iron overload

3
IRON OVERLOAD Kondisi kelebihan besi dapat diakibatkan kelainan primer atau sekunder terhadap penyakit tertentu. Primary haemochromatosis adalah kelainan primer idiopatik kelebihan besi yang ditandai dengan rendahnya kadar hepcidin. Hal ini diakibatkan oleh abnormalitas gen yang bertugas mengkode HFE (haemochromatosis type 1), haemojuvelin (HJV; juvenile haemochromatosis 2a) dan transferrin receptor 2 (TfR2; haemochromatosis type 3). Abnormalitas ini menyebabkan disregulasi produksi hepcidin. Pengecualian terjadi pada mutasi yang menyerang hepcidin secara langsung (juvenile hamochromatosis 2b) atau ferroportin (haemochromatosis type 4). (4) Rendahnya kadar plasma hepcidin mengakibatkan tingginya kadar ferroportin sehingga dapat meningkatkan ambilan besi, kelebihan besi pada hepar dan rendahnya besi yang tersimpan di makrofag. Sebagai tambahan, ketika transferrin menjadi jenuh, muncul non-transferrin bound iron di sirkulasi. Bentuk besi ini sangat reaktif dan menghasilkan radikal bebas yang dapat merusak sel. (4) Meskipun setidaknya terdapat 32 mutasi dari gen HFE, bentuk umum haemochromatosis type 1 muncul sebagai akibat mutasi pada Cys282Tyr HFE, sehingga tidak dapat berikatan dengan β 2 mikroglobulin dan gagal menempel pada membran permukaan seL. (4) Sementara itu, pada haemochromatosis tipe 4, mutasi terjadi pada gen ferroportin sehingga mengakibatkan kegagalan ekspor besi yang ditandai dengan

Upload: pramasanti-hera

Post on 15-Feb-2016

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

INTERNA

TRANSCRIPT

Page 1: Iron Overload

IRON OVERLOAD

Kondisi kelebihan besi dapat diakibatkan kelainan primer atau sekunder terhadap

penyakit tertentu. Primary haemochromatosis adalah kelainan primer idiopatik kelebihan

besi yang ditandai dengan rendahnya kadar hepcidin. Hal ini diakibatkan oleh

abnormalitas gen yang bertugas mengkode HFE (haemochromatosis type 1),

haemojuvelin (HJV; juvenile haemochromatosis 2a) dan transferrin receptor 2 (TfR2;

haemochromatosis type 3). Abnormalitas ini menyebabkan disregulasi produksi

hepcidin. Pengecualian terjadi pada mutasi yang menyerang hepcidin secara langsung

(juvenile hamochromatosis 2b) atau ferroportin (haemochromatosis type 4).(4)

Rendahnya kadar plasma hepcidin mengakibatkan tingginya kadar ferroportin

sehingga dapat meningkatkan ambilan besi, kelebihan besi pada hepar dan rendahnya

besi yang tersimpan di makrofag. Sebagai tambahan, ketika transferrin menjadi jenuh,

muncul non-transferrin bound iron di sirkulasi. Bentuk besi ini sangat reaktif dan

menghasilkan radikal bebas yang dapat merusak sel.(4)

Meskipun setidaknya terdapat 32 mutasi dari gen HFE, bentuk umum

haemochromatosis type 1 muncul sebagai akibat mutasi pada Cys282Tyr HFE, sehingga

tidak dapat berikatan dengan β2 mikroglobulin dan gagal menempel pada membran

permukaan seL.(4)

Sementara itu, pada haemochromatosis tipe 4, mutasi terjadi pada gen ferroportin

sehingga mengakibatkan kegagalan ekspor besi yang ditandai dengan hiperferritinemia

tanpa kenaikan tingkat jenuh transferin dan makrofag.(4)

Sebaliknya, pada kondisi kelebihan besi sekunder akibat terapi kronik transfusi

(contoh: thalasemia mayor, anemia aplastik), kadar plasma hepcidin meningkat, diikuti

dengan degradasi ferroportin. Kadar differic transferin yang meningkat pada kondisi

kelebihan besi, meningkatkan ekspresi TfR2 pada membran hepatosit. Ikatan differic

transferin dengan TfR2 menghambat pembelahan gen HJV oleh furin, sehingga

menghambat pelepasan soluble HJV dan diikuti oleh semakin responsif nya permukaan

HJV terhadap bone morphogenetic proteins dan meningkatkan kadar hepcidin.

Penurunan kadar ferroportin membatasi ambilan besi dari usus, menurunkan ekspor dari

makrofag dan meningkatkan cadangan besi.(4)

Pada penyakit anemia hemolitik kronik seperti thalasemia intermedia, pyruvate

kynase deficience atau anemia dengan eritropoiesis tidak efektif (contoh: congenital

dyserythropoetic anaemias, syderoblastic anemia, low-grade myelodysplastic syndrome),

Page 2: Iron Overload

kelebihan besi diakibatkan oleh rendahnya kadar hepcidin. Pasien dengan anemia ini

jarang ditransfusi. Selain karena peningkatakn cadangan besi, peningkatan eritropoiesis

melepaskan sejumlah growth differentiation factor, yang akan mensupresi produksi

hepcidin .(13)

Tabel 2. Klasifikasi Sindrom Iron Overload.(4)

DAFTAR PUSTAKA4. Munoz, Manuel. J, A, Garcia-Erce. A, F, Remacha. 2012. Disorders of Iron

Metabolism. Part II: Iron Deficiency and Iron Overload. J Clin Pathol 2011;64:287e296. doi:10.1136/jcp.2010.086991

13. Collard K. J. 2009. Iron Homeostasis in Neonate. Journal of The American Academy of Pediatrics. Vol 123 (4) : hal 1208-1215