indonesia maju di milenial - uin alauddin
TRANSCRIPT
Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial (Bangkit dari Pandemi Covid-19)
Ega Rusanti, Nurfidhea Dwidelia, Devi Trisnawati, Rezkianti Hasan, Wulandari Noor Rasyid, M. Miftahul Hidayat, Almi
Salam, Nita Amriani, Ahmad Albar, Nur Aulia, Ainan Radiyah, dan Agung Taufiq Islam. H
Alauddin University Press
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang:
Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau
seluruh isi buku ini ke dalam bentuk apapun tanpa izin
tertulis dari penerbit
All Rights Reserved
Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial (Bangkit dari
Pandemi Covid19)
Penulis: Ega Rusanti, Nurfidhea Dwidelia, Devi Trisnawati, Rezkianti Hasan, Wulandari Noor Rasyid, M. Miftahul Hidayat, Almi Salam, Nita Amriani, Ahmad Albar, Nur Aulia, Ainan Radiyah, dan Agung Taufiq Islam. H Penyunting: Zaenal Abidin & Taufiq Mathar Penyelaras Akhir: Taufiq Mathar Desain Sampul: A. Khaidir Akbar Cetakan I: 2020 iii + 197 hlm.; 15,5 x 23 cm ISBN: 978-602-328-333-0
Alauddin University Press UPT Perpustakaan UIN Alauddin Jl. H. M. Yasin Limpo No. 36 Romangpolong, Samata, Kabupaten Gowa Website: http://ebooks.uin-alauddin.ac.id/
i
KATA PENGANTAR
Di saat pembatasan pergerakan manusia karena pandemi Covid-19, di saat itu pula kita dituntut untuk tetap berpikir, berkreatif, dan berinovasi pada situasi new normal saat ini. Fisik dapat dibatasi namun pikiran, khususnya dalam menuangkan gagasan ataupun ide tetap harus dipicu dan memberikannya ruang yang luas untuk terus bergerak. Dies Natalis ke-55 IAIN/UIN Alauddin Makassar tahun 2020 ini tetap melaksanakan beberapa lomba. Salah satunya ialah lomba penulisan karya tulis ilmiah, seperti esai.
Buku ini ialah produk dari lomba karya tulis esai ilmiah tersebut yang mana 12 orang pemenang/penulis esai merupakan mahasiswa yang masih aktif di UIN Alauddin Makassar. Meskipun berisi ragam konten dan konteks pada tiap esai yang mereka tuliskan, namun tetap pada tema yang sama seputar optimisme milenial di situasi pandemi saat ini. Maka dari itu judul buku ini, dengan kesepakatan bersama, ialah “Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial (Bangkit dari Pandemi Covid-19)”. Ke 12 tulisan ini tentu tidaklah dapat mewakili seluruh generasi milenial di Indonesia, namun setidaknya karya ini dapat menunjukkan semangat dan optimisme untuk tetap berkarya di situasi “pembatasan” saat ini, terkhusus milenial yang tentu saja akan menjadi pewaris pembangunan Negeri tercinta ini.
Dengan segala hormat, kami selaku panitia penanggung jawab lomba karya tulis esai ilmiah mengucapkan terima kasih kepada seluruh pimpinan yang telah memberikan dukungan moral maupun materil sejak awal hingga terbitnya buku ini, terkhusus kepada Kepala Biro Adm. Umum, Perencanaan dan Keuangan yang sekaligus sebagai ketua Dies Natalis ke 55 ini, Drs. Alwan Suban, M.Ag. dan kepada kawan-kawan panitia lomba lainnya yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu di
ii
sini, dan juga seluruh dewan juri yang merupakan editor jurnal Nasional.
Buku ini tentu tidak akan wujud tanpa ke-12 penulis esai itu sendiri. Maka dari itu, kami mengapresiasi yang setinggi-tingginya kepada Ega Rusanti, Nurfidhea Dwidelia, Devi Trisnawati, Rezkianti Hasan, Wulandari Noor Rasyid, M. Miftahul Hidayat, Almi Salam, Nita Amriani, Ahmad Albar, Nur Aulia, Ainan Radiyah, dan Agung Taufiq Islam. H. Semoga karya tulis yang kalian ciptakan ini dapat bermanfaat, baik buat diri sendiri maupun orang lain, dan tetap menjadi motivasi untuk terus berkarya tulis.
Wassalam.
Samata, November 2020 PJ Esai Ilmiah
iii
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................. i
DAFTAR ISI .......................................................................................... iii
Menyambut Puncak Bonus Demografi di Tengah Pandemi: Bagaimana Nasib Generasi? 1
Media Pembelajaran Augmented Reality di Era Pandemi Covid-19 22
Peran Pemuda dan Budaya Literasi Masyarakat Indonesia 46
Indonesia dalam Genggaman Generasi Milenial Melawan Pandemi Covid-19 68
Konsep “5 To Be” untuk Diri Pemuda Indonesia dalam Upaya Memajukan Bangsa (Bangkit Dari Pandemi) 81
Merdeka Belajar dari Rumah: Inovasi atau Wacana 98
Kita adalah Penentu Perubahan 113
Penerapan Blended Learning dalam Membangkitkan Semangat Belajar Siswa/Mahasiswa di Tengah Pandemi Covid-19 125
Milenial Berdaya: Hadapi Pandemi dengan Kreativitas Berwirausaha 138
Hand Sanitizer Ramah Lingkungan Berbahan Dasar Daun Dadap Serap Inkorporasi dari Aloe Vera sebagai Staterpack Wajib New Normal 155
Peran Pemuda Mewujudkan Wakaf Produktif sebagai Instrumen Pembangunan Berkelanjutan 172
Generasi Milenial Bermental Baja sebagai Modal Utama Bangkitnya Indonesia 188
MENYAMBUT PUNCAK BONUS DEMOGRAFI DI TENGAH PANDEMI: BAGAIMANA NASIB GENERASI? Ega Rusanti (Program Studi Ekonomi Islam) 90100117007
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
“Jikalau ada pemuda yang telah berusia 21-22 tahun
namun tidak berjuang, tidak memiliki cita-cita dan tidak
giat membangun bangsa dan tanah air, lebih baik
pemuda seperti ini kepalanya digunduli saja” Ir.
Soekarno-
1. PENDAHULUAN
erdengar seperti guyonan, tapi kata-kata yang pernah
dilontarkan presiden pertama Indonesia ini sebenarnya
merupakan tamparan keras bagi pemuda bangsa yang
hari ini masih saja duduk santai tak berbuat apa-apa dan tidak
berpikir untuk memajukan Indonesia. Pemuda selalu menjadi
objek menarik untuk dikaji. Sebab, pemuda memiliki jiwa
kerelaan untuk berkorban, api idealisisme yang tidak menuntut
ganjaran material dan jabatan hingga pada semangat membara
yang tidak pernah padam dalam menentang kekuasaan yang
tiran. Berkat pemuda, kapal besar bernama “Indonesia” akan
ditentukan langkahnya apakah maju, diam bahkan tenggelam
(Widyanto 2010).
Peran pemuda dalam memajukan bangsa, masih saja
selalu terbentur pada persoalan kuantitas dan kualitas. Kuantitas
yang besar belum berarti mampu mengalahkan kualitas
(Population Reference Bureau 2013). Hal ini memberikan
pandangan jika populasi pemuda yang besar dalam sebuah
Negara tidak menjamin apa-apa jika hanya sedikit pemuda yang
berkarya, profesional, mandiri serta berakhlak baik. Olehnya itu,
pemuda dititikberatkan pada dua syarat utama yakni:
kehadirannya tidak menambah masalah dan kehadirannya
mampu memberikan solusi terhadap berbagai permasalahan
yang ada.
T
| Dies Natalis Ke-55 IAIN/UIN Alauddin Makassar
Perjuangan kaum pemuda telah dimulai sejak pergerakan
nasional merebut kemerdekaan hingga pada saat perubahan
generasi milenial saat ini. Pemuda tidak lagi dituntut membahu
senjata atau bambu runcing tapi di asah dengan kreatifitas dan
inovasi sebagai manusia modern yang akrab dengan
perkembangan teknologi. Pembangunan pemuda telah
tercantum sebagai agenda besar dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) demi menciptakan generasi
yang mandiri, tangguh dan mampu berdaya saing terutama saat
memasuki revolusi industri 4.0 dan bonus demografi (Astuti and
Soetarmiyati 2016).
Berkaitan dengan hal tersebut, saat ini merupakan
momentum penting bagi pemuda untuk menunjukkan taringnya
sebagai kunci utama dalam memajukan Indonesia melalui
pencapaian dan strategi dalam mewujudkan peluang bonus
demografi. Bonus demografi diartikan sebagai suatu kondisi di
mana perekonomian didukung oleh tingkat produktivitas yang
lebih tinggi jika dibandingkan dengan tingkat konsumsi. Bonus
demografi ini ditandai dengan tingkat ketergantungan oleh
jumlah penduduk yang bukan atau tidak lagi dalam masa usia
produktif ( 0-14 tahun dan 65 tahun keatas) terhadap penduduk
yang masih tergolong usia kerja atau produktif (usia 15-64
tahun) semakin menurun (UNFPA 2018).
Indonesia diperkirakan akan menikmati masa puncak
bonus demografi di tahun 2020-2035 (Hayes and Setyonaluri
2015). Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan jika pada
tahun 2020 total keseluruhan penduduk Indonesia sejumlah
269,6 juta jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 135,34 juta
dan 134,27 juta jiwa perempuan. Sebanyak 84, 27 juta jiwa
tergolong sebagai penduduk usia non-ptoduktif atau setara
dengan 31,25 % dari total penduduk dan sebanyak 185,34 juta
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
jiwa atau 68,74% sedang dalam usia produktif (Badan Pusat
Statistik 2019).
Gambar 1.1 Proyeksi Jumlah Penduduk Indoensia Berdasarkan Kelompok
Umur Tahun 2020
Ket: Laki-Laki
Perempuan
Sumber: (Badan Pusat Statistik 2019)
Bonus demografi ini mampu menjadi sebuah peluang
untuk membangun perekonomian. Namun apabila kesempatan
ini tidak dimanfaatkan secara baik dan tidak diimbangi dengan
strategi yang tepat bonus demografi hanya akan menjadi sebuah
disaster (bencana)(Zhang and Gu 2020). Pemanfaatan bonus
demografi ini harus didukung dengan investasi dari segala
bidang terutama kesehatan, pendidikan, dan pembentukan
karakter untuk mencetak generasi yang produktif sebagai aset
utama dalam pembangunan negeri (shinta Puspasari, Dwitamari
Junita, Dedi Prasetyo Hartanto, Aditya Aprilliofany 2018).
Ada beberapa Negara di dunia yang telah berhasil
memanfaatkan bonus demografi sebagai titik balik dalam
membangun perekonomiannya. Korea dan Jepang contohnya,
Negara-negara Asia Timur ini memaksimalkan momentum
| Dies Natalis Ke-55 IAIN/UIN Alauddin Makassar
bonus demografi dengan melakukan inovasi dan peningkatan
sumber daya manusia melalui layanan pendidikan dan
kesehatan yang memadai hingga dijuluki sebagai East Asian
Miracle. Sementara Negara-negara Eropa memusatkan strategi
pada perluasan tenaga kerja melalui investasi disektor industri
dan manufaktur untuk menyerap penduduk usia produktif yang
semakin meningkat (Africa Union Commission 2013). Namun
Negara bagian Amerika Latin tercatat gagal menjadikan bonus
demografi sebagai peluang melainkan berbalik menjadi bencana
akibat sistem pemerintah yang tidak memberikan regulasi yang
bijak serta maraknya praktek korupsi ditambah dengan pola
konsumsi yang meningkat sementara tabungan sangat kecil.
Akhirnya bonus demografi meningkatkan angka pengangguran
dan kesenjangan yang lebih luas di Negara ini(Fadayomi 2011).
Namun, berbagai strategi pembangunan pemuda yang
telah dirancang Indonesia dengan sedemikian rupa sejak
beberapa tahun silam mengalami hambatan dan tantangan yang
semakin kompleks akibat pandemi Covid-19 yang merebak tepat
di tahun 2020, tahun awal di mana harusnya Indonesia mulai
merasakan berkah demografi. Hingga Selasa, 27 Oktober 2020
total penderita virus corona di Indonesia tercatat sebanyak
394.454 orang dengan rerata statistik pertambahan sebanyak
3.000-4.000 orang setiap harinya (https://covid19.kemkes.go.id
2020). Akibatnya segala aktivitas mengalami keterbatasan,
termasuk akses pendidikan, kesehatan serta yang paling vital
adalah sektor perekonomian.
Pertanyaan yang kemudian muncul adalah bagaimana
nasib generasi muda di tengah pandemi? Sementara bonus
demografi dan tekanan ekonomi sudah ada di depan mata
disaat yang sama. Pendidikan dan kesehatan yang menjadi
tumpuan utama pembangunan sumber daya manusia sebagai
modal utama Indonesia dalam menghadapi gejolak demografi
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
ikut terguncang. Pendidikan formal yang semula menggunakan
sistem belajar tatap muka diganti menjadi sistem daring
sementara infrastruktur telekomunikasi belum sepenuhnya siap.
Akibatnya banyak siswa dan mahasiswa tak bisa lagi produktif
dan aktif belajar seperti biasanya. Belum lagi persoalan
ekonomi, banyaknya usaha yang gulung tikar serta maraknya
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) oleh perusahaan sehingga
tingkat pengangguran semakin banyak. Tercatat sebanyak 29
Juta pekerja mengalami dampak akibat corona, sebagian
berstatus dirumahkan dan sisanya mengalami PHK
(Hadiwardoyo 2020).
Sektor Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM) dan
pekerja sektor informal yang di dominasi oleh pemuda sebagai
pelaku utama juga ikut mengalami dampak yang cukup besar.
Dari total 60 Juta UMKM yang terdaftar, diperkirakan sebanyak
48,4% atau sekitar 30 Juta ikut terdampak. Selain itu, guncangan
ekonomi akibat pandemi juga ikut meningkatkan tindak
kriminalitas sebanyak 10% dari tahun sebelumnya(Chairani
2020). Berbagai situasi chaos ini semakin memberikan gambaran
bahwa usaha pemanfataan bonus demografi sedang
menghadapi hambatan yang lebih rumit dan berefek jangka
panjang bagi pembangunan generasi.
Tulisan ini akan mencoba memberikan strategi yang solutif
dari perspektif penulis mengenai persoalan arah pembangunan
pemuda sebagai kunci utama kesuksesan dan pemanfataan
bonus demografi di tengah pandemi saat ini. Pemuda hari ini
yang tergolong dalam generasi milenial, yang kasehariannya
dekat dengan teknologi serta memiliki inovasi dan kreativitas
yang semakin tinggi harusnya mampu mensiasati kendala dan
hambatan yang terjadi. Kondisi pandemi bahkan mungkin bisa
menjadi momen pengoptimalan dan bukti nyata revolusi 4.0
| Dies Natalis Ke-55 IAIN/UIN Alauddin Makassar
untuk membangun perekonomian yang lebih mandiri,
terintegrasi dan mampu mengatasi krisis.
2. PEMBAHASAN
Indonesia dalam beberapa tahun ke depan diperkirakan
akan menikmati bonus demografi yang akan membawa bangsa
ini menuju kejayaan. Namun, jika peluang ini tidak mampu
dioptimalkan bonus demografi hanya akan berbalik menjadi
bencana. Berbagai persoalan pelik yang mengikut pada laju
pertumbuhan penduduk terlihat jelas dengan meningkatnya
kesenjangan ekonomi masyarakat serta peningkatan
pertumbuhan ekonomi secara nasional (Sulastuti 2017). Kondisi
ini perlu menjadi perhatian utama pemerintah untuk mampu
memperbaiki permasalahan yang ada dengan membangun
sumber daya manusia yang berkualitas bagi pemuda-pemuda
sebagai tonggak harapan bangsa.
Dalam menghadapi bonus demografi, pemuda harus
dibangun dan dibentuk sebagai insan cerdas dan manusia yang
berkualitas sebagai aset utama. Olehnya itu perlu adanya
strategi agar pemuda Indonesia mampu bersaing dalam
memenuhi kebutuhan di masa industri 4.0 (Cooper et al. 2003).
Namun melihat kondisi hari ini, akibat pandemi covid-19 yang
belum juga berakhir perlu inovasi dan reformasi strategi baru.
Pemuda sebagai generasi milenial harus mampu menyesuaikan
diri di masa disrupsi teknologi dan persaingan pasar global di
tengah keterbatasan saat ini.
a. Flexible School dan Social Learning Selama Pandemi
Pendidikan merupakan salah-satu fokus utama yang harus
diperhatikan dalam membangun generasi yang berkualitas dan
berdaya saing kuat. Melalui sistem pendidikan yang mampu
mencerdeskan dan berakhlak mulia maka akan terbentuk kader-
kader harapan bangsa yang mampu diandalkan dalam
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
memanfaatkan bonus demografi. Namun, ketika pandemi mulai
melanda sejak maret 2020 lalu, sistem pendidikan yang
digunakan untuk transfer ilmu biasanya dengan cara face-to-
face kini berujung pada kebijakan school from home yang
berbasis daring (Purwanto et al. 2020).
Tak hanya di Indonesia, beberapa Negara di dunia juga
ikut terdampak. Cina dan Amerika misalnya, sebagai salah-satu
Negara yang terdampak covid-19 terbesar harus melakukan
perombakan sistem pendidikan yang terpadu pada basis
teknologi (Onyema, Sen, and Alsayed 2020). Di Cina terdampak
pada 290 juta siswa namun pemerintah dengan sigap melakukan
penutupan sekolah dan menerapkan pembelajaran jarak
jauh(Purwanto et al. 2020). Kebijakan ini didukung oleh
infrastruktur telekomunikasi yang memang sudah mapan serta
karaktersitik penduduk yang patuh dengan protokol kesehatan
yang diterapkan.
Namun, Indonesia berada dalam situasi yang berbeda dari
kedua Negara tersebut. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) mencatat terdapat sebanyak 68 juta siswa di
Indonesia yang melakukan sekolah jarak jauh selama pandemi
(Purwanto et al. 2020). Tentunya dengan jumlah yang tidak
sedikit, perlu ada kesiapan baik dari segi teknologi maupun
tenaga pendidik yang menguasai sistem digitalisasi pendidikan.
Namun faktanya tidak demikian, beberapa kendala muncul
hanya beberapa saat setelah kebijakan ini dibuat, infrastruktur
digital yang tidak siap seperti ketersediaan jaringan internet
yang memadai belum sepenuhnya mampu menunjang transisi
pembelajaran ini. Belum lagi tidak semua siswa memiliki dan
mampu mengaplikasikan gawai atau perangkat pembelajaran.
Selain itu, nyatanya tenaga pendidik juga memiliki kendala yang
sama bahkan lebih parahnya mayoritas guru-guru sekolah di
daerah masih gagap teknologi (gaptek). Akibatnya, sulit untuk
| Dies Natalis Ke-55 IAIN/UIN Alauddin Makassar
menemukan metode pembelajaran yang efektif dan cocok untuk
karakteristik masyarakat Indonesia. Siswa juga semakin hari
mengalami penurunan minat belajar akibat banyaknya kendala
yang tak berkesudahan.
Transisi pendidikan offline menuju online tidak mampu
diterapkan secara penuh dan optimal di Indonesia. Semakin
dibiarkan, sistem ini akan menjadi bukti kegagalan Indonesia
dalam membentuk pemuda dengan kualitas pendidikan tinggi
untuk menyambut bonus demografi. Olehnya itu, penulis
memberikan sebuah gagasan pembelajaran berbasis flexible
school dan sosial learning selama pandemi.
Ungkapan belajar di mana saja dan kapan saja sepertinya
mampu menggambarkan awal mula gagasan ini ada. Sekolah
bukan satu-satunya tempat untuk menimbah ilmu, sekolah
bukan kata yang terikat dalam sebuah tempat dan batasan
waktu. Setiap siswa berhak mendapatkan pengajaran yang layak
dan berkualitas meski di tengah keterbatasan. Krisis selama
pandemi memberikan kesempatan untuk melakukan revolusi
dan solusi inovatif untuk mengatasi kendala pendidikan yang
terjadi. Sekolah fleksibel ini tidak lagi menjadikan guru sebagai
tenaga pengajar utama namun lebih kepada segala sesuatu yang
berada dilingkungan siswa seperti orang tua, teman, bahkan
alam dan lingkungan sosialnya (Reimers and Innovation 2020).
Melalui sistem flexible school ini seorang siswa akan
menjadikan alam sebagai kelas tak terbatas dan kehidupan
sosial sebagai sebuah laboratorium yang tak akan pernah
kehabisan topik untuk dikaji. Seorang guru tidak lagi hanya akan
memberikan tugas secara online atau sekedar catatan buku
dihalaman sekian. Namun, secara bebas dan terkendali, siswa
diharapkan mampu mengeksplor dan menumbuhkan jiwa
kreatifitas dan inovasinya selama pembelajaran jarak jauh
berlangsung. Namun untuk tetap menjamin kualitas pendidikan
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
meski dengan kurikulum dan sistem pengajaran secara fleksibel,
ada beberapa hal penting yang juga perlu disiapkan untuk
mematangkan konsep ini. Seperti: Menyediakan tutor dan
membentuk komunitas belajar, memberikan Pengawasan dan
instruksi pembelajaran yang terarah dan aman serta
ketersediaan media atau sarana pendukung pembelajaran.
Metode social Learning akan melengkapi sistem flexible
school yang tertuju pada pembelajaran dengan berorientasi
pada eksplorasi dan ekspresi siswa dalam memahami lingkungan
sekitar. Social Learning diartikan sebagai pemanfaatan media
sosial atau teknologi pendukung dalam pembelajaran yang
terstruktur layaknya sekolah formal(De Giusti 2020). Indonesia
dengan segala keterbatasan infrastruktur digitalnya mampu
menerapkan ini namun tidak secara merata tiap daerah. Perlu
ada penyesuaian dan sarana serta prasarana pendukung. Tenaga
pendidik juga perlu mendapatkan pelatihan pendidikan model
ini agar mempu memberikan metode yang efektif selama
pembelajaran jarak jauh berlangsung. Social leraning ini bisa
dilakukan dengan membuat ruang diskusi dan pembelajaran
dengan konten atau berita –berita melalui media sosial seperti
zoom, google classroom atau wahtsapp. Metode pembelajaran
ini juga harus didukung dengan kontrol sosial masyarakat sekitar
siswa untuk menekan tekanan psikologi dan ganguuan interaksi
secara personal yang biasanya sering terjadi pada pengguna
sosial media.
b. Pengembangan Skil melalui Pelatihan Kewirausahaan dan
Vocational Career
Memasuki bonus demografi generasi muda harus dibekali
dengan kemampuan menejerial, pengelolaan organisasi,
kecakapan teknologi dan penguasaan keahlian atau
keterampilan tertentu. Untuk mendorong kemajuan ekonomi
selama momentum ini pemuda perlu membekali diri dengan
| Dies Natalis Ke-55 IAIN/UIN Alauddin Makassar
berbagai keterampilan yang sesuai dengan persaingan global
dan kebutuhan pasar tenaga kerja (Subhan 2018).
Pengembangan keterampilan ini bisa dilakukan melalui
pemberian pelatihan dan bimbingan kewirausahaan dalam
bidang ekonomi kreatif. Ekonomi kreatif menjadi sektor andalan
generasi muda dalam membentuk usaha dalam tataran UMKM.
Pelatihan kewirausahaan dilakukan untuk mencetak
generasi muda yang mampu berdaya saing dan memberikan
kontribusi terhadap perekonomian nasional. Kontribusi nyata
yang telah diperlihatkan pemuda mislanya pada sektor UMKM.
Terdapat 64,2 Juta pelaku UMKM dan mampu menyerap tenaga
kerja 117 juta pekerja(Nasution, Erlina, and Muda 2020). Sektor
usaha yang dilakukan oleh generasi muda saat ini mayoritas
pada sektor ekonomi kreatif seperti wisata, produk lokal dan
inovasi sektor pertanian. Metode pemasaran dan produksinya
juga semakin bervariasi dengan pemanfaatan teknologi canggih.
Selama pandemi, proses pelatihan dan bimbingan
kewirausahaan terkhusus bagi pemuda juga ikut mengalami
hambatan. Awalnya, baik lembaga pemerintahan hingga
swadaya masyarakat secara rutin melakukan konseling dan
bimbingan kewirausahaan bagi pelaku UMKM. Namun karena
terbatasnya kegiatan secara luring membuat proses bimbingan
ini tidak berjalan secara optimal. Di tengah keterpurukan ini
pemuda sebagai generasi milenial harus mampu memanfaatkan
penggunaan teknologi sebagai penunjang utama untuk tetap
berinovasi. “Berkarya di tengah keterbatasan adalah suatu
bentuk kepahlawanan dalam wujud baru”.
Pelatihan kewirausahaan bisa dilakukan dengan web
seminar (webinar) yang membahas mengenai peluang dan
strategi usaha selama pandemi. Selain itu pemerintah maupun
lembaga swadaya terkait perlu memberikan kelas bimbingan
berjenjang untuk memastikan praktik keterampilan tetap
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
mampu dijalankan sehingga bukan hanya pemberian teori
namun junga diimbangi dengan praktek lapangan untuk
mengasah keterampilan pemuda. Selain itu pemuda juga dapat
dibekali dengan keterampilan penggunaan teknologi informasi
sebagai media promosi dan penjualan produk mereka sehingga
mampu membuka peluang baru dan tidak terhambat oleh
batasan-batasan aktivitas yang timbul akibat pandemi seperti
keterbatasan akses ke pasar-pasar tradisional.
Selain membangun pemuda yang mampu berdaya saing
dalam pasar global melalui sektor kewirausahaan. Pemuda juga
perlu dibekali dengan mental preneurship yang kuat agar saat
terbentur dengan berbagai persoalaan pemuda tidak mudah
goyah dalam megembangkan karirnya (Olivia Fachrunnisa 2020).
Selama pandemi muncul sebuah kondisi global yang tak dapat
dihindari yakni “Career Shock”. Career Shock atau guncangan
karir dapat diartikan sebagai sebuah situasi kerentanan
perencenaan karir akibat suatu faktor yang diluar kendali
manusia (Williams and Metcalf 2020). Situasi ini cenderung
mendorong pemuda yang memilki mental persaingan yang
masih rentan akan mudah terperosok dan hilang arah dalam
berkarir. Apalagi selama pandemi semakin banyak struktur
perekonomian yang berubah, meningkatnya kasus PHK yang
mendorong pengangguran dan sulitnya menjaga stabilitas usaha
akibat dari ancaman resesi.
Olehnya itu, pemuda harus dibekali penguatan mental
melalui metode vocational career. Vocational career yang
dimaksud adalah memberikan pemahaman mengenai
manajemen karir, hingga pembentukan kematangan mental
pemuda sebelum memasuki dunia kerja. Selain itu melalui
sistem pendampingan ini pemuda diharapkan bisa lebih
mendalami keahlian dan minat mereka sehingga mampu
dioptimalkan dan diasah sebagai senjata utama meningkatkan
| Dies Natalis Ke-55 IAIN/UIN Alauddin Makassar
produktivitas dikalangan pemuda di tengah tantangan pandemi
covid-19.
Dengan memberikan pelatihan kewirausahaan dan
diimbangi dengan vocational career untuk menjamin setiap
pemuda mampu berinovasi dan memiliki kestabilan mental yang
kuat dalam berdaya saing. Bonus demografi akan tetap bisa
menjadi berkah bagi Indonesia jika dimanfaatkan dengan cara
membangun sumber daya manusia yang berkualitas terutama
bagi pemuda sebagai kunci kemajuan Indonesia. Pemuda yang
kreatif akan mampu lebih produktif dan membuka peluang kerja
yang lebih besar. Oleh karena itu, masyarakat yang masih dalam
usia produktif akan mampu terserap dan tidak menjadi beban
Negara. Bonus demografi akan benar-benar mampu menjadi
titik balik kemajuan Indonesia jika pemuda tidak lagi hanya
menjadi pencari kerja namun juga pencipta lapangan kerja
melalui usaha yang dilakukan. Selain itu semangat berwirausaha
pemuda akan mampu mendorong investasi terutama pada
sektor ekonomi kreatif.
c. Peningkatan Investasi dan Perluasan Lapangan Kerja
Pandemi covid-19 yang melanda dunia sepanjang 2020 ini
telah memberikan dampak mengerikan terhadap iklim investasi
dunia termasuk Indonesia. Masyarakat cenderung sangat
selektif terhadap pilihan investasi bahkan pada keputusan untuk
menunda investasi hingga situasi kembali terkendali (Nasution,
Erlina, and Muda 2020). Selain itu investor besar dari luar
seperti Cina, terpaksa menunda waktu investasinya padahal Cina
termasuk Negara yang memberikan investasi terbesar di
Indonesia. Jika investasi mampu dioptimalkan maka akan
mendorong terciptanya lapangan kerja baru sehingga
meringankan beban pemerintah dalam menyerap usia produktif
di masa bonus demografi. Semakin banyak investasi yang
berjalan maka akan mampu menyerap tenaga kerja dan
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
membuka usaha baru sehingga meningkatkan pertumbuhan
ekonomi (Falikhah 2017).
Bonus demografi mampu dioptimalkan jika Negara
tersebut memiliki sumber daya manusia yang berkualitas dan
ditopang dengan ketersediaan lapangan kerja yang mendukung
produktivitasnya(Umar 2020). Setiap satu masyarakat yang
tergolong usia produktif harus memiliki pekerjaan dan
mendapatkan pendapatannya sendiri sehingga tidak menjadi
tanggungan bahkan beban Negara. Namun, jika ketersediaan
lapangan kerja ini terbatas maka pemuda yang sedang
memasuki usia produktif hanya akan menjadi pengangguran.
Lebih miris lagi jumlah pengangguran terdidik semakin
meningkat, hal ini disebabkan karena lulusan universitas yang
semakin meningkat namun tidak semuanya rerserap dalam
dunia kerja (Maryati 2015). BPS mencatat selama tahun 2019
terdapat 6,82 Juta pengangguran terdidik yang tersebar di
Indoensia. Sempitnya lapangan kerja serta kurangnya
keterampilan yang dimiliki pemuda menjadi pemicu utama
masalah ini. Apalagi jika ditambahkan dengan pekerja
terdampak selama pandemi terjadi, pengangguran di Indonesia
pada tahun 2020 ini diperkirakan akan menyentuh angka 25 juta
orang (Hadiwardoyo 2020).
Pada faktanya masih banyak pemuda yang belum paham
bagaimana investasi memberi dampak yang luar biasa terhadap
perekonomian suatu bangsa. Akibatnya, pemuda umumnya
hanya terus melakukan konsumsi tanpa diiringi dengan investasi
dalam berbagai sektor yang mampu mereka kuasai. Padahal jika
dilihat, investasi di era revolusi 4.0 ini sudah sangat mudah
hanya dengan menggunakan platform investasi yang ada.
Investasi sektor pasar modal misalnya bisa dilakukan hanya
melalui gadget dan dengan modal yang tak besar pula. Bagi
pemuda yang ingin melakukan atau membuka usaha namun
| Dies Natalis Ke-55 IAIN/UIN Alauddin Makassar
terkendala modal, platform reksadana atau crowdfunding bisa
menjadi pilihan. Ada banyak pilihan investasi yang bisa dilakukan
pemuda di zaman milenial ini mulai dari investasi yang beresiko
rendah hingga investasi resiko tinggi bagi pemuda yang percaya
premis “High Risk High Return”. Dengan melakukan investasi
pemuda mampu melatih diri untuk konsisten dan mengolah
keuangan dengan baik. Selain itu peningkatan investasi
khususnya dikalangan pemuda akan mendorong pertumbuhan
ekonomi dan menciptakan lapangan kerja baru.
Selain itu, peningkatan lapangan kerja juga harus
difokuskan pada sektor yang dirasa mampu menopang generasi
muda serta distribusi ketersediaan yang merata di tiap daerah.
Terjadinya proses urbanisasi dan pemusatan pembangunan
infrastruktur juga turut menjadi pendorong tingkat
pengangguran dan ketidakmerataan pembangunan. Akibatnya
permasalahan ekonomi menjadi semakin kompleks dan tidak
terkendali jika hal ini terus terjadi (Umar 2020).
Di tengah kondisi krisis akibat pandemi saat ini, pemuda
sebaiknya lebih menggerakkan diri untuk menciptakan lapangan
pekerjaan daripada mencari pekerjaan yang terbatas jumlahnya.
Apalagi selama pandemi pemerintah mengeluarkan suntikan
investasi dan perbaikan ekonomi sebesar 35, 2 Triliun kepada
pelaku UMKM untuk tetap menjalankan usahanya dalam rangka
menyelamatkan perekonomian nasional. Hal ini sepatutnya
dapat dijadikan peluang bagi pemuda untuk melakukan
penguatan ekonomi dengan memanfaatkan teknologi dan
keterampilan yang dimiliki untuk membuka dan meningkatkan
usahanya sendiri.
d. Antisipasi Transisi Aging Population
Pemanfaatan bonus demografi memang perlu untuk
dioptimalkan sebagai momentum dalam menciptakan
perekonomian yang lebih matang(Edo 2015). Puncak bonus
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
demografi di Indonesia akan berlangsung sepanjang tahun 2020-
2035 bukannlah waktu yang sebentar untuk membangun
kemajuan. Namun, setelah tahun 2035 Indonesia secara mutlak
akan mengalami kondisi aging population. Artinya, masyarakat
usia tua (65 tahun keatas) akan lebih banyak dari usia produktif.
Hal tersebut juga perlu mendapatkan perhatian khusus.
Bercermin dari kegagalan Amerika Latin pada tahun 1960-1990
gagal memanfaatkan bonus demografi akibat kebijakan yang
tidak strategis dan tidak adanya antisipasi terhadap transisi
aging (Ramdlaningrum, Chrisnahutama, and Djamhari 2019).
Sebelum memasuki masa transisi ini, Indonesia harus
memiliki perencanaan yang matang. Selama bonus demografi
berlangsung pemuda harus didorong untuk tetap produktif
dengan menciptakan lapangan pekerjaan di sektor ekonomi
kreatif dan padat karya yang mampu bertahan jangka panjang.
Hal ini menjadi momen abstraksi untuk menentukan ketahanan
perekonomian dan industrialisasi Indonesia sebelum usia non
produktif semakin melonjak.
Selain itu, antisipasi lain yang bisa dilakukan adalah
menghindari kebiasaan konsumerisme yang biasa dilakukan
pemuda ketika memiliki pendapatan sendiri. Karakteristik
pemuda yang umumnya menyukai kesenangan kerap kali
terbuai dengan sistem kapitalis yang mendorong konsumsi
berlebih. Konsumsi yang tinggi akan berdampak pada jumlah
tabungan atau investasi berkurang sehingga tak ada antisipasi
hari tua atau dana mendesak yang digunakan sewaktu-waktu
ketika pemuda tidak lagi produktif. Pemuda harus dibekali
dengan manajemen pengolalaan keuangan yang mumpuni
untuk mempersiapkan hari tua kelak. Sehingga saat tidak lagi
produktif, mereka telah menjadi lansia yang memiliki keuangan
dan investasi yang cukup untuk memenuhi kebutuhannya
sendiri.
| Dies Natalis Ke-55 IAIN/UIN Alauddin Makassar
3. KESIMPULAN
Pemuda menjadi pion utama dalam pembangunan
Nasional. Setiap pemuda berkewajiban untuk berkarya,
produktif dan memiliki cita-cita yang kuat untuk kemajuan
Indonesia. Bonus demografi menjadi momentum bagi generasi
muda untuk menunjukkan peranya sebagai pemegang kunci
kebangkitan bangsa. Sekarang Indonesia menyambut puncak
bonus demografi di mana usia produktif lebih besar daripada
usia non-produktif. Namun, momen seperti ini harus disambut
dengan berbagai persoalan yang lebih kompleks akibat pandemi
covid-19.
Kondisi perekonomian selama tahun 2020 ini mengalami
penurunan yang sangat drastis. Pengangguran meningkat dan
usaha banyak mengalami kebangkrutan. Belum lagi persoalan
pendidikan sebagai bentuk pembangunan sumber daya manusia
yang berkualitas harus terkendala akibat infrastruktur digital
yang belum siap. Lalu bagaimana nasib generasi kita dalam
rangka menyambut puncak bonus demografi sementara
pandemi belum berakhir?
Pemuda sebagai generasi milineal sudah seharusnya
mampu menjadikan momen ini sebagai waktu yang tepat untuk
melakukan revolusi ke arah pemanfaatan teknologi untuk
mengatasi masalah yang terjadi. Selain itu generasi muda juga
harus menyiapkan beberapa strategi untuk mewujudkan bonus
demografi sebagai sebuah anugraf bukan bencana. Strategi
tersebut penulis uraikan ke dalam beberapa poin yakni: (1)
Pelaksanaan sistem pendidikan dengan metode flexible school
dan social learning; (2) Peningkatan skill dengan pelatihan
kewirausahaan dan vocational career; (3) Peningkatan Investasi
dan perluasan lapangan kerja serta; (4) Antisipasi transisi aging
population.
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
DAFTAR PUSTAKA
Africa Union Commission. 2013. “Initiating the Demographic Dividend.” COM : Africa Union Commission 14 (March).
Astuti, H., and N. Soetarmiyati. 2016. “Mengukur Peluang Dan Ancaman Bonus Demografi Terhadap Kualitas Sumberdaya Manusia Dalam Pembangunan Ekonomi Di Bandar Lampung.” Jurnal Bisnis Darmajaya 2 (1): 57–76.
Badan Pusat Statistik. 2019. Statistik Indonesia 2019 (Indonesian Statistics). Badan Pusat Statistik. Jakarta.
Chairani, Ikfina. 2020. “Dampak Pandemi Covid-19 Dalam Perspektif Gender Di Indonesia.” Jurnal Kependudukan Indonesia Edisi Khus (Juli): 39–42.
Cooper, Richard N., David E. Bloom, David Canning, and Jaypee Sevilla. 2003. The Demographic Dividend: A New Perspective on the Economic Consequences of Population Change. Foreign Affairs. Vol. 82. https://doi.org/10.2307/20033592.
Edo, Kalvin. 2015. “Rekomendasi Kebijakan Untuk Optimalisasi Bonus Demografi Di Indonesia.” Jejaring Administrasi Publik 2 (Juli): 20–22.
Fadayomi, T. O. 2011. “The Demographic Bonus: How Prepared Is Africa for the Gains?” Etude de La Population Africaine 25 (2): 226–49. https://doi.org/10.11564/25-2-229.
Falikhah, Nur. 2017. “Bonus Demografi Peluang Dan Tantangan Bagi Indonesia.” Alhadharah: Jurnal Ilmu Dakwah 16 (32). https://doi.org/10.18592/alhadharah.v16i32.1992.
Giusti, Armando De. 2020. “Policy Brief: Education during COVID-19 and Beyond.” Revista Iberoamericana de Tecnología En Educación y Educación En Tecnología, no. 26: e12. https://doi.org/10.24215/18509959.26.e12.
Hadiwardoyo, Wibowo. 2020. “Kerugian Ekonomi Nasional Akibat Pandemi Covid-19.” Baskara Journal of Business and Enterpreneurship 2 (2): 83–92. https://doi.org/10.24853/baskara.2.2.83-92.
| Dies Natalis Ke-55 IAIN/UIN Alauddin Makassar
Hayes, Adrian, and Diahhadi Setyonaluri. 2015. “Taking Advantage of The Demographic Dividend in Indonesia.” Policy Memo of UNFPA, no. April.
https://covid19.kemkes.go.id, Acsessed 27 Oct 2020. Maryati, Sri. 2015. “Dinamika Pengangguran Terdidik: Tantangan
Menuju Bonus Demografi Di Indonesia.” Economica 3 (2): 124–36. https://doi.org/10.22202/economica.2015.v3.i2.249.
Nasution, Dito Aditia Darma, Erlina Erlina, and Iskandar Muda. 2020. “Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Perekonomian Indonesia.” Jurnal Benefita 5 (2): 212. https://doi.org/10.22216/jbe.v5i2.5313.
Olivia Fachrunnisa, Diah Ayu Kusumaswati. 2020. SUSTAINABILITAS BISNIS : Pendekatan Manajemen Sumber Daya Insani Di MAsa PAndemi Covid-19. Semarang: Unissula Press.
Onyema, Edeh Michael, Shuvro Sen, and Alhuseen Omar Alsayed. 2020. “Impact of Coronavirus Pandemic on Education.” Journal of Education and Practice, no. June. https://doi.org/10.7176/jep/11-13-12.
Population Reference Bureau. 2013. “The Potential of Youth for a Demographic Dividend: Investing in Health, Education, and Job Creation.” International Conferencee on Family Planning 2 (November). https://www.usaid.gov/sites/default/files/documents/1864/EN-HLMM_Youth.pdf. Acsessed 27 Oct 2020
Purwanto, Agus, Rudy Pramono, Masduki Asbari, Priyono Budi Santoso, Laksmi Mayesti Wijayanti, Chi Hyun Choi, and Ratna Setyowati Putri. 2020. “Studi Eksploratif Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Proses Pembelajaran Online Di Sekolah Dasar.” EduPsyCouns: Journal of Education, Psychology and Counseling 2 (1): 1–12. https://ummaspul.e-journal.id/Edupsycouns/article/view/397. Acsessed 27 Oct 2020
Ramdlaningrum, Herni, Adrian Chrisnahutama, and Eka Afrina
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
Djamhari. 2019. “SEDIA PAYUNG SEBELUM RENTA: LANGKAH DINI ANTISIPASI LEDAKAN POPULASI LANSIA.” Prakarsa Policy Brief 15 (July).
Reimers, Fernando M, and Global Education Innovation. 2020. “A Framework to Guide an Education Response to the COVID-19 Pandemic of 2020.” OECD : Better Policies For Better Lives 4 (Special Issue): 1–40.
shinta Puspasari, Dwitamari Junita, Dedi Prasetyo Hartanto, Aditya Aprilliofany, Koko Anggi Purnomo. 2018. “Modal Manusia Indonesia Dalam Era Bonus Demografi.” Perpustakaan Nasional RI : Data Katalog Dalam Terbitan (KDT) Analisis Perekonomian Dan Bisnis Indonesia 1 (1): 1–37.
Subhan, Ahmad. 2018. “Peran Pemuda Dalam Pencapaian Jambi Emas 2015.” https://www.researchgate.net/publication/324719876. Acsessed 27 Oct 2020
Sulastuti, Dianita. 2017. “Membangun Generasi Berkualitas.” Media Keuangan Transparasi Informasi Kebijakan Fiskal XII (119): 5–54.
Umar, Muhammad Agus. 2020. “Bonus Demografi Sebagai Peluang Dan Tantangan Di Era Otonomi Daerah.” Genta Mulia 8 (2): 90–99.
UNFPA. 2018. “The Power of Choice: Reproductive Rights and the Demographic Transition.” The State of World Population 2018. https://www.unfpa.org/sites/default/files/pub-pdf/UNFPA_PUB_2018_EN_SWP.pdf on 13-07-2020. Acsessed 27 Oct 2020
Widyanto, Aloysius Bram. 2010. “Pemuda Dalam Perubahan Sosial.” Jurnal Historia Vitae 24 (2): 1–10.
Williams, Victoria, and Devon Metcalf. 2020. “Publication During the COVID-19 Pandemic.” Canadian Journal of Infection Control, no. April: 70–71. https://doi.org/10.36584/cjic.2020.006.
Zhang, Han, and Danan Gu. 2020. Demographic Dividend.
| Dies Natalis Ke-55 IAIN/UIN Alauddin Makassar
Encyclopedia of Gerontology and Population Aging. https://doi.org/10.1007/978-3-319-69892-2_1120-1. Acsessed 27 Oct 2020
MEDIA PEMBELAJARAN AUGMENTED REALITY DI ERA PANDEMI COVID-19 Nurfidhea Dwidelia (Program Studi Pendidikan Matematika) 20700117002
| Dies Natalis Ke-55 IAIN/UIN Alauddin Makassar
1. PENDAHULUAN
elakangan ini, ketika dunia dilanda musibah dengan
kehadiran Covid-19 membuat pemangku kebijakan
khususnya dalam bidang pendidikan di Indonesia harus
segera mengambil tindakan karena sangat berpengaruh
terhadap kelancaran proses pendidikan termasuk di sekolah-
sekolah. Covid -19 merupakan virus yang baru ditemukan, yang
dapat menular ke manusia dan siapa saja serta sangat
berbahaya. Sampai hari ini belum ada vaksin yang dapat
mencegah virus ini. Oleh karena itu, salah satu tindakan yang
dilakukan Kemendikbud dalam menangani permasalahan ini
adalah mengeluarkan surat edaran tentang penanganan dan
pencegahan Covid-19 di sekolah-sekolah. Menindak lanjuti
edaran tersebut beberapa pemerintah daerah mengeluarkan
kebijakan untuk meliburkan sekolah. Kebijakan yang dipilih
beberapa pemerintah daerah Indonesia tentu mendapatkan
dukungan dari Menteri Nadiem. Menteri Nadiem dalam
keterangan tertulisnya di Jakarta pada tanggal 15/03/2020 juga
menekankan bahwa “"Kemendikbud siap dengan semua
skenario, termasuk penerapan bekerja bersama-sama untuk
mendorong pembelajaran secara daring (dalam jaringan) untuk
para siswa". Berdasarkan hal tersebut pemanfaatan teknologi
dalam dunia pendidikan harus segera dilaksanakan.
Dalam situasi seperti saat ini, peran guru dalam
memanfaatkan teknologi sangat diperlukan, hal ini agar proses
belajar tetap berjalan di rumah. Salah satu media pembelajaran
yang sesuai dengan kondisi saat ini adalah media pembelajaran
yang berbasis teknologi atau berbasis android.
Media pembelajaran adalah komponen yang berbentuk
fisik yang bermanfaat bagi tenaga pendidik untuk
menyampaikan informasi agar tujuan pembelajaran dapat
tercapai (Yaumi 2017). Banyak dari tenaga pendidik jaman
B
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
sekarang yang masih menggunakan media pembelajaran
konvensional, di mana mereka hanya sekadar menyampaikan
informasi, menerangkan materi di papan tulis, dan memberikan
tugas untuk dikerjakan di rumah. Sedangkan peserta didik hanya
mendengarkan materi dan mengerjakan tugas yang diberikan.
Sehingga untuk menarik perhatian peserta didik di era industri
4.0, pada mata pelajaran yang diampuh sangatlah sulit terutama
pada materi bangun ruang di Sekolah Menengah Pertama. Hal
tersebut dikarenakan materi bangun ruang pada matematika
memuat banyak rumus yang agak sulit dipahami dan sulit diingat
oleh peserta didik di tingkatan Sekolah Menengah Pertama.
Menurut hasil penelitian yang relevan (Harsa K, Yusika R, &
Satria, 2016), siswa SMP merasa kesulitan dalam memahami
materi bangun ruang, karena tanpa alat peraga mereka hanya
mampu membayangkan saja atau mengimajinasikan sendiri
objek bangun ruang tersebut (Informatika, Widya, and Dharma
1997) . Sedangkan menurut Saefi M, Lukiati B, Suarsini E. di
dalam jurnal internasionalnya yang berjudul Students ’ Cognitive
Comprehension 2017, “Learning Media facilitate students to
learn wherever and whenever so that the frequency of student
learning can be higher graduate to high student retention”
(Saefi, Lukiati, and Suarsini 2017). Artinya, media pembelajaran
memfasilitasi siswa untuk belajar di mana pun dan kapanpun
sehingga frekuensi belajar siswa dapat lebih tinggi lulus ke
retensi siswa tinggi. Selain itu, menurut hasil observasi penulis di
lapangan, tenaga pendidik di SMP Pesantren Guppi Samata
sama sekali tidak menggunakan media pembelajaran apapun
pada mata pelajaran Matematika. Hal yang dilakukan ketika
proses belajar mengajar hanya menyampaikan materi lalu
memberikan tugas atau latihan di Sekolah dan pekerjaan rumah.
Oleh karena itu, di era industri 4.0 ini seluruh tenaga
pendidik dianggap perlu untuk memodifikasi atau meningkatkan
media pembelajaran yang digunakan selama proses
| Dies Natalis Ke-55 IAIN/UIN Alauddin Makassar
pembelajaran khususnya di bidang studi Matematika pada
materi bangun ruang. Ini disebabkan karena peserta didik di era
ini adalah generasi millennial yang sangat dipengaruhi oleh
pesatnya perkembangan teknologi, sehingga untuk menarik
perhatian dan ketertarikan mereka diperlukan pula penerapan
pengembangan teknologi tersebut ke dalam proses belajarnya.
Kombinasi Augmented Reality dengan konsep pendidikan
salah satu contoh teknologi yang sering dikembangkan di era
industry 4.0 ini. Augmented Reality dengan konten pendidikan
dapat menciptakan aplikasi baru yang bermanfaat untuk
meninngkatkan daya tarik belajar mengajar bagi peserta didik.
Aplikasi yang berbasis Augmented Reality juga dianggap unggul
karena mampu dijalankan di android (Mehmet 2012).
Maka, peneliti ingin mengembangkan sebuah produk yang
menarik dan mudah digunakan baik itu oleh tenaga pendidik
maupun peserta didik. Produk yang dimaksud adalah sebuah
media pembelajaran aplikasi Calcu Card berbasis Augmented
Reality yang diterapkan pada platform android dan
menggunakan kartu sebagai alat bantu pendukung aplikasi.
Aplikasi ini diharapkan mampu meningkatkan minat belajar
peserta didik utamanya pada bidang studi Matematika materi
bangun ruang sisi lengkung. Melalui aplikasi Calcu Card berbasis
Augmented Reality dengan model pengembangan PIE. Konsep
yang diterima peserta didik akan lebih menarik dan
menyenangkan sehingga dapat menarik perhatian khususnya
yang memiliki minat rendah pada mata pelajaran Matematika.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis mengambil
berinisiatif bahwa perlunya dilakukan pengembangan media
pembelajaran di era pandemic Covid-19 melalui Pengembangan
Media Pembelajaran Calcu Card Berbasis Augmented Reality
Pada Materi Bangun Ruang Sisi Lengkug di mana pengembangan
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
media tersebut dikhususkan bagi siswa Kelas IX SMP Pesantren
Guppi Samata.
2. PEMBAHASAN
Adanya pandemi Covid-19 memberikan dampak bagi
dunia pendidikan, seperti halnya adanya aturan pemerintah
yang mengharuskan proses pembelajaran yang biasanya
berlangsung di kelas diubah menjadi daring.
Guru maupun peserta didik tentu harus dapat beradaptasi
dengan konsep pembelajaran daring tersebut. Selama proses
pembelajaran secara daring tentu dibutuhkan media
pembelajaran yang mendukung. Seperti halnya media
pembelajaran berbasis android yang sangat membantu dalam
konsep pembelajaran jarak jauh.
Pembelajaran berasal dari kata dasar belajar dan
dilengkapi dengan imbuhan pemdanan. Makna kata
pembelajaran dapat diperoleh dari kata dasarnya tersebut.
Dalam buku Hamdani berjudul Stategi Belajar Mengajar
(2011:20), ditemukan beberapa definisi belajar yang
dikemukakan oleh para ahli. Di antaranya menurut Cronbach,
belajar adalah menunjukkan perubahan dalam perilaku sebagai
hasil dari pengalaman. Tidak berbeda jauh degan pendapat dari
Crow and Crow, belajar adalah usaha untuk memperoleh
kebiasaan, pengetahuan dan sikap baru. Kemudian, Hamdani
menyimpulkan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku
atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan (Hamdani 2011).
Belajar merupakan perubahan manusia yang relatif
permanen yang terbentuk dari pengalaman dan interaksi-
interaksinya dengan lingkungan. Perubahan yang dimaksud pada
pengertian belajar tersebut adalah perubahan internal yang
meliputi pengetahuan, mental, sikap, dan keterampilan.
Perubahan internal merujuk kepada perubahan dari dalam diri
| Dies Natalis Ke-55 IAIN/UIN Alauddin Makassar
peserta didik yang belajar termasuk pikiran, perasaan, dan jiwa
yang terbentuk melalui pengalaman (Yaumi 2018).
Pembelajaran merupakan proses kompleks yang terjadi
pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak ia
masih bayi sampai keliang lahat nanti (Waristal 2008). Jadi dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu upaya
memperoleh perubahan dalam perilaku, pengetahuan, mental,
dan keterampilan sebagai hasil dari pengalaman.
Media memiliki sejarah yang tidak singkat, sebagai wadah
edukasi, wadah politik, wadah hiburan, dan sebagai wadah
aspirasi politik. Media mengalami modernisasi yang artinya
berubah dari tradisonal ke yang lebih maju (Sutirna 2018).
“Technology is growing rapidly, it can be seen from various
activities that have been supported by technology”(Susilowati et
al. 2018). Artinya, teknologi berkembang pesat, bisa dilihat dari
berbagai kegiatan yang telah didukung oleh teknologi.
“Now, as we enter a new world of global digital
communication, it is no surprise that there is a growing interest
in the relations between mobile technology and
learning”(Sharpes 2006), yang terjemahannya: Sekarang, ketika
kita memasuki dunia baru komunikasi digital global, tidak
mengherankan bahwa ada minat yang tumbuh dalam hubungan
antara teknologi seluler dan pembelajaran. “A theory of learning
must be based on contemporary accounts of practices that
enable successful learning”(Sharpes 2005). Maka, pembelajaran
bergerak harus memperhitungkan penggunaan teknologi pribadi
dan bersama di mana-mana. “At this point, we need to develop a
new ecology of learning, one which includes other forms of
learning into education and one which develops students who
are curious, creative, and capable”(Chan and Fung 2017).
Artinya pada titik ini, bagaimanapun kita pelu mengembangkan
ekologi baru pembelajaran ke dalam pendidikan yang
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
mengembangkan siswa yang penasaran, kreatif, dan cakap.
“Mobile learning is an area that develops very quickly and has
been considered as the future of learning”(Drigas and Pappas
2004). Pembelajaran mobile adalah bidang yang berkembang
sangat cepat dan telah dianggap sebagai masa depan
pembelajaran “Mobile learning has growing visibility and
significance in higher education”(Traxler 2007). Artinya,
pembelajaran mobile memiliki visibilitas dan signifikansi yang
berkembang dalam pendidikan tinggi.
Menurut UNESCO (2006) telah terjadi beberapa tahap
perkembangan media, di antaranya terjadi karena
perkembangan teknologi, perkembangan sosial, perkembangan
ekonomi, dan globalisasi. Sejarah pekembangan media dalam
proses pembelajaran sendiri selalu berkaitan dengan sejarah
perkembangan konsep media dalam pendidikan.
Menurut Midun (2009) perkembangan media
pembelajaran dimulai pada abad ke-17, yaitu ketika aliran
realism muncul dalam pendidikan yang dipelopori oleh Johan
Amos C., yang tertera di dalam bukunya yang berjudul Orbis
Pictus. Aliran realism ini mendorong munculnya aliran visualisai
pembelajaran, yaitu aliran yang berpandangan bahwa
penggunaan gambar dapat memudahkan pesetradidik dalam
memahami istilah-istilah verbal yang sulit, serta memperjelas
apa yang diajarkan. Selanjutnya di tahun 1930-an, terdapat
gerakan “Audiovisual Education” yang muncul didukung dengan
ditemukannya radio, sejak saat itu di dalam pembelajaran
terdapat istilah Audio Visual Aids atau biasa disingkat AVA untuk
membantu guru menyampaikan pembelajaran menjadi lebih
konkret, tidak hanya melalui gambar/visual, Tetapi juga dengan
suara/audio.
Perkembangan juga terus berlanjut, pada tahun 1945
muncul berbagai macam nama dari AVA seperti “Audio Visual
| Dies Natalis Ke-55 IAIN/UIN Alauddin Makassar
Communications” yang memandang pendidikan sebagai proses
komunikasi, dua tahun kemudian, yaitu pada tahun 1952-an
munculah konsep “Instructional materials”. Puncak
perkembangan media pembelajaran terjadi tahun 1990-an yaitu
saat munculnya konsep “education technology” atau
”Instructional technology” yang dikembangkan oleh asosiasi
internasional Association of Educational Communication and
Technology (Karsidi 2018).
Miarso (2004) mengemukakan bahwa pembelajaran
adalah istilah yang memperlihatkan usaha pendidikan yang
dilakukan secara sengaja, dengan tujuan yang ditetapkan lebih
dulu sebelum proses tersebut dilaksanakan, serta
pelaksanaannya terkendali. (Dermawan 2016). “Learning media
is media practice on development, utilization, management and
evaluation learning process”(Ariani 2017). Artinya, Media
pembelajaran adalah media praktek pada pengembangan,
pemanfaatan, pengelolaan, dan penilaian proses belajar.
“Design learning that systematically develops, and evaluates
educational interventions (such as programs, teaching strategies
and materials, products and systems) as a solution for problems
in educational practice”(Hutchison and Mitchell 1973).
Media pembelajaran adalah segala bentuk peralatan fisik
yang secara terencana didesain untuk membangun interaksi dan
menyampaikan informasi. Peralatan fisik yang dimaksud
meliputi bahan cetak, multimedia, visual, audio, audio-visual,
dan Web. Peralatan fisik tersebut mesti secara sengaja
dirancang dan dikembangkan agar berkesesuaian dengan
kebutuhan peserta didik dan tujuan pembelajaran (Yaumi 2018)
. “The use of mobile phones can be applied as a medium of
learning through mobile devices or called mobile learning with
the aim of learning can be done anywhere”(Hapsari, Wibawanto,
and Sudana 2017). Artinya, penggunaan ponsel dapat
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
diaplikasikan sebagai salah satu media pembelajaran melalui
perangkat mobile atau disebut mobile learning dengan tujuan
pembelajaran dapat dilakukan di mana saja.
Jadi kesimpulannya, media pembelajaran adalah suatu
media yang dikembangkan, dikelola, dan dimanfaatkan dengan
berbagai jenis tertentu yang digunakan kapan saja dan di mana
saja untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Williams (2003) menjelaskan macam-macam media dan
klasifikasinya sebagai alat komunikasi yang bisa digunakan dalam
aktivitas pembelajaran, sebagai berikut:
1. Jenis non-projectmedia atau tidak dapat diproyeksikan,
seperti diagram, model, bahan pameran atau display, dan
foto:
2. Jenis projected media misalnya, LCD;
3. Media audio seperti kaset, CD (compact disc), yang berisi
rekaman music, ceramah, rekaman kuliah;
4. Media gambar gerak atau media animasi, seperti DVD,
VCD, dan blue rays disc;
5. Pembelajaran berbaris komputer; dan
6. Multimedia dan jaringan komputer.
Selain itu, Heinich dkk (2005) juga menjelaskan klasifikasi
media yang digunakan untuk aktivitas pembelajaran yang terdiri
dari media cetak, media grafis dan display, media audio, motion
pictures, dan multimedia.
Media cetak adalah salah satu media yang sudah lama
dipakai sebagai sarana dalam kegiatan pembelajaran. Media
cetak juga memiliki sifat yang sangat fleksibel dan dipandang
sebagai jenis media yang relatif murah. Macam-macam media
| Dies Natalis Ke-55 IAIN/UIN Alauddin Makassar
cetak yang berisi teks yakni meliputi brosur, buku, handout, dan
leaflet.
Media grafis dan display berfungsi sebagai alat untuk
menyampaikan informasi dan pengetahuan yang menarik bagi
penggunanya. Sama halnya dengan media cetak, media
pembelajaran ini juga memiliki jenis bermacam-macam mulai
dari benda asli yang biasa dikenal dengan istilah realia, sampai
kepada model dan replika atau benda tiruan.
Media audio adalah media yang efektif dan efisien
digunakan untuk menggapai tujuan pembelajaran yaitu melatih
kapabilitas penggunanya dalam memperoleh informasi dan
pengetahuan secara lisan dan komprehensif. Karena media ini
bisa dipakai untuk menberikan hampir seluruh jenis informasi
dan pengetahuan, maka beberapa ahli berpendapat bahwa
media audio adalah tepat untuk dipakai dalam pembelajaran
tentang seni dan kemampuan berbahasa.
Gambar bergerak atau motion pictures merupakan jenis
media yang mampu menyajikan gambar yang bergerak dan
memiliki unsur suara, contohnya yaitu media video dan film.
Media video dan film tersebut memiliki fitur-fitur yang luar biasa
sebagai sebuah alat untuk menyampaikan informasi atau
berkomunikasi melaui sebuah gambar.
Multimedia adalah hasil dari kemajuan teknologi digital
yang dapat membagikan banyak pengalaman belajar bagi
penggunanya. Multimedia dapat menyajikan pengetahuan dan
informasi secara komprehensif yang dipelajari oleh peserta didik
yakni dapat berupa teks , video, grafis, audio dan animasi secara
simultan (Pribadi 2017).
Penggunaan media pembelajaran memiliki fungsi
tersendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi
pembelajaran yang lebih efektif. Fungsi lainnya dari media
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
pembelajaran adalah yang pertama media pembelajaran sebagai
salah satu komponen yang saling berhubungan dengan
komponen lainnya untuk menciptakan situasi belajar yang
diharapkan. Kedua, media pembelajaran dalam penggunaannya
harus relavan dengan komponen yang ingin dicapai dan
pembelajaran itu sendiri. Artinya, penggunaan teknologi dalam
pembelajaran harus melihat pada kompetensi dan bahan ajar.
Ketiga, media pembelajaran tidak berfungsi sebagai alat
hiburan. Keempat, teknologi pembelajaran bisa berfungsi untuk
mempercepat proses belajar, peserta didik dapat mengetahui
tujuan dan bahan ajar lebih cepat dan lebih mudah. Kelima,
media pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan kualitas
proses pembelajaran. Keenam, media pembelajaran meletakkan
dasar-dasar yang kongkret untuk berfikir. Oleh karena itu, dapat
mengurangi terjadinya penyakit verbalisme.
Empat alasan rasional mengapa media pembelajaran itu
penting untuk digunakan dalam pembelajaran, yakni
meningkatkan mutu pembelajaran, tuntunan pradigma baru,
kebutuhan pasar, dan visi pendidikan global (Yaumi 2017). Selain
itu, Media pembelajaran juga berfungsi sebagai Suplemen yang
artinya fungsi ini menjadikan e-learning sebagai sumber belajar
tambahan yang dapat memperkaya khasanah pengetahuan
pelajar (Huesin 2018).
Sedangkan, Internet and communication tecnology (ICT)
memiliki tiga fungsi utama yang dimiliki dalam kegiatan
pembelajaran, yaitu sebagai alat bantu pembelajaran ,misalnya
menganalisis dan mengolah data, sebagai ilmu pengetahuan
(science), dan bahan pembelajaran sekaligus sebagai perangkat
bantu untuk menguasai sebuah kompetensi berbantuan
computer (Safei 2017).
Multimedia merupakan salah satu jenis media
pembelajaran. Media ini adalah gabungan dari penggunaan teks,
| Dies Natalis Ke-55 IAIN/UIN Alauddin Makassar
animasi, suara, foto, video, dan gambar untuk penyajian
informasi. Multimedia adalah produk teknologi mutakhir yang
bersifat digital. Media ini dapat menciptakan pengalaman
belajar yang kaya dengan berbagai kreativitas (Usman 2002).
“Multimedia data mining is the process of converting low-level
huge volume of multimedia data into high-level knowledge
through interactive and iterative steps” (Hutchison and Mitchell
1973) Artinya pengembangan data multimedia adalah proses
mengubah volume besar data multimedia tingkat rendah
menjadi pengetahuan tingkat tinggi melalui langkah-langkah
interaktif dan berulang. Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa
multimedia adalah suatu teknologi digital berupa tampilan visual
maupun audio yang menyajikan informasi dengan tujuan
tertentu.
Program multimedia ini digunakan untuk menyampaikan
informasi atau pesan melalui tayangan teks, animasi, video,
gambar suara, dan hyperlink secara terintegrasi. Teknologi
komputer dan digital yang berkembang pesat ini memungkinkan
pengguna media untuk memperoleh informasi dan pengetahuan
yang dibutuhkan dari berbagai maca, sumber secara
komprehensif. Program multimedia ini mampu menampilkan
gabungan kombinasi beberapa unsur tayangan menjadi suatu
tampilan pesan dan informasi yang dapat dipelajari secara
komprehensif oleh pemirsa (Pribadi 2017). “Pervasive learning
facilitated by mobile technologies or Multimedia offers flexibility
to learners in terms of community, autonomy, locationality and
relationality” (Rachel et al. 2006).
Dari pembelajaran multimedia, seorang pendidik bisa
mengetahui bahwa multimedia tersebut harus kaya akan proses
interaktif. Oleh karena itu, makna dari multimedia harus
bercirikan komunikasi dua arah (two way communication), drag
and drop, feedback langsung, input data, aktivitas fisik dan
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
mental, mouse klik, mouse enter, masking, drawing , dan
selection (Dermawan 2016).
Prosedur pemanfaatan aplikasi Calcu Card berbasis
Augmented Reality terdiri dari perencanaan, implementasi, dan
evaluasi sesuai dengan komponen dari model pengembangan
PIE yang digunakan. Adapun uraian komponen-komponen dari
pemanfaatan aplikasi adalah sebagai berikut.
1. Perencanaan
Seperti yang telah dijelaskan pada tahapan
pengembangan aplikasi, rancangan aplikasi Augmented Reality
ini menggunakan alat bantu Vuforia dan Blender. Mula-mula
marker didesain menggunakan aplikasi Canva, kemudian diinput
ke dalam Vuforia SDK. Di dalam Vuforia diberikan kunci tertentu
untuk dihubungkan ke Unity. Kemudian, objek 3D dibuat
menggunakan software blender lalu diekspor dan diinput ke
Unity. Di dalam Unity, marker dan objek dihubungkan
sedemikian rupa. Adapun rancangan program aplikasi dapat
dilihat pada gambar 2.
Gambar 1. Alur program aplikasi
| Dies Natalis Ke-55 IAIN/UIN Alauddin Makassar
Alur program aplikasi dimulai dengan tampilan menu
utama dengan tombol “start”. Saat pengguna menekan tombol
tersebut maka property dari AR Camera akan muncul.
Kemudian, pengguna menunjukkan kartu sebagai kode atau
marker. Program dari aplikasi secara otomatis akan
mengidentifikasi marker tersebut dan menampilkan render
objek 3D sesuai dengan kartu marker yang dtunjukkan. Setelah
itu, pengguna dapat keluar dari aplikasi dengan menekan
tombol “kembali” pada android masing-masing.
2. Implementasi
Hasil implementasi dari rancangan aplikasi di atas adalah
yang pertama tampilan marker dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Tampilan marker
No. Marker Penjelasan
1
Marker ini adalah marker karakteristik salah satu bangun ruang sisi lengkung yang berfungsi untuk menampilkan objek kerucut tiga dimensi.
2
Marker ini juga marker karakteristik yang dapat menampilkan objek bola tiga dimensi.
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
3
Marker ini juga merupakan marker karakteristik yang sebagai kode untuk menampilkan objek tabung tiga dimensi.
4
Marker ini adalah marker yang dapat menampilkan rumus tiga dimensi dari bangun ruang kerucut.
5
Marker ini juga merupakan marker rumus tiga dimensi untuk bangun ruang bola.
6
Marker ini juga marker sebagai kode yang dapat menampilkan rumus dari bangun ruang tabung.
| Dies Natalis Ke-55 IAIN/UIN Alauddin Makassar
7
Marker ini adalah kode soal latihan pertama untuk menampilkan jawaban akhir dari soal pertama tersebut.
8
Marker ini adalah marker soal kedua yang dapat menampilkan jawaban dari soal kedua tersebut.
9
Marker ini adalah kode marker soal ketiga yang berfungsi menampilkan jawaban dari soal ketiga tersebut.
10
Marker ini adalah kode soal keempat yang berfungsi untuk menampilkan jawaban akhir dari soal keempat tersebut.
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
11
Marker ini adalah marker soal latihan kelima untuk menampilkan jawaban dari soal kelima tersebut.
Gambar 2. Tampilan menu utama
Menu utama pada aplikasi Calcu Card berbasis Augmented
Reality ini memiliki satu tombol yaitu tombol “start” berwarna
ungu yang berfungsi untuk masuk ke webcam sebagai AR
camera. Pada menu utama juga terdapat desain yang
bertuliskan “Bangun Ruang Sisi Lengkung” sebagai materi yang
berkaitan pada aplikasi ini. Selain itu, ada gambar empat persegi
panjang sebagai ciri khas yang terdapat pada marker aplikasi ini.
Kemudian yang terakhir dari implementasi adalah
tampilan objek 3D di android pengguna yang dapat dilihat pada
tabel 2.
| Dies Natalis Ke-55 IAIN/UIN Alauddin Makassar
Tabel 2. Tampilan objek 3D pada android pengguna
No. Marker Tampilan objek 3D
1 Marker karakteristik bangun ruang sisi lengkung
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
2 Marker rumus bangun ruang sisi lengkung
| Dies Natalis Ke-55 IAIN/UIN Alauddin Makassar
3 Marker soal latihan
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
3. Evaluasi
Pada komponen ketiga (evaluasi) ini, terdiri dari tahap
validasi, tahap uji kepraktisan, dan tahap uji keefektifan produk
yang memiliki kriteria pengujian masing-masing sebagai alat
ukurnya. Serta pada tahap evaluasi ini akan ditunjukkan
kelebihan dan kekurangan dari produk atau program yang telah
diimplementasikan.
Setelah melakukan seluruh rangkaian uji validitas, uji
kepraktisan, dan uji keefektifan penulis juga telah melakukan uji
coba aplikasi di android dan menemukan kelebihan dan
keterbatasan pada media pembelajaran aplikasi Calcu Card.
Kelebihan media pembelajaran aplikasi Calcu Card adalah
sebagai media pembelajaran yang valid, praktis, dan efektif,
dapat menarik minat peserta didik untuk belajar matematika,
sebagai pengganti alat peraga 3D yang memiliki desain yang
baru, unik, dan menarik sehingga peserta didik lebih semangat
mempelajari materi bangun ruang sisi lengkung, memiliki
tampilan yang full colour untuk memperkuat daya tarik peserta
didik, mempermudah tenaga pendidik memberikan informasi
bentuk bangun ruang sisi lengkung, rumus dan latihan soal-soal,
dapat digunakan di mana pun dan kapan pun, mudah dibawa
kemana-mana, tidak memerlukan kuota internet, dan ukuran
aplikasi tidak terlalu besar.
Adapun keterbatasan media pembelajaran yang
ditemukan oleh penulis adalah sebagai berikut.
a. Objek 3D hanya akan muncul jika marker tertangkap oleh
kamera pengguna. Ketika sebagian dari pola marker tidak
sengaja tertutupi oleh sesuatu, maka objek 3D tidak akan
muncul.
b. Jarak dari kamera pengguna mempengaruhi proses
identifikasi marker dan ukuran objek. Semakin jauh jarak
| Dies Natalis Ke-55 IAIN/UIN Alauddin Makassar
kamera ke marker maka semakin tidak terlihat pula objek
3D. Semakin dekat jarak kamera ke marker maka
semakin besar pula objek 3D yang muncul. Sehingga
jarak kamera agar menampilkan ukuran objek yang
optimal adalah sekitar 15-25 cm.
c. Kondisi gelap terang cahaya juga mempengaruhi
pengidentifikasian marker. Jika kondisi cahaya terlalu
gelap atau terlalu terang maka kamera akan sulit
memgenali pola dari marker.
d. Semakin banyak marker yang diinput pada aplikasi, maka
semakin besar ukuran aplikasi.
3. KESIMPULAN
Media pembelajaran yang dikembangkan pada penilitian
ini adalah media pembelajaran aplikasi Calcu Card berbasis
Augmented Reality yang dapat digunakan di platform android
tanpa kuota internet dan bersifat valid, praktis, dan efektif.
Media pembelajaran ini dirancang dan dibuat
menggunakan Unity 3D, Vuforia, Canva, dan Blender, serta
marker sebagai bahan untuk AR camera untuk medeteksi dan
menampilkan objek.
Objek yang ditampilkan dari media pembelajaran ini
adalah bangun ruang sisi lengkung, rumus luas permukaan dan
volumenya, serta soal-soal latihan yang berkaitan dengan
bangun ruang sisi lengkung.
Aplikasi Calcu Card berbasis Augmented Reality digunakan
sebagai alat peraga matematika khususnya mata pelajaran
bangun ruang sisi lengkung untuk meningkatkan minat peserta
didik dengan tampilan baru, unik, dan menarik. Media
pembelajaran ini diharapkan dapat membantu proses
pembelajaran daring selama era pandemic Covid-19.
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
DAFTAR PUSTAKA
Ariani, Diana. 2017. “Indonesian Journal of Curriculum Aktualisasi Profesi Teknologi Pendidikan Di Indonesia” 5 (1): 1–9.
Chan, Will W K Ma Chi-keung, and Kar-wai Tong Heidi Fung. 2017. New Ecology for Education – Communication X.
Dermawan, Deni. 2016. “Mobile Learning Sebuah Aplikasi Teknologi Pembelajaran.” Jakarta: Grafindo.
Drigas, Athanasios S, and Marios A Pappas. 2004. “A R Eview Of M Obile L Earning A Pplications For M Athematics . A Review of Mobile Learning Applications for Mathematics .,” 18–23.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Hapsari, Widya, Hari Wibawanto, and I Made Sudana. 2017. “Journal of Vocational and Career Education Pengembangan Mobile Learning Teknik Digital Bagi Mahasiswa Pendidikan Teknik Elektro” 2 (1).
Huesin, Hamdan. 2018. “Pembelajaran Berbasis Web Dengan Moodle.” Yogyakarta: Budi Utama.
Hutchison, David, and John C Mitchell. 1973. Lecture Notes in Computer Science. Lecture Notes in Computer Science. Vol. 9. https://doi.org/10.1016/0020-7101(78)90038-7.
Informatika, Teknik, Stmik Widya, and Cipta Dharma. 1997. “Pembelajaran Bangun Ruang Berbasis Augmented Reality Dengan Metode Marker Augmented Reality,” 19–24.
Karsidi, Ravik. 2018. “Media Pembelajaran Inovatif Dan Pengembangannya.” Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mehmet, Kasim dan Yasin Ozarslan. 2012. “Procedia, Social, and Behavioral Sciences.”
Pribadi, Benny A. 2017. Media Dan Teknologi Dalam Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Rachel, S, Rachel Cobcroft, Stephen Towers, Judith Smith, and Axel Bruns. 2006. “Mobile Learning In Review: Opportunities And Challenges For Learners, Teachers, And Institutions,” 21–30.
Saefi, Muhammad, Betty Lukiati, and Endang Suarsini. 2017. “Students ’ Cognitive Comprehension” 5 (2): 57–63.
Safei, Muhammad. 2017. “Teknologi Pembelajaran.” Makassar: Uin Alauddin Press.
Sharpes, Mike. 2005. “Towards a Theory of Mobile Learning.”
| Dies Natalis Ke-55 IAIN/UIN Alauddin Makassar
UK. ———. 2006. “A Theory of Learning for the Mobile Age.”
London. Susilowati, Tri, Kamarul Shukri, Mat The, Badlihisham Mohd
Nasir, Abdul Ghafar Don, and Miftachul Huda. 2018. “Learning Application of Lampung Language Based on Multimedia Software” 7: 175–81.
Sutirna. 2018. “Inovasi Dan Teknologi Pembelajaran.” Yogyakarta: Budi Utama.
Traxler, John. 2007. “Defining, Discussing, and Evaluating Mobile Learning: The Moving Finger Writes and Having Writ… .” 8 (2).
Usman, Basyiruddin. 2002. “Media Pembelajaran.” Jakarta: Ciputra Pers.
Waristal, Bambang. 2008. “Teknologi Pembelajaran : Landasan Dan Aplikasinya.” Jakarta: Rineka Cipta.
Yaumi, Muhammad. 2017. Belajar Mengajar Dengan Media Dan Teknologi. UIN Alaudd. Makassar.
PERAN PEMUDA DAN BUDAYA LITERASI MASYARAKAT INDONESIA
Devi Trisnawati (Jurusan Jurnalistik) 50500118025
| Dies Natalis ke-55 IAN/UIN Alauddin Makassar
1. PENDAHULUAN
ebuah perkembangan sains dan teknologi yang semakin
dewasa ini, seakan menuntut sumber daya manusia untuk
lebih berkualitas. Dalam artian menuntut manusia yang
mampu memahami pengetahuan lalu mengaplikasikan
pengetahuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga
pengetahuan yang dimiliki juga bisa di pelajari dan dirasakan
oleh masyarakat lainnya. Salah satu upaya yang bisa dilakukan
untuk menciptakan manusia yang berkualitas yakni dengan
meningkatkan kualitas pendidikan yang bersinergi.
Negara adalah sebuah badan tertinggi yang memiliki
kewenangan untuk mengatur kepentingan masyarakat luas serta
kewajibannya dalam mensejahterakan masyarakat. Negara yang
konon terbilang sebagai alat masyarakat dengan kepemilikan
kekuasaan untuk mengatur hubungan antara manusia yang
menyandang status warga negara. Di mana segala aturan yang
telah ditetapkan oleh suatu negara, akan menjadi kewajiban
bagi masyarakat untuk mematuhi aturan tersebut. Kewajiban
berpendidikan pun termasuk diantara dari beberapa aturan
yang tertera.
Indonesia merupakan salah satu negara dengan
menyandang status kenegaraan yang menggunakan sistem
hukum. Hingga setiap warga negaranya diharuskan mematuhi
segala aturan yang tertera dalam dasar negara pancasila dan
Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, di mana didalamnya
menganut berbagai aturan negara Indonesia.
Dalam sebuah negara, khususnya Negara Republik
Indonesia (RI) dengan berbagai keberagaman bagi bangsa
Indonesia merupakan sebuah keniscayaan. Sebuah negara yang
berada di garis Khatulistiwa dengan kekayaan budaya, adat,
suku, ragam bahasa, kekayaan laut serta tingkat SDA dan SDM
yang cukup terbilang tinggi. Namun keberagaman tersebut tidak
S
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
membuat penghuni negara atau warga negara untuk untuk
berseturu akibat perbedaan ragam bahasa ataupun kebudayaan
dan segalanya. Sesuai dengan semboyan Negara Indonesia yakni
“Bhinneka Tunggal Ika” yang maknanya walaupun di Indonesia
memiliki keanekaragaman yang begitu melimpah namun pada
hakikatnya bangsa Indonesia tetaplah satu kesatuan yakni
Negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Masyarakat
mengetahui sejarah berbagai budaya melalui pendidikan. Hal ini
menunjukkan betapa pentingnya pendidikan nasional di suatu
negara.
Diketahui bahwa tujuan diselenggarakannya pendidikan
nasional yakni agar negara mampu menciptakan manusia yang
berasaskan pancasila untuk membentuk manusia yang sehat
jasmani, rohani serta akal budinya. Selain itu memiliki
pengetahuan yang luas, keterampilan yang dapat
mengembangkan kreativitas serta mengembangkan kecerdasan
yang tinggi yang disertai budi pekerti luhur, mencintai bangsa
sesuai dengan ketentuan yang ada dalam UUD 1945.
Diketahui bahwa Negara Indonesia menjajaki status
kemerdekaan yakni pada 17 Agustus 1945. Salah satu penopang
kemerdekaan Negara Indonesia ialah keberagaman yang dimiliki
oleh Negara Indonesia itu sendiri. Kala itu warga Negara
Indonesia mampu membuktikan bahwa dengan keberagaman
yang ada tak membuat kekuatan persatuan memudar begitu
saja, melainkan malah menambah kekuatan persatuan seluruh
warga negara Indonesia untuk selalu berusaha memperjuangkan
kemerdekaan RI. Hingga akhirnya diproklamasikanlah
kemerdekaan Indonesia dan berarti saat itu Bangsa Indonesia
telah merdeka secara formal.
Berbincang terkait kemerdekaan, Indonesia diakui telah
menjadi negara yang merdeka secara formal. Indonesia juga
telah dicanangkan sebagai salah satu negara dengan status
| Dies Natalis ke-55 IAN/UIN Alauddin Makassar
negara berkembang. Salah satu faktor yang membuat Indonesia
berkembang yakni berperannya teknologi dalam kehidupan
masyarakat. Teknologi informasi mampu merubah segala
sesuatu dengan cepat. Perkembangan pesat teknologi di
Indonesia sangat relevan untuk negara berkembang yang
memiliki visi misi untuk memajukan negaranya, seperti halnya
Indonesia.
Kemajuan suatu negara juga tidak luput dari perjuangan
dari pemuda-pemudi yang ada dalam negara tersebut. Peran
pemuda sangat penting dalam memajukan negara. Diketahui
sebelumnya bahwa tujuan sebuah negara berdiri ialah untuk
mensejahterakan hidup masyarakat. Nah di sinilah peran
pemuda yang selalu memperjuangkan hak rakyat. Pemuda yang
termaksud bisa berasal dari berbagai kalangan, baik kalangan
mahasiswa, peserta didik, generasi milenial yang akan menjadi
generasi penerus bangsa yang maju dan bermartabat.
Seringkali terdengar suatu opini yang mengatakan bahwa
pemuda adalah agent of change. Pemuda adalah sebagai agen
perubahan. Pemuda Indonesia sangat memiliki peran besar
dalam memajukan Negara Indonesia. Banyak perubahan yang
bisa dilakukan oleh pemuda untuk Negara, termasuk juga dalam
perannya saat berkecimpung di lingkungan masyarakat ke arah
yang lebih baik. Seperti misalnya melalui upaya saling
memotivasi dengan mendorong adanya kemajuan di dalam
masyarakat, baik dalam bidang teknologi, kebudayaan ataupun
segalanya.
Pemuda Indonesia juga sering dijuluki sebagai pembangun
kesejahteraan dan kemajuan masyarakat di bidang pendidikan.
Seperti yang diketahui bahwa pendidikan adalah pondasi dari
segala hal. Sehebat apapun kita, pasti kita mendapatkan
segalanya setelah melalui program pendidikan. Karena tanpa
pendidikan, pemuda, masyarakat, kita semua akan kewalahan
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
dalam menjalankan peran sebagai generasi penerus bangsa.
Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan pendidikan adalah satu
komponen terpenting yag perlu ditanamkan sejak usia dini
kepada para pemuda agar kelak, mereka bisa berinovasi untuk
membangkitkan Negara Indonesia dari Ketertindasan dari
berbagai pihak. Selain itu, mereka juga harus berpendidikan agar
mereka bisa meningkatkan serta meratakan mutu pedidikan di
Indonesia, terutama di daerah-daerah pelosok yang tak
tersentuh lansung oleh pihak aparat yang berwenang.
Hingga disitulah peran pemuda, membangkitkan
pemerintah dalam memeratakan pendidikan bagi seluruh rakyat
Indonesia. Disnilah bukti bahwa pendidikan tidak hanya bagi
mereka yang mampu, melainkan untuk seluruh rakyat Negara
Republik Indonesia. Pemuda menjadi pelopor bangsa juga
dikarenakan mereka adalah generasi milenial yang memiliki
semangat juang yang tinggi.
Beberapa kali terjadi aksi demonstrasi yang dilakukan oleh
para pemuda-pemudi Indonesia dari berbagai kalangan, baik
kalangan intelektual ataupun tidak. Mereka bersatu
mengatasnamakan pemuda Indonesia yang akan selalu
menjunjung dan menuntut keadilan. Sering kali mereka
melakukan aksi demonstrasi untuk menyampaikan aspirasi
rakyat. Di mana rakyat kecil selalu merasakan dampak dari
perbuatan para pemilik kekuasaan. Hingga para pemuda
Indonesia bersatu untuk turun dengan tujuan menjadi tangan
penyalur aspirasi masyarakat kepada para penguasa Negara.
Tepat pada tahun 2020, seluruh dunia saat ini tengah
diguncang oleh wabah besar (pandemi) Covid-19. Covid-19
adalah singkatan dari Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).
Covid-19 merupakan virus RNA strain tunggal positif, tidak
bersegmen dan tidak kasat mata. (Yuliana 2020). Diketahui
bahwa Virus corona adalah jenis virus baru yang berasal dari
| Dies Natalis ke-55 IAN/UIN Alauddin Makassar
Wuhan (China) pada tanggal 31 Desember 2019, yang
mengakibatkan terinfeksinya 90.308 orang per tanggal 2 Maret
2020 lalu.
Adanya virus ini membuat berbagai pihak merasa
dirugikan. Khususnya para buruh dan masyarakat lainnya dari
kelas menengah ke bawah. Mengapa demikian? Hal ini
dikarenakan banyaknya Pemutusan Hak Kerja (PHK) yang
dilakukan oleh para konglomerat kepada pekerjanya. Dengan
alasan perekonomian yang tersedak. Namun, sebenarnya itu
semua malah membuat para pekerja dan masyarakat kehilangan
akan rezeki untuk menafkahi keluarga.
Bukan hanya itu saja, melainkan sejak adanya wabah
pandemi Covid-19 ini, pola hidup masyarakat Indonesia juga
ditekankan untuk lebih baik dari pola hidup sebelumnya. Karena
virus Covid-19 ini tidak kasat mata sehingga kita harus berhati-
hati dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Melihat hal tersebut, para pemuda Indonesia pastinya
tidak hanya tinggal diam saja. Pastinya ia akan melakukan
sebuah inovasi, entah mereka melakukannya sendiri atau
mereka berkombinasi dengan pihak aparat kepemerintahan.
Pembahasan terkait itu akan diulas lebih lanjut dibagian
pembahasan esai.
Inovasi tercipta dari imajinasi pemuda-pemuda yang
kreatif. Pemuda kreatif yakni pastinya pemuda yang memiliki
banyak referensi terkait berbagai hal. Bagaimana bisa seorang
yang tidak pernah melakukan tindakan literasi, wawasannya
akan terbuka. Mungkin saja mereka berimajinasi namun tak
seluas imajinasi seorang literate. Seseorang mengungkap
semakin baik literasi informasi seseorang atau sekelompok
orang maka akan terus berkolerasi dengan kesejahteraannya.
Karena mereka bisa lebih kreatif dan produktif menghasilkan
sesuatu yang lebih baik, khususnya untuk Negara Indonesia.
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
Dalam essai ini, akan dibahas terkait bagaimana peran
pemuda dalam memajukan kesejahteraan negara dan penghuni
negara, khususnya masyarakat. Selain itu akan dibahas juga
terkait perpaduan antara peran pemuda dan juga peran dari
perkembangan ilmu teknologi serta tingkat literasi masyarakat
melalui teknologi informasi yang saat ini bisa dibilang menjadi
kunci utama dalam menjalani kehidupan masyarakat Indonesia
di Masa Pandemi Covid-19 seperti saat ini.
Khususnya bagi pelajar, pengajar, pekerja Work From
Home (WFH) yang saat ini tengah menggunakan teknologi
dalam beraktivitas di kehidupan sehari-hari. Sehingga hampir
setiap hari warga negara Indonesia mengakses informasinya dari
gadget yang mereka miliki. Dan itu sangat menjadi kekhawatiran
apabila ada informasi yang belum diketahui secara jelas terkait
kebenarannya lalu diterima langsung tanpa masyarakat tersebut
mengkroscheck terlebih dahulu
2. PEMBAHASAN
Saat ini seluruh negara yang ada di penjuru dunia kini
sedang dilandai oleh musibah besar yakni Pandemi Covid-19.
Berbagai polemik menerjang hingga membuat perseturuan dan
kemerosotan berbagai bidang yang ada di suatu negara, salah
satunya Indonesia. Kemerosotan sangat dialami dalam bidang
ekonomi. Selama pandemi menghantui Negara Indonesia,
jumlah pengangguran semakin kian menambah.
Perlu diketahui bahwa masalah pertambahan jumlah
pengangguran baik di Negara Indonesia ataupun dunia yang
tengah akan memasuki era 5.0, di mana teknologi saat ini
digunakan untuk mengganti tenaga kerja manusia. Hal ini juga
memberikan dampak buruk bagi para tenaga pekerja, apalagi
ditambah dengan wabah yang sangat merugikan sektor
perekonomian suatu negara. Diduga dengan adanya revolusi 5.0
akan menyebabkan lebih dari 50 juta orang akan kehilangan
| Dies Natalis ke-55 IAN/UIN Alauddin Makassar
pekerjaan atau bahkan hampir separuh dari total pekerja di
Indonesia.
Kaufman dan Hotchikss (1999), dirinya mengungkap
bahwa tingkat pengangguran menjadi salah satu tolak ukur
efisiensi dalam bidang perekonomian. Ketika jumlah
pengangguran meningkat atau melonjak tinggi maka beberapa
industri pastinya akan kewalahan. Perkiraan umunya kerugian
ekonomi pada huku, Okum yakni setiap presentase peningkatan
jumlah pengangguran sama dengan penurunan 2% dalam GNP.
(Handayani 2019)
Bahkan tercatat dalam data kepemerintahan, bahwa
akibat adanya virus Covid-19 jumlah tingkat pengangguran di
Negara Republik Indonesia bertambah sebanyak 3,7 Juta orang.
Hal ini dikarenakan kegiatan ekonomi yang berhentinya
beberapa sektor akibat dilakukannya pembatasan sosial berskala
besar demi menekan penyebaran virus Covid-19.
Dikutip dari situs cyber Kompas.com (28/7), bahwa
Presiden Joko Widodo telah mengungkap bahwa semenjak
adanya Covid-19 yang melanda negara Indonesia, kenaikannya
lumayan tinggi. Jumlah kenalikan pengangguran sekitar 3,7 juta
orang perhitungan Bappenas, dan angka tersebut sudah sangat
terbilang sangat tinggi. Akibat adanya kenaikan pada jumlah
pengangguran tersebut maka itu akan menjadi salah satu
pertimbangan pemerintah untuk meningkatkan defisit fisikal
menjadi 5,2% dari yang sebelumnya 4,17% pada tahun 2020
mendatang.
Berbagai polemik tercipta setelah pandemi Covid-19
melanda berbagai negara di penjuru dunia, salah satunya yakni
Negara Indonesia sendiri. Dalam menanggapi adanya wabah
Covid-19 ini, pemerintah RI telah memutuskan untuk mengubah
tatanan kehidupan baru (New Normal). Kendati demikian, hal
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
tersebut menuntut masyarakat untuk bisa beradaptasi oleh
situasi kehidupan di New Normal.
Bagaimana seseorang dengan mudah bisa beradaptasi
dengan keadaan baru New Normal? Yakni dengan bersikap atau
berperilaku kreatif dari sebelum-sebelumnya. Salah satu
perwujudan dari tingkat kreatif masyarakat yakni dengan
memperkaya budaya literasi pada masyarakat itu sendiri.
Sebelumnya kita harus mengetahui bagaimana
sebenarnya literasi dan apa pentingnya kita membudidayakan
tingkat literasi pada masyarakat. Literasi merupakan sebuah
kemampuan berbahasa yang dilakukan oleh seseorang, baik itu
menyimak, berbicara, membaca atau bahkan menulis, yang
tidak lain adalah untuk berkomunikasi dengan cara yang
berbeda. Teale & Sulbzy (1986) mengungkap bahwa secara
sempit literasi merupakan kemampuan membaca serta menulis.
Hampir senada dengan pendapat Grabe & Kaplan (1992) dan
Graff (2006), dirinya mengartikan bahwa literasi sebagai sebuah
kemampuan untuk membaca dan juga menulis (to read and
write). (Pujiono 2017)
Perlu diketahui pula, bahwa kemampuan membaca dan
menulis sangat diperlukan dalam membangun sikap kritis dan
juga tingkat kreatifitas terhadap beberapa fenomena kehidupan
yang sekiranya mampu menumbuhkan kehalusan budi
keteakawanan serta pula sebagai bentuk upaya dalam
melestarikan budaya bangsa Indonesia.
Sebuah sikap kritis dan kreatifitas mampu meminimalisir
adanya kesalahpahaman yang terjadi dalam kehidupan
masyarakat. Seorang yang memiliki jiwa kritis dan kreatif
memang memerlukan semangat membaca dan menulis agar
mampu berpikir secara rasional serta mengendepankan
kecakapan dalam menggali informasi ataupun menemukan
sebuah informasi.
| Dies Natalis ke-55 IAN/UIN Alauddin Makassar
Seperti saat sekarang ini, banyak terjadinya polemik berita
atau informasi-informasi yang beredar terkait Covid-19 yang
kebenarannya pun belum bisa dipastikan. Ruang publik tercipta
sebagai wadah agar masyarakat mampu menuliskan gambaran
apa yang terjadi hari kemarin, hari ini bahkan hari yang akan
datang.
Masing-masing orang memiliki hak untuk mengutarakan
opini atau pendapatnya, baik secara lisan ataupun tulisan
melalui berbagai media. Namun, perlu diketahui bahwa sebuah
opini merupakan sebuah perspektif seseorang yang
menuliskannya, siapapun yang membacanya tidak boleh
menerima langsung atau secara cuma-cuma tanpa mengulas
lebih mendalam tulisan yang disuguhkan tersebut. Karena setiap
opini kebenarannya bersikap perspektif penulis dan bisa saja
persepktif lain muncul dari pembaca.
Opini bukanlah sebuah fakta. Opini hanyalah sebuah
pendapat dan kebenarannya terletak pada perspektif
penulisnya. Sebuah opini merupakan tulisan yang subjektif dan
bukan objektif. Dengan demikian maka opini tidak sepatutnya
langsung diterima begitu saja. Pembaca perlu mengkaitkan atau
mempertimbangkan apakah opini tersebut sesuai dengan
realitas atau fakta yang terjadi dilapangan atau tidak. Maka dari
itu, sangat diperlukan pemikiran yang kritis dalam menanggapi
opini yang beredar.
Dan sebenarnya di sinilah letak pentingnya literasi, di
mana kita harus jeli melihat tulisan yang telah disajikan dan bisa
menganalogikakan tulisan tersebut, apakah tulisan tersebut
sesuai dengan realita yang ada, ataupun malah menyeleweng
dari realita yang ada. Dari tuisan tersebut akan menjelma dalam
logika pembaca hingga menghasilkan perspektif baru dari
pembaca yang bisa disalurkan melalui tulisan opini juga, untuk
terbit dalam ruang publik media.
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
Dengan demikian memang sangat penting bagi kita
masyarakat Indonesia untuk memperkaya budaya literasi
kepada masyarakat. Perlu diketahui pula bahwa masyarakat
yang tingkat literasinya maka otomatis masyarakat tersebut
akan memiliki kemampuan untuk memilih informasi, untuk
memahami informasi serta menerapkan informasi tersebut
dalam berbagai kegiatan, misalnya kegiatan dalam kehidupan
New Normal seperi saat ini. Di mana tentunya masyarakat
dituntut untuk melakukan sebuah kegiatan yang aman namun
juga produktif, hal ini untuk menciptakan percepatan pemulihan
sosial ekonomi yang saat ini tengah melanda Negara Indonesia.
Kegiatan literasi bisa dilakukan baik itu di kelas formal
ataupun tanpa kelas sekalipun. Karena pada dasarnya sebuah
kegiatan literasi ialah kegiatan yang bertujuan untuk
memperoleh keterampilan informasi. Keterampilan seseorang
dalam menemukan informasi ditunjukkan melalui bagaimana
seseorang tersebut mampu mengidentifikasi informas yang
dibutuhkan, kemampuan mengakses serta kemampuan dalam
mengevaluasi informasi yang ada secara efektif dan juga etis.
Setiap individu sebenarnya memiliki kemampuan dalam
mengontrol diri untuk melakukan kehidupan dengan sebaik-
baiknya. Kegiatan Literasi merupakan salah satu kegiatan yang
diharapkan bisa menjadi rutinitas kegiatan bagi masyarakat
Indonesia, tidak lain adalah untuk memajukan kehidupan Negara
Indonesia.
Berdasarkan riset World’s Most Literate Nations Ranked
yang telah dilakukan oleh pihak Central Connecticut State
University pada Maret 2016 lalu bahwa Negara Indonesia
dinyatakan sebagai negara yang menduduki peringkat ke-60 dari
61 negara terkait minat membaca. Negara Indonesia persis
berada dibawah Thailand yang berada di urutan 59 dan di atas
Bostwana yang berada di urutan terakhir yakni 61. Namun perlu
| Dies Natalis ke-55 IAN/UIN Alauddin Makassar
diketahui bahwa jika dilihat dari segi infrastruktur untuk
mendukung literasi membaca, Negara Indonesia berada di atas
Negara-negara Eropa.
Dan fakta selanjutnya yakni, 60 Juta penduduk Indonesia
memiliki gadget bahkan menempati urutan kelima dunia
terbanyak memiliki gadget. Lembaga riset digital marketing
Emarketer telah memperkirakan bahwa pada tahun 2018 jumlah
pengguna aktif smartphone di Indonesia memiliki lebih dari 100
juta orang. Dengan jumlah sebesar itu, Indonesia menjadi
negara dengan pengguna aktif dalam menggunakan gadget
terbesar keempat di Dunia setelah China, India dan Amerika.
Dikutip dari Kominfo.go.id, Ironisnya walaupun Indonesia
tertinggal dalam tingkat minat baca, namun data wearesocial
per Januari 2017 lalu mengungkap bahwa orang Indonesia bisa
menatap layar gadget kurang lebih 9 jam perharinya. Hal ini
yang menyebabkan banyaknya warga Indonesia khususnya
pengguna gadget yang masih awam, karena mereka bisa
menjadi sasaran empuk untuk termakan oleh informasi hoaks
(palsu), provokasi, bahkan fitnah. Karena kecepatan jari untuk
mengshare atau meneruskan informasi melebihi kecepatan
otaknya. Terkadang orang langsung mengshare tanpa
mengetahui kebenaran fakta pada informasi tersebut.
Saat ini era semakin berkembang, melalui gadget kita
sudah bisa mengakses terkait berbagai informasi yang beredar.
Namun, di sini perlu adanya kejelian dan ketelitian seorang
pengguna gadget dalam memahami informasi. Seperti ulasan
yang sebelumnya telah dibahas, bahwa literasi adalah kunci atau
solusi dari kesalahan yang sering terjadi saat memperoleh
sebuah informasi.
Dengan demikian sekiranya pemerintah mampu
memberikan solusi terhadap masalah yang ada. Beberapa solusi
mungkin diantaranya ada salah satu cara yang efektif, seperti
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
dengan membangun budaya literasi pada masyarakat Indonesia
serta menjembatani polarisasi itu.
Budaya literasi seharusnya diterapkan dari usia dini oleh
masyarakat Indonesia. Karena bisa dilihat di era sekarang ini,
anak-anak kecil sudah mulai bermain gadget dan pastinya
mereka mulai menggunakan media sosial, seperti facebook,
twitter, instagram, whatsapp, dan lainnya.
Telah diketahui bahwa saat ini kebanyakan informasi-
informasi palsu lebih banyak ditemukan di media sosial yang
telah disebarkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung
jawab. Dengan demikian perlu adanya edukasi literasi yang
dilakukan kepada masyarakat khususnya anak usia dini dan
masyarakat awam lainnya, agar tidak mudah menerima
informasi secara mentah-mentah. Karena hal itu bisa saja
mempengaruhi sifat psikis kita dalam menjalani kehidupan
bermasyarakat. Bisa saja anak-anak usia dini terprovokasi atas
adanya informasi hoax yang beredar sehingga menyebabkan
adanya perseturuan antar sesamanya.
Dan untuk menghindari hal-hal seperti itu, kita bisa
membudidayakan kegiatan literasi sejak dini kepada masyarakat.
Karena semakin tinggi tingkat literasi seseorang maka dirinya
akan memiliki tingkat kepemahaman yang tinggi pula.
Perlu diketahui bahwa sejak musim pandemi Covid-19
melanda Negara Indonesia, beberapa perpustakaan ataupun
tempat membaca terbatasi. Hal ini terjadi karena untuk
menghindari penyebaran virus Corona. Namun tak perlu
khawatir, seiring berkembangnya teknologi, sudah banyak pula
buku-buku digital yang bisa diakses oleh berbagai masyarakat
Indonesia.
Dalam visi/misi memajukan sebuah negara sebenarnya
yang dibutuhkan hanyalah kreatifitasnya. Kreatifitas masyarakat
| Dies Natalis ke-55 IAN/UIN Alauddin Makassar
sangat dibutuhkan, bahkan paling terpenting. Banyak sekali
karya yang dihasilkan oleh masyarakat khususnya pemuda
Indonesia. Namun sayangnya kebanyakan karya yang dihasilkan
adalah tiruan karya dari negara luar.
Dapat diambil contoh misalnya, saat ini setiap negara
tengah berlomba-lomba untuk menciptakan vaksin yang
digunakan untuk digunakan sebagai penangkal dari virus Covid-
19. Namun sayangnya masyarakat Indonesia hanya mampu
meniru bahan vaksin yang dibuat oleh negara lain. Tanpa
mereka menemukan bahannya sendiri.
Hal tersebut menjadi bukti bahwa belum mampu menjadi
leaders yang bisa menciptakan inovasi atau ide sendiri. Karena
mereka hanya ingin menjadi pengikut terhadap suatu inovasi
yang sudah ada yakni dengan menjadi followers. Paling tinggi
Indonesia bisa menyandang gelar fast followers namun belum
bisa menjadi leaders.
Itu tadi merupakan contoh kecil betapa jauhnya Indonesia
dari kata Maju. Karena diketahui sendiri bahwa masyarakat
Indonesia itu belum bisa menghasilkan karya sendiri. Dan
sebenarnya di sini kembali kepada poin sebelum-sebelumnya.
Bahwa untuk meningkatkan kreatifitas individu sangat dibtuhkan
ketekunan literasi. Literasi salah satu penopang agar masyarakat
memiliki daya pemikiran serta wawasan yang luas sehingga
mampu berkreasi lebih luas dibandingkan saat ini.
Dengan demikian inovasi baru sangat diperlukan, yakni
dengan membuat lembaga-lembaga yang sekiranya mampu
untuk bisa berpengaruh bagi kemajuan negara Indonesia. Di sini
perlu adanya kolaborasi antara pemerintah dan juga masyarakat
seperti para pemuda Indonesia, yang jiwanya masih muda dan
pemikirannya masih luas.
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
Sebenarnya kunci utama dari inovasi keberhasilan sebuah
lembaga yakni dengan adanya literasi, kerja sama lalu aktif. Kita
bisa saja membuat sebuah lembaga, organisasi atau komunitas
literasi, namun semua akan sia-sia tanpa adanya kerja sama
serta keaktifan dalam membangun sinergi lembaga tersebut.
Namun, penulis menemukan ada beberapa bahwa saat ini
peran pemuda sudah cukup terbilang sangat bagus. Beberapa
pemuda membangun komunitas dan bersinergi untuk
meningkatkan budaya literasi kepada berbagai kalangan,
khususnya masyarakat, pelajar yang berada dipelosok kota.
Salah satu komunitas yang termaksud yakni Gerakan
Sekolah Kaki Langit. Komunitas tersebut memiliki lebih dari 300
relawan pengajar yang berasal dari kalangan mahasiswa.
Komunitas tersebut berinovasi untuk menjadi relawan murni
atas inovasi mereka sendiri. Mereka melakukan tindakan
tersebut dengan sukarela. Kegiatan yang mereka lakukan yakni
memberikan pembelajaran kepada beberapa peserta didik yang
berada di pelosok tidak lain adalah untuk membangkitkan
sinergi untuk berliterasi.
Bukan hanya komunitas sekolah Kaki Langit saja yang
memiliki inovasi penuh dalam mendukung dan berupaya untuk
memajukan sistem pendidikan bangsa Indonesia dan budaya
literasi, melainkan masih banyak lagi. Khususnya di Sulawesi
Selatan, sudah banyak sekali komunitas baca seperti Komunitas
Literasi, Pecandu Aksara, Agupena, Guru untuk Bangsaku, Forum
Lingkar Pena (FLP), Pecinta Literasi Sulsel, Sureq Makassar,
Aksara Merdeka, dan yang pastinya masih banyak lagi.
Dengan demikian, gerakan literasi pun akan meningkat.
Memang sudah seharusnya pemuda-pemuda menyalakan api
literasi serta inovasi kepada generasi-generasi penerus bangsa
Indonesia. Melalui mereka seluruh masyarakat Indonesia
terutama mereka yang berada jauh dari kota, mereka harus tahu
| Dies Natalis ke-55 IAN/UIN Alauddin Makassar
betapa pentingnya budaya literasi. Dengan demikian literasi
harus direvolusi agar mampu mencerdaskan masyarakat
khususnya generasi milenial. Selain itu juga perlu adanya
intervensi agar program akselerasi yang dicanangkan oleh
beberapa pemuda Indonesia bisa lebih cepat tercapai.
Memang sebenarnya perlu adanya pemahaman
paradigma bahwa tindakan literasi itu tidak hanya membaca dan
bahan bacaannya itu manual, melainkan seperti yang telah
dijelaskan pada paragraf sebelumnya bahwa saat ini telah
tercipta literasi digital. Di mana literasi tidak hanya sekedar
membaca dan menulis, melainkan juga keterampilan berpikir
dengan menggunakan sumber-sumber pengetahuan yang
berbentuk cetak, visual, digital atau bahkan auditori.
Beberapa sumber mengungkap bahwa selama ini yang
medapatkan akses pengetahuan hanya sebatas dari kalangan
pelajar, mahasiswa, guru, dosen, pegawai perpustakaan dan
pihak-pihak tertentu lainnya. Nah, maka dari itu di sinilah peran
pemuda berkreasi. Dan pastinya mereka juga membutuhkan
dorongan dari kemendikbud untuk memulai gerakan literasi
dalam keluarga, sekolah dan juga gerakan literasi bagi
masyarakat yang dipelosok kota seperti yang dilakukan oleh
Komunitas Sekolah Kaki Langit.
Selain itu, perlu adanya perubahan pola pikir. Dalam artian
menjadikan literasi itu sebagai kebiasaan. Saat ini sudah ada
yang dinamakan literasi digital, maka sudah dipastikan tidak ada
lagi alasan untuk tidak melakukan literasi. Karena bahan literasi
sudah ada dan selalu berada dalam genggaman setiap
masyarakat.
Perkembangan sains dan teknologi yang semakin dewasa
ini, seakan menuntut sumber daya manusia untuk lebih
berkualitas. Dalam artian menuntut manusia yang mampu
memahami pengetahuan lalu mengaplikasikan pengetahuan
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga pengetahuan
yang dimiliki juga bisa di pelajari dan dirasakan oleh masyarakat
lainnya.
Saat ini pandemi semakin marak menghuni negara
Indonesia. Mau atau tidak mau kita sebagai masyarakat
Indonesia harus bisa beradaptasi atau bahkan menciptakan
sebuah inovasi agar kita bisa bangkit dari kepiluan wabah
pandemi Covid-19 ini. Di sinilah peran penting seorang pemuda
milenial dengan dedikasi dan tingkat intelektual membuktikan
bahwa mereka memiliki inovasi yang tinggi untuk
membangkitkan kembali negara Indonesia.
Bidang ekonomi dan pendidikan mengalami kemerosotan
sangat parah selama pandemi covid-19. Dampak covid-19
dampak ekonominya lebih terasa pada rakyat dari kalangan
menengah kebawah. Banyak dari kalangan pekerja harian di
putuskan hak kerjanya akibat pandemi covid-19 tersebut. Hal ini
membuat perhatian bagi kita masyarakat Indonesia, untuk
bagaimana mereka yang ter-PHK bisa bisa tetap menghidupi
keluarganya.
Di sinilah peran para pemuda intelektual untuk
memberikan semangat dan arahan berupa tindakan sosialisasi
terkait bagaimana mereka bisa bangkit dari pandemi Covid-19.
Yakni memberikan sosialisasi terkait pembelajaran bisnis.
Bahkan saat ini sudah banyak bisnis yang dilakukan dengan
melalui media sosial. Betapa mudahnya melakukan interaksi dan
transaksi yang saat ini dilakukan secara digital.
Dengan sosialisasi tersebut maka masyarakat sudah tidak
lagi terlalu sedih, dalam artian mereka masih bisa mendapatkan
hasil untuk kelangsungan hidup mereka. Dengan begitu mereka
kini telah memiliki kesibukan lagi, bahkan malah berkembang
dari sebelum-sebelumnya yakni dengan menggunakan
| Dies Natalis ke-55 IAN/UIN Alauddin Makassar
kecanggihan teknologi. Di mana kreativitas berkembang yang
sejalan dengan kemampuan teknologi.
Melakukan usaha bisnis online juga butuh proses. Jika
ingin berhasil, harus sabar, telaten dan harus tetap
membudidayakan literasi. Kenapa literasi? karena dilakukan agar
kreativitas dalam berbisnis lebih berkembang, dan terus
menciptakan inovasi baru untuk maju.
Selanjutnya selain berdampak di bidang ekonomi, wabah
pandemi Covid-19 ini juga berdampak besar di bidang
pendidikan. Saat ini pelaksanaan pendidikan diharuskan untuk
dilakukan dari rumah. Mungkin saja pembelajaran ini terbilang
efisien namun beberapa pihak mengungkap bahwa
pembelajaran selama pandemi tidak lagi kondusif dan efektif jika
dibandingkan dengan metode pembelajaran sebelumnya.
Sebenarnya di sini para pelajar baik mahasiswa dituntut
untuk melakukan pembelajaran secara digital. Melakukan
literasi digital merupakan salah satu visi/misi dari dilakukannya
pembelajaran secara daring. Namun sayangnya, masih banyak
para pelajar yang tidak mampu beradaptasi memahami materi-
materi yang diberikan oleh pihak pengajar kepada para pelajar.
Hal ini menjadi bukti bahwa kurangnya budaya literasi
yang diterapkan di negara Indonesia. Hingga menyebabkan
beberapa pelajar belum bisa beradaptasi dengan teknologi
digital. Dan harusnya ini menjadi perhatian khusus bagi seluruh
pihak agar tetap melakukan sosialisasi terkait bagaimana literasi
digital melalui kecanggihan teknologi yang ada.
Dalam keadaan yang sekarang dipastikan literasi itu
meningkat. Namun, bisa juga cenderung malah menurunkan
tingkat literasi. Mengapa penulis mengatakan demikian, karena
di Keadaan yang sekarang pastinya masyarakat lebih
berkecimpung di dunia maya. Dalam artian lebih banyak
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
menghabiskan waktu untuk menggunakan gadget dan
melakukan literasi digital melalui buku e-digital atau beberapa
jurnal yang menganut dari beberapa referensi.
Lalu, mengapa penulis tadi juga mengatakan bahwa
dikondisi pandemi seperti ini malah menurunkan tingkat literasi
masyarakat. Karena sebagai contoh kasus selama pandemi
Covid-19, begitu banyak informasi-informasi hoaks yang
disediakan oleh media khususnya di media sosial dan juga
beberapa media online yang belum atau tidak terverifikasi oleh
dewan pers. Sehingga melihat banyaknya informasi palsu yang
disediakan oleh media tersebut membuat masyarakat malah
enggan untuk mempercayai informasi yang beredar di media
online. Sehingga dengan begitu maka tingkat literasi pun akan
menurun. (Abd. Majid 2019)
Terlihat jelas bahwa di sini yang sangat dibutuhkan adalah
tindakan untuk berliterasi, berinteraksi serta bersoialisasi, agar
tidak timbul kesalahpaham atau tindakan yang kurang solutif
dalam menerima serta memahami informasi yang simpang siur
dalam media massa.
3. KESIMPULAN
Dunia saat ini tengah mengalami ujian terberat yakni
adanya wabah pandemi Covid-19. Negara Indonesia salah satu
wilayah dengan total kasus Covid-19 yang lumayan tinggi.
Dengan adanya wabah Covid-19 menyebabkan terjadinya
kemerosotan serta menurunnya aset Indonesia khususnya
dalam bidang ekonomi dan juga bidang pendidikan.
Dalam bidang ekonomi yakni banyaknya masyarakat atau
kaum pekerja (buruh) yang harus terpaksa di Pemutusan Hak
Kerja (PHK). Ha ini dikarenakan sistem perekonomian yakni
tingkat ekspor dan impor yang terhenti akibat adanya wabah
Covid-19.
| Dies Natalis ke-55 IAN/UIN Alauddin Makassar
Lalu bidang pendidikan juga. Hal ini dikarenakan sistem
yang pendidikan yang tidak stabil karena selama pandemi Covid-
19 melanda para pelajar, mahasiswa dan para pengajar di
haruskan untuk melakukan sharing pembelajaran melalui dari
jaringan (daring). Sangat banyak polemik yang muncul selama
dilakukannya proses pembelajaran daring tersebut.
Beberapa terkendala masalah jaringan, karena tidak
semua masyarakat terjangkau oleh jaringan apalagi yang tinggal
dipelosok. Lalu banyak juga pelajar yang tidak memiliki gadget
untuk bisa melakukan pembelajara daring. Bahkan ada juga yang
belum mengetahui cara-cara penggunaan aplikasi pembelajaran
online, tidak bisa membaca buku karena perpustakaan sekolah
tidak tersedia selama pandemi dan masih banyak lagi masalah-
masalah lainnya. Pembelajaran daring memanglah efisien
namun sayangnya tidak seefektif pada saat melakukan
pembelajaran secara tatap muka di Sekolah.
Selama pandemi Covid-19 seluruh masyarakat hanya
dianjurkan untuk di Rumah saja. Hal ini harus kita jadikan
sebagai tantangan terbesar terkait bagaimana agar kita bisa
bangkit dari kepiluan selama pandemi Covid-19. Dalam artian
masyarakat harus berkreasi agar kedepannya bisa lebih baik
daripada hari ini. Cara paling tepat yakni dengan menerapkan
budaya literasi. Dengan meningkatkan budaya literasi maka
dipastikan tingkat kreativitas suatu individu juga akan meningkat
pula, karena inovasi tersebut didukung oleh ide-ide yang
dihasilkan dari wawasan hasil bacaan masyarakat itu sendiri.
Dalam keadaan yang sekarang dipastikan literasi itu
meningkat. Namun, bisa juga cenderung malah menurunkan
tingkat literasi. Mengapa penulis mengatakan demikian, karena
di Keadaan yang sekarang pastinya masyarakat lebih banyak
menghabiskan waktu untuk menggunakan gadget dan
melakukan literasi digital melalui buku e-digital atau beberapa
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
jurnal yang menganut dari beberapa referensi. Selanjutnya,
mengapa penulis juga mengatakan bahwa saat ini tingkat literasi
masyarakat malah menurun? Hal ini karena selama pandemi
Covid-19, begitu banyak informasi-informasi hoaks yang
disediakan oleh media massa. Sehingga hal ini membuat
masyarakat malah enggan untuk mempercayai informasi yang
beredar di media online. Sehingga dengan begitu maka tingkat
literasi pun akan menurun.
Sistem pendidikan di Indonesia memang belum sempurna
namun di sinilah peran pemuda dalam memajukan bangsa
Indonesia. Bagaimana caranya? Yakni dengan menciptakan
sebuah inovasi, agar inovasi tersebut kelak bisa memunculkan
inovasi-inovasi lainnya yang sekiranya lebih kreatif dan maju.
Seperti dengan adanya komunitas, organisasi atau bahkan
individu yang membuat sebuah program inovasi seperti lapak
baca, atau taman buku, dan lainnya. Pastinya itu akan
meningkatkan literasi masyarakat. Dan hal itu pasti bisa ditiru
oleh generasi-generasi selanjutnya hingga akhirnya bisa tercipta
sebuah generasi milenial yang hadir dengan inovasi-inovasi
unggulannya.
DAFTAR PUSTAKA
Abd. Majid, S.,Sos.M.Si. “Fenomena Penyebaran Hoax dan Literasi Bermedia Sosial Lembaga Mahasiswa Universitas Muslim Indonesia.” Jurnal Komodifikasi, 2019: 228-239.
Handayani, Herniwati Retno. “Analisis pengaruh Jumlah Penduduk, Pendidikan, Upah Minimum, Dan PDRB Terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka di Provinsi Jawa Barat.” Diponegoro Journal of Economics, 2019: 159-160.
Pujiono, Esti Swatika Sari & Setyawan. “Budaya Literasi di Kalangan Mahasiswa FBS UNY.” Journal Litera, 2017: 106.
| Dies Natalis ke-55 IAN/UIN Alauddin Makassar
Yuliana. “Corona Virus Diseases (Covid-19): Sebuah Tinjauan Literatur.” Journal, 2020: 188-189.
INDONESIA DALAM GENGGAMAN GENERASI MILENIAL MELAWAN PANDEMI COVID-19
Rezkianti Hasan (Program Studi Pendidikan Matematika) 20700117009
| Dies Natalis ke-55 IAN/UIN Alauddin Makassar
1. PENDAHULUAN
enyebaran Covid-19 telah menyita perhatian banyak
orang di seluruh dunia. Penyebaran Covid-19 yang sangat
cepat telah mengubah kebiasaan dalam kehidupan
sehari-hari, mulai dari keharusan mencuci tangan menggunakan
sabun, memakai masker saat keluar rumah, dan menjaga jarak
sesama manusia.
Badan Kesehatan Dunia atau WHO (World Health
Organization) menetapkan wabah virus corona sebagai pandemi
global. Termasuk salah satu Negara yang paling rentan di
Indonesia, di mana angka korban yang semakin bertambah
seiring dengan penyebaran dan penularan yang semakin cepat.
Pandemi Covid-19 di Cina pada Januari 2020 mulanya
hanya dianggap sebagai masalah lokal (meskipun dampak
ekonomi globalnya diakui segera). Penyebaran virus ke berbagai
daerah lain dunia pada bulan Februari dan Maret 2020 mulai
menjadi masalah besar (BBC 2020). Tidak butuh waktu lama,
virus ini terus menyebar dan ratusan orang meninggal dunia
karenanya. Pihak medis selaku garda terdepan penanggulangan
pasien positif Covid-19 merasa semakin kesulitan karena
lonjakan jumlah penderita yang tidak sepadan dengan jumlah
tenaga medis (Boer, Pratiwi and Muna 2020).
Menghentikan penyebaran Covid-19 merupakan
kewajiban yang tidak hanya dibebankan oleh pemerintah atau
kelompok kepentingan, namun secara lebih luas, peran
masyarakat dari beragam profesi, latar belakang agama hingga
usia menjadi tanggung jawab yang harus dilakukan bersama.
Salah satunya yang saat ini sangat ditunggu perannya ialah
generasi masa kini atau sering disebut sebagai generasi
milenial (Esaunggul 2020).
P
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
Menurut Yoswohadi dalam Katon dan Yuniati (2020),
rentang usia generasi milenial diantara tahun 1980 hingga tahun
2000. Mereka disebut generasi milenial karena merekalah
generasi yang hidup di pergantian milenium. Selanjutnya (Lima
2020) mengungkapkan bahwa sekte-sekte milenial memang
seringkali terasa pantas untuk diolok-olok, tetapi ada juga hal
yang dapat kita kagumi dan pelajari dari etos kerja dan hidup
kaum milenial. Lebih lanjut oleh (Lima 2020), bahwa apa yang
fokus bagi kaum milenial dalam menghidupi waktu-waktu ini
dan memiliki kejernihan untuk membuang apa yang kurang
berharga, mungkin patut untuk dipelajari.
Jika ditinjau dari segi sejarah, kaum muda atau kalangan
milenial selalu menjadi yang terdepan, terutama di saat krisis.
Menjadi bagian penting dari arus besar kepedulian sosial dan
mengupayakan hadirnya solusi. Selama pandemi Covid-19,
generasi milenial harus memberikan kontribusinya sendiri,
terutama dalam hal pentingnya memberikan informasi dan
edukasi kepada masyarakat tentang dampak pandemi dan
melaksanakan protokol kesehatan untuk memutus rantai
penularan Covid-19. Bukan justru menambah masalah,
sehingga beban menjadi lebih berat.
Sebagaimana yang dinyatakan oleh Mukhtar dalam Boer,
Pratiwi, dan Muna (2020) bahwa munculnya wabah Covid-19
memunculkan dampak kepanikan, karena untuk mengantisipasi
virus ini berhadapan dengan berbagai aspek kehidupan. Selain
itu, dampak kesehatan dan krisis ekonomi juga ikut menyasar
generasi milenial. Namun terlepas dari hal tersebut, adanya
kontribusi dari kaum muda Indonesia yang dikenal sebagai
generasi pantang menyerah sangat dinanti untuk ikut menekan
pandemi Covid-19.
2. PEMBAHASAN
| Dies Natalis ke-55 IAN/UIN Alauddin Makassar
Pada Desember 2019, kasus pneumonia misterius pertama
kali dilaporkan di Wuhan, Provinsi Hubei. Sumber penularan
kasus ini masih belum diketahui pasti, tetapi kasus pertama
dikaitkan dengan pasar ikan di Wuhan. Tanggal 18 Desember
hingga 29 Desember 2019, terdapat lima pasien yang dirawat
dengan Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS). Sejak 31
Desember 2019 hingga 3 Januari 2020 kasus ini meningkat
pesat, ditandai dengan dilaporkannya sebanyak 44 kasus. Tidak
sampai satu bulan, penyakit ini telah menyebar di berbagai
provinsi lain di China, Thailand, Jepang, dan Korea Selatan.
(Susilo 2020).
Coronavirus yang menjadi etiologi COVID-19 termasuk
dalam genus betacoronavirus. Hasil analisis filogenetik
menunjukkan bahwa virus ini masuk dalam subgenus yang sama
dengan coronavirus yang menyebabkan wabah Severe Acute
Respiratory Illness (SARS) pada 2002-2004 silam, yaitu
Sarbecovirus. 15 Atas dasar ini, International Committee on
Taxonomy of Viruses mengajukan nama SARS-CoV-2.
Saat ini, penyebaran SARS-CoV-2 dari manusia ke manusia
menjadi sumber transmisi utama sehingga penyebaran menjadi
lebih agresif. Transmisi SARS-CoV-2 dari pasien simptomatik
terjadi melalui droplet yang keluar saat batuk atau bersin. Selain
itu, telah diteliti bahwa SARS-CoV-2 dapat viabel pada aerosol
(dihasilkan melalui nebulizer) selama setidaknya 3 jam.
Virus ini dapat ditularkan dari manusia ke manusia dan
telah menyebar secara luas di China dan lebih dari 190 negara
dan teritori lainnya.5 Pada 12 Maret 2020, WHO mengumumkan
COVID-19 sebagai pandemik.6 Hingga tanggal 29 Maret 2020,
terdapat 634.835 kasus dan 33.106 jumlah kematian di seluruh
dunia.5 Sementara di Indonesia sudah ditetapkan 1.528 kasus
dengan positif COVID-19 dan 136 kasus kematian (Susilo 2020).
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
Kasus pertama Virus Corona pertama kali di umumkan
langsung oleh Presiden Jokowi di Istana Presiden pada tanggal 2
Maret 2020 dengan adanya kasus dua orang yang terinfeksi.
Perkembangan virus ini cukup pesat sehingga kasus orang yang
positif terinfeksi setiap hari semakin bertambah, baik jumlahnya
maupun daerah yang terdampak virus. Bermula dari Jakarta
sebagai episentrum atau pusat penyebaran hingga menyebar ke
seluruh provinsi di Indoesia atau sebanyak 34 provinsi. Sampai
saat ini data kasus positif Corona ini disampaikan oleh juru
bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19 dr. Achmad
Yurianto, dalam konferensi pers yang disiarkan langsung di
YouTube BNPB. Data ini dikumpulkan hingga pukul 12.00
WIB. Dari 17.514 kasus positif, 4.129 pasien sembuh dan 1.148
meninggal dunia (KPCPEN 2020).
Adanya krisis Covid-19 menjadi semakin mudah untuk
diprediksi. Apa yang selama ini ada di benak masyarakat yang
dipandang sebagai “masalah Cina” kemudian menjadi “masalah
Italia” hingga berlanjut menjadi masalah bagi seluruh dunia. Di
mana awalnya pemerintah meremahkan penyebaran penyakit
ini hingga kemudian sampai kepada transmisi komunitas yang
berkelanjutan.
Baldwin dan Mauro (2020) menjelaskan bahwa adanya
pandemi Covid-19 menjadikan negara-negara mengeluarkan
kebijakan-kebijakan yang ketat, seperti penutupan kantor dan
sekolah dan sejenisnya. Ini pasti mengarah ke kesulitan ekonomi
yang hampir segera, yang kemudian menyebabkan pemerintah
mengusulkan langkah-langkah anti resesi semakin berani.
Langkah-langkah ini mengadopsi pola di Eropa dan
penampilannya diatur menjadi pola di AS dan banyak negara
lain. Semua ini karena sifat dari virus sangat menular, dan
implikasi yang tak terhindarkan dari penyebarannya yang
eksplosif selama 'fase akselerasi' epidemic.
| Dies Natalis ke-55 IAN/UIN Alauddin Makassar
Pandemi Covid-19 saat ini, pada dasarnya, adalah krisis
kesehatan dengan onsetnya yang tiba - tiba, transmisi siap dan
potensi untuk membunuh, dan kurangnya vaksin saat ini untuk
melawan dampaknya.
a. Tantangan Generasi Milenial
Tren Istilah kamu muda Milenial sangat populer pada
kurun dua tahun terakhir. Sebelum mengupas lebih jauh
tantangan yang menyelimutinya, perlu dilihat katagori seperti
apa sesungguhnya yang dimaksud kamum muda millinel. Dilihat
dari sisi kohor (kelompok umur), yang dimaksud generasi
milineal adalah individu yang mempunyai rentang waktu lahir
pada 1982-1996. Dirilis dari The New York Time, Pew Research
Center (Republika.co.id 2020) generasi milineal merupakan
generasi yang lahir dimasa mulai hadirnya teknologi dan
komputerisasi.
Menurut generasi milineal ditandai dengan dengan gaya
hidup cyber. Kehidupan sehari-hari diselimuti dengan habit
berselancar di dunia maya. Mereka banyak menghabiskan waktu
untuk beraktivitas daring (dalam jaringan), dengan berselacar di
media sosial seperti streaming, dan relasi media sosial lainnya
(Aji R. H., 2020).
Apabila ditinjau dari sisi budaya dan karakter bangsa
Indonesia, sesungguhnya generasi milenial merupakan generasi
yang dipundaknya ada tanggung jawab melestarikan nilai
identitas bangsa yang merupakan identitas nasionalisme bangsa
Indonesia. Adanya kebiasaan untuk membangun relasi
kekluargaan dan semangat kegotong royongan menggunakan
jaringan (daring) merupakan ciri khas generasi millennial bangsa
Indonesia. Di mana identitas kebangsaan Indonesia adalah
semangat gotong royong dan rasa hormat menghormati.
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
Menurut Aji (2020) dalam perspektif adat istiadat
Indonesia, interaksi langsung dalam menghormati kepada sosok
yang lebih tua, lebih alim (lebih berilmu), maka nilai keseharian
yang dibangun dalam berelasi yakni berjabat tangan dan atau
disertasi mencium tangan sosok yang lebih tua atau berilmu.
Salah satu case ini mulai pudar dengan kondisi penduduk
milineal yang sangat akrab berinteraksi sosial dengan daring.
Belum lagi jiwa kegotong royongan, tenggang rasa, dan rasa
empati sebagai fenomena affektif terhadap sesama Bangsa
Indonesia. Sehingga hal inilah yang menjadi tantangan bagi
generasi milenial, mereka harus segera dibekali nila-inilai tradisi
dan karakter bangsa seiring dengan semangat patriotisme dan
nasionalisme sebagai bangsa Indonesia.
b. Peran Generasi Milenial di Era Pandemi Covid-19
Generasi milenial pada hakikatnya sudah mampu
menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi digital.
Sehingga dalam menghadapi pandemic Covid-19 generasi
millennial diharapkan mampu memberikan edukasi terhadap
masyarakat terutama bagi merekayang tertinggal informasi
tentang perkembangan terkini kondisi Covid-19. Generasi
Milenial juga diharapkan mampu menangkal berita hoax yang
mampu memecah belah bangsa Indonesia disaat seluruh
elemen harus bersatu dan bergotong royong dalam menghadapi
masa pandemi Covid-19.
Munculnya berbagai inovasi yang meruakan hasil dari
pemikiran gereasi muda millennial sangatlah diharapkan dalam
hal mempercepat penanganan Covid-19, khususnya pada era
new normal seperti sekarang ini. Segala kegiatan dari berbagai
sektor dituntut untuk menerapkan sistem baru yang
mengadopsi pemanfaatan hasil dari perkembangan teknologi
dan juga penerapan protokol kesehatan dengan tingkat
kedisiplinan yang tinggi.
| Dies Natalis ke-55 IAN/UIN Alauddin Makassar
Indonesia telah menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB) di beberapa daerah yang padat penduduk.
Namun, angka yang terinfeksi masih meningkat. Masih
banyaknya masyarakat yang tidak mematuhi peraturan PSBB
dinilai sebagai salah satu penyebab. Dalam menangani kasus
Covid-19 ini yang menjadi garda terdapat adalah para dokter
dan tenga medis, namun untuk mengatasi permasalahan yang
terjadi saat ini harus dari semua elemen di masyarkat termasuk
para generasi muda. Semua warga negara Indonesia punya
peran dan punya tugas dalam membantu menghadapi Covid-19,
begitu pula untuk generasi muda. Peran generasi muda ini
sangat besar, diharapkan para generasi muda bisa berperan
sebagai agent of change. Maka di sinilah peran generasi muda,
sebagai sosok yang muda, yang dinamis, yang penuh energi,
yang optimis, diharapkan untuk dapat menjadi agen perubahan
yang bergerak dan berusaha untuk bisa ikut membantu
pemerintah dalam memutus rantai penyebaran Covid-19.
Salah satunya hal yang diajurkan pemerintah untuk
memutus mata rantai penyebaran Covid-19 dengan tetap di
rumah (stay at home), menjaga jarak dan fisik serta
menggunakan masker dan sering cuci tangan dengan sabun atau
bergabung sebagai relawan Covid-19 baik secara swadaya
maupun bergabung dengan BNPB.
Generasi milenial diharapkan untuk menjadi agent of
change, yaitu pihak yang mendorong terjadinya transformasi
dunia ini ke arah yang lebih baik melalui efektifitas, perbaikan
dan pengembangan. Melalui teknologi, gencarkan, ajak dan
galakan edukasi semasif mungkin. Himbau sesering mungkin
tindakan-tindakan pencegahannya. Jelaskan dan ingatkan selalu
pentingnya stay at home. Jadilah relawan bagi sekitar yang
membutuhkan dukungan makanan dan obat dengan tetap
menjaga prinsip pembatasan sosial. Minta bantuan keluarga,
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
teman, dan tetangga untuk membantu atau gunakan layanan
online, Hubungi RT/RW setempat. Penting untuk dapat
menghubungi dan minta tolong orang lain untuk mengatur
pengiriman makanan, obat dan kebutuhan lainnya, serta ikut
memperhatikan kondisi fisik dan mental anda. Cari dukungan
dari teman, keluarga, dan jaringan sosial lainnya. Usahakan
untuk tetap kontak dengan orang di sekitar anda melalui telepon
dan platform media sosial. Menurut data Badan Pusat Statistik
(BPS), jumlah pemuda Indonesia mencapai 64,19 juta jiwa.
Dengan jumlah pemuda yang sangat banyak, seharusnya kita
memberikan kontribusi yang lebih dalam memerangi Covid-19.
Pandemi Covid-19 berdampak cukup parah pada sektor
ekonomi dan sosial pemuda yang ada di seluruh dunia. Pemuda
tergolong pada kelompok yang sangat rentan akibat gangguan
pandemi ini. Selain kehilangan pekerjaan, peluang ekonomi,
kesehatan dan pendidikan merupakan beberapa faktor yang
jelas terdampak pada fase penting kehidupan mereka. Apalagi
dengan fakta orang muda yang lebih cenderung menganggur
atau dalam konteks di Indonesia cenderung menjadi pekerja
outsourching, membuat mereka rentan terhadap pengaturan
kerja bahkan hingga PHK (Pemutusan Hubungan Kerja). Kondisi
inilah yang membuat mayoritas pekerja muda tidak memiliki
perlindungan sosial yang layak atau tidak memadai. Pada saat
yang bersamaan, orang-orang muda sebenarnya mampu
merespons atas kondisi krisis yang mereka hadapi. Melalui
berbagai macam gerakan, diantaranya tuntutan terhadap
perlindungan kesehatan masyarakat, perbaikan birokrasi
pelayanan publik, kesukarelaan, dan berbagai macam kreativitas
inovasi. Semangat inilah yang secara harakah (movement)
semestinya mengambil inspirasi dari gerakan kebangkitan
Nasional.
| Dies Natalis ke-55 IAN/UIN Alauddin Makassar
Kaum muda Indonesia tentu diharapkan mengambil suatu
kunci harakah yang berbeda dengan pemuda lain di dunia.
Keunggulan pemuda Indonesia dengan jumlah yang cukup
besar, melebihi rata-rata jumlah pemuda yang ada di negara lain
di dunia. Pemuda Indonesia diharapkan mampu membuktikan
effort dan etos di tengah pandemi ini, dengan tetap sebagai
kontributor utama dari bonus demografi Indonesia. Diharapkan
pemulihan inklusif dan pencapaian tujuan pembangunan
berkelanjutan selama periode aksi dalam melawan pandemi
Covid-19 ini terus terjaga. Pemuda Indonesia diharapkan untuk
terus berpacu dalam merespons pemulihan ekonomi dan
kesejahteraan dalam melindungi hak-hak asasi manusia bagi
keberlangsungan kemajuan semua anak muda Indonesia.
Sekarang saat paling tepat bagi pemuda Indonesia untuk
melakukan perjuangan dalam melindungi negara tercinta dan
sebagai relawan yang kuat dalam memutus mata rantai pandemi
Covid-19.
c. Indonesia di Tangan Generasi Milenial Melawan Pandemi
Covid-19
Sebelum dilanda wabah pandemi Covid-19, pada
hakikatnya Indonesia termasuk negara yang rentan akan
kemiskinan. Menurut laporan BPS pada Maret 2019, tercatat
9,41 persen angka kemiskinan di Indonesia. Salah satu faktornya
disebabkan oleh persoalan upah. Hal ini sesuai dengan catatan
Bappenas RI tahun 2019, bahwa pekerja pada sektor informal
adalalah 57,27%, lebih tinggi dibandingkan tenaga kerja pada
sektor formal sebesar 42,73%. Kondisi ini diperparah dengan
dampak pandemi Covid-19 yang meluluhlantahkan hampir
semua sektor ekonomi. Prediksi pemerintah, jumlah
pengangguran akibat dampak Covid-19 bisa mencapai 5.2 juta
orang (Aji R. H., 2020).
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
Dengan demikian, apabila kita melihat problematika
kemiskinan bangsa Indonesia sebelum datangnya pandemi yang
kemudian dihantam oleh wabah virus korona maka semakin
memperjelas bahwa pertumbuhan perekonomian di Indonesia
akan mengalami kontraksi yang kuat.
Kaum muda Indonesia tentu diharapkan mengambil suatu
kunci harakah yang berbeda dengan pemuda lain di dunia.
Keunggulan pemuda Indonesia mempunyai jumlah yang
melebihi jumlah pemuda yang ada di negara-negara lain di
dunia. Pemuda Indonesia diharapkan mampu membuktikan
effort dan etos di tengah Pandemi ini, dengan tetap sebagai
kontributor utama dari Bonus Demografi Indonesia. Sehingga
pemulihan inklusif dan pencapaian tujuan pembangunan
berkelanjutan selama periode aksi dalam melawan Pandemi
Covid-19 ini terus terjaga. Pemuda Indonesia diharapkan dunia
untuk terus berpacu dalam merespons pemulihan ekonomi dan
kesejahteraan dalam melindungi hak-hak asasi manusia bagi
keberlangsungan kemajuan semua anak muda Indonesia.
Sekarang saat paling tepat bagi pemuda Indonesia untuk
melakukan perjuangan dalam melindungi negara tercinta dan
sebagai relawan yang kuat dalam memutus mata rantai Pandemi
Covid-19.
3. KESIMPULAN
Kemunculan Covid-19 telah memberikan banyak pengaruh
terhadap berbagai bidang kehidupan, khususnya dalam bidang
ekonomi dan sosial. Penyebaran covid-19 yang semakin cepat
mengharuskan pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan baru
terhadap berbagai sektor.
Pandemi Covid-19 berdampak cukup parah pada sektor
ekonomi dan sosial pemuda yang ada di seluruh dunia. Pemuda
tergolong pada kelompok yang sangat rentan akibat gangguan
pandemi ini. Selain kehilangan pekerjaan, peluang ekonomi,
| Dies Natalis ke-55 IAN/UIN Alauddin Makassar
kesehatan dan pendidikan merupakan beberapa faktor yang
jelas terdampak pada fase penting kehidupan mereka.
Generasi milenial sebagai kaum muda yang diyakini
mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi
diharapkan turut mengambil peran dalam menekan penyebaran
Covid-19. Kegiatan mengedukasi masyarakat mengenai
pentingnya pengikuti protokol kesehatan serta menepis
penyebaran hoax yang mampu memecah belah bangsa
Indonesia disaat seluruh elemen harus bersatu dan bergotong
royong dalam menghadapi masa pandemi Covid-19.
DAFTAR PUSTAKA Aji, R. H. "Kebangkitan Nasional: Pemuda Melawan Pandemi
Global." Buletin Hukum dan Keadilan, 2020. Baldwin, R, and B. W. Mauro. MItigating the Covid Economic
Crisis: Act Fast and Do Whatever It Takes. A VoxEU.org Book CEPR Press, 2020.
BBC. Coronavirus: Greatest Test Since World War Two, Says UN Chief. BBC News, 2020.
Boer, Kheyene Molekandella Boer, Mutia Rahmi Pratiwi Pratiwi, and Nalal Muna. "Analisis Framing Pemberitaan Generasi Milenial dan Pemerintah Terkait Covid-19 di Media Online." Communicatus: Jurnal Ilmu Komunikasi 4, no. 1 (2020): 85-104.
Dahl, Robert. Perihal Demokrasi. Jakarta: Yayasn Obor, 2001. Esaunggul. Mengintip Peran Milenial dalam Mengatasi Pandemi
COVID-19, Bahkan Bisa Sambil Rebahan! Mei 8, 2020. https://www.esaunggul.ac.id/mengintip-peran-milenial-dalam-mengatasi-pandemi-covid-19-bahkan-bisa-sambil-rebahan/ (accessed November 2, 2020).
Katon, Firman, and Ulfa Yuniati. "Fenomena Cashless Society dalam Pandemi Covid-19 (Kajian Interaksi Simbolik Pada Generasi Milenial)." Jurnal Signal 8, no. 2 (2020): 89-214.
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
KPCPEN. Situasi Virus COVID-19 di Indonesia. 2020. https://covid19.go.id/ (accessed November 1, 2020).
Lima, Jadi Sempurna. "Milenialisme dan Covid-19." Jurnal Agama dan Masyarakat 7, no. 2 (2020): 123-147.
Makassar, Badan Statistik. Badan Statistik Makassar. Makassar, 2018.
Nimmo, Dan. Komunikasi Politik (Komunikator, Pesan dan Media. Bandung: Remadja Rosdakarya, 1989.
Republika.co.id. The New York Time, Pew Research Center. 2020. www.republika.co.id.
Susilo, Adityo. "Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini." Jurnal Penyakit dalam Indonesia 7, no. 1 (2020).
KONSEP “5 TO BE” UNTUK DIRI PEMUDA INDONESIA DALAM UPAYA MEMAJUKAN BANGSA (BANGKIT DARI PANDEMI) Wulandari Noor Rasyid (Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris) 20400116031
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
1. PENDAHULUAN
eberapa hari yang lalu, tepatnya tanggal 28 Oktober
2020, bangsa kita memperingati Hari Sumpah Pemuda.
Sebuah momen peringatan yang selalu mendorong kaum
muda bangsa untuk kembali mengobarkan api semangat untuk
memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan negeri
kita, Indonesia. Hanya saja berbeda dari 28 Oktober di tahun
sebelumnya, tahun ini kita memperingati Hari Sumpah Pemuda
dalam belenggu COVID-19.
Sebagaimana yang kita sadari, sudah hampir satu tahun ini
dunia diguncangkan dengan mewabahnya coronavirus disease
atau akrab disebut dengan COVID-19. Sejauh ini, belum ada data
pasti kapan virus ini akan berakhir. Bahkan, sebelumnya,
berdasarkan informasi dari health.detik.com, sudah ada 6
prediksi di tahun 2020 ini tentang akhir dari wabah Corona,
namun kondisi yang dihadapi justru membantah prediksi
tersebut. Adapun di antara ke-enam prakiraan tersebut, tersisa
satu yang tentu menjadi harapan semua manusia di penghujung
tahun ini bahwa COVID-19 ini akan usai di akhir 2020
sebagaimana yang diprediksi oleh kepala negara Indonesia, Joko
Widodo (Mahardhika 2020).
Sejak pandemi COVID-19 menyerang sebagian besar
negara di dunia termasuk Indonesia, pemerintah telah
melakukan upaya untuk terus menekan angka penyebaran
wabah tersebut, seperti aturan pembatasan kontak fisik,
karantina wilayah, hingga lockdown (Nurkholis 2019). Upaya ini
dilakukan mengingat belum adanya obat untuk mengatasi virus
tersebut dan juga pemberlakuan vaksin masih belum mendapat
izin dan efikasinya (Hastuti 2020). Dengan adanya peraturan
yang dibuat pemerintah terkait COVID-19 menyebabkan
terjadinya perubahan pada berbagai sektor kehidupan, seperti
ekonomi, pendidikan, pariwisata, komunikasi, maupun interaksi
B
| Dies Natalis ke-55 IAN/UIN Alauddin Makassar
(Farah dan Nasution 2020). Dalam hal ini, kehidupan dunia
pendidikan menjadi salah satu isu yang terus disoroti sebagai
sektor yang tak luput dari efek pandemi saat ini. Kekhawatiran
muncul di kalangan generasi milenial terutama mereka yang
sedang menempuh proses pendidikan yang harus dijalani di
tengah situasi genting seperti ini. Wajar saja, sebab pendidikan
merupakan pintu masa depan pemuda milenial dan investasi
besar suatu bangsa karena menjadi kunci utama terciptanya
negara yang maju, sejahtera, dan mendunia (Yudhoyono 2020).
Menilik kondisi generasi milenial dalam dunia pendidikan
tentunya menjadi sebuah isu yang membutuhkan perhatian.
Adanya perubahan dalam skenario pendidikan di masa pandemi
menyebabkan timbulnya pertanyaan di kalangan masyarakat
terkait seperti apa kualitas pendidikan yang ada saat ini setelah
perubahan yang terjadi. Menurut Pengamat Pendidikan
Perguruan Taman Siswa, Darmaningtyas, yang dikutip dari
medcom.id (I. P. Putra 2020), dunia pendidikan mengalami
penurunan dari segi kualitas sejak adanya pandemi. Hal ini
disebabkan tidak optimalnya proses pembelajaran yang
mengandalkan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di mana sekolah
maupun perguruan tinggi memerlukan fasilitas teknologi yang
lengkap seperti laptop, smartphone beserta aplikasi atau
software penunjang kegiatan pembelajaran dan tentu saja
koneksi jaringan yang baik.
Adanya teknologi yang menjadi opsi agar proses
pendidikan formal dapat tetap terjadi tidak begitu saja membuat
semuanya menjadi mudah. Salah satu contohnya, sejak proses
pembelajaran dilakukan secara daring (Dalam Jaringan), tidak
sedikit pihak baik dari pelajar maupun pendidik itu sendiri
mengalami koneksi yang tidak mendukung atau bahkan tidak
memiliki akses internet bagi mereka yang tinggal di daerah
pedalaman. Hal ini tentu menghambat terlaksananya jadwal
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
pembelajaran dan tentunya berpengaruh pada ketuntasan
materi yang harus diselesaikan (I. P. Putra 2020).
Selain itu, para lulusan perguruan tinggi di tahun 2020 ini
juga tak luput dari rasa cemas tentang nasib mereka setelah
lulus di mana pada umumnya mereka akan mulai mencari kerja.
Sementara di tengah kondisi pandemi seperti ini justru banyak
pekerja yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) di
mana tidak sedikit menimpa pekerja yang berada di usia
produktif, yakni 18-24 tahun dengan persentase 67% (Lidyana
2020).
Problema yang terjadi dalam kehidupan generasi milenial
di masa pandemi seperti ini tidak lantas membuat kita terhenti
dan berdiam diri pada titik ini. Kita perlu menyadari kembali
akan peran kita sebagai pemuda generasi milenial yang
diharapkan oleh bangsa untuk memajukan negeri ini. Kita juga
harus meyakini bahwa wabah ini akan menemui titik akhirnya
dan para pemuda milenial semestinya telah siap untuk bangkit
dan memperjuangkan kemajuan bangsa. Kesiapan tersebut
tentunya perlu dibarengi dengan upaya membangun potensi
yang terkonsep dalam diri masing-masing dan dengan bercermin
pada pengalaman hidup yang telah dilewati selama hampir satu
tahun dalam ancaman COVID-19.
2. PEMBAHASAN
Generasi milenial merupakan kelompok masyarakat yang
lahir dalam rentang tahun 1980 sampai pada tahun 2000.
Mereka yang tergolong pada generasi ini digambarkan sebagai
orang-orang yang mengalami masa di mana terjadi peningkatan
dari sisi komunikasi, penggunaan media dan teknologi digital
(Kemenpppa dan BPS 2018). Adanya perkembangan tersebut
menjadikan kehidupan masyarakat milenial terasa lebih mudah
dalam hal menjangkau sesuatu yang jauh, seperti proses
kegiatan pembelajaran yang sebelumnya hanya terjadi pada
| Dies Natalis ke-55 IAN/UIN Alauddin Makassar
satu titik di mana semua pelajar maupun pengajar harus berada
pada tempat dan waktu yang sama. Kini tidak lagi dibatasi
dengan hal demikian. Di mana pun dan kapan pun, proses
pembelajaran bisa saja dilaksanakan.
Tidak hanya pendidikan, sisi lain kehidupan generasi
milenial juga dimanjakan dengan perkembangan teknologi,
seperti kegiatan jual beli, komunikasi, memesan jasa
transportasi dan menikmati dunia hiburan yang dapat dilakukan
secara online. Fenomena ini lantas memunculkan karakter diri
yang mencerminkan sosok kaum milenial sebagai sosok yang
kreatif, inovatif, dan produktif. Mereka cenderung dipengaruhi
dan didukung oleh kecanggihan teknologi dalam beraktifitas
sehari-hari, sehingga terjadi perubahan dalam pola hidup, cara
berpikir, dan juga hubungan di antara masyarakat (Achmad W,
et al. 2019).
Kemajuan dalam kehidupan di era milenial yang ditandai
dengan pesatnya perkembangan di bidang teknologi dipercaya
merupakan bentuk inovasi yang bersumber dari pendidikan dan
akan mendukung kemajuan bangsa sebagaimana yang di
sampaikan oleh Yusuf Kalla pada peringatan Hari Kebangkitan
Teknologi Nasional, 28 Agustus 2019 (Rikin 2019). Salah satu
contoh inovasi yang dilakukan di negeri kita ini adalah dengan
munculnya aplikasi ojek online yang dikembangkan oleh Nadiem
Makarim (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia) yang
membantu mobilitas masyarakat dengan mengandalkan
smartphone. Hal ini tak hanya sekedar memudahkan dari segi
pelayanan jasa transportasi, namun juga menjadi sebuah
lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang bisa membantu
peningkatan kesejahteraan hidup mereka.
Sejatinya, fenomena perkembagan teknologi yang terus
terjadi di mana hal ini dipercaya akan mempengaruhi
peningkatan mutu suatu bangsa berawal dari tangan-tangan
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
kreatif dan inovatif yang senantiasa melakukan pembaruan.
Adanya konsep karakter ini tentunya menjadi sebuah nilai yang
penting untuk dimiliki para generasi milenial. Mengapa harus
mereka? karena kaum milenial yang saat ini menjadi titik
harapan bangsa. Mereka adalah masyarakat yang banyak
berperan untuk masa depan Indonesia (Santoso 2017). Apa yang
mereka lakukan hari ini sudah seharusnya memiliki banyak nilai
positif yang akan berdampak pada diri para generasi milenial
sendiri dan secara otomatis membawa kemajuan pada bangsa
ini. Namun, dalam hal menggenggam harapan bangsa terutama
dalam kondisi yang tidak sepenuhnya normal saat ini, selain
konsep kreatif dan inovatif, para generasi milenial juga perlu
untuk memperhatikan “5 Konsep To Be” dalam memberdayakan
dirinya sebagai anak bangsa yang akan memajukan Indonesia.
Konsep 5 to be yang dimaksud pada essai ini tidak merujuk
pada “To Be” yang terdapat pada pelajaran Bahasa Inggris.
Konsep di bawah ini bermakna pada 5 konsep diri untuk menjadi
(To Be) pribadi yang bernilai positif dan diharapkan mampu
membawa kesuksesan pada kehidupan yang dijalani saat ini.
Menjadi Melek Teknologi
Kehidupan dijalani oleh manusia semakin berkembang dan
berusaha maju ke masa depan. Bermula dari ilmu pengetahuan,
serangkaian perubahan pun terjadi dan menuntut semua orang
untuk mampu beradaptasi. Hadirnya teknologi yang bersifat
serba guna menjadi salah satu contoh perkembangan sisi
kehidupan manusia yang perlu diperhatikan. Hal ini disebabkan
karena kemunculannya bukan tanpa alasan dan manfaat. Kita
mampu merasakan sendiri bagaimana campur tangan teknologi
dalam berbagai bidang seperti pendidikan, ekonomi, sosial, dan
budaya. Terlebih di saat pandemi tengah menyerang dunia saat
ini, ketergantungan kita terhadap teknologi semakin terlihat
pada semua bidang tersebut.
| Dies Natalis ke-55 IAN/UIN Alauddin Makassar
Menyinggung kembali pada proses pendidikan yang
mengandalkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) di semua jenjang
pendidikan sebagaimana yang diberlakukan oleh Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan pada surat edaran nomor 4 tahun
2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa Darurat
Coronavirus Disease (COVID-19). Kegiatan belajar formal yang
sebelumnya dilaksanakan di gedung sekolah maupun
universitas, kini dialihkan di rumah masing-masing. Dalam hal ini
tentu yang menjadi kebutuhan utama pihak yang menjalankan
proses pendidikan adalah fasilitas teknologi. Semua orang yang
terlibat dalam proses tersebut dituntut paham untuk
mengoperasikan benda seperti laptop, smartphone, dan aplikasi
serta software yang digunakan pada kegiatan pembelajaran.
Sejumlah aplikasi maupun software seperti zoom, google
meet, google classroom, rumah belajar, Ruangguru, dan Quipper
dimanfaatkan para pelajar dan pendidik untuk bisa tetap
melaksanakan proses pembelajaran dari rumah. Bahkan
serangkaian aplikasi tersebut, beberapa di antaranya merupakan
kerjasama dengan Kementrian Pendikan dan Kebudayaan. Dari
sini, kita bisa melihat bagaimana teknologi telah bekerja untuk
membantu salah satu sisi penting kehidupan manusia.
Para generasi milenial sudah sepatutnya tidak lagi menjadi
gagap terhadap teknologi, justru perlu untuk terus menyadari
perkembangan yang terjadi. Bahkan dengan semangat juang
untuk memajukan bangsa, terbuka peluang besar untuk
berkontribusi dengan memanfaatkan zaman yang menuntut kita
melek akan teknologi. Seperti contoh yang sangat menginspirasi
dari anak bangsa Indonesia, Belva Devara dan Iman Usman yang
telah mencetus lahirnya platform belajar “Ruang Guru”. Hal ini
tentunya sangat membanggakan Indonesia karena telah
memperluas akses pendidikan di negeri kita, sehingga
menjadikan kegiatan belajar dapat dilaksanakan di mana pun
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
dan kapan pun (Ruangguru 2014). Sekali lagi dalam hal ini perlu
digaris bawahi tentang bagaimana generasi milenial harus
menjadi sosok yang paham dalam memanfaatkan teknologi
dengan bijak agar pengaruh positif dapat tercapai secara
meluas.
Menjadi Kritis dalam Berpikir
Istilah beripikir kritis telah didefinisikan oleh beberapa
tokoh, salah satunya John Dewey (dalam (Sihotang 2017)) yang
mengungkapkan bahwa berpikir kritis adalah reaksi terhadap
informasi yang diterima dengan mempertimbangkannya secara
aktif dan teliti. Hal ini dilakukan bukan dengan maksud untuk
menolak atau mencari kesalahan pada sebuah informasi
tersebut. Namun, lebih jauh berpikir kritis mengarahkan
seseorang untuk menelusuri sesuatu secara mendalam bahkan
dengan menggunakan metode-metode berpikir yang disertai
dengan refleksi agar validitas sebuah informasi dapat mencapai
sebuah kesimpulan (Sihotang 2017).
Kemampuan dalam berpikir kritis menjadi sebuah hal yang
penting terutama di masa yang telah meng-global dengan
kemajuan teknologi. Semua orang dapat menjangkau informasi
dengan mudah tentang apapun yang ada di penjuru dunia dan
begitu pun dalam berinteraksi dengan masyarakat dalam dan
luar negeri. Informasi yang bertebaran baik pada mesin
pencarian maupun yang muncul pada media sosial dengan
mudah mendapatkan tanggapan dari siapa saja yang melihat
dan membacanya. Kolom komentar pun menjadi sasaran untuk
mengekspresikan respon mereka terhadap informasi tersebut.
Kesempatan itu dimanfaatkan untuk menunjukkan pro dan
kontra masyarakat dalam argumen masing-masing. Peristiwa ini
seringkali terjadi dalam kehidupan sosial kita di dunia maya di
mana masyarakat cenderung atau dengan mudahnya memberi
| Dies Natalis ke-55 IAN/UIN Alauddin Makassar
tanggapan secara langsung bahkan tanpa menelusuri secara
cermat tentang informasi tersebut.
Dalam hal memperoleh informasi, sudah sepatutnya kita
menjadi lebih aktif untuk mengetahui seperti apa sesungguhnya
pengetahuan yang kita dapatkan itu. Kita perlu menelusuri,
bahkan memahami kebenaran dari sesuatu tersebut. Tidak
menutup kemungkinan apa yang kita yakini benar adalah
sesuatu yang salah atau sering juga disebut hoax. Informasi
seperti ini seringkali menjebak bahkan meresahkan masyarakat
karena terkadang menyebabkan terjadinya perilaku yang salah
akibat mempercayai sebuah kabar yang sebelumnya dianggap
benar. Seperti yang terjadi saat ini di mana tak sedikit yang
menganggap bahwa penyakit COVID-19 ini tidak ada, sehingga
mereka yang meyakini hal tersebut mengabaikan protokol
kesehatan yang berlaku, misalnya menggunakan masker.
Kasus lainnya terjadi di Semarang, Jawa Tengah, saat
gencarnya mahasiswa dan buruh melakukan aksi demo yang
menolak UU Cipta Kerja Omnibus Law. Di antara demonstran
tersebut, diyakini ada sekumpulan provokator yang merupakan
siswa SMK. Saat dikunjungi oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar
Pranowo, di Mapolrestabes Semarang, para siswa tersebut
mengaku hanya ikut-ikutan aksi demo tersebut tanpa
mengetahui tuntutan dalam demonstrasi tersebut (Romadhoni
2020).
Peristiwa yang terjadi di atas menunjukkan kurangnya
kemampuan dan keinginan untuk berpikir secara kritis.
Sementara kita perlu menyadari bahwa hal ini penting untuk
menjaga diri kita sendiri dari isu-isu yang belum jelas asal dan
kebenarannya. Selain itu, pentingnya berpikir kritis dalam
memperoleh informasi dilakukan untuk menjaga kedamaian di
negeri kita ini. Maka sebagai pemuda generasi milenial, kita
perlu melatih diri kita untuk terus berpikir dan menentukan
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
sesuatu dengan bijak dan cermat agar bangsa kita tetap terjaga
dari perpecahan antar masyarakatnya sendiri yang disebabkan
karena ketidakmampuan untuk menyikapi isu-isu dengan baik.
Menjadi Kreatif
Perubahan dalam kehidupan yang dialami manusia
senantiasa berjalan dan menuntut kita untuk mampu
menyesuaikan diri dengan pembaruan yang ada di sekitar kita.
Hal ini menyebabkan kita harus mampu menyikapi sejumlah
persoalan dan tugas dalam kehidupan ini dengan cara yang baru
pula. Di sinilah letak kreativitas pada diri seseorang diperlukan.
Bagaimana seorang individu mampu melahirkan gagasan atau
ide yang sifatnya adaptif atau sesuai dengan kondisi nyata untuk
dapat dijadikan solusi pada permasalahan yang ingin
dipecahkan.
Penerapan karakter kreatif ini juga penting untuk
diterapkan dalam menjalani kehidupan di berbagai bidang.
Disebabkan karena alasan ini, dunia pendidikan sebagai pijakan
awal para generasi diharapkan mampu untuk merespon
tuntutan global dengan menghadirkan nilai fleksibilitas dan
adaptif dalam prosesnya (Fachruddin 2017). Mereka yang
menempuh pendidikan terutama yang bersifat formal perlu
untuk dibekali dengan pengetahuan serta keterampilan yang
mampu diaplikasikan dalam konteks kehidupan yang dinamis ini.
Kreativitas yang dimiliki seseorang akan mendorong
individu tersebut untuk melakukan sesuatu yang baru hingga
sampai pada sebuah inovasi. Kemampuan seperti ini tidak akan
mudah menghentikan seseorang pada kondisi yang dianggap
sulit atau menantang. Seperti di masa pandemi seperti ini, kita
melihat banyak pekerja yang mengalami PHK atau bahkan
seorang lulusan perguruan tinggi terkadang harus menunggu
waktu lama untuk bisa mendapatkan pekerjaan. Di saat jiwa
kreativitas itu ada dalam diri seseorang, maka ia akan senantiasa
| Dies Natalis ke-55 IAN/UIN Alauddin Makassar
berpikir kreatif dan memutar otak bagaimana dia harus
menyikapi kondisi yang dihadapinya saat ini. Terdapat ide dan
upaya yang berusaha untuk mereka hadirkan agar roda
kehidupan dapat melaju pada perkembangan yang positif. Hal
tersebut ditunjukkan bisa dengan contoh membangun usaha
atau bisnis mandiri yang akhirnya menjadi lapangan kerja untuk
orang banyak.
Menjadi Terbuka dengan Pengalaman Baru
Sejalan dengan dibutuhkannya nilai kreativitas dalam diri
generasi milenial, maka kita akan diarahkan pada tantangan
untuk terbuka dengan sesuatu hal yang baru atau di luar dari
apa yang sudah menjadi biasa dalam kehidupan kita. Menurut
Suharnan (dalam (Putra dan Pratitis 2014)), orang yang memiliki
karakter kreatif senantiasa mencoba hal yang baru dan terbuka
dalam menerima informasi baik dari bersumber dari lingkungan
sekitar maupun dari pengalaman pribadi. Dengan begitu, kita
menyadari bahwa untuk menjadi kreatif, salah satu unsur yang
mendukungnya adalah kemauan dan kesediaan untuk mencoba
hal baru, baik dalam hal gagasan atau tindakan (Putra dan
Pratitis 2014).
Keberanian untuk melakukan eksplorasi pada pengalaman
baru tidak hanya menuntun seseorang untuk menjadi kreatif.
Sebagaimana informasi yang terdapat pada idntimes.com (Lubis
2019), seseorang dapat menambah wawasan dan
pengetahuannya melalui berbagai macam aktifitas yang belum
pernah dilakukan sebelumnya. Akhirnya sesuatu yang tidak
pernah mereka ketahui sebelumnya menjadi hal baru yang
menambah informasi dan pengetahuan.
Kesempatan di era milenial seperti ini sangat terbuka bagi
siapa pun untuk mencari pengalaman baru. Misalnya saja, ajang
kompetisi atau lomba kini tidak lagi sebatas di satu tempat saja
pelaksanaannya. Semua orang dapat ikut serta dari mana saja
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
sebab pelaksanaannya dilakukan dan dipromosikan secara
daring. Kegiatan tersebut dapat berupa komepetisi menulis
essay, desain grafis, fotografi, dan sebagainya. Kegiatan yang
identik dengan kaum muda milenial seperti ini menjadi sesuatu
hal yang bermanfaat dan dapat bernilai positif. Selain itu,
pengalaman keikutsertaan dalam ajang kompetisi juga mampu
memperluas pengetahuan dan mengasah kemampuan lebih
jauh lagi.
Menjadikan Nilai-Nilai Agama sebagai Landasan dalam
Kehidupan
Kehidupan di era milenial semakin modern dengan
kecenderungan terhadap teknologi digital. Hal ini membawa
para generasinya menjadi sosok yang mengasumsikan
kehidupan sebagai sesuatu yang berada dalam kendali akal,
panca indera, dan materi yang disertai dengan ilmu
pengetahuan dan teknologi canggih. Konsep ini lantas
mempengaruhi pola pikir manusia dan menganggap bahwa
kehidupan kini jadi lebih mudah, masalah pun lebih mudah pula
dipecahkan (Nata 2018). Dengan kekuatan pada sentuhan jari
terhadap layar smartphone, maka apa pun dapat dengan cepat
dilakukan, seperti memesan makanan, membeli kebutuhan
sehari-hari, dan memesan layanan jasa.
Namun terlepas dari kemudahan yang didapatkan dengan
adanya teknologi canggih, kita lupa akan permasalahan moral
yang masih terus mengikuti laju perkembangan zaman.
Kecanggihan teknologi bukan saja digunakan untuk membantu
pekerjaan sehari-hari, namun juga dimanfaatkan dalam
melakukan tindakan kejahatan oleh sebagian orang. Penipuan
tidak jarang terjadi ketika seseorang melakukan transaksi jual
beli secara online di mana barang yang dibeli tidak sesuai
dengan gambar yang ditunjukkan sebelumnya atau justru
barang tersebut tidak pernah sampai ke pihak yang membeli.
| Dies Natalis ke-55 IAN/UIN Alauddin Makassar
Tindakan tidak terpuji lainnya juga terjadi melalui aplikasi ojek
online untuk memesan makanan. Ketika pengendara ojek
tersebut bermaksud mengantarkan pesanan, ia justru tidak
menemukan orang yang memesan tersebut. Kasus ini disebut
sebagai order fiktif.
Perbuatan tidak bermoral yang marak terjadi hingga hari
ini menunjukkan bahwa kemajuan teknologi yang mendukung
kehidupan manusia bukan sebuah hal yang mampu mengatasi
masalah yang menyangkut nilai moral manusia. Hal ini
disebabkan karena kecerdasan akal, panca indera, ilmu
pengetahuan dan teknologi sejatinya bersifat sebagai alat yang
memang di sebagian sisi kehidupan manusia memberikan
manfaat. Namun, dalam hal pemecahan masalah moral, kita
membutuhkan pendidikan agama sebagai landasan terhadap
hidup yang di jalani sepanjang masa. Adanya nilai-nilai agama
yang ditanamkan dalam diri seseorang dimaksudkan untuk
dapat menyeimbangkan kehidupan duniawi manusia dengan
kehidupan yang berkenaan dengan Tuhannya. Sehingga dalam
berperilaku, seseorang tidak mudah merasa bebas begitu saja
dalam melakukan tindakan yang dianggap tidak benar.
Proses pendidikan yang dilakukan oleh manusia sudah
sepatutnya menanamkan nilai-nilai islam sebagai seorang
muslim yang akan menghadapi arus perubahan zaman. Dalam
hal ini, pendidikan islam memiliki potensi dalam menghadapi era
milenial. Dengan karakter pendidikan islam yang holistik,
komprehensif, progresif dan responsif, hal ini mampu
menghasilkan seorang individu muslim yang siap menghadapi
modernitas dan kecanggihan di era milenial (Nata 2018).
Demikian yang menjadi prioritas dalam membekali diri bukan
hanya ilmu pengetahuan modern dan kemampuan teknologi.
Sangat penting bagi generasi milenial muslim untuk memahami
dan mengamalkan nilai-nilai agama untuk bisa mengarahkan
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
kehidupannya sebagai individu yang bijak dalam menyikapi
setiap kondisi yang terjadi.
3. KESIMPULAN
Hidup di tengah era milenial dengan ancaman pandemi
COVID-19 memang bukan perkara yang mudah. Pergerakan
masyarakat di lingkungan umum sangat dibatasi bahkan dalam
melakukan aktifitas utama seperti sekolah, kuliah, dan bekerja
yang kini harus dilakukan di rumah. Serangkaian tantangan pun
dihadapkan pada kehidupan manusia seperti kecakapan dalam
menggunakan teknologi agar kegiatan di atas dapat tetap
berjalan. Namun, tidak sedikit masyarakat merasa kesulitan
untuk menghadapi kondisi seperti ini.
Sebagai generasi milenial, tantangan dan kesulitan yang
dihadapi saat ini harus mampu dilalui dengan upaya maksimal
dari diri masing-masing. Hal ini perlu disikapi dengan semangat
juang untuk memajukan bangsa kita yang dimulai dari
memajukan diri kita sendiri terlebih dahulu. Adapun “5 Konsep
To Be” mengarahkan para generasi milenial untuk memiliki
potensi menjadi (To Be) seseorang yang melek teknologi, kreatif,
berpikir kritis, terbuka dengan pengalaman baru, dan
mengamalkan nilai-nilai agama dalam dirinya. Hal ini diharapkan
mampu mencapai kualitas diri yang baik di masa yang semakin
maju saat ini.
Sebagai saran, masih banyak hal lain yang dapat ditelusuri
sebagai jalan untuk mengembangkan potensi diri yang bisa
dilakukan dengan memperbanyak eksplorasi pada dunia literasi.
Sebab 5 konsep di atas hanya sebagian dari banyaknya potensi
yang bisa ditemukan.
| Dies Natalis ke-55 IAN/UIN Alauddin Makassar
DAFTAR PUSTAKA
Achmad W, R Willya, Marcelino Vincentius Poluakan, Didin Dikayuana, Herry Wibowo, dan Santoso Tri Raharjo. “POTRET GENERASI MILENIAL PADA ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0.” Jurnal Pekerjaan Sosial, 2019.
Fachruddin, Fuad. “PENGEMBANGAN DAYA KREATIF (CREATIVE POWER) MELALUI DUNIA SEKOLAH.” Sukma : Jurnal Pendidikan, 2017.
Farah, Bilqis, dan Robby Dariws Nasution. “Analisis Perubahan Orientasi Pola Hidup Mahasiswa Pasca Berakhirnya Masa Pandemi Covid-19.” Noken, 2020.
Hastuti, Rahajeng Kusumo. CNBC Indonesia. 30 October 2020. https://www.cnbcindonesia.com/news/20201030084433-4-198028/kapan-puncak-pandemi-covid-19-di-indonesia-ini-prediksinya (diakses November 2, 2020).
Kemdikbud. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 24 Maret 2020. https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2020/03/mendikbud-terbitkan-se-tentang-pelaksanaan-pendidikan-dalam-masa-darurat-covid19 (diakses November 2, 2020).
Kemenpppa, dan BPS. STATISTIK GENDER TEMATIK: PROFIL GENERASI MILENIAL INDONESIA. Jakarta: Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, 2018.
Lidyana, Vadhia. Detikfinance. 7 October 2020. https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5203509/anak-muda-paling-banyak-kena-phk-saat-pandemi (diakses November 2, 2020).
Lubis, Mia. idn times. 7 November 2019. https://www.idntimes.com/life/inspiration/mia-rianti-lubis-1/keuntungan-jika-kamu-suka-mencoba-hal-baru-c1c2/5 (diakses November 3, 2020).
Mahardhika, Anjar. Detik Health. 6 Mei 2020. https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
5004466/kapan-wabah-corona-di-indonesia-berakhir-ini-6-prediksi-yang-pernah-dibuat (diakses November 1, 2020).
Nata, Abuddin. “PENDIDIKAN ISLAM DI ERA MILENIAL.” Conciencia, 2018.
Nurkholis. “Dampak Pandemi NovelCorona Virus Disease (Covid-19) Terhadap Psikologi dan Pendidikan Serta Kebijakan Pemerintah.” Jurnal PGSD, 2019.
Putra, Ilham Pratama. Medcom.id. 1 Juli 2020. https://www.medcom.id/pendidikan/news-pendidikan/wkBYazBb-pengamat-kualitas-pendidikan-turun-selama-pandemi (diakses November 2, 2020).
Putra, Paksi Caponti, dan Niken Titi Pratitis . “Hubungan Antara Keterbukaan Terhadap Pengalaman Dan Efikasi Diri Dengan Kreativitas.” Persona : Jurnal Psikologi Indonesia, 2014.
Rikin, Ari Supriyanti. Berita Satu. 28 Agustus 2019. https://www.beritasatu.com/iman-rahman-cahyadi/nasional/571994/wapres-dasari-kemajuan-bangsa-dengan-iptek-dan-inovasi (diakses November 2, 2020).
Romadhoni, Budi Arista. Suarajawatengah.id. 8 Oktober 2020. https://jateng.suara.com/read/2020/10/08/100540/demo-tolak-uu-cipta-kerja-di-semarang-yang-bikin-rusuh-ternyata-anak-smk?page=all (diakses November 8, 2020).
Ruangguru. Ruangguru. 2014. https://ruangguru.com/general/about?utm_source=bimbelrg&utm_medium=referral&utm_campaign=footer (diakses November 2, 2020).
Santoso, Handoko. “PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK MENYIAPKAN GENERASI INDONESIA BERKEMAJUAN.” Seminar Nasional Pendidikan, 2017.
Sihotang, Kasdin. “Berpikir Kritis: Sebuah Tantangan dalam Generasi Digital.” Respons, 2017.
| Dies Natalis ke-55 IAN/UIN Alauddin Makassar
Yudhoyono, Agus Harimurti. Media Indonesia. 8 Mei 2020. https://mediaindonesia.com/read/detail/311137-pendidikan-indonesia-di-tengah-pandemi-covid-19 (diakses November 2, 2020).
MERDEKA BELAJAR DARI RUMAH: INOVASI ATAU WACANA
M. Miftahul Hidayat (Program Studi Bimbingan Dan Penyuluhan Islam) 50200118002
| Dies Natalis ke-55 IAN/UIN Alauddin Makassar
1. PENDAHULUAN
erkuliahan berbasis online bukanlah hal yang baru dalam
sistem pendidikan terutama bagi indonesia, melainkan
suatu sistem yang terjadi berlandaskan keinginan
Indonesia dalam pengembangan teknologi informasi. Tentunya
di era pandemi ini mahasiswa di tuntut agar dapat beradaptasi
dengan teknologi. Namun, realitas yang terjadi di lapangan tidak
sesuai ekspektasi. Yaitu pembelajaran yang dilakukan melalui
daring atau media digital tidak semua berjalan lancar. Metode
pengajaran yang dilakukan melalui basis virtual dan kemampuan
para dosen untuk menyampaikan materinya dengan baik dan
kemudahan para mahasiswa untuk menangkap materi yang
diberikan.
Perkuliahan online menjadi solusi yang utama di masa
pandemi ini untuk mencegah penularan virus corona. Ini bukan
hanya dilakukan oleh negara Indonesia melainkan di seluruh
penjuru dunia melakukan kegiatan belajar mengajar melalui
sistem digital. Perkembangan teknologi yang semakin canggih
membuat sistem pengajarannya dapat ditransmisikan dengan
cara yang efektif.
Namun, kendala yang begitu nyata dalam sistem
perkuliahan ini terjadi pada akses jaringan. Penetrasi dan
pemerataan jaringan internet di indonesia yang belum merdeka.
seperti yang dikatakan oleh Direktur Jenderal Penyelenggaraan
Pos dan Informatika Kementrian Komunikasi dan Informatika,
Ahmad M. Ramli bahwa sebanyak 12. 548 desa di Indonesia
belum tersentuh oleh sinyal internet. (desa belum tersentuh
sinyal internet 2020).
Hal ini tentunya berdampak pada proses perkuliahan
daring. Efektivitas dan penerimaan materi pengajaran selama
pandemi tidak dapat dipahami dengan baik. Kebutuhan pada
P
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
akses jaringan ini menjadi tolak ukur pada maksimal atau
tidaknya suatu sistem perkuliahan daring. Selain itu, kesadaran
dari dosen dan mahasiswa dalam kelancaran proses pemberian
maupun penerimaan materi yang diberikan. Walaupun jaringan
internet dan fasilitas lengkap, akan tetapi ketidaksungguhan dari
keduanya atau salah satunya akan membuat dalam sistem
daring darurat selama pandemic covid-19 tidak efektif.
Kesadaran akan pentingnya pendidikan bagi para dosen
dan mahasiswa menghadirkan suatu konsep yang diharapkan
oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim
tentang Merdeka belajar yaitu kemerdekaan berpikir bagi para
pengajar (Dosen) maupun Mahasiswa. Namun merdeka belajar
di masa pandemi ini seolah berubah menjadi liburan bagi
sebagian pengajar maupun mahasiswa. Perkuliahan yang hanya
di isi oleh tugas pada setiap pertemuan akan membuat jenuh
mahasiswa tanpa adanya interaksi yang terjadi pada proses
perkuliahan daring tersebut.
Kesiapan dan kesedian pengajar (dosen) dalam
beradaptasi dengan media digital untuk memberikan materi
pengajarannya. Serta semangat dari mahasiswa untuk mengikuti
kuliah daring selama pandemi covid-19. Selain itu, Kegagapan
dan kekakuan dosen dan mahasiswa dalam mengoperasikan
media digital menjadi pengaruh yang sangat penting dalam
penerapan sistem daring.
Kreatifitas dan metode pengajaran dari pendidik sangatlah
penting dalam perkuliahan jarak jauh. Proses pemberian materi
yang baik dan inovatif dapat memberikan dorongan psikologis
pada setiap mahasiswa agar semangat mengikuti perkuliahan.
Pendidik juga harus memahami kondisi psikologis sosial
mahasiswa dalam era pandemi ini. Dalam hal ini, tidak semua
mahasiswa memiliki fasilitas dan akses jaringan kemudahan
untuk akses jaringan dan aplikasi yang digunakan dalam
| Dies Natalis ke-55 IAN/UIN Alauddin Makassar
perkuliahan. Melihat kondisi perekonomian masyarakat di masa
pandemi sangat memprihatinkan, maka tantangan bagi pendidik
untuk memberikan inovasi dalam media pembelajaran.
Di balik adanya hambatan atau tantangan berat (Threat)
bagi pendidikan tinggi di masa dan pasca pandemi covid-19,
pasti ada kesempatan atau peluang (Opportunity), untuk
munculkan solusi yang terbaik dalam menghadapi kenyataan
pandemik covid-19, sepanjang mampu menggunakan potensi
kreatif dari sumber daya yang ada. (wahab 2020)Dengan
demikian, merdeka belajar di tengah pandemi inovasi atau
hanya sekedar wacana semata?
2. PEMBAHASAN
Merdeka belajar di Rumah: “Inovasi atau Wacana?”
Dilihat dari kondisi Indonesia, dampak pandemi sangat
berpengaruh besar terhadap sektor perekonomian, sosial
terutama pada pendidikan. Secara global seluruh siswa dan
mahasiswa mengalami gangguan belajar, yang hingga saat ini
sulit diprediksi kapan berakhirnya. Demi mengurangi resiko
penyebaran virus covid-19, pemerintah kemudian membuat
kebijakan yaitu physical distancing yang diantaranya para
peserta didik dimulai dari TK, SD, SMP, SMA sampai perguruan
tinggi belajar dari rumah. Guru, dosen, siswa dan mahasiswa
serta melibatkan orang tua, dengan pendampingan anak yang
masih dini untuk berinteraksi dengan teknologi. pendidikan
berbasis online atau E-learning menjadi strategi baru dalam
pendidikan, kita dipaksa bergerak cepat, dituntut agar
beradaptasi dengan media digital serta kreatifitas dan mandiri di
tengah pandemi. Oleh karena itu, pemerintah kemudian
membuat kebijakan dalam bidang pendidikan dengan konsep
merdeka belajar.
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
Jargon merdeka belajar dari rumah di tengah pandemi
yang merupakan upaya Menteri Pendidikan dan kebudayaan
untuk melahirkan generasi-generasi yang berpikir kritis dan
kreatif dalam dunia pendidikan. Merdeka belajar merupakan
proses pembelajaran secara alami untuk mencapai
kemerdekaan. Diperlukan belajar merdeka terlebih dahulu
karena bisa jadi masih ada hal-hal yang membelenggu rasa
kemerdekaan, rasa belum merdeka dan ruang gerak yang
sempit untuk merdeka. Esensi merdeka belajar adalah menggali
potensi terbesar guru dan siswa untuk berinovasi dan
meningkatkan kualitas pelajarn secara mandiri. Mandiri bukan
hanya mengikuti proses birokrasi pendidikan, tapi benar-benar
inovasi pendidikan (Prayogo 2020).
Namun, seiring berjalannya proses perkuliahan daring
merdeka belajar dari rumah seakan berubah makna menjadi
merdeka dari belajar. Fenomena dan realitas yang terlihat,
proses perkuliahan yang terjadi justru tidak sesuai dengan
tujuan dan esensi pendidikan. Semangat belajar dari rumah
hanya berlangsung beberapa pekan, bebas dan merdeka dari
belajar menjadi zona nyaman selama perkuliahan daring. hal ini
tentunya tidak terlepas dari pembangunan ekosistem
pendidikan yang berbasis pada teknologi yang belum merata.
Sehingga akan berdampak pada pendidikan yang kurang
berkualitas.
Institusi pendidikan seperti SD-SMA hingga pada jenjang
yang lebih tinggi, seperti Perguruan Tinggi (PT), di hadapakan
pada sistem belajar atau kurikulum yang diubah dalam
pembelajaran jarak jauh. Perkuliahan daring dengan video-
converence seperti aplikasi Zoom, Google Meet, Classroom dan
aplikasi-aplikasi lain yang dianggap efektif untuk menyampaikan
materi kuliah. Dalam sistem perkuliahan proses penilaian dan
pemberian tugas melalui online. Para Dosen atau Mahasiswa di
| Dies Natalis ke-55 IAN/UIN Alauddin Makassar
harapkan agar dapat menggunakan media digital untuk
mewujudkan komuniti pembelajaran, menyampaikan materi
pengajaran dan mahasiswa dapat mengikuti perkuliahan. Jika
tidak, maka proses perkuliahan menjadi terhambat.
Di tengah situasi pandemi covid-19 proses pembelajaran
secara daring di era merdeka belajar tentu tidak diharapkan
terjadi degradasi transfer nilai dan materi. Segala aktivitas
perkuliahan di alihkan ke serba online, mulai dari absensi,
penyampaian materi, ulangan harian, sampai pada ujian akhir
semester berbasis online.
Akan tetapi, fenomena yang terjadi di lapangan
memperlihatkan dampak negatif yang tak terelakkan. Untuk
kondisi negara-negara berkembang seperti Indonesia,
penutupan sekolah dan kampus langsung berdampak pada
pelajar dan mahasiswa dengan ekonomi yang lemah, terutama
di daerah terpencil yang terbatas dengan akses jaringan
internet. Kondisi ini makin diperburuk dengan ketidaksiapan
SDM pengelola lembaga pendidikan. (Aji 2020) Hanya sebagian
besar yang dapat menikmati kuliah online ini, Hanya sebagian
dari mahasiswa yang dapat merdeka belajar dari rumah. Tidak
semua dari mereka memiliki handphone dan laptop. Jika pun
ada yang punya ia tetap kesulitan untuk mengikuti proses
perkuliahan disebabkan susahnya akses jaringan.
Kesadaran dan arahan yang jelas para pendidik untuk
memberikan bimbingan agar tercipta semangat dalam mengikuti
proses belajar. Perkuliahan yang setiap harinya hanya diisi
dengan tugas yang menumpuk akan membuat pelajar maupun
mahasiswa jenuh dan stress. Di sisi lain, keseriusan dan
kemauan yang besar terhadap mahasiswa juga merupakan
tuntutan yang lain. Namun, kedua hal di atas tak terlepas dari
pentingnya kuota data dan akses internet. Kebijakan universitas-
universitas dengan memberikan kuota belajar di masa pandemi
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
ini menjadi tuntutan besar bagi mahasiswa. Beberapa
universitas menerima bantuan dari PT XL Axiata Tbk dan PT
lainnya, untuk memenuhi keperluan kuliah jarak jauh selama
pandemi covid-19. Begitu pula dengan bantuan kuota dari
pemerintah. Tentunya, ini sangat membantu mahasiswa dan
pelajar dalam mengikuti proses perkuliahan daring.
Dasarnya adalah ketersediaan semua informasi yang
relevan secara real time melalui jaringan dengan
menghubungkan orang, benda dan sistem dioptimalkan,
terorganisir secara mandiri dan penciptaan nilai lintas dan
jaringan yang dapat sesuai dengan berbagai kriteria, seperti
biaya, ketersediaan dan sumber daya. ((ED) 2016) Maka, hal ini
jika mendapat perhatian yang besar dari pihak-pihak yang
berwenang dapat membantu keefektivan dalam perkuliahan
jarak jauh. Dikarenakan keterbatasan biaya pulsa internet dan
akses yang menghubungkan mahasiswa dengan dosen. Lalu,
apakah memberikan bantuan subsidi kuota bagi pelajar dan
mahasiswa dapat menjawab problem di tengah pandemi? Dari
fenomena yang terlihat, subsidi kuota yang diberikan oleh
universitas maupun pemerintah sangat membantu kelancaran
dan meringankan beban pelaksanaan pembelajaran daring
sehingga tujuan dan cita-cita pendidikan tercapai dengan
mempertahankan kualiatas pendidikan.
Akan tetapi, di sisi lain bantuan kuota ini hanya dapat
dinikmati oleh mahasiswa yang dapat terhubung dengan akses
internet. Jaringan internet yang belum memadai di daerah
tempat tinggal, terkadang tidak stabil, lemah karena letak
tempat tinggal yang berada jauh dari perkotaan. Hasil riset dari
ISEAS-Yusof Ishak Institute, yang dirilis pada 21 Agustus lalu,
menjelaskan ketimpangan nyata di dunia pendidikan Indonesia
selama musim pandemi covid-19. Hampir 69 juta pelajar
kehilangan akses pendidikan dan pembelajaran saat pandemi.
| Dies Natalis ke-55 IAN/UIN Alauddin Makassar
Namun, di sisi lain, banyak kelompok pelajar dari keluarga
mapan lebih mudah belajar dari jarak jauh. (Prabowo 2020) Ini
implikasi yang nyata dari ketimpangan.
Maka hal ini menjadi perhatian khusus pada kebijakan
pemerintah untuk melihat lebih luas kondisi pendidikan dalam
era pandemi. Misalnya, infrastruktur seperti jaringan yang
memadai. Kesiapan pemerintah Indonesia di pertanyakan dalam
hal ini. Karena salah satu penyebab utama kurangnya sumber
daya manusia, proses transformasi teknologi, infrastruktur
telekomunikasi dan perangkat hukum yang mengaturnya.
(Pujilestari, 2020) Kekurangan pada hal pengadaan infrasturktur
teknologi komunikasi, multimedia, dan informasi yang
merupakan prasyarat terselenggaranya proses perkuliahan yang
berbasis pada teknologi. Begitu pula dengan penetrasi komputer
yang masih minim.
Paradigma sekarang yang terjadi yaitu setting manapun
adalah tempat belajar, namun hal ini diperuntukkan pada
realitas bahwa proses perkuliahan daring serba teknologi. Hal ini
jelas di dalam pasal 5 ayat (1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang sistem pendidikan Nasional, “Setiap warga negara
mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan.”
Maka semua dosen dan mahasiswa harus memperoleh
perlakuan yang sama dalam hal ini pendidikan. Memberikan
materi pembelajaran dan pemahaman walaupun di tengah
kondisi perkuliahan jarak jauh.
Pokok permasalahan bagi peserta didik tersebut
bermuara pada perubahan lingkungan dari offline ke online
sehingga dibutuhkan hal-hal yang harus menarik minat belajar
online peserta didik melalui penciptaan lingkungan belajar yang
positif; dan membangun komunitas belajar, memberikan umpan
balik yang konsisten secara tepat waktu dan menggunakan
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
tekonologi yang tepat untuk mengirimkan konten yang tepat.
(Chakraborty 2013).
Dengan perubahan yang terjadi pada proses perkuliahan
yang semula tatap muka, berubah menjadi online maka
perguruan tinggi terpaksa melakukan opsi darurat yang telah
merubah menjadi sistem utama dalam proses mengajar. Hal ini
perlu perhatian khusus dari pendidik atau dosen dalam
memberikan bimbingan dan meningkatkan semangat belajar
mahasiswa. Perubahan paradigma pembelajaran konvensional
ke daring, walaupun tidak sulit, akan tetapi memerlukan waktu
yang lama. Sebab hal tersebut berhubungan dengan perubahan
padigma budaya akademik. (Astini 2020) Perubahan budaya
akademik yang meliputi proses perkuliahan yang dilakukan
secara online, serta menyangkut aspek nilai, sikap, pengetahuan
dan keterampilan.
Idealnya, adanya perubahan kebijakan yang menyangkut
paradigma pembelajaran ini dijadikan sebagai momentum bagi
para mahasiswa untuk bebas dan kritis mencari informasi
pengetahuan secara digital. Demikian pula, kesempatan belajar
bisa leluasa, karena tidak terikat oleh kehadiran tatap muka
(Bauer 2005).
Namun, realitasnya justru sebaliknya. Dengan adanya
perubahan yang mendadak dalam sistem perkuliahan terjadi
ketidaksiapan dalam hal prasarana dan fasilitas serta kejenuhan
mahasiswa dalam mengikuti proses pembelajaran secara
internal yang berkaitan dengan keterampilan memperoleh
informasi, atau transfer nilai.
Lalu seberapa optimal konsep merdeka belajar dari rumah
melalui daring ini berpengaruh terhadap para mahasiswa? dari
realitas yang terlihat, semangat belajar hanya berlangsung pada
awal-awal perkuliahan. Jika perkuliahan daring berlangsung
dalam waktu yang cukup lama dengan segala kendala yang
| Dies Natalis ke-55 IAN/UIN Alauddin Makassar
dihadapinya maka muncul kejenuhan dalam proses belajar. Dan
apabila kejenuhan ini tidak segera diatasi maka akan
menyebabkan tidak efektifnya proses pemberian materi yang
berujung pada terhambatnya proses belajar-mengajar. Hal ini
berlaku pada pengajar dan mahasiswa sebagai aktor utama
dalam proses perkuliahan.
Tantangan terhadap pendidikan di masa pandemi covid-19
dalam perubahan sistem perkuliahan. Kesulitan-kesulitan yang
dihadapi mahasiswa untuk melakukan riset lapangan, kesulitan
melakukan bimbingan sehingga mereka terhambat untuk lulus
tepat waktu dan kondisi ini juga tidak menuntut kemungkinan
akan menambah jumlah mahasiswa yang drop out (DO). Tentu
saja, kebijakan-kebijakan pemerintah dan universitas menjadi
harapan mahasiswa di tengah pandemi ini. Meskipun begitu,
kondisi ini menuntut para Dosen agar memiliki pemikiran yang
positif, kreatif dan inovatif yang dapat membantu menerapkan
media pembelajaran daring, sehingga menghasilkan capaian
pembelajaran yang tetap berkualitas.
Membangun budaya mutu pendidikan harus diawali dari
kesiapan seorang dosen, peran dosen menjamin terciptanya
pembelajaran yang efektif yang dapat meningkatkan mutu
perguruan tinggi. Dosen mempunyai tugas penting dalam
mentransformasikan ilmu pengetahuannya kepada mahasiswa.
dosen harus mampu berfikir kreatif dan adaptif, tidak hanya
sebagai pengajar, tetapi juga sebagai fasilitator dan evaluator.
Dosen harus kreatif dan komunikatif dalam mengembangkan
inovasi pembelajaran yang dapat memotivasi mahasiswa dalam
berpikir dan berpendapat. (Stefani Lily Indarto, Merdeka kreatif
di era pandemi covid-19 : suatu pengantar 2020) Hal ini dapat
dilihat dari kemampuan dosen berinovasi dan kreatif dalam
menyampaikan materi, metode perkuliahan, penilaian dan
aplikasi yang digunakan saat perkuliahan. Sehingga dapat
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
memotivasi mahasiswanya dalam mengikuti pembelajaran
online.
Ketertarikan mahasiswa dalam mengikuti proses
pembelajaran ini tergantung pada kenyamanan, kemampuan
dosen berinovasi dan menciptakan interaksi antara dosen dan
mahasiswa agar budaya intelektual dalam perkuliahan seperti
diskusi, tetap berjalan meski melalui daring. ketertarikan
mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan online dari 148
responden tersebut, terdapat 2, 70% responden yang menjawab
bahwa kurang tertarik untuk mengikuti pembelajaran online,
31,0% responden menjawab cukup tertarik untuk mengikuti
pembelajaran online, sedangkan 66,22% menjawab sangat
tertarik untuk mengikuti pembelajaran online. (Stefani Lily
Indarto, Merdeka kreatif di era pandemi covid-19: suatu
pengantar 2020) Hal ini tentu saja tidak terlepas dari kesadaran
keduanya akan pentingnya keberlangsungan pendidikan di era
pandemi.
Fenomena ini tidak terlepas dari fasilitas dan akses
jaringan yang secara langsung menghubungkan mahasiswa dan
dosen. Sehingga bukan hanya inovasi dan kreativitas yang
menjadi pendukung terciptanya kemajuan dalam bidang
pendidikan namun kesadaran dan kemampuan untuk
mengetahui kondisi-kondisi dan problem yang harus nya diatasi
sehingga pendidikan di indonesia tidak mengalami kesenjangan
dan ketimpangan.
Hemat penulis, merdeka belajar dari rumah di masa
pandemi adalah sebuah inovasi sekaligus wacana. Mengapa
demikian? Dapat dikatakan sebagai inovasi jika para dosen
mampu kreatif dalam menyampaikan materi pembelajaran dan
menciptakan kenyamanan dalam proses perkuliahan sehingga
mendorong semangat dan memotivasi mahasiswa untuk
mengikuti dan aktif dalam pembelajaran. Sementara di sisi lain,
| Dies Natalis ke-55 IAN/UIN Alauddin Makassar
dapat dikatakan sebagai wacana jika merdeka belajar hanya
dapat dinikmati oleh sebagian mahasiswa dan sebagian yang
lainnya hanya menikmati sebagai judul belaka. Hal ini terbukti
dari keluhan mahasiswa akibat tidak meratanya akses jaringan
dan banyaknya dosen yang kebingungan dalam mengoperasikan
media digital seperti video-converence dan metode perkuliahan
hening yang hanya diisi tugas pada setiap pertemuan tanpa
adanya interaksi yang terjadi selama perkuliahan. Sehingga tidak
menuntut kemungkinan terjadi degradasi transfer nilai dan
materi selama perkuliahan daring.
Tentunya aspek-aspek penentu keberhasilan pendidikan di
suatu perguruan tinggi maupun kemajuan pendidikan secara
universal di Indonesia tidak hanya didasarkan pada dosen dan
mahasiswa saja. Tanggung jawab pemerintah yang merupakan
kepala dari semua tubuh pendidikan di Indonesia untuk
menjawab dan mengatasi problem yang sangat krusial di masa
pandemi. sehingga merdeka belajar bukan hanya sebagai slogan
belaka namun tereaalisasikan sebagai upaya untuk memajukan
pendidikan yang mampu bersaing dengan bangsa asing. Namun,
situasi sekarang sangat memberikan beban dan kesulitan
kepada mahasiswa dalam memahami dan mengikuti materi
yang diberikan secara online. Ini diakibatkan karena tidak
meratanya akses jaringan di pelosok desa yang jauh dari
perkotaan yang membuat pengalaman perkuliahan daring
selama pandemi terasa membosankan dan bahkan berdampak
pada cacatnya cita-cita pendidikan dan bangsa. Seperti pada
Alinea IV Pembukaan UUD 1945 yang diantaranya menyatakan
bahwa Pemerintah Negara Republik Indonesia melindungi
segenap bangsa Indonesia, memajukan kesejahteraan umum
dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Ini didasarkan pada
ketidakseriusan pemerintah dalam hal ini pemerataan akses
jaringan di pelosok-pelosok yang berakibat pada
ketidakikutsertaan mahasiswa dalam proses perkuliahan daring.
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
Bantuan subsidi kuota hanya dapat dirasakan oleh mahasiswa
yang bermukim atau dekat dengan perkotaan sedangkan
mahasiswa yang sulit untuk mendapatkan akses jaringan akan
mendapatkan resiko terhambatnya materi dan tidak menuntut
kemungkinan sebagian mahasiswa terpaksa mengulang di
semester berikutnya karena tidak memenuhi absensi
perkuliahan selama perkuliahan online. hal ini nyata ketika dunia
pendidikan berhadapan dengan situasi pandemi. Ketidaksiapan
fasilitas sarana dan prasana serta sumber daya manusia yang
dituntut bertransformasi jadi pembelajar mandiri dalam waktu
semalam. Ini membuktikan ketidaksiapan lembaga pendidikan
untuk melaksanakan sistem perkuliahan online. jika itu tetap
terjadi, maka Merdeka belajar hanya sebagai gaya lama
pendidikan.
3. KESIMPULAN
Perkuliahan daring di tengah pandemi covid-19
merupakan gaya baru yang dirasakan mahasiswa dan pelajar
lainnya. Ketersediaan software (perangkat lunak), website, akses
internet, listrik, gadget, dan komputer menjadi ciri khas
implementasi model ini. (Sendler t.thn.) Tantangan dan
pemanfaatan teknologi pada proses pendidikan merupakan
peluang baru dalam kemajuan pendidikan. Kondisi pandemi
yang mendorong terjadinya suatu perubahan dan menciptakan
kesadaran untuk memiliki pikiran positif, kreatif, kritis dan
inovatif dalam perkembangan zaman.
Lyn Has menegaskan bahwa pendidikan itu harus
demokratis, yakni pendidikan untuk semua. (Rosyada 2004) Ini
membuktikan pentingnya pendidikan terhadap kemajuan suatu
bangsa.
Ditinjau dari berbagai aspek, covid-19 merupakan sebuah
musibah yang memberi dampak negatif kepada semua sektor
kehidupan manusia termasuk dalam dunia pendidikan. Namun
| Dies Natalis ke-55 IAN/UIN Alauddin Makassar
tiidak dapat dipungkiri bahwa pandemi covid-19 memberi
dorongan dan kesempatan bagi lembaga pendidikan untuk
melek teknologi dan percepatan transformasi digital pendidikan
indonesia. Wacana dan ketertinggalan yang sebelumnya
disosialisasikan tentang Industri 4.0 di berbagai lembaga
pendidikan maka, di tengah pandemi covid-19 juga memberi
dampak pada kemajuan yang luar biasa pada transformasi digital
di era pendidikan 4.0.
DAFTAR PUSTAKA
(ED), Ulrich Sendler. The Internet of Things: Industire 4.0 Uleashed. Regensburg, Germany: Zweigniederlassung, 2016.
Aji, RHS. “dampak covid-19 pada pendidikan di indonesi: sekolah,keterampilan dan proses pembelajaran.” jurnal salam, 2020: 7.
Astini, Suni. “Tantangan dan peluang pemanfaatan teknologi informasi dalam pembelajaran online masa covid-19.” Jayapangus Press, 2020: 7.
Bauer. “Toward Technology Integration in the school: why it isn't happening.” 2005: 13.
Chakraborty. “Strenghening student engagement: whatdo studemt want in online cuorses?” European journal of Training and Development, 2013: 11. “desa belum tersentuh sinyal internet.” tempo, 2020: 5.
Prabowo, Haris. “Pandemi covid-19 menunjukkan ketimpangan pendidikan di Indonesia.” www.google.com/amp/s/amp.tirto.id/pandemi-covid-19-menunjukkan-ketimpangan-di-Indonesia-f34d, 9 oktober 2020: 1.
Prayogo. “Peluang reformasi pendidikan di tengah pandemi covid-19.” Http://www. Y.Prayogo. kalderanews. com/2020/05 peluang-reformasi-pendidikan-di-tengah-pandemi-covid-19-begini-kata-mendikbud, 26 oktober 2020: 5.
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
Pujilestari, Yulita. “Dampak positif pembelajaran on;ine dalamsistem pendidikan Indonesia pasca pandemi covid-19.” Journal Uinjkt.ac.id, 2020: 6.
Rosyada, Dede. Paradigma pendidikan Demokratis. Jakarta: Kencana, 2004.
Sendler, Ulrich. “The Internet of Things.” Industrie 4.0 Unleashed, 31-33.
Stefani Lily Indarto, dkk. Merdeka kreatif di era pandemi covid-19 : suatu pengantar. kendari: Green Press, 2020.
---------. Merdeka kreatif di era pandemi covid-19: suatu pengantar. Kendari: Green Press, 2020. wahab. “tantangan dan keempatan pendidikan era covid-19.”
http.Arbaswedan.id/tantangan-dan-kesempatan-pendidikan-era-covid-19/, 2020: 1.
KITA ADALAH PENENTU PERUBAHAN
Almi Salam (Program Studi Ilmu Politik) 30600119113
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
"We are the golden generation in the world. I, you and we are all young generation, it's the key of revolution industry 4.0. Kehidupan bukan hanya siapa yang harum di telinga masyarakat, but the thing is bagaimana cara kita semua harus mempersatukan tekad dan gagasan dalam suatu bentuk kontribusi untuk negara, bangsa dan masyarakat".
Salam persatuan Almi Salam
1. PENDAHULUAN
ada era globalisasi sekarang ini, atau zaman modern ini
ilmu pengetahuan dan tegnologi semakin berkembang
pesat apalagi dengan semakin banyaknya alat pendukung
yamg semakin canggih pula dan yang paling utama ialah kaum
milenial yang semakin menguasai era modern ini. Revolusi
industri 4.0 memberikan dampak yang begitu besar bagi
kehidupan generasi milenial serta fungsi sosialnya di kehidupan
nyata. Namun disamping kemajuan tersebut ada duka
mendalam yang dirasakan seluruh umat manusia di bumi ini
dengan adanya wabah penyakit covid-19 atau wabah virus
corona yang meyerang seluruh lapisan masyarakat.
Wabah corona ini atau covid-19 ini sangat
menggemparkan dunia di awal tahun 2020 dengan kejadian
infeksi berat dengan penyebab yang belum di ketahui, kejadian
ini bermula dari laporan negara China kepada WHO (World
Healt Organization) yang memberikan data bahwa ada 44 pasien
pneumonia yang berat di kota Wuhan, Provinsi Hubei, China.
Dugaan awal dari ialah karena pasar basah yang menjual ikan,
hewan laut dan berbagai hewan lainnya. Beberapa bulan setelah
pengamatan dan penelitian, wabah ini kian menular secara
P
| Dies Natalis ke-55 IAIN/UIN Alauddin Makassar
pesat bahkan ada negara yang sudah tak sanggup menampung
mayat dari korban covid-19 ini.
Melihat keadaan di beberapa bulan ini, pada tahun 2020
ini membuat negara lumpuh total hampir di segala bidang. Hal
ini membuat perekonomian negara hampir diseluruh penjuru
bumi ini turun drastis, dari hasil pengamatan saya beberapa
bulan ini baik melalui media eletronik maupun media lainnya
bisa dikatakan bahwa tidak ada satu pun sistem di masing-
masing negara yang berjalan sebagai mana mestinya.
Seiring dengan berjalannya waktu dan semakin
meningkatanya korban wabah ini, timbul berbagai perspektif
dalam masyarakat bahwa apakah penyakit atau wabah ini
memang ada atau hanya sebuah rekayasa semata untuk
mengkamuflase kebijakan pemerintah tentang protokol
kesehatan atau pun tentang era new normal. Kita sebagai
generasi milenial atau generasi penerus bangsa di masa yang
bisa dibilang pengetahuan adalah segalanya, bagaimana kita
menyikapi wabah ini dalam artian apa konstribusi yang bisa kita
berikan kepada bangsa dan negara kita terhadap wabah ini. Apa
yang perlu kita perbuat atau langkah dan solusi apa yang bisa
kita sumbangkan dalam artian obat apa yang dapat kita berikan
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
agar penyakit negeri kita tercinta ini dapat berangsur-angsur
sembuh dalam rongga kehidupan masyarakat. Semua ini adalah
sebuah kegelisahan yang perlu di selesaikan agar ini semua bisa
cepat berlalu dan kehidupan bermasyarakat dapat kembali
dengan semula.
Hal yang paling penting di sini, ialah bagaimana kita bisa
bangkit dari pandemi covid-19 ini, sebab sekarang ini kita bagai
berada dalam sebuah rawa terdalam yang sangat gelap dan
sebuah cahaya yang kita nantikan adalah sebuah obat yang tiada
lain tiada bukan adalah perubahan.
2. PEMBAHASAN
Membahas ataupun menelaah tentang penyakit maupun
wabah yang melanda negara di seluruh dunia terutama
Indonesia, kita tidak dapat lepas dari bayang-bayang korban
yang silih berganti berjatuhan setiap harinya. Korban yamg
terkena maupun terancam terkena penyakit in tidak hanya dari
kalangan tua tapi hampir seluruh lapisan masyarakat. Saya,
kalian dan kita semua adalah objek dari serangan wabah
penyakit ini.
Semua masyarakat yang terpuruk di masa pandemi ini
terutama kita generasi milenial, harus berusaha menemukan
solusi apa yang dapat membantu kita lepas dari pandemi ini dan
agar kita semua bisa bangkit. Peran kaum milenial saat ini sangat
diperlukan, kita tidak boleh hanya mengandalkan pemerintah
saja, tetapi kita harus bekerja sama agar semua ini cepat berlalu.
Dalam masyarakat sekarang ini, banyak timbul pertanyaan
di benak mereka ataupun kegelisahan mereka, dari hasil
pengamatan yang saya lakukan banyak dari masyarakat yang
menganggap bahwa wabah ini hanya sebuah rekayasa semata.
Bisa saya ambil sampel di kampung saya sendiri banyak dari
masyarakat di kampung saya yang seakan bingung apakah
| Dies Natalis ke-55 IAIN/UIN Alauddin Makassar
wabah ini memang ada atau hanya rekayasa semata. Dari setiap
kami bermusyawarah di setiap kesempatan apabila membahas
masalah wabah ini pasti banyak masyarakat yang mangatakan
bahwa penyakit ini sebenarnya tidak ada dan ada pula
masyarakat yang mengatakan bahwa wabah ini memang ada.
Dua perspektif masyarakat ini masing-masing memiliki
alasan tersendiri. Masyarakat yang mengatakan bahwa penyakit
atau wabah covid-19 ini tidak ada atau hanya rekayasa semata,
memiliki pandangan bahwa jika memang wabah ini ada
mengapa mall dan tempat keramaian yang lain di buka
sedangkan tempat ibadah ditutup. Okelah, kalau pasar tidak
ditutup karena di sana menjual bahan pokok sehari-hari, tetapi
mengapa mall yang notabennya hanya tempat belanja biasa
atau tempat hura-hura malah dibuka padahal tempat ini adalah
tempat keramaian yamg dapat memicu penularan covid-19 ini,
sedangkan tempat peribadatan, seperti masjid dan gereja
ditutup. Tentu, sebagian orang tidak menerima dengan akal
sehat ataupun logika yang katanya pemerintah ingin agar wabah
ini tak tertular, akan tetapi dengan adanya kebijakan ini malahan
akan menimbulkan penularan yang signifikan setiap harinya
inilah yang menimbulkan perspektif masyarakat bahwa berarti
wabah ini hanya rekayasa semata.
Sedangkan masyarakat yang mengatakan bahwa wabah
covid-19 ini memang ada, memiliki pandangan bahwa wabah ini
memang betul ada sebab tidak mungkin pemerintah mau
membuang waktu dan tenaga hanya untuk membohongi
msyarakatnya dan bukti peningkatan pun selalu di-update di
media baik itu elektronik maupun media yamg lain.
Hal yang menjadi fokus utama selain dari kedua
pandangan di atas, ialah setelah beberapa bulan atau hampir
sekitar 1 tahun wabah ini merongrong negeri kita, masalah pun
timbul satu persatu di masyarakat, mulai dari angka
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
pengangguran yang meningkat, perekonomian yang merosot,
banyaknya perusahaan yang gulung tikar, banyaknya tindak
kekerasan terhadap anak dan kaum hawa serta tidak efektifnya
pembelajaran dalam dunia pendidikan dan masih banyak lagi
masalah lain yang ditimbulkan oleh wabah covid-19 ini. Dari
semua problema ini saya akan membahas beberapa di
antaranya.
Berbicara tentang dampak dari covid-19 ini, yang paling
pertama yang akan saya bahas ialah meningkatnya angka
pengangguran di negara kita mengapa hal ini terjadi, sebab
dengan timbulnya covid-19 ini, banyak karyawan yang di PHK
(pemutusan hubungan kerja) dari tempat kerjanya baik itu
karena memang adanya pengurangan besar-besaran untuk
meminimalisir keuangan perusahaan ataupun karena memang
perusahaan sedang di ujung tanduk atau terancam gulung tikar.
Hal kedua yaitu, perekonomian yang semakin merosot
baik itu ekonomi mikro masyarakat itu sendiri maupun dalam
eknomi makro pada tingkat perekonomian negara. Dapat
dikatakan selama pandemi ini negara mengalami kekurangan
pendapatan devisa baik dari dalam maupun luar, ini disebabkan
pemerintah, di satu sisi membuat kebijakan yang harus
mencegah penularan wabah, di sisi lain menutup/membatasi
hampir semua semua akses pendapatan devisa, seperti pada
sektor industri/perdagangan dan pariwisata. Dampaknya,
masyarakat pun mengalami hal kurangnya pemasokan bahan
baku yang dapat digunakan untuk membuat barang produksi,
baik itu yang berasal dari dalam maupun dari luar negeri. Hal ini
semakin parah, karena daya beli masyarakat pun rendah
dikarenakan sebagian besar dari mereka telah dirumahkan.
Hal ketiga yaitu, banyaknya tindak kekerasan selama
pandemi covid-19 ini terhadap anak-anak dan kaum hawa atau
perempuan. Hal ini terjadi karena tingkat stress dalam lingkup
| Dies Natalis ke-55 IAIN/UIN Alauddin Makassar
keluarga yang begitu tinggi terpicu tidak lain karena waktu di
rumah bisa dibilang 24 jam penuh dan kurangnya refreshing
karena tempat wisata yang ditutup selama masa pandemi atau
masa stay at home di mana semua dikerjakan di rumah baik itu
pekerjaan kantor sampai dengan belajar pun dilakukan di rumah,
ini adalah pemicu dari stress yang berlebihan serta kurangnya
rileksasi terhadap otak setelah bergelut seharian atau bahkan
berbulan-bulan. Nah, hal inilah yang bisa memicu kekerasan
meningkat dalam rumah tangga.
Selain ketiga masalah di atas ada juga masalah lain yakni di
dunia pendidikan di mana banyak siswa-siswi yang mengangap
bahwa belajar di rumah tidak begitu efektif. Mengapa demikian,
sebab pertama karena kendala jaringan yang terbatas apalagi
mereka yang berada di pelosok desa. Contoh nyatanya, saya
ambil diri saya sendiri di mana saya sangat susah dalam
mendapatkan jaringan yang memadai untuk proses perkuliahan
online ini, terkadang saya harus ke sawah atau kebun orang agar
dapat mengikuti pelajaran. Selain itu terkadang dalam proses
perkuliahan ada gambar tapi tak ada suara, terkadang juga saat
dosen menjelaskan suaranya putus-putus ataupun akun saya
yang keluar masuk disebabkan jaringan tidak baik. Hal inilah
yang membuat saya menganggap bahwa pemberian materi
dalam proses perkuliahan online ini tidak terlalu efektif.
Semua masalah di atas adalah beberapa dampak negatif
yang ditimbulkan dari sekian banyak dampak negatif dari
pandemi covid-19 ini. Namun demikian, di balik semua dampak
negatif tersebut, terselip juga dampak positif di mana dengan
stay at home atau melakukan segala sesuatunya di rumah, maka
waktu kebersamaan dengan keluarga tercinta lebih banyak,
terkhusus bagi para pekerja yang pada situasi normal hanya
mempunyai libur satu atau dua hari dalam seminggu atau
bahkan tidak ada waktu untuk keluarga. Ini bisa mengobati atau
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
membayar waktu kebersamaan yang terbuang demi mencari
sesuap nasi bagi keluarga tercinta serta interaksi dalam keluarga
pun semakin intensif. Yang paling penting ialah setidaknya orang
tua yang tadinya hanya mempercayakan segala sesuatu tentang
anak-anak mereka baik itu tentang belajar maupun kebutuhan
mereka yang lainnya kepada pengasuh maupun asisten rumah
tangga dikarenakan kesibukan dalam bekerja, kini dapat mereka
pantau sendiri maupun persiapkan sendiri serta dapat melihat
dengan lebih cermat bagaimana atau apa yang anak mereka
lakukan setiap harinya di rumah. Ini merupakan hikmat besar
dari adanya wabah pandemi covid-19.
Selain itu, selama pandemi ini berlangsung ada beberapa
masyarakat atau para pebisnis yang mendapatkan lahan baru
dalam memulai usaha di mana mereka memanfaatkan teknologi
yang canggih dan kebutuhan masayarakat yang sedang stay at
home, salah satunya ialah aplikasi belajar yang sedang menjadi
trending topik yaitu zoom dan google meet yang menjadi
aplikasi perkuliahan paling diminati dosen, siswa sampai
mahasiswa dan para karyawan untuk melakukan pembelajaran
ataupun meeting secara daring. Sehingga para pemilik ataupun
owner dari beberapa apalikasi tersebut mendapatkan
keuntungan dari pandemi covid-19. Jadi, tidak hanya dampak
negatif yang ditimbulkan dari pandemi ini, tetapi ada juga
secercah cahaya positif yang diberikan walaupun bisa dikatakan
dampak pada sisi lainnya sangat besar.
Setelah semua penjelasan di atas tentang wabah pandemi
covid-19 baik dari segi dampak yang ditimbulkan maupun dari
pandangan masyarakat kita hanya perlu memberikan suatu
solusi dalam betuk konstribusi kita dalam menghadapi wabah ini
agar dunia lekas “sembuh”.
Saya, kalian dan kita semua generasi milenial atau generasi
penerus bangsa yang lebih memiliki sedikit pengetahuan
| Dies Natalis ke-55 IAIN/UIN Alauddin Makassar
dibanding masyarakat awam harus menjadi kunci pintu
perubahan, pada genggaman kita semua inilah negara dapat
lekas sembuh dan bangkit dari pandemi ini. Yang paling utama
adalah kita semua harus bekerja sama dalam mengembalikan
stabilitas sosial negeri ini, memang tidak akan mudah tapi kita
harus percaya bahwa kita bisa sebagaimana sumpah atau ikrar
pemuda yang telah kita janjikan dalam sumpah pemuda 28
Oktober setiap tahunnya. Sumpah atau janji ini tidak hanya kita
lafalkan maupun kumandangkan di setiap tahunnya, tapi harus
kita wujudkan (action) dalam kehidupan sehari-hari.
Inilah saatnya para pemuda bangkit. Kita ini adalah
penentu dari awal perubahan negara kearah yang lebih baik
kedepannya. Hal yang harus kita lakukan di masa pandemi ini,
ialah memberikan pengertian dan pemahaman bagi masyarakat
bahwa pandemi ini memang pada dasarnya ada dan itu tak
dapat sepelekan dan hanya dianggap permainan pemerintah
semata. Wabah ini ada itulah sebabnya kita tetap harus
mematuhi segala ketentuan protokol kesehatan agar penularan
tidak meningkat dan dapat berkurang. Selain itu, sebagai
generasi yang tumbuh di era kecanggihan tegnologi yang begitu
pesat kita juga harus memanfaatkan tegnologi tersebut dalam
menyuarakan argumen ataupun pendapat kita, sebagai seorang
yang lebih berpendidikan kita harus mewakili masyarakat awam
dalam berargumen kepada pemerintah, bahwa pemerintah
sebagai pemimpin negara harus memberikan data yang akurat
tentang korban pandemi ini serta pemerintah harus
memberikan bantuan yang merata bagi seluruh masyarakat
kelas bawah sampai menengah jangan hanya setengah-tengah
dalam memberikan bantuan sebab kita semua adalah korban.
Serta yang utama dari dunia medis pemerintah juga harus tegas
dimana masyarakat yang hanya sakit flu biasa ataukah
masyarakat yang sudah berpuluh-puluh tahun sakit apabila
datang ke rumah sakit di masa pandemi langsung dinyatakan
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
positif covid-19 inikan tidak lucu dan malahan ini akan
menimbulkan kegelisahan dan ketakutan dalam masyarakat
apabila ingin berobat.
Dalam menghadapi wabah ini kita harus ekstra teliti dan
kita harus menjadi garda terdepan yang dalam artian kita harus
saling bahu-membahu dalam menghadapi wabah ini. Ada
beberapa hal yang dapat kita lakukan sebagai generasi milenial
yang paham akan tegnologi serta kecepatan media sosial dalam
hal membangkitkan seluruh lapisan masyarakat dari
keterpurukan akibat pandemi ini, jangan salah paham dengan
menganggap bahwa hanya tenaga medislah yamg harus menjadi
garda terdepan dalam mengatasi covid-19 ini seluruh lapisan
masyarakat harus bekerja sama agar semua ini dapat kita lalui.
Adapun hal yang dapat kita lakukan ialah, kita harus
memanfaatkan fasilitas tegnologi yang canggih dengan
membuat suatu ladang bisnis ataupun lapangan pekerjaan bagi
masyarakat yang terkena phk akibat pandemi ini salah satu
contohnya ialah melihat apa yang sedang tren ataupun populer
di masyarakat saat ini kita bisa ambil sampel kopi dalgona yang
di masa new normal ini sedang tren, nah kita dapat menjadikan
in suatu ladang bisnis bagi masyarakat yang betul-betul ingin
berbisnis tanpa melanggar kebijakan pemerintah, caranya ialah
dengan membuat suatu aplikasi yamg dapat menerima pesanan
dan mengirimkannya dimana masyarakat dapat mengakses kopi
ini dengan mudah dan tetap di rumah. Nah inikah salah satu
usaha yang tetap mematuhi protokol kesehatan.
Selain dari itu kita pemuda harus menjadi agent of change
dimana kita harus menjadi pengingat ataupun pendorong
terealisasinya suatu perubahan negeri ini ke arah yang lebih baik
dan bangkit dari pandemi ini, kita harus gencar dan aktif dalam
memberikan motivasi ataupun ajakan edukasi serta gerakan
pencegahan. Hal ini dapat dilakukan melalui efektifitas kita
| Dies Natalis ke-55 IAIN/UIN Alauddin Makassar
terhadap setiap ajakan edukasi, langkah perombakan atau
perbaikan kita dalam hal pemahaman ataupun perspektif
masyarakat dan konstribusi kita dalam hal pengembangan
lingkungan masyarakat.
Semua penjelasan di atas adalah beberapa peran atau hal
yang dapat dilakukan generasi muda atau milenial di masa
pandemi ini, sebab walaupun yang kita lakukan adalah hal kecil,
tetapi semua itu akan menjadi besar dan beratti apabila kita
bersatu apalagi jumlah pemuda yang bisa dibilang sangat banyak
di Indonesia saat ini. Dengan jumlah kita yang banyak ini, kita
harus membuat negeri ini bangkit, ditangan kitalah kunci dari
suatu perubahan harus terealisasi dan bertransformasi kearah
yang jauh lebih baik.
3. KESIMPULAN
Setelah semua pemaparan dan penjelasan yang saya
jabarkan diatas, mengenai peran dan konstribusi dari generasi
muda atau milenial di masa pandemi covid-19 ini, dapat ditarik
ataupun diambil suatu kesimpulan bahwa peran dan konstribusi
pemuda sangat penting bagi bangkitnya suatu transformasi
perubahan negara kearah yang labih baik lagi. Sebab dengan
jumlah pemuda Indonesia yang tak sedikit pasti kita bisa
membawa suatu perubahan denga adanya kerja sama diantara
kita semua.
Intinya kita semua harus memberikan konstribusi yang
begitu gencar dalam hal mengajak dan mengingatkan
masyarakat tentang pencegahan serta tentang mendisiplinkan
diri terhadap protokol kesehatan agar ini semua dapat segera
pulih dari pademi covid-19. Ini semua tiada lain demi kebaikan
kita semua jadi kita generasi muda tidak boleh bosan ataupun
jenuh terhadap hal ini, sebab kalau bukan kita siapa lagi karena
kita perubahan ada di tangan kita. Jadi kita sebagai generasi
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
muda aharus menjadi tolak ukur bangkitanya negara maupun
masyarakat dari pandemi covid-19 ini.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad W, R. Willya, Marcelino Vincentius poluakan, Didin Dikayuana, Herry Wibowo dan Santoso Tri Raharjo. "POTRET GENERASI MILENIAL PADA ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0". Jurnal Pekerjaan Sosial, 2019: 187-197.
Azmi, Roma Doni dan Rizqon Halal Syah Aji. "KEBANGKITAN NASIONAL PEMUDA MELAWAN PANDEMI GLOBAL". Adalah Buletin Hukum dan Keadilan, 2020. Vol 4 No 1: 179-188.
Handayani, Diah, Dwi Rendra Hadi, Fathiyah Isbaniah, Erlina Burhan dan Heldy Agustin. "PENYAKIT VIRUS CORONA 2019". Jurnal Respirologi Indonesia, 2020: 119-129.
Yuliana. "WELLNESS AND HEALTHY MAGAZINE (CORONA VIRUS DISEASES / COVID-19)". Jurnal Literatur, 2020: 187-192.
PENERAPAN BLENDED LEARNING DALAM MEMBANGKITKAN SEMANGAT BELAJAR SISWA/MAHASISWA DI TENGAH PANDEMI COVID 19 Nita Amriani (Program Studi Studi Agama-Agama) 30500118077
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
1. PENDAHULUAN
endidikan merupakan salah satu unsur yang sangat
fundamental untuk menunjang perkembangan kerakter
siswa/mahasiswa yang kelak akan menjadi nahkoda
penerus bangsa. Sudah sepantasnya Negara menyediakan
sarana yang memadai agar kenyamanan dapat di rasakan
sehingga dalam menyalurkan ide-ide atau aspirasi tidak
terbengkalai. Pendidikan juga penting untuk membentuk
karakter individu terkhusus ketika menghadapi tantangan-
tatangan di masa yang akan datang. Bukan hanya kesempatan
memperoleh hidup yang lebih layak tapi kesempatan untuk
menjadi insan yang percaya diri, mampu memberikan
konstribusi terhadap masyarakat dan perekonomian Bangsa.
Namun apa jadinya jika sarana tersebut tidak di peroleh
secara maksimal? akankah ini mempengaruhi kualitas individu
kelak? Pertanyaan ini sudah menjadi sesuatu yang tidak asing
lagi, apalagi akhir-akhir ini sering di gaungkan suara yang senada
sejak pandemi merajalela. Pandemi memaksa kita untuk
membuka mata agar mampu beradaptasi dengan hal-hal yang
baru termasuk dalam pempertahankan stabilitas pendidikan.
Sejak pandemi covid 19 berkecamuk, masyarakat dunia di
repotkan oleh kebijkan pemerintah agar aktivitas lebih di
dominasi di laksanakan di rumah. Tak terkecuali dengan proses
belajar mengajar yang awalnya di laksanakan di institusi-institusi
yang telah ditentukan berubah alur ke rumah masing-masing.
Organisasi PBB yang mengurusi pendidikan dan budaya UNESCO
sejak Maret 2020 menyebutkan terdapat 102 negara yang
menutup institusi pendidikan dengan total terdampak mencapai
1,25 milyar anak dan remaja. Sedangkan di Indonesia sendiri
menurut Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan atau
Kemendikbud mengungkap angka yang terdampak dan terpaksa
belajar dari rumah mencapai 68 juta jiwa.
P
| Dies Natalis ke-55 IAIN/UIN Alauddin Makassar
Keadaan ini tentu berdampak pada sisitem pendidikan di
Indonesia. Ragam macam solusi yang tawarkan oleh pemerintah
menimbulkan pro kontra dalam ini kehidupan masyarakat.
Pasalnya secara mental mahasiswa tidak memiliki kesiapan
untuk menyambut perubahan-berubahan sosial yang
berlangsung secara massif di tengah pandemi. Meskipun e-
learning atau kuliah online menjadi solusi untuk menjalakan
roda pendidikan di tengah wabah Corona yang semakin
berjangkit di Indonesia.
Model belajar e-learnig atau kuliah online bukanlah
momok yang menyulitkan bagi negara-negara yang sudah
menerapakan kebijakan jauh sebelum pandemi, sebut saja
Institusi-Institusi pendidikan di Amerika Serikat yang secara
kualitas pendidikan tidak perlu di ragukan lagi. Seperti Harvard
University dan The Ohio State University. Lantas bagaimana
dengan Indonesia? Yang notabenenya hampir seluruh aktivitas
belajar mengajar yang dilaksankan secara kovensional. Namun
akibat wabah ini memaksa kita agar mampu mengakomodasi
secara total segala dinamika pendidikan di Indonesia.
Hingga saat ini tidak bisa dinafikkan masih banyak
keluhan-keluhan yang di lontarkan siswa/mahasiswa terkait
sistem kuliah online yang sudah dilaksanakan kurang lebih
sembilan bulan lamanya. Mulai dari dosen dan siswa/mahasiswa
yang masih terbilang gagap terhadap teknologi, tolak ukur
pemahaman siswa/mahasiswa terhadap materi yang di
sampaikan tidak di ketahui dengan pasti, kurangnya feedback
antara siswa/mahasiswa dan dosen, belum lagi tugas tanpa
henti diberikan oleh guru/dosen kepada siswa/mahasiswa. Baru-
baru ini kita di kagetkan dengan aksi seorang siswa yang nekat
mengakhiri hidupya dengan meminum racun serangga akibat
tugas yang menumpuk. Dapat dibayangkan betapa tertekannya
mental dan psikologisnya. Kita harus menyadari setiap
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
siswa/mahasiswa memiliki kapasistas dalam menerima dan
memahami suatu pelajaran tertentu.
Begitu banyak tragedi-tragedi yang menguji kesabaran,
menguji sisi kemanusiaan dan nasionalisme terhadap bangsa.
Fenomena ini masih mengambarkan jika tekanan mental yang di
rasakan siswa/mahasiswa terhadap kuliah online masih terbilang
tinggi. Meskipun benar jika pemerintah sudah menyediakan
kuota gratis yang bisa di peroleh secara percuma oleh
siswa/mahasiswa namun nyatanya masih banyak yang belum
menikmati kebijakan kuota gratis tersebut di karenakan tidak
terdaftarnya nomor ponsel siswa/mahasiswa di Kemendikbud.
Beberapa hal yang mendasari situasi ini dikarenakan institusi-
institusi pendidikan belum mengirim nomor siswa/mahasiswa ke
Kemendikbud. Kebijakan pemerintah nyatanya tidak dirasakan
oleh seluruh pihak yang memiliki hak untuk memperoleh
kebijakan tersebut.
E-learning atau kuliah online sebagai satu-satunya solusi
untuk menjalankan roda pendidikan Indonesia terbilang masih
kurang efektif. Hal ini dikarenakan ada aspek pembelajaran yang
tidak bisa disampaikan hanya dengan pembelajaran online.
Walaupun tidak bisa diellakan jika kebijakan ini memberikan
warna dan dampak yang positif bagi metode pembelajaran di
Indonesia karena selama ini kita hanya mengenal proses belajar
mengajar secara laring. Maka penulis ingin menawarkan solusi
untuk meningkatkan kembali daya semnagat para
siswa/mahasiswa yang secara mental dan fisik sudah megalami
kebosanan. Adapun solusi penulis dalam membangkitkan
kembali semangat siswa/mahasiswa dengan menerapkan
metode Blended Learning sebagai awal transformasi pendidkan
Indonesia yang menglobal.
Metode blended learnig adalah metode belajar yang
dilakukan dengan mengkombinasikan antara kuliah online dan
| Dies Natalis ke-55 IAIN/UIN Alauddin Makassar
kuliah konvesional. Metode ini pada dasarnya lebih
mendominasi proses belajar mengajar yang dilakukan secara
olinne dari pada kuliah secara luring. Dalam hemat penulis
metode ini sangat cocok untuk menunjang pendidikan di
Indonesia agar bangkit dari situasi yang mencekam ini.
Dalam Blendded Learning terdapat sebuah model flipped
classroom. Flipped Clasroom merupakan model pembelajaran di
mana mahasiswa melakukan model pembelajaran tatap muka
dengan dosen untuk praktik. Sedangkan selebihnya dosen
menyususun materi terlebih dahulu kemudian diserahkan
kepada mahasiswa yang akan di diskusikan secara daring.
Dengan adanya metode ini bisa mengefisienkan waktu dan
semangat mahasiswa bisa kembali bangkit di tengah pandemi.
Selain itu dalam penerapan metode ini, terdapat satu mata
kuliah yang khusus dilakukan secara konvensional agar interaksi
sosial dapat bisa terjalin dengan baik. Metode ini
memungkinkan akan mengembangkan kemampuan
siswa/mahasiswa karena memiliki waktu yang lebih banyak.
Sehingga mereka yang memiliki kegemaran lain seperti meneliti,
menulis, berwirausaha bisa dilaksanakan tanpa harus
terbengkalai.
Penelitian blendded learing dalam perguruan tinggi masih
terbilang sedikit. Terutama untuk model flipped classroom
sendiri belum ada yang membahsanya. Salah satu penelitian
yang pernah dilakukan oleh Nita Rustianti seorang Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia dengan judul “Penerapan
Blendded Learning Dalam penguasaan Huruf Hiragana”. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan
yang signifikan antara kemampuan penguasaan huruf Hiragana
kelas eksprimen yang menggunakan model blendded learning
dengan kelas kontrol yang menerapkan model pembelajaran
yang konvensional. Akan tetapi hasil ujian akhir yang
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
dilaksanakan selama tiga bulan setelah posttest menunjukkan
nilai rata-rata yang menerapkan kelas eksprimen jauh lebih
tinggi. Hal ini menunjukkan jika metode blenddend learning
efektif.
Oleh karena itu penulis mengajukan metode ini sebagai
salah satu cara untuk membangkitkan kembali semangat
mahasiswa di tengah pandemi khususnya dalam dunia
pendidikan. Agar proses belajar mengajar selama pandemi tidak
terbilang membosankan dan yang paling terpenting interaksi
sosial juga tetap berjalan tentunya dengan memperhatikan
protokol kesehatan.
2. PEMBAHASAN
Model Flipped Classroom adalah bentuk pembelajaran
blended learning yang mengabungkan antara pembelajaran
sinkron dengan pembelajaran mandiri askinkron. Pembelajaran
sinkron terjadi secara tatap muka kelas di mana seorang
siswa/mahasiswa akan berinterkasi langsung dengan seorang
pengajar dan teman sekelas serta terjadi umpan balik pada saat
yang sama. Sedangkan pembelajaran asinkron adalah
pembelajaran yang lebih mandiri yang di mana prosesnya
melalui media pada platform digital. Siswa/mahasiswa dapat
mengakses pelajaran kapan dan di mana saja. Siswa/mahasiswa
bisa menaruh pertanyaan melalui kolom komentar, berbagi ide
atau pemahaman mereka terhadap materi yang diperoleh
kepada pengajar atau teman kelas. Sedangkan umpan balik tidak
diterima pada saat yang sama. Model pembelajaran seperti ini
lebih berpusat pada aktifitas siswa/mahasiswa (Student Center
Learning).
| Dies Natalis ke-55 IAIN/UIN Alauddin Makassar
Gambar 1. Flipped Classroom Model Sumber gambar: www.blendedlearning.org
Metode flipped classroom ini dibagi menjadi tiga yaitu
sebelum kelas dimulai (pre-class), saat kelas di mulai (in-class)
dan setelah kelas berakhir (out of class). Sebelum kelas dimulai
diharapkan siswa/mahasiswa sudah mengingat (remembering)
dan mengerti (understanding) materi. Sehingga ketika kelas
dimulai siswa/mahasiswa sudah dapat mengaplikasikan
(applying) dan menganalisis (analyzing) materi melalui berbagai
kegiatan interaktif dikelas, kemudian dilanjutkan dengan
mengevaluasi (evaluating) dan tugas yang berbasis project
setelah kelas berakhir (creating). Rangkaian di atas merupakan
kaitan antara flipped classroom dengan Bloom’s Taxonomy yang
terdiri dari beberapa bagian yaitu remembering, Applying,
Analyzing, evaluating dan creating.
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
Gambar 2. Hubungan Bloom’s Taxonomy and Flipped Classroom
Penerapan blended learning tentu tidak dapat terlepas
dari komponen-komponen tertentu sehingga memperoleh hasil
yang maksimal. Dengan kata lain blended learning ini bukan
hanya pada penggumaan aplikasi saja tetapi memerlukan
sebuah perencaaan (planning), pelaksanaan (doing), evaluasi
(evaluating) dan perencanaan ulang (replanning).
Perencanaan ini sangat diperlukan tidak hanya pada level
institusi tetapi juga pada pengajar. Pada level perencanaan
institusi meliputi perencanaan pada aspek kebijakan dan
peraturan akdemik, pendanaan, sumber daya manusia dan
ketersediaan insfrastruktur. Sementara guru/dosen harus
menyiapkan perencanaan termasuk dalam hal desain
pembelajaran dan media pembelajaran. Secara umum proses
implementasi blended learning meliputi proses perancangan
pembelajaran (learning design), penyediaan konten/media
pembelajaran (content production), dan penyampaian
konten/media pembelajaran (content delivery).
Desain pembelajaran (Learning Design)
Desain pembelajaran sangat penting untuk menarik
perhatian siswa/mahasiswa dalam mempelajari materi yang di
ajarkan oleh guru/dosen. Tidak hanya di kelas online tapi juga
| Dies Natalis ke-55 IAIN/UIN Alauddin Makassar
kelas tatap muka. Desain pembelajaran dirancang semenarik
dan sedemikian rupa sehingga mencapai tujuan pembelajaran
yaitu pembelajaran, strategi pembelajaran, analisa
pembelajaran, bahan ajar dan penilaian hasil pembelajaran.
Produksi Konten (Content Production)
Pada tahap ini seorang pengajar diharapkan dapat
mengembangkan media pembelajaran sehingga memudahkan
mahasiswa memahami materi yang hendak di sampaikan dalam
proses belajar. Media pembelajaran tersebut dapat berupa
modul, video, audio, dan lainya. Selain itu pengajar juga bisa
memanfaatkan media yang sudah tersedia seperti youtube,
vimeo, dan layanan penyedia konten lainnya.
Berikut beberapa tips dalam membuat media
pembelajaran dalam bentuk video yaitu:
1. Pastikan pengajar membuat naskah (skript) terlebih
dahulu sebelum membuat video,
2. Buatlah video durasi 3-8 menit,
3. Jika mengguakan slide ketika presentasi usahakan tidak
mencolok,
4. Jangan menggunakan teks yang berlebihan,
5. Gunakan penjelasan audio untuk memudahkan
memahami kosep-konsep,
6. Jika memungkinkan sebaiknya menggunakan aplikasi
seperti vidioscribe, powtoon, prezzi atau go anime,
7. Gunakan bahasa yang dipahami serta perhatikan intonasi
suara.
Disain Pembelajaran Berbasis Blended Learning
Yang perlu diperhatikan saat penerapan Blended learning
adalah perancangan capaian pembelajaran. Sering kali kita
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
menemukan sebuah paradigma jika sudah meletakkan bahan
ajar online maka kita telah menerapkan pembelajaran
daring/kuliah online. Paradigma ini adalah suatu kekeliruan
karena pada dasarnya penerapan kuliah online tidak hanya
menyediakan konten pembelajaran secara online tapi juga utuk
mengembangkan potensi siswa/mahasiswa sesuai dengan
capaian pembelajaran dan tujuan pembelajaran.
Perancangan pembelajaran sangat tergantung pada
capaian yang di harapkan dari proses pembelajaran. Bloom
taxoomi menjadi salah satu standarisasi yang dapat digunakan
dalam menyusuaikan antara capaian pembelajaran dan
rancangan pembelajaran.
Gambar 3. Piramida Taksomi Bloom Sumber: Buku blended learning: konsep dan penerpanya
Tiga level pertama (terbawah) merupakan Lower Order
Thinking Skills, sedangkan tiga level berikutnya Higher Order
Thinking Skill. Namun demikian pembuatan level ini bukan
berarti bahwa lower level tidak penting. Justru lower order
thinking skill ini harus di lalui dulu untuk naik ke tingkat
berikutnya.
Dalam penerapan blended learning takstomi Bloom dapat
di jadikan acuan dalam pengembagan bahan ajar dan aktivitas
| Dies Natalis ke-55 IAIN/UIN Alauddin Makassar
pembelajaran. Berdasarkan gambar di atas strategi
pengembangan sangat penting dalam pengimplementasian
blended learning. Desain blended learning yang baik harus
memperhatikan pemilahaan serta pengaturan dari aktivitas-
aktivitas dan tugas-tugas serta dapat mengatasi kendala-kendala
yang ada pada pembelajaran tatap muka.
Setelah membuat capaian pembelajaran. Perlu adanya
penentuan alokasi waktu dalam menentukan aktivitas kuliah
online dan tatap muka. Ada beberapa model yang dapat kita
gunakan dalam pengimplementasian model blended learning
yaitu model blended learning persial, model blended learing
penuh dan alternative model blended learning. Namun kali ini
saya hanya akan menggunakan model blended learning persial.
Tabel 1. Model Blended Learning Parsial
Pertemuan ke-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Tatap Muka Aktivitas Tatap Muka
Adapun mekanisme yang bisa dilakukan adalah:
1. Di awal bulan tanggal 1,2,3 kuliah dilangsungkan
pembelajaran secara konvensional
2. Ini cocok untuk jurusan Soshum yang notabenenya tidak
melakukan praktik di laboratorium
3. Untuk jurusan saintek yang biasaya sering bersentuhan
dengan laboratorium bisa mencari jadwal kuliah tatap
muka sesuai dengan jadwal kuliah yang tentukan. Tetapi
jumlah pertemuan tatap muka tetap sama dengan
Soshum.
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
4. Di pertengahan bulan tepatnya tanggal 15 dan 16 kelas
di laksankan kembali secara konvensioal
5. Memastikan ada satu mata kuliah yang dilakukan secara
konvensional dengan mendiskusikan kembali mata kuliah
yang dilaksanakan selama daring
6. Sedangkan selebihnya kuliah dilaksanakan secara online.
Model blended learning di atas lebih berfokus pada
pembelajaran online dari pada tatap muka. Model ini sangat
cocok untuk kondisi saat ini di mana kita lebih banyak
melakukan aktivitas di rumah. Jika kita mengamati tabel di atas
sebanyak 16 kali pertemuan yang dilakukan namun dalam
kurung waktu sebanyak 11 kali diadakan kuliah secara online
selebihnya dilaksanakan secara konvensioal sebanyak 5 kali.
Dalam artian di sini selama sebulan kita bisa melakukan kulaih
tatap muka sebanyak 9-10 kali.
3. KESIMPULAN
Walaupun model ini lebih banyak menggunakan kelas
online akan tetapi di harapkan bisa membantu siswa/mahasiswa
untuk melawan rasa penat selama kelas daring dilaksanakan.
Pasalnya untuk memperoleh hasil yang diharapkan seorang
guru/dosen tidak hanya bergantung pada kelas online saja. Kelas
tatap muka sangat diperlukan untuk menjalin hubungan sosial,
memberikan motivasi, dan membangun nilai-nilai yang
diharapkan diluaran pembelajaran. Oleh sebab itu
menggunakan metode blended learning di tengah pandemi
dengan menggabungkan kelas online dan kelas tatap muka
untuk mengatasi kekurangan kelas online selama ini. Dengan
sinergi yang baik dan perencanaan yang matang diharapkan
siswa/mahasiswa memperoleh hasil belajar yang maksimal serta
nyaman.
| Dies Natalis ke-55 IAIN/UIN Alauddin Makassar
Dengan demikian penulis berharap penerapan blended
learing bisa menjadi solusi untuk sistem pendidikan di Indonesia
di tengah pandemi. Selain itu sistem ini juga bisa diterapkan
pada masa normal. Baik itu masa pandemi maupun setelah
pandemi. Sebagaimana diketahui saat ini negara-negara maju
terkhusus di bidang pendidikan menggunakan konsep blended
learning dalam menunjang sistem pendidikan mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Hondoko, Waskito. Blanded Learning: Konsep dan Penerapanya. Cet. I; Padang: Lembaga Pengembangan Tekologi dan Komunikasi (LPTKI) Universitas Andalas, 2018.
https://www.kompas.com/tren/read/2020/03/14/120000765/corona 421-juta-pelajar-di-39-negara-belajar-di-rumah-kampus-dindonesia. Diakses pada tanggal 22 Oktober 2020.
https://bau.uma.ac.id/manfaat-kelas-online-dalam-perkuliahan/ Diakses pada tanggal 22 Oktober 2020.
Sari, M. Blended Learning, Model Pembelajaran Abad ke-21 di Perguruan Tinggi. Padang: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Imam Bojol.
MILENIAL BERDAYA: HADAPI PANDEMI DENGAN KREATIVITAS BERWIRAUSAHA
Ahmad Albar (Program Studi Fisika) 60400116032
139 | Dies Natalis ke-55 IAIN/UIN Alauddin Makassar
1. PENDAHULUAN
emasuki awal tahun 2020 dunia dihebohkan dengan
kemunculan dan penyebaran wabah virus jenis baru
yang dikenal dengan nama Corona Virus Disease
(Covid-19) (Phan, et al. 2020). Hal ini mulai diketahui berawal
dari laporan Negara China kepada World Health Organization
(WHO) tentang terdapatnya 44 pasien pneumonia berat di
wilayah Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China pada akhir desember
2019 (Handayani, et al. 2020) Dugaan awal sumber penyakit ini
terkait dengan pasar basah di wilayah tersebut yang menjual
berbagai jenis hewan, dan kemudian pada 10 januari 2020
penyebab utamanya mulai diketahui dan mulai teridentifikasi
yaitu virus corona baru dan diberi nama sementara yaitu 2019
novel Coronavirus (2019-nCov) lalu pada tanggal 11 Februari
2020 WHO mengumumkan nama baru yaitu Coronavirus
Disease (COVID-19) yang disebabkan oleh virus Severe Acute
Respiratory SyndromeCoronavirus-2 (SARS-CoV-2) (World Helath
Organization 2020).
Sejak pengumuman tentang kasus pertama di wilayah
Kota Wuhan terjadi peningkatan kasus yang cukup signifikan di
Negara China di mana pada tanggal 30 Februari 2020 WHO
menetapkan Covid-19 sebagai Kedaruratan Kesehatan
Mayarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD)/ Public Health
Emergency of International Concern (PHEIC) atau lebih kita kenal
dengan sebutan pandemi (Kementrian Kesehatan, 2020) , dan
pertanggal itupula telah terkonfirmasi 7.818 pasien dari Negara
China telah terinfeksi dan 82 kasus dari berbagai Negara diluar
Negara China (World Helath Organization 2020).
Penyebaran dari virus ini sendiri dianggap cukup cepat dan
menjadi permasalahan serius yang dalam penyebarannya tidak
memandang usia maupun jenis kelamin (Wulandari, et al. 2020),
sehingga tidak heran jika penyebaran virus ini ditakuti oleh
M
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
semua Negara di dunia, tidak terkecuali di Indonesia, pertanggal
19 Oktober 2020 jumlah pasien yang terkonfirmasi positif Covid-
19 ini mencapai 365.240 dengan kasus kematian sebanyak
12.617 yang tersebar ke-34 Provinsi (Kementrian Kesehatan,
Infeksi Emerging 2020) .
Melihat dampak nyata yang ditimbulkan oleh virus ini
terhadap kesehatan membuat pemerintah Indonesia khususnya
mengambil berbagai kebijakan dalam rangka mengurangi resiko
penyebaran Covid-19 ini seperti penetapan pembatasan
sosial(Social Distancing) serta dikeluarkannya Peraturan
Pemerintah (PP) Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan
Sosial Berskala Besar (PSBB) (Ilham, Muttaqin, Idris, & Suryanti,
2020) yang mengatur tentang pembatasan kegiatan tertentu
para masyarakat pada suatu daerah yang disinyalir terinfeksi
Covid-19 untuk mencegah terjadinya penyebaran virus,
pembatasan kegiatan meliputi kegiatan keagamaan, kegiatan
perekonomian, kegiatan pendidikan serta kegiatan sosial dan
budaya lainnya (Pradana, Casman, & Nur'aini, 2020) . hadirnya
kebijakan tersebut diikuti dengan viralnya tagar #Dirumahaja
diberbagai sosial media sebagai sebuah bentuk kepedulian sosial
semua elemen masyarakat serta bentuk ajakan dalam menjaga
kekompakan secara bersama-sama melawan penyebaran
pandemi Covid-19 di Negara Indonesia (Ilham, Muttaqin, Idris, &
Suryanti, 2020).
Di sisi lain dampak dari kehadiran virus ini bukan hanya
dari sektor kesehatan baik fisik maupun mental namun juga
pada bidang-bidang lain seperti pendidikan, ekonomi, bahkan
sampai pada ranah politik diIndonesia sehingga tidak heran
ketika ketakutan yang luar biasa timbul di tengah-tengah
masyarakat. Jika ditinjau dari segi agama, Al-Qur’an kitab suci
umat islam telah menyebutkan bahwa:
| Dies Natalis ke-55 IAIN/UIN Alauddin Makassar
“Dan Sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu,
dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan
buah-buahan, dan berikanlah berita gembira kepada orang-
orang yang sabar. (Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa
musibah, mereka akan mengucapkan: “Inna lillahi wa innaa ilaihi
raaji’uun” (QS. Al-Baqarah/2:155-156).
Dari terjemahan ayat al-Qur’an di atas dapat kita tarik
sebuah kesimpulan bahwa musibah-musibah yang menimpa kita
merupakan sebuah bentuk cobaan yang diturunkan kepada
manusia, kehadiran wabah ini menyebabkan ketakutan yang
luar biasa, seperti kekurangan harta dan lain sebagainya, namun
kita harus tetap sabar menghadapi kenyataan yang ada
(Rohmah 2020) salah satu ketakutan yang sedang melanda
selain dari sektor kesehatan adalah dari sektor perekonomian.
Pandemi virus corona menyebabkan hilangnya nyawa
dalam skala besar dan penderitaan manusia yang parah secara
global. Ini adalah krisis kesehatan masyarakat terbesar dalam
sejarah dunia, selain menimbulkan permasalahan dari segi
kesehatan namun juga telah menimbulkan krisis ekonomi besar,
dengan berhentinya produksi di berbagai negara-negara yang
terkena dampak, jatuhnya tingkat konsumsi dan hilangnya
kepercayaan masyarakat, dan jatuhnya ursa saham yang
berujung kepada ketidakpastian yang meningkat.3 Sementara di
seluruh dunia, Jumlah COVID-19 terus meningkat (OECD 2020).
pada tataran ekonomi global dampak dari pandemik covid-19
cukup signifikan terhadap perekonomian, yang akan
menghentikan usaha hampir 24 juta orang di Asia Timur dan
Pasiik, bahkan dengan mempertimbangkan berbagai garis
kemiskinan, jumlah orang yang hidup dalam garis kemiskinan
ekstrim akan meningkat hingga 922 Juta diseluruh dunia karena
pandemi ini (Strohecker 2020).
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
Berdasarkan data dari Bankruptcydata ada 20 perusahaan besar
yang bangkrut karena kehadiran Covid-19 (Shen 2020).
Di Indonesia sendiri terdapat berbagai perusahaan yang
juga mengalami kerugian selama pandemi ini terutama pada
sektor industri hotel, restoran, tekstil, sektor transportasi darat
dan berbagai sektor lainnya, maka tidak heran jika pertanggal 29
mei 2020, sekitar 3 bulan sejak Corona teridentifikasi di
| Dies Natalis ke-55 IAIN/UIN Alauddin Makassar
Indonesia tercatat ada 6 juta orang yang kena dampak
pemutusan hubungan kerja (PHK) dan perumahan akibat
pandemi Corona (Rahma, 2020), sehingga menghasilkan
pengangguran yang cukup banyak.
Maka dari itu diperlukan langkah yang tepat mengatasi
permasalahan ini, salah satu yang ditunggu aksinya adalah para
generasi milenial, di mana diketahui bahwa generasi milenial
(muda) memiliki keunggulan dibandingkan generasi-generasi
lainnya, yang pada umumnya generasi milenial memiliki tingkat
kreatitas tinggi, mempunyai idealisme kuat yang disertai dengan
kemampuan melek terhadap perkembangan teknologi, idealnya
kemampuan tersebut harus diberdayakan untuk mengatasi
dampak yang ditimbulkan dari pandemi ini, sehingga mampu
merepresentasikan bahwa semangat pancasila masih terpatri
dalam jiwa generasi milenial (Nanggala 2020).
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas,
maka dari itu esai dengan judul Milenial Berdaya: Hadapi
Pandemi dengan Kreativitas Berwirausaha, ditulis dengan
harapan masyarakat mampu bangkit dari keterpurukan karena
pandemi dengan mengetahui berbagai macam wirausaha yang
bisa dilakukan oleh masyarakat serta tips-tips agar wirausaha
bisa berkembang meski di tengah pandemi seperti sekarang ini.
2. PEMBAHASAN
Indikator keberhasilan suatu daerah atau wilayah salah
satunya ditinjau dari segi perekonomian, di mana pertumbuhan
perekonomian tersebut selaras dengan meningkatnya jumlah
entrepreneur yang biasanya dimulai dari usaha-usaha mikro dan
kemudian akan berkembang menjadi usaha makro. namun
dalam keadaan pandemi seperti sekarang ini sangat membatasi
ruang gerak perekonomian, walaupun demikian beberapa
perusahaan mendapatkan keuntungan dengan adanya Covid-19
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
ini, beberapa perusahaan yang mengalami peningkatan antara
lain:
Pertama, perusahaan video game, selama social
distancing dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
ditetapkan kita diharuskan untuk tetap tinggal di rumah, dan
mengurangi aktifitas diluar rumah, maka dari itu banyak orang
yang memilih main game untuk menghabiskan waktu dan
menghilangkan stress (Kriz 2020). Maka tidak heran pengguna
video game meningkat pesat selama pandemi, Nintendo, salah
satu perusahaan video game mengalami keuntungan besar,
dalam periode waktu dari April sampai Juni mendapatkan
kenaikan laba 427 % menjadi 144 miliar yen ($ 1.3 miliar), dan
keuntungan yang didapatkan pada tahun ini menjadi
keuntungan yang paling besar didapatkan sejak tahun 2008
(Nagumo 2020).
Kedua, perusahaan penghasil alat pelindung diri (APD) ,
kebutuhan akan alat-alat pelindung diri selama pandemi ini
meningkat drastis, penggunaan alat-alat pelindung diri ini
merupakan salah satu upaya dalam pencegahan penyebaran
virus. Salah satu perusahaan penghasil alat-alat pelindung diri
yaitu 3M (MMM) menuai pendapatan kuartal pertama sebesar
2.7% menjadi $ 8.08 miliar yang sebelumnya diperkirakan hanya
sampai $ 7.91 miliar (Vats 2020).
Ketiga, perusahaan telekomunikasi, tidak dapat dipungkiri
bahwa kebutuhan akan akses internet di tengah pandemi
meningkat tajam, hal ini dikarenakan kebutuhan manusia untuk
bisa tetap berkomunikasi dengan orang lain yang mempunyai
jarak yang cukup jauh, salah satu perusahaan yang menangani
masalah akses telekomunikasi di Indonesia yaitu PT
Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk atau Telkom,
perusahaan ini mengaku mengalami peningkatan trafik
penggunaan internet sebesar 15.6% selama periode kurang
| Dies Natalis ke-55 IAIN/UIN Alauddin Makassar
lebih dua pekan yaitu pada periode 15 maret sampai 1 April
2020. Trafik internet Telkom pada periode tersebut naik dari
yang sebelumnya 8.3 terabbits per second (Tbps) menjadi 9.8
Tbps. (Aldin 2020).
Beberapa data di atas menunjukan bahwa pandemi ini
juga mampu membawa keuntungan pada sektor ekonomi
namun terbatas pada beberapa perusahaan. Kemampuan untuk
melihat peluang usaha di tengah pandemi ini sangat diperlukan,
terutama bagi masyarakat yang memang memiliki modal,
kemampuan management yang baik serta relasi yang memadai,
sehingga mampu membantu pemerintah dalam mengurangi
jumlah pengangguran melalui lapangan pekerjaan yang baru
melalui perusahaan baru, namun terlepas dari hal tersebut tidak
dapat kita sangkal bahwa tidak semua orang memiliki modal
yang cukup, kemampuan management yang baik serta relasi
bisnis dalam membangun perusahaan (Rohmah 2020) maka dari
itu kehadiran kaum milenial sangat diperlukan, kemampuan
berfikir kreatif yang dimiliki ini harus disalurkan dengan baik
untuk membantu permasalahan yang sedang menimpa kita.
Melalui tulisan ini penulis mencoba merangkum beberapa
bisnis wirausaha yang bisa dilakukan oleh pebisnis pemula, yang
dianggap mampu menghasilkan keuntungan yang menjanjikan
walaupun di tengah pandemi seperti sekarang ini dengan tetap
memperhatikan protocol kesehatan yang harus dipatuhi,
sehingga tidak perlu mencari lapangan pekerjaan tapi membuat
lapangan pekerjaaan itu sendiri.
Pertama, bisnis tanaman hias, bisnis ini mulai banyak
digandrungi saat pandemi seperti sekarang ini, ketika kita
diharuskan untuk tetap di rumah dan Work From Home (Bekerja
dari rumah), bisnis ini cukup menjanjikan dikarenakan kita bisa
melakukannya di rumah dan tetap dengan memperhatikan
protokol kesehatan yang telah ditetapkan, berbagai jenis
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
tanaman hias yang cukup memumpuni untuk mendukung bisnis
ini yaitu Aglonema di mana harganya berkisar antara Rp 50.000
hingga Rp 1.000.000, selanjutnya Monstrea, tanaman ini
merupakan salah satu tanaman hias yang cukup langka, dan
pernah dilelang hingga terjual seharga Rp 79.7 Juta (Dewi 2020),
harga yang cukup fantastis untuk sebuah tanaman hias, selain
itu masih banyak jenis tanaman hias lainnya yang bisa
dibudidayakan dan dijadikan lahan bisnis selama pandemi.
Karena bisnis tanaman hias ini perlahan banyak diminati
oleh berbagai pengusaha maka bagi masyarakat yang ingin
terjun keusaha seperti ini diharapkan memiliki ciri khas dan
keunikan tersendiri maka dari itu kreativitas sangat diperlukan,
beberapa tips yang bisa dilakukan diantaranya yaitu,
menggunakan media tanam yang unik dan tentunya tetap
memperhatikan kesesuaian media tanam dengan
tanamannya,hal ini dikarenakan salah satu hal yang menarik
minat pembeli adalah kesesuaian tersebut, selanjutnya yaitu
dalam proses pemasarannya menggunakan media online,
dimasa seperti sekarang ini media online merupakan salah satu
media pemasaran yang cukup efektif, hal ini dikarenakan
pengguna internet di Indonesia mencapai 175.4 juta orang
sekitar 64% dari total penduduk Indonesia, sehingga
penggunaan media online sangat diperlukan untuk memajukan
bisnis seperti ini (KumparanTECH 2020).
Selain membantu dalam segi perekonomian bisnis
tanaman hias ini juga dapat membantu dalam segi kesehatan
seperti bunga lavender (lavandula angustifolia) yang mampu
memberikan efek menenangkan dan membantu meringankan
sakit kepala, bunga kamomil (matricaria chamomilia) yang
dapat membantu dalam mengurangi kecemasan dan
mengurangi rasa strees (Djimantoro and Demetrius 2014), hal
| Dies Natalis ke-55 IAIN/UIN Alauddin Makassar
seperti ini sangat dibutuhkan dimasa seperti ini untuk
memperbaiki mental masyarakat.
Kedua, bisnis makanan dan minuman rumahan, makanan dan
minuman merupakan kebutuhan primer setiap manusia yang
kehadirannya sangat diperlukan mau atau tidak kita tetap
memerlukannya namun tidak dapat dipungkiri dampak yang
ditimbulkan dari pandemi ini cukup besar, salah satunya sektor
bisnis yang berkaitan dengan food and beverages yang hampir
seluruhnya terkena dampak, di mana bisnis restoran menjadi
sektor terparah pertama disusul restoran cepat saji dan layanan
pesan antar, hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini,
(Potia and Dahiya 2020):
Berdasarkan survey lembaga McKinsey di atas terlihat
bahwa restoran bisnis restoran mengalami penurunan sebesar -
70, hal ini tentunya disebabkan oleh pembatasan interaksi
sosial, selain itu konsumen lebih cenderung menghindari
interaksi dengan orang lain terutama ditempat umum
(Kurniawan, Wahyu and Nurbaya 2020), walaupun secara umum
masyaraat memiliki minat yang lebih tinggi untuk melakukan
interaksi di restoran maupun kafe, namun pandemi covid-19
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
memberikan ancaman tersendir yang memaksa kita untuk tidak
melakukan interaksi tatap muka demi mengurangi potensi
penyebaran virus (Kim and Lee 2020).
Melihat keterbatasan seperti ini seharusnya tidak
membuat kita patah semangat seharusnya sebagai seorang
milenial harus melihat peluang yang ada seperti bisnis makanan
rumahan walaupun bisnis ini tidak terbilang baru namun sangat
cocok untuk masa-masa seperti ini, terlebih melihat keadaan
konsumen yang mengalami peningkatan perhatian terhadap
pengolahan, penyajian, pengemasan hingga pengantaran
makanan maupun minuman yang tentunya harus sesuai dengan
standar kesehatan yang telah ditentukan pemerintah (De Freitas
and Stedefeldt 2020).
Untuk bisnis makanan dan minuman rumahan bisa
dilakukan dengan bekerjasama dengan aplikasi pengantar
makanan seperi go food, grab food dan aplikasi lain yang
memiliki tujuan yang sama, selain itu untuk meningkatkan rasa
kepercayaan konsumen, bisa dengan melakukan pengiklanan
produk melalui media online. Selain bisnis makanan siap saji,
bisnis rumahan seputar makanan dan minuman juga bisa
disampingkan dengan makanan olahan yang dibekukan, di mana
masyarakat cenderung lebih memilih makanan yang praktis,
cepat saji dan tentunya enak, makana olahan yang dibekukan
atau Frozen food yang banyak dijumpai seperti nugget, sosis dan
bakso (Jufri 2016) Bisnis ini tentunya sangat menjanjikan jika
ditekuni dengan baik selain itu bisa menjadi solusi untuk
menghasilkan uang, terutama bagi karyawan yang terkena
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) maupun pengangguran.
Ketiga, bisnis masker dan hand sanitizer, sebelum
pandemi melanda, harga dan kebutuhan kedua barang ini
terbilang cukup murah dan cukup gampang untuk ditemui dan
tak pernah terpikirkan untuk selalu memakai kedua barang ini,
| Dies Natalis ke-55 IAIN/UIN Alauddin Makassar
namun setelah virus Covid-19 mulai menyebar, maka hukum
supply demand berlaku, di mana semakin meningkatnya
kebutuhan dan kelangkaan akan barang tersebut maka harganya
pun akan meningkat dari harga biasanya., seiring dengan hal
tersebut ketersediaan hand sanitizer dan masker kain sangat
sulit untuk dijumpai walaupun ada terkadang tidak sesuai
dengan standar yang ada.
Menurut Badan Standarisasi Nasional (BSN) untuk masker
kain sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) 8914:2020,
yaitu setidaknya terdiri dari dua lapis kain dan dapat dicuci
beberapa kali (washable), sehingga meningkatkan daya efisiensi
filtrasi ati tingkat penyaringan partikel (Nurfitriyana and
Pamungkas 2020), sedangkan untuk hand sanitizer berdasarkan
standaar dari Worl Health Organization (WHO) bahwa yaitu
pembuatan hand sanitizer bisa dengan menggunakan bahan
alkohol 96%, gliserol 98%, H2O2 3% dan akuades, di mana
bahan-bahan di atas berfungsi sebagai antimikroba dan dengan
tetap menjaga kelembaban kulit yang berassal dari kandungan
gliserol (World Health Organization 2010).
Melihat keadaan seperti sekarang ini bahwa masih banyak
masyarakat umum yang melaksanakan kegiatan dan aktivitas
diluar rumah sehingga menjadi target yang pas untuk
pemasaran dari Hand Sanitizer dan masker, namun sebelum
terjun ke bisnis yang satu ini diharapkan agar memahami
terlebih dahulu tentang standar yang ada agar tidak hanya
membantu dari segi perekonomian namun juga membantu
pemerintah dalam mengatasi penyebaran virus Covid-19.
Begitu banyak bisnis dan peluang usaha yang bisa
dilakukan di tengah pandemi seperti sekarang ini, selain
membantu finansial juga bisa membuka lapangan pekerjaan
yang baru, namun ada beberapa sifat yang harus dimiliki oleh
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
seorang pebisnis sebelum terjun ke dunia bisnis di antaranya
yaitu:
Pertama, kreatif dan inovatif, sebagai seorang pebisnis
anda dituntut untuk memiliki sifat kreatif dan inovatf hal ini
berfungsi untuk pengembangan dari usaha yang ada, dan
tentunya dengan daya fikir yang kreatif dan inovatif mampu
menghasilkan prduk baru yang tentunya berbeda dengan
produk yang sudah ada sehingga mampu meningkatkan daya
minat konsumen.
Kedua, memiliki komitmen yang tinggi, komitmen yang
tinggi, jelas, terarah dan beriontasi pada kemajuan, sifat ini
harus dimiliki oleh seorang yang akan terjun kedunia bisnis
sehingga mampu menghadapi dan menyelesaikan persoalan-
persoalan yang hadir dalam dunia bisnis yang dijalani.
Ketiga, realistis, dalam dunia bisnis sifat realistis sangat
diperlukan sehingga dalam menetapkan keputusan memang
sesuai dengan realita/fakta yang ada dilapangan. (Soegoto
2009).
Keempat, melek teknologi, di masa seperti sekarang ini di
mana kebijakan pemerintah tentang Pembatasan Sosial Besar
Berskala (PSBB) mengharuskan masyarakat untuk tetap tinggal
di rumah sehingga kebanyakan pekerjaan dilakukan secara
online, sehingga membuka peluang pebisnis untuk menarik
konsumen sebanyak-banyaknya melalui teknologi yang ada.
3. KESIMPULAN
Di tengah keterpurukan ekonomi yang ada seperti
sekarang ini kemampuan untuk melihat peluang usaha sangat
diperlukan, namun harus tetap diikuti dengan menjaga protokol
kesehatan yang ada, baik usaha yang berskala besar sampai
usaha yang berskala kecil, sehingga mampu membantu
pemerintah dalam mengurangi angka pengangguran dan juga
| Dies Natalis ke-55 IAIN/UIN Alauddin Makassar
mampu secara perlahan membantu dalam mejaga stabilitas
ekonomi yang mulai terpuruk dengan kontribusi milenial dalam
membangun kreativitas berwirausaha dapat menjadi solusi bagi
masyrakat dalam menghadapi pandemi Covid-19.
Maka dari itu diharapkan bahwa pandemi yang ada
sekarang tidak menjadi hambatan untuk kemudian tetap
berdiam diri dan mengalah pada keadaan, namun harus menjadi
sebuah pemantik agar kiranya tetap bisa berusaha dan bisa
bangkit dari keterpurukan., tetapi harus diingat bahwa sebelum
terjun kedunia bisnis seorang calon pebisnis harus memiliki sifat
yang diperlukan agar mampu bertahan dan berkembang dalam
dunia bisnis.
DAFTAR PUSTAKA
Aldin, Ihya Ulum. Katadata. 27 Mei 2020. https://katadata.co.id/ekarina/finansial/5ecdde5b6d588/beberapa-perusahaan-publik-kebal-dan-raih-untung-saat-pandemi-covid-19 (accessed Oktober 21, 2020).
De Freitas, Rayane Stephanie Gomes, and Elke Stedefeldt. “COVID-19 pandemic underlines the need to build resilience in commercial restaurants’ food safety.” Food Research International, 2020: 1-3.
Dewi, Retia Kartika. Kompas.com. 29 September 2020. https://www.kompas.com/tren/read/2020/09/29/100500465/3-tanaman-hias-yang-harganya-melonjak-di-tengah-pandemi-covid-19-apa-saja?page=all (accessed Oktober 21, 2020).
Djimantoro, Michael Isnaeni, and Yolanda Demetrius. “Penggunaan Tanaman Hias Untuk Meningkatkan Fasilitas Terapi Anak.” ComTech, 2014: 75-85.
Handayani, Diah, Dwi Rendra Hadi, Fathiyah Isbaniah, Erlina Burhan, and Heidy Agustin. “Penyakit Virus Corona
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
2019.” Jorunal of The Indonesian Society of Respirology, 2020: 119-129.
Ilham, M. Zaenul Muttaqin, Usman Idris, and Made Selly Dwi Suryanti. “Kondisi Pengusaha Muda Indonesia Di Tengah Pandemi Covid-19 (Work From Home dan Strategi Survive).” Jurnal Ilmu Pendidikan PKn dan Sosial Budaya, 2020: 59-68.
Jufri, Ramadhan. Studi Kelayakan Bisnis Industru Kecil Menengah (IKM) Samara. Thesis (Diploma), Padang: Universitas Andalas, 2016.
Kementrian Kesehatan. Infeksi Emerging. 13 2 2020. https://covid19.kemkes.go.id/situasi-infeksi-emerging/info-corona-virus/situasi-terkini-perkembangan-novel-coronavirus-covid-19-13-februari-2020/#.X47LYO2RXDc (accessed Oktober 20, 2020).
Kementrian Kesehatan. Situasi Terkini Perkembangan Coronavirus Disease (COVID-19) 20 Oktober 2020. 20 10 2020. https://covid19.kemkes.go.id/situasi-infeksi-emerging/info-corona-virus/situasi-terkini-perkembangan-coronavirus-disease-covid-19-20-oktober-2020/#.X47JCu2RXDc (accessed Oktober 20, 2020).
Kim, Jungkeun, and Jacob C. Lee. “Effects of COVID-19 on preferences for private dining facilities in restaurants.” Journal of Hospitality and Tourism Management, 2020: 67-70.
Kriz, Willy C. “Reflecting on Gaming in the Time of Pandemic Crisis.” Simulation & Gaming, 2020: 403-410.
KumparanTECH. Kumparan. 21 Januari 2020. https://kumparan.com/kumparantech/riset-64-penduduk-indonesia-sudah-pakai-internet-1ssUCDbKILp/full (accessed Oktober 21, 2020).
Kurniawan, Cahya Nova, Ellyn Eka Wahyu, and Siti Nurbaya. “Review Integratif Mengenai Pandemi Covid-19 dan Dampaknya Terhadap Industri Minuman Kopi.” SENABISMA, 2020: 21-30.
| Dies Natalis ke-55 IAIN/UIN Alauddin Makassar
Nagumo, Jada. NikkeiAsia. 6 August 2020. https://asia.nikkei.com/Business/Media-Entertainment/Nintendo-hits-record-as-world-plays-games-during-pandemic-lockdown (accessed Oktober 21, 2020).
Nanggala, Agil. “Peran Generasi Muda Dalam Era New Normal.” WIDYA WACANA: JURNAL ILMIAH, 2020: 81-92.
Nimmo, Dan. Komunikasi Politik (Komunikator, Pesan dan Media. Bandung: Remadja Rosdakarya, 1989.
Nurfitriyana, Dewi, and Ario W. Pamungkas. Good Doctor. 25 September 2020. https://www.gooddoctor.co.id/tips-kesehatan/covid-19/catat-ini-3-standar-sni-terkait-masker-kain-yang-tepat-untuk-cegah-covid-19/ (accessed Oktober 22, 2020).
OECD. Coronavirus (COVID-19): SME Policy Responses. 15 July 2020. https://read.oecd-ilibrary.org/view/?ref=119_119680-di6h3qgi4x&title=Covid-19_SME_Policy_Responses (accessed Oktober 20, 2020).
Phan, Lan T, Thuong V Nguyen, Quang C Luong, Thinh V Nguyen, and Hieu T Nguyen. “Importation ang Human-to-Huan Transmission of a Novel Coronavirus in Vietnam.” The England Journal of Medicine, 2020.
Potia, Ali, and Kapil Dahiya. Optimistic, digital, generous: COVID-19’s impact on Indonesian consumer sentiment. McKinsey & Company, 2020.
Pradana, Anung Ahadi, Casman, and Nur'aini. “Pengaruh Kebijakan Social Distancing pada Wabah Covid-19 Terhadap Kelompok Rentan di Indonesia.” Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, 2020: 61-67.
Rahma, Athika. Liputan6. 29 Mei 2020. https://www.liputan6.com/bisnis/read/4266251/kadin-6-juta-orang-kena-phk-dan-dirumahkan-selama-pandemi-corona (accessed Oktober 10, 2020).
Rohmah, Siti Ngainnur. “Adakah Peluang Bisnis di Tengah Kelesuan Perekonomian Akibat Pandemi Coronavirus
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
Covid-19?” ADALAH : Buletin Hukum dan Keadilan, Vol 4, No.1 , 2020: 63--74.
Shen, Lucinda. The 20 biggest companies that have filed for bankruptcy because of the coronavirus pandemic. 29 june 2020. https://fortune.com/2020/06/29/companies-filing-bankruptcy-2020-during-coronavirus-pandemic-covid-19-economy-industries/ (accessed Oktober 10, 2020).
Soegoto, Eddy Soeryanto. Enterpreneurship Menjadi Pebisnis Ulung. Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2009.
Strohecker, Karin. World Economic Forum. 2020. https://www.weforum.org/agenda/2020/04/coronavirus-crisis-could-plunge-half-a-billion-people-into-poverty-oxfam (accessed Oktober 20, 2020).
Vats, Rachit. Reuters. 28 April 2020. https://www.reuters.com/article/us-3m-results-idUSKCN22A1IJ (accessed Oktober 21, 2020).
World Health Organization. “Guide to local production: WHO-recommended handrub formulations.” April 2010: 1-9.
World Helath Organization. WHO-Timeline-Covid-19. 27 April 2020. http://www.who.int/news/item/27-04-2020-who-timeline---covid-19 (accessed Oktober 20, 2020).
Wulandari, Anggun, et al. “Hubungan Karakteristik Individu dengan Pengetahuan tentang Pencegahan Coronavirus Disease 2019 pada Masyarakat di Kalimantan Selatan.” The Indonesian Journal of Public Health, 2020: 42-46.
HAND SANITIZER RAMAH LINGKUNGAN BERBAHAN DASAR DAUN DADAP SERAP INKORPORASI DARI ALOE VERA SEBAGAI STATERPACK WAJIB NEW NORMAL
Nur Aulia (Program Studi Fisika) 60400118004
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
1. PENDAHULUAN
andemi corona virus atau virus corona (Covid-19) sangat
meresahkan masyarakat dunia. Berdasarkan laman World
o meteres tanggal 26 oktober 2020 terdapat 43,3 juta
terinfeksi Covid-19 dan kematian sebanyak 1.158.715 orang. Di
Indonesia, hingga tanggal 26 oktober 2020 telah dilaporkan
sebanyak 389.712 kasus terinfeksi Covid-19 dengan kematian
sebanyak 13.299 orang. pemerintah meminta seluruh
pemerintah dan jajaran serta seluruh kegiatan baik proses
belajar mengajar untuk sementara diliburkan. Antisipasi
pemerintah akan penyebaran dan pandemi Covid-19 ini cukup
besar. Oleh karena itu, anjuran untuk menjaga kesehatan serta
hidup sehat harus menjadi acuan seluruh rakyat Indonesia
termasuk mencuci tangan, menggunakan masker, dan
senantiasa menggunakan hand sanitizer (pembersih tangan)
antiseptik.
Seiring dengan merebaknya pandemi Covid-19,
menyebabkan masyarakat lebih menjaga kebersihan tangan
sehingga permintaan akan hand sanitizer semakin meningkat
yang menyebabkan produsen tidak mampu mengantisipasi
permintaan akan tingginya kebutuhan hand sanitizer. Sehingga
perlu adanya sebuah produksi hand sanitizer yang
memanfaatkan bahan-bahan yang mudah diperoleh di alam
serta aman bagi manusia untuk pemakaian rutin.
Pada penelitian sebelumnya oleh Abdul Aji, et al., 2013,
“Formulasi Ekstrak Daun Kemangi dan Gel Lidah Buaya sebagai
Hand Sanitizer Organik”, formulasi 50% ekstrak kemangi dan
50% formulasi gel lidah buaya, diperoleh hasil bahwa produk
hand sanitizer organik ini memiliki keefektifan yang sama
dengan produk yang telah beredar di pasaran yaitu 83,05%
dalam menurunkan angka kuman pada tangan khususnya
Staphylococcus aureus dan E.Coli.
P
| Dies Natalis ke-55 IAIN/UIN Alauddin Makassar
Indonesia merupakan negara yang sangat kaya dengan
tumbuh-tumbuhan yang memiliki banyak manfaat, khsusnya
dalam bidang kesehatan. Tercatat hanya ada lebih dari 7000
spesies tanaman yang dijadikan obat jamu pada saat sekarang
ini, seperti tanaman dadap serap yang memiliki kandungan
saponin, flavonoida, polifenol, tannin, dan alkaloida, di mana
kandungan zat-zat tersebutlah yang membuat tanaman Dadap
Serep memiliki fungsi sebagai antimikroba, antiinflamasi,
antipiretik, serta antimalaria.
Melihat potensi tanaman dadap serap dan aloe vera yaitu
memiliki kandungan flavonoid, polifenol, saponin, tannin dan
alkaloida, maka sangat menarik untuk dilakukan penelitinian
lebih lanjut untuk mengetahaui apakah tanaman dadap serap
yang dicampur dengan aloe vera mampu menjadi hand zanitiser
yang ramah lingkungan dengan harga terjangkau yang bahannya
terdapat disekeliling masyarakat.
Menurut Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,
spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk
hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Dalam menjaga
kesehatan tubuh, memelihara kebersihan tangan merupakan hal
yang sangat penting. Dalam aktivitas sehari-hari tangan
seringkali terkontaminasi dengan mikroba, sehingga tangan
dapat menjadi perantara masuknya mikroba kedalam tubuh.
Salah satu cara yang paling sederhana dan paling umum
dilakukan untuk menjaga kebersihan tangan adalah dengan
mencuci tangan.
Badan kesehatan dunia WHO menyatakan bahwa tangan
merupakan jalur utama masuknya kuman penyakit kedalam
tubuh. Oleh sebab itu, selain melakukan gaya hidup sehat,
kebiasaan mencuci tangan dengan sabun akan mengurangi dan
mencegah timbulnya penyakit.
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Kementrian
Kesehatan RI, Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah
menetapkan tahun 2008 sebagai tahun Sanitasi Internasional
dan tanggal 15 Oktober sebagai Hari Cuci Tangan Pakai Sabun
Sedunia (HCTPS). Hari cuci tangan pakai sabun sedunia adalah
sebuah kampanye global yang dicanangkan oleh PBB
bekerjasama dengan organisasi-organisasi lainnya baik pihak
pemerintah maupun swasta untuk menggalakkan perilaku
mencuci tangan dengan sabun oleh masyarakat sebagai upaya
untuk menurunkan tingkat kematian balita dan pencegahan
terhadap penyakit yang dapat berdampak pada penurunan
kualitas hidup manusia.
Berbagai macam jenis mikroorganisme seperti virus,
bakteri dan jamur menempel pada tangan setiap harinya melalui
kontak fisik dengan lingkungan, dan diantaranya dapat
menyebabkan berbagai penyakit. Untuk itu mikroorganisme ini
perlu dimusnahkan atau dicegah penyebarannya, salah satu cara
yang paling mudah dan tepat adalah dengan cara mencuci
tangan menggunakan sabun dan air bersih yang mengalir. Jika
air bersih tidak tersedia, dapat juga digunakan sediaan
pembersih tangan berbasis alkohol atau mengandung
antibakteri yang dikenal dengan hand sanitizer.
Era modern seperti saat ini di mana masyarakat disibukkan
dengan berbagai kegiatan serta jadwal yang padat membuat
masyarakat ingin serba praktis dalam membersihkan tangan.
Dalam kondisi tertentu, orang susah mencari air ataupun sabun
pembersih tangan. Keberadaan sabun dan air terkadang tidak
sesuai dengan yang diinginkan. Air yang tersedia terkadang tidak
bersih, berbau, serta keluar dari keran yang sudah berkarat.
Selain itu sabun yang digunakan bersama-sama, terkadang
menimbulkan kekhawatiran atas kebersihan dan kesehatan
pengguna sebelumnya.
| Dies Natalis ke-55 IAIN/UIN Alauddin Makassar
Pembersihan tangan dengan mengunakan bahan
antiseptik mulai dikenal sejak awal abad 19. Perkembangan
masyarakat saat ini terutama yang berdomisili di daerah
perkotaan, menuntut manusia dengan berbagai kesibukan untuk
bergerak cepat dan menggunakan waktu seefisien mungkin.
Tuntutan zaman yang demikian mengharuskan manusia untuk
menjaga kesehatannya agar terhindar dari penyakit dengan cara
yang tidak dapat menghambat gerak dan tidak mengurangi
efisiensi waktunya.
Hand sanitizer merupakan suatu produk sediaan cair yang
penggunaannya tanpa menggunakan air. Produk ini berfungsi
sebagai pemberi aroma yang sehat dan segar pada tangan
sekaligus dapat membunuh kuman, yang saat ini banyak
digemari oleh masyarakat untuk pemeliharaan kebersihan dan
kesehatan tangan, serta mencegah pencemaran kuman pada
saat hendak konsumsi makanan. sehingga sangat potensial
untuk dikembangkan menjadi suatu produk.
Beberapa sediaan hand sanitizer dapat dijumpai di
pasaran dengan cara pemakaiannya cukup sederhana dan cepat
yaitu dengan diteteskan pada telapak tangan, kemudian
diratakan pada permukaan tangan. Namun biasanya banyak
mengandung alkohol dan antiseptik berupa bahan kimia sintetis
yang harganya relatif mahal dan sering menimbul masalah
kesehatan kulit, misalnya kulit menjadi kering (terjadi
penurunan kelembapan kulit normal) (Retnosari, 2007).
Bahan aktif dari sediaan hand sanitizer yang ada di
pasaran adalah senyawa golongan alkohol (etanol, propanol,
isopropanol) dengan konsentrasi beragam dari 50 hingga 70%.
Alkohol efektif digunakan sebagai antiseptik karena memiliki
kemampuan bakteriosidal terhadap berbagai jenis bakteri,
namun tidak terhadap virus dan jamur. Akan tetapi alkohol
dapat melarutkan lapisan lemak dan sebun pada kulit, serta
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
mengakibatkan kekeringan dan iritasi pada pemakaian berulang
terhadap kulit.Selain itu alkohol juga memiliki sifat mudah
terbakar (Retnosari dan Isadiartuti, 2006).
Hand sanitizer yang merupakan antiseptik pembersih
tangan hadir sebagai jalan keluar dari permasalahan tersebut.
Namun beberapa jenis gel antiseptik pembersih tangan (hand
sanitizer) di pasaran masih menggunakan alkohol dengan
konsentrasi ± 50% sampai 70% sebagai bahan antibakterinya.
Penggunan alkohol dalam pembersih tangan dirasa kurang aman
terhadap kesehatan karena alkohol merupakan pelarut organik
yang dapat melarutkan lapisan lemak dan sebum pada kulit yang
berfungsi sebagai pelindung terhadap infeksi mikroorganisme.
Alkohol juga mudah terbakar dan pada pemakaian berulang
menyebabkan kekeringan dan iritasi pada kulit.
Bahan alternatif lain sebagai pengganti alkohol menurut
(WHO, 2009) adalah triklosan, ethanol, glycerol, hydrogen
peroxide dan benzalkonium chloride. Bahan alternatif tersebut
adalah bahan kimia yang memiliki sebagian besar sifat
antibakteri (membunuh atau memperlambat) pertumbuhan
bakteri yang terdapat pada kulit. Selain dari bahan kimia,
terdapat pula bahan alami yang dapat menjadi alternatif
pengganti alkohol antara lain saponin, flavonoida, tannin, lignin.
Meningkatnya keinginan masyarakat untuk menggunakan
bahan alam atau back to nature ditanggapi dengan banyaknya
produk-produk topikal berbahan aktif tanaman untuk perawatan
kesehatan, kosmetik, dan pencegahan penyakit. Hand sanitizer
yang berasal dari bahan alam lebih aman digunakan, tidak
mengandung zat kimia berbahaya, tidak merusak pernafasan,
dan aman untuk anak-anak.
Berbagai tanaman diketahui mengandung berbagai zat
aktif yang mempunyai potensi untuk menghambat
pertumbuhan bakteri yaitu saponin, flavonoid dan minyak atsiri
| Dies Natalis ke-55 IAIN/UIN Alauddin Makassar
dan memiliki bau yang khas dan tajam. Oleh karena itu
kemungkinan berbagai tumbuhan mempunyai aktivitas
antibakteri dan dapat diformulasikan ke dalam sediaan hand
sanitizer.
Gambar 1: Tanaman Dadap Serap
Kingdom : Plantae Subkingdom : Tracheobionta Superdivisi : Spermatophyta Divisi : Magnoliophyta Ordo : Fabales Famili : Fabaceae Spesies : Erythrina subumbrans
Dadap serap merupakan tanaman legum pohon, tumbuh
tinggi agak bengkok, ketinggian mencapai 15-22 m dengan
diameter batang 40-100 cm, sistem perakaran dalam. Kulit
batang berwarna hijau, batang yang tua bercampur garis-garis
kecoklatan, cabang tumbuh lurus ke atas membentuk sudut 45°.
Daunnya beranak tiga helai, berbentuk delta atau gemuk bundar
ujung agak meruncing, bagian bawah daun membundar, bila
diremas terasa lunak ditangan. Ukuran panjang tangai daun 10-
20,5 cm. Panjang daun 9-19 cm; dan lebar daun 6-17 cm. Daun
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
atas berukuran lebih besar daripada kedua daun penumpu.
Bungannya tumbuh diantara ketiak daun, daun mahkota
bunganya berwarna merah kekuningan, berbentuk terompet.
Polongnya berukuran kecil, berbentuk sabit, berisi 4-8 biji per
polong (Purwanto, 2007).
Tanaman Dadap Serep (Erythrina lithosperma Miq)
(famili papilonaceae) merupakan tanaman yang memiliki banyak
sekali khasiat sebagai obat tradisional, namun tidak banyak
masyarakat Indonesia yang mengetahuinya. Daun Tanaman
Dadap Serep berkhasiat sebagai obat demam bagi wanita
(demam nifas), pelancar ASI, perdarahan bagian dalam, sakit
perut, mencegah keguguran, serta kulit batang digunakan
sebagai pengencer dahak (Revisika, 2011).
Uji fitokimia dari berbagai bagian pada tanaman ini juga
dilaporkan memiliki kandungan saponin, flavonoida, polifenol,
tannin, dan alkaloida, di mana kandungan zat-zat tersebutlah
yang membuat tanaman Dadap Serep memiliki fungsi sebagai
antimikroba, antiinflamasi, antipiretik, serta antimalaria
(Desianti, 2007).
Tanaman dadap serap memiliki kandungan senyawa
boaktif seperti alkaloid, flavonoid, isoflavonoid, saponin dan
lektin. Flavonoid dan isoflavonoid yang terkandung dalam
tanaman dadap merupakan senyawa bioaktif yang menarik
perhatian para peneliti karena selain memiliki struktur senyawa
yang baru, senyawa bioaktif tersebut juga menunjukkan potensi
sebagai senyawa antimikroba (Rasooli,2011).
Isoflavan isoflavone isoflavanone
| Dies Natalis ke-55 IAIN/UIN Alauddin Makassar
Isoflavan-3-ene isoflavanol 3-arylcoumarin
Gambar 2. Beberapa struktur senyawa isoflavonoid Sumber: Samata dan Das, 2011
Penelitian oleh Retno Wuriyatmi, 2016, “Perbandingan
Efektifitas Handrub Aseptic Gel Dan Formula Terhadap
Penurunan Angka Kuman Pada Tangan Di RSUD Ajibarang Tahun
2016 “, efektivitas handrub aseptic gel dalam menurunkan
angka kuman pada tangan sebesar 81,04% dan efektifitas
handrub formula sebesar 90,17%.
Gambar 3. Aloe Vera
Aloe vera merupakan familia dari Liliaceae. Jenis yang
banyak dikembangkan di Asia, termasuk Indonesia, adalah Aloe
Chinensis Baker, yang berasal dari Cina, tetapi bukan tanaman
asli Cina. Jenis ini di Indonesia sudah ditanam secara komersial
di Kalimantan Barat dan lebih dikenal dengan nama lidah buaya
pontianak, yang dideskripsikan oleh Baker pada tahun 1877. Gel
Aloe vera memiliki kandungan saponin, flavonoid, tanin dan
polifenol yang mempunyai aktivitas sebagai antiseptik (T. Y.
Hendrawati, 2015).
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
Gel lidah buaya mengandung 17 asam amino yang penting
bagi tubuh. Kandungan dalam lidah buaya menyebabkan
tanaman ini menjadi tanaman multikhasiat. Kandungan tersebut
berupa aloin, emodin, resin, lignin, saponin, antrakuinon,
vitamin, mineral, dan lain sebagainya. Aloe vera dapat
digunakan dalam industri dengan diolah menjadi gel, serbuk,
ekstrak (Ismiyati, et al ,2017).
Saponin mempunyai kemampuan sebagai pembersih
sehingga efektif untuk menyembuhkan luka terbuka, sedangkan
tanin dapat digunakan sebagai pencegahan terhadap infeksi luka
karena mempunyai daya antiseptik dan obat luka bakar.
Flavonoid dan polifenol mempunyai aktivitas sebagai antiseptik
(Harborne, 1987).
Dalam penelitian Dyanti Warrahmah Dewi, 2016, tentang
pemanfaatan infusa Aloe vera sebagai antiseptik pembersih
tangan terhadap jumlah koloni kuman. Didapatkan inusa lidah
buaya pada konsentrasi 150%, 250%, dan 350% dapat
mengurangi jumlah koloni kuman pada telapak tangan
responden. Dalam penelitian Nur Alim Natsir, 2013, tentang
pengaruh ekstrak daun lidah buaya (Aloe vera) dalam
penghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.
Didapatkan ekstrak daun lidah buaya berpengaruh sangat nyata
terhadap daya hambat pertumbuhan Staphylococcus aureus.
Lidah buaya (aloe vera), telah dikenal oleh masyarakat
sebagai pelembab alami. Selain itu, beberapa keunggulan dari
lidah buaya yang dirangkum Wijaya (2013) dalam penelitiannya
yaitu daging dari tanaman lidah buaya mengandung saponin dan
flavonoid, di samping itu juga mengandung tanin dan polifenol.
Saponin ini mempunyai kemampuan sebagai pembersih
sehingga efektif untuk menyembuhkan luka terbuka, sedangkan
tanin dapat digunakan sebagai pencegahan terhadap infeksi luka
karena mempunyai daya antiseptik dan obat luka bakar.
| Dies Natalis ke-55 IAIN/UIN Alauddin Makassar
Flavonoid dan polifenol mempunyai aktivitas sebagai antiseptik.
Dalam lidah buaya ini flavonoid berfungsi sebagai antibakteri,
antioksidan, dan dapat menghambat pendarahan pada kulit.
Tanin mempunyai daya antiseptik yaitu mencegah kerusakan
yang disebabkan bakteri atau jamur berfungsi sebagai astringen
yang dapat menyebabkan penutupan pori-pori kulit,
menghentikan pendarahan yang ringan. Polifenol merupakan
senyawa turunan fenol yang mempunyai aktivitas sebagai
antioksidan. Steroid sebagai anti inflamatory, bersifat antiseptik
dan penghilang rasa sakit. Kegunaan lain dari lidah buaya adalah
memiliki zat surfaktan dan terbuti memiliki daya pembersih yang
lebih baik dibandingkan air (Fadhilah et al, 2013).
Khasiat dari kedua bahan tersebut yaitu daun dadap serap
dan aloe vera dapat diolah menjadi hand zanitiser dengan kadar
alkohol/etanol maupun isoprofil dalam jumlah minim sehingga
ketersediaan hand sanitiser lebih banyak.
Secara analisis situasi pembuatan hand zanitiser sebagai
berikut
Tabel 1. Analisis Situasi
Komponen Prospek
Bahan Baku
Bahan baku utama adalah daun dadap serap dan aloe vera serta alkohol. Ketiga bahan ini mudah dijumpai dalam lingkungan sekitar. Ketersediaan alkohol saat ini sangat minim bahkan untuk pemasarannya dibatasi, sehingga dengan adanya kombinasi bahan herbal akan mengatasi permasalahan tersebut
Pokok Usaha Usaha ini ada karena kebutuhan akan hand sanitizer meningkat
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
seiring dengan merebaknya pandemi covid-19. Hand sanitizer yang diproduksi merupakan kombinasi alkohon dan herbal.
Teknik Pemasaran Pemasaran dapat dilakukan secara online dan offline.
Manfaat dari hand sanitizer yaitu untuk mensosialisasikan
dan memperkenalkan untuk hidup bersih melalui penggunaan
hand sanitizer dengan menggunakan bahan alami yang lebih
aman dan praktis sebagai alternatif kegiatan bersih tangan
selain menggunakan air agar terhindar dari berbagai bakteri
atau virus akibat mobilitas serta aktivitas masyarakat yang tinggi.
Selain itu, diharapkan masyarakat untuk menanam tanaman
herbal yang berguna bagi kesehatan.
Tabel. 2 Spesifikasi Teknik Hand Sanitizer
No Komponen Target Inovasi Produk
Realisasi
1 Peningkatan Mutu Produk
Produk hand sanitizer yang beredar dipasaran sebagian mengandung bahan kimia berupa alkohol sehingga perlu ditambahkan daun dadap serap dan aloe vera. Produk ini, mengkombinasikan alkohol dengan bahan herbal berupa daun dadap serap dan aloe vera yang memiliki daya anti septik tinggi dalam
| Dies Natalis ke-55 IAIN/UIN Alauddin Makassar
menangkal bakteri atau virus. Bahan utama dalam produk ini adalah Alkohol, daun dadap serap dan aloe vera dan air dengan perbandingan herbal 2:1 dan 5:1
2 Pengemasan Produk
Produk dikemas dengan botol pump maupun semprot dengan kapasitas 100 ml dan 50 ml (Praktis)
3 Diferensiasi
Diferensiasi akan memberikan aroma pada produk dengan tambahan ekstrak bunga melati.
Keunggulan dari produk hand sanitizer ini adalah:
1. Mengkombinasi antara tanaman dan bahan kimia
(alkohol).
2. Mengandung bahan herbal yang memiliki kandungan
antiseptik alami yaitu daun dadap serep dan aloe vera.
3. Mengurangi kadar penggunaan alkohol pada hand
sanitizer yang berdera dipasaran.
4. Produk ini lebih praktis dan terjangkau dibandingkan
hand sanitizer lainnya.
5. Memberikan edukasi kepada masyarakat tentang
pengolahan tanaman.
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
6. Meningkat perekonomian masyarakat dan membuka
lapangan pekerjaan.
Kebutuhan akan hand sanitizer saat ini meningkat tajam.
Masyarakat berlomba-lomba untuk menemukan, membeli dan
menyediakan hand sanitizer baik di rumah, kantor maupun
tempat fasilitas umum lainnya dalam mengantisipasi virus
corona (covid-19). Persediaan akan alkohol sebagai satu-satunya
zat kimia yang aman dalam pembuatan hand sanitizer semakin
terbatas dan mahal. Oleh karena itu perlu sebuah inovasi hand
sanitizer yang mengandung bahan herbal dan praktis. Dengan
memanfaatkan tanaman di sekitar masyarakat, memberikan
kemudahan dalam produksi hand sanitizer. Masyarakat juga
melakukan pembudidayaan tanaman herbal sehingga
persediaan bahan baku terjamin.
Prospek hand sanitizer sangat tinggi karena masyarakat
mulai menuadari betapa pentingnya hand zanitiser mampu
mencegah bakteri dan menjaga kebersihan diri akibat aktivitas
dan interaksi dengan orang lain. Seiring adanya pandemi covid-
19 semakin meningkatkan penggunaan hand sanitizer
dikalangan masyarakat. Sehingga, prospek dari hand sanitizer
sangat baik, tidak hanya untuk pemakain pribadi, tetapi dapat
digunakan disegala tempat khususnya yang berkenaan dengan
mobilitas interaksi tinggi, seperti sekolah dan fasilitas umum
lainnya. Apalagi masyarakat akan lebih memilih hand sanitizer
herbal karena bahannya yang tidak menimbulkan efek samping
seperti hand sanitizer lainnya.
Handsanitizer ini dibuat dari Daun dadap serap dan lidah
buaya. Bentuk produk yang dilakukan adalah hand sanitizer
herbal dikombinasikan dengan alkohol dengan kadar rendah.
Produk hand sanitizer ini akan lebih berkembang, jika didukung
peran pemerintah untuk melirik Usaha Skala Kecil Masyarakat
| Dies Natalis ke-55 IAIN/UIN Alauddin Makassar
khususnya inovasi produk ini dalam bentuk permodalan untuk
menjamin keberlangsungan produksi. Selain itu, legalitas produk
akan lebih menguntungkan dan menjamin proses penjualan
pada skala yang lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA
"Efek Antipiretik Ekstrak Etanol Daun Dadap Serep (Folia Erythrina Lithosperma) Terhadap Mencit Jantan Galur DDY.". 2020. 123Dok.Com. https://123dok.com/document/yd7lxkgy-antipiretik-ekstrak-etanol-erythrina-lithosperma-terhadap-mencit-jantan.html. , accessed 29 Oktober 2020
Fadhilah, A.P., Ma’ruf, W.F., Dan Rianingsih, L. Efektivitas Lidah Buaya (Aloe Vera) Di Dalam Mereduksi Formalin Pada Fillet Ikan Bandeng (Chanos Chanos Forsk) Selama Penyimpanan Suhu Dingin. Jurnal Pengolahan Dan Bioteknologi Hasil Perikanan, 2(3): 21-30.2013. https://www.researchgate.net/publication/340870261_Hand_Sanitizer_Arola_Berbahan_Herbal_Arola_Hand_Sanitizer_Made_from_Herbsv , accessed 29 Oktober 2020.
Harbone, R., 1987. Metode Fitokimia Penuntun dan Cara Modern Menganalisa Tumbuhan, diterjemahkan oleh Padmawinata, K dan Soediro. Edisi III, ITB, Bandung. https://onesearch.id/Record/IOS2862.UNMAL000000000001795 ,accessed 28 Oktober 2020.
Ismiyati, T.Y. Hendrawati dan Ratri Ariatmi Nugrahani. 2017. Pelatihan Budidaya Dan Pengolahan Aloe Vera Menjadi Bahan Tambahan Makanan dan Lotion di Aisyiah Kota Depok. Jurnal Sains dan Teknologi, Universitas Muhammadiyah Jakarta. https://www.researchgate.net/publication/334439029_PELATIHAN_BUDIDAYA_DAN_PENGOLAHAN_ALOE_VERA_
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
MENJADI_BAHAN_TAMBAHAN_MAKANAN_DAN_LOTION_DI_AISYIAH_KOTA_DEPOK, accessed 25 Oktober 2020
Purwanto, I., Mengenal Lebih Dekat Leguminosaee, Kanisius, Yogyakarta, pp. 77-78. 2007.
Rasooli, I., Bioactive Compounds in Phytomedicine, InTech, Croatia, pp. 163-179,2011, https://onlinelibrary.wiley.com/doi/book/10.1002/9781118733103, accessed 27 Oktober 2020
Retno, S., Isadiartuti, D. Uji efektifitas sediaan gel antiseptic tangan yang mengandung etanol dan triklosan. 2005. Majalah Farmasi Airlangga, https://www.researchgate.net/publication/242661019_Studi_efektivitas_sediaan_gel_antiseptik_tangan_ekstrak_daun_sirih_Piper_betle_Linn_Antiseptic_activity_evaluation_of_piper_leave_from_Piper_betle_Linn_extract_in_hand_gel_antiseptic_preparation, accessed 28 oktober 2020.
Revisika. Efektifitas Daun Dadap Serep (Erythirna Subumbrans (Hask.) Merr) Sebagai Penyembuh Luka Pada Tikus Putih (Rattus Norvegicus Strain Wistar). Skripsi. Malang: Jurusan Biologi F-MIPA, Universitas Muhammadiyah Malang, 2011. http://eprints.umm.ac.id/30618/2/jiptummpp-gdl-s1-2011-revisika06-21755-PENDAHUL-N.pdf, accessed 29 Oktober 2020
Samanta, A.,Das, G., Das, S.K., Roles of Flavonoids in Plants, Int J Pharm Sci Tech, Vol-6, 12-28, 2011, https://www.researchgate.net/publication/279499208_Roles_of_flavonoids_in_Plants, accessed 31 Oktober 2020.
T.Y. Hendrawati. Aloe Vera Powder Properties Produced from Aloe Chinensis Baker, Pontianak, Indonesia. Journal of Engineering Science and Technology Special Issue on SOMCHE 2014 & RSCE 2014 Conference, January (2015) 47 – 59. School of Engineering, Taylor’s University, 2015, https://www.researchgate.net/publication/282176860_
| Dies Natalis ke-55 IAIN/UIN Alauddin Makassar
Aloe_vera_powder_properties_produced_from_aloe_chinensis_baker_Pontianak_Indonesia, accessed 27 Oktober 2020.
PERAN PEMUDA MEWUJUDKAN WAKAF PRODUKTIF SEBAGAI INSTRUMEN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Ainan Radiyah (Program Studi Ekonomi Islam) 90100118016
IndonesiaMaju di TanganGenerasiMilenial (BangkitdariPandemi Covid-19)
| Dies Natalis ke-55 IAIN/UIN Alauddin Makassar
1. PENDAHULUAN
Ask not what your country can do for you, but ask
what you can do for your country”. Yang artinya
“Jangan tanyakan apa yang negara berikan
kepadamu, tapi tanyakan apa yang bisa kau berikan untuk
negaramu” John F Kennedy. Quote dari mantan Presiden
Amerika Serikat tersebut menantang seorang mahasiswi
Universitas Islam Negeri yang terdaftar namanya secara
administrasi.
Mahasiswa adalah pemuda atau generasi selanjutnya yang
akan mewarisi estafet perjuangan bangsa. Mahasiswa
merupakan insan cerdas inovatif yang selalu bergerak dinamis.
Mahasiswa bukan hanya penggerak dan pejuang tetapi
seseorang yang sadar akan perannya sebagai agent of change,
social control dan iron stock. Namun pada kenyataannya,
Mahasiswa kehilangan kejayaannya. Mereka kehilangan
predikatnya yang Rasional, analisis, Kritis dan universal.
Mahasiswa seharusnya tidak anarkis dan apatis, tidak hanya
mengkritik tanpa berpikir kritis, demonstrasi tanpa solusi,
merasa benar tapi berpikir tanpa nalar. Memang benar kata Ir.
Soekarno, 1000 orang tua bisa mengangkat Semeru, tetapi 10
pemuda bisa menggoncangkan dunia. Mahasiswa adalah
pemuda unggul bangsa Indonesia yang pada eranya sekarang di
sebut-sebut sebagai Generasi Milenial.
Mahasiswa juga pemuda atau generasi selanjutnya yang
akan melanjutkan tujuan dan cita-cita leluhur bangsa seperti
yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 yaitu “melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
“
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
sosial”. Salah satu yang sangat ditekankan dari tujuan bangsa
adalah untuk memajukan kesejahteraan umum. Kesejahteraan
umum yang dimaksud yakni masyarakat merasa sejahtera,
aman, tentram dan terpenuhi kebutuhannya. Hal ini tentunya
berkaitan erat dengan sektor Perekonomian yang di mana
masyarakat belum bisa dikatakan sejahtera bila masih belum
terpenuhi kebutuhannya secara umum, baik dibidang Ekonomi
maupun pendidikan.
Krisis ekonomi yang berkepanjangan di Indonesia secara
faktual telah melipatgandakan jumlah penduduk miskin dari
±25 juta jiwa pada akhir tahun 1997 menjadi ±100 juta jiwa
di Tahun 1999. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Angka
kemiskinan mengalami peningkatan sebesar 26,42 juta jiwa atau
setara dengan 9,87% per Maret 2020 (B. P. Indonesia 2020).
Walaupun pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat, tapi
nyatanya tidak mengurangi angka kemiskinan yang ada. Badan
Pusat Statistik (BPS) mendefinisikan penduduk miskin sebagai
penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah
garis kemiskinan. Garis kemiskinan yang dimaksud adalah
masyarakat yang tidak mampu memenuhi kebutuhan sandang
dan pangannya.
Kemampuan masyarakat miskin dalam mencukupi
kebutuhan utama yaitu makanan menjadi hal yang krusial.
Semua pihak harus memikirkan solusinya, tidak hanya
pemerintah. Kemiskinan ini juga bukan hanya berdampak pada
pendidikan, moralitas sosial dan kesehatan seseorang, tetapi
juga berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi di
suatu Negara dan berdampak pada tingginya tingkat kekerasan
dan kriminalitas (Suci Rahmalia 2019). Hal ini tentunya menjadi
masalah serius yang harus dihadapi oleh Indonesia.
Salah satu Tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar
IndonesiaMaju di TanganGenerasiMilenial (BangkitdariPandemi Covid-19)
| Dies Natalis ke-55 IAIN/UIN Alauddin Makassar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah memajukan
kesejahteraan umum (d. K. Indonesia 2010). Kesejahteraan
umum dalam hal ini bukan hanya dalam segi ekonomi tapi juga
fasilitas umum seperti infstruktur untuk pembangunan
berkelanjutan. Demi mencapai tujuan tersebut, perlu
dikembangkan potensi yang memiliki manfaat ekonomis,
termasuk dalam hal pranata keagamaan dari setiap agama.
Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010, Indonesia di huni
oleh mayoritas penduduk beragama Islam 87.18% (Wikipedia
2010). Religiusitas Muslim di Indonesia juga cukup baik, terbukti
dengan banyaknya umat Islam yang menunaikan ibadah haji tiap
tahun dan umrah. Jumlah Muslim dan religiusitas masyarakat
tersebut seharusnya memberikan korelasi dan efek positif
terhadap persoalan wakaf di Indonesia.
Agama Persentase Populasi berdasarkan sensus penduduk 2010
Islam 87,18%
Kristen Protestan 6,96%
Katolik 2,91%
Hindu 1,69%
Buddha 0,72%
Kong Hu Cu 0,05%
Tidak menjawab 0,06%
Tidak ditanya 0,32%
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
Agama Islam mengajarkan bahwa di dalam harta kita,
terdapat harta orang lain, karenanya Ziswaf berperan penting
dalam pendapatan Negara khusunya di Negara- negara Islam.
Ziswaf yang juga paling berpotensi bagi Indonesia selain Zakat
adalah Wakaf. Selama ribuan tahun, masyarakat sudah terlanjur
mengidentikkan wakaf hanya dalam bentuk tanah, dan benda
bergerak yang sifat bendanya tahan lama. Karenanya Undang-
Undang No. 41 tahun 2004 tentang Wakaf diproyeksikan dan di
titik beratkan sebagai sarana rekayasa sosial (Adiput 2020),
melakukan perubahan-perubahan pemikiran, sikap dan perilaku
umat Islam agar searah dengan semangat UU. Wakaf
merupakan salah satu sumber dana yang memiliki potensi dalam
pengembangan ekonomi umat (Munir 2013). Wakaf sangat erat
hubungannya dengan kegiatan sosial seperti halnya kegiatan
sosial yang lain. Bahkan wakaf bisa dijadikan sebagai dana abadi
umat yang memberikan manfaat dalam mensejahterakan
masyarakat (Medias 2017). Potensial dari wakaf sangat besar,
melihat Indonesia sebagai Negara Muslim terbesar dunia.
Menurut hasil sensus penduduk tahun 2010 (Na’im 2011).
Salah Satu wakaf yang jika di berdayakan, akan
memberikan dampak yang besar bagi pembangunan adalah
wakaf produktif. Wakaf Produktif merupakan Wakaf yang
pemanfaatannya secara langsung dan hasilnya dapat di
manfaatkan untuk pembangunan berkelanjutan baik di bidang
kesehatan, pendidikan, dan sosial. Study Coomperatif
menunjukkan, Keberhasilan negara-negara Muslim adalah bukti
bahwa wakaf mampu memberikan kontribusi dalam mengurai
masalah perekonomian di sebuah negara Malaysia punya
menara immara wakaf, Turki dengan wakaf tunainya, mesir
dengan wakaf obligasinya dan bahkan Amerika dengan
Apartemen senilai 98 juta (Fuadi 2018). Hal ini tentunya dapat
dijadikan rujukan untuk Indonesia.
| Dies Natalis ke-55 IAIN/UIN Alauddin Makassar
Keberhasilan Wakaf di beberapa negara, baik negara
muslim maupun sekuler sekalipun, telah membuktikan bahwa
wakaf memiliki potensi yang sangat baik untuk dikembangkan.
Hasilnya pun banyak memberikan manfaat dan kontribusi dalam
mewujudkan kemandirian ekonomi serta pembangunan
berkelanjutan bagi suatu negara. Pembangunan berkelanjutan
merupakan pembangunan suatu negara dalam menciptakan
kemakmuran ekonomi, sarana dan prasarana atau fasilitas
umum untuk kesejahteraan penduduknya (Rifyal Zuhdi Gultom
2020). Dalam upaya menciptakan kemakmuran ekonomi di
butuhkan suatu instrumen yang dapat mewujudkan cita-cita
bangsa tersebut.
Wakaf tentunya dapat diperhitungkan sebagai instrumen
ekonomi Islam dalam sebuah negara. Pusat penelitian CSRC UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2003 melakukan
penelitian terkait dengan potensi wakaf produktif di Indonesia.
Hasilnya penelitian mengungkapkan bahwa tanah wakaf yang
teridentifikasi di Indonesia seluas 154 ha oleh Kementerian
Agama, yang dapat diperkirakan mempunyai nilai uang sekitar
590 triliun rupiah. Mengutip Data Kementerian Agama Republik
Indonesia pada tahun 2019 mengungkapkan bahwa, luas tanah
wakaf di Indonesia sebesar 48.812,62 ha yang tersebar di
348.916 lokasi. Dari luas tanah wakaf tersebut, sebanyak 44,99%
digunakan untuk membangun masjid, 28,23% untuk mushalla,
10,59% sekolah, 8,40% untuk sosial lainnya, 4,59% untuk
makam dan sisanya sebesar 3,21% untuk pesantren (Wakaf
n.d.). Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat Muslim
di Indonesia untuk berwakaf sudah baik. Aset wakaf tersebut
jika dikelola dan dimanfaatkan lebih baik, utamanya yang
memiliki nilai ekonomis tentunya akan memberikan output
yang bermanfaat untuk umat. Manfaat yang dapat diperoleh
dari wakaf dapat berupa bantuan pendidikan, pengentasan
kemiskinan, penyediaan rumah murah bagi rakyat yang tidak
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
mampu, dan juga bantuan kesehatan (Furqon, “Model-Model
Pembiayaan Wakaf Tanah Produktif 2016) Maka sangat jelas
Ziswaf Khususnya Wakaf produktif ini merupakan aset yang
nyata jika diberdayakan.
Potensi wakaf di Indonesia sendiri dengan jumlah umat
Muslim yang dermawan diperkirakan sebesar 10 juta jiwa
dengan rata-rata penghasilan Rp. 500.000,00 hingga Rp.
10.000.000,00 maka paling tidak akan terkumpul dana sekitar 3
triliun per tahun dari dana wakaf. Angka tersebut tentunya
sangat fantastis untuk diberdayakan untuk ekonomi ummat dan
pembangunan Infastruktur. Dana yang terkumpul nantinya akan
di alihkan ke hal-hal yang produktif untuk pembangunan
berkelanjutan Indonesia. Namun istilah wakaf masih belum
familiar di tengah masyarakat khususnya atau harta tidak
bergerak, seperti bangunan dan tanah yang diperuntukkan
hanya untuk tempat ibadah, kuburan, pondok pesantren, rumah
yatim piatu dan pendidikan. Pemanfaatan harta wakaf masih
pada hal-hal yang bersifat fisik, sehingga tidak memberikan
dampak ekonomi secara nyata terhadap kemaslahatan ummat.
Banyaknya harta wakaf yang ada nyatanya belum mampu
mengatasi masalah kemiskinan (Kurniawan 2013).
Dalam Teori Ekonomi pembangunan di sebutkan bahwa
tujuan utamanya ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup
penduduk di negara-negara yang sedang berkembang, dengan
memecahkan masalah-masalah utamanya, yakni kemiskinan,
pengangguran dan pemerataan (Aedy 2011). Setelah melihat
potensi wakaf di Indonesia dan dengan melihat juga tingkat
kemiskinan di Indonesia, maka penting untuk membahas lebih
lanjut bagaimana wakaf dapat digunakan sebagai instrumen
dalam pembangunan berkelanjutan dan peran pemuda
kemudian dalam mewujudkan potensial wakaf produktif,
sehingga wakaf mampu membantu masyarakat miskin dalam
| Dies Natalis ke-55 IAIN/UIN Alauddin Makassar
mencukupi kebutuhan utamanya dan mengurangi angka
kemiskinan di Indonesia di era new normal ini. Karenanya,
potensi yang sangat luar biasa ini akan terwujud hanya jika
ummat muslim di indonesia khususnya Pemuda sadar akan
perannya dan pentingnya wakaf untuk di berdayakan
sebagaimana mestinya.
2. PEMBAHASAN
a. Teori Pembangunan
Wacana pembangunan berkelanjutan muncul pertama kali
oleh Malthus (1798) yang resah akan tidak seimbangnya
ketersediaan lahan dan pertumbuhan penduduk di Inggris.
Wacana mengenai pembangunan berkelanjutan pun akhirnya
terus berkembang hingga World Commission on Environment
and Development (1987) dan menetapkan bahwa
pembangunan berkelanjutan merupakan pembangunan yang
memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan
hak pemenuhan kebutuhan generasi yang akan datang.
Konsep yang di tawarkan pembangunan berkelanjutan
memiliki tujuan utama untuk meningkatkan kesejahteraan
dalam memenuhi segala kebutuhan dan aspirasi masyarakat.
Konsep dan istilah dari pembangunan berkelanjutan ternyata
juga dibahas pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Bumi pada
tahun 1992. Isinya memiliki dua gagasan penting yaitu
(Belajar n.d.).
1) Gagasan kebutuhan dengan mementingkan
kesejahteraan dan kebutuhan kaum miskin.
2) Gagasan keterbatasan yaitu sumber daya alam memiliki
porsinya masing–masing sehingga pengelolaannya perlu
diperhatikan agar dapat digunakan unuk masa kini hingga
masa yang akan datang (Belajar n.d.).
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
Di lain sisi, Berbeda dengan Kementerian Lingkungan
Hidup (1990) yang menjelaskan bahwa istilah dan konsep
pembangunan berkelanjutan hakikatnya berorientasi pada
ekonomi. Konsep pembangunan berkelanjutan juga di
utarakan oleh Sutamihardja (2004), menurutnya pembangunan
berkelanjutan meliputi pemerataan, pengamanan kelestarian,
pengelolaan sumber daya alam, kesejahteraan masyarakat,
dan pertahanan kualitas kehidupan manusia masa kini
hingga masa yang akan datang (Belajar n.d.).
b. Potensi Wakaf Produktif
Wakaf produktif adalah wakaf yang harta atau benda
benda yang diwakafkan dipergunakan dalam kegiatan produksi
yang kemudian menghasilkan, dan hasilnya dimanfaatkan
sebagaimana mestinya. Contoh dari wakaf produktif adalah
wakaf tanah yang digunakan untuk bercocok tanam, mata air
untuk dijual airnya seperti mata air zam-zam, jalan atau
jembatan untuk dimanfaatkan sebagai jasa penyeberangan dan
ongkosnya diambil dari orang yang memakai jasa tersebut
kemudian dananya akan di produktifkan kembali. Jika Wakaf
produktif dikelola dengan profesional maka akan menghasilkan
dan keuntungannya dapat dimanfaatkan sesuai dengan tujuan
wakaf (Fuadi 2018).
Salah satu bentuk wakaf produktif juga adalah wakaf
uang. Wakaf uang adalah wakaf yang di berikan seseorang,
kelompok orang, lembaga atau badan hukum dalam bentuk
uang tunai (Mardani 2015). Wakaf uang di canang-canangkan
lebih strategis dan bernilai lebih produktif dibanding wakaf-
wakaf lainnya. Hal ini di akibatkan uang sebagai alat beli/alat
tukar dan modal lebih dibutuhkan masyarakat daripada harta
atau benda tidak bergerak seperti tanah (Karim 2015).
Wakaf uang juga dapat dimanfaatkan sebagai dana
dalam meningkatkan infrastuktur untuk percepatan
| Dies Natalis ke-55 IAIN/UIN Alauddin Makassar
pembangunan, atau stuktur sosial di dalam proses
pembangunan dengan berperan aktif dalam sektor kesehatan,
pendidikan, investasi pelayanan publik dan mengambil alih
anggaran investasi pemerintah sehingga memperkuat
keuangan negara. Dalam mewujudkan percepatan
pembangunan infrastuktur, tentunya diperlukan wakaf tunai
(wakaf uang) yang dikelola secara produktif. Wakaf uang yang
produktif tersebut bersifat fleksibel sehingga mudah untuk
diterapkan ke hal-hal yang sifatya produktif seperti
pembangunan infrastruktur dan sarana prasarana seperti jalan
tol, membangun gedung ataupun lapangan sepakbola untuk
disewakan, perbaikan di bidang pertanian dan perikanan
ataupun rumah sakit milik pemerintahan. Dari banyaknya
proyek- proyek tersebut nantinya akan menghasilkan
keuntungan yang sangat besar apabila dikekola dengan baik.
Karenanya, Jumlah masyarakat muslim yang tersebar terutama
di Indonesia merupakan aset besar dalam penghimpunan dan
pengembangan dana wakaf uang. Jika wakaf uang
diimplementasikan dengan baik, maka akan menghasilkan
dana potensial yang dapat di manfaatkan bagi kemaslahatan
umat.
Menurut asumsi (Nafis 2011), jika saja ada 20 juta umat
muslim di Indonesia dan bersedia mewakafkan uang senilai Rp.
100.000,00 setiap bulan, maka akan terkumpul dana sejumlah
Rp. 24 triliun per tahunnya. Jika saja 50 juta orang umat muslim
yang berwakaf, maka per tahunnya akan terkumpul dana wakaf
sebesar Rp60 triliun. Jika saja sebanyak 1 juta umat Muslim
yang mewakafkan dananya sebesar Rp. 100.000,00 setiap
bulannya, maka akan diperoleh dana wakaf sebesar Rp. 100
miliar per bulannya (Rp. 1,2 triliun setiap tahun). Berdasakan
Nasution (Nasution 2006), potensi wakaf di Indonesia melihat
jumlah umat Muslim yang dermawan diperkirakan sebanyak 10
juta jiwa dengan rata-rata penghasilan Rp500.000,00 hingga
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
dengan Rp. 10.000.000,00 maka setidaknya akan terhimpun
dana sekitar 3 triliun setiap tahun nya dari dana wakaf. Asumsi
lainnya:
1) Bila saja umat muslim yang berpenghasilan
sebanyak Rp. 500.000,00 sejumlah 4 juta orang dan
setiap bulannya masing-masing bersedia berwakaf
sebesar Rp. 5.000,00 maka setiap tahunnya akan
terkumpul dana sebanyak Rp. 240.000.000.000,00.
2) Bila saja umat muslim yang berpenghasilan dari Rp.
1.000.000,00 hingga Rp. 2.000.000,00 sejumlah 3 juta
orang dan setiap bulannya masing-masing bersedia
berwakaf Rp. 10.000,00 maka setiap tahunnya akan
terkumpul dana sebesar Rp. 360.000.000.000,00.
3) Bila saja umat muslim yang berpenghasilan atau
berpendapatan mulai Rp. 2.000.000,00 hingga Rp.
5.000.000,00 sejumlah 2 juta orang dan setiap
bulannya masing-masing besedia berwakaf sebesar
Rp. 50.000,00 per bulannya, maka setiap tahun
terkumpul dana sebanyak Rp. 1.200.000.000.000,00.
4) Bila saja umat muslim yang berpenghasilan mulai dari
Rp. 5.000.000,00 hingga Rp. 10.000.000,00 sejumlah 1
juta orang dan setiap bulannya masing-masing
bersedia berwakaf sebesar Rp. 1.200.000,00 maka
setiap tahunnya akan terkumpul dana sebesar Rp.
1.200.000.000.000,00.
c. Peran Pemuda
Jika melihat dari potensialnya wakaf diberdayakan
Indonesia, ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Dana
potensial tersebut nyatanya belum terealisasikan bahkan belum
menyentuh 50% dari dana yang di perkirakan. Terdapat banyak
sekali kendala jika ingin mewujudkan. Karenanya diperlukan
| Dies Natalis ke-55 IAIN/UIN Alauddin Makassar
peran pemuda untuk turut andil mengawal pelaksanaan
wakaf produktif dengan menempuh beberapa strategi yaitu:
1) Membentuk Komunitas atau organisasi perwakafan
Dengan organisasi atau pembentukan komunitas
tentunya akan memudahkan pemuda pemudi khusunya
penggerak ekonomi keummatan untuk terus
mendakwahkan ekonomi islam khususnya di bidang
wakaf.
2) Peran Pemuda sebagai Frontliners
Kurangnya sosialisasi wakaf produktif yang dilakukan
pemerintah, lembaga wakaf, maupun kiyai kepada
masyarakat. Ternyata masih banyak lini masyarakat yang
belum paham tentang konsep wakaf produktif.
Pemahaman mereka akan wakaf masih pada taraf wakaf
yang tidak bergerak seperti tanah, kuburan, dan masjid.
Sehingga saat LKS-PWU memperkenalkan produk wakaf
uang, masyarakat masih bingung, bimbang dan bertanya-
tanya akan keabsahannya (Zamhari 2011). Fuadi juga
menyebutkan dalam penelitiannya bahwasanya sosialisasi
sebenarnya sangat memengaruhi minat nasabah bank
syariah untuk berwakaf uang. lanjutnya, hal ini
dikarenakan pengetahuan dan dorongan dari seseorang
yang dianggap penting akan memberikan motivasi
tersendiri terhadap seseorang lainnya untuk melakukan
suatu aktivitas tertentu (Fuadi 2018). Jika kemudian telah
banyak organisasi atau komunitas untuk mengawal
proses pelaksanaan wakaf, maka akan sangat mudah
untuk mensosialisasikan kepada masyarakat dan pemuda
tentunya sebagai garda terdepan untuk menyampaikan
segala bentuk kebijakan atau aturan-aturan perwakafan
baik itu dari pemerintah atau kebijakan dari lembaga
wakaf Indonesia.
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
3) Menyediakan Literasi wakaf untuk masyarakat
Jika kemudian sosialisasi telah dilakukan, tidak akan
cukup jika tidak di barengi degan meningkatkan indeks
literasi tentang wakaf itu sendiri yang dapat di akses
masyarakat di manapun dan kapan pun. Karena tidak
semua masyarakat bisa mengakses sosialisasi – sosialisasi
yang diadakan oleh pemerintah atau organisasi
kepemudaan. Dengan pemuda atau para Ekonom
Rabbani memperbanyak literasi, maka akan memudahkan
masyarakat untuk mempelajari lebih lanjut tentang
wakaf.
4) Berkerja sama dengan pemerintah dan lembaga wakaf
Peran pemerintah tentunya sangat penting dalam
pengambilan keputusan suatu Negara mulai dari regulasi
misalkan. Regulasi wakaf sendiri memang sudah ada
namun, belum secara nyata mendukung pemberdayaan
wakaf produktif ini di Indonesia, karenanya tentunya
diperlukan peran pemuda untuk kemudian memberikan
aspirasi kepada pemerintah.
5) Memberdayakan para pemuda dengan pelatihan
Salah satu kendala pelaksanaan wakaf di Indonesia adalah
kurangnya nadzir yang professional dan kurangnya
proyek andalan wakaf, sehingga masyarakat kurang
tertarik mengenai konsep wakaf produktif ini. Karenanya
di butuhkan pelatihan untuk pemuda pemudi yang
nantinya akan di tempatkan untuk menjadi nadzir.
Dengan adanya pelatihan tersebut, diharapkan pemuda
atau nadzir-nadzir dapat lebih memahami fungsi dan
tugasnya.
| Dies Natalis ke-55 IAIN/UIN Alauddin Makassar
6) Gerakan Wakaf tunai 10.000
Jumlah ummat muslim di provinsi Sulawesi selatan
sendiri sebesar 7.200.938 jiwa (penduduk 2010). Jika saja,
umat muslim di provinsi Sulawesi selatan bersedia
mewakafkan uangnya ke lembaga wakaf sebesar Rp.
10.000 per bulannya saja, maka setidaknya akan
diperoleh dana sebesar 72 Milliar per bulan. Ini
merupakan angka yang fantastik untuk kemudian di
terapkan. Dengan uang 72 Millar tersebut, dapat di
gunakan untuk membangun saran prasarana yang
kemudian bukan hanya di manfaatkan secara langsung,
namun juga hasilnya dapat di produktifkan kembali yang
kemudian akan mencapai taraf pembangunan
berkelanjutan.
3. KESIMPULAN
Peran pemuda sangat besar dalam mengawal segala
bentuk kebijakan dalam suatu Negara, tak terkecuali dari
segi aspek ekonomi. Sehingga kemudian, bagaimana peran
pemuda khususnya di era millennial ini untuk memanfaatkan
dan mengambil segala bentuk potensi dan peluang yang ada.
Wakaf bukan hanya suatu bentuk strategi untuk mengentaskan
kemiskinan dan permasalahan pembangunan, tetapi sebagai
bentuk kepatuhan terhadap Allah swt sebagai umat muslim.
Karenanya sudah seharusnya umat muslim menjalankan
kewajibannya. Secara historis di zaman Khalifa King Abdul Azis
ternyata pada saat itu warganya sangat sejahtera hanya
dengan pemanfaatan Ziswaf yaitu Zakat. Karenanya, tidak
menutup kemudian konsep tersebut bisa berhasil dan terulang
di Indonesia. Hal ini tidak akan terwujud tanpa peran yang
nyata dari pemerintah, lembaga wakaf dan tentunya tak
terlepas dari peran pemuda dan penggerak ekonomi robbani.
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
DAFTAR PUSTAKA
Adiput. "UU 41 tahun 2004 tentang Wakaf." https://www.jogloabang.com/pustaka/uu-41-2004-wakaf, 2020: 1.
Aedy, Hasan. Teori Dan Aplikasi Ekonomi Pembangunan Perspektif Islam, Sebuah Studi Komparasi. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011.
Belajar, Studio. "Pengertian Pembangunan Berkelanjutan." https://www.studiobelajar.com/pembangunan-berkelanjutan/.
Fuadi, Nasrul Fahmi Zaki. "Wakafsebagai Instrumen Ekonomi Pembangunan Islam." Economica: Jurnal Ekonomi Islam – Volume 9, Nomor 1 ISSN: 2085-9325 (print); 2541-4666 (online), 2018: 151 - 177.
Furqon, Ahmad. "“Model-Model Pembiayaan Wakaf Tanah Produktif." Economica: Jurnal Ekonomi Islam 5 (1): 1., 2016.
Furqon, Ahmad. "Model-Model Pembiayaan Wakaf Tanah Produktif." Economica: Jurnal Ekonomi Islam 5 (1): 1. https://doi.org/10.21580/ economica.2014.5.1.760, 2016.
Furqon, Ahmad. "Wakaf Sebagai Solusi Permasalahan-Permasalahan Dunia Pendidikan Di Indonesia." Jurnal Hukum Islam, 2016. Indonesia, Badan Pusat Statistik. "Persentase Penduduk Miskin Maret 2020 naik menjadi 9,78 persen." https://www.bps.go.id/pressrelease/2020/07/15/1744/persentase- penduduk-miskin-maret-2020-naik-menjadi-9-78- persen.html#:~:text=Pada%20Maret%202020%2C%20secara%
20rata,%2D%2Frumah%20tangga%20miskin%2Fbulan., 2020:
1. Indonesia, dwisatriaws Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik. "Artikel Hukum [Umum - General]." http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/umum/63-rancangan- peraturan/rancangan-peraturan-pemerintah/2301-rancangan-undang- undang-tentang-aparatur-sipil- negara.html#:~:text=Tujuan%20Nasional%20seperti%20tercantum%20d alam,perdamaian%20abadi%2C%20dan%20keadilan%20s, 2010: 1.
Karim, Adiwarman A, and Oni Sahroni. Maqashid Bisnis Dan Keuangan Islam: Sintesis Fikih Dan Ekonomi. Jakarta: Rajawali Pers, 2015.
| Dies Natalis ke-55 IAIN/UIN Alauddin Makassar
Kurniawan, Muhammad. "Wakaf Produktif Dan Pemberdayaan
Ekonomi Umat." ASAS JURNAL HUKUM DAN EKONOMI ISLAM Vol 5, No 1 , 2013:43.
Mardani, Dr. Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah Di Indonesia. Jakarta: Kencana, 2015.
Medias, Fahmi. "Wakaf Produktif Dalam Perspektif Ekonomi Islam." La_Riba 4 (1) https://doi.org/10.20885/lariba.vol4.iss1.art5., 2017: 71-86.
Munir, Zainal Arifin. "REVITALISASI MANAJEMEN WAKAF SEBAGAI PENGGERAK."https://media.neliti.com/media/publications/23663-ID- revitalisasi-manajemen-wakaf-sebagai-penggerak-ekonomi- masyarakat.pdf, 2013: 1-10.
Na’im, Akhsan, and Hendry Syaputra. -kewarganegaraan-suku-bangsa- agama-dan-bahasa-sehari-hari-penduduk-indonesia.pdf. Jakarta: Katalog BPS, 2011.
Nafis, M. Cholil. "Aplikasi Wakaf Uang Di Indonesia." Al-Awqaf: Jurnal Wakaf Dan Ekonomi Islam 4 (2), 2011: 37–50.
Nasution, Mustafa Edwin. Wakaf Tunai Inovasi Finansial Islam Peluang Dan Tantangan Dalam Mewujudkan Kesejahteraan Umat. Depok: PSTTI- UI., 2006.
Ardi La Madi Sensus. "Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama di Provinsi Sulawesi Selatan." http://ardi- lamadi.blogspot.com/2013/07/jumlah-penduduk-berdasarkan-agama- di_8328.html, 2010.
Rifyal Zuhdi Gultom, Annisa Qadarusman Tini. "Pembangunan Infrastruktur dalam Islam: Tinjauan Ekonomi dan Sosial ." Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 6(02), 2020, 203-211 Available at http://jurnal.stie- aas.ac.id/index.php/jie, 2020: 1-9.
Suci Rahmalia, dkk. "PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PENGANGGURAN , DAN KEMISKIAN." Jurnal Kajian Ekonomi dan Pembangunan, Volume 1, Nomor 1, 2019: Hal 21-36.
Wakaf, Direktorat Pemberdayaan. "Jumlah Tanah Wakaf Seluruh Indonesia. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam." Departemen Agama Republik Indonesia. n.d.
Wikipedia. "Sensus Penduduk Indonesia 2010. https://id.wikipedia.org/wiki/Sensus_Penduduk_Indonesia_2010#:~:text=Menurut%20publikasi%20BPS%20pada%20bulan,1%2C49%0persen%20per%20tahun., 2010: 1.
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
Zamhari, Arif. "“Implementasi Lembaga Keuangan Syariah Dalam Pengembangan Wakaf Uang Di Indonesia." Pengembangan Wakaf Uang Di Indonesia.” Al-Awqaf: Jurnal Wakaf Dan
Ekonomi Islam 4 (2), 2011:51-60.
GENERASI MILENIAL BERMENTAL BAJA SEBAGAI MODAL UTAMA BANGKITNYA INDONESIA
Agung Taufiq Islam. H (Program Studi Pendidikan Agama Islam) 2010119026
| Dies Natalis ke-55 IAIN/UIN Alauddin Makassar
1. PENDAHULUAN
erlabuhnya hiruk pikuk kehidupan adalah cerminan dari
waktu dan zaman yang terus saja berubah. Era milenial
mendorong kita untuk terus beradaptasi dengan
pergeseran zaman yang begitu cepat. Dalam pergeseran
tersebut banyak hal yang perlu dipersiapkan, bukan hanya
monoton pada teknologi dan informasi saja. terlebih lagi dari
sumber daya manusia. Generasi muda adalah modal yang perlu
disiapkan mulai sekarang. Banyak hal genting kedepannya telah
tersaji untuk mereka. Problema seperti hoax, isu politik, adu
domba atas perbedaan pendapat, food, dan fashion, telah
menjadi makanan keseharian sejak lama. "Hoax itu pembunuhan
karakter yang berbeda dengan kritik. Kalau kritik silakan, tapi
kalau hoax saya anti, karena merupakan manipulasi,
kecurangan, yang dapat menjatuhkan orang lain," ujar
Komarudin dalam acara Deklarasi Masyarakat Anti Hoax di
Jakarta, Minggu (8/1). Sebagaimana yang di ucapkan
Komaruddin bahwan hoax itu pembunuh karakter, tapi harus
juga diketahui bahwa sekalipun hoax itu pembunuh karakter
bagi mereka yang bermental baja hoax bukanlah apa-apa,
bahkan dianggap seperti iklan di tv.
Dengan lancarnya informasi dan diikuti oleh perubahan
zaman yang gesit menunjang problema itu hingga menjamur
dan seakan tak punya solusi, padahal peluang besar terhadap
masalah tersebut telah di dapat melalui mental pemuda
milenial. Pemikiran pemuda bahkan banyak mengubah tatanan
hidup negara untuk lebih efisien dan tenang menghadapi
problema yang tengah dihadapi. Salah satunya dalam sejarah
dulu, pemuda Indonesia memegang peran penting dalam
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia melalui organisasi
pergerakan, ide dan gagasan mereka. Lahirnya gerakan pemuda
Indonesia berawal dari kebijakan politik etis yang menyadarkan
B
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
orang-orang pribumi terhadap nasionalisme. Momen ini yang
menjadi titik awal semangat para pemuda untuk bersatu
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Mentalitas pemuda yang labil tidak termasuk dari modal
utama kebangkitan bangsa. Beberapa dari mereka mudah
tumbang hanya karena masalah kecil seperti diputuskan pacar.
Negara tidak membutuhkan mereka dengan model seperti itu.
Generasi muda sekarang kerap kali menggoyahkan harapan
tersebut. Padahal di pundak mereka telah ditunggangi beban
yang berat perihal nasib Indonesia yang akan datang. Mentalitas
pemuda generasi Milenial menjadi permasalahan yang urgent
untuk dibahas dan perlu dipertimbangkan. Jangan sampai
Indonesia kehabisan harapan jika pemuda terlanjur apatis
perihal negara. Bukan maksud melebih-lebihkan atau
menakutkan tapi memang kenyataannya begini.
Berbicara tentang generasi milenial seakan tak pernah
habis. tatkala kita disuguhkan untuk membahas hal itu maka,
seketika kita akan terbayang mereka dengan wajah muda, badan
tegap, dan penuh energi. Dengan pembawaan yang seperti itu,
tak salah lagi jika pemuda bisa menjadi garis terdepan atau
bahkan ujung tombak dari suatu solusi. Karena dengan
partisipasi yang benar dan semangat juang dari mereka, masalah
apapun dapat teratasi. Peran penting telah tercatat dalam
sejarah perjuangan bangsa indonesia yang di mulai dari
pergerakan budi utomo tahun 1908, sumpah pemuda 1928,
proklamasi kemerdekaan 1945, pergerakan pemuda, pelajar,
dan mahasiswa tahun 1966, sampai dengan pergerakan
mahasiswa pada tahun 1998 yang meruntuhkan kekuasaan orde
baru selama 32 tahun sekaligus membawa bangsa
Indonesia memasuki reformasi. Sejara ini menjadi salah satu
bukti bahwa pemuda selama ini mampu berperan aktif sebagai
| Dies Natalis ke-55 IAIN/UIN Alauddin Makassar
pionir dalam proses perjuangan, pembaruan, dan pembangunan
bangsa.
Pemuda tidak dapat dibatasi pada umur saja, tapi juga
tentang jiwa, semangat, dan pemikiran. Namun, pada dasarnya
seorang pemuda adalah mereka dengan umur 18 tahun sampai
dengan 35 tahun (RUU Kepemudaan). Pada umur yang seperti
itu akan terjadi progres yang sangat berarti untuk masa
depannya. Dengan dimulainya pencarian jati diri, mencoba hal
yang baru, dan tertarik akan tantangan. Di usia awal seorang
pemuda mungkin saja mereka akan mendapat gelar sebagai
mahasiswa. Menjadi seorang mahasiswa adalah sebuah
kebanggaan tersendiri bagi sebagian orang, terlebih lagi
teruntuk mereka yang bernama pamuda.
Mahasiswa dalam sejarahnya telah terukir indah akan
perjuangannya dalam sejarah. Salah satunya adalah dengan
lahirnya gerakan mahasiswa 1998 yang menjadi patron baik
demi bangkitnya Indonesia. gerakan mahasiswa 1998 telah
belajar banyak dari gerakan 1966 dengan mengubah pola
gerakan dari kekuatan ekslusif ke inklusif dan menjadi bagian
dari kekuatan rakyat. Sasaran dari tuntutan “Reformasi” gerakan
mahasiswa dan kelompok-kelompok lain yang beroposisi
terhadap rezim Orde Baru, antara lain adalah perubahan
kepemimpinan nasional. Soeharto harus diruntuhkan dari
kekuasaan, tidak akan ada reformasi selama Soeharto masih
berkuasa. Namun demikian, kenyataan menunjukkan suara-
suara kritis yang menuntut perubahan, tidak mendapatkan
jawaban sebagaimana yang diharapkan dari rezim yang
berkuasa, terlebih oleh Golongan Karya (Golkar) yang dengan
enteng mencalonkan kembali Soeharto. Berbagai kontroversi
kemudian timbul dimasyarakat, berkenaan dengan pengalihan
kekuasaan ini. mereka hanya dipersatukan oleh isu utama
perlunya Soeharto dipaksa untuk mengundurkan diri. Soal yang
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
terjadi kemudian, agaknya tidak jauh dari antisipasi mahasiswa
dan pro reformasi.
Tetapi bagaimanapun, mahasiswa 1998 melalui
perjuangannya telah memberikan sesuatu hal yang monumental
bagi bangsa Indonesia untuk menciptakan tatanan kenegaraan
yang lebih baik di masa depan.
Satu hal yang harus diingat, Reformasi Total merupakan
sebuah proses yang tidak sekali jadi, tetapi membutuhkan waktu
dan partisipan yang tak sedikit. Melalui peristiwa ini sudah dapat
memberi gambaran kepada kita bahwa peran mahasiswa sangat
penting demi sebuah perubahan untuk Indonesia gemilang.
Makanya, tak heran jika seorang pemuda dikatakan sebagai
Agent of Change. Sebuah harapan pebar terhadap perubahan
dan kebangkitan bangsa pastinya akan terjai di tangan pemuda.
Entah itu perubahan menuju sisi yang baik atau bahkan
sebaliknya, perubahan menuju sisi yang lebih buruk. Karena
waktu pasti akan bergulir dan tibalah masanya generasi muda
Gambar 1. Pergerakan Mahasiswa 1998
| Dies Natalis ke-55 IAIN/UIN Alauddin Makassar
yang akan memegang penuh control dari negeri ini. apalagi yang
bisa diharapkan sebuah Negara selain generasi yang mereka
miliki?
Mahasiswa yang dalam artiannya adalah pemuda generasi
bangsa sebagai Agent of Change perlu diperhatikan dalam
segala aspek yang dapat menunjang keberlangsungan masa
depan bangsa. Tantangan telah tersedia hangat untuk mereka.
Mulai dari hoax, Isu politik, dan termasuk juga revolusi industri
yang terus saja menjamur akhir-akhir ini menjadi misi utama
agar tercapainya regenerasi yang lebih progress ke arah positif
kelak.
Jika dipandang dari segi pendidikan walau masih banyak
kekurangan yang dalam artiannya belum sempurna namun, itu
sudah cukup sebagai bekal intelektual dalam mengarungi
perubahan yang di maksud tadi. Pendidikan yang diemban
cukup lama dibangku sekolah sudah mencakup pembelajaran
yang universal di bidang sosial, politik dan ekonomi.
Pendidikan yang sudah dianggap cukup, nyatanya belum
mampu menyelesaikan problem yang tengah dihadapi oleh
pemimpin negeri ini. Karena kita kekurangan salah satu aspek
penting yang sangat urgent yaitu mentalitas personal seorang
pemimpin. Soal kepemimpinan semua orang sudah tahu betapa
pentingnya posisi yang satu ini.
Seorang pemimpin agaknya harus mengantongi solusi
yang satu ini, yakni mental baja. Seorang dengan mental baja
akan tetap berdiri walau sendiri atas keputusan yang
dianggapnya benar. Badai topan mungkin saja akan menjadi
sarapannya di pagi hari. Bergaul dengan siapa saja tanpa
mementingkan gengsi. Tetap lahap makan siang walau di
warung kaki lima.
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
Sebut saja namanya Dahlan Iskan. Dalam buku Dahlan
Islan Sang Pendobrak diceritakan dengan gamblang perihal
karakter dan mental seorang Dahlan iskan. Ketika menjabat
sebagai mentri BUMN, Dahlan Iskan mampu menolak mentah-
mentah rayuan dunia selebritis seperti gaya hidup huru-hara,
bermanja-manja dengan kesusahan, berpemampilan elitis, dan
seterusnya. Dahlan memastikan dirinya tidak butuh dengan
segala kesenangan seperti itu. Dia sudah puas dengan melihat
perusahaannya berjalan lancar dan terus maju ke depan.
Dalam satra Yunani kuno, digambarkan bahwa sosok anak
zaman adalah “satria yang entah datang dari mana menyeruak
ke tengah-tengah pertempuran menghancur leburkan pasukan
mendol dan memakan daging manusia. Satria itu mereka sebut
Si Putra Gothic. Artinya satria yang datang dari cela-cela
kegelapann karena dia bukan berasal dari keluarga berdarah
biru kerajaan”.
Dahlan Iskan dalam buku tersebut disebutkan sebagai
anak zaman. Yang berarti orang yang jiwanya tidak mati diimpit
keadaan dan tidak hanyut dimakjakan kesuksesan, itu ibarat
Gambar. 2 Dahlan Iskan
| Dies Natalis ke-55 IAIN/UIN Alauddin Makassar
permata yang tidak kehilangan cahayanya walaupun dipendam
di dalam perut bumi.
Mereka yang bermental sebagai anak zaman sejatinya
adalah orang-orang dengan mental baja. Tetap bertahan dengan
kesengsaraan dan tetap sederhana di tengah gelimangan
kemewahan. Sederhana di tengah gelimangan kemewahan
bukan berarti tidak mensyukuri pemberian dari yang maha
kuasa. Tapi lebih daripada itu, mereka justru lebih menghargai
pemberian dari tuhan dengan memakainya secara sederhana.
Mental baja sebagai modal utama yang harus dimiliki
pemuda masa kini dikarenakan banyak hal urgen di dalamnya.
Bukan hanya sekedar memiliki masa depan yang menjanjikan,
tapi lebih dari pada itu. Bermental baja membuat seseorang
lebih tenang menjalani hidup di atas pilihannya sendiri.
Pergerakan zaman begitu cepat dan tak disangka-sangka.
Banyak saja hal baru yang akan kita temui di zaman yang
mendatang nanti. Pergejolakan itu cenderung membuat
pemuda terlena dan mengikuti arus begitu saja. Sekedar gengsi
melupakan hal pokok, atau bahkan lebih parah jika melakukan
tantangan hanya untuk mendapat predikat viral, terkenal, hits,
atau yang lainnya.
Pemuda yang dibekali dengan mental baja dan pendidikan
yang memadai menjadi harapan baru untuk Indonesia yang lebih
gemilang. Meski masih banyak yang dibutuhkan negeri ini, tapi
taka da lagi yang lebih penting dibandingkan dengan generasi
penerus bangsa.
Dalam kehidupan sosial terutama di lingkungan sekitar
mental baja itu dapat di asah. Memberikan kesadaran
terkaitbaik buruknya gejolak perubahan zaman adalah salah
satunya. Ungkapan yang menyebutkan “terbentur, terbentur,
terbentuk” benar adanya. Dengan banyaknya masalah yang di
| Indonesia Maju di Tangan Generasi Milenial
hadapi di masa muda dapat membentuk mental baja dengan
sendirinya.
Negeri ini butuh orang yang berani melawan ganasnya
virus korupsi yang sudah merasuk ke segala lini kehidupan. Kalau
perlu, harus ada yang berani melempar wajah koruptor dengan
air comberan. Tidak peduli para koruptor itu marah, akan
manuntut balik atau bahkan menggunakan partainya untuk
ngebukin kita.
Persetan dengan semua itu. Sebab, para koruptor di
negeri ini sudah membuat sendiri aturan main yang
membetengi diri mereka hingga menjadi imun dan selalu
melindungi segala ulah mereka. Seorang wrartawan Irak saat
melemparkan sepatunya ke wajah George W. Bush, berkata,
“apapun ucapan Bush, dialah penjahat yang sesungguhnya.
Sebab, dia telah membuat hancur sebuah negara merdeka.
Mengubah masa depan adalah tugas kita bersama.
Pemerintah dan rakyat harus satu tekad, bersama-sama bekerja
keras meraih masa depan bangsa yang makmur dan sejahtra
lahir dan batin. Tanpa kerja keras yang stimulan, mustahil
kemakmuran dan kesejahteraan bisa kita raih.
Oleh karena itu, sebagai seorang pemuda, persiapkanlah
mental itu sebaik mungkin, sedini mungkin, sekuat mungkin. Kita
belum tahu, tantangan apa lagi yang akan disuguhkan untuk kita
di masa yang akan datang. Pemuda dengan potensi terbesar dan
rasa ingin tahu yang tiada tanding menjadi peluang memberikan
stimulant yang sempurna untuk mendapatkan mental baja yang
dimaksud.
| Dies Natalis ke-55 IAIN/UIN Alauddin Makassar
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Solihin. 2013. Dahlan Islan Sang Pendobrak. Jakarta. PT Elex Media Komputindo.
Kavtania. 2015. Pergerakan mahasiswa dari masa ke masa. [internet]. https://kavtania.blogspot.com/2015/05/pergerakan-mahasiswa-dari-masa-ke-masa.html.
Ummi maulidatul. 2019. Pentingnya Peran Pemuda dan Mahasiswa untuk Kemajuan Bangsa Indonesia. [internet]. https://www.kompasiana.com/ummimaulidatul/5cceac9c95760e633d741096/pentingnya-peran-pemuda-dan-mahasiswa-untuk-kemajuan-bangsa-indonesia?page=all#section1.