jurnal penelitian
DESCRIPTION
Karies GigiTRANSCRIPT
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA KARIES GIGI
PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI TAMAN KANAK-KANAK (TK)
NEGERI 2 LOMBOK TENGAH TAHUN 2013
ABSTRAK
KURNIA SANGAJI
136 STYC 09
Dental caries is a disease of the hard tissues of dental that is email, dentin and
cementum. Caries is still a high prevalence of health problems. In Indonesia tends to
increase and was ranked 6th highest of 10 ratings disease that affects the community.
The purpose of this study was to describe the factors that influence the occurrence
of dental caries in preschool children in Kindergarten 2 Central Lombok. The study
design was a descriptive study. Population in this research is all the parents whose
children are enrolled as students in kindergarten 2 Central Lombok, as many as 48
peoples. Samples obtained from parents whose children had dental caries as many as
28 peoples.
The results showed there were 28 childrens (58%) from 48 childrens who
experienced dental caries. Of the factors that cause dental caries, the results of which
most are 10 respondents (36%) were primary school education, 13 respondents (47%)
are less knowledgeable, 17 childrens (61%) often eat cariogenic foods, 19 childrens
(68%) sometimes eating fruits, 17 childrens (61%) often forget to brush their teeth, and
12 childrens (43%) brushing their teeth in the bath only morning.
The incidence of dental caries in preschool children in Kindergarten 2 Central
Lombok is high and knowledge of parents are still lacking. Therefore, it takes a more
seriously concern on the parents, the school people and dental health workers from
health centers to provide health education especially in oral health.
Keywords : Dental Caries
PENDAHULUAN
Karies merupakan suatu penyakit
pada jaringan keras gigi, yaitu email,
dentin dan sementum yang disebabkan
oleh aktivitas jasad renik yang ada
dalam suatu karbohidrat yang diragikan.
Karies gigi disebabkan oleh faktor host,
agen atau mikroorganisme, substrat dan
ditambah faktor waktu. Substrat yang
menjadi penyebab karies adalah
karbohidrat terutama sukrosa. Konsumsi
sukrosa dan beberapa fermentasi
karbohidrat dimetabolisme menjadi asam
oleh bakteri sehingga bakteri
Streptococcus mutans (S. mutans)
berkembang. Selain faktor-faktor yang
disebutkan diatas, faktor yang secara
tidak langsung dapat mempengaruhi
karies gigi atau yang disebut sebagai
faktor resiko terjadinya karies antara lain
usia, jenis kelamin, oral hygiene dan pola
makan anak.
Karies masih merupakan masalah
kesehatan yang prevalensinya tinggi,
baik di negara maju maupun di negara-
negara berkembang. Jumlah penyakit
gigi terutama karies gigi di Indonesia
cenderung meningkat. Menurut WHO
tahun 2003, angka kejadian karies gigi
pada anak mencapai 60-90%, di
Indonesia disinyalir sekitar 85% anak
balita sudah mengalami karies gigi.
Berdasarkan data dari Puskesmas
Kuta, angka kejadian karies gigi pada
anak usia prasekolah dalam tiga tahun
terakhir mengalami peningkatan dalam
tiap tahunnya.
Tabel 1.1 Rekapitulasi Jumlah Anak
Prasekolah Penderita Karies
Gigi di Poli Gigi Puskesmas
Kuta Tahun 2010 s/d 2012
No Tahun Jumlah (anak)
1 2010 68
2 2011 74
3 2012 86
Jumlah 218
Sumber : Data Puskesmas Kuta
Kejadian karies gigi sering
ditemukan pada anak usia prasekolah
karena merupakan usia yang sangat
rentan bagi anak. Pada usia ini, anak
mempunyai sifat imitasi atau meniru
terhadap apapun yang dilihatnya tidak
terkecuali masalah makanan. Anak-anak
tidak bisa memilih makanan apa yang
baik dan buruk untuknya sehingga dapat
menurunkan kebersihan mulut dan gigi.
Penelitian yang dilakukan oleh Taverud
(2009) menunjukkan bahwa prevalensi
karies gigi pada anak sangat bervariasi
jika didasarkan atas golongan umur
dimana anak berusia 1 tahun sebesar
5%, anak usia 2 tahun sebesar 10%,
anak, usia 3 tahun sebesar 40%, anak
usia 4 tahun sebesar 55%, dan anak usia
5 tahun sebesar 75%. Dengan demikian
golongan anak usia prasekolah
merupakan golongan yang sangat rawan
terjadinya karies gigi.
Berkaitan dengan hal tersebut di
atas maka sebagai orang yang paling
dekat dengan anak prasekolah, orang
tua harus memiliki pengetahuan tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya karies gigi seperti yang telah
disebutkan diatas, sehingga orang tua
dapat berperan aktif dalam mencegah
terjadinya karies gigi pada anak.
Taman Kanak-kanak (TK) Negeri
2 Lombok Tengah merupakan salah
satu taman kanak-kanak yang berstatus
negeri ke dua di kabupaten Lombok
Tengah yang berada di desa Rembitan
kecamatan Pujut. Di wilayah ini juga
belum pernah dilakukan penyuluhan
kesehatan khususnya kesehatan gigi dan
mulut, sehingga kemungkinan besar
pengetahuan orang tua tentang
pentingnya menjaga kesehatan gigi
masih rendah.
Berdasarkan uraian di atas, maka
peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi terjadinya karies
gigi pada anak usia prasekolah di
Taman Kanak-Kanak (TK) Negeri 2
Lombok Tengah.
Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mendeskripsikan faktor-faktor
yang mempengaruhi terjadinya karies
gigi pada anak usia prasekolah di
Taman Kanak-Kanak (TK) Negeri 2
Lombok Tengah.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan
penelitian survei deskriptif, yaitu
mendeskripsikan atau menguraikan
suatu keadaan di dalam suatu komunitas
atau masyarakat (Notoatmodjo, 2010).
Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh orang tua yang anaknya
terdaftar sebagai peserta didik di TK
Negeri 2 Lombok Tengah, yaitu
sebanyak 48 orang. Sampel yang
diambil dalam penelitian ini 28 orang
yang sesuai dengan kriteria yang telah
ditentukan oleh peneliti.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Adapun hasil dari penelitian ini
adalah sebagai berikut :
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi
Responden Berdasarkan
Tingkat Pendidikan di Taman
Kanak-kanak (TK) Negeri 2
Lombok Tengah Tahun 2013
No. Tingkat Pendidikan n %
1 Perguruan Tinggi 5 18
2 SMA 6 21
3 SMP 7 25
4 SD 10 36
Total 28 100
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Tingkat
Pengetahuan Responden di
Taman Kanak-kanak (TK)
Negeri 2 Lombok Tengah
Tahun 2013
No. Pengetahuan n %
1 Baik 6 21
2 Cukup 9 32
3 Kurang 13 47
Total 28 100
Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi
Kebiasaan Makan Makanan
Kariogenik Anak Prasekolah
yang Mengalami Karies Gigi
di Taman Kanak-kanak (TK)
Negeri 2 Lombok Tengah
Tahun 2013
No. Frekuensi Makan n %
1 Sering 17 61
2 Kadang-kadang 11 39
3 Tidak Pernah 0 0
Total 28 100
Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi
Kebiasaan Makan Buah Anak
Prasekolah yang Mengalami
Karies Gigi di Taman Kanak-
kanak (TK) Negeri 2 Lombok
Tengah Tahun 2013
No. Frekuensi Makan n %
1 Sering 9 32
2 Kadang-kadang 19 68
3 Tidak Pernah 0 0
Total 28 100
Tabel 5.10 Distribusi Frekuensi
Menyikat Gigi Anak
Prasekolah yang Mengalami
Karies Gigi di Taman
Kanak-kanak (TK) Negeri 2
Lombok Tengah Tahun
2013
No. Frekuensi
Menyikat Gigi n %
1 ≥ 2 Kali Sehari 5 18
2 1 Kali Sehari 6 21
3 Kadang-kadang 17 61
Total 28 100
Tabel 5.11 Distribusi Frekuensi Waktu
Menyikat Gigi Anak
Prasekolah yang Mengalami
Karies Gigi di Taman
Kanak-kanak (TK) Negeri 2
Lombok Tengah Tahun
2013
No. Waktu
Menyikat Gigi n %
1 Setelah sarapan
dan sebelum tidur 2 7
2 Saat mandi pagi
dan sebelum tidur 5 18
3 Saat mandi pagi
saja 12 43
4 Kadang-kadang 9 32
Total 28 100
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dijelaskan pada tabel 5.6 di atas,
sebagian besar tingkat pendidikan
responden adalah rendah yaitu sebanyak
17 responden (61%). Dikatakan tingkat
pendidikan rendah apabila hanya
mampu menamatkan SMP atau SD ke
bawah. Menurut Reisne dan Bailit
(1988), responden dengan tingkat
pendidikan tinggi lebih cendrung
menilai kesehatan gigi dan mulut
anaknya dibandingkan dengan tingkat
pendidikan yang lebih rendah.
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dipaparkan pada tabel 5.7 di atas,
dapat dilihat bahwa sebagian besar
tingkat pengetahuan orang tua adalah
rendah yaitu sebanyak 13 orang (47%).
Pengetahuan orang tua itu sendiri dapat
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan
pengalaman. Pengetahuan merupakan
domain yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang (overt
behavior). Perilaku yang didasari
pengetahuan akan bertahan lebih lama
daripada perilaku yang tidak didasari
oleh pengetahuan.
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dipaparkan pada tabel 5.8 di atas,
sebagian besar kebiasaan anak
prasekolah di Taman Kanak-kanak (TK)
Negeri 2 Lombok Tengah dalam
mengkonsumsi makanan kariogenik
masih tinggi yaitu sebanyak 17 anak
(61%). Makanan kariogenik itu sendiri
merupakan makanan utama penyebab
karies gigi itu sendiri seperti yang
terdapat dalam permen dan coklat
(Suwelo, 1997). Menurut Panjaitan
(1997), menyatakan bahwa anak yang
banyak mengkonsumsi karbohidrat
terutama sukrosa, cenderung mengalami
kerusakan pada giginya dan dapat
diperbesar jika dimakan diantara jam-
jam makan.
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dipaparkan pada tabel 5.9 di atas,
dapat dilihat bahwa frekuensi makan
buah sebagian besar anak-anak
prasekolah di Taman Kanak-kanak (TK)
Negeri 2 Lombok Tengah adalah
kadang-kadang yaitu sebanyak 19 anak
(68%). Kebiasaan anak dalam
mengkonsumsi buah-buahan dapat
dipengaruhi oleh perilaku orang tua
yang tidak menyediakan buah dalam
menu makanan serta masih sedikitnya
yang menjual buah-buahan di
lingkungan tempat tinggal anak. Buah-
buahan yang berserat dan sedikit
mengandung karbohidrat berperan
sebagai penghambat terjadinya karies.
Buah-buahan yang berserat dan berair
akan bersifat membersihkan dan karena
harus dikunyah maka dapat merangsang
sekresi saliva sehingga dapat mencegah
atau mengurangi resiko terjadinya
penumpukan atau penempelan sisa-sisa
makanan serta plak pada gigi (Suwelo,
1997).
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah diuraikan pada tabel 5.10, bahwa
sebagian besar anak prasekolah di
Taman Kanak-kanak (TK) Negeri 2
Lombok Tengah kadang-kadang untuk
menyikat giginya yaitu sebanyak 17
anak (61%) dan hanya 5 anak (18%)
yang menyikat giginya 2 kali sehari.
Jumlah menyikat gigi yang dianjurkan
dalam sehari yaitu 2 kali sehari,
minimal pagi setelah sarapan dan nalam
hari pada saat hendak tidur. Menambah
frekuensi membersihkan akan
meningkatkan kondisi kebersihan mulut
(Adyatmaka, 2005).
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah diuraikan pada tabel 5.11, bahwa
sebagian besar anak prasekolah di
Taman Kanak-kanak (TK) Negeri 2
Lombok Tengah menyikat giginya
hanya pada saat mandi pagi saja yaitu
sebanyak 12 anak (43%). Ini
menunjukkan kebiasaan menyikat gigi
anak prasekolah masuk dalam kategori
kurang baik yaitu apabila menyikat
giginya hanya pada saat mandi pagi saja
(Depkes RI, 1999). Menurut Machfoedz
(2005) menyikat gigi hendaknya
dilakukan setelah selesai sarapan dan
sebelum tidur, dan apabila menyikat
gigi dilakukan pada saat mandi pagi
saja maka gigi yang sudah bersih
nantinya akan kembali kotor oleh
makanan yang akan di makan pada saat
sarapan pagi.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan dari hasil dan
pembahasan yang telah diuraikan diatas,
dapat disimpulkan bahwa :
1. Anak yang mengalami karies gigi
sebanyak 28 anak (58%)
sedangakan anak yang tidak
mengalami karies gigi sebanyak 20
anak (42%).
2. Sebagian besar orang tua
pendidikannya adalah rendah yaitu
sebanyak 17 orang (61%) dan
pengetahuan orang tua didominasi
oleh tingkat pengetahuan kurang
yaitu sebanyak 13 orang (47%).
3. Sebagian besar kebiasaan makan
kariogenik anak prasekolah masih
tinggi yaitu sebanyak 17 anak
(61%) sedangkan untuk kebiasaan
makan buah sebagian besar adalah
kadang-kadang yaitu sebanyak 19
anak (68%).
4. Sebagian besar anak prasekolah
masih kadang-kadang dalam
menyikat giginya yaitu sebanyak 17
anak (61%) dan waktu menyikat
giginya sebagian besar hanya pada
waktu mandi pagi saja yaitu
sebanyak 12 anak (43%).
Angka kejadian karies gigi pada
anak prasekolah di TK Negeri 2
Lombok Tengah tergolong tinggi. Oleh
karena itu, dibutuhkan perhatian yang
lebih serius dari pihak orang tua,
lingkungan sekolah maupun petugas
kesehatan gigi dari puskesmas dalam
menangani karies gigi pada anak
prasekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Adyatmaka (2005). Buku Pegangan Materi Kesehatan Gigi Mulut Untuk Kegiatan KIA
di Posyandu (UKGMD). Departemen Kesehatan RI.
Anas, Asram N. (2007). Makanan Sebagai Penyebab Terjadinya Karies.
Http://asramfkguh02.wordpress.com/2007/09/13/makanan-sebagai-penyebab-
terjadinya-karies/. Diakses tanggal 20 Februari 2013 jam 20.35 WITA.
Anthonie, Akbar (2012). Http://akbaranthonie.blogspot.com/2012/06/gambaran-
pengetahuan-ibu-tentang-rampan.html. Diakses tanggal 06 Januari 2013 jam
19.35 WITA.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi VI.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Bahar, Armasastra (2011). Paradigma Baru Pencegahan Karies Gigi. Jakarta: Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Budisuari (2010). Hubungan Pola Makan dan Kebiasaan Menyikat Gigi dengan
Kesehatan Gigi dan Mulut (Karies) di Indonesia. Buletin Penelitian Sistem
Kesehatan Vol. 13 No. 1 Januari 2010: 83-91.
Dwi, Nila Silvana (2010). Hubungan Pendidikan, Pengetahuan Dan Perilaku Ibu
Terhadap Status Karies Balitanya di Kecamatan Medan Selayang. Skripsi.
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Medan.
Eriska (2005). Hubungan Pendidikan Penyikatan Gigi dengan Tingkat Kebersihan Gigi
dan Mulut Siswa-Siswi SD Islam Terpadu (SDIT) Imam Bukhari. Skripsi. Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Medan.
Gultom, M (2009). Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Ibu-ibu Terhadap Pemeliharaan
Kesehatan Gigi Anaknya di Kecamatan Balige, Sumatera Utara. Skripsi.
Kesehatan Gigi Masyarakat universitas Sumatera Utara Medan.
Handoko (2007). Statistik Kesehatan: Belajar Mudah Teknik Analisis Data Dalam
Penelitian (Plus Aplikasi Software SPSS). Yogyakarta: Mitra Cendika Press.
Hasbullah (1999). Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Hongini, Siti Y. & Aditiawarman (2012). Kesehatan Gigi dan Mulut: Buku Lanjutan
Dental Terminology. Bandung: Pustaka Reka Cipta.
Horas (2005). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Karies Gigi Susu dan Strategi
Penanggulangannya pada Anak-anak di Kabupaten Kepulauan Riau Tahun 2005.
Tesis. Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara Medan: USU e-
Repository.
Kidd & Bechal (1992). Dasar-dasar Penyakit, Karies dan Penanggulangannya (Alih
bahasa : Narlan Sumawinata dan Saffida Faruk). Jakarta: EGC.
Koerniati, I. (2006). Perkembangan Perawatan Gigi Masa Depan. Universitas Andalas:
Padang.
Machfoedz, Ircham dan Yetti Zein, Asmar (2005). Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut
Anak-Anak dan Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitramaya.
Natamiharja (2010). Hubungan Pendidikan, Pengetahuan dan Perilaku Ibu Terhadap
Status Karies Gigi Balitanya. Dentika Dental Journal Vol. 15 No. 1 2010: 37-41.
Notoatmodjo, S. (2010). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
_________ (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Setiadi (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung: CV.
Alfabeta
Suwelo (1997). Karies Gigi pada Anak dengan Berbagai Faktor Etiologi. Jakarta: EGC.
Tarigan, Rasinta (1992). Karies Gigi. Jakarta: Hipokrates.
Tim Prodi S1 Keperawatan (2012). Pedoman Penulisan Proposal/Skripsi. Mataram:
Stikes Yarsi Mataram.
Wangidjaja H., Itjingningsih (1991). Anatomi Gigi. Jakarta: EGC.
Warni, Linda (2009). Hubungan Perilaku Murid SD Kelas V dan VI pada Kesehatan
Gigi dan Mulut Terhadap Status Karies Gigi di Wilayah Kecamatan Delitua
Kabupaten Deli Serdang. Thesis. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara Medan.
Wong, dkk (2009). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik: Volume 1 Edisi 6. Jakarta: EGC.