatan lapisan yang telah dimodifikasi dengan

ammonium hidroksida juga turut dicampur dengan menggunakan PEG dan clay

seperti yang telah dipaparkan pada Bab 3. PEG 400 yang ditambahkan pada

proses pembuatan lapisan adalah 10% b/b dari berat lapisan sedangkan clay

adalah sebesar 5% b/b dari berat lapisan. Jika diamati secara fisik lapisan yang

terbentuk dari formasi garam lebih fleksibel. Lapisan shellac murni tanpa

penambahan formasi garam AMN, clay, dan juga PEG memiliki ciri fisik lebih

halus juga transparan seperti pada Gambar 4.1

(a)

(b)

(c)

(d)

Gambar 4.1 Gambar (a) Shellac murni, (b) shellac Amn, (c) shellac Amn+PEG,

(d) Shellac Amn+clay

Page 45: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

28

Larutan shellac yang telah dimodifikasi dengan AMN kemudian dicoating

pada kertas dengan ukuran 15 cm x 20 cm. Selain itu larutan shellac juga ditaruh

di dalam cetakan kemudian di oven pada suhu 50˚C, proses pengovenan dilakukan

sampai terbentuk lapisan yang bisa dipisahkan dari cetakan seperti terlihat pada

Gambar 4.1

Proses karekterisasi lapisan melalui beberapa proses uji, ada uji perintang

minyak, uji biodegradable, dan uji WVTR. Prinsip kerja dari uji minyak dari

paper coating adalah dengan menuangkan minyak sebanyak 15 mL pada

permukaan sampel yang kemudian diamati selama 24 Jam untuk mengetahui

banyaknya minyak yang dapat menembus pada kertas sampel. Uji selanjutnya

adalah uji biodegradable prinsip kerjanya adalah sampel yang telah di potong

kecil ukuran 1 cm x 1 cm di tanam dalam tanah yang telah diberi EM4 dengan

variasi (20%, 40%, dan 60%) dan diberi tambahan maltose. Proses biodegradasi

terjadi dengan tindakan enzimatik dan melibatkan organisme, degradasi molekuler

dihasilkan oleh enzim dan dapat terjadi dibawah kondisi aerobik dan anaerobik

yang menyebabkan pelepasan sebagain atau keselurhan dari lingkungan ditanah,

dengan pengaruh fungi, bakteri, dan mikro organisme proses biodegradasi pada

sampel dapat terjadi. Uji yang terakhir adalah uji WVTR atau (Water Vapour

Transmission) yang memiliki prinsip kerja ketika masuknya uap air pada sebuah

lapisan kemasan, hal ini terjadi karena perbedaan tekanan udara sehingga terjadi

kesetimbangan udara pada bagian dalam dan luar dari lapisan.

4.1. Uji Water Vapour Transmission Rate (WVTR)

Pengujian sifat perintang uap air pada lapisan kertas yang telah dicaoting

dengan campuran shellac, clay, dan Polyethylene Glicol (PEG) merupakan salah

satu indicator untuk melihat sifat perintang dari shellac ketika ditambahkan

dengan clay dan PEG.

Pada penelitan (Laili, 2015) dan (Africhani,2016) menjelaskan bahwa sifat

perintang uap air dari berbagai jenis shellac menunjukan kumulasi uap air yang

melalui shellac mengalami peningkatan dan linier dengan waktu.

Page 46: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

29

Dan penambahan clay serta PEG juga mempengaruhi nilai kumulasi uap

air. Semakin besar nilai kumulasi uap air maka sifat perintang terhadap air dari

suatu lapisan akan semakin rendah. Sebelum dilakukan pengujian sifat perintang

air pada lapisan bilayer dari shellac dalam keadaan kesetimbangan, selanjutnya

dimasukan kedalam payne cup yang berisi silica gel. Dalam Silica gel terdapat

molekul air yang sangat sedikit, ketika lapisan dimasukan kedalam payne cup

konsentrasi molekul air yang berada dalam lapisan akan terlepas dan diserap oleh

silica gel. Lapisan shellac yang akan diuji sifat perintang airnya bersifat amorf,

dan atom yang tersusun pada lapisan tersebut bersifat acak, dan air dapat melewati

lapisan tersebut. Uji WVTR dilakukan dengan cara menimbang pertambahan

massa dari silica gel. Dan massa uap air yang tertransmisi pada lapisan dalam

satuan luas tiap satuan waktu pada kondisi kelembaman dan suhu tertentu.

Pengukuran uji WVTR menggunakan persamaa 2.1, hasil yang diperoleh

dinyatakan dalam gram per meter persegi per 24 jam (g/m2.hari).

Gambar 4.1 Grafik perbandingan penyerapan uap air pada shellac wax free

dengan tambahan clay dan PEG.

Grafik perbandingan penyerapan uap air pada shellac wax free pada

Gambar 4.1 setiap lapisan shellac wax free, wax fee amn- clay, wax free amn-

clay- PEG, dan wax free-PEG mengalami kenaikan yang berbeda-beda seiring

dengan lamanya waktu.

Page 47: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

30

Dari grafik dapat diamati bahwa kenaikan kumulasi uap air paling besar

adalah ketika shellac dicampur dengan PEG, sementara kumulasi uap air paling

rendah adalah pada shellac wax free itu sendiri. Penambahan PEG bermaksud

untuk memperbaiki sifat shellac agar memiliki sifat mekanik yang baik,

penambahan PEG 400 juga diharapkan mampu untuk memperlambat polimerisasi.

Ketika ditambahkan PEG fleksibelitas dari shellac juga akan meningkat. Namun

perintang airnya menjadi buruk, serta kerapatan struktur lapisan menjadi

berkurang. Polietilen glikol 400 adalah pemlastis hidrofilik dikarenakan adanya

gugus hidroksil (-OH), adanya gugus tersebut mengakibatkan kemampuan

mengikat air pada polietilen glikol 400 yang disebabkan ikatan hydrogen pada

gugus O yang dimiliki polietilen Glikol. Selain itu penambahan Konsentrasi

pemlastis hidrofilik dapat menyebabkan uap air mudah untuk menembus lapisan.

Gambar 4.2 Grafik perbandingan penyerapan uap air pada shellac SSB sone

dengan tambahan clay dan PEG.

Dari Gambar 4.2 terlihat bahwa grafik perbandingan penyerapan uap air

pada shellac SSB sone mengalami lonjakan dibandingkan pada shellac wax free

hal ini dikarenakan sifat dari jenis shellac secara umum shellac bersifat

hidrofobik, sifat permeabilitas yang baik. Namun beberapa shellac ada yang

mudah terpolimerisasi yang akibatnya dapat menurunkan sifat perintang uap air.

Page 48: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

31

Dalam penelitian yang dilakukan oleh (Laili, 2015) nilai kelarutan dari shellac

wax free lebih rendah dari shellac ssb, sehingga kemungkinan terpolimerisasinya

lebih besar ssb dibandingkan dengan wax free. Apabila suatu shellac

terpolimerisasi maka sifat perintang terhadap uap airnya makin menurun. Hal ini

yang menjadi dasar nilai perintang uap air dari shellac wax free lebih rendah dari

shellac ssb. Selain itu molekul penyusun dari jenis shellac yang berbeda

menyebabkan sifat perintang air yang berbeda juga.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500

Ku

mu

lasi

Ua

p A

ir (m

g)

Waktu (menit)

3 circle

3 circle amn+clay

3 circle amn +clay +PEG

3 circle amn+PEG

3 circle amn

Gambar 4.3 Grafik perbandingan penyerapan uap air pada shellac 3 circle dengan

tambahan clay dan PEG

Pada shellac 3 circle pertamabahan kumulasinya lebih tinggi jika

dibandingkan dengan wax free dan juga SSB sone, seperti yang ditunjukan pada

Gambar 4.3. Hal ini dikarenakan molekul penyusun dari masing-masing shellac

yang berbeda. Shellac yang molekul penyusunnya mengandung banyak lilin

mengalami fase ketraturan tinggi dan juga memiliki struktur kristalin yang bersifat

hidrofobik sehingga uap air susah melewati lapisan.

Page 49: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

32

Tabel 4.1 Nilai Water Vapor Transmission Rate (WVTR)

No Sampel Nilai WVTR

1 wax free amn 8,40

2 wax free 9,43

3 wax free amn + clay 14,40

4 wax free amn + clay + PEG 17,54

5 wax free amn + PEG 19,20

6 ssb amn 20,52

7 SSB sone 22,01

8 ssb amn + clay 24,00

9 ssb amn + clay + PEG 26,48

10 ssb amn + PEG 30,45

11 3 circle amn 32,45

12 3 circle 32,93

13 3 circle + clay 35,25

14 3 circle + clay + PEG 36,08

15 3 circle + PEG 36,74

Dari tabel 4.1 menyatakan bahwa nilai wvtr paling besar adalah pada 3

circle amn – PEG sebesar 37 g/m2.hari. Seperti yang telah dijelakan pada

pembahasan sebelumnya jika masing-masing shellac memiliki struktur molekul

yang berbeda-beda sehingga nilai kumulasi dari masing-masing shellac pun

berbeda. Penmbahan PEG membuat shellac memiliki sifat mekanik yang baik,

namun perintang terhadap uap air nya menurun. Pada proses penambahan clay

juga memberikan efek terhadap kumulasi perintang uap air. Secara alami clay

memiliki sifat hidrofilik (suka air). Namun adanya proses umum yang mengubah

sifat clay dari hidrofilik menjadi organofilik. Hal ini terjadi pada lapisan

permukaan clay dikarenaka clay bercampur dengan larutan organik yang

kemudian disebut dengan organoclay.

Page 50: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

33

Organoclay dapat disintesa melalui modifikasi bentoit oleh amina

kuartener yang nantinya akan meningkatkan basal spacing clay, yang akan

merubah sifat dari clay sendiri, sehingga mampu memperbaiki sifat perintang

terhadap uap air, bergabungnya antara clay dan shellac justru mempu untuk

meningkatkan sifat peintang uap air, walaupun tidak bisa terlalu tingi seperti

shellac, tapi setidaknya dengan adanya clay mampu untuk memperbaiki sifat dari

lapisan uji yaitu berupa sifat mekanik, meningkatkan sifat pengembangan dan

stabilitas termal nanokomposit.

4.2. Uji Sifat Perintang Minyak

Pada uji sifat perintang minyak dari paper coating dilakukan dengan cara

menuangkan 15 mL minyak goreng pada bagian permukaan paper coating yang

telah direkatkan pada corong yang dibuat dengan diameter 8,3 cm, kemudian

diamati selama 24 jam untuk melihat seberapa banyak minyak yang mampu

menembus lapisan. Percobaan oleh Shodik (2017) mendapatkan hasil berupa nilai

sifat perintang minyak pada lapisan yang dibuat mengalamai kenaikan dan

berbanding lurus dengan penambahan konsentrasi dari tanah lempung

montmorillonite. Pengujian sifat perintang minyak pada kertas konvensional

diperoleh hasil sebesar 57,05 g/m2.hari, sementara pada kertas buram diperoleh

hasil sebesar 732,51 g/m2.hari.

Penelitian yang dilakukan oleh Saputri (2017) diperoleh hasil sifat perintang

minyak terbaik pada lapisan kertas yang telah dicoating dengan percampuran

kanji dengan gliserol yang nilainya sebesar 9,00 gr/m2.hari. Sementara dari

percobaan yang telah dilakukan oleh Aningtyas (2017) pada lapisan bilayer kanji

dan shellac adalah sebesar 0 g/m2.hari. Pada lapisam shellac yang ditambahkan

clay dan diplastisasi dengan PEG nilai sifat perintang minyak sebesar 0 g/m2.hari.

Lapisan Shellac yang diplasitisisasi dengan PEG dan Clay sama baiknya

dengan lapisan bilayer karena memiliki sifat perintang minyak yang sangat baik,

pada kedua lapisan tersebut minyak goreng tidak mampu untuk menembus

lapisan, hanya mampu untuk meresap pada keselurhan permukaan dari lapisan.

Page 51: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

34

Minyak goreng tergolong senyawa yang memiliki sifat non-polar (tidak

larut dalam air). Sedangkan shellac bukan merupakan senyawa tunggal, yang

merupakan kompleks polar dan non-polar. Sifat dari shellac sendiri sebagai

senyawa yang bertindak sebagai oleogelator (penyerap minyak) membuat shellac

mampu mengikat minyak. Selain itu shellac memiliki dua karakteristik bersifat

hidrofobik (tidak suka air atau tidak terlarut dalam air) dan juga bersifat lipofilik

(mudah berinteraksi dengan lemak namun kurang larut dengan air).

Sifat shellac yang lipofilik menyebabkan afinitas dengan minyak. Hal ini

yang menyebabkan ketika lapisan dituangkan minyak sebanyak 15 mL tidak

menetes melewati lapisan hanya merembes dan menempel kepermukaan lapisan.

Penamabahan PEG membuat minyak dapat menyebar pada lapisan namun tidak

sampai menetes menembus lapisan, ini dikarenakan sifat dari PEG yang

hidrofilik, PEG yang digunakan dalam penelitian adalah sebesar 10% dari massa

keselurhan dari lapisan, walapun PEG dapat meningkatkan absorbsi dari suatu zat

namun jumlahnya yang sedikit tidak mempengaruhi shellac secara signifikan.

Fungsi penambahan PEG pada shellac adalah agar lapisan shellac lebih fleksibel.

Dan Campuran dengan clay sebanyak 5% dari keseluruhan massa lapisan

mengambil rujukan dari penelitan yang dilakukan oleh Shodik (2017),

penambahan clay sebanyak 5% dapat menahan rembesan dan tetesan minyak

goreng yang lebih baik, namun jika penambahan clay yang dilakukan lebih dari

5% akan mengurangi sifat perintang minyak dari suatu lapisan. Clay yang rendah

memiliki nilai laju rembesan minyak yang lebih baik dibandingkan dengan clay

dengan konsentrasi yang tinggi.

Penambahan konstrasi clay pada lapisan akan berbanding lurus dengan

sifat perintang minyak dari lapisan tersebut. Selain itu percampuran kanji dengan

gliserol memiliki sifat perintang minyak yang baik namun tidak lebih baik dari

kertas konvensional. Sedangkan pada lapisan shellac karakteristik sifat perintang

minyaknya lebih baik dibandingkan dengan lapisan kanji dengan gliserol. Hal ini

dikarenakan adanya shellac yang mempunyai sifat hidrofobik atau tidak suka

terhadap air, oleh karena itu minyak tidak dapat menembus lapisan dikarenakan

ada shellac yang mengikat minyak supaya tidak bisa menembus lapisan.

Page 52: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

35

Beberapa faktor yang menyebabkan uji minyak yang telah dilakukan

mendapatkan hasil yang tidak terlalu signifikan adalah diakibatkan karena adanya

beberapa faktor eksternal diantaranya adalah:

1. Metode manual coating yang diterapkan pada penelitian memiliki ketebalan

yang tidak merata dibandingkan dengan ketebalan lapisan coating polimer

sintetik yang lebih tebal dan merata.

2. Kertas yang digunakan dalam proses peng-coating-an adalah kertas buram

yang jika dibandingkan dengan kertas konvensional memiliki ketebalan yang

lebih kecil. Pada kertas konvensional terdapat lapisan yang terbuat dari

polimer sintetis yang terbuat dari olahan minyak bumi yang bersifat

hidrofobik, sehingga lapisan ini mampu lebih baik dibandingkan dengan

polimer organik.

3. Pada kertas konvensional dilakukan coating pada kedua lapisan, sementara

pada penelitan proses peng-caoting-an hanya dilakukan dilakukan disalah satu

sisi lapisan saja.

4.3. Uji Biodegradasi

Uji biodegradasi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sifat degradasi

dari lapisan shellac. Shellac merupakan jenis polimer alami yang dapat terurai di

tanah, dalam uji biodegradasi diharapkan mampu untuk mengetahui persentase

penurunan massa dari shellac serta kecepatan shellac terurai di tanah. Metode

kuantitatif untuk mengkarakterisasi terjadinya proses biodegradasi adalah dengan

menentukan kehilangan massa dan degradabilitas material uji (Owen dan

Hatakeyama,1995). Pada dasarnya proses biodegradasi tidak sepenuhnya bahan

uji (dalam hal ini Shellac) akan selalu terdegradasi. Berdasarkan standar European

Union tentang biodegradasi, suatu bahan akan terkomposisi menjadi air,

karbondioksida, dan substansi humus dalam kurun waktu maksimal 6 sampai 9

bulan.

Uji biodegradasi dilakukan dengan cara meletakan sampel dengan ukuran

1x1 cm kedalam tanah seperti yang terlihat pada Gambar 4.4.

Page 53: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

36

Gambar 4.4 Gambar sampel yang akan di inkubasi

Tanah yang menjadi media untuk meletakan sampel adalah tanah yang

telah difermentasi dengan EM4 (dengan tiga variasi volume yaitu 20ml,40ml, dan

60ml) dan juga maltose atau gula gandum yang terbentuk dari dua unit glukosa.

Tanah yang telah di fermentasi diletakan pada wadah plastik dengan ukuran

15x20 cm. Sampel dengan ukuran 1x1 cm di inkubasi dalam keadaan terbuka

pada suhu kamar selama 1 bulan. Selama proses inkubasi tanah yang menjadi

media degradasi disiram dengan air tiap harinya sebanyak 1 mL, hal ini bertujuan

agar mikroorganisme dapat berkembang dengan baik dan berperan aktif dalam

proses degradasi.

Adanya proses degradasi oleh mikroorganisme dalam media inkubasi

ditandai dengan persentase kehilangan massa pada sampel yang terus mengalami

kenaikan. Fokus penelitian pada pangujian sifat biodegradasi dari sampel 3 jenis

shellac (Wax free, 3-Circle, SSB sone) yang diplastisisasi dengan PEG 5% dan

Clay 10%. Pada Gambar 4.4 menunjukan proses awal dari uji biodegradasi

dimana semua sampel ditaruh pada wadah berukuran 15x20 cm.

(a)

(b)

(c)

Gambar 4.5 Gambar sampel yang akan di inkubasi (a) variasi EM4 20 ml

(b) variasi EM4 40 ml, (c) variasi EM4 60 ml

Page 54: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

37

Hasil yang diperoleh dari uji biodegradasi pada lapisan shellac dengan

bebrbagai tipe yang dikombinasikan dengan campuran PEG serta clay, dapat

diamati perubahannya baik secara fisis ataupun pada perubahan massa masing-

masing lapisan, bisa teramati pada Gambar 4.5. Sebelum mengalami inkubasi

sampel memiliki warna kuning kecoklatan yang terang.

Penambahan PEG pada sampel membuat sampel lebih fleksibel,

sedangkan penambahan clay membuat sampel menjadi rigid dan agak kaku.

Kondisi sampel untuk Shellac wax free adalah mudah kering serta mudah retak,

sedangkan shellac SSB sone memiliki tekstur halus, lain hal dengan shellac 3

circle yang basah dan sukar kering. Setelah melewati inkubasi selama 30 hari

seluruh lapisan mengalami perubahan secara signifikan. Dari segi warna sebagian

sampel warnanya menjadi pudar, dan bentuknya pun mengalami perubahan,

sebagaian sampel permukaannya seperti berlubang, sampel menjadi lebih rapuh

dan mudah getas. Untuk perubahan massa dari lapisan yang diuji setelah inkubasi

dapat diketahui dengan cara membandingkan massa sebelum dan sesudah

inkubasi. Dari persamaan 2.3 dapat diketahui persentase kehilangan massa selama

satu bulan masa inkubasi.

Gambar 4.6 Grafik perbandingan persentase kehilangan massa dengan variasi

EM4 20 ml pada jenis Shellac Waxfree, Waxfree amn +clay, Wax free

amn+clay+PEG, wax free amn+PEG

Page 55: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

38

Gambar 4.7 Grafik perbandingan persentase kehilangan massa dengan variasi

EM4 20 mL pada jenis Shellac SSB sone, ssb amn +clay, ssb amn+clay+PEG, ssb

amn+PEG

Gambar 4.8 Grafik perbandingan persentase kehilangan massa dengan variasi

EM4 20 ml pada jenis Shellac 3 circle, 3 circle amn +clay, 3 circle

amn+clay+PEG, 3 circle amn+PEG

Page 56: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

39

Dari grafik yang ditunjukan pada Gambar 4.6, 4.7 dan 4.8 perbandingan

kehilangan massa dengan variasi jumlah EM4 20 mL dapat terlihat kenaikan

persentase kehilangan massa pada setiap jenis shellac. Dari grafik menunjukan

mikroorganisme berkembang dalam tanah dan membantu proses biodegradasi.

Diantara ketiga jenis shellac terlihat bahwa shellac jenis 3 circle lebih mudah

terbiodegradasi dengan cepat selama masa inkubasi, hal ini dikarenakan 3 circle

mudah terlarut namun membutuhkan waktu yang lebih lama, hal ini telah

dibuktikan dalam uji padatan tidak larut yang dilakukan oleh (Laili, 2015).

Penambahan clay dan PEG pada masing-masing tipe shellac, mempengaruhi

proses biodegradasi dari masing -masing sampel. Hasil biodegradasi dari 3 jenis

tipe shellac dengan tambahan clay dan PEG dengan variasi 20 mL EM4 dilihat

pada Table 4.2, 4.3 dan 4.4.

Tabel 4.2 Hasil Uji Biodegradasi shellac wax free dengan variasi EM4 20 mL

Waktu

(Hari)

Persentase Penurunan massa (%)

Wax free

amn

Wax free Wax free

amn + clay

Wax free

amn+clay+PEG

Wax free

amn + PEG

7 4,34 9,01 11,73 13,91 14,70

14 7,69 12,16 14,82 15,30 17,04

21 8,69 13,89 16,63 19,10 20,85

28 11,53 15,79 18,99 21,70 23,90

Tabel 4.3 Hasil Uji Biodegradasi shellac SSB dengan variasi EM4 20 mL

Waktu

(Hari)

Persentase Penurunan massa (%)

SSB

amn

SSB SSB amn +

clay

SSB

amn+clay+PEG

SSB amn +

PEG

7 14,70 15,18 16,31 16,44 17,06

14 15,15 18,00 18,73 18,80 19,75

21 19,70 21,43 23,45 24,71 26,02

28 25,00 24,15 25,74 27,06 27,69

Page 57: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

40

Tabel 4.4 Hasil Uji Biodegradasi shellac 3 circle dengan variasi EM4 20 mL

Waktu

(Hari)

Persentase Penurunan massa (%)

3 circle

amn

3 circle 3 circle amn

+ clay

3 circle

amn+clay+PEG

3 circle amn

+ PEG

7 18,75 18,25 19,74 20,21 20,70

14 20,00 20,97 21,52 21,85 22,20

21 26,67 27,17 29,23 29,86 33,01

28 28,33 29,05 31,49 33,73 36,55

Semakin besar persentase penurunan massa maka semakin baik pula sifat

biodegradasi nya. Kehilangan massa dari lapisan sampel dengan meningkatnya

waktu biodegradasi sampai pada kondisi jenuh atau tetap, hal ini terjadi jika

perkembangan mikroorganisme telah mencapai batas maksimum.

Dapat dilihat bahwa laju biodegradasi dari masing-masing tipe shellac

mencapai batas maksimum pada hari ke 28, sedangkan laju biodegradasi paling

signifikan terjadi pada interval hari ke 14 menuju hari ke 21. Hal ini terjadi karena

proses perkembangan dari mikroorganisme yang berada di dalam tanah

mengalami fase perkembangan maksimal. Mikroorganisme yang dihasilkan dari

fermentasi antara larutan EM4 dengan tambahan maltose memiliki fase

perkembangan, dan fase jenuh. Fase perkembangan dimulai pada minggu kedua

menuju minggu ketiga dan fase jenuh dimulai pada minggu ke tiga menuju

minggu ke empat. Jika kita analogikan dalam tumbuh kembang manusia, proses

perkembangan manusia pun mengalami titik jenuh ketika melewati masa pubertas

menuju masa manula. Shellac wax free memimiliki laju biodegradasi paling

rendah dibandingkan dengan shellac SSB maupaun 3 circle hal ini yang akhirnya

menjadi sebuah sebab persentase biodegradasi Shellac Wax free lebih kecil

dibandingakan dengan Shellac SSB dan 3 circle.

Jumlah EM4 yang diberikan pada setiap wadah menentukan laju

biodegradasi dari sampel, semakin banyak EM4 yang diberikan maka semakin

banyak juga mikroorganisme yang membantu proses biodegradasi. Berikut grafik

dari tipe jenis Shellac dengan variasi EM4 sebesar 40 mL.

Page 58: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

41

Gambar 4.9 Grafik perbandingan persentase kehilangan massa dengan variasi

EM4 40 mL pada jenis Shellac Waxfree, Wax free amn +clay, Wax free

amn+clay+PEG, wax free amn+PEG

Gambar 4.10 Grafik perbandingan persentase kehilangan massa dengan variasi EM4 40

mL pada jenis Shellac SSB sone, ssb amn +clay, ssb amn+clay+PEG, ssb amn+PEG.

Gambar 4.11 Grafik perbandingan persentase kehilangan massa dengan variasi

EM4 40 mL pada jenis Shellac 3 circle, 3 circle amn +clay, 3 circle

amn+clay+PEG, 3 circle amn+PEG

Page 59: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

42

Dari grafik yang ditunjukan oleh Gambar 4.9, 4.10, dan 4.11 terlihat jelas

kenaikan grafik dari proses persentase kehilangan massa. Semua grafik dari ketiga

tipe shellac menunjukan adanya kenaikan persentase kehilangan massa,

penambahan jumlah EM4 sebesar 40 mL, membuat laju penurunan masa semakin

besar. Persentase kehilangan massa terlihat sangat jelas pada shellac wax free, hal

ini nampak seperti anomali, karena penambahan EM4 sebesar 20 mL justru

shellac waxfree laju perubahan masa paling kecil diantara shellac ssb dan 3circle.

Tabel 4.5 Hasil Uji Biodegradasi shellac wax free dengan variasi EM4 40 mL

Waktu

(Hari)

Persentase Penurunan massa (%)

Wax free

Amn

Wax free Wax free

amn + clay

Wax free

amn+clay+PEG

Wax free

amn + PEG

7 10,00 11,79 14,27 15,97 16,31

14 16,67 18,88 21,48 25,12 24,24

21 20,83 26,00 27,51 27,90 28,66

28 23,33 31,36 33,17 34,02 34,79

Tabel 4.6 Hasil Uji Biodegradasi shellac SSB dengan variasi EM4 40 mL

Waktu

(Hari)

Persentase Penurunan massa (%)

SSB

Amn

SSB SSB amn +

clay

SSB

amn+clay+PEG

SSB amn +

PEG

7 16,67 16,48 17,55 17,96 18,29

14 25,00 25,00 25,46 25,75 26,21

21 30,23 30,52 32,13 35,87 36,30

28 35,20 36,29 36,62 37,50 38,52

Tabel 4.7 Hasil Uji Biodegradasi shellac 3 circle dengan variasi EM4 40 mL

Waktu

(Hari)

Persentase Penurunan massa (%)

3 circle

AMN

3 circle 3 circle amn

+ clay

3 circle

amn+clay+PEG

3 circle amn

+ PEG

7 18,00 18,88 20,21 21,76 23,87

14 28,33 26,41 26,81 27,53 27,96

21 36,11 38,20 40,18 41,92 42,98

28 37,50 38,83 40,93 45,48 47,53

Page 60: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

43

Dari Tabel 4.5 hingga 4.7 kita dapat menganalisa bahwa masing-masing

shellac mengalami kenaikan dalam persentase penurunan massa, bertambahnya

volume EM4 yang diberikan. Penambahan PEG juga mempengaruhi proses

biodegradasi dari shellac, hal ini dikarenakan selain mikroorganisme, sifat dari

pemlastis memberikan efek yang signifikan dalam proses biodegradasi. Menurut

(Jandrossek dan Handrick, 2002) terdapat beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi biodegradasi dari suatu bahan, salah satu nya adalah hidrofilitas

pemaltis pada sampel. Polietilen glikol 400 termasuk kedalam pemlastis hidrofilik

hal ini dikarenakan adanya gugus hidroksil (-OH), adanya gugus tersebut

mengakibatkan kemampuan mengikat air pada polietilen glikol 400 yang

disebabkan ikatan hidrogen pada gugus O yang dimiliki polietilen Glikol.

Selain itu penambahan Konsentrasi pemlastis hidrofilik dapat

menyebabkan peningkatan laju degradasi enzimatis. Terjadinya biodegradasi juga

disebabkan oleh proses hidrolisis air, dan salah satu faktor yang menyebabkan

hidrolisis pada sampel adalah karena pemlastis hidrofilik yang dapat

meningkatkan jumlah gugus polar (-OH) pada sampel yang memacu interaksi

dengan molekul air. Inilah yang menyebabkan shellac dengan dilapisi PEG juga

memiliki nilai persentase penurunan massa yang tinggi.

Sementara penambahan clay juga memberikan efek terhadap

pertamabahan persentase penurunan massa. Secara alami clay memiliki sifat

hidrofilik (suka air). Namun adanya proses umum yang mengubah sifat ckay dari

hidrofilik menjadi organofilik. Hal ini terjadi pada lapisan permukaan clay

dikarenaka clay bercampur dengan larutan organik yang kemudian disebut dengan

organoclay. Organoclay dapat disintesa melalui modifikasi bentoit oleh amina

kuartener yang nantinya akan meningkatkan basal spacing clay, yang akan

merubah sifat dari clay sendiri. Hal ini yang memperkuat kondisi, mengapa di

beberapa sampel yang terdapat campuran clay laju persentase penurunan massa

cendrung stagnan, dan tidak menunjukan peningkatan yang signifikan.

Jika diamati lebih lanjut laju penurunan massa pada laju biodegrasi shellac

pada variasi penambahan EM4 sebesar 40 mL mengalami peningkatan

dibandingkan dengan penmabah variasi EM4 sebesar 20 mL.

Page 61: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

44

Mikroorganisme pada EM4 sebesar 40 mL lebih banyak dibandingkan

dengan mikroorganisme pada EM4 sebesar 20 mL. Hal ini yang memicu laju

persentase pengurangan massa juga semakin meningkat. Pada shellac 3 circle

mengalami laju persentase paling besar diantara shellax wax free maupun ssb hal

ini karena solubilitas dari shellac 3 circle lebih rendah dibandingkan dengan

shellac jenis lain, Shellac 3 circle dapat dipastikan mengalami proses hidrolisis air

sehingga mempercepat dalam proses biodegradasi.

0

5

10

15

20

25

30

35

40

0 5 10 15 20 25 30

Pre

sen

tasi

pen

uru

na

n m

ass

a

Waktu (Day)

waxfree

waxfree amn+clay

waxfree amn+clay+peg

waxfree amn+peg

Wax free amn

Gambar 4.11 Grafik perbandingan persentase kehilangan massa dengan variasi

EM4 60 mL pada jenis Shellac Waxfree, Wax free amn +clay, Wax free

amn+clay+PEG, wax free amn+PEG

10

15

20

25

30

35

40

45

Pre

sen

tasi

pen

uru

nan

mas

sa

Gambar 4.12 Grafik perbandingan persentase kehilangan massa dengan variasi

EM4 60 mL pada jenis Shellac SSB sone, ssb amn +clay, ssb amn+clay+PEG, ssb

amn+PEG.

Page 62: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

45

0

10

20

30

40

50

0 5 10 15 20 25 30

Pre

sen

tasi

pen

uru

nan

m

assa

Waktu (Day)

3 circle

3 circle amn+clay

3 circle amn+clay+peg

3 circle amn+Peg

3 circle amn

Gambar 4.13 Grafik perbandingan persentase kehilangan massa dengan variasi

EM4 60 mL pada jenis Shellac 3 circle, 3 circle amn +clay, 3 circle

amn+clay+PEG, 3 circle amn+PEG.

Penambahan volume EM4 sebesar 60 mL yang ditunjukan pada gambar

4.9, 4.11 dan 4.13 berbanding lurus dengan kenaikan grafik dari prosentase

pengurangan massa dari lapisan. Hal ini mengindikasikan bahwa mikroorganisme

memanfaatkan sumbernutrisi yang terdapat dalam media pertumbuhannya.

Namun pertumbuhan mikroorganisme terjadi tidak signifikan hal ini diakibatkan

oleh beberapa hal. Keadaan lingkungan tempat berlangsungnya uji menjadi hal

yang dapat mempengaruhi, perlakuan pada masing-masing media untuk degradasi

juga ikut andil dalam mempengaruhi kondisi. Setiap hari selama masa inkubasi

masing-masing media inkubasi disiram dengan air kurang lebih 1 mL, namun

kondisi air pada masing-masing media inkubasi tidak selamanya sama. Faktor ini

lah yang menyebabkan proses perkembangan mikroorganisme tidak stabil.

Tabel 4.8 Hasil Uji Biodegradasi shellac wax free dengan variasi EM4 60 mL

Waktu

(Hari)

Persentase Penurunan massa (%)

Wax free

AMN

Wax free Wax free

amn + clay

Wax free

amn+clay+PEG

Wax free

amn + PEG

7 9,37 13,84 15,05 17,45 18,53

14 13,33 19,08 22,59 26,91 27,79

21 24,24 26,06 27,36 28,06 29,24

28 29,03 30,09 32,56 33,32 34,28

Page 63: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

46

Tabel 4.9 Hasil Uji Biodegradasi shellac SSB dengan variasi EM4 60 mL

Waktu

(Hari)

Persentase Penurunan massa (%)

SSB

AMN

SSB SSB amn +

clay

SSB

amn+clay+PEG

SSB amn +

PEG

7 21,87 19,07 20,00 20,87 21,57

14 28,33 27,93 28,85 29,80 30,18

21 30,00 32,04 33,62 34,65 35,87

28 35,00 36,49 37,63 38,43 39,09

Tabel 4.10 Hasil Uji Biodegradasi shellac 3 circle dengan variasi EM4 60 mL

Waktu

(Hari)

Persentase Penurunan massa (%)

3 circle

AMN

3circle 3 circle amn

+ clay

3 circle

amn+clay+PEG

3 circle amn

+ PEG

7 22,05 22,99 23,78 24,98 26,17

14 25,92 31,97 32,42 32,56 33,71

21 36,11 38,20 41,11 42,52 42,98

28 38,33 40,31 41,75 42,87 46,19

Dari tabel persentase penurunan massa dari keselurhan jenis shellac

beserta tambahan PEG dan clay tidak menunjukan penurunan lebih dari 50 %,

bahkan shellac 3 circle yang mudah terhidrolisis dengan air pun tidak mampu

mencapai persentase penurunan setengah dari massa. Bahkan hal ini terjadi pada

variasi EM4 yang berjumlah 60 mL. Secara teoritis menurut (Tokiwa dan

Calabia,2004) Semakin tinggi tingkat aktivitas microbial pada lingkungan (dalam

hal ini adalah media) akan mempengaruhi percepatan proses penurunan massa.

EM4 yang berjumlah 60 mL yang telah dicampurkan maltose kemudian di

fermentasi dengan tanah seharusnya dapat merangsang aktivitas mikroba sehingga

laju biodegradasi semakin cepat. Hal ini seperti ditunjukan pada Gambar grafik

4.14 sampai 4.16

Page 64: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

47

0

10

20

30

40

0 5 10 15 20 25 30

per

sen

tase

pen

uru

nan

m

assa

waktu (day)

wax free 20 ml SSB SONE 20 ml 3 Circle 20 ml

Gambar 4.14 Grafik perbandingan persentase kehilangan massa dengan variasi

EM4 20 mL pada jenis Shellac Wax, Shellac SSB SONE Shellac 3 circle.

0

10

20

30

40

50

0 5 10 15 20 25 30

per

sen

tase

pen

uru

nan

m

assa

waktu (day)

wax free 40 ml SSB SONE 40 ml 3 Circle 40 ml

Gambar 4.15 Grafik perbandingan persentase kehilangan massa dengan variasi

EM4 20 mL pada jenis Shellac Wax, Shellac SSB SONE, Shellac 3 circle.

Gambar 4.16 Grafik perbandingan persentase kehilangan massa dengan variasi

EM4 40 mL pada jenis Shellac Wax, Shellac SSB SONE, Shellac 3 circle.

Page 65: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

48

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

0 5 10 15 20 25 30

per

sen

tase

pen

uru

nan

mas

sa

waktu (day)

wax free 60 ml SSB SONE 60 ml 3 Circle 60 ml

Gambar 4.17 Grafik perbandingan persentase kehilangan massa dengan variasi

EM4 60 mL pada jenis Shellac Wax, Shellac SSB SONE, Shellac 3 circle.

Pada laju biodegradasi shellac pada variasi EM4 60 mL mengalami

peningkatan jika dibandingakn dengan laju biodegradasi shellac pada variasi EM4

40 mL dan 20 mL. Bertambahnya volume dari EM4 sebagai variasi dari uji

mampu meningkatakan laju biodegradasi dari sampel, namun tidak semua sampel

mengalami persentase penurunan massa secara maksimal walapun laju

biodegradasi nya tinggi. Hal tersebut terbukti dimana persentase penurunan massa

pada variasi EM4 60 mL tidak ada sampel yang penurunan massanya mencapai

50%. Hal ini dikarenakan bahan polimer memiliki fase ketarturannya rendah dan

keteraturannya tinggi. Ketika berada pada fase keteraturan tinggi dikenal dengan

susunan struktur molekul yang disebut kristalin, dan pada fase keteraturan rendah

dengan susunan struktur molekul yang disebut amorf (Knapczyk dan simon,

1992). Pada struktur molekul amorf mikroorganisme akan mudah menghidrolisis

ikatan-ikatan pada molekul tersebut. Sedangkan pada fase keteraturan tinggi atau

memiliki struktur molekul kristalin, proses hidrolisis muatan tidak lah mudaj Hal

ini yang menyebabkan tingkat degradasi dari shellac tidak mencapai 50 % padahal

memiliki laju biodegradasi yang tinggi.

Page 66: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

49

Menurut (Kim dan Rhee, 2003) adanya cincin aromatic dari suatu polimer

memperlambat proses biodegradasi dari suaut polimer yang bersifat karsinogenik.

Shellac pada kondisi tertentu ketika dipanaskan pada suhu 75-80˚C atau

didegradasi oleh suatu mikroorganisme memiliki bagian soft resin dan hard resin,

hal ini yang menyebabkan beberapa shellac tidak terdegradasi walaupun

mengalami laju biodegradasi yang tinggi. Bagian soft resin mamapu mengalami

proses hidrolisis sehingga mudah terurai sedangkan bagian hard resin dari shellac

sukar untuk mengalami proses hidrolisis sehingga sukar terurai.

Page 67: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

50

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa:

Lapisan nanokomposit shellac (wax free, SSB sone, 3 circle) AMN-clay-PEG

dibuat menggunakan metode interkalasi polimer.

1. Lapisan yang terbentuk memiliki ciri fisik untuk shellac wax free lebih kasar,

sedangkan shellac SSB sone dan 3 circle lebih halus. Lapisan shellac wax free

memiliki warna yang lebih gelap dibandingkan shellac SSB sone dan 3 circle.

Ketika diberi PEG dan clay warna dari masing-masing shellac menjadi lebih

cerah. Lapisan shellac secara umum memiliki tekstur kaku, transparan, dan

halus jika diPEGang. Penambahan clay membuat shellac menjadi lebih getas

dan kaku, sementara penambahan PEG membuat shellac menjadi lebih

fleksibel dan lentur.

2. Dari ketiga jenis shellac (wax free, SSB sone, dan 3 circle) memiliki karakter

yang berbeda. Ketika ketiga jenis shellac tersebut diberi tambahan PEG dan

clay memberikan pengaruh pada sifat perintang minyak, biodegradasi dan

juga perintang uap air. Pada uji minyak ketiga jenis shellac dan tambahan

PEG dan clay mampu menjadi perintang minyak yang baik. Hal ini terbukti

dari ketidak mampuan minyak untuk menetes menembus lapisan. Minyak

hanya mampu merembes pada lapisan tapi tidak mampu menembus lapisan.

Pada uji biodegradasi shellac wax free lebih sulit untuk terdegradasi

dibandingkan dengan shellac SSB sone dan 3 circle hal ini karena molekul

penyusun dari shellac yang berbeda. Shellac wax free memiliki bagian hard

resin yang lebih banyak dibandingkan dengan shellac lainnnya. Hal ini yang

menyebabkan shellac wax free lebih lama terdegradasi dibandingkan dengan

shellac lainnnya. Penambahan PEG membuat lapisan mudah terhidrolisis

yang mengabitkan mudah untuk terdegradasi. Penambahan clay pada lapisan

shellac membuat biodegradasi lapisan menjadi stagnan hal ini karena sifat 50

Page 68: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

51

clay yang bercampur dengan larutan organic. Selain itu pemberian EM4 juga

mempengaruhi proses biodegradasi pada lapisan shellac. Shellac wax free

memiliki sifar perintang air yang sangat baik dibandingkan dengan shellac

SSB sone dan 3 circle. Penambahan PEG pada lapisan shellac dapat

mengurangi sifat perintang air yang dimiliki lapisan shellac.

5.2 Saran

Pada penelitian selanjutnya untuk mengetahui sifat mekanik dari shellac

juga perlu dilakukan uji mekanik guna mengetahui pengaruh material composit

lebih lanjut. Selain itu uji padatan tidak terlarut dapat pula dilakukan untuk

mengetahui polimerisasi pada shellac agar dapat diketahui sifat fisis dan kimia

dari jenis shellac yang diuji. Karekterisasi uji sudut kontak untuk mengetahui sifat

hidrofilitas dari masing-masing lapisan yang terbentuk.

Page 69: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

52

DAFTAR PUSTAKA

Aihua, He (2014). Electrospun Polymer Nanomaterials: Preparation

Characterization, and Application. Journal of Nanomaterials, Vol

14,5408321.

Anan, M., Limmatvapirat, S., Nunthanid, J., & Wanawongthai, C. (2007). Effect

of Salts and Plasticizers on Stability of Shellac Lapisan. Journal of

Agramicultural and Food Chemistry, 55, 687-692.

Anan, M., Nunthanid, Jurairat, & Limmatvapirat, S. (2010). Effect of Molecular

Weight and Concentration of Polyethylene Glycol on Physicochemical

Properties and Stability of Shellac Film.Journal of Agricultaral and Food

Chemistry, 58, 12934-12940.

Anigntyas, S. (2017). Investigasi Sifat Perintang Dan Transparansi Dari Lapisan

Kemasan Makanan Berbahan Dasar Kanji Dan Shellac. Skripsi, Program

Sarjana Universitas Sebelas Maret.

ASTM. (1999). Astm Standards Pertaining to The Biodegradability And

Compostability of Plastics. Journal ASTM.

Buch, K., Penning, Manfred., Wachtersbach, Eva., Maskos, Michael., &

Langguth, P. (2009). Investigation of various shellac gramades: additional

analysis for identity. Drug Development and Industrial Pharmacy, 35, 694–

703.

Brown, R. W. (2004). Development of a Novel Grease Resistant Functional

Coating for Paper-Based Packaging and Assessment of Application by

Flexographic Press, University of North Texas, Denton, TX.

Chang, Y. P., Abd Karim, A., Seow, C. C. (2006). Interactive Plasticizing–

Antiplasticizing Effects of Water and Glycerol on the Tensile Properties of

Tapioca Starch Films. Food Hydrocolloids, 20 (1), 1–8.

Cui, L., & Paul, D. R. (2011). Polymer Nanocomposites from organoclays:

Structure and Properties, 9-15.

52

Page 70: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

53

Crosby, N. T. (1981). “Plastic packaging materials,” in: Food Packaging

Materials, Applied Science Publisher, England, pp. 19-22

Dou H. (2004). Effect of coating application on chilling injury of grapefruit

cultivars. Hort Sci 39 (3): 558-561.

Derry, J. (2012). Investigating Shellac: Documenting the Process, Defining the

Product.ThesisThe Institute of Archeology, Conservation and

HistoryFaculty of HumanitiesUniversity of Oslo.

Farag, Y. (2010). Characterization of Different Shellac Types and Develpoment of

Shellac-Coated Dosage Form.Thesis, Doctor Grade of Hamburg

University.

Hatakeyama, H., S. Hirose, T. Hatakeyama, K. Nakamura, K. Kobashigawa, N.

Morohoshi (1995), Biodegradable Polyurethanes from Plant Component J.

Pure Applied Chemistry, A32(4), 743 – 750.

Henning, T (2002). Polyethylene glycols (PEGs) and the pharmaceutical industry.

Fine, Specialty & Performance Chemicals. Pharmachem 1:57-59.

Ida, F. A (2016). Karakteristik Nanokomposit Formasi Garam Shellac amn – Clay

yang Diplastisasi dengan Polyethylene Glycol (PEG) Berat Molekul 400

gram/mol. Skripsi, Program Sarjana Universitas Sebelas Maret

Jendrossek, D. dan R. Handrick. 2002. Microbial Degradation of

Polyhydroxyalkanoates. Annu. Rev. Microbiol 56: 403-32.

Kim, D, Y., Rhee, Y, H. (2003). Biodegradation of microbial and synthetic

polyesters by fungi. Appl Microbiol Biotechnol. May;61(4):300-8. Epub

2003 Jan 25.

Knapczyk, J.K. and Simon, R.H.M. (19921 In Kent, J.A. (Ed.), Riegel’s Industrial

Chemistry, VNR, New York, 1992, p 640.

Lailli, A.N. (2015). Identifikasi dan Karakterisasi Shellac waxfree, SBB-57-Sone,

SBB-3-Circle dan Shellac Berbahan Dasar dari Probolinggo.Skripsi,

Program Sarjana Universitas Sebelas Maret.

Page 71: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

54

Limmatvapirat,S.,Limmatvapirat,C.,Puttipipatkhachorn,S.,Nuntanid,J.,Luangtana,

Anan,M.(2007). Enhanced enteric properties and stability of shellac films

through composite salts formation. European Journal of Pharmaceutics

and Biopharmaceutics, 67, 690–698.

Marten,E., Müller, R.-J., Deckwer, W.-D. (2003). Studies on the enzymatic

hydrolysisof polyesters – I. Low molecular mass model esters and

aliphatic polyesters.Polym. Degrad. Stab. 80, 485–501.

Nidya, C. (2008). Sifat Mekanik dan Termal pada bahan Nanokomposit Epoxy-

Clay Tapanuli. Skripsi FMIPA UI:Depok.

Owen, S., M. Masaoka, R. Kawamura, and N. Sakota (1995), Biodegradation of

Poly-D,L-Lactic Acid Polyurethanes, dalam Degradable Polymers,

Recycling, and Plastics Waste Management, editor : Ann-Christine

Albertsson and Samuel J. Huang, Marcel Dekker Inc., New York, 81-85.

Osman, Z.(2012). Investigation of Different Shellac and Improvement of Release

from Air Suspnsion Coated Pellets. Thesis, Doctor Grade of Johannes

Gutenberg University.

Resti, R. (2017). Pengaruh Konsentrasi Ammonium Hidroksida Terhadap Sifat

Shellac yang Dimodifikasi Menjadi Formasi Garam. Skripsi, Program

Sarjana Universitas Sebelas Maret.

Saputri,D,G. (2017). Pengaruh Penambahan Polyethylene Glycol (PEG) Dan

Gliserol Pada Lapisan Kanji Singkong (Amylum Manihot).Skripsi,

Program Sarjana Universitas Sebelas Maret.

Shodik, I.(2017). Fabrikasi Dan Karakterisasi Coating Kertas Dengan Kanji

Singkong Dan Tanah Lempung Montmorillonite Sebagai Material

Kemasan Ramah Lingkungan.Skripsi, Program Sarjana Universitas

Sebelas Maret.

Tokiwa,Y.,Calabia,B,P. (2004). Degradation of microbial polyesters. Biotechnol

Lett 26(15):1181-9.

Ray, S., Allan, E., Siew, Y,Q., Xiao, D, C. (2006). The Potential use of Polymer-

clay Nanocomposite in Food Packaging. International Journal of Food

engineering.

Page 72: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

55

Piyawatakarn, P., Sriamornsak, P., Nunthanid, J., Limmatvapirat, S., &

Limmatvapirat, C. (2012). Design of Shellac-based Film with Improved

Mechanical Propertties Through Composite Formaation with Clay.

Advanced Material Research, Vol. 506 pp 290-293

Qussi, B and Wolfgang G. (2006). “The Influence of Different Plasticizers and

Polymers on the Mechanical and Thermal Properties, Porosity and Drug

Permeability of Free Shellac Films.” Drug development and industrial

pharmacy 32:403–12.

Silverstein, R.M. (1991). Spectrometric Identification of Organic Compound.John

Wiley & Sons, Inc.

Specht, F., Saugestad, M., Waaler, T., Müller, B.W. (1998). The application of

shellac as an acidic polymer for enteric coating. Pharmaceutical

Technology Europe,. 10(9), 20-28.

Taskirawati, I. (2007). Peluang Investasi dan Strategi Pengembangan Usaha

Budidaya Kutu Lac (Laccifer Lacca Kerr).Thesis, Program Pascasarjana

Institut Pertanian Bogor.

Victorine A, Robert H. (2000). Candellila Shellac: An Alternative Formulation for

Coating Apples. Hort Sci 35(4): 691-693

Wulandari,V. (2015). Karakterisasi Lapisan Shellac Yang Diplastisasi Dengan

Polyethylene Glycol (PEG) Berat Molekul (Mw) 400 Dan (Mw) 600.

Skripsi, Program Sarjana Universitas Sebelas Maret.

Xia, W.,J,Li.,Y,Fan.,X,Jin.(2006). Present research on the composition and

application of lac.For study China, 8(1) : 65-69.

Y,Hu.,V,Topolkaraev.,A,Hiltner.,E,Bear.(2001). Measurement of water vapor

transmission rate in highly permeable film. Journal of Applied Polymer

Science 81(7):1624 - 1633

Page 73: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

56

LAMPIRAN 1

DATA WVTR

Page 74: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

57

LAMPIRAN II

Page 75: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

58

Page 76: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

59

Page 77: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

60

Page 78: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

61

Page 79: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

62

Page 80: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

63

Page 81: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

64

Page 82: KARAKTERISTIK KOMPOSIT CLAY DAN SHELLAC DARI … · “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa

65