jobsheet lab. kimia dan nutrisi pangan
DESCRIPTION
File ini berisi Job-job apa saja yang akan dipraktekkan di Lab. Kimia dan Nutrisi PanganTRANSCRIPT
KARBOHIDRAT (HIDROLISIS PATI)
Alat:• Pipet
• Pengaduk vortex
• Hot plate
• Pengaduk magnet
• Viskometer
• Tabung reaksi
• Penangas air 37°C
Pereaksi:• Larutan enzim amilase (10 mg/ml)
• Larutan HCl 8 M
Bahan:• Patiberas
• Pati tapioka
• Pati sagu
• Pati jagung
Prosedur Kerja: Hidrolisis Pati oleh Enzim
1. Suspensikan 0.5 g contoh pati ke dalam 100 ml air. Panaskan hingga suhu 75°C.
2. Masukkan larutan pati tersebut ke dalam 5 tabung reaksi. Gunakan 1 tabung reaksi sebagai kontrol.
3. Tambahkan 0.1 ml larutan enzim amilase ke dalam suspensi pati tersebut. Aduk hingga merata.
4. Inkubasikan campuran tersebut pada penangas air (37°C) selama 10, 20, dan 30 menit.
5. Setelah waktu inkubasi tersebut, lanjutkan pemanasan hingga suhu 90oC.6. Dinginkan pasta tersebut hingga suhu 50°C. Lakukan pengukuran
viskositas pati dengan menggunakan viscometer.7. Bandingkan viskositas dan masing-masing contoh.
Hidrolisis Pati oleh Asam
1
1. Suspensikan 0,5 g pati ke dalam 100 ml air.2. Tambahkan 2 ml larutan HCl 8M ke dalam suspensi pati tersebut. Aduk
hingga merata.3. Panaskan di atas penangas air 100°C selama 10, 20 dan 30 menit.
Dinginkan hingga suhu 30°C.4. Setelah waktu inkubasi tersebut, lanjutkan pemanasan hingga suhu 90oC5. Dinginkan pasta tersebut hingga suhu 50oC. Lakukan pengukuran
viskositas dengan menggunakan viskometer.6. Bandingkan viskositas dan masing-masing contoh.
2
UJI SIFAT FUNGSIONAL PROTEIN
Praktikum 1. Uji Daya Ikat Air
Alat
• Tabung reaksi
• Vortex
• Pipet
• Sentrifus
• Timbangan
• Oven
Bahan
• Isolat protein
• Air destilata
• Larutan NaOH 2N
Prosedur Kerja
1. Contoh sebanyak 1 g dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditimbang.
2. Air destilata sebanyak 10 ml ditambahkan dan diaduk dengan vortex
sampal terdispersi secara merata.
3. Campuran didiamkan selama 1 jam pada suhu kamar.
4. Kemudian disentrifus dengan kecepatan 2600 g selama 25 menit,
5. Air harus dituang secara hati-hati.
6. tabung reaksi bersama contoh basah diletakkan dalam oven bersuhu 45 °C
selama 30 menit dengan posisi terbalik, kemudian ditimbang.
7. Selisih antara berat akhir (basah) dan berat awal (kering) merupakan
jumlah air yang terserap oleh contoh.
8. Hitung daya serap air.
3
Praktikum 2. Uji Kekuatan Gel
Alat
• Tabung reaksi
• Pengaduk magnetik
• Penangas air
• Refrigerator
Bahan
• Isolat protein
• Larutan NaOH 2 N
Prosedur Kerja
1. Isolat sebanyak 0.75; 1.0; 1 25; dan 1.5 gram dilarutkan dalam 10 ml air
destilata sehingga diperoleh konsentrasi 7.5; 10.0; 12.5; dan 15.0%.
2. Larutan kemudian diaduk dengan pengaduk magnetic hingga larut dengan
sesekali ditambah NaOH 2 N untuk melarutkan.
3. Setelah larut ditepatkan pH-nya menjadi 8,0 dengan NaOH 2 N.
4. Setiap konsentrasi larututan masing-masing dipipet sebanyak 3 ml ke
dalam tabung reaksi bertutup.
5. Setelah itu dipanaskan 100°C selama 15 menit dalam penangas air
6. Tabung reaksi kemudian didinginkan segera dengan air mengalir lalu
disimpan dalam suhu rendah (4°C) selama 2 jam, kemudian diukur
kekuatan gelnya. Skala yang digunakan untuk pengukuran secara kualitatif
adalah sebagai berikut:
0 = tidak terbentuk gel
1 = gel sangat lemah, bila tabung reaksi dimiringkan, gel telah jatuh
2= gel lemah, bila tabung reaksi dibalik pada posisi verlikal, gel jatuh
3 = gel kuat, bila tabung reaksi dihentakkan sekali pada posisi terbalik, gel
jatuh
4 = gel sangat kuat, bila tabung reaksi dihentakkan lebih dari sekali pada
posisi terbalik, gel jatuh
4
Praktikum 3. Uji Kapasitas dan Stabilitas Buih
Alat
• Erlemeyer 250 ml
• Pengaduk
• pH meter
• Gelas ukur 250 ml
Bahan
• Isolat Protein
• LarutanNaOH 2N
Prosedur Kerja
1 Sebanyak 2 g isolat ditambah dengan 100 ml air
2. Teteskan NaOH 2 N sedikit-sedikit sampai isolat melarut.
3. Tepatkan pH hingga pH 8.
4. Volume awal diukur.
5. Dengan bantuan blender, buihkan selama 2 menit
6. Volume buih diukur telah 30 detik dan setelah 1 jam
7. Kemudian dilakukan perhitungan sebagai berikut:
Praktikum 4. Uji Kapasitas Emulsi
Alat
• Erlemeyer 250 ml
• Pengaduk
• pH meter
5
• Gelas ukur 250 ml
• Blender
• Sentrifus
Bahan
• Isolat protein
• NaOH2N
• Air destilata
• Minyak jagung
Prosedur Kerja
1. Timbang isolat protein sebanyak 2 g dan larutkan dalam 100 ml air
destilata.
2. Atur menjadi pH 8,0 sambil diaduk dengan pengaduk magnetik.
3. Pipet sebanyak 25 ml larutan contoh.
4. Tambahkan dengan 25 ml minyak jagung.
5. Blender selama 1 menit.
6. Sentrifus larutan pada 1110 g selama 10 menit.
7. Kapasitas emuisi dinyatakan sebagai persentase volume emulsi
dalam total campuran.
6
VITAMINAnalisa Vitamin C (Metode Titrasi Yodium)
Note: 1 ml larutan yodium 0.01 n setara dengan 0.88 mg Vitamin C standar
Alat: Lampu spiritus Buret Gelas kimia Mortar Labu ukur 1 liter Sudip
Pereaksi: Larutan yodium 0.01 N ( sebanyak 16 g KI +1.27 g yodium digerus,
tambahkan aquades sedikit sedikit, digerus hingga larut semua, kemudian diencerkan hingga volume larutan 1 liter).
Larutan amilum 1 % ( 1 g amilum ditambah 25 ml aquades dan diaduk. Panaskan suspense tersebut dalam gelas piala diatas api sampai larutan tidak berwarna. Encerkan larutan tersebut hingga mencapai 100 ml dengan aquades panas).
Cara Kerja:1. Kedalam erlenmayer 250 ml masukkan 4 g sampel. Tambahkan aquades
hingga volume 25 ml2. Titrasi larutan tersebut dengan larutan yodium dengan indikator amilum 1%
sebanyak 1 tetes. 3. Catat volume yang digunakan untuk mentitrasi.
Catatan: titrasi dilakukan secepat mungkin sebab senyawa-senyawa lain seperti glutation dan sistein mungkin dapat dioksidasi oleh larutan yodium.
Perhitungan:
7
ANALISA VITAMIN A (TOTAL KAROTENOID)
Metode Spektrofotometri
Alat: Timbangan analitik Gelas kimia 25 ml Labu ukur 25 ml Spektrofotometer Corong kecil
Bahan:
Minyak goreng bekas Minyak goreng baru (merk sama)
Pereaksi :
Hexan (PA)
Prosedur Kerja:
0,1 gram sampel dilarutkan dengan hexan PA dalam labu ukur 25 ml hingga tanda tera, lalu dikocok hingg homogen. Selanjutnya absorbansi diukur dengan spektrofotometer pada 446 nm. Total karotenoid dihitung dengan rumus:
Total karotenoid (ppm) =
8
DEASIDIFIKASI MINYAK
Alat :
1. Hot plate
2. Gelas kimia 1 liter 1 buah
3. Agitator
4. Sentrifugasi
5. Cawan petri
6. Timbangan analitik
Bahan:
1. Minyak jelantah (minyak bekas)
2. Minyak goreng baru (merk sama)
3. NaOH
Prosedur kerja:
1. Tentukan Kadar Asam Lemak Bebas (Free Fatty Acid/FFA) awal minyak
jelantah
2. Buat larutan NaOH sesuai Kadar FFA awal
3. Masukkan @ 500 ml minyak jelantah ke dalam gelas kimia 1 liter
4. Panaskan dengan hot plate dan aduk menggunakan agitator
5. Pada suhu 700C, tambahkan larutan NaOH
6. Teruskan pemanasan dan pengadukan selama 25 menit
7. Sentrifugasi minyak pada 2000 rpm selama 30 menit
8. Pisahkan minyak dengan padatan yang terbentuk
9. Timbang berat minyak dan padatan
10. Hitung Kadar FFA akhir dan rendemen minyak
Jumlah NaOH yang digunakan dapat dihitung dengan rumus :
.….……………………………………... (1)
9
Kelebihan NaOH = kg …….....…….. ……………..
(2)
Dimana X = jumlah NaOH kristal
Y = jumlah minyak jelantah (liter)
0,142 = rasio BM NaOH dan asam oleat
Total NaOH kristal yang digunakan (Z) = (1) + (2).
Kebutuhan larutan NaOH dapat diketahui dengan cara sebagai berikut:
Misalkan kita menggunakan NaOH 8% maka jumlah larutan NaOH yang
dibutuhkan (A) adalah :
A =
Contoh perhitungan rendemen :
Misalkan :
ALB awal = 4,2 %
ALB akhir = 0,374 %
ALB = 4,2 – 0,374 = 3,826%
Jumlah minyak yang diproses = 500 ml
Jumlah minyak yang dihasilkan = 430 ml
ml
500 ml – 19,13 ml = 480,87 ml
Rendemen =
Rendemen = 89,421 %
10
PENENTUAN KUALITAS IKAN
(TOTAL VOLATILE BASE NITROGEN/TVN DAN
TRIMETHYLAMIN/TMA)
Prinsip:
Sampel diekstrak dengan asam asetat glasial 5% sehingga seluruh proteinnya
mengendap dan seluruh komponen volatil bernitrogen larut dalam larutan asam asetat
glasial 5%. Ekstrak asam asetat glasial kemudian didistilasi sehingga komponen
volatil bernitrogen ditangkap oleh larutan HCl 0,01 M. Destilat kemudian dititrasi
dengan NaOH 0,01 M sehingga kadat TVN dapat ditentukan.
Penetapan TMA dilakukan dengan cara : ke dalam destilat yang sudah
dititrasi dengan NaOH ditambahkan formaldehid 16% seluruh komponen yang
mengandung gugus NH2 terikat oleh forlmaldehid, TMA sendiri tidak terikat.
Dengan menitrasi kembali campuran yang sudah ditambah folmaldehid ini maka
kadar TMA dapat diketahui.
Alat :
1. Alat distilasi Kjeldahl atau sejenisnya
2. Blender/lumpang porselen
3. Sentrifugasi
4. Buret + statip
Bahan/pereaksi :
1. Larutan asam asetat glasial 5% (w/v)
2. NaOH 2 M, dan 0,01 M
3. HCl 0,01 M
4. Indikator merah fenol
5. Formaldehid 15% (w/v) netral
11
Encerkan 432,4 ml formaldehid 37% menjadi satu liter dengan aquades.
Campurkan 1 liter formaldehidd yang sudah diencerkan dengan 100 gram MgCO3,
kocok sampai larutan menjadi jernih, jika MgCO3 tidak larut seluruhnya, maka harus
disaring. Tepatkan pH larutan menjadi 7 (biasanya pH larutan folmaldehid yang
sudah ditambah MgCO3 ini lebih besar dari 7 sehingga perlu ditambah formaldehid
secukupnyua sampai pH menjadi 7
Cara Kerja :
1. Timbang 100 gram daging ikan yang sudah digiling halus
2. Tambahkan 300 ml larutan asam asetat glasial 5% dan aduk hingga homogen
3. Pisahkan ekstrak asam asetat glasial 5% dengan cara penyaringan atau
sentrifusi
4. Ambil 5 ml ekstrak asam asetat glasial masukkan ke dalam alat destilasi
Kjeldahl. Tambahkan 5 ml NaOH 2 M
5. Lakukan distilasi dimana destilat ditangkap dengan 15 ml HCl 0,01 M standar
6. Tambahkan beberapa tetes merah fenol ke dalam destilat
7. Titrasi dengan NaOH 0,01 M standar sampai tercapai titik akhir
8. Tambahkan 1 ml formaldehid 16% untuk setiap 10 ml campuran sesudah
titrasi yang pertama, kocok, kemudian titrasi lagi dengan NaOH 0,0 M
standar
PERHHITUNGAN :
TVN (mg/100 g) =
TMA (mg/100 g) =
Keterangan :
14 = bobot atom nitrogen
12
V1 = volume NaOH 0,01 M yang dibutuhkan untuk titrasi I
M = berat sampel (gram)
W = jumlah air yang ada dalam bahan (gram)
V2 = volume NaOH 0,01 M yang dibutuhkan untuk titrasi II
METODE LOWRY (ANALISA PROTEIN)
Buat standar BSA :
1000 ppm = 1 g/1 L = 0.1 g/100 ml = 0.05g/50 ml = 0.025 g/ 25 ml. Buat deret
standar 40 pm, 80 ppm, 100ppm, 200 ppm, 400 ppm dan 800 ppm
Buat pereaksi:
Larutan A = 2 g Na2CO3 + 0.4 g NaOH dalam 100 ml
Larutan B = 0.5 g CuSO4.5H2O + 1 g Na-K-Tartrat dalam 100 ml
Larutan C = 1 ml B +50 ml A
Larutan D = Folin 1 N (yang ada Folin 2 N) sehingga untuk membuat folin 1 N
dibuat dengan melarutkan larutan Folin 1:1 terhadap aquades.
Cara Kerja:
0.5 ml sampel/standar + 2.5 ml Larutan C, kocok dan didiamkan selama 10
menit. Tambahkan 0.25 ml larutan D, kocok dan diamkan 30 menit. Ukur pada
abs 710-720 nm (hasil selama ini 710 nm).
Persiapan sampel padat:
1. Gerus sampel
2. Timbang 5 gr sampel dan tambahkan NaOH (0.02 N) atau (2 N) encerkan
dengan aquades samapai mencapai pH 10.
3. Saring/ centrifuse sampel
13
4. Ambil fitrat, encerkan sesuai dengan kepekatan sampel (biasanya 1 ml
dalam 100 ml labu)
5. Analisa sesuai dengan prosedur.
PENENTUAN GULA REDUKSI (METODE LUFF SCHOORL)
Alat
Gelas kimia 100 ml Kertas saring Labu takar 100 ml dan 200 ml Corong Batu didih Pendingin balik Erlenmayer asa Batang pengaduk kaca
Pereaksi
Bubur Al(OH)3 atau Larutan Pb-asetat(a) Bubur Aluminium hidroksida (Al(OH)3, tawas) dibuat dengan metode:Larutan tawas dalam air (1:20), masukkan ke dalam ammonia 10% (1 bagian tawas: 1,1 bagian ammonia 10%). Endapan yang diperoleh dibiarkan mengendap, cairan yang terdapat di atasnya dituang. Endapan ditambah air, diaduk, dibiarkan, kemudian cairan dibuang lagi. Pekerjaan ini diulang kembali sampai cairannya tidak bereaksi basis. Endapannya disimpan sebagai pasta.(b) Timbal asetat setengah basis (Pb asetat) dibuat dengan metode:Tiga (3) bagian Pb asetat dan satu (1) bagian PbO yang telah dipijarkan dicairkan di atas penangas air dan diaduk sampai PbO nya hampir seluruhnya larut. Massanya dilarutkan dalam 10 bagian air dan disaring.
Na2CO3 anhidrat / K atau Na-oksalat anhidrat/ larutan Na-fosfat 8% Larutan Luff- Schoorl
Larutan Luff Schoorl dibuat dengan metode:25 g CuS04.5H20 sejauh mungkin bebas besi, dilarutkan dalam 100 ml air, 50 g asam sitrat dilarutkan dalam 50 ml air dan 388 g soda murni (Na2CO3. 10 H20) dilarutkan dalam 300—400 ml air mendidih. Larutan asam sitratnya dituangkan dalam larutan soda sambil dikocok hati-hati,
14
selanjutnya ditambahkan larutan CuSO4, sesudah dingin ditambah air sampai 1 liter. Bila terjadi kekeruhan, didiamkan kemudian disaring.
KI 20% H2SO4 26.5% Na-tiosulfat 0.1 N Indikator pati
Larutan indikator pati dibuat dengan metode:10 g pati yang dapat larut dicampurkan dengan 10 mg Hgl dan 30 ml aquades, ditambahkan 1 liter aquades yang sedang mendidih.
Bahan
buah-buahan susu minuman instant (the gelas dll)
Cara kerja
1. Timbang bahan padat yang sudah dihaluskan atau bahan cair sebanyal 2,5 — 25 g tergantung kadar gula reduksinya, dan pindahkan ke dalam labu takar 100 ml, tambahkan 50 ml aquades. Tambahkan bubur Al (OH)3 atau larutan Pb-asetat. Penambahan bahan penjernih ini diberikan tetes demi tetes sampai penetesan dan reagensia tidak menimbulkan pengeruhan lagi. Kemudian tambahkan aquades sampai tanda dan disaring.
2. Filtrat ditampung dalam labu takar 200 ml. Untuk menghilangkan kelebihan Pb tambahkan Na2CO3 anhidrat atau K atau Na-oksalat anhidrat atau larutan Na-fosfat 8% secukupnya, kemudian ditambah aquades sampai tanda, dikocok dan disaring. Filtrat bebas Pb bila ditambah K atau Na oksalat atau Na-fosfat atau Na2CO3 tetap jemih.
3. Ambil 25 ml filtrat bebas Pb yang diperkirakan mengandung 15 — 60 mg gula reduksi dan tambahkan 25 ml larutan Luff-Schoorl dalam erlenmayer asa.
4. Dibuat pula perlakuan blanko yaitu 25 ml larutan Luff-Schoorl dengan 25 ml aquades.
5. Setelah ditambah beberdpa butir batu didih, Erlenmeyer dihubungkan dengan pendingin balik, kemudian dididihkan. Diusahakan 2 menit sudah mendidih. Pendidihan larutan dipertahankan selama 10 menit.
6. Selanjutnya cepat-cepat didinginkan dan tambahkan 15 ml KI 20% dan dengan hati-hati tambahkan 25 ml H2S04 26,5%.
7. Yodium yang dibebaskan dititrasi dengan larutan Na-thiosulfat 0,1 N memakai indikator pati sebanyak 2 — 3 ml. Untuk memperjelas perubahan warna pada akhir titrasi maka sebaiknya pati diberikan pada saat titrasi hampir berakhir.
15
Perhitungan:
Dengan mengetahui selisih antara titrasi blanko dan titrasi contoh kadar gula reduksi dalam bahan dapat dicari dengan menggunakan tabel berikut:
Tabel 1. Penentuan Glukosa, Fruktosa dan Gula Invert dalam Suatu Bahan dengan Methoda Luff Schoorl
16
UJI REAKSI PENCOKLATAN NON-ENZIMATIS
(REAKSI MAILLARD)
Alat
pH meter
Pipet 10 ml
Labu takar 50 ml dan 100 ml
Celas piala 50, 100, 250 dan 600 ml
Tabung reaksi
Hot plate
Gelas ukur 10 ml dan 50 ini
Pipet pasteur
Vortex mixer dan gelas pengaduk
Timbangan
Spektrofotometer
Spidol permanen
Water bath, penangas air
Batu didih
Cawan aluminium
Oven suhu 125°C
Bahan
KH2PO4 1/15 M dan Na2HPO4 1/15 M untuk membuat buffer fosfat, 1/15 M, pH
8.0
Glukosa, 0.5 M dalam buffer fosfat, pH 8.0
Glisin, 0.5 M dalam buffer fosfat, pH 8.0
HCI 0.1 N dan2 N
NaOH 2N
Glukosa 0.25 M + glisin 0.25 M, dalam buffer fosfat 1/15 M, pH 5 dan 8
17
Fruktosa 0.25 M + glisin 0.25 M, dalam buffer fosfat 1/15 M, pH 5 dan 8
Sukrosa 0.25 M + glisin 0.25 M, dalam buffer fosfat 1/15 M, pH 5 dan 8
Glukosa 0 .25 M dalam buffer fosfat, pH 5 dan 8
Fruktosa 0 .25 M dalam buffer fosfat, pH 8
Fruktosa 0 .25 M dalam buffer fosfat, pH 8
Glisin 0 .25 M dalam buffer fosfat, pH 5 dan 8
Prosedur Kerja
Pengaruh jenis Gula dan pH
1. Pindahkan 10 ml larutan berikut ke dalam tabung reaksi. Satu tabung
untuk 1 perlakuan. Tutup tabung (tidak terlalu rapat) dan beri label dengan
spidol permanen.
Glukosa-glisin, pH 5
Glukosa-glisin, pH 8
Fruktosa-glisin, pH 5
Fruktosa-glisin, pH 8
Sukrosa-glisin, pH 5
Sukrosa-glisin, pH 8
Glukosa, pH 5
Glukosa, pH 8
Fruktosa, pH 8
Sukrosa, pH 8
Glisin, pH 5
Glisin, pH 8
2. Siapkan air mendidih dalam gelas piala 1 liter dengan penambahan batu
didih menggunakan hot plate. Tempatkan semua tabung dalam air
mendidih selama 30 menit. Dinginkan tabung dengan menempatkannya
dalam gelas piala berisi air keran.
3. Setelah tabung reaksi dingin, ukui pH masing-masing larutan.
4. Amati pembentukan warna coklat secara visual pada masing-masing
tabung reaksi
18
5. Ukur absorbansi masing-masing larutan dengan spektrofotometer pada
panjang gelombang 430 nm
UJI REAKSI PENCOKLATAN ENZIMATIS
Alat
Pisau stainless steel (SS)
Cawan
Gelas piala
Talenan
Gelas pengaduk
Pereaksi
Asam sitrat 0.1% dalam air
Asam asetat 0. 1% dan 1.0% dalam air (larutan0. 1% disiapkan dengan
mengencerkan 2.0 ml vinegar (5% asam asetat) menjadi 100 ml dengan
air; larutan 1.0% disiapkan dengan mengencerkan 20 ml vinegar (5% asam
asetat) menjadi 100 ml dengan air)
Larutan Na-metabisulfit 0,5 M (stok)
Larutan sirup gula sukrosa 20%
Larutan garam FeCl3 0.2%
Asam askorbat 0.1% dan 1.0% dalam air
Larutan asam trikloroasetat 0.1 M
Bahan
Buah Apel
Buah pir
Buah pisang muda
Kentang
Prosedur kerja
19
1. Siapkan 30 ml larutan perendam (air, asam sitrat, asam asetat, Na-
metabisulfit, larutan gula sukrosa dan vitamin C) dalam 10 buah gelas
piala.
2. Ukur pH masing-masing larutan.
3. Siapkan 20 potongan buah dengan ukuran sekitar 2x2x1 cm3. Potong buah
dengan pisau stainless steel.
4. Rendam masing-masing irisan buah ke dalam larutan perendam (ingat,
semua potongan harus terendam seluruhnya) sebagai berikut:
Irisan 1 dan 2: Irisan direndam dalam larutan asam askorbat 0.1% dan
1% selama 5 menit.
Irisan 3 dan 4: Irisan direndam dalam larutan asam asetat 0.1% dan 1%
selama5 menit.
Irisan 5 direndam dalam larutan asam sitrat 0.1% selama 5 menit.
Irisan 6 direndam dalam Iarutan metabisulfit 0,5 M selama 5 menit
Irisan 7 direndam dalam air mendidih selama 30- 60 detik (tergantung
bahan)
Irisan 8 direndam dalam larutan sirup gula sukrosa 20% selama 5
menit.
Irisan 9 direndam dalam larutan FeCl3 0.2% selama 5 menit.
Irisan 10 tidak diberi perlakuan (kontrol)
5. Angkat, tiriskan/hisap sisa larutan perendam dengan kertas saring dan
letakkan di atas cawan selama 60 menit dalam posisi tegak agar
permukaan terekspos udara seseragam mungkin.
6. Hentikan reaksi enzim dengan blansir di air mendidih atau rendam dalam
larutan asam trikloroasetat 0.1 M selama 5 menit
7. Angkat dan tiriskan dengan kertas saring. Amati intensitas warna contoh
secara visual. Berikan keterangan intensitas warna sebagai berikut
-= tidak berwarna cokiat
+ = agak/mulai berwarna cokiat
++ = hampir separuh berwarna coklat
+++ = hampir seluruh permukaan berwarna coklat
20
8. Hancurkan potongan buah dengan 20 ml air, kemudian saring atau
sentrifus
9. Ukur absorbansi filtrat atau supernatan pada panjang gelombang 430 nm
21
22