jessy tugas

Upload: mangiwa-inartry

Post on 07-Jul-2018

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 Jessy Tugas

    1/25

    A. KONSEP DASAR PENYAKIT

    1. DefinisiTrauma kepala atau trauma kapitis merupakan suatu trauma/ruda paksa

    yang menimpa struktur kepala sehingga dapat menimbulkan kelainan

    struktural dan atau gangguan fungsional jaringan otak (Sastrodiningrat,

    2009).

     Brain Injury Association of America mendefinisikan edera kepala sebagai

    suatu kerusakan pada kepala, bukan bersifat kongenital atau degeneratif,

    tetapi disebabkan oleh serangan atau benturan fisik dari luar, yang dapat

    mengurangi atau mengubah kesadaran yang mana menimbulkan kerusakan

    kemampuan kognitif dan fungsi fisik.

    !enangan khususnya pada klien dengan "idera #epala $erat ("#$) yang

    mengalami perdarahan atau hematom di kepala baik pada bagian epidural

    (%&') maupun subdural (S&') dilakukan tindakan trepanasi/kraniotomi.

    %pidural hematoma (%&') adalah suatu perdarahan yang terjadi di antara

    tulang dan lapisan duramater, biasanya sumber perdarahannya adalah

    robeknya rteri meningia media (paling sering), ena diploia (oleh

    karena adanya fraktur kal*aria), ena emmisaria, Sinus *enosus duralis.

    S bd l h (S&') k d h d

  • 8/18/2019 Jessy Tugas

    2/25

    S bd l h t (S&') k t d h t d t

    2. Etiologi

    enurut  Brain Injury Association of America, penyebab utama trauma

    kepala adalah karena terjatuh sebanyak 21, keelakaan lalu lintas

    sebanyak 201, karena disebabkan keelakaan seara umum sebanyak -91

    dan kekerasan sebanyak --1 dan akibat ledakan di medan perang

    (anglois, 3utland4$ro5n, Thomas, 2006).#eelakaan lalu lintas dan terjatuh merupakan penyebab ra5at inap pasien

    trauma kepala yaitu sebanyak 72,- dan 29, per -00.000 populasi.

    #ekerasan adalah penyebab ketiga ra5at inap pasien trauma kepala

    menatat sebanyak 8,- per-00.000 populasi di merika Serikat

    ("oronado, Thomas, 2008).

    Smelter (200-) mengemukakan penyebab lain terjadinya trauma kepala

    antara lain :

    a. Trauma tajam

    #erusakan terjadi hanya terbatas pada daerah dimana merobek otak,

    i l t t b k l t b d t j

  • 8/18/2019 Jessy Tugas

    3/25

     b. Terjatuh

    . !ukulan atau trauma tumpul pada kepala.d.

  • 8/18/2019 Jessy Tugas

    4/25

    sukar untuk dijelaskan seara terini. Tetapi faktanya ialah, bah5a akibat

    akselerasi linear dan rotatorik terdapat lesi kontusio oup, ounteroup dan

    intermediate. @ang disebut lesi kontusio intermediate adalah lesi yang

     berada di antara lesi kontusio oup dan ountreoup (ardjono dan

    Sidharta, 200).

    kselerasi4deselerasi terjadi karena kepala bergerak dan berhenti seara

    mendadak dan kasar saat terjadi trauma. !erbedaan densitas antara tulang

    tengkorak (substansi solid) dan otak (substansi semi solid) menyebabkan

    tengkorak bergerak lebih epat dari muatan intra kranialnya. $ergeraknya

    isi dalam tengkorak memaksa otak membentur permukaan dalam

    tengkorak pada tempat yang berla5anan dari benturan (ountreoup)

    ('ikey, 2007 dalam +srar dkk,2009).#erusakan sekunder terhadap otak disebabkan oleh siklus pembengkakan

    dan iskemia otak yang menyebabkan timbulnya efek kaskade, yang

    efeknya merusak otak. "edera sekunder terjadi dari beberapa menit hingga

     beberapa jam setelah edera a5al. Setiap kali jaringan saraf mengalami

    edera, jaringan ini berespon dalam pola tertentu yang dapat diperkirakan,

  • 8/18/2019 Jessy Tugas

    5/25

    oleh *elositas, masa dan bentuk dari benturan. #erusakan otak juga

    dapat terjadi jika tulang tengkorak menusuk dan masuk ke dalam

     jaringan otak dan melukai durameter saraf otak, jaringan sel otak akibat

     benda tajam/ tembakan. "edera kepala terbuka memungkinkan kuman

     pathogen memiliki akses langsung ke otak.

     b. "edera #epala Tertutup

    $enturan ranium pada jaringan otak didalam tengkorak ialah

    gonangan yang mendadak. &ampaknya mirip dengan sesuatu yang

     bergerak epat, kemudian serentak berhenti dan bila ada airan dalam

    otak airan akan tumpah. "edera kepala tertutup meliputi: komusio

    (gagar otak), kontusio (memar), dan laserasi ($runner Suddarth,

    200-)

    $erdasarkan nilai ;"S, edera kepala dapat dibagi menjadi :

    a. "edera kepala ringan

     Ailai ;"S: -74-B, kehilangan kesadaran kurang dari 70 menit. &itandai

    dengan nyeri kepala, muntah, *ertigo dan tidak ada penyerta seperti

    d f kt t k k k t i /h t

  • 8/18/2019 Jessy Tugas

    6/25

    − Terlokasi pada tempat sakit B

    − enarik terhadap rangsang sakit D

    − Eleksi abnormal 7

    − 3espon ekstensor 2

    − Tidak ada respon -

    ( $ (er)al res!onse

    − $iara sesuai, terorientasi B

    − $iara kaau D

    − $iara tidak sesuai 7

    − #ata4kata tak berarti 2

    − Tidak ada respon *erbal -

    − Terintubasi T

    #etiga tersebut di gabungkan atau dijumlahkan menjadi penilaian ;"S F

    % (urutan yang sering di gunakan urutannya untuk berkomunikasi

    d d kt t t k h t l i d l h % (%) t ik ()

  • 8/18/2019 Jessy Tugas

    7/25

    -. Manifestasi Klinis

    ;ejala klinis trauma kepala sebagai berikut:a. $attle sign : 5arna biru atau ekhimosis dibelakang telinga diatas os

    mastoid

     b. 'emotipanum : perdarahan di daerah membrane timpani telinga

    . !eriorbital ehymosis : mata 5arna hitam tanpa trauma langsung

    d. 3hinorrhe : airan serebrospinal keluar dari hidung

    e.

  • 8/18/2019 Jessy Tugas

    8/25

    danya ketidaksamaan antara tanda4tanda neurologis sisi kiri dan kanan

    tubuh, dapat berupa 'emiparese/plegi, pupil anisokor, reflek patologis

    satu sisi. danya lateralisasi dan jejas pada kepala menunjukkan lokasi

    dari %&'. !upil anisokor/dilatasi dan jejas pada kepala letaknya satu

    sisi dengan lokasi %&' sedangkan hemiparese/plegi letaknya

    kontralateral dengan lokasi %&'.

    . Ayeri kepala yang hebat dan menetap tidak hilang dengan pemberian

    analgesia

    d. $ingung

    e. Susah $iara

    f. !engelihatan kabur 

    g. #eluar airan darah dari hidung atau telinga

    h. !using

    i. ual j. Hajah tampak puat

    k. !ada pemeriksaan radiologis "T San didapatkan gambaran area

    hiperdens dengan bentuk bikon*ek diantara 2 sutura.

    +ndikasi dilakukan operasi pada %&' jika hasil "T San menunjukkan

    terjadinya perdarahan *olumenya lebih dari 20 atau tebal lebih dari -m

    t d i t h ( idli hift) l bih d i B t d

  • 8/18/2019 Jessy Tugas

    9/25

    . "erebral angiografi

    enunjukan anomaly sirkulasi serebral seperti perubahan jaringan otak 

    skundre menjadi edema, perdarahan, dan trauma.

    d. Serial %%; ( Electroencephalography)

    &apat melihat perkembangan gelombang patologis

    e. Sinar J

    endeteksi perubahan struktur tulang (fraktur), perubahan struktur 

    garis (perdarahan/edema) fragmen tulang

    f. $%3 ( Brainstem Auditory Evoked Response)

    engoreksi batas fungsi korteks dan otak keil

    g. !%T ( Positron Emission Tomography)

    endeteksi perubahan aktifititas metabolism otak 

    h. "SS

    umbal fungsi dapat dilakukan jika diduga terjadi perdarahan

    subarahnoid

    i. #adar elektrolit

    G t k k i k i b l kt lit b i i k t

  • 8/18/2019 Jessy Tugas

    10/25

    !rosedur diagnostik praoperasi dapat meliputi tomografi omputer 

    (pemindaian "T) untuk menunjukkan lesi dan memperlihatkan derajat

    edema otak sekitarnya, ukuran *entrikel, dan perubahan posisinya.

    !enitraan resonans magnetik (3+) memberikan informasi serupa dengan

     pemindaian "T, dengan tambahan keutungan pemeriksaan lesi di potongan

    lain. ngiografi serebral dapat digunakan untuk meneliti suplai darah

    tumor atau memberi informasi mengenai lesi *asular. !emeriksaan

    &oppler transkranial menge*aluasi aliran darah pembuluh darah

    intrakranial.

    0. Tera!i

    !enatalaksanaan saat a5al trauma pada edera kepala selain dari faktor 

    mempertahankan fungsi $" (air5ay, breathing, irulation) dan menilai

    status neurologis (disability, eKposure), maka faktor yang harus

    diperhitungkan pula adalah mengurangi iskemia serebri yang terjadi.

    #eadaan ini dapat dibantu dengan pemberian oksigen dan glukosa

    k li d t k l i t l tif l k k i

  • 8/18/2019 Jessy Tugas

    11/25

    adanya edera sistemik yang memerlukan operasi emergensi dimana "T

    San #epala tidak bisa dilakukan.

    Teknik O!erasi Tre!anasi Ke!ala ,

    $urr hole adalah membuat lubang di kranium dan merupakan langkah

    a5al dalam membuka kranium.

     +ndikasi burr hole eksplorasi

    $urr hole merupakan salah satu tindakan diagnosti, terutama pada tempat

    yang tidak memiliki fasilitas radiodiagnostik seperti "T4san. !ada saatyang bersamaan, jiak hasilnya memang terdapat lesi %&' ataupun S&'

    dapat dilakukan dekompresi segera dan dilanjutkan dengan kraniotomi

    untuk e*akuasi massa hematoma. $ahkan pada rumah sakit dengan

    fasilitas "T Csan sekalipun, jika terdapat ri5ayat inter*al luid yang jelas,

    dengan adanya tanda4tanda lateralisasi, maka tindakan burr hole masih

  • 8/18/2019 Jessy Tugas

    12/25

    4 parese ( kelemahan) atau deserebrasi pafda satu sisi tubuh,

     biasanya kontralateral terhadap pupil yang mengalami dilatasi

    4 keadaan tertentu dimana tindakan burr hole harus segera

    dilakukan ,antara lain

    -. !enderita dengan keadaan neurologist stabil yang tiba4tiba

    mengalami perburukan sebagaimana disebut diatas.

    2. !enderita selama transfortasi menagalami perburukan

    neurologis

     b. !enderita dengan multiple trauma dalam keadaan tidak stabil,

    misalnya syok akibat perdarahan intraabdomen yang segeramembutuhkan resusitasi bedah, dimana "T Csan kepala tidak 

    memungkinkan, maka dapat dilakukan tindakan burr hole.

    ika kriteria indikasi sudah dipenuhi maka tindakan burr hole dapat

    segera dilaksanaakan baik di ruang emergeni maupun di akmar 

    i ik k i d t di i k d l kt i k t k

  • 8/18/2019 Jessy Tugas

    13/25

  • 8/18/2019 Jessy Tugas

    14/25

    6) akukan burrhole pertama dengan mata bor tajam ('udsonLs

    $rae) kemudian dengan mata bor yang melingkar ("onial boor)

     bila sudah menembus tabula interna.

    8) $oorhole minimal pada D tempat sesuai dengan merkering.

    ) !erdarahan dari tulang dapat dihentikan dengan bone 5aK. Tutup

    lubang boorhole dengan kapas basah/ 5etjes.

    9) $uka tulang dengan gigli. $ebaskan dura dari ranium dengan

    menggunakan sonde. asukan penuntun gigli pada lubang

     boorhole. !asang gigli kemudian masukkan penuntun gigli sampai

    menembus lubang boorhole di sebelahnya. akukan pemotongan

    dengan gergaji dan asisten memfiKir kepala penderita.

    -0) !atahkan tulang kepala dengan flap ke atas menjauhi otak dengan

    ara tulang dipegang dengan knabel tang dan bagian ba5ah

    dilindungi dengan ele*ator kemudian miringkan posisi ele*ator 

     pada saat mematahkan tulang.

    --) Setelah nampak hematom epidural, bersihkan tepi4tepi tulang

    dengan spoeling dan sutioning sedikit demi sedikit. !edarahan

    dari tulang dapat dihentikan dengan bone 5aK.

    -2) ; t d (hit h tit h) d b ilk 7 0 dikit D

  • 8/18/2019 Jessy Tugas

    15/25

    sampai keluar airan otak, berarti arahnoid sudah turut tersayat).

    asukkan kapas berbuntut melalui lubang sayatan ke ba5ah

    duramater di dalam ruang subdural, dan sefanjutnya dengan kapas

    ini sebagai pelindung terhadap kemungkinan trauma pada lapisan

    tersebut.

    -8) !erdarahan dihentikan dengan koagulasi atau pemakaian klip

    khusus. #oagulasi yang dipakai dengan kekuatan lebih rendah

    dibandingkan untuk pembuluh darah kulit atau subkutan.

    -) 3eseksi jaringan otak didahului dengan koagulasi permukaan otak 

    dengan pembuluh4pembuluh darahnya baik arteri maupun *ena.

    -9) Semua pembuluh darah baik arteri maupun *ena berada di

     permukaan di ruang subarahnoidal, sehingga bila ditutup maka

     pada jaringan otak diba5ahnya tak ada darah lagi.

    20) !erlengketan jaringan otak dilepaskan dengan koagulasi. Tepi

     bagian otak yang direseksi harus dikoagulasi untuk menjamin

     jaringan otak bebas dari perlengketan. Gntuk membakar 

     permukaan otak, idealnya dipergunakan kauter bipolar. $ila

    di k k t l t k j i t k

  • 8/18/2019 Jessy Tugas

    16/25

    lubang ditengah berdekatan untuk teugel dura). akukan fiksasi

    tulang dengan dengan silk 2.0, selanjutnya tutup lapis demi lapis

    seperti diatas.

    Pera5atan Pasa)e4a+

    onitor kondisi umum dan neurologis pasien dilakukan seperti biasanya.

    ahitan dibuka pada hari ke B48. Tindakan pemasangan fragmen tulang

    atau kranioplasti dianjurkan dilakukan setelah 64 minggu kemudian.

    Eollo54up

    "T san kontrol diperlukan apabila post operasi kesadaran tidak 

    membaik dan untuk menilai apakah masih terjadi hematom lainnya yang

    timbul kemudian.

    Inter6ensi Ke!era5atan

    . #ranipotomi supratentorial

    -. !ertahankan kepala tempat tidur 704DB derajat dengan leher pada

    k j j l

  • 8/18/2019 Jessy Tugas

    17/25

    a. !eningkatan T+# dapat terjadi sebagai akibat edema serebral atau

     pembengkakan dan diatasi dengan manitol, diuretik osmotik. !asien

     juga memerlukan intubasi dan penggunaan agens paralisis.

     b. +nfeksi mungkin karena insisi terbuka. !asien harus mendapat terapi

    antibiotik, dan balutan serta sisi luka harus dipantau untuk tanda

    infeksi, peningkatan drainase, bau menyengat, drainase purulen, dan

    kemerahan serta bengkak sepanjang garis insisi.. &efisit neurologik dapat diakibatkan oleh pembedahan. !ada

     pasaperasi status neurologik pasien dipantau dengan ketat untuk 

    adanya perubahan.

  • 8/18/2019 Jessy Tugas

    18/25

    '. AS89AN KEPERAATAN

    1. Pengka:ian

    1; 'reat+ing

    !engkajian fisik di +"G sangat penting dilakukan sekurang4kurangnya

    sekali sekali setiap hari pada pasien high dependency care dan setiap kali

    shif pada pasien kritis. Sedangkan pengkajian rutin dapat berupa data

    objektif dan data subjektif.

    !ada saat pengkajian fisik lakukan mulai dari kepala ke ba5ah dan

    lakukan seara epat pengkajian $" (air"ay# reathing# circulation).

    • A : Air5ay

    pakah pernafasan pasien adekuatM

    !ola nafasM

    pakah pergerakan kedua dinding dada samaM

    • ' : 'reathing

    $agaimana saturasi oksigen pasienM

    $agaimana ara pemberian terapi oksigenM

  • 8/18/2019 Jessy Tugas

    19/25

    3; 'rain

    #lien biasanya mengalami penurunan kesadaran, didapatkan sianosis

     perifer apabila gangguan perfusi jaringan berat. !erlu dikaji tingkat

    kesadaran, besar dan reflek pupil terhadap ahaya

    "; 'la44er

    !engukuran *olume output dan intake airan, serta dikaji pula kelainan

     pada genetalia dan pola eliminasi urine.

    !ada pemerikasaan ;injal

    - "ek urine output

    - "ek setatus airan dan balane kumulatif 

    - "ek kadar ureum dan kreatinin darah

    #; 'o5el

    &ikaji apakah ada distensi pada abdomen, bising usus, bagaimana pola

    eliminasi al*i, adakah kelainan pada anus.

    !ada pemerikasaan !enernaan

    - "ek Aaso ;astrik Tube (A;T) jika ada

    " k j i k k d l i

  • 8/18/2019 Jessy Tugas

    20/25

    6. 3esiko ketidakseimbangan suhu tubuh b.d trauma jaringan otak 

    8. 3esiko pendarahan b.d trauma,ri5ayat jatuh

    . 3esiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak b,d penurunan ruangan

    untuk perfusi serebral, sumbatan aliran darah serebral

    9. 3esiko infeksi

    -0. 3esiko edera b.d penurunan tingkat kesadaran,gelisah,agitasi,gerakan

    in*olunter dan kejang

    --. nsietas

    3. Diagnosa Ke!era5atan Post Tin4akan 'rr 9ole %ang =a>im Mnl

    -. Ayeri akut berhubungan dengan agens edera biologis2. #erusakan integritas kulit berhubungan dengan fator mekanik:

    tindakan burr hole

    7. +ntoleransi akti*itas berhubungan dengan adanya luka pasa bedah

    D. 3esiko +nfeksi. Eaktor resiko: tindakan in*asif (burr hole)

  • 8/18/2019 Jessy Tugas

    21/25

    :%;"

    !rie, Syl*ia . 2006.  Patofisiologi $onsep $linis Proses%Proses Penyakit 

    &olume '. akarta: %;"

    !rie, Syl*ia . 2006.  Patofisiologi $onsep $linis Proses%Proses Penyakit 

    &olume (. akarta: %;"

    Smelter, S." dan $are, $.;. 2002.  Buku Ajar $epera"atan )edikal Bedah

     Brunner * Suddarth. ilid Satu. %disi #edelapan. akarta : %;"

    ?en Akatski. 2711. Trepanasi + $ranioktomiI pada E,- dan S,- .

  • 8/18/2019 Jessy Tugas

    22/25

    3. Renana Ke!era5atan

    No Diagnosa Ke!era5atan T:an Inter6ensi Rasional

    -. Ayeri akut berhubungan

    dengan agens edera

     biologis

    Tujuan :

    Setelah dilakukan tindakan

    kepera5atan diharapkan rasa

    nyeri berkurang/hilang

    #riteria 'asil:

    a. Skala nyeri 042

     b. Hajah tampak rilek 

    . %kspresi 5ajah tidak tampak

    meringis

    -. #aji keluhan dan derajat nyeri

    2. Mana:emen n%eri, oti*asi untuk

    melakukan tekhnik pengaturan nafas 

    (teknik relaksasi) dan mengalihkan

     perhatian (teknik distraksi)

    7. Manan:emen se4ati6e, 'indari

    sentuhan seminimal mungkin untuk

    mengurangi rangsangan nyeri

    D. Pem)erian Analgetik, $erikan

    analgetik sesuai dengan program

    medis

    -. Gntuk mengetahui sifat dan

    tingkat nyeri sehingga

    memudahkan dalam

    memberikan tindakan

    2. 3elaksasi dan retraksi dapat

    mengurangi rangsangan nyeri

    7. Sentuhan dapat meningkatkan

    rangsangan nyeri

     

    D. nalgesik membantu memblok

     jaras nyeri

  • 8/18/2019 Jessy Tugas

    23/25

    2. #erusakan integritas

    kulit berhubungan

    dengan fator mekanik:

    tindakan burr hole

    Tujuan:

    Setelah dilakukan tindakan

    kepera5atan pasien dapat

    mempertahankan integritas kulit

    #riteria hasil :

    a. +ritasi berkurang

     b. uka kering .

    -. Pera5atan lka,elaskan pentingnya

    mera5at luka pada pasien tindakan

     burr hole

    2. Pera5atan lka,

  • 8/18/2019 Jessy Tugas

    24/25

    #riteria 'asil:

    a. !asien mampu memobilisasi

    tubuh tanpa bantuan

     b. !asien dapat duduk sendiri

    oti*asi pasien untuk tetap

    melakukan latihanD. eningkatkan rasa peraya diri

    dan untuk semangat sembuh

    D. 3esiko +nfeksi.

    Eaktor resiko: tindakan

    in*asif (burr hole)

    (0000D)

    Tujuan :

    Setelah dilakukan tindakan

    kepera5atan diharapkan risiko

    infeksi berkurang/dapat diegah

    #riteria 'asil :

    a. #lien bebas tanda dan gejala

    infeksi

     b. enunjukkan kemampuan

    untuk menegah timbulnya

    infeksi

    . umlah leukosit dalam batas

    normal

    d. enunjukkan perilaku hidup

    sehat

    -. Mana:emen !en%akit menlar,

    a. !antau tanda dan gejala infeksi

     b. #aji faktor yang dapat

    meningkatkan kerentanan

    terhadap infeksi. !antau hasil laboratorium

    d. mati penampilan praktik

     personal hygiene personal untuk

     perlindungan terhadap infeksi

    2. Pengen4alian infeksi

    a. +nstruksikan menjaga higiene

     personal dengan menui tangan

    yang benar 

     b. jarkan kepada pengunjung untk

    menui tangan se5aktu masuk

    dan meninggalkan ruangan pasien.

    . !ertahankan teknik isolasid. $atasi jumlah pengunjung, bila

     perlu

    e. $erikan terapi antibioti, bila

    -. !emantauan infeksi *irus. Gntuk 

    mengetahui adanya tanda4tanda

    infeksi sebagai langkah a5al

    2. !engeandalian penyebaran

    kepada pasien lain, keluarga,

    atau pengunjung

  • 8/18/2019 Jessy Tugas

    25/25

    diperlukan

    f. $ersihkan lingkungan dengan

     benar setelah digpergunakan

    masing4masing pasien