indonesian economic review and outlook -...

32
Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada Macroeconomic Dashboard Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada INDONESIAN ECONOMIC REVIEW AND OUTLOOK NO.3 /TAHUN V/SEPTEMBER 2016

Upload: lenhi

Post on 14-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: INDONESIAN ECONOMIC REVIEW AND OUTLOOK - …macroeconomicdashboard.feb.ugm.ac.id/wp-content/uploads/... · 2017-02-10 · E.Neraca Pembayaran Indonesia ... Perdagangan Besar dan Eceran,

iMacroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada iMacroeconomic DashboardFakultas Ekonomika dan BisnisUniversitas Gadjah Mada

INDONESIAN ECONOMICREVIEW AND OUTLOOK

NO.3 /TAHUN V/SEPTEMBER 2016

Page 2: INDONESIAN ECONOMIC REVIEW AND OUTLOOK - …macroeconomicdashboard.feb.ugm.ac.id/wp-content/uploads/... · 2017-02-10 · E.Neraca Pembayaran Indonesia ... Perdagangan Besar dan Eceran,

Kata Pengantar

Selamat membaca

Muhammad Edhie PurnawanHead of Researcher

Macroeconomic Dashboard

Selamat datang di IERO edisi ke -3 tahun 2016. Kali ini, kami mengangkat tema Risks from Deutsche Bank and Donald Trump. Isu ini kami pilih seiring dengan mencuatnya kasus Deutsche Bank dan rilisnya hasil pemilihan umum di AS yang menjadikan Donald Trump sebagai presiden negeri Paman Sam berikutnya.

IERO terbagi ke dalam sepuluh bagian. Pada bagian pertama hingga bagian keenam akan disajikan review perekonomian Indonesia dalam tiga bulan terakhir. Pada bagian ketujuh akan membahas perkembangan ekonomi global dan perkembangan komoditas. Pada bagian kedelapan, redaksi akan menyajikan sebuah artikel opini yakni “Kasus Deutsche Bank dan Risiko Spillover Sistem Keuangan”. Pada bagian kesembilan dan kesepuluh, redaksi akan membahas proyeksi dan prospek

perekonomian Indonesia. Secara khusus, dalam proyeksi ekonomi akan menyajikan GAMA Leading Economic Indicator (GAMA LEI), yang merupakan instrumen proyeksi perekonomian satu kuartal ke depan yang dikembangkan secara autentik oleh tim Macroeconomic Dashboard. GAMA LEI masih terus mengalami penyerpurnaan seiring waktu.

Akhir kata, kami berharap hasil analisis kami dapat memberi manfaat dan menjadi opini alternatif untuk para pengambil kebijakan, praktisi bisnis, peneliti akademisi mahasiswa dan masyarakat secara umum.

Page 3: INDONESIAN ECONOMIC REVIEW AND OUTLOOK - …macroeconomicdashboard.feb.ugm.ac.id/wp-content/uploads/... · 2017-02-10 · E.Neraca Pembayaran Indonesia ... Perdagangan Besar dan Eceran,

iiiMacroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada iiiMacroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada

DAFTAR ISI

1

335

667

8

1111

131314

1515

17

1718

19

19

20

2121

24

Ringkasan Eksekutif..................................................................................................................................................

A.Perkembangan Perekonomian dan Fiskal................................................................................................. 1.Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Meningkat................................................................................ 2.Adanya Revisi Pendapatan dan Pengeluaran Negara pada APBNP-2016............................

B.Pasar Finansial dan Sektor Moneter............................................................................................................. 1.Kenaikan cadangan devisa kembali memperkokoh nilai tukar rupiah.................................. 2.Pasar Saham Kembali Mengalami Penguatan................................................................................. 3.Utang Luar Negeri Indonesia Meningkat, Utang Swasta Menurun, Indikator Sustainabilitas Utang Memburuk, Persepsi Risiko SBN Menurun..........................................

C.Sektor Perbankan................................................................................................................................................... 1.Sistem Perbankan Indonesia secara keseluruhan berada dalam kondisi stabil.................

D. Inflasi dan Ketenagakerjaan........................................................................................................................... 1.InflasiTahunanperSeptember2016naik...................................................................................... 2.Kondisi Ketenagakerjaan Indonesia Membaik...............................................................................

E.Neraca Pembayaran Indonesia........................................................................................................................ Neraca Pembayaran Indonesia mengalami penambahan surplus.............................................

F.Indikator Krisis......................................................................................................................................................... 1.Tekanan pada pasar valuta asing berkurang dikarenakan apresiasi nilai tukar rupiah dan meningkatnya cadangan devisa.................................................................................................. 2.Indeks Tekanan Perbankan.....................................................................................................................

G.Perkembangan Ekonomi Global dan Pasar Komoditas...................................................................... 1.Pertumbuhan Ekonomi baik negara maju dan berkembang mengalami peningkatan.................................................................................................................................................

H.GAMA Leading Economic Indicator (GAMA LEI)..................................................................................

I.Isu Terkini.................................................................................................................................................................... Kasus Deutsche Bank dan Risiko Spillover Sistem Keuangan..............................................

J.ECONOMIC OUTLOOK..........................................................................................................................................

Page 4: INDONESIAN ECONOMIC REVIEW AND OUTLOOK - …macroeconomicdashboard.feb.ugm.ac.id/wp-content/uploads/... · 2017-02-10 · E.Neraca Pembayaran Indonesia ... Perdagangan Besar dan Eceran,

Indonesian Economic Review and Outlookiv

DAFTAR ISTILAHAPBN

APBNP

BIBOPO

BPDBPIbps

BUSNCARCDS

DJPPR

DPKDSRECB

EMPIEYI

FOMCFSI

GAIKINDO

GAMA LEI

IBPAICP

IDMAIDR

IGB CPI

IHSGIKKIPRITBITK

JIBORJISDOR

KKKMKLARLDR

LNPRT

LPSMigasm-t-m

NABNDFNIM

NPINPLOISOJK

OPEC

PDBPMTBPNBP

ppPUABq-t-q

RAPBN

REERRHSROA

SBISBNSPN

TPAKTPTULNUSD

y-o-yy-t-d

Anggaran Pendapatan dan Belanja NegaraAnggaran Pendapatan dan Belanja Negara PerubahanBank IndonesiaBiaya Operasional terhadap Pendapatan OperasionalBank Pembangunan DaerahBanking Pressure Indexbasis pointsBank Umum Swasta NasionalCapital Adequacy RatioCredit Default SwapDirektorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan RisikoDana Pihak KetigaDebt-Service RatioEuropean Central BankExchange Market Pressure IndexEffective Yield IndexFederal Open Market CommitteeFinancial Stability IndexGabungan Industri Kendaraan Bermotor IndonesiaGadjah Mada Leading Economic IndicatorIndonesian Bond Pricing AgencyIndonesia Crude PriceInter Dealer Market AgencyIndonesian RupiahIndonesian Global Bond Clean Price IndexIndeks Harga Saham GabunganIndeks Keyakinan KonsumenIndeks Penjualan RiilIndeks Tendensi BisnisIndeks Tendensi KonsumenJakartaInterbankOfferRateJakarta Interbank Spot Dollar RateKredit KonsumsiKredit Modal KerjaLiquidity Assets RatioLoan to Deposit RatioLembagaNon-profitPembantuRumahTanggaLembaga Penjamin SimpananMinyak dan gasmonth to monthNilai Aktiva BersihNondeliverable ForwardNet Interest Income

Neraca Pembayaran IndonesiaNonperforming LoanOvernight Indexed SwapOtoritas Jasa KeuanganOrganization of The Petroleum Exporting CountriesProduk Domestik BrutoPembentukan Modal Total BrutoPenerimaan Negara Bukan Pajakpercentage pointPasar Uang Antar Bankquarter to quarterRancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja NegaraReal Effective Exchange RateRight Hand Side (Sumbu vertikal kanan)Return On AssetSertifikatBankIndonesiaSurat Berharga NegaraSurat Perbendaharaan NegaraTingkat Partisipasi Angkatan KerjaTingkat Pengangguran TerbukaUtang Luar NegeriUnited States Dollaryear on yearyear to date

Page 5: INDONESIAN ECONOMIC REVIEW AND OUTLOOK - …macroeconomicdashboard.feb.ugm.ac.id/wp-content/uploads/... · 2017-02-10 · E.Neraca Pembayaran Indonesia ... Perdagangan Besar dan Eceran,

1Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada

RINGKASAN EKSEKUTIFPertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2016 tercatat sebesar 5,18 persen y-t-y, nilai ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada kuartal II-2016 (4,92 persen, atau lebih rendah 0,26 percentage points). Sektor jasa masih menjadi pendorong utama pertumbuhan pada kuartal II-2016, dengan pertumbuhan 5,94 persen y-t-y. Dari sisi pengeluaran, pada kuartal II-2016 konsumsi LembagaNon-ProfityangMelayaniRumahTangga(LNPRT) tumbuhpalingtinggiyaitusebesar6,72 persen.

Darisegifiskal,RAPBN2017telahdirilisolehpemerintah.PadaRAPBNinidiasumsikanpertumbuhanekonomi berada pada 5,1 persen, lebih rendah dibandingkan asumsi pada APBNP 2016. Selain itu Pendapatan Negara serta Belanja Negara juga diasumsikan lebih rendah dibandingkan pada APBNP 2016, masing-masing sebesar Rp1.737 triliun (lebih rendah Rp 49 triliun) dan Rp2.070 triliun (lebihrendahRp12,4triliun).Denganskemabelanjainipemerintahmenargetkandefisitsebesar2,41persenterhadapPDB—besarandefisitinilebihtinggidibandingkanpadaAPBNP2016.

Di pasar uang, tekanan terhadap rupiah menurun. Pada akhir September 2016 rupiah berada pada level Rp 12.998 per dollar AS (terapresiasi 2,3 persen m-t-m dan 0,99 persen q-t-q). Real Effective Exchange Rate (REER) juga menunjukkan pengutan rupiah terhadap kelompok mata uang lainnya. Pada September 2016 lalu nilai indeks REER tercatat sebesar 108,17 poin, nilai ini lebih tinggi dibandingkan rata-rata jangka panjangnya (105,94 poin).

Utang luar negeri Indonesia meningkat menjadi USD 324,20 miliar pada Juli 2016. Nilai ini meningkat baik secara m-t-m maupun y-t-y, masing-masing sebesar 0,13 persen dan 6,39 persen. Peningkatan utang luar negeri ini dipicu oleh peningkatan utang pemerintah dan bank sentral (meningkat 19,24 persen y-o-y dan 0,73 m-t-m). Persepsi risiko utang Indonesia mengalami trend penurunan yang dapat dilihat melalui yield SBN.

TingkatinflasipadaakhirkuartalIII-2016beradapada3,07perseny-o-y lebih tinggi 2,79 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Membaiknya pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2016 menjadi salah satupemicu kenaikan ini. Selain itudeflasi hargadiatur pemerintah yangmakinmengeciljugaturutambilandildalamkenaikaninflasi.

Tingkat pengangguran Indonesia mengalami penurunan. Pada Februari 2016 tingkat pengangguran terbuka berada pada level 7,02 persen, lebih rendah dibandingkan periode amatan sebelumnya (Agustus 2015; 6,15 persen atau turun 0,54 pp). Jumlah penduduk bekerja juga mengalami peningkatan dari 114,8 juta orang pada Agustus 2015 menjadi 120,65 juta orang. Sektor agrikultur masih menjadi sektor dominan dalam penyerapan tenaga kerja, dengan 38,3 persen jumlah tenaga kerja diserap oleh sektor agrikultur.

NeracaPembayaranIndonesia(NPI)padakuartalII-2016mengalamisurplussetelahdefisitpadakuartal I-2015. Pada kuartal II-2016 NPI mengalami surplus sebesar USD 2,2 miliar atau lebih tinggi 2448,74 persen dibandingkan kuartal I-2016. Peningkatan pada Neraca Tranksaksi Modal dan Finansial—naik 60,86 persen q-t-q—merupakan salah satu motor surplus NPI.

Indikator krisis pada pasar valas yaitu Exchange Market Pressure Index (EMPI) menunjukkan berkuarangnya tekanan pada perekonomian Indonesia. Pada September lalu nilai indeks EMPI

Page 6: INDONESIAN ECONOMIC REVIEW AND OUTLOOK - …macroeconomicdashboard.feb.ugm.ac.id/wp-content/uploads/... · 2017-02-10 · E.Neraca Pembayaran Indonesia ... Perdagangan Besar dan Eceran,

Indonesian Economic Review and Outlook2

berada pada 31,74 poin, nilai ini berada sangat jauh dari ambang batas pertama (63,67 poin), sehingga dapat disimpulkan tekanan terhadap valuta asing berkurang. Disisi lain indikator krisis pada sektor perbankan yaitu Banking Pressure Index (BPI) menunjukkan masih tingginya tekanan pada sektor perbankan.

IERO kali ini memprediksikan kecenderungan penurunan siklus perekonomian (PDB) Indonesia. Kinerja ekspor yang masih melemah, perekonomian global yang semakin tidak pasti serta tidak adanya faktor-faktor musiman pendorong diduga menjadi penyebab penurunan laju pertumbuhan global. Berdasarkan pendapat para ekonom dan analis Tim Macroeconomics Dashboard memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2016 akan mengalami penurunan.

Page 7: INDONESIAN ECONOMIC REVIEW AND OUTLOOK - …macroeconomicdashboard.feb.ugm.ac.id/wp-content/uploads/... · 2017-02-10 · E.Neraca Pembayaran Indonesia ... Perdagangan Besar dan Eceran,

3Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada

A. PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAN FISKAL1. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Meningkat

Gambar 1 Pertumbuhan PDB atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha, 2013 – 2016 Pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2016 meningkat

Catatan:

Sektor Primer: (1) Pertanian Kehutanan dan Perikanan; (2) Pertambangan dan Penggalian

Sektor Industri: Industri PengolahanSektor Jasa: (1) Pengadaan Listrik dan Gas; (2) Pengadaan Air, Pengelolaan

Sampah, Limbah dan Daur Ulang; (3) Konstruksi; (4) Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor; (5) Transportasi dan Pergudangan; (6) Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum; (7) Informasi dan Komunikasi; (8) Jasa Keuangan dan Asuransi; (9) Real Estat; (10) Jasa Perusahaan; (11) Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib; (12) Jasa Pendidikan; (13) Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial; (14) Jasa Lainnya.

Sumber: BPS dan CEIC (2016)

Pertumbuhan PDB Indonesia pada kuartal-II 2016 meningkat ke 5,18 persen secara year on year dibandingkan dengan kuartal sebelumnya (4,92 persen). Begitu juga bila dibandingkan dengan kuartal yang sama di tahun sebelumnya, di mana pertumbuhan PDB riil Indonesia meningkat 0,51 persen ke 5,18 persen dari semula 4,67 persen di kuartal-II 2015. Dilihat dari sisi produksi, pertumbuhan terjadi hampir di semua sektor, kecuali sektor jasa. Di kuartal ini, pertumbuhan sektor jasa melambat dari 6,27 persen pada kuartal-I 2016 menjadi 5,94 persen. Sementara itu, pertumbuhan tertinggi masih terjadi sektor primer dengan kenaikan 1,46 percentage point dari 1,77 persen (kuartal-I 2016) ke 3,23 persen (kuartal-II 2016).

Gambar 2 Pertumbuhan PDB atas Dasar Harga Konstan Menurut Pengeluaran, 2013 – 2016 Pos pengeluaran belanja LNPRT tumbuh tertinggi di kuartal-II 2016

Sumber: BPS dan CEIC (2016)

Dilihat dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi di pos pengeluaran konsumsi LNPRT dengan pertumbuhan sebesar 6,72 persen secara year on year. Meski begitu, pertumbuhan pos pengeluaran konsumsi LNPRT melambat bila dibandingkan dengan kuartal sebelumnya ketika pertumbuhan konsumsi LNPRT tercatat mencapai 8,32 persen. Di sisi lain, bila dibandingkan dengan kuartal yang sama di tahun sebelumnya, pertumbuhan konsumsi LNPRT naik pesat dan berbalik dari gerak kontraktif (-7,99 persen secara year on year). Konsumsipemerintahmeningkatsignifikan(3,34pp) dari semula 2,94 persen pada Kuartal-I 2016 menjadi 6,28 persen. Seluruh pos pengeluaran terlihat mengalami perbaikan dibanding kuartal sebelumnya, kecuali pos PMTB. Pos pengeluaran konsumsi rumah tangga, konsumsi LNPRT, dan konsumsi pemerintah semuanya mencatatkan peningkatan pertumbuhan. Pos impor dan ekspor menunjukkan pengurangan kontraksi masing-masing hingga 2,07 dan 0,8 persen. Keseimbangan neraca berjalan Indonesia turun dari 1,55 ke 0,28 persen secara y-o-y bila dibandingkan dengan akhir Kuartal-II 2016 silam, sekaligus menjadi yang paling rendah sejak awal tahun 2015.

Page 8: INDONESIAN ECONOMIC REVIEW AND OUTLOOK - …macroeconomicdashboard.feb.ugm.ac.id/wp-content/uploads/... · 2017-02-10 · E.Neraca Pembayaran Indonesia ... Perdagangan Besar dan Eceran,

Indonesian Economic Review and Outlook4

Gambar 3 IKK, IEK, IKE, 2011-2016 Kepercayaan konsumen Indonesia per September 2016 menurun

Sumber: Bank Indonesia dan CEIC (2016)

Keyakinan konsumen per akhir September 2016 menurun. IKK, IKE, dan IEK naik selama Agustus hingga September, masing-masing sebanyak 3,3; 1,2; dan 5,5 poin secara berturut-turut. Penurunan tertinggi terjadi pada Indeks Ekspektasi Konsumen dengan 5,5 poin. Pengaruhtekananinflasipascalebarandanmeningkatnyakebutuhan hidup setelah melewati masa awal tahun ajaran baru pada Agustus 2016 ikut mendorong turun ekspektasi ekonomi masyarakat. Turunnya IKK, IEK, dan IKE secara serentak merupakan hal yang hampir selalu terjadi pada penutupan ketiga setiap tahunnya, terutama dipicu oleh tekanan inflasi tengahtahun.Hanyasaja,padatahun ini,Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) ikut turun meskipun di tahun-tahun sebelumnya selalu naik di akhir kuartal ketiga. Ini merupakan salah satu dampak pelaksanaan pengampunan pajak atau tax amnesty yang menimbulkan konsekuensi berkurangnya daya beli masyarakat di tengah tahun.

Gambar 4 Indikator Penualan, 2011 – 2016Penualan motor dan penjualan semen menurun

Sumber: Astra International, GAIKINDO, Asosiasi Semen Indonesia

Menutup Kuartal-III 2016, seluruh indikator penjualan menurun kecuali penjualan mobil. Angka penjualan mobil tercatat meningkat 5,36 persen dibandingkan Agustus 2016, sementara angka penjualan motor dan semen masing-masing menurun 3,25 persen dan 5,99 persen. Bila dibandingkan September 2015, statistik penjualan September ini justru terlihat lebh baik, kecuali pada angka penjualan mobil yang terkontraksi hingga 7,83 persen.

Page 9: INDONESIAN ECONOMIC REVIEW AND OUTLOOK - …macroeconomicdashboard.feb.ugm.ac.id/wp-content/uploads/... · 2017-02-10 · E.Neraca Pembayaran Indonesia ... Perdagangan Besar dan Eceran,

5Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada

Perkembangan Perekonomian dan Fiskal

Tabel 1 Realisasi Indikator Makroekonomi 2015-2017Kondisi ekonomi global komponen asumsi makro RAPBN 2017

Indikator2015 2016 2017

APBNP Realisasi APBN APBNP RAPBNPertumbuhan Ekonomi (% y-o-y) 5,7 4,8 5,3 5,2 5,1Inflasi(%y-o-y) 5,0 3,4 4,7 4,0 4,0Tingkat Bunga SPN 3 bulan rata-rata (%) 6,2 6,0 5,5 5,5 5,3Nilai Tukar (IDR/USD) 12.500 13.392 13.900 13.500 13.300Harga Minyak Mentah Indonesia (USD/barrel) 60 49 50 40 45LiftingMinyak (Ribu barel per hari) 825 778 830 820 780.0LiftingGas Bumi (Ribu barel per hari) 1,221 1.195,4 1,155 1,150 1,150

Sumber: Kementerian Keuangan (2016)

Pada RAPBN 2017, pertumbuhan ekonomi diasumsikan sebesar 5,1 persen secara year on year—lebih rendah bila dibandingkan dengan APBNP tahun 2016 sebesar 5,2 persen. Asumsi pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah ini disebabkan masih adanya ketidakpastian ekonomi global, termasuk global slowdown yang dapat ikut mempengaruhi kinerja perekonomian domestik untuk tumbuh terbatas. Laju inflasi pada RAPBN 2017 beradapada kisaran 4 persen secara year on year—sama dengan lajuinflasipadaAPBNPtahun2016—ikutdipengaruhiolehadanyaupayapengendalianinflasiolehpemerintah.Nilaitukar rupiah diperkirakan akan menguat hingga ke level Rp13.300 dari semula berada di level Rp13.500 pada APBNP 2016.Menguatnyanilai tukar inidiharapkanakanterealisasidenganterusmasuknyaarusmodalkepasarfinansialdalam negeri yang distimulasi oleh manajemen risiko yang lebih baik. Harga minyak mentah diasumsikan menguat ke level 45 Dolar per barel dengan diturunkannya lifting minyakdengancukupsignifikankelevel780ribubarelperhari.Asumsi terakhir tidak terlepas dari masih rendahnya harga minyak mentah dunia, yang diproyeksikan akan mengalami peningkatan pada 2017.

Tabel 2 Ringkasan Realisasi APBNP 2015, Realisasi APBNP 2015, APBN & APBNP 2016, dan RAPBN 2017 (Triliun Rupiah)Rancangan anggaran 2017 lebih rendah dibandingkan dengan APBNP 2016

Uraian2015 2016 2017

APBNP Re a l i s a s i Unaudited APBN APBNP RAPBN

Pendapatan Negara 1,761.6 1,505.4 1,822.5 1,786.2 1,737.6Pendapatan dalam negeri 1,758.3 1,494.10 1,820.5 1,784.2 1,735.3Penerimaan Perpajakan 1,489.3 1,240.40 1,546.7 1,539.2 1,495.9Penerimaan Negara Bukan Pajak 269.1 253.70 273.8 245.1 240.4Penerimaan Hibah 3.3 11.3 2.0 2.0 1.4

Belanja Negara 1,984.1 1,797.9 2,095.7 2,082.9 2,070.5Belanja pemerintah pusat 1,319.5 1,174.5 1,325.6 1,306.7 1,310.4Transfer ke daerah dan dana desa 664.6 623.0 770.2 776.3 552.1

Surplus/(Defisit) anggaran -225.5 -292.2 -273.2 -296.7 -332.8%Surplus/(Defisit)terhadapPDB -1.90 -2.50 -2.20 -2.40 -2.41

Sumber: Kementerian Keuangan (2016)

Baik rancangan pendapatan maupun rancangan belanja pada RAPBN 2017. Target pendapatan negara pada Tahun Anggaran direncanakan lebih rendah dari target pendapatan pada APBNP tahun 2016—yakni hanya mencapai 1,737.6 triliun rupiah. Turunnya rancangan target pendapatan negara ini masih dilatarbelakangi oleh suasana melemahnya perekonomian global. Meski begitu, pemulihan secara bertahap negara-negara mitra dagang Indonesia mendorong optimisme tercapainya optimalisasi pendapatan pada 2017. Perpajakan sebagai sumber penerimaan utama ditargetkan Rp1,495.9 triliun—menurun 2,8 persen bila dibandingkan dengan target penerimaan pajak pada APBNP 2016. Turunnya penerimaan pajak ini tidak lepas dari masih melemahnya harga-harga komoditas di pasar global. Di sisi lain, PNBP sebesar 240,4 triliun rupiah dan penerimaan hibah 1,4 triliun rupiah.

2. Adanya Revisi Pendapatan dan Pengeluaran Negara pada APBNP-2016

Page 10: INDONESIAN ECONOMIC REVIEW AND OUTLOOK - …macroeconomicdashboard.feb.ugm.ac.id/wp-content/uploads/... · 2017-02-10 · E.Neraca Pembayaran Indonesia ... Perdagangan Besar dan Eceran,

Indonesian Economic Review and Outlook6

B. Pasar Finansial dan Sektor Moneter

1.Kenaikan cadangan devisa kembali memperkokoh nilai tukar rupiah

Gambar 5 Kurs Rupiah terhadap Dolar AS*, Sepember 2011 – September 2016Rupiah terus menguat seiring dengan membaiknya risiko eksternal

Catatan: * = mulai Mei 2013, data kurs menggunakan JISDOR Bank IndonesiaSumber: Bank Indonesia dan CEIC (2016, diolah)

Kurs rupiah terhadap dollar AS pada September 2016 merupakan yang terkuat sejak 2015. Pada September 2016, kurs rupiah terhadap dollar AS berada pada level Rp12.998/US$. Rupiah terapresiasi 2,27 persen dibandingkan pada bulan Agustus 2016. Apabila dibandingkan dengan kuartal I-2016 (Juni 2016), rupiah terapresiasi sebesar 1,38 persen. Terakhir kali rupiah berada di posisi terkuatnya adalah pada April 2015 yang menyentuh angka Rp12.937/US$. Semenjak awal tahun 2016 terdapat tendensi penguatan pada nilai rupiah. Program pengampunan pajak (tax amnesty) dan pulangnya dana-dana asing dari luar negeri menjadi salah satu penyebab apresiasi rupiah terhadap dollar AS. Selain itu terdapat pula beberapa faktor eksternal seperti melemahnya pertumbuhan ekonomi AS (pada kuartal II-2016 perekonomian AS tumbuh 1,28 persen atau 0,29 pp lebih rendah q-t-q) yang membuat probabilitas kenaikan fed-fund rate mengecil.

Gambar 6 Real Effective Exchange Rate, 2011 – 2016Secara umum, nilai rupiah mengalami apresiasi hingga overvalued

Sumber: Bank Indonesia dan CEIC (2016, diolah)

Rupiah kembali terapresiasi terhadap mata uang negara-negara lainnya. Pada September 2016, indeks Real Effective Exchange Rate berada pada level 108,17 nilai indeks. Angka tersebut lebih tinggi dari nilai rata-rata jangka panjangnya yaitu 105,94 poin, atau overvalued sebesar 2,1 persen. Overvalued rupiah pada bulan September 2016 tercatat lebih besar dibandingkan kuartal II-2016 (pada kuartal II-2016 REER rupiah tercatat overvalued sebesar 0,43 persen). Hal ini memiliki implikasi bahwa nilai tukar riil rupiah efektif terhadap negara-negara rekan dagang makin menjauh dari rata-rata jangka panjangnya.

Page 11: INDONESIAN ECONOMIC REVIEW AND OUTLOOK - …macroeconomicdashboard.feb.ugm.ac.id/wp-content/uploads/... · 2017-02-10 · E.Neraca Pembayaran Indonesia ... Perdagangan Besar dan Eceran,

7Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada

2. Pasar Saham Kembali Mengalami Penguatan

Gambar 7 Cadangan Devisa, September 2011 – September 2016Cadangan devisa mengalami kenaikan

Sumber: Bank Indonesia dan CEIC (2016)

Gambar 8 Pergerakan IHSG September 2011 – September 2016IHSG terus mengalami penguatan

Sumber: CEIC (2016, diolah)

Gambar 9 Nilai Kapitalisasi Pasar Saham dan Pembelian Neto Asing September 2011 – September 2016

Sumber: CEIC, Bloomberg (2016, diolah)

Cadangan devisa Indonesia mengalami peningkatan. Pada September 2016, cadangan devisa Indonesia tercatat pada US$ 115,67 miliar, nilai ini tercatat 1,88 persen lebih tinggi dibandingkan bulan lalu. Apabila dibandingkan dengan kuartal lalu (Juni 2016) maka cadangan devisa ini lebih tinggi 5,35 persen. Bahkan posisi cadangan devisa pada September 2016 merupakan posisi tertinggi selama periode amatan (September 2011-September 2016) Masuknya dana-dana lewat program pengampunan pajak (tax amnesty) yang disusun oleh pemerintah menjadi salah satu penyebab naiknya cadangan devisa Indonesia. Besaran cadangan devisa per September 2016 ini dapat membiayai 8,5 bulan impor dan utang pemerintah, lebih tinggi dari standar kecukupuan internasional yakni 3 bulan.

Sejak Oktober 2015 hingga September 2016, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus menunjukkan tren pergerakan yang positif. Pada bulan September 2016, IHSG berada pada tingkat 5.364 poin, menguat 6,9 persen dari Juni 2016 atau 27,01 persen secara y-o-y. Sementara itu, nilai kapitalisasi pasar saham pada September 2016 tercatat Rp5.799 triliun rupiah, naik 7,6 persen dibanding Juni 2016 atau meningkat 32,5 persen dibandingkan September tahun sebelumnya. Investor asal asing melakukan pembelian neto yang cukup besar mulai Juni 2016 menyusul pemberlakuan kebijakan tax amnesty yang direspon positif. Pada Agustus 2016, investor asing membukukan pembelian neto sebesar Rp12.866 miliar, jumlah terbesar sejak 2 tahun terakhir. Sedangkan pada bulan September 2016, investor asing kembali melakukan jual neto sebesar Rp3,29 triliun diiringi pelemahan IHSG sebesar 0,40 persen. Aksi jual investor tersebut didorong melemahnya bursa Asia pada beberapa minggu terakhir September 2016 dan keragu-raguan pasar menyongsong keputusan rapat FOMC mengenai kenaikan suku bunga acuan The Fed.

Page 12: INDONESIAN ECONOMIC REVIEW AND OUTLOOK - …macroeconomicdashboard.feb.ugm.ac.id/wp-content/uploads/... · 2017-02-10 · E.Neraca Pembayaran Indonesia ... Perdagangan Besar dan Eceran,

Indonesian Economic Review and Outlook8

3. Utang Luar Negeri Indonesia Meningkat, Utang Swasta Menurun, Indikator Sustainabilitas Utang Memburuk, Persepsi Risiko SBN Menurun

Gambar 10 Utang luar negeri Indonesia Juli 2011 – Juli 2016**Utang luar negeri pemerintah meningkat

Sumber : Bank Indonesia (2016)

Jumlah total utang luar negeri (ULN) pada Juli 2016 sebesar US$324.203 juta, meningkat 0,13 persen m-t-m atau 6,39 persen y-o-y, dengan kenaikan ULN pemerintah yang signifikan. ULN pemerintah naik sebesar 19,24 persen y-o-y atau 0,73 persen m-t-m. Kenaikan ULN pemerintah ini untuk memenuhi target pinjaman luar negeri neto pemerintah pada bagian pembiayaan APBN-P 2016 yang sebesar negatif Rp2,5 triliun. Nilai pinjaman neto tersebut lebih besar daripada nilai pinjaman luar negeri neto APBN 2015 yang sebesar negatif Rp23,8 triliun. Target penerimaan ULN pemerintah pada tahun 2016 yang lebih tinggi daripada tahun sebelumnya menyebabkan pemerintah harus meningkatkan jumlah pinjaman luar negerinya.

Utang luar negeri swasta adalah sebesar US$164.503 juta, menurun 3,35 persen y-o-y atau 0,35 persen m-t-m. Sejak kuartal I 2016, swasta lebih banyak melakukan pembayaran ULN daripada melakukan peminjaman ULN baru. Lemahnya permintaan dan harga komoditas global mendorong penurunan penarikan pinjaman oleh perusahaan sektor industri pengolahan, pertambangan, dan keuangan. Walaupun volumenya menurun, pangsa utang luar negeri swasta yang sebesar 51 persen masih lebih besar daripada utang luar negeri sektor publik.

Gambar 11 Utang Luar Negeri Indonesia berdasarkan Jangka Waktunya (Remaining Maturity) Juli 2011 – Juli 2016**Utang luar negeri jangka panjang masih mendominasi

Sumber: Bank Indonesia (2016)

Utang luar negeri Indonesia masih didominasi oleh utang luar negeri (ULN) jangka panjang dengan pangsa sebesar 82 persen dari keseluruhan ULN Indonesia. Persentase tersebut masih sama dengan pangsa ULN jangka panjang tahun sebelumnya. Swasta masih mendominasi ULN baik jangka panjang maupun jangka pendek walaupun pangsanya menurun dibandingkan pangsa tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan penurunan penarikan utang korporasi dan peningkatan pembiayaan dari utang luar negeri dalam APBN-P 2016.

Pada bulan Juli 2016, jumlah ULN jangka pendek Indonesia adalah US$ 58.995 juta dan ULN jangka panjang Indonesia adalah US$ 265.300 juta. ULN jangka pendek meningkat 4,74 persen y-o-y dan sama dengan bulan sebelumnya. ULN jangka panjang meningkat 0,19 persen m-t-m dan 6,79 persen y-o-y. ULN jangka pendek sektor publik (pemerintah dan bank sentral) sebesar US$9.926 juta, meningkat 2 persen m-t-m dan 14,43 persen y-o-y. Sedangkan ULN jangka pendek swasta turun 0,5 persen m-t-m dan meningkat 2,8 persen y-o-y. ULN jangka panjang sektor publik sebesar US$ 149.774 juta, meningkat 19,02 persen y-o-y sedangkan ULN jangka panjang sektor swasta sebesar US$ 115.526 juta, menurun 5,75 persen y-o-y.

Page 13: INDONESIAN ECONOMIC REVIEW AND OUTLOOK - …macroeconomicdashboard.feb.ugm.ac.id/wp-content/uploads/... · 2017-02-10 · E.Neraca Pembayaran Indonesia ... Perdagangan Besar dan Eceran,

9Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada

Pasar Finansial dan Sektor Moneter

Gambar 12 SBN Outstanding dan Kepemilikan Berdasarkan Entitas, September 2011 – September 2016SBN outstanding Indonesia meningkat dan didominasi oleh pemilik asing

Sumber: Kementerian Keuangan (2016)

Total SBN outstanding Indonesia pada bulan September 2016 adalah sebesar Rp2.698.96 triliun. Jumlah tersebut mengalami peningkatan sebesar 0,54 persen m-t-m dari Agustus 2016 atau 17,07 persen y-o-y dari September 2015. SBN tradeable masih mendominasi keseluruhan SBN outstanding dengan porsi 91,01 persen dari seluruh SBN oustanding dan meningkat sebesar 0,63 persen m-t-m atau 20,20 persen y-o-y.

Kepemilikan SBN tradeable masih didominasi oleh asing. Asing memiliki Rp684,98 triliun atau 56,50 persen dari keseluruhan SBN tradeable dan meningkat sebesar 2,32 persen m-t-m dari Agustus 2015 dan 30,88 persen y-o-y dibandingkan bulan September tahun sebelumnya. Institusi pemerintah memegang SBN tradeable sebanyak Rp158,66 triliun, meningkat sebanyak 97 persen m-t-m dibandingkan Agustus 2016, sedangkan bank memiliki SBN tradeable sebanyak Rp368,62 triliun. Asing mencatatkan pembelian neto atas SBN sebesar Rp9,04 triliun pada bulan Agustus 2016.

Gambar 13 Indikator Sustainabilitas Utang Luar Negeri Indonesia Kuartal II 2014* - Kuartal II 2016**Sustainabilitas utang luar negeri Indonesia semakin memburuk

Catatan:Debt Service Ratio Tier 1 merupakan pembayaran pokok dan bunga atas utang jangka panjang dan pembayaran bunga atas utang jangka pendekDebt Service Ratio Tier 2 meliputi pembayaran pokok dan bunga atas utang dalam rangka investasi langsung selain dari anak perusahaan di luar negeri, serta pinjaman dan utang dagang kepada non-afiliasi

Sumber: Bank Indonesia (2016)

Secara umum, indikator sustainabilitas utang luar negeri Indonesia memburuk. Debt Service Ratio (DSR) atau rasio pembayaran pokok dan bunga utang luar negeri terhadap ekspor adalah indikator yang menggambarkan ketersediaan aliran dana masuk sebuah negara untuk memenuhi kewajiban luar negerinya. Pada kuartal II 2016, DSR Tier 1 Indonesia adalah 37.28 persen atau meningkat 9,40 persen q-t-q sedangkan DSR Tier 2 adalah 67.69 persen atau meningkat 11,06 persen q-t-q. Peningkatan rasio DSR tersebut disumbangkan oleh kinerja ekspor yang masih lemah hingga Kuartal II 2016. Rasio utang terhadap ekspor dan rasio utang terhadap PDB berturut-turut adalah 183,84 persen dan 36.77 persen. Rasio utang terhadap ekspor meningkat 4 persen q-t-q sedangkan rasio utang terhadap PDB meningkat 0,55 persen q-t-q.

Page 14: INDONESIAN ECONOMIC REVIEW AND OUTLOOK - …macroeconomicdashboard.feb.ugm.ac.id/wp-content/uploads/... · 2017-02-10 · E.Neraca Pembayaran Indonesia ... Perdagangan Besar dan Eceran,

Indonesian Economic Review and Outlook10

Gambar 14 Yield SBN Indonesia Oktober 2011 – Oktober 2016Yield SBN Indonesia menurun, menandakan persepsi risiko obligasi pemerintah yang menurun

Sumber: CEIC (2016)

Yield Surat Berhaga Negara (SBN) sejak awal 2016 hingga Oktober 2016 menunjukkan tren penurunan. Yield SBN bertenor 1 tahun, 5 tahun, 10 tahun, dan 30 tahun pada Oktober 2016 masing-masing adalah 6,172 persen, 6,841 persen, 7,096 persen, 7,679 persen p.a. secara berturut-turut. Yield tersebut lebih rendah daripada yield rata-rata kuartal II 2016 dan kuartal III 2016 yang masing-masing sebesar 6,54 persen dan 6,25 persen untuk SBN bertenor 1 tahun. Penurunan yield SBN menandakan penurunan persepsi risiko obligasi Indonesia sejak awal tahun 2016, terutama oleh investor asing yang menjadi pemegang mayoritas SBN Indonesia. Hal ini dibarengi dengan Credit Default Swap (CDS) spread yang terus menurun sejak awal 2016 hingga Agustus 2016. Kebijakan stabilisasi perekonomian yang terus-menerus dilakukan oleh Bank Indonesia dan pemerintah telah meningkatkan kepercayaan investor atas obligasi

Page 15: INDONESIAN ECONOMIC REVIEW AND OUTLOOK - …macroeconomicdashboard.feb.ugm.ac.id/wp-content/uploads/... · 2017-02-10 · E.Neraca Pembayaran Indonesia ... Perdagangan Besar dan Eceran,

11Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada

C. SEKTOR PERBANKAN

1. Sistem Perbankan Indonesia secara keseluruhan berada dalam kondisi stabil.

Gambar 15 Perkembangan pertumbuhan Dana Pihak ketiga (DPK) Bank Umum, Juli 2015 –Juli 2016 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada September 2016 meningkat

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan (2016)

Dana Pihak Ketiga (DPK) pada bulan Juli 2016 tumbuh lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya. Pada bulan Juli 2016, pertumbuhan dana pihak ketiga tercatat sebesar 6 persen secara y-o-y, nilai ini lebih tinggi 0,1 percentage point (pp) dibandingkan kuartal bulan Juni 2016. Peningkatan DPK ini dipicu oleh peningkatan pertumbuhan giro, yang pada bulan Juli lalu tercatat berada pada 4,98 persen—nilai ini lebih tinggi 3,52 pp m-t-m. Adapun pertumbuhan deposito tercatat meningkat tipis sebesar 0,1 pp dibandingkan Juni 2016. Disisi lain tabungan tumbuh lebih rendah dibandingkan bulan lalu, pada Juli 2016 akun tabungan pada DPK tercatat tumbuh sebesar 12,8 jumlah ini 3.5 pp lebih rendah secara m-t-m. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa tabungan dalam bentuk valas mengalami pertumbuhan positif 16,42 persen y-o-y, lebih tinggi dibandingkan pada bulan Juni 2016 yakni sebesar 13,57 persen y-o-y.

Gambar 16 Perkembangan Capital Adequacy Ratio (CAR) per kelompok bank Juli 2011 – Juli 2016Perkembangan CAR Bank Umum meningkat

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan dan CEIC (2016)

Kecukupan modal bank-bank di Indonesia pada Juli 2016 umumnya masih terjaga. Adapun rata-rata CAR dari berbagai jenis bank di Indonesia pada Juli 2016 (tidak termasuk Bank Asing Konvensional/Foreign Own Bank) tercatat sebesar 21,47 persen. Terdapat 3 kelompok bank yang memiliki nilai CAR dibawah rata-rata yaitu BUSN Devisa Konvensional (Foreign Exchange Commercial Banks)—20,27 persen, BPD Konvensional (Regional Development Banks) —19,96 persen, terendah diantara semua kelompok bank—dan Bank Campuran Konvensional (Joint Venture Banks) 21,36. Akan tetapi secara umum nilai CAR bank-bank di Indonesia masih diatas standar nilai CAR yaitu 8 persen.

Page 16: INDONESIAN ECONOMIC REVIEW AND OUTLOOK - …macroeconomicdashboard.feb.ugm.ac.id/wp-content/uploads/... · 2017-02-10 · E.Neraca Pembayaran Indonesia ... Perdagangan Besar dan Eceran,

Indonesian Economic Review and Outlook12

Gambar 17 Kinerja Bank Umum Juli 2014 – Juli 2016Rentabilitas perbankan masih relatif baik dan stabil serta Risiko Kredit dan Likuiditas perlu dijaga

Sumber: Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (2016)

Secara keseluruhan kondisi bank umum di Indonesia berada dalam kondisi yang sehat.. Return on Asset (ROA) bank umum di Indonesia pada Juli 2016 tercatat sebesar 2,35 persen, lebih tinggi 0,04 pp dibandingkan bulan sebelumnya. Indikator profitabilitas lainnya yaituNet Interest Margin (NIM) berada pada 5,59 persen pada Juli 2016 atau sama dengan capaian pada bulan Juni 2016. Kedua indikator ini menunjukkan bahwa dari sisi profitabilitas, bank umum di Indonesia masih bonafide. Apabila dilihat dari fungsi bank sebagai lembaga intermediasi maka melalui Loan to Deposit Ratio (LDR) dapat dilihat bahwa bank menyalurkan 90,18 persen dari dana pihak ketiga yang ditampungnya. Capaian ini lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 91,19 persen. Adapun kredit macet atau Non-Performing Loan (NPL) dari bank umum berada pada 3,18 persen pada Juli 2016, yang cukup mengkhawatirkan adalah adanya trend peningkatan pada NPL sejak akhir tahun 2015. Bahkan NPL pada Juli 2016 merupakan NPL tertinggi selama periode amatan—walaupun memang masih berada dalam batas yang aman. Ukuran efisiensi bankumum di Indonesia dapat dilihat dari Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO). Pada Juli 2016 lalu, BOPO bank umum di Indonesia berada pada 82,36 persen—besarnya biaya operasional bank umum sebesar 82,36 persen dari pendapaan bank umum. BOPO pada Juli 2016 ini lebih kecil 0.06 pp m-t-m. Hal ini menunjukkan peningkatanefisiensipadabankumum.

Page 17: INDONESIAN ECONOMIC REVIEW AND OUTLOOK - …macroeconomicdashboard.feb.ugm.ac.id/wp-content/uploads/... · 2017-02-10 · E.Neraca Pembayaran Indonesia ... Perdagangan Besar dan Eceran,

13Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada

D. INFLASI DAN KETENAGAKERJAAN

1. Inflasi Tahunan per September 2016 naik

Gambar 18 Tingkat Inflasi, September 2011 – September 2016Membaiknya kinerja ekonomi domestik mendorong inflasitahunan naik

Sumber: BPS dan CEIC, diolah (2016)

Pada September 2016, tingkat inflasi umum naik secara year on year ke 3,07 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya (2,79 persen). Kenaikan ini salah satunyadisebabkanolehberkurangnyadeflasikomponenharga diatur pemerintah dan naiknya komponen inflasiharga bergejolak, masing-masing sebesar 0,54 pp dan 1,23 pp.Komponen inflasihargabergejolakDisisi lain, inflasiinti justru tercatat menurun sebanyak 0,11 pp dibanding Agustus 2016. Inflasi inti pada September 2016 ini (3,21persen) merupakan yang terendah selama beberapa tahun terakhir, dipicu oleh melemahnya permintaan domestik dan ekspektasi konsumen semenjak akhir kuartal-II 2016 lalu. Meski begitu, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mulai membaik di akhir kuartal kedua tetap memberikan sentimen yang baik terhadap pasar. Ini memicu inflasitahunan kembali ke level 3 persenan pada September 2016.

Tabel 3 Tingkat Inflasi Berdasarkan Kelompok Pengeluaran, 2011 – 2016 (2012=11, %m-t-m) Kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar menjadi penyumbang inflasi terbesar

Tahun Umum (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)2011 4.44 2.95 6.71 5.30 6.60 4.67 3.98 3.342012 7.06 8.44 7.91 6.78 3.24 5.46 3.96 8.682013 3.17 6.71 6.02 1.29 4.22 4.32 3.72 -1.462014 0.00 0.79 0.71 0.34 0.24 0.22 0.07 0.31

2015

Jan -0.24 0.60 0.65 0.80 0.85 0.66 0.26 -4.04Feb -0.36 -1.47 0.45 0.41 0.52 0.39 0.14 -1.53Mar 0.17 -0.73 0.61 0.29 -0.08 0.64 0.10 0.77Apr 0.36 -0.79 0.50 0.22 0.24 0.38 0.05 1.80Mei 0.50 1.39 0.50 0.20 0.23 0.34 0.06 0.20Jun 0.54 1.60 0.55 0.23 0.28 0.32 0.07 0.11Jul 0.93 2.02 0.51 0.13 0.39 0.36 0.34 1.74Ags 0.39 0.91 0.71 0.16 0.01 0.70 1.72 -0.58Sep -0.05 -1.07 0.39 0.20 0.83 0.44 0.89 -0.40Okt -0.08 -1.06 0.40 0.09 0.25 0.29 0.16 0.02Nov 0.21 0.33 0.47 0.15 -0.23 0.44 0.05 0.06Des 0.96 3.20 0.50 0.40 0.09 0.24 0.06 0.45

2016

Jan 0.51 2.20 0.51 0.53 0.26 0.36 0.15 -1.11Feb -0.09 -0.58 0.63 -0.45 0.64 0.26 0.06 -0.15Mar 0.19 0.69 0.36 -0.07 0.55 0.30 0.03 -0.22Apr -0.45 -0.94 0.35 -0.13 0.22 0.31 0.03 -1.60Mei 0.24 0.30 0.58 0.02 0.44 0.27 0.03 0.21Jun 0.66 1.62 0.58 0.15 0.70 0.34 0.03 0.63Jul 0.69 1.12 0.54 0.24 0.44 0.37 0.51 1.22Aug -0.02 -0.68 0.41 0.41 0.40 0.39 1.18 -1.02Sep 0.22 -0.07 0.34 0.29 0.13 0.33 0.52 0.19

Catatan: 2010 – 2013 tahun dasar 2007; 2014 – 2015 tahun dasar 2012 (1) Bahan Makanan; (2) Makanan Olahan, Minuman, Tembakau; (3)

Perumahan, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar; (4) Sandang; (5) Kesehatan; (6) Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga; (7) Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan

Sumber: BPS dan CEIC (2016)

September 2016, inflasi tercatat sebesar 0,22 persen secara m-t-m—berbalik dari deflasi pada Agustus 2016 dan pada September 2015. Deflasi kelompok bahanmakanan menurun signifikan dari 0,68 persen menjadi0,07 persen, bukan lagi merupakan penyumbang inflasiterbesar dengan kontribusi inflasi sebatas 0,01 persen.Di sisi lain, kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar mengalami inflasi sebesar 0,29persendanmemberikanandilinflasisebesar0,07persen.Laju inflasi tertinggidialamioleh kelompokpengeluarantransportasi, komunikasi, dan keuangan dengan kenaikan 1,21 pp.

Page 18: INDONESIAN ECONOMIC REVIEW AND OUTLOOK - …macroeconomicdashboard.feb.ugm.ac.id/wp-content/uploads/... · 2017-02-10 · E.Neraca Pembayaran Indonesia ... Perdagangan Besar dan Eceran,

Indonesian Economic Review and Outlook14

2. Kondisi Ketenagakerjaan Indonesia Membaik

Gambar 19 Jumlah Penduduk Bekerja dan Pengangguran di Indonesia, Februari 2011 – Agustus 2016 Tingkat pengangguran dan TPT menurun, TPAK meningkat

Sumber: BPS dan CEIC (2016)

Per Februari 2016, tingkat pengangguran menurun 0,54 persen dibandingkan Agustus 2016 (7,56 persen) dan Februari 2015 (7,45 persen). Tingkat pengangguran terbuka(TPT)jugamenurunsignifikansebesar0,68persenwalapun performa ekonomi di kuartal-I mengalami penurunan. Di sisi lain, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)meningkatsignifikandari65,76persenmenjadi68,06persen. Ini sejalan dengan jumlah penduduk bekerja yang juga meningkat sekitar 6 juta orang (dari 114,82 juta jiwa ke 120,65 juta jiwa). Membaiknya kondisi ketenagakerjaan Indonesia di paruh awal tahun 2016 juga merupakan salah satuimplikasinaiknyalajuinflasisecaramusimandiawaltahun. Ini merupakan suatu indikasi adanya pemulihan performa di pasar input, yang kemudian mendorong pertumbuhan ekonomi kembali naik di kuartal-II 2016.

Gambar 20 Jumlah Pekerja Tidak Penuh, Agustus 2011 – Agustus 2016Jumlah pekerja tidak penuh per Februari 2016 naik

Sumber: BPS dan CEIC (2016)

Tabel 4 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, 2012Penyerapan tenaga kerja di seluruh sektor meningkat

Lapangan Pekerjaan Utama

2012 2013 2014 2015 2016Agst Feb Agst Feb Agst Feb Agst Feb

Pertanian 35.19 35.31 34.78 34.55 34.00 33.20 32.88 31.74Pertambangan & Penggalian 1.43 1.34 1.27 1.37 1.25 1.18 1.15 1.09Industri Pengolahan 13.87 12.88 13.27 13.02 13.31 13.56 13.29 13.24Listrik, Gas, dan Air Bersih 0.22 0.22 0.22 0.26 0.25 0.26 0.25 0.33Konstruksi 6.09 5.99 5.63 6.10 6.35 6.38 7.15 6.39Perdagangan, Hotel, dan Restoran 20.91 21.78 21.38 21.84 21.66 22.05 22.37 23.62Pengangkutan dan Komunikasi 4.49 4.55 4.52 4.51 4.46 4.30 4.45 4.30Keuangan, Real Estat, dan Jasa Keuangan 2.40 2.61 2.57 2.70 2.64 3.02 2.84 2.89Jasa-Jasa 15.40 15.32 16.36 15.64 16.07 16.06 15.62 16.40

Total 100 100 100 100 100 100 100 100*persenSumber: BPS dan CEIC (2016)

Jumlah pekerja tidak penuh Indonesia meningkat sekitar 2 juta orang per Februari 2016. Jumlah pekerja tidak penuh sampai dengan akhir Februari 2016 mencapai 36,3 juta jiwa, lebih tinggi dibandingkan pada Agustus 2015. Bila dibandingkan dengan Februari 2015 sekalipun, jumlah pekerja tidak penuh kali ini masih lebih tinggi. Hal ini cukup kontras dengan kondisi umum ketenagakerjaan yang tercatat membaik (seperti yang dimuat di Gambar 4). Salah satu penyebab yang mungkin adalah masih substansialnya sektor informal di perekonomian domestik yang banyak mempekerjakan tenaga kerja tidak penuh waktu.

Berdasarkan distribusinya, sektor pertanian masih menjadi sektor yang mampu menyerap tenaga kerja paling banyak per Februari 2016 dengan persentase tenaga kerja sebesar 31,74 persen. Penyerapan tenaga kerja terbesar kedua terjadi di lapangan usaha perdagangan dengan penyerapan 28,5 juta orang pekerja atau 23,62 persen. Kemudian diikuti oleh lapangan usaha jasa-jasa dengan 16,4 persen. Di urutan keempat, sektor industri pengolahan mampu menyerap hingga 13,24 persen dari total tenaga kerja Indonesia. Dari data pada Tabel 3, dapat terlihat pola transisi struktural yang cukup jelas: di saat persentase tenaga kerja di sektor pertanian menurun, justru persentase penyerapan tenaga kerja di sektor jasa meningkat. Meningkatnya tenaga kerja yang terdistribusi di lapangan usaha perdagangan, hotel, dan restoran salah satunya didorong oleh kemajuan subsektor pariwisata domestik.

Page 19: INDONESIAN ECONOMIC REVIEW AND OUTLOOK - …macroeconomicdashboard.feb.ugm.ac.id/wp-content/uploads/... · 2017-02-10 · E.Neraca Pembayaran Indonesia ... Perdagangan Besar dan Eceran,

15Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada

E. NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

Neraca Pembayaran Indonesia mengalami penambahan surplus

Gambar 21 Neraca Pembayaran Indonesia Kuartal II-2013 – Kuartal II-2016Neraca Pembayaran Indonesia mengalami peningkatan surplus

Sumber: Bank Indonesia dan CEIC (2016)

Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal-II 2016 mengalami surplus setelah pada kuartal lalu mengalami defisit. NPI mengalami surplus sebesar USD 2,2 miliar, nilai ini lebih tinggi 2448,74 persen q-t-q dan 5.087,14 persen y-t-y.

Neraca Tranksaksi Modal dan Finansial mengalami kenaikan, disisi lain terjadi pengurangan defisit pada Neraca Tranksaksi Berjalan. Neraca Tranksaksi Modal dan Finansial pada kuartal-II 2016 bersaldo positif sebesar USD 9,5 miliar, nilai ini meningkat sebesar 61,62 persen q-t-q dan 264,66 persen y-t-y. Kenaikan tajam pada investasi portofolio (meningkat 87,6 persen q-t-q) merupakan salah satu penyebab kenaikan neraca tranksaksi berjalan. Sementara itu Neraca Tranksaksi Berjalan pada kuartal-II 2016defisit sebesarUSD4,68miliar.Defisit inimengecildibandingkan dengan kuartal-I 2016 (sebesar 1,76 persen), akantetapidefisittersebutlebihtinggi9,15perseny-t-y. Kenaikan surplus necara perdagangan barang merupakan salah satu kontributor utama penurunan defisit neracatranksaksi berjalan

Gambar 22 Neraca Transaksi Berjalan Kuartal II-2013 – Kuartal II-2016Defisit Neraca Transaksi Berjalan Mengecil

Sumber: Bank Indonesia dan CEIC (2016)

Defisit Neraca Jasa-Jasa di kuartal II-2016 mengalami peningkatan dari USD 1,15 miliar menjadi USD 2,85 miliar. Defisitneracajasa-jasatersebutmeningkatsebesar74,1 persen q-t-q, namun mengalami pengurangan 9,87 y-t-y. Kenaikan defisit pada Neraca Transportasi(meningkat 10,91 persen q-t-q) dan Neraca Telekomunikasi dan Teknologi (meningkat 42 persen q-t-q) merupakan salahsatupenyebabutamapeningkatandefisitini.

Pendalaman Defisit Neraca Pendapatan Primer meningkat sedangkan surplus Neraca Pendapatan Sekunder menurun tipis. Defisit Neraca PendapatanPrimer pada kuartal II-2016 bertambah sebesar 0,9 persen q-t-q. Apabila dibandingkan dengan tahun 2015 pada kuartalyangsama,makadefisiNeracaPendapatanPrimerbertambah 5,86 persen. Salah satu penyebab pendalaman defisit Neraca Pendapatan Primer adalah bertambahnyasaldo Pembayaran Investasi pada pihak asing—baik untuk investasi langsung maupun investasi portofolio. Pada kuartal II-2016, saldo Pembayaran Investasi meningkat sebesar 4,31 persen—dari USD 7,66 miliar menjadi USD 7,99 miliar q-t-q. Saldo lainnya yang memengaruhi pendalaman defisit Pendapatan Primer adalah PembayaranModal Ekuitas. Pada kuartal II-2016 defisit saldo Pembayaran Ekuitasbertambah sebesar 441,15 persen q-t-q. Adapun Neraca Pendapatan Sekunder menurun tipis 0,52 persen q-t-q. Salah satu saldo yang berkontribusi besar terhadap penurunan surplus Neraca Pendapatan Sekunder adalah Pembayaran Transfer Personal. Saldo Pembayaran Transfer Personal mengalami peningkatan sebesar 8,39 persen.

Surplus Neraca Perdagangan Barang kuartal II-2016 mengalami peningkatan. Adapun surplus Neraca Perdagangan Barang pada kuartal II-2016 mengalami peningkatan sebesar USD 1 miliar atau meningkat sebesar 37,25 persen. Apabila dibandingkan secara y-t-y, maka terjadi penurunan surplus sebesar 9,87 persen. Meningkatnya surplus Neraca Nonmigas—meningkat sebesar 51,57 persen q-t-q—menjadi salah satu pendorong kenaikan surplus Neraca Perdagangan barang. Hal ini merupakan kabar baik, mengingat bahwa permintaan global untuk komoditas masih lemah namun Neraca NonmigasIndonesiabersaldopositif.AkantetapiperludiperhatikanbahwaNeracaMigasmengalamikenaikandefisitsebesar USD 0,59 miliar (meningkat 69,72 persen q-t-q).

Page 20: INDONESIAN ECONOMIC REVIEW AND OUTLOOK - …macroeconomicdashboard.feb.ugm.ac.id/wp-content/uploads/... · 2017-02-10 · E.Neraca Pembayaran Indonesia ... Perdagangan Besar dan Eceran,

Indonesian Economic Review and Outlook16

Gambar 23 Neraca Transaksi Modal dan Finansial Kuartal II-2013 – Kuartal II-2016Neraca Tranksaksi Modal dan Finansial mengalami lonjakan.

Sumber: Bank Indonesia dan CEIC (2016)

Neraca Investasi Portfolio mengalami lonjakan pada kuartal II-2016. Adapun pada kuartal II-2016 Neraca Investasi Portofolio berada pada USD 8,38 miliar, nilai ini melonjak sebesar 88,50 persen q-t-q. Keluarnya Inggris dari Uni Eropa dan rencana pemberian tax-amnesty merupakan beberapa alasan peningkatan Neraca Investasi Portofolio. Surat utang negara jangka panjang merupakan salah satu instrumen yang digunakan oleh para investor—saldo kepemilikan surat utang pemerintah jangka panjang meningkat dari USD 4,85 miliar menjadi USD 7,00 miliar atau meningkat sebesar 44,34 persen q-t-q. Saham-saham sektor swasta juga menjadi instrumen singgahnya dana-dana asing. Hal ini dapa terlihat dari peingkatan saldo Modal Ekuitas Swasta, yang meningkat sebesar 112,4 persen q-t-q.

Adapun Neraca Investasi Langsung mengalami kenaikan sedangkan Defisit pada Neraca Investasi Lainnya semakin bertambah pada kuartal II-2016. Besarnya kenaikan surplus Neraca Investasi Langsung pada kuartal II-2016 adalah sebesar 11,60 persen q-t-q, atau meningkat dari USD 2,68 miliar menjadi USD 2,99 miliar. Peningkatan ini terjadi karena adanya peningkatan kinerja

baik dari sisi aset maupun sisi kewajiban. Dari sisi aset meningkatnya instrument utang menjadi salah satu penyebab meningkatnya surplus. Pada kuartal II-2016 kepemilikan instrument utang meningkat dari USD 0,29 menjadi USD 0,44 atau naik 51, 72 persen. Dari sisi kewjiban, salah satu penyebabnya adalah meningkatanya kepemilikan langsung asing di Indonesia dari USD 3,50 miliar pada kuartal I-2016 menjadi USD 5,51 miliar pada kuartal II-2016—atau meningkat sebesar 57,49persen.AdapunpadakuartalII-2016NeracaInvestasiLainnyamengalamidefisitsebesarUSD3,93miliar,jumlahinimeningkat 56,5 persen q-t-q—dan meningkat 47,03 persen 47,03 persen y-t-y.Pendalamandefisitinidisebabkanolehpembayarantagihanataupemberianpadasektorswasta—halinidapatdilihatpadadefisitnyasaldoSektorSwastapadasisi aset. Pada kuartal II-2016 terjadi penurunan sebesar 75.925 persen pada saldo Sektor Swasta pada sisi aset. Hal ini menandakan peningkatan outflow sektor swasta.

Page 21: INDONESIAN ECONOMIC REVIEW AND OUTLOOK - …macroeconomicdashboard.feb.ugm.ac.id/wp-content/uploads/... · 2017-02-10 · E.Neraca Pembayaran Indonesia ... Perdagangan Besar dan Eceran,

17Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada

F. Indikator Krisis1. Tekanan pada pasar valuta asing berkurang dikarenakan apresiasi nilai tukar rupiah dan meningkatnya cadangan devisa

Gambar 24 Indeks Tekanan Pasar Valuta Asing, September 2000 – September 2016 (skala 0-100)Tekanan di pasar valuta asing menurun pada September 2016

Sumber: Bank Indonesia dan CEIC (2016), diolah

Exchange Market Pressure Index merupakan indikator yang menggambarkan kondisi terkini tekanan pada pasar valuta asing (valas). Indeks ini disusun dari komposit tiga variabel yaitu nilai tukar rupiah terhadap USD, cadangan devisa, dan suku bunga JIBOR. Semua data dalam frekuensi bulanan dan telah dinormalisasi menggunakan metode yang diterapkan oleh Kaminsky, Lizondo, dan Reinhart (1998,1999). Nilai indeks berada pada rentang skala 0 – 100, semakin mendekati 100 semakin besar tekanan yang diterima oleh pasar valas. Adapun sebaliknya semakin mendekati 0, maka semakin kecil tekanan yang diterima oleh pasar valas.

Terjadi penurunan tekanan pada pasar uang pada September 2016. Hal ini dapat dilihat melalui nilai EMPI yang berada pada 31,74 poin pada September 2016. Nilai ini lebih rendah 0,67 poin dibandingkan Agustus 2016, nilai EMPI ini juga lebih rendah 3.2 poin dibandingkan kuartal lalu (Juni 2016). EMPI pada September 2016 berada sangat jauh dari ambang batas pertama, yaitu 63,74 poin, hal ini menandakan bahwa pasar valas tidak berada dalam kondisi tertekan. Penurunan tekanan ini disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya adalah peningkatan cadangan devisa Indonesia—yang meningkat sebesar US$ 2,13 miliar atau meningkat sebesar 1,88 persen m-t-m—pada September 2016. Selain itu apresiasi nilai tukar rupiah juga turut ambil andil dalam penurunan nilai EMPI. Pada September lalu nilai tukar dollar Amerika terhadap rupiah berada pada Rp12.998/US$ atau terapresiasi sebesar 2,27 persen m-t-m.

Page 22: INDONESIAN ECONOMIC REVIEW AND OUTLOOK - …macroeconomicdashboard.feb.ugm.ac.id/wp-content/uploads/... · 2017-02-10 · E.Neraca Pembayaran Indonesia ... Perdagangan Besar dan Eceran,

Indonesian Economic Review and Outlook18

2. Tekanan di Sektor Perbankan Meningkat

Gambar 25 Indeks Tekanan Perbankan EMPI, 2013 – 2016 BPI Formula EMPI dan BPI Formula FSI sama-sama meningkat

Sumber: BI dan CEIC (2016)

Gambar 26 Indeks Tekanan Perbankan Formula FSI, 2013 – 2016

Sumber: BI dan CEIC (2016)

Banking Pressure Index (BPI) adalah indikator yang menunjukkan tekanan yang terjadi di sektor perbankan. BPI dihitung dengan memperhitungkan tiga indikator di sektor perbankan, yakni Capital Adequacy Ratio (CAR), Nonperforming Loan (NPL), dan Liquidity Assets Ratio (LAR). Seluruh data yang digunakan memiliki frekuensi bulanan dan diolah dengan menggunakan dua macam formula, yaitu formula yang mengacu pada perhitungan Exchange Market Pressure Index (EMPI) dan formula yang mengacu pada perhitungan Financial Stability Index (FSI). Nilai indeks berada pada rentang 0 – 100, yang berarti bahwa semakin dekat nilai indeks ke angka 0 semakin besar tekanan yang terjadi di sektor perbankan, vice versa.

Per Agustus 2016, BPI Formula EMPI dan BPI Formula FSI masing-masing meningkat ke level 33,28 dan 82,83 (ditunjukkan dengan semakin dekatnya nilai indeks terhadap garis kritis pertama). Naiknya BPI formula EMPI dan BPI Formula FSI mengindikasikan bertambahnya risiko di sektor perbankan Indonesia. Bertambahnya risiko disebabkan oleh melemahnya struktur aset badan usaha perbankan yang ditunjukkan oleh turunnya rasio modal lancar (LAR) yang tercatat mengalami penurunan. Bertambah besarnya rasio kredit macet (NPL) sebanyak 4,3 percentage point selama periode Juli-Agustus 2016 mengindikasikan turunnya solvabilitas dan risk of credit di sektor ini.

Page 23: INDONESIAN ECONOMIC REVIEW AND OUTLOOK - …macroeconomicdashboard.feb.ugm.ac.id/wp-content/uploads/... · 2017-02-10 · E.Neraca Pembayaran Indonesia ... Perdagangan Besar dan Eceran,

19Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada

G. PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBAL DAN PASAR KOMODITAS

1. Pertumbuhan Ekonomi baik negara maju dan berkembang mengalami peningkatan

Tabel 5 Pertumbuhan Ekonomi Riil Kuartal I-2015 – Kuartal II-2016 (% y-o-y)Beberapa negara berkembang berhasil keluar dari resesi, pertumbuhan negara maju relatif stabil

Kawasan2015 2016

Kuartal I Kuartal II Kuartal III Kuartal

IV Kuartal I Kuartal II

Arah Perubahan

Negara Maju Amerika Serikat 3.31 2.98 2.24 1.88 1.57 1.28 ↓Uni Eropa 2.10 2.17 2.12 2.13 1.85 1.85 —

Jepang -0.94 0.69 1.82 0.83 0.14 0.80 ↑Britania Raya 2.85 2.42 1.90 1.73 1.90 2.07 ↑

Emerging Market Tiongkok 7.00 7.00 6.90 6.80 6.70 6.70 —

India 6.71 7.47 7.58 7.24 7.95 7.09 ↓Brasil -2.12 -2.94 -4.46 -5.92 -5.41 -3.76 ↑Rusia -2.80 -4.50 -3.70 -3.80 -1.20 -0.60 ↑Afrika Selatan 0.50 -0.50 0.10 0.10 -0.30 0.80 ↑Indonesia 4.73 4.66 4.74 5.04 4.91 5.18 ↑

Catatan: Kawasan Uni Eropa mencakup 28 negara yaitu Belanda, Belgia, Italia, Jerman, Luksemburg, Perancis, Britania Raya, Denmark, Irlandia, Yunani, Portugal, Spanyol, Austria, Finlandia, Swedia, Republik Ceko, Estonia, Hongaria, Latvia, Lituania, Malta, Polandia, Siprus, Slovenia, Slowakia, Bulgaria, Rumania, Kroasia.

Sumber: CEIC Generate (2016)

Pertumbuhan negara-negara maju bervariasi, namun ada kecenderungan mengalami peningkatan. Jepang dan Britania Raya (BR) mencatatkan pertumbuhan yang lebih tinggi pada kuartal II-2016. Jepang dan BR tumbuh masing-masing sebesar 0,80 persen (lebih tinggi 0,66 pp dibandingkan kuartal lalu) dan 2,07 persen (lebih tinggi 0,17 pp dibandingkan kuartal sebelumnya). Adapun Uni Eropa (UE) stagnan pada level 1,85 persen pada kuartal II-2016. Tingkat pertumbuhan UE pada kuartal I dan II tahun 2016 ini merupakan tingkat pertumbuhan paling rendah selama periode amatan. Amerika Serikat (AS), yang merupakan raksasa dunia tumbuh lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya. Pada kuartal II-2016 AS tumbuh 1,28 persen, lebih rendah 0,29 persen dibandingkan kuartal lalu. Selain itu pertumbuhan AS pada kuartal II-2016 merupakan pertumbuhan terendah selama periode amatan. Pelemahan pada pengeluaran swasta (corporate spending) menjadi salah satu alasan perlambatan perekonomian AS.

Negara-negara berkembang tumbuh lebih cepat pada kuartal II-2016. Brasil, Rusia dan Afrika Selatan (Afsel) pada kuartal II-2016 menunjukkan pergerakan keluar dari resesi. Brasil walaupun masih menunjukkan pertumbuhan negatif, namun berhasil tumbuh 1,65 persen lebih tinggi dibandingkan kuartal I-2016. Negara lainnya yang menunjukkan perbaikan pertumbuhan adalah Rusia. Pada kuartal II-2016 Rusia mencatatkan pertumbuhan negatif sebesar 0,6 persen, nilai ini lebih tinggi 0,6 persen dibandingkan kuartal sebelumnya. Afsel merupakan salah satu negara berkembang yang menunjukkan pemulihan dari resesi. Afsel tumbuh sebesar 0,8 persen pada kuartal II-2016, setelah pada kuartal sebelumnya mencatatkan pertumbuhan negatif sebesar 0.3 persen. Adapun dua raksasa Asia yaitu India dan Tiongkok memiliki tingkat pertumbuhan yang kurang memuaskan. India pada kuartal II-2016 tumbuh sebesar 7,09, apabila dibandingkan dengan kuartal sebelumnya maka pertumbuhan ini lebih rendah 0,89 pp. Sedangkan Tiongkok stagnan pada level 6,7 persen. Lemahnya pertumbuhan dua raksasa Asia ini dikhawatirkan akan membuat trend pelemahan harga komoditas berlanjut.

Gambar 27 Indeks Komoditas, 2013 – 2016 Indeks-indeks harga komoditas masih belum menunjukkan peningkatan signifikan pada harga komoditas.

Sumber: Bank Dunia (2015)

Belum adanya kenaikan berarti pada harga-harga komoditas. Beberapa indeks komoditas memang mengalami peningkatan, seperti Indeks Harga Komoditas Logam (Commodity Metal Price Index)—meningkat 4,86 q-t-q namun menurun 2,12 m-t-m— dan Indeks Harga Minyak mentah yang mengalami peningkatan secara m-t-m sebesar 0,46, akan tetapi mengalami pertumbuhan negative secara q-t-q sebesar 5,78 persen. Walaupun mengalami kenaikan, namun harga-harga komoditas diatas masih tergolong rendah dan belum mampu menyamai harga pada periode awal observasi.

Adapun Indeks Harga Komoditas secara keseluruhan (Commodity Price Index) masih berada pada level yang rendah. Pada September lalu, Indeks Harga Komoditas berada pada level 102,16 poin, nilai ini lebih rendah baik secara m-t-m maupun secara q-t-q, masing-masing sebesar 0,37 dan 8,93. Hal ini membuktikan bahwa harga-harga komoditas secara keseluruhan memang belum berhasil untuk merangkak naik. Stagnasi pada perekonomian Tiongkok dan India masih merupakan faktor utama lemahnya harga-harga komoditas.

Page 24: INDONESIAN ECONOMIC REVIEW AND OUTLOOK - …macroeconomicdashboard.feb.ugm.ac.id/wp-content/uploads/... · 2017-02-10 · E.Neraca Pembayaran Indonesia ... Perdagangan Besar dan Eceran,

Indonesian Economic Review and Outlook20

H. Gama Leading Economic Indicator (GAMA LEI)Siklus perekonomian menunjukkan tanda-tanda penurunan setelah faktor musiman pendorong pertumbuhan periode sebelumnya berkurang.Gambar 28 GAMA Leading Economic IndicatorGAMA LEI menunjukkan kecenderungan penurunan siklus ekonomi Indonesia

Sumber: Estimasi Tim Mandiri Macroeconomic Dashboard (2016)

GAMA Leading Economic Indicator merupakan model early warning system untuk memprediksi arah pergerakan ekonomi satu kuartal ke depan. Tim Mandiri Macroeconomic Dashboard mengembangkan indeks komposit GAMA LEI untuk memprediksi arah pergerakan siklus ekonomi Indonesia satu kuartal ke depan. Pergerakan siklus perekonomian Indonesia yang didekati menggunakan siklus PDB diprediksi menggunakan titik balik serta kenaikan/penurunan indeks GAMA LEI. Model GAMA LEI telah berhasil secara akurat memprediksi arah pergerakan ekonomi Indonesia dengan persentase keberhasilan 80 persen sejak kuartal IV tahun 2012.

GAMA LEI dihasilkan dengan mengurai komponen penyusun data runtun waktu variabel makro sehingga dihasilkan komponen siklus yang dapat digunakan untuk memprediksikan arah pergerakan ekonomi satu kuartal ke depan. Variabel makro seperti penjualan mobil, konsumsi semen, produksi komoditas perkebunan, dan

jumlah wisatawan yang datang, serta variabel pasar modal seperti kapitalisasi pasar, indeks harga saham BEI, indeks komposit NYSE, dan indeks komposit SZSE menjadi beberapa variabel kandidat penyusun indeks GAMA LEI karena memiliki pengaruh yang cukup signifikan pada kondisi perekonomian Indonesia. Pada akhirnya, indikator-indikatortersebut menyusun indeks komposit GAMA LEI setelah melalui uji statistik yang ketat. Meskipun demikian, perlu dicatat bahwa beberapa indikator ekonomi makro lainnya dapat berubah dengan cepat dalam beberapa waktu ke depan.

Hasil prediksi GAMA LEI pada edisi ini menghasilkan adanya kecenderungan penurunan siklus perekonomian (PDB) Indonesia. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1, GAMA LEI pada kuartal III tahun 2016 menunjukkan titik balik siklus perekonomian dari kenaikan menuju penurunan. Titik balik tersebut memprediksi kecenderungan penurunan siklus perekonomian setelah mengalami kenaikan pada kuartal II 2016. Akan tetapi, kecenderungan penurunan siklus tersebut masih tergolong sebagai kondisi yang baik karena titik balik dan penurunan indeks GAMA LEI masih berada dalam rentang nilai di atas 100 poin. Titik balik tersebut disebabkan penurunan siklus indikator penyusun GAMA LEI yaitu (1) penjualan biji kelapa sawit, (2) penjualan minyak kelapa sawit, dan (3) Indeks Harga Saham Gabungan. Sebaliknya, silkus indikator penyusun indeks GAMA LEI lainnya yaitu (1) realisasi investasi, (2) real effective exchange rate, (3) Indeks harga saham bursa Singapura, dan (4) indeks harga saham bursa Tiongkok masih menunjukkan angka positif, sehingga siklus perekonomian pada kuartal III 2016 diprediksikan hanya akan menurun tipis.

Prediksi penurunan laju pertumbuhan ekonomi ini diakibatkan karena ketidakpastian kondisi perekonomian global, berkurangnya faktor pendorong pertumbuhan musiman, serta lemahnya kinerja ekspor. Menyusul berbagai peristiwa global yang tidak diantisipasi seperti Brexit membuat investor dan pelaku dunia usaha semakin ragu-ragu dan antisipatif dalam mengambil keputusan investasi. Faktor musiman seperti masa panen yang telah mendorong pertumbuhan ekonomi kuartal II 2016 diprediksi tidak akan muncul pada kuartal III 2016. Selain itu, kinerja ekspor yang lemah sejak akhir 2014 diprediksi akan terus berlajut seiring dengan lesunya perekonomian global dan ketidakpastian yang semakin meningkat.

Page 25: INDONESIAN ECONOMIC REVIEW AND OUTLOOK - …macroeconomicdashboard.feb.ugm.ac.id/wp-content/uploads/... · 2017-02-10 · E.Neraca Pembayaran Indonesia ... Perdagangan Besar dan Eceran,

21Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada

I. Isu Terkini

Kasus Deutsche Bank dan Risiko Spillover Sistem KeuanganSaiful Alim Rosyadi

Sebuah permasalahan tengah dihadapi oleh salah satu bank investasi terbesar di dunia, Deutsche Bank. Pada 16 September 2016, Department of Justice Amerika Serikat meminta penalti sebesar US$ 14 milyar atas Deutsche Bank untuk menyelesaikan kasus kesalahan penjualan subprime mortgage. Kesalahan penjualan tersebut terjadi sebelum krisis global 2008 pada saat harga perumahan Amerika Serikat mengalami bubble. Publik merespon dengan peningkatan kewaspadaan, tidak terkecuali publik Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa interkoneksi keuangan global telah meningkat, mengingatkan kita untuk lebih waspada terhadap kondisi perekonomian global.

Tuntutan Department of Justice Amerika Serikat atas kasus kesalahan penjualan aset subprime mortgage tidak hanya dialami oleh Deutsche Bank. Sebelumnya, bank investasi raksasa Amerika Serikat JP Morgan Chase, Bank of America, Citigroup, dan Goldman Sachs telah menyelesaikan tuntutan atas kasus yang sama dengan Department of Justice Amerika Serikat. Denda yang dibayarkan oleh bank-bank tersebut akhirnya berhasil dinegosiasi menjadi lebih sedikit, seperti Citigroup yang hanya membayar denda US$7 miliar atas tuntutan awal US$ 12 miliar. Deutsche Bank menyatakan akan berusaha menegosiasi angka penalti tersebut hingga hanya menjadi US$ 5,4 miliar. Hingga saat ini, usaha untuk menegosiasi besaran pinalti yang diminta Department of Justice belum membuahkan hasil.

Pasar Merespons dengan Kekhawatiran

Pasar merespons tuntutan tersebut secara negatif, terbukti dari merosotnya saham Deutsche Bank pada hari Selasa (20/9). Saham Deutsche Bank termasuk dalam kategori saham blue chip yang menjadi andalan para investor karena likuiditasnya yang tinggi dan dikeluarkan oleh perusahaan yang terbukti sangat kredibel. Selain mengalami penurunan harga saham, harga credit-default swap atas obligasi Deutsche Bank mengalami peningkatan sebanyak 37 basis poin menjadi 536 basis poin, nilai tertinggi sejak 2007. Peningkatan ini menunjukkan naiknya persepsi resiko atas obligasi Deutsche Bank.

Meningkatnya kekhawatiran pasar atas kondisi Deutsche Bank bukan tidak beralasan. Pelaku pasar menganggap pinaltisebesarUS$14miliartersebutdapatmendestabilisasibankdanmengundangkrisisfinansialbaru.IMFsebelumnyamelaporkan bahwa Deutsche Bank memiliki potensi resiko sistemik global karena interkonektivitasnya yang tinggi. Ia digolongkan oleh IMF ke dalam kelompok G-SIBs (Globally Systematically Important Banks) dan menempati urutan pertama di atas HSBC dan Credit Suisse.

Resiko Contagion Diperkirakan Tidak akan Sampai Indonesia

Bursa Efek Indonesia menyatakan (31/10) bahwa kejadian ini tidak akan menyebar ke Indonesia. Mereka berpendapat bahwa dampaknya hanya akan terasa pada negara-negara di mana head office Deutsche Bank berada. Sebaliknya, OJK melaporkan bahwa Deutsche Bank memiliki pengaruh cukup besar di Indonesia karena ia menguasai 42 persen kelolaan kustodian di Indonesia. Deutsche Bank juga memiliki 24,5 persen total kapitalisasi saham di Bursa Efek Indonesia.

Perwakilan Deutsche Bank Indonesia menyatakan bahwa isu kebangkrutan Deutsche Bank tidak benar. Kondisi keuangan Deutsche Bank Indonesia masih tergolong baik, terbukti dari laporan keuangan Kuartal III nya yang menunjukkan net revenue 7,5 miliar euro dan net income 270 juta euro.

Pelajaran Apa yang Dapat Diambil?

Kasus Deutshe Bank ini menunjukkan bahwa kewaspadaan publik atas kesehatan institusi keuangan global semakin meningkat pasca krisis keuangan global 2008. Publik merespon berita permintaan penalti kepada Deutsche Bank dari Department of Justice dengan kehawatiran bahwa bank tersebut akan menjadi too big to fail dan mengakibatkan krisis keuangan. Tidak dapat dipungkiri, lembaga keuangan dan sektor perbankan merupakan bagian dari perekonomian yang paling rentan terkena krisis. Kerentanan ini salah satunya disebabkan oleh konsep fundamental perbankan yaitu liquidity mismatch, aset tidak likuidnya ditopang oleh sekumpulan kewajiban yang sangat likuid. Sebuah shock pada persediaan kewajibannya dapat mempengaruhi kesehatan aset perbankan.

Selainitu,kerentananjugadisebabkanolehpasarfinansialyangsemakinterinterkoneksi,baikmelaluitransaksimaupun respon emosional publik yang mengalami panik dan euforia (Financial Times, 2016). Espinosa-Vega dan Sole (2010), yang mengembangkan model interkoneksi keuangan dengan pendekatan network analysis, membuktikan bahwa perbankan Eropa dan Amerika Serikat saling berkaitan erat. Kerangka network analysis tersebut digunakan dalam simulasi stress testing perbankan Jerman oleh IMF (2016) untuk mengetahui resiko sistemiknya. IMF menemukan bahwa perbankan Jerman memiliki risiko outward spillover yang lebih besar dibandingkan inward spillover (lihat Gambar 1). Artinya, Jerman memiliki kecenderungan untuk menjadi negara “penyebar” risiko capital loss dalam krisis perbankan

Page 26: INDONESIAN ECONOMIC REVIEW AND OUTLOOK - …macroeconomicdashboard.feb.ugm.ac.id/wp-content/uploads/... · 2017-02-10 · E.Neraca Pembayaran Indonesia ... Perdagangan Besar dan Eceran,

Indonesian Economic Review and Outlook22

dibandingkan “penerima” risiko tersebut. Krisis perbankan Jerman mudah untuk menyebar ke negara-negara lainnya seperti Perancis, Inggris, dan Amerika.

Di tengah-tengah interkoneksi perbankan global terdapat Deutsche Bank yang memiliki net kontribusi terhadap resiko sistemik paling besar. Ia menjadi sumber atas efek spillover keluar dalam estimasi network analysis. Hasil simulasi IMF juga menunjukkan bahwa bank-bank Eropa dan Amerika seperti HSBC, Credit Suisse, dan JP Morgan memiliki potensi untuk berkontribusi positif terhadap risiko sistemik global. Sebaliknya, bank-bank Asia seperti Bank of China, Mizuho, dan Sumitomo cenderung menjadi net penerima dampak sistemik. (lihat Gambar 2)

Perluasan interkoneksi keuangan global memaksa kita untuk lebih “melebarkan pandangan” atas kondisi perekonomian luar negeri. Sudah bukan saatnya lagi pengamatan kita terkotak-kotak antara Eurozone, Amerika, Asia, dan ASEAN karena batas-batas tersebut semakin kabur.

Gambar 1: Efek spillover keluar dan masuk pada perbankan Jerman

Sumber: International Monetary Fund (2016)

Gambar 2: Globally Systematically Important Banks (GSIBs)

Sumber: kalkulasi International Monetary Fund (2016) berdasarkan metodologi Diebold dan Yimaz (2014).

Page 27: INDONESIAN ECONOMIC REVIEW AND OUTLOOK - …macroeconomicdashboard.feb.ugm.ac.id/wp-content/uploads/... · 2017-02-10 · E.Neraca Pembayaran Indonesia ... Perdagangan Besar dan Eceran,

23Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada

Isu Terkini

REFERENSI

Cheng, Evelyn. 2016. “How US Regulators May Be Creating Panic around Deutsche Bank.” CNBC Market Insider. http://www.cnbc.com/2016/09/30/how-us-regulators-may-be-creating-a-panic-around-deutsche-bank.html.

Espinosa-Vega, Marco A., dan Juan Solé. 2010. “Cross-Border Financial Surveillance: A Network Perspective.” IMF Working Paper WP/105. doi:10.1108/17576381111152191.

International Monetary Fund. 2016. “Stress Testing the Banking and Insurance Sectors-Technical Note.”

Linsell, Katie, dan Tom Beardsworth. 2016. “Deutsche Bank Junior Debt Swaps Jump to Record CMA Prices Show.” Bloomberg. http://www.bloomberg.com/news/articles/2016-09-27/deutsche-bank-junior-debt-swaps-jump-to-record-cma-prices-show.

Reuters. 2016. “IMF Says Deutsche Bank’s Global Links Make It Biggest Potential Risk.” CNBC News. http://www.cnbc.com/2016/06/30/reuters-america-imf-says-deutsche-banks-global-links-make-it-biggest-potential-risk.html.

Reuters. 2016. “Deutsche Bank Says DoJ Wants It to Pay $14 Billion to Settle Mortgages Case.” Fortune. http://fortune.com/2016/09/16/deutsche-bank-doj-mortgages-case/.

Sukmana, Yoga. 2016. “Deutsche Bank Tepis Isu Bangkrut Dan Gagal Bayar Utang 425 Miliar Dolar AS.” KOMPAS.com Ekonomi. http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2016/11/03/203336426/deutsche.bank.tepis.isu.bangkrut.dan.gagal.bayar.utang.425.miliar.dollar.as.

Suryowati, Estu. 2016. “BEI Yakin Bursa Tak Akan Terkena Dampak Deutsche Bank.” Kompas.com Ekonomi. http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2016/10/31/140033426/bei.yakin.bursa.tak.akan.terkena.dampak.deutsche.bank.

Wolf,Martin.2016.“DeutscheBankOffersaToughLessoninRisk.”Financial Times. https://www.ft.com/content/56be629e-896e-11e6-8aa5-f79f5696c731.

Page 28: INDONESIAN ECONOMIC REVIEW AND OUTLOOK - …macroeconomicdashboard.feb.ugm.ac.id/wp-content/uploads/... · 2017-02-10 · E.Neraca Pembayaran Indonesia ... Perdagangan Besar dan Eceran,

Indonesian Economic Review and Outlook24

Donald Trump adalah sebuah faktor risiko. Kalau Anda melihat bagaimana dia berkampanye dengan pendapat-pendapat ekstrim di luar nalar sehat yang berani, nekat, dan bahkan menantang kemapanan, maka Donald adalah sebuah cerita risiko.

Cerita risiko inilah yang diangkat dalam IERO edisi kali ini, sejalan dengan ekspektasi--terutama di emerging economy--yang penuh VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity) yang skalanya akan semakin tinggi disebabkan salah satunya oleh faktor Donald.

Masihkah Anda ingat isu paper tantrum? Reaksi pasar memindahkan dana dari emerging economy ke Amerika Serikat dulu telah menjatuhkan banyak sekali harga mata uang domestik negara berkembang. Dan, ekspektasi terhadap kebijakan Donald, kalau tidak bisa dicegah, akan menuju ke arah itu.

MenilairencanaDonalduntukmemangkaspajakdalamrevisiproposalpajaknya,yangsecarasignifikanminimalada lima, yaitu: (1) mengurangi tarif pajak marjinal, (2) meningkatkan jumlah pemotongan pajak standar, (3) mencabut pembebasan pajak pribadi, (4) mengenakan capping pemotongan pajak secara terperinci, dan (5) memberi kesempatan kepada bisnis untuk memilih beban investasi baru dan tidak mengurangi beban bunga.

Proposal Donald ini akan memotong pajak pada semua tingkat pendapatan, meskipun manfaat terbesar akan diterima oleh rumah tangga dengan pendapatan tertinggi. Diperkirakan, pendapatan Amerika akan turun $ 6,2 triliun selama dekade pertama. Termasuk faktor-faktor tersebut, utang federal akan naik setidaknya $7 triliun selama dekade pertama dan setidaknya akan menjadi $20,7 triliun sampai pada tahun 2036.

Sumber:foreffectivegov.org

Dengan turunnya pendapatan Amerika, ditambah dengan rencana pengeluaran yang membesar di bidang infratruktur, diperkirakanrencanaDonaldakanmembengkakkandefisitanggaranuntukmendongkrakproduktivitasekonomi.Alhasil,mautidakmaudefisitiniakandibayardenganobligasidengankuponyangtinggiagarmenarikinvestor.Inilahmuasalpaper tantrum yang diduga akan kembali hadir.

Sumber: conservativeview.org

DONALD TRUMP DAN RISIKOMuhammad Edhie Purnawan, M.A., Ph.D.

Page 29: INDONESIAN ECONOMIC REVIEW AND OUTLOOK - …macroeconomicdashboard.feb.ugm.ac.id/wp-content/uploads/... · 2017-02-10 · E.Neraca Pembayaran Indonesia ... Perdagangan Besar dan Eceran,

25Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada

Halaman Ini Sengaja Dikosongkan

Karena itulah, di dalam negeri, kebijakan Menkeu Sri Mulyani Indrawati yang memangkas beban pajak domestik, seperti menemukantambahanjustifikasi.DefisitAPBNIndonesiayangsemakinbesartentubukanpilihanyangmenguntungkanbagi mata uang Rupiah. Maka, seandainya skenario Trump benar terjadi, maka minimal dampak kebijakan Trump kepada perekonomian Indonesia, mengecil.

Selain risiko di atas, risiko yang jauh lebih besar juga menghadang. Risiko itu adalah risiko yang akan dihadapi oleh The Fed, dan kembalinya ke standar emas!

John Allison, seorang kandidat kuat pilihan Donald yang akan menduduki Treasury Secretary (Menteri Keuangan) Amerika, mantan CEO Winston-Salem, NC-based bank BB&T dan juga mantan think-tank Cato Institute, memberi hint, bahwa dia akan menerapkan kembali standar emas terhadap exchange rate system, saat Janet Yellen, chairman The Fed mengakhiri jabatannya di tahun 2018.

Isu kebijakan ini ditingkahi dengan pendapat berikutnya, yang tentu akan menimbulkan semacam "roller-coaster" dipasarfinansial,yaiturencanaabolishing (membubarkan) The Fed. Respon John Allison searah terhadap kampanye saat pencalonan Trump sebagai Presiden Amerika, saat Trump menyebut-nyebut ide mengenai terlalu independent-nya The Fed secara politis.

Pada saat menjabat sebagai Direktur Cato Institute, Allison mempublikasikan beberapa tulisan mengenai obsolete (usangnya) sistem The Fed, dan mengindikasikan pembubaran, terutama karena The Fed dianggap sebagai penghambat kekuatan para bilyuner beserta kroninya yang akan mengembangkan perbankan global.

Bahkanditahun2014,AllisonsempatmenuliskansebabutamavolatilitasdipasarfinansialadalahkarenaadanyaThe Fed. Allison menuliskan ide itu di Cato Journal.

Secara demikian, jika rencana dan pandangan-pandangan tersebut kemudian benar-benar diimplementasikan, maka Indonesiaextrahati-hatidanberjaga-jagadengansangatketatuntukmenghindari jebakan-jebakandipasarfinansialyang tentu saja menjadi lebih serba bergejolak dan serba tidak pasti.

Akhirnya, seperti yang disampaikan oleh seorang Professor dari Harvard University dalam Harvard Business Review, Nate Bennett, yang mengatakan bahwa, dalam dunia yang semakin cepat berubah ini, maka VUCA adalah tantangan yang tiada pernah berakhir. Dan kali ini, tantangannya berasal dari risiko kebijakan calon Presiden Amerika, Trump, beserta kroninya yang idiosinkratik, Allison, yang akan membubarkan The Fed dan mengembalikan sistem standar emas. What a VUCA. What a challenge!

Page 30: INDONESIAN ECONOMIC REVIEW AND OUTLOOK - …macroeconomicdashboard.feb.ugm.ac.id/wp-content/uploads/... · 2017-02-10 · E.Neraca Pembayaran Indonesia ... Perdagangan Besar dan Eceran,

Indonesian Economic Review and Outlook26

J. ECONOMIC OUTLOOK

Sejauh ini, tahun 2016 selalu memberikan kejutan-kejutan baru. Salah satu kejutan tersebut adalah terpilihanya Donald J. Trump sebagai Presiden AS, negara dengan perekonomian terbesar di dunia. Terpilihnya Trump sebagai orang nomor satu AS tentu membawa dampak bagi perekonomian AS dan dunia. Kebijakan perdagangan yang protektif, pemotongan pajak besar-besaran serta pengeluaran pemerintah federal yang agresif merupakan beberapa kebijakan pemerintah yang didengungkan Trump selama masa kampanye. Kebijakan-kebijakan ini dikhawatirkan akan berdampak buruk bagi perekonomian dunia. Sebagai contoh, kebijakan proteksi perdagangan Trump dikhawatirkan akan memicu perang tarif (trade war) antara AS dan Tiongkok. Apabila hal ini terealisasi maka penduduk AS akan kehilangan 4,8 juta pekerjaan dari sektor swasta1. Bukan hanya AS

Adapun ancaman eksternal lainnya datang dari Deutsche Bank (DB), salah satu bank investasi terbesar di dunia. Setelah dinyatakan bersalah karena menjual aset sub-prima (subprime), DB didenda sebesar US$ 14 miliar—hal ini diperparah dengan penolakan pemerintah Jerman untuk menalangi penalty tersebut. Hal ini dikhawatirkan akan membuat DB mengalami kesulitan ekuitas yang selanjutnya akan membawa efek domino bagi perekonomian global.

Pada kuartal II-2016 pertumbuhan ekonomi meningkat relatif terhadap kuartal I-2016. Adanya faktor musiman seperti panen raya dan peningkatan konsumsi karena adanya hari raya Idul Fitri menjadi salah satu faktor pendorong peningkatan pertumbuhanekonomi.PeningkatanpertumbuhanekonomipadakuartalII-2016jugadiikutiolehkenaikaninflasi,yangmasih berada dalam batas wajar.

Kabar baik datang dari statistik tenaga kerja. Persentase pengangguran pada Februari 2016 sebesar 7,02 persen, jumlah ini lebih kecil 0,43 secara y-o-y. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa hampir sepertiga dari penduduk yang bekerja tergolong sebagai pekerja tidak penuh, hal ini mengindikasikan masih rentannya kondisi tenaga kerja di Indonesia. Di sisi lain, kepercayaan dan keyakinan konsumen turun per September 2016 (ditunjukkan dengan turunnya Indeks Kepercayaan Konsumen dan Indeks Keyakinan Konsumen) hal ini juga diikuti oleh turunnya Indeks Ekspektasi Konsumen. Hal ini merupakan indikator, ada sinyalemen bahwa keyakinan konsumen, baik terhadap masa kini dan masa depan mengalami penurunan.

Dari sektor eksternal, ekspor dan impor masih mencatat pertumbuhan negatif, dengan kondisi ekspor lebih rendah dibandingkanimpor.Apabilahalinijugadiikutiolehdefisitanggaranpemerintahyangmelebarmakahalinidikhawatirkanakan menyebabkan kerentanan bagi perekonomian Indonesia. Kabar baiknya adalah investasi asing dan portofolio asing mengalamipeningkatandanmampumenutupidefisitneracatranksaksiberjalan.

1 Hasil estimasi dari Peterson Institute for International Economics (PIEE)

Page 31: INDONESIAN ECONOMIC REVIEW AND OUTLOOK - …macroeconomicdashboard.feb.ugm.ac.id/wp-content/uploads/... · 2017-02-10 · E.Neraca Pembayaran Indonesia ... Perdagangan Besar dan Eceran,

27Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada

Halaman Ini Sengaja Dikosongkan

Page 32: INDONESIAN ECONOMIC REVIEW AND OUTLOOK - …macroeconomicdashboard.feb.ugm.ac.id/wp-content/uploads/... · 2017-02-10 · E.Neraca Pembayaran Indonesia ... Perdagangan Besar dan Eceran,

MACROECONOMIC DASHBOARDFAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNISUNIVERSITAS GADJAH MADA

Pertamina Tower Lt. 4 Ruang 4.4Jl. Humaniora No.1 Bulaksumur, Yogyakarta 55281

Telp: +62 274 548 517 ext 373Fax: +62 274 551 208

Email: [email protected]: www.macroeconomicdashboard.com

INDONESIAN ECONOMIC REVIEW AND OUTLOOKTIM MACROECONOMIC DASHBOARD

Geraldo SihotangResearch Assistant & Web [email protected]+62 274 548 517 ext 373

Saiful Alim RosyadiResearch [email protected]+62 274 548 517 ext 373

M. Edhie PurnawanHead of [email protected]+62 274 548 517 ext 373

Prabaning TyasResearch Assistant [email protected]+62 274 548 517 ext 373

Aswanudin [email protected]+62 274 548 517 ext 373