kapita selekta perbandingan hukum
DESCRIPTION
hukumTRANSCRIPT
![Page 1: Kapita Selekta Perbandingan Hukum](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022082323/55cf915f550346f57b8cf1c8/html5/thumbnails/1.jpg)
Nama : Rouly RosdianiNPM : 111 000 317Kelas : A Reguler Sore
BAB I
APA DAN GUNA APA PERBANDINGAN HUKUM?
Perbandingan hukum adalah metode penyelidikan bukan suatu cabang
ilmu hukum, sebagaimana seringkali menjadi ungkapan sementara orang.
Metode yang dipakai adalah membanding-bandingkan salahs atu lembaga
hukum dari sistem hukum yang satu dengan lembaga lain yang kurang lebih
sama dari sistem hukum yang lain. Dengan membanding-bandingkan maka
didapat persamaan-persamaan, tetapi juga unsur perbedaan dari kedua sistem
hukum itu. Perbandingan hukum juga bahkan dapat pula dilakukan dengan
membanding-bandingkan suatu lembaga yang sama dimasa yang lampau
dengan sifat/corak lembaga hukum yang sama itu di masa sekarang.
Membanding-bandingkan hukum ini disebabkan oleh adanya suatu
kebutuhan atau lebih. Kebutuhan ini dapat kita bedakan dalam :
A. Kebutuhan-kebutuhan ilmiah
Dengan membanding-bandingkan berbagai sisitem hukum, maka
akan memenuhi kebutuhan kita dalam mendapatkan titik-titik
persamaan dan perbedaan dari semua sistem hukum yang kita
bandingkan.
Dalam mempelajari sistem hukum asing, maka pengetahuan kita
tentang hukum dan lembaga-lembaganya akan makin dalam dan
luas, oleh karena itu kita dapat melihat dalam kebutuhan yang sama
dapat dicapai dengan penyelesaian yang berbeda-beda. Akan tetapi,
perbedaan kondisi masyarakat yang berjauhan letaknya dapat
menyelesaikan kebutuhan yang sama dengan penyelesaian yang
sama pula walaupun anggota masyarakat hukum tersbut tidak terkait
hubungan kebidayaan apapun. Ini berarti cara untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan masyarakat itu mungkin berbeda, tetapi
mungkin pula searah ata bersamaan.
![Page 2: Kapita Selekta Perbandingan Hukum](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022082323/55cf915f550346f57b8cf1c8/html5/thumbnails/2.jpg)
Nama : Rouly RosdianiNPM : 111 000 317Kelas : A Reguler Sore
Maka, perbandingan hukum ini diperlukan baik bagi ilmu
pengetahuan, maupun pelaksanaan hukum. Lagi pula hukum tidak
semata-mata untuk kepentingan ilmu saja tetapi juga untuk
kepentingan masyarakat, maka kebutuhan ilmiah ternyata tidak
terepas dari kebutuhan praktis.
B. Kebutuhan-kebutuhan praktis
Perbandingan hukum ternyata membantu pembentikan hukum
nasional dalam arti seluas-luasnya. Seperti kita ketahui, hukum positif
kita masih banyak merupakan warisan kolonial. Karena itulah perlu
dibentuk hukum nasional yang bersumber pada hukum adat dan
falsafah hidup bangsa Indonesia. Hukum nasional harus memenuhi
kebutuhan-kebutuhan perekonomian bangsa dalam pergaulannya
dengan bangsa-bangsa yang berdaulat. Adanya tuntutan baru ini
mengharuskan kita menyelidiki bagaimana negara lain memenuhi
kebutuhannya supaya kita dapat menyusun hukum Indonesia yang
modern tapi tidak mengorbankan kepentingan nasional Indonesia
dengan tidak menyisihkan moral dan kepribadian bangsa Indonesia.
Sebagai misal:
1. Mengenai penanaman moda asing
Dalam rangka rehabilitasi perekonomian kearah
masyarakat adil dan makmur ternyata kita sangat
membutuhkan modal asing. Politik Indonesia juga menerima
penanaman modla asing namun para pemilik modal asing baik
pemerintah maupun swasta ragu untuk menanamkan
modalnya. Maka, kita perlu menyelidiki bagaimana negara lain
mengatur penanaman modal asing sehingga kita dapat
menerapkan yang paling baik untuk Indonesia. Ternyata
permasalahannya adalah ketidakpastian hukum di Indonesia
seperti masih terdapat ketidakpastian hukum yang berlaku
![Page 3: Kapita Selekta Perbandingan Hukum](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022082323/55cf915f550346f57b8cf1c8/html5/thumbnails/3.jpg)
Nama : Rouly RosdianiNPM : 111 000 317Kelas : A Reguler Sore
bagi golongan Indonesia asli, kemudian BW bertitik tolak pada
faham individualisme sedangakan UUPA berpaham
kolektivisme seperti hukum adat.
2. Mengenai pengertian domicili sekarang
Pengertian domisili menurut hukum kita adalah teritorial
yaitu, tempat tinggal seseorang atau kedudukan badan hukum.
Domisili dalam hukum inggris berarti tanah air seseorang yang
dapat berupa :
Domicili of origin (tanah air seseorang berdasarkan
tempat lahirnya atau tempat lahir ayahnya yang sah)
Domicii of dependence (tanah air seseorang yang
belum dewasa berdasarkan domisili ayah, ibu bagi ayah
yang tidak sah, dan istri yang ditentukan oleh domisili
suaminya)
Domicili of choice (tanah air seseorang berdasarkan
pilihannya sendiri bagi yang sudah dewasa)
Menurut sistem hukum inggris pengertian domicili of choice
seseorang ditentukan oleh facta dan animusnya. Umpamanya
walaupun seseorang itu warga negara inggris tetapi facta
dann animusnya ia warga negara beligia maka ia dianggap
berdomisili di belgia.
Hal ini dijadikan penyelesaian persoalan WNI asli dan WNI
keturunan asing. Dalam menentukan domisili WNI keturunan
asing animus harus dilihat dari fakta-fakta. Salah satunya
adalah berkehendak untuk tunduk pada sistem hukum yang
berlaku di Indonesia atau yang dikenal dengan istilah
opplosing atau peleburan. Sehingga ia tidak hanya
![Page 4: Kapita Selekta Perbandingan Hukum](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022082323/55cf915f550346f57b8cf1c8/html5/thumbnails/4.jpg)
Nama : Rouly RosdianiNPM : 111 000 317Kelas : A Reguler Sore
publikrechtelijke, tetapi juga privaat-rechtelijke menjadi orang
Indonesia.
3. Mengenaitempat kedudukan badan-badan hukum
Mengenai badan hukum di Indonesia, kalau ditinjau dari
BW dan WvK dimisili atau zetel dari badan hukum ditentukan
dimana badan hukum itu berdiri. Sedangkan dalam hukum
Swiss, kedudukan badan hukum itu ditentukan dimana tempat
pusat kegiatan badan hukum itu berlangsung. Jadi fakta dan
hukumnya sesuai, sehingga hak dan kewajibannya sesuai
dengan kepentingannya.
Disinilah terlihat perbandingan hukum memungkinkan
pembaharuan dan pembentukan hukum yang sesempuna-
sempurnanya. Schnitzer mengatakan perbandingan hukum
penting bagi unifikasi hukum. Selain itu erbandingan hukum
juga membantu kita di bidang internasional dengan :
1. Membantu pembuatan perjanjian-perjanjian internasional
dan/perjanjian-perjanjian di bidang hukum perdata
internasional
Umpamanya kita sekarang melaksanakan
kerjasama internasional dalam IIMF, GATT, kerjasama
ekonomi di ASEAN, ILO, ECAFE,dll. Daam perjanjian
kehendak para pihak memegang peranan penting. Maka,
dengan melakukan perbandingan hukum kita dapat
mengetahui sistem hukum yang berlaku di negara yang
akan mengadakan kerja sama dengan kita.
2. Perbandingan hukum dapat pula menghindari
persengketaan dan salah faham internasional
Contohnya adalah kerjasama Indonesia-Malaysia
dalam pemberantasan penyelundupan. Ternyata terdapat
![Page 5: Kapita Selekta Perbandingan Hukum](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022082323/55cf915f550346f57b8cf1c8/html5/thumbnails/5.jpg)
Nama : Rouly RosdianiNPM : 111 000 317Kelas : A Reguler Sore
perbedaan pengertian penyelundupan dala hukum
Indonesia dan Malaysia. Indonesia mengartikan
penyelundupan sebagai “setia pemasukan atau
pengeluaran barang dari Indonesia tanpa ijin oemerintah”.
Sedangkan Malaysia mengaanggap penyelundupan
sebagai ekspor-impor barang terlarang seperti candu,
senjata api, obat bius; sehingga barter dianggap bukan
merupakan penyelundupan.
Untuk menghindari kesalah pahaman inilah kita
perlu melakuakan perbandingan hukum dan mempelajari
sistem hukum negara lain.
Adapun alasa-alasan mengapa membandingkan hukum Inggris dengan hukum
adat adalah sebagai berikut.
1. Sudah banyak ahli yang membandingkan hukum adat dengan hukum
Belanda, maka perlu perbandingan dengan hukum lain, yaitu hukum
Inggris.
2. Kaena bahasa Inggris banyak dipakai dalam pergaulan internasional dan
dunia perdagangan internasional, sehingga kebanyakan perjanjian
dibentuk memakan bahasa, istilah-istilah dan tentu kualifikasi hukum
inggris.
Gustav Radbruch mengatakan bahwa sistem hukum Eropa
Kontinental, yang berdasarkan resepsi hukum Romawi, begitu jauh
bedanya dengan sistem hukum Anglo Saxon yang tumbuh dari hukum
kebiasaan (customary law) dan case law.
3. Karena Inggris memodernisir hukumnya tanpa kodifikasi, maka ada
kemungkinan bahwa hukum Inggris dapat mengandung pelajaran yang
berharga bagi kita.
![Page 6: Kapita Selekta Perbandingan Hukum](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022082323/55cf915f550346f57b8cf1c8/html5/thumbnails/6.jpg)
Nama : Rouly RosdianiNPM : 111 000 317Kelas : A Reguler Sore
Hukum Inggris menunjukkan perkembangan yang kontinu, secara
berangsur-angsur, tanpa meninggalkan dasar-dasarnya/coraknya yang
pokok. Dalam pembangunan hukum nasional haruslah berakar pada
hukum adat, tetapi harus pula merupakan hukum yang modern sesuai
dengan kebutuhan masyarakat Indonesia masa kini. Maka dari itulah
dilakukan perbandingan dengan hukum Inggris.
4. Dalam rangka mempercepat kerjasama dengan ASEAN pemikiran
hukum Inggeris akan sangat penting karena kebanyakan negara ASEAN
(Singapura, Malaysia, dan Filipina)sedkit banyak telah meresepsi asas-
asas hukum Inggris ke dalam hukum nasionalnya.
![Page 7: Kapita Selekta Perbandingan Hukum](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022082323/55cf915f550346f57b8cf1c8/html5/thumbnails/7.jpg)
Nama : Rouly RosdianiNPM : 111 000 317Kelas : A Reguler Sore
BAB III
HAK, HUKUM, FUNGSI SOSIAL, DAN KEADILAN
Menurut Prof. Holland tujuan dari pada hukum adalah menciptakan dan
melindungi hak-hak. Oleh karena itu, hukum adalah sesuatu yang ditaati, maka
hukum terdiri dari kaedah-kaedah.
Tentang Hak dan Hukum
Holland mengatakan pada umumnya hak adalah kemampuan seseorang
untuk mempengaruhi tindak-tanduk orang lain, tidak dengan cara
mempergunakan kekuatan sendiri, tetapi berdasarkan pendapat umum atau
kekuatan umum. Sedangkan menurut Dias, hak adalah suatu tuntutan yang
berkat adanya suatu kaedah hukum dimiliki olehseseorang terhadap orang lain
agar supaya orang lain itu berbuat/bertindak menurut suatu kaedah tertentu itu.
Menurut sistem hukum Inggris, adanya hak adalah karena adanya
hukum. Sehungga dalam sistem hukum Inggris hak-hak ternyata adanya
sebagai alat untuk memungkinkan manusia berkembang jiwa raganya.
Menurut E. Barker secara ideal suatu hak harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut.
1. Bahwa hak merupakan syarat bagi perkembangan kepribadian
manusia jadi bahwa hak itu merupakan kebutuhan.
2. Bahwa hak itu bersumber pada negara dan hukumnya, sehingga hak
tersebut dilindungi dan dijamin oleh hukum itu.
Menurut Prof. DR. Sunarjati Hartono ada satu lagi syarat dari hak yaitu
adanya pegakuan masyarakat bahwa kaedah-kaedah itu diperlukan (jadi
merupakan kebutuhan masyarakat).
![Page 8: Kapita Selekta Perbandingan Hukum](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022082323/55cf915f550346f57b8cf1c8/html5/thumbnails/8.jpg)
Nama : Rouly RosdianiNPM : 111 000 317Kelas : A Reguler Sore
Jika hak itu tidak memenuhi syara-syarat di atas, maka hai itu bukan jak
yang sempurna atau E. Barker menyebutnya sebaga hak kwasi (quasi right).
Hukum Hak dan Keadilan
Tetapi oleh sebab tidak ada negara yang sempurna, dapatlah dikatakan
bahwa ada kemungkinan besar bahwa suatu hak tidak memenuhi ketiga syarat
itu.
Negara yang hukumnya memenuhu ketiga syarat itu merupakan negara
hukum. Akan tetapi negara hukum yang sempurna adalah negara yang
hukumnya adil, sehingga menjamin adannya keadilan dalam masyarakat.
Maka akhirnya ini akan berarti, bahwa penegakan rakyat Rule of the law
social justice atau, keadilan sesuai dengan alam fikiran atau pola masyarakat
yang bersangkutan. Rule of the law itu berarti rule of the just the law kekuasaan
daripada hukum yang adil. Sebab hanya hukum yang dapat membawa dan
menjamin keadilan sosial itu dapat mengadakan pembagian ( distribusi )
daripada hak-hak rakyat secara adil pula.
Timbulnya Kaedah Hukum
Timbul kaedah hukum itu karena adanya kebutuhan masyarakat yang
menghendaki pengaturan yang adil dari pada hubungan antar manusia yang
tertentu itu. Kebebasan perseorangan mau tidak mau harus dibatasi oleh
kepentingan-kepentingan masyarakat. Pembatasan-pembatasan mana
diadakan oleh kaedah-kaedah yang kita namakan hukum.
Hak dan Fungsi Sosial
Menurut hukum adat maka fungsi atau tugas seseorang sesuatu atau
suatu barang dalam rangka kehidupan kemasyarakatan itu, menentukan dan
![Page 9: Kapita Selekta Perbandingan Hukum](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022082323/55cf915f550346f57b8cf1c8/html5/thumbnails/9.jpg)
Nama : Rouly RosdianiNPM : 111 000 317Kelas : A Reguler Sore
menimbulkan berbagai hak bagi orang. Maka, adalah suatu azas dalam hukum
kita, bahwa milik mempunyai fungsi sosial.
Tentang Ajaran Fungsionil
Jadi, suatu hak dikatakan memiliki fungsi sosial apabila penggunaan hak
itu tidak saja meningkatkan kesejahteraan yang memenuhi hak tersebut, tetapi
serentak meningkatkan kesejahteraan seluruh masyarakat. Maka, hukum kita
pun berdasarkan aliran fungsionil. Untuk itu, perlu hukum untuk mengatur
tindak-tanduk manusia dalam pergaulan masyarakat, tidak seluruhnya hanya
hubungan-hubungan yang memenuhi atau sebaliknya bertentangan dengan
suatu fungsi sosial yang diatur oleh hukum itu.
Pertemuan antara Timur dan Barat
Maka, dapatlah kita menarik kesimpulan bahwa sudah terdapat titik
pertemuan antara timur dan barat baik di bidang filsafah maupun di bidang
teknologi. Sekalipun bangsa Barat bertolak dari paham individualisme dan
kebanyakan bangsa Timur sebagaimana bangsa kita bertolak dari paham
kolektivisme.
Sehingga Margareth Mead berbicara tentang kebudayaan dunia (world
culture) di dalam bukunya “Anthropology” maka, jika bangsa kita ingin bertahan
di era modernisasi berarti perlu penyesuaian hukum dengan hukum negara-
negara tetangga sepanjang tidak bertentangan dengan Pancasila dan UUD
1945.
Dengan telah berubahnya hukum barat dari corak yang individualistis
kecorak yang fungsionil, kiranya penyesuaian dan modernisasi hukum kita tidak
terlalu sukar. Oleh karena itu, hukum adat kita pun sudah berdasarkan aliran
pikiran yang fungsionil.
![Page 10: Kapita Selekta Perbandingan Hukum](https://reader036.vdocuments.site/reader036/viewer/2022082323/55cf915f550346f57b8cf1c8/html5/thumbnails/10.jpg)
Nama : Rouly RosdianiNPM : 111 000 317Kelas : A Reguler Sore
KOMENTAR
Secara deskriptif tampilan buku KAPITA SELEKTA PERBANDUNGAN
HUKUM dari Prof. DR, Sunarjati Hartono, SH. Ini kurang menarik baik dari segi
cover maupun kertas yang digunakan. Dari segi pengguanaan bahasa
penulisan juga terlalu bertele-tele dan agak sulit dimengerti, banyak bahasa
tidak baku yang digunakan. Kemudian dari segi isi, mungkin karena disusun
pada tahun 1960-an ada beberapa hukum yang dijelaskan yang sudah tidak
berlaku lagi saat ini, tetapi masih ada korelasinya dengan hukum yang berlaku
saat ini. Secara garis besar, maksud dari penulis dapat tersampaikan dengan
baik berkat penyertaan contoh pada setiap kasus yang dijelaskan.