imunitas
DESCRIPTION
hipersensitifitasTRANSCRIPT
SISTEM IMUN “HEMATOLOGI”
Kelompok 6
1. Anduwi b.k2. Made agus3. I putu frdhi4. Made sudiarta5. Kohirun6. Agustinus7. Adita viston8. Hari senjani9. Mindo efentus
PENGKAJIAN KEPERAWATAN PADA HEMATOLOGI
Dalam melakukan pengkajian keperawatan klien yang mengalami ganguan sistem hematologi kemungkinan akan mengalami kesulitan karena gambaran klinis / tanda serta gejala yang hamper sama antara ganguan sekunder dan primer . namun bila dilakukan dengan teliti , sistematis serta memahami dengan baik fisologi dari organ system hematologi. Maka kesulitan dapat di hindari. Informasi di kumpulkan dari pasien dan keluarga tentang riwayat penyakit dan kesehatan yang akan menjadi pemeriksaan fisik serta perencanaan keperawatan. Data penting harus digali , baik melalui anemnesia maupun pemeriksaan fisik
Data demogerafi
Usia merupakan data dasar yang penting karena ada beberapa gangguan hematologi yang menyebabakan kelien berusia panjang (6-7 th). Golongan darah sangat penting dikaji untuk memperoleh kecocokan donor darah klien bila dibutukan transfusi darah. Tempat tinggal juga merupakan data yamg peru di kaji untuk mengetahui lingkungan klien, karena beberapa ganguan hematologi yang berkaitan dengan factor lingkungan.
Riwayat ksehatan kluarga
Mengkaji kemungkinan adanya anggota keluarga yang mengalami ganggua seperti yang dialami oleh klien atau gangguan tertentu yang berhubungan langsung dengan hematologi seperti perdarahan dan anemia.
Masalah kesehatan sekarang.
Disebut juga keluhan utama, merupakan factor utama yang mendorong klien untuk mendapatkan perawatan dan pengobatan dipusat pelayanan kesehatan yang meliputi hal-hal berikut ini 1. tanda-tanda infeksi seperti demam dan menggigil -> ditemukan pada klien dengan leukaemia, limfoma, dan multiple mieloma.2. perdarahan epistaksis, perdarahan gusi, petekie, ekimosis da menoragi -> ditemukan pada pasien dengan trombositopenia, leokemia dan ganguan pembekuan.
Hematrisis -> ditemukan pada pasien dengan defisinsi factor pembekuan.3. warna kulit
pucat -> ditemukan pada klien anemiaikterik/jaundice -> ditemukan pada kelien dengan hemolisis.
4. dispenia, nyeri dada dan ortostasis -> ditemukan pada pasien dengan anemia5. pica -> ditemukan pada pasien dengan anemia kekurangan zat besi.6. perut terasa penuh, mudah kenyang -> menunjukan adanya splenomegali.
7. alkoholik,kekurangan gizi, vegetarian -> ditemukan pada pasien dengan anemia megaloblastik.8. neurologik
sakit kepala dan ganguan neurologist -> ditemukan pada klien dengan leukostasis, trombosittopenia, atau trombosis.
9. pruritus -> ditemukan pada klien dengan polisitemia da penyakit Hodgkin
Riwayat kesehatan klien
Perawat mengkaji kondisi yang pernah dialami oleh klien yang berhubungan dengan ganguan system hematologi seperti berikut.•Keganasan , kemoterapi -> dapat menyebabakan terjadinya leukaemia atau mielodisplasia.•Resiko tinggi HIV -> dapat menyebabakan terjadinya anemia dan trombositopenia•Hepatitis -> dapat menyebabakan anemia•Kehamilan -> dapat menyebabakan anemia dan sinderom HELLP (hemolisys elevated liver enzyme and low platelet count)•Trombosis vena -> dapat menyebabakan terjadinya trombopilia.
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk membantu menegakan diagnosis ganguan hematologi , dari pemeriksaan fisik ditemukan hal-hal sebagai berikut.
pemeriksaan daerah kepala, telinga, mata, hidung dan tenggorokan didapatkan:
1.konjungtiva anemis, mukosa pucat -> anemia2.jaundice/ikterik -> henolisis, hiperbilirubinemia.3.Petekie -> trombositopenia.4.Glositis (peradanga pada lidah) -> anemia defisiensi zat besi, anemia sefisiensi vitamin B125.Limfadwnopati -> limfoma
system integument
•pucat -> anemia•jaundice/ikterik-> hiperbilirubinemia•kolionisia (kuku seperti sendok) -> anemia defisiensi zat besi.•Ekimosis dan petekie -> trombositopeia. system kardiovaskuler
•takikardi, S4 -> anemia berat dengan gagal jantung. abdomen
•splenomegalia -> polistemia, limfoma. system neorologia
•kehilangan sensasi getar (vibration sense) -> anemia megaloblastik. system musculoskeletal
•nyeri tulang/tenderness -> meoloma multiple
evaluasi pemeriksaan laboratrium
pemeriksaan laboraterium merupakan perawatan klien dirumah sakit sebagai bagian yang tidak dapat dipisakan dari rangkaian pengobatan dan perawatan. Veliditas dari pemeriksaan laboratrium sangat ditentukan oleh bahan pemeriksa, persiapan klien, alat dan bahan yang digunaka, serta pemeriksaan sendiri.pemeriksaan labotarium yang dilakukan meliputi hal-hal berikut ini.
Pemeriksaan Hb -. Bila nilai < 5 g/dl indekasi dilakukan transfusi meskipun tidak ada gejala.pemeriksan Hct -> bila nilai > 70 % artinya terdapat indekasiuntuk dilakukan flebotomi dengan segera.hitung platelet -> bila nilai < 10.000/mm3 maka terdapat terjadi perdarahan sepontan . bila nilainya < 50.000/mm3, maka resiko perdarahan meningkat pada trauma dan pembedahan . bila nilainya >2.000.000/mm3 maka terdapat resiko tinggi trombosis
hitung neutrofil -> bila nilai < 500/mm3 maka terdapat resiko infeksi.PT (protrombin time) -> bila nilainya <1,5 X kontrol, maka tidak ada peningkatan resikoperdarahan. Akan tetapi, bila nilainya < 2,5 X control dapat terjadi resiko tinggi terjadinya perdaraha sepontan. Pada pemeriksaan PTT -> bila nilai 1,5 X control, maka tidak ada resiko perdarahan. Akan tetapi, bila nilainya < 2,5 X control dapat terjadi resiko tinggi terjadinya perdaraha
waktu perdarahan -> bila nilainya > 20 menit, maka terdapat resiko tinggi perdarahan sepontan.antitrombin III -> bila nilainya < 50% dari nilai normal maka terdapat resiko tinggi terjadinya trombosis spontan
Beberapa uji hematologi yang lazim dipakai ialah uji kadar hemoglobin (Hb); jumlah eritrosit,leukosit, trombosit; nilai hematokrit (Hm), laju endap darah (LED), dan menentukan indeks eritrosit.Indeks eritrosit terdiri dari MCV (Mean Cell Volume),MCH (Mean Cell Hemoglobin) dan MCHC (Mean Cell Hemoglobin Concentration). Nilainya diperoleh dari perhitungan eritrosit, hemoglobin maupun hematokrit. Penentuan nilai ini penting dalam menetapkan kelainan anemia secara morfologis.
Trima kasihtrima kasih