indikator penyelenggaraan kabupaten/kota sehat
TRANSCRIPT
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 6. Kawasan Pariwisata Sehat
0
INDIKATOR PENYELENGGARAAN KABUPATEN/KOTA SEHAT
Tatanan : 6
Kawasan Pariwisata Sehat
TAHUN 2017
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 6. Kawasan Pariwisata Sehat
1
Tabel. Indikator Khusus Tatanan 6. Kawasan Pariwisata Sehat
NO TATANAN
SCORE NILAI NARASI
INDIKATOR KHUSUS
3. Kawasan Pariwisata Sehat (1.300)
1 Tersedianya informasi obyek wisata di tempat umum (hotel,
bandara/pelabuhan, dll)
100
Untuk menambah daya tarik wisatawan ke Kabupaten
Trenggalek berbagai upaya
telah dilakukan Dinas
Pariwisata, Pemuda dan
Olahraga salah satunya adalah penyebarluasan / promosi
mengenai wisata di Kabupaten
Trenggalek. Informasi tentang
lokasi obyek wisata di
Kabupaten Trenggalek
disebarluaskan seperti pemasangan informasi di
tempat – tempat umum (hotel,
restoran, terminal dll) serta
lokasi – lokasi strategis lainnya.
Selain itu, melalui media elektronik maupun media sosial
lainnya.
a. Ada, seluruh tempat umum 100
b. Ada, sebagian 50
c. Tidak ada 0
2 Adanya informasi sarana
kesehatan untuk wisatawan di
lokasi
100
Informasi sarana kesehatan
untuk wisatawan ada di lokasi
tempat wisata seperti di
Kecamatan Watulimo sebagai
daerah wisata, dimana Puskesmas Watulimo dijadikan
Puskesmas Pariwisata. Pada
tempat – tempat strategis di
lokasi wisata di pasang
petunjuk lokasi sarana kesehatan terdekat sehingga
pengunjung mudah mengakses
bila sewaktu – waktu
membutuhkan pelayanan
kesehatan.
a. Ada, dan berfungsi 100
b. Ada, tidak berfungsi 50
c. Tidak ada 0
3 Seluruh hotel laik sehat
50
Hotel di Trenggalek data Tahun
2015 sebanyak 11 Hotel.
Sebagian hotel di Trenggalek
laik sehat. Di Kabupaten
Trenggalek pembinaan dan
inspeksi hotel dan restoran dilaksanakan oleh Dinas
Kesehatan dan Puskesmas.
Khususnya petugas sanitarian
puskesmas setempat yang akan
melaksanakan pembinaan dan
inspeksi hotel. Pada tahun 2015 dilaksanakan penyuluhan
pada PHRI cabang Trenggalek
tentang sertifikasi hotel laik
sehat dan ditargetkan semua
hotel di Kabupaten Trenggalek harus memiliki sertifikat laik
sehat.
a. Seluruhnya 100
b. Sebagian 50
c. Tidak ada 0
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 6. Kawasan Pariwisata Sehat
2
NO TATANAN SCORE NILAI NARASI
4 Seluruh restoran/ rumah
makan laik sehat
50
Sebagian besar restoran/
rumah makan di Trenggalek
laik sehat. Di Kabupaten
Trenggalek pembinaan dan inspeksi hotel dan restoran
dilaksanakan oleh Dinas
Kesehatan dan Puskesmas.
Khususnya petugas sanitarian
puskesmas setempat yang akan melaksanakan pembinaan dan
inspeksi sanitasi tempat
pengelolaan makanan.
a. Seluruhnya 100
b. Sebagian 50
c. Tidak ada 0
5 Meningkatnya jumlah
wisatawan pertahun
100
Jumlah kunjungan wisata pada
tahun 2011 mencapai 389.931
orang, tahun 2012 meningkat
menjadi 449.803 orang, tahun 2013 meningkat menjadi
482.161 orang, tahun 2014
meningkat menjadi 535.499
orang, sedangkan pada tahun
2015 kembali meningkat
menjadi 584.414 orang.
a. Ya 100
b. Tetap 50
c. Tidak 0
6 Wisatawan telah diasuransikan
(bukti SK)
100
Wisatawan di Kabupaten
Trenggalek telah diasuransikan, dibuktikan dengan Naskah
Perjanjian Kerjasama antara
Dinas Pariwisata, Pemuda dan
Olahraga Kabupaten Trenggalek
dengan PT Jasa Raharja Putera Nomor :
188.45/208/406.080/2014 /
Nomor : P/R/144/XI/2014
Tentang Asuransi Kecelakaan
Diri untuk Kawasan Wisata Goa
Lowo, Pantai Simbaronce, Pantai Karanggongso, Pantai
Prigi, Pantai Damas, Pantai
Cengkrong, Pantai Pelang,
Pantai Konang dan Kolam
Renang Tirta Jwalita. Sedangkan untuk ekowisata
mangrove di Cengkrong yang
dikelola Perhutani, bekerjasama
dengan Asuransi PT Bumi
Putera Kediri sebagai asuransi
kecelakaan.
a. SK Bupati/Walikota 100
b. SK dalam proses 50
c. Tidak ada 0
7 Terjadi keracunan makanan
pada wisatawan 1 tahun terakhir
100
Tidak ada kejadian keracunan
makanan dalam 2 (dua) tahun terakhir.
a. Tidak ada dalam 2 tahun terakhir
100
b. Ada dalam 1 tahun terakhir 50
c. Ada dalam 2 tahun
terakhir
0
8 Menurunnya kasus kecelakaan
di obyek wisata
100
Tidak ada kasus kecelakaan
yang terjadi pada wisatawan
dalam 2 (dua) tahun terakhir. a. Menurun 100
b. Sama dengan tahun
sebelumnya
50
c. Meningkat 0
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 6. Kawasan Pariwisata Sehat
3
NO TATANAN SCORE NILAI NARASI
9 Transportasi tersedia ke daerah
wisata
100
Transportasi tersedia ke daerah
wisata. Transportasi umum ke
daerah wisata tersedia berupa mini bus (colt) dengan jumlah
yang cukup yang beroperasi
mulai pukul 05.00 – 17.00
a. Tersedia, jumlah cukup 100
b. Tersedia, jumlah tidak cukup 50
c. Sulit/ tdk tersedia 0
10 Adanya tanggap darurat / balai
keselamatan di daerah wisata (bukti SOP)
100
Adanya SOP tanggap darurat/
balai keselamatan di daerah wisata Kecamatan Watulimo.
a. Ada, dan berfungsi 100
b. Ada, tidak berfungsi 50
c. Tidak ada 0
11 Tersedia fasilitas umum di
setiap objek wisata (toilet, jamban, air bersih, TPS,
klinik/P3K, telekomunikasi,
cindera mata, dll)
100
Tersedia dengan jumlah yang
cukup, fasilitas umum disetiap obyek wisata (toilet, jamban,
air bersih, TPS, klinik/P3K,
telekomunikasi, cindera mata,
dll). Fasilitas umum tersebut
mudah dijangkau dan
ditemukan oleh wisatawan yang berkunjung, sehingga
wisatawan merasa nyaman di
lokasi wisata.
a. Tersedia , lengkap dengan
jumlah cukup
100
b. Tersedia tidak lengkap dan
jumlah tidak cukup
50
c. Tidak tersedia 0
12 Adanya polisi pariwisata
100
Polisi pariwisata ada di lokasi
wisata Pantai Prigi dan Karanggongso (Kecamatan
Watulimo). Polres Trenggalek
perlu memperketat
pengamanan di sejumlah objek
wisata di Kabupaten Trenggalek, untuk mencegah
dan meminimalisasi kasus
kriminalitas. Kehadiran polisi di
sejumlah objek wisata
Trenggalek, diharapkan mampu
menciptakan kondisi aman dan nyaman bagi para wisatawan.
Disamping melaksanakan
pengamanan guna
meminimalisir segala bentuk
gangguan Kamtibmas (keamanan dan ketertiban
masyarakat), polisi pariwisata
juga rutin melakukan patroli di
lokasi wisata yang banyak
pengunjungnya.
a. Ada, dan berfungsi 100
b. Ada, tidak berfungsi 50
c. Tidak ada 0
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 6. Kawasan Pariwisata Sehat
4
NO TATANAN SCORE NILAI NARASI
13 Adanya kelompok sadar wisata
dilokasi objek wisata
100
Ada beberapa POKDARWIS
(Kelompok Sadar Wisata) yang
beberapa diantaranya menjadi
binaan Pemerintah Daerah, seperti : 1) POKDARWIS Selo
Agung Gua Lowo, Desa
Watuagung Kec. Watulimo, 2)
POKDARWIS "Pring Ombo" Desa
Ngulungkulon, Kec. Munjungan dan 3) POKDARWIS "Pantai
Blado" Desa Masaran Kec.
Munjungan. Selain
POKDARWIS, kegiatan
pariwisata yang juga
melibatkan masyarakat adalah POKMASWAS (Kelompok
Masyarakat Pengawas) seperti :
1) POKMASWAS Kelompok
Kejung Samudera (Ekowisata
Mangrove) dan 2) POKMASWAS Taman Kili-Kili (Konservasi
Penyu). Kegiatan pariwisata di
Kabupaten Trenggalek juga
didukung oleh Asosiasi Desa
Wisata Indonesia (ASIDEWI)
untuk mengembangkan Desa Wisata di Kabupaten Trenggalek
seperti : 1) Desa Wisata
Sawahan (Watulimo), 2) Desa
Wisata Watuagung (Watulimo)
dan 3) Desa Wisata Dompyong (Bendungan).
a. Ada SK dan kegiatan 100
b. Kegiatan tanpa SK (dalam
proses)
50
c. Tidak ada 0
TOTAL NILAI 1.200
NILAI MAKSIMUM 1.300
NILAI AKHIR 92,31%
Skor Penilaian Minimal :
Padapa 65%
Wiwerda 75%
Wistara 80%
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 6. Kawasan Pariwisata Sehat
5
Catatan/Komentar Tim Penilai :
Usulan Wistara; total nilai verifikasi lapangan = 34.200 Nilai minimal untuk Wistara (33.2 Dengan demikian kota x dapat diusulkan untuk memperoleh Swastisaba dengan ka ……………………………… 2017
TIM VERIFIKASI :
NO Nama
Instansi Tandatangan
1.
…………………………….. ……………………. ……………………
2.
……………………………… ……………………. ……………………
3.
…………………………….. ……………………. ……………………
4.
…………………………….. ……………………. ……………………
5.
……………………………… ……………………. ……………………
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 6. Kawasan Pariwisata Sehat
6
PEMBAHASAN INDIKATOR KHUSUS
TATANAN KAWASAN PARIWISATA SEHAT
Kegiatan pembangunan kepariwisataan, sebagaimana halnya pembangunan
di sektor lainnya, pada hakekatnya melibatkan peran dari seluruh pemangku
kepentingan yang ada dan terkait. Pemangku kepentingan yang dimaksud meliputi
3 (tiga) pihak yaitu: Pemerintah, Swasta dan Masyarakat, dengan segenap peran dan
fungsinya masing- masing.
Masing-masing pemangku kepentingan tersebut tidak dapat berdiri sendiri,
namun harus saling bersinergi dan melangkah bersama-sama untuk mencapai dan
mewujudkan tujuan dan sasaran pembangunan yang disepakati. Gambar dibawah
ini menunjukkan keterkaitan dan sinergi antar pemangku kepentingan dan dalam
kegiatan pembangunan kepariwisataan.
Gambar. Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan Pariwisata
Penjabaran peran dan fungsi masing-masing pemangku kepentingan
tersebut secara lebih jelas adalah sebagai berikut:
1) Pemerintah sesuai dengan tugas dan kewenangannya menjalankan peran
dan fungsinya sebagai fasilitator dam pembuat peraturan (regulator) dalam
kegiatan pembangunan kepariwisataan.
2) Kalangan Swasta (pelaku usaha/ industri pariwisata) dengan sumber daya,
modal dan jejaring yang dimilikinya menjalankan peran dan fungsinya
sebagai pengembang dan atau pelaksana pembangunan kegiatan
kepariwisataan;
3) Masyarakat dengan sumber daya yang dimiliki, baik berupa adat, tradisi
dan budaya serta kapasitasnya, berperan sebagai tuan rumah (host), namun
juga sekaligus memiliki kesempatan sebagai pelaku pengembangan
kepariwisataan sesuai kemampuan yang dimilikinya.
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 6. Kawasan Pariwisata Sehat
7
Uraian tersebut menunjukkan bahwa masyarakat memiliki kedudukan dan
peran penting dalam mendukung keberhasilan pembangunan. Oleh karena itu
dalam kerangka kegiatan pembangunan kepariwisataan dan untuk mendukung
keberhasilan pembangunan kepariwisataan, maka setiap upaya atau program
pembangunan yang dilaksanakan harus memperhatikan posisi, potensi dan peran
masyarakat sebagai subjek atau pelaku pengembangan.
Dalam kaitan inilah, program pemberdayaan masyarakat melalui
kepariwisataan merupakan langkah penting yang perlu dilaksanakan secara terarah
dan berkesinambungan untuk menyiapkan masyarakat agar semakin memiliki
kapasitas dan kemandirian, serta berperan aktif dalam mendukung keberhasilan
pembangunan kepariwisataan di tingkat lokal, regional dan nasional.
1. Tersedianya informasi obyek wisata di tempat umum (hotel,
bandara/pelabuhan, dll)
Pengembangan pariwisata di suatu daerah meliputi berbagai aspek
kehidupan yaitu meliputi; kehidupan sosial, ekonomi, maupun budaya masyarakat,
serta didukung oleh potensi alam dimana pariwisata tersebut dikembangkan.
Dilihat dari beberapa potensi pariwisata atau aspek pendukung pariwisata sesuai
data yang diperoleh di lapangan menunjukan bahwa daerah tersebut sangat layak
untuk dikembangkan. Potensi-potensi tersebut mencakup aspek Accessibility
(aksesibilitas), Amenity (fasilitas), Attraction (atraksi), dan Ancillary
(kelembagaan), maupun aspek lainnya seperti aspek ekonomi. Informasi obyek
wisata di Kabupaten Trenggalek dapat ditemukan di tempat-tempat umum seperti
hotel, perkantoran, pasar, pelabuhan. Tourist Information Center merupakan
salah satu sarana promosi wisata dan juga pusat informasi penunjang wisata.
Berkaitan dengan hal tersebut, Tourist Information Center beberapa ditemukan di
daerah sekitar tempat wisata khususnya lokasi wisata yang dikelola Pemerintah
Daerah, akan tetapi belum seluruh tempat wisata terdapat sarana pusat informasi
wisata. Hal ini kiranya juga merupakan salah satu tugas dan tanggung besar dari
stakeholder yang ada dalam menunjang promosi wisata daerah setempat.
Untuk menambah daya tarik wisatawan ke Kabupaten Trenggalek berbagai
upaya telah dilakukan Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga salah satunya
adalah penyebarluasan / promosi mengenai wisata di Kabupaten Trenggalek.
Informasi tentang lokasi obyek wisata di Kabupaten Trenggalek disebarluaskan
seperti pemasangan informasi di tempat – tempat umum (hotel, restoran, terminal
dll) serta lokasi – lokasi strategis lainnya. Selain itu, melalui media elektronik
maupun media sosial lainnya.
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 6. Kawasan Pariwisata Sehat
8
Peta Potensi Pariwisata di Kabupaten Trenggalek
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 6. Kawasan Pariwisata Sehat
9
Informasi Pariwisata di Kabupaten Trenggalek
2. Adanya informasi sarana kesehatan untuk wisatawan di lokasi
Bahwa peranan sektor pariwisata sebagai salah satu sumber pendapatan
asli daerah dan dalam upaya meningkatkan penghasilan masyarakat Indonesia
dewasa ini dan dimasa yang akan datang disadari akan semakin menjadi penting.
Oleh karena itu, setiap upaya yang bertujuan untuk menunjang pertumbuhan dan
perkembangan disektor ini perlu didukung dan digalakan.
Salah satu sektor yang erat kaitannya dan cukup menentukan bagi
pertumbuhan dan perkembangan sektor pariwisata adalah sektor kesehatan. Telah
banyak contoh dan pengalaman baik di luar maupun di dalam negeri tentang
dampak positif terhadap pertumbuhan pariwisata bila pengelolaan sektor kesehatan
dilaksanakan dengan baik. Sebaliknya, dampak negatif terhadap perkembangan
pariwisata akan segera terjadi bila muncul suatu “outbreak” penyakit, atau
pengelolaan pelayanan kesehatan dan sanitasi lingkungan tidak dilakukan dengan
memadai.
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 6. Kawasan Pariwisata Sehat
10
Kesehatan wisata dimulai sejak berangkat dari rumah untuk melakukan
wisata, selama perjalanan, sampai di tempat tujuan, dan kembali dengan aman dan
nyaman ke tempat asalnya, sehingga wisatawan tersebut tidak jera untuk kembali
mengunjungi daerah wisata yang telah dikunjunginya. Dalam siklus perjalanan
wisata itu, kesehatan wisata termasuk upaya pencegahan, tindakan pengobatan jika
diperlukan dan kesiapan repratiasi ke tempat yang memadai.
Upaya pencegahan dimulai sebelum melakukan perjalanan. Wisatawan
diberi informasi dan petunjuk oleh biro wisata/klinik wisata melalui brosur yang
disediakan di biro perjalanan mengenai kesehatan dalam perjalanan dan di daerah
tujuan. Misalnya pemberian vaksinasi seperlunya, dan memakan pil untuk
pencegahan malaria, jika di tujuan masih ada malaria. Untuk mempertahankan
keadaan yang baik serta meningkatkan kesehatan lingkungan, diperlukan
kerjasama instansi yang terkait dalam pariwisata, baik Pemerintah maupun pihak
swasta dalam bidang perhotelan serta jasa makanan, dll. Upaya pengobatan dimulai
dalam perjalanan dan di daerah tujuan diusahakan memadai, sesuai dengan
standar yang diperlukan, dan mudah serta cepat didapat. Jika wisatawan jatuh
sakit atau mendapat kecelakaan di suatu tempat dimana pengobatan kurang
memadai, disediakan sarana untuk melakukan repratiasi secepat mungkin ke
rumah sakit terdekat atau tempat rujukan lainnya. Informasi Sarana Kesehatan di
Kabupaten Trenggalek selain Puskesmas dapat ditemukan di pusat informasi
pariwisata dan wifi corner di lokasi wisata.
Wifi Corner Prigi sebagai salah satu tempat Informasi Sarana Kesehatan untuk wisatawan di lokasi wisata
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 6. Kawasan Pariwisata Sehat
11
PHBS di tempat-tempat wisata adalah upaya untuk memberdayakan
masyarakat pengunjung dan pengelola tempat-tempat wisata agar tahu, mau dan
mampu untuk mempraktikkan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan
tempat-tempat wisata yang sehat. Adapun yang dimaksud dengan tempat-tempat
wisata adalah sarana yang diselenggarakan oleh pemerintah/swasta atau
perorangan yang digunakan oleh masyarakat sebagai sarana pariwisata, rekreasi
dan sarana sosial lainnya. PHBS di tempat wisata memiliki banyak manfaat, yaitu
bagi masyarakat pengunjung, tempat wisata, dan pemerintah kabupaten/kota.
Strategi promosi kesehatan di tempat wisata ini sangat diperlukan,
mengingat banyaknya penyakit yang bisa ditularkan di tempat wisata. Terjadinya
penyakit-penyakit tersebut disebabkan lingkungan yang buruk dan perilaku yang
tidak sehat. Oleh karena itu diperlukan langkah – langkah pembinaan PHBS yang
meliputi tahap : Analisis sistem, Pembentukan kelompok kerja penyusunan
kebijakan PHBS di tempat wisata, Pembuatan kebijakan PHBS di tempat wisata,
Penyiapan infrastruktur, Sosialisasi penerapan PHBS di tempat wisata, Penerapan
PHBS di tempat wisata, Pengawasan dan Penerapan Sanksi, Pemantauan dan
Evaluasi.
Sesuai International Travel and Health 2001 yang diterbitkan oleh
Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO), gangguan kesehatan utama yang dapat
terjadi karena perjalanan wisata adalah :
1. Gangguan kesehatan karena lingkungan – Travel sickness – Bathing / diving – Altitude – Heat and humidity – Sun – Insect – Other Animals – Accidents
2. Gangguan kesehatan karena makanan dan minuman – Diare – Viral Hepatitis type A and E
3. Sexually Transmitted Diseases (STD) – HIV – Hepatitis B
4. Malaria 5. Dengue and DHF 6. Tuberculosis 7. Vaccinations 8. Special Situations
– Extended Travel – Pregnancy – Children – Chronoc Diseases
– The disabled
Lain – lain : 1 Transfusi Darah 2 Medical Kit untuk turis / travelers 3 Pemeriksaan setelah perjalanan wisata
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 6. Kawasan Pariwisata Sehat
12
Kecamatan Watulimo sebagai daerah kawasan wisata dimana ada beberapa
objek wisata diantaranya adalah Goa Lowo, Pantai Prigi, Pantai Karanggongso,
Pantai Damas, Pantai Cengkrong dan Ekowisata Hutan Mangrove. Untuk pelayanan
kesehatan yang maksimal khususnya kepada pengunjung wisata, maka
dicanangkan Puskesmas Watulimo sebagai Rintisan Puskesmas Wisata. Diharapkan
dengan ditetapkannya Puskesmas Watulimo sebagai Puskesmas Wisata akan
meningkatkan pelayanan dan informasi sarana kesehatan kepada pengunjung
wisata di Watulimo.
Puskesmas Watulimo sebagai Rintisan Puskesmas Wisata
9. Seluruh hotel laik sehat
Sertifikat laik sehat merupakan standarisasi dalam industri pariwisata
khususnya perhotelan yang bergerak dalam bidang jasa. Kepuasan kepada tamu
baik dari fasilitas adalah keutamaan demi memenuhi kebutuhan setiap
konsumennya. Hal ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan kepariwisataan
di mana Hotel dituntut dapat memberikan pelayanan yang terbaik dan mampu
menciptakan suasana yang dibutuhkan.
Seluruh hotel di Kabupaten Trenggalek, dari hasil inspeksi Tim dari Dinas
Kesehatan telah memenuhi syarat sebagai hotel laik sehat. Forum Trenggalek Sehat
merekomendasikan penyusunan
Peraturan Bupati Tentang Sertifikasi
Hotel Laik Sehat, sebagai instrumen
utama dalam penentuan hotel laik
sehat di Kabupaten Trenggalek.
Adapun jumlah hotel di Kabupaten
Trenggalek sebanyak 11 hotel,
diantaranya adalah Hotel Hayam
Wuruk, Hotel Bukit Jaas, Hotel
Gotong Royong, Hotel Prigi, Pondok
Prigi Cottage dan Hotel Ratu
Panggul.
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 6. Kawasan Pariwisata Sehat
13
Dokumentasi Hotel di Kabupaten Trenggalek
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 6. Kawasan Pariwisata Sehat
14
10. Seluruh restoran/rumah makan laik sehat
Hygiene sanitasi makanan adalah upaya untuk mengendalikan faktor
makanan, orang, tempat dan perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat
menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan. Usaha peningkatan hygiene dan
sanitasi ini penting dilaksanakan untuk menjamin bahwa tidak terjadi masalah
kesehatan masyarakat terkait usaha rumah makan dan restoran ini.
Pengawasan sanitasi restoran/rumah makan dilaksanakan berkala dengan
menerbitkan grading restoran dan rumah makan. Grading adalah semua kegiatan
yang berkaitan dengan pengkelasan/penggolongan restoran/rumah makan menurut
segi hygiene sanitasinya dan diberikan tanda plakad sebagai tanda bukti telah
memenuhi standar persyaratan yang telah ditentukan.
Restoran/rumah makan yang memenuhi standar persyaratan selain
mempunyai dampak bagi kesehatan juga mempunyai dampak ekonomi baik bagi
pengusaha sendiri maupun pemerintah. Restoran/rumah makan harus memenuhi
persyaratan hygiene sanitasi yang merupakan ketentuan-ketentuan teknis yang
ditetapkan terhadap produk restoran/rumah makan, personal dan perlengkapannya
yang meliputi persyaratan bakteriologis, kimia dan fisika. Restoran/rumah makan
memegang peran yang sangat penting sebagai penyebab terjadinya penyakit akibat
makanan (food borne diseases).
Tujuan utama pengawasan hygiene sanitasi rumah makan dan restoran ini
untuk melindungi konsumen dari makanan dan minuman yang tidak memenuhi
persyaratan hygiene sanitasi, terutama dari aspek kesehatan. Agar tujuan tersebut
optimal dapat dicapai, penting dipenuhi standar persyaratan hygiene sanitasi
rumah makan dan restoran.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1098/MENKES/SK/VII/2003 Tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Rumah Makan
dan Restoran, yang dimaksud Rumah Makan adalah setiap tempat usaha komersial
yang ruang lingkup kegiatannya menyediakan makanan dan minuman untuk
umum di tempat usahanya. Sedangkan kan Restoran adalah salah satu jenis usaha
jasa pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunan yang permanen di
lengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan,
penyimpanan, penyajian dan penjualan makanan dan minuman bagi umum di
tempat usahanya;
Selanjutnya pada pasal 2 disebutkan sebagai berikut :
1. Setiap rumah makan dan restoran harus memiliki izin usaha dari Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Untuk memiliki izin usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) rumah makan
dan restoran harus memiliki sertifikat laik hygiene sanitasi rumah makan dan
restoran yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 6. Kawasan Pariwisata Sehat
15
3. Sertifikat laik hygiene sanitasi rumah makan dan restoran sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
setelah memenuhi persyaratan sebagaimana tercantum dalam Lampiran I.
Sertifikat laik sehat rumah makan/restoran adalah surat tanda bukti yang
dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, kepada rumah makan/restoran
yang telah memenuhi persyaratan kesehatan yang berkaitan dengan : 1) lokasi dan
bangunan; 2) fasilitas sanitasi; 3) dapur dan gudang penyimpanan; 4) pengelolaan
bahan makanan dan makanan jadi; 6) peralatan dan tenaga baik secara fisik
maupun bakteriologis; dan 7) pengawasan serangga tikus dan hewan piaraan.
Tata Cara Memperoleh Sertifikat Laik Hygiene Sanitasi Rumah Makan Dan
Restoran sesuai lampiran 1 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1098/MENKES/SK/VII/2003 Tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Rumah
Makan dan Restoran, antara lain :
1. Permohonan Sertifikat
a) Untuk memperoleh sertifikat laik hygiene sanitasi rumah makan dan restoran,
pengusaha mengajukan permohonan kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota setempat.
b) Surat permohonan seperti dimaksud butir 1.a. di atas disertai lampiran
sebagai berikut :
1) Fotocopy KTP pemohon yang masih berlaku.
2) Peta situasi dan gambar denah bangunan.
3) Surat penunjukan penanggung jawab Rumah makan dan Restoran
4) Fotocopy sertifikat Kursus Hygiene Sanitasi Makanan bagi pengusaha.
5) Fotocopy sertifikat kursus hygiene sanitasi makanan bagi penjamah
makanan minimal 1 orang penjamah makanan.
6) Rekomendasi dari Asosiasi Rumah makan dan Restoran
2. Rekomendasi dari Asosiasi rumah makan dan restoran, yang menyatakan bahwa :
a) Rumah makan dan restoran tersebut adalah Anggotanya.
b) Rumah makan dan restoran tersebut telah memenuhi persyaratan hygiene
sanitasi rumah makan dan restoran berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan oleh Asosiasi.
3. Pemeriksaan hygiene sanitasi rumah makan dan restoran
a) Ketua Asosiasi rumah makan dan restoran menetapkan tim pemeriksa uji
kelaikan rumah makan dan restoran dengan surat keputusan.
b) Tim pemeriksa ini terdiri dari sanitarian dan ahli lain yang terkait dalam
jumlah ganjil, minimal 3 orang dan maksimal 5 orang yang bertugas
melakukan pemeriksaan lapangan dan menilai kelaikan rumah makan dan
restoran.
c) Ketua Tim adalah Sanitarian.
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 6. Kawasan Pariwisata Sehat
16
d) Tim melakukan kunjungan dan Pemeriksaan hygiene sanitasi yang dilakukan
meliputi pemeriksaan lokasi dan bangunan, fasilitas sanitasi, dapur, ruang
makan, gudang penyimpanan, pengelolaan bahan makanan dan makanan jadi,
peraturan dan tenaga baik secara fisik, kimia maupun bakteriologis serta
pengawasan lalat, kecoa, tikus dan hewan peliharaan.
e) Tim dalam melakukan pemeriksaan menggunakan formulir RM.2
f) Tim pemeriksa melaksanakan tugasnya dengan penuh dedikasi dan moral dan
melaporkan hasilnya kepada Ketua Asosiasi rumah makan dan restoran yang
menugaskan.
g) Laporan tim dibuat dalam berita acara kelaikan fisik dan berita acara
pemeriksaan contoh/specimen.
4. Penilaian
a) Untuk tiap variabel yang tercantum dalam formulir RM.2 diberikan nilai sesuai
dengan keadaan kualitas variabel. Skore pemeriksaan diperoleh dengan cara
mengalikan bobot dengan nilai.
b) Batas laik hygiene sanitasi rumah makan dan restoran adalah bila jumlah
skore seluruh variabel/>/700.
5. Pemberian Sertifikat Laik Hygiene Sanitasi Jasaboga :
Setelah menerima dan menilai kelengkapan surat permohonan Sertifikat Laik
Hygiene Sanitasi Rumah Makan dan Restoran dari Pengusaha beserta dengan
lampirannya, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan pemeriksaan
lapangan dan apabila telah memenuhi persyaratan kemudian dikeluarkan
Sertifikat Laik Hygiene Sanitasi Rumah Makan dan Restoran.
6. Izin Usaha Rumah makan dan Restoran
Izin Usaha Rumah makan dan Restoran dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah
sesuai peraturan perundangan yang berlaku dilengkapi dengan Sertifikat Laik
Hygiene Sanitasi dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
7. Masa Berlaku sertifikat
a) Sertifikat Laik Hygiene Sanitasi Rumah makan dan Restoran sementara
berlaku selama 6 (enam) bulan dan dapat diperpanjang sebanyak-banyaknya 2
(dua) kali.
b) Sertifikat Laik Hygiene Sanitasi Rumah makan dan Restoran tetap berlaku
selama 3 (tiga) tahun dan dapat diperbaharui atau menjadi batal bilamana
terjadi pergantian pemilik, pindah lokasi / alamat, tutup dan atau
menyebabkan terjadinya keracunan makanan/wabah dan Rumah makan dan
Restoran menjadi tidak laik hygiene sanitasi.
c) Sertifikat Laik Hygiene Sanitasi harus dipasang di dinding yang mudah dilihat
oleh petugas dan masyarakat konsumen.
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 6. Kawasan Pariwisata Sehat
17
Restoran Laik Sehat di Kabupaten Trenggalek
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 6. Kawasan Pariwisata Sehat
18
4. Meningkatnya jumlah wisatawan pertahun
Objek wisata di kabupaten Trenggalek dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu
objek wisata alam, objek wisata budaya dan objek wisata minat khusus. Hingga
akhir 2015 jumlah obyek wisata yang telah dikelola dan potensi objek wisata yang
layak jual di Kabupaten Trenggalek sebanyak 21 obyek wisata alam yang terdiri dari
obyek wisata pantai, goa, pemandian, agrowisata, air terjun, dan telaga. Selain
obyek wisata alam, di Kabupaten Trenggalek juga ada obyek wisata budaya dan
minat khusus. Jenis objek wisata di Kabupaten Trenggalek dapat dilihat pada
Tabel dibawah ini :
Tabel. Objek Wisata Alam di Kabupaten Trenggalek
No. Obyek Wisata Jenis Wisata Lokasi Kecamatan
1 Pantai Prigi Wisata Alam Watulimo
2 Pantai Karangongso Wisata Alam Watulimo
3 Pantai Damas Wisata Alam Watulimo
4 Pantai Cengkrong Wisata Alam Watulimo
5 Pantai Pelang Wisata Alam Panggul
6 Pantai Konang Wisata Alam Panggul
7 Pantai Blado Wisata Alam Munjungan
8 Pantai Ngampiran Wisata Alam Munjungan
9 Gua Lowo Wisata Alam Watulimo
10 Gua Suruban Wisata Alam Watulimo
11 Gua Ngerit Wisata Alam Kampak
12 Gua Gajah Wisata Alam Bendungan
13 Gua Kalimati Wisata Alam Dongko
14 Gua Pringapus Wisata Alam Dongko
15 Pemandian Tapan Wisata Alam Karangan
16 Wonowisata Wisata Alam Trenggalek
17 Agrowisata Dilem Wisata Alam Bendungan
18 Air Terjun Kalianak Wisata Alam Tugu
19 Air Terjun Jero Guih Wisata Alam Karangan
20 Telaga Beji Maron Wisata Alam Gandusari
21 Taman Kili-Kili Wisata Alam Panggul
Sumber : Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kab. Trenggalek, 2016
Tabel. Obyek Wisata Budaya
No. Obyek Wisata Jenis Wisata Lokasi Kecamatan
1 Upacara Larung Sembonyo Wisata Budaya Watulimo
2 Upacara Longkangan Wisata Budaya Munjungan
3 Prasasti Kamulan Wisata Budaya Durenan
4 Tradisi Tiban Wisata Budaya Trenggalek
5 Jaranan Turonggo Yakso Wisata Budaya Dongko
6 Tradisi Baritan Wisata Budaya Dongko
7 Tradisi Religi Kupatan Wisata Budaya Durenan dan Trenggalek
8 Bersih Dam Bagong Wisata Budaya Trenggalek
9 Bersih Belik Sumbergedong Wisata Budaya Durenan dan Trenggalek
10 Tradisi Ngitung Batih Wisata Budaya Dongko
Sumber : Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kab. Trenggalek, 2016
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 6. Kawasan Pariwisata Sehat
19
Tabel. Objek Wisata Minat Khusus
No. Obyek Wisata Jenis Wisata Lokasi Kecamatan
1 Panjat Tebing Gunung Linggo Minat Khusus Karangan
2 Panjat Tebing Gunung Sepikul Minat Khusus Watulimo
Sumber : Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kab. Trenggalek, 206
Jumlah kunjungan wisata di kabupaten Trenggalek di tahun 2015 mengalami
peningkatan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya dimana jumlahnya mencapai
584.414 orang, naik dibandingkan tahun 2014 yang hanya mencapai 535.499
orang. Intensifikasi dan ekstensifikasi obyek wisata tentunya harus terus dilakukan
untuk menjaga eksistensi Kabupaten Trenggalek sebagai daerah wisata dan
tentunya jumlah wisatawan ini berpengaruh terhadap potensi peningkatan PAD
yang dihasilkan.
Grafik. Perkembangan Jumlah Kunjungan Wisata Tahun 2011-2015 (orang)
Sumber : Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kab. Trenggalek, 2016
Obyek wisata di Trenggalek memiliki potensi besar yang bisa dikembangkan
untuk masa kini dan mendatang. Hal ini tercermin dari jumlah kunjungan
wisatawan. Tahun 2015 jumlah kunjungan wisatawan di Kabupaten Trenggalek
sebanyak 584.414 orang dari 5 Obyek Wisata Unggulan, yaitu Pantai Prigi, Pantai
Karanggongso, Pantai Pelang, Goa Lowo dan Kolam Renang Tirta Jwalita. Jumlah
kunjungan wisatawan tertinggi di Pantai Karanggongso sebanyak 358.596 orang.
Jumlah kunjungan wisata masing-masing obyek wisata secara terinci sebagaimana
diuraikan pada Tabel dibawah ini :
389,931
449,803
482,161
535,499
584,414
300,000
400,000
500,000
600,000
2011 2012 2013 2014 2015
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 6. Kawasan Pariwisata Sehat
20
Tabel. Jumlah Pengunjung Obyek Wisata Kab. Trenggalek Tahun 2013-2015
No. Obyek Wisata
Unggulan Lokasi Jumlah Wisatawan (orang)
2013 2014 2015
1 Pantai Prigi Kec. Watulimo 88.347 82.211 90.251
2 Pantai Karanggongso Kec. Watulimo 288.165 341.405 358.596
3 Pantai Pelang Kec. Panggul 19.380 29.187 48.805
4 Goa Lowo Kec. Watulimo 38.267 38.263 43.025
5 Kolam Renang Tirta
Jwalita Kec. Trenggalek 48.002 44.433 43.737
Jumlah 482.161 535.499 584.414
Sumber : Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kab. Trenggalek, 2016
Adapun dari pengelolaan potensi pariwisata tersebut secara tidak langsung
meningkatkan pendapatan daerah dari sektor pariwisata dengan besaran
sebagaimana ditunjukkan Grafik dimana pada tahun 2011 PAD sektor pariwisata
hanya sebesar Rp. 2.220,82 Milyar dan pada tahun 2015 meningkat 166,38%
hingga mencapai Rp. 5.915,72 Milyar.
Kegiatan kepariwisataan di Trenggalek telah menjadi sektor yang cukup
strategis di dalam perekonomian daerah karena memberikan kontribusi yang cukup
besar terhadap pendapatan daerah. Hal ini terlihat dari nilai manfaat yang besar
kepada daerah tujuan wisata, baik secara langsung maupun tidak langsung . Nilai
manfaat yang ditimbulkan dari aktivitas pariwisata mampu memberikan kontribusi
terhadap sistem perekonomian suatu wilayah karena aktivitas pariwisata dapat
berkembang menjadi aktivitas industri yang mampu menggerakkan sektor
ekonomi. Manfaat tersebut bisa berupa penyerapan tenaga kerja di sektor
pariwisata maupun berkembangnya kegiatan ekonomi pendukung pariwisata
seperti hotel, rumah makan, transportasi, jasa penukaran uang asing dan lain-
lain.
Industri pariwisata cukup kompleks karena melibatkan banyak stakeholder di
dalamnya, serta melibatkan pemerintah, swasta dan masyarakat. Namun terkadang
ada beberapa pihak yang belum dapat bersinergi dalam misi pengembangan
pariwisata. Sehingga sumber daya pariwisata yang dimiliki masih belum dapat
dioptimalkan pengembangannya. Ada beberapa tempat-tempat di Kabupaten
Trenggalek yang potensial dan dapat dikembangkan menjadi objek wisata.
Pengembangan objek baru sangat diperlukan guna menambah destinasi alternatif
bagi para wisatawan agar tidak menimbulkan kejenuhan. Objek wisata tidak harus
selalu berupa tempat atau situs. Tapi juga bisa berupa kegiatan atau aktivitas
menarik yang bisa mengangkat nilai-nilai kearifan lokal.
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 6. Kawasan Pariwisata Sehat
21
Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor penting dalam urat nadi
perekoniman di Kabupaten Trenggalek. Karena, pariwisata menjadi salah satu
penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD). Apabila PAD meningkat, secara tidak
langsung kesejahteraan masyarakatnya juga akan membaik. Salah satu faktor
penentunya adalah jumlah kunjungan wisatawan baik dari dalam negeri maupun
mancanegara. Untuk dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan, para
stakeholder pariwisata di Kabupaten Trenggalek harus bersinergi dalam
menjalankan manajemen wisata dan menerapkan strategi pemasaran yang inovatif.
Grafik. Capaian PAD Pariwisata Tahun 2011-2015
Sumber : Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kab. Trenggalek, 2016
Dokumentasi Daerah Wisata Di Kabupaten Trenggalek
2,220.82
2,862.67
4,109.31
5,424.48
5,915.72
0.00
1,000.00
2,000.00
3,000.00
4,000.00
5,000.00
6,000.00
7,000.00
2011 2012 2013 2014 2015
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 6. Kawasan Pariwisata Sehat
22
5. Wisatawan telah diasuransikan (bukti SK)
Wisatawan di Kabupaten Trenggalek telah diasuransikan, dibuktikan
dengan Naskah Perjanjian Kerjasama antara Dinas Pariwisata, Pemuda dan
Olahraga Kabupaten Trenggalek dengan PT Jasa Raharja Putera Nomor :
188.45/208/406.080/2014 / Nomor : P/R/144/XI/2014 Tentang Asuransi
Kecelakaan Diri untuk Kawasan Wisata Goa Lowo, Pantai Simbaronce, Pantai
Karanggongso, Pantai Prigi, Pantai Damas, Pantai Cengkrong, Pantai Pelang, Pantai
Konang dan Kolam Renang Tirta Jwalita. Sedangkan untuk ekowisata mangrove di
Cengkrong yang dikelola Perhutani, bekerjasama dengan Asuransi PT Bumi Putera
Kediri sebagai asuransi kecelakaan.
Grafik. Asuransi Kesehatan
6. Terjadi keracunan makanan pada wisatawan 1 tahun terakhir
Tidak ada kasus keracunan makanan yang terjadi pada wisatawan dalam
kurun beberapa tahun terakhir. Pembinaan kepada pengusaha hotel dan restauran
dilaksanakan oleh Dinas Pariwisata Pemuda dan Olah Raga bersama dengan Dinas
Kesehatan Kabupaten Trenggalek.
7. Menurunnya kasus kecelakaan di obyek wisata
Tidak ada kasus kecelakaan yang terjadi pada wisatawan dalam 2 (dua) tahun terakhir. Untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan di lokasi wisata polisi pariwisata selalu beroperasi keliling lokasi, terutama pada saat musim liburan dimana kepadatan pengunjung meningkat.
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 6. Kawasan Pariwisata Sehat
23
8. Transportasi tersedia ke daerah wisata
Pemerintah perlu menata sistem transportasi yang terintegrasi sebagai salah
satu tulang punggung untuk mendorong pertumbuhan industri pariwisata di
Kabupaten Trenggalek.
Jika pemerintah ingin menambah jumlah wisatawan, maka harus ada
perbaikan akses transportasi, yakni transportasi umum dan fasilitas kendaraan
tidak bermotor seperti jalur sepeda dan pejalan kaki, bukan sekedar membangun
prasarana jalan semata.
Transportasi tersedia ke daerah wisata. Transportasi umum ke daerah
wisata tersedia berupa mini bus (colt) dengan jumlah yang cukup yang beroperasi
mulai pukul 05.00 – 17.00 WIB.
Sarana Transportasi Yang Menunjang Pariwisata
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 6. Kawasan Pariwisata Sehat
24
9. Adanya tanggap darurat/balai keselamatan di daerah wisata (bukti SOP)
Adanya SOP tanggap darurat/ balai keselamatan di daerah wisata
Kecamatan Watulimo.
Pos Jaga Keselamatan di daerah wisata Pantai Pasir Putih Karanggongso
10. Tersedia fasilitas umum di setiap objek wisata (toilet, jamban, air bersih,
TPS, klinik/P3K, telekomunikasi, cindera mata, dll)
Tersedia dengan jumlah yang cukup, fasilitas umum disetiap obyek
wisata (toilet, jamban, air bersih, TPS, klinik/P3K, telekomunikasi, cindera
mata, dll). Fasilitas umum tersebut mudah dijangkau dan ditemukan oleh
wisatawan yang berkunjung, sehingga wisatawan merasa nyaman di lokasi
wisata.
Fasilitas Umum di kawasan objek wisata
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 6. Kawasan Pariwisata Sehat
25
11. Adanya polisi pariwisata
Dalam kenyataan yang sering terjadi di setiap perjalanan wisata dipastikan
ada permasalahan yang dapat merusak citra pariwisata dan banyak sekali rasa
ketidak nyamanan wisatawan selama dalam perjalanan maupun di obyek wisata.
Ini juga tidak terlepas peran Polisi khususnya Polisi Pariwisata yang
mempunyai peran yang sangat penting dalam segi pengamanan wisatawan dalam
memberikan pelayanan dan kenyamanan baik dalam perjalanan wisata maupun di
obyek wisatanya.
Dalam mengatasi hal tersebut Polres Kabupaten Trenggalek khususnya
Polisi Pariwisata Telah melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam
bersama menciptakan situasi yang aman, nyaman dan kondusif, maka peran polisi
pariwisata dalam memberikan keamanan dan kenyamanan wisata sangatlah
diharapkan di dunia pariwisata. Berdasarkan permasalahan di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa dengan peranan polri pada umumnya dan polisi pariwisata
pada khususnya dapat memberikan pelayanan dan kenyamanan wisatawan yang
berwisata, sehingga dapat memberikan peran yang sangat besar kepada pemerintah
dalam membantu memberikan citra pariwisata yang baik. Dalam upaya
meningkatkan pelayanan, kenyamanan wisatawan Polisi Pariwisata telah berusaha
memaksimalkan semua kegiatan-kegiatan yang dapat dirasakan oleh wisatawan.
Dalam hal ini Polres Kabupaten Trenggalek telah melakukan pembenahan
pembenahan dalam upaya menciptakan keamanan dan ketertiban khususnya di
kawasan wisata. Upaya-upaya Polres Trenggalek dalam membantu Pemerintah
Kabupaten Trenggalek, untuk mewujudkan keamanan dan ketertiban yang kondusif
telah dilakukan inovasi serta terobosan-terobosan baru untuk membantu
pemerintah dalam menghadapi wisatawan baik wistawan mancanegara atau local,
yakni dengan dibentuknya satuan kerja unit khusus Polisi Pariwisata, yang mampu
diharapkan oleh lapisan masyarakat, pengusaha, dan pelaku pariwisata. Yang
nantinya dapat dirasakan dan diharapkan oleh masyarakat, khususnya tamu
pengunjung, wisatawan yang akan datang di Kabupaten Trenggalek.
Polisi Wisata di Kabupaten Trenggalek
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 6. Kawasan Pariwisata Sehat
26
Polisi pariwisata ada di lokasi wisata Pantai Prigi dan Karanggongso
(Kecamatan Watulimo). Polres Trenggalek perlu memperketat pengamanan di
sejumlah objek wisata di Kabupaten Trenggalek, untuk mencegah dan
meminimalisasi kasus kriminalitas. Kehadiran polisi di sejumlah objek
wisata Trenggalek, diharapkan mampu menciptakan kondisi aman dan
nyaman bagi para wisatawan. Disamping melaksanakan pengamanan guna
meminimalisir segala bentuk gangguan Kamtibmas (keamanan dan
ketertiban masyarakat), polisi pariwisata juga rutin melakukan patroli di
lokasi wisata yang banyak pengunjungnya.
12. Adanya kelompok sadar wisata dilokasi objek wisata
Peningkatan peran masyarakat dalam pembangunan kepariwisataan
memerlukan berbagai upaya pemberdayaan (empowerment), agar masyarakat
dapat berperan lebih aktif dan optimal serta sekaligus menerima manfaat positif
dari kegiatan pembangunan yang dilaksanakan untuk peningkatan
kesejahteraannya.
Masyarakat sebagai subyek atau pelaku pembangunan, mengandung arti,
bahwa masyarakat menjadi pelaku penting yang harus terlibat secara aktif dalam
proses perencanaan dan pengembangan kepariwisataan, bersama-sama dengan
pemangku kepentingan terkait lainnya baik dari pemerintah maupun swasta.
Dalam fungsinya sebagai subjek atau pelaku masyarakat memiliki peran dan
tanggung jawab untuk bersama-sama mendorong keberhasilan pengembangan
kepariwisataan di wilayahnya.
Masyarakat sebagai penerima manfaat, mengandung arti, bahwa masyarakat
diharapkan dapat memperoleh nilai manfaat ekonomi yang berarti dari
pengembangan kegiatan kepariwisataan untuk meningkatkan kualitas hidup dan
kesejahteraan sosial masyarakat yang bersangkutan.
Dalam kerangka pembangunan kepariwisataan tersebut, salah satu aspek
mendasar bagi keberhasilan pembangunan kepariwisataan adalah dapat
diciptakannya lingkungan dan suasana kondusif yang mendorong tumbuh dan
berkembangnya kegiatan kepariwisataan di suatu tempat. Iklim atau lingkungan
kondusif tersebut terutama dikaitkan dengan perwujudan Sadar Wisata dan Sapta
Pesona yang dikembangkan secara konsisten di kalangan masyarakat yang tinggal
di sekitar destinasi pariwisata.
Pembangunan kepariwisataan memerlukan dukungan dan keterlibatan
seluruh pemangku kepentingan di bidang pariwisata. Masyarakat adalah salah
satu unsur penting pemangku kepentingan untuk bersama-sama dengan
Pemerintah dan kalangan usaha/ swasta bersinergi melaksanakan dan
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 6. Kawasan Pariwisata Sehat
27
mendukung pembangunan kepariwisataan. Oleh karena itu pembangunan
kepariwisataan harus memperhatikan posisi, potensi dan peran masyarakat baik
sebagai subjek atau pelaku maupun penerima manfaat pengembangan, karena
dukungan masyarakat turut menentukan keberhasilan jangka panjang
pengembangan kepariwisataan.
Dukungan masyarakat dapat diperoleh melalui penanaman kesadaran
masyarakat akan arti penting pengembangan kepariwisataan. Untuk itu
dibutuhkan proses dan pengkondisian untuk mewujudkan masyarakat yang sadar
wisata. Masyarakat yang sadar wisata akan dapat memahami dan
mengaktualisasikan nilai- nilai penting yang terkandung dalam Sapta Pesona.
Kelompok Sadar Wisata, selanjutnya disebut dengan Pokdarwis, adalah
kelembagaan di tingkat masyarakat yang anggotanya terdiri dari para pelaku
kepariwisataan yang memiliki kepedulian dan tanggung jawab serta berperan
sebagai penggerak dalam mendukung terciptanya iklim kondusif bagi tumbuh dan
berkembangnya kepariwisataan serta terwujudnya keunggulan dalam
meningkatkan pembangunan daerah melalui kepariwisataan dan manfaatkannya
bagi kesejahteraan masyarakat sekitar.
Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) merupakan salah satu komponen dalam
masyarakat yang memiliki peran dan kontribusi penting dalam pengembangan
kepariwisataan di daerahnya. Keberadaan Pokdarwis tersebut perlu terus
didukung dan dibina sehingga dapat berperan lebih efektif dalam turut
menggerakkan partisipasi masyarakat untuk mewujudkan lingkungan dan
suasana yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya kegiatan kepariwisataan
di sekitar destinasi pariwisata.
Pokdarwis ini merupakan kelompok swadaya dan swakarsa masyarakat yang
dalam aktivitas sosialnya berupaya untuk :
a. Meningkatkan pemahaman kepariwisataan
b. Meningkatkan peran dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan
kepariwisataan
c. Meningkatkan nilai manfaat kepariwisataan bagi masyarakat/ anggota
Pokdarwis
d. Mensukseskan pembangunan kepariwisataan
Pokdarwis dapat dibentuk melalui 2 (dua) pendekatan, yaitu inisiatif dari
masyarakat lokal dan inisiasi dari instansi terkait di bidang Kepariwisataan.
a. Pendekatan pertama, atau inisiatif masyarakat artinya Pokdarwis terbentuk
atas dasar kesadaran yang tumbuh masyarakat yang bertempat tinggal di
sekitar destinasi pariwisata untuk ikut serta berperan aktif dalam
pengembangan potensi pariwisata setempat.
b. Pendekatan kedua, atau inisiasi dari instansi terkait bidang kepariwisataan di
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 6. Kawasan Pariwisata Sehat
28
daerah (Dinas Pariwisata Provinsi/ Dinas Pariwisata Kab/ Kota) pada lokasi-
lokasi potensial baik dari sisi kesiapan aspek kepariwisataan maupun
kesiapan masyarakatnya.
Dengan pendekatan pertama (inisiatif masyarakat), maka prosedur
pembentukan Pokdarwis dapat digambarkan dalam skema berikut:
1) Kepala Desa/ Lurah menggalang inisiatif masyarakat untuk membentuk
Pokdarwis.
2) Kepala Desa/ Lurah melaporkan hasil pembentukan Pokdarwis oleh
masyarakat kepada Dinas Kabupaten/ Kota setempat yang membidangi
kepariwisataan selaku Pembina untuk mendapatkan persetujuan/
pengesahan.
3) Pengukuhan Pokdarwis dilakukan oleh Bupati atau Kepala Dinas
Kabupaten/Kota yang membidangi kepariwisataan.
4) Pencatatan dan pendaftaran Pokdarwis dilakukan oleh Dinas Kabupaten/
Kota yang membidangi kepariwisataan untuk dilaporkan ke Dinas Provinsi
yang membidangi kepariwisataan dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif.
Hubungan dan koordinasi kepengurusan Pokdarwis dilaksanakan secara
intensif dan diterjemahkan dalam suatu struktur organisasi yang sistematis,
sehingga setiap pihak dapat mengetahui jabaran tugas dan wewenang masing-
masing dengan baik.
Struktur Organisasi Pokdarwis tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar. Struktur Organisasi Pokdarwis
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 6. Kawasan Pariwisata Sehat
29
Lingkup kegiatan Pokdarwis yang dimaksud di sini adalah berbagai kegiatan
yang dapat diprogramkan dan dilaksanakan untuk mewujudkan fungsi dan tujuan
pembentukan organisasi Pokdarwis.
Lingkup kegiatan tersebut meliputi antara lain:
1) Mengembangkan dan melaksanakan kegiatan dalam rangka peningkatan
pengetahuan dan wawasan para anggota Pokdarwis dalam bidang
kepariwisataan.
2) Mengembangkan dan melaksanakan kegiatan dalam rangka peningkatan
kemampuan dan ketrampilan para anggota dalam mengelola bidang usaha
pariwisata dan usaha terkait lainnya.
3) Mengembangkan dan melaksanakan kegiatan untuk mendorong dan
memotivasi masyarakat agar menjadi tuan rumah yang baik dalam
mendukung kegiatan kepariwisataan di daerahnya.
4) Mengembangkan dan melaksanakan kegiatan untuk mendorong dan
memotivasi masyarakat untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan daya
tarik pariwisata setempat melalui upaya-upaya perwujudan Sapta Pesona.
5) Mengumpulkan, mengolah dan memberikan pelayanan informasi
kepariwisataan kepada wisatawan dan masyarakat setempat.
6) Memberikan masukan-masukan kepada aparat pemerintah dalam
mengembangkan kepariwisataan di daerah setempat.
Ada beberapa POKDARWIS (Kelompok Sadar Wisata) yang beberapa
diantaranya menjadi binaan Pemerintah Daerah, seperti : 1) POKDARWIS Selo
Agung Gua Lowo, Desa Wtuagung Kec. Watulimo, 2) POKDARWIS "Pring Ombo"
Desa Ngulungkulon, Kec. Munjungan dan 3) POKDARWIS "Pantai Baldo" Desa
Masaran Kec. Munjungan. Selain POKDARWIS, kegiatan pariwisata yang juga
melibatkan masyarakat adalah POKMASWAS (Kelompok Masyarakat Pengawas)
seperti : 1) POKMASWAS Kelompok Kejung Samudera (Ekowisata Mangrove) dan 2)
POKMASWAS Taman Kili-Kili (Konservasi Penyu). Kegiatan pariwisata di
Kabupaten Trenggalek juga didukung oleh Asosiasi Desa Wisata Indonesia
(ASIDEWI) untuk menbgembangkan Desa Wisata di Kabupaten Trenggalek seperti :
1) Desa Wisata Sawahan (Watulimo), 2) Desa Wisata Watuagung (Watulimo) dan 3)
Desa Wisata Dompyong (Bendungan).
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 6. Kawasan Pariwisata Sehat
30
Kegiatan Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS), Kelompok Masyarakat Pengawas
(POKMASWAS) dan Asosiasi Desa Wisata (ASIDEWI)
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 6. Kawasan Pariwisata Sehat
31
Kecamatan Watulimo yang meliputi : a. Goa Lowo b. Pantai Pasir Putih Karanggongso c. Pantai Prigi d. Pantai Damas e. Pantai Cengkrong f. Pantai Simbaronce g. Ekowisata Mangrove h. Desa Wisata Sawahan i. Desa Wisata Watuagung j. Pokdarwis Selo Agung Guo Lowo Desa Watuagung
k. Kuliner Masakan Laut (Sea Food) Pantai Karanggongso l. Sentra Pemindangan Ikan m. Panjat tebing Gunung Sepikul
Kecamatan Panggul yang meliputi :
a. Pantai Pelang b. Pantai Konang c. Kuliner Masakan Laut (Sea Food) Pantai Konang d. Konservasi Taman Kili-Kili e. Pokmaswas Taman Kili-Kili
Kecamatan Munjungan yang meliputi :
a. Pokdarwis “Pring Ombo” Desa Ngulungkulon b. Pokdarwis “Pantai Blado” Desa Masaran c. Pantai Krokoh d. Pantai Cikal e. Pantai Krajaan f. Pantai Ngampiran g. Pantai Blado
Kecamatan Bendungan yang meliputi :
a. Desa Wisata Dompyong b. Air Terjun Coban Rambat c. Kebun Kopi Dilem Wilis d. Goa Gajah
Kecamatan Gandusari yang meliputi :
a. Bukit Banyon b. Telaga Beji Maron
Kecamatan Durenan yang meliputi :
a. Makam Mbah Mesir, Desa Semarum b. Tradisi Kupatan Durenan
Kecamatan Karangan yang meliputi :
a. Pemandian Tapan b. Kakao Land c. Panjat tebing Gunung Linggo
Kecamatan Dongko yang meliputi :
a. Jurug Waru b. Goa Kali Mati c. Goa Pringapus
LOKASI UNGGULAN
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 6. Kawasan Pariwisata Sehat
32
Kecamatan Suruh yang meliputi : a. Air Terjun Jero Guih Desa Mlinjon
Kecamatan Tugu yang meliputi : a. Bendungan Tugu b. Air Terjun Kali Anak
Kecamatan Pogalan yang meliputi : a. Kuliner Ayam Lodho b. Sentra Oleh-Oleh Trenggalek Desa Kranding
Kecamatan Pule yang meliputi :
a. Air Terjun Songgolangit b. Situs Purbakala Gunung Jompong c. Kebun Buah Naga d. Sentra Janggelan
Kecamatan Trenggalek yang meliputi : a. Alun-Alun Kota b. Hutan Kota c. Taman Basuki d. Makam Menak Sopal e. Kolam Renang Tirta Jwalita f. Kolam Renang Bukit Jaas Permai g. Kolam Renang Utama Sport Center h. Tradisi Kupatan Kelutan i. Trenggalek Green Park
Indikator Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat Di Kabupaten Trenggalek Tatanan 6. Kawasan Pariwisata Sehat
33
PROGRAM KABUPATEN/KOTA SEHAT