isi makalah revisi

60
MAKALAH BOTANI FARMASI RESIN Kelompok 12 ( Reguler A) : Ciptayuni Eka Wijaya (I21112055) Chintya Vascarya (I211156) Youngky Haryanto (I21112057) Naftali Ebenhezer Pakpahan (I21112058) Shinta Anggraini (I21112060) Agung Arif Perkasa (I21112061) Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura

Upload: agung-perkasa

Post on 08-Nov-2015

245 views

Category:

Documents


24 download

DESCRIPTION

kuliah

TRANSCRIPT

MAKALAH BOTANI FARMASIRESIN

Kelompok 12 ( Reguler A):Ciptayuni Eka Wijaya (I21112055)Chintya Vascarya (I211156)Youngky Haryanto (I21112057)Naftali Ebenhezer Pakpahan (I21112058)Shinta Anggraini (I21112060)Agung Arif Perkasa (I21112061)

Program Studi FarmasiFakultas KedokteranUniversitas TanjungpuraTahun Ajaran 2012/2013

Kata PengantarKami mengucapkan alhamdulilah dan segala puji syukur ke hadirat Allah SWT atas terbitnya makalah botani farmasi kelompok kami ini yang mencakup tentang materi resin yang telah kami buat dengan sebaik mungkin. Tanpa ridho dan kasih sayang serta petunjuk dari-Nya mustahil makalah ini dapat kami selesaikan. Makalah ini juga sebagai acuan dasar kegiatan belajar serta pegangan agar kami dapat lebih memahami dan mengerti tentang materi botani farmasi ini yaitu resin yang terdapat di dalam bagian tumbuhan. Kami juga berharap dengan hadirnya makalah ini akan mempermudah dalam proses mengajar dan belajar antara Ibu dan mahasiswa lainnya.Makalah ini juga berdasarkan bantuan sumber-sumber terpercaya seperti buku-buku serta sumber-sumber lainnya yang menyangkut materi kami ini agar dapat memperjelas dan mempermudah dalam menyusun makalah kami ini.Akhirnya sesuai dengan kata pepatah tiada gading yang tak retak, kami mengharapkan saran dan kritik, khususnya dari teman-teman kami dan Ibu. Kami juga mengucapkan kepada segenap pihak terkait yang telah berusaha untuk menyelesaikan makalah biologi sel ini. Kebenaran dan kesempurnaan hanya Allah-lah yang Punya dan Mahakuasa.

Pontianak , 14 Februari 2013

Penulis

iDAFTAR ISIKata Pengantar.................................................................................................... .iDaftar Isi...............................................................................................................iiDaftar Gambar......................................................................................................iiiBab I PendahuluanA. Latar Belakang..........................................................................................1B. Rumusan Masalah......................................................................................2C. Tujuan Makalah.........................................................................................2D. Kegunaan Makalah....................................................................................3E. Prosedur Makalah......................................................................................3Bab II IsiA. Pengertian Resin........................................................................................4B. Kandungan isi resin...................................................................................5C. Jenis-jenis resin.........................................................................................6D. Struktur dasar resin....................................................................................8E. Tumbuhan yang mengandung resin...........................................................8F. Oleo resin.................................................................................................18G. Gom resin.................................................................................................23H. Balsamum.................................................................................................26I. Sifat-sifat fisik resin.................................................................................28J. Cara-cara pemisahan................................................................................29Bab III Pembahasan............................................................................................31Bab IV Penutup...................................................................................................34Daftar Pustaka......................................................................................................iv

iiDAFTAR GAMBARGambar 1.1........................................................................................................8Gambar 1.2........................................................................................................8Gambar 1.3........................................................................................................9Gambar 1.4........................................................................................................9Gambar 1.5.......................................................................................................10Gambar 1.6.......................................................................................................10Gambar 1.7.......................................................................................................11Gambar 1.8.......................................................................................................11Gambar 1.9.......................................................................................................12Gambar 1.10.....................................................................................................13Gambar 1.11.....................................................................................................14Gambar 1.12.....................................................................................................14Gambar 1.13.....................................................................................................15Gambar 1.14.....................................................................................................16Gambar 1.15.....................................................................................................17Gambar 1.16.....................................................................................................17Gambar 1.17.....................................................................................................30Gambar 1.18.....................................................................................................30Gambar 1.19.....................................................................................................30Gambar 1.20.....................................................................................................30BAB IPENDAHULUANA. LATAR BELAKANGTumbuhan sangat penting peranan dalam kehidupan di dunia. Dari aspek ekonomi, kesehatan dan budaya. Alam dan seisinya diciptakan oleh Tuhan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Tumbuhan merupakan keragaman hayati yang selalu ada di sekitar kita, baik itu yang tumbuh secara liar maupun yang sengaja dibudidayakan. Indonesia kaya akan berbagai keanekaragaman hayati yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai obat atau bahan baku obat . Ini didukung dengan penelitian ilmiah, tumbuhan secara fungsional tidak lagi dipandang sebagai bahan konsumsi maupun penghias saja, tetapi juga sebagai tanaman obat yang multi fungsi. Mengingat biaya pengobatan yang tidak terjangkau oleh semua orang, pengobatan alamiah dengan tanaman obat tradisional dipandang sebagai alternatif yang terjangkau dan back to nature. Bahkan untuk fungsinya sebagai tanaman obat sudah dikomersialkan sebagai lahan income yang sangat menguntungkan.Pada tumbuhan terdapat simplisia berupa folium, herba caulis cortex lingnum, radix, rhizoma, flos, fructus, simplisia fragmen-fragmen pengenal jaringan. Sel-sel penyusun masing-masing simplisia senyawa kimia yang terkandung dalam simplisia ada banyak, salah satunya contohnya adalah resin. Resin adalah suatu campuran yang kompleks dari ekskret tumbuh-tumbuhan atau insekta, biasanya berbentuk padat dan famor dan merupakan hasil terakhir dari metabolisme dan dibentuk dari ruang-ruang skizogen dan skizolisigen.

1Resin memiliki kandungan yang berguna untuk proses penghilangan zat-zat terlarut dalam air, untuk penstabil obat, untuk pengelola air limbah, dan untuk penutup rasa pahit pada obat. Dalam kesempatan kali kami akan membahas tentang tanaman apa saja yang mengandung resin, struktur resin, pemanfaatan resin, dan cara pemisahan resin. B. RUMUSAN MASALAHBerdasarkan latar belakang di atas , maka rumusan masalah yang didapat adalah sebagai berikut :1. Apa pengertian resin ?2. Apa saja macam-macam tumbuhan yang mengandung resin ?3. Apa saja kandungan yang terdapat di dalam resin ?4. Bagaimanakah struktur dasar resin ?5. Bagaimanakah struktur tumbuhan yang mengandung resin ?6. Apa saja sifat-sifat fisik resin ?7. Bagaimanakah cara pemisahan resin ?C. TUJUAN PENULISANAdapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :1. Memahami pengertian dan penjelasan tentang resin2. Memahami pengertian dan penjelasan tentang jenis-jenis tumbuhan yang mengandung resin3. Mengetahui apa saja kandungan yang terdapat pada resin4. Mengetahui struktur dasar resin serta struktur tumbuhan yang mengandung resin5. Mengetahui cara-cara pemisahan resin6. Mengetahui dan memahami sifat-sifat fisik resin

2D. KEGUNAAN MAKALAHMakalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara teoritis maupun praktis. Secara teoritis makalah ini berguna sebagai pengembangan konsep ilmu pengetahuan. Secara praktis makalah ini diharapkan bermanfaat bagi :1. Penulis, sebagai alat penambah pengetahuan dan konsep keilmuan khususnya tentang konsep ilmu pengetahuan2. Pembaca/dosen , sebagai media informasi tentang konsep ilmu pengetahuan baik secara teoritis maupun secara praktis.E. PROSEDUR MAKALAHMakalah ini disusun dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Data teoritis dalam makalah ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik studi pustaka, artinya penulis mengambil data melalui kegiatan membaca berbagai literatur yang relevan baik dari buku maupun internet.

3BAB IIISIA. PENGERTIAN RESINResin atau damar adalah suatu campuran yang kompleks dari ekskret tumbuh-tumbuhan dan insekta, biasanya berbentuk padat dan amorf dan merupakan hasil terakhir dari metabolisme dan dibentuk dari ruang-ruang skizogen dan skizolisigen. Secara fisis, resin (damar) ini biasanya keras, transparan plastis dan pada pemanasan menjadi lembek. Secara kimiawi, resin adalah campuran yang kompleks dari asam-asam resinat, alkoholresinat, resinotannol, ester-ester dan resene-resene. Bebas dari zat lemas dan mengandung sedikit oksigen karena mengandung zat karbon dalam kadar tinggi, maka kalau dibakar menghasilkan angus. Ada juga yang menganggap bahwa resin terdiri dari zat-zat terpenoid, yang dengan jalan addisi dengan air menjadi dammar dan fitosterin. Sifatnya tidak larut dalam air, sebagian larut dalam alkohol, larut dalam eter, aseton, petroleum eter, kloroform, dan lain-lain. Apabila resin-resin dipisahkan dan dimurnikan, biasanya dibentuk dalam zat padat yang getas dan amorf, yang kalau dipanaskan akan menjadi lembek dan akan habis terbakar. Resin ini juga tidak larut dalam air, tetapi larut dalam alkohol dan pelarut organi lainnya.Secara fisis resin (damar) ini biasanya keras, transparan plastis dan pada pemanasan menjadi lunak atau meleleh. Secara kimiawi resin adalah campuran yang kompleks dari asam-asam resinat, alkoholiresinat, resinotannol, ester-ester dan resene-resene. Bebas dari zat lemas dan mengandung sedikir oksigen. Karena mengandung zat karbon dalam kadar tinggi, maka kalau dibakar menghasilkan hangus. Juga ada yang menganggap bahwa resin terdiri dari zat-zat terpenoid, yang dengan jalan adisi dengan air menjadi damar dan fitosterin.

4Resin ini juga tidak larut dalam air, tetapi larut dalam alkohol dan lain-lain pelarut organik yang membentuk larutan yang apabila di uapkan meninggalkan sisa yang berupa lapisan tipis seperti vernis. Apabila resin-resin di pisahkan dan di murnikan, biasanya dibentuk zat padat yang bisa terbakar.B. KANDUNGAN ISI RESINMengenai isi dari resin pada umumnya adalah sebagai berikut :1. Asam-asam resinat, terdiri dari asam-asam oksi yang banyak jenisnya, biasanya mempunyai sifat gabungan dari asam-asam karboksilat dan fenol-fenol. Asam-asam ini terdapat baik dalam keadaan bebas maupun terikat sebagai ester-ester. Pada umumnya asam-asam ini larut di dalam larutan alkali membentuk larutan seperti sabun ataupun suspensi koloidal. Garam-garam logamnya di kenal sebagai resinat, beberapa di antaranya banyak di gunakan untuk membuat sabun yang murah dan vernis. Sebagai contoh biasanya asam abietat di dalam colophonium, asam kopaivat dan oksikopoivant di dalam Balsamum Copaive asam guiakonat didalam Guajac, asam pimarat(pimarinat) di dalam Burgundy Pitch (Picea excelsa) dan asam komnifora di dalam myrrha. 2. Alkohol-alkohol resinat, terdiri dari alkohol-alkohol kompleks yang mempunyai berat nolekul yang tinggi yang di sebut resinotannol sebagai hasil polimerisasi dari alkohol damar resinol, yang dengan garam-garam ferri memberikan reaksi seperti tannin. Alkohol-alkohol resinat terdapat dalam keadaan bebas maupun terikat sebagai ester dengan asam-asam aromatis, asam benzoat, asam salisilat, asam sinnamat, asam umbellate. Beberapa resinol misalnya :a. Benzorsinol dari benzoinb. Steresinol dari styraxc. Guaiaresinol dari gurjun balsem (depterocarpus)d. Guaiaresinol dari guaiac resin

5

3. Resene-resene. Resene adalah zat-zat yang kompleks yang tidak mempunyai sifat-sifat kimiawi yang khas. Resene ini tidak membentuk garam atau ester, tidak larut di dalam larutan alkali dan tidak terhidrolisa dengan alkali. Sebagai contoh adalah alban dan fluavil dari gutta percha, kopalresene dari copal, dammarresene dari dammar, drakoresene dari sanguis draconis, olibanoresene dari olibanum.C. JENIS-JENIS RESIN Pembagian resin dibagi berdasarkan atas isinya yaitu : 1. Damar sesungguhnya (resin) adalah zat padat yang amorf atau setengah padat, tidak larut didalam air tetapi larut didalam alkohol atau pelarut organik lainnya dan membentuk sabun dengan alkali. Biasanya disamping zat-zat damar terdapat juga minyak menguap, hasil peruraian ester-ester damar, zat warna, zat pahit dan sebagainya. 2. Damar gom (Gummi resina) yaitu campuran alami dari gom, minyak dan resin. Sering disebut juga damar lendir. Contohnya : Asofoetida, Myrrh. 3. Oleoresin yaitu campuran alami yang homogen dari resin didalam minyak menguap. Contohnya : Terpentin, Kanada balsam, Cubeba.4. Balsamum adalah campuran dari resin dengan asam sinamat atau benzoin atau kedua-duanya atau ester-esternya dengan minyak menguap. Contohnya: Benzoin, Perubalsam, Styrax.5. Didalam beberapa hal diketemukan resin didalam ikatan glikosidal, ikatan ini disebut glukoresin atau glikoresin misalnya yang terdapat didalam Ipomoeae, Jalapa dan Podophyllum.

6 Atas dasar yang sama TSIRCH membagi damar-damar sebagai berikut: 1. Damar ester atau ester harza, diantaranya : a) Damar benzoe, contohnya : Benzoe siam, benzoe sumaetera, styrax, balsamum tolutanum, balsamum peruvianum. b) Damar gom. Contohnya : Asafoetida, Galbanum, Ammoniacum. 2. Damar ester adalah jenis-jenis damar yang isi utamanya adalah :a) Ester dari resinol atau alkohol damar yang tidak berwarna dengan reagen tannin dan bentuknya kristalin. b) Ester dari resinotanol, berwarna dengan reagen tannin dan bentuknya amorf. Damar benzoe hanya mengandung ester saja sedang damar gom selain ester juga mengandung gom. 3. Damar resin atau resin harza yang biasanya disebut dengan resin saja atau poli-oksiresin. Sebagian ada yang masih mengandung gom seperti Myrrh dan Olibanum. Contohnya : Mastiks dan Damar.4. Damar asam resin atau resinosaur harze . TSIRCH mengutamakan isi asam-asam resinat yang terdapat bebas didalam damar dan menggolongkan jenis ini didalam resinosaur harze. Contohnya: Terebinthinae, Colophonium, Oleum terebinthinae, Balsamum canadensis, dan lain-lain.5. Damar-damar berwarna atau farb-harze Meskipun kadang-kadang disebut sebagai gummi resina atau gom resin tetapi sama sekali bukan gom, karena gom adalah suatu zat yang kalau dalam air akan mengembang dan kemudian larut, tetapi resin sama sekali tidak larut dalam air.

7Kemudian dengan diketemukannya bahan-bahan polimer sinterik, maka pengertian resin sekarang lebih luas sehingga meliputi juga polimer-polimer yang mempunyai sifat-sifat fisis yang khas dan mempunyai fungsi yang sama dengan resin dari alam. Contoh : Gummi gutti.D. STRUKTUR DASAR RESIN

Gambar 1.1

E. TUMBUHAN YANG MENGANDUNG RESINBerikut adalah contoh tanaman yang mengandung resin atau damar, yaitu sebagai berikut : Imperatae rhizoma (akar alang-alang)

Gambar 1.2

Imperatae rhizome dari tanaman Imperatae cylindrical Beauv suku Gramineae. Panjang rhizome (akar) 4 cm atau lebih, beruas, berkeriput memanjang, tebal 2 4 mm, minyak dapat menguap, warna kuning jerami, tiap ruas diliputi sisik tipis.8Isi: Asam kersi, dammar, logam alkali. Kegunaan: sebagai diuretik dalam bentuk dekokta, dosis 4gr12 gr Caricae radix (akar papaya)

Gambar 1.3

Akar papaya adalah akar cabang Carica papaya L, suku caricaceae. Simplisia merupakan potongan-potongan yang lurus atau bercabang, warna coklat muda atau putih kecoklatan, bagian kulit tebal garis tengah 13 cm. Isi: terutama papaina, terdapat pula Kamoronat mirosin, papayatin,dammar dan tannin. Kegunaan: sebagai antelmentika dalam bentuk dekokta. Meuremiae tuber (Bidara upas)

Gambar 1.4

Bidara upas terdiri dari irisan-irisan umbi Merremia mimosa hai fillius. Suku convolvulaceae. Umbi berbentuk seperti kerucut, berwarna coklat tua, terdapat banyak akar-akar serabut. Panjang 4 10 cm.

9Isi: Dammar, zat pahit dan pati. Kegunaan: sebagai ekspektoransia, antiseptic (obat kumur).

Syzgii semen (biji jambang)

Gambar 1.5

Biji jamblang adalah biji Eugenia cumimi Merr. Suku Myrtaceae. Isi: Minyak menguap 0,5 %, zat penyamak 6 %, asam galus, asam elag, pati 40 %,minyak lemak, dammar, glukosida yamboiin. Kegunaan:sebagai obat kencing manis, dalam bentuk infus 2,5-6 gram.

Biglobisae semen (biji kedawung)

Gambar 1.6

Biji kedawung adalah biji Perkia biglobosa benthan. Suku Legumonosa. Bau seperti petai, rasa agak pahit.

10Biji bulat memanjang, pipih, dekat tepi biji terdapat garis rusuk melingkar berwarna coklat tua kehitaman, pangkal biji berwarna coklat kemerahan. Isi: Glikosida, dammar.tannin,garam-garam alkali. Kegunaan: sebagai obat mulas, dan obat diare.

Tinosforae cortex (Brotawali)

Gambar 1.7

Bratawali adalah kulit batang dan kulit cabang Tinospora tuberculata Beumae. Suku Menispermaceae, simplisia merupakan keping-keping tipis panjang dengan banyak tonjolan-tonjolan dan beralur memanjang, warna coklat tua kehitaman. Isi : Dammar warna hijau kekuningan, alkaloid.Kegunaan : sebagai tonikum dan obat demam.

Guazumae folium (Daun jatiblanda)

Gambar 1.8

11Daun jatiblanda adalah daun Guazuma ulmifolia L. Tomentosa suku sterculianceae. Helai daun berbentuk bulat telur, ujung daun meruncing, pangkal daun berbentuk jantung yang kadang-kadang tidak setangkup, tepi daun bergerigi, permukaan daun kasar warna hijau kecoklatan sampai coklat muda. Isi : Lendir,zat penyamak,dammar alkaloid. Kegunaan: Sebagai obat pelangsing.

Andrographidis Herba (sambiloto)

Gambar 1.9

Herba sambiloto adalah bagian di atas tanah tanaman Andrographis paniculata Nees. Suku Achanthaceae. Isi: asam kersih, dammar logam alkali.Kegunaan: sebagai diuretik dan antipiretik.

Sindorae fructus (separantu)Separantu adalah buah Sindora sumantrana Miquel. Suku Leguminosee. Isi : Minyak lemak, pati, zat penyamak, gom,dan dammar. Kegunaan : sebagai astrigensia.

12 Hirtae Herba (Patikan kebo)

Gambar 1.10

Patikan kebo adalah seluruh batang, daun, bunga, buah Euphorbia hirta L. suku Euphorbiaceae. Isi: Dammar dan alkaloid.Kegunaan: sebagai obat batuk.

Euphorbia HerbaEuphorbia herba adalah simpleks yang terdiri dari seluruh bagian tanaman yang di keringkan dari tanaman Euphorbia pilufera L suku Euphorbiaceae.Isi:Resin-resin, alkaloid (0,1%), glikosida, kaoutcheur, tannin dan gom. Kegunaan : sebagai antiasmetika. Alapae radix, jalap-jalapa (USP,NF)Alapae rubera adalah akar-akar dan tubera dengan anak-anak akarnya yang sudah dikeringkan dari tanaman Exogonium purga batang (lpomoea purga Hayne) dari suku canvolvulaceae, suatu herba yang berasal dari meksiko. Isi : Resin yang kadarnya 8 12% yang dapat di saripatinya.

13Kegunaan:Jalapae adalah suatu katartika hydrogen(digunakansebagai hidrogoga dan purtiva yang sangat kuat/dratis) karena daya iritasinya sangat kuat maka tidak boleh di berikan pada penderita yang baru sembuh dari neftitis, infeksi-infeksi usus, ambeien, selama menstruasi dan hamil. Juga digunakan sebagai emenangoga.

Ipomoeae radix

Gambar 1.11

Ipomoeae radis adalah akar-akar yang telah di keringkan dari tanaman Ipomoe orizobensis. Suku Convolvulaceae suatu tanaman yang membelitIsi: ipomoea kalau di sari dengan alcohol 90% menghasilkan 10 20% campuran compleks dari zat resin, 65%nya larut dalam eterKegunaan : terutama digunakan untuk diambil resina ipomeaenya yang menyerupai resina jalape

Guaci lignum

Gambar 1.12

14Guaci lignum adalah bagian kayu dan batang Guajucum officinalne L. Suku Zygohyllaceae.Isi: 15 % resin dan saponin.Kegunaan: didasarkan atas khasiat resinnya

Guaiaci Resina

Gambar 1.13Resin ini di peroleh dari kayu Guaiac yang berasal dari Guajucum officinale dan Guajanum sanctum. Cara memperolehnya yaitu :1. Batang katu dilubangi secara longitudinal dan di panasi dalam posisi miring, sehingga kalau resin mencair dapat mengalr keluar.2. Potongan-potongan kayu dipanasi dengan air mendidih yang dibubuhi garam atau air laut. Resin yang dapat meleleh pada 85 950 C akan mengapung di permukaan dan di kumpulkan3. Potongan-potongan kayu di ekstraksi dengan alcohol dan ekstraknya diendapkan dengan menambahkannya dalam air, endapan dikumpulkan dan di keringkan.

15Isi: mengandung beberapa asam resin yang termasuk golongan lignamseperti Podophyllom Resin. Kegunaan : larutan alkohoiisnya digunakan untuk regensia sepertiuntuk mendeteksi noda darah,glikosida -glikosida dan enzim-enzim oksidase.

Gum mastic

Gambar 1.14Mastic resin atau lebih tepat suatu oleo-resin yang mengandung sedikit minyak, yang di perloleh dari jenis-jenis yang di pelihara dari tanaman Pistacia lentiscus L, suatu tanaman yang berumur 2 tahun dan selalu berwarna hijau. Suku Anacardiaceae. Isi : Asam teriterpenoid seperti asam mestikonat dan alcohol-alkohol triterpen seperti tirukalol. Juga claus, mengandung 90 % resin yang terdiri dari alfa resin (asam mastikhat) yang larut dalam alkoholdan beta resin.

16 Cassypii radicis cortex

Gambar 1.15Simplisia terdiri dari kulit akar yang baru dikumpulkan dan kemudian dikeringkan di udara, dari tanaman jenis Cassypium hirsutum L. Isi : Mengandung 8% asam rasinat yang aneh dan tidak berwarna, larut dalam air dan akan berubah warnanya menjadi kemerah-merahan dan tak larut dalam air, kalau berhubungan dengan udara (asam resinat ini mengandung dua zat fenolis, suatu asam fenolat dan asam salisilat). Kegunaan: Sebagai emenagoga dan eksitoksika.

Xanthozylum caulis

Gambar 1.16

Simplisia terdiri dari kulit batang yang dikeringkan dari tanaman Xanthoxylum mericanumi Miller atau Xanthoxylum clavaherculis L. Suku Rutaceae.

17Isi : dua jenis resin yang satu pahit tajannn, yang lain kristal dan pahit. Minyak menguap, alkoholoidal yang pahit yang menyerupai berberin dan suatu senyawa fenol xanthoxilin. Kegunaan : diaforetika, anthirheumatika, stimulansia dan sialagoga.

Cocillanae cortexSimplisia terdiri dari kulit batang yang dikeringkan dari tanaman guarea rusby (Brittor rusby), suku Miliaceae yang berasal dari Bolivia. Isi : campuran resin 2,5%, 2,5% minyak lemak, alkaloida rusbiin zat caoutchouc, asam tannat. Kegunaan : sebagai ekspektoransia yang meyebabkan nausea dan kalau dosis besar sebagai emetiksa. Lacca shelaccaShelacca adalah suatu hasil sekresi yang bersifat resin dari Lakshadia indica Madhihassan(Tachardia lacca kerr). Isi : 90% resin, lilin zat warna asam lacciat. Kegunaan: sebagai campuran vernis.

F. OLEO-RESIN Oleoresin adalah campuran alami yang homogen dari resin dan minyak yang menguap. Oleo resin juga merupakan suatu hasilfisiologis yang normal dari pohon pinus, tetapi produksinya dilipat gandakan dengan membuat luka, oleoresin dihasilkan di dalam saluran-saluran atau reservoir-reservoir yang terletak persis di bawah kambium di dalam lapisan kayu dan keluar secara spontan, tetapi tidak cukup efisien jumlahnya kalau di perhitungkan secara ekonomis. Jika kambium dilukai, maka akan dirangsang untuk dibentuk jaringan-jaringan kayu yang baru yang mengandung banyak reservoir oleoresin. 18Banyak sekali jenis oleoresin dan sulit membedakan satu sama lain, atau membuat klasifikasi. Oleoresin alam berasal dari Ordo :1. Coniferales yang meliputi terpenting-terpentin-terpentin. Terpentin adalah oleoresin yang cair, ada pula yang padat atau setengah padat. Untuk memperoleh biasanya eksudat keluar begitu saja keluar dari luka yang dibuat oleh insekta, tetapi yang banyak sekarang ialah dengan membuat luka buatan menembus kulit bahkan sampai kedalam kayu.2. Oleo-Resin pini, Crude Turpentine, Gum Turpentine, Turebinthin (USP,NF)Oleo-Resin pini adalah oleoresin yang sudah mengeras yang di peroleh dari bermacam-macam jenis pinus (suku Pinaceae).

Untuk melipat gandakan hasil oleo-resin ini di pakai beberapa cara, cara yang tertua adalah dengan membuat lubang di dalam batang (Box methodi), maka oleo resin lempeng besi atau aluminium dan di masukkan kedalam drum-drum. Biasanya pohon disadap sampai mati kurang lebih 4 tahun. Cara ini sangat boros oleh karena dapat memusnahkan pohon pinus di dalam hutan. Biasanya pohon yang sudah di sadap tidak disadap lagi digunakan sebagai kayu setelah di tebang. Sisa pohon biasanya diambil untuk disuling dan diambil minyaknya. Cara lain yang menggantikan cara tersebut diatas adalah Cup and gutter metod dibuat irisan padfa batang dengan huruf V beberapa buah di dibagian bawah irisanini diikatkan cawan penampung oleoresin yang mengalir kedalam penampung dikumplkan dalam drum-drum. Di dalam waktu 7 10 hari aliran olepresin mulai berkurang dan dibuat irisan-irisan yang baru. Dengan cara ini sebatang pohon dapat disadap sampai 40 tahun. Cara penyadapan ini masih kurang banyak mengalirkan oleoresin disamping membutuhkan banyak tenaga dan waktu. Permukaan kayu dapat rusak dan mengurangi nilainya kalau digunakan sebagai kayu (kayu bakar).

19Cara yang baru adalah dengan cara menyemprotkan dengan larutan 50% H2SO4. Jaringan parenkim yang sel-selnya berdinding tipis akan larut, sehingga saluran-saluran oleoresin bertambah lebar, sehingga menyebabkan aliran bertambah cepat dan mengurangi kemungkinan membekunya oleoresin di dalam saluran yang dapat menyumbat saluran. Isi : Minyak menguap dan resin. Minyak menguapnya mengandung campuran terpen-terpen,terutama pinen, felandren,limonene dan dipenten. Resinnya 70 90%. Anhidrida abiet yang dapat diubah menjadi asam adietat dan zat pahit. Kegunaan : Dalam pembuatan plester dan sebagai obat luar berkhasiat sebagai kounteriritan. Kebanyakan si suling untuk memperoleh Oleum terbinthineae dan colopium.

3. Bordeaux Turpentine Merupakan terbinthineae yang khusus di peroleh dari Pinus Pinaster dan Pinus maritina atau pinus yang lain tumbuh di Prancis selatan.Isi: Minyak menguap yang memutar bidang polarisasi kekiri, resin terdiri dari asam-asam pimarat,pimarinat, dan pimarolat.

4. Terebinthina Laricis, Venice Turpentine, Larch Turpentine (NF)Terpentine Venesia adalah Oleoresin yang kental yang di peroleh dari tanaman Larixdecidua miller (larix European D.C) suku Pnaceae, tanaman yang asli dari pegunungan di Eropa tengah. Merupakan cairan yang kental, berat, berwarna hijau kekuning-kiningan, baunya aromatis, rasanya pahit pedas. Larut didalam alcohol, CHCl3, aseton-aseton, atau asam cuka pekat.Isi : minyak menguap 20%, resin-resin asam 80% terutama terdiri dari asam alfa dan beta larinolat(amorf) dan asam larisinolat (kristal) zat putih. Kegunaan : sebagai antiseptik pada hewan dan medium pada mikroskopik.

205. Terpentin Strasburg, Starburg TurpentingTerpentine dari tanaman Abies pectinale (suku Pinaceae) menyerupai terpentine Kanada, tetapi baunya seperti jeruk, mengandung 24 30% minyak menguap yang berfloresensi kehijau-hijauan yang terutama terdiri dari l-pinen.

6. Pix Burgundica, Burgundy Pitch (USP)Adalah suatu oleoresin yang merupakan eksudat dari batang Picea abies L., Picea excelosa Li, Abies excelosa poiret dari suku Pinaceae. Isi : terutama resin, terdiri dari asam alfa dan beta-picaspimarolat (47%) dan asam-asam picea pimarinat dan pice pimarinat dalam jumlah sedikit, serta juro reseno. Minyak menguap 30% dan zat pahit. Kegunaan: Counter iritasi di dalam plester. 7. Filicis Rhizoma, aspidum, Male ferm(USP) Filix MasSimpleks terdiri dari rhizome,pangkal daun dan tunas-tunas dari tanaman a. Dryyopteris Filix mas, linne/schott, dikenal sebagai spidium Eropa atau Male Ferm.b. Dryyopteris marginal (Linn) Asia Gray, dikenal sebagai aspidium atau marginal ferm (familia Polydiaceae). 8. Oleo-Resin Filicis Macis, Aspidium Oleoresis, Extract Of Male Ferm Male Fers Oleoresin (USP)Oleoresin mengandung antara 24 26% filisin kasar. Aspidium diekstraksi dengan eter dan ekstraknya di uapkan. Sisanya adalah minyak Oleoresin yang berupa cairan yang kental, berwarna hijau tua biasanya meninggalkan sisa berupa granul-granul dari kristal-kristal yang harus dilarutkan lagi dengan bagian yang cair sebelum di pakai. Isi : Aspidium atau ekstraknya Kegunaan : sebagai anteklmintikum.

219. Capsici Fructus,Capsicum,Cayenne Pepper (USP, NF)Simpleks terdiri dari buah-buah yang sudah masak yang di keringkan dari tanaman Capsicum frustenscens L. (cabai Afrika), Capsicum annum L. Var. Conoides lrish (bubuk tobasco). Capsicum anmum L, Var. Logam sendt, (Loisina Long Peper), Capsicum minimum Roxb (BPC) dari familia Solanaceae.Oleh karena banyaknya jenis simpleks ini, maka pada etiket selalu harus disebutkan varietes tanaman asal. Selanjutnya ada juga Japanese capsiucum (cabai Jepang) dari Capsicum fructuscens, Indian atau Madres Capsicum, Faprike, paprika Hungaria, paprika Turki dari tanaman varietes Capsicum annum (D.A.Z), Bombay Capsicum dari Capsicum anmum dan Natal Capsicum. Pada tahun 1876 STHRES menyari simpleks dengan petroleum dan hasilnya dibuat alkalis dengan larutan alkali. Kegunaannya sebagai kondement untuk mengobati dyspepsia dan flutulensi. Untuk obat luar digunakan sebagai kounter iritansia dalam bentuk salep atau plester, untuk menyembuhkan reumatik (sengal pinggang) dan lumbago.Balsamum covaive juga mempunyai khasiat yang sama dengan Capsicum anmum. Balsamum covaive adalah oleoresin yang diperoleh dengan cara menyadap tanaman yang berasal dari Amerika Selatan yaitu Copaifera sp. Terutama Copaiferareticulate, Copaifera guanensis dan Copaifera lonosdorffi yang berasal dari Brazilia dan Copaifera jacquin yang berasal dari Venezuela dari suku Leguminosae. Isi terdiri dari 40 90% minyak menguap yang bidang popularisasi kekiri,yang mengandung alfa dan beta kariofilen,kadinenresin,asam kopaivat dan zat pahit. Tidak mengandung asam benzoate maupun asam sinamat.Kegunaan sebagai stimulansia,antiseptic pada saluran air kemih. Juga berkhasiat sebagai ekspektoransia, diuretika dan laksativa.

22G. GOM RESIN dan OLEO GOM RESIN

Gom resin dan campuran zat yang terutama terdiri dari resin dan gom-gomnya biasanya merupakan zat glikosodal yang komposisinya menyerupai gom acasia. Sebagai contoh gom resin adalah gummi gutti yang tidak mengandung minyak menguap. Oleo gom resin adalah campuran zat yang terdiri dari gom resin dan minyak menguap dan sering kali zat-zat lain. Sebagai contoh :oMyrrhaoAsafoetidaoGalbanumoAmmoniacumoOlibanum

1) Gummi gutti,Gamboges,Gambogia (USP, NF)Gummi gutti adalah gom resin yang diperoleh dari tanaman Garciania hamburyi (suku Guttiferae) tanaman ini berasal dari Kamboja, Muangthai (Thailand) dan Vietnam dan mencapai tinggi 15 meter.Isi : 65% 80% resin yang mengandung alfa, beta dan gumma-asam garsinolat yang juga disebut asam kambogiat. 15% 25% gom menyerupai arabin yang larut di dalam air, terdapat bersama-sama dengan enzim oksidase. Kegunaan : sebagai katartika dan purgative terutama pada ternak.

2) Olibanum, frankincenseOlibanum adalah suatu gom oleoresin yang diperoleh dari sayatan batang tanaman Boswelia cortex dan species lain, dari suku Burceraceae. Tanamannya berupa pohon kecil yang berasal dari Afrika Timur Laut dan Iran.

23Simplisia ini berupa massa yang permukaannya tertutup bubuk halus berwarna kekuning-kuningan, kebiru-biruan, atau kehijau-hijauan, mudah pecah, permukaan pecahnya seperti lilin dan semi transparent. Isi : yaitu 1 8% minyak menguap, 60 70% resin, 27 35% gom.Kegunaan : sebagai dupa.

3) Asa Foetida, Asa Fetida, Gum Asa Fetida (USP, NF)Asa Foetida adalah gom oleoresin yang diperoleh dengan membuat sayatan pada rhizome (akan tetap hidup walaupun sudah disayat) dari tanaman Ferula asa foctida Linne, Ferula rubricaulis Boissier dan Fer Ferula foetida (bunga) regel dan Ferula narthex, suku Imbrellliferae. Tanamannya adalah rumput-rumput yang bercabang-cabang, berumur panjang, tingginya sampai 3 meter, berasal dari Irian, Afganistan dan Tibet.Isi : Resin 45 60%, minyak menguap 3 17%, gom sampai 25%, resin yang amorf berwarna coklat kemerah-merahan (terdiri dari ester0ester ferulaiat asaresinotannol) kalau di suling kering menghasilkan umbelliferon.Kegunaan : sebagai karminativa,stimulansia antispasmodikum dan laksativa.

4) Ammoniacum / Ammoniac (USP)Ammoniacum adalah eksudat gom oleoresin dari tanaman Dorema ammoniacum dari suku Umbellifera, yaitu suatu rumput-rumput yang tumbuh di Irian. Gom resin terdapat di dalam saluran-saluran sekresi bagian tanaman yang keluar karena adanya lubang luka yang di buat oleh serangga dan mengering di udara.

24Isi : Minyak menguap, asam resinat (yang merupakan ester dari emmoresinotannol) dan asam salisilat, resin 60% - 70%, seperti gom acacia 12% 16%, sedikit asam salisilat bebas dan asam-asam yang mudah menguap. Tidak mengandung senyawa sulfur dan umbelliferon.Kegunaan :sebagai stimulansia, karminativa, antiseptika, dan ekspektoransia.

5) GalbanumYaitu suatu eksudat gom eleoresin dari tanaman Ferula galbaniflua dan Ferula species yang lain (suku Umbelliferae), yaitu suatu herba yang dapat berumur panjang. Gom resin ini terdapat di dalam saluran-saluran sekresi yang terbentuk secara skhizogen di seluruh bagian tanaman dan keluar melalui luka-luka alam.Isi : Minyak menguap, resin(larut dalam alcohol) yang terdiri dari 20% umbelliferon yang terikat, 50% galbaresionatanol dan 0,25% umbelliferon bebas.Kegunaan :sebagai stimulansia, karminativa, ekspektoransia, antisspasmodikum, terutama untuk parfum.

6) Styrax, Storax, Liquid StoraxStyrax adalah balsam yang diperoleh dari batang tanaman Liqiudambar orienialis Miller Levant Styrax, atau Liqiudambar sthraciflus L (suku Hamameliadaceae).

25Isi : Styrax Levant mengandung 50% alcohol resinat, yaitu alfa-atoresin dan beta storesin, yang sebagian bebas dan sebagian terikat sebagai ester asam resinat atau dengan NaOH. Alfa storesin merupakan zat amorf tetapi zat senyawanya dengan kalium adalah kristal. Bet-storesin berbentuk lempengan putih, tetapi dengan kalium adalah tidak membentuk senyawa kristal. 18% 20% storesin sinamat. Stirasin atau sinamil sinamat 5% 10%, berupa kristal jarum tak berwarna,tak berbau dan tak berasa.10% fenil profil inamat, cairan tidak berwarna dan berbau styrax 0,5% 1% minyak menguap. Seikit vanili, asam sinamat bebas 2% 5%. Dengan mikrosublimasi dari Styrax dapat di peroleh sampai 20% asam sinamat bebas.Kegunaan : Dalam bentuk tingktur styrax dipakai sebagai stilansia, ekspektoransia dan antiseptika.

H. BALSAMUMBalsamum atau balsam antara lain suatu campuran resin yang mengandung benzoate atau asam sinama atau kedua-duanya atau ester-esternya, didalam jumlah besar sering kali balsam disebut juga resin balsam. Balsam medicinal meliputi tolu balsam, styrax, dan benzoin. Asam benzopiat mudah menyublim dari peru balsam, tolu balsam, bensoin Sumatera dan Styrax. Apabila diketemukan kedua-duanya (bersama-sama dalam simplisia), maka kedua-duanya akan terdapat di dalam sublimate dan membedakan dapat digunakan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :a) Asam benzoate akan menyublin lebih dulu dari pada asam sinamat.b) Asam sinamat lebih mudah larut di dalam air dari pada asam benzoate.c) Kristal asam sinamat(dan ester-esternya) mempolarisasi cahaya dengan warna bermacam-macam sedang asam benzoate berwarna abu-abu.d) Di dalam waktu beberapa ini, asam benzoate akan menguap seluruhnya pada temperature kamar.26e) Kristal-kristal asam sinamat lebih sempurna terbentuknya dari pada temperatur kamar.f) Kalau dibuburkan asam nitrat, kristal-kristal asam sinamat (dan ester-esternya) berubah coklat dan kehilangan daya popularisasi cahaya dan sebagian besar larut, sedang benzoate kristal-kristalnya juga terlarut tetapi kemudian akan membentuk kristal dari perak benzoate yang justru mempolatisasi cahaya.

1. Balsamum Peruvianum, Balsem Peru, Peruvian Balsam, Balsam Ofperu, Peru Balsam (USP, NF) Adalah eksudat kental yang di peroleh dari batang tanaman Myroxlylon pereirae (Royle) Kletzch yang telah digunakan dan dilukai. (suku Leguminosae). Suku Leguminosae adalah suku yang nomor dua besarnya dengan 550 genera dan lebih dari 12.000 spesies yang dibagi dalam 3 sub suku, yaitu :a.Sub suku Papilionaceaeb.Sub suku Mimosoidesec.Sub Suku CaesalpinioideaeIsi : Ester balsam yang terutama banyak terdapat di dalam balsam adalam bensil sinamat (sinamejo), bensil benzoate dan sinamil sinamat (stirasin) 56% 66%. Ester-ester resinat 3,0% 3,8%, yang terbentuk dari resinotanol dengan asam sinamat bebas.Kegunaan : sebagai local irritansia,antiseptika dan parasitisida juga sebagai ekspektoransia.

2. Balsamum Tolutanum, Tolu Balsem, Balsem Of Tolu (USP)Balsamum tolatanum adalah balsam yang diperoleh dari batang tanaman Myroxylon Balsamum (linne) Harms dari suku Leguminosae. Suatu pohon besar yang hanya sedikit berbeda dengan pohon balsam yang dihasilkan peru balsem.

27Isi :Simplisia ini mengandung banyak resin terutama toluresiotanol dengan asam sinamat atau asam benzoate. Minyak menguap 7% 8% terutama terdiri dari benzyl benzoate . asam sinamat bebas 12% 15%, asam benzoate 2% 8%. Ester-ester bensil benzoate dan bensil sinamat serta vanillin. Tolubalsem mengandung 35% 50% asam balsam total dihitung dari jumlah zat pelarut dalam alcohol.Kegunaan : Sebagai antiseptika dan ekspektoransia. 3. Benzoe/kemenyang/Benzoinum//Benzoin (USP)Kemenyang adalah balsemik yang diperoleh dengan penorehan batang Sytrax benzoin Dryander dan batang Sytrax palleloneurus Perkins diperdagangkan dikenal sebagai kemenyang sumatera (benzoin sumatera) atau dari batang Sytrax tonkinensi (piaree) Caib Ex Hartwitc, atau spesies lain dari anthostyrax genus Styrax.Isi : Asam balsamiak (asam sinamat dan asam benzoate) dan ester-esternya. Asam-asam triterpenoid seperti asam siaresinolat (asam 9 hidroksi olenolat) dan asam sumaresinolat (asam 6 hidro oleonolat).Kegunaan : sebagai antiseptika, stimulansia, ekspektoransia, dan diuretika.

I. SIFAT-SIFAT FISIK RESIN Secara Fisika1. Keras2. Transparan3. Plastis4. Lembek/ leleh

28 Secara Kimia1. Asam-asam resinat2. Alkohol rersinat3. Resino tannol4. Ester-ester5. Resen-resen6. Bebas Zat lemak7. Sedikit mengandung oksigen dan banyak mengandung karbon

J. CARA-CARA PEMISAHAN RESINBeberapa jenis resin digunakan dalam lapangan farmasi seperti coloponium, mastik podophyllum dan sebagainnya, yang di sebut sebagai resin farmaseutis. Resin-resin farmeseutis dapat di peroleh dengan beberapa cara yaitu :

a. Dengan ekstraksi simplisia dengan alkohol, diendapkan dengan air. Dengan cara resin-resin dari Jalapae ipomoea dan Podophyllum.

b. Dengan cara memisahkan minyak menguapnya dengan penyulingan misalnya Colophonium dari terpenting, resin copaive dari Balsamum copaive.c. Dengan memanasi bagian tanaman yang mengandung resin copaive dari Balsamum copaive.d. Dengan mengumpulkan hasil eksudat dari tanaman, seperti oleoresin, yang kemudian diuapkan, dengan cara ini diperoleh maktis, sanguis draconis.e. Dengan mengumpulkan resin-resin fosil, seperti kopal, dan kayu dammar.

29K. CONTOH-CONTOH RESIN

Gambar 1.18Gambar 1.17

Gambar 1.20Gambar 1.19

30BAB IIIPEMBAHASAN

Pada tumbuhan terdapat simplisia berupa folium, herba caulis cortex lingnum, radix, rhizoma, flos, fructus, simplisia fragmen-fragmen pengenal jaringan. Sel-sel penyusun masing-masing simplisia senyawa kimia yang terkandung dalam simplisia ada banyak, salah satunya contohnya adalah resin. Resin adalah suatu campuran yang kompleks dari ekskret tumbuh-tumbuhan atau insekta, biasanya berbentuk padat dan famor dan merupakan hasil terakhir dari metabolisme dan dibentuk dari ruang-ruang skizogen dan skizolisigen.Salah satu tanaman yang mengandung resin atau damar ialah alang-alang. Alang-alang ialah tanaman berkayu, hidup menahun, tinggi dapat mencapai 1,5 m. Tumbuh secara liar di tanah kering, ladang, bekas sawah, tanah pekarangan kosong, tepi jalan, menyukai tempat terbuka, panas langsung. Tanaman sebangs arumput-rumputan ini cepat berkembang biak dengan benih-benih yang tersebar lewat hembusan angin. Batang atau dalam bentuk rimpang menjalar dibswsh tanah. Batang tagak membentuk satu pembungaan padat, berbunga. Daun tunggal, pangkal saling menutup, helaian membentuk pita lurus, ujung runcing, ujung runcing, tepi rata, pertulangan sejajar, permukaan atas halus, permukaan bagian bawah sedikit kasar. Bunga majemuk, bentuk bulir, bertangkai panjang, ssetiap bulir berekor puluhan helai rambut putih sepanjang 8-14 mm, mudah diterbangkan angin. Buah bentuk biji jorong, panjang sekitar 1 mm, berwarna cokelat tua. Akar berbentuk rimpang,menjalar berbuku-buku, keras dan liat.Tanaman ini dapat dengan mudah dijumpai di seluruh Indonesia dan juga dinegara lain. Di Indonesia sendiri tanaman alang-alang memiliki banyak nama yang berbeda di setiap daerah.

31Diantaranya yaitu: kambengan (Jawa); kebut,lalang (Madura), hilalang, ilalang, alalang (Minangkabau); naleung lakoe (Aceh); oo(Nias); lioh (Lampung); tingen, padang, tingan puang, bolalang (Dayak); kii, rii (Flores), padengo, padanga (Gorontalo); Jih (Gayo); Rih, Ri (Batak); Oo (Nias), Halalang, Tingen,Padang, Tingan, Puang, Buhang, Belalang, Bolalang (Dayak); Eurih (Sunda); Alang-alang kambengan (Jawa); Kebut, Lalang (Madura); Ambengan, Lalang (BaIi); Deya (Bugis); Erer, Muis, Wen (Seram);Weli, Welia, Wed (Ambon). Selain itu ada pula beberapa nama untuk alang-alang di beberapa negara lain. Seperti: Cogongrass, satintail (Inggris). Paillotte (Perancis), lalang, alang-alang (Malaysia). Papua New Guinea: kunai (Pidgin), kurukuru(Barakau, Central Province). Philippines: kogon (Tagalog), gogon (Bikol), bulum.

Gambar 3.1 Alang-alangBerdasarkan sistem taksonomi sendiri, tanaman alang-alang dikenal dengan nama ilmiah Imperata Cylindrica L. Beau, famili Poaceae. Adapun klasifikasinya :Divisi: SpermatophytaSubdivisi: MagnoliophytaKelas: LiliopsidaOrdo: PoalesFamili: PoacaeGenus: ImperataSpesies: Imperata Cylindrica L. BeauBagian tumbuhan ini yang paling sering dimanfaatkan sebagai tanaman obat ialah bagian akarnya. Hal ini karena dalam akar alang-alang terdapat beberapa zat aktif, yaitu: Akar alang-alang mengandung femenol, simiafenol, glukosa, sakarosa, malic acid, citric acid, coixol, asam kersik, dan damar. Sifat senyawanya sejuk, dan berasa manis. Rimpang berkhasiat sebagai pelembut kulit, peluruh air seni, pembersih darah, penambah nafsu makan, dan penghenti perdarahan. Selain itu dapat digunakan pula dalam upaya pengobatan penyakit kelamin (kencing nanah, kencing darah, raja singa), penyakit ginjal, luka, demam, tekanan darah tinggi dan penyakit syaraf. Semua bagian tumbuhan digunakan sebagai pakan hewan, bahan kertas, dan untuk pengobatan kurap. Infusa rimpang alang-alang berefek sebagai diuretika, atas dasar peningkatan konsentrasi elektrolit (Na,K,Cl) dalam urin tikus putih jantan. Pemberian infusa akar alang-alang dengan dosis 40, 50, 60, 70 g/kgBB berefek antipiretik pada marmot. Infusa bunga alang-alang pada konsentrasi 10% dengan dosis 12 ml/ kgBB berefek antipiretik yang relatif sama dengan suspensi parasetamol 10% pada merpati. Uji Klinik: Dekokta akar alang-alang dengan dosis 250-300 g, 2 kali pagi dan sore dapat menyembuhkan 27 kasus dari 30 penderita nefritis akut. Pada nefritis kronis, herba alang-alang dapat mengurangi edema dan menurunkan tekanan darah. Dekokta herba 250 g dalam bentuk tunggal maupun dikombinasikan dengan rimpang dan daun Nelumbo nucifera dan daun Agrimonia pilosa dapat mengobati epistaksis (mimisan), hemoptisis (batuk darah), hematuri (kencing darah), menorrhagia, dan perdarahan gastrointestinal bagian atas. Di samping itu dilaporkan juga bahwa dekokta akar alang-alang dapat efektif untuk pengobatan hepatitis viral akut pada 28 kasus; biasanya digunakan bersama-sama dengan Plantago asiatica, Glechoma longituba dan tunas Artemisia capillaris. Pada pemakaian sesuai aturan, praktis tidak bersifat toksik.

33BAB IVPENUTUP

Dari uraian makalah ini , diperoleh kesimpulan bahwa resin atau damar adalah suatu campuran yang kompleks dari ekskret tumbuh-tumbuhan dan insekta, biasanya berbentuk padat dan amorf dan merupakan hasil terakhir dari metabolisme dan dibentuk dari ruang-ruang skizogen dan skizolisigen. Resin juga mempunyai sifat-sifat fisik yaitu keras , transparan , plastis dan lembek. Serta kita dapat mengetahui cara-cara pemisahan pada resin adalah ekstraksi simplisia dengan alkohol , dengan cara memisahkan minyak penguapnya dengan penyulingan , dengan memanasi bagian tanaman yang mengandung resin copaive dari Balsamum copaive , kemudian dengan cara dengan mengumpulkan hasil eksudat dari tanaman, dan dengan mengumpulkan resin-resin fosil.Tidak hanya itu pembagian resin secara umum, resin juga mempunyai kandungan isi di dalamnya yaitu asam-asam resinat , alkohol-alkohol resinat dan resene-resene. Serta resin juga mempunyai jenis-jenisnya di antara lain adalah damar yang sesungguhnya , damar gom , oleo resin , balsamum serta dalam ikatan glikosidal.Demikianlah makalah ini kami susun sebagai kerangka dan acuan dalam kegiatan pembelajaran materi botani farmasi yang menyangkut tentang resin. Semoga dalam makalah ini membawa manfaat dan memberikan kegiatan bekal pengetahuan yang berguna untuk masa ini dan masa yang akan datang.

34DAFTAR PUSTAKABasset J,dkk.1994. Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGCKhopkar,S.M.2003. Konsep Dasar Kimia Analisis Terjemahan A.Saptorahardjo Edisi Pertama. Jakarta : UI PressKuncoro, Sri dan hardi soenanto. 2005. Hancurkan Batu Ginjal dengan Ramuan Herbal. Jakarta: Niaga swadaya. Soenanto, Hardi. 2009. 100 Resep Sembuhkan Hipertensi, Asam Urat, dan Obesitas. Jakarta: Elex media komputindo. Underwood, A.L dan Day R,A.2001. Analisis Kuantitatif Organik. Jakarta : Penerbit Kedokteran EGC UNHAS.1986. Farmakognosi I . UNHAS Press. MakassarWijayakusuma, Prof.H.M.Hembing. 2006. Atasi Rematik dan Asam Urat ala Hembing. Depok: Puspa swara. Wijayakusuma, Prof.H.M.Hembing. 2008. Tumpas Hepatitis dengan Ramuan Herbal. Jakarta: Pustaka Bunda.