insomnia

43
Gangguan Tidur (Insomnia) Lusye Diana Jacob Mahasiswi FakultasKedokteranTahun 2012Universitas Kristen KridaWacana, Jakarta NIM: 102012058, Email: [email protected] Pendahuluan Insomnia adalah salah satu bentuk dari gangguan tidur. Gangguan tidur seringkali menjadi keluhan pasien baik oleh karena gangguan fisik maupun oleh karena masalah emosional. Insomnia adalah kesulitan untuk mulai masuk tidur, atau mempertahankan tetap tidur atau sulit tidur kembali apabila terbangun. Ianya dianggap sebagai masalah yang bermakna dan kronis oleh 10% pasien rawat jalan. Gangguan tidur berkaitan dengan angka kesakitan (fisik) , fungsi sehari-hari, kecelakaan bahkan kematian oleh kecelakaan lalu lintas. Banyak dana yang dihabiskan untuk gangguan yang berhubungan atau akibat dari gangguan tidur. Secara umumnya diketahui kebutuhan tidur normal antara 6-9 jam sehari. Tetapi dalam kenyataan ada orang dengan kebutuhan tidur yang singkat misalnya kurang dari 6 jam sehari (short sleepers), sebaliknya ada orang dengan kebutuhan tidur yang lebih lama yaitu lebih dari 9 jam (long sleepers). Kita bisa menilai kecukupan masa tidur itu dari kebugaran pada waktu bangun pagi segar secara

Upload: lusydianajacob

Post on 05-Dec-2015

4 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

makalah PBL blok 22

TRANSCRIPT

Page 1: Insomnia

Gangguan Tidur (Insomnia)

Lusye Diana Jacob

Mahasiswi FakultasKedokteranTahun 2012Universitas Kristen KridaWacana, Jakarta

NIM: 102012058, Email: [email protected]

Pendahuluan

Insomnia adalah salah satu bentuk dari gangguan tidur. Gangguan tidur seringkali

menjadi keluhan pasien baik oleh karena gangguan fisik maupun oleh karena masalah emosional.

Insomnia adalah kesulitan untuk mulai masuk tidur, atau mempertahankan tetap tidur atau sulit

tidur kembali apabila terbangun. Ianya dianggap sebagai masalah yang bermakna dan kronis oleh

10% pasien rawat jalan. Gangguan tidur berkaitan dengan angka kesakitan (fisik) , fungsi sehari-

hari, kecelakaan bahkan kematian oleh kecelakaan lalu lintas. Banyak dana yang dihabiskan

untuk gangguan yang berhubungan atau akibat dari gangguan tidur. Secara umumnya diketahui

kebutuhan tidur normal antara 6-9 jam sehari. Tetapi dalam kenyataan ada orang dengan

kebutuhan tidur yang singkat misalnya kurang dari 6 jam sehari (short sleepers), sebaliknya ada

orang dengan kebutuhan tidur yang lebih lama yaitu lebih dari 9 jam (long sleepers). Kita bisa

menilai kecukupan masa tidur itu dari kebugaran pada waktu bangun pagi segar secara fisik. Bila

benar-benar kurang tidur maka pada siang hari akan kelihatan mengantuk, lelah, gangguan

konsentrasi dan juga mudah tersinggung (moody).

Untuk menyembuhkan insomnia, maka terlebih dahulu harus dikenali penyebabnya.

Artinya, kalau disebabkan penyakit tertentu, maka untuk mengobatinya maka penyakitnya yang

harus disembuhkan terlebih dahulu.

Page 2: Insomnia

PEMBAHASAN

Fisiologi Tidur

Semua makhluk hidup mempunyai irama kehidupan yang sesuai dengan beredarnya

waktu dalam siklus 24 jam. Irama yang seiring dengan rotasi bola dunia disebut sebagai

irama sirkadian.tidur tidak dapat diartikan sebagai manifestasi proses deaktivasi sistem Saraf

Pusat. Saat tidur, susunan saraf pusat masih bekerja dimana neuron-neuron di substansia

retikularis ventral batang otak melakukan sinkronisasi. Bagian susunan saraf pusat yang

mengadakan kegiatan sinkronisasi terletak pada substansia ventrikulo retikularis batang otak

yang disebut sebagai pusat tidur (sleep center). Bagian susunan saraf pusat yang

menghilangkan sinkronisasi/desinkronisasi terdapat pada bagian rostral batang otak disebut

sebagai pusat penggugah (arousal center).1

Gambar 1. Fisiologi tidur .1

Banyak fenomena terjadi dalam tidur. Memang ada fase tidur tenang akan tetapi ada pula

fase tidur aktif. Akhir-akhir ini dicoba dibuat definisi tentang tidur sebagai berikut : tidur

adalah suatu keadaan organisme yang regular, recurrent, reversible, dalam keadaan mana

ambang rangsang terhadap stimuli dan luar lebih tinggi jika dibandingkan dengan pada

keadaan jaga. Mengapa manusia membutuhkan tidur? Dahulu, jawabnya antara lain untuk

menghindarkan diri dari musuh (manusia purba mempunyai banyak musuh malam hari

sedangkan panca indranya relatif buruk fungsinya waktu malam). Dengan perkataan lain,

siang hari manusia dapat berfungsi lebih efektif. Itu menurut teori evolusi. Jawaban lain,

Page 3: Insomnia

tidur diperlukan untuk penghematan energi; tak ada satu pun mahluk hidup yang dapat

bertahan dalam keadaan stres terus menerus, dan tidur merupakan periode tanpa aktivitas

sehingga tubuh terhindar dari tuntutan sehari-hari. Selain periode istirahat, selanjutnya tidur

pun merupakan periode pemulihan. Penelitian-penelitian yang dilakukan kemudian, turut

menunjang teori tensebut 1

Tidur ditandai oleh menurunnya kesadaran secara reversibel, biasanya disertai posisi

berbaring dan tak bergerak. Aserinsky dan Kleitmen (1953) di University of Chicago

menemukan bahwa biasanya pada orang yang sedang tidur bola matanya bergerak perlahan-

lahan, tetapi kadang-kadang bola matanya bergerak dengan cepat pula. Keadaan tidur ini

berturut-turut dinamakan “tidur tanpa gerak mata cepat” (“NREM sleep” atau “non-rapid eye

movement sleep”) dan “tidur dengan gerak mata cepat” (“REM sleep” atau “rapid eye

movement sleep”). 1

Sekurang-kurangnya ada 4 tingkat pada tidur itu, yaitu mulai dari tidur ringan sampai

tidur nyenyak yang semuanya dapat diamati dengan baik pada elektroensefalografi (EEG)

dan hubungannya dengan tidur REM dapat dilihat bila pada waktu yang sama ditempelkan

pula elektrode di samping mata. Fase awal tidur didahului oleh fase NREM yang terdiri dari

4 stadium, lalu diikuti oleh fase REM. Keadaan tidur normal antara fase NREM dan REM

terjadi secara bergantian antara 4-7 kali siklus semalam. Bayi baru lahir total tidur 16- 20

jam/hari, anak-anak 10-12 jam/hari, kemudian menurun 9-10 jam/hari pada umur diatas 10

tahun dan kira-kira 7-7,5 jam/hari pada orang dewasa. 1

Tipe NREM dibagi dalam 4 stadium yaitu:

1. Tidur stadium Satu.

Fase ini merupakan antara fase terjaga dan fase awal tidur. Fase ini didapatkan kelopak

mata tertutup, tonus otot berkurang dan tampak gerakan bola mata kekanan dan kekiri.

Fase ini hanya berlangsung 3-5 menit dan mudah sekali dibangunkan. Gambaran EEG

biasanya terdiri dari gelombang campuran alfa, betha dan kadang gelombang theta

dengan amplitudo yang rendah. Tidak didapatkan adanya gelombang sleep spindle dan

kompleks K

2. Tidur stadium dua

Page 4: Insomnia

Pada fase ini didapatkan bola mata berhenti bergerak, tonus otot masih berkurang, tidur

lebih dalam dari pada fase pertama. Gambaran EEG terdiri dari gelombang theta simetris.

Terlihat adanya gelombang sleep spindle, gelombang verteks dan komplek K

3. Tidur stadium tiga

Fase ini tidur lebih dalam dari fase sebelumnya. Gambaran EEG terdapat lebih banyak

gelombang delta simetris antara 25%-50% serta tampak gelombang sleep spindle.

4. Tidur stadium empat

Merupakan tidur yang dalam serta sukar dibangunkan. Gambaran EEG didominasi oleh

gelombang delta sampai 50% tampak gelombang sleep spindle.

Fase tidur NREM, ini biasanya berlangsung antara 70 menit sampai 100 menit,

setelah itu akan masuk ke fase REM. Pada waktu REM jam pertama prosesnya

berlangsung lebih cepat dan menjadi lebih insten dan panjang saat menjelang pagi atau

bangun. Pola tidur REM ditandai adanya gerakan bola mata yang cepat, tonus otot yang

sangat rendah, apabila dibangunkan hampir semua organ akan dapat menceritakan

mimpinya, denyut nadi bertambah dan pada laki-laki terjadi eraksi penis, tonus otot

menunjukkan relaksasi yang dalam. Pola tidur REM berubah sepanjang kehidupan

seseorang seperti periode neonatal bahwa tidur REM mewakili 50% dari waktu total

tidur. Periode neonatal ini pada EEG-nya masuk ke fase REM tanpa melalui stadium 1

sampai 4. Pada usia 4 bulan pola berubah sehingga persentasi total tidur REM berkurang

sampai 40% hal ini sesuai dengan kematangan sel-sel otak, kemudian akan masuk

keperiode awall tidur yang didahului oleh fase NREM kemudian fase REM pada dewasa

muda dengan distribusi fase tidur sebagai berikut:- NREM (75%) yaitu stadium 1: 5%;

stadium 2 : 45%; stadium 3 : 12%; stadium 4 : 13% - REM; 25 %.1

Tidur REM, yang lamanya 20-25% dari lamanya tidur semalam orang dewasa

muda, ada hubungannya dengan mimpi. Ada sarjana yang menganggap bahwa tidur REM

itu merupakan bentuk kesadaran tersendiri. Jumlah tidur NREM sebagian besar dapat

dikurangi tanpa kerugian pada organisme. Akan tetapi sejumlah tidur REM harus ada

setiap malam.1

Page 5: Insomnia

Gambar 2. Pola Siklus tidur.2

Pola siklus tidur dan bangun adalah bangun sepanjang hari saat cahaya terang dan tidur

sepanjang malam saat gelap. Jadi faktor kunci adalah adanya perubahan gelap dan terang.

Stimulasi cahaya terang akan masuk melalui mata dan mempengaruhi suatu bagian di

hipotalamus yang disebut nucleus supra chiasmatic (NSC). NSC akan mengeluarkan

neurotransmiter yang mempengaruhi pengeluaran berbagai hormon pengatur temperatur badan,

kortisol, growth hormone, dan lain-lain yang memegang peranan untuk bangun tidur. NSC

bekerja seperti jam, meregulasi segala kegiatan bangun tidur. Jika pagi hari cahaya terang

masuk, NSC segera mengeluarkan hormon yang menstimulasi peningkatan temperatur badan,

kortisol dan GH sehingga orang terbangun. Jila malam tiba, NSC merangsang pengeluaran

hormon melatonin sehingga orang mengantuk dan tidur. Melatonin adalah hormon yang

diproduksi oleh glandula pineal. Saat hari mulai gelap, melatonin dikeluarkan dalam darah dan

akan mempengaruhi terjadinya relaksasi serta penurunan temperatur badan dan kortisol. Kadar

melatonin dalam darah mulai meningkat pada jam 9 malam, terus meningkat sepanjang malam

dan menghilang pada jam 9 pagi. 2

Peranan Neurotransmiter

Keadaan jaga atau bangun sangat dipengaruhi oleh sistim ARAS (Ascending

Reticulary Activity System). Bila aktifitas ARAS ini meningkat orang tersebut dalam

keadaan tidur. Aktifitas ARAS menurun, orang tersebut akan dalam keadaan tidur.

Page 6: Insomnia

Aktifitas ARAS ini sangat dipengaruhi oleh aktifitas neurotransmiter seperti sistem

serotoninergik, noradrenergik, kholonergik, histaminergik.2

Sistem serotonergik

Hasil serotonergik sangat dipengaruhi oleh hasil metabolisma asam amino

trypthopan. Dengan bertambahnya jumlah tryptopan, maka jumlah serotonin yang

terbentuk juga meningkat akan menyebabkan keadaan mengantuk/tidur. Bila serotonin

dari tryptopan terhambat pembentukannya, maka terjadikeadaan tidak bisa tidur/jaga.

Menurut beberapa peneliti lokasi yang terbanyak sistem serotogenik ini terletak pada

nukleus raphe dorsalis di batang otak, yang mana terdapat hubungan aktifitas serotonis

dinukleus raphe dorsalis dengan tidur REM.2

Sistem Adrenergik

Neuron-neuron yang terbanyak mengandung norepineprin terletak di badan

selnukleus cereleus di batang otak. Kerusakan sel neuron pada lokus cereleus sangat

mempengaruhi penurunan atau hilangnya REM tidur. Obat-obatan yang mempengaruhi

peningkatan aktifitas neuron noradrenergic akan menyebabkan penurunan yang jelas

pada tidur REM dan peningkatan keadaan jaga.2

Sistem Kholinergik

Sitaram et al (1976) membuktikan dengan pemberian prostigimin intra vena dapat

mempengaruhi episode tidur REM. Stimulasi jalur kholihergik ini, mengakibatkan

aktifitas gambaran EEG seperti dalam keadaan jaga. Gangguan aktifitas kholinergik

sentral yang berhubungan dengan perubahan tidur ini terlihat pada orang depresi,

sehingga terjadi pemendekan latensi tidur REM. Pada obat antikolinergik (scopolamine)

yang menghambat pengeluaran kholinergik dari lokus sereleus maka tamapk gangguan

pada fase awal dan penurunan REM.2

Sistem histaminergik

Pengaruh histamin sangat sedikit mempengaruhi tidur.2

Sistem hormon

Pengaruh hormon terhadap siklus tidur dipengaruhi oleh beberapa hormone

seperti ACTH, GH, TSH, dan LH. Hormon hormon ini masing-masing disekresi secara

teratur oleh kelenjar pituitary anterior melalui hipotalamus patway. Sistem ini secara

Page 7: Insomnia

teratur mempengaruhi pengeluaran neurotransmitter norepinefrin, dopamin, serotonin

yang bertugas menagtur mekanisme tidur dan bangun.2

Gangguan tidur itu dapat berupa: insomnia (sukar tidur, biasanya karena sebab psikologi);

berjalan sewaktu tidur (somnambulisme); mimpi buruk (“nightmare”) atau pavor nocturnus,

sering pada anak-anak dan biasanya hilang dengan sendirinya; dan narkolepsi (serangan tidur

bersamaan dengan kataplexi, kelumpuhan tidur atau halusinasi

Anamnesis

Anamnesis merupakan wawancara medis yang merupakan tahap awal dari rangkaian

pemeriksaan pasien, baik secara langsung pada pasien atau secara tidak langsung. Tujuan dari

anamnesis adalah mendapatkan informasi menyeluruh dari pasien yang bersangkutan. Informasi

yang dimaksud adalah bagian yang terpenting untuk mengetahui identitas pasien yang lengkap,

riwayat medis, riwayat social lingkungan dan riwayat pemakaian obat.

Data anamnesis terdiri atas beberapa kelompok data penting:3

Identitas pasien

Keluhan utama

Riwayat penyakit sekarang

Riwayat penyakit dahulu

Riwayat kesehatan keluarga

Riwayat pribadi, sosial-ekonomi-budaya

Riwayat medis – Sebuah riwayat medis digunakan untuk menilai risiko mengembangkan

insomnia dan untuk mengidentifikasi kemungkinan penyebab. Sejarah ini

mempertimbangkan banyak faktor:

- Masalah kesehatan yang baru atau sedang berlangsung (termasuk penyakit seperti arthritis)

- Nyeri luka

- Penggunaan suplemen, dan obat-obatan, termasuk kafein, tembakau, dan alkohol

- Perubahan kebiasaan kerja atau rekreasi (misalnya, perjalanan, rutinitas latihan, perubahan

shift di tempat kerja)

- Stres atau tekanan emosional lainnya.3

Page 8: Insomnia

Riwayat tidur – Riwayat tidur yang membantu menilai kebiasaan tidur. Sebuah diary tidur

atau sleep log sering digunakan untuk merekam kebiasaan tidur. Riwayat tidur juga

biasanya mencakup pertanyaan tentang gejala-gejala yang mungkin terkait dengan

insomnia. Dokter mungkin bertanya tentang berfungsi siang hari, kelelahan, gangguan

konsentrasi dan perhatian, tidur siang, dan gejala umum lain insomnia.2 Kebiasaan

dievaluasi dalam sejarah tidur adalah sebagai berikut:3

- Frekuensi dan durasi insomnia.

- Tidur dan waktu terbangun selama seminggu dan akhir pekan.

- Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk tertidur, seberapa sering terbangun di malam

hari terjadi, dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk tidur kembali.

- Apakah mendengkur dan sebagaimana keras dan apakah sering.

- Setiap gejala bangun terengah-engah atau merasa kehabisan napas.

- Kelelahan sepanjang hari

- Seberapa sering "tertidur" atau mengalami kesulitan untuk tetap terjaga selama tugas-tugas

rutin, terutama mengemudi.

- Khawatir tentang jatuh tertidur, tinggal tidur, atau mendapatkan cukup tidur

- Diet (cair dan padat)

- Obat-obatan yang dikonsumsi sebelum tidur

- Rutinitas menjelang saat tidur

- Tingkat kebisingan, pencahayaan, dan suhu

- Gangguan (misalnya, televisi)

Sebuah Sleep Log dapat membantu untuk diagnosa gangguan tidur. Cara tersbut adalah

cara yang paling efisien bagi pasien dan dokter untuk mengevaluasi pasien yang sulit tidur.

Setiap pasien yang mengalami gangguan medis gangguan tidur, diharapkan mempunya

sleep log. Kemungkinan besar, dokter akan meminta pasien untuk mengisi sleep log untuk

jangka waktu beberapa minggu; sudah menyelesaikannya log ini dapat mempercepat

diagnosis dan pengobatan. Kebanyakan ahli merekomendasikan untuk mempertahankan

sleep log selama 2-4 minggu berturut-turut. Sleep log tersebut diharapkan untuk dibawa ke

dokter atau spesialis tidur pada saat konsultasi.3

Page 9: Insomnia

Dari hasil anamnesis pada skenario ini, di dapatkan pasien laki-laki yang berumur

45 tahun mengalami sulit tidur. Pemeriksaan tanda-tanda vital normal. Dengan gejala-

gejala yang ditunjukkan dan dari hasil pemeriksaan fisik diduga bahwa anak tersebut

mengalami insomnia dengan beberapa prosedur pemeriksaan.

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan bertujuan untuk menyingkirkan masalah-masalah medis lainnya

yang mungkin menyebabkan insomnia. Anda juga mungkin perlu melakukan tes darah untuk

memeriksa jika adanya masalah tiroid atau kondisi lain yang dapat menyebabkan masalah tidur.3

1. Status mental

Deskripsi umum tentang:

Penampilan

Deskripsikan apa yang nampak: sikap, cara berpakaian, dandanan, postur tubuh, rambut,

jenggot, kumis, kebersihan diri, tampak lebih tua atau muda atau sesuai umurnya.

Kesadaran

Adakah terlihat terganggu, atau tidak tampak terganggu.

Perilaku dan aktivitas psikomotor

Dinilai selama sebelum,semasa dan sesudah wawancara.

Sikap terhadap pemeriksa

Menilai sikapnya adakah: kooperatif, indeferen, apatis, curiga, antisosial, bermusuhan,

pasif, aktif, ambivalen, tegang, seduktif, dan lain-lain.

Kualitas bicara

Menilai cara berbicara dan adakah terdapat gangguan bicara.4

Pemeriksaan Penunjang

- Pemeriksaan Laboratorium

Page 10: Insomnia

Tes darah digunakan untuk mendeteksi masalah tiroid atau kondisi lain yang dapat

menyebabkan masalah tidur.4

- Pemeriksaan Imaging

Tes diagnostik lainnya dapat dilakukan sebagai bagian dari evaluasi untuk insomnia,

meskipun mungkin tidak diperlukan pada semua pasien dengan insomnia.4

Polysomnography adalah pengujian yang dilakukan di pusat-pusat tidur jika kondisi

seperti sleep apnea yang diduga. Pada tes ini, orang akan diminta untuk menghabiskan malam

penuh di pusat tidur sambil di monitor denyut jantung, gelombang otak, respirations, gerakan,

kadar oksigen, dan parameter lain saat mereka sedang tidur. Data tersebut kemudian dianalisa

oleh dokter khusus terlatih untuk mendiagnosa atau mengesampingkan apnea tidur.4

Actigraphy adalah tes lain yang lebih objektif yang mungkin dilakukan dalam situasi

tertentu tetapi tidak secara rutin bagian dari evaluasi untuk insomnia. Actigraph adalah sebuah

detektor gerakan gerakan indera seseorang saat tidur dan terjaga. Hal ini dipakai mirip dengan

jam tangan selama berhari-hari ke minggu, dan data pergerakan dicatat dan dianalisa untuk

menentukan pola tidur dan gerakan. Tes ini mungkin berguna dalam kasus gangguan insomnia

primer, gangguan irama sirkadian, atau kesalahpahaman tidur negara.4

Diagnosa

Working Diagnosa

Definisi – insomnia adalah suatu kondisi tidur yang tidak memuaskan secara kuantitas

dan/atau kualitas, yang berlangsung untuk satu kurun waktu tertentu. Taraf penyimpanagan yang

sesungguhnya dari apa yang lazim dianggap sebagai tidur nrmal secara umum sebaiknya tidak

secara primer dianggap sebagai diagnosis insomnia, oleh karena beberapa individu (yang disebut

juga sebagai penidur singkat (short sleeper)) membutuhkan tidur hanya sedikit dan tidak

mengaggap dirinya menderita insomnia. Sebaliknya terdapat sejumlah orang yang sering

menderita insomnia karena kualitas tidur yang buruk, sedangkan kuantitas tidurnya seara

subjektif dan/atau objektif berada dalam batas-batas normal.5

Page 11: Insomnia

Diantara penderita insomnia, kesulitan masuk tidur adalah keluhan yang paling umum,

kemudian diikuti oleh sulit mempertahankan tidur dan bangun terlalu dini. Namun demikian,

biasanya pasien melaporkan kombinasi dari ketiga keluhan ini. Yang khas, insomnia

berkembang pada waktu terjadi peningkatan stres kehidupan dan cenderung lebih umum terdapat

pada wanita, orang yang lebih tua dan pada orang yang secara psikologis terganggu dan orang

yang sosioekonominya kurang beruntung. Jika insomnia dialami berulang-ulang, dapat

menigkatkan kekhawatiran tidak bisa tidur dan suatu preokupasi dengan segala konsekuensinya,

hal ini menimbulkan lingkaran kemelut yang tidak terselesaikan.5

Individu dengan insomnia, mengatakan dirinya merasa tegang, cemas, khawatir, atau

depresif pad asaat tidur, dan merasa seolah-olah pikirannya melayang-layang. Mereka biasanya

mengeluh tak cukup tidur, banyak masalah pribadi, gangguan kesehatan dan bahkan khawatir

menyebabkan kematian. Sering mereka mengatasinya dengan minum obat atau alkohol. Pada

waktu pagi mereka mengeluh lelah fisik dan mental, pada siang hari mereka secara khas merasa

depresif, cemas, tegang mudah tersinggung dan ada peokupasi dengan diri sendiri.5

Pada anak sering terasa adanya kesulitan tidur, padahal ia hanya mengalami kesulitan

dalam rutinitas tidur (jadi bukan pada gangguan tidur yangsebenarnya).5

Pedoman diagnostik. Berikut adalah gambaran klinis esensial untuk diagnosis pasti:5

- Keluhan sulit masuk tidur, mempertahankan tidur atau kualitas tidur yang buruk;

- Gangguan tidur terjadi minimal 3 kali dalam seminggu selama minimal sebulan;

- Adanya preokupasi akan tidak bisa tidur dan kekhawatiran berlebihan parihal akibatnya

pada malam dan sepanjang hari;

- Tidak puas secara kuantitas dan kualitas dari tidurnya, yang keduanya menyebabkan

berbagai gangguan dalam fungsi sosial atau pekerjaan.5

-

Klasifikasi Insomnia

Insomnia Primer

Page 12: Insomnia

Insomnia primer ini mempunyai faktor penyebab yang jelas. insomnia atau susah tidur ini

dapat mempengaruhi sekitar 3 dari 10 orang yang menderita insomnia. Pola tidur, kebiasaan

sebelum tidur dan lingkungan tempat tidur seringkali menjadi penyebab dari jenis insomnia

primerini.5

Insomnia Sekunder

Insomnia sekunder biasanya terjadi akibat efek dari hal lain, misalnya kondisi medis.

Masalah psikologi seperti perasaan bersedih, depresi dan dementia dapat menyebabkan

terjadinya insomnia sekunder ini pada 5 dari 10 orang. Selain itu masalah fisik seperti penyakit

arthritis, diabetes dan rasa nyeri juga dapat menyebabkan terjadinya insomnia sekunder ini dan

biasanya mempengaruhi 1 dari 10 orang yang menderita insomnia atau susah tidur. Insomnia

sekunder juga dapat disebabkan oleh efek samping dari obat-obatan yang diminum untuk suatu

penyakit tertentu, penggunaan obat-obatan yang terlarang ataupun penyalahgunaan alkohol.

Faktor ini dapat mempengaruhi 1-2 dari 10 orang yang menderita insomnia.5

Secara internasional insomnia masuk dalam 3 sistem diagnostik yaitu International code

of diagnosis (ICD) 10, Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM) IV dan

International Classification of Sleep Disorders (ISD).5

Dalam ICD 10, insomnia dibagi menjadi 2 yaitu:5

Organik

Non organik

- Dyssomnias (gangguan pada lama, kualitas dan waktu tidur)

- Parasomnias (ada episode abnormal yang muncul selama tidur seperti mimpu buruk,

berjalan sambil tidur, dll)

Dalam ICD 10 tidak dibedakan antara insomnia primer atau sekunder. Insomnia disini adalah

insomnia kronik yang sudah diderita paling sedikit 1 bulan dan sudah menyebabkan gangguan

fungsi dan sosial.5

Dalam DSM IV, gangguan tidur (insomnia) dibagi menjadi 4 tipe yaitu:5

1. Gangguan tidur yang berkorelasi dengan gangguan mental lain

2. Gangguan tidur yang disebabkan oleh kondisi medis umum

Page 13: Insomnia

3. Gangguan tidur yang diinduksi oleh bahan-bahan atau keadaan tertentu

4. Gangguan tidur primer (gangguan tidur tidak berhubungan sama sekali dengan kondisi mental,

penyakit, ataupun obat-obatan.) Gangguan ini menetap dan diderita minimal 1 bulan.

Berdasarkan International Classification of Sleep Disordes yang direvisi, insomnia

diklasifikasikan menjadi:5

a. Acute insomnia

b. Psychophysiologic insomnia

c. Paradoxical insomnia (sleep-state misperception)

d. Idiopathic insomnia

e. Insomnia due to mental disorder

f. Inadequate sleep hygiene

g. Behavioral insomnia of childhood

h. Insomnia due to drug or substance

i. Insomnia due to medical condition

j. Insomnia not due to substance or known physiologic condition, unspecified

(nonorganic)

k. Physiologic insomnia, unspecified (organic) .2

Differential Diagnosis

Tidur dan ritme sirkadian Disorder

Definisi :

Menggambarkan ritme sirkadian sekitar 24-jam siklus yang dihasilkan oleh suatu organisme.

Kebanyakan sistem fisiologis menunjukkan variasi sirkadian. Sistem dengan variasi yang paling

menonjol adalah siklus tidur-bangun, suhu, dan sistem endokrin. Gangguan ritme sirkadian

merupakan sekelompok gangguan tidur yang melibatkan kelainan dalam waktu dari siklus tidur-

bangun. Kelainan ini dapat dikategorikan menjadi 2 kelompok utama: gangguan sementara

(misalnya, jet lag; mengubah jadwal tidur karena bekerja, tanggung jawab sosial, penyakit) dan

Page 14: Insomnia

gangguan kronis. Kronis yang paling umum gangguan tidur ditunda-fase sindrom (DSPS),

lanjutan fase tidur-sindrom (ASPS), dan tidak teratur siklus tidur-bangun.7

Etiologi :

Fase tidur yang tertunda ritme sirkadian jenis gangguan tidur ditandai dengan keterlambatan

siklus tidur-bangun yang berhubungan dengan tuntutan masyarakat. Hal ini sering disebabkan

oleh stressor psikososial (peristiwa di lingkungan seseorang yang menyebabkan stres atau

ketidaknyamanan), terutama bagi remaja. Yang tertunda siklus tidur-bangun mengarah pada

kurang tidur kronis dan biasanya terlambat tidur jam. Individu dengan tipe ini sering mengalami

kesulitan mengubah pola tidur mereka untuk suatu lebih awal dan lebih dapat diterima secara

sosial waktu. Sebenarnya mereka tidur, setelah dimulai, adalah normal. Ini adalah waktu tidur

dan bangun mereka itu terus-menerus tertunda.

Jet lag ritme sirkadian jenis gangguan tidur yang dicirikan oleh gangguan yang timbul dari

ketidaksesuaian antara seseorang sirkadian siklus dan siklus yang dibutuhkan oleh zona waktu

yang berbeda, Semakin banyak zona waktu yang bepergian, semakin besar gangguan. Orang-

orang yang sering bepergian dan lintas banyak zona waktu ketika mereka melakukan perjalanan

yang paling rentan terhadap jenis ini.

Pergeseran jenis pekerjaan dari gangguan tidur ritme sirkadian dibedakan dengan gangguan

karena konflik antara seseorang siklus sirkadian endogen dan siklus yang dibutuhkan oleh kerja

shift. Individu yang bekerja shift malam sering mengalami masalah ini, terutama orang-orang

yang beralih ke jadwal tidur normal pada hari libur. Orang-orang yang bekerja shift berputar

pengalaman masalah ini karena perubahan jadwal tidur-bangun mereka alami. Gangguan yang

disebabkan oleh kerja shift mengakibatkan jadwal sirkadian tidak konsisten dan

ketidakmampuan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan secara konsisten.

Gejala :

Gejala umum ditemukan pada orang dengan gangguan ritme sirkadian terkait dengan tidur-

bangun siklus dapat mencakup sebagai berikut:

Page 15: Insomnia

Kesulitan memulai tidur

Kesulitan mempertahankan tidur

Nonrestorative tidur

Kantuk di siang hari

Miskin konsentrasi

Gangguan kinerja, termasuk penurunan kemampuan kognitif

Miskin koordinasi psikomotorik

Headaches

Kelainan Gastrointestinal

Sindroma Tidur Apneu

Definisi :

Tidur Apneu merupakan sekumpulan gangguan tidur yang serius, dimana penderita yang sedang

tidur berulang-ulang mengalami henti nafas (apneu) dalam waktu yang cukup lama sehingga

menyebabkan berkurangnya jumlah oksigen di dalam darah dan otak dan menyebabkan

bertambahnya jumlah karbondioksida.

Etiologi :

Terdapat 2 jenis tidur apneu:

1. Tidur apneu obstruktif, disebabkan oleh adanya penyumbatan di dalam tenggorokan

atau saluran udara bagian atas

2. Tidur apneu sentralis, disebabkan oleh adanya kelainan fungsi di dalam otak yang

mengatur pernafasan.

Pada tidur apneu obstruktif, kadang rendahnya oksigen dan tingginya karbondioksida yang

Page 16: Insomnia

berlangsung lama, bisa menyebabkan berkurangnya kepekaan otak terhadap kelainan tersebut,

sehingga terjadilah tidur apneu sentralis.

Tidur apneu obstruktif biasanya terjadi pada pria gemuk, terutama yang tidurnya

terlentang. Kelainan ini lebih jarang ditemukan pada wanita. Kegemukan, disertai dengan

penuaan jaringan tubuh dan faktor lainnya, kemungkinan menyebabkan menyempitnya saluran

udara bagian atas.

Gejala klinis :

Tanda-tanda dan gejala tidur obstruktif dan pusat apneas tumpang tindih, kadang-kadang

membuat tipe apnea tidur lebih sulit untuk menentukan. Tanda-tanda yang paling umum dan

gejala tidur obstruktif dan pusat apneas meliputi:

Kantuk di siang hari yang berlebihan (hipersomnia)

Keras mendengkur, yang biasanya lebih menonjol dalam apnea tidur obstruktif

Amati episode penghentian pernapasan saat tidur

Tiba-tiba terbangun disertai sesak napas, yang lebih mungkin apnea tidur menunjukkan

pusat

Terbangun dengan mulut kering atau sakit tenggorokan

Pagi sakit kepala

Kesulitan untuk tetap tidur (insomnia)

Etiologi

Insomnia dapat disebabkan oleh berbagai penyebab yang berbeda. Penyebab dapat dibagi

menjadi faktor situasional, kondisi medis atau psikiatris, atau gangguan tidur primer.

Insomnia juga dapat diklasifikasikan berdasarkan lama gejala yaitu, transient, jangka

pendek atau kronis. Insomnia transient biasanya berlangsung kurang dari tujuh hari,

insomnia jangka pendek biasanya berlangsung selama sekitar satu sampai tiga minggu, dan

Page 17: Insomnia

insomnia kronis berlangsung selama lebih dari tiga minggu. Banyak penyebab insomnia

transien dan jangka pendek adalah sama dan beberapa termasuk:3

- Jet lag

- Perubahan shift kerja

- Bisingan berlebihan atau tidak menyenangkan

- Suhu kamar yang kurang nyaman (terlalu panas atau terlalu dingin)

- Situasi Stres dalam kehidupan (persiapan ujian, kehilangan yang dicintai, perceraian,

pengangguran, atau perpisahan dengan seseorang)

- Adanya penyakit medis atau bedah akut; atau rawat inap

- Penarikan dari obat, alkohol, obat penenang, atau obat perangsang

Gejala fisik yang tidak terkendali (sakit, demam, masalah pernapasan, hidung tersumbat,

batuk, diare, dll) juga dapat menyebabkan seseorang untuk menderita insomnia.

Mengontrol gejala ini dan penyebab mereka dapat menghasilkan resolusi insomnia.6

Penyebab Insomnia kronis atau Jangka Panjang – Mayoritas penyebab insomnia kronis

atau jangka panjang biasanya dikaitkan dengan kondisi jiwa atau fisiologis yang mendasari

(medis).

Penyebab Psikologi Insomnia – Masalah yang paling umum yang dapat menyebabkan

insomnia meliputi: 6

- Cemas

- Depresi

- Stres (mental, emosional, situasional, dll)

- Skizofrenia, dan / atau

- Mania (gangguan bipolar)

Insomnia dapat merupakan indikator depresi. Banyak orang akan menderita insomnia

selama fase akut dari penyakit mental. Seperti yang disebutkan sebelumnya, depresi dan

kecemasan yang berkaitan erat dengan insomnia. Dari semua penyebab medis dan

psikologis sekunder insomnia lain, kecemasan dan depresi adalah yang paling umum.6

Page 18: Insomnia

Penyebab Fisiologis Insomnia – Penyebab fisiologis mulai dari gangguan ritme sirkadian

(gangguan jam biologis), ketidakseimbangan tidur-bangun, ke berbagai kondisi medis.

Berikut ini adalah kondisi medis yang paling umum yang memicu insomnia:3

- Sindrom sakit kronis

- Sindrom kelelahan kronis

- Gagal jantung kongestif

- Angina pada malam hari (nyeri dada) dari penyakit jantung

- Penyakit refluks asam (GERD)

- Penyakit paru obstruktif kronis (COPD)

- Nocturnal asma (asma dengan gejala pernapasan malam waktu)

- Obstructive sleep apnea

- Penyakit degeneratif, seperti penyakit Parkinson dan penyakit Alzheimer (Sering,

insomnia merupakan faktor penentu untuk penempatan panti jompo.)

- Tumor otak, stroke, atau trauma ke otak.

Epidemiologi

Insomnia adalah sangat umum dan terjadi pada 30% sampai 50% dari populasi umum. Sekitar

10% dari populasi menderita kronis (jangka panjang) insomnia. Insomnia mempengaruhi orang-

orang dari segala usia termasuk anak-anak, meskipun lebih sering terjadi pada orang dewasa dan

frekuensi meningkat dengan usia. Secara umum, perempuan lebih sering terkena daripada pria.

Penting untuk membuat perbedaan antara insomnia dan terminologi lain yang serupa; pendeknya

durasi tidur dan kurang tidur

Short durasi tidur mungkin saja normal dalam beberapa individu yang mungkin

memerlukan sedikit waktu untuk tidur siang hari tanpa merasa gangguan, gejala utama

dalam definisi insomnia.

Pada insomnia, cukup waktu dan kesempatan untuk tidur tersedia, sedangkan pada

kurang tidur, kurang tidur adalah karena kurangnya kesempatan atau waktu untuk tidur

karena sukarela atau sengaja menghindari tidur.7

Patofisiologi

Page 19: Insomnia

Insomnia adalah keadaan dimana Anda mulai mengeluh dengan sulitnya tidur di

malam hari, atau Anda sering terbangun di tengah malam. Banyak disebutkan bahwa

stress sering dikaitkan dengan insomnia. Stres menyebabkan insomnia. Setiap

permasalahan kehidupan yang manimpa pada diri seseorang (stresor psikososial) dapat

mengakibatkan gangguan fungsi/faal organ tubuh, reaksi yang dialami oleh tubuh ini

dikatakan stres Hal itu terjadi karena sistem saraf Anda sedang dipersiapkan untuk selalu

berpikir bahkan saat Anda sedang tidur. Saat stress terjadi tubuh akan berespon terhadap

stress tersebut. Hipotalamus-Pituitari- Aksis (HPA) adalah sekelompok sumbu yang

berperan dalam memberi respon terhadap stress, yang mana melibatkan otak hipofisis

dan kelenjar adrenal. Pertama, hipotalamus (bagian sentral otak) akan melepaskan

senyawa yang disebut corticotrophin releasing factor (CRF). CRF kemudian perjalanan

ke kelenjar hipofisis, di mana akan memicu pelepasan hormon, adrenocorticotrophic

(ACTH). ACTH dilepaskan ke dalam aliran darah dan menyebabkan korteks kelenjar

adrenal untuk melepaskan hormon stres, terutama kortisol, yang merupakan hormon

kortikosteroid. Kortisol meningkatkan ketersediaan pasokan bahan bakar tubuh

(karbohidrat, lemak, dan glukosa), yang diperlukan untuk merespon stres. Namun, jika

kadar kortisol tetap tinggi dalam jangka waktu terlalu lama, maka otot akan rusak,

terjadinya penurunan respons terhadap peradangan, dan penurunan sistem imun

(pertahanan) . Kortikosteroid juga dapat menyebabkan retensi cairan dan tekanan darah

tinggi. Oleh karena itu, penting bahwa respon terhadap kortikosteroid secara hati-hati

dikendalikan (dimodulasi). Kontrol ini biasanya dilakukan dengan mekanisme umpan

balik yang meningkatkan kadar kortisol makan kembali ke hipotalamus dan hipofisis

mematikan produksi ACTH. Selain itu, sangat tinggi tingkat kortisol dapat menyebabkan

depresi dan psikosis, yang menghilang ketika kembali ke tingkat normal.

Karena adanya hubungan ini dapat disimpulkan bahwa peningkatan stress akan

mendahului peningkatan insomnia. Bila Anda stress sistem yang dapat membuat Anda

seharusnya tertidur akan menjauh dari Anda. penyebab insomnia terkait erat dengan

lelah, konsentrasi terganggu, memori terganggu, sakit kepala, mudah marah dan

mengantuk di siang hari.7

Page 20: Insomnia

Pusat-pusat tidur di Otak

Irama tidur - jaga yang merupakan pola tingkah laku agaknya berhubungan

dengan interaksi di dalam sistim aktivasi reticular. Perangsangan daerah formasio

retikularis akan menyebabkan kondisi jaga/waspada pada hewan di laboratorium.

Sedangkan perusakan pada daerah itu menyebabkan hewan mengalami kondisi koma

menetap. Kita mengetahui bahwa sistim aktivas retikular bekerjanya diatur oleh kontrol

dan nukleus raphe dan locus coeruleus. Di mana sel-sel dan nucleus raphe mensekresi

serotonin dan locus coeruleus mensekresi epinephrine. Jika nukleus raphe dirusak atau

sekresinya dihambat, dapat menimbulkan kondisi tidak tidur/berkurangnya jam tidur pada

hewan percobaan yang mirip dengan kejadian insomnia. Sedangkan bila locus coeruleus

yang dirusak, akan terjadi penurunan atau hilangnya tidur REM, sedangkan tidur non

REM tak berubah. Sistim limbik, yang kita kenal sebagai pusat emosi, agaknya juga

berhubungan dengan kewaspadaan/jaga. Mungkin hal inilah yang menyebabkan mengapa

kondisi ansietas dan gangguan emosi lainnnya dapat mengganggu tidur, dan

menyebabkan insomnia.8

Meskipun efek insomnia dialami sebagian besar dalam tempo yang singkat,

beberapa orang baru menyadari setelah insomnia yang mereka derita parah. Oleh sebab

itu diperlukan informasi tentang insomnia secara detail. Berikut tipe insomnia:

Page 21: Insomnia

1. Transient insomnia

Durasi insomnia ini hanya satu atau beberapa hari. Biasanya disebabkan oleh stres baru,

situasi dramatis yang mengguncang hidup si penderita

Jika Anda mengalami insomnia sekilas, hanya beberapa hari, dipastikan Anda mengalami

jenis insomnia ini.

Kafein, rokok, dan obat-obatan tertentu dapat mengurangi insomnia jenis ini. Tapi

usahakan untuk menghindarinya karena menimbulkan kecanduan.

2. Short term insomnia

Jenis insomnia ini agak lama durasinya diibandingkan jenis yang pertama. Antara 1

hingga 3 minggu.

Untuk kaum perempuan, insomnia ini sering dialami ketika ada perubahan

hormonal di dalam tubuh mereka. Selama menstruasi, hormon progesteron mengalami

penurunan sehingga efek insomnia jenis ini akan timbul.

Insomnia ini juga dialami oleh mereka yang berada di pekerjaan yang menekan.Terlalu

terang ruang tidur Anda juga bisa menyebabkan short term insomnia. Hal ini dikarenakan

hormon melatonin yang dihasilkan oleh otak bagian tengah mengalami gangguan

3. Chronic insomnia

Jika Anda mengalami kesulitan tidur setiap hari dalam satu bulan atau lebih, bisa

dipastikan Anda mengalami jenis insomnia kronis. Seluruh kegiatan dan pekerjaan Anda

akan serta merta terganggu. Kesehatan si penderita juga akan turun drastis

4. Primary chronic insomnia

Insomnia ini terjadi ketika gejala yang ditunjukkan tidak sesuai dengan kondisi fisik dan

mental penderita

5. Secondary chronic insomnia

Kondisi ini dialami oleh mereka yang mengalami depresi dan kelaianan gangguan

emosional dan fisik.

Page 22: Insomnia

Dari data penelitian, 10% dari orang dewasa berpotensi mengalami insomnia jenis ini.8

Penatalaksanaan

Non Farmakologis

1. Pendekatan hubungan antara pasien dan dokter, tujuannya:

Untuk mencari penyebab dasarnya danpengobatan yang adekuat

Sangat efektif untuk pasien gangguan tidur kronik

o Untuk mencegah komplikasi sekunder yang diakibatkan oleh penggunaan obat

hipnotik,alkohol, gangguan mental

Untuk mengubah kebiasaan tidur yang jelek

2. Konseling dan Psikotherapi

Psikotherapi sangat membantu pada pasien dengan gangguan psikiatri seperti

(depressi, obsessi, kompulsi), gangguan tidur kronik. Dengan psikoterapi ini kita dapat

membantu mengatasi masalah-masalah gangguan tidur yang dihadapi oleh penderita

tanpa penggunaan obat hipnotik.

3. Sleep hygiene terdiri dari:

a. Tidur dan bangunlah secara reguler/kebiasaan

b. Hindari tidur pada siang hari/sambilan

c. Jangan mengkonsumsi kafein pada malam hari

d. Jangan menggunakan obat-obat stimulan seperti decongestan

e. Lakukan latihan/olahraga yang ringan sebelum tidur

f. Hindari makan pada saat mau tidur, tapi jangan tidur dengan perut

kosong

g. Segera bangun dari tempat bila tidak dapat tidur (15-30 menit)

h. Hindari rasa cemas atau frustasi

i. Buat suasana ruang tidur yang sejuk, sepi, aman dan enak6,8

Medikamentosa

Dalam mengobati gejala gangguan tidur, selain dilakukan pengobatan secara

kausal, juga dapat diberikan obat golongan sedatif hipnotik. Pada dasarnya semua obat

Page 23: Insomnia

yang mempunyai kemampuan hipnotik merupakan penekanan aktifitas dari reticular

activating system (ARAS) diotak. Hal tersebut didapatkan pada berbagai obat yang

menekan susunan saraf pusat, mulai dari obat anti anxietas dan beberapa obat anti depres.

Obat hipnotik selain penekanan aktivitas susunan saraf pusat yang dipaksakan dari proses

fisiologis, juga mempunyai efek kelemahan yang dirasakan efeknya pada hari berikutnya

(long acting) sehingga mengganggu aktifitas sehari-hari. Begitu pula bila pemakain obat

jangka panjang dapat menimbulkan over dosis dan ketergantungan obat.

Sebelum mempergunakan obat hipnotik, harus terlebih dahulu ditentukan jenis

gangguan tidur misalnya, apakah gangguan pada fase latensi panjang (NREM) gangguan

pendek, bangun terlalu dini, cemas sepanjang hari, kurang tidur pada malam hari, adanya

perubahan jadwal kerja/kegiatan atau akibat gangguan penyakit primernya. Walaupun

obat hipnotik tidak ditunjukkan dalam penggunaan gangguan tidur kronik, tapi dapat

dipergunakan hanya untuk sementara, sambil dicari penyebab yang mendasari. Dengan

pemakaian obat yang rasional, obat hipnotik hanya untuk mengkoreksi dari problema

gangguan tidur sedini mungkin tanpa menilai kondisi primernya dan harus berhati-hati

pada pemakaian obat hipnotik untuk jangka panjang karena akan menyebabkan

terselubungnya kondisi yang mendasarinya serta akan berlanjut tanpa penyelesaian yang

memuaskan.

Jadi yang terpenting dalam penggunaan obat hipnotik adalah mengidentifikasi dari

problem gangguan tidur sedini mungkin tanpa menilai kondisi primernya danharus

berhati-hati pada pemakain obat hipnotik untuk jangka panjang karena akan

menyebabkan terselubungnya kondisi yang mendasarinya serta akan berlanjut tanpa

penyelesaian yang memuaskan. Jadi yang terpenting dalam penggunaan obat hipnotik

adalah mengidentifikasi penyebab yang mendasarinya atau obat hipnotik adalah sebagai

pengobatan tambahan. Pemilihan obat hipnotik sebaiknya diberikan jenis obat yang

bereaksi cepat (short action) dgnmembatasi penggunaannya sependek mungkin yang

dapat mengembalikan pola tidur yang normal.

Lamanya pengobatan harus dibatasi 1-3 hari untuk transient insomnia, dan tidak

lebih dari 2 minggu untuk short term insomnia. Untuk long term insomnia dapat

dilakukan evaluasi kembali untuk mencari latar belakang penyebab gangguan tidur yang

Page 24: Insomnia

sebenarnya. Bila penggunaan jangka panjang sebaiknya obat tersebut dihentikan secara

berlahan-lahan untuk menghindarkan withdraw terapi.

Antara obat yang di gunakan utk pesakit insomnia adalah :

1. Benzodiazepines:

Merupakan obat golongan hinotik-sedatif. Efektif digunakan untuk mengobati masalah

tidur seperti berjalan dalam tidur dan malam teror. Namun, obat ini dapat menyebabkan

Anda merasa mengantuk pada siang hari dan juga dapat menyebabkan ketergantungan,

yang berarti anda dapat selalu perlu obat tidur

2. Non-Benzodiazepine

Yang termasuk golongan ini adalah seperti zolpidem, zaleplon, zopiclone dan

ecszopiclone. Obat-obat masih baru dalam golongan hipnotik-sedatif. Mekanisma

kerjanya hampir sama dengan golongan benzodiazepein yaitu bekerja pada resepto

GABA

3. Alkohol

Alkohol juga sering digunakan sebagai terapi pilihan individu untuk menginduksi tidur.

Namun, penggunaan alkohol akan menyebabkan insomnia. Pada penggunaan jangka

panjang akan disertai dengan pengurangan tidur REM

4. Antidepressants:

Beberapa antidepresan turut mengandungi efek sedatif yang kuat sebagi contoh

amitriptiline, doxepin, mirtazapin dan tradazon. Namun karena mempunyai jalur kerja

yang lebar, efek sampingnya meningkat. Insomnia adalah gejala umum dari depresi.

Dengan demikian, beberapa obat antidepresan, seperti trazodone (Desyrel), sangat efektif

dalam mengobati kesulitan tidur dan kecemasan yang disebabkan oleh depresi.

5. Melatonin

Hormon dan suplemen melatonin efektif pada beberapa tipe insomnia. Melatonin telah

digunakn dalam pil pembantu tidur, zopiclone. Manfaat dari melatonin adalah mampu

mengobati insomnia tanpa mengubah corak tidur seseorang dan.

Page 25: Insomnia

6. Antihistamin

Antihistamn difenhidramin digunakan meluas. Mereka umumnya bekerja baik, tetapi

dapat menyebabkan pusing keesokan harinya. Mereka cukup aman untuk dijual tanpa

resep. Namun, jika anda sedang mengambil obat lain yang juga mengandung

antihistamin, kelebihan dosis bisa terjadi.

7. Herbal

Bahan-bahan seperti valerian (untuk relaksasi otot), melatonin untuk gangguan irama

sirkadian seperti jet lag. Chamomile, dan kava kava (untuk mengurangi kecemasan)

banyak dipakai untuk terapi insomnia.9

Pencegahan

Lakukan kesibukan sepanjang hari atau olahraga ringan siang dan sore hari

Jangan minum kopi atau teh kental, terutama pada sore hari dan malam hari.

Usahakan makan malam harus kenyang agar badan cukup rileks untuk beristirahat

Minumlah segelas susu hangat atau susu campur madu sebelum tidur

Mandi dengan air hangat sebelum tidur dan jangan tidur siang

Jika Anda tetap tidak dapat tidur, cobalah meminum antihistamin seperti promethazine

atau dimenhydrinate setengah jam sebelum tidur. Obat-obatan ini kurang menyebabkan

ketagihan dibandingkan obat lain yang lebih keras

Bangun dan baca buku dan dengarkan musik yang bersifat menenangkan.10

Komplikasi

Page 26: Insomnia

Gangguan fungsi mental

Insomnia dapat mempengaruhi konsentrasi dan memori, dan dapat mempengaruhi

kemampuan seseorang untuk melakukan tugas-tugas sehari-hari.Beberapa ahli

melaporkan bahwa kurang tidur dalam mengganggu kemampuan otak untuk

memproses informasi. Dua sampai tiga jam tidur setiap malam selama satu minggu

terganggu secara signifikan kinerja dan suasana hati. Beberapa studi telah melaporkan

masalah dalam menghafal meskipun orang lain tidak menemukan perbedaan dalam

skor tes antara orang-orang dengan tidur sementara kerugian dan orang-orang dengan

penuh tidur.11

Kecelakaan

Insomnia membahayakan keselamatan publik dengan ikut untuk lalu lintas dan

kecelakaan industri. Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa kelelahan

memainkan peran utama dalam kecelakaan mobil dan mesin. Sebanyak 100.000

kecelakaan mobil, akuntansi untuk 1.500 kematian, yang disebabkan oleh kantuk.

Perkiraan pada kelelahan sebagai penyebab kecelakaan mobil berkisar antara 1%

menjadi 56%, tergantung pada studi.

Mortalitas Rates

Page 27: Insomnia

Orang-orang dengan insomnia tidak memiliki tingkat kematian tinggi, yang didukung

bukti-bukti sebelumnya. Orang-orang yang mengambil pil tidur memang memiliki

tingkat ketahanan hidup yang lebih rendah. Insomnia hampir tidak pernah mematikan

kecuali dalam kasus yang jarang terjadi, seperti kelainan genetik yang disebut

insomnia familial fatal. Penyakit otak degeneratif ini adalah progresif dan

mengembangkan individu intractable insomnia, yang akhirnya menjadi fatal.

Stres dan depresi

Perubahan sederhana dalam pola tidur terjaga dapat memiliki efek yang signifikan

pada mood seseorang. Persistent insomnia bahkan memprediksi pembangunan masa

depan gangguan emosional dalam beberapa kasus. Insomnia meningkatkan aktivitas

hormon dan jalur di otak yang menyebabkan stres, dan perubahan dalam pola tidur

telah terbukti secara signifikan mempengaruhi mood. Insomnia berkelanjutan mungkin

tanda kegelisahan dan depresi 10

Penyakit jantung

Satu studi melaporkan bahwa orang dengan insomnia kronis memiliki tanda-tanda

jantung dan aktivitas sistem saraf yang mungkin menempatkan mereka pada risiko

penyakit jantung.

Sakit kepala

Sakit kepala yang terjadi pada malam atau pagi-pagi mungkin berhubungan dengan

gangguan tidur.

Prognosis

Page 28: Insomnia

Insomnia tidak diobati berpotensi konsekuensi serius, termasuk meningkatnya risiko kecelakaan

kendaraan bermotor, gangguan kinerja sekolah atau pekerjaan, dan tingginya tingkat

ketidakhadiran kerja. Untungnya, insomnia dapat dirawat dengan sangat efektif pada

kebanyakan pasien. Perawatan menggunakan kombinasi pendekatan biasanya paling efektif.

Pasien yang telah insomnia sekali adalah pada peningkatan risiko berulang insomnia

Untuk insomnia jangka pendek, prognosis sangat baik. Untuk pertama insomnia kronis yang

mendasari faktor penyebab perlu diidentifikasi. Pasien juga perlu didukung dengan

hypnotik dan terapi perilaku. Insomnia yang resisten, sulit untuk ditangani, dapat secara bertahap

diatasi dengan ketekunan dan kesabaran. Bentuk terapi perilaku poros dari manajemen insomnia

seperti ini akan membantu untuk mengubah atau memperkuat pola tidur.7

Kesimpulan

Pasien mengalami gejala tidak bisa tidur di malam hari dan rasa mengantuk di siang hari. Hasil

dari sasaran belajar telah di kaji berdasarkan pemeriksaan yang di jalankan kepada pasien, pasien

mengalami insomnia dan disertai stress akibat beban dari kegiatan sehariannya. Insomnia adalah

suatu gangguan tidur yang dialami oleh penderita dengan gejala-gejala selalu merasa letih dan

lelah sepanjang hari dan secara terus menerus (lebih dari sepuluh hari) mengalami kesulitan

untuk tidur atau selalu terbangun di tengah malam dan tidak dapat kembali tidur 9. Penyebab

insomnia yang utama adalah adanya permasalahan emosional, kognitif, dan fisiologis.

Page 29: Insomnia

DAFTAR PUSTAKA

1. Maramis WF. Gangguan tidur. Dalam: Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga

University Press; 1994; hal. 102-3.

2. Kaplan, H.I, Sadock BJ. 2010. Kaplan dan Sadock Sinopsis Psikiatri. Ed: Wiguna, I

Made. Tangerang: Bina Rupa Aksara Publisher .h.221-6.

3. Sateia M, Carskadon MA. Insomnia. Dalam: Sleep Medicine. Philadelphia: Hanley &

Belfus Inc.;2002. Hal 153-9.

4. Anonim. Gangguan tidur nonorganik. Dalam: Pedoman Penggolongan dan Diagnosis

Gangguan Jiwa di Indonesia III. Jakarta: Departemen Kesehatan; 1993; hal. 236-9.

5. Tomb, David A. 2004. Buku Saku Psikiatri Ed 6. Jakarta: EGC.h.334-6.

6. Sudoyo. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen

Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.Jakarta.EGC.h.34-7.

7. Fauci, Braunwald., Kasper., Hauser., Longo., Jameson., Loscalzo. 2008. Harrison's

Principles of Internal Medicine 17th Edition.Vol II. United States of America: McGraw’s

Hill. pp: 2711-2723

8. Priguna Sidharta. Gangguan tidur. Neurologi klinis dalam praktek umum.Indonesia :

Dian rakyat.2009: 178-198

9. Goodman and Gilmans. The Pharmacological basis of therapeutics. 11th ed, 2005: 361-

398

10. Hughes JR. EEG in clinical practice. 3rd ed, 2004: 55-104

11. Rusdi Maslim. Diagnosis gangguan jiwa.PPDGJ-III.2001:79-96