kajian etnomatematika pada aktivitas pertanian di … · 2019. 8. 20. · bishop yang terdapat pada...
TRANSCRIPT
KAJIAN ETNOMATEMATIKA PADA AKTIVITAS PERTANIAN
DI KECAMATAN PRAMBANAN, SLEMAN,
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh:
PETRUS KANISIUS ABIYASA
NIM : 151414015
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur kepada Tuhan, karya ini kupersembahkan kepada:
Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu memberkati dan menyertai hidupku.
Kedua orangtuaku.
Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma.
Almamaterku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN MOTTO
“I only seek in my old age to perfect that which I had not before thoroughly
learned in my youth, because my sins were a hindrance to me”
-Saint Patrick
“I choose to have faith, because without that, I have nothing... It’s the only thing
that’s keeping me going”
-Michael Scofield
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Petrus Kanisius Abiyasa. Kajian Etnomatematika pada Aktivitas Pertanian
di Kecamatan Prambanan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Skripsi.
Program Studi Pendidikan Matematika. Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui sejarah dan perkembangan
pertanian di Kecamatan Prambanan, (2) mengetahui penggunaan paham-paham
tradisional dan perhitungan-perhitungan tradisional pada aktivitas pertanian di
Kecamatan Prambanan, (3) mengetahui aktivitas fundamental matematis menurut
Bishop yang terdapat pada aktivitas pertanian di Kecamatan Prambanan, (4)
mengetahui aspek-aspek matematis apa saja yang terdapat pada aktivitas pertanian
di Kecamatan Prambanan, yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika
di SMP.
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian
deskriptif kualitatif. Objek dalam penelitian ini adalah aktivitas pertanian yang
dilakukan oleh petani di kalangan masyarakat Kecamatan Prambanan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat aspek sejarah, budaya, dan
matematis. Pada aspek matematis ditemukan akvitas fundamental matematis
menurut Bishop yaitu locating, designing, measuring, counting, explaining, dan
playing. Aspek matematis yang ditemukan ini dapat diterapkan dalam materi
pembelajaran matematika tingkat SMP.
Kata kunci: Aktivitas Pertanian, Etnomatematika, Aktivitas Fundamental
Matematis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Petrus Kanisius Abiyasa. Ethnomathematics Study on Agricultural Activities
in Prambanan District, Sleman, Special Region of Yogyakarta.
Undergraduate Thesis. Mathematics Education Study Program. Sanata
Dharma University Yogyakarta.
The aims of this research were (1) to find out the history and development
of agriculture in Prambanan Subdistrict, (2) to find out the use of traditional
understandings and traditional calculations on agricultural activities in Prambanan
Subdistrict, (3) to find out the fundamental mathematical activities according to
Bishop in activities agriculture in Prambanan Subdistrict, and (4) to know what
mathematical aspects were found in agricultural activities in Prambanan District,
which can be used in mathematics learning in junior high school
Type of research used in this study was descriptive qualitative research. The
object of this research were agricultural activities carried out by farmers in the
Prambanan District community.
The results of this study showed that there were historical, cultural and
mathematical aspects. In the mathematical aspect found fundamental
mathematical activity according to Bishop, namely locating, designing,
measuring, counting, explaining, and playing. The found mathematical aspects
could be applied in junior high school mathematics learning material.
Keywords: Agricultural Activities, Ethnomathematics, Mathematical
Fundamental Activities
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul: Kajian Etnomatematika pada
Aktivitas Pertanian di Kecamatan Prambanan, Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakutlas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak
pihak yang turut terlibat dalam memberikan bantuan, dukungan, doa, serta
motivasi kepada penulis. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1) Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan.
2) Bapak Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd., selaku Ketua Jurusan
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
3) Bapak Beni Utomo, M.Sc., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Matematika.
4) Ibu Cyrenia Novella Krisnamurti, M. Sc. Selaku Dosen Pembimbing
Akademik.
5) Bapak Prof. Dr. St. Suwarsono Selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah memberikan bimbingan dan pengetahuan kepada penulis dalam
menyusun skripsi ini.
6) Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Matematika Universitas
Sanata Dharma yang telah memberikan pengetahuan-pengetahuan dalam
bidang ilmu matematika dan pendidikan matematika sehingga dapat
bermanfaat bagi penulis sebagai bekal untuk menjadi seorang guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
7) Orangtua terkasih, Bapak Ludovicus Gunarso dan Mama Silvia
Supratiningsih, serta Ursula Pritha Dewi dan Albertus Khresna Palosa yang
selalu mendoakan dan memberikan dukungan sehingga penulis dapat
menyelesaikan studi di Universitas Sanata Dharma.
8) Rekan-rekan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika yang telah
berjuang bersama-sama untuk menyelesaikan studi di Universitas Sanata
Dharma.
9) Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah turut
membantu dan memberikan dukungan dalam proses penyelesaian skripsi
ini.
Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan
dan masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun agar dapat bemanfaat bagi penulis dalam penulisan karya
ilmiah dikemudian hari. Penulis berharap agar kiranya Skripsi ini dapat
bermanfaat bagi banyak pihak.
Yogyakarta, 31 Juli 2019
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv
HALAMAN MOTTO ............................................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ..................................................... vii
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPERLUAN AKADEMIS ............. vii
ABSTRAK ........................................................................................................... viii
ABSTRACT ........................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................ x
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 4
D. Pembatasan Masalah .................................................................................... 5
E. Penjelasan Istilah .......................................................................................... 5
F. Kebaruan Penelitian ..................................................................................... 6
G. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORI ......................................................................................... 8
A. Sejarah Perkembangan Pertanian Indonesia ................................................ 8
B. Budaya dan Kebudayaan ............................................................................ 10
C. Budaya dalam Pertanian Jawa .................................................................... 12
D. Etnomatematika.......................................................................................... 15
E. Aktivitas Fundamental Matematis ............................................................. 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
F. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Matematika SMP/MTs ............... 20
G. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 27
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 28
A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 28
B. Narasumber Penelitian ............................................................................... 29
C. Objek Penelitian ......................................................................................... 29
D. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................... 29
E. Bentuk Data ................................................................................................ 30
F. Metode dan Instrumen Penelitian............................................................... 31
G. Metode/Teknik Analisis Data .................................................................... 32
H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ................................................................ 34
I. Penjadwalan Waktu Penelitian ................................................................... 36
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 37
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ............................................................... 37
B. Analisis dan Pembahasan ........................................................................... 39
C. Rangkuman Hasil Analisis ......................................................................... 68
D. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 81
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 82
A. Kesimpulan ................................................................................................ 82
B. Saran ........................................................................................................... 83
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 85
LAMPIRAN .......................................................................................................... 87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 4. 1 Pertanyaan dan Jawaban T1 Mengenai Sejarah ................................... 39
Tabel 4. 2 Pertanyaan dan Jawaban S1 Mengenai Sejarah ................................... 40
Tabel 4. 3 Pertanyaan dan Jawaban S2 Mengenai Sejarah ................................... 40
Tabel 4. 4 Pertanyaan dan Jawaban T2 Mengenai Budaya ................................... 41
Tabel 4. 5 Pertanyaan dan Jawaban S2 Mengenai Budaya ................................... 42
Tabel 4. 6 Pertanyaan dan Jawaban T2 Mengenai Tradisi .................................... 43
Tabel 4. 7 Pertanyaan dan Jawaban S2 Mengenai Tradisi .................................... 45
Tabel 4. 8 Pertanyaan dan Jawaban S3 Mengenai Tradisi .................................... 46
Tabel 4. 9 Pertanyaan dan Jawaban S1 Mengenai Sistem Tanam ........................ 47
Tabel 4. 10 Pertanyaan dan Jawaban S2 Mengenai Sistem Tanam ...................... 48
Tabel 4. 11 Pertanyaan dan Jawaban S1 Mengenai Wearing ............................... 49
Tabel 4. 12 Pertanyaan dan Jawaban S2 Mengenai Wearing ............................... 50
Tabel 4. 13 Pertanyaan dan Jawaban 31 Mengenai Wearing................................ 51
Tabel 4. 14 Pertanyaan dan Jawaban S1 Mengenai Persemaian ........................... 51
Tabel 4. 15 Pertanyaan dan Jawaban S2 Mengenai Persemaian ........................... 52
Tabel 4. 16 Pertanyaan dan Jawaban S1 Mengenai Luas ..................................... 52
Tabel 4. 17 Pertanyaan dan Jawaban S2 Mengenai Luas ..................................... 53
Tabel 4. 18 Pertanyaan dan Jawaban S3 Mengenai Luas ..................................... 53
Tabel 4. 19 Pertanyaan dan Jawaban S1 Mengenai Penanaman Padi................... 54
Tabel 4. 20 Pertanyaan dan Jawaban S2 Mengenai Penanaman Padi................... 54
Tabel 4. 21 Pertanyaan dan Jawaban S1 Mengenai Benih.................................... 56
Tabel 4. 22 Pertanyaan dan Jawaban S2 Mengenai Benih.................................... 56
Tabel 4. 23 Pertanyaan dan Jawaban S3 Mengenai Benih.................................... 57
Tabel 4. 24 Pertanyaan dan Jawaban S1 Mengenai Pupuk ................................... 57
Tabel 4. 25 Pertanyaan dan Jawaban S2 Mengenai Pupuk ................................... 58
Tabel 4. 26 Pertanyaan dan Jawaban S3 Mengenai Pupuk ................................... 59
Tabel 4. 27 Pertanyaan dan Jawaban S1 Mengenai Biaya .................................... 60
Tabel 4. 28 Pertanyaan dan Jawaban S2 Mengenai Biaya .................................... 61
Tabel 4. 29 Pertanyaan dan Jawaban S1 Mengenai Makna .................................. 62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
Tabel 4. 30 Pertanyaan dan Jawaban S2 Mengenai Makna .................................. 63
Tabel 4. 31 Pertanyaan dan Jawaban S3 Mengenai Makna .................................. 63
Tabel 4. 32 Pertanyaan dan Jawaban S1 Mengenai Pengairan ............................. 64
Tabel 4. 33 Pertanyaan dan Jawaban S2 Mengenai Pengairan ............................. 65
Tabel 4. 34 Pertanyaan dan Jawaban S3 Mengenai Pengairan ............................. 65
Tabel 4. 35 Pertanyaan dan Jawaban S1 Mengena Masai Jeda ............................ 66
Tabel 4. 36 Pertanyaan dan Jawaban S2 Mengenai Masa Jeda ............................ 66
Tabel 4. 37 Pertanyaan dan Jawaban S3 Mengenai Masa Jeda ............................ 67
Tabel 4. 38 Pemetaan Materi Kelas VII ................................................................ 76
Tabel 4. 39 Pemetaan Materi Kelas VIII .............................................................. 78
Tabel 4. 40 Pemetaan Materi Kelas IX ................................................................. 80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4. 1 Pranata Mangsa ................................................................................ 42
Gambar 4. 2 Penerapan Jajar Legowo .................................................................. 49
Gambar 4. 3 Pemasangan wearing ........................................................................ 50
Gambar 4. 4 Jarak Antar Baris .............................................................................. 55
Gambar 4. 5 Jarak Antar Padi ............................................................................... 55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Surat Ijin Penelitian .......................................................................... 88
Lampiran 2: Surat Keterangan Penelitian ............................................................. 92
Lampiran 3: Surat permohonan Validasi Pedoman dan Instrumen Wawancara... 93
Lampiran 4: Pedoman dan Instrumen Wawancara ............................................... 94
Lampiran 5: Lembar Validasi Pedoman dan Instrumen Wawancara.................... 98
Lampiran 6: Profil Subjek Penelitian .................................................................. 102
Lampiran 7: Transkrip Data T1 .......................................................................... 103
Lampiran 8: Transkrip Data T2 .......................................................................... 104
Lampiran 9: Transkrip Data T3 .......................................................................... 108
Lampiran 10: Transkrip Data S1 ......................................................................... 110
Lampiran 11: Transkrip Data S2 ......................................................................... 112
Lampiran 12: Transkrip Data S3 ......................................................................... 118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Carl Friedrich Gauss seorang matematikawan asal Jerman,
mengatakan bahwa “Mathematics is the queen of the sciences” atau
matematika sebagai ratu ilmu pengetahuan. Hal ini memiliki arti bahwa
matematika sebagai dasar atau landasan, bagi perkembangan ilmu
pengetahuan lain, seperti fisika, ekonomi, psikologi, dan sebagainya.
Berdasarkan perannya sebagai landasan bagi perkembangan ilmu
pengetahuan lain, matematika menjadi salah satu mata pelajaran penting di
dunia pendidikan, terutama tingkat sekolah. Namun pentingnya mata
pelajaran matematika, kurang berjalan dengan baik pada pelaksanaannya.
Tingkat pemahaman dan kemampuan peserta didik untuk pelajaran
matematika masih cukup rendah.
Hal ini dibuktikan berdasarkan data dari kemendikbud, yang
menunjukan bahwa hasil rata-rata nilai Ujian Nasional Berbasis Komputer
(UNBK) matematika pada tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), yakni
pada tahun 2017 nilai rata-ratanya adalah 53,82 sedangkan pada tahun 2018
nilai rata-ratanya adalah 48,63. Bukti lainnya dapat ditunjukan berdasarkan
hasil survei Programme for International Students Assessment (PISA) pada
tahun 2015, yang menempatkan kemampuan matematika pelajar berusia 15
tahun di Indonesia, berada pada peringkat ke-63 dengan skor 386, dari 72
negara yang di evaluasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Melihat hasil survei PISA mathematiscs pada tahun 2015, Jepang
berada peringkat ke-5 dengan skor 532 dan Tionghoa berada pada peringkat
ke-6 dengan skor 531. Latar belakang dibalik kesuksesan negara Jepang dan
Tionghoa dalam pembelajaran matematika hari ini, didapatkan dari
memperkenalkan etnomatematika pada pembelajaran matematikanya dalam
Achor (2008).
Etnomatematika merupakan kajian yang membahas tentang
hubungan matematika dan budaya (Albanese, 2015). Berbagai macam
kebudayaan yang mengandung cara berpikir matematis dapat dimanfaatkan
dalam pembelajaran matematika. Namun, sebelum budaya tersebut diterapkan
dalam pembelajaran perlu adanya pengkajian. Selanjutnya, hasil kajian
tersebut dimanfaatkan sebagai bahan perencanaan materi pembelajaran yang
kemudian diterapkan dalam pembelajaran di sekolah.
Penerapan hasil penelitian terhadap budaya dapat diterapkan pada
pembelajaran matematika tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dimana
merupakan salah satu jenjang dimana siswa memasuki kedewasaan awal
dimana pola berpikirnya tidak lagi seperti anak-anak meskipun kedewasan
tersebut belum terbentuk dengan baik. Pada tahap ini pemikiran individu
semakin logis, teratur dan abstrak. Oleh karena itu, tahap ini merupakan tahap
yang tepat sebagai sasaran dalam penelitian tentang pembelajaran berbasis
budaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat budaya yang
mengandung cara berpikir matematis antara lain: tradisi pernikahan
Yogyakarta (Krisnawati, 2015), pola dan motif batik (Hardian, 2018), dan
masih banyak lagi.
Indonesia merupakan salah satu bangsa yang memiliki suku, agama,
ras, dan budaya yang beraneka ragam. Berdasarkan data BPS tahun 2010
menunjukkan bahwa Indonesia terdiri dari 1340 suku bangsa. Oleh karena itu
Indonesia mempunyai keanekaragaman mulai dari segi bahasa, pakaian adat,
rumah adat, permainan tradisional, makanan dan sebagainya. Setiap aspek di
atas memiliki keunikan masing-masing yang mencerminkan identitas setiap
daerah. Salah satu suku yang terdapat di Indonesia adalah suku Jawa, dimana
suku Jawa adalah suku bangsa dengan jumlah terbesar. Mayoritas masyarakat
Jawa berprofesi sebagai petani. Pada aktivitas bertani, terdapat kegiatan
matematika yang dilakukan dengan cara mereka sendiri. Namun mungkin
masyarakat tidak menyadari bahwa sebenarnya ada beberapa aktivitas yang
mereka lakukan dalam bertani adalah aktivitas matematika
Berdasarkan hal-hal yang telah dipaparkan, pada penelitian ini
peneliti ingin mengetahui aspek-aspek matematis apa saja yang terdapat pada
aktivitas petani, lebih lanjut peneliti akan mengkaji aspek-aspek matematis
yang ditemukan ke dalam materi pembelajaran tingkat SMP. Hasil kajian
yang diperoleh diharapkan bermanfaat dalam pembelajaran matematika
khususnya tingkat SMP dan dapat digunakan sebagai acuan untuk
melaksanakan penelitian lainnya dibidang etnomatematika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah dan perkembangan pertanian di Kecamatan
Prambanan?
2. Bagaimana kebudayaan, penggunaan paham-paham tradisional dan
perhitungan-perhitungan tradisional pada aktivitas pertanian di
Kecamatan Prambanan?
3. Aktivitas fundamental matematis apa saja yang terdapat pada aktivitas
pertanian di Kecamatan Prambanan?
4. Aspek-aspek matematis apa saja yang terdapat pada aktivitas pertanian di
Kecamatan Prambanan, yang dapat digunakan dalam pembelajaran
matematika di SMP?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui sejarah dan perkembangan pertanian di Kecamatan
Prambanan.
2. Mengetahui kebudayaan, penggunaan paham-paham tradisional dan
perhitungan-perhitungan tradisional pada aktivitas pertanian di
Kecamatan Prambanan.
3. Mengetahui aktivitas fundamental matematis apa saja yang terdapat pada
aktivitas pertanian di Kecamatan Prambanan.
4. Mengetahui aspek-aspek matematis apa saja yang terdapat pada aktivitas
pertanian di Kecamatan Prambanan, yang dapat digunakan dalam
pembelajaran matematika di SMP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
D. Pembatasan Masalah
1. Masalah penelitian ini dibatasi pada pendeskripsian aktivitas pertanian
menurut tokoh dan warga yang berprofesi sebagai petani di kalangan
masyarakat Kecamatan Prambanan, Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta.
2. Penentuan aspek matematis terkait aktivitas petani, ditentukan
berdasarkan enam aktivitas dasar matematika menurut Bishop (1998)
yang meliputi menghitung, menempatkan, mengukur, mendesain,
bermain, dan menjelaskan.
3. Penentuan materi pembelajaran matematika di tingkat Sekolah Menengah
Pertama berdasarkan kurikulum 2013 revisi 2016.
E. Penjelasan Istilah
1. Aktivitas Pertanian
Aktivitas pertanian yang dimaksud adalah tahapan-tahapan serta
proses yang dilakukan petani dalam bercocok tanam padi, yakni mulai
dari persiapan media tanam, penanaman padi, perawatan padi, panen,
perontokan, hingga penjemuran padi.
2. Etnomatematika
Etnomatematika merupakan penerapan konsep matematika yang
dilakukan secara sadar maupun tidak sadar oleh kelompok budaya
tertentu, kelompok buruh atau petani, anak-anak dari golongan
masyarakat kelas tertentu, kelas-kelas profesional, dan lain sebagainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
3. Aktivitas Fundamental Matematis
Adapun aktivitas fundamental matematis menurut Bishop
(1998), yaitu menghitung, menentukan lokasi, mengukur, merancang,
bermain, dan menjelaskan.
F. Kebaruan Penelitian
Kebaruan penelitian ini pada pendeskripsian aktivitas pertanian
menurut tokoh dan warga yang berprofesi sebagai petani di kalangan
masyarakat Kecamatan Prambanan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
secara mendetail. Selain itu, kebaruan penelitian ini berada pada penentuan
aktivitas fundamental matematis menurut Bishop (1998) yang terdapat pada
aktivitas pertanian di Kecamatan Prambanan, serta penentuan aspek-aspek
matematis ke dalam materi pembelajaran matematika di tingkat Sekolah
Menengah Pertama sesuai dengan Kompetensi Dasar pada kurikulum 2013
revisi 2016.
G. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hasil penelitian ini menunjukan kegiatan matematika apa saja yang
terdapat pada aktivitas pertanian di Kecamatan Prambanan.
2. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi materi dalam
melaksanakan proses pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
3. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai contoh kasus, untuk
menunjukan kepada peserta didik bahwa matematika dapat ditemukan
dalam kehidupan sehari-hari.
4. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan
penelitian lainnya dibidang etnomatematika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Sejarah Perkembangan Pertanian Indonesia
Menurut Kusmiadi dalam Pangaribuan (2014) Bertani adalah
kehidupan pokok masyarakat dan pemerintah memperoleh sumber
penerimaannya semata-mata dari pertanian. Perkembangan pertanian
Indonesia sebelum Belanda datang, ditentukan oleh adanya sistem pertanian
padi dengan pengairan yang merupakan praktik turun menurun petani jawa.
Sistem pertanian padi sawah merupakan upaya untuk membentuk pertanian
menetap.
Penerimaan negara terutama terdiri atas pembayaran innatura
(barter) dan jasa-jasa tenaga kerja penggarap tanah. Hal ini berarti bahwa
sebagai kawula (warga negara), petani harus menyisihkan sebagian hasil
panen dan waktunya bagi keperluan raja, kerajaan dan atasan. Pembayaran ini
sebagai bukti bahwa mereka sebagai kawula dari suatu negara dan dianggap
sebagai imbalan untuk perlindungan pemerintah dari serangan musuh atau
gangguan keamanan lainnya.
Campur tangan pemerintah dalam hal seperti ini merupakan campur
tangan yang tidak positif karena telah mengurangi atau menghilangkan sama
sekali gairah untuk berproduksi. Oleh karena itu, involusi pertanian yang
negatif tersebut tidak sepenuhnya bersumber dari kebijakan kolonialisme
Belanda yang baru muncul belakangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Sifat-sifat kelambanan dan apatisme petani Indonesia rupanya sudah
mulai terbentuk pada zaman feodalisme abad ke 16 dan 17, sebelum Belanda
datang di Indonesia. Penekanan terhadap petani dan kehidupan petani
ternyata bukan hal yang baru.
Secara teoritis, apabila di dalam suatu negara, pertanian hampir
merupakan satu-satunya sektor yang rakyatnya menggantungkan hidupnya.
Hanya di sanalah negara menggantungkan sumber pendapatannya. Dalam hal
ini, tidak dapat dihindarkan bahwa petani menjadi semacam sapi perahan.
Hal ini terlihat lebih jelas pada zaman revolusi kemerdekaan,
terutama di daerah-daerah pertanian monokultur yang petaninya harus
membayar berbagai pungutan resmi untuk membantu jalannya pemerintahan
setempat dan dalam banyak hal membantu menghidupi pejabat – pejabat
pemerintah daerah.
Sistem pertanian yang berkembang di Indonesia antara lain sistem
ladang, sistem tegal pekarangan, sistem sawah dan sistem perkebunan. Sistem
ladang merupakan suatu bentuk peralihan dari tahap pengumpul ke tahap
penanam.
Pengolahan tanah dilakukan secara sangat minimum, produktivitas
bergantung pada lapisan humus yang terbentuk dari sistem hutan. Tanaman
yang diusahakan umumnya tanaman pangan, misalnya padi, jagung maupun
umbi-umbian. Sistem tegal pekarangan berkembang di tanah-tanah kering
yang jauh dari sumber air.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Sistem ini dikembangkan setelah menetap dengan tingkat
pengelolaan yang juga rendah dan tanaman yang diusahakan terutama
tanaman yang tahan kekeringan dan pohon-pohonan. Sistem sawah,
merupakan sistem dengan pengolahan tanah dan pengelolaan air yang baik
sehingga tercapai stabilitas biologi yang tinggi dan kesuburan tanah dapat
dipertahankan. Sawah merupakan potensi besar untuk produksi pangan, baik
untuk padi maupun palawija. Di beberapa daerah sawah juga diusahakan
untuk tanaman tebu, tembakau atau tanaman hias.
Sistem perkebunan baik perkebunan rakyat maupun perkebunan
besar milik swasta maupun perusahaan negara, berkembang karena kebutuhan
tanaman ekspor seperti karet, kopi, teh, kakao, kelapa sawit, cengkeh dan
lain-lain.
B. Budaya dan Kebudayaan
Menurut Tylor dalam Liliweri (2014), kebudayaan merupakan
keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-
kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Clifford Geertz dalam Liliweri (2014) mendefinisikan kebudayaan
berdasarkan pandangan Tylor, bahwa:
1) istilah “kebudayaan”, dalam artian etnografi yang luas, adalah
keseluruhan yang kompleks dari pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, hukum, adat, atau setiap kemampuan dan kebiasaan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat sendiri mengajukan
konsep tentang kebudayaan.
2) kebudayaan adalah pola pelbagai makna yang dikemas dalam simbol-
simbol yang secara historis ditularkan.
3) kebudayaan juga adalah sistem konsepsi yang diwariskan melalui
ekspresi simbolik sebagai cara orang mengkomunikasikan, melestarikan,
dan mengembangkan pengetahuan mereka tentang dan sikap terhadap
kehidupan.
Berdasarkan beberapa pandangan tersebut maka Geertz dalam
Liliweri (2014) memetakan definisi kebudayaan sebagaimana terlihat pada
tabel berikut.
Tabel 2. 1 Definisi Kebudayaan menurut Geertz dalam Liliweri (2014)
Beragam Definisi Kebudayaan
Sesuai
topik
Kebudayaan terdiri dari semua yang ada pada daftar topik atau
kategori seperti organisasi sosial, agama, atau ekonomi
Historis Kebudayaan adalah bawaan sosial, atau tradisi, yang melewati
generasi yang lalu ke generasi masa depan
Perilaku
Kebudayaan adalah sesuatu yang dibagikan, perilaku manusia yang
dipelajari, atau cara pandang manusia tentang kehidupan (a way of
life)
Normatif Kebudayaan adalah ide-ide, nilai-nilai atau aturan tentang
kehidupan
Fungsional Kebudayaan adalah cara manusia memecahkan masalah lalu
diadaptasikan ke dalam lingkungan di mereka hidup bersama-sama
Mental Kebudayaan adalah kompleks ide-ide, atau kebiasaan belajar yang
membuat kita dapat membedakan antara orang dari binatang
Struktural Kebudayaan merupakan keteraturan pola gagasan, simbol atau
keteraturan perilaku yang saling terkait satu sama lain
Simbolis Kebudayaan merupakan pendasaran makna yang ditetapkan
bersama oleh masyarakat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Almaney dan Alwan dalam Liliweri (2014) mengatakan bahwa
walaupun para ahli mungkin tidak memiliki daftar definitif dari definisi
kebudayaan namun sebagian besar mereka setuju bahwa setiap deskripsi
kebudayaan harus mencakup tiga kategori utama yang mereka sebut sebagai
the ingredients of culture, yaitu:
1. Artefak (termasuk barang-barang mulai dari panah untuk bom hidrogen,
pesona sihir terhadap antibiotik, obor untuk lampu listrik, dan kereta
untuk pesawat jet).
2. Konsep (yang mencakup keyakinan tersebut atau sistem nilai sebagai
benar atau salah, Allah dan manusia, etika, dan makna umum
kehidupan).
3. Perilaku (yang merujuk pada praktek yang sebenarnya dari konsep atau
keyakinan).
C. Budaya dalam Pertanian Jawa
Pranata mangsa merupakan salah satu kearifan lokal masyarakat
jawa yang berkaitan dengan pengelolaan lahan pertanian. Penerapan pranata
mangsa menunjukan bahwa orang jawa tidak akan pernah lepas dari
lingkungan. Sejak zaman dahulu, orang jawa telah memandang alam sebagai
subjek, yang artinya mereka tunduk kepada alam. Mereka berpandangan
bahwa perubahan cuaca dan musim menentukan apa yang harus dilakukan
oleh mereka, misalnya dalam urusan bercocok tanam (Dumadi, 2011).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Pranata mangsa memiliki aspek yang bersifat kosmografis.
Kosmografis adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji fenomena-fenomena
yang terjadi di alam semesta. Pranotomongso menggunakan tanda-tanda alam
sebagai petunjuk waktu bercocok tanam.
Menurut Sindhunata (2011), berikut ini merupakan hubungan antara iklim
dengan makhluk hidup khususnya tumbuhan dalam kaitannya dengan
pranotomongso:
1. Mangsa Kasa, sotya murca ing embanan (ratna jatuh dari tatahan)
menggambarkan dedaunan mulai gugur. Gejala alam yang menyertai
dedaunan gugur, tanah ,ulai kering, mata air mulai mengecil.
2. Mangsa Karo, bantala rengka (tanah retak) Musim ini tanaman palawija
mulai tumbuh, pohon randu dan daun mangga mulai bersemi, tanah
banyak yang retak.
3. Mangsa Katigo, suta manut ing bapa artinya, karena pada musim ini
tanaman lung-lungan mulai menjalar, disini lung-lungan diumpamakan
anak (suta) lanjaran artinya bapa.
4. Mangsa Kapat, wasspo kumenbang jroning kalbu artinya, sumber-sumber
mulai kering, air mata diibaratkan aor, kalbu adalah hati yang diibaratkan
sumber mata air. Gejala alam yang menyertai hawa panas musim ini
mulai panen palawija, tanaman bambu, uwi, gading, kunci dan lain-
lainnya mulai tumbuh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
5. Mangsa Kalimo, pancuran emas sumawur ing jagad artinya, pancuran
diibaratkan hujan, sumawur tersebar di bumi. Hawa nya mulai dingin,
pohon asam jawa mulai bersemi, ular lalat bermunculan, panen mangga.
6. Mangsa kanem, rasa mulyo kasucen artinya, musim banyak buah-buahan.
Keadaan alam rambutan, durian, dan manggis mulai masak. Saatnya
mengolah sawah, menyebar benih padi di sawah.
7. Mangsa Kapitu, wisa kentar ing maruto artniya, bisa larut oleh angin,
musim banyak penyakit. Musim banyak hujan, sungai-sungai mulai
meluap, banjir, para petani mulai menanam padi di sawah.
8. Mangsa Kawolu, ajrah jroning kayun (tersiar dalam kehendak) artinya
musim kucing kawin, sebab hatinya senang dan bergairah. Hawanya
mulai panas, tanaman padi di sawah mulai hijau, ulat-ulat mulai banyak.
9. Mangsa Kasongo, wedare wacana mulya (keluarnya sabda mulya) artinya
saatnya jangkrik dan gangsir mulai berbunyi (ngetir) gareng mulai
berbunyi ngereng.
10. Mangsa Kesepuluh, gedong minep jroning kalbu (gedong tertutup dalam
kalbu) pada musim ini masanya bianatang bunting. Padi mulai
menguning, panen padi burung-burung kecil mulai membuat sarang,
mengeram dan menetas.
11. Mangsa Dhesto, sotya sinarawedi (intan diasah) artinya, sotya
diumpamakan anak burung, sinar wedi artinya disuapi sebab dimasa ini
burung-burung mulai menyuapi anak-anaknya. Para petani mulai panen
raya, panen padi dan tanaman pala pendhem ketala, umbi-umbian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
12. Mangsa Soddha, tirta sah saking sanana (air lenyap dari tempatnya)
artinya air pergi atau pisah dari tempatnya. Disini air diibaratkan
keringat, sasana diumpamakan badan, maka dimusim ini orang jarang
keringatan, sebab udaranya dingin.
Sistem pranotomongso merupakan salah satu indigenous science
atau sains asli yang berasal dari masyarakat Jawa. Sistem pranotomongso
menjadi bahan refleksi bagi manusia untuk mempelajari dan mensiasati
perubahan yang terjadi di alam.
Pemahaman akan watak dan perilaku yang terjadi di alam yang
dimiliki oleh petani Jawa dirumuskan menjadi sistem pranotomongso yang
sangat bermanfaat bagi sistem pertanian mereka. Pranotomongso juga
membantu petani dalam merancang kehidupan ekonominya dengan melihat
hasil dari tanaman yang mereka tanam pada setiap musimnya.
D. Etnomatematika
Definisi etnomatematika menurut D'Ambrosio dalam Rosa dan Orey
(2011) adalah: “The prefix ethno is today accepted as a very broad term that
refers to the social cultural context and therefore includes language, jargon,
codes of behavior, myths, and symbols. The derivation of mathema is difficult,
but tends to mean to explain, to know, to understand, and to do activities such
as measuring, classifying, ciphering, modeling, and inferring. The suffix tics
is derived from techné, and has the same root as technique.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Secara bahasa, kata “ethno” dapat diartikan sebagai sesuatu yang
sangat luas yang mengacu pada konteks sosial budaya, termasuk bahasa,
jargon, kode perilaku, mitos, dan simbol. Kata “mathema” berarti
menjelaskan, mengetahui, memahami, dan melakukan kegiatan seperti
mengukur, mengklasifikasi, pengkodean, pemodelan, dan menyimpulkan.
Kata “tics“ berasal dari techne, yang bermakna sama seperti teknik. Jadi Jadi
etnomatematika memiliki pengertian lebih luas dari hanya sekedar ethno
(etnik) maka secara bahasa etnomatematika dapat didefinisikan sebagai
antropologi budaya (culture antropologi of mathematics) dari matematika dan
pendidikan matematika.
Menurut Francois dalam Suwarsono (2015) : This changed and
enriched meaning of the concept ‘ethnomathematics’ has had its impact on
the philosophy of mathematics education. From now on, ethnomathematics
has became meaningful in every classroom since multicultural classroom
settings are generalized all over the world. Every classroom nowadays is
characterized by (ethnical, linguistic, gender, social, cultural ...) diversity”.
Ini mengubah dan memperkaya makna konsep 'etnomatematika'
telah berdampak pada filsafat pendidikan matematika. Mulai sekarang,
ethnomathematics menjadi bermakna di setiap ruang kelas karena pengaturan
ruang kelas multikultural digeneralisasi di seluruh dunia. Setiap ruang kelas
saat ini dicirikan pada keanekaragaman (etnis, bahasa, jenis kelamin, sosial,
budaya, dan hal lainnya)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Hal-hal yang dikaji dalam etnomatematika menurut Suwarsono
(2015), yakni:
1. Lambang-lambang, konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan keterampilan-
keterampilan matematis yang ada pada kelompok-kelompok bangsa,
suku, ataupun kelompok masyarakat lainnya.
2. Perbedaan maupun kesamaan dalam hal-hal yang bersifat matematis
antara suatu kelompok masyarakat dengan kelompok masyarakat lainnya
dan faktor-faktor yang ada di belakang perbedaan atau kesamaan
tersebut.
3. Hal-hal yang menarik atau spesifik yang ada pada suatu kelompok atau
beberapa kelompok masyarakat tertentu, misalnya cara berpikir, cara
bersikap, cara berbahasa, dan sebagainya, yang ada kaitannya dengan
matematika.
4. Berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat yang ada kaitannya dengan
matematika, misalnya :
• Literasi keuangan (financial literacy) dan kesadaran ekonomi
(economic awareness)
• Keadilan sosial (social justice)
• Kesadaran budaya (cultural awareness)
• Demokrasi (democracy) dan kesadaran politik (political awareness)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Tujuan dari kajian tentang Etnomatematika menurut Suwarsono
(2015):
• Agar keterkaitan antara matematika dan budaya bisa lebih dipahami,
sehingga persepsi siswa dan masyarakat tentang matematika menjadi
lebih tepat, dan pembelajaran matematika bisa lebih disesuaikan dengan
konteks budaya siswa dan masyarakat, dan matematika bisa lebih mudah
dipahami karena tidak lagi dipersepsikan sebagai sesuatu yang ‘asing’
oleh siswa dan masyarakat.
• Agar aplikasi dan manfaat matematika bagi kehidupan siswa dan
masyarakat luas lebih dapat dioptimalkan, sehingga siswa dan
masyarakat memperoleh manfaat yang optimal dari kegiatan belajar
matematika.
E. Aktivitas Fundamental Matematis
Bishop (1998) mengidentifikasi enam kegiatan "universal" yang
dapat dicirikan sebagai kegiatan matematika. Selain itu, ia juga menentukan
untuk setiap kegiatan beberapa "konsep pengorganisasian" yang harus
menyediakan "kerangka pengetahuan" untuk kurikulum matematika. Enam
kegiatan dan "konsep pengorganisasian" yang ditentukan oleh Bishop adalah:
• Menghitung
Kuantifikasi (masing-masing, beberapa, banyak, tidak ada);
Nama nomor kata sifat; Penghitungan jari dan tubuh; Penghitungan;
Angka; Nilai tempat; Nol; Basis 10; Operasi pada angka; Combinatories;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Ketepatan; Perkiraan; Erros; Pecahan; Desimal; Positif, Negatif; Besar
tak terhingga, kecil; Membatasi; Pola angka; Kekuasaan; Hubungan
nomor; Panah diagram; Representasi aljabar; Acara; Kemungkinan;
Representasi frekuensi.
• Lokasi:
Preposisi; Deskripsi rute; Lokasi lingkungan; N.S.E.W.
Bantalan kompas; Atas / bawah; Kiri kanan; Maju / Mundur; Perjalanan
(jarak); Garis lurus dan melengkung; Sudut saat memutar Rotasi; Sistem
lokasi: Koordinat kutub, koordinat 2D / 3D, Pemetaan; Garis lintas garis
bujur; Lokus; Keterkaitan; Lingkaran; Elips; Vektor; Spiral.
• Mengukur
Pengukur komparatif (lebih cepat, lebih tipis); Pemesanan;
Kualitas; Pengembangan unit (berat - berat - berat); Akurasi unit;
Perkiraan; Panjangnya; Daerah; Volume; Waktu; Suhu; Berat; Unit
konvensional; Unit standar; Sistem satuan (metrik); Uang; Unit
majemuk.
• Merancang:
Desain; Abstraksi; Bentuk; Bentuk; Estetika; Objek
dibandingkan dengan sifat bentuk; Besar kecil; Kesamaan; Kesesuaian;
Properti bentuk; Bentuk, angka, dan padatan geometris yang umum;
Jaring; Permukaan; Tesselations; Simetri; Proporsi; Perbandingan; Skala-
model Pembesaran; Kekakuan bentuk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
• Bermain:
Pertandingan; Menyenangkan; Teka-teki; Paradoks; Pemodelan;
Realitas yang dibayangkan; Aktivitas terikat aturan; Alasan hipotetis;
Prosedur; Strategi Perencanaan; Permainan kooperatif; Game kompetitif;
Game Solitaire; Peluang, prediksi.
• Menjelaskan:
Kesamaan; Klasifikasi; Konvensi; Klasifikasi objek secara
hierarkis; Penjelasan cerita; penghubung logis; Penjelasan linguistik:
Argumen logis, bukti; Penjelasan simbolik: Grafik, Diagram, Bagan,
Matriks; Pemodelan matematika; Kriteria: validitas internal, generalisasi
eksternal.
F. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Matematika SMP/MTs
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia No 24 tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah, dinyatakan tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yakni
pertama kompetensi sikap spiritual, kedua sikap sosial, ketiga pengetahuan,
dan keempat keterampilan. Keempat kompetensi tersebut dicapai melalui
proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual yakni, “Menghargai dan
menghayati ajaran agama yang dianutnya”. Pada rumusan Kompetensi Sikap
Sosial yakni, “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
(toleran, gotong royong), santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan lingkungan alam, dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya”.
Kompetensi Sikap Spiritual dan Sikap Sosial tersebut dapat dicapai
melalui pembelajaran tidak langsung atau indirect teaching, yakni dengan
pembiasaan dan keteladanan budaya sekolah dengan memperhatikan
karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan
sepanjang proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai
pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Matematika Kelas VII
Tabel 2. 2 Kompetensi Inti Matematika Kelas VII KOMPETENSI INTI 3
(PENGETAHUAN)
KOMPETENSI INTI 4
(KETERAMPILAN)
3. Memahami pengetahuan (faktual,
konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata
4. Mencoba, Mencoba, mengolah, dan
menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah
abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah dan sumber lain
yang sama dalam sudut pandang/teori
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Tabel 2. 3 Kompetensi Dasar Matematika Kelas VII
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR MATERI
3.1 Menjelaskan dan
menentukan urutan pada
bilangan bulat (positif
dan negatif) dan
pecahan (biasa,
campuran, desimal,
persen)
4.1 Menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan
urutan beberapa bilangan
bulat dan pecahan (biasa,
campuran, desimal,
persen)
Bilangan
1. Membandingkan
bilangan bulat
2. Operasi bilangan
bulat
3. Membandingkan
bilangan
pecahan
4. Operasi bilangan
pecahan
5. Mengenal
bilangan
berpangkat bulat
positif
6. KPK dan FPB
3.2 Menjelaskan dan
melakukan operasi
hitung bilangan bulat
dan pecahan dengan
memanfaatkan berbagai
sifat operasi
4.2 Menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan
operasi hitung bilangan
bulat dan pecahan
3.3 Menjelaskan dan
menentukan representasi
bilangan dalam bentuk
bilangan berpangkat
bulat positif dan negatif
4.3 Menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan
bilangan dalam bentuk
bilangan berpangkat bulat
positif dan negatif
3.4 Menjelaskan himpunan,
himpunan bagian,
himpunan semesta,
himpunan kosong,
komplemen himpunan,
dan melakukan operasi
biner pada himpunan
menggunakan masalah
kontekstual
4.4 Menyelesaikan masalah
kontekstual yang
berkaitan dengan
himpunan, himpunan
bagian, himpunan
semesta, himpunan
kosong, komplemen
himpunan dan operasi
biner pada himpunan
Himpunan
1. Konsep
himpunan
2. Sifat-sifat
himpunan
3. Operasi
himpunan
3.5 Menjelaskan bentuk
aljabar dan melakukan
operasi pada bentuk
aljabar (penjumlahan,
pengurangan, perkalian,
dan pembagian)
4.5 Menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan
bentuk aljabar dan
operasi pada bentuk
aljabar
Bentuk Aljabar
1. Mengenal bentuk
aljabar
2. Memahami
operasi bentuk
aljabar
3. Memahami
penyederhanaan
bentuk aljabar
3.6 Menjelaskan persamaan
dan pertidaksamaan
linear satu variabel dan
penyelesaiannya
4.6 Menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan
persamaan dan
pertidaksamaan linear
satu variabel
Persamaan dan
pertidaksamaan linear
satu variabel
3.7 Menjelaskan rasio dua
besaran (satuannya
sama dan berbeda)
4.7 Menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan
persamaan dan
pertidaksamaan linear
satu variabel
Perbandingan
1. Memahami dan
menentukan
perbandingan
dua besaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
3.8 Membedakan
perbandingan senilai
dan berbalik nilai
dengan menggunakan
tabel data, grafik, dan
persamaan
4.8 Menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan
perbandingan senilai dan
berbalik nilai
2. Memahami dan
menyelesaikan
masalah
perbandingan
senilai dan
berbalik nilai
3.9 Mengenal dan
menganalisis berbagai
situasi terkait aritmetika
sosial (penjualan,
pembelian, potongan,
keuntungan, kerugian,
bunga tunggal,
persentase, bruto, neto,
tara)
4.9 Menyelesaikan masalah
berkaitan dengan
aritmetika sosial
(penjualan, pembelian,
potongan, keuntungan,
kerugian, bunga tunggal,
persentase, bruto, neto,
tara)
Aritmatika Sosial
1. Memahami
keuntungan dan
kerugian
2. Menentukan
bunga tunggal
3. Bruno, net, dan
tara
3.10 Menganalisis hubungan
antar sudut sebagai
akibat dari dua garis
sejajar yang dipotong
oleh garis transversal
4.10 Menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan
hubungan antar sudut
sebagai akibat dari dua
garis sejajar yang
dipotong oleh garis
transversal
Garis dan Sudut
1. Hubungan antar
garis
2. Mengenal sudut
3. Hubungan antar
sudut
3.11 Mengaitkan rumus
keliling dan luas untuk
berbagai jenis segiempat
(persegi, persegi
panjang, belah ketupat,
jajargenjang, trapesium,
dan layang-layang) dan
segitiga
4.11 Menyelesaikan masalah
kontekstual yang
berkaitan dengan luas dan
keliling segiempat
(persegi, persegi panjang,
belah ketupat,
jajargenjang, trapesium,
dan layang- layang) dan
segitiga
Segiempat dan
Segitiga
1. Mengenal
bangun datar
2. Jenis dan sifat
bangun datar
3. Luas dan keliling
bangun datar
3.12 Menganalisis hubungan
antara data dengan cara
penyajiannya (tabel,
diagram garis, diagram
batang, dan diagram
lingkaran)
4.12 Menyajikan dan
menafsirkan data dalam
bentuk tabel, diagram
garis, diagram batang,
dan diagram lingkaran
Penyajian Data
1. Mengenal data
2. Menyajikan data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Matematika Kelas VII
Tabel 2. 4 Kompetensi Inti Matematika Kelas VII KOMPETENSI INTI 3
(PENGETAHUAN)
KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)
4. Memahami pengetahuan (faktual,
konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata
5. Mencoba, Mencoba, mengolah, dan
menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah
abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah dan sumber lain
yang sama dalam sudut pandang/teori
Tabel 2. 5 Kompetensi Dasar Matematika Kelas VIII KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR MATERI
3.1 Membuat generalisasi
dari pola pada barisan
bilangan dan barisan
konfigurasi objek
4.1 Menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan
pola pada barisan
bilangan dan barisan
konfigurasi objek
Pola Bilangan
1. Menentukan
persamaan
barisan bilangan
2. Menentukan
persamaan
konfigurasi objek
3.2 Menjelaskan kedudukan
titik dalam bidang
koordinat Kartesius yang
dihubungkan dengan
masalah kontekstual
4.2 Menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan
kedudukan titik dalam
bidang koordinat
Kartesius
Koordinat Kartesius
1. Posisi titik dan
garis pada bidang
kartesius
3.3 Mendeskripsikan dan
menyatakan relasi dan
fungsi dengan
menggunakan berbagai
representasi (kata-kata,
tabel, grafik, diagram,
dan persamaan)
4.3 Menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan
relasi dan fungsi dengan
menggunakan berbagai
representasi
Relasi dan Fungsi
1. Bentuk penyajian
relasi
2. Ciri-ciri fungsi
3. Bentuk penyajian
fungsi
3.4 Menganalisis fungsi
linear (sebagai
persamaan garis lurus)
dan menginterpretasikan
grafiknya yang
dihubungkan dengan
masalah kontekstual
4.4 Menyelesaikan masalah
kontekstual yang
berkaitan dengan fungsi
linear sebagai persamaan
garis lurus
Persamaan Garis
Lurus
1. Grafik
persamaan
2. Menentukan
kemiringan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
3.5 Menjelaskan sistem
persamaan linear dua
variabel dan
penyelesaiannya yang
dihubungkan dengan
masalah kontekstual
4.5 Menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan
sistem persamaan linear
dua variabel
SPDLV
1. Konsep SPLDV
2. Penyelesaian
SPLDV
3.6 Menjelaskan dan
membuktikan teorema
Pythagoras dan tripel
Pythagoras
4.6 Menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan
teorema Pythagoras dan
tripel Pythagoras
Teorema Pythagoras
1. Bukti teorema
pythagoras
2. Penerapan
pythagoras
3.7 Menjelaskan sudut pusat,
sudut keliling, panjang
busur, dan luas juring
lingkaran, serta
hubungannya
4.7 Menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan
sudut pusat, sudut
keliling, panjang busur,
dan luas juring lingkaran,
serta hubungannya
Lingkaran
1. Mengenal
lingkaran
2. Hubungan sudut
pusat dan sudut
keliling
3. Panjang busur
dan luas juring
4. Garis singgung
lingkaran
3.8 Menjelaskan garis
singgung persekutuan
luar dan persekutuan
dalam dua lingkaran dan
cara melukisnya
4.8 Menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan
garis singgung
persekutuan luar dan
persekutuan dalam dua
lingkaran
3.9 Membedakan dan
menentukan luas
permukaan dan volume
bangun ruang sisi datar
(kubus, balok, prisma,
dan limas
4.9 Menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan
luas permukaan dan
volume bangun ruang sisi
datar (kubus, balok,
prima dan limas), serta
gabungannya
Bangun Ruang Sisi
Datar
1. Menentukan luas
permukaan
2. Menentukan
volume
3.10 Menganalisis data
berdasarkan distribusi
data, nilai rata-rata,
median, modus, dan
sebaran data untuk
mengambil kesimpulan,
membuat keputusan, dan
membuat prediksi
4.10 Menyajikan dan
menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan
distribusi data, nilai rata-
rata, median, modus, dan
sebaran data untuk
mengambil kesimpulan,
membuat keputusan, dan
membuat prediksi
Statistika
1. Analisis data
2. Menentukan
mean, median,
dan modus
3. Ukuran
penyebaran data
3.11 Menjelaskan peluang
empirik dan teoretik
suatu kejadian dari suatu
percobaan
4.11 Menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan
peluang empirik dan
teoretik suatu kejadian
dari suatu percobaan
Peluang
1. Hubungan
peluang empirik
dan peluang
teoritik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Kompetensi Dasar Matematika Kelas IX
Tabel 2. 6 Kompetensi Dasar Matematika Kelas VII
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR MATERI
3.1 Menjelaskan dan
melakukan operasi
bilangan berpangkat
bilangan rasional dan
bentuk akar, serta sifat-
sifatnya
4.1 Menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan
sifat-sifat operasi bilangan
berpangkat bulat dan
bentuk akar
Bilangan berpangkat
dan Bentuk akar
3.2 Menjelaskan persamaan
kuadrat dan
karakteristiknya
berdasarkan akar-
akarnya serta cara
penyelesaiannya
4.2 Menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan
persamaan kuadrat
Persamaan Kuadrat
1. Pemfaktoran
persamaan
kuadrat
2. Penyelesaian
persamaan
kuadrat
3.3 Menjelaskan fungsi
kuadrat dengan
menggunakan tabel,
persamaan, dan grafik
4.3 Menyajikan fungsi kuadrat
menggunakan tabel,
persamaan, dan grafik
Fungsi Kuadrat
1. Memahami
fungsi kuadrat
2. Sifat-sifat
fungsi kuadrat
3. Nilai
maksimum dan
minimum
3.4 Menjelaskan hubungan
antara koefisien dan
diskriminan fungsi
kuadrat dengan
grafiknya
4.4 Menyajikan dan
menyelesaikan masalah
kontekstual dengan
menggunakan sifat-sifat
fungsi kuadrat
3.5 Menjelaskan
transformasi geometri
(refleksi, translasi,
rotasi, dan dilatasi) yang
dihubungkan dengan
masalah kontekstual
4.5 Menyelesaikan masalah
kontekstual yang berkaitan
dengan transformasi
geometri (refleksi,
translasi, rotasi, dan
dilatasi)
Transformasi
1. Translasi
2. Refleksi
3. Rotasi
4. Dilatasi
3.6 Menjelaskan dan
menentukan
kesebangunan dan
kekongruenan antar
bangun datar
4.6 Menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan
kesebangunan dan
kekongruenan antar
bangun datar
Kesebangunan dan
Kekongruenan dua
bangun datar
3.7 Membuat generalisasi
luas permukaan dan
volume berbagai bangun
ruang sisi lengkung
(tabung, kerucut, dan
bola)
4.7 Menyelesaikan masalah
kontekstual yang berkaitan
dengan luas permukaan
dan volume bangun ruang
sisi lengkung (tabung,
kerucut, dan bola), serta
gabungan beberapa
bangun ruang sisi
lengkung
Bangun Ruang Sisi
Lengkung
1. Menentukan
luas permukaan
2. Menentukan
volume
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
G. Kerangka Berpikir
Keanekaragaman budaya di Indonesia dimaknai sebagai proses, cara
atau pembuatan menjadikan banyak macam ragamnya tentang kebudayaan
yang sudah berkembang. Hal ini dimaksudkan bahwa kehidupan
bermasyarakat memiliki corak kehidupan yang beragam dengan latar
belakang kesukuan, agama, maupun ras yang berbeda-beda.
Salah satu suku yang terdapat di Indonesia adalah suku Jawa, dimana
suku Jawa adalah suku bangsa dengan jumlah terbesar. Mayoritas masyarakat
Jawa berprofesi sebagai petani. Pada aktivitas bertani, terdapat kegiatan
matematika yang dilakukan dengan cara mereka sendiri. Namun mungkin
masyarakat tidak menyadari bahwa sebenarnya ada beberapa aktivitas yang
mereka lakukan dalam bertani adalah aktivitas matematika seperti
membilang, menghitung, mengukur, mengelompokan, dan sebagainya.
Petani tidak akan lepas dari aktivitas tersebut saat melakukan
aktivitas bertani. Namun aktivitas-aktivitas tersebut dilakukan sesuai dengan
waktunya masing-masing, misalnya pada aktivitas membilang, petani di
Kecamatan Prambanan menyebutkan ukuran luas sawah jarang sekali
menggunakan ukuran meter persegi. Petani mengunakan sebutan lain untuk
setiap ukuran sawahnya, seperti sakwolon, seprapat, dan sebutan lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan merupakan penelitian deskriptif
kualitatif, hal ini dikarenakan tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui
aktivitas fundamental matematis apa saja yang terdapat pada aktivitas petani
di kalangan masyarakat Kecamatan Prambanan, serta mengetahui aspek-
aspek matematis apa saja yang terdapat pada aktivitas petani masyarakat
Prambanan. Menurut Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Moleong (2007)
bahwa metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif. Data Deskriptif tersebut berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
etnografi. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Malinowski dalam Spradley
(1997) juga, tujuan etnografi adalah memahami sudut pandang penduduk asli,
hubungannya dengan kehidupan untuk mendapatkan pandangannya mengenai
dunianya. Oleh karena itu, penelitian etnografi melibatkan aktivitas belajar
mengenai dunia orang lain, yang meliputi aktivitas melihat, mendengar,
berbicara, berpikir, dan bertindak dengan cara yang berbeda. Dengan kata
lain, etnografi tidak hanya mempelajari masyarakat, akan tetapi etnografi
adalah belajar dari masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
B. Narasumber Penelitian
Narasumber penelitian ini melibatkan 3 narasumber ahli, yaitu dari
Dinas Pertanian Kabupaten Sleman, Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman,
dan Guru Matematika yang mengajar di salah satu Sekolah Menengah
Pertama di Kecamatan Prambanan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
serta 3 narasumber pelaksana, yaitu 3 petani Kecamatan Prambanan, Sleman,
Daerah Istimewa Yogyakarta.
C. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah aktivitas pertanian yang dilakukan oleh
petani di kalangan masyarakat Kecamatan Prambanan, Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta, serta aspek-aspek matematis yang terdapat dalam
aktivitas pertanian tersebut.
D. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret - Mei 2019.
2. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilakukan di Kecamatan Prambanan, Sleman,
Daerah Istimewa Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
E. Bentuk Data
Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara dan
pengamatan terhadap narasumber penelitian, dimana data tersebut akan
dideskripsikan dan dianalisis berdasarkan jenis penelitian kualitatif dan
pendekatan etnografi sehingga diperoleh data deskriptif terkait informasi
aktivitas pertanian di Kecamatan Prambanan, Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, akan ditunjukan dengan
dilakukan analisis, bahwa terdapat aktivitas fundamental matematis dalam
aktivitas pertanian tersebut, serta ditunjukan bahwa aspek-aspek matematis
yang terdapat di pada aktivitas pertanian tersebut dapat digunakan dalam
materi pembelajaran matematika di tingkat SMP. Bentuk data yang diperoleh
dari penelitian ini, yaitu:
1. Hasil wawancara dengan narasumber ahli aktivitas pertanian di
Kecamatan Prambanan
Data yang diperoleh dari wawancara dengan narasumber ahli
adalah informasi terkait sejarah dan kebudayaan, serta tradisi-tradisi yang
terdapat pada aktivitas pertanian di Kecamatan Prambanan.
2. Hasil wawancara dengan narasumber pelaksana aktivitas pertanian di
Kecamatan Prambanan
Data yang diperoleh dari wawancara dengan narasumber
pelaksana adalah informasi terkait proses pelaksanaan aktivitas pertanian
di Kecamatan Prambanan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
3. Dokumentasi
Data yang diperoleh pada dokumentasi adalah hasil rekaman
suara ketika melakukan kegiatan wawancara.
F. Metode dan Instrumen Penelitian
1. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Observasi dilakukan
dengan tujuan mencari informasi terkait aspek sejarah, aspek
kebudayaan, dan aspek-aspek matematis yang terdapat pada aktivitas
pertanian di kalangan masyarakat di Kecamatan Prambanan, Sleman,
Daerah Istimewa Yogyakarta.
Wawancara dilakukan dengan tujuan menggali keseluruhan
informasi secara detail dan lengkap. Pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan peneliti ketika melakukan wawancara terhadap narasumber,
mengacu pada pedoman wawancara yang telah disiapkan, namun tidak
menutup kemungkinan akan ada pertanyaan-pertanyaan tambahan untuk
menggali informasi lebih mendalam.
Dokumentasi dilakukan dengan 2 macam, yakni dengan foto dan
rekaman suara. Tujuan dari dokumentasi ini adalah agar menunjang data
yang diperoleh untuk menyimpulkan hasil penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
2. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data pada penelitian ini adalah peneliti,
pendoman observasi dan wawancara. Peneliti sendiri sebagai instrumen
utama, maka peneliti dapat menentukan narasumber yang tepat sebagai
sumber data, sedangkan pedoman observasi dan wawancara sebagai
instrumen pendukung.
Pedoman observasi berisi daftar tahapan-tahapan proses
bercocok tanam padi yang menjadi acuan dalam pengamatan, sedangkan
pedoman wawancara berisi pertanyaan-pertanyaan yang menjadi acuan
untuk menggali keseluruhan informasi terkait cara kerja maupun cara
pikir dalam setiap proses yang dilakukan pada aktivitas pertanian di
kalangan masyarakat di Kecamatan Prambanan, Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta.
G. Metode/Teknik Analisis Data
Data penelitian dari hasil observasi dan wawancara kemudian
dianalisis, sebagaimana dengan yang dikemukakan oleh Lexy Moleong
(2012) yakni proses analisis pada data kualitatif dimulai dengan cara
mempelajari dan mengkaji seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber.
Sumber ini dapat berupa hasil pengamatan maupun hasil wawancara yang
sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi,
gambar foto dan sebagainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Adapun tahapan analisis data pada penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Kondensasi Data
Kondensasi data adalah proses menyeleksi, memfokuskan,
menyederhanakan, mengabstraksi, dan mengubah catatan lapangan,
transkrip wawancara, dokumen, dan materi (temuan) empirik lainnya
Miles (2014).
Dalam penelitian ini, kondensasi data peneliti untuk
memfokuskan garis besar data hasil observasi dan wawancara, dengan
membuat transkrip wawancara berdasarkan kegiatan wawancara yang
dilakukan kepada setiap narasumber, kemudian disederhanakan dalam
bentuk rangkuman.
2. Penyajian Data
Penyajian data adalah proses menyederhanakan rangkuman
informasi, hal ini dilakukan peneliti untuk melihat fenomena yang terjadi,
kemudian mengambil keputusan apakah perlu dilakukan analisis atau
tindakan lainnya. Penyajian data pada penelitian ini dilakukan dengan
menyajikan hasil kondensasi data dalam bentuk deskripsi.
3. Penarikan Kesimpulan
Tahap selanjutnya adalah penarikan kesimpulan. Pada tahap ini,
peneliti melihat hasil analisis dari data-data yang telah diperoleh,
kemudian dengan data tersebut menjawab rumusan masalah yang telah
disusun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Prosedur pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Membuat pedoman dan instrumen wawancara
Pedoman dan instrumen wawancara tersebut berisikan aspek
sejarah, aspek budaya, serta aspek matematis yang akan nantinya akan
digunakan untuk menggali informasi pada aktivitas pertanian dikalangan
masyarakat di Kecamatan Prambanan, Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta.
2. Validasi pedoman dan instrumen wawancara
Validasi pedoman dan instrumen wawancara dilakukan kepada
dua dosen ahli. Hal ini ditujukan agar pedoman dan instrumen
wawancara mampu menggali informasi terkait aspek sejarah, aspek
budaya, serta aspek matematis pada aktivitas pertanian dikalangan
masyarakat di Kecamatan Prambanan, Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta.
3. Melakukan wawancara dengan narasumber penelitian
Dalam melakukan wawancara dengan narasumber penelitian,
yakni dengan tiga narasumber ahli dan tiga narasumber pelaksana
aktivitas pertanian, dilaksanakan dengan mengacu pada pedoman dan
instrumen wawancara yang sudah divalidasi. Peneliti menggali semua
informasi tentang aktivitas pertanian di Kecamatan Prambanan, Sleman,
Daerah Istimewa Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
4. Pendeskripsian Hasil Wawancara
Dari hasil wawancara yang telah dilaksanakan, data yang
diperoleh dideskripsikan, kemudian dirangkum dalam poin-poin yang
dibutuhkan.
5. Validasi data
Berdasarkan hasil pendeskripsian dan rangkuman, unit-unit data
yang diperoleh perlu divalidasi kepada narasumber penelitian agar data
sah dan valid untuk dianalisis lebih lanjut.
6. Penentuan aspek-aspek matematis
Setelah dianalisis dan dijabarkan apa saja aktivitas fundamental
matematis yang diterapkam oleh petani pada aktivitas pertanian
dikalangan masyarakat di Kecamatan Prambanan, Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta. Data tersebut kemudian dianalisis lebih lanjut,
dengan memetakan aktivitas matematis yang terkait dengan Kompetensi
Dasar Matematika pada tingkat Sekolah Menengah Pertama kurikulum
2013 yang bersesuaian.
7. Penarikan kesimpulan
Setelah setiap tahap selesai, kemudian dilakukan penarikan
kesimpulan untuk menunjukan jawaban dari rumusan masalah yang telah
disusun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
I. Penjadwalan Waktu Penelitian
Tabel 3. 1 Penjadwalan Waktu Penelitian
Tahap Waktu Kegiatan
1 4 - 17 Februari 2019 Observasi Penelitian
2 18 Februari – 31 Maret 2019 Pembuatan Proposal Penelitian
3 21 April – 22 Mei2019 Pelaksanaan Penelitian
4 6 - 26 Mei 2019 Analisis Data
5 26 – 31 Mei 2019 Penarikan Kesimpulan Hasil Penelitian
6 1 – 9 Juni 2019 Penulisan Hasil Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Prambanan, Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta. Penelitian diawali dengan melakukan observasi dan
wawancara informal pada bulan Maret kepada beberapa petani di Desa
Majasem, Prambanan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, untuk
mengetahui apakah petani di daerah tersebut melaksanakan kebudayan
pertanian atau tidak, serta mengetahui apakah terdapat aspek matematis yang
diterapkan petani selama proses bercocok tanam padi. Hasilnya beberapa
petani masih melaksanakan, namun beberapa sudah tidak melaksanakan,
tetapi mengetahui tentang kebudayaan pertanian itu, sedangkan untuk aspek
matematis dalam proses bercocok tanam padi, dirasa cukup untuk
melanjutkan ke penelitian lebih dalam.
Kemudian peneliti mempersiapkan pedoman dan instrumen
wawancara, yang nantinya digunakan peneliti untuk mengumpulkan data.
Pedoman dan instrumen berisikan tiga aspek, yaitu aspek sejarah, aspek
budaya, dan aspek matematis, selanjutnya pedoman dan instrumen ini
divalidasi oleh dosen pembimbing dan dua dosen ahli, setelah pedoman dan
instrumen wawancara divalidasi peneliti dapat terjun ke lapangan untuk
melakukan pengambilan data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Pengambilan data dilakukan pada tanggal 21 April sampai dengan
tanggal 22 Mei 2019. Pengambilan data ini dilakukan dengan melakukan
wawancara kepada tiga narasumber ahli, yaitu Pembina Utama Muda Dinas
Kebudayaan Kabupaten Sleman, Kepala Unit Pelaksana Teknis Balai
Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (UPT BP3K) Wilayah VIII
Prambanan, dan Guru Matematika Sekolah Menengah Pertama Negeri 1
Prambanan, serta tiga narasumber pelaksana, yaitu tiga petani di Desa
Majasem, Prambanan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Wawancara dengan Pembina Utama Muda Dinas Kebudayaan
Kabupaten Sleman dilakukan pada tanggal 3 Mei 2019, pada pukul 09.00
sampai dengan pukul 09.50. Wawancara dengan Kepala UPT BP3K Wilayah
VIII Prambanan dilakukan pada tanggal 22 Mei 2019 pada pukul 11.00
sampai dengan pukul 11.30. Untuk wawancara dengan Guru matematika
SMP Negeri 1 Prambanan dilakukan pada tanggal 30 April 2019, pada pukul
08.30 sampai dengan pukul 09.10.
Wawancara dengan narasumber pelaksana, yaitu dengan petani
pertama dilakukan pada tanggal 21 April 2019, pada pukul 16.00 sampai
dengan pukul 17.30. Wawancara dengan petani kedua dilakukan pada tanggal
29 April 2019, pada pukul 18.00 sampai dengan pukul 19.00. Untuk
wawancara dengan petani ketiga dilakukan pada tanggal 29 April 2019, pada
pukul 19.20 sampai dengan pukul 20.10.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
B. Analisis dan Pembahasan
Analisis pada penelitian ini dilakukan dengan pengumpulan data,
kondensasi data, dan penarikan kesimpulan.
1. Sejarah Pertanian Prambanan
Tabel 4. 1 Pertanyaan dan Jawaban T1 Mengenai Sejarah P Bagaimana sejarah pertanian prambanan?
T1
Mungkin kalau untuk sejarah bisa dicari di perpustakaan kota atau di
situs dinas pertanian kabupaten sleman, karena disini (UPT BP3K
Wilayah VIII Prambanan) lebih memberikan pelayanan pada teknis
pertanian, namun untuk beberapa perubahan yang terjadi, salah satunya
pada tahun 2016 kebijakan kementrian pertanian menekankan pada
kelestarian tanah, sedangkan kebijakan kementrian pertanian pada
tahun 2018 menekankan pada percepatan luas tambah tanam. Mungkin
untuk menggali informasi lainnya, terkait sejarah bisa ditanyakan
langsung kepada petani.
P Apakah ada perubahan atau perkembangan tertentu yang dapat
dijadikan fokus pengalian informasi terkait sejarah pertanian disini?
T1
Mungkin sejarah pertanian ini dapat dibatasi dengan perubahan
pembajakan sawah dari sapi ke mesin, atau berdasarkan varietas-
varietas yang ditanam oleh petani, serta perubahan pola tanam.
Berdasarkan hasil wawancara dengan T1, diperoleh informasi
bahwa dengan adanya kebijakan baru yang berlaku, maka petani akan
mengikuti kebijakan yang ada, hal ini yang mempengaruhi perubahan
atau perkembangan pola tanam setiap petani. Salah satu contohnya,
dengan adanya kebijakan percepatan luas tambah tanam, maka petani
berupaya agar mempercepat panen padinya atau dengan mengubah pola
tanamnya sehingga menghasilkan hasil yang lebih banyak, dengan cara
memilih varietas tertentu yang sesuai dengan kondisi alam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Tabel 4. 2 Pertanyaan dan Jawaban S1 Mengenai Sejarah P Bagaimana sejarah pertanian prambanan?
S1
Sebelum tahun 2014, masih banyak petani yang menanam tembakau
dengan dijeda padi satu kali, namun pada tahun 2015 hasil dari
tembakau kurang baik, sehingga banyak petani yang beralih menanam
padi. Makanya disini terdapat pabrik tembakau. Kemudian mulai tahun
2016, petani membajak sawah mereka tidak lagi menggunakan sapi,
tetapi menggunakan mesin, karena dengan menggunakan mesin hampir
tiga kali lebih cepat.
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber 1, diketahui
pertanian di Kecamatan Prambanan cukup mengalami peralihan pada
tahun 2015, yaitu banyak petani yang memilih untuk menanam padi dari
pada tembakau.
Tabel 4. 3 Pertanyaan dan Jawaban S2 Mengenai Sejarah P Bagaimana sejarah pertanian prambanan?
S2
Kalau pertanian dijawa sudah sejak jaman dulu, sejak jaman belanda
sudah ada tanam padi, tapi itu selang seling dulu sama tembakau, rami
segala itu, kalau disini prambanan kebanyakan tembakau. Pada jaman
Belanda pola tanamnya sederhana, jadi tidak seperti sekarang
perhitungannya, karena mungkin irigasinya tidak sebagus sekarang,
dulu irigasinya masih musim saja, sebenarnya belanda itu sudah bagus
irigasinya, tapi kan dimonopoli oleh belanda, jadi pada jaman belanda
itu lebih diutamakan komoditas perkebunan seperti tembakau.
Kemudian kelompok tani mulai dibentuk sejak era orde baru, seperti
gapoktan atau gabungan kelompok tani.
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber 2, diketahui
sejak jaman penjahan Belanda, petani di Kecamatan Prambanan sudah
mulai aktivitas pertanian, dimana yang diunggulkan pada masa ini adalah
komoditas perkebunan tembakau.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Dari pemaparan ketiga narasumber ini, dapat disimpulkan
bahwa sejarah pertanian di Kecamatan Prambanan pada masa penjajahan
Belanda, yaitu memfokuskan lahan-lahan di wilayah Prambanan untuk
menjadi perkebunan tembakau.
Namun pada tahun 2015, perkebunan tembakau ini mulai
mendapatkan hasil yang kurang maksimal. Hal ini mengakibatkan
sebagian besar petani tembakau ini, memilih untuk beralih ke penanaman
padi.
2. Kebudayaan Pertanian Prambanan
Tabel 4. 4 Pertanyaan dan Jawaban T2 Mengenai Budaya
P Budaya pertanian apa saja yang ada di Kecamatan Prambanan?
T2
Jadi orang jawa itu mempunyai kearifan lokal, bagaimana budaya atau
pola cipta rasa dan karsa itu diselaraskan dengan kondisi alam dan
kondisi kongkret yang terjadi atau dialami oleh sebuah lingkungan
masyarakat kebudayaan jawa. Pranata mangsa ini sebenarnya adalah
sebuah perhitungan bagi orang jawa dengan menghitung bagaimana
masa-masa yang baik atau waktu-waktu yang baik saat melakukan
melakukan aktivitas, bukan hanya pertanian saja sebenarnya, tetapi
juga pada kehidupan budaya yang lain.
P Bagaimana penerapan pranata mangsa ini?
T2
Misalnya orang menebang pohon bambu, nah ini harus mengerti
mangsa, kalau tidak nanti bambu ini akan terkena bubuk, bubuk itu
menjadi tidak tahan. Makanya kenapa rumah bambu jaman dulu itu,
menjadi kuat-kuat tidak lapuk, karena menggunakan pranata mangsa,
menggunakan waktu yang sudah diperhitungkan tepat untuk
melakukan aktivitas tertentu.
Berdasarkan hasil wawancara dengan T2, diperoleh informasi
bahwa terdapat budaya pranata mangsa yang diterapkan pada aktivitas
pertanian di Kecamatan Prambanan. Pranata mangsa merupakan sebuah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
kearifan lokal masyarakat jawa, dimana kearifan lokal ini berupa
perhitungan tanggal, jadi dengan adanya pranata mangsa ini masyarakat
jawa mempunyai keyakinan bagaimana masa atau waktu yang baik untuk
melakukan aktivitas tertentu.
Tabel 4. 5 Pertanyaan dan Jawaban S2 Mengenai Budaya
P Budaya pertanian apa saja yang ada di Kecamatan Prambanan?
S2
Kalau jaman dulu, ada anjuran musim-musim tertentu untuk menanam
padi, namanya pranata mangsa. Kalau jaman sekarang kebanyakan
sudah tidak menggunakan. Orang mengatakan mengatakan musimnya
sudah tidak bisa ditebak, cuaca atau iklimnya sudah berubah-ubah, tapi
sebagaian besar sebenarnya juga masih sama, musim panas masih
mangsa pertama dan kedua, dan musim dingin menjijing, juga masih
mangsa keenam dan ketujuh.
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber 2, diketahui
terjadi perkembangan dalam hal kebudayaan yaitu, penerapan pranata
mangsa yang sudah tidak digunakan oleh beberapa petani, karena
terjadinya perubahan iklim, namun sebagian petani lainnya masih
menggunakan.
Gambar 4. 1 Pranata Mangsa
Sumber : https://1001indonesia.net/pranata-mangsa/
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Berdasarkan kalender pranata mangsa, ditujukan bahwa musim
kemarau dimulai pada tanggal 12 Mei hingga 2 Agustus, sedangkan
untuk musim hujan dimulai pada tanggal 9 November hingga 3 Februari.
Hal ini senada dengan prakiraan musim kemarau 2019 di Indonesia yang
dirilis oleh BMKG pada bulan Maret 2019.
Dari pemaparan ini, dapat disimpulkan bahwa dalam pertanian,
masyarakat mengenal pranata mangsa. Pranata mangsa adalah sebuah
kearifan lokal masyarakat jawa, dimana kearifan lokal ini berupa sistem
penanggalan atau perhitungan tanggal.
Sistem penanggalan pada pranata mangsa ini yang memberikan
informasi atau petunjuk terkait kondisi alam serta perubahan musim pada
setiap siklusnya. Dengan adanya perubahan iklim yang terjadi setiap
tahun, menyebabkan kondisi iklim jaman sekarang dengan kondisi iklim
jaman dulu sudah berbeda. Hal ini menyebabkan kebanyakan masyarakat
meragukan apakah pranata mangsa masih relevan untuk diterapkan pada
jaman sekarang ini.
Hal ini membuat pranata mangsa ditinggalkan, padahal secara
garis besar pedoman mangsa yang ada di pranata mangsa ini masih
menunjukan kebenarannya.
Tabel 4. 6 Pertanyaan dan Jawaban T2 Mengenai Tradisi P Apakah terdapat budaya pertanian lainnya?
T2
Orang jawa kalau mau memulai sebuah pekerjaan itu, ditandai dengan
sebuah ritual tertentu, misalnya orang mau memulai bertani ini ada
tradisinya, ini namanya labuh, yaitu mengucapkan doa kepada sang
pencipta, supaya mengawali bercocok tanam itu menjadi berkah,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
demikian juga kalau mau memanen hasil pertanian, itu namanya wiwit.
Kalau wiwit secara spesifik itu adalah rasa syukur, selalu mendekatkan
diri kepada yang maha kuasa.
Sebenarnya labuh itu pengorbanan, bahwa orang itu kalau mau
menghasilkan sesuatu harus berkorban, harus bekerja, misalnya
menghemburkan tanah menggunakan sapi atau kerbau, jadi itu, labuh
itu mereka berjuang tanah ini tetap menjadi subur ketika ditanam.
P Bagaimana pelaksanaan dari tradisi ini?
T2
Ya labuh itu, ketika sawah sudah menjadi hamparan atau sudah
disiapkan, kalau dulu namanya digarung atau diluku, sehingga lahan
sawah siap untuk ditanam, kemudian pemilik lahan menyiapkan sesaji,
itu ada tumpeng, ayam, buah-buahan, lalu sesaji ini dibawa ke sawah,
setelah didoakan, kemudian dibagikan kepada yang datang.
Wiwit juga seperti itu, pake ayam, intung, tumpeng kecil, sayur-
sayuran, kemudian dibawa ketepian sawah yang mau dipanen, lalu
mengambil beberapa batang padi yang mau dipanen, kemudian
didoakan, setelah didoakan batang padi disimpan di rumah.
Berdasarkan hasil wawancara dengan T2 diketahui dalam tradisi
pertanian, terdapat kepercayaan kepada Dewi Sri, dewi pertanian atau
dewi kesuburan, ini merupakan sebuah kearifan bagaimanana supaya
masyarakat agraris tetap terjaga.
Tradisi ini berupa labuh, pelaksanaannya ketika memulai
aktivitas pertanian, dan wiwit ketika masa panen, serta dalam menyimpan
hasil pertanian.
Pelaksanaan labuh dilakukan dengan menyiapkan sesaji yang
berisikan tumpeng, ayam, buah-buahan. Kemudian sesaji itu dibawa ke
sawah, lalu didoakan, setelah didoakan, dibagikan kepada yang datang,
sedangkan untuk pelaksanaan wiwitan, sama seperti labuh, menyiapkan
sesaji yang berisi, tumpeng, ayam, intung, sayur-sayuran. kemudian
dibawa ke sawah, lalu mengambil batang padi yang mau dipanen,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
kemudian didoakan, setelah didoakan, makanan itu dibagikan kepada
yang datang, dan untuk batang padi tadi, dibawa kerumah untuk
disimpan.
Tabel 4. 7 Pertanyaan dan Jawaban S2 Mengenai Tradisi P Apakah terdapat budaya pertanian lainnya?
S2
Labuh sama wiwit, labuh itu habis tanam padi, jadi padi umur
seminggu atau umur sepuluh hari, itu orang membuat jenang, jenang
itu dari tepung dikasih gula ada yang berwarna putih, itu kan
berhubungan dengan dewi sri, dewi kesuburan, itu pada saat orang
habis tanam padi, nanti membakar kemenyan disawah, doanya
memohon kesuburan dan hasil panen yang baik.
Kemudian menjelang panen ada tradisi wiwit, itu biasanya kita
membawa nasi, sambal gepeng, dari jagung atau kacang, pake telur,
pake ayam, nanti dibagi-bagikan kepada orang yang ikut mendoakan,
kalau jaman saya kecil dulu masih, orang yang dipercaya untuk
mendoakan, berdoa untuk dewi sri tadi, tapi bisa diubah pada Tuhan
bisa juga, tapi dulu sambil berdoa itu, mengambil padi dua puluh lima
batang, kemudian ditali, kemudian ditaru di lemari atau diatas dapur,
ya itu supaya agar panennya banyak.
Kemudian setahun sekali biasnya habis panen, kalau musim kemarau
ada tradisi rasulan, rasulan itu kayak bersih dusun, biasanya habis
panen raya, kalau rasulan itu, itu berkaitan dengan habis panen, jadi
maknanya paling sederhana saja itu sebagai ucapan syukur atas hasil
panen yang diberikan, meskipun sering kali hasilnya tidak baik tetap
dilaksanakan, ya sambil berdoa mudah-mudahan panen berikutnya
diberikan hasil yang baik, bersih dusun itu wujud syukur saja kepada
Tuhan, atas hasil yang telah diberikan, malah dalam rasulan ini
biasanya orang dulu sering nanggap wayang, sekarang beberapa
kampung masih.
Dalam pertanian, terdapat tradisi labuh, wiwit, dan rasulan.
Labuh dlaksanakan pada saat habis tanam padi ketika padi berumur
seminggu atau sepuluh hari, dengan menyiapkan jenang dan kemenyan,
setelah siap kemenyan ini nanti dibakar disawah, lalu memohon
kesuburan dan hasil yang baik kepada dewi sri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Wiwit dilaksanakan pada saat menjelang panen, dengan
menyiapkan nasi, sambel gepeng, telur, ayam. Makanan ini dibawa
kesawah, lalu mengambil batang padi, kemudian berdoa untuk dewi sri,
lalu batang padi itu dibawa kerumah, agar hasil panennya banyak.
Rasulan atau merti dusun dilaksanakan setelah panen raya,
biasanya pada panen pertama dalam tahun itu. Rasulan dilaksanakan
sebagai ucapan syukur atas hasil panen yang diberikan, meskipun sering
kali hasil panennya tidak baik, namun tetap dilaksanakan, sambil berdia
mudah-mudahan panen berikutnya diberi hasil yang baik.
Tabel 4. 8 Pertanyaan dan Jawaban S3 Mengenai Tradisi P Apakah terdapat budaya pertanian lainnya?
S3
Biasanya kalau wiwit itu dilaksanakan pas masa panen, biasanya
seminggu sebelum panen atau lima hari sampai tiga haris sebelum
panen. Wiwitan untuk rasa syukur kepada sah yang sri, sah yang sri itu
dewi padi, biasanya untuk rasa syukur petani pada dewi sri yang telah
memberikan hasil yang melimpah. Acaranya doa-doa sama membawa
nasi liwet, beserta perlengkapannya seperti, kalau dulu pakai ani-ani,
pakai sabit, ada sesaji, sesaji biasanya nasi liwet, kembang setaman,
bakar kemenyan, tukon pasar, terus ada kembar mayang, tapi kembar
mayangnya beda sama kembar mayang manten, biasanya kembar
mayangnya terdiri dari tebu ulung, terus semak-semak disekitar sawah
atau daun-daunan, terus yang paling penting pakai daun turi, terus daun
dadap serep, telur ayam kampung, terus setelah semua komplit, dibawa
kesawah, setelah doa-doa dibagikan ke peserta yang mengikuti atau
dibagikan ke tetangga.
Kalau setelah panen biasanya rasulan, maknanya rasa syukur atas
rezeki panen yang melimpah, tapi ini diadakan skala satu kampung,
kalau wiwitan kan perorangan, kalau wiwitan sebelum panen, kalau
rasulan itu setelah panen raya, biasanya setelah panen perdana, yang
beda dari wiwitan yang disajikan nasi biasa, terus nanti ada lauk-pauk,
terus ada tukon pasar atau buah-buahan atau jajan pasar komplit, dan
nanti dibawa ketengah dusun atau yang ditua kan, setelah didoakan
nanti dibagikan keseluruh warga atau yang hadir disitu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Berdasarkan wawancara dengan narasumber 3, diketahui
terdapat tradisi wiwit, wiwit ini dilakukan biasanya seminggu sebelum
panen. Pelaksanaan wiwit ini sebagai rasa syukur kepada dewi sri yang
telah memberikan hasil yang melimpah.
Pada wiwit ini disiapkan nasi liwet beserta sesaji, kembang
setaman, kemenyan, tukon pasar, kembar mayang, tebu ulung, daun turi,
daun dadap serep, telur ayam kampung, setelah semua ini komplit,
kemudian dibawa kesawah, setelah didoakan, makanannya tersebut
dibagikan kepada yang ikut atau dibagikan ke tetangga.
Rasulan atau merti dusun, dilakukan setelah masa panen, ketika
panen pertama setiap tahun. Rasulan ini dilakukan pada skala besar,
biasanya satu kampung, dengan menyiapkan nasi putih, lauk-pauk, tukon
pasar atau jajan pasar atau buah-buahan, setelah semua komplit, dibawa
ke rumah tokoh dusun atau yang dituakan, lalu didoakan, kemudian
dibagikan keseluruh yang hadir.
3. Aktivitas Fundamental Matematis
a) Aspek Designing
1) Sistem tanam jajar legowo
Tabel 4. 9 Pertanyaan dan Jawaban S1 Mengenai Sistem Tanam P Bagaimana sistem penanaman padi dilakukan?
S1
Kami menggunakan sistem jajar legowo, jajar legowo itu
menanam padi dengan membentuk bagian pinggir lebih
banyak, karena dalam penanam padi ini, bagian yang lebih
pinggir kan mendapat sinar matahari dan angin lebih banyak
dari bagian tengah, jadi dibuat legowo atau jeda ini agar ada
jalur angin di tengah. Kebanyakan petani disini menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
perbandingan depalan banding satu, namun ada juga yang
menggunakan perbandingan empat banding satu.
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber 1,
diketahui bahwa sistem tanam yang diterapkan adalah pola
tanam jajar legowo, dengan observasi langsung, pola tanam jajar
legowo yang digunakan adalah perbandingan delapan banding
satu, dengan delapan barisan padi dibagian kanan dan kiri, lalu
ada barisan kosong atau jeda ruang dibagian tengah.
Tabel 4. 10 Pertanyaan dan Jawaban S2 Mengenai Sistem Tanam P Bagaimana sistem penanaman padi dilakukan?
S2
Setelah persemaian benih padi sudah selesai dan siap tanam,
nanti sistemnya terserah kalau pake legowo, legowo itu jalan
angin dan juga pengairan ditengah sawah, jadi untuk
pengawasan padi biar angin bisa masuk kedalam, padi bisa
bernapas, jadi kita menanam empat atau delapan lajur, nanti
satu lajur dibuat agak lebar, itu namanya legowo, untuk lewat
orang mau nyiangi.
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber 2,
diketahui sistem atau pola tanam yang diterapkan oleh petani di
Kecamatan Prambanan adalah jajar legowo dengan tipe
perbandingan delapan banding satu. Dalam penerapan sistem
tanam ini memiliki pola yaitu, pada setiap delapan baris
tanaman padi akan dibuat satu baris kosong, atau dengan kata
lain diberikan jeda dengan lebar dua kali jarak tanam antar
barisan padi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Gambar 4. 2 Penerapan Jajar Legowo
Gambar diatas menunjukan penerapan dari pola tanam
jajar legowo dengan tipe perbandiangan empat banding satu.
Jika di ilustrasikan, konsep dari pola tanam jajar legowo, dengan
menggunakan tipe perbandingan delapan banding satu, adalah
seperti gambar dibawah ini.
Dari pemaparan kedua narasumber, dapat disimpulkan
bahwa terdapat aktivitas designing pada aktivitas pertanian di
Kecamatan Prambanan ini, yaitu pada penerapan pola tanam
jajar legowo dan pada penanaman padi.
2) Pemasangan wearing
Tabel 4. 11 Pertanyaan dan Jawaban S1 Mengenai Wearing P Bagaimana cari mengatasi hama burung?
S1
Yang jelas padinya itu ketutup aja, jangan sampai patah,
makanya itu dikasih bambu itu maksudnya biar tidak langsung
nyentuh ke padinya, bambunya itu ditancap setiap lima meter,
sekitar lima meter tidak harus lima meter, sekitar lima meter
ditancepin bambu, untuk nyantelin wearingnya, biar tidak
turun, langsung nyentuh padi, karna kalo nyentuh ke padi
batangnya belum kuat belum tua kan bisa patah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Gambar 4. 3 Pemasangan wearing
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber 1,
diketahui bahwa pemasangan wearing dimulai dengan
menancapkan batang bambu, pada keliling lahan dengan jarak
lima meter. Penancapan ini dilakukan sesuai dengan luas lahan
sawah atau padi yang ditanam oleh petani tersebut. Kemudian
barulah, dilakukan pengikatan wearing ke batang-batang padi
yang sudah ditancapkan, agar wearing tersebut tidak turun, dan
mematahkan batang padi.
Tabel 4. 12 Pertanyaan dan Jawaban S2 Mengenai Wearing P Bagaimana cari mengatasi hama burung?
S2
Kalau menggunakan orang-orangan sawah dan kaleng itu
kurang efektif, karena harus ditunggu, sekarang modelnya
pakai jaring atas, jaring diatas tanaman padi lebih banyak lagi,
itu satu rol nya ada yang tuju puluh sampai sembilan puluh ribu
rupiah tapi kebanyakan yang delapan puluh lima ribu rupiah
itu. Tapi masih lebih untung dari pada kena hama, karena kalau
dimakan burung itu hasil padinya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber 2,
diketahui bahwa cara untuk mengatasi hama burung adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
dengan memasang wearing pada sawahnya, dimana wearing ini
dijual dengan harga yang bervariasi yaitu Rp70.000,00 sampai
dengan Rp90.000,00.
Tabel 4. 13 Pertanyaan dan Jawaban 31 Mengenai Wearing P Bagaimana cari mengatasi hama burung?
S3
Biasanya mengatasi pakai wearing, kalau enggak pake wearing
ya ditunggu, biasanya tiap pagi sampai siang, kalau siang sudah
sepi, nanti datang lagi sore.
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber 3,
diketahui bahwa cara mengatasi hama burung emprit, biasanya
mengatasi dengan menjaga sawah di pagi dan sore hari, namun
lebih mudah dengan menggunakan wearing.
Dari pemaparan ketiga narasumber ini, dapat
disimpulkan bahwa terdapat aktivitas designing lainnya pada
aktivitas pertanian di Kecamatan Prambanan ini, yaitu pada
pemasangan wearing untuk mengatasi hama burung.
b) Aspek Locating
1) Penempatan lahan persemaian
Tabel 4. 14 Pertanyaan dan Jawaban S1 Mengenai Persemaian P Bagaimana proses persemaian dilakukan?
S1
Untuk setengah blabak, biasanya dibutuhkan lima sampai enam
kilogram benih padi. Proses pembibitan ini, yang pertama
menyiapkan lahan untuk pembibitan, tempat yang digunakan
ini adalah tempat pertama yang terkena air. Lebarnya
menyesuaikan lebar lahan sawah, untuk panjangnya sekitar dua
sampai tiga meter.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber 1,
diketahui bahwa pada saat melakukan persemaian benih, dipilih
tempat dari bagian lahan sawah yang posisinya terdekat dengan
jalur irigasi.
Tabel 4. 15 Pertanyaan dan Jawaban S2 Mengenai Persemaian P Bagaimana proses persemaian dilakukan?
S2
Sambil membajak lahan, biasanya petani sudah menyemai
benih dulu, tergantung jenisnya apa, kita buat di sebagian tanah
lahan itu, kita ambil beberapa meter persegi.
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber 2,
diketahui bahwa persesmaian benih dilakukan dengan
mengambil sebagian dari lahan sawah.
Dari penjelasan kedua narasumber tersebut, dapat
disimpulkan bahwa terdapat aktivitas locating pada aktivitas
pertanian, yaitu ketika menentukan posisi tempat untuk
melakukan persemaian benih padi.
c) Aspek Measuring
1) Menyatakan luas lahan sawah
Tabel 4. 16 Pertanyaan dan Jawaban S1 Mengenai Luas P Berapa luas lahan sawah yang anda miliki?
S1
Sawah kami ada tiga, yang satu luasnya satu blabak, yang dua
lagi luasnya setengah blabak. Kalau rata-rata disini, luas
tanahnya setengah blabak. Satu blabak itu sama dengan 2500
meter persegi, kalau setengah blabak 1250 meter persegi.
Untuk lebarnya, biasanya delapan sampai dua belas meter.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber 1,
diketahui bahwa pada masyarakat di Kecamatan Prambanan,
menggunakan istilah blabak untuk menyatakan luas lahan
sawahnya, dimana lebar sawah petani disini sekitar delapan
sampai dengan dua belas meter.
Tabel 4. 17 Pertanyaan dan Jawaban S2 Mengenai Luas
P Berapa luas lahan sawah yang anda miliki?
S2
Sekitar 1200 sampai 1300 meter persegi, atau setugel blabak.
Kalo satu blabak itu 2500 meter persegi, setugel gelebak 1250
meter persegi, satu blabak itu seperempat hektar, satu patok
sama dengan satu blabak
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber 2,
diketahui bahwa blabak menjadi istilah petani, untuk
menyatakan ukuran luas lahan sawahnya.
Tabel 4. 18 Pertanyaan dan Jawaban S3 Mengenai Luas P Berapa luas lahan sawah yang anda miliki?
S3 Setengah patok, sekitar 1200 meter
P Adakah sebutan lain untuk menyebut luas lahan sawah?
S3 Biasanya setengah gelebak, kalo orang jawa itu satu blabak
atau setengah blabak.
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber 3,
diketahui bahwa pada masyarakat di Kecamatan Prambanan,
menggunakan istilah blabak untuk menyatakan luas lahan
sawahnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Dari penjelasan ketiga narasumber, ditunjukan bahwa
masyarakat di Kecamatan Prambanan menggunakan istilah
blabak untuk menjadi ukuran dalam menyatakan luas lahan
sawah, dimana satu blabak sama dengan 1250 meter persegi.
2) Menentukan jarak tanam padi
Tabel 4. 19 Pertanyaan dan Jawaban S1 Mengenai Penanaman Padi P Bagaimana proses penanaman padi dilakukan?
S1
Pertama, perbaiki galungan sekeliling lahan sawah, tidak ada
aturan jarak galungan, yang penting cukup untuk orang lewat,
lalu bersikan gamin satu meter dikeliling lahan, kemudian
menggemburkan pojokan lahan sawah dengan menggunakan
cangkul. Setelah pembajakan sawah selesai, langkah berikutnya
mengarisi lahan padi, seperti papan catur, nanti setiap
perempatannya yang ditanami padi. Jarak penanaman padi ini
biasanya lima belas centimeter sampai dengan dua puluh lima
centimeter, tergantung dari jenis padi, namun kebanyakan
jaraknya dua puluh centimeter.
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber 1,
diketahui bahwa ukuran yang digunakan petani di Kecamatan
Prambanan dalam menentukan jarak antar padinya adalah lima
belas sampai dengan dua puluh lima centimeter, namun rata-rata
menggunakan ukuran dua puluh centimeter.
Tabel 4. 20 Pertanyaan dan Jawaban S2 Mengenai Penanaman Padi P Bagaimana proses penanaman padi dilakukan?
S2
sistemnya pake legowo, legowo itu jalan angin dan juga
pengairan ditengah sawah, jadi untuk pengawasan padi biar
angin bisa masuk kedalam, padi bisa bernapas, jadi kita
menanam empat atau delapan lajur, nanti satu lajur dibuat agak
lebar, itu namanya legowo, untuk lewat orang mau nyiangi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber 2,
diketahui bahwa narasumber 2 menggunakan pola tanam jajar
legowo, berdasarkan sistem tersebut, terdapat beberapa pilihan
ukuran jarak tanam, yaitu lima belas sampai dua puluh lima
centimeter.
Gambar 4. 4 Jarak Antar Baris
Gambar diatas menunjukan penerapan pola tanam jajar
legowo dengan perbandingan empat banding satu, dengan jeda
jarak sebesar dua puluh centimeter. Langkah berikutnya dalam
penanaman padi adalah menentukan jarak padi dalam baris,
seperti gambar berikut ini.
Gambar 4. 5 Jarak Antar Padi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Dari penjelasan kedua narasumber, diketahui bahwa
ukuran jarak yang digunakan petani di Kecamatan Prambanan
untuk menanam padi adalah sebesar lima belas sampai dua
puluh lima centimeter. Hal ini menunjukan bahwa terdapat
aktivitas measuring pada aktivitas pertanian di Kecamatan
Prambanan, yaitu pada penentuan jarak tanam antar padi.
d) Aspek Counting
1) Jumlah benih
Tabel 4. 21 Pertanyaan dan Jawaban S1 Mengenai Benih P Berapa jumlah benih yang diperlukan?
S1 Lima kilogram sampai enam kilogram untuk 1250 meter
persegi atau setengah blabak.
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber 1,
diketahui bahwa jumlah benih yang diperlukan untuk menanam
padi dengan luas lahan 1250 meter persegi adalah sebanyak lima
kilogram.
Tabel 4. 22 Pertanyaan dan Jawaban S2 Mengenai Benih P Berapa jumlah benih yang diperlukan?
S2
kalau setugel gelebak itu benihnya sekitar lima kilogram gabah,
itu standart orang-orang sini, saya juga sama, dan semai sampai
siap tanam, itu kalau umumnya orang sini, bukan anjuran orang
pertanian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber 2,
diketahui bahwa petani di Kecamatan Prambanan menggunakan
lima kilogram benih, untuk lahan seluas setengah blabak.
Tabel 4. 23 Pertanyaan dan Jawaban S3 Mengenai Benih P Berapa jumlah benih yang diperlukan?
S3
Untuk setengah gelebak biasanya lima kilogram gabah, tapi
kalau dari anjuran pertanian harusnya lima kilogram gabah itu
untuk satu blabak, tapi kebanyakan petani menggunakan lima
kilogram untuk setengah blabak supaya lebih aman.
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber 3,
diketahui bahwa alasan petani menggunkan lima kilogram benih
padi ini untuk berjaga-jaga apabila terjadi benih yang gagal
tumbuh.
Dari penjelasan ketiga narasumber, diketahui bahwa
jumlah benih yang digunakan untuk luas lahan tanah sebesar
1250 meter persegi atau setengah blabak adalah sebanyak lima
kilogram.
2) Jumlah pupuk
Tabel 4. 24 Pertanyaan dan Jawaban S1 Mengenai Pupuk P Bagaimana pemupukan dilakukan?
S1
Pemupukan dilakukan tiga kali, yang pertama ketika padi
berumur tiga hari, itu pakai dua puluh lima kilogram pupuk
urea. Ketika usia padi lima belas hari, menggunakan tiga puluh
lima kilogram pupuk urea, dan ketika padi berumur tiga puluh
lima hari, dikasih dua puluh kilogram urea.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber 1,
diketahui bahwa pemupukan dalam satu kali proses penanaman
padi adalah sebanyak tiga kali, pemupukan pertama
menggunakan dua puluh lima kilogram pupuk urea, pemupukan
kedua menggunakan tiga puluh lima kilogram pupuk urea, dan
pemupukan ketiga menggunakan dua puluh kilogram pupuk
urea.
Tabel 4. 25 Pertanyaan dan Jawaban S2 Mengenai Pupuk P Bagaimana pemupukan dilakukan?
S2
Nah setelah itu ketika padi berumur dua puluh lima hari kita
lakukan pemupukan yang kedua, pupuk yang kedua ini lebih
banyak, kalau yang pertama tadi untuk luas lahan sawah setugel
blabak itu dua puluh lima sampai tiga puluh kilogram urea,
kalau yang kedua ini, saya biasa menggunakan ponska, ponska
itu pupuk berimbang, butiran merahnya lebih besar, kalau tidak
salah isinya mpk, kemudian ditambah sedikit za, biasanya za,
kalau cuma za dan ponska biasanya perbandingannya dua puluh
lima banding sepuluh atau dua puluh lima banding lima belas,
kalau tidak itu biasanya saya juga menggunakan lima kilogram
ponska, lima belas kilogram urea, lima kilogram za,
pemupukan keduan ini dilakukan ketika umur dua puluh lima
sampai tiga puluh hari.
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber 2,
diketahui bahwa pemupukan biasanya dilakukan sebanyak dua
kali, namun hal ini tergantung juga dari kondisi dan cuaca, kalau
musim kemarau atau jarang hujan, dilakukan sebanyak tiga kali
pemupukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Pemupukan pertama dilakukan ketika padi berumur
tujuh hari sampai dengan sepuluh hari ,menggunakan pupuk
urea, pemupukan kedua, ketika padi berumur dua puluh lima
hari sampai dengan tiga puluh hari, menggunakan dua puluh
lima kilogram sampai tiga puluh kilogram pupuk urea atau
menggunakan pupuk ponska dan ZA, dengan perbandingan dua
puluh lima banding lima belas, pemupukan yang ketiga ketika
padi berumur tiga puluh lima hari sampai dengan empat puluh
hari, menggunakan ZA sebanyak dua puluh kilogram.
Tabel 4. 26 Pertanyaan dan Jawaban S3 Mengenai Pupuk P Bagaimana pemupukan dilakukan?
S3
Di semprot organik terus, untuk takarannya sama, satu tangki
enam belas liter dikasih enam tutup botol kemasan satu literan
organik cair, jadi setelah umur satu bulan, itu biasanya ada
timbul lagi rumput-rumput, nanti disiangi lagi, terus nanti kalau
sekiranya perkembangannya kurang bagus, ditambah pupuk
kimia, tapi ukurannya tidak seberapa, untuk ukuran setengah
gelebak itu, biasanya saya kasih sepuluh kilogram za, ditambah
lima kilogram npk tabur
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber 3,
diketahui bahwa Pemupukan dilakukan setiap satu minggu,
menggunakan pupuk organik cair, takarannya untuk satu tangki
enam belas liter, diberikan pupuk cair sebanyak enam tutup
botol, namun jika perkembangannya dirasa kurang baik,
pemupukan dicampur dengan pupuk kimia, takarannya untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
setengah gelebak pupuk ZA sepuluh kilogram dan pupuk NPK
lima kilogram.
Dari penjelasan ketiga naramsumber, dapat ditunjukan
bahwa terdapat aktivitas counting yang kedua yang dilakukan
oleh masyarakat dalam aktivitas pertanian di Kecamatan
Prambanan yaitu pada proses pemupukan padi.
3) Jumlah pengeluaran
Tabel 4. 27 Pertanyaan dan Jawaban S1 Mengenai Biaya
P Berapa biaya yang dikeluarkan dalam proses penanaman padi
ini?
S1
Jika membayar buruh, yang pertama untuk membuat dan
memperbaiki pematang sawah itu seratus ribu rupiah, kedua
untuk membajak sawah itu seratus lima puluh ribu rupiah, lalu
untuk biaya penanaman padi seratus lima puluh ribu rupiah,
menyemprotkan pupuk kimia itu seratus ribu rupiah,
membersihkan rumput itu seratus ribu rupiah.
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber 1,
diketahui bahwa biaya yang dikeluarkan untuk membayar buruh
dalam proses penanaman padi yaitu, pertama pada proses
membuat dan memperbaiki pematang sawah sebesar
Rp100.000,00, kedua untuk membajak sawah, harus membayar
sebesar Rp150.000,00, ketiga unutk biaya penanaman padi,
harus membayar sebesar Rp150.000,00, keempat untuk biaya
penyemprotan pupuk kimia sebesar Rp100.000,00, yang terakhir
untuk membersihkan rumput di lahan sawah, membayar sebesar
Rp100.000,00.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Ini adalah biaya dari masing-masing kegiatan yang
dilakukan oleh buruh, namun biasanya pemilik sawah tidak
menyuruh buruh tani untuk melakukan semua hal tersebut,
karena ada beberapa kegiatan yang masih bisa dilakukan oleh
pemilik lahan sawah.
Tabel 4. 28 Pertanyaan dan Jawaban S2 Mengenai Biaya
P Berapa biaya yang dikeluarkan dalam proses penanaman padi
ini?
S2
Setelah padi siap dipanen, kita menyuruh orang untuk panen,
biasanya bagi hasil, paling sering satu banding enam, misalnya
dapat tujuh bagian, enam untuk pemilik sawah, satu untuk
mereka yang panen, tujuh itu bisa tujuh bakul, tujuh sak. Kalau
pake mesin treaser, mesin perontok padi, itu satu banding
delapan, jadi kalau dapet sembilan sak, kita delapan mereka
satu.
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber 2,
diketahui bahwa Sistem pembayaran jika menyuruh orang untuk
mengurusi panen, ada yang bayar langsung dan ada yang bagi
hasil, untuk bayar langsung biasanya Rp300.000,00 sampai
dengan Rp400.000,00. Sedangkan untuk sistem bagi hasil, ada
yang menggunakan perbandingan satu banding enam, ada yang
menggunakan perbandingan satu banding delapan. Namun dapat
terjadi perbahan kesepakatan jika pemilik sawah tidak
menyediakan mesin, yaitu perbandingannya satu banding enam,
tetapi jika pemilik sawah menyediakan mesin, maka
perbandingannya satu banding delapan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Berdasarkan penjelasan dari kedua narasumber
tersebut, dapat disimpulkan terdapat aktivitas counting yang
ketiga pada aktivitas pertanian di Kecamatan Prambanan yaitu
pada biaya yang dikeluarkan dalam proses cocok tanam padi
dalam satu kali proses tanam.
e) Aspek Explaining
1) Makna dari tradisi pertanian
Tabel 4. 29 Pertanyaan dan Jawaban S1 Mengenai Makna P Untuk apa tradisi-tradisi pertanian ini dilakukan?
S1
Kalau wiwit itu artinya ucapan syukur yang dilakukan sebelum
memulai panen padi, ucapan syukur itu ditujukan kepada mbok
Sri, mbok Sri itu penguasa panen padi, yang menguasai sawah,
mbok Sri itu seperti bumi, ucapan syukur kepada bumi. Rasulan
itu ucapan syukur penduduk atas hasil panen. Kalau wiwit tadi,
lebih mengarah ke ucapan terima kasih mengajak mbok Sri
untuk pulang ke rumah, mbok Sri diwujudkan sebagai padi.
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber 1,
diketahui bahwa makna dari tradisi wiwit adalah sebagai ucapan
syukur kepada Tuhan atas kekayaan bumi atau kesuburan lahan,
yang pada jaman dulu disimbolkan sebagai dewi kesuburan atau
Dewi Sri dengan mengajak Dewi Sri yang diwujudkan dalam
padi yang dipetk ketika upacara atau ritual, yang setelah itu
dibawa pulang ke rumah untuk disimpan atau digantung.
Kemudian untuk tradisis rasulan, sama seperti tradisi wiwit,
yaitu mempunyai makna sebagai ucapan terimakasih kepada
Tuhan atas hasil panen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Tabel 4. 30 Pertanyaan dan Jawaban S2 Mengenai Makna P Untuk apa tradisi-tradisi pertanian ini dilakukan?
S2
Berhubungan dengan dewi sri, dewi kesuburan, labuh itu pada
saat orang habis tanam padi, nanti membakar kemenyan
disawah, doanya memohon kesuburan dan hasil panen yang
baik. kalau rasulan itu, itu berkaitan dengan habis panen, jadi
maknanya paling sederhana saja itu sebagai ucapan syukur atas
hasil panen yang diberikan, meskipun sering kali hasilnya tidak
baik tetap dilaksanakan, ya sambil berdoa mudah-mudahan
panen berikutnya diberikan hasil yang baik, bersih dusun itu
wujud syukur saja kepada Tuhan, atas hasil yang telah
diberikan
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber 2,
diketahui bahwa tradisi labuh mempunyai makna, yaitu
memohon kesuburan agar nantinya mendapat hasil panen yang
baik. Kemudian untuk tradisi rasulan, mempunyai makna yaitu,
sebagai ucapan syukur dan terimaksh atas hasil panen yang
diberikan, walaupun misalkan pada saat itu hasilnya kurang
baik, tradisi ini tetap dilakukan dengan harapan panen
berikutnya diberikan hasil yang baik. Pelaksanaan dari tradisi
rasulan ini disertai dengan kegiatan bersih-bersih desa, sebagai
wujud syukur kepada Tuhan atas hasil yang telah diberikan.
Tabel 4. 31 Pertanyaan dan Jawaban S3 Mengenai Makna P Untuk apa tradisi-tradisi pertanian ini dilakukan?
S3
Wiwitan untuk rasa syukur kepada sah yang sri, sah yang sri itu
dewi padi, biasanya untuk rasa syukur petani pada dewi sri
yang telah memberikan hasil yang melimpah. Kalau setelah
panen biasanya rasulan, rasulan itu kalau bahasa indonesianya
merti dusun, ini dilakukan skala besar, biasanya satu kampung,
maknanya rasa syukur atas rezeki panen yang melimpah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber 3,
diketahui bahwa tradisi wiwitan mempunyai makna sebagai rasa
syukur kepada dewi padi yaitu Dewi Sri, yang telah memberikan
hasil yang melimpah. Kemudian untuk tradisi rasulan atau merti
dusun atau bersih desa, memupunyai makna sebagai rasa sykur
atas rezeki panen yang melimpah.
Dari penjalasan ketiga narasumber tersebut, dapat
simpulkan bahwa terdapat aktivitas explaining pada aktivitas
pertanian di Kecamatan Prambanan yaitu pada makna dalam
setiap tradisi pertanian yang dilaksanakan.
f) Aspek Playing
1) Penjadwalan pengairan
Tabel 4. 32 Pertanyaan dan Jawaban S1 Mengenai Pengairan P Bagaimana proses pengairan dilakukan?
S1
Untuk pengairan dilakukan sekitar seminggu sekali, tergantung
dari kondisi cuacanya, yang penting air di sawah jangan sampai
kering, karena nanti tumbuh rumput. Pengairan ini diberikan
jatah seminggu sekali dan dilakukan secara bergantian agar
semua petani mendapatkan air. Biasanya kalau saya mengairi
lahan kamis malam, karena kalau dilakukan pada pagi hari
harus ganti-gantian.
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber 1,
diketahui bahwa untuk mengairi lahan sawah terdapat
kesepakatan antara petani, yaitu kesempatan mengairi lahan
sawahnya sebanyak satu kali dalam seminggu, hal ini dilakukan
karena stok air pada musim kemarau pas-pasan, sehingga agar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
semua petani mendapat kesempatan yang sama untuk mengairi
lahan sawahnya.
Tabel 4. 33 Pertanyaan dan Jawaban S2 Mengenai Pengairan P Bagaimana proses pengairan dilakukan?
S2
pengairannya umur pertama sampai hari ketujuh, irigasi air
agak banyak, karena untuk menanggulangi rumput agar tidak
tumbuh, tantanganya dengan air seperti ini, keong nanti gerak,
keongnya banyak, nah akhirnya istilah orang jawa kita buat
nyewek-nyewek atau kita buat becek gapapa, kemudian di lima
belas hari pengairanya agak diperbanyak, supaya air
mengenang, karena mau diosrok, ketika rumput-rumput yang
sudah terangkat setelah diosrok tadi, busuk disitu, kalau tidak
ada air nanti tumbuh lagi. Kemudian setelah itu pengairannya
tidak usah terlalu banyak, kalau lagi posisi kering kita airi lagi
gapapa, tidak harus air menggenang itu tidak.
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber 2,
diketahui bahwa pengairan lahan sawah dilakukan seminggu
sekali, dengan mengatur agar tidak terlalu banyak dan tidak
terlalu kering, karena berhubungan dengan hama rumput dan
hama keong.
Tabel 4. 34 Pertanyaan dan Jawaban S3 Mengenai Pengairan P Bagaimana proses pengairan dilakukan?
S3 Penyiraman biasanya dilakukan seminggu sekali, pake
pengairan, pakai irigasi
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber 3,
diketahui bahwa pengairan lahan sawahnya dilakukan seminggu
sekali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Dari penjelasan ketiga narasumber tersebut, dapat
disimpulkan bahwa terdapat aktivitas playing yang pertama pada
aktivitas pertanian di Kecamatan Prambanan yaitu dalam
mengatur pengairan lahan sawahnya.
2) Menentukan jeda bersamaan
Tabel 4. 35 Pertanyaan dan Jawaban S1 Mengena Masai Jeda P Berapa lama jeda setelah panen untuk tanam padi lagi?
S1
Kalau jedanya satu bulan, dan biasanya untuk penanamnya juga
dilakukan serampak, dimana yang menanam awal dan
menanam akhir dalam satu kelompok, jangan lebih dari satu
minggu, karena biasanya hama akan menyerang lahan yang
paling akhir ditanami padi. Jeda waktu tanam satu bulan ini
karena kebiasanya orang desa kalau habis panen kan jemur,
habis itu mengolah atau membersihkan, terus mengangkut
pupuk kandangnya, jadi dia membutuhkan waktu itu, jadi
nunggu itu juga.
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber 1,
diketahui bahwa biasanya waktu jeda dan waktu penanaman
padi dilakukan serempak. Hal ini dilakukan karena berkaitan
dengan serangan hama, jadi ketika melakukan tanam padi dalam
satu kelompok, minimal beda waktunya adalah satu minggu, dan
untuk jeda penanaman yang dilakukan biasanya satu bulan.
Tabel 4. 36 Pertanyaan dan Jawaban S2 Mengenai Masa Jeda P Berapa lama jeda setelah panen untuk tanam padi lagi?
S2
Dua puluh sampai tiga puluh hari itu saja jedanya, kecuali kalau
ada kesepakatan, tapi biasanya juga satu bulan disuruh berenti
jeda. Ya iya, karena berkaitan dengan hama, kalau yang sini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
panen, sana tanam, sana enggak, nanti hama cuma pindah-
pindah, kalau sekaligus bareng kan hama bisa pergi, jadi satu
bulag namanya, satu bulag itu satu kelompok tanah petani,
harus bersamaan dalam mengistirahatkan tanah atau pola
tanamnya harus bareng-bareng.
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber 2,
diketahui bahwa jeda penanaman padi biasanya dilakukan
selama dua puluh hari sampai dengan tiga puluh hari, namun
jika ada kesepakatan khusus pada waktu tertentu dapat
dilakukan sesuai dengan kesepakatan bersama. Hal ini dilakukan
karena berkaitan dengan hama, jika masing-masing melakukan
tanam padi dan jeda sendiri-sendiri maka hamanya akan
berpindah-pindah.
Tabel 4. 37 Pertanyaan dan Jawaban S3 Mengenai Masa Jeda P Berapa lama jeda setelah panen untuk tanam padi lagi?
S3
Biasanya kalau tanam padi diselingi satu bulan, biasanya untuk
istirahat tanah, terus setelah instirahat sambil menunggu benih
yang akan ditanam, biasanya persiapan lahan, berarti kalau
setahun ditanami padi tiga kali, untuk istirahatnya saja sudah
tiga bulan, jadi setelah padi istirahat sebulan, terus nanti padi
lagi
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber 3,
diketahui bahwa dalam proses cocok tanam padi biasanya dijeda
atau diselingi waktu satu bulan. Hal ini dilakukan untuk
mengistirahatkan tanah, sambil menunggu benih yang akan
ditanam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Dari penjelasan ketiga narasumber tersebut, dapat
disimpulkan bahwa terdapat aktivitas playing kedua dalam
aktivitas pertanian di Kecamatan Prambanan yaitu pada
penentuan masa tanam padi serta masa jeda atau pengistirahatan
tanah.
C. Rangkuman Hasil Analisis
Rangkuman hasil analisis pada penelitian ini menunjukan bahwa:
1. Sejarah Pertanian Prambanan
a) Peralihan Komoditas Tembakau
Wilayah Prambanan memiliki karakteristik lahan kering,
oleh karena itu sejak jaman penjajahan belanda diutamakan
komoditas perkebunan tembakau. Namun sejak tahun 2015, petani
tembakau mengalami kerugian karena hasil panen yang kurang baik.
Oleh karena itu sebagian besar petani di Kecamatan Prambanan,
beralih untuk menanam padi atau sayur-sayuran.
2. Kebudayaan Pertanian Prambanan
a) Pranata Mangsa
Pranata mangsa merupakan sebuah kearifan lokal
masyarakat jawa, dimana kearifan lokal ini berupa sistem
penanggalan atau perhitungan tanggal. Sistem penanggalan pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
pranata mangsa ini yang memberikan informasi atau petunjuk terkait
kondisi alam serta perubahan musim pada setiap siklusnya.
Pada jaman sekarang ini, penerapan pranata mangsa sebagai
pedoman bagi petani untuk menjalankan aktivitas pertaniannya
sudah mulai ditinggalkan. Munculnya varietas-varietas baru, menjadi
pilihan petani dalam menghadapi permasalahan ketergantungan
kondisi musim.
Namun sebagai acuan terkait perhitungan masa-masa
peralihan musim, masih digunakan oleh sebagian petani. Hal ini
dikarenakan, esensi atau nilai yang ditanamkan dari kearifan lokal
pranata mangsa ini adalah sikap kehati-hatian masyarakat jawa
supaya bersikap secara cermat dalam menghadapi perubahan dan
tantangan kedepan.
b) Tradisi Labuh
Labuh merupakan suatu tradisi yang dilaksanakan ketika
memulai aktivitas pertanian. Aktivitas yang dimaksud adalah ketika
petani sudah mempersiapkan lahan sawahnya, kemudian menanam
benih padi yang sudah di semaikan. Maksud dari pelaksanaan tradisi
ini adalah supaya mengawali bercocok tanam itu menjadi berkah,
dengan mengucapkan permohonan untuk kesuburan dan hasil panen
yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Pelaksanaan labuh ini dimulai dengan mempersiapkan
sesaji, yang berisi ada tumpeng, ayam, buah-buahan, lalu sesaji ini
dibawa ke sawah, setelah didoakan, kemudian dibagikan kepada
yang datang.
c) Tradisi Wiwit
Wiwit atau wiwitan merupakan suatu tradisi pertanian yang
dilaksanakan ketika menjelang masa panen. Maksud dari
pelaksanaan tradisi wiwit ini adalah mengucapkan rasa syukur,
selalu mendekatkan diri dengan Allah.
Pelaksanaan wiwit ini dimulai dengan mempersiapkan
sesaji, yang berisi nasi liwet, kembang setaman, bakar kemenyan,
tukon pasar, kembar mayang, tebu ulung, semak-semak sawah atau
daun-daunan, daun turi, daun dadap serep, telur ayam kampung,
setelah semua komplit, kemudian sesaji dibawa kesawah. Kemudian
mengambil beberapa batang padi yang akan dipanen, lalu sesaji dan
batang padi tersebut didoakan, kemudian dibagikan ke peserta yang
mengikuti atau dibagikan ke tetangga, untuk batang padi yang telah
didoakan, disimpan atau digantung di rumah.
d) Rasulan / Merti Dusun
Rasulan atau merti dusun dilakukan setelah masa panen,
ketika panen pertama setiap tahun. Rasulan ini dilakukan pada skala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
besar, biasanya satu kampung, dilaksanakan sebagai ucapan syukur
atas hasil panen yang diberikan, meskipun sering kali hasil panennya
tidak baik, namun tetap dilaksanakan, sambil berdia mudah-mudahan
panen berikutnya diberi hasil yang baik
Pelaksanaan rasulan ini dimulai dengan menyiapkan nasi
putih, lauk-pauk, tukon pasar atau jajan pasar atau buah-buahan,
setelah semua komplit, dibawa ke rumah tokoh dusun atau yang
dituakan, lalu didoakan, kemudian dibagikan keseluruh yang hadir.
3. Aktivitas Fundamental Matematis
a) Aspek Designing
• Pola Tanam
Aktivitas designing yang pertama terdapat pada pola
tanam padi, kebanyakan petani di Kecamatan Prambanan
menerapkan pola tanam jajar legowo, dengan tipe empat
banding satu atau tipe delapan banding satu. Penerapan dari pola
tanam ini adalah dengan memberi jeda atau barisan kosong,
pada setiap penanaman empat atau delapan barisan padi.
• Pemasangan Wearing
Aktivitas designing berikutnya terdapat pada cara
pemasangan wearing untuk mencegah hama burung. Langkah
pertama dalam pemasangan wearing ini, dengan menancapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
kayu pada empat titik sudut, tergantung dari lebar wearing dan
panjang lahan sawah, lalu tancapkan kayu tambahan pada kedua
sisi panjang, dengan jarak setiap lima meter, kemudian ikatkan
wearing pada setiap kayu, dengan tinggi lima centimeter diatas
padi.
b) Aspek Locating
• Penempatan Persemaian Benih
Aktivitas locating terdapat pada penempatan
persemaian benih padi. Pada persiapan penanaman padi, petani
membagi lahan sawahnya menjadi dua, sebagian untuk
persemaian benih padi dan sebagian lagi dibajak untuk
penanaman padi. Dalam menentukan lahan untuk persemaian
benih padi, petani menempatkannya berdasarkan lahan pertama
yang terkena air atau lahan yang terdekat dari jalur pengairan
lahan.
c) Aspek Measuring
• Menentukan luas lahan sawah
Aktivitas measuring yang pertama terdapat pada
penentuan luas lahan sawah. Rata-rata petani di Kecamatan
Prambanan memiliki luas lahan sawah sebesar setengah blabak,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
dimana jika dikonversi sama dengan 1250 meter persegi atau
seperdelapan hektar.
• Menentukan Jarak Tanam Padi
Aktivitas measuring yang kedua terdapat pada saat
penanaman padi. Pada tahap ini petani menggarisi lahan sawah
untuk menentukan posisi barisan penanaman padi, dengan
menggunakan pola tanam jajar legowo tipe empat banding satu,
ukuran yang digunakan dalam menggarisi lahannya adalah
sebesar dua puluh centimeter. Namun terdapat tiga ukuran jarak
padi yang menjadi standart ukuran pada petani di kalangan
masyarakat Kecamatan Prambanan, yaitu berjarak lima belas
centimeter, dua puluh centimeter, dan dua puluh lima
centimeter, jarak ini ditentukan sesuai dengan jenis padi yang
ditanam, namun untuk petani prambanan jarak tanam padi yang
paling umum diterapkan adalah dua puluh centimeter.
d) Aspek Counting
• Menentukan jumlah bibit
Aktivitas counting yang pertama terdapat pada
penentuan jumlah bibit yang dibutuhkah untuk penanaman padi.
Berdasarkan luas lahan sawah, banyaknya lajur, serta jarak
tanam antar padi, petani dapat menentukan jumlah bibit yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
dibutuhkan. Pada petani di kalangan masyarakat Kecamatan
Prambanan ini, dengan rata-rata luas lahan sawahnya setugel
blabak, menerapkan pola empat lajur, dan jarak tanam dua puluh
centimeter, membutuhkan benih sebanyak dua setengah
kilogram.
• Menentukan jumlah pupuk
Aktivitas counting yang kedua terdapat pada penentuan
jumlah pupuk yang dibutuhkan dalam satu kali penyemprotam,
meskipun setiap petani melakukan banyaknya penyemprotan
yang berbeda beda, namun untuk perbandingan pupuk ZA dan
pupuk NPK, memiliki standart yang sama yaitu dua puluh lima
banding lima belas atau lima banding tiga, sehingga jika
menggunakan lima belas kilogram pupuk ZA, digunakan juga
sembilan kilogram pupuk NPK.
• Menentukan biaya pengeluaran
Aktivitas counting yang berikutnya terdapat pada
perhitungan biaya menyuruh orang untuk mengurus lahan
sawah, biayannya sebagai berikut, Mopok (membuat pematang
sawah) Rp100.000,00, membajak sawah Rp150.000,00,
menyemprotkan pupuk kimia Rp100.000,00, menyiangi rumput
Rp100.000,00.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Adapun pembayaran buruh dengan cara lainnya yaitu
dengan sistem bagi hasil, biasanya petani dikalangan masyarakat
Kecamatan Prambanan menerapkan perbandingan satu banding
enam.
e) Aspek Explaining
• Makna Tradisi dalam Pertanian
Dalam bidang pertanian, masyarakat jawa mengenal
dan melaksanakan beberapa tradisi, yaitu labuh, wiwit, dan
rasulan. Tradisi-tradisi ini memiliki makna pengorbanan dan
rasa syukur, labuh mengajarkan bahwa kalau mau menghasilkan
sesuatu harus berjuang, misal bekerja menghamburkan tanah
agar tanah tetap subur, kemudian wiwit dan rasul mengajarkan
untuk selalu mendekatkan diri kepada yang maha kuasa.
f) Aspek Playing
• Menentukan Penjadwalan Pengairan
Aktivitas playing yang pertama terdapat pada
penentuan jadwal pengairan lahan sawah. Daerah prambanan
memiliki karakteristik lahan kering, sehingga ketersedian air
cukup terbatas. Hal ini diatasi para petani dengan membuat
kesepakatan, yaitu kesempatan untuk mengairi lahan sawahnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
setiap seminggu sekali. Oleh karena itu setiap petani memiliki
cara sendiri untuk menjadwalkan pengairan sawahnya.
• Menentukan Masa Tanam dan Jeda
Aktivitas playing berikutnya terdapat pada pengaturan
waktu tanam padi dan jeda tanam. Salah satu permasalahan
dalam bidang pertanian adalah serangan hama serangga, cara
yang efektif untuk mengatasi hal ini adalah dengan mengatur
waktu tanam padi.
Ketika jeda, hama padi akan menghilang, jadi dalam
menenentukan masa jeda ini harus disepakati oleh setiap petani
yang mempunyai lahan di daerah yang sama, jika tidak hama
serangga ini hanya akan berpindah-pindah lahan.
4. Pemetaan Materi Matematika tingkat SMP
Kelas VII
Tabel 4. 38 Pemetaan Materi Kelas VII
Kompetensi Dasar Aktivitas Pertanian di Kecamatan
Prambanan
4.1 Menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan urutan beberapa
bilangan bulat dan pecahan (biasa,
campuran, desimal, persen)
Menentukan luas sawah
Seorang petani memiliki 3 lahan sawah,
dengan luas yang berbeda-beda, yaitu 2
blabak, 5
3 blabak, dan 1
3
5 blabak. Dapat
diketahui jumlah luas lahan sawah petani
tersebut. Kemudian jika petani tersebut
akan memberikan ketiga lahan sawah
tersebut kepada anaknya sesuai dengan
ketentuan anak yang paling tua mendapat
lahan yang luasnya paling besar
4.2 Menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan operasi hitung
bilangan bulat dan pecahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
4.3 Menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan bilangan dalam
bentuk bilangan berpangkat bulat
positif dan negatif
Menentukan luas lahan
Rata-rata luas lahan sawah petani adalah
setengah blabak atau 1250 𝑚2atau dalam
bentuk bilangan berpangkat adalah
53 × 10 𝑚2
4.4 Menyelesaikan masalah
kontekstual yang berkaitan dengan
himpunan, himpunan bagian,
himpunan semesta, himpunan
kosong, komplemen himpunan
dan operasi biner pada himpunan
Menentukan kebutuhan pertanian
Dalam aktivitas pertanian terdapat
kebutuhan. Kebutuhan ini dapat
dikelompokan seperti macam-macam
benih, yang berisi rojo lele, mentik, c4,
dan sebagainya, kemudian macam-macam
pupuk, yang berisi ZA, NPK, urea, dan
sebagainya.
4.5 Menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan bentuk aljabar
dan operasi pada bentuk aljabar
Menentukan jumlah pupuk
Dalam satu kali proses tanam padi
memerlukan 15 kg pupuk NPK sebanyak
3 kali, jika seorang petani memiliki sisa
pupuk NPK sebanyak 10 kg, maka petani
tersebut perlu menambah persedian
pupuknya untuk satu kali proses tanam
padi.
4.6 Menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan persamaan dan
pertidaksamaan linear satu
variabel
4.7 Menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan persamaan dan
pertidaksamaan rasio dua besaran
Membasmi hama rumput
Seorang petani mempekerjakan 2 buruh
tani untuk membajak lahan sawahnya,
dengan 2 buruh tersebut dapat
diselesaikan dengan waktu 2 hari. Akan
berbeda waktu penyelesaiannya, jika
mempekerjakan 1 buruh atau 4 buruh.
4.8 Menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan perbandingan
senilai dan berbalik nilai
4.9 Menyelesaikan masalah berkaitan
dengan aritmetika sosial
(penjualan, pembelian, potongan,
keuntungan, kerugian, bunga
tunggal, persentase, bruto, neto,
tara)
Menentukan hasil panen
Dalam satu kali proses tanam padi
seorang petani mengeluarkan biaya
sebesar Rp.600.000,00, kemudian pada
saat panen, petani tersebut menghasilkan
beras sebanyak 200kg, dimana harga
penjualan beras Rp.8.000,00/kg.
4.10 Menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan hubungan antar
sudut sebagai akibat dari dua garis
sejajar yang dipotong oleh garis
transversal
Penerapan pola tanam jajar legowo
Setelah pembajakan sawah dilakukan,
petani menggarisi lahan sawahnya seperti
papan catur, menggunakan alat dari kayu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
4.11 Menyelesaikan masalah
kontekstual yang berkaitan dengan
luas dan keliling segiempat
(persegi, persegi panjang, belah
ketupat, jajargenjang, trapesium,
dan layang- layang) dan segitiga
Pemasangan wearing
Seorang petani memiliki lahan sawah
berbentuk persegi panjang dengan lebar
10 meter dan panjang 100 meter,
kemudian dalam pemasangan wearing
diperlukan menancapkan bambu pada
sekeliling lahan sawah, setiap berjarak 5
meter.
4.12 Menyajikan dan menafsirkan data
dalam bentuk tabel, diagram garis,
diagram batang, dan diagram
lingkaran
Menentukan hasil panen
Seorang petani mencatat setiap hasil
panennya selama 5 kali panen terakhir,
dari data kelima hasil panen tersebut dapat
disajikan
Kelas VIII
Tabel 4. 39 Pemetaan Materi Kelas VIII Kompetensi Dasar Aktivitas Pertanian
4.1 Menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan pola pada
barisan bilangan dan barisan
konfigurasi objek
Penerapan pola jajar legowo 1 banding 4
Konsep dari penerapan pola tanam jajar
legowo adalah memberikan jeda 1 baris,
setelah penanaman 4 baris padi, misalkan
jarak setiap baris adalah 20cm, maka
dapat diketahui berapa baris padi yang
ditanam petani jika lebar lahan sawahnya
adalah 10 meter
4.2 Menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan kedudukan titik
dalam bidang koordinat Kartesius
Menentukan letak lahan sawah
Pada Desa Majasem, terdapat lahan sawah
yang dipetakan menjadi 3 baris dan 10
kolom, seorang petani memiliki 1 petak
lahan sawah yang berada pada baris kedua
kolom ketiga
4.3 Menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan relasi dan fungsi
dengan menggunakan berbagai
representasi
Menentukan jenis benih padi
Seorang petani menggunakan benih padi
sesuai dengan musim yang berlangsung,
ketika musim hujan benih yang dapat
digunakan adalah C4, ciherang, dan
cigelis, sedangkan pada musim kemarau
dapat menggunakan rojo lele dan mentik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
4.4 Menyelesaikan masalah
kontekstual yang berkaitan dengan
fungsi linear sebagai persamaan
garis lurus
-
4.5 Menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan sistem
persamaan linear dua variabel
Menentukan biaya pengeluaran
Harga yang dikeluarkan untuk membeli
20 kg pupuk ZA dan 15 kg pupuk NPK
adalah Rp.50.000,00 kemudian harga
untuk 25 kg gram pupuk ZA dan 10 kg
pupuk NPK adalah Rp.45.000,00.
Kemudian dapat diketahui harga dari
masing-masing pupuk tersebut
4.6 Menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan teorema
Pythagoras dan tripel Pythagoras
-
4.7 Menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan sudut pusat,
sudut keliling, panjang busur, dan
luas juring lingkaran, serta
hubungannya
-
4.8 Menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan garis singgung
persekutuan luar dan persekutuan
dalam dua lingkaran
-
4.9 Menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan luas permukaan
dan volume bangun ruang sisi
datar (kubus, balok, prima dan
limas), serta gabungannya
-
4.10 Menyajikan dan menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan
distribusi data, nilai rata-rata,
median, modus, dan sebaran data
untuk mengambil kesimpulan,
membuat keputusan, dan membuat
prediksi
Menentukan hasil panen
Dari hasil panen 20 petani di Desa
Majasem, dapat diketahui rata-rata
keuntungan, median, modus, dan sebaran
data tersebut
4.11 Menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan peluang empirik
dan teoretik suatu kejadian dari
suatu percobaan
Menentukan hasil panen
Dari 5 kali penanaman palawija sebagai
rotasi penanaman padi setiap 2 tahun
sekali, dapat ditunjukan bahwa terjadi 4
kali gagal panen dan hanya satu kali
berhasil panen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Kelas IX
Tabel 4. 40 Pemetaan Materi Kelas IX Kompetensi Dasar Aktivitas Pertanian
4.1 Menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan sifat-sifat operasi
bilangan berpangkat bulat dan
bentuk akar
-
4.2 Menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan persamaan
kuadrat
-
4.3 Menyajikan fungsi kuadrat
menggunakan tabel, persamaan,
dan grafik
-
4.4 Menyajikan dan menyelesaikan
masalah kontekstual dengan
menggunakan sifat-sifat fungsi
kuadrat
-
4.5 Menyelesaikan masalah
kontekstual yang berkaitan dengan
transformasi geometri (refleksi,
translasi, rotasi, dan dilatasi)
Penerapan pola tanam jajar legowo
Pada saat menggarisi lahan sawah,
pertama dilakukan secara vertikal,
kemudian dilakukan lagi secara vertikal
dengan bergeser sepanjang lebar lahan
sawah, kemudian dilakukan secara
horizontal. Ukuran anatar garis pun dapat
diatar 20cm, 25cm, atau 30cm.
4.6 Menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan kesebangunan
dan kekongruenan antar bangun
datar
Membuat galungan (jalur lewat)
Jarak antar galungan biasanya 10 meter
dan dimanfaatkan juga menjadi pembatas
lahan sawah. Galungan ini yang membuat
barisan lahan sawah menjadi terlihat
sebangun atau kongruen
4.7 Menyelesaikan masalah
kontekstual yang berkaitan dengan
luas permukaan dan volume
bangun ruang sisi lengkung
(tabung, kerucut, dan bola), serta
gabungan beberapa bangun ruang
sisi lengkung
Fermentasi pupuk organik
Fermentasi pupuk oragnik biasanya
menggunakan ember atau drum yang
berbentuk tabung, ukuran dari tabung
tersebut berdiameter 50 cm dan tinggi 70
cm. dapat diketahui jumlah fermentasi
pupuk yang dapat ditampung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
D. Keterbatasan Penelitian
Pada penelitian aktivitas pertanian di Kecamatan Prambanan ini,
difokuskan pada proses bercocok tanam padi, dengan menggunakan jenis atau
varietas padi, dan pola tanam yang paling umum digunakan oleh petani di
Kecamatan Prambanan.
Pada aspek sejarah, informasi tentang sejarah pertanian di
Kecamatan Prambanan cukup terbatas, hal ini dikarenakan informasi terkait
sejarah pertanian bersifat umum, yaitu dalam ruang lingkup pertanian jawa.
Aspek matematis dibatasi pada proses bercocok tanam padi, mulai dari
persiapan lahan sawah, hingga pengolahan hasil panen padi menjadi beras.
Hasil penelitian ini belum dapat diterapkan secara langsung dalam proses
pembelajaran matematika tingkat SMP, untuk menerapkannya diperlukan
penelitian lebih lanjut. Penelitian yang dimaksud adalah dengan menguji coba
dalam proses pembelajaran matematika di kelas secara kontekstual.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan
pada penelitian aktivitas pertanian di Kecamatan Prambanan, dapat
disimpulkan bahwa:
1. Sejarah dan Perkembangan Pertanian di Kecamatan Prambanan
a) Peralihan dari penanaman komoditas tembakau menjadi sayur-
sayuran atau komoditas lainnya.
b) Perkembangan ritual dalam tradisi pertanian, dari berdoa kepada
Dewi Sri menjadi sesuai dengan kepercayaan agama.
2. Kebudayaan, penggunaan paham-paham tradisional dan perhitungan-
perhitungan tradisional pada aktivitas pertanian di Kecamatan Prambanan
a) Kearifan lokal Pranata Mangsa.
b) Tradisi Labuh, Wiwit, dan Rasulan.
3. Aktivitas fundamental matematis yang terdapat pada aktivitas pertanian
di Kecamatan Prambanan
a) Aktivitas Designing, pada penerapan sistem tanam jajar legowo dan
pemasangan wearing untuk mengatasi hama burung.
b) Aktivitas Locating, pada penempatan lokasi persemaian benih.
c) Aktivitas Measuring, pada penentuan luas lahan sawah dan
penentuan jarak tanam antar padi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
d) Aktivitas Counting, pada penentuan jumlah bibit, penentuan jumlah
pupuk, dan perhitungan biaya pengeluaran.
e) Aktivitas Explaining, pada makna dari pelaksanaan tradisi labuh,
wiwit, dan rasulan.
f) Aktivitas Playing, pada aturan kesempatan pengairan dan
kesepakatan jeda tanam.
4. Pemetaan aspek-aspek matematis pada aktivitas pertanian di Kecamatan
Prambanan dalam pembelajaran matematika di SMP
a) Kelas VII, aspek-aspek matematis dapat diterapkan pada semua
Kompetensi Dasar, dimana terdapat 12 KD.
b) Kelas VIII, aspek-aspek matematis dapat diterapkan pada enam
Kompetensi Dasar, dari 11 KD yang ada.
c) Kelas IX, aspek-aspek matematis dapat diterapkan pada tiga
Kompetensi Dasar, dari 7 KD yang ada.
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan pada penelitian ini, maka peneliti
dapat memberikan saran sebagai berikut:
1. Sebagai pelaksana dari suatu tradisi atau ritual kebudayaan yang ada,
sebaiknya perlu memahami makna dari pelaksanaan kebudayaan
tersebut, jangan hanya melaksankan kebudayaan sebagai kebiasaan atau
rutinitas saja. Hal ini penting karena, budaya merupakan proses belajar,
jadi kita perlu memperhatikan hakikat atau esensi dari nilai-nilai yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
ditanamkan pada suatu budaya. Oleh karena itu terjadinya pergeseran
atau perkembangan kebuadaayaan pada jaman sekarang ini, yang
disebabkan karena kebudayaan-kebudayaan dari luar, bukan berarti kita
meninggalkan jati diri budaya kita, tetapi berkembang dengan tetap
menerapkan esesni dari budaya yang diajarkan oleh nenek moyang.
2. Sebagai pendidik, sebaiknya mulai mencermati etnomatematika sebagai
referensi wajib dalam pengetahuan terkait proses pembelajaran.
Etnomatematika tidak hanya berfungsi sebagai jembatan antara
matematika formal dengan penerapan langsung matematika dalam
kehidupan, yang memudahkan peserta didik dalam memahami materi,
namun etnomatematika juga dapat berfungsi sebagai pendidikan karakter,
karena menghubungkan matematika dengan kebudayaan, dimana disetiap
kebudayaan terdapat nilai-nilai yang ditanamkan, sehingga peserta didik
dapat mengambil makna dari proses pembelajaran yang dilakukan.
3. Peneliti selanjutnya dapat menemukan narasumber lain, yang
menerapkan variasi sistem tanam serta yang menggunakan jenis-jenis
varietas pertanian yang bermacam-macam, karena pada aktivitas
pertanian, terdapat berbagai macam hal-hal teknis seperti sistem tanam
yang dilakukan berbeda oleh setiap petani, serta berbagai macam varietas
yang dapat ditanam. Hal ini memungkinkan untuk menggali aktivitas
fundamental matematis pada perbedaan berbagai teknis dan jenis
vaerietas tersebut secara lebih mendalam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
DAFTAR PUSTAKA
Achor, E. E., Imoko, B. I., & Uloko, E. S. (2009). Effect of mathematics teaching
approach and gender on students achievement in locus. Journal National
Association Science & Humanities Education Research. 4(8): 385-390.
Albanese, V. & Perales, F. J. (2015). Enculturation with Ethnomathematical
Microprojects: from Culture to Mathematics. Journal of Mathematics &
Culture. 9(1): 1-11.
Bishop, A. J. (1988). Mathematical Enculturation: a cultural perspective on
Mathematics Education. D. Reidel Publishing Company, Dordrecht,
Holland. https://www.csus.edu/indiv/o/oreyd/acp.htm_files/abishop.htm
Diakses pada tanggal 19 Februari 2019.
Dumadi, J. (2011). Mikul Dhuwur Mendhem Jero: Menyelami Falsafah dan
Kosmologi Jawa. Yogyakarta. Pura Pustaka.
Hardian, C. D. (2018). Etnomatematika, Analisis Pola dan Motif Batik
Berdasarkan Wallpaper Group serta Analisis Aktivitas Fundamental
Matematis Menurut Bishop pada Industri Batik di Desa Wijirejo,
Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
(Skripsi tidak diterbitkan). Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Kountur, R. (2003). Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta.
Penerbit PPM.
Krisnawati, Y. (2017). Kajian Etnomatematika terhadap Tradisi Pernikahan
Yogyakarta oleh Masyarakat di Kecamatan Minggir, Sleman, DIY, dalam
Pembelajaran Matematika di SMP. (Tesis tidak diterbitkan). Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta.
Liliweri, A. (2014). Pengantar Studi Kebudayaan. Bandung. Nusa Media.
Miles, M. B., Huberman, A. M., dan Saldana, J. (2014). Qualitative Data Analysis
(terjemahan). Jakarta. UI Press.
Minani, N. (2017). Penanggalan Jawa Pranata Mangsa Perspektif Ilmu
Klimatologi pada saat Tahun Terjadinya El Nino dan La Nina. (Skripsi
tidak diterbitkan). Universitas Islam Negeri Walisongo, Semarang.
Moleong, L. J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. PT Remaja
Rosdakarya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Ngiza, L. N. (2015). Identifikasi Aktivitas Etnomatematika Petani pada
Masyarakat Jawa di Desa Sukoreno. (Skripsi tidak diterbitkan).
Universitas Jember.
Pangaribuan, N. dkk. (2014). Pengantar Ilmu Pertanian. Universitas Terbuka,
Tangerang Selatan.
Permendikbud, No. 24 tahun 2016 Lampiran 15, tentang Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah.
Pusat Penilaian Pendidikan. --- . Laporan Hasil Ujian Nasional.
https://puspendik.kemdikbud.go.id/hasil-un/. Diakses pada tanggal 19
Februari 2019.
Rosa, M. & Orey, D. C. (2011). Ethnomathematics: the cultural aspects of
matematics. Revista Latinoamericana de Ethnomathemqatica. 4(2): 32-
54.
Sindhunata. (2011). Pranata Mangsa. Gramedia bekerja sama dengan Bentara
Jakarta. Budaya.
Spradley, J. P. (1997). Metode Etnografi. Yogyakarta. PT Tiara Wacana.
Suparno, P. (2001). Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta.
Penerbit Kanisius.
Suwardi, E. (2006). Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan: Ideologi,
Epistemologi, dan aplikasi. Yogyakarta. Pustaka Widyatama.
Suwarsono. 2015. PPT Etnomatematika (Ethnomathematics) Materi Kuliah S2
Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Lampiran 1: Surat Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Lampiran 2: Surat Keterangan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Lampiran 3: Surat permohonan Validasi Pedoman dan Instrumen Wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Lampiran 4: Pedoman dan Instrumen Wawancara
Pedoman Wawancara
Aspek Historis Pada Aktivitas Petani
No Indikator Nomor
Pertanyaan
1 Letak geografis Kecamatan Prambanan 1
2 Kondisi masyarakat Kecamatan Prambanan 2, 3
3 Sejarah Pertanian di Kecamatan Prambanan 4. 6
4 Perkembangan Pertanian di Kecamatan
Prambanan
5, 7
Pertanyaan Wawancara Aspek Historis Pada Aktivitas Petani
1. Bagaimana letak geografis Kecamatan Prambanan?
2. Bagaimana kondisi pendidikan dan ekonomi masyarakat Kecamatan
Prambanan?
3. Bagaimana kondisi sosial dan budaya masyarakat Kecamatan Prambanan?
4. Bagaimana sejarah pertanian di Kecamatan Prambanan?
5. Bagaimana perkembangan pertanian di Kecamatan Prambanan?
6. Bagaimana terbentuknya kelompok tani Kecamatan Prambanan?
7. Apakah terdapat perbedaan sistem pertanian pada jaman sekarang bila
dibandingkan jaman dulu?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Pedoman Wawancara
Aspek Filosofis Pada Aktivitas Petani
No Indikator Nomor
Pertanyaan
1 Budaya asli 1
2 Budaya yang berkaitan dengan bidang pertanian 2, 3
3 Budaya yang masih dilaksanakan 4
4 Penjelasan dari setiap budaya 5, 6, 7, 8, 9
5 Perkembangan budaya 10
Pertanyaan Wawancara Aspek Filosofis Pada Aktivitas Petani
1. Budaya apa saja yang terdapat di Kecamatan Prambanan?
2. Apakah Bapak/Ibu mengetahui tentang pranata mangsa?
3. Selain pranata mangsa, adakah budaya masyarakat Kecamatan Prambanan
lainnya yang berkaitan dalam bidang pertanian?
4. Budaya apa saja yang masih dilaksanakan di Kecamatan Prambanan?
5. Apa makna ritual/kepercayaan tersebut bagi masyarakat Kecamatan
Prambanan?
6. Bagaimana pelaksanaan ritual/kepercayaan masyarakat Kecamatan
Prambanan ?
7. Siapa saja yang ikut melaksanan upacara ritual/kepercayaan masyarakat
Kecamatan Prambanan?
8. Dimana ritual/kepercayaan masyarakat Kecamatan Prambanan
dilaksanakan?
9. Kapan ritual/kepercayaan masyarakat Kecamatan Prambanan tersebut
dilasanakan?
10. Apakah dapat terjadi perkembangan atau perubahan ritual/kepercayaan
dalam pelaksanaannya?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Pedoman Wawancara
Aspek Matematis Pada Aktivitas Petani
No Kegiatan petani Aktivitas
matematika Indikator
Pertanyaan
nomor
1 Penanaman
❖ Persiapan lahan
❖ Pembibitan
➢ Counting
➢ Designing
➢ Measuring
➢ Explaining
➢ Playing
➢ Measuring
❖ Menyatakan
sebutan luas
sawah
❖ Merancang bentuk
punthukan
❖ Memperkirakan
waktu yang
dibutuhkan
❖ Menjelaskan
makna punthukan
❖ Membuat
puntukan dengan
cara tertentu
❖ Memperkirakan
jumlah benih
➢ 1 dan 2
➢ 5
➢ 6
➢ 4
➢ 5
➢ 7 dan 8
2 Perawatan
❖ Pemupukan
❖ Pengairan
➢ Measuring
➢ Explaining
➢ Designing
➢ Measuring
❖ Memperkirakan
jumlah pupuk
❖ Menjelaskan
teknik pemupukan
❖ Membuat jalur
pengairan
❖ Menentukan
berapa kali
pengairan
➢ 10 dan
11
➢ 9
➢ 12
➢ 13
3 Pemanenan ➢ Counting
➢ Locating
➢ Measuring
➢ Explaining
❖ Memperkirakan
tanggal panen
❖ Menentukan
tempat
penjemuran gabah
❖ Mengetahui hasil
panen
❖ Menjelaskan
makna panen
➢ 15 dan
16
➢ 14
➢ 17 dan
18
➢ 17 dan
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Pertanyaan Wawancara Aspek Matematis Pada Aktivitas Petani
1. Berapa luas lahan sawah yang Bapak/Ibu miliki?
2. Apakah ada sebutan lain dalam menentukan luas sawah?
3. Langkah-langkah apa saja yang dilakukan pada proses bercocok tanam
padi?
4. Apakah ada filosofi atau makna pada setiap langkah tersebut?
5. Bagaimana cara Bapak/Ibu melakukan penyiapan lahan?
6. Berapa waktu yang diperlukan pada tahap ini?
7. Bagaimana cara Bapak/Ibu melakukan pembibitan?
8. Bagaimana cara menentukan banyaknya bibit yang dibutuhkan sesuai
dengan luas lahan sawah?
9. Bagaimana cara Bapak/Ibu melakukan pemberian pupuk?
10. Bagaimana cara menentukan banyaknya pupuk yang dibutuhkan sesuai
dengan luas lahan sawah?
11. Bagaimana cara menentukan berapa kali pemupukan harus dilakukan?
12. Bagaimana cara Bapak/Ibu melakukan pengairan?
13. Bagaimana cara menentukan berapa kali pengairan harus dilakukan?
14. Bagaimana cara Bapak/Ibu melakukan pemanenan?
15. Bagaimana cara menentukan waktu panen yang pas?
16. Adakah bulan-bulan tertentu yang biasanya menjadi saat panen?
17. Apakah dalam bercocok tanam padi selalu menguntungkan?
18. Bagaimana cara menentukan jumlah keuntungan/kerugian dari hasil
bercocok tanam padi ini?
19. Faktor apa saja yang mempengaruhi jumlah keuntungan/kerugian dari
hasil bercocok tanam padi ini?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Lampiran 5: Lembar Validasi Pedoman dan Instrumen Wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Lampiran 6: Profil Subjek Penelitian
1. Narasumber Ahli Pertama
Nama : Budi
Umur : -
Pekerjaan : Kepala UPT BP3K Wilayah VIII Prambanan
2. Narasumber Ahli Kedua
Nama : H.Y. Aji Wulantara, S.H, M.Hum
Umur : 55 tahun
Pekerjaan : Pembina Utama Muda Dinas Kebudayaan Kab. Sleman
3. Narasumber Ahli ketiga
Nama : Lili Supomo
Umur : 50 tahun
Pekerjaan : Guru Matematika SMP N 1 Prambanan
4. Narasumber Pelaksana Pertama
Nama : Rosalia Niken Hastuti
Umur : 49
Pekerjaan : Petani
5. Narasumber Pelaksana Kedua
Nama : Pratomo
Umur : 47 tahun
Pekerjaan : Petani
6. Narasumber Pelaksana Ketiga
Nama : Sandi
Umur : 46 tahun
Pekerjaan : Petani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Lampiran 7: Transkrip Data T1
Transkrip Data T1 dari Wawancara
Transkripsi ini ditulis berdasarkan data yang diperoleh pada hari Rabu, tanggal 22
Mei 2019 yang telah direkam. Transkripsi ini merupakan pengambilan data yang
dilakukan dengan T1 terkait aspek sejarah pada aktivitas pertanian di Kecamatan
Prambanan.
Tanggal : 22 Mei 2019
Kode Narasumber : T1
Peran : Kepala UPT BP3K Wilayah VIII Prambanan
P1001 Bagaimana sejarah pertanian prambanan?
T1001 Mungkin kalau untuk sejarah bisa dicari di perpustakaan kota atau di situs
dinas pertanian kabupaten sleman, karena disini (UPT BP3K Wilayah VIII
Prambanan) lebih memberikan pelayanan pada teknis pertanian, namun untuk
beberapa perubahan yang terjadi, salah satunya pada tahun 2016 kebijakan
kementrian pertanian menekankan pada kelestarian tanah, sedangkan
kebijakan kementrian pertanian pada tahun 2018 menekankan pada percepatan
luas tambah tanam. Mungkin untuk menggali informasi lainnya, terkait sejarah
bisa ditanyakan langsung kepada petani.
P1002 Berdasarkan wawancara saya dengan Dinas Pertanian Kabupaten Sleman,
terdapat sejarah bahwa pada jaman kerajaan, ada sejarah penggunaan selokan
mataram dalam pertanian?
T1002 Sebenarnya itu lebih ke daerah pertanian di kalasan, kalau di daerah pertanian
prambanan ini tidak.
P1005 Apakah ada perubahan atau perkembangan tertentu yang dapat dijadikan fokus
pengalian informasi terkait sejarah pertanian disini?
T1005 Mungkin sejarah pertanian ini dapat dibatasi dengan perubahan pembajakan
sawah dari sapi ke mesin, atau berdasarkan varietas-varietas yang ditanam
oleh petani, serta perubahan pola tanam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Lampiran 8: Transkrip Data T2
Transkrip Data T2 dari Wawancara
Transkripsi ini ditulis berdasarkan data yang diperoleh pada hari Jumat, tanggal 3
Mei 2019 yang telah direkam. Transkripsi ini merupakan pengambilan data yang
dilakukan dengan S2 terkait aspek budaya pada aktivitas pertanian di Kecamatan
Prambanan.
Tanggal : 3 Mei 2019
Kode Narasumber : T2
Peran : Pembina Utama Muda Dinas Kebudayaan Kabupaten
Sleman
P2001 Dalam bidang pertanian, masyarakat jawa mengenal pranata mangsa, apa itu
pranata mangsa?
T2001 Jadi orang jawa itu mempunyai kearifan lokal, bagaimana budaya atau pola
cipta rasa dan karsa itu diselaraskan dengan kondisi alam lingkungan dan
kondisi kongkret yang terjadi atau dialami oleh sebuah lingkungan masyarakat
kebudayaan jawa.
Pranata mangsa ini sebenarnya adalah sebuah perhitungan bagi orang jawa
dengan menghitung bagaimana masa-masa yang baik atau waktu-waktu yang
baik saat melakukan melakukan aktivitas, bukan hanya pertanian saja
sebenarnya, tetapi juga pada kehidupan budaya yang lain. Jadi misalnya
begini, orang bercocok tanam itu ada mongso sepisan, kepindu, ketelu, dan
sebagainya, itu ada suasana yang diyakini bahwa pada mangsa atau waktu
yang sudah dikelompokan-kelompokan itu memang tepat untuk itu.
Misalnya orang menebang pohon bambu, nah ini harus mengerti mangsa,
kalau tidak nanti bambu ini akan terkena bubuk, bubuk itu menjadi tidak
tahan. Makanya kenapa rumah bambu jaman dulu itu, menjadi kuat-kuat tidak
lapuk, karena menggunakan pranata mangsa, menggunakan waktu yang sudah
diperhitungkan tepat untuk melakukan aktivitas tertentu.
Jadi yang jelas kearifan lokal kita, masyarakat jawa khususnya punya
keyakinan, kalau orang jawa mengatakan niteni, niteni itu artinya menghafal
sebuah siklus yang terjadi, jadi misalnya kalau sekarang bulan januari –
februari, pada waktu ini dititeni atau dipilih, yang baik adalah untuk
melakukan ini, artinya seperti itu.
P2002 Sebagai kearifan lokal, apakah ada nilai-nilai yang terdapat dalam kebudayaan
pranata mangsa ini?
T2002 Orang jawa kalau mau memulai sebuah pekerjaan itu, ditandai dengan sebuah
ritual tertentu, misalnya orang mau memulai bertani ini ada tradisinya, ini
namanya labuh, yaitu mengucapkan doa kepada sang pencipta, supaya
mengawali bercocok tanam itu menjadi berkah, demikian juga kalau mau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
memanen hasil pertanian, itu namanya wiwit.
Untuk nilai, yang pertama itu adalah nilai kehati-hatian atau petung. Jadi
kearifan lokal yang dimiliki olah kita ini adalah orang berbuat itu punya
petung atau perhitungan, perhitungan itu adalah sikap kehati-hatian orang
jawa, misalnya dalam bertundak, hari senin arahnya kemana, selasa kemana,
dan seseterusnya.
Kemudian nilai kealaman, bagaimana kita ini memperhatikan dan dekat
dengan alam, jadi nilai kehati-hatian ini menjadi sebuah paradigma supaya
kita bersikap secara cermat menghadapi perubahan dan tantangan kedepan.
P2003 Sebagai pedoman, apakah pranata mangsa masih relevan untuk dijadikan
acuan di jaman sekarang ini? Karena kita tahu, terdapat perubahan iklim dan
kondisi alam yang terjadi
T2003 Budaya itu sebenarnya proses belajar, jadi tidak ada yang namanya “tidak
berubah”, tetapi karena ini adalah proses belajar maka akan menyesuaikan
dengan kondisi real, intinya jangan disalahkan pranata mangsanya. Pranata
mangsa ketika dibuat pada masanya itu kondisi alamnya seperti itu, kemudian
ketika ada perubahan, generasi jaman sekarang harus mampu nih, kalau dulu
orang mampu menciptakan pranata mangsa, memang rutinitas alam dulu
seperti itu, nah sekarang sudah ada perubahan.
Jangan disoroti persoalan relevan atau tidak relevan, tetapi persoalannya
adalah tadi kebudayaan itu adalah proses belajar maka kita juga harus
menyesuaikan, kalau memang kemudian pranata mangsa ini akan seperti ini,
kembali ke niteni tadi, oh ini sudah tidak cocok, inilah yang kemudian kita
jangan menyalahkan itu, tetapi menciptakan kearifan lokal sebagai kelanjutan
dari fondasi yang sudah diletakan oleh para nenek moyang kita, kalau
memang benar-benar terjadi perubahan alam yang berbeda pada waktu
diciptakan pada waktu dicptakan dengan sekarang.
Berpijak pada kebudayan adalah proses belajar, justru kecerdasan budaya itu
akan mengikuti pada realita yang ada, ketika kita menciptakan kearifan lokal
yang kemudian tidak sesuai, mari kita bersama-sama untuk pencipta budaya
ini kemudian meriview kembali cipta rasa dan karsanya supaya bisa mengikuti
perkembangan.
P2004 Jika pranata mangsa ini dapat berkembang atau berubah, apakah nilai-nilai
yang terdapat dari kearifan lokal ini juga dapat berubah?
T2004 Ini kecermatan kita, sebenarnya nilai yang ada dimasyarakat itu ada nilai
kehati-hatian, ngati-ngati tadi, ada nilai kegotongroyangan, ada nilai
spritualitas atau ketuhanan, ada nilai kealaman. Nilai kealaman ini bagaimana
cara orang berpikir bagaimana menjaga kelestarian lingkungan, menjaga
kelestarian sumber-sumber mata air. Nah karena orang tidak memahami
hakikatnya, kemudian meninggalkan, padahal nilainya bagus, contoh ada
pepatah di dalam bahasa jawa yang mengatakan alon-alon waton kelakon, ini
tidak bisa ditransfer ke dalam bahasa indonesia yang mengatakan pelan-pelan
asal sampai, tidak bisa seperti itu, ini pemahaman yang keliru, alon-alon itu be
carefull, hati-hati, ngati-ati, bukan pelan-pelan, penuh dengan perhitungan,
waton itu bukan asal, salah, waton itu adalah pedoman, jadi kalo orang jawa
itu bersikap, berhati-hati dengan berpedoman pada aturan yang ada, nah ini
kan masih relevan, sementara orang mengatakan bagaimana orang jawa mau
maju wong alon-alon waton kelakon yang kemudian dibahasa indonesiakan
pelan-pelan asal sampai, ya kan salah, jadi esensi bahasa jawa dengan bahasa
indonesia itu tidak selalu bisa ditransfer begitu saja, di dalam bahasa jawa itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
ada value ada nilai, tadi alon-alon ternyata tidak bisa ditransfer menjadi pelan-
pelan, beda kan pemahamannya, tapi alon-alon itu adalah hati-hati, be carefull.
P2005 Selain pranata mangsa, apakah terdapat budaya lainnya yang berhubungan
erat dengan masyarakat jawa dalam bidang pertanian?
T2005 Ya namanya tradisi pertanian, tadi ada mulai dari labuh, kemudian wiwit,
kemudian kepercayaan terhadap dewi sri, dewi sri itu dewi pertanian, dewi
kesuburan, ini ssebuah kearifan kearifan bagaimana supaya budaya pertanian
itu, atau masyarakat agraris itu bisa tetap terjaga, artinya kalau kita bertani itu,
ada proses-proses permulaan, pelaksaan, dan akhir. Proses-proses itu
kemudian dirumuskan, diformulasikan dalam kearifan-kearifan, tahapan-
tahapan kearifan lokal, jadi kalau tadi permulaan namnya labuh, permulaan
mau garap pertanian, ketika pelaksanaan sudah berhasil atau mau berhasil
namannya wiwitan atau wiwit, kemudian ketika mau menyimpan hasil
pertanian itu ada legenda dewi sri, makanya kalau orang jawa itu
menempatkan rumahnya itu dibagi tiga, ada sentong kiwo, sentong tengen,
dan rumah tengah, nah yang tengah ini lah untuk menghormati dewi sri,
supaya pertanian tetap terjaga.
P2006 Apa makna dari pelaksanaan budaya labuh dan wiwit ini?
T2006 Sebenarnya labuh itu pengorbanan, bahwa orang itu kalau mau menghasilkan
sesuatu harus berkorban, harus bekerja, tidak hanya enak-enak, mereka harus
garung, menghemburkan tanah menggunakan sapi atau kerbau, jadi itu, labuh
itu mereka berjuang tanah ini tetap menjadi subur ketika ditanam, jadi ini juga
menjadi ajaran untuk sekarang, ketika kita mau menghasilkan sesuatu, kalau
kita mau makan, kita harus bekerja. Kalau wiwit secara spesifik itu adalah rasa
syukur, selalu mendekatkan diri kepada yang maha kuasa.
P2007 Bagaimana masyarakat jawa melaksanakan budaya labuh dan wiwit ini?
T2007 Ya labuh itu, ketika sawah sudah menjadi hamparan atau sudah disiapkan,
kalau dulu namanya digarung atau diluku, sehingga lahan sawah siap untuk
ditanam, kemudian pemilik lahan menyiapkan sesaji, itu ada tumpeng, ayam,
buah-buahan, lalu sesaji ini dibawa ke sawah, setelah didoakan, kemudian
dibagikan kepada yang datang.
Wiwit juga seperti itu, pake ayam, intung, tumpeng kecil, sayur-sayuran,
kemudian dibawa ketepian sawah yang mau dipanen, lalu mengambil
beberapa batang padi yang mau dipanen, kemudian didoakan, setelah
didoakan batang padi disimpan di rumah.
P2008 Apakah terdapat perkembangan atau perubahan dalam pelaksanaan budaya
labuh dan wiwit oleh masyarakat?
T2008 Tentunya ada, kalau dulu sifatnya individual atau personal, sekarang lebih ke
komunal. Dulu setiap orang yang mempunyai sawah, melaksanakan secara
pribadi atau individu-individu, tapi kalau sekarang melaksanakan wiwit dan
labuh itu secara komunal, bareng-bareng sekelompok tani.
Sebenarnya dalam konteks yang sekarang, dewi sri itu adalah kita selalu ingat
pada tuhan yang masa kuasa untuk selalu diberikan keberkahan didalam olah
pertanian.
P2009 Berdasarkan wawancara awal saya dengan petani, ada yang menyebutkan
terdapat perubahan dalam menyampaikan doa juga, apakah itu benar?
T2009 Kita harus paham, sekali lagi kebudayaan itu adalah proses belajar, kearifan
lokal ini diciptakan jauh sebelum masyarakat kita ini kenal dengan agama,
maka jangan dikatakan musrik dan sebagainya, karena memang dulu cara
orang kenal atau pendekatan dengan sang pencipta, pada masanya itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
pengetahuannya terbatas sampai disitu. Ajaran nenek moyang kita
mengajarkan bahwa kita itu mendapatkan sesuatu itu karena ada yang
memberi, pengetahuan kita sekarang yang memberi adalah tuhan yang maha
kuasa. Sekarang keyakinan yang utama di kita mayoritasnya adalah agama-
agama samawi, jadi intinya ajaran nenek moyang kita junjung tinggi, junjung
luhur, yaitu adanya sangkang paraning dumadi, atau asal muasal terjadinya
sesuatu.
P2010 Apakah secara umum budaya yang dilaksanakan masyarakat dalam bidang
pertanian ini sama?
T2010 Ya saya kira kalau dijawa, labuh dikenal oleh masyarakat, jawa tengah, jawa
timur, hanya mungkin beda nama kalau di jawa barat, kalau wiwit mungkin di
DIY, jawa tengah, di jawa timur masih sering dilaksanakan
P2011 Oke, jadi untuk kesimpulannya walaupun terjadi perubahan budaya, tetapi
ensensi dari budaya tersebut tetap di lanjutkan.
T2011 Betul, saya setuju, jadi kebudayan itu tidak boleh wes kudu seperti itu dari
dulu sampai sekarang, tidak begitu, nanti tidak laku itu kebudayaan, tapi kita
belajar kebudayaan harus paham konsep dasar pemikirannya seperti apa, yang
kemudian itulah nanti konsep dasar ini yang tidak boleh diganti, tetapi
implementasinya nanti akan disesuaikan dengan peradaban pada masa-
masanya.
Misalnya dulu pakai hewan sekarang pakai traktor, ini kan sebenarnya sama-
sama mau mencapai hasil yang lebih, esensinya itu, tapi kemudian ada plus
minusnya, bagaimana dengan perusakan lingkungan, bagaimana dengan
lainnya, apakah artinya mendapatkan pendapatan yang lebih namun
lingkungan menjadi rusak.
Intinya definisi kebudayaan adalah hasil cipta rasa dan karsa manusia yang
diperoleh dengan cara belajar, berarti kalau cara belajar mesti ada perubahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Lampiran 9: Transkrip Data T3
Transkrip Data T3 dari Wawancara
Transkripsi ini ditulis berdasarkan data yang diperoleh pada hari Selasa, tanggal
30 April 2019 yang telah direkam. Transkripsi ini merupakan pengambilan data
yang dilakukan dengan S2 terkait aspek matematis pada aktivitas pertanian di
Kecamatan Prambanan.
Tanggal : 30 April 2019
Kode Narasumber : T3
Peran : Guru Matematika SMP N 1 Prambanan
P3001 Sebelumnya kalau boleh tau nama bapak dan usia bapak?
S3001 Lili Supomo, umur 50 tahun, bekerja jadi guru sudah 19 tahun.
P3002 Bapak mengajar di kelas berapa ya?
S3002 Sekarang di kelas delapan dan sembilan
P3003 Kurikulum yang digunakan di SMP N 1 Prambanan?
S3003 Sudah kurikulum 2013, kelas tujuh, delapan, sampai sembilan
P3004 Kalau untuk permasalah atau materi yang sulit bagi siswa sekarang ini apa
saja ya pak?
S3004
P3005 Nah, saya mau tanya kira-kira materi matematika yang bisa diterapkan dalam
aktivitas pertanian di kelas 7 apa saja ya?
S3005 Fungsi linear itu jenis-jenis tumbuhannya yang bisa ditanam, kalo
menjelaskan rasio dua besaran, itu bisa juga produknya, artinya ketika sudah
jadi hasil kan nanti ada berapa ton, berapa kilo, atau bisa juga kalau rasio dua
besaran itu ke perbandingan. Menganalisis hubungan antara data dengan cara
penyajiannya, ini juga dengan hasil bisa, misalnya hasil panen dari tahun ke
tahun, disuatu daerah dengan varietas yang sama, nanti dibuat diagramnya.
P3006 Kalau untuk kelas 8?
S3006 Untuk luas permukan dan volume bagun ruang sisi datar, ini dengan hasil bisa,
kalau luas sama seperti yang tadi, tentang luas sawah, kalo volume bisa
dengan hasilnya, kalau truck kan balok, itu juga bisa volumenya.
Kalau selebihnya agak susah untuk diterapkan, karena kesannya nanti agak
memaksakan.
P3007 Untuk kelas 9?
S3007 Ya mungkin bisa, diperpangkatan juga bisa, misalkan hama padi, seperti
wereng dan sejenisnya, nanti perkembangbiakan, tapi ya perlu penelitian,
artinya gini, misalkan kayak amuba membelah diri menjadi dua, setelah
berapa hari, kalo pertanian mungkin hama padi atau hama apa, dalam sebuah
sawah atau petak sawah, hari pertama terkena serangan sekian, terus
perkembangbiakan dari hama padi bisa berkembang berapa, maka dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
waktu berapa hari padi sudah mati semuanya atau terserang semuanya
mungkin bisa. Terus kesebangunan mungkin bentuk sawah A dengan sawah B
sebangun, terus menghitung luas, menghitung hasil mungkin bisa. Misalkan
luas sawah A ukurannya 20 m x 8 m, sebangun dengan sawah B, terus hasil
dari A misalkan berapa kuintal, terus nanti berapa kalau hal yang sama
diperlakukan hal yang sama, mungkin itu juga bisa dibandingkan hasilnya.
Varietas itu kan bisa, jadi uji coba varietas jagung atau padi, ditanam dilahan
percobaan, oh ternyata sekian meter bisa menghasilkan sekian kilogram, ini
nanti ditanam di lahan yang luasnya sekian meter, perkiraan hasil mungkin
bisa dibandingkan.
Persamaan kuadrat itu arahnya ke abstrak ya, fungsi kuadrat juga. Kalau
transformasi itu ada geometrinya, contohnya dalam penanaman, penanaman
itu bisa pakai translasi juga polanya, refleksi dan translasi. Ini kalau misalnya,
pas semprot hama kan pakainya tabung bentuknya, nanti arahnya ke volume
tabung pembasmi hama. Kalau hasil maksimal menggunakan fungsi kuadrat,
nilai diskrimanan kan titik puncak, nanti bisa dicari hasil maksimal dari
produk pertanian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Lampiran 10: Transkrip Data S1
Transkrip Data S1 dari Wawancara
Transkripsi ini ditulis berdasarkan data yang diperoleh pada hari Minggu, tanggal
21 April 2019 yang telah direkam. Transkripsi ini merupakan pengambilan data
yang dilakukan dengan S1 terkait aktivitas pertanian di Kecamatan Prambanan.
Tanggal : 21 April 2019
Kode Narasumber : S1
Peran : Petani
P4001 Berapa luas lahan sawah yang bapak miliki atau kerjaan?
S4001 Sawah kami ada 3, yang satu luasnya satu blabak, yang dua lagi luasnya
setengah blabak. Kalau rata-rata disini, luas tanahnya setengah blabak. Satu
blabak itu sama dengan 2500 meter persegi, kalau setengah blabak 1250 meter
persegi. Untuk lebarnya, biasanya 8 sampai 12 meter.
P4002 Bagaimana sistem penanaman padi dilakukan?
S4002 Kami menggunakan sistem jajar legowo, jajar legowo itu menanam padi
dengan membentuk bagian pinggir lebih banyak, karena dalam penanam padi
ini, bagian yang lebih pinggir kan mendapat sinar matahari dan angin lebih
banyak dari bagian tengah, jadi dibuat legowo atau jeda ini agar ada jalur
angin di tengah. Kebanyakan petani disini menggunakan perbandingan
depalan banding satu, namun ada juga yang menggunakan perbandingan
empat banding satu.
P4003 Bagaimana proses persemaian dilakukan?
Untuk setengah blabak, biasanya dibutuhkan lima sampai enam kilogram
benih padi. Proses pembibitan ini, yang pertama menyiapkan lahan untuk
pembibitan, tempat yang digunakan ini adalah tempat pertama yang terkena
air. Lebarnya menyesuaikan lebar lahan sawah, untuk panjangnya sekitar dua
sampai tiga meter
S4003 Bagaimana proses pemupukan dilakukan?
Pemupukan dilakukan tiga kali, yang pertama ketika padi berumur tiga hari,
itu pakai 25 kilogram pupuk urea. Ketika usia padi 15 – 20 hari, menggunakan
35 kilogram pupuk urea, dan ketika padi berumur 35 hari, dikasih 20 kilogram
urea.
P4004 Bagaimana dengan pengairan?
S4004 Untuk pengairan dilakukan sekitar seminggu sekali, tergantung dari kondisi
cuacanya, yang penting air di sawah jangan sampai kering, karena nanti
tumbuh rumput. Pengairan ini diberikan jatah seminggu sekali dan dilakukan
secara bergantian agar semua petani mendapatkan air. Biasanya kalau saya
mengairi lahan kamis malam, karena kalau dilakukan pada pagi hari harus
ganti-gantian
P4005 Jeda dalam proses penanam padi ini berapa lama?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
S4005 Kalau jedanya satu bulan, dan biasanya untuk penanamnya juga dilakukan
serampak, dimana yang menanam awal dan menanam akhir dalam satu
kelompok, jangan lebih dari satu minggu, karena biasanya hama akan
menyerang lahan yang paling akhir ditanami padi. Jeda waktu tanam 1 bulan
ini karena kebiasanya orang desa kalau habis panen kan jemur, habis itu
mengolah atau membersihkan, terus mengangkut pupuk kandangnya, jadi dia
membutuhkan waktu itu, jadi nunggu itu juga.
P4006 Biasanya menjelang panen terdapat hama burung, bagaimana cara mengatasi
hama burung ini?
S4006 Yang jelas padinya itu ketutup aja, jangan sampai patah, makanya itu dikasih
bambu itu maksudnya biar tidak langsung nyentuh ke padinya, bambunya itu
ditancap setiap lima meter, sekitar lima meter tidak harus lima meter, sekitar
lima meter ditancepin bambu, untuk nyantelin wearingnya, biar tidak turun,
langsung nyentuh padi, karna kalo nyentuh ke padi batangnya belum kuat
belum tua kan bisa patah.
P4007 Biaya apa saja yang dikeluarkan dalam proses penanaman padi?
S4007 Jika membayar buruh, yang pertama untuk membuat dan memperbaiki
pematang sawah itu 100 ribu rupiah, kedua untuk membajak sawah itu 150
ribu rupiah, lalu untuk biaya penanaman padi 150 ribu rupiah, menyemprotkan
pupuk kimia itu 100 ribu rupiah, membersihkan rumput itu 100 rb rupiah
P4008 Bagaimana dengan sejarah pertanian di Kecamatan Prambanan?
S4008 Sebelum tahun 2014, masih banyak petani yang menanam tembakau dengan
dijeda padi satu kali, namun pada tahun 2015 hasil dari tembakau kurang baik,
sehingga banyak petani yang beralih menanam padi. Makanya disini terdapat
pabrik tembakau. Kemudian mulai tahun 2016, petani membajak sawah
mereka tidak lagi menggunakan sapi, tetapi menggunakan mesin, karena
dengan menggunakan mesin hampir tiga kali lebih cepat
P4009 Apa saja tradisi pertanian yang ada di Kecamatan Prambanan?
S4009 Kalau wiwit itu artinya ucapan syukur yang dilakukan sebelum memulai
panen padi, ucapan syukur itu ditujukan kepada mbok Sri, mbok Sri itu
penguasa panen padi, yang menguasai sawah, mbok Sri itu seperti bumi,
ucapan syukur kepada bumi. Rasulan itu ucapan syukur penduduk atas hasil
panen. Kalau wiwit tadi, lebih mengarah ke ucapan terima kasih mengajak
mbok Sri untuk pulang ke rumah, mbok Sri diwujudkan sebagai padi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Lampiran 11: Transkrip Data S2
Transkrip Data S2 dari Wawancara
Transkripsi ini ditulis berdasarkan data yang diperoleh pada hari Senin, tanggal 29
April 2019 yang telah direkam. Transkripsi ini merupakan pengambilan data yang
dilakukan dengan S2 terkait aktivitas pertanian di Kecamatan Prambanan.
Tanggal : 29 April 2019
Kode Narasumber : S2
Peran : Petani
P5001 Berapa luas lahan sawah yang bapak miliki atau kerjaan?
S5001 1200m2 - 1300m2
P5002 Selain meter persegi, adakah sebutan lain dalam menyatakan luas sawah?
S5002 1 gelebak itu 2500 m2, setugel gelebak 1250 m2, 1 gelebak itu 1/4 hektar, 1
patok = 1 gelebak
P5003 Bagaimana proses bercocok tanam padi dari awal persiapan lahan sampai
dengan akhir panen?
S5003 Semua bekas-bekas panen dibersikan atau dibabat, jerami-jerami bekas panen,
pematang-pematang kita perbaiki dan dirapikan, pematang itu galengan,
kemudian keliling berputar, jadi semua kotak gitu, garis batasnya diperbaharui
semua, sambil dibersihkan, kemudian lahan itu kita airi, kalau sudah nanti kita
bajak.
Sambil menunggu itu, biasanya petani sudah menyemai benih dulu, tergantung
jenisnya apa, kita buat di sebagian tanah lahan itu, kita ambil beberapa meter
persegi untuk menyemai benih, kalau setugel gelebak itu benihnya sekitar 5kg
gabah, itu standart orang-orang sini, saya juga sama, dan semai sampai siap
tanam, itu kalau umumnya orang sini, bukan anjuran orang pertanian.
Umumnya orang sini aja ditanam umur 20 - 30 hari, ketika kita membuang,
kemudian sampai tumbuh benih itu, dia 20-30 hari itu sudah siap tanam, kalau
lebih dari itu tidak baik, kalau anjuran pertanian itu lebih mudah 14-15 hari,
karena anak-annya lebih banyak kalau semai yang sekitar 15 hari, tapi kalau
disini karena persoalan keong, kalau benih terlalu muda dimakan keong, kalau
terlalu tua sebenarnya persoalannya anak-an benihnya kurang, tapi dari segi
keong lebih agak tahan, setelah 20-30 hari, ya idealnya 25 hari kalau orang
sini, kemudian kita tanami padi itu, 30 hari itu sudah lambat juga sebenarnya.
P5004 Itu dari proses persiapan sampai penanaman padi, kalau untuk perawatannya
pak?
S5004 Ya kalau sudah kita tanam, nanti sistemnya terserah kalau pake legowo,
legowo itu jalan angin dan juga pengairan ditengah sawah, jadi untuk
pengawasan padi biar angin bisa masuk kedalam, padi bisa bernapas, jadi kita
menanam 4 atau 8 lajur, nanti satu lajur dibuat agak lebar, itu namanya
legowo, untuk lewat orang mau nyiangi, nah kalau sudah tanam umur antara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
7-10 hari pemupukan pertama, itu biasanya juga berkaitan untuk menghindari
rumput, biasanya juga dikasih obat runtuk untuk membunuh benih-benih
rumput juga, dikasihnya barengan dengan pemupukan, kalau saya biasanya
pemupukan pertama ini urea jenisnya.
Setelah itu padi umur 15-18 hari itu ada yang namanya, kalau orang dulu
menyebutnya dangir itu pake cangkul, tanah disela-sela padi itu dibalik, kalau
sekarang itu diosrok, itu untuk menyiangi rumput sekaligus untuk
menggemburkan tanah juga bisa, padi umur sekitar 15-18 hari mulai diosrok
itu, atau dilandak juga bisa, kalau landak lebih keras, kalau tanah atau lumpur
lunak tidak bisa, karena lembek nanti belesek, kalau diosrok bisa, kalau
tanahnya lebih keras baru dilandak namanya, itu juga bisa dihindari dengan
menyiangi atau dicabuti rumput, tapi jarang lebih sering diosrok, umur 15-18
hari.
Nah setelah itu ketika umur padi 25 hari kita pupuk yang kedua, ini lebih
banyak, kalau yang pertama tadi untuk yang setugel 25-30 kg urea, kalau yang
kedua ini saya biasa menggunakan ponska, ponska itu pupuk berimbang,
butiran merahnya lebih besar, kalau tidak salah isinya mpk, kemudian
ditambah sedikit zat a, biasanya zat a, kalau cuma zat a dan ponska biasanya
perbandingannya 25:10 atau 25:15, kalau tidak itu biasanya saya juga
menggunakan 15kg ponska, 15kg urea, 15kg zat a, itu umur 25-30 hari.
Kalau musim hujan, banyak-banyaknya hujan itu, cuma 2 kali saja
pemupukannya, tapi kalau hujan sudah mulai jarang saya sering 3 kali,
pemupukan ketiga itu sebelum padi berumur 35-40 hari, jadi akhir menutup
ini biasanya zat a sebelum 40 hari, sekitar 20kg, itu kalau hujannya sudah
tidak ada, tapi kalau sering hujan hanya 2 kali, karena takut rubuh.
Sambil menyiangi rumput kalau ada, kemudian kita lihat ada hama atau tidak,
kalau ada nanti insektisida main, tapi kebanyakan alhamdulilah tidak ada, nah
nati kalu padi sudah sekitar umur 60-70 hari, sudah mulai keluar buahnya,
kalau orang jawa mengatakan kematak, kematak itu sudah mulai keluar biji-
bijinya, nah mau disemprot atau tidak.
Kalau saya biasanya disuruh bantu mertua disemprot supaya bijinya itu berisi,
biasanya pake obat namnya skor, itu merk, skor itu untuk bijinya mentes,
berisi kalau orang jawa. Setelah itu kita tunggu aja, kita tunggu umur 95-100
hari kita sudah siap panen. Kalau tidak ada jaring, biasanya kita nunggu
burung, tapi kalau sekarang sudah ada jaring diatas, kita tutup jaring, jadi
burung tidak bisa masuk, tapi modal lagi itu.
P5005 Kalau untuk masa panennya pak?
S5005 Biasanya panen itu diliat kalau butiran padi sudah berwarna kuning, tapi
jangan terlalu tua, karena kalau terlalu tua tidak baik diberas, jadi kalau istilah
jawanya itu remegat, jadi kuning tapi tidak terlalu tua, artinya kuningnya
kuning tapi sudah menunjukan bahwa gabah itu sudah tua, kalau kekuningan
atau terlalu kayak kering disawah, itu kan rontok disawah pertama, yang
kedua nanti berasnya pecah, kalau remegat tadi, istilahnya ranum lah kalau
orang mengatakan, itu pas, artinya tidak rontok dan padinya enak, maksimal
berasnya putih.
P5006 Kalau untuk sistem pengairanya bagaimana pak?
S5006 Padi itu kalau terlalu banyak air juga tidak baik, padi itu bukan tumbuhan air,
tapi memang perlu banyak air juga, jadi yang penting tanah basah saja sudah
cukup sebenarnya, tidak harus dicentum megung itu tidak, air tidak harus ada,
tapi cukup basah saja, karena kalau kurang air sering rumput tumbuh, tapi bisa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
diatasi dengan obat rumput atau disiangi, tapi kalau terlalu banyak air, padi itu
anak-annya juga kurang, tidak bisa beranak, busuk nanti, jadi sebaik-baiknya
itu basah saja, jadi tidak menggenang, Cuma persoalannya rumput nanti.
Jadi pengairannya umur pertama sampai hari ketujuh, irigasi air agak banyak,
karena untuk menanggulangi rumput agar tidak tumbuh, tantanganya dengan
air seperti ini, keong nanti gerak, keongnya banyak, nah akhirnya istilah orang
jawa kita buat nyewek-nyewek atau kita buat becek gapapa, kemudian di 15
hari pengairanya agak diperbanyak, supaya air mengenang, karena mau
diosrok, ketika rumput-rumput yang sudah terangkat setelah diosrok tadi,
busuk disitu, kalau tidak ada air nanti tumbuh lagi. Kemudian setelah itu
pengairannya tidak usah terlalu banyak, kalau lagi posisi kering kita airi lagi
gapapa, tidak harus air menggenang itu tidak. Jadi kalau panas sekitar
seminggu sekali kita airi, tapi kalai musim hujan sudah banyak air.
P5007
S5007 Setelah padi siap dipanen, kita menyuruh orang untuk panen, biasanya bagi
hasil, paling sering 1:6, misalnya dapat 7 bagian, 6 untuk pemilik sawah, 1
untuk mereka yang panen, 7 itu bisa 7 bakul, 7 sak.
Kalau pake mesin treaser, mesin perontok padi, itu 1:8, jadi kalau dapet 9 sak,
kita 8 mereka 1 , itu sudah diantar sampai rumah, cuma persoalannya nanti
kalau pake mesin itu sering kali tanahnya mbelesek, jadi tanahnya kan
berlumur, jadi kalau sawah-sawah yang tidak bisa kering airnya, nanti bisa
terperosok lumpur, perbandingan pake mesin 1:8 karena lebih cepat, kalau
bayar ya sekitar 300-400rb kalau bayar untuk lahan setugel, tapi kalau bagi
hasil perbandinganya seperti itu. Untuk pemakaian mesin kita yang bayar
sewa mesin.
P5008 Ada bulan-bulan tertentu tidak untuk melakukan tanam dan panen padi?
S5008 Ada musim tertentu ya, biasanya mangsa itu, mangsa pertama itu kita hindari,
karena biasanya banyak penyakit dan banyak cacing, sehingga padi sulit
hidup, jadi biasanya di mangsa kedua. Kemudian kalau daerah-daerah yang
banyak air, justru musim kemarau itu hasilnya bagus, musim itu kan air
berkurang dan anginnya mendukung, hasil akan lebih baik pada musim-musim
kemarau, kalau orang jawa menyebutnya srondolan, itu panen saat musim
kemarau.
P5009 Biasanya dalam setahun berapa kali panen pak?
S5009 Kalau setahun itu serit, kalau dua tahun itu 7 kali, rata-rata 3,5 bulan, biasanya
jeda hanya saat persemaian saja, jadi setelah panen, kita buang benih sampai
ditanam tadi, persemaian tadi, 20-30 hari itu saja jedanya, kecuali kalau ada
kesepakatan, tapi biasanya juga 1 bulan disuruh berenti jeda bisa, atau paling
sering itu dimusim kemarau dirotasi dengan palawija, tapi itu tidak tiap tahun,
mungkin 3-4 tahun sekali bisa, bahkan kalau disini bisa 20 tahun sekali,
tergantung kesepakatan.
Rotasi pada musim kemarau tanam palawija, karena apa, itu tadi kalau musim
kemarau itu baik-baiknya hasil, kalau kita jeda otomatiskan kita panennya
tidak terlalu baik untuk musim yang lain, nah biasanya jeda itu dimusim
kemarau diusahakan, karena bisa tanam palawija, tapi kan palawija disini
kalau daerah air tidak bisa, sama saja kita satu masa panen tanam palawija
hanya mengistirahatkan tanah, istilahnya ditanami palawija tidak ada hasilnya
malah rugi, mendingan tidak usah ditanami seklian kalau saya, tapi kalau
disini itu bisa tidak jelas, yang jelas diatas 10 tahun baru bisa dilaksanakan ini,
karena kesepakatan warga saja, kalau setiap tahun ya tidak mau, hasilnya rugi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
karena musim kemarau itu paling banyak hasil.
P5010 Jeda itu harus sesuai kesepakatan ya, tidak bisa jeda sendiri?
S5010 Ya iya, karena berkaitan dengan hama, kalau yang sini panen, sana tanam,
sana enggak, nanti hama cuma pindah-pindah, kalau sekaligus bareng kan
hama bisa pergi, jadi satu bulag namanya, satu bulag itu satu kelompok tanah
petani, harus bersamaan dalam mengistirahatkan tanah atau pola tanamnya
harus bareng-bareng.
P5011 Apakah dalam bercocok tanam selalu menguntungkan atau tidak?
S5011 Tidak pasti, kalau keadaan kayak gini, udara-udara kayak gini, fifti-fifty
semua, sebenarnya apalagi orang buruh tani, banyak tomboknya sebenarnya,
hanya kita itu kalau secara sosiologis, orang jawa itu suka senang punya padi,
beras tidak usah beli, kalau hasilnya ya kalau musim hujan itu jelek, kalau
banyak air banyak penyakit, angin itu merontokan persemaian padi-padi itu,
jadi lebih banyak kampaknya, kampak itu padi yang keropos yang kosong itu,
dan juga kalau musim hujan itu penyakit banyak, biasanya patah leher yang
paling banyak
P5012 Jadi fakor apa saja yang mempenaruhi keuntungan dalam bercocok tanam
padi?
S5012 Musim, kemudian pola tanam, pola tanam itu apakah serentak, benihnya harus
sama atau seragam, pemupukan juga berpengaruh sebenernya, kemudian hama
burung, burung banyak sekali harus nunggu, nunggu itu paling malas, mereka
itu makan padi, wah itu luar biasa kerugiannya, kalau hama yang bikin rusak
padi otomatis tidak panen, kalau patah leher itu. Kalau menggunakan orang-
orangan sawah dan kaleng itu kurang efektif, karena harus ditunggu, sekarang
modelnya pakai jaring atas, jaring diatas tanaman padi lebih banyak lagi, itu
satu rol nya ada yang 70-90rb tapi kebanyakan yang 85rb itu. Tapi masih lebih
untung dari pada kena hama, karena kalau dimakan burung itu hasil padinya.
P5013 Kalau tentang sejarah pertanian, apakah bapak tau sejarah pertanian disini?
S5013 Kalau pertanian dijawa sudah sejak jaman dulu, sejak jaman belanda sudah
ada tanam padi, tapi itu selang seling dulu sama tembakau, rami segala itu,
kalau disini prambanan kebanyakan tembakau, kalau bantul itu tebu biasanya,
dulu rami kalau disini, jaman belanda rami, jadi sudah tanam padi juga sejak
jaman belanda, tapi pola tanamnya sederhana, jadi tidak seperti sekarang
perhitungannya, karena mungkin irigasinya tidak sebagus sekarang, dulu
irigasinya masih musim saja, sebenarnya belanda itu sudah bagus irigasinya,
tapi kan dimonopoli oleh belanda, jadi pada jaman belanda itu lebih
diutamakan komoditas perkebunan, dalam arti komoditas ekspor kayak rami,
rami itu untk bahan baku goni, nanti itu dijual, ada perkebunan tebu untuk
gula. Kelompok tani itu era orde baru, setelah orde baru sudah dibentuk, ada
kelompok tani, poktan, ada gabungan kelompok tani, gapoktan.
P5014 Bedanya sistem pertanian jaman dulu dan jama sekarang apa?
S5014 Jenis padi jelas, kalau jaman dulu tuh lama, rojo lele kan wes lama, kemudian
kalau sekarang kan lebih ke genjak, ada IR dari filipina, usianya lebih pendek
jadi lebih cepat dipanen, yang kedua itu perbedaan soal irigasi, irigasi kalau
jaman dulu belum ada aturan, kalau sekarang sudah ada aturan, sudah
dijadwal. Kemudian perbedaan lagi musim tanam, kalau orang dulu benar-
benar diperhitungkan, artinya pranata mangsa benar-benar diperhitungkan,
kalau sekarang tidak.
P5015 Apa saja budaya-budaya yang berkaitan dengan pertanian?
S5015 Labuh sama wiwit, labuh itu habis tanam padi, jadi padi umur seminggu atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
umur 10 hari, itu orang membuat jenang, jenang itu dari tepung dikasih gula
ada yang berwarna putih, itu kan berhubungan dengan dewi sri, dewi
kesuburan, itu pada saat orang habis tanam padi, nanti membakar kemenyan
disawah, doanya memohon kesuburan dan hasil panen yang baik. Kemudian
menjelang panen ada tradisi wiwit, itu biasanya kita membawa nasi, sambal
gepeng, dari jagung atau kacang, pake telur, pake ayam, nanti dibagi-bagikan
kepada orang yang ikut mendoakan, kalau jaman saya kecil dulu masih, orang
yang dipercaya untuk mendoakan, berdoa untuk dewi sri tadi, tapi bisa diubah
pada Tuhan bisa juga, tapi dulu sambil berdoa itu, mengambil padi 25 batang,
kemudian ditali, kemudian ditaru di lemari atau diatas dapur, ya itu supaya
agar panennya banyak. Kemudian setahun sekali biasnya habis panen, kalau
musim kemarau ada tradisi rasulan, rasulan itu kayak bersih dusun, biasanya
habis panen raya, kalau rasulan itu, itu berkaitan dengan habis panen, jadi
maknanya paling sederhana saja itu sebagai ucapan syukur atas hasil panen
yang diberikan, meskipun sering kali hasilnya tidak baik tetap dilaksanakan,
ya sambil berdoa mudah-mudahan panen berikutnya diberikan hasil yang baik,
bersih dusun itu wujud syukur saja kepada Tuhan, atas hasil yang telah
diberikan, malah dalam rasulan ini biasanya orang dulu sering nanggap
wayang, sekarang beberapa kampung masih.
Kalau labuh biasanya hanya pemilik sawah saja, kalau wiwit tadi, siapa yang
mau ikut, selama persediaannya ada, artinya yang mau dibagikan ada, kalau
rasulan itu yang ikut semua warga. Kalau rasulan bianya dilaksanakan di
rumah orang yang dituakan, kalau wiwit sama labuh pelaksanaannya disawah.
P5016 Kalau pranata mangsa tadi, apakah sampai sekarang masih ada yang
menerapkan?
S5016 Masih ada beberapa orang, tapi kebanyakan sudah dilanggar, majasem ini,
selama itu dirempuk kampung masih. Orang mengatakan musimnya sudah
tidak bisa ditebak, cuaca atau iklimnya sudah berubah-ubah, ya mungkin dulu
mangsa ini sudah tidak hujan sekarang masih hujan, jadi kalau dikatakan tida
relevan ada beberapa yang benar, karena perubahan iklim, tapi sebagaian
besar sebenarnya juga masih sama, musim dingin menjijing, juga masih
mangsa 1-2
P5017 Kalau daerah sini
S5017 Kalau ngapain itu tergantung, tanamnya mangsa keberapa, artinya ketika kita
ambil 3,5 bulan aja, jadi kita tanam mangsa kedua, umurnya mangsa kedua itu
berapa hari, nah hanya tinggal mengurutkan saja, artinya dari hari pertama
tanam keberikutnya tahapan-tahapannya sama.
P5018 Jadi misalnya mulai tanam di mangsa ke 2, lanjut lagi di mangsa ke 5 atau
mangsa 6?
S5018 Ya sekitar 3,5 bulan, tapi belom tentu sama, karena mangsa itu umurnya tidak
mesti sama. Mangsa pertama sepertinya 41 atau 42 hari, mangsa kedua 23
hari, mangsa karo itu, mangsa ketelu 24 hari, kan tidak sama, jadi intinya kita
tanam dimangsa kedua, mangsa karo namanya, lah nanti kita tinggal lihat
berapa usia-usia setiap mangsa itu, nanti pola tahapannya sama. Kalau padi itu
yang penting mangsa pertama tidak tanam saja. Jadi untuk sawah patokanya
sudah kurang cocok untuk pranata mangsa ini, tapi masih ada beberapa yang
menggunakan, namun yang jelas mangsa pertama itu dihindari.
P5019 Apakah ada perkembangan atau perubahan dalam pelakasanaan budaya
pertanian
S5019 Kalau perubahan itu, akhirnya sekedar dilaksanakan saja, ritual-ritual yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
harus berdoa dengan kata-kata atau mantra-mantra sudah tidak ada, tapi yang
tertua yang berdoa membakar kemeyan, di tengah sawah, masih doanya sama,
tapi doanya kepada Tuhan yang maha Esa, ini perubahannya hanya sekedar
dilaksanakan, kalau dulu benar ritual, kalau sekarang sudah jarang, sudah
tidak ada, kecuali daerah tertentu untuk wisata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Lampiran 12: Transkrip Data S3
Transkrip Data S3 dari Wawancara
Transkripsi ini ditulis berdasarkan data yang diperoleh pada hari Senin, tanggal 29
April 2019 yang telah direkam. Transkripsi ini merupakan pengambilan data yang
dilakukan dengan S3 terkait aktivitas pertanian di Kecamatan Prambanan.
Tanggal : 29 April 2019
Kode Narasumber : S3
Peran : Petani
P6001 Berapa luas lahan sawah yang bapak miliki atau kerjaan?
S6001 Setengah patok, sekitar 1200 meter
P6002 Selain meter persegi, adakah sebutan lain dalam menyatakan luas sawah?
S6002 Biasanya setengah gelebak, kalo orang jawa itu satu glebak atau setengah
gelebak
P6003 Bagaimana proses bercocok tanam padi dari awal persiapan lahan sampai
dengan akhir panen?
S6003 Pertama-tama untuk persiapan lahan itu pembibitan, terus nanti sambil
pembibitan juga menyiapkan lahan yang mau ditanami padi, awal pembibitan
itu kita cari bibit yang benar-benar unggul yang dikeluarkan dari pertanian,
setelah cari bibit kemudian dipilah lagi sebelum disemai, itu direndam dulu,
kalau ada bibit yang jelek biasanya terangkat, itu nanti dibuang, direndam
selama satu malam, kemudian ditiriskan, didiamkan selama kurang lebih satu
hari, setelah ada bibit-bibit tumbuh baru disemai. Dalam penanaman
disiapkan dulu lahannya, dibajak, lalu nanti setelah dibajak dikasih pupuk
kompos, yang terdiri dari kotoran hewan dan daun-daunan yang sudah
difermentasikan, setelah kira-kira benih umur 20-25 hari, baru dimulai
penanaman, setelah umur satu minggu, biasanya kalau saya, saya semprot
pupuk organik, jadi setiap minggu sekali, disemprot pakai pupuk organik,
setelah umur setengah bulan atau 15 hari, biasanya sudah ada tumbuh
rumput, itu langsung diosrok atau disiangi, setelah selesai biasanya dismprot
lagi pakai pupuk organik, jadi tiga minggu sampai empat minggu itu
disemprot organik terus, untuk takarannya sama, 1 tangki 16 liter dikasih 6
tutup botol kemasan 1 literan organik cair, jadi setelah umur satu bulan, itu
biasanya ada timbul lagi rumput-rumput, nanti disiangi lagi, terus nanti kalau
sekiranya perkembangannya kurang bagus, ditambah pupuk kimia, tapi
ukurannya tidak seberapa, untuk ukuran setengah kilogram itu, biasanya saya
kasih 10kg zat A, ditambah 5kg MPK tabur, itu pun diperlukan kalau
sekiranya pertumbuhan dari pupuk organik kurang maksimal, terus nanti
setelah umur satu bulan setengah, itu biasanya padi sudah mulai beranak
banyak, terus nanti kalau biasanya ada serangga itu biasanya saya semprot
pakai obat serangga, itu pun kalau serangganya terlalu banyak, tapi kalau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
enggak itu cuman pakai larutan tembakau, biasanya direndam terus dikasih
sabun cair, itu disemprotkan untuk mengendalikan hama serangga, terus
kalau sudah mau berbunga, itu untuk pengendalian hama, seperti walang
sangit yang biasanya menghisap bunga padi, itu biasanya pengendaliannya
pakai kepiting, kepiting yang biasanya hidup diselokan-selokan itu, kita
ambil, kemudian digeprak pakai kayu atau apa, yang penting kepiting itu tadi
mati, terus nanti diikat dibatang bambu, terus nanti diikat ditengah sawah
atau dipinggir-pinggir, tujuannya untuk menggendalikan walang tadi yang
menghisap bunga padi, jadi fungsinya bukan untuk membunuh walang sangit
tapi untuk mengendalikam, jadi walang sangit biasanya menghisap bunga
padi, itu hanya mengerumini kepiting yang sudah mati tadi, biasanya yang
sering banyak seperti itu. Kalau ada hama batang penggerek di padi biasanya
pengendaliannya dari awal, setelah padi tumbuh itu kan ada kupu-kupu yang
warna putih kecil itu, biasanya mulai bertelur, dan nanti ulat, hasil telur dari
kupu-kupu itu masuk kedalam batang, itu pengendaliannya memang sulit,
tapi kalau kita membasminya dari awal setelah rumput disiangi tadi, itu lebih
efisien dari pada nanti sudah berkembang biak di dalam tanaman padi,
memang sulit untuk yang sejenis ulat penggerek batang, itu untuk hama-
hama yang paling sulit dikendalikan, terus untuk hama yang lebih fatal lagi
seperti kalau binatang seperti burung emprit, itu memang susah, apalagi
kalau musim banyak kalau tidak ditungguin ya habis, biasanya mengatasi
pakai wearing, kalau enggak pake wearing ya ditunggu, biasanya tiap pagi
sampai siang, kalau siang sudah sepi, nanti datang lagi sore. Biasanya kalau
padi sudah berumur tiga bulan itu panen, biasanya panen rame-rame, dibantu
sama orang-orang sebelah.
P6004 Kalau untuk penyiraman
S6004 Penyiraman biasanya dilakukan seminggu sekali, pake pengairan, pakai
irigasi,
Ukurannya tiga bulan, tapi tergantung jenis padinya, ada yang umur tiga
bulan ada yang empat bulan, tapi biasanya kalau disini kebanyakan yang
umur tiga bulan. Biasanya setahun itu untuk tanaman padi dua kali, tanaman
sayur satu kali, itu pun tidak selamanya pakai yang seperti itu, tergantung
musim dan cuaca, kalau pas musim kemaraunya pendek biasanya padi terus,
tergantung lahan yang kita siapkan, karena untuk yang saya tanam itu
kebetulan walaupun yang kemarau panjang, sumber airnya lebih mudah, tapi
kalai menurut pertanian lebih baik tanaman padi dua kali, diselingi palawija
satu kali. Biasanya kalau pas musim penghujan sampai nanti habis
penghujan, nanti selingi palawija satu kali, palawija biasanya bulan juni, juli,
agustus, kan biasanya kalau tanam padi diselingi satu bulan, biasanya untuk
istirahat tanah, terus setelah instirahat sambil menunggu benih yang akan
ditanam, biasanya persiapan lahan, berarti kalau setahun ditanami padi tiga
kali, untuk istirahatnya saja sudah tiga bulan, jadi setelah padi istirahat
sebulan, terus nanti padi lagi, istirahat sebulan, langsung ditanami palawija,
palawija biasanya umurnya tiga bulan.
P6005 Apakah setiap tanam padi, hasilnya selalu menguntungkan?
S6005 Kalau tanaman padi itu yang paling menguntungkan, itu jenis organik,
biasanya kualitas hasilnya lebih bagus, dan banyak digemari, dan harganya
beda dari tanaman padi yang non organik, kalau biasanya harga non organik
itu 8 ribu sampai 9 ribu, kalau organik itu biasanya diatas 15 ribu.
Faktor yang mempengaruhi keuntungan itu kualitas padi, biasanya kalau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
padinya sehat, terus hama juga bisa dikendalikan, itu lebih menguntungkan,
dan yang paling bagus itu, untuk jenis padinya, yang paling digemari untuk
dikonsumsi, biasanya jenis rojo lele atau mente, itu yang paling digemari.
Biasanya kalau jawa itu pakai hitungan mangsa, biasanya untuk mangsanya
mangsa ke sepuluh, mulai tanam padi, ...
P6006 Kebudayan
S6006 Biasanya kalau wiwit itu dilaksanakan pas masa panen, biasanya seminggu
sebelum panen atau lima hari sampai tiga haris sebelum panen, tergantung
nanti waktu yang tepat untuk hari wiwit itu, kan biasanya kalau orang jawa
itu biasanya pakai hitungan hari, sepetri jumat weton, minggu legi, dll.
Wiwitan untuk rasa syukur kepada sah yang sri, sah yang sri itu dewa padi,
biasanya untuk rasa syukur petani pada dewa sri yang telah memberikan
hasil yang melimpah, kalau pelaksanaannya biasanya ambil waktu sore hari,
dan biasanya mengundang beberapa orang atau anak-anak untuk mengikuti
acara wiwitan, acaranya doa-doa sama membawa nasi liwet, beserta
perlengkapannya seperti, kalau dulu pakai ani-ani, pakai sabit, ada sesaji,
sesaji biasanya nasi liwet, kembang setaman, bakar kemenyan, tukon pasar,
terus ada kembar mayang, tapi kembar mayangnya beda sama kembar
mayang manten, biasanya kembar mayangnya terdiri dari tebu ulung, terus
semak-semak disekitar sawah atau daun-daunan, terus yang paling penting
pakai daun turi, terus daun dadap serep, telur ayam kampung, terus setelah
semua komplit, dibawa kesawah, setelah doa-doa dibagikan ke peserta yang
mengikuti atau dibagikan ke tetangga.
Wiwit ini dilakukan tergantung orang yang mau panen, tidak semua
mengikuti wiwitan, Cuma orang-orang tertentu, kalau dulu banyak, kalau
sekarang sudah jarang, hanya beberapa orang saja yang masih melaksanakan
wiwitan.
Kalau setelah panen biasanya rasulan, rasulan itu kalau bahasa indonesianya
merti dusun, ini dilakukan skala besar, biasanya satu kampung, maknanya
rasa syukur atas rezeki panen yang melimpah, tapi ini diadakan skala satu
kampung, kalau wiwitan kan perorangan, kalau wiwitan sebelum panen,
kalau rasulan itu setelah panen raya, biasanya setelah panen perdana, setiap
tahun kan ada panen tiga kali, tapi untuk rasulan itu untuk panen yang
pertama di tahun itu, biasanya kalau mulai tanam itu bulan januari, nanti
rasulannya biasanya bulan april atau bulan mei, pas waktu penanaman padi
sudah selesai untuk yang kedua kalinya, jadi pas waktunya sudah longgar
baru diadakan acara rasulan, yang beda dari wiwitan yang disajikan nasi
biasa, terus nanti ada lauk-pauk, terus ada tukon pasar atau buah-buahan atau
jajan pasar komplit, dan nanti dibawa ketengah dusun atau yang ditua kan,
setelah didoakan nanti dibagikan keseluruh warga atau yang hadir disitu.
P6007 Perubahan pelaksanan kebudayaan
S6007 Kalau garis besarnya sama, Cuma kalau dulu itu doanya pakai bahasa daerah,
tapi sekarang doanya, doa doa selamat, pakai bahasa arab atau doa orang
islam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI