ipal ( industri tahu)
TRANSCRIPT
Sifat air limbah industri tahu dan sistem treatmen nya
Air limbah industri tahu mengandung polutan organik yang tinggi (terukur sebagai parameter BOD sekitar 3000 mg/l), selain itu berbau menyengat yang mencirikan bahwa terjadi dekomposisi protein organik, sehingga bau ini yang membuat kurang nyaman secara estetika lingkungan dan apabila air limbah ini tanpa di proses dalam IPAL yang memadai secara teknis, maka apabila di buang ke badan air penerima akan mencemari sungai atau saluran air karena sifatnya (lihat baku mutu Kep Gub Jatim No 45 Tahun 2002).
Untuk hal tersebut dapat di treatment secara Biologi (Anaerob-Aerob), air limbah yang masuk ke bak anaerob (terisi bakteri anaerob) untuk mendegradasi polutan organik sehingga dapat menyisihkan hingga 75% (terukur BOD), dilanjutkan dengan bak aerob (terisi bakteri aerob) yang mampu menyisihkan hinga 80%. Kelebihan dari sistem anaerob adalah mampu mengolah dengan beban organik yang tinggi dan dapat menghasilakan gas methane (CH4) yang dapat dimanfaatkan sebagtai bahan bakar untuk memasak tahu, selain itu dengan sistem anaerobik (bak tertutup) tidak menimbulkan bau disamping bak penampung juga tertutup.
AIR LIMBAH
Bak Aerob(terbuka)
SUNGAI
Bak Pengendap
Bak Kontrol
DIAGRAM ALIR PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TAHU
Debit (Q) : ....... m3/hari
Bak Penampung(tertutup)
Bak Anaerob(tertutup)
Bak Pengering Lumpur
Gas Methane
Konan yang kuat konstruksi dapat berupa bangunan batu bata dengan slof beton bertulang dan plesteran yang kuat agar terjamin kedap air dan tidak terjadi kontaminasi dengan tanah sekitar. Alternatif lain dapat menggunakan bahan Fiber Glass untuk reaktor anaerob yang tertutup.
Kelemahan dari sistem biologi ini harus mempunyai lahan yang cukup karena waktu tunggal di bak anaerob bisa mencapai 36 jam lebih, namun hal ini bisa disiasati dengan sistem bangunan IPAL yang bertingkat hanya konsekuesinya agak mahal