interaksi obat pada pasien jantung ruang · pdf filei uin syarif hidayatullah jakarta...

48
i UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA INTERAKSI OBAT PADA PASIEN JANTUNG RUANG RAWAT INAP ICCU RSUP FATMAWATI PERIODE SEPTEMBER NOVEMBER 2012 SKRIPSI ANDI KURNIAJATURIATAMA 108102000038 PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA MEI 2013

Upload: dangbao

Post on 06-Feb-2018

237 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: INTERAKSI OBAT PADA PASIEN JANTUNG RUANG · PDF filei uin syarif hidayatullah jakarta interaksi obat pada pasien jantung ruang rawat inap iccu rsup fatmawati periode september ± november

i

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

INTERAKSI OBAT PADA PASIEN JANTUNG

RUANG RAWAT INAP ICCU RSUP FATMAWATI

PERIODE SEPTEMBER – NOVEMBER 2012

SKRIPSI

ANDI KURNIAJATURIATAMA

108102000038

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

MEI 2013

Page 2: INTERAKSI OBAT PADA PASIEN JANTUNG RUANG · PDF filei uin syarif hidayatullah jakarta interaksi obat pada pasien jantung ruang rawat inap iccu rsup fatmawati periode september ± november

i

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

INTERAKSI OBAT PADA PASIEN JANTUNG

RUANG RAWAT INAP ICCU RSUP FATMAWATI

PERIODE SEPTEMBER – NOVEMBER 2012

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi

ANDI KURNIAJATURIATAMA

108102000038

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

MEI 2013

Page 3: INTERAKSI OBAT PADA PASIEN JANTUNG RUANG · PDF filei uin syarif hidayatullah jakarta interaksi obat pada pasien jantung ruang rawat inap iccu rsup fatmawati periode september ± november

iii

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Andi Kurniajaturiatama

NIM : 108102000038

Tanda Tangan :

Tanggal : 14 Mei 2013

Page 4: INTERAKSI OBAT PADA PASIEN JANTUNG RUANG · PDF filei uin syarif hidayatullah jakarta interaksi obat pada pasien jantung ruang rawat inap iccu rsup fatmawati periode september ± november

Skripsi ini diajukan oleh :

Nama : Andi Kurniajaturiatama

NIM : 108102000038

Program Studi : Strata-1 Farmasi

Judul Skripsi : Interaksi Obat Pada Pasien Jantung Ruang Rawat

Inap ICCU RSUP Fatmawati Periode September – November 2012

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima

sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar

Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

DEWAN PENGUJI

Pembimbing I : Nurmeilis, M.Si, Apt ( )

Pembimbing II : Dra. Alfina Rianti, M. Pharm, Apt ( )

Penguji I : Dr. Azrifitria, M.Si, Apt ( )

Penguji II : Dr. Delina Hasan, M.Kes, Apt ( )

Penguji III : Yardi, Ph.D. Apt ( )

Ditetapkan di : Jakarta

Tanggal : 27 Mei 2013

Mengetahui

Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta

Prof. Dr. (hc). dr. MK. Tadjudin, Sp.And

Page 5: INTERAKSI OBAT PADA PASIEN JANTUNG RUANG · PDF filei uin syarif hidayatullah jakarta interaksi obat pada pasien jantung ruang rawat inap iccu rsup fatmawati periode september ± november

iv

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ABSTRAK

Nama : Andi Kurniajaturiatama

Program Studi : Strata – 1 Farmasi

Judul : Interaksi Obat pada pasien Jantung di ICCU RSUP Fatmawati

Periode September –November 2012

Interaksi obat merupakan peristiwa interaksi yang terjadi sebagai akibat

penggunaan bersama-sama obat dengan obat lain, makanan/minuman maupun

penyakit. Interaksi ini dapat menghasilkan efek yang menguntungkan tetapi juga

dapat menimbulkan efek yang merugikan atau membahayakan. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui interaksi obat dengan obat, obat dengan

makanan/minuman dan obat dengan penyakit pada pasien jantung di ICCU

RSUP Fatmawati. Penelitian yang dilakukan bersifat observasional dan

pengambilan data dilakukan secara prospektif selama bulan September sampai

November 2012. Hasil pengamatan menunjukkan penyakit Coronary Artery

Disease atau CAD merupakan penyakit yang paling banyak diderita oleh pasien

di ICCU. Hasil menunjukan pasien yang mengalami interaksi obat merupakan

pasien yang menggunakan lebih dari 5 jenis obat, dengan jumlah pasien yang

mengalami interaksi sebanyak 5 orang dari 51 pasien yang diamati & 13 kasus

interaksi obat dimana 10 kasus merupakan interaksi obat dengan obat dan 3 kasus

merupakan interaksi obat dengan penyakit yang terjadi pada pasien, dan dari

hasil pengamatan tidak ditemukan adanya interaksi obat dengan makanan dan

minuman. Kasus interaksi obat dengan obat yang terjadi adalah interaksi antara

captopril dengan aspirin (50%),dan Aspirin dengan Clopidogrel (50%). Adapun

kasus interaksi obat dengan penyakit yang terjadi adalah interaksi antara aspirin

dengan penyakit ginjal (33,33%) dan captopril dengan penyakit ginjal (66,67%).

Kata Kunci : Interaksi obat-obat, Interaksi obat-makanan dan minuman,

Interaksi obat-penyakit, ICCU RSUP Fatmawati

Page 6: INTERAKSI OBAT PADA PASIEN JANTUNG RUANG · PDF filei uin syarif hidayatullah jakarta interaksi obat pada pasien jantung ruang rawat inap iccu rsup fatmawati periode september ± november

v

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ABSTRACT

Name : Andi Kurniajaturiatama

Majority Program : Strata-1 Pharmacy

Title : Drug Interactions of Cardiovascular Patients in ICCU

RSUP Fatmawati Period September-November 2012

Drug interaction is an event that occurs as a result of interaction together using

drugs with other drugs, food & beverage and disease. It can produce a

beneficial effect but can also cause adverse effects or harm. This study aimed

to determine drug-drug, drug-food & beverages and drug-disease interaction in

cardiovascular patients in ICCU Fatmawati. This research conducted an

observational and prospective data collection during September to November

2012. The results showed that Coronary Artery Disease or CAD is the most

common disease by patients in the ICCU. Results showed that patients

experiencing a drug interaction when that patients used more than 5 drugs,

with the number of patients who experience the interaction as much as 5 of 51

patients who were observed and 13 cases of which 10 cases of drug interaction

is a drug with drugs and 3 cases are drug with disease that occurs in patients,

and from the observations did not reveal any drug interactions with food and

drinks. A cases of drug interactions with medications that happens is the

interaction between captopril with aspirin (50%), and aspirin with clopidogrel

(50%). As for the case of drug interactions that occur with the disease is the

interaction between aspirin with kidney disease (33.33%), and captopril with

kidney disease (66.67%)

Keyword : Drug-drug Interaction, Foods and drinks-drug Interaction, drug-

disease interaction, cardiacs patient, ICCU RSUP Fatmawati

Page 7: INTERAKSI OBAT PADA PASIEN JANTUNG RUANG · PDF filei uin syarif hidayatullah jakarta interaksi obat pada pasien jantung ruang rawat inap iccu rsup fatmawati periode september ± november

vi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa

mencurahkan segala rahmat-Nya kepada kita semua, khususnya penulis dalam

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Interaksi Obat Pada Pasien Jantung di

Ruang Rawat Inap ICCU Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati Periode

September-November 2012” ini. Shalawat dan salam senantiasa terlimpah kepada

junjungan kita Nabi Muhammad SAW, teladan bagi umat manusia dalam

menjalani kehidupan.

Skripsi ini disusun berdasarkan hasil penelitian di ruang rawat inap ICCU

RSUP Fatmawati, serta teori yang didapat dari berbagai literatur. Dalam

menyelesaikan masa perkuliahan sampai penulisan skripsi ini tentu banyak

berbagai kesulitan dan halangan yang menyertai, sehingga penulis tidak terlepas

dari doa, bantuan dan bimbingan banyak pihak. Oleh karena itu, ucapan terima

kasih penulis haturkan kepada :

1) Ibu Nurmeilis, M.Si, Apt. sebagai pembimbing pertama dan Ibu Dra.

Alfina Rianti, M.Pharm, Apt sebagai pembimbing kedua yang telah

memberikan ilmu, nasehat, waktu, tenaga, dan pikiran selama penelitian

dan penulisan skripsi ini.

2) Ibu Endang dan Ibu Entin sebagai perawat di ICCU RSUP Fatmawati,

serta kakak-kakak perawat dan staff depo IGD, Ibu Indri, serta Bapak

Asep sebagai staff Diklit di RSUP Fatmawati yang telah memberikan

bantuan selama penulis melakukan penelitian

3) Bapak Prof. Dr. (hc) dr. M.K. Tadjudin, Sp. And., sebagai Dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

4) Bapak Drs. Umar Mansur, M.Sc, Apt sebagai ketua Program Studi

Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

5) Bapak dan Ibu staf pengajar, serta karyawan yang telah

memberikan bimbingan dan bantuan selama menempuh pendidikan di

Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Page 8: INTERAKSI OBAT PADA PASIEN JANTUNG RUANG · PDF filei uin syarif hidayatullah jakarta interaksi obat pada pasien jantung ruang rawat inap iccu rsup fatmawati periode september ± november

vii

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

6) Syahnan Syafe’I sebagai Bapak, dan Dian Nurika sebagai Mamah, serta Eva

Martanurika sebagai Kakak yang selalu memberi motivasi langsung maupun

tidak langsung, dan keluarga lainnya yang tak bisa disebutkan satu persatu

yang selalu ikhlas tanpa pamrih memberikan kasih sayang, dukungan moral,

material, nasehat-nasehat, serta lantunan doa di setiap waktu.

7) Teman-teman sejatiku, Uwi, Anka, Mahwan, Teguh, Imam, Adam, Tz, Adi,

dan Bang Ucok yang selalu membantuku walaupun judul skripsinya tidak

sama dan selalu memotivasiku agar cepat menyelasikan penelitian ini dan

lulus kuliah.

8) Teman-teman futsal yang sudah menemani dikala bosan dan membutuhan

olahraga disela-sela penelitian saya, Ogi, Jidin, Roni, Ari, Imam, Maes, Irfan,

Rian, Ka Bonix, Ka Bima, dan Doni.

9) Teman yang sangat membantuku dalam penelitian, Eva Yuliani, teman

seperjuangan di RSUP Fatmawati.

10) Teman-teman di Program Studi Farmasi: Lukman, Dzikro, Sulaiman, Sukma,

Berty, Puser, Ikhlas, Syukron, serta teman-teman Beta Lactam tercinta dan

Alcoolique atas semangat dan kebersamaan kita selama perkuliahan

berlangsung. Semoga ukhuwah yang telah terjalin tidak pernah putus dan

akan terus berlanjut.

11) Semua pihak yang telah membantu penulis selama melakukan penelitian dan

penulisan yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Semoga semua bantuan yang telah diberikan mendapatkan balasan

dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam

penulisan ini, oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan demi perbaikan

skripsi ini. Dan semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi pengembangan ilmu

pengetahuan.

Ciputat, Mei 2013

Penulis

Page 9: INTERAKSI OBAT PADA PASIEN JANTUNG RUANG · PDF filei uin syarif hidayatullah jakarta interaksi obat pada pasien jantung ruang rawat inap iccu rsup fatmawati periode september ± november

x

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta, saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Andi Kurniajaturiatama

NIM : 108102000038

Program Studi : Farmasi

Fakultas : FKIK (Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan)

Jenis Karya : Skripsi

demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui skripsi/ karya ilmiah

saya, dengan judul :

INTERAKSI OBAT PADA PASIEN JANTUNG

RUANG RAWAT INAP RSUP FATMAWATI

PERIODE SEPTEMBER – NOVEMBER 2012

untuk dipublikasikan atau ditampilkan di internet atau media lain yaitu Digital

Library Perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

untuk kepentingan akademik sebatas sesuai dengan Undang-Undang Hak Cipta.

Demikian pernyataan persetujuan publikasi karya ilmiah ini saya buat dengan

sebenarnya.

Dibuat di : Ciputat

Pada Tanggal : 27 Mei 2013

Yang menyatakan,

(Andi Kurniajaturiatama)

Page 10: INTERAKSI OBAT PADA PASIEN JANTUNG RUANG · PDF filei uin syarif hidayatullah jakarta interaksi obat pada pasien jantung ruang rawat inap iccu rsup fatmawati periode september ± november

xi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………….. ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS…………………………. iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…. ……………………… iv

HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………… v

ABSTRAK………………………………………………………………….. vi

ABSTRACT……………………………………………………………….... vii

KATA PENGANTAR……………………………………………………… viii

HALAMAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH…………………………….. x

DAFTAR ISI………………………………………………………………... xi

DAFTAR TABEL………………………………………………………….. xiii

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………….. xiv

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………. 1

1.1 Latar Belakang…………………………………...………....... 1

1.2 Perumusan Masalah………………………………………….. 3

1.3 Tujuan Penelitian ………………………………………......... 3

1.4 Hipotesis…………………………………………………....... 3

1.5 Manfaat Penelitian………………………………………........ 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………… 5

2.1 Jantung. ………………………..……….................................. 5

2.1.1 Anatomi Jantung ………...………............................... 5

2.1.2 Fisiologi Jantung………..……………………………. 6

2.2 Kelainan Pada Pembuluh Darah dan Jantung……………....... 7

2.3 Obat-Obat Kardiovaskular…………………………………… 8

2.4 Interaksi Obat………………………………………………… 10

2.4.1 Mekanisme Interaksi Obat…………………………… 11

2.4.2 Contoh-Contoh Interaksi Obat……………………….. 13

2.4.3 Level Kemaknaan Klinis Interaksi Obat………........... 14

2.5 Rumah Sakit…………………………………………….......... 14

2.5.1 Tujuan Penyelenggaraan Rumah Sakit………………. 14

2.5.2 Fungsi Rumah Sakit………………………………….. 15

2.5.3 Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati………. 15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN……………………………….. 18

3.1 Kerangka Konsep…………….………………………………. 18

3.2 Definisi Operasional…....…………………………………….. 18

3.3 Desain Penelitian……………………………………………... 19

3.4 Tempat dan Waktu Penelitian………………………………... 19

3.5 Populasi dan Sampel…….……………………………............ 20

3.6 Kriteria Sampel…………..…………………………………... 20

3.7 Cara Kerja…….……………………………………………… 20

3.8 Analisis data…………………………………………………. 21

Halaman

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 11: INTERAKSI OBAT PADA PASIEN JANTUNG RUANG · PDF filei uin syarif hidayatullah jakarta interaksi obat pada pasien jantung ruang rawat inap iccu rsup fatmawati periode september ± november

xii

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………….. 22

4.1 Hasil Penelitian 22

4.1.1 Karakteristik Pasien ICCU yang Mengalami

Interaksi Obat di Ruang Rawat Inap ICCU RSUP

Fatmawati Periode September-November

2012………. 22

4.1.2 Gambaran Interaksi Obat Pada Pasien Jantung

Di Ruang Rawat ICCU RSUP Fatmawati Periode

September - November 2012………………………... 26

4.2 Pembahasan…………………………………………. 28

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………. 32

5.1 Kesimpulan…………………………………………………… 32

5.2 Saran………………………………………………………….. 32

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………. 33

Halaman

Page 12: INTERAKSI OBAT PADA PASIEN JANTUNG RUANG · PDF filei uin syarif hidayatullah jakarta interaksi obat pada pasien jantung ruang rawat inap iccu rsup fatmawati periode september ± november

xiii

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Jenis Obat yang Digunakan oleh Pasien Jantung ICCU………… 22

Tabel 4.2 Makanan dan Minuman yang Dikonsumsi oleh Pasien ICCU….. 23

Tabel 4.3 Jenis Penyakit Lain yang Diderita oleh Pasien Jantung di

ICCU……………………………………………………………. 23

Tabel 4.4 Jumlah Pasien ICCU yang Mengalami Interaksi Obat

Berdasarkan Literatur……………………………………………. 23

Tabel 4.5 Jumlah Pasien Jantung yang Mengalami Interaksi Obat

Berdasarkan Hasil Pengamatan………………………………….. 24

Tabel 4.6 Jumlah Pasien ICCU Berdasarkan Jenis Kelamin………………. 24

Tabel 4.7 Jumlah Pasien ICCU yang Mengalami Interaksi Obat

Berdasarkan Jenis Kelamin……………………………………… 24

Tabel 4.8 Jumlah Pasien ICCU Berdasarkan Usia…………………………. 24

Tabel 4.9 Jumlah Pasien ICCU yang Mengalami Interaksi Obat

Berdasarkan Usia………………………………………………... 25

Tabel 4.10 Jumlah Pasien ICCU Berdasarkan Jumlah Obat yang

Digunakan……………………………………………………….. 25

Tabel 4.11 Jumlah Obat yang Digunakan oleh Pasien yang Terkena

Interaksi Obat…………………………………………………… 25

Tabel 4.12 Jumlah Pasien Berdasarkan Lamanya Waktu Perawatan……….. 25

Tabel 4.13 Jumlah Kasus Interaksi Obat Berdasarkan Literatur……………. 26

Tabel 4.14 Jumlah Kasus Interaksi Obat Berdasarkan Hasil Pengamatan….. 26

Tabel 4.15 Kasus Interaksi Obat dengan Obat……………………………… 26

Tabel 4.16 Kasus Interaksi Obat dengan Penyakit………………………...... 27

Halaman

Page 13: INTERAKSI OBAT PADA PASIEN JANTUNG RUANG · PDF filei uin syarif hidayatullah jakarta interaksi obat pada pasien jantung ruang rawat inap iccu rsup fatmawati periode september ± november

xiv

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin Melakukan Penelitian di RSUP Fatmawati…………..... 36

Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Pengambilan Data di RSUP Fatmawati….. 37

Lampiran 3. Informed Consent…………………………………………………. 38

Lampiran 4. Kejadian Interaksi Obat Pada Pasien Jantung di ICCU Menurut

Literatur…………………………………………………………… 39

Lampiran 5. Blanko Tanya Jawab dengan Pasien……………………………………. 50

Lampiran 6. Hasil Data Laboraturium Pasien yang Mengalami Kejadian Interaksi

Obat di ICCU RSUP Fatmawati………………………………………… 52

Lampiran 7. Kejadian Interaksi obat dengan makanan yang terjadi pada pasien

menurut literatur…………………………………………………... 56

Halaman

Page 14: INTERAKSI OBAT PADA PASIEN JANTUNG RUANG · PDF filei uin syarif hidayatullah jakarta interaksi obat pada pasien jantung ruang rawat inap iccu rsup fatmawati periode september ± november

1

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian tertinggi di

Indonesia (sebanyak 31,9%). Dimana paling sering terjadi adalah akibat proses

aterosklerosis, yakni penimbunan lemak dan perkapuran dinding pembuluh darah

yang berlangsung bertahun-tahun, mengakibatkan penyempitan dan penyumbatan

total pembuluh darah. Bila penyumbatan total terjadi di pembuluh darah koroner

akan mengakibatkan serangan jantung (infark miokard akut) yang mungkin diikuti

kematian mendadak atau gagal jantung. Sedangkan penyumbatan pembuluh darah

otak berakibat strok dan penyumbatan pembuluh darah perifer sering kali harus

diselesaikan dengan amputasi (Riskesdas, 2007).

Kemajuan perekonomian sebagai dampak dari pembangunan di negara-

negara sedang berkembang sebagai-mana di Indonesia menyebabkan perbaikan

tingkat hidup. Hal ini menjadikan kesehatan masyarakat meningkat, di samping

itu terjadi pula perubahan pola hidup. Perubahan pola hidup ini yang

menyebabkan pola penyakit berubah, dari penyakit infeksi dan rawan gizi ke

penyakit-penyakit degeneratif, diantaranya adalah penyakit jantung dan pembuluh

darah (kardiovaskuler) dan akibat kematian yang ditimbulkannya. Salah satu

faktor yang dapat memperburuk penyakit jantung adalah kejadian interaksi obat

(Riskesdas 2007).

Salah satu faktor yang dapat mengubah respon terhadap obat adalah

penggunaan bersamaan dengan obat lain (Katzung, 2007). Interaksi Obat-obat

terjadi sebanyak 6% - 30% dari semua kejadian efek samping obat (Soherwardi,

2012), yang paling banyak berperan terhadap interaksi obat adalah polifarmasi

yang dimana pasien mendapatkan 4 obat atau lebih (Syamsudin, 2011), Sementara

menurut Aslam et al. (2003), kejadian interaksi obat 2,2 – 30% pada pasien rawat

inap dan 9,2 – 70% pada pasien di masyarakat.

Dalam sebuah penelitian yang melibatkan 9900 pasien dengan 83200

sediaan obat, 234 (6,5%) dari 3600 reaksi obat yang merugikan yang disebabkan

oleh interaksi obat. Nazari (2006) mengutip dari studi yang dilakukan oleh Galley

Page 15: INTERAKSI OBAT PADA PASIEN JANTUNG RUANG · PDF filei uin syarif hidayatullah jakarta interaksi obat pada pasien jantung ruang rawat inap iccu rsup fatmawati periode september ± november

2

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

et al. bahwa pada resep untuk sejumlah 160 pasien di bangsal penyakit dalam

ditemukan sebanyak 221 interaksi yang terjadi yaitu, 24 (10,85%) interaksi

mayor, 115 (52.03%) interaksi moderat dan 82 (37.12%) interaksi minor.

Interaksi obat dapat memberikan perubahan pada aktivitas obat, baik

dengan meningkatnya efek toksik atau justru menurunkan efek terapi. Selain itu

beberapa interaksi obat juga dapat saling mendukung kerja satu sama lain atau

kebalikannya interaksi obat dapat mengakibatkan kerja satu obat dihambat oleh

obat lain. Terutama untuk pasien yang rentan terhadap interaksi obat, diantaranya

pasien lanjut usia (Aslam et al., 2003).

Hasil penelitian Yasin dkk (2005) menunjukkan bahwa interaksi obat

potensial terjadi pada 99 (90%) pasien rawat inap dan 126 (99,26%) pasien rawat

jalan. Pada pasien rawat inap ditemukan interaksi farmakokinetika sebanyak 20

jenis (50%), interaksi farmakodinamik sebanyak 6 jenis (15%), dan interaksi

dengan mekanisme yang tidak diketahui sebanyak 14 jenis (35%). Jenis interaksi

yang memiliki insidensi kejadian paling tinggi secara berurutan adalah furosemid

dengan ACE inhibitor yang terjadi pada 84 pasien (76,36%), furosemid dengan

asetosal pada 66 pasien (60%), dan ACE inhibitor dengan asetosal pada 57 pasien

(51,82%). Pada pasien rawat jalan ditemukan interaksi farmakokinetika sebanyak

25 jenis (36%), interaksi farmakodinamik sebanyak 11 jenis (32%), dan interaksi

dengan mekanisme yang tidak diketahui sebanyak 8 jenis (32%). Jenis interaksi

yang memiliki insidensi kejadian paling tinggi secara berurutan adalah asetosal

ACE inhibitor yang terjadi pada 90 pasien (70,87%), furosemid dengan ACE

inhibitor pada 85 pasien (66,93%), dan ACE inhibitor dengan suplemen kalium

pada 85 pasien (66,93%).

Berdasarkan hal di atas maka perlu dilakukan penelitian interaksi obat

pada pasien kardiovaskular yang dibatasi pada pasien rawat inap ICCU RSUP

Fatmawati.

Page 16: INTERAKSI OBAT PADA PASIEN JANTUNG RUANG · PDF filei uin syarif hidayatullah jakarta interaksi obat pada pasien jantung ruang rawat inap iccu rsup fatmawati periode september ± november

3

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1.2 Perumusan Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang di atas, maka disusunlah

rumusan masalah penelitian sebagai berikut:

a. Bagaimanakah gambaran interaksi obat dengan obat yang terjadi pada

pasien yang menderita penyakit jantung di instalasi rawat inap ICCU RSUP

Fatmawati?

b. Bagaimanakah gambaran interaksi obat dengan makanan dan minuman

yang terjadi pada pasien yang menderita penyakit jantung di instalasi rawat

inap ICCU RSUP Fatmawati?

c. Bagaimanakah gambaran interaksi obat dengan penyakit yang terjadi

pada pasien yang menderita penyakit jantung di instalasi rawat inap ICCU

RSUP Fatmawati?

1.3 Tujuan Penelitian

a. Tujuan umum dari penelitian ini adalah :

Mengetahui gambaran interaksi obat dengan obat, obat dengan

makanan/minuman dan obat dengan penyakit pada pasien yang menderita

penyakit jantung di ICCU RSUP Fatmawati.

b. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui interaksi obat dengan obat yang diberikan pada pasien

penyakit jantung

Untuk mengetahui interaksi obat dengan makanan/minuman yang

diberikan pada pasien penyakit jantung

Untuk mengetahui interaksi obat dengan penyakit yang diderita oleh

pasien penyakit jantung

1.4 Hipotesis

a. Ada Interaksi antara obat dengan obat yang digunakan pada pasien penyakit

jantung

b. Ada Interaksi antara obat dengan makanan/minuman yang diberikan pada

pasien penyakit jantung

Page 17: INTERAKSI OBAT PADA PASIEN JANTUNG RUANG · PDF filei uin syarif hidayatullah jakarta interaksi obat pada pasien jantung ruang rawat inap iccu rsup fatmawati periode september ± november

4

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

c. Ada interaksi antara obat dengan penyakit yang terjadi pada pasien penyakit

jantung

1.5 Manfaat Penelitian

a. Manfaat Secara Aplikatif

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi

apoteker, dokter dan tenaga kesehatan lainnya dalam memilih obat-

obatan yang tepat untuk pasien jantung.

Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi dalam membuat kebijakan

tentang obat atau penggunaan obat apada pasien

Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi dalam menyusun atau

membuat kebijakan oleh departemen kesehatan dalam penggunaan obat

untuk pasien penyakit jantung di rumah sakit lain yang memiliki keadaan

sama seperti RSUP Fatmawati.

Page 18: INTERAKSI OBAT PADA PASIEN JANTUNG RUANG · PDF filei uin syarif hidayatullah jakarta interaksi obat pada pasien jantung ruang rawat inap iccu rsup fatmawati periode september ± november

5

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Jantung (Gibson, 2002)

Jantung merupakan suatu organ yang berukuran sekitar satu kepalan

tangan dan terletak di dalam dada, batas kanannya tepat sternum kanan dan

apeksnya pada ruang intercostalis kelima kiri pada linea midclavicular. Hubungan

jantung adalah :

Atas : aorta, trucus pulmonalis, dll

Bawah : diafragma

Setiap sisi : paru-paru

Belakang : aorta descendens, oesofagus, dan columna vertebralis

2.1.1 Anatomi Jantung (Gibson, 2002)

a. Atrium Kanan

Berada pada bagian kanan jantung dan terletak sebagian besar dibelakang

sternum. Darah memasuki atrium kanan melalui Vena Cava Superior pada ujung

atasnya, Vena Cava Inferior pada ujung bawahnya, dan Sinus Coronarius (vena

kecil yang mengalirkan darah dari jantung sendiri).

b. Ventrikel Kanan

Yaitu ruang berdinding tebal yang membentuk sebagian besar sisi depan

jantung. Lubang pulmonalis ke dalam arteria pulmonalis berada pada ujung atas

ventrikel dan dikelilingi oleh valve pulmonalis, terdiri dari tiga daun katup

semilunaris.

c. Atrium kiri

Atrium kiri adalah ruang berdinding tipis yang terletak pada bagian

belakang jantung. Dua vena pulmonalis memasuki atrium kiri pada tiap sisi,

membawa darah dari paru. Atrium membuka ke bawah ke ventrikel kiri melalui

lubang atrioventrikular.

d. Ventrikel kiri

Adalah ruang berdinding tebal pada bagian kiri dan belakang jantung.

Dindingnya sekitar tiga kali lebih tebal daripada ventrikel kanan.

Page 19: INTERAKSI OBAT PADA PASIEN JANTUNG RUANG · PDF filei uin syarif hidayatullah jakarta interaksi obat pada pasien jantung ruang rawat inap iccu rsup fatmawati periode september ± november

6

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

e. Myocardium

Membentuk bagian terbesar dinding jantung. Myocardium tersusun dari

serat-serat otot jantung, yang bersifat lurik dan saling berhubungan satu sama lain

oleh cabang-cabang muscular.

f. Endocardium

Melapisi bagian dalam rongga jantung dan menutupi katup pada kedua

sisinya. Terdiri dari selapis sel endotel, di bawahnya terdapat lapisan jaringan

ikat; licin dan mengikat.

g. Pericardium

Merupakan kantong fibrosa yang menutupi seluruh jantung. Pericardium

merupakan kantong berlapis dua: kedua lapisan saling bersentuhan dan saling

meluncur satu sama lain dengan bantuan cairan yang mereka seksresikan dan

melembabkan permukaannya. Jumlah cairannya normal adalah 20 mL terdapat

lapisan lemak diantara pericardium dan myocardium.

h. Arteria coronaria

Fungsi dari arteri coronaria adalah menyuplai darah untuk jantung. Arteri

ini keluar dari aorta tepat diatas katup aorta dan berjalan ke bawah masing-masing

pada permukaan sisi kanan dan sisi kiri jantung, memberikan cabang ke dalam

myocardium.

2.1.2 Fisiologi Jantung (Sherwood, 2001)

Darah memasuki ventrikel kanan melalui atrium kanan dipompa melalui

sistem arteri paru pada tekanan sekitar satu pertujuh yang di arteri sistemik. Darah

kemudian melewati kapiler paru, dimana karbon dioksida di darah dilepaskan dan

oksigen diambil. Darah kaya O2 kembali melewati pembuluh paru ke atrium kiri,

dimana itu dipompa dari ventrikel ke perifer, sehingga menyelesaikan siklusnya.

Page 20: INTERAKSI OBAT PADA PASIEN JANTUNG RUANG · PDF filei uin syarif hidayatullah jakarta interaksi obat pada pasien jantung ruang rawat inap iccu rsup fatmawati periode september ± november

7

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.2 Kelainan Pada Pembuluh Darah dan Jantung (Kabo, 2010).

Berikut ini beberapa gangguan lain pada jantung, yaitu:

a. Atherosklerosis dan Atherotrombosis

Atherosklerosis adalah suatu proses dimana terjadi penimbunan lemak dan

matriks tunika intima, yang diikuti oleh oleh pembentukan jaringan ikat pada

dinding pembuluh arteri, contoh Coronary Artery Disease (CAD).

Atherotrombosis adalah proses pembentukan thrombus yang dicetuskan

oleh kerusakan plak atheroskerosis.

b. Hipertensi

Hipertensi adalah suatu kondisi medis yang kronis dimana tekanan darah

(TD) meningkat diatas TD yang disepakati normal. TD terbentuk dari interaksi

antara aliran darah dan tahanan pembuluh darah perifer. Didapatkan dua macam

TD, yaitu TD sistolik (normal ± 120 mmHg) dan TD diastolik (normal ± 80

mmHg). Perbedaan antar tekanan sistolik dan diastolik disebut tekanan nadi

(Pulse Pressure, normal ± 40 mmHg).

c. Penyakit Jantung Koroner (PJK)

Merupakan penyebab kematian nomor 1 di negara maju. Di amerika

serikat, dilaporkan setiap menit ada satu orang yang meninggal akibat PJK. Di

Indonesia juga dilaporkan hal yang hampir serupa hasil berbagai studi

menunjukan bahwa penyebab utama PJK adalah lesi atherosclerosis pada

pembuluh darah koroner, walaupun pada sebagian kasus bisa juga disebabakan

oleh sifilis, arteritis, embolus atau penyakit kolagen pada pembuluh darah

koroner. Klasifikasi PJK yang spesifik sampai saat ini belum ada, karena

manifestasi kliniknya kadang-kadang sangat berbeda antara penderita yang satu

dengan yang lain. Maka dari itu penderita PJK mungkin dapat mengalami salah

satu kejadian dibawah ini yaitu : tanpa gejala, angina pectoris stabil, angina

pectoris tak stabil, infark miokard akut, gagal jantung, aritmia atau mati

mendadak.

d. Aritmia

Aritmia (atau disritmia) adalah gangguan urutan irima, atau gangguan

kecepatan dari proses depolarisasi, repolarisasi, atau kedua-duanya pada lambung.

Page 21: INTERAKSI OBAT PADA PASIEN JANTUNG RUANG · PDF filei uin syarif hidayatullah jakarta interaksi obat pada pasien jantung ruang rawat inap iccu rsup fatmawati periode september ± november

8

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Keadaan ini dapat disertai dengan atau tanpa penyakit jantung, dapat juga dengan

atau tidak dengan gejala klinis.

e. Gagal jantung kongestif

Merupakan ketidakmampuan jantung untuk mempertahankan curah

jantung (cardiac output) dalam memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh.

Penurunan CO mengakibatkan volume darah yang efektif berkurang. Untuk

mempertahankan fungsi sirkulasi yang adekuat, maka di dalam tubuh terjadi suatu

refleks hemeostatis, atau mekanisme kompensasi melalui perubahan

neurohormonal, dilatasi ventrikel dan mekanisme Frank-Starling.

f. Angina Pektoris

Angina pektoris atau disebut juga angin duduk adalah penyakit jantung

iskemia didefinisikan sebagai berkurangnya pasokan oksigen dan menurunnya

aliran darah ke dalam miokardium. Gangguan tersebut bisa dikarenakan

kurangnya suplai oksigen atau kebutuhan oksigen yang meningkat. Sebagai

manifestasi keadaan tersebut akan timbul Angina pektoris yang pada akhirnya

dapat berkembang menjadi infark miokard. Angina pektoris dibagi menjadi 3

jenis yaitu Angina klasik (stabil), Angina varian, dan Angina tidak stabil.

Angina klasik biasanya terjadi saat pasien melakukan aktivitas fisik,

sedangkan Angina varian biasa terjadi saat istirahat dan biasa terjadi di pagi hari.

Angina tidak stabil tidak dapat diprediksi waktu kejadiannya, dapat terjadi saat

istirahat dan bisa terjadi saat melakukan kegiatan fisik. Obat antiangina terdiri dari

berbagai macam golongan. Pilihan terapi pengobatan antiangina meliputi

golongan nitrat, beta bloker, dan Ca channel antagonis.

2.3 Obat-obat Kardiovaskular (Mycek et al., 2001)

a. Pengobatan Gagal Jantung Kongestif

Vasodilator

- Minoksidil

- Natrium nitroprusid

- Hidralazin

- Isosorbid

Page 22: INTERAKSI OBAT PADA PASIEN JANTUNG RUANG · PDF filei uin syarif hidayatullah jakarta interaksi obat pada pasien jantung ruang rawat inap iccu rsup fatmawati periode september ± november

9

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

- Golongan obat Inhibitor ACE, contoh : Kaptopril, Lisinopril, Quinapril,

dan lain-lain.

Diuretik (Furosemid, Hidroklortiazid, Bumetanid)

Obat-obat Inotropik

- Golongan glikosida jantung (Digotoksin, Digoksin)

- Golongan agonis β-adrenergik (Dobutamin)

- Golongan Inhibitor fosfodiesterase (Amrinon, Milinon)

b. Obat-obat Antiaritmia

Obat kelas I (Penyekat Kanal Na+), seperti Lidokain, Kuinidin, dan

Fleakainid.

Kelas II (Penyekat β-adrenoreseptor), seperti Esmolol, Propranolol, dan

Metoprolol.

Kelas III (Penyekat Kanal K+), seperti Amiodaron dan Sotalol.

Kelas IV (Penyekat Kanal Ca++

), seperti Diltiazem dan Verapamil.

Obat-obat antiaritmik lain, seperti Adenosin dan Digoksin.

c. Obat-obat Antiangina

Nitrat organik (Isosorbid dinitrat, Nitrogliserin)

Penyekat β (Propranolol)

Penyekat Kanal Kalsium (Diltiazem, Verapamil Nifedipin)

d. Obat-obat Antihipertensi

Diuretik (Furosemid, Spironolakton, Hidroklortiazid)

Penyekat β (Labetalol, Metoprolol, propranolol)

Inhibitor ACE (Kaptoril, Quinapril, Ramipril)

Antagonis Angiotensin II (Losartan)

e. Obat-obat yang mempengaruhi darah

Inhibitor trombosit (Aspirin, Dipridamol, Tiklopidin)

Antikoagulan (Heparin, Warfarin)

Obat-obat Trombolitik (Streptokinase, Urokinase)

Pengobatan Perdarahan (As. Traneksamik, Vitamin K)

Pengobatan Anemia (B12, Asam Folat)

Pengobatan Anemia Sel Sabit (Hidrokslurea)

Page 23: INTERAKSI OBAT PADA PASIEN JANTUNG RUANG · PDF filei uin syarif hidayatullah jakarta interaksi obat pada pasien jantung ruang rawat inap iccu rsup fatmawati periode september ± november

10

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

f. Obat-obat antihiperlipidemik, seperti Kolestiramin, Lovastatin, Simvastatin,

Niasin dan Gemfibrozil.

2.4 Interaksi Obat

Interaksi obat yang potensial adalah keadaan di mana suatu efek obat yang

kemungkinan dapat diubah oleh penggunaan bersamaan dengan obat lain dan

dapat diamati pada kondisi farmakokinetik dan farmakodinamik. Dalam intervensi

farmakokinetik, obat mengubah penyerapan, distribusi, metabolisme, dan ekskresi

dari obat lain, dan dalam intervensi farmakodinamik, kerja dari sebuah yang obat

spesifik diubah oleh obat lain (Rafiei, 2012).

Interaksi obat dengan obat merupakan peristiwa interaksi obat yang terjadi

sebagai akibat penggunaan bersama-sama dua macam obat atau lebih. Interaksi ini

dapat menghasilkan efek yang menguntungkan tetapi sebaliknya juga dapat

menimbulkan efek yang merugikan atau membahayakan. Meningkatnya kejadian

interaksi obat dengan efek yang tidak diinginkan adalah akibat makin banyaknya

dan makin seringnya penggunaan apa yang dinamakan “ Polypharmacy “ atau “

Multiple Drug Therapy “(Katzung, 2007).

Penggunaan obat rasional dalam pelayanan kesehatan Indonesia masih

merupakan masalah. Penggunaan polifarmasi dimana seorang pasien yang

jumlahnya lebih dari 50% menerima 4 atau lebih obat untuk setiap lembar

resepnya, penggunaan antibiotika berlebihan (43%), waktu konsultasi yang

singkat yang rata-rata berkisar hanya 3 menit saja serta tidak adanya kepatuhan

pasien dalam meminum obat merupakan pola umum yang terjadi pada

penggunaan obat tidak rasional di Indonesia dengan meningkatnya kompleksitas

obat-obat yang digunakan dalam pengobatan saat ini, dan berkembangnya

polifarmasi maka kemungkinan terjadinya interaksi obat semakin besar. Interaksi

obat perlu diperhatikan karena dapat mempengaruhi respons tubuh pada

pengobatan (Syamsudin, 2011).

Page 24: INTERAKSI OBAT PADA PASIEN JANTUNG RUANG · PDF filei uin syarif hidayatullah jakarta interaksi obat pada pasien jantung ruang rawat inap iccu rsup fatmawati periode september ± november

11

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.4.1 Mekanisme Interaksi Obat (Katzung, 2007)

a. Mekanisme Farmakokinetik

Absorbsi

Absorbsi dari obat di saluran pencernaan dapat dipengaruhi oleh

pemakaian yang bersamaan dari senyawa lain yang memiliki luas permukaan

yang besar dimana obat dapat diserap, mengikat atau khelat, mengubah PH

lambung, mengubah motilitas GI, atau mempengaruhi perpindahan protein,

contohnya P-glycoprotein.

Distribusi

Mekanisme yang menyebabkan perubahan interaksi obat pada proses

distribusi obat adalah kompetisi pada plasma protein yang terikat, terjadi

perpindahan tempat pengikat jaringan, dan perubahan pada jaringan

pelindung lokal, contoh penghambat P-glycoprotein di pelindung darah otak.

Metabolisme

Metabolisme obat dapat distimulasi atau dihambat oleh terapi yang

bersamaan. Rangsangan pada isozime sitokrom P450 di hati dan usus kecil

dapat disebabkan oleh obat seperti barbiturat, karbamazepin, phenitoin,

rifampin dan lain-lain. Penginduksi enzim dapat juga menigkatkan aktivitas

dari fase II metabolisme glucoronidasi. Hasil induksi enzim tak dapat bekerja

dengan cepat, efek maksimalnya biasanya terjadi setelah 7-10 hari dan

memerlukan waktu yang sama atau lebih lama untuk menghilang setelah

penginduksi enzim dihentikan. Obat yang mampu menghambat metabolisme

sitokrome P450 dari obat lain termasuk klorampenikol, eritromisin, isoniazid,

dan omeprazole.

Ekskresi

Ekskresi obat aktif di ginjal dapat juga dipengaruhi oleh terapi obat

yang bersamaan. Eksresi obat-abatan tertentu di ginjal yang termasuk

golongan asam lemah atau basa lemah dapat dipengaruhi oleh obat-obatan

lain yang mempengaruhi pH urin.

b. Mekanisme Farmakodinamik (Katzung, 2007)

Ketika obat dengan fungsi yang sama digunakan secara bersamaan, respon

additif maupun sinergis biasanya terjadi pada dua obat yang dapat atau tidak dapat

Page 25: INTERAKSI OBAT PADA PASIEN JANTUNG RUANG · PDF filei uin syarif hidayatullah jakarta interaksi obat pada pasien jantung ruang rawat inap iccu rsup fatmawati periode september ± november

12

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

bereaksi pada reseptor yang sama untuk menghasilkan efek yang sama. Secara

langsung, obat dengan efek farmakologis yang berlawanan dapat menurunkan

respon dari satu atau kedua obat tersebut. Interaksi obat farmakodinamik agak

biasa terjadi pada kegiatan klinis, tapi efek yang merugikan biasanya dapat

diminimalisasi jika seorang yang mengerti farmakologi obat tersebut ikut

berperan. Pada saat ini, interaksi dapat diantisipasi dan penanggulangan yang

tepat diambil. Kemungkinan–kemungkinan yang dapat terjadi :

Obat-obat tersebut menghasilkan kerja yang sama pada satu organ

(sinergisme).

Obat-obat tersebut kerjanya saling bertentangan (antagonisme).

Obat-obat tersebut bekerja independen pada dua tempat terpisah.

c. Mekanisme Farmasetik (Syamsudin, 2011)

Inkompatibilitas Fisik

Inkompatibilitas fisik atau ketidakcampuran fisik sering disebut

dengan obat tidak tercampurkan yang dibuktikan dengan tidak bisanya obat

bercampur dengan baik. Hampir mustahil kita bisa memberikan dosis obat

yang seragam dalam bentuk larutan atau campuran, seperti air dan minyak

(zat yang tak dapat bercampur) dan zat-zat yang tidak larut di dalam media

tertentu adalah contoh dari inkompatibilitas fisik. Contohnya : alat suntik

plastik biasanya dibuat dari plastik polietilen atau polipropilen, sterilisasi

setelah pembungkusan biasanya dilakukan dengan etilen oksida atau radiasi.

Ada sejumlah keunggulan dari pembungkusan alat suntik plastik, termasuk

penurunan risiko pecah, lebih ringan, lebih mudah dibuang, mudah

dimanipulasi, dan tidak membutuhkan ruang penyimpanan yang besar. Di sisi

lain kontak antara wadah plastik dengan obat dapat menimbulkan sejumlah

masalah, termasuk pelumeran, penyerapan, perembesan, reaktivitas kimia

polimer plastik dan perubahan karakter fisik plastik.

Inkompatibilitas Kimia

Inkompatibilitas kimia terjadi ketika agen yang diresepkan bereaksi

secara kimia saat dicampurkan sehingga mengubah komposisi satu atau lebih

bahan yang dicampur (unsur pokok), contoh : adanya perubahan warna,

pengendapan akibat reaksi kimia, serta reaksi oksidasi dan reduksi.

Page 26: INTERAKSI OBAT PADA PASIEN JANTUNG RUANG · PDF filei uin syarif hidayatullah jakarta interaksi obat pada pasien jantung ruang rawat inap iccu rsup fatmawati periode september ± november

13

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Meskipun hampir mustahil bagi kita untuk menghilangkan seluruh

agen obat tak tercampurkan beberapa kombinasi dapat merespon terhadap

langkah-langkah perbaikan berikut :

- Penambahan bahan baku yang tidak merubah nilai terapis.

- Penghilangan agen yang tidak member efek terapi atau yang dapat diberi

secara terpisah.

- Mengubah zat pelarut.

- Penggantian bahan yang tak udah larut dengan yang mudah larut.

- Penggunaan tehnik khusus dalam pencampurannya.

2.4.2 Contoh-Contoh Interaksi Obat (Tatro, 2009)

Beberapa contoh interaksi obat dengan obat :

Obat 1 Obat 2

Efek Interaksi

Obat

Manajemen Jenis Interaksi

Aspirin Captopril

Menurunkan

efek dari

Captopril dan

dapat

memperburuk

CHF dengan

Aspirin

Hindari jika

bisa, pantau

tekanan darah

Farmakodinamik

Aspirin Clopidogrel Bersifat aditif

(GI blood loss)

Monitor Hb

dan Ht Farmakodinamik

Ranitidin Antasida

Bioavaibilitas

dari Ranitidin

berkurang,

menurunnya

efek

farmakologis

Tidak

diperlukan

kewaspadaan

atau

pemberian

jarak dalam

pemakaian

selama 2 jam

atau lebih

Farmakokinetik

Simvastatin Verapamil

Level plasma

dan toksisitas

Simvastatin

akan meningkat.

Level, efek

farmakologi dan

toksisitas

Verapamil akan

meningkat

Jika

penggunaan

kedua obat

tak bisa

dihindari,

atur dosis

seperlunya.

Farmakokinetik

Page 27: INTERAKSI OBAT PADA PASIEN JANTUNG RUANG · PDF filei uin syarif hidayatullah jakarta interaksi obat pada pasien jantung ruang rawat inap iccu rsup fatmawati periode september ± november

14

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.4.3. Level Kemaknaan Klinis Interaksi Obat (Tatro, 2009)

a. Level 1

Hindari kombinasi, risiko yang merugikan pasien lebih besar dari manfaat.

a. Level 2

Sebaiknya hindari kombinasi, penggunaan kombinasi hanya dapat

dilakukan pada keadaan khusus. Penggunaan obat alternatif dapat dilakukan jika

memungkinkan. Pasien harus dipantau dengan sebaik-baiknya jika obat tetap

diberikan.

b. Level 3

Minimalkan Risiko, ambil tindakan yang perlu untuk meminimalkan

risiko.

c. Level 4

Tak dibutuhkan tindakan. Risiko yang mungkin timbul relatif kecil.

Potensi bahaya pada pasien rendah dan tidak ada tindakan spesifik yang

direkomendasikan. Tetap waspada pada kemungkinan terjadinya interaksi obat.

d. Level 5

Diragukan terjadi interaksi, tidak ada bukti yang baik dari efek klinis yang

berubah.

2.5 Rumah Sakit (UU RI No. 44, 2009)

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan

rawat inap Rumah Sakit.

2.5.1 Tujuan Penyelenggaraan Rumah Sakit

a. Mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan

kesehatan.

b. Memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat,

lingkungan rumah sakit dan sumber daya manusia di rumah sakit.

c. Meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan rumah

sakit.

Page 28: INTERAKSI OBAT PADA PASIEN JANTUNG RUANG · PDF filei uin syarif hidayatullah jakarta interaksi obat pada pasien jantung ruang rawat inap iccu rsup fatmawati periode september ± november

15

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

d. Memberikan kepastian hukum kepada pasien, masyarakat, sumber

daya manusia rumah sakit dan rumah sakit.

2.5.2 Fungsi Rumah Sakit

a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan

sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.

b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui

pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai

kebutuhan medis.

c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia

dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan

kesehatan.

d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan

teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan

kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang

kesehatan.

Pada hakikatnya Rumah Sakit berfungsi sebagai tempat penyembuhan

penyakit dan pemulihan kesehatan dan fungsi dimaksud memiliki makna

tanggung jawab yang seyogyanya merupakan tanggung jawab pemerintah dalam

meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat.

2.5.3 Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati

RSUP Fatmawati didirikan pada tahun 1954 oleh Ibu Fatmawati Soekarno

sebagai Rumah Sakit yang mengkhususkan penderita TBC anak dan

rehabilitasinya. Pada tanggal 15 April 1961 penyelenggaraan dan pembiayaan RS

Fatmawati diserahkan kepada Departemen Kesehatan sehingga tanggal tersebut

ditetapkan sebagai hari jadi RS Fatmawati. Dalam perjalanan RS Fatmawati,

tahun 1984 ditetapkan sebagai Pusat Rujukan Jakarta Selatan dan tahun 1994

ditetapkan sebagai RSU Kelas B Pendidikan.

Dalam perkembangan RS Fatmawati ditetapkan sebagai Unit Swadana pada

tahun 1991, pada tahun 1994 ditetapkan menjadi Unit Swadana Tanpa Syarat,

pada tahun 1997 sesuai dengan diperlakukannya UU No. 27 Tahun 1997, rumah

sakit mengalami perubahan kebijakan dari Swadana menjadi PNBP (Penerimaan

Page 29: INTERAKSI OBAT PADA PASIEN JANTUNG RUANG · PDF filei uin syarif hidayatullah jakarta interaksi obat pada pasien jantung ruang rawat inap iccu rsup fatmawati periode september ± november

16

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Negara Bukan Pajak) selanjutnya pada tahun 2000 RS Fatmawati ditetapkan

sebagai RS Perjan berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 117 tahun 2000

tentang Pendirian Perusahaan Jawatan RSUP Fatmawati Jakarta. Pada tanggal 11

Agustus 2005 berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No.

1243/MENKES/SK/VIII/2005 RSUP Fatmawati ditetapkan sebagai Unit

Pelaksana Teknis (UPT) Departemen Kesehatan RI dengan menerapkan Pola

Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK BLU).

Dalam penilaian Tim Akreditasi RS, tahun 1997 RS Fatmawati memperoleh

Status Akreditasi Penuh untuk 5 pelayanan. Pada tahun 2002, RSUP Fatmawati

memperoleh status Akreditasi Penuh Tingkat Lanjut untuk 12 pelayanan.

Kemudian pada tahun 2004 RSUP Fatmawati terakreditasi 16 Pelayanan dan pada

tahun 2007 memperoleh status Akreditasi Penuh Tingkat Lengkap 16 Pelayanan.

RSUP Fatmawati pada tanggal 2 Mei 2008 ditetapkan oleh Departemen

Kesehatan RI sebagai Rumah Sakit Umum dengan pelayanan Unggulan

Orthopaedi dan Rehabilitasi Medik sesuai dengan SK Menteri Kesehatan No.

424/MENKES/SK/V/2008.

Pada tahun 2011, RSUP Fatmawati telah menyandang sertifikat

Terakreditasi ISO 9001 : 2008 dan OHSAS 18001 : 2007. Dan sedang menuju

untuk mendapatkan sertifikat JCI (Join Commission International) pada tahun

2013.

Visi dan Misi RSUP Fatmawati

1. Visi :

Terdepan, Paripurna, dan terpercaya di Indonesia

2. Misi :

a. Memfasilitasi dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan,

pendidikan dan penelitian diseluruh disiplin ilmu, dengan

keunggulan di bidang orthopaedi dan rehabilitasi medic, yang

memenuhi kaidah menejemen resiko klinis.

b. Mengupayakan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.

c. Mengelola keuangan secara efektif, efisien, transparan, dan

akuntabel serta berdaya saing tinggi.

Page 30: INTERAKSI OBAT PADA PASIEN JANTUNG RUANG · PDF filei uin syarif hidayatullah jakarta interaksi obat pada pasien jantung ruang rawat inap iccu rsup fatmawati periode september ± november

17

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

d. Meningkatkan saran dan prasarana sesuai perkembangan IPTEK

terkini

e. Meningkatkan kompetensi, pemberdayaan, dan kesejahteraan sumber

daya manusia.

Page 31: INTERAKSI OBAT PADA PASIEN JANTUNG RUANG · PDF filei uin syarif hidayatullah jakarta interaksi obat pada pasien jantung ruang rawat inap iccu rsup fatmawati periode september ± november

17

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

3.2 Definisi Operasional

a. Pasien Jantung

Pasien yang memiliki diagnosa penyakit Jantung dan mendapat obat

jantung di ICCU, seperti penyakit jantung koroner, Gagal jantung kongestif,

hipertensi, atherosclerosis dan atherothrombosis, aritmia dan angina pektoris.

b. Jenis Obat

Setiap nama generik dan paten obat yang digunakan oleh seorang pasien

pada satu waktu pengobatan.

c. Jenis Penyakit

Setiap Penyakit yang diderita oleh seorang pasien pada satu waktu

pengobatan.

d. Tingkat Kemaknaan Klinis

Pengelompokan interaksi obat berdasarkan tingkat kemaknaan klinik

interaksi obat yang terjadi pada pasien.

Obat Pasien Jantung

Penyakit Lain

Obat

Penyakit

Makanan

Makanan dan Minuman

Interaksi

Interaksi

Non-Interaksi

Efek

Non-Interaksi

Interaksi

Non-Interaksi

Page 32: INTERAKSI OBAT PADA PASIEN JANTUNG RUANG · PDF filei uin syarif hidayatullah jakarta interaksi obat pada pasien jantung ruang rawat inap iccu rsup fatmawati periode september ± november

18

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

e. Obat Jantung

Obat yang diresepkan oleh dokter jantung yang memiliki efek terapi untuk

penyembuhan/pemulihan penyakit pada pasien dengan diagnosa jantung di ICCU.

f. Interaksi obat dengan obat

Interaksi obat dengan obat yang teridentifikasi dan efeknya terjadi sesuai

dengan yang tertulis di literatur pada pasien yang menderita penyakit jantung di

Instalasi Rawat Inap ICCU RSUP Fatmawati.

g. Interaksi obat dengan makanan dan minuman :

Interaksi obat dengan makanan dan minuman yang teridentifikasi dan

efeknya terjadi sesuai dengan yang tertulis di literatur pada pasien yang menderita

penyakit jantung di Instalasi Rawat Inap ICCU RSUP Fatmawati.

h. Interaksi obat dengan penyakit:

Interaksi obat dengan penyakit yang teridentifikasi dan efeknya terjadi

sesuai dengan yang tertulis di literatur pada pasien yang menderita penyakit

jantung di Instalasi Rawat Inap ICCU RSUP Fatmawati.

i. Ruang rawat inap ICCU

ICCU (Intensif Cardio Care Unit) merupakan suatu ruangan inap yang

pasiennya semua mengidap penyakit jantung dan merupakan ruang rawat inap

intensif yang berada di RSUP Fatmawati.

3.3 Desain Penelitian

Metode penelitian bersifat Observasional dengan pengamatan Prospektif

selama 2 bulan, Pengambilan data pasien diperoleh dari rekam medis dan

wawancara langsung dengan pasien dan dianalisa dengan deskriptif.

3.4 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di ruang ICCU RSUP Fatmawati pada bulan

September – November 2012.

Page 33: INTERAKSI OBAT PADA PASIEN JANTUNG RUANG · PDF filei uin syarif hidayatullah jakarta interaksi obat pada pasien jantung ruang rawat inap iccu rsup fatmawati periode september ± november

19

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.5 Populasi dan Sampel

3.5.1 Populasi

Populasi penelitian ini adalah semua pasien rawat inap dengan

diagnosa jantung di ICCU RSUP Fatmawati selama bulan September –

November 2012.

3.5.2 Sampel

Sampel adalah semua pasien jantung yang memenuhi kriteria

inklusi dengan total 51 pasien.

3.6 Kriteria Sampel

3.6.1 Kriteria inklusi terdiri dari :

a. Pasien dengan diagnose semua jenis penyakit jantung.

b. Pasien yang telah dirawat minimal 3 hari di Ruang ICCU.

c. Pasien yang menerima obat jantung di ICCU RSUP Fatmawati pada

bulan September – November 2012.

3.6.2 Kriteria eksklusi terdiri dari :

a. Pasien tidak dengan diagnose penyakit jantung.

b. Pasien yang dirawat kurang dari 3 hari di Ruang ICCU.

c. Pasien yang tidak menerima obat jantung di ICCU RSUP Fatmawati

pada bulan September – November 2012

3.7 Cara Kerja

1. Pengambilan data primer dengan wawancara pasien dan

pengambilan data sekunder dari rekam medis pasien jantung di

ICCU. Data yang diambil dari resep obat dan rekam medis meliputi

nama, jenis kelamin, umur, obat yang diresepkan, dan diagnose

penyakit pasien.

2. Melakukan analisis interaksi obat terhadap obat-obat yang

diresepkan untuk pasien di ICCU berdasarkan Drug Interaction

Stockley, Drug Interaction Facts and Comparisons.

Page 34: INTERAKSI OBAT PADA PASIEN JANTUNG RUANG · PDF filei uin syarif hidayatullah jakarta interaksi obat pada pasien jantung ruang rawat inap iccu rsup fatmawati periode september ± november

20

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Wawancara secara langsung kepada pasien, tentang dampak interaksi

obat yang dirasakan dan membandingkannya dengan hasil analisis

secara teoritik berdasarkan studi literatur.

4. Membuat hasil dari analisis yang dilakukan berupa gambaran pola

interaksi obat pada pasien di ICCU.

3.8 Analisis Data

Analisis data dilakukan secara deskriptif untuk melihat sebaran data yang

ada, antara lain:

a) Jenis obat, makanan dan minuman, dan penyakit pada pasien jantung di ICCU

RSUP Fatmawati Periode September-November 2012.

b) Jumlah pasien jantung yang mengalami interaksi obat

c) Jenis kelamin pasien jantung yang mengalami interaksi obat

d) Usia pasien jantung yang mengalami interaksi obat

e) Jumlah obat yang digunakan pasien jatutng yang mengalami interaksi obat

f) Jumlah kasus interaksi obat yang terjadi pada pasien jantung

g) Kasus interaksi obat dengan obat yang terjadi pada pasien jantung

h) Kasus interaksi obat dengan penyakit yang terjadi pada pasien jantung

Page 35: INTERAKSI OBAT PADA PASIEN JANTUNG RUANG · PDF filei uin syarif hidayatullah jakarta interaksi obat pada pasien jantung ruang rawat inap iccu rsup fatmawati periode september ± november

21

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Karakteristik Pasien ICCU yang Mengalami Interaksi Obat di Ruang

Rawat Inap ICCU RSUP Fatmawati Periode September-November

2012

a. Obat, Makanan dan Minuman, dan Penyakit

Tabel 4.1. Jenis Obat yang Digunakan oleh 51 Pasien Jantung di ICCU RSUP

Fatmawati

Tabel di atas menunjukkan bahwa obat Antikoagulan, Antitrombotik dan

Hemostatik merupakan obat yang paling banyak digunakan oleh pasien jantung

di ICCU yaitu 18,36% dari 446 jumlah jenis obat yang digunakan.

Jenis Obat Jumlah %

ACE Inhibitor 52 11,65

Nitrat Organik 21 4,70

Penyekat Kanal Kalsium 16 3,59

Beta Bloker 23 5,16

Glikosida Jantung 12 2,70

Diuretik 9 2,02

Obat Penyakit Saluran Pencernaan 31 6,93

Vitamin, Mineral dan Suplemen 65 14,57

Antibiotik 19 4,24

Antikoagulan, Antitrombotik dan

Hemostatik 82 18,36

Analgetik 8 1,80

Obat Penyakit Saluran Pernafasan 46 10,31

Obat Diabetes Melitus 40 8,95

Antikonvulsan dan Antiepileptik 22 4,91

446 100

Page 36: INTERAKSI OBAT PADA PASIEN JANTUNG RUANG · PDF filei uin syarif hidayatullah jakarta interaksi obat pada pasien jantung ruang rawat inap iccu rsup fatmawati periode september ± november

22

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 4.2. Jenis Makanan dan Minuman yang Dikonsumsi oleh 51 Pasien ICCU

RSUP Fatmawati

Makanan dan Minuman Jumlah Pasien

Makanan & Minuman (nasi, lauk pauk, buah, air putih,

susu, teh) 23

Makanan & Minuman (nasi, lauk pauk, buah, air putih,

susu) 18

Makanan & Minuman (nasi, lauk pauk, buah (non

pisang), air putih) 2

Makanan & Minuman (lauk pauk, buah, air putih) 3

Makanan & Minuman (nasi, lauk pauk, buah (non-

pisang), air putih) 5

51

Makanan yang dikonsumsi oleh pasien jantung ; nasi, lauk pauk (sop, sayur bening

bayam, sayur tahu tempe), buah (melon, jambu klutuk, pisang, semangka).

Tabel 4.3. Jenis Penyakit Lain yang Diderita oleh 51 Pasien Jantung di ICCU

RSUP Fatmawati

Jenis Penyakit Jumlah Kasus %

Penyakit Paru 18 39,13

Diabetes Mellitus 13 28,26

Penyakit Hati 8 17,40

Penyakit Ginjal 3 6,52

Hematologi 2 4,35

Penyakit Saluran

Pencernaan 2 4,35

46 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa penyakit paru merupakan penyakit yang paling

banyak diderita oleh pasien di ICCU selain penyakit kardiovaskular yaitu sekitar

39,13% dari 46 jumlah jenis penyakit.

b. Pasien Jantung yang Mengalami Interaksi Obat

Tabel 4.4. Jumlah Pasien ICCU yang Mengalami Interaksi Obat Berdasarkan

Literatur

Pasien Jumlah %

Dengan Interaksi Obat 40 78,43

Tanpa interaksi Obat 11 21,56

51 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa berdasarkan identifikasi interaksi obat secara

literatur, didapatkan 78,43% pasien ICCU mengalami interaksi obat. Adapun

literatur yang digunakan adalah Drug Interaction Facts tahun 2009, Stockley’s

Drug Interaction edisi 8 tahun 2008, Drug-drug Interactions Checker dan Drug

Information Handbook tahun 2009.

Page 37: INTERAKSI OBAT PADA PASIEN JANTUNG RUANG · PDF filei uin syarif hidayatullah jakarta interaksi obat pada pasien jantung ruang rawat inap iccu rsup fatmawati periode september ± november

23

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 4.5. Jumlah Pasien Jantung yang Mengalami Interaksi Obat Berdasarkan

Hasil Pengamatan

Pasien N %

Dengan Interaksi Obat 5 9,09

Tanpa interaksi Obat 46 90,91

51 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa berdasarkan hasil pengamatan,

didapatkan 9,09% dari 51 pasien ICCU mengalami interaksi obat.

c. Jenis Kelamin

Tabel 4.6. Jumlah Pasien ICCU Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah %

Laki – laki 28 54,9

Perempuan 23 45,1

51 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 51 pasien ICCU yang diamati, 54,9%

adalah laki – laki dan selebihnya adalah perempuan.

Tabel 4.7. Jumlah Pasien ICCU yang Mengalami Interaksi Obat Berdasarkan Jenis

Kelamin

Jenis Kelamin N %

Laki – laki 3 60

Perempuan 2 40

5 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 5 pasien ICCU yang mengalami

interaksi obat, 60% adalah laki-laki dan 40% adalah perempuan.

d. Usia

Tabel 4.8. Jumlah Pasien ICCU Berdasarkan Usia

Usia (Tahun) Jumlah %

20 – 40 9 17,64

40 – 60 24 47,06

> 60 18 35,30

51 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 51 pasien ICCU yang diamati, 47%

berusia antara 40-60 tahun.

Page 38: INTERAKSI OBAT PADA PASIEN JANTUNG RUANG · PDF filei uin syarif hidayatullah jakarta interaksi obat pada pasien jantung ruang rawat inap iccu rsup fatmawati periode september ± november

24

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 4.9. Jumlah Pasien ICCU yang Mengalami Interaksi Obat Berdasarkan Usia

Usia (Tahun) Jumlah %

20 – 40 1 20

40 – 60 3 60

> 60 1 20

5 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari pasien ICCU yang mengalami interaksi

obat, 60% pasien berada di antara umur 40-60 tahun.

e. Jumlah Macam Obat yang Digunakan

Tabel 4.10. Jumlah Pasien ICCU Berdasarkan Jumlah Obat yang Digunakan

Jumlah Macam Obat Jumlah Pasien %

2 - -

3 – 4 3 5,88

≥ 5 48 94,11

51 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 51 pasien ICCU yang diamati, 94%

mendapatkan ≥ 5 macam obat dan selebihnya mendapatkan 3-4 macam obat.

Tabel 4.11. Jumlah Obat yang Digunakan oleh Pasien yang Terkena Interaksi

Obat

Jumlah Macam Obat Jumlah

Interaksi %

2 - -

3-4 - -

≥ 5 5 100

5 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 5 pasien ICCU yang mengalami interaksi

obat, 100% mendapatkan ≥ 5 macam obat.

f. Lamanya Pasien Dirawat di ICCU RSUP Fatmawati

Tabel 4.12. Lamanya Perawatan pasien di ICCU RSUP Fatmawati

Lama Perawatan (Hari) Jumlah %

3-7 29 56,86

8-12 20 39,22

12-16 1 1,96

>16 1 1,96

51 100

Page 39: INTERAKSI OBAT PADA PASIEN JANTUNG RUANG · PDF filei uin syarif hidayatullah jakarta interaksi obat pada pasien jantung ruang rawat inap iccu rsup fatmawati periode september ± november

25

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.1.2 Gambaran Interaksi Obat Pada Pasien Jantung Di Ruang Rawat

ICCU RSUP Fatmawati Periode September - November 2012

a. Jumlah Kasus Interaksi Obat

Tabel 4.13. Jumlah Kasus Interaksi Obat Berdasarkan Literatur

Interaksi Obat Jumlah

Kasus %

Interaksi Obat-Obat 129 67,19

Interaksi Obat-Makanan dan

Minuman 51 26,56

Interaksi Obat-Penyakit 12 6,25

192 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 192 kasus interaksi obat yang terjadi

berdasarkan literatur, sekitar 67,19% diantaranya adalah interaksi obat dengan

obat, sekitar 26,56% adalah interaksi obat dengan makanan dan minuman dan

hampir 12% adalah interaksi obat dengan penyakit.

Tabel 4.14. Jumlah Kasus Interaksi Obat Berdasarkan Hasil Pengamatan

Interaksi Obat Jumlah %

Interaksi Obat-Obat 10 76,92

Interaksi Obat-Makanan dan

Minuman - -

Interaksi Obat-Penyakit 3 23,07

13 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 13 kasus interaksi obat yang didapat

berdasarkan hasil pengamatan, sekitar 76% diantaranya adalah interaksi obat

dengan obat dan hampir 23% adalah interaksi obat dengan penyakit.

b. Kasus Interaksi Obat dengan Obat

Tabel 4.15. Kasus Interaksi Obat dengan Obat

Interaksi Obat Efek

Level

Kemaknaan

Klinis

Jumlah

Kasus %

Aspirin-Clopidogrel

Peningkatan efek kerja

dari antikoagulan, dapat

terjadi pendarahan

1 5 50

Aspirin-Captopril

Menurunkan efek

hipotensif dari ACE

INHIBITOR

2 5 50

10 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat 10 kejadian kasus interaksi obat

dengan obat yang efeknya terjadi pada pasien jantung di ICCU sesuai dengan

Page 40: INTERAKSI OBAT PADA PASIEN JANTUNG RUANG · PDF filei uin syarif hidayatullah jakarta interaksi obat pada pasien jantung ruang rawat inap iccu rsup fatmawati periode september ± november

26

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang tertulis di literatur, dimana masing-masing 50% adalah interaksi antara

Aspirin-Clopidogrel, dan 50% adalah interaksi antara Aspirin-Captopril.

c. Kasus Interaksi Obat dengan Penyakit

Tabel 4.16. Kasus Interaksi Obat dengan Penyakit

Interaksi Obat Efek

Level

Kemaknaan

Klinis

Jumlah

Kasus %

Captopril -Penyakit ginjal

Terjadi peningkatan

kadar serum ureum

dan serum kreatinin

3 2 66,67

Aspirin - Penyakit ginjal

Terjadi peningkatan

kadar serum ureum

dan serum kreatinin

3 1 33,33

3 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat tiga kejadian kasus interaksi obat

dengan penyakit yang efeknya terjadi pada pasien sesuai dengan yang tertulis di

literatur, dimana sekitar 67% adalah interaksi antara Captopril dengan penyakit

ginjal dan sekitar 33% adalah interaksi antara Aspirin dengan penyakit ginjal.

Page 41: INTERAKSI OBAT PADA PASIEN JANTUNG RUANG · PDF filei uin syarif hidayatullah jakarta interaksi obat pada pasien jantung ruang rawat inap iccu rsup fatmawati periode september ± november

27

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.2 Pembahasan

Penelitian tentang interaksi obat pada pasien jantung ini dilakukan di

Instalasi Rawat Inap ICCU RSUP Fatmawati selama periode bulan September

sampai November 2012 dan didapatkan 51 orang pasien jantung yang memenuhi

kriteria inklusi sebagai sampel. Metode penelitian bersifat Observasional dengan

pengamatan prospektif selama 2 bulan, pengambilan data pasien diperoleh dari

rekam medis dan wawancara langsung dengan pasien dan dianalisa dengan

deskriptif. Penelitian observasional adalah penelitian dimana peneliti hanya

melakukan observasi, tanpa memberikan intervensi pada variabel yang akan

diteliti, serta pengamatan prospektif merupakan penelitian epidemiologik non-

eksperimental yang dianggap paling kuat, dalam hal mengkaji hubungan antar

faktor resiko dengan suatu efek penyakit (Machfoedz, 2008). Hasil pengamatan

menunjukkan bahwasanya obat-obat golongan antiplatelet dan antikoagulan

merupakan obat yang paling banyak digunakan oleh pasien jantung, dimana

terlihat juga bahwa penyakit yang paling banyak diderita adalah penyakit

Coronary Artery Disease atau CAD (tabel ada pada lampiran 6).

Berdasarkan identifikasi interaksi obat secara literatur, didapatkan pasien

jantung yang mengalami interaksi obat lebih banyak, yaitu 40 pasien

dibandingkan dengan pasien jantung yang tidak mengalami interaksi obat.

Sementara pada hasil pengamatan langsung pada pasien jantung didapatkan

bahwa pasien jantung yang tidak mengalami interaksi obat (46 pasien) jauh lebih

banyak dibandingkan dengan pasien jantung yang mengalami interaksi obat (5

pasien). Umur pasien jantung yang mengalami interaksi obat lebih banyak

berkisar pada umur >40 tahun yaitu dengan 4 pasien, sedangkan 1 pasien ada di

interval umur 20-40 tahun. Pasien yang mengalami interaksi obat mendapatkan

obat lebih dari 5 atau yang disebut polifarmasi karena dengan banyaknya obat

yang diberikan maka kemungkinan terjadi interaksi obat juga semakin besar.

Sesuai dengan faktor resiko yang terjadi pada pasien penyakit jantung yang

mengalami interaksi obat yang teramati di ICCU yaitu; umur, hipertensi, stress,

merokok, lingkungan, dan perilaku dan kebiasaan.

Interaksi obat pada pasien jantung yang diamati adalah interaksi obat

dengan obat, interaksi obat dengan makanan dan minuman dan interaksi obat

dengan penyakit. Dari hasil identifikasi interaksi obat berdasarkan literatur

Page 42: INTERAKSI OBAT PADA PASIEN JANTUNG RUANG · PDF filei uin syarif hidayatullah jakarta interaksi obat pada pasien jantung ruang rawat inap iccu rsup fatmawati periode september ± november

28

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

didapatkan 207 kasus interaksi obat dengan obat, interaksi obat dengan makanan

dan minuman, dan interaksi obat dengan penyakit, sedangkan hasil pengamatan

menunjukkan adanya 13 kasus interaksi obat dengan obat dan interaksi obat

dengan penyakit yang efeknya terjadi pada pasien jantung di ruang rawat inap

ICCU sesuai dengan yang tertulis di literatur.

Perbedaan jumlah interaksi obat yang diidentifikasi berdasarkan literatur

dengan jumlah interaksi obat hasil pengamatan dilapangan ini disebabkan karena

beberapa dari interaksi yang diidentifikasi berdasarkan literatur efeknya dapat

diamati tetapi tidak terjadi pada pasien jantung yang diamati, selain itu

juga disebabkan karena tidak semua efek dari interaksi obat yang teridentifikasi

secara literatur efeknya dapat diamati dan dapat diukur oleh peneliti. Selain itu

literatur yang digunakan peneliti merupakan literatur yang dibuat berdasarkan

faktor fisiologi dan genetik orang Eropa atau Amerika yang memiliki perbedaan

dengan orang Indonesia pada umumnya, contohnya pola dan gaya hidup.

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa dari 10 kejadian kasus interaksi

obat dengan obat yang yang efeknya terjadi pada pasien jantung sesuai dengan

yang tertulis di literatur, 5 diantaranya adalah interaksi antara aspirin dengan

clopidogrel. Secara teoritis, aspirin dan clopidogrel memiliki efek farmakologis

yang sama namun memiliki cara kerja yang berbeda, sehingga memberikan

peningkatan efek dari kedua obat yang dapat menyebabkan terjadinya pendarahan

pada saluran pencernaan dan dapat menurunkan kadar hemoglobin dan hematokrit

dari pasien. Hasil pengamatan menunjukkan 5 orang pasien dengan interaksi obat

ini mengalami penurunan kadar hemoglobin dan hematokrit selama penggunaan

obat secara bersamaan. Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan

bahwa interaksi obat ini termasuk dalam interaksi level kemaknaan klinis 1,

dimana seharusnya pemberian obat ini tidak diberikan bersamaan. Jika tidak bisa

dihindari, adapun tindakan yang direkomendasikan adalah pemantauan PT

(Protrombin Time), pengaturan dosis, penggantian atau bahkan penghentian

penggunaan obat tersebut pada pasien.

Interaksi obat dengan obat lainnya yang terjadi adalah interaksi antara

aspirin dengan captopril. Secara teoritis, aspirin adalah obat antiplatelet atau obat

yang mencegah penggumpalan darah dan captopril adalah obat yang disebut

angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor, yang bekerja dengan cara

Page 43: INTERAKSI OBAT PADA PASIEN JANTUNG RUANG · PDF filei uin syarif hidayatullah jakarta interaksi obat pada pasien jantung ruang rawat inap iccu rsup fatmawati periode september ± november

29

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

mengurangi zat kimia yang menyempitkan pembuluh darah. Interaksi ini terjadi

karena adanya penghambatan pada sintesis prostaglandin yang menyebabkan efek

hipotensif dari captopril berkurang. Hasil pengamatan menunjukkan empat orang

pasien yang menggunakan kedua obat ini secara bersamaan, pasien tersebut tidak

mengalami penurunan tekanan darah yang signifikan. Dari hasil penelitian dapat

diambil kesimpulan bahwa interaksi obat ini termasuk dalam interaksi level

kemaknaan klinis 2, dimana sebisa mungkin penggunaan kedua obat ini dihindari.

Tindakan yang direkomendasikan adalah ganti dengan antiplatelet yang lain,

contoh Dipiridamol.

Adapun kasus interaksi obat dengan penyakit yang efeknya terjadi pada

pasien jantung ICCU sesuai dengan yang tertulis di literatur adalah interaksi yang

melibatkan penyakit ginjal dengan beberapa obat, yaitu captopril dan aspirin.

Interaksi ini terjadi karena obat-obat tersebut dapat memperburuk penyakit ginjal

yang telah ada sebelumnya yang terlihat dari meningkatnya kadar serum ureum

dan serum kreatinin (Lacy et al., 2009). Hasil pengamatan menunjukkan 2 orang

yang menggunakan captopril dan satu orang yang menggunakan aspirin,

mengalami peningkatan kadar serum ureum dan serum kreatinin selama 3 hari

penggunaan obat-obat tersebut. Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan

bahwa semua interaksi obat dengan penyakit yang terjadi ini termasuk dalam

interaksi level kemaknaan klinis 3, dimana diperlukan suatu tindakan untuk

meminimalkan risiko dari interaksi tersebut. Adapun tindakan yang

direkomendasikan adalah pemantauan fungsi ginjal pasien secara berkala atau

bahkan penghentian penggunaan obat pada pasien jika terjadi penurunan fungsi

ginjal yang signifikan (Lacy et al., 2009).

Pada penelitian ini tidak ditemukan adanya kasus interaksi obat dengan

makanan dan minuman yang efeknya terjadi pada pasien jantung sesuai dengan

literatur. Pada data hasil penelitian ditemukan 51 kasus interaksi obat dengan

makanan dan minuman yang diidentifikasi sesuai literatur (lampiran 7). Adapun

kasus interaksi obat dengan makanan dan minuman yang paling banyak terjadi

berdasarkan identifikasi sesuai literatur adalah interaksi antara captopril

dengan nasi, lauk pauk dan makanan yang mengandung kalium. Menurut

literatur, captopril dapat meningkatkan kadar kalium darah dengan menghambat

sistem renin-aldosteron angiotensin, valsartan dapat meningkatkan kadar kalium

Page 44: INTERAKSI OBAT PADA PASIEN JANTUNG RUANG · PDF filei uin syarif hidayatullah jakarta interaksi obat pada pasien jantung ruang rawat inap iccu rsup fatmawati periode september ± november

30

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

darah dengan menghambat angiotensin II yang menginduksi sekresi aldosteron

sehingga efek ini sinergis dengan makanan yang mengandung kalium dan dapat

menyebabkan hiperkalemia serta diazepam dan isoniazid yang dapat menurun

absobsinya jika diberikan bersamaan atau berdekatan dengan makanan.

Semua kasus interaksi obat dengan makanan dan minuman yang

berdasarkan literatur pada penelitian ini, efeknya tidak terjadi pada pasien jantung

yang diamati. Pemberian makanan dan minuman seperti pisang dan kopi yang

memiliki kadar kalium dan caffein yang cukup tinggi, tidak menunjukan adanya

interaksi obat dan makanan atau minuman. Hal ini dapat terjadi karena makanan

yang mengandung kalium dan minuman yang mengandung caffein yang

dikonsumsi oleh pasien adalah masih dalam jumlah yang dapat ditoleransi

sehingga tidak menimbulkan efek yang signifikan terhadap kondisi klinis

pasien.

Page 45: INTERAKSI OBAT PADA PASIEN JANTUNG RUANG · PDF filei uin syarif hidayatullah jakarta interaksi obat pada pasien jantung ruang rawat inap iccu rsup fatmawati periode september ± november

31

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1) Pada penelitian ini, didapatkan adanya interaksi antara obat dengan obat

dan interaksi antara obat dengan penyakit pada pasien jantung di ICCU

RSUP Fatmawati dan tidak didapatkan adanya interaksi antara obat dengan

makanan dan minuman.

2) Hasil pengamatan pada penelitian ini menunjukkan bahwa:

Ada 10% dari seluruh subjek penelitian (pasien jantung di ICCU)

yang mengalami interaksi obat..

Kasus interaksi obat dengan obat yang terjadi pada pasien jantung di ICCU

yaitu interaksi antara captopril dengan aspirin dan aspirin dengan

clopidogrel.

Kasus interaksi obat dengan makanan dan minuman tidak terjadi pada

pada pasien jantung di ICCU

Kasus interaksi obat dengan penyakit yang terjadi pada pasien jantung di

ICCU yaitu interaksi antara penyakit ginjal dengan captopril dan aspirin.

5.2 Saran

1) Dokter dapat lebih berhati-hati dalam menulis resep terutama untuk obat-

obat kombinasi sehingga risiko terjadinya interaksi obat dapat diminimalkan.

2) Apoteker lebih berhati-hati dalam melayani resep, perlu dilihat apakah

terdapat interaksi obat pada resep tersebut, sehingga interaksi obat yang

terjadi dapat teridentifikasi lebih awal.

3) Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian lebih lanjut mengenai

interaksi obat yang terjadi pada pasien ICCU di RSUP Fatmawati.

Page 46: INTERAKSI OBAT PADA PASIEN JANTUNG RUANG · PDF filei uin syarif hidayatullah jakarta interaksi obat pada pasien jantung ruang rawat inap iccu rsup fatmawati periode september ± november

32

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR PUSTAKA

Abramowicz, Mark. 2002. Medical Letter : Adverse Drug Interaction 2002

Software. USA : The Medical Letter Inc.

Anonim. 2000. Heart Disease : A disabling yet preventable condition.

Washington DC : National academy on an aging society

Aslam, Moh, et al. 2004. Farmasi Klinis- Menuju Pengobatan Rasional dan

Penghargaan Pilihan Pasien. Jakarta : PT. Alex Media Komputindo

Berne, Robert M. 2004. Phisiology. USA : Mosby

Drug Interaction Checker. In: www.drugs.com/drug_interactions.html.

Gibson, John MD. 2002. Fisiologi dan Anatomi Modern, edisi II. Jakarta : EGC

Ganiswarna. 1995. Farmakologi dan Terapi. Jakarta : FKUI

http://www.fatmawatihospital.com/mode1.php?id=1&mode=2, tentang sejarah

singkat RSUP Fatmawati

Kabo, Peter. 2010. Bagaimana menggunakan obat-obat kardiovaskular secara

rasional. Jakarta : Balai Penerbit FKUI, hlm. 20-22,27,32,38,43,46,51-

60,63,75-77,90,104

Katzung, Bertram G. 2007. Basic and Clinical Pharmacology 10th Edition. Mc

Graw Hill. USA : University of California

Lacy, Charles F., et al. 2009. Drug Information Handbook 17th

Edition. USA :

American Pharmacists Assosiation

Machfoedz, ircham. 2008. Metodologi Penelitian. Fitramaya. Yogyakarta.

Page 47: INTERAKSI OBAT PADA PASIEN JANTUNG RUANG · PDF filei uin syarif hidayatullah jakarta interaksi obat pada pasien jantung ruang rawat inap iccu rsup fatmawati periode september ± november

33

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Mims Interaction Checker. In : www.Mims.com/captopril/drug_interactions.html.

Mycek, Mary J. 2001. Farmakologi Ulasan Bergambar 2. Jakarta: Widya

Medika.

Nazari, Mohammad A, et al. 2006. Evaluation of Pharmacokinetic Drug

Interactions in Prescriptions of Intensive Care Unit (ICU) in a Teaching

Hospital. Iran : Iranian Journal of Pharmaceutical Research (2006) 3: 215-

218

R.A, Nawawi. Fitriani, B. Rusli, Hardjoeno . 2006. Nilai Troponin T (Ctnt)

Penderita Sindrom Koroner Akut (Ska). Indonesian Journal of Clinically

pathology and Medical Laboratory, Vol.12 No.3, juli 2006: 123-126

Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Kementerian Kesehatan tahun 2007

Rokhaeni, Heni, et al. Buku ajar keperawatan kardiovaskuler : pusat kesehatan

jantung & pembuluh darah nasional. Jakarta. Bidang Pendidikan dan

Pelatihan pusat kesehatan jantung & pembuluh darah nasional "Harapan

Kita".

Rafiei, Hossein, et al. 2012. The prevalence of potential drug interactions in

Intensive Care Units. Iran : Iranian Journal of Critical Care Nursing,

Winter 2012, Volume 4, Issue 4, Pages: 191 – 196

Sastroasmoro, Sugidjo, dan Ismael, Sofyan. 2010. Dasar-Dasar Metodologi

Klinis, edisi ke-3. Jakarta : Sagung Seto, hlm. 92-98

Soherwardi, Shahabudin, et al. 2012. Surveillance of the Potential Drug-Drug

Interactions in the Medicine Department of a Tertiary Care Hospital.

India : Journal of Clinical and Diagnostic Research. 2012 September

(Suppl), Vol-6(7): 1258-1261

Page 48: INTERAKSI OBAT PADA PASIEN JANTUNG RUANG · PDF filei uin syarif hidayatullah jakarta interaksi obat pada pasien jantung ruang rawat inap iccu rsup fatmawati periode september ± november

34

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Stockley, IH. 2008. Drug Interaction 8th

Edition. London : The Pharmaceutical

Press

Syamsudin. 2011. .Interaksi obat konsep dasar dan klinis. Jakarta : UI-Press

Tatro, DS. 2009. Drug Interaction Fact, A Wolters Kluwers Company, St Loius

Missouri

Undang-Undang Republik Indonesia No.44 pasal 1 dan 3 Tahun 2009 tentang

Rumah Sakit.

Yasin, Munif N. 2005. Kajian Interaksi Obat Pada Pasien Gagal Jantung

Kongestif Di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Tahun 2005. Jogjakarta.

Fakultas Farmasi UGM

Yuliani, Eva. 2012. Interaksi Obat Pada Pasien Geriatri yang Menderita

Penyakit Jantung dan Penyakit Dalam di Instalasi Rawat Inap B Teratai

Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati Periode Oktober-November

2012. Skripsi. Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah