itp uns semester 2 laporan kimor acara 1 identifikasi 1
TRANSCRIPT
ACARA I
IDENTIFIKASI I
A. Tujuan
1. Uji asam asam martabat dua bertujuan untuk mengetahui reaksi antara
asam oksalat pekat dengan H2SO4 pekat dan KMnO4 encer pada suhu
tinggi.
2. Uji amina aromatis bertujuan untuk mengetahui reaksi yang terjadi
antara anilin dengan kalium kromat dalam suasana asam dengan
pemanasan.
3. Uji air dalam alkohol bertujuan untuk mengetahui adanya air dalam
alkohol dengan menggunakan CuSO4 anhidrat.
4. Uji reaksi oksidasi bertujuan untuk mengetahui reaksi oksidasi etanol
oleh KMnO4 1% dalam suasana asam.
5. Uji reaksi alkohol dengan logam aktif bertujuan untuk mengetahui
mekanisme reaksi alkohol dengan logam aktif.
B. Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan bahan
Alkohol adalah salah satu jenis alkohol alifatik yang larut air.
Senyawa ini sering juga disebut etil alkohol atau alkohol saja. Alkohol
dibuat dari hasil fermentasi, berupa cairan jernih tak berwarna dan
rasanya pahit. Molekul alkohol sangat kecil dan dapat dengan mudah
larut dalam lipid dan air. Alkohol merupakan zat psikotropika dengan
penggunaan yang paling luas. Alkohol selama ini masih diyakini
sebagai suatu minuman yang tidak berbahaya dan menimbulkan efek
yang menyenangkan serta dianggap sebagai bagian dari gaya hidup
yang terkait dengan budaya setempat (Halim, 2006).
Senyawa aromatik amina banyak digunakan dalam jumlah besar
oleh industri sebagai senyawa antara dalam pembuatan zat berwarna,
pestisida, plastik, kosmetik dan obat-obatan. Selain itu pemakaian
senyawa amina aromatic ini juga dipakai sebagai antioksidan dan anti
ozonan dalam industri karet. Pemakaian dalam jumlah besar ini sudah
barang tentu dampak akhirnya akan mencemari lingkungan kita
terutama perairan. Senyawa aromatic amina umumnya sangat polar
sehingga mudah larut dalam air. Jadi sudah barang tentu
pencemarannya akan tersebar luas. Senyawa aromatic sifatnya sangat
racun, mutagenik dan sangat karsinogen. Oleh sebab itu, penelitian
analisis senyawa aromatic amina ini sangat penting apalagi apabila
matrik didalamnya sangat kompleks. Sangat kompleks artinya selain
senyawa aromatic amina ada senyawa-senyawa lain yang mirip
sifatnya misalnya didalam hasil degradasinya oleh mikroba
(Sumartini, 2000).
Natrium dalam bentuk logamnya adalah komponen yang penting
dalam pembentukan ester-ester dan dalam industri senyawa organic.
Logam alkali ini juga merupakan komponen dari sodium klorida
(NaCl) yang penting bagi kehidupan. Kegunaan yang lain : dalam
sabun, sebagai campuran dengan asam lemak tertentu. Untuk descale
logam (membuat permukaan logam lebih halus). Untuk memurnikan
lelehan logam. Sedangkan magnesium digunakan pada industri bata
tahan panas, semen oksidkhorid, dan logam magnesium. Disamping itu
juga ada industri yang mempergunakan ion magnesium dalam bentuk
senyawa sebagai bahan pengisi, seperti : industri karet, kertas, tekstil,
minuman, tinta cetak, gelas keramik, kosmetika ,dan untuk industri
farmasi, dapat juga digunakan untuk pertanian (Hapsari, 2008).
Asam oksalat merupakan senyawa dikarboksilat yang atom-atom
C nya mampu mengikat lebih dari satu gugus hidroksil. Asam ini
mempunyai bentuk Kristal rombis pyramid, tidak berwarna dan
transparan, tidak berbau dan higroskopis. Asam oksalat mudah
teroksidasi total dan oleh pengaruh panas yang tinggi akan terurai
menjadi CO2 dan asam formiat. Secara alami asam oksalat bisa terjadi
dalam tumbuh-tumbuhan dan dapat dibuat dengan ekstraksi alkali dari
limbah penggergajian. Kalium permanganat merupakan kristal yang
berwarna ungu menjadi kristal perunggu dan stabil. Apabila kontak
dengan senyawa yang mudah menyala akan menyebabkan kebakaran
dan dijauhkan dari senyawa pereduksi, asam kuat, material organik,
peroksida, alkohol dan senyawa kimia logam aktif. Kalium
permanganat merupakan oksidator kuat (Mastuti, 2006).
Alkohol merupakan bahan alami yang dihasilkan dari proses
fermentasi yang banyak ditemui dalam bentuk bir, anggur, spiritus dan
sebagainya. Minuman beralkohol dapat digolongkan menjadi dua
bagian yaitu :Produk hasil fermentasi yang dikonsumsi langsung
seperti anggur dan bir. Kemudian produk hasil fermentasi yang
didistilasi lebih dahulu sebelum dikonsumsi seperti whisky
(Santi, 2008).
PH standar adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
tingkat keasaman dan kebasaan. Keasaman dalam larutan itu
dinyatakan sebagai kadar ion hidrogen disingkat dengan [H+], atau
sebagai pH yang artinya –log [H+]. Dengan kata lain pH merupakan
ukuran kekuatan suatu asam. pH suatu larutan dapat ditera dengan
beberapa cara antara lain dengan jalan menitrasi larutan dengan asam
dengan indikator atau yang lebih teliti lagi dengan pH meter. Pengukur
pH tingkat asam dan basa air minum ini bekerja secara digital, PH air
disebut asam bila kurang dari 7, pH air disebut basa (alkaline) bila
lebih dari 7 dan PH air disebut netral bila ph sama dengan 7
(Ranti, 2012).
2. Tinjauan teori
Oksidasi reduksi organik, tidaklah selalu mudah untuk
menentukan apakah sebuah atom memperoleh atau kehilangan
elektron. Namun oksidasi dan reduksi senyawa biasanya hanya
terdapat pada reaksi reaksi yang biasa. Alkohol dapat dioksidasi
menjadi keton, aldehida atau asam karboksilat. Oksidasi digunakan
dalam laboratorium dan industri secara meluas. Pada zat pengoksidasi
laboratorium umumnya mengoksidasi alkohol primer menjadi asam
karboksilat dan alkohol sekunder menjadi keton. Zat pengoksidasi
yang khas adalah kalium permanganat basa (Keenan, 1986).
Oksidasi ialah perubahan kimia dimana suatu atom melepaskan
elektron sedangkan reduksi adalah menerima elektron. Oksidasi dan
reduksi selalu berlangsung secara serentak dan jumlah elektron yang
dilepaskan pada oksidasi harus sama dengan jumlah elektron yang
didapatkan pada reduksi. Keadaan oksidasi adalah suatu konsep yang
sangat berguna untuk dapat mendiagnosa dengan cepat keadaan
reduksi atau oksidasi suatu atom dalam suatu senyawa seperti MnO2
(Jerome, 1989).
Fenol adalah alkohol alkohol aromatik dari benzena atau
homolognya. Senyawa yang paling sederhana adalah hidroksi benzena
atau fenol. Alkohol aromatik mengandung gugusan CH2OH yang
memperlihatkan sifat khusus alkohol primer. Alkohol aromatik dapat
dioksidasi menjadi aldehid dan asam asam karboksilat. Alkohol
aromatik juga dapat membentuk ester dan eter. Larutan benzilalkohol
ini banyak digunakan dalam industri wangi-wangian (Saroyo, 1982).
Alkohol dengan bobot molekul rendah sangat larut dengan air.
Ini juga diterangkan oleh adanya ikatan hidrogen antara gugus
hidroksil alkohol dan molekul air. Tetapi dengan bertambahnya bobot
atom bagian hidrokarbon menjadi lebih efektif dalam menarik molekul
alkohol lain sehingga mengalahkan pembentukan ikatan hidrogen.
Karena itu alkohol larut dalam air (Keenan, 1986).
Beberapa subtituen misalnya CH3 membuat cincin lebih reaktif
dibandingkan dengan benzenanya sendiri, sedangkan Cl dan NO2
menyebabkan cincin kurang reaktif. Gugus metil adalah penyumbang
elektron dibandingkan dengan hidrogen, sedangkan gugus kloro atau
nitro merupakan penarik elektron jika dibandingkan dengan hidrogen.
Subtituen yang melepas elektron kepada cincin akan mempercepat
reaksi, sedangkan yang menarik elektron akan menurunkan kecepatan
reaksi (Hart, 1983).
Alkohol alifatik merupakan cairan yang sifatnya sangat
dipengaruhi oleh ikatan ikatan hidrogen. Sifat molekul yang seperti air
berkurang, sebaliknya sifatnya lebih seperti hidrokarbon. Akibatnya,
alkohol dengan bobot molekul yang lebih rendah cenderung larut
dalam air. Titik didih dan kelarutan fenol sangat bervariasi tergantung
subtituen yang menempel pada cincin benzena (Petrucci, 1985).
Amina adalah senyawa organik turunan dari amonia dengan satu
atau lebih gugus organik yang mensubtitusi atom H. Amina primer
mempunyai dua atom hidrogen, amina sekunder mempunyai satu
sedangkan amina tersier tidak mempunyai atom hidrogen. Amina yang
bobot molekulnya rendah berbentuk gas dan mudah larut dalam air
menghasilkan larutan basa. Pada amina aromatik, karena
ketidakjenuhan ikatan pada cincin benzena, elektron tertarik ke dalam
cincin sehingga mengurangi kerapatan elektron pada atom nitrogen
(Petrucci, 1985).
Gugus hidroksil dapat digunakan untuk menentukan sintesis
organik. Gugus hidroksil dapat dengan mudah di di hidrolisis dengan
larutan alkali. Biasanya reagen yang digunakan untuk reaksi ini adalah
asetat anhidrat dalam keadaan katalis basa. Larutan garam yang biasa
digunakan seperti CoCl2, TiCl, 4AgClO. Dalam hal ini, kelebihan
larutan asetaldehid adalah pengembangan yang terjangkau, ramah
lingkungan, dan katalis yang bisa digunakan kembali. Biasanya
CuSO.5H2O termasuk dalam larutan katalis organik (Heravi, 2006).
Senyawa aromatik adalah senyawa yang berperan dalam polusi
ozone dan polusi aerosol organik. Senyawa pada atmosfer sebagian
besar digunakan untuk bahan bakar mobil, pelarut untuk industri
seperti benzena, toluena, dan dimetilbenzena ( xylene ), etil benzena,
dan trimetil benzena. Senyawa aromatik juga dapat digunakan dalam
indutri minyak wangi karena mempunyai bau yang wangi yang
disebabkan cincin aromatis yang dimilikinya (Matthew, 2011).
C. Metodologi
1. Alat
1.1 Asam –asam martabat dua
a. Tabung reaksi
b. Penangas air
c. Penjepit
d. Pipet tetes
e. Pipet volume
f. Propipet
g. Rak tabung reaksi
h. Spiritus
i. Korek api
1.2 Amina aromatis
a. Tabung reaksi
b. Penangas air
c. Penjepit
d. Pipet tetes
e. Pipet volume
f. Propipet
g. Rak tabung reaksi
h. Spiritus
i. Korek api
1.3 Air dalam alkohol
a. Tabung reaksi
b. Pipet volume
c. Propipet
d. Timbangan Analitik
e. Pengaduk
f. Rak tabung reaksi
1.4 Reaksi oksidasi
a. Tabung reaksi
b. Penangas air
c. Penjepit
d. Pipet tetes
e. Pipet volume
f. Propipet
g. Rak tabung reaksi
1.5 Reaksi alkohol dengan logam aktif
a. Beker glass
b. pH standar
c. pipet volume
d. Propipet
e. Rak tabung reaksi
2. Bahan
2.1 Asam –asam martabat dua
a. 4 tetes H2SO4 pekat
b. 3 tetes KMnO4 encer 1%
c. 6 ml asam oksalat
2.2 Amina aromatis
a. 5 ml H2SO4 encer
b. 4 tetes K2CrO7
c. 3 tetes larutan anilin
2.3 Air dalam alkohol
a. 50 ml alkohol 50%
b. 1 gram CuSO4 anhidrat
2.4 Reaksi oksidasi
a. 1 tetes H2SO4
b. 5 cc KMnO4 1%
c. 3 tetes etanol
2.5 Reaksi alkohol dengan logam aktif
a. 10 ml alkohol absolut
b. Logam Na+
c. 10 ml aquades
3. Cara kerja
3.1 Asam – asam martabat dua
4 tetes H2SO4
Dimasukkan kedalam
Larutan asam oksalat 6ml
Dipanaskan sebentar
3 tetes Larutan KMnO4
Ditambahkan
Dipanaskan kembali
Diamati yang terjadi
3.2 Amina aromatis
3 tetes Anilin
Dilarutkan dalam
5ml H2SO4 encer
4 tetes Larutan K2CrO7
Dipanaskan pelan-pelan
Diamati yang terjadi
3.3 Air dalam alkohol
5 ml Alkohol 50 %
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
1 gram CuSO4 anhidrat
Digojog dan dibiarkan sebentar
Diamati apa yang terjadi
Ditambahkan kedalam tabung reaksi berisi alkohol
3.4 Reaksi oksidasi
5cc larutan KmnO4 1%
1 tetes H2SO4 pekat
Ditambahkan 3 tetes etanol
Dipanaskan sebentar dalam penangas air
Ditambahkan kedalam tabung reaksi berisi KmnO4
Diamati apa yang terjadi
3.5 Reaksi alkohol dengan logam aktif
10 ml alkohol
Dimasukkan ke dalam
Gelas kimia
Diuji dengan pH standar
Logam Na
Dikeringkan
Dimasukkan gelas kimia
Yang berisi alkohol
ditambahkan
10 ml aquades
diuji pH standar
D. Hasil dan Pembahasan
1. Asam – asam bermartabat dua
a. Hasil pengamatan
Tabel 1.1 Uji Asam asam Bermartabat Dua pada Data Shift A
KelompokPerlakuan
Warna KeteranganPencampuran Panas
1
- 4 tetes H2SO4 pekat + 6ml asam oksalat
-Bening Tidak ada
gelembung- 4 tetes H2SO4 pekat + 6ml asam oksalat
Bening Tidak ada gelembung
- 4 tetes H2SO4 pekat + 6ml asam oksalat + 3 tetes KMnO4
-Bening Tidak ada
gelembung
- 4 tetes H2SO4 pekat + 6ml asam oksalat + 3 tetes KMnO4
Bening Tidak ada
gelembung
6
- 4 tetes H2SO4 pekat + 6ml asam oksalat
- Bening Tidak ada gelembung
- 4 tetes H2SO4 pekat + 6ml asam oksalat
Bening Tidak ada gelembung
- 4 tetes H2SO4 pekat + 6ml asam oksalat + 3 tetes KMnO4
-Bening Tidak ada
gelembung
- 4 tetes H2SO4 pekat + 6ml asam oksalat + 3 tetes KMnO4
Bening Tidak ada
gelembung
11
- 4 tetes H2SO4 pekat + 6ml asam oksalat
-Bening Tidak ada
gelembung- 4 tetes H2SO4 pekat + 6ml asam oksalat
Bening Tidak ada gelembung
- 4 tetes H2SO4 pekat + 6ml asam oksalat + 3 tetes KMnO4
-Bening Tidak ada
gelembung
- 4 tetes H2SO4 pekat + 6ml asam oksalat + 3 tetes KMnO4
Bening Tidak ada
gelembung
Sumber : Laporan sementara
Tabel 1.2 Uji Asam asam Bermartabat Dua pada Data Shift B
KelompokPerlakuan
Warna KeteranganPencampuran Panas
15
- 4 tetes H2SO4 pekat + 6ml asam oksalat
- Bening Tidak ada gelembung
- 4 tetes H2SO4 pekat + 6ml asam oksalat
Bening Ada sedikit
- 4 tetes H2SO4 pekat + 6ml asam oksalat + 3 tetes KMnO4
-Ungu Tidak ada
gelembung
- 4 tetes H2SO4 pekat + 6ml asam oksalat + 3 tetes KMnO4
Bening Ada sedikit
20
- 4 tetes H2SO4 pekat + 6ml asam oksalat
-Bening Tidak ada
gelembung- 4 tetes H2SO4 pekat + 6ml asam oksalat
Bening Ada sedikit
- 4 tetes H2SO4 pekat + 6ml asam oksalat + 3 tetes KMnO4
-Ungu Tidak ada
gelembung
- 4 tetes H2SO4 pekat + 6ml asam oksalat + 3 tetes KMnO4
Bening Ada sedikit
25
- 4 tetes H2SO4 pekat + 6ml asam oksalat
- Bening Tidak ada gelembung
- 4 tetes H2SO4 pekat + 6ml asam oksalat
Bening Ada sedikit
- 4 tetes H2SO4 pekat + 6ml asam oksalat + 3 tetes KMnO4
-Ungu Tidak ada
gelembung
- 4 tetes H2SO4 pekat + 6ml asam oksalat + 3 tetes KMnO4
Bening Ada sedikit
Sumber : Laporan sementara
b. Pembahasan
Asam merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam
air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam
definisi modern, asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton
(ion H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat menerima
pasangan elektron bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi
dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk
garam.
Reaksi hidrasi asam sulfat sangatlah eksotermik. Selalu
tambahkan asam ke dalam air daripada air ke dalam asam. Air
memiliki massa jenis yang lebih rendah daripada asam sulfat dan
cenderung mengapung di atasnya, sehingga apabila air
ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, ia akan dapat mendidih
dan bereaksi dengan keras. Reaksi yang terjadi adalah
pembentukan ion hidronium:
H2SO4 + H2O → H3O+ + HSO4-
HSO4- + H2O → H3O+ + SO4
2-
Menurut Mastuti (2006), asam oksalat merupakan senyawa
dikarboksilat yang atom-atom C nya mampu mengikat lebih dari
satu gugus hidroksil. Asam ini mempunyai bentuk kristal rombis
pyramid, tidak berwarna dan transparan, tidak berbau dan
higroskopis. Asam oksalat mudah teroksidasi total dan oleh
pengaruh panas yang tinggi akan terurai menjadi CO2 dan asam
formiat. Secara alami asam oksalat bisa terjadi dalam tumbuh-
tumbuhan dan dapat dibuat dengan ekstraksi alkali dari limbah
penggergajian. Kalium permanganat merupakan kristal yang
berwarna ungu menjadi kristal perunggu dan stabil. Apabila
kontak dengan senyawa yang mudah menyala akan menyebabkan
kebakaran dan dijauhkan dari senyawa pereduksi, asam kuat,
material organik, peroksida, alkohol dan senyawa kimia logam
aktif. Kalium permanganat merupakan oksidator kuat.
Pada tabel 1.1 dan 1.2 dapat diketahui hasil pengamatan dari
pencampuran antara asam oksalat dengan H2SO4 pekat dan
KMnO4 encer pada suhu yang tinggi. Tabel 1.1 merupakan data
pada shift A yang menunjukkan bahwa dalam pencampuran asam
oksalat dengan H2SO4 pekat dan KMnO4 encer tidak terjadi
perubahan warna yaitu tetap bening dan tidak terdapat gelembung
pada larutan yang dihasilkan. Sedangkan pada Tabel 1.2 adalah
data pada shift B yang menunjukkan bahwa dalam pencampuran
asam oksalat dengan H2SO4 pekat dan KMnO4 encer terjadi
perubahan warna yaitu dari bening menjadi ungu, namun jika
larutan dipanaskan warna kembali bening kembali. Pencampuran
antara asam oksalat dengan H2SO4 pekat dan pencampuran antara
asam oksalat dengan H2SO4 pekat dan KMnO4 encer jika kedua
larutan dipanaskan maka terdapat sedikit gelembung, namun bila
tidak dipanaskan tidak terdapat gelembung pada larutan.
Dalam uji asam asam bermartabat dua dapat diketahui
persamaan reaksi nya saat penambahan H2SO4 adalah
(COOH)2. 2H2O + H2SO4 CO2 + CO + H2O
Dan saat penambahan KMnO4 persamaan reaksinya adalah
2KMnO4 + 3H2SO4 + 5H2C2O4 2MnSO4 + K2SO4 + 10CO2 +
8H2O
Penambahan KMnO4 menghasilkan gelembung udara yang
lebih banyak. Kalium permanganat berfungsi sebagai autokatalis
sehingga reaksi penguraian oksalat lebih cepat. Ketika asam
oksalat ditambahkan dengan asam sulfat, maka reaksi tersebut akan
menghasilkan karbondioksida, air dan karbon monoksida. Asam
oksalat adalah senyawa yang mudah teroksidasi total, sedangkan
KMnO4 merupakan oksidator kuat sehingga ketika mereka
dicampurkan bersama larutan KMnO4 menjadi lebih dominan.
Kalium permanganat direaksikan dengan asam sulfat dan asam
oksalat sehingga dihasilkan senyawa kalium sulfat dan
mangan(II)sulfat. Dan setelah dipanaskan larutan tersebut menjadi
ada sedikit gelembung. Koefisien reaksi penguraian oksalat untuk
karbondioksida pada penambahan KMnO4 lebih besar daripada
koefisien karbondioksida pada penambahan asam sulfat.
Dikarenakan pelepasan CO dan CO2 dari asam oksalat yang terurai.
2. Amina aromatis
a. Hasil pengamatan
Tabel 1.3 Uji Amina Aromatik pada Data Shift A
KelompokPerlakuan
Warna KeteranganPerlakuan Panas
2
- 5ml H2SO4 + 3 tetes anilin
- Bening ada endapan putih
- 5ml H2SO4 + 3 tetes anilin + 4 tetes K2CrO7
- Bening + hijau tua
ada endapan putih
- 5ml H2SO4 + 3 tetes anilin + 4 tetes K2CrO7
Bening + hijau tua
ada endapan kehijauan
7
- 5ml H2SO4 + 3 tetes anilin
- Bening ada endapan putih
- 5ml H2SO4 + 3 tetes anilin + 4 tetes K2CrO7
- Bening + hijau tua
ada endapan putih
- 5ml H2SO4 + 3 tetes anilin + 4 tetes K2CrO7
Bening + hijau tua
ada endapan kehijauan
12
- 5ml H2SO4 + 3 tetes anilin
- Bening ada endapan putih
- 5ml H2SO4 + 3 tetes anilin + 4 tetes K2CrO7
- Bening + hijau tua
ada endapan putih
- 5ml H2SO4 + 3 tetes anilin + 4 tetes K2CrO7
Bening + hijau tua
ada endapan kehijauan
Sumber : Laporan sementara
Tabel 1.4 Uji Amina Aromatik pada Data Shift B
KelompokPerlakuan
Warna KeteranganPerlakuan Panas
16
- 5ml H2SO4 + 3 tetes aniline
- Bening ada endapan putih
- 5ml H2SO4 + 3 tetes anilin + 4 tetes K2CrO7
- Kuning ada endapan hitam
- 5ml H2SO4 + 3 tetes anilin + 4 tetes K2CrO7
Hitam kehijauan
ada endapan hitam kehijauan
21
- 5ml H2SO4 + 3 tetes aniline
- Bening ada endapan putih
- 5ml H2SO4 + 3 tetes anilin + 4 tetes K2CrO7
- Kuning ada endapan hitam
- 5ml H2SO4 + 3 tetes anilin + 4 tetes K2CrO7
Hitam kehijauan
ada endapan hitam kehijauan
26
- 5ml H2SO4 + 3 tetes aniline
- Bening ada endapan putih
- 5ml H2SO4 + 3 tetes anilin + 4 tetes K2CrO7
- Kuning ada endapan hitam
- 5ml H2SO4 + 3 tetes anilin + 4 tetes K2CrO7
Hitam kehijauan
ada endapan hitam kehijauan
Sumber : Laporan sementara
b. Pembahasan
Menurut Petrucci (1985), amina adalah senyawa organik
turunan dari amonia dengan satu atau lebih gugus organik yang
mensubtitusi atom H. Amina primer mempunyai dua atom
hidrogen, amina sekunder mempunyai satu sedangkan amina
tersier tidak mempunyai atom hidrogen. Amina yang bobot
molekulnya rendah berbentuk gas dan mudah larut dalam air
menghasilkan larutan basa. Pada amina aromatik, karena
ketidakjenuhan ikatan pada cincin benzena, elektron tertarik ke
dalam cincin sehingga mengurangi kerapatan elektron pada atom
nitrogen.
Anilina, Fenilamin atau aminobenzene adalah senyawa
organik dengan rumus C6H5NH2. Terdiri dari kelompok fenil
dilampirkan ke gugus amino , anilin adalah amina aromatik
prototipikal. Menjadi pelopor untuk bahan kimia industri,
penggunaan utamanya adalah dalam pembuatan perintis
polyurethane. Seperti amina volatile kebanyakan, ia memiliki bau
yang agak tidak menyenangkan dari ikan busuk. Ini mudah
menyatu, terbakar dengan nyala api berasap karakteristik senyawa
aromatik. Anilina tidak berwarna, berminyak dan mengeluarkan
bau menyengat dan bersifat basa, namun perlahan-lahan
mengoksidasi dan resinifies di udara, memberikan cokelat warna
merah untuk sampel berusia.
Pada uji amina aromatis dilakukan 3 perlukan yang berbeda
beda. Perlakuan yang pertama adalah dengan mencampurkan 5 ml
H2SO4 dengan anilin dan hasil yang terlihat pada semua kelompok
adalah adanya endapan putih dan warna larutan yang masih bening.
Adanya endapan putih adalah endapan dari senyawa asam
sulfanilat. Perlakuan yang kedua adalah dengan mencampurkan
H2SO4 dengan anilin ditambah dengan K2CrO7, pada data
kelompok shift A, hasil yang didapatkan adalah warna larutan
bening hijau tua dan ada endapan putih sedangkan pada data
kelompok shift B hasilnya adalah warna larutan kuning dan ada
endapan hitam. Perlakuan yang ketiga adalah dengan
mencampurkan H2SO4 dengan anilin ditambah dengan K2CrO7 dan
dipanaskan, pada data shift A, hasil yang didapatkan adalah warna
larutan bening hijau tua dan ada endapan kehijauan sedangkan
pada data kelompok shift B hasilnya adalah warna larutan hitam
kehijauan dan ada endapan hitam kehijauan.
Anilin sangat sukar larut dalam air karena anilin merupakan
hidropobik dengan gugus amina. Fungsi setiap penambahan H2SO4
dan K2CrO7 adalah untuk memecah cincin benzena yang terdapat
pada anilin.
Reaksi yang terjadi pada uji amina aromatis adalah
6C6H5NH2 + 19H2SO4 + 4K2CrO7 6C6H4O2 + 4K2SO4 + 4
Cr2(SO4)3 + 16H2O + 3(NH4)2 + SO4
Dalam reaksi ini larutan anilin terpecah menjadi C6H4O2. Hal ini
dikarenakan larutan anilin direaksikan dengan kalium kromat dan
asam sulfat sehingga cincin benzena nya terpecah. Pada tahap
pemanasan larutan, terjadi pertukaran atom hydrogen pada aniline
dan gugus asam sulfanilat. Pada penambahan kalium kromat dan
dipanaskan terjadinya warna hijau kehitaman karena pengaruh Cr3+
yang berasal dari reduksi kalium kromat. Dan terdapat endapan
hitam pada larutan tersebut merupakan aniline black.
3. Air dalam alkohol
a. Hasil pengamatan
Tabel 1.5 Uji Air dalam Alkohol
Shift KelompokPerlakuan
Warna KeteranganPerlakuan Panas
A
3
- 1 gram CuSO4
anhidrat- Putih -
- 1 gram CuSO4
anhidrat + 5 ml alkohol 50%
- Biru Ada endapan biru dalam larutan
8
- 1 gram CuSO4
anhidrat- Putih -
- 1 gram CuSO4
anhidrat + 5 ml alkohol 50%
- Biru Ada endapan biru dalam larutan
B
17
- 1 gram CuSO4
anhidrat- Putih -
- 1 gram CuSO4
anhidrat + 5 ml alkohol 50%
- Biru Ada endapan biru
22
- 1 gram CuSO4
anhidrat- Putih -
- 1 gram CuSO4
anhidrat + 5 ml alkohol 50%
- Biru Ada endapan biru
Sumber : Laporan sementara
b. Pembahasan
Menurut Keenan (1986), alkohol dengan bobot molekul
rendah sangat larut dengan air. Ini juga diterangkan oleh adanya
ikatan hidrogen antara gugus hidroksil alkohol dan molekul air.
Tetapi dengan bertambahnya bobot atom bagian hidrokarbon
menjadi lebih efektif dalam menarik molekul alkohol lain sehingga
mengalahkan pembentukan ikatan hidrogen. Karena itu alkohol
larut dalam air.
Tembaga(II) sulfat pentahidrat akan terdekomposisi sebelum
mencair pada 150 °C, akan kehilangan dua molekul airnya pada
suhu 63 °C, diikuti 2 molekul lagi pada suhu 109 °C dan molekul
air terakhir pada suhu 200 °C. Warna tembaga(II) sulfat yang
berwarna biru berasal dari hidrasi air. Ketika tembaga(II) sulfat
dipanaskan dengan api, maka kristalnya akan terdehidrasi dan
berubah warna menjadi hijau abu-abu.
Pada uji air dalam alkohol dilakukan dengan meletakkan
CuSO4 hidrat dalam oven untuk membuatnya menjadi senyawa
anhidrat. Setelah didapat senyawa anhidrat lalu dilakukan uji air
dalam alkohol dengan mencampur 1 gram CuSO4 anhidrat dengan
alkohol 50%. Didapatkan hasil yang sama pada semua kelompok
yaitu endapan CuSO4 menjadi berwarna biru. Ini menandakan
bahwa terdapat air dalam larutan alkohol karena CuSO4 yang
semula berwarna putih yang berarti anhidrat berubah menjadi biru
yang berarti hidrat atau mengandung air.
Fungsi penambahan CuSO4 anhidrat pada larutan alkohol
adalah untuk menguji ada tidaknya kandungan air dalam larutan
alkohol 50%. Persamaan reaksi yang terjadi adalah
C2H5OH + CuSO4 C2H5Cu + H2O + SO4
Hasil yang didapat adalah terjadi perubahan warna CuSO4
menjadi biru yang berarti CuSO4 bersifat hidrat atau mengandung
air. Ini sesuai dengan teori bahwa warna CuSO4 anhidrat adalah
putih dan warna CuSO4 hidrat adalah biru. Dapat disimpulkan
berari terdapat kandungan air dalam alkohol 50% sebab larutan
alkohol 50% berarti 50 ml larutan alkohol dalam 100 ml pelarut
yaitu air. Sehingga hasil ini sudah sesuai dengan teori yang ada.
Cara mendapatkan CuSO4 anhidrat dari CuSO4 hidrat adalah
dengan memanaskannya pada oven, CuSO4 hidrat yang berwarna
biru dipanaskan dengan suhu lebih dari 100ºC ini supaya air yang
terkandung didalam CuSO4 hidrat cepat menguap dan menjadi
CuSO4 anhidrat yang berwarna putih.
4. Reaksi oksidasi
a. Hasil pengamatanTabel 1.6 Uji Reaksi Oksidasi pada Data Shift A
KelompokPerlakuan
Warna KeteranganPencampuran Panas
4
- 1 tetes H2SO4 + 5 cc larutan KMnO4
- Ungu gelap
Homogen
- 1 tetes H2SO4 + 5 cc larutan KMnO4 + 3 tetes etanol
- Coklat tua, ungu tua
Ada pemisahan warna atas coklat tua dan bawah ungu tua
- 1 tetes H2SO4 + 5 cc larutan KMnO4 + 3 tetes etanol
Coklat bening
Ada endapan hitam
9
- 1 tetes H2SO4 + 5 cc larutan KMnO4
- Ungu gelap
Homogen
- 1 tetes H2SO4 + 5 cc larutan KMnO4 + 3 tetes etanol
- Coklat tua, ungu tua
Ada pemisahan warna atas coklat tua dan bawah ungu tua
- 1 tetes H2SO4 + 5 cc larutan KMnO4 + 3 tetes etanol
Coklat bening
Ada endapan hitam
13
- 1 tetes H2SO4 + 5 cc larutan KMnO4
- Ungu gelap
Homogen
- 1 tetes H2SO4 + 5 cc larutan KMnO4 + 3 tetes etanol
- Coklat tua, ungu tua
Ada pemisahan warna atas coklat tua dan bawah ungu tua
- 1 tetes H2SO4 + 5 cc larutan KMnO4 + 3 tetes etanol
Coklat bening
Ada endapan hitam
Sumber : Laporan sementara
Tabel 1.7 Uji Reaksi Oksidasi pada Data Shift B
KelompokPerlakuan
Warna KeteranganPerlakuan Panas
18
- 1 tetes H2SO4 + 5 cc larutan KMnO4
- Ungu Tidak ada endapan
- 1 tetes H2SO4 + 5 cc larutan KMnO4 + 3 tetes etanol
- Ungu gelap akan coklat
Tidak ada endapan
- 1 tetes H2SO4 + 5 cc larutan KMnO4 + 3 tetes etanol
Coklat pekat
Ada endapan hitam
23
- 1 tetes H2SO4 + 5 cc larutan KMnO4
- Ungu Tidak ada endapan
- 1 tetes H2SO4 + 5 cc larutan KMnO4 + 3 tetes etanol
- Ungu gelap akan coklat
Tidak ada endapan
- 1 tetes H2SO4 + 5 cc larutan KMnO4 + 3 tetes etanol
Coklat pekat
Ada endapan hitam
27
- 1 tetes H2SO4 + 5 cc larutan KMnO4
- Ungu Tidak ada endapan
- 1 tetes H2SO4 + 5 cc larutan KMnO4 + 3 tetes etanol
- Ungu gelap akan coklat
Tidak ada endapan
- 1 tetes H2SO4 + 5 cc larutan KMnO4 + 3 tetes etanol
Coklat pekat
Ada endapan hitam
Sumber : Laporan sementara
b. Pembahasan
Menurut Keenan (1986), alkohol dapat dioksidasi menjadi
keton, aldehida atau asam karboksilat. Oksidasi digunakan dalam
laboratorium dan industri secara meluas. Pada zat pengoksidasi
laboratorium umumnya mengoksidasi alkohol primer menjadi
asam karboksilat dan alkohol sekunder menjadi keton. Zat
pengoksidasi yang khas adalah kalium permanganat basa.
Menurut Jerome (1989), oksidasi merupakan perubahan
kimia dimana suatu atom melepaskan elektron. Reduksi adalah
perububahan kimia diamna suatu atom menerima elektron.
Oksidasi dan reduksi selalu berlangsung secara serentak dan
jumlah elektron yang dilepaskan pada oksidasi harus sama dengan
jumlah elektron yang didapatkan pada reduksi.
Menurut Mastuti (2006), kalium permanganat merupakan
kristal yang berwarna ungu menjadi kristal perunggu dan stabil.
Apabila kontak dengan senyawa yang mudah menyala akan
menyebabkan kebakaran dan dijauhkan dari senyawa pereduksi,
asam kuat, material organik, peroksida, alkohol dan senyawa kimia
logam aktif. Kalium permanganat merupakan oksidator kuat.
Menurut Halim (2006), alkohol adalah salah satu jenis
alkohol alifatik yang larut air. Senyawa ini sering juga disebut etil
alkohol atau alkohol saja. Alkohol dibuat dari hasil fermentasi,
berupa cairan jernih tak berwarna dan rasanya pahit. Molekul
alkohol sangat kecil dan dapat dengan mudah larut dalam lipid dan
air. Alkohol merupakan zat psikotropika dengan penggunaan yang
paling luas.
Pada uji reaksi oksidasi pada saat pencapuran H2SO4 dengan
KMnO4 warna yang dihasilkan adalah ungu dan bersifat homogen
juga tidak ada endapan. Tetapi setelah ditambahkan dengan etanol,
data pada shift A dan shift B menunjukkan bahwa warna berubah
menjadi coklat tua dan ada pemisahan warna atas cokelat tua dan
warna bawah larutan ungu tua. Lalu setelah campuran larutan
H2SO4 dengan KMnO4 dan etanol dipanaskan warnanya berubah
menjadi cokelat bening dan ada endapan hitam di dalam larutan.
Pada reaksi oksidasi ini H2SO4 dan KMnO4 digunakan
sebagai pelarut. Penambahan pelarut ini mengakibatkan terjadinya
perubahan suhu larutan menjadi lebih panas. Hal ini disebabkan
terjadinya KMnO4 mereduksi H2SO4. Reaksi yang terjadi yaitu :
4 KMnO4 + 6 H2SO4 2K2SO4 + MnSO4 + 6H2O + 5 O2
Kemudian ditambahkan etanol berfungsi agar KMnO4
mengoksidasi etanol menjadi asam etanoat. Reaksi yang terjadi
adalah :
12KMnO4 + 6H2SO4 + 5C2H5OH 6K2SO4 + 12MnO +
3CO2 + 21H2O
Dalam oksidasi alkohol, bila suatu alkohol primer dioksidasi bisa
membentuk larutan asam kaboksilat. Dan dalam reaksi ini, alkohol
direaksikan dengan KMnO4 dan asam sulfat sehingga etanol
mengalami oksidasi menghasilkan asam etanoat.
5. Reaksi alkohol dengan logam aktif
a. Hasil pengamatan
Tabel 1.8 Uji Reaksi Alkohol dengan Logam Aktif
Kelompok Perlakuan Indikator pH Keterangan
5
Alkohol 96 % 10 ml pH standar 5 Bening tidak berwarna
Alkohol 96 % + Na + Aquades
pH standar 13 Keruh, ada endapan, kuning kecoklatan, ada gelembung, suhu hangat
10
Alkohol 96 % 10 ml pH standar 5 Bening tidak berwarna
Alkohol 96 % + Na + Aquades
pH standar 13 Keruh, ada endapan, kuning kecoklatan, ada gelembung, suhu hangat
14
Alkohol 96 % 10 ml pH standar 5 Bening tidak berwarna
Alkohol 96 % + Na + Aquades
pH standar 13 Keruh, ada endapan, kuning kecoklatan, ada gelembung, suhu hangat
19Alkohol 96 % 10 ml pH standar 5 Bening Alkohol 96 % + Na + Aquades
pH standar 14 Keruh
24Alkohol 96 % 10 ml pH standar 5 Bening Alkohol 96 % + Na + Aquades
pH standar 14 Keruh
Sumber : Laporan sementara
b. Pembahasan
Menurut Hapsari (2008), Natrium dalam bentuk logamnya adalah
komponen yang penting dalam pembentukan ester-ester dan dalam
industri senyawa organic. Logam alkali ini juga merupakan komponen
dari sodium klorida (NaCl) yang penting bagi kehidupan.
Alkohol adalah salah satu jenis alkohol alifatik yang larut air.
Senyawa ini sering juga disebut etil alkohol atau alkohol saja. Alkohol
dibuat dari hasil fermentasi, berupa cairan jernih tak berwarna dan
rasanya pahit. Molekul alkohol sangat kecil dan dapat dengan mudah
larut dalam lipid dan air. Alkohol merupakan zat psikotropika dengan
penggunaan yang paling luas. Alkohol selama ini masih diyakini
sebagai suatu minuman yang tidak berbahaya dan menimbulkan efek
yang menyenangkan serta dianggap sebagai bagian dari gaya hidup
yang terkait dengan budaya setempat (Halim, 2006).
Pada uji alkohol dengan logam aktif, logam yang digunakan
adalah logam Na. Sebelum ditambahkan logam Na, alkohol diukur
dengan pH standar, sehingga didapatkan pH 5 dan warnanya bening
atau tidak berwarna. Kemudian ditambahkan logam Na. Setelah logam
Na dimasukkan gelas kimia yang berisi alcohol kemudian timbul
gelembung-gelembung pada alcohol karena terbentuknya gas hydrogen
pada hasil reaksi, serta warna berubah menjadi keruh dan terbentuknya
endapan yang berwarna kuning kecoklatan sehingga suhunya juga
meningkat, dikarenakan terjadi reaksi oksidasi yang menyerap panas.
Hal ini terjadi karena alkohol bereaksi dengan logam Na. Setelah
reaksi berhenti, kemudian ditambah aquades 10 ml pHnya berubah
menjadi 13. Endapan yang terbentuk adalah endapan dari substitusi
atom hydrogen dari gugus OH alcohol dengan logam aktif Na. Atom H
dari gugus –OH dapat disubstitusi oleh logam aktif seperti natrium
membentuk alkoksida dan gas hidrogen. Reaksi ini mirip reaksi
natrium dengan air,tetapi reaksi dengan air berlangsung lebih cepat.
Reaksi ini menunjukan bahwa alkohol bersifat sebagai basa lemah
(lebih lemah daripada air). Dalam praktikum uji reaksi alkohol dengan
logam natrium menghasilkan gas hidrogen sesuai dengan persamaan
reaksi berikut;
2R- OH +2Na => 2R – Ona + H2 (g)
2CH3- CH2-OH+2Na => 2CH3 – CH2 – Ona + H2 (g)
Etanol Natrium Etoksida
Reaksi ini merupakan reaksi yang digunakan untuk membedakan
alkohol dengan eter karena eter tidak dapat bereaksi dengan logam
natrium.
Menurut Ranti (2012), PH standar adalah suatu alat yang
digunakan untuk mengukur tingkat keasaman dan kebasaan. Keasaman
dalam larutan itu dinyatakan sebagai kadar ion hidrogen disingkat
dengan [H+], atau sebagai pH yang artinya –log [H+]. Dengan kata
lain pH merupakan ukuran kekuatan suatu asam. pH suatu larutan
dapat ditera dengan beberapa cara antara lain dengan jalan menitrasi
larutan dengan asam dengan indikator atau yang lebih teliti lagi dengan
pH meter. Pengukur pH tingkat asam dan basa air minum ini bekerja
secara digital, PH air disebut asam bila kurang dari 7,
pH air disebut basa (alkaline) bila lebih dari 7 dan PH air disebut netral
bila ph sama dengan 7. Cara kerja alat ini adalah dengan cara
mencelupkan kedalam air yang akan diukur (kira-kira kedalaman 5
cm) dan secara otomatis alat bekerja mengukur pH. Pada saat pertama
dicelupkan angka yang ditunjukkan oleh display masih berubah-ubah,
tunggulah kira-kira 2 sampai 3 menit sampai angka digital stabil.
E. Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum acara Identifikasi I antara lain :
1. Pada pencampuran antara asam oksalat dengan asam sulfat pada
suhu tinggi menghasilkan gelembung yang berarti gas CO2 yang
lebih sedikit daripada saat ditambahkan kalium permanganat, hal
ini sesuai dengan reaksi :
2KMnO4 + 3H2SO4 + 5H2C2O4 2MnSO4 + K2SO4 + 10CO2 +
8H2O
2. Reaksi pada aniline dengan kalium kromat menghasilkan endapan
putih dalam larutan yang merupakan endapan asam sulfanilat. Dan
setelah dipanaskan terbentuk aniline black yang berupa gumpalan
hitam kehijauan Reaksi yang terjadi adalah
6C6H5NH2 + 19H2SO4 + 4K2CrO7 6C6H4O2 + 4K2SO4 + 4
Cr2(SO4)3 + 16H2O + 3(NH4)2 + SO4
3. Larutan alkohol 50% mengandung air dapat diketahui dengan
berubahnya CuSO4 anhidrat berwarna putih menjadi berwarna biru
yang berarti bersifat hidrat.
4. Alkohol direaksikan dengan KMnO4 dan asam sulfat sehingga
etanol mengalami oksidasi menghasilkan asam etanoat. Larutan
yang dihasilkan berwarna coklat tua. Dan seperti reaksi yang
terjadi adalah :
12KMnO4 + 6H2SO4 + 5C2H5OH 6K2SO4 + 12MnO +
3CO2 + 21H2O.
5. Reaksi antara logam Na dengan alcohol menghasilkan gelembung-
gelembung yang berarti gas hydrogen, dan suhunya juga
meningkat, dikarenakan terjadi reaksi oksidasi yang menyerap
panas. Reaksi etanol dengan logam natrium ini menjadi senyawa
natrium etoksida.
DAFTAR PUSTAKA
Halim, Hendry. 2006. Pemberian Alkohol Peroral secara Kronis Menurunkan Kepadatan Sel Granula Cerebellum pada Tikus Putih (Rattusnorvegicus) Jantan Dewasa. Jurnal Anatomi Indonesia Volume 01, No. 01, Agustus. Yogyakarta
Hapsari, Nur. 2008. Proses Pemisahan Ion Natrium (Na) dan Magnesium (Mg) Dalam Bittern (Buangan) Industri Garam Dengan Membran Elektrolisis. Jurnal Teknik Kimia, Volume 3, No. 1, September 2008
Hart, Harold. 1983. Kimia Organik Edisi Keenam. Penerbit Erlangga. Jakarta.Kasih, Ranti Yulia. 2012. Pengaruh Penambahan Abu Sekam Terhadap Kuat
Tekan Mortar Dengan Perendaman Asam Sulfat dan Anaisis Larutan. Jurusan Kimia FMIPA Universitas Airlangga. Malang. Volume 1, No.1, Hal.114-115, November 2012.
Keenan, Charles W. 1986. Ilmu Kimia Untuk Universitas edisi Ketiga Jilid 1. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Keenan, Charles W. 1986. Ilmu Kimia Untuk Universitas edisi Keenam Jilid 2. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Mastuti, Endang. 2006. Pembuatan Asam Oksalat Dari Sekam Padi. Jurnal Ekuilibrrium. Surakarta. Volume 4, No. 1, Juni 2006.
Petrucci, Ralph H. 1985. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat Jilid 3. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Pringgomulyo, Saroyo. 1982. Kimia Umun Untuk Bagian Kimia Industri. Departemen Pendidikan Dan Kejuruan Teknik. Jakarta.
Rosenberg, Jerome. 1980. Teori dan Soal soal Kimia Dasar Edisi Keenam. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Santi, Sintha Soraya. 2008. Pembuatan Alkohol dengan Proses Fermentasi Buah Jambu Mete Oleh Khamir Sacharomices Cerevesiae. Jurnal Penelitian Ilmu Teknik, Volume 8, No. 2, Desember 2008.
Sumartini, Sri. 2000. Identifikasi Senyawa Amina Aromatik Lewat Iodinisasi Menggunakan Kromatografi Gas Spektroskopi Massa. Prosiding Seminar Nasional Kimia VIII. 7 September 2000. Yogyakarta
LAMPIRAN
Gambar 1.1 Uji Amina Aromatis
Gambar 1.2 Uji Air dalam Alkohol
Gambar 1.5 Uji pada Reaksi Oksidasi
Gambar 1.4 Uji pada Reaksi Alkohol dengan Logam Aktif