ipi

16
Tugas Mandiri Dosen Pengampu Ilmu Pendidikan Islam Dr. Asmal May, MA. PANDANGAN ISLAM TERHADAP PERAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN OLEH FITRIA ERNAWATI (11217204457) PENDIDIKAN KIMIA 6A PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU 2015 M / 1436 H

Upload: utari-wijayanti

Post on 17-Sep-2015

216 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Pandangan orang tua

TRANSCRIPT

  • Tugas Mandiri Dosen Pengampu

    Ilmu Pendidikan Islam Dr. Asmal May, MA.

    PANDANGAN ISLAM TERHADAP PERAN ORANG TUA

    DALAM PENDIDIKAN

    OLEH

    FITRIA ERNAWATI (11217204457)

    PENDIDIKAN KIMIA 6A

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

    PEKANBARU

    2015 M / 1436 H

  • i

    KATA PENGANTAR

    Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

    melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas

    makalah tentang Pandangan Islam Terhadap Peran Orang Tua Dalam

    Pendidikan.

    Dalam penulisan makalah ini penulis mengalami banyak hambatan dan

    kesulitan, namun berkat mencari dari sumber-sumber serta bimbingan dan

    dorongan dari pihak yang telah memberikan masukan atas terselesaikannya

    penulisan makalah ini. Sehubungan dengan hal tersebut dengan segala kerendahan

    hati, pada kesempatan ini pula penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak

    Dr. Asmal May, MA.

    Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para

    pembaca. Kami angat mengharapkan kritik dan saran dari bernbagai pihak, agar

    makalah ini dapat lebih baik dari sebelumnya.

    Pekanbaru, 28 Mei 2015

    Penulis

  • ii

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ........................................................................................ i

    DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang ................................................................................................ 1

    B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 2

    C. Tujuan Penulisan ............................................................................................. 3

    BAB II PEMBAHASAN

    A. Pengertian Pendidikan ..................................................................................... 4

    B. Mendidik Seorang Anak Sejak Belia .............................................................. 6

    C. Menanamkan Cinta pada Ilmu dan Ulama ....................................................... 8

    D. Memilih Waktu Terbaik dalam Mengarahkan Anak ........................................ 9

    BAB III PENUTUP

    A. Kesimpulan ...................................................................................................... 12

    DAFTAR PUSTAKA

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Dewasa ini banyak sekali kemerosotan moral yang dilakukan oleh

    kalangan anak-anak. Angka kriminalitaspun setiap hari bertambah meningkat.

    Tindak kejahatan yang dilakukan oleh anak-anak di musantara ini sudah tak

    terhitung jumlahnya. Mungkin sudah tidak asing lagi kita mendengar berita

    seorang anak membunuh atau memperkosa ibu kandungnya sendiri. Begitu

    juga pornografi, rokok dan miras melibas habis dunia anak. Berita-berita sadis

    tersebut setiap hari ngantri untuk tayang di stasiun di negeri pertiwi ini.

    Semua itu tidak lain karena adanya suatu krisis yang sangat besar yang

    melanda negeri ini. Krisis yang hari ini melanda hampir setiap rumah tangga.

    Tidak lain dan tidak bukan krisis tersebut adalah krisis tarbiyah atau

    kurangnya peran orang tua dalam membimbing seorang anak Krisis inilah

    yang menjadikan bangsa ini merosot menuju kehancuran, karena kehancuran

    suatu kaum dimulai dari kehancuran akhlaknya.

    Telah jauh sekali umat ini dari tuntunan Islam dalam mendidik anak yang

    merupakan generasi masa depan. Banyak para orang tua pun membiarkan

    putra-putrinya didik oleh budaya-budaya tabu dari barat. Untuk itu peran orang

    tua dalam membimbing anak dalam era globalisai ini perlu diarahkan agar bisa

    mengedepankan nilai-nilai Islami dalam kehidupannya.

    Maka dari itu Orang tua (Ayah dan Ibu) mempunyai peranan sebagai

    teladan pertama bagi pembentukan pribadi anak. Keyakinan-keyakinan,

    pemikiran dan perilaku ayah dan ibu dengan sendirinya memiliki pengaruh

    yang sangat penting terhadap pemikiran dan perilaku anak karena kepribadian

    manusia muncul berupa lukisan-lukisan pada berbagai ragam situasi dan

    kondisi dalam lingkungan ayah dan ibu. Ayah dan ibu berperan sebagai faktor

    pelaksana dalam mewujudkan nilai-nilai, keyakinan-keyakinan dan persepsi

    budaya sebuah masyarakat.

  • 2

    Banyak anak yang mengalami krisis moral dan etika, maka sebagai orang

    tua kita harus mencari dan mengetahui sejauhmana mereka jatuh kedalaman

    pananya dunia kenakalan orang tua bertanggung jawab sepenuhnya terhadap

    diri sianak perilaku anak merupakan implementasi dari moral yang dimiliki

    anak baik-buruknya prilaku atau etika tersebut dipengaruhi faktor pemahaman

    moral yang ada pada dirinya. sejauhmana ia mencari jatih diri yang

    sesungguhnya yaitu manusia yang bertanggung jawab dan bermartabat juga

    karena faktor pengetahuan moral tersebut.

    Dalam pandangan agama Islam anak memiliki posisi yang istimewa.

    Selain sebagai cahaya mata ayah dan ibu, anak juga merupakan pelestari pahala

    bagi kedua orang tuanya. Bagi sebuah ayah dan ibu anak adalah penerus nasab

    (garis keturunan). Anak-anak shalih akan senantiasa mengalirkan pahala bagi

    kedua orang tuanya, dengan demikian selayaknya orang tua muslim

    memperhatikan pendidikan anak-anaknya agar mereka menjadi saleh dan

    saleha.

    Kesadaran terhadap pentingnya mendidik anak shalih akan memotivasi

    setiap orang tua muslim untuk memperhatikan pendidikan dan pembinaan

    anak-anaknya agar menjadi pribadi yang mulia. Jangan sampai anak

    keturunannya tergelincir ke jalan yang sesat disebabkan oleh ketidak pahaman

    terhadap Islam dan hukum-hukumnya. Maka dari itu orang tua harus

    menanamkan nilai-nilai keagamaan bagi anaknya seperti akhlak atau perilaku

    yang baik, Aqidah, kejujuran, tanggung jawab, percaya diri dan lain sebagainya

    B. Rumusan Masalah

    1. Apa pengertian Pendidikan ?

    2. Bagaimana Cara mengetahui tentang mendidik anak sejak belia?

    3. Bagaimana cara menanamkan cinta pada ilmu dan ulama?

    4. Bagaimana cara memilih waktu terbaik dalam mengarahkan anak?

    5. Bagaimana Cara mengenalkan komunitas yang baik kepada anak?

  • 3

    C. Tujuan Penulisan

    1. Agar mengetahui pengertian dari Pendidikan

    2. Agar mengetahui tentang mendidik anak sejak belia

    3. Agar mengetahui pentingnya menananamkan cinta ilmu dan ulama kepada

    anak

    4. Agar mengetahui apa saja tentang waktu yang tepat dalam mengarahkan

    seorang anak

    5. Agar mengetahui lingkungan yang baik untuk anak

  • 4

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. Pengertian Pendidikan

    Al-Ustadz Muhammad Rajaa hanafi Abdul Mutajaali mengatakan bahwa

    kata pendidikan diambil dari kata roba-yarbu yang berarti tumbuh,

    berkembang atau bertambah. Kata pendidikan antara lain dimaknai sebagai

    sampainya sesuatu ke tahap sempurna secara berangsur-angsur. 1

    1. Menurut john Dewey, pendidikan adalah suatu proses pembaharuan makna

    pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi di dalam pergaulan biasa atau

    dalam pergaulan orang dewasa dengan orang muda, mungkin pula terjadi

    secara sengaja da dilembagakan untuk menghasilkan kesinambungan

    sosial. Proses ini melibatkan pengawasan dan perkembangan dari orang

    yang belum dewasa dan kelompok dimana dia hidup.

    2. Menurut H. Horne, pendidikan adalah proses yang terus menerus ( abadi)

    dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah

    berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada Tuahn,

    seperti termainifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional, dan

    kemanusiaan dari manusia.

    3. Menurut Frederick J. Mc Donald, pendidikan adalah suatu proses atau

    kegiatan yang diarahkan untuk meruabah tabiat (behaviour) manusia.

    Yang dimaksud dengan behaviour adalah setiap tanggapan atau perbuatan

    seseorang dan sesuatu yang dilakuakan oleh seseorang.

    4. Menurut M.J Langeveld. Pendidikan adalah setiap pergaulan yang terjadi

    antara seorang dewasa dengan anak-anak merupakan lapangan atau

    sesuatu keadaan dimana pekerjaan mendidik itu berlangsung.2

    Secara umum pendidikan adalah upaya membentuk orientasi individu-

    individu menurut norma-norma tertentu membantu mereka dalam membentuk

    pandangan yang benar terhadap kehidupan. Dan pendidikan itu didiringi

    1 Syaikh Ahmad Farid, Pendidikan bebasis metode Ahlus sunnah, surabaya: Pustaka elba,

    2011.hlm : 15 2 H. A. Yunus, Drs., S.H., Filsafat Pendidikan, Bandung: CV. Citra Sarana Grafika. 1999. hlm.

    7-9

  • 5

    dengan proses pembelajaran yang bisa mengkilapkan kemampuan mereka dan

    mengembangkan bakat dan potensi mereka di berbagai bidang.

    Sedangkan pendidikan Islam berarti mengembangkan potensi dan

    kemampuan individu yang beragam untuk mencapai kesempurnaan akal dan

    jiwa. Di samping itu juga mengembangkan potensi masyarakat untuk

    mewujudkan perkembangan yang lebih baik dan kemajuan sosial yang lebih

    lengkap sesuai dengan prinsip-prinsip dan nilai-nilai Islam.

    Di dalam Islam pendidikan tidak boleh dibatasi pada upaya mendiktekan

    pengetahuan kepada seseorang atau memberikan keterampilan tertentu

    kepadanya. Sesungguhnya pendidikan memiliki tujuan yang lebih jauh dari itu.

    Pendidikan bertujuan untuk memperbaiki akhlak, baik dalam skala individu

    maupun masyarakat.Yang jelas bahwa memberikan ilmu pengetahuan empiris

    saja akan membuat suatu individu dan masyarakat menyimpang kepada

    kejahatan yang tidak berujung. Jadi, pembelajaran Ilmu pengetahuan harus

    diiringi dengan pendidikan moral.

    Abu hasan An-Nadawi mengutip pendapat John Dewey tentang definisi

    pendidikan secara umum sebagai berikut:

    Sesungguhnya pendidikan itu tidak lain hanyalah instrumen untuk

    meningkatkan, memperbaiki dan mendukung ideologi yang diyakini oleh suatu

    bangsa atau negara, serta memperkuatnya dengan keyakinan intelektual yang

    didasarkan pada kepercayaan dan kebanggan, dan bila perlu

    mempersenjatainya dengan dalil-dalil ilmiyah, dismping menjadi instrumen

    yang mulia untuk melanggengkan ideologi tersebut dan mewariskannya kepada

    generasi demi generasi mendatang. Penafsiran yang yang terbaik bagi sistem

    pendidikan ialah bahwa pendidikan merupakan upaya yang intensif dan

    kontinyu yang dilakukan oleh para orang tua dan pendidik untuk membesarkan

    anak-anak mereka berdasarkan ideologi yang mereka yakini dan cara pandang

    mereka terhadap kehidupan dan alam semesta, dan mendidik mereka dengan

    pendidikan yang bisa membuat mereka layak menjadi pewaris bagi apa yang

    mereka warisi dari nenek moyang mereka, dengan kelayakan yang cukup untuk

    maju dan meluas.

  • 6

    B. Mendidik Seorang Anak Sejak Belia

    Anak di sini mencakup anak lelaki dan perempuan. Hak anak sangatlah

    banyak, yang terpenting adalah tarbiyah (pendidikan). Yaitu mengembangkan

    agama dan akhlak di dalam diri mereka sehingga hal itu menjadi bagian

    terbesar dalam kehidupannya.

    Allah SWT berfirman,

    Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari

    api neraka, yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. (QS. At-Tahrim :

    6)3

    Setiap kalian adalah pemimpin dan akan bertanggung jawab atas

    kepemimpinannya. Seorang lelaki adalah pemimpin dalam keluarganya, dan

    dia (diminta,) bertanggung jawab atas kepemimpinannya. (HR. Bukhari dan

    Muslim)

    Anak merupakan amanah yang berada di pundak kedua orang tua. Pada

    hari kiamat, kedua orang tuanya akan diminta bertanggung jawab perihal si

    anak. Dengan memberikan pendidikan agama dan akhlak kepada mereka,

    orang tua akan terlepas dari beban tanggung-jawab tersebut. Selain itu,

    pendidikan juga memberikan perbaikan kepada anak sehingga anak menjadi

    penyejuk mata kedua orang tuanya di dunia dan di akhirat.

    :

    3 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan Terjemahnya.Bandung: CV.

    Penerbit Diponegoro.2006

  • 7

    Apabila seseorang meninggal dunia akan terputus amalnya kecuali tiga

    perkara: shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat (sepeninggalnya), atau

    anak shalih yang mendoakannya. (HR. Bukhari; hadits shahih)

    Ini adalah hasil didikan yang benar terhadap anak, sehingga dia menjadi

    orang yang bermanfaat bagi orang tuanya sepeninggal keduanya. Banyak orang

    tua yang meremehkan hak ini. Mereka melupakan anak-anaknya seakan-akan

    tidak punya rasa tanggung jawab. Mereka tidak bertanya ke mana si anak akan

    pergi, kapan pulang, dan siapa teman serta sahabat mereka. Mereka tidak

    mengarahkan anak-anaknya kepada hal yang baik dan tidak melarang mereka

    dari hal yang buruk.

    Herannya, mereka sangat bersemangat untuk menjaga dan memperbanyak

    harta, sampai rela begadang pada malam hari untuk mengembangkan hartanya.

    Padahal biasanya mereka mengerjakan semua ini untuk kepentingan orang lain.

    Adapun terhadap anak-anak, mereka tidak memikirkan sedikit pun. Padahal

    memperhatikan anak-anaknya jauh lebih baik dan bermanfat di dunia dan

    akhirat.

    Seorang ayah wajib untuk mencukupi kebutuhan fisik anaknya, dengan

    memberi makan dan minum, serta menutupi tubuh mereka dengan pakaian.

    Demikian pula, wajib baginya untuk mencukupi hati si anak dengan ilmu dan

    iman, serta membalut jiwanya dengan pakaian takwa dan yang demikian itu

    lebih baik.4 Orang tua semestinya harus menjadi teman dan panutan yang baik

    bagi anaknya ketika seorang anak melihat orang tuanya selalu berdzikir,

    mengucapkan tahlil, tahmid, tasbih, dan takbir serta sering melakukan

    perbuatan-perbuatan yang baik niscaya sang anak akan menirunya

    mengucapkan kalimat-kalimat tersebut. Adapun sebaliknya apabila seorang

    anak sering menyaksikan perkataan maupun perilaku orang tuanya yang tidak

    baik niscaya sang anakpun akan menirunya.

    4 Muslim.or.id, Didik anak sejak belia http//Muslim.or.id, diakses ( 26 Mei 2015 )

  • 8

    C. Menanamkan Cinta pada Ilmu dan Ulama

    Ketika Allah SWT menginginkan kebaikan pada diri seseorang, maka

    Allah SWT akan membukakan kepada orang tersebut jalan kefakihan dalam

    agama. Hal ini sebagaimaa yang disabdakan Nabi saw.

    Barang siapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah maka difaqihkan

    (dipahamkan) tentang agama.

    Dan tak ada jalan lain dari kefakihan tersebut kecuali dengan ilmu dan

    para ulama. Inilah salah satu tips sukses mendidik anak shalih yaitu dengan

    menanamkan pada mereka cinta pada ilmu dan ulama. Ilmu disini adalah ilmu

    tentang agama yang hukumnya adalah fardhu ain atau wajib bagi setiap

    Muslim. Tidak jadi masalah misalnya orang tua menyekolahkan anaknya di

    sekolah atau universitas umum. Namun, harus ditanamkan sejak dini cinta pada

    ilmu agama dan para pembawanya. Termasuk didalamnya adalah dai-dai

    sunnah yang menyebarkan warisan para Nabi tersebut. Anak harus dibiasakan

    menghadiri talim atau kajian di setiap kali waktu luangnya.

    Tidak ada salahnya mengajak anak hadir dalam kajian demi mengenalkan

    dia pada ilmu dan ahlinya. Namun harus diperhatikan hendaknya tetap menjaga

    ketenangan dan kekonsentrasian, jangan sampai jadwal mencari ilmu sia-sia

    gara-gara sibuk mengurus anak di tempat kajian.

    Ilmu yang harus ditanamkan adalah ilmu tentang Allah SWT dan rosul-

    Nya. Kemudian mengakrabkan dengan Al-Quran yang merupakan induk dari

    segala ilmu dalam syariah. Ada beberapa tips yang bisa diterapkan agar anak

    akrab dengan Al-Quran:

    1. Kenalkan Al-Quran kepada anak dengan cara membuka dan membaca di

    dekat dia.

    2. Mengajari anak huruf-huruf hijaiyah serta menuntunnya ketika

    melafadzkannya.

    3. Ajarkan Al-Quran dengan cara yang disukai anak. Misalnya melalui DVD

    atau mendengarkan rekaman murottal anak-anak. Alhamdulillah, saat ini

  • 9

    telah tersedia banyak cara untuk menjadikan anak kita pandai membaca

    Al-Quran kepada anak menjelang tidur atau waktu luang lainnya. Hal ini

    membentuk karakteristik perjuangan anak tersebut ketika dewasa.

    4. Ceritakan kisah-kisah dalam Al-Quran kepada anak mejelang tidur atau

    waktu luang lainnya. Hal ini akan dapat membentuk karakteristik

    perjuangan anak tersebut ketika dewasa.

    5. Ajarkan doa-doa yang terdapat dalam Al-Quran dengan cara

    menuntunnya secara berulang-ulang.

    D. Memilih Waktu Terbaik dalam Mengarahkan Anak

    Orang tua hendaklah memilih waktu yang tepat untuk mengarahkan anak .

    hal tersebut berpengaruh pada respon yang ditunjukkan anak . Memilih waktu

    yang tepat memudahkan orang tua dalam menanamkan pendidikan pada anak-

    anaknya. Pada waktu yang tepat di mana kondisi anak tenang dan ceria maka

    hal tersebut membuat anak siap diarahkan. Begitu jiwa anak tidak merasa

    keberatan saat menerima pengarahan, tujuan yang ingin dicapai orangtua pun

    akhirnya terealisasi dengan baik. Dalam mendidik seorang anak waktu bersama

    orang tua adalah sebuah kado terbesar yang dibutuhkan oleh semua anak.

    Dalam mendidik anak orang tua harus menyediakan waktu khusus terutama

    seorang Ibu. Tidak lain seorang ibu adalah madrosah pertama bagi anak-

    anaknya. Namun, seiring dengan perkembangan zaman , realitanya orang tua

    sekarang lebih menyibukkan diri dalam pekerjaannya. Ketika Seorang Ayah

    dan ibu kedua-duanya bekerja maka anak akan merasakan kehilangan perhatian

    dan rasa kasih sayangnya dari orang tuanya.

    Sesibuk apapun seorang ibu haruslah menyediakan waktu untuk anaknya.

    Meluangkan waktu untuk bercanda berdua, meminangnya denganj kasih

    sayang serta mendekap dan menciumnya dengan lautan cinta dan kemesraan.

    Nuansa tersebut haruslah dihadirkan setiap saat oleh sang ibu pada anaknya.

    Karena hal inilah yang akan mengokohkan tali kasih seorang anak pada ibunya.

  • 10

    E. Mengenalkan Komunitas yang Baik kepada Anak

    Mengenalkan anak pada komunitas yang baik sangat penting sekali untuk

    mendidik karakter anak. Anak akan terbiasa dari kecil hidup dalam atmosfer

    yang baik. Jika suatu hari nanti ia berada di komunitas yang tidak Islami, hati

    nuraninya akan memanggil dia untuk kembali pada atmosfer yang bersih

    tersebut. Karena itu ibarat tanah kelahiran dia dan di situlah ia tumbuh dan

    dibesarkan.

    Salah satu cara mengenalkan anak pada komunitas yang baik adalah

    dengan mengajak anak hadir pada kajian keislaman. Secara tidak langsung

    anak akan belajar dari orang tuanya duduk mendengarkan ceramah agama.

    Begitu juga dia akan belajar tidak ikhtilat dari ibunya yang duduk terpisah dari

    tempat laki-laki, dan akan terbiasa melihat suasana Islami yang belum tentu

    didapatkan di lingkungan rumah atau di masyarakat. Orang tua wajib

    menganjurkan anak-anaknya memilih dekat dan bergaul dengan teman yang

    akhlaknya baik serta menerangkan manfaat di dunia dan akhirat yang bisa anak

    dapatkan bila berteman dengan mereka. Sebaliknya, orang tua harus

    menerangkan akibat buruk jika berteman dengan anak-anak yang akhlaknya

    jelek. Orang tua harus menjelaskan sabda Nabi saw.

    Sesungguhnya permisalan teman duduk yang sholih dengan teman duduk

    yang jelek adalah seperti penjual parfum dengan pandai besi. Keuntungan

    penjual parfum, bisa jadi dia akan menghadiahkannya kepadamu, atau kamu

    bisa membelinya, atau setidaknya kamu akan merasakan/mencium bau harum

    darinya, sedangkan yang kamu dapatkan dari seorang pandai besi, bisa jadi

    akan membakar bajumu atau kamu mencium bau tidak sedap. (HR. Al-

    Bukhori dan muslim)

    Orang tua pun wajib mengawasi keadaan anak dan menanyakan siapa

    teman-temannya. Sebab teman jelek mendorong kemungkaran dan kerusakan

    serta dosa. Sedangkan anak pada umumnya akan mengikuti temannya tanpa

    mempertimbangkan baik dan buruknya. Teman-teman buruknya akan

    menyretnya mengikuti nafsu dan syahwatnya. Anjurkanlah anak-anak agar

  • 11

    menghormati teman-temannya. Wahai anakku, janganlah kamu berteman

    dengan anak yang suka memutuskan hubungan silaturrohim karena Nabi saw.

    Bersabda:

    Sesungguhnya surga tidak akan dimasuki oleh orang yang memutus

    hubungan silaturrohim.( HR. Al-Bukhori dan muslim)

    Katakanlah kepada anak anda, janganlah kamu bergaul dengan anak yang

    durhaka pada kedua orang tua karena durhaka pada orang tua termasuk dosa

    besar, debagaimana sabda nabi saw:

    Dosa besar itu adalah syirik kepada Allah SWT., durhaka kepada orang

    tua, membunuh jiwa seseorang, dan sumpah palsu. (HR. Al-Bukhori)

    Katakanlah pada anak anda, janganlah kamu bergaul dengan anak yang

    suka merokok dan madat ( ganja dan sejenisnya). Terangkanlah bahaya rokok

    dan ganja berikut hukumannya baik di dunia maupun di akhirat. Katakanlah

    pada anak, Wahai anakku, janganlah kamu bergaul dengan anak-anak yang

    suka berdusta dan menggunjing orang lain.5

    5 LBKI, Pendidikan Islami anak, Bogor: LBKI, hlm. 22

  • 12

    BAB III

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Secara umum pendidikan adalah upaya membentuk orientasi individu-

    individu menurut norma-norma tertentu membantu mereka dalam membentuk

    pandangan yang benar terhadap kehidupan. Dan pendidikan itu didiringi dengan

    proses pembelajaran yang bisa mengkilapkan kemampuan mereka dan

    mengembangkan bakat dan potensi mereka di berbagai bidang.

    Orang tua Mempunyai peran yang besar dalam membentuk karakter

    seorang anak karena di lingkungan keluargalah awal mula anak belajar

    berperilaku baik perkataan maupun perbauatannya. Berikanlah pendidikan yang

    baik kepada anak dari sejak belia karena di masa belia sang anak akan mudah

    untuk di bentuk dan diarahkan. Tanamkanlah pada diri seorang anak untuk

    selalu mengutamakan ilmu akhirat agar anak selamat dan sukses di dunia dan

    akhirat. Mengenalkan anak pada komunitas yang baik sangat penting sekali

    untuk mendidik karakter anak.

    Anak akan terbiasa dari kecil hidup dalam atmosfer yang baik. Jika suatu

    hari nanti ia berada di komunitas yang tidak Islami, hati nuraninya akan

    memanggil dia untuk kembali pada atmosfer yang bersih tersebut. Karena itu

    ibarat tanah kelahiran dia dan di situlah ia tumbuh dan dibesarkan.

  • 13

    DAFTAR PUSTAKA

    Ahmad Farid, Syaikh. 2011. Pendidikan bebasis metode Ahlus sunnah, Surabaya:

    Pustaka elba,

    Departemen Agama Republik Indonesia. 2006. Al-Quran dan Terjemahnya.

    Bandung: CV. Penerbit Diponegoro.

    H. A. Yunus, Drs., S.H,1999. Filsafat Pendidikan, Bandung: CV. Citra Sarana

    Grafika.

    LBKI, Pendidikan Islami anak, Bogor: LBKI

    Muslim.or.id, Didik anak sejak belia http//Muslim.or.id, diakses ( 26 Mei 2015)