jurnal kelompok 2 yang terpilih
DESCRIPTION
bagi kamu-kamu yang suka jurnal tapi susah download jurnalTRANSCRIPT
Journal Reading
Atypical Forensic Dental Identifications
Emil Prasetyo Muhammad 1110311020
Januvia Rizfamila 1110312011
Mia Nurnajiah 1110312088
Rizkia Chairani Asri 1110313076
Vokal Furkano 1110312023
Preseptor
Dr. Citra Manela, Sp. F
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL
RSUP DR. M. DJAMIL PADANG
2015
ABSTRAK
Identifikasi gigi forensik biasanya merupakan pilihan terakhir pada identifikasi
postmortem secara konvensional. Identifikasi gigi forensik yang tersering dilakukan adalah
membandingkan gambar radiologi yang didapatkan dari dokter gigi korban bencana. Namun,
tidak selamanya gambar radiologi antemortem tersedia, keadaan inilah yang membuat penulis
artikel menggunakan cara selain perbandingan hasil radiografi gigi korban bencana.
Identifikasi gigi forensik merupakan cara terakhir yang dipilih pada identifikasi
postmortem secara konvensional. Pemeriksaan DNA juga dilakukan, namun karena biaya
yang tinggi dan analisis yang memerlukan rentang waktu yang lama, pemeriksaan DNA
hanya dilakukan jika tidak ada pilihan lain. Identifikasi postmortem juga memiliki cara lain
yaitu secara visual, barang bawaan korban, sidik jari, bekas luka, tanda lahir, tato, gambar
radiologi (rontgent), dan gigi geligi.
Identifikasi gigi forensik selama ini selalu berhasil karena sifat dari gigi manusia yang
bersifat individual. Enamel merupakan bahan yang paling keras di dalam tubuh, enamel juga
merupakan bagian dari tulang yang terpapar dengan dunia luar. (Gambar 1 dan 2). Gigi geligi
bersifat tahan terhadap kerusakan karena panas dan benda tumpul, dan gigi geligi juga tetap
stabil pada saat pembusukan jaringan. Gigi geligi setiap manusia bersifat sangat spesifik dan
unik, hal ini tidak terbatas hanya pada bentuk mahkota gigi, namun juga pada bentuk akar,
bilik pulpa dan hubungan dengan struktur yang berada di sekitarnya (jarak dengan sinus,
jarak dengan kanal mandibula, pola tulang trabekula dan lain lain). Selain sifat alami gigi,
jika ada perbaikan gigi akan memberikan kombinasi variasi gigi yang sangat berbeda antar
individu.
2
Beberapa alasan untuk mengidentifikasi korban adalah sertifikat kematian merupakan
syarat hukum yang dibutuhkan bagi asuransi, pergantian bisnis, warisan, dan alasan pribadi
dari keluarga. Dalam investigasi kriminal, penting untuk menentukan identitas korban agar
dapat melanjutkan investigasi dan mengidentifikasi tersangka. Dalam kebakaran, badan
biasanya terbakar sehingga tidak dapat dibayangkan secara visual (Gambar 3). Barang
bawaan juga biasanya ikut hancur atau hilang dalam api. Jika barang bawaan pribadi
terselamatkan biasanya tidak dapat digunakan karena dikelilingi oleh api dan usaha
pemadaman api. Ahli antropologi forensik akan memeriksa tulang yang tersisa kemudian
dapat memberikan gambaran umur, ras, dan jenis kelamin dari korban. Identifikasi yang baik
dilakukan pada gigi geligi yang masih dapat terselamatkan. Pada api dengan temperatur yang
sangat tinggi (1000oC) Gigi geligi yang tersisa dapat hancur. Mahkota gigi dapat menjadi
patah atau meledak meninggalkan akar gigi. Akar gigi yang terbakar hanya menyisakan
cangkang enamel. Tulang juga dapat menghilang menyisakan hanya akar gigi yang tersebar
tanpa adanya rongga tumbuhnya gigi yang berfungsi sebagai referensi gigi geligi korban.
Identifikasi gigi forensik paling sering diselesaikan dengan membandingkan
radiografi pada gigi korban saat postmortem dengan penemuan radiografi gigi oleh dokter
gigi dari korban yang diduga (antemortem) (Gambar 4 dan 5). Sebenarnya radiografi
antemortem harus keseluruhan seri gigi. Sering ini tidak menjadi masalah. Radiografi pada
anak – anak khususnya gigi susu hanya kalau mereka memiliki catatan ortodontik. Sudah
beberapa kali diduplikasi, tidak yang asli, sudah dikirim atau duplikasi yang tidak baik dan
atau tidak bertanda kiri atau kanan sebagai orientasi. Ditambah lagi dengan gambar radiografi
antemortem yang berkualitas kurang baik akibat kesalahan teknik operator (potongan sudut,
interproksimal yang berlebihan, pemanjangan atau pemotongan, dan lain – lain) atau
pengerjaan yang kurang baik (kontras, gambar yang seperti terbakar, dan lain- lain). Ketika
radiografi antemortem yang kurang baik dibandingkan dengan radiografi postmortem yang
baik, keduanya mungkin tidak sesuai. Ini dapat menjadi hambatan yang serius untuk usaha
identifikasi.
Dalam identifikasi gigi forensik, kami menitikberatkan bahwa kualitas yang baik,
persiapan yang tepat, dan berlabel radiografi antemortem yang asli bisa digunakan sebagai
perbandingan. Ditambah lagi, contoh dari hasil catatan pengobatan gigi korban harus
dimasukkan juga. Ini membuat dokter gigi forensik untuk membuktikan pengobatan gigi
yang ditampilkan pada saat radiografi. Kemudian kemungkinan penjelasan keberadaan
perbaikan gigi tidak ada pada film antemortem atau gigi hilang.
3
Sayangnya, radiografi gigi antemortem tidak selalu tersedia. Di California, sering
terjadi kesalahpahaman bahwa kebutuhan legal untuk menyimpan catatan adalah selama
tujuh tahun. Kenyataanya California tidak memiliki kewajiban dalam penyimpanan catatan.
Hasilnya, ketika pemeriksa jenazah meminta dengan catatan antemortem dokter gigi, catatan,
termasuk radiografi, tidak lagi tersedia. Ini memaksa pemeriksa untuk mencari pilihan lain
dalam menyelesaikan kebutuhan identifikasi postmortem. Ketika disajikan dengan tantangan
ini, penulis sudah berhasil mengidentifikasi menggunakan cara lain daripada membandingkan
radiografi gigi. Ilustrasi kasus menunjukkan beberapa contoh. Kasus pertama sebagai contoh
identifikasi postmortem menggunakan perbandingan radiografi gigi dengan pengobatan
radiografi. Jenazah, 60 tahun, laki – laki tua berkulit putih, terlihat di beberapa parkiran toko
buku bolak balik di kendaraanya. Beberapa menit kemudian saksi melihat kendaraannya
bersama korban yang duduk di kursi penumpang dilalap api bersama. Saksi berusaha untuk
memadamkan api dan menelpon 911 ke tempat kejadian. Tim darurat merespon dan
4
mengkonfirmasi kematian tanpa intervensi dan disebabkan oleh luka suhu. Gas ditemukan di
kursi belakang. Pada otopsi dikonfirmasi penyebab kematian adalah karena menghirup bahan
– bahan yang terbakar dan kematian mayat karena bunuh diri. Pemeriksa memanggil dokter
gigi forensik untuk menyelesaikan identifikasi gigi. Hanya radiografi medis kepala dan leher
yang tersedia. Radiografi ini dimana seri tulang frontal dan tengkorak lateral menyoroti
implan medikal di vertebra servikalis. Pertumbuhan gigi terlihat dikedua radiografi tetapi
karena orientasi radiografi, lateral film menunjukkan gigi bawah lebih jelas dan detail
(gambar 6). Gigi nomor 30 (kanan bawah molar pertama) diperbaiki dengan porselen
bercampur metal dan diisi endodontik di bagian tengah dan distal akar. Ditambah lagi, gigi
nomor 31 (kanan bawah molar kedua) sudah diganti dengan gigi tanam dan penyembuhan
kepala tetapi tidak diperbaiki menggunakan mahkota. Radiografi gigi postmortem diambil
dan identifikasi positif benar berdasarkan perbandingan pemulihan gigi (gambar 7 dan 8).
Kasus selanjutnya adalah contoh dari identifikasi melalui perbandingan ruge palatal.
Korban terlibat dalam tabrakan kendaraan bermotor. Mobil korban berhenti di lalu lintas dan
ditabrak oleh pengendara mabuk yang baru pulang dari pesta Natal. Truk pickup berkendara
dengan kecepatan 70 km per jam ketika menghantam mobil korban menyebabkan kedua
mobil berputar dan terbakar. Sopir truk dapat keluar dari truk tanpa cedera sedangkan kedua
penumpang di mobil korban meninggal akibat hantaman. Tubuh jenazah hangus terbakar
menjadi tingkat empat postmortem (dibakar di luar pengakuan). Identifikasi menggunakan
perbandingan catatan gigi dibutuhkan. Peneliti forensik bekerja melalui akhir pekan
pengadaan catatan gigi antemortem yang diperlukan untuk perbandingan dengan postmortem.
Diasumsikan mereka bepergian ke Tijuana, Meksiko, unruk janji dengan dokter gigi, catatan
gigi yang akurat dapat tersedia. Akan tetapi, ini bukan merupakan kasus. Di Senin pagi,
5
penyidik menemukan bahwa dokter gigi meksiko ini tidak memiliki pengobatan radiografi
gigi sebelumnya. Satu – satunya catatan pre pengobatan dokter gigi yang dimiliki adalah
modelnya saja. Diputuskan untuk mendapatkan model sebelum pengobatan dari dokter gigi di
Tijuana untuk kemnngkinan perbandingan postmortem. Pengemudi mobil SUV memiliki
radiografi gigi antemortem yang tersedia dari dokter giginya di San Diego. Penyidik
menemukan catatan ini dan dokter gigi berhasil mengidentifikasi gigi pada malamnya.
Pada malam berikutnya, identifikasi gigi postmortem selesai untuk penumpang.
Penyidik telah memperoleh model ortodontik antemortem pretreatment (GAMBAR 9) dan
untungnya kondisi postmortem dari rongga mulut tidak terpengaruh oleh kebakaran dan
suara. Rahang yang terpotong, menimbulkan kesan alginat dari maksila yang telah diambil
dan model dari batu untuk dipisahkan kemudian. Setelah model ditipiskan dan selesai
dibentuk (GAMBAR 10) akan terjadi perbandingan antara model antemortem dan
postmortem. Terdapat banyak konsistensi dalam pola rugae dapat menunjukan identifikasi
positif secara jelas (GAMBAR 11) .
Kami telah berkomentar pada keunikan dari gigi manusia dan ini meluas ke
edentulous. Dalam kasus ini, seorang wanita tua meninggal dalam kebakaran yang merenggut
rumahnya dan terbakar sehingga tidak dapat dikenali secara visual. Selama otopsi, ditemukan
bahwa dia edentulous dan tidak mengenakan gigi palsu disaat kebakaran. Dalam banyak
kebakaran yang melibatkan orang yang memakai gigi palsu, gigi palsu dapat bertahan
tergantung pada intensitas dan durasi dari kebakaran. Hukum California membutuhkan dokter
gigi untuk menawarkan pilihan keapda pasien agar memiliki gigi tiruan berlabel dengan tanda
identifikasi seperti nama. Label ini, sementara tidak memenuhi kriteria sebagai bukti untuk
identifikasi positif, dapat berkontribusi sebagai bukti dominan yang memungkinkan koroner
atau pemeriksa medis untuk membuat keputusan atas identifikasi yang dilakukan. Dalam
kasus ini, tidak ada gigi palsu. Namun, yg meninggal dalam proses membuat gigi palsu.
Model antemortem dari mulut edentulous dibuat untuk perbandingan (GAMBAR 12).
Terdapat kesan korn=ban tak bergigi memakai material polyvinyl - siloksan dengan cetakan
gigi berbahan metal. Model batu dibuat untuk perbandingan (GAMBAR 13). Pada hal ini
menunjukan bahwa fitur anatomi gigi postmortem pada pasien tak bergigi yang dibandingkan
secara tepat dengan model antemortem memungkinkan identifikasi positif (GAMBAR 14).
6
Jika tidak ada rekam gigi yang tersedia, fotografi superimposisi telah menjadi pilihan
lain dengan munculnya analisis menggunakan perangkat lunak foto digital. Kasus berikut
adalah contoh dari identifikasi gigi melalui superimposisi fotografi dari gigi anterior rahang
atas .
Tubuh laki-laki dewasa yang memiliki telah hilang selama sekitar satu bulan
ditemukan di sebelah mobilnya di dasar jurang 300 kaki . Tubuh adalah dalam negara maju
dekomposisi dan patologi diminta kation identifi menjadi diselesaikan oleh catatan
perbandingan gigi. Sayangnya, tidak ada antemortem catatan gigi dari jenis apa pun yang
tersedia. Itu penyidik menemukan bahwa keluarga memiliki baru-baru ini berpose untuk foto
keluarga. Foto-foto ini ditembak oleh seorang profesional fotografer dan tersedia. Penulis
memperoleh foto dan memilih foto yang terbaik digambarkan maxillary yang gigi anterior
dari anjing ke anjing (gigi Nos. 6-11). Pada forensik ce pejabat , penulis kemudian resected
yang rahang dan meletakkannya pada fotografi berdiri di samping meja dengan laptopn yang
memiliki foto antemortem (GAMBAR 15). Memiliki antemortem yang foto terdekat sangat
penting saat mengambil foto postmortem dari direseksi rahang. Hal ini karena angulasi dari
foto harus digandakan dalam X , Y dan Z (kedalaman) kapak untuk superimposisi untuk
benar dan akurat. setelah penembakan banyak foto, gambar terbaik, yang menangkap sudut
yang benar di semua tiga pesawat, dicapai (GAMBAR 16).
Jika tidak ada catatan gigi dari jenis apapun yang tersedia, fotografi tumpang tindih
telah menjadi pilihan terbaru dengan munculnya analisis menggunakan software foto digital.
7
Kasus berikut adalah contoh dari identifikasi gigi melalui fotografi tumpang tindih dari gigi
anterior rahang atas.
Tubuh laki-laki dewasa yang telah hilang selama satu bulan ditemukan di dekat
mobilnya di dasar jurang sedalam 300 kaki. Tubuh jenazah telah mengalami fase
dekomposisi lanjut dan ahli patologi meminta identifikasi dari perbandingan rekaman gigi.
Sayangnya, tidak ada rekaman gigi antemortem dari jenis apapun yang tersedia. Penyidik
menemukan bahwa keluarga telah mengambil foto keluarga terbaru. Foto-foto ini diambil
oleh fotografer profesional. Penulis memperoleh foto dan memilih foto terbaik yang
menggambarkan gigi rahang atas anterior dari kaninus ke kaninus (teeth Nos. 6-11). Di
kantor pemeriksaan medis, penulis mereseksi rahang atas dan meletakkannya di meja
bersebelahan dengan laptop yang menampilkan foto antemortem. Sangat penting emiliki foto
antemortem terdekat ketika mengambil foto postmortem dari rahang yang telah direseksi. Hal
ini dikarenakan angulasi foto harus digandakan dalam sumbu X, Y, dan Z (dalam) agar
superimposisi benar dan akurat. Setelah mengambil banyak foto, gambar terbaik, yang
menangkap sudut yang benar telah tercapai (Gambar 16)
Berikutnya, dengan menggunakan software digital imaging Adobe Photoshop, gambar
antemortem dan postmortem dipotong, diubah ukurannya dengan perbandingan 1:1 (ukuran
asli) dan kemudian gambar postmortem ditumpangtindihkan ke gambar antemortem (Gambar
17). Gambar dipudarkan secara bertahap untuk menampakkan gambar antemortemnya.
Pemudaran yang ideal adalah 50 persen, yang memungkinkan kedua gambar muncul
bersamaan dan menunjukkan konsistensi dalam gigi geligi (Gambar 18). Konsistensi multipel
ini dipercaya mendukung identifikasi.
Kadang-kadang, kerusakan termal akibat api berdampak buruk karena sisa bagian
tubuh yang dapat dikenali hanya sedikit. Pada awal 90-an, seorang wanita 23 tahun
menghilang dari masyarakat pedesaan di California Utrara. 20 tahun kemudian, departemen
kepolisian setempat dihubungi oleh seseorang yang mengaku tahu dimana tubuh diambil dan
dibakar setelah dibunuh. Dilengkapi dengan peta yang rinci, polisi penyidik menemukan
sejumlah kecil material hangus yang dapat dianalisis. Tubuh telah terbakar lama bersamaan
dengan sampah.
Material yang didapatkan sangat rapuh dan berbubuk; hancur ketika dimanipulasi
(Gambar 19). Diantara material ini, mahkota email gigi dan beberapa perbaikan gigi terkait.
Dengan mengandalkan dasar anatomi gigi memungkinkan untuk menentukan gigi tersebut
dari seorang individu (Gambar 20). Foto x-ray gigi saat antemortem dapat digunakan untuk
8
menilai jenazah, tetapi memiliki kualitas yang minimal dan kurang signifikan pada proses
gigi yang telah terbentuk setelah film dibuat. Tanpa adanya kemampuan mengarahkan gigi di
lengkungan sebagaimana tampak di mulut, sejumlah besar radiografi dari berbagai sudut
terbuat dari mahkota email dipakai sebagai perbandingan. Walaupun bukti keseluruhan dapat
dipertimbangkan dan jenazah tidak dapat disingkirkan dari bahan pertimbangan, peru adanya
pengamatan seksama pada lapisan pembungkus email dan perbaikan gigi. Setelah lebih dari
20 paparan, sudut yang digandakan memungkinkan untuk identifikasi positif berdasarkan
karakteristik unik dari pebaikan gigi. Orang yang memberikan petunjuk adalah remaja pada
saat pembunuhan itu. Ayahnya membunuh wanita muda dan memaksa anaknya untuk
membantu dia membuang tubuhnya. Saksi khawatir dengan keselamatan dirinya hingga
menunggu ayahnya meninggal sebelum memberikan petunjuk yang tertinggal.
Pengaruh dari penemuan, seperti investigasi ini, terhadap individu dan lingkungan
adalah untuk menemukan orang hilang pada investigasi jangka panjang. Dalam hal ini,
keluarga dan teman tidak memiliki informasi yang dapat menunjukan rekam gigi.
Wawancara dengan keluarga dan teman berupa gigi emas pada penemuan dapat diletakan
pada plastik di tempat tinggal jenazah (gambar 22)
Pemeriksaan dan perbandingan terhadap penemuan yang tertinggal menunjukkan bahwa gigi
nomor 18 (molar kedua kiri bawah) yang tertinggal nampak seperti hiasan gigi (Gambar 23).
Ketika dibandingkan dengan gigi emas, perbaikan pada gigi berjalan baik dan perbedaan
perbaikan alami antar individu sangat jelas (gambar 24 dan 25). Hubungan positif dari
perhiasan gigi tidak termasuk dan hal tersebut identifikasi tersendiri karena tidak adanya jejak
antemortem yang dapat dikonfirmasi. Identifikasi ditentukan pada jumlah yang lebih besar
dari bukti dasar, perhiasan gigi dijadikan oleh investigator sebagai pertimbangan terhadap
efek personal.
Kesimpulan
Ketika identifikasi gigi tradisional dibandingkan secara luas dengan bukti radiografi
antemortem dan postmortem, detail yang unik dari beberapa ahli gigi berbeda sehingga
mendukung identifikasi. Ahli gigi seharusnya hati-hati terhadap detail, yang pada awalnya
tidak signifikan, tetapi dapat dijadikan petunjuk untuk menemukan identitas individual. Hal
ini langkah yang bijaksana melalui dokumen dan kondisi yang ada dari pasien baru dan
setelahnya. Kesuluruhan dokumen asli yang dikumpulkan pada ahli sangat penting dan saat
9
dibutuhkan. Kesimpulannya, larangan pada privasi pasien tidak berlaku untuk jenazah ketika
ada permintaan rekaman gigi jenazah oleh ahli.
10