kaifiyat sholat lil awamil ibad
TRANSCRIPT
كيفية الصالة للعوامالعباد
على مذهب الشافعية
PANDUAN SHOLAT UNTUK ORANG AWAM
BERDASARKAN MADZHAB SYAFI’I
Penyusun
Al Faqir Ilaallah Ibnu Rasyid Alkampary Bin Tohari Abdul Rasyid Aljawi
MUKADDIMAH
Puji syukur kehadirat Allah tuhan semesta alam, yang
telah menurunkan agama melalui rasulnya yang mulia
muhammad saw, sehingga gelap gulita dunia menjadi
terang malam layaknya siang penuh dengan limpahan
cahaya kedamaian.
Shalawat dan salam terkhusus buat baginda kita nabi
besar muhammad saw yang telah tanpa lelah membibing
dan membina umat manusia dengan kesabaran dan
ketabahan yang luar biasa, begitu juga buat para sahabat
dan keluarga beliau yang istiqomah dengan sunnah
hingga yaumil qiyamah,.....
Rendahnya motivasi umat dalam meningkatkan kualitas
ibadah merupakan sebuah problema yang harus
mendapat perhatian dari setiap kita yang diberikan
sedikit kelebihan oleh Allah swt tentang urusan agama
ini. Karena tidak semua orang diberikan kemampuan
untuk dapat memahami dan menjelaskan hal-hal yang
terkait dengan urusan agama. Hal ini sebagaimana
diungkapkan oleh baginda kita nabi besar muhammad
saw dalam sebuah hadistnya ”siapa yang dikehendaki
oleh Allah mendapat kebaikan maka Allah akan
memberikan pemahaman tentang addin (islam)”.
Dunia yang diciptakan oleh Allah dengan keseimbangan
ini membawa konsekuensi bagi manusia untuk saling
melengkapi dengan anugrah yang telah Allah lebihkan
antara yang satu dengan yang lainnya. Ada kaya dan
miskin, ada lemah dan kuat ada yang paham dan ada
yang kurang faham. Dan kami ciptakan sesuatu itu
berpasang-pasangan.
Salah satu kelemahan umat islam hari ini adalah dalam
ranah amaliyah ibadah wabil khusus ibadah sholat. Kita
sebagai muslim indonesia secara kuantitas merupakan
umat islam terbesar di dunia tapi secara kualitas masih
jauh pangang dari pada api. Secara madzhab muslim
indonesia adalah penganut imam assyafii dalam praktek
amaliyah ibadahnya. Akan tetapi banyak diantara kita
yang tidak tahu apakah praktek ibadah yang selama ini
kita lakukan telah sesuai dengan tuntunan yang diberikan
oleh imam assyafii.
Banyak faktor yang menyebabkan mengapa kita tidak
tahu dengan praktek ibadah yang selama ini kita lakukan.
Diantaranya adalah:
1. Rendahnya motivasi untuk mempelajari masalah
yang berkaitan dengan agama terkhusus yang
berkaitan dengan ibadah.
2. Taqlid buta yaitu mengikuti praktek beribadah
orang-orang terdahulu yang ada di lingkungan
terdekat dengan kita tanpa ada usaha untuk
meningkatkan pengetahuannya.
3. Referensi buku atau kitab yang di baca tidak
secara sepesifik menjelaskan dari mana praktek
ibadah itu diperoleh dan siapa yang dijadikan
rujukannya.
Berdasarkan hal tersebut kiranya penting dan perlu untuk
disajikan buku yang mudah di baca dan dipahami tetapi
juga jelas sumber rujukan yang di pakai. Sehingga akan
di peroleh sebuah peningktan dalam beribadah dari yang
selama ini taqlid menjadi muttabi’, meskipun tidak
sampai pada taraf mujtahid.
DAFTAR ISI
1. Biografi Singkat Imam As- syafii
2. Hukum Bermadzhab
3. Pengertian Fiqih Dan Ibadah
4. Pengertian Dan Hukum Sholat
5. Syarat wajib Sholat
6. Syarat Sah Sholat
7. Syarat Dan Rukun Sholat
8. Sunnat-Sunat Sholat
9. Yang Membatalkan Sholat
10. Sholat-Sholat Sunnat
11. Sholat Jama’ah
12. Shof Sholat
13. Ayat-Ayat Yang Sering Di Baca Nabi Dalam
Sholat
14. Doa Dan Zikir Setelah Sholat
15. Khusyu’ Dalam Sholat
16. Fadhilah Dan Keutamaan Sholat
17. Beberapa Khilafiyah Dalam Sholat
BIOGRAFI SINGKAT
IMAM AS- SYAFI’I
Imam As-Syafi’i bernama lengkap Abu Abdullah
Muhammad Bin Idris As-Syafi’i lahir di Gaza Palistina
pada tahun 150 Hijrah (767-820)berasal dari keturunan
bangsawan Qurays dan masih keluarga jauh rosullullah
saw dari garis keturunan ayahnya bertemu pada abdul
manaf (kakek ke-tiga rosululallah) dan dari garis
keturunan ibunya masih merupakan cicit Ali Bin Abi
Tholib Ra, semasa dalam kandungan kedua orang tuanya
meninggalkan mekkah menuju palestina, setibanya di
Gaza ayahnya jatuh sakit dan berpulang kerahmatullah
kemudian beliau diasuh dan dibesarkan oleh ibunya
dalam kondisi yang sangat prihatin dan serba
kekurangan. Pada usia 2 tahun ia bersama ibunya
kembali ke mekkah dan di kota inilah imam syafi’i
mendapat pengasuhan yang lebih intensif dari ibu dan
keluarganya.
Saat berusia 9 (sembilan) tahun beliau telah menghafal
seluruh ayat Alquran dengan lancar bahkan beliau
sempat 16 kali khattam Alquran dalam perjalanannya
dari mekkah menuju madinah. Setahun kemudian kitab
Al-Muwatho’ karangan Imam Malik yang berisikan
1.720 hadist pilihan juga dihafalnya. Beliau juga belajar
bahasa dan sastra di dusun badui bani hundail selama
beberapa tahun. Kemudian beliau kembali ke mekkah
dan belajar fiqih dari seorang ulama besar yang juga
mufti kota mekkah pada saat itu yaitu imam muslim bin
khalid azzani. Dengan kecerdasan beliau yang luar biasa
ini pada usia 15 tahun beliau menjadi seorang mufti di
mekkah, namun demikian imam syafi’i belum merasa
puas menuntut ilmu karena semakin dalam beliau
menekuni suatu ilmu semakin banyak yang belum beliau
mengerti sehingga tidak mengherankan bila guru imam
As-Syafi’i begitu banyak jumlahnya sama dengan
banyaknya para muridnya.
Meskipun imam syafi’i menguasai hampir seluruh
disiplin ilmu namun beliau lebih dikenal sebagai ahli
Hadist dan hukum karena inti pemikirannya terfokus
pada dua cabang ilmu tersebut. Pembelaanya yang besar
terhadap sunnah nabi sehingga beliau di gelar dengan
Nashiru sunnah (pembela sunnah nabi) dalam
pandangannya sunnah nabi mempunyai kedudukan yang
sangat tinggi,
Berkaitan dengan bidah imam syafi’i berpendapat bahwa
bid’ah itu terbagi menjadi dua macam yaitu bidah
mahmudah dan bid’ah madzmumah. Bidah dikategorikan
terpuji jika bid’ah tersebut selaras dengan prinsip-prinsip
Alqur’an dan sunnah begitu sebaliknya. Dalam soal
taqlid beliau selalu memberikan perhatian kepada murid-
muridnya agar tidak menerima begitu saja pendapat
pendapat dan hasilnya ijtihadnya, beliau tidak suka
murid-muridnya taqlid buta dengan hasil ijtihadnya.
Sebaliknya malah menyuruh untuk bersikap kritis dan
berhati-hati dalam menerima suatu pendapat,
sebagaimana dalam ungkapan beliau “ inilah ijtihadku
apabila kalian menemukan ijtihad lain yang lebih baik
dari ijtihadku maka ikutilah ijtihad tersebut”
Kitab-Kitab Karya Imam Assyafi’i
Imam asyafii adalah ulama yang sangat aktive, banyak
karangan kitab beliau yang telah beliau buat dan hampir
semuanya beliau tulis sendiri, para ulama menyebutkan
karangan beliau lebih dari 113 buah yang berkaitan
dengan berbagai disiplin ilmu seperti tafsir, bahasa dan
sastra dan juga kumpullan-kumpulan hadist (Musnad),
hanya saja tidak semua terkodifikasi, diantara kitab-kitab
beliau yang terkenal adalah kitab Alumm dan Arrisalah.
ALUMM
Al umm merupakan kitab yang sangat komplit yang
berkaitan dengan fiqih tafsir dan hadis yang terdiri dari
20 jilid dengan pembahasan dari tiap bab menurut ibnu
hajar alasqolani (wafat:852 H), yang merupakan salah
satu dari murid beliau menyebutkan bahwa tidak kurang
dari 140 bab yang terdapat dalam kitab Alumm. Kitab
Alumm dikumpulkan oleh murid beliau yang bernama
rabi’ bin sulaiman almuradi (wafat:270 H). Pembahasan
dalam kitab Alumm mencakup masalah toharoh, sholat,
hari raya, zakat, jenazah, puasa haji, korban, perburuan,
nadzar, jual beli, wasiat, faraid, peperangan/jihad, hudud,
qishas dan banyak lagi.
ARRISALAH
Munurut syaikh ahmad syakir kitab risalah ditulis dua
kali oleh imam assyafi’i, sehingga risalah pertama
disebut dengan Arrisalah alqodimah dan yang kedua atau
ditulis berikutnya disebut dengan Arrisalah al jadidah.
Kitab risalah alqodimah ditulis oleh imam asyafi’i untuk
memenuhi permintaan abdurrahman bin mahdi di irak
sementara beliau berada di makkah. Kitab ini sebenarnya
berbentuk surat sebagaimana arti risalah itu sendiri,
isinya berkaitan dengan tafsir Alquran, himpunan hadist-
hadist/sunnah yang boleh dijadikan hujjah, ijma’, dan
penjelasan ilmu nasikh wal mansukh dari AlQuran dan
Assunnah. Kitab arrisalah ini sebenarnya lebih erat
dengan kajian atau permasalahan ushul fiqih atau
metodologi dalam istinbath hukum.
MADZHAB
Madzhab adalah istilah yang berasal dari bahasa Arab –
namun telah akrab di kalangan orang indonesia- arti
madzhab adalah jalan yang dilalui sesuatu yang menjadi
tujuan seseorang baik konkrit maupun abstrak. Sesuatu
dikatakan menjadi madzhab seseorang jika cara atau
jalan itu menjadi cirikhasnya. Menurut para ulama dan
ahli agama islam yang dinamakan madzhab adalah
methode (manhaj) yang dibentuk setelah melalui proses
pemikiran dan penelitian kemudian orang menjalaninya
menjadikannya sebagai pedoman yang jelas batasan-
batasan, bagian-bagaiannya di bangun diatas prinsip-
prinsip dan kaidah yang jelas.
Dalam Islam, istilah mazhab secara umum digunakan
untuk dua tujuan: dari sudut akidah dan dari sudut fiqh.
Mazhab akidah ialah apa yang bersangkut-paut dengan
soal keimanan, tauhid, qadar dan qada’, hal ghaib,
kerasulan dan sebagainya. Antara contoh mazhab-
mazhab akidah Islam ialah Mazhab Syi‘ah, Mazhab
Khawarij, Mazhab Mu’tazilah dan Mazhab Ahl al-
Sunnah wa al-Jama‘ah. Setiap daripada kumpulan
mazhab akidah ini mempunyai mazhab-mazhab fiqhnya
yang tersendiri. Mazhab fiqh ialah apa yang berkaitan
dengan soal hukum-hakam, halal-haram dan sebagainya.
Contoh Mazhab fiqh bagi Ahl al-Sunnah wa al-Jama‘ah
ialah Mazhab Hanafi, Mazhab Maliki, Mazhab al-Syafi‘e
dan Mazhab Hanbali
Mazhab fiqh pula, sebagaimana terang Huzaemah
Tahido, bererti:
Jalan fikiran, pemahaman dan pendapat yang ditempuh
oleh seorang mujtahid dalam menetapkan suatu hukum
Islam dari sumber al-Qur’an dan al-Sunnah. itu juga
bererti sejumlah fatwa atau pendapat-pendapat seorang
ulama besar yang bergelar Imam dalam urusan agama,
baik dalam masalah ibadah ataupun lainnya.
Pengertian mazhab ini kemudiannya beralih menjadi satu
kumpulan ajaran fiqh Islam yang diikuti dan diterima
oleh sebahagian umat Islam dalam sesebuah wilayah atau
negara. Selanjutnya madzhab itu menjadi sumber rujukan
dan pegangan yang diiktiraf sebagai ganti atau alternatif
kepada ikutan, ijtihad dan analisa terhadap ajaran asli al-
Qur’an dan al-Sunnah.
Mazhab Syafi'i
berdasarkan atas masa dan tempat beliau mukim maka
madzhab Syafi’i dibagi menjadi dua bahagian yaitu:
1. Qaul Qadim; yaitu mazhab yang dibentuk
sewaktu hidup di Irak.
2. Qaul Jadid; yaitu mazhab yang dibentuk sewaktu
beliau hidup di Mesir pindah dari Irak.
Keistimewaan Imam Syafi'i dibanding dengan Imam
Mujtahidin yaitu bahwa beliau merupakan peletak batu
pertama ilmu Ushul Fiqh dengan kitabnya Ar Risaalah.
Sementara kitab beliau Alumm dalam bidang fiqh
menjadi kitab induk/rujukan dari madzhabnya.
Dasar-dasar Mazhab Syafi'i
Dasar-dasar atau sumber hukum yang dipakai Imam
Syafi'i dalam mengistinbat hukum sysra' adalah:
Al-Kitab (Al-Qur’an)
Sunnah Mutawatirah (Hadist Nabi)
Al-Ijma'
Khabar Ahad
Al-Qiyas
Al-Istishab.
Sahabat-sahabat beliau yang berasal dari Irak antara lain:
1) Abu Tsaur Ibrahim bin Khalid bin Yaman al-
Kalabi al-Bagdadi
2) Ahmad bin Hanbal (Imam Mazhab IV)
3) Hasan bin Muhammad bin Shabah Az Za'farani
al-Bagdadi
4) Abu Ali Al-Husain bin Ali Al-Karabisi
5) Ahmad bin Yahya bin Abdul Aziz al-Bagdadi.
Adapun sahabat beliau dari Mesir:
1) Yusuf bin Yahya al-Buwaithi al-Misri.
2) Abu Ibrahim Ismail bin Yahya al-Muzani al-
Misri.
3) Rabi' bin Abdul Jabbar al-Muradi.
4) Harmalah bin Tahya bin Abdullah Attayibi
5) Yunus bin Abdul A'la Asshodafi al-Misri.
6) Abu Bakar Muhammad bin Ahmad.
Daerah-daerah yang Menganut Mazhab Syafi'i
Mazhab Syafi'i sampai sekarang dianut oleh umat Islam
di: Libia, Mesir, Indonesia, Pilipina, Malaysia, Somalia,
Arabia Selatan, Palestina, Yordania, Libanon, Siria, Irak,
Hijaz, Pakistan, India, Jazirah Indo China, Sunni-Rusia
dan Yaman.
HUKUM BERMADZHAB
Tidak ada dalil yang memerintahkan untuk berpegang
kepada salah satu madzhab. Tetapi bermadzhab
merupakan penambah kesempurnaan ibadah kita kepada
Allah,sebuah kaidah menyebutkan “ma la yatimmul
wajib illa bihi fahua wajib” , Imam Hasan Albana
berkata:”setiap muslim yang tidak sampai pada tingkat
peneliti dalil-dalil hukum (mujtahid) hendaknya
mengikuti imam-imam sambil berusaha belajar sesuai
dengan kemampuannya dalam memahami dalil dan
hendaknya menerima petunjuk yang disertai dalil
apabila yakin dengan kebaikan dan orang yang memberi
petunjuk kepadanya dan apabila mampu dalam ilmunya
hendaknya berusaha untuk menutupi kekurangannya
sehingga memahami dalil”
Dalil An-Nahl:43
فاسألوا أهل الذكر إن كنتم ال تعلمون
Bertanyalah kepada pakarnya jika kamu tidak
mengetahui-tentang suatu masalah.
Dari kitab Al Mizan Alsya’roni, Fatwa Kubro Dan
Nihayatussul:
كان ش)يدي على الخ)واص رحم)ة الل)ه علي)ه إذا س)ال ل)ه
إنسان عن التقي))د بم))ذهب معين أالن ه))ل ه))وا واجب أوال
يقول له يجب عليك التقيد بمذهب ما دمت لم يتص))ل إلى
شهود عين الشريعة االولى خوفا من الوقوع في الضالل و
عليه عمل الناس اليوم
“jika tuanku yang mulia Ali Alkhowas rh, ditanya oleh
seseorang tentang mengikuti madzhab tertentu sekarang
ini, apakah wajib atau tidak? Beliau berkata”anda harus
mengikuti suatu madzhab selama anda belum sampai
mengetahui inti agama, karena khawatir terjatuh pada
kesesatan, dan dia harus melaksanakan apa yang
dilaksanakan orang hari ini.
Menurut Abu Hasan Alkayya bermadzhab ini hukumnya wajib bagi:
1. Orang awam
2. Ulama yang belum sampai derajat mujtahid.;
bermadzhab wajib disebabkan oleh alasan apabila
diperbolehkan untuk tidak bermadzhab maka kaum
muslimin akan mencari atau mengambil aturan yang
ringan dan mudah saja dan hal ini akan membawa
kepada akibat lepasnya taklif.
Kita dapat pahami dari penjelasan diatas bahwasanya
berpegang kepada salah satu madzhab merupakan sebuah
cara yang lebih baik karena sebuah keterbatasan yang
kita miliki. Bermadzhab atau tidak bermadzhab
sebenarnya sebuah konsekuensi dari diri kita. Ketika kita
merasa mampu untuk tidak bermadzhab tidak ada
larangan untuk tidak bermadzhab akan tetapi konsekunsi
dari itu adalah apakah kita yakin mampu untuk berijtihad
dari nash-nash syariat yang begitu komplek dan
dibutuhkan kemampuan yang mumpuni sehingga ijtihad
kita dapat kita laksanakan secara yakin atas dasar ilmu.
Ketika itu belum mampu jalan terbaik adalah mengikuti
pendapat para ulama yang telah sampai pada level
mujtahid dengan terus berusaha untuk meningkatkan
kemampuan diri kita dalam memahami urusan-urusan
dalam syariat islam.
Para ulama sebahagian besar mereka tidak sampai pada
pendapat mewajibkan, karena konsekuensi wajib adalah
adanya dosa ketika tidak kita lakukan. Tapi para ulama
lebih pada menganjurkan (Mustahab) sebagai jalan yang
lebih baik untuk menjaga agar tidak jatuh kepada
kesalahan yang lebih besar.
Kami juga sependapat dengan pendapat yang
menganjurkan, tidak pada level mewajibkan. Karena
tidak ada dalil yang sorih yang memerintahkan kita untuk
berpegang kepada salah satu madzhab. Ketika
bermadzhab menjadi satu kewajiban hal ini akan
mengakibatkan taqlid berkepanjangan tanpa pernah ada
usaha untuk menjadi lebih baik.
Yang paling tahu dengan diri kita adalah diri kita sendiri
apakah kita mampu atau tidak memahami syariat ini
dengan baik. Ketika belum mampu bermadzhablah
kepada salah satu madzhab yang ada dalam lingkup
Ahlus Sunnah Wal Jamaah.
SHOLAT
Secara garis besar pelaksanaan sholat adalah sama antara
sholat fardhu dan sholat sunnat. Hanya saja ada sholat
yang tata caranya tidak sama seperti sholat jenazah dan
beberapa sholat sunat yang lain sperti sholat dua hari
raya. Tata cara sholat dalam islam terdiri dari sarat,
rukun, sunat yang akan dijelaskan secara detail
insyaallah
Sebelum lebih lanjut kita memasuki tentang perkara
sholat ada baiknya kita mengetahui apa yang dimaksud
dengan sholat dan bagaimana hokum sholat itu.
Pengertian Sholat
Pengertian sholat secara bahasa adalah Doa ( (الدعاء
atau dalam pendapat yang lain menambahkan Doa
dengan yang baik بخير) .( الدعاء Allah berfirman (
( وص)))ل عليهم artinya berdoalah untuk mereka.
Sedangkan sholat dalam pengertian syariat adalah
“Perkataan dan Perbuatan yang dimulai dengan Takbir
-Takbiratul Ikhram- dan di akhiri dengan Salam dengan
ketentuan yang telah ditetapkan.
Dari penjelasan tersebut dapat dipahami bahwasanya
sholat itu mempunyai bentuk yang baku yang telah
diajarkan oleh rosullullah. Sebagaimana sabda beliau
yang berbunyi (ص��لوا كم��ا رأيتم��وني أص��لى )
sholatlah kamu sebagaiman kamu melihat aku sholat .
bagaimana kita melihat nabi sholat sementara kita tidak
pernah melihatnya, untuk kita-orang yang tidak pernah
melhiat nabi- secara langsung cara melihatnya adalah
biilmin bukan melihat biainin.
Melihat biilmin adalah melihat melalui proses
pengetahuan yang kita peroleh dari para ulama, karena
ulama adalah warostul anbiya’ melihat sholat yang
dikerjakan oleh ulama pada hakikatnya sama dengan
melihat nabi sholat. Hal tersebut juga mengisyaratkan
bahwa wajib hukumnya bagi setiap orang islam untuk
mempelajari/menuntut ilmu yang berkaitan dengan
masalah sholat. Dengan demikian orang yang tidak
bernah menuntut ilmu tentang perkara sholat orang
tersebut berdosa, karena telah meninggalkan perkara
yang wajib.
Hokum Sholat
Sholat dibagi menjadi dua yaitu sholat wajib dan sholat
sunat, sehingga hokum sholat juga mengikuti sholat itu
sendiri. Hokum sholat wajib adalah wajib artinya orang
yang mengerjakannya akan mendapatkan pahala dan
orang yang meninggalkanya akan mendapat dosa.
Dalilnya adalah dan“ وأقيم))وا الص))الة wajib kamu
mendirikan sholat1” Sedangkan hokum sholat sunnat
adalah sunnat artinya sunat itu lebih baik dikerjakan dari
pada ditinggalkan.
Sholat yang di wajibkan itu ada lima yaitu; Dzuhur,
Ashar, Magrib, Isya’ Dan Subuh., dalam hadist
disebutkan tentang wajibnya sholat lima waktu diatas:
فرض الله على أمتي ليلة اإلسراء خمسين صالة فلم أزل أرجعه وأسأله التخفيف حتى
2جعلها خمسا في كل يوم ليلة
Allah telah menfardukan kepada ummatku pada malam isra’ –isra’ wal mi’raj- limapuluh –kali- sholat. Aku kembali dan memnta kapada Allah keringanan hingga Dia menjadikannya lima-kali- dalam sehari semalam.
Wasiat nabi kepada muadz bin jabal ketika beliau mengutusnya keyaman yaitu
1 Al-Baqoroh:43, 83, 110; An-Nisa’:77; Yunus:87; An-Nur:56; Ar-Ruum :31; Al-Muzmmil:20.
2 Ditakhrij Oleh Bukhori Dalam Bab Sholat (Hadist:349) Dan Muslim Dalam Bab Iman, Isra’ Birosulillah (Hadist:263)
أخبرهم أن الله تعالى قد ف))رض عليهم خمس 3صلوات في كل يوم وليلة
“Beritakan kepada mereka sesungguhnya Allah telah menfardukan/mewajibkan kepada mereka lima –waktu/kali-sholat dalam sehari semalam “
Nama-nama sholat tersebut disesuaikan dengan waktu pelaksanaanya, sholat dzuhur di namakan dengan dzuhur karena dilaksanakn pada waktu yang dzohir pada pertengahan hari, sholat ashar dilaksanakan pada waktu ashar atau sore, sholat maghrib dilaksanakan pada waktu maghrib yaitu terbenamnya matahari, sholat isya dilaksanakan pada waktu malam. Dan sholat subuh dilaksanakan pada waktu subuh.
فسبحان الله حين تمسون وحين تصبحون وله الحم))د في4السموات واالرض وعشيا وحين تظهرون
Maka bertasbihlah kepada Allah diwaktu petang, dan di waktu subuh, segala puji baginya di langit dan di bumi pada waktu malam dan ketika dzuhur (tengah hari)
Menurut para mufassir ayat tersebut menerangkan tentang waktu sholat wajib yang lima yaitu, ( ( تمسون Sholat Magrib Dan Isya’ ( ( تص)))بحون Sholat
3 Bukhori Kitab Zakat Bab Wajib Zakat Hadist:1395, Muslim Kitab Iman Bab Do’a Dan Syahadatain Hadist:29, 30, 31
4 Ar-Ruum:17-18
Subuh/Fajar (عشيا ) Sholat Ashar ( تظهرون ) Sholat Dzuhur5
Dalam musnad Ar-Rofi’i disebutkan bahwasanya sholat subuh adalah Sholat Nabi Adam As, Sholat Dzuhur Sholatnya Nabi Daud As, Sholat Ashar Sholat Nabi Sulaiman As, Sholat Maghrib Sholatnya Nabi Ya’kub As, dan Sholat Isya’ Sholatnya Nabi Yunus As, Allah Kumpulkan Semua Sholat Itu Untuk Nabi Kita Muhammad Saw dan ummatnya sebagai bentuk penghormatan baginya dank arena banyaknya balasan yang diberikan kepada umatnya.
KAIFIYAT SHOLAT
(Tata Cara Ibadah Sholat)
Dalam pengertian sholat diatas telah dijelaskan
bahwasanya sholat itu mempunyai bentuk yang baku
yang telah di contohkan oleh Nabi kita Muhammad saw,
meski demikian banyak hadist yang menerangkan
tentang tata cara sholat yang di ajarkan oleh nabi. Para
ulama dengan pengetahuan yang mereka miliki
menjelaskannya kepada kita dari hasil ijtihad mereka
tentang nash-nash yang berkaitan tentang sholat, salah
5 Wahbah Zuhaili Tafsir Alwajiz Surat Ruum17-18
satunya adalah apa yang dijelaskan oleh ulama’-ulama
dalam madzhab syafi’i.
Dalam kitab imam asyarbaini dijelaskan bahwasanya
sholat dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam.6
Kesempurnaan sholat tergantung dengan terpenuhinya
sarat sah serta rukun-rukun yang ada di dalam sholat.
Secara fiqih sholat kita dinilai sah, ketika semua rukun
dan sarat terpenuhi berarti sholat kita sah. Untuk lebih
jelasnya mengenai hal-hal yang berkaitan dengan perkara
sholat dapat dilihat pada pembahasan berikut:
SARAT WAJIB SHOLAT
1. Islam
2. Baligh
3. Berakal
Sholat diwajibkan kepada setiap orang islam baik laki-
laki maupun perempuan. Ketika telah mengikrarkan diri
sebagai muslim dengan mengucapkan kalimat syahadat
6 Imam Asyarbaini, Mughnil Muhtaj Ila Ma’rifati Ma’aniyal Alfadzil Minhaj Juz Pertama, Darul Ma’rifah: Beirut.
berarti sholat merupakan kewajiban yang tidak boleh
ditinggalkan.
Didalam islam seseorang baru dibebankan hokum ketika
mereka telah baligh. Baligh artinya sampai, maksudnya
seseorang telah sampai pada batasan yang dinilai oleh
Allah mampu untuk menjalankan perintah agama.
Standard baligh seseorang pada dasarnya tidak sama.
Tetapi ulama memberikan petunjuk tentang standard
umum seseorang itu telah dikatakan baligh.
Bagi laki-laki balignya di tandai dengan telah mengalami
mimpi basah, adanya perubahan fisik seperti tumbuhnya
kumis dan bulu kemaluan. Sementara bagi perempuan di
tandai dengan telah mengalami mimpi basah, telah
mengalami haidh dan terjadi perubahan bentuk secara
fisik seperti terjadi pembesaran payu dara dan bagian lain
yang diakibatkan oleh terbentuknya horman kewanitaan.
Sarat wajib berikutnya adalah berakal, berakal
maksudnya dalam keadaan sadar dan bagi seorang anak
telah berjalan kemampuan akalnya untuk memahami
syariat agama. Dengan demikian orang gila, orang yang
pingsan tidak wajib menjalankan sholat hingga tersadar
dari pingsan dan gilanya. Dalam sebuah hadist
disebutkan bahwa
Pena diangkat dari tiga hal, yaitu orang yang tidur
hingga mereka terbangun, orang yang gila/pingsan
hingga mereka sadar/sembuh dan anak-anak hingga
mereka baligh
SARAT SAH SHOLAT
1. Islam
2. Tamyiz
3. Suci anggota badan dari hadas dan najis
4. Menutup aurat dengan pakaian yang bersih
5. Berada pada tempat yang bersih/suci
6. Masuk waktu
7. Menghadap qiblat
RUKUN SHOLAT
1. Niat
2. Takbiratul ikhram
3. Berdiri jika mampu dalam sholat fardhu
4. Membaca alfatihah
5. Rukuk
6. I’tidal
7. Dua kali sujud
8. Duduk antara dua sujud
9. Tuma’ninah pada rukuk, i’tidal, sujud dan duduk
antara dua sujud
10. Duduk akhir
11. Tasahud
12. Sholawat
13. Salam pertama
14. Tartib
SUNAT-SUNAT SHOLAT
1. Sebelum sholat di sunatkan dua hal yaitu adzan
dan iqomah
2. Sunat dalam sholat juga dua yaitu tasahud awal
setelah dua rakaat pada sholat yang berjumlah
tiga dan empat rakaat, qunut pada sholat subuh
dan witir pada pertengahan bulan romadhan dua
hal tersebut disebut juga dengan sunat abadh
Sunat yang lain disebut sunat haiat, yaitu terdiri dari lima belas hal :
1. Mengangkat tangan ketika takbiratul ikhram akan
rukuk ketika i’tidal dan ketika berdiri dari
tasyahud awal
2. Meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri
dalam keadaan mengenggam, dengan posisi di
bawah dada
3. Doa tawajjuh setelah takbiratul ikhram
4. Istiadzah
5. Mengatakan amiin setelah alfatihah
6. Membaca surat setelah fatihah
7. Menjaharkan suara pada sholat subuh, juma’t dua
rakaat pertama dari sholat maghrib dan isya,
sementara selain itu tidak dijaharkan disirkan
8. Takbir Intiqol
9. Mengucapkan samiallahu liman hamidah ketika
bangkit dari rukuk
10. Membaca tasbih ketika rukuk
11. Meletakkan tangan diatas paha pada tasyahud
awal dan membiarkan jari-jari sebelah kiri
sementara sebelah kanan mengenggam kecuali
jari telunjuk
12. Duduk iftiros
13. Duduk tawaruk pada duduk terakhir
14. Salam kedua
15. Niat keluar dari sholat
Yang Membatalkan Sholat
Yang membatalkan sholat ada sebelas hal yaitu:
1. Berbicara secara sengaja
2. Banyak bergerak
3. Berhadas
4. Berhadas dan bernajis
5. Terbuka aurat
6. Berubahnya niat
7. Membelakangi kiblat
8. Makan
9. Minum
10. Tertawa terbahak-bahak
11. Murtad
Perbedaan laki-laki dan wanita dalam sholat:
1. Orang laki-laki didalam sholat menjauhkan
tangannya dari lambungnya, meninggikan
perutnya dari pahanya dalam sujud dan rukuk,
menjaharkan bacaan pada tempat yang dijaharkan
dan apabila terjadi kesalahan dalam berjamaah
mengucapkan tasbih
2. Orang perempuan di dalam sholat merapatkan
bagian tubuhnya, mensirrkan bacaan dalam setiap
sholatnya apabila ada orang ajnabi laki-laki dan
apabila terjadi kesalahan dalam sholat berjamaah
maka menepukkan tanganya
MARAJI’
1. Fiqhul islam wa adilatuh dr wahbah zuhaili
2. Al umm lil imam as-syafii
3. Al muzni
4. Kifayatul akhyar
5. Kitab-kitab fiqih dalam madzhab syafii