implementasi program sekolah ramah anak (sra) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/zaenuddin...

210
IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) (STUDI KASUS PADA SD NEGERI 1 AMPENAN KOTA MATARAM) OLEH: ZAENUDDIN NIM. 15.1.14.9.128 JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM MATARAM 2018

Upload: others

Post on 29-Dec-2019

48 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA)

(STUDI KASUS PADA SD NEGERI 1 AMPENAN KOTA MATARAM)

OLEH:

ZAENUDDIN NIM. 15.1.14.9.128

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

MATARAM

2018

Page 2: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA)

(STUDI KASUS PADA SD NEGERI 1 AMPENAN KOTA MATARAM)

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram

untuk melengkapi persyaratan mencapai

gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)

OLEH:

ZAENUDDIN NIM. 15.1.14.9.128

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

MATARAM

2018

Page 3: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

iii

Page 4: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

iv

Page 5: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

vi

Page 6: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

MOTTO

{كبيرناليس منا من لم يرحم صغيرنا ويوقر }

Artinya, “Bukanlah termasuk golongan kami orang yang tidak

menyayangi anak kecil dan tidak menghormati orang yang

dituakan diantara kami.”

(HR. Imam at-Tirmidzi)1

1 At-Tirmidzi, Sunan at-Tirmidzi, (Beirut: al-Maktabah Daarul al-Fikr, 2005), Jilid 3,

hlm.369.

vii

Page 7: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

PERSEMBAHAN

Teriring rasa syukur serta do’a yang penuh pengharapan semoga

orang-orang yang telah berjasa dalam hidup penulis diberikan balasan oleh

Allah SWT dengan balasan yang sebaik-baiknya. Oleh karena itu penulis

mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk:

1. Kedua orang tua penulis H. Alimuddin dan Hj. Siti Hasma yang telah banyak berjasa dalam kehidupan penulis serta memberikan dukungan, baik berupa dukungan moril maupun materil, kepercayaan dan kasih sayangnya serta do’a restunya selama ini sehingga penulis bisa sampai pada posisi saat ini, tanpa kalian penulis tak akan bisa berdiri sendiri dan berjuang hingga akhir. Mudah-mudahan Allah SWT memberikan engkau wahai Ayah dan Ibuku umur yang panjang, serta diberi kesehatan dan selalu berada dalam rahmat dan ridha-Nya dan diberikan balasan syurga-Nya.

2. Semua guru-guru dan dosen-dosenku terutama untuk kedua dosen pembimbing penulis yakni Ibu Dr. Hj. Warni Djuwita M. Pd dan Bapak Khairil Anwar, M. Pd yang telah membimbing dan memotivasi penulis untuk berjuang hingga akhir dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Saudara-saudara kandung penulis yang tersayang. Dek Kahrudin, Dek Nurtija, Dek Umar Ali, Dek Nur Caya dan Dek Nur Halik. Terima kasih yang tiada tara semoga kebersamaan yang telah terjalin selama ini akan terus dan tetap terjalin serta tidak akan pernah lekang oleh waktu.

4. Sahabat dan teman terbaik penulis (Yuyun Indalestari) yang selalu menemani penulis selama ini, selalu mendampingi penulis dalam keadaan susah maupun senang, selalu mendukung dan memberi semangat hingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

5. Teman-teman jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtida’iyah (PGMI) angkatan 2014 khususnya kelas C Fitri, Rahma, Hadimah, Wilda, Ifye Mega dan Wahyu. Indahnya kebersamaan yang telah kita jalani beberapa tahun kiranya tidak terputus begitu saja, tetapi tetap terjalin erat dalam bingkai persahabatan yang abadi hingga kita sukses bersama-sama.

6. Almamaterku tercinta, Universitas Islam Negeri (UIN)

Mataram.

viii

Page 8: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) (STUDI KASUS PADA SD NEGERI 1 AMPENAN KOTA MATARAM)

Oleh

Zaenuddin NIM: 15.1.14.9.128

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi program Sekolah Ramah Anak (SRA) di SD Negeri 1 Ampenan Kota Mataram. Deskripsi tersebut terkait dengan program Sekolah Ramah Anak dan faktor pendukung maupun faktor penghambat di dalam mengimplementasikan program Sekolah Ramah Anak (SRA) serta solusi dalam menghadapi hambatan tersebut.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan deskriptif kualitatif dan menggunakan metode studi kasus. Subjek dalam penelitian ini yaitu kepala sekolah, guru, dan siswa dengan objek penelitian meliputi implementasi program Sekolah Ramah Anak (SRA) di SD Negeri 1 Ampenan. Metode pengumpulan data yang digunakan berupa observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan model interaktif Miles dan Huberman meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan verifikasi atau penarikan kesimpulan. Adapun validasi data atau pengecekan keabsahan data, peneliti mengambil kriteria kredibilitas (derajat kepercayaan) yang diperiksa dengan menggunakan ketekunan pengamatan, triangulasi sumber, dan triangulasi teknik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi program Sekolah Ramah Anak (SRA) di SD Negeri 1 Ampenan Kota Mataram berdasarkan pada prinsip 3 P, yaitu provisi, proteksi dan partisipasi. Provisi berupa kasih sayang, kepedulian dan cinta kasih terhadap anak. Proteksi berupa perlindungan terhadap anak dari berbagai macam tindakan kekerasan baik yang bersifat fisik maupun psikis selama berada di sekolah. Partisipasi berupa pelibatan anak dalam pembuatan kebijakan dan peraturan di dalam kelas dan dalam berbagai kegiatan. Faktor pendukung berupa dukungan dari berbagai pihak, sarana prasarana, kegiatan dan program yang menunjang program Sekolah Ramah Anak (SRA), serta komitmen semua elemen dalam memaksimalkan program Sekolah Ramah Anak (SRA). Faktor penghambat berupa keterbatasan dana yang dianggarkan hanya dari dana BOS. Solusi Faktor penghambatnya adalah dengan adanya partisipasi dan sumbangsih orang tua siswa baik secara moril maupun materil.

Kata Kunci: Implementasi Program, Sekolah Ramah Anak, SD Negeri 1 Ampenan

ix

Page 9: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,

Tuhan semesta alam karena atas limpahan rahmat, hidayah dan inayah-Nya

penulis dapat menyusun skripsi ini dan dapat terselesaikan sebagaimana mestinya.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW,

juga kepada keluarga, sahabat, dan semua pengikutnya. Aamiin.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan

untuk mencapai gelar kesarjanaan strata 1 (S-1) pada Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram. Penulis menyadari bahwa

dalam proses penyelesaian skripsi ini tidak akan sukses tanpa bantuan, dukungan

dan keterlibatan dari berbagai pihak, sebab tanpa adanya bantuan, dukungan dan

keterlibatan tersebut rasanya sulit skripsi ini terselesaikan tepat waktu.

Oleh karena itu, penulis memberikan penghargaan setinggi-tingginya dan

ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu, yaitu mereka

antara lain adalah:

1. Ibu Dr. Hj. Warni Djuwita, M. Pd. sebagai pembimbing I dan Bapak Khairil

Anwar, M. Pd. sebagai pembimbing II yang telah memberikan bimbingan,

arahan, motivasi dan koreksi yang mendetail, terus menerus dan tanpa bosan

di tengah kesibukannya dalam suasana keakraban menjadikan skripsi ini lebih

matang dan dapat terselesaikan dengan baik.

x

Page 10: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

2. Bapak dan Ibu dosen jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtida’iyah (PGMI)

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram

yang telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan dalam mengenyam

pendidikan Strata 1 (S-1).

3. Bapak Dr. Ahmad Sulhan, M. Pd.I. selaku ketua jurusan Pendidikan Guru

Madrasah Ibtida’iyah (PGMI).

4. Ibu Dr. Hj. Lubna, M. Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram.

5. Bapak Prof. Dr. H. Mutawali, M. Ag. selaku Rektor Universitas Islam Negeri

(UIN) Mataram yang telah memberi tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu

dan memberi bimbingan serta peringatan untuk tidak berlama-lama di kampus

tanpa pernah selesai.

6. Ibu Hj. Johar Yuni, S. Pd. selaku kepala SD Negeri 1 Ampenan yang telah

memberikan izin dan kemudahan selama proses penelitian.

7. Ayah dan Ibu beserta seluruh keluarga tercinta yang selalu mencurahkan

segala perhatian, kasih sayang, dan dukungan moril maupun materil selama

menjalani masa perkuliahan.

8. Yuyun Indalestari yang selalu memberikan semangat dan dukungan demi

kelancaran penulisan skripsi ini.

9. Rekan-rekan mahasiswa di jurusan PGMI Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram khususnya Fitri, Rahma, Hadimah,

Wilda dan Ifye yang telah memberikan dukungan-dukungan dan masukan

dalam penyusunan skripsi ini.

xi

Page 11: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

10. Serta semua pihak yang yang tidak dapat penulis tuliskan satu persatu yang

telah banyak memberikan bantuan baik moril ataupun materil selama

penyelesaian skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap, semoga amal kebaikan dari berbagai pihak

tersebut mendapatkan pahala yang berlipat-ganda dari Allah SWT dan semoga

karya ilmiah ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Mataram, 26 April 2018

Penulis,

Zaenuddin

xii

Page 12: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ...................................................................................................... i

HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................................... iii

NOTA DINAS PEMBIMBING ........................................................................................ iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .......................................................................... v

PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ............................................................................. vi

HALAMAN MOTTO ....................................................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................................ viii

ABSTRAK ......................................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... x

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL.............................................................................................................. xvi

DAFTAR BAGAN ............................................................................................................. xvii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................... xix

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................................... 5

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ............................................................... 7

E. Telaah Pustaka ...................................................................................................... 8

F. Kerangka Teori ..................................................................................................... 14

1. Program Sekolah Ramah Anak (SRA)......................................................... 14

a. Pengertian Sekolah Ramah Anak ............................................................ 14

b. Indikator Sekolah Ramah Anak .............................................................. 16

c. Tahapan Pembentukan Sekolah Ramah Anak ...................................... 18

xiii

Page 13: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

xiv

d. Model Pembelajaran Sekolah Ramah Anak .......................................... 30

e. Prinsip Dalam Penerapan Sekolah Ramah Anak ................................... 33

f. Ciri-Ciri Sekolah Ramah Anak ................................................................ 36

g. Karakteristik Guru yang Disenangi Oleh Siswa .................................... 41

h. Karakteristik Belajar Anak Usia Sekolah Dasar ................................... 42

2. Tinjauan Mengenai Kebijakan Sekolah Ramah Anak (SRA) ................... 46

a. Landasan Hukum Kebijakan Sekolah Ramah Anak .......................... 46

b. Maksud dan Tujuan Kebijakan Sekolah Ramah Anak ...................... 48

G. Metode Penelitian .................................................................................................. 49

1. Pendekatan Penelitian ...................................................................................... 49

2. Kehadiran Peneliti ............................................................................................ 52

3. Lokasi Penelitian............................................................................................... 53

4. Sumber Data ..................................................................................................... 54

5. Metode Pengumpulan Data ............................................................................. 55

6. Teknik Analisis Data ........................................................................................ 61

7. Pengecekan Keabsahan Data ........................................................................... 65

H. Sistematika Pembahasan ...................................................................................... 69

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN ................................................................... 70

A. Gambaran Umum SD Negeri 1 Ampenan .......................................................... 70

1. Lokasi dan Keadaan Sekolah .......................................................................... 71

2. Visi dan Misi Sekolah ....................................................................................... 71

3. Sumber Daya yang Dimiliki............................................................................. 72

B. Implementasi Program Sekolah Ramah Anak (SRA) di SD Negeri 1

Ampenan ................................................................................................................ 75

1. Latar Belakang Penyelenggaraan Program Sekolah Ramah Anak

(SRA) di SD Negeri 1 Ampenan ...................................................................... 77

2. Tahapan Pelaksanaan Program Sekolah Ramah Anak (SRA) di SD

Negeri 1 Ampenan ............................................................................................ 79

3. Tim Pelaksana Sekolah Ramah Anak (SRA) di SD Negeri 1

Ampenan............................................................................................................ 86

xiv

Page 14: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

xv

4. Penerapan Model Pembelajaran Saintifik yang Berbasis PAIKEM

Dalam Konsep Program Sekolah Ramah Anak (SRA) ................................. 87

5. Interaksi Antara Guru dan Siswa Dalam Konsep Program Sekolah

Ramah Anak (SRA) .......................................................................................... 90

6. Kegiatan-Kegiatan yang Menunjang Pengimplementasian Program

Sekolah Ramah Anak (SRA) ........................................................................... 91

C. Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Pengimplementasian

Program Sekolah Ramah Anak (SRA) di SD Negeri 1 Ampenan .................... 96

1. Faktor Pendukung Pengimplementasian Program Sekolah Ramah

Anak (SRA) di SD Negeri 1 Ampenan ............................................................ 97

2. Faktor Penghambat Pengimplementasian Program Sekolah Ramah

Anak (SRA) di SD Negeri 1 Ampenan ............................................................ 102

D. Solusi Dalam Mengatasi Faktor Penghambat di Dalam

Pengimplementasian Program Sekolah Ramah Anak (SRA) di SD

Negeri 1 Ampenan ................................................................................................. 103

BAB III PEMBAHASAN ................................................................................................. 105

A. Implementasi Program Sekolah Ramah Anak (SRA) di SD Negeri 1

Ampenan ................................................................................................................ 105

B. Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Pengimplementasian

Program Sekolah Ramah Anak (SRA) di SD Negeri 1 Ampenan .................... 124

C. Solusi Dalam Mengatasi Faktor Penghambat di Dalam

Pengimplementasian Program Sekolah Ramah Anak (SRA) di SD

Negeri Ampenan ................................................................................................... 130

BAB IV PENUTUP ........................................................................................................... 132

A. Kesimpulan ............................................................................................................ 132

B. Saran-Saran ........................................................................................................... 135

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 137

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................................... 139

xv

Page 15: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Pendekatan Child Friendly Teaching Model, 32.

Tabel 2. Jumlah Peserta Didik, 72.

Tabel 3. Pendidikan Terakhir Tenaga Pendidik, 73.

Tabel 4. Pendidikan Terakhir Tenaga Kependidikan, 74.

Tabel 5. Tim Pelaksana Sekolah Ramah Anak (SRA), 87.

xvi

Page 16: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

xvii

DAFTAR BAGAN

Bagan 1. Alur Pengaduan, 25.

Bagan 2. Komponen Dalam Analisis Data (Interactive Model), 65.

xvii

Page 17: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Gedung Depan, 177.

Gambar 2. Gedung Kelas, 177.

Gambar 3. Toilet/WC Siswa, 177.

Gambar 4. Pojok Baca, 177.

Gambar 5. Sosialisasi Program SRA, 178.

Gambar 6. Peresmian SRA, 178.

Gambar 7. Penandatanganan Deklarasi SRA, 178.

Gambar 8. Deklarasi SRA, 178.

Gambar 9. Outing Class di Sangkareang, 179.

Gambar 10. Outing Class di Mako Brimob Polda NTB, 179.

Gambar 11. Pembelajaran di kelas, 179.

Gambar 12. Pembelajaran di kelas, 179.

Gambar 13. Penunjuk Arah, 180.

Gambar 14. SERBU (Segera Buang) Sampah, 180.

Gambar 15. Program Peduli Sesama, 180.

Gambar 16. Program Berayan Nyampah, 180.

xviii

Page 18: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Catatan Lapangan, 140.

Lampiran 2. Pedoman Wawancara, 151.

Lampiran 3. Transkrip Wawancara yang Telah Direduksi, 157.

Lampiran 4. Foto Dokumentasi, 177.

Lampiran 5. Data Kepegawaian SDN 1 Ampenan, 181.

Lampiran 6. SK Walikota Mataram Tentang Sekolah Ramah Anak

Lampiran 7. SK Tim Pelaksana Sekolah Ramah Anak SDN 1 Ampenan

Lampiran 8. Indikator Sekolah Ramah Anak (SRA) Dalam 8 Standar Nasional Pendidikan

Lampiran 9. Lembar Konsultasi Skripsi

Lampiran 10. Berita Acara Ujian Proposal Jurusan PGMI

Lampiran 11. Surat Izin Penelitian Dari Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Lampiran 12. Surat Keluar Dari SD Negeri 1 Ampenan

xix

Page 19: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kebijakan program Sekolah Ramah Anak yang selanjutnya disingkat

menjadi SRA merupakan salah satu kebijakan pemerintah yang dikeluarkan

melalui Peraturan Menteri (Permen) Kementerian Pemberdayaan Perempuan

dan Perlindungan Anak Republik Indonesia (KemenPPPA) No. 8 Tahun 2014

Tentang Kebijakan Sekolah Ramah Anak (SRA). Kebijakan ini dikeluarkan

agar anak merasa aman dan terlindungi dari kekerasan dalam dunia

pendidikan khususnya di sekolah. Di dalam Permen PPPA pasal 1 dijelaskan

bahwa, Sekolah Ramah Anak yang selanjutnya disingkat SRA adalah satuan

pendidikan formal, nonformal, dan informal yang aman, bersih dan sehat,

peduli dan berbudaya lingkungan hidup, mampu menjamin, memenuhi,

menghargai hak-hak anak dan perlindungan anak dari kekerasan, diskriminasi,

dan perlakuan salah lainnya serta mendukung partisipasi anak terutama dalam

perencanaan, kebijakan, pembelajaran, pengawasan, dan mekanisme

pengaduan terkait pemenuhan hak dan perlindungan anak di pendidikan.3

Tujuan dari dikeluarkannya kebijakan program Sekolah Ramah Anak

(SRA) adalah untuk memenuhi, menjamin, dan melindungi hak anak melalui

Sekolah Ramah Anak, serta memastikan bahwa satuan pendidikan

mengembangkan minat, bakat, dan kemampuan anak. Adapun pengertian anak

3 Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Republik Indonesia No. 8 Tahun 2014 Pasal 1, hlm. 4.

Page 20: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

2

itu sendiri sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 2002

pasal 1 tentang Perlindungan Anak, anak didefinisikan sebagai seseorang yang

belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam

kandungan.4 Baik anak dan orang dewasa dapat tumbuh dan mengembangkan

potensi dirinya secara optimal jauh dari ketakutan akan kekerasan. Negara

berkewajiban memenuhi hak setiap anak atas kelangsungan hidup, tumbuh

dan berkembang, berpartisipasi serta mendapatkan perlindungan dari tindak

kekerasan dan diskriminasi baik di dalam dunia pendidikan ataupun

lingkungan sekitarnya.

Muhammad Yaumi mengatakan bahwa “kekerasan guru terhadap

murid dapat ditinjau dari empat dimensi, yakni: (1) kekerasan verbal (2)

kekerasan fisik (3) kekerasan psikologis, dan (4) kekerasan profesionalisme.”5

Kekerasan verbal mencakup penggunaan stereotipe dan penamaan yang

bermuatan seks, rasis, kultur, sosio-ekonomi, ketidak sempurnaan fisik dan

homofibik. Kekerasan fisik meliputi tindakan mendorong, mencubit,

menjambak, menjewer, memukul dengan penggaris atau melemparkan

sesuatu. Kekerasan psikologis terjadi melalui tindakan berteriak, berbicara

dengan kasar, menyobek hasil kerja, mengadu domba siswa dan membuat

ancaman. Adapun kekerasan yang berkaitan dengan profesionalisme dapat

terjadi melalui penilaian yang tidak adil, menerapkan hukuman dengan pilih

4 Undang-undang Perlindungan Anak (UU RI No.23 Th. 2002) Pasal 1, (Jakarta: Sinar-

Grafika, 2011), hlm.3. 5 Muhammad Yaumi, Pendidikan Karakter: Landasan, Pilar, dan Implementasi,

(Jakarta:Prenada Media Grup, 2014), hlm.147.

Page 21: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

3

kasih, menggunakan cara-cara pendisiplinan yang tidak pantas, mengarahkan

pada kegagalan dengan menetapkan standar yang tidak wajar bagi siswa.

Berdasarkan data yang dirilis oleh Komisi Perlindungan Anak

Indonesia (KPAI) menurut survei International Center for Research on

Women (ICRW) menyatakan bahwa Sebanyak 84 persen anak di Indonesia

mengalami kekerasan di sekolah. Angka kasus kekerasan di sekolah di

Indonesia ini lebih tinggi dari Vietnam (79 persen), Nepal (79 persen),

Kamboja (73 persen), dan Pakistan (43 persen). Disamping itu juga, kekerasan

terhadap anak selalu meningkat setiap tahun. Hasil pemantauan KPAI dari

2011 sampai 2014, terjadi peningkatan yang signifikan. Tahun 2011 terjadi

2178 kasus kekerasan, 2012 ada 3512 kasus, 2013 ada 4311 kasus, 2014 ada

5066 kasus, kata Wakil Ketua KPAI, Maria Advianti. 6

Adapun untuk Provinsi NTB, berdasarkan data yang dihimpun oleh

Lembaga Pelindungan Anak (LPA) Kota Mataram tercatat sebanyak 18 kasus

kekerasan terhadap anak pada tahun 2017.7 Beberapa kasus diantaranya

berupa kekerasan seksual, kasus penelantaran, dan kasus kekerasan fisik.

Sedangkan data yang dihimpun oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak (DP3A) Kota Mataram mencatat hingga bulan Oktober

tahun 2017 terdapat 68 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Pada

tahun 2015 jumlah kasus kekerasan yang diadukan pada Dinas P3A sebanyak

89 kasus. Sementara pada tahun 2016 sebanyak 96 kasus.

6 Davit Setyawan, “Indonesia Peringkat Tertinggi Kasus Kekerasan di Sekolah”, dalam

http //www.kpai.go.id/berita/indonesia, diakses tanggal 3 Januari 2018, pukul 20.20. 7 Observasi, 8 Januari 2018

Page 22: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

4

Berdasarkan dari data-data yang penulis kemukakan di atas, bahwa

kekerasan terhadap anak kian marak terjadi, hal ini bukanlah menjadi suatu

hal yang baru lagi apabila banyak kalangan yang menilai jika pendidikan yang

berlangsung di sekolah selama ini masih jauh dari nilai-nilai demokratis dan

humanisme. Oleh karena itu, untuk mewujudkan program Kota Layak Anak

(KLA) di Kota Mataram, ada beberapa sekolah yang ditunjuk oleh Dinas

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Mataram

sebagai sekolah percontohan program Sekolah Ramah Anak (SRA) yaitu: SD

Negeri 1 Ampenan, SD Negeri 5 Mataram, SMP Negeri 2 Mataram, SMP

Negeri 6 Mataram.8

Berdasarkan kondisi yang diuraikan di atas, maka peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian yang terkait dengan Implementasi Program

Sekolah Ramah Anak (SRA) di SD Negeri 1 Ampenan Kota Mataram. Alasan

empirik Peneliti melakukan penelitian tersebut karena SD Negeri 1 Ampenan

telah ditunjuk oleh Dinas Perlindungan Anak dan Perempuan Kota Mataram

sebagai sekolah percontohan Sekolah Ramah Anak (SRA). Penunjukan ini

sebagai bentuk persiapan Kota Layak Anak (KLA) Kota Mataram tahun 2018.

Penelitian mengenai program Sekolah Ramah Anak di SD Negeri 1 Ampenan

belum pernah diteliti oleh peneliti lainnya pada pengimplementasian

programnya.

8 Dokumentasi SK Walikota Mataram tentang penetapan Sekolah Ramah Anak kota

Mataram tahun 2017 No. 1023/x/2017.

Page 23: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana upaya dalam pengimplementasian program Sekolah Ramah

Anak (SRA) di SD Negeri 1 Ampenan ?

2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pengimplementasian

program Sekolah Ramah Anak (SRA) di SD Negeri 1 Ampenan ?

3. Apa saja solusi dalam mengatasi faktor penghambat di dalam

pengimplementasian program Sekolah Ramah Anak (SRA) di SD Negeri 1

Ampenan ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Setiap usaha yang dilakukan tentu mengandung nilai dan tujuan-

tujuan tertentu, demikian juga halnya dengan penelitian ini memiliki

tujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui upaya dalam pengimplementasian program

Sekolah Ramah Anak (SRA) di SD Negeri 1 Ampenan.

2. Untuk mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat dalam

pengimplementasian program Sekolah Ramah Anak (SRA) di SD

Negeri 1 Ampenan.

3. Untuk mengidentifikasi solusi dalam mengatasi faktor penghambat di

dalam pengimplementasian program Sekolah Ramah Anak (SRA) di

SD Negeri 1 Ampenan.

Page 24: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

6

2. Manfaat Penelitian

Setiap penelitian diharapkan memiliki manfaat. Manfaat tersebut

bisa bersifat teoritis dan praktis, adapun manfaat teoritis dan praktis

tersebut adalah:

1. Secara Teoritis

Manfaat dalam dunia penelitian ada dua hal, yang pertama

menyangkut masalah keilmuan dan yang kedua masalah manfaat

praktis. Dalam manfaat keilmuan ini juga dapat memperkaya sumber-

sumber pengetahuan khususnya dalam konteks implementasi program

Sekolah Ramah Anak (SRA) agar nantinya bisa dijadikan rujukan oleh

pemerintah daerah/kota setempat terutama yang berkaitan dengan

sekolah ramah anak.

2. Secara Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:

a. Bagi Guru

Penelitian ini bisa dijadikan sebagai salah satu informasi

dan evaluasi bagi guru dalam menjalankan tugasnya dengan

sungguh-sungguh, dalam upaya belajar mengajar yang ramah anak

di dalam kelas.

b. Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa dalam

mengetahui apa saja hak-hak anak dalam mendapatkan pendidikan

yang ramah anak.

Page 25: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

7

c. Bagi Sekolah/lembaga pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai salah

satu masukan, dalam memberikan informasi dan referensi serta

sebagai deskripsi dan bahan monitoring dalam

pengimplementasian program Sekolah Ramah Anak (SRA)

berikutnya lebih baik lagi.

d. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan bisa menjadi masukan, serta

menambah wawasan bagi peneliti dalam menyusun suatu karya

ilmiah.

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian

1. Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah berkisar pada

pembahasan tentang pengimplementasian program Sekolah Ramah Anak

serta mengidentifikasi faktor pendukung dan faktor penghambat serta

solusi dalam mengatasi faktor penghambat di dalam pelaksanaan program

Sekolah Ramah Anak (SRA) di SD Negeri 1 Ampenan Kota Mataram.

2. Setting Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di SD Negeri 1 Ampenan yang

berada di Jln. Malomba No. 1 kelurahan Ampenan selatan Kota Mataram

Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Adapun alasan peneliti mengambil

lokasi penelitian di SD Negeri 1 Ampenan adalah:

Page 26: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

8

a. Karena SD Negeri 1 Ampenan merupakan salah satu sekolah yang

menerapkan program Sekolah Ramah Anak ( SRA ) di Kota Mataram.

b. Karena SD Negeri 1 Ampenan menjadi sekolah percontohan Sekolah

Ramah Anak (SRA) tahun 2017.

c. Karena sejauh pengetahuan penulis masalah ini belum pernah diangkat

oleh siapapun sehingga menarik untuk dikaji.

E. Telaah Pustaka

Telaah pustaka merupakan salah satu cara untuk mengetahui studi-

studi atau karya terdahulu yang terkait dengan penelitian yang dilakukan,

dengan tujuan untuk menghindari adanya plagiasi serta menjamin keaslian dan

keabsahan data penelitian.

Keterkaitan dalam sebuah penelitian merupakan suatu hal yang tidak

jarang terjadi. Adanya keterkaitan tersebut menunjukkan bahwa suatu

penelitian bisa merupakan tindak lanjut dari penelitian sebelumnya, atau

memiliki hubungan dan relevansi yang sangat erat kaitannya dengan

penelitian tersebut. Akan tetapi, hubungan maupun relevansi tersebut bukan

berarti memiliki kesamaan dan kemiripan yang persis sama dengan penelitian-

penelitian yang dilakukan sebelumnya. Setiap penelitian memiliki fokus

masalah yang berbeda-beda dan beragam, begitu pula dengan penelitian ini.

Berkenaan dengan penelitian mengenai implementasi program sekolah

ramah anak (SRA), ada beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya

diantaranya:

Page 27: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

9

1) Ayu Kartika Sari (2017) dengan judul “Implementasi Program Sekolah

Ramah Anak Dalam Penanggulangan Kekerasan Pada Anak (Studi pada

SD Negeri 3 Panggungrejo Kabupaten Pringsewu)”. Berdasarkan hasil

penelitian yang ditemukan oleh Ayu Kartika Sari, bahwa implementasi

program program SRA ini di SDN 3 Panggung Rejo Pringsewu telah

terlaksana cukup baik. Dilihat dari persiapan program berupa sosialisasi

mengenai SRA kepada sekolah dan pemerintah desa sudah berjalan baik.

Serta mambangun kerjasama dengan beberapa pihak seperti pemerintah

daerah Kabupaten Pringsewu, dan LPA. Jika dilihat dari tugas, dalam

implementasi program SRA tugas dari organisasi dan pihak yang terlibat

sudah dijalankan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dan selaras

dengan tujuan dari program SRA yang tercantum dalam Permen PPPA

No.8 Tahun 2014 Tentang Kebijakan Sekolah Ramah Anak. Dilihat dari

perencanaan program yang diberikan melalui pelatihan-pelatihan

soft skill guna memberdayakan pendidik dan perangkat pendidik serta

masyarakat guna meningkatkan standar kinerja telah diterapkan dengan

cukup baik di lingkungan sekolah. Sedangkan pada pelaksanaanya, kinerja

organisasi pelaksana sudah baik, sarana prasarana yang di butuhkan SRA

hampir terpenuhi, lingkungan sekolah sudah kondusif dan tenaga pendidik

sudah cukup memiliki standar kompetensi yang baik.

Kontroling yang dilakukan juga telah memenuhi standar yang tercantum

pada Permen PPPA No 8 Tahun 2014 Tentang Kebijakan Sekolah Ramah

Anak. Pengawasan perilaku warga sekolah dilakukan dengan menerapkan

Page 28: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

10

tata tertib yang bersifat mengikat telah berjalan dengan baik. Kemudian,

kontrol terhadap isu kekerasan yang dilakukan dengan mapping, hasilnya

tingkat kekerasan di SRA masih tinggi, dan pihak L-PAMAS maupun

pihak sekolah belum menemukan metode dan solusi guna menurunkan

tingkat kekerasan di SRA. Semua bentuk kontroling berjalan dengan baik.

Pada implementasi program SRA, yang menjadi faktor penghambat diawal

program diimplementasikan adalah pihak L-PAMAS kesulitan dalam

menyatukan persepsi dan mengajak warga sekolah untuk merubah

kebiasaan-kebiasaan serta faktor lainnya yaitu minimnya dana dalam

pembangunan sarana dan prasarana sekolah. Serta akses transportasi yang

masih buruk untuk mencapai SDN 3 Panggungrejo.

Letak persamaan yang dilakukan oleh peneliti terdahulu dengan

penelitian yang akan diteliti oleh peneliti adalah konteks penelitiannya

sama-sama mengkaji tentang seputar implementasi program sekolah

ramah anak, adapun perbedaannya adalah jika peneliti terdahulu

memfokuskan pengimplementasian program sekolah ramah anak dalam

upaya penanggulangan kekerasan terhadap anak dengan bekerja sama

dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) L-PAMAS, sedangkan

penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti lebih memfokuskan kepada

pelaksanaan atau pengimplementasian program sekolah ramah anak di SD

Negeri 1 Ampenan sebagai sekolah percontohan sekolah ramah anak

dalam mendukung program Kota Layak Anak (KLA) di Kota Mataram.

Page 29: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

11

2) Siti Nur Rofi’ah (2013) dengan judul “Implementasi Pendidikan Ramah

Anak Dalam Pembentukan Karakter Siswa Kelas Rendah SD

Muhammadiyah Program Khusus Kota Barat Tahun Pelajaran

2013/2014”. Hasil penelitian yang ditemukan oleh Siti Nur Rofi’ah

menemukan 5 temuan dalam implementasi pendidikan ramah anak yaitu,

1) Implementasi pendidikan ramah anak di SD Muhammadiyah Program

Khusus Kota Barat melalui kegiatan pembiasaan yang dilakukan secara

rutin (tahfidz, iqro, sholat dhuha, sholat dzuhur berjamaah, dan doa-doa),

keteladanan guru dalam bersikap dan berperilaku, proses pembelajaran

(menghargai pendapat siswa, memajang hasil karya siswa) dan motivasi

dan nasehat yang diberikan kepada siswa. 2) Upaya pembentukan karakter

siswa di SD Muhammadiyah Program Khusus Kota Barat melalui

beberapa kegiatan yang berhubungan dengan ramah anak. Intinya karakter

siswa terbentuk melalui pendidikan ramah anak yang diterapkan.

Menyikapi siswa yang melanggar tata tertib guru harus tetap menjaga

emosinya, memperhatikan harkat dan martabat kemanusiaan yang ada

dalam diri siswa serta menghindar kekerasan dan diskriminasi kepada

siswa. 4) Pembentukan karakter siswa dilakukan dengan ramah anak.

Hubungan antara karakter dan ramah anak terdapat kesinambungan

sehingga ada kesesuaian antara keduanya. 5) Kendala dalam pembentukan

karakter yakni pola asuh orang tua, lingkungan sekitar dan teknologi yang

semakin canggih. Solusi untuk mengatasi kendala tersebut antara lain

home visit, buku penghubung dan komunikasi dengan orang tua siswa.

Page 30: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

12

Adapun persamaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu

dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti terletak pada konteks

penelitian implementasi program. Sedangkan perbedaannya terletak pada

permasalahan yang dikaji yaitu pada penelitian Siti Nur Rofi’iah mengkaji

mengenai program pendidikan ramah anak sedangkan peneliti akan

mengkaji program sekolah ramah anak (SRA).

3) Ranti Eka Utari (2016) dengan judul “Implementasi Program Sekolah

Ramah Anak di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Tempuran

Kabupaten Magelang”. Berdasarkan hasil penelitian yang ditemukan oleh

Ranti Eka Utari Program Sekolah Ramah Anak di SMP Negeri 1

Tempuran berbasis 3P, yaitu provisi, proteksi, partisipasi. Peneliti

mengkaji implementasi Program Sekolah Ramah Anak berdasarkan pada

komponen-komponen sebagai berikut: a. Komunikasi berupa sosialisasi

dan pelatihan kepada guru, sosialisasi kepada orang tua siswa serta

pengarahan kepada peserta didik di SMP Negeri 1 Tempuran mengenai

Program Sekolah Ramah Anak. b. Sumber Daya berupa sumber daya

manusia maupun sumber daya sarana dan prasarana. Hanya pada sumber

daya finansial yang mengambil dari dana BOS untuk

mengimplementasikan Program Sekolah Ramah Anak di SMP Negeri 1

Tempuran. c. Disposisi berupa sikap positif dalam mengimplementasikan

Program Sekolah Ramah Anak serta adanya komitmen dari pihak sekolah

yang ditunjukkan dengan adanya tindakan untuk terus

mengimplementasikan Program Sekolah Ramah Anak.

Page 31: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

13

d. Struktur Birokrasi yaitu tidak adanya struktur organisasi tentang

program sekolah ramah anak dan hanya disesuaikan dengan struktur

organisasi sekolah. Model pembelajaran yang diterapkan di SMP Negeri 1

Tempuran yaitu model pembelajaran CFTM yang berbasis pada 3P yaitu

Provisi, Proteksi, dan Partisipasi.

Adapun persamaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti

terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti terletak pada

konteks penelitian implementasi program sekolah ramah anak (SRA),

sedangkan perbedaannya terletak pada lokasi penelitian yang akan diteliti.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Ranti Eka dilaksanakan di SMP

Negeri 1 Tempuran Kota Magelang, sedangkan lokasi penelitian yang

akan dilakukan oleh peneliti adalah di SD Negeri 1 Ampenan Kota

Mataram.

Dengan demikian penelitian yang berjudul “Implementasi Program

Sekolah Ramah Anak (SRA) (Studi Pada SD Negeri 1 Ampenan Kota

Mataram), tidak memiliki kesamaan dengan penelitian terdahulu.

Page 32: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

14

F. Kerangka Teori

1. Program Sekolah Ramah Anak (SRA)

a. Pengertian Sekolah Ramah Anak (SRA)

Kata ramah anak mulai marak dipakai setelah diadopsinya

Hak-hak Anak oleh PBB yang kemudian diratifikasi oleh hampir

seluruh anggota PBB pada tahun 1989. Sejarah Hak Anak sebagai

turunan langsung dari Hak Asasi Manusia adalah salah satu kisah

perjalanan panjang sejarah perjuangan hak asasi manusia. Setelah

perang dunia II yang menyebabkan banyaknya anak-anak yang

menjadi korban, pada tahun 1979 dibentuk sebuah kelompok kerja

untuk merumuskan hak anak. Kelompok kerja ini kemudian

merumuskan Hak-hak Anak yang kemudian pada tanggal 20

November 1989 diadopsi oleh PBB dan disahkan sebagai Hukum

Internasional melalui konveksi PBB yang ditanda tangani oleh negara-

negara anggota PBB.9

Adapun pengertian Sekolah Ramah Anak (SRA) itu sendiri

sebagaimana dijelaskan dalam Permen PPPA pasal 1 dijelaskan

bahwa, Sekolah Ramah Anak yang selanjutnya disingkat SRA adalah

satuan pendidikan formal, nonformal, dan informal yang aman, bersih

dan sehat, peduli dan berbudaya lingkungan hidup, mampu menjamin,

memenuhi, menghargai hak-hak anak dan perlindungan anak dari

kekerasan, diskriminasi, dan perlakuan salah lainnya serta mendukung

9 Ibid.

Page 33: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

15

partisipasi anak terutama dalam perencanaan, kebijakan, pembelajaran,

pengawasan, dan mekanisme pengaduan terkait pemenuhan hak dan

perlindungan anak di pendidikan.10

Sedangkan menurut Kristanto bahwa Sekolah Ramah Anak

adalah sebuah konsep sekolah yang terbuka, berusaha mengaplikasikan

pembelajaran yang meperhatikan perkembangan psikologis siswanya.

Mengembangkan kebiasaan belajar sesuai dengan kondisi alami dan

kejiwaan anak.11 Disamping itu, sekolah ramah anak tidak menekan,

memaksa, dan mengintimidasi anak sehingga anak memiliki

kemerdekaan memilih belajar dan mengembangkan potensinya dengan

senang dan riang.

Hal tersebut sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Aqib

bahwa model sekolah ramah anak lebih banyak memberikan prasangka

baik kepada anak, guru menyadari tentang potensi yang berbeda dari

semua peserta didiknya sehingga dalam memberikan kesempatan

kepada siswanya dalam memilih kegiatan dan aktivitas bermain sesuai

minatnya. 12

Sedangkan menurut Bashori Muchsin menyatakan bahwa

pola pendidikan berbasis ramah anak yaitu suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang memperlakukan anak

10 Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Republik

Indonesia No. 8 Tahun 2014 Pasal 1, hlm. 4. 11 Agus Yulianto, “Pendidikan Ramah Anak: Studi Kasus SDIT Nur Hidayah Surakarta”,

At-Tarbawi, Vol. 1, Nomor 2, Juli-Desember, 2016, hlm.144 12 Ibid.

Page 34: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

16

sebagai subyek yang hidup, punya hak berekspresi, hak menikmati kegembiraan, hak bermain, hak berkomunikasi inklusif, dan hak berdemokratisasi.13 Dalam hal ini sekolah ramah anak itu tidak hanya terfokus pada

penyelenggaraan proses pembelajaran yang menihilkan

(menghilangkan) praktik radikalitas atau gaya represif terhadap anak

didik, tetapi juga terhadap setiap kebijakan dari pengelola pendidikan

yang membuatnya kehilangan hak-hak fitri atau fundamentalnya

sebagai subjek pendidikan.

Oleh karena itu peneliti menyimpulkan bahwa Sekolah Ramah

Anak (SRA) merupakan sekolah yang menjunjung tinggi hak-hak anak

di sekolah. Hak-hak anak tersebut meliputi hak anak dalam

memperoleh pendidikan, hak anak dalam memperoleh kenyamanan,

keamanan, maupun kebebasan berekspresi selama berada dalam

lingkungan belajar yang ramah, dan penuh kasih sayang yang sangat

berpengaruh dalam perkembangan anak tanpa adanya diskriminasi.

b. Indikator Sekolah Ramah Anak (SRA)

Sekolah Ramah Anak (SRA) ini bisa terwujud apabila pusat

pendidikan (sekolah, keluarga dan masyarakat) bisa bahu membahu

membangun Sekolah Ramah Anak (SRA) ini. Keluarga adalah

komunitas terdekat bagi anak didik. Lingkungan keluarga yang ideal

bagi anak adalah sebuah lingkungan keluarga yang harmonis, sehat

13 Ibid.

Page 35: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

17

baik lahir maupun batin. Lingkungan semacam ini hanya dapat tercipta

manakala sebuah keluarga dapat memenuhi beberapa indikator sebagai

berikut :14

a. Mampu memberikan hidup yang layak yakni sandang, pangan,

papan, kesehatan dan pendidikan yang memadai bagi anak.

b. Mampu memberikan ruang kepada anak untuk berkreasi,

berekspresi, dan berpartisipasi sesuai dengan tingkat umur dan

kematangannya.

c. Mampu memberikan perlindungan dan rasa aman bagi anak.

d. Dalam sebuah keluarga yang harmonis, sejahtera dan terlindungi

anak akan tumbuh dan berkembang secara wajar dan mampu

mengoptimalkan setiap potensi yang ada dalam dirinya.

e. Lingkup selanjutnya adalah lingkungan (masyarakat). Lingkungan

masyarakat yang mampu melindungi, nyaman dan aman akan

sangat mendukung perkembangan anak. Anak sebagai pribadi yang

berkembang dan mencari jati diri. Dalam pencariannya anak

mempunyai kecenderungan untuk mencoba hal baru serta mencari

pengakuan dari sekitarnya. Dalam kerangka ini anak seringkali

berusaha meniru atau menjadi beda dengan sekitarnya.

f. Sebuah komunitas yang sehat bagi anak adalah komunitas yang

mampu menerima dan menghargai anak sebagai pribadi, apa

adanya. Komunitas ini juga harus mengakomodir kepentingan anak

14 Kristanto, Ismatul Khasanah, Mila Karmila, “Identifikasi Model Sekolah

Ramah Anak (SRA) ..., hlm.45.

Page 36: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

18

untuk berekspresi, berapresiasi dan berpartisipasi. Selain itu yang

tak kalah penting adalah bagaimana komunitas mampu

memberikan perlindungan pada anak sehingga anak meraasa aman

tinggal dan berinteraksi di dalam komunitasnya.

c. Tahapan Pembentukan Sekolah Ramah Anak (SRA)

Langkah-langkah dalam penerapan Kebijakan Sekolah Ramah

Anak (SRA) dimulai dari persiapan dan perencanaan melalui kegiatan

Sosialisasi tentang Pemenuhan Hak dan Perlindungan Anak, dan SRA,

Penyusunan Kebijakan SRA di masing-masing satuan pendidikan,

Konsultasi anak, dan Pembentukan Tim Pelaksana SRA, pelaksanaan

dan pemantauan sebagaimana proses manajemen yang selama ini kita

kenal.15 Selengkapnya langkah-langkah dalam tahapan pembentukan

SRA adalah adalahsebagai berikut :

1. Persiapan

a) Sosialisasi tentang Pemenuhan Hak dan Perlindungan Anak

Sosialisisasi menekankan hakikat sekolah ramah anak

untuk memastikan bahwa di dalam lingkungan sekolah anak

mendapatkan haknya, serta mendapat perlindungan. Ketika anak

bersekolah, anak sudah mendapatkan haknya atas pendidikan,

namun hak atas pendidikan itu tidak boleh meninggalkan

prinsip-prinsip KHA, oleh karena itu sosialisasi tentang

15 Panduan sekolah ramah anak, Deputi Tumbuh Kembang Anak Kementerian

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, 2015, hlm.21.

Page 37: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

19

Pemenuhan Hak dan Perlindungan Anak harus dilakukan baik

sekolah bekerjasama dengan instansi terkait.

Dalam proses sosialisasi ditekankan akan pentingnya

warga sekolah menyadari bahwa sekolah bukanlah lembaga

yudikatif yang berfungsi memberikan hukuman untuk efek

penjeraan kepada anak melainkan dikembalikan kepada fungsi

sekolah sebagai lembaga pendidikan, pembinaan dan tempat

dimana 8 jam sehari atau 1/3 waktu anak sehari-hari berada

dalam pengasuhan guru sebagai pengganti orang tua, sehingga

kata hukuman, atau sanksi tidak ada dalam kamus SRA

melainkan diganti dengan konsekuensi yang harus dijalankan

anak jika terjadi kelalaian dalam proses pendidikan selama anak

berada di sekolah. Konsekuensi itulah yang mencerminkan

adanya disiplin positif yang harus dijalankan tanpa mengurangi

hak anak untuk mendapat pendidikan dan hak lainnya,

melainkan justru membantu anak untuk dapat lebih mandiri dan

siap menghadapi tantangan.

Adapun tujuan dari adanya sosialisasi tersebut adalah

1. Meningkatkan pemahaman stakeholder bidang pendidikan

tentang hak anak.

2. Meningkatkan komitmen para stakeholder bidang

pendidikan untuk pemenuhan hak anak.

Page 38: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

20

b) Penyusunan Kebijakan Sekolah Ramah Anak di masing-masing

Satuan Pendidikan.

Komitmen tentang pemenuhan dan perlindungan anak di

satuan pendidikan melalui Sekolah Ramah Anak perlu diperkuat

dengan menyusun kebijakan tentang pelaksanaan Sekolah

Ramah Anak di masing-masing satuan pendidikan.

Adapun tujuan penyusunan kebijakan Sekolah Ramah

Anak yaitu 16:

1. Membangun komitmen bersama antar warga sekolah untuk

membentuk atau mengembangkan Sekolah Ramah Anak

sebagai kebutuhan bersama.

2. Menuangkan komitmen menjadi landasan dalam pelaksanaan

kebijakan Sekolah Ramah Anak di sekolah.

c) Konsultasi Anak

Sesuai dengan salah satu prinsip dalam Konvensi Hak

Anak yakni menghargai pandangan anak, maka perlu dilakukan

konsultasi dengan anak untuk memberikan ruang kepada anak

untuk turut berpartisipasi dalam persiapan dan perencanaan

Sekolah Ramah Anak.

Tujuan dari adanya konsultasi anak adalah:

1. Identifikasi kebutuhan dan aspirasi anak di sekolah.

16 Ibid.

Page 39: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

21

2. Memetakan pemenuhan hak dan perlindungan anak yang

dilaksanakan di sekolah.

3. Menyediakan ruang bagi anak untuk berpartisipasi

menyuarakan pendapatnya.

d) Pembentukan Tim Pelaksana Sekolah Ramah Anak

Susunan keanggotaan Tim Pelaksana SRA :Ada dua Tim

SRA yang harus dibentuk untuk mengawal pelaksanaan SRA,

yaitu:

1. Pembentukan Tim SRA di Satuan Pendidikan yang berasal

dari unsur Kepala Sekolah/Madrasah, Wakil Guru, Wakil

Guru BK, Wakil OSIS, Wakil peserta didik dari setiap

jenjang kelas, wakil dari Komite Sekolah/madrasah, wakil

dari persatuan Orang Tua/Wali atau dapat ditambahkan juga

wakil dari alumni.

2. Pembentukan Tim SRA yang merupakan gabungan dari Tim

internal di satuan pendidikan (poin 1) dengan tim Gugus

tugas KLA pada Kluster 4.

Adapun susunan tim pelaksana dan keanggotaan Sekolah

Ramah Anak mulai dari pembina, penanggung jawab, dan ketua

pelaksana. Untuk penanggung jawab masing-masing bidang

mulai dari bidang pengawasan pelaksanaan kurikulum yang

ramah anak, bidang pengawasan kesehatan dan lingkungan,

Page 40: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

22

bidang koordinasi dan sosialisasi, dan tim monitoring dan

evaluasi.

Kemudian tugas dan fungsi tim pelaksana Sekolah

Ramah Anak yaitu

a) Tugas Tim Pelaksana SRA secara umum adalah

mengkoordinasikan berbagai upaya pengembangan SRA,

sosialisasi pentingnya SRA, memantau proses pengembangan

SRA dan evaluasi SRA.

b) Tugas masing-masing bidang:

1. Pembina: mendampingi dan memfasilitasi proses

pembentukan dan pengembangan SRA;

2. Penanggung Jawab: memastikan semua program berjalan

baik dan sesuai dengan peraturan yang berlaku;

3. Ketua Pelaksana: memastikan dan mengontrol semua

pelaksanaan SRA dari mulai pembentukan sampai

pelaksanaan program untuk mendukung tercapainya SRA;

4. Bidang Pengawasan pelaksanaan kurikulum yang ramah

anak: memastikan dan mengawasi penggunaan disiplin

positif dalam proses ajar mengajar di sekolah termasuk

menginventarisir dan membuat komitment penggunaan

disiplin positive yang akan diterapkan;

5. Bidang Koordinasi dan Sosialisasi: mengkoordinasikan

semua program dengan pihak terkait termasuk memastikan

Page 41: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

23

keterlibatan anak dalam proses pembentukan dan

pengembangan SRA;

6. Bidang Monitoring dan Evaluasi : melakukan monitoring

atas pelaksanaan semua program sejak pembentukan

sampai pelaksanaan program. Perlu dicatat anggota Tim

monitoring harus melibatkan unsur peserta didik/anak.

e) Identifikasi Potensi

Proses mengidentifikasi potensi dilakukan bersama wakil

pendidik dan tenaga kependidikan bersama saam wakil anak

serta wakil dari kelompok yang ada di sekolah. Dalam proses

dipetakan potensi yang telah dimiliki atau yang dapat

dikembangkan oleh sekolah untuk membantu mewujudkan

SRA.

2. Perencanaan

Dalam tahap ini dilakukan proses penyusunan rencana atau

program inovasi untuk mewujudkan SRA termasuk merencanakan

kesinambungan program dan kerjasama menyusun skema

pengembangan SRA di sekolah sebagai komponen penting dalam

perencanaan pengembangan SRA ke dalam RKAS dengan jejaring,

khususnya dengan dinas atau lembaga yang sudah mempunyai

program yang berbasis sekolah dan program tersebut mendukung

SRA. Contoh: Sekolah Adiwiyata, Sekolah/Madrasah Aman

Bencana, Sekolah Aman, Sekolah Tanpa Kekerasan,

Page 42: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

24

Sekolah/kawasan Tanpa Rokok, Kawasan Anti NAPZA, Pangan

Jajan Sehat, Kantin Kejujuran, Perilaku Hidup Bersih Sehat

(PHBS), Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Gerakan Makan Ikan,

Sosialisasi Kesehatan Reproduksi dan lain-lain.

Diperlukan upaya untuk menyesuaikan situasi, kondisi dan

kemampuan satuan pendidikan dengan mengoptimalkan semua

sumberdaya sekolah, bermitra dengan pemerintah, pemerintah

daerah, masyarakat, dunia usaha dan pemangku kepentingan

lainnya.

Selain itu jika diperlukan dibuat perbaikan tata tertib agar

dapat mengakomodir suara anak dan isi tata tertib tidak larangan

maupun bersifat hukuman namun dibuat sebagai suatu konsekuesi

yang disepakati bersama antara pendidik dan tenaga kependidikan

bersama anak. Dalam tahapan ini pula dibuat mekanisme pengaduan

(contoh terlampir) sebagai upaya pencegahan dan penanganan kasus

pelanggaran hak anak.

Mekanisme pengaduan dibuat untuk tiga kondisi yaitu 1).

Korban, 2). Saksi yang melihat adanya korban dan 3). warga

sekolah yang melihat adanya situasi yang dapat mengakibatkan

adanya korban segera dapat meminta bantuan untuk mencegah hal

tersebut terjadi atau untuk korban dapat segera ditangani.

Mekanisme pengaduan melibatkan Tim SRA yang ada di Sekolah

dan jejaring penanganan kasus yang berada di luar sekolah.

Page 43: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

25

Mekanisme pengaduan dapat dibuat sesuai dengan kebutuhan dan

sarana yang ada. Berikut contoh mekanisme pengaduan yang dapat

dijadikan salah satu acuan:

Bagan 1. Alur Pengaduan

Sumber: Panduan Sekolah Ramah Anak 17 Keterangan :

1. Pelapor : siswa (korban/ saksi), guru, tenaga kependidikan,

orang tua, masyarakat.

Saksi : Setiap orang yang menyaksikan kejadian.

2. Pengaduan diterima oleh tim pengaduan :

SD/ Sederajat : Guru Kelas/ Guru yang dipercaya murid,

Kepala Sekolah, Pengawas, petugas Guru Kelas/ Guru yang

dipercaya murid.

17 Ibid, hlm.26.

Page 44: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

26

SMP/ Sederajat : Guru BK/ Guru yang dipercaya murid,

Wali Kelas, Kepala Sekolah, Pengawas.

SMA/ SMK/ Sederajat : Guru BK/ Guru yang dipercaya

murid, Wali Kelas, Kepala Sekolah, Pengawas.

3. Teknis Pengaduan :

a. Pelapor/ Saksi Menyampaikan laporan pengaduan kepada

tim pengaduan.

b. Tim pengaduan.

c. Guru BK menanyakan kronologis kejadian (Harus ada

saksi) merujuk Permendikbud No 111 Tahun 2014

tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar

dan Pendidikan Menengah.

4. Tim Pengaduan melakukan klarifikasi masalah mengenai

kebenaran informasi serta mendokumentasikan bukti kejadian/

kasus.

5. Analisis Masalah

Kasus yang biasa terjadi antara lain hamil/menghamili, narkoba

dan pencurian.

6. Menetapkan Tindakan

a. Diselesaikan secara internal (mediasi, terminasi),

memerlukan keahlian/ pengetahuan mengenai kasus.

b. Membutuhkan rujukan/referral ke pihak lain (Orang Tua,

Puskesmas, P2TP2A, Polisi, Pusat layanan)

Page 45: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

27

c. Jika sekolah tidak sanggup menyelesaikan, meminta

bantuan ke UPT Kecamatan Dinas Pendidikan dan/ atau

kepolisian.

d. Menyampaikan informasi kepada pemohon/ penyampai

pengaduan tentang tindakan/ rujukan yang akan diambil

3. Pelaksanaan

Tahapan pelaksanaan adalah tahapan dimana Tim dan

seluruh warga sekolah melaksanakan program yang telah dibuat

bersama untuk mewujudkan Sekolah Ramah Anak. Dalam tahapan

ini komitment dan kerjasama antara Tim dan jejaring dan warga

sekolah sangatlah penting dan diuji agar program yang sudah

direncanakan dan disepakati bersama dapat dilaksanakan secara

benar dan berkesinambungan.18

4. Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan

Dalam tahapan ini dilakukan proses pemantauan, evaluasi

dan pelaporan dengan melibatkan Tim Sekolah dan Tim gabungan

dengan sasaran pada anak, pendidik dan tenaga kependidikan.

A. Pelaksanaan pemantauan disarankan dilakukan dengan cara :

1. Memberikan kuesioner kepada Kepala Sekolah dan wakil

dari pendidik dan tenaga kependidikan. Dalam proses ini

18 Ibid, hlm.27.

Page 46: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

28

diperlukan terlebih dahulu penyusunan kuesioner sebagai

instrument pemantauan.

2. Pemantauan bersama yang merupakan gabungan dari dinas

dan lembaga terkait SRA ke sekolah untuk melihat

langsung dan berbincang langsung serta mendapatkan

informasi dari sekolah khususnya anak mengenai kondisi

sekolah secara riil, apa yang mereka rasakan serta

keluhkan.

Dalam pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasinya

saling berkaitan erat dengan Gugus Tugas KLA. Pemantauan

dan evaluasi dilakukan secara terpadu dan terkoordinasi dengan

program terkait lainnya agar lebih efektif dan efisien sesuai

dengan mekanisme yang sudah diatur. Hal ini dilakukan

dengan cara sebagai berikut:

a. Pemantauan Internal

Tim Internal satuan pendidikan melakukan :

1) Menyusunan instrumen pemantauan dengan bantuan

pendamping dengan mengacu kepada instrumen yang

dibuat oleh KPPPA.

Instrumen dibuat 2 jenis, yaitu :

instrument untuk pendidik dan tenaga kependidikan,

orang tua dan semua yang terlibat kecuali anak

didik. Instrumen berisikan hal –hal yang terkait

Page 47: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

29

dengan program sekolah terkait SRA dan

dampaknya untuk anak.

instrument untuk anak didik, berisikan pertanyaan

terkait dengan apa yang mereka rasakan di sekolah.

(Contoh ada dalam lampiran)

2) Melakukan pemantauan sebanyak 2 kali dalam satu

tahun atau sesuai dengan kesepakatan di Tim

b. Pemantauan Eksternal

Tim SRA yang melibatkan gugus tugas KLA kluster

4 dan Dinas/ lembaga lainnya melakukan pemantauan

dengan mengacu kepada instrument yang dibuat oleh

KPPPA dan dimungkinkan disesuaikan dengan

kebutuhan.Tidak menutup kemungkinan pemantauan

dilakukan oleh KPP dan PA sesuai dengan kebutuhan.

c. Pelaksana : Gugus Tugas KLA/ Tim Koordinasi SRA dan

Anak.

B. Evaluasi

Evaluasi dilakukan oleh Tim internal maupun oleh Tim

telah tergabung dengan kluster 4 Gugus Tugas KLA

beradasarkan hasil dari instrument yang telah disebarkan dan di

isi oleh responden, selanjutnya ditelaah dan dianalisa serta

Page 48: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

30

dibuat kesimpulan dan rekomendasi yang ditujukan kepada

pihak-pihak terkait.19

Dalam satu tahun proses pemantauan dapat dilakukan

sesuai dengan kebutuhan tapi minimal harus dilakukan satu

tahun 1 kali untuk mengetahui efektifitas program SRA yang

telah dilakukan dan dampaknya terhadap pemenuhan dan

perlindungan anak di sekolah.

C. Pelaporan

Pelaporan dilakukan oleh Tim dan dilaporkan kepada

Gugus Tugas KLA Kabupaten/Kota yang akan melaporkan

secara berjenjang kepada Gugus Tugas Provinsi dan

selanjutnya dilaporkan kepada Kementerian Pemberdayaan

Perempuan dan Perlindungan Anak.

d. Model Pembelajaran Sekolah Ramah Anak (SRA)

Terdapat banyak model pembelajaran di Indonesia.

Diantaranya adalah CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif), PAKEM

(Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) yang telah

di kembangkan di Indonesia, dan berkembang menjadi PAIKEM

(Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan).

Pendekatan ini lebih menekankan pada cara belajar siswa mandiri.

Cara belajar yang menyenangkan (Joyful Learning) merupakan ciri

utama yang digunakan model pembelajaran ini karena dapat

19 Ibid, hlm.28.

Page 49: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

31

memotivasi siswa. Model pembelajaran yang kontekstual ini memiliki

4 prinsip utama. Pertama adalah Interactional Process. Prinsip ini

menekankan pada interaksi aktif siswa dengan teman, guru, dan

lingkungan. Kedua adalah Communication Process yaitu siswa

mengkomunikasikan pengalaman belajarnya dengan guru dan teman

mereka. Ketiga adalah Reflection process yaitu siswa mengingat

kembali apa yang telah mereka pelajari dan lakukan. Keempat adalah

Exploration process yaitu siswa secara langsung melakukan kegiatan

seperti observasi, demonstrasi, experimen, dan interview.

Walaupun model pembelajaran ini menarik, tapi ada sesuatu

yang terlupakan, yakni hak-hak anak. Model pembelajaran

PAKEM/PAIKEM lebih menekankan pada aktivitas siswa sehingga

tanpa kita sadari model model pembelajaran kita sangat

mengeksploitasi anak. Anak terbebani dengan banyak tugas.

Pendekatan ini akan lebih bermakna jika pendidik/guru memberikan

anak hak-hak mereka. Melalui CRC, kita akan mengenal hak-hak anak.

Model pembelajaran PAKEM/PAIKEM dapat kita padukan dengan

Child Friendly Teaching Model (CFTM) (dalam buku pedoman Child

Friendly Teaching Model).

Child Friendly Teaching Model (CFTM) adalah model

pembelajaran yang berbasis 3P (Provisi, Proteksi, dan Partisipasi).

Model pembelajaran ini, sangat tepat diterapkan untuk pendidikan

anak kebutuhan dasar karena akan lebih terperhatikan. Anak merasa

Page 50: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

32

nyaman dan terlindungi karena ancaman dan hukuman jauh dari

kehidupan anak. Perkembangan anak akan lebih maksimal. Anak

menjadi lebih berani karena diberi kesempatan untuk berpartisipasi.20

Berikut adalah pendekatan yang dimanfaatkan oleh Child

Friendly Teaching Model yang berbasis 3P.

Tabel 1. Pendekatan Child Friendly Teaching Model

Sumber : Buku Panduan Child Friendly Teaching Model.21

Experience (Pengalaman) Understanding (Pengertian)

Skill (Kecakapan) Fact (Fakta)

Anak memiliki pengalaman (latar belakang) yang berbeda, baik

yang berasal dari dalam rumah maupun lingkungan. Latar belakang

dari dalam rumah ekonomi, aktivitas, kebiasaan, keyakinan akan

dibawa anak ke dalam sekolah. Begitu pula dengan lingkungan, akan

mewarnai kehidupan anak. Dengan latar belakang yang berbeda, tentu

dibutuhkan pemahanan terhadap anak yang berbeda pula. Konsep

pemahaman ini lebih pada membedakan keberadaan anak karena

mereka memiliki pengalaman yang berbeda.

Walaupun anak memiliki pengalaman yang berbeda dan butuh

pemahaman yang berbeda, seorang anak tetap memiliki hak untuk

memperoleh kecakapan yang sama. Anak perempuan berhak

20 Muhdi, Senowarsito, Listyaning S, “Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills) Melalui Child Friendly Teaching Model (CFTM) Sebagai Dasar Membangun Karakter Siswa”, E-Dimas (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat), Vol. 3, No. 1, September 2012.hlm.44.

21 Ibid.

Page 51: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

33

mendapatkan kecakapan yang biasa dilakukan anak laki-laki. Begitu

pula sebaliknya, anak laki-laki berhak memiliki kecakapan yang sama

sebagaimana yang dilakukan anak perempuan.

Sebagai misal, beri kesempatan anak laki-laki untuk menjahit,

dan beri kesempatan anak perempuan bermain bola. Hal ini

dimaksudkan untuk menumbuh kembangkan minat dan bakat mereka.

Sebagai faktanya, anak dengan pengalaman (latar belakang) yang

berbeda apabila diberi kesempatan yang sama akan memperoleh hasil

yang sama.

e. Prinsip Dalam Penerapan Sekolah Ramah Anak

Menurut Senowarsito dan Ulumudin bahwa sekolah ramah

anak adalah pendidikan yang berdasarkan prinsip 3P (Provisi, Proteksi,

dan Partisipasi) dalam proses pembelajarannya.22 Ketiga prinsip

tersebut akan dijabarkan sebagai berikut:

1. Provisi

Provisi adalah ketersediaan kebutuhan anak seperti

cinta/kasih-sayang, makanan, kesehatan, pendidikan dan rekreasi.

Cinta dan kasih-sayang merupakan kebutuhan

dasar anak yang sangat penting untuk dikembangkan dalam

kehidupan di sekolah. Hubungan kasih sayang yang tulus dan

22 Risminawati, Siti Nur Rofi’ah, “Implementasi Pendidikan Ramah Anak”, Profesi

Pendidikan Dasar, Vol. 2, Nomor 1, Juli 2015, hlm.71.

Page 52: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

34

hangat antara guru dan anak dapat menghilangkan rasa takut. Rasa

takut yang tumbuh dalam diri anak hanya akan

menghalangi kebebasan anak berekspresi, berpendapat, bertanya,

menjawab dan apalagi menyela. Kebebasan ini yang sebenarnya

harus kita tumbuh-kembangkan untuk terciptanya siswa aktif.

2. Proteksi

Proteksi adalah perlindungan terhadap anak dari ancaman,

diskriminasi, hukuman, salah perlakuan, dan segala bentuk

pelecehan serta kebijakan yang kurang tepat (sebagaimana yang

dijamin oleh Konvensi PBB tentang Hak-hak Anak, November

1989). Pemerintah kita telah meratifikasi Konvensi PBB pada tgl

25 Agustus 1990 dengan dekrit presiden nomor 36/1990 dan UU

nomor 23/2002 dan diperbaharui lagi dalam UU nomor 35/2014

tentang perlindungan anak. Namun, proteksi merupakan persoalan

yang sangat serius di Indonesia misalnya perlakuan yang kurang

pas terhadap siswa, pelecehan seksual (sekalipun dalam bentuk

verbal) dan hukuman fisik masih ditemukan diberbagai sekolah.

3. Partisipasi

Partisipasi adalah hak untuk bertindak yang digunakan

siswa untuk mengungkapkan kebebasan berpendapat, bertanya,

berargumentasi, berperan aktif di kelas dan di sekolah. Kebebasan

berekspresi, bertanya, menjawab harus ditanamkan sejak anak usia

Page 53: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

35

dini karena pada usia ini karakter individu mulai terbentuk. Pada

umumnya, karakteristik pendidik di Indonesia belum memberikan

kebebasan anak didik untuk berekspresi, dalam diri anak masih

terdapat rasa takut, rasa tidak percaya diri, rasa ragu-ragu, dan rasa

malu.23

Pendidikan ramah anak yang berbasis 3 P ini dapat lebih

melihat pada peran siswa dalam keaktifannya berekspresi, bertanya,

menjawab, berargumentasi, bahkan siswa diperkenankan untuk

menginterupsi pada saat pendidik sedang menjelaskan. Partisipasi

dapat diberikan dalam bentuk partisipasi klasikal, kelompok, dan

individual sesuai dengan layanan bimbingan dan konseling yang ada

selama ini. Partisipasi klasikal adalah partisipasi yang dilakukan oleh

seluruh anak dalam satu kelas, dalam satu satuan waktu dengan

kegiatan yang sama. Partisipasi kelompok adalah partisipasi yang

biasanya dilaksanakan pada kegiatan inti, dimana terdapat beberapa

kegiatan dan antar kelompok melakukan kegiatan yang berbeda dalam

satu-satuan waktu tertentu, dan partisipasi individual adalah partisipasi

yang memungkinkan anak memilih kegiatan sesuai dengan minat dan

kemampuannya masing-masing.

23 Hardi Prasetiawan, “Peran Bimbingan Konseling Dalam Pendidikan Ramah Anak”,

Jurnal CARE (Children Advisory, Research, and Education). Vol. 4, Nomor 1, Juli 2016, hal.57.

Page 54: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

36

f. Ciri-Ciri Sekolah Ramah Anak

Menurut Kristanto ada beberapa ciri-ciri Sekolah Ramah Anak

yang ditinjau dari beberapa aspek:24

1. Sikap Terhadap Murid

Perlakuan adil bagi murid laki-laki dan perempuan, cerdas-

lemah, kaya-miskin, normal-cacat, anak pejabat-anak buruh,

Penerapan norma agama, sosial dan budaya setempat. Serta Kasih

sayang kepada murid, memberikan perhatian bagi mereka yang

lemah dalam proses belajar karena memberikan hukuman fisik

maupun nonfisik bisa menjadikan anak trauma. Saling

menghormati hak-hak anak, baik antar murid, antar tenaga,

kependidikan serta antara tenaga kependidikan dan murid. Seorang

pendidik harus menyadari bahwa setiap peserta didik mempunyai

potensi yang kadang-kadang tidak dapat terungkap, tidak diterima,

dan tidak dihargai dalam proses pendidikan.

Oleh karena itu, seorang guru harus mengembangkan cara

pandang yang positif terhadap siswa dan tidak boleh membeda-

bedakan antara siswa satu dengan siswa yang satunya. Cara

pandang yang positif akan mendorong guru untuk mengembangkan

perilaku yang konstruktif, suportif, humanis, demokratis, dan tidak

24 Kristanto, Ismatul Khasanah, Mila Karmila, “Identifikasi Model Sekolah Ramah Anak

(SRA) ..., hal.47.

Page 55: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

37

menggunakan cap negatif atau perilaku-perilaku yang

menghancurkan harga diri siswa

2. Metode Pembelajaran

Terjadi proses belajar sedemikian rupa sehingga siswa

merasakan senang mengikuti pelajaran, tidak ada rasa takut, cemas

dan waswas, siswa menjadi lebih aktif dan kreatif serta tidak

merasa rendah diri karena bersaing dengan teman siswa lain.

Terjadi proses belajar yang efektif yang dihasilkan oleh penerapan

metode pembelajaran yang variatif dan inovatif. Dalam proses

pembelajaran seorang guru harus mampu mengorganisasi setiap

kegiatan belajar- mengajar dan menghargai anak didiknya sebagai

suatu subjek yang memiliki bekal dan kemampuan.

Oleh karena itu, interaksi antara seorang guru dengan siswa

harus lebih banyak berbentuk pemberian motivasi dari guru kepada

siswa, agar siswa merasa senang, memiliki semangat, potensi dan

kemampuan yang dapat meningkatkan harga dirinya. Dengan

demikian siswa diharapkan dapat lebih aktif dalam melakukan

kegiatan belajar.

3. Fasilitas Pembelajaran

Proses belajar mengajar didukung oleh media ajar seperti

buku pelajaran dan alat bantu ajar/peraga sehingga membantu daya

serap murid. Guru sebagai fasilitator menerapkan proses belajar

Page 56: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

38

mengajar yang kooperatif, interaktif, baik belajar secara individu

maupun kelompok. Terjadi proses belajar yang partisipatif. Murid

lebih aktif dalam proses belajar. Guru sebagai fasilitator proses

belajar mendorong dan memfasilitasi murid dalam menemukan

cara/ jawaban sendiri dalam suatu persoalan. Suatu proses belajar-

mengajar dikatakan baik, bila proses tersebut dapat

membangkitkan kegiatan belajar yang efektif. Dalam tata kelola

pembelajaran, guru tidak hanya memberi sejumlah teori, wawasan,

dan pengalaman saja kepada siswa, karena boleh jadi ada siswa

yang malas, tidak punya semangat, motivasinya rendah, dan tidak

memiliki kepercayaan diri yang baik.

Untuk itu, dalam proses pembelajaran guru harus mampu

memerankan dirinya sebagai pelayan belajar. Selaku pelayan

belajar, guru tidak mengartikan mengajar sebagai upaya

mentransfer sejumlah ilmu pengetahuan, teori, maupun informasi

semata kepada para peserta didik. Mengajar adalah proses

membantu kesulitan belajar siswa dalam menemukan dan

mengembangkan potensi dan jati dirinya secara utuh.

4. Pelibatan Murid

Murid dilibatkan dalam berbagai aktifitas yang

mengembangkan kompetensi dengan menekankan proses belajar

melalui berbuat sesuatu (learning by doing), demo, praktek, dan

Page 57: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

39

lain sebagainya). Melalui berbagai aktivitas dapat menjadi tempat

yang menunjang bagi berbagai kegiatan dan kesempatan belajar

bagi anak-anak. Hal ini karena dengan melakukan aktivitas dapat

merangsang perkembangan serta pertumbuhan fisik dari seorang

anak. Melalui kegiatan anak-anak dapat mengembangkan rasa

percaya diri, menjadi lebih sosial, belajar mandiri,

mengembangkan intelektualnya, dan belajar menyelesaikan

permasalahan yang muncul.

5. Penataan Kelas

Murid dilibatkan dalam penataan bangku, dekorasi dan

ilustrasi yang menggambarkan ilmu pengetahuan, dan lain

sebagainya. Penataan bangku secara klasikal (berbaris ke belakang)

mungkin akan membatasi kreatifitas murid dalam interaksi sosial

dan kerja dikursi kelompok, Murid dilibatkan dalam menentukan

warna dinding atau dekorasi dinding kelas sehingga murid menjadi

betah di dalam kelas, Murid dilibatkan dalam memajang karya

murid, hasil ulangan atau test, bahan ajar dan buku sehingga

artistik dan menarik serta menyediakan space untuk baca (pojok

baca). Bangku dan kursi sebaiknya ukurannya disesuaikan dengan

ukuran postur anak Indonesia serta mudah untuk digeser guna

menciptakan kelas yang dinamis.

Page 58: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

40

Penataan ruang kelas yang baik, rapih, indah, terstruktur

dan terintergrasi, akan lebih memudahkan guru dan anak dalam

melakukan pembelajaran. Ruang kelas yang baik akan membuat

anak semakin terdorong untuk aktif melakukan kegiatan yang

dipilih oleh mereka sendiri. Penataan dan iklim yang baik juga

akan membantu anak memahami hak dan perasaan dirinya serta

hak dan perasaan orang lain.

Dengan penataan yang baik anak akan lebih memahami

aturan-aturan yang harus diikutinya tanpa harus mendengarkan

penjelasan gurunya setiap hari.

6. Lingkungan Kelas

Murid dilibatkan dalam mengungkapkan gagasannya dalam

menciptakan lingkungan sekolah (penentuan warna dinding kelas,

hiasan, kotak saran, majalah dinding, taman kebun sekolah),

tersedia fasilitas air bersih, higienis dan sanitasi, fasilitas

kebersihan dan fasilitas kesehatan, fasilitas sanitasi seperti toilet,

tempat cuci, disesuaikan dengan postur dan usia anak. Di sekolah

diterapkan kebijakan/peraturan yang mendukung kebersihan dan

kesehatan.

Page 59: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

41

g. Karakteristik Guru yang Disenangi Oleh Siswa

Sifat-sifat atau karakteristik guru-guru yang disenangi oleh

para siswa adalah guru-guru yang (1) demokratis, (2) suka bekerja

sama (kooperatif), (3) baik hati, (4) sabar, (5) adil, (6) konsisten, (7)

bersifat terbuka, (8) suka menolong, dan (9) ramah tamah. Sifat-sifat

lain yang disenangi siswa adalah (1) suka humor, (2) memiliki

bermacam ragam minat, (3) menguasai bahan pelajaran, (4) fleksibel,

dan (5) menaruh minat yang baik terhadap siswa. 25

Guru yang demokratis memberikan kebebasan kepada anak

disamping mengadakan pembatasan-pembatasan tertentu, tidak bersifat

otoriter, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan

serta dalam berbagai kegiatan. Guru yang suka bekerja sama bersikap

saling memberi dan saling menerima dan dilandasi oleh kekeluargaan

dan toleransi yang tinggi. Guru yang baik hati bersikap suka memberi

dan berkorban untuk kepentingan anak didiknya.

Guru yang sabar tidak suka marah dan lekas tersinggung serta

suka menahan diri. Guru yang adil tidak bersikap membeda-bedakan

anak dan memberi anak sesuai dengan kesempatan yang sama bagi

semuanya. Guru yang konsisten selalu berkata sama dan bertindak

sama sesuai dengan ucapannya, baik dulu maupun seterusnya. Guru

yang bersifat terbuka akan bersedia menerima kritik dan saran dan,

25 Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo,

2012), hlm.39-40.

Page 60: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

42

kalau perlu mengakui kekurangannya dan kelemahannya. Guru yang

suka menolong senantiasa siap membantu anak-anak yang mengalami

kesulitan atau masalah tertentu. Guru yang ramah tamah mudah

bergaul dan disenangi oleh semua orang; dia tidak sombong dan

bersedia bertindak sebagai pendengar yang baik disamping sebagai

pembicara yang menarik.

Guru yang suka humor banyak disenangi oleh anak-anak

dengan kepandaiannya membuat anak-anak menjadi gembira dan tidak

tegang atau terlalu serius. Guru yang memiliki berbagai macam niat

akan merangsang siswa dan dapat melayani berbagai minat anak. Guru

yang menguasai bahan pelajaran dapat menyampaikan materi pelajaran

dengan lancar dan menumbuhkan semangat dikalangan anak. Guru

yang fleksibel umumnya tidak bersikap kaku. Guru yang berminat

terhadap anak menyebabkan anak merasa diperhatikan dan dihargai.

h. Karakteristik Belajar Anak Usia Sekolah Dasar

Karakteristik belajar anak usia Sekolah Dasar di dalam Oemar

Hamalik dijelaskan sebagai berikut :26

1. Anak menyenenangi suatu proses

Anak-anak tidak mempunyai tilikan dan pengalaman yang

memungkinkan mereka dapat menerima dengan sepenuh hati

tujuan-tujuan yang dirumuskan oleh orang dewasa. Kalau anak

26 Ibid, hlm.102.

Page 61: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

43

bertanya sesuatu, yang penting bukanlah jawabannya yang menjadi

tujuan, melainkan proses berbicaranya itu sendiri atau bertanyanya

itu sendiri. Itulah sebabnya anak selalu bertanya sekalipun orang

dewasa sudah memberikan jawabannya.

Jadi, anak-anak tertarik akan prosesnya. Kalau ia berbicara,

yang sangat menarik baginya dan yang menjadi tujuannya adalah

kegiatan bicaranya itu sendiri.

2. Kebutuhan tentang tujuan-tujuan yang dekat.

Bagi anak kecil, hari ini dan besok lebih penting dari pada

minggu yang akan datang. Hal ini disebabkan oleh keadaan anak

kecil belum memiliki konsep waktu yang jelas. Anak cepat merasa

lelah, karena itu guru harus pandai mengalihkan perhatian mereka

dari objek atau pelajaran yang satu kepada yang lain. Dalam

mengerjakan sesuatu ia ingin segera mencapai tujuannya. Kalau

membuat suatu benda, misalnya, hendaknya segera diselesaikan.

3. Kebutuhan akan sukses.

Perasaan berhasil atau gagal tak perlu berasal dari ukuran

mutlak dari suatu pekerjaannya. Apa yang merupakan sukses bagi

seseorang, mungkin berupa kegagalan bagi anak-anak bergantung

pada jenis pengalaman yang telah dimilikinya, pada konsep tentang

dirinya dan pada harapan-harapan yang diajarkan oleh

subkulturalnya. Para siswa yang berhasil cenderung memiliki

Page 62: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

44

aspirasi yang sejalan dengan pekerjaanya yang lampau. Apa yang

menjadi aspirasi anak-anak bergantung pada apa yang menurut

persepsinya dapat dicapainya.

Apabila anak sering mengalami kegagalan, mereka akan

kehilangan harga dirinya, dan hal ini akan berkecendrungan bahwa

mereka akan menetapkan tingkat aspirasinya di bawah kemampuan

mereka yang sesungguhnya. Keadaan ini menunjukkan bahwa

anak-anak membutuhkan keberhasilan-keberhasilan tertentu dalam

usahanya agar harga dirinya tidak hilang dan aspirasinya tetap

tinggi.

4. Kebutuhan terhadap hal-hal yang rutin dan konsisten

Bahwa anak-anak membutuhkan hal-hal yang rutin jelas

tampak pada reaksinya terhadap lingkungannya. Perubahan-

perubahan yang mendadak sering menimbulkan gangguan-

gangguan emosional, dan kebiasaan-kebiasaan keluarga yang tidak

menentu (cepat berubah-ubah) merupakan faktor yang

menyebabkan problem perilaku. Nilai-nilai yang bertentangan

yang ditemukan mereka di rumah dan di sekolah merupakan

penyebab lain bagi kesulitan dalam penyesuaian diri. Para siswa

yang sering kali mempunyai masalah adalah mereka yang

menghadapi cara-cara yang ditetapkan oleh orang tuanya.

Sedapat mungkin guru hendaknya bersifat konsisten dalam

perasaannya, sikapnya berhubungan dengan hal-hal yang rutin,

Page 63: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

45

disiplin, dan pendekatan terhadap siswa. Mengapa konsistensi

sikap dan tindakan guru itu penting ? Hal ini adalah karena:

a. konsistensi cenderung mengurangi rasa cemas dan

kekhawatiran para siswa.

b. Konsistensi yang membenarkan serta tidak membenarkan

tindakan tertentu akan memberikan gambara yang jelas bagi

para siswa tentang tujuan-tujuan yang akan dicapai.

c. Kebiasaan-kebiasaan yang didasari oleh hal-hal yang bersifat

kognitif dan diperkuat dengan model yang konsisten akan

mempermudah penguasaan kebiasaan-kebiasaan tersebut.

5. Kebutuhan untuk bermain

Para ahli psikologi anak menekankan pentingnya bermain

bagi anak-anak. Bagi anak-anak, bermain merupakan kegiatan

yang alami dan sangat berarti. Dengan bermain, anak mendapatkan

kesempatan untuk mengadakan hubungan yang erat dengan

lingkungannya.

Piaget dalam Oemar Hamalik 27 memandang permainan

sebagai perkenalan dan arena untuk melatih perilaku berpikir simbolis

dan pemecahan masalah. Disamping itu, permainan sangat penting

untuk melatih otot-otot, keterampilan fisik, keseimbangan, bekerja

sama dengan orang lain, belajar bercakap-cakap, persahabatan dan

latihan tata krama.

27 Ibid, hlm.104.

Page 64: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

46

2. Tinjauan Mengenai Kebijakan Sekolah Ramah Anak (SRA)

Undang-undang perlindungan anak No. 23 Tahun 2002 adalah

salah satu undang-undang mengenai hak-hak anak yang menjelaskan

secara rinci tentang perlindungan anak. Upaya perlindungan anak

merupakan bagian integral dari usaha mensejahterakan anak. Namun

demikian, dalam kenyataan perlakuan terhadap anak masih rentan terhadap

pelanggaran hak-hak mereka, termasuk tindak kekerasan terhadap anak.

a. Landasan Hukum Kebijakan Sekolah Ramah Anak

Dari beberapa-fenomenea-fenomena mengenai maraknya kasus

kekerasan terhadap anak di dunia pendidikan khususnya di sekolah,

pemerintah melalui Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak mengeluarkan Peraturan Menteri (Permen) PPPA

No. 8 Tahun 2014 Tentang Kebijakan Sekolah Ramah Anak (SRA).

Kebijakan ini dikeluarkan agar anak merasa aman dan terlindungi dari

kekerasan dalam dunia pendidikan.

Kebijakan Sekolah Ramah Anak memiliki landasan hukum

sebagai berikut.

Ketentuan Internasional meliputi:

a. Deklarasi Umum mengenai Hak Asasi Manusia pada tahun 1948;

b. Konvensi Hak Anak oleh PBB tahun 1989;

c. Deklarasi Dakar Education For All (EFA) tahun 2000;

d. Deklarasi Millenium Development Goals (MDGs); dan

Page 65: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

47

e. Deklarasi World Fit for Children tahun 2002. 28

Ketentuan Nasional meliputi:

a. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan

Anak;

b. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional;

c. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2005 tentang Pengesahan

International Covenant on Economic, Social and Cultural Rights

(Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan

Budaya);

d. Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990 tentang Pengesahan

Convention on the Rights of the Child (Konvensi tentang Hak-Hak

Anak);

e. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 70 Tahun 2009

tentang pendidikan inklusif bagi peserta didik yang memiliki

kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa;

f. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak Nomor 11 Tahun 2011 tentang kebijakan

pengembangan kabupaten/kota layak anak.29

28

Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Republik Indonesia No. 8 Tahun 2014 Pasal 1, hlm. 17.

29 Ibid, 18.

Page 66: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

48

b. Maksud dan Tujuan Kebijakan Sekolah Ramah Anak

Maksud dari Kebijakan Sekolah Ramah Anak ialah menjadi

acuan bagi pemangku kepentingan termasuk anak dalam

mengembangkan Sekolah Ramah Anak sebagai upaya untuk

mewujudkan salah satu indikator Kabupaten/Kota Layak Anak.

Sadangkan tujuannya yaitu meliputi dua poin, yang pertama

memenuhi, menjamin, dan melindungi hak anak melalui Sekolah

Ramah Anak.

Kedua, memastikan bahwa satuan pendidikan mengembangkan

minat, bakat, dan kemampuan anak serta mempersiapkan anak untuk

bertanggungjawab kepada kehidupan yang toleran, saling

menghormati, dan bekerjasama untuk kemajuan dan semangat

perdamaian.30 Dengan demikian belajar akan menjadi sangat bermakna

dan mampu mencetak pribadi-pribadi yang berkualitas.

30 Ibid, 17

Page 67: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

49

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah

untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.31 Adapun

dalam penelitian ini, pendekatan penelitian yang digunakan oleh peneliti

adalah penelitian yang bersifat kualitatif dengan menggunakan metode

studi kasus, yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena

tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,

persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan dengan cara

deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus

yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.32

Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan (field research), yang

bertujuan untuk menggambarkan bagaimana implementasi program

sekolah ramah anak (SRA) di SD Negeri 1 Ampenan Kota Mataram.

Kirk dan Miller dalam Moleong mendefinisiskan bahwa:

“penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya maupun peristilahannya.33 Menurut Jane Richie, penelitian kualitatif adalah upaya untuk menyajikan dunia sosial dan perspektifnya di dalam dunia, dari segi konsep, perilaku persepsi, dan persoalan tentang manusia yang diteliti.34 Sedangkan menurut N.S. Sukmadinata (dalam buku penelitian pendidikan) mengatakan bahwa penelitian kualitatif

31 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D), (Bandung: Alfabeta, 2017), hlm.3. 32 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2014), hlm.6. 33 Ibid, hlm.4. 34 Ibid, hlm.6

Page 68: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

50

adalah penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganlisis fenomena, peristiwa aktifitas sosial, sikap kepercayaan, persepsi dan pemikiran orang baik secara individu maupun kelompok.35

Adapun menurut penulis buku penelitian kualitatif lainnya yaitu

Denzin dan Lincoln di dalam Moleong menyatakan bahwa:

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang mengunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada.36

Jadi, dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan pendekatan

kualitatif merupakan metode untuk mengumpulkan data dalam bentuk

tertulis atau lisan dari orang perorang maupun kelompok yang diamati dan

fenomena yang bertujuan untuk membuat deskriptif ataupun gambaran

secara sistematis mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, aktifitas sosial,

kepercayaan serta hubungan fenomena-fenomena yang diamati.

Adapun metode penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini

adalah dengan menggunakan metode studi kasus. Studi kasus atau atau

penelitian kasus adalah peelitian yang dilakukan untuk mengungkap suatu

keadaan secara mendalam, intensif, baik mengenai perseorangan, secara

individual, maupun kelompok, atau lembaga masyarakat.37 Dalam studi

kasus ini peneliti mengumpulkan data mengenai diri subjek dari keadaan

masa sebelumnya, masa sekarang dan lingkungan sekitarnya.

35 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja-

Rosdakarya, 2010), hlm.60. 36 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif..., hlm.5. 37 Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011), hlm.102.

Page 69: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

51

Alasan peneliti memilih menggunakan metode kualitatif merujuk

dari pendapat yang dikemukakan oleh Moleong, yaitu:

a. Untuk penelitian konsultatif. b. Untuk memahami isu-isu rinci tentang situasi dan kenyataan yang

dihadapi oleh seseorang; c. Untuk meneliti latar belakang fenomena yang tidak dapat diteliti

melalui penelitian kuantitatif; d. Untuk menemukan perspektif baru tentang hal-hal yang sudah

banyak diketahui; e. Untuk meneliti tentang hal-hal yang berkaitan dengan latar

belakang subyek penelitian; f. Untuk lebih dapat memahami setiap fenomena yang sampai

sekarang belum banyak diketahui.38

Adapun alasan peneliti melakukan studi kasus dengan landasan

teori sebagai acuan ketika peneliti akan menggali suatu hal yang berkaitan

dengan subjek. Diharapkan dengan landasan teori yang telah disebutkan

pada bab sebelumnya dapat mendasari setiap langkah yang dilakukan oleh

peneliti, baik ketika menyusun pedoman wawancara, ketika melakukan

wawancara, dan ketika menggali data dari sumber lain yang terkait.

Oleh karena itu, berdasarkan alasan-alasan yang peneliti

kemukakan di atas berkaitan dengan alasan peneliti menggunakan

pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus adalah

untuk mengetahui bagaimana implementasi program Sekolah Ramah Anak

(SRA), serta faktor pendukung dan penghambat dalam

pengimplementasian programnya.

38 Ibid, hlm.7.

Page 70: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

52

2. Kehadiran Peneliti

Sesuai dengan penelitian kualitatif, yaitu salah satunya adalah

peneliti sebagai instrumen kunci, karena peneliti sebagai aktor utama

dalam keseluruhan penelitian di lapangan, maka kehadiran peneliti di

lapangan sangat mutlak dilakukan oleh peneliti itu sendiri. Dalam

penelitian ini kedudukan peneliti adalah sebagai pengamat biasa, di mana

peneliti tidak ikut masuk langsung ke dalam kehidupan objek peneliti.

Tujuan utama penelitian di lapangan adalah untuk mendapatkan data dan

informasi yang dibutuhkan yang berkenaan dengan masalah yang akan

diteliti.

Oleh karena itu, dalam mengumpulkan data peneliti menciptakan

hubungan sosial yang akrab dengan responden yang menjadi sumber data,

agar data yang diperoleh betul-betul valid. Dalam hal ini peneliti sebagai

pengumpul data berusaha semaksimal mungkin mengumpulkan data,

keabsahan data ini diperoleh, baik dari hasil observasi, wawancara, dan

dokumentasi selama proses penelitian.

Hal-hal yang akan dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah:

a. Melakukan observasi mengenai keadaan lokasi penelitian, keadaan

sosial guru dan peserta didik serta bagaimana implementasi program

Sekolah Ramah Anak (SRA).

Page 71: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

53

b. Mengadakan dialog atau wawancara dengan pihak-pihak terkait,

yaitu kepala Madrasah, guru-guru, dan peserta didik sebagai sumber

informasi dan mempunyai peran aktif dalam lingkungan pendidikan.

c. Menarik kesimpulan berupa gambaran umum keadaan sosial di dalam

lingkungan Sekolah, menguraikan berbagai manfaat dan kelemahan

serta solusi untuk mengatasi berbagai kelemahan atau kekurangan.

Adapun dalam pelaksanaan penelitian biasanya hari-hari pertama

merupakan ujian mental bagi peneliti. Peneliti akan melakukan petunjuk

yang dikemukakan oleh Bogdan dan Taylor yang dikutip Moleong

sebagai berikut:

a. tidak mengambil sesuatu dari lapangan secara pribadi; b. merencanakan kunjungan pertama untuk menemui perantara

yang nantinya akan memperkenalkan peneliti. c. tidak berambisi untuk mendapatkan informasi pada hari-hari

pertama dan mempersingkat kunjungan pertama ke lokasi penelitian;

d. bertindak secara pasif; e. bertindak lemah lembut;39

3. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat di mana penelitian

berlangsung untuk mencari dan menggali berbagai informasi dan data.

Adapun lokasi penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Ampenan yang

berada di Jln. Malomba No. 1 kelurahan Ampenan Selatan Kota Mataram

Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

39 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif ..., hlm.167-168.

Page 72: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

54

4. Sumber Data

Adapun yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian yaitu

subjek dari mana data dapat diperoleh. Apabila peneliti menggunakan

kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data

disebut responden. Apabila peneliti menggunakan teknik observasi, maka

sumber datanya bisa berupa benda, gerak, atau proses sesuatu.40 Pendapat

lain yang senada yaitu menurut Lofland dan Lofland, sumber data utama

dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, tindakan dan selebihnya adalah

data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.41

Jadi sumber data adalah subjek dari mana data dan informasi itu

diperoleh baik itu menggunakan metode observasi, wawancara, maupun

dokumentasi, guna mendapatkan data dan informasi yang peneliti

butuhkan ketika melakukan penelitian. adapun menurut Supardi dalam

bukunya yang berjudul bacaan cerdas penulisan skripsi diuraikan berbagai

jenis dan sumber data dalam penelitian kualitatif yaitu:

Jenis-jenis data yang sangat diperlukan untuk kebutuhan penelitian yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang hanya dapat kita peroleh dari sumber asli atau pelaku aktivitas. Adapun data sekunder merupakan sumber data yang diperoleh dari orang kedua atau ketiga dan bukan diperoleh secara langsung dari obyek yang diteliti.42

Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah

pihak sekolah seperti; kepala sekolah, guru-guru dan terlebih lagi peserta

40 Suharsismi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT-

Rineka Cipta, 2010), hlm.172. 41 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif ..., hlm.157. 42 Supardi, Bacaan Cerdas Menyusun Skripsi, (Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta,

2011), hlm.111

Page 73: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

55

didik sendiri yang terlibat langsung sebagai sumber data utama.

Sedangkan sumber data sekunder adalah orang tua siswa, masyarakat

sekitar dan dokumen pendukung seperti foto dan dokumen lainnya.

5. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan bagian yang sangat urgen dalam

suatu penelitian yang bersifat alamiah. Penelitian kualitatif berupaya

mengungkap berupa kondisi perilaku masyarakat yang diteliti dan situasi

lingkungan di sekitarnya. Hal ini merupakan keharusan bagi peneliti.

Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode observasi, metode wawancara, dan metode dokumentasi.

a. Metode Observasi (Pengamatan)

Observasi atau pengamatan dapat didefinisikan sebagai “perhatian

yang terfokus terhadap kejadian, gejala, atau sesuatu.”43 Sutrisno Hadi

dalam Moleong mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu

proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses

biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-

proses pengamatan dan ingatan.44

Menurut Jekoda yang dikutip Imam Gunawan berpendapat

bahwa:

Observasi dapat menjadi teknik pengumpulan data secara ilmiah apabila memenuhi syarat-syarat, yaitu: (1) diabadikan pada pola dan tujuan penelitian yang sudah ditetapkan; (2) direncanakan dan dilaksanakan secara sistematis, dan tidak

43 Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Dta, (Jakarta: PT. RajaGrafindo-

Persada, 2010), hlm.37-38. 44 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan ..., hlm.203.

Page 74: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

56

secara kebetulan (accidental) saja; (3) dicatat secara sistematis, dan dikaitkan dengan proposisi-proposisi yang lebih umum, dan tidak karena didorong oleh impuls dan rasa ingin tahu belaka; dan (4) kredibilitasnya dicek dan dikontrol seperti pada data ilmiah lainnya.45

Ada beberapa alasan mengapa dalam penelitian kualitatif

pengamatan dimanfaatkan dengan sebenar-benarnya. Hal ini

dijelaskan oleh Guba dan Lincoln yang dikutip Moleong sebagai

berikut:

1. Teknik pengamatan ini didasarkan atas pengalaman secara langsung;

2. Teknik pengamatan ini juga memungkinkan untuk melihat dan mengamati sendiri. Kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan yang sebenarnya;

3. Pengamatan memungkinkan penelitian mampu memahami situasi yang berkaitan dengan pengetahuan yang diperoleh dari data;

4. Sering terjadi ada keraguan pada peneliti; 5. Teknik pengamatan memungkinkan penelitian memahami

situasi-situasi yang rumit; 6. Dalam kasus-kasus tertentu dimana teknik-teknik

komunikasi lainnya tidak memungkinkan, pengamatan menjadi alat yang sangat bermanfaat.46

Berdasarkan peran peneliti, kegiatan observasi dibedakan

menjadi observasi partisipan (participant observation) dan observasi

non-partisipan (non-participant observation).

Observasi partisipan adalah observasi yang dilakukan oleh peneliti yang berperan sebagai anggota yang berperan serta dalam kehidupan masyarakat topik penelitian. Biasanya peneliti tinggal atau hidup bersama anggota masyarakat dan ikut terlibat dalam semua aktivitas dan perasaan mereka. Selanjutnya peneliti mermainkan dua peran, yaitu pertama

45 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta: Bumi-

Aksara, 2015), hlm.144. 46 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif..., hlm.174-175.

Page 75: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

57

berperan sebagai anggota peserta dalam kehidupan masyarakat, dan kedua sebagai peneliti yang mengumpulkan data tentang perilaku masyarakat dan perilaku individunya.

Observasi non-partisipan adalah observasi yang menjadikan peneliti sebagai penonton atau penyaksi terhadap gejala atau kejadian yang menjadi topik penelitian. Dalam observasi jenis ini peneliti melihat atau mendengarkan pada sisi sosial tertentu tanpa pasrtisipasi aktif di dalamnya. Peneliti berada jauh dari fenomena topik yang diteliti. Observasi non-partisipan memiliki kelebihan dari dari sudut objektivitas, karena jauhnya peneliti dari fenomena topik yang diteliti mengurangi bias pengaruh peneliti pada fenomena tersebut. 47

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode observasi

non-partisipan (keterlibatan pasif), yaitu “peneliti dalam kegiatan

pengamatannya tidak terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan

oleh para pelaku yang diamatinya, dan juga tidak melakukan sesuatu

bentuk interaksi sosial dengan para pelaku atau para pelaku yang

diamati. Keterlibatannya dengan para pelaku terwujud dalam bentuk

keberadaannya dalam arena kegiatan yang diwujudkan oleh tindakan-

tindakan pelakunya.”48 Teknik ini digunakan untuk mengamati dan

memahami secara cermat dan mendalam serta terfokus pada subjek

penelitian. Dalam melakukan pengamatan peneliti tidak menggunakan

instrumen yang telah baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu

pengamatan dan mengembangkan instrumen pertanyaan menjadi butir

pertanyaan yang tidak terpaku hanya pada satu pokok pertanyaan saja.

Dalam hal ini peneliti melakukan pencarian dan pengumpulan

data hanya sebatas mengamati tentang implementasi program Sekolah

47 Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data ..., hlm.39-40. 48 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif ..., hlm.155.

Page 76: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

58

Ramah Anak (SRA), pembelajaran yang ramah terhadap anak, serta

mengamati ciri-ciri sekolah ramah anak di SD Negeri 1 Ampenan Kota

Mataram.

b. Metode Interview (wawancara)

Menurut Moleong wawancara adalah “percakapan dengan

maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu

pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan

terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan

itu.”49

Sedangkan menurut Kartono yang dikutip oleh Imam Gunawan

menyatakan bahwa:

Wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu; ini merupakan proses tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik. Terdapat dua pihak dengan kedudukan yang berbeda dalam proses wawancara. Pihak pertama berfungsi sebagai penanya, disebut pula interviewer, sedang pihak kedua berfungsi sebagai pemberi informasi (informan supplyer), interviewee atau informan.50

Dari kedua pendapat di atas, penulis dapat mengambil

kesimpulan bahwa metode wawancara adalah suatu teknik dalam

rangka mengumpulkan data dan informasi melalui tanya jawab.

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila

peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

49 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif ..., hlm.186. 50 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif ..., hlm.160-161.

Page 77: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

59

permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin

mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah

respondennya sedikit/kecil.51

Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, wawancara

dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu :

1) Wawancara tertutup, yaitu wawancara dengan mengajukan pertanyaan yang menuntut jawaban-jawaban tertentu. Misalnya pertanyaan yang memerlukan jawaban ya atau tidak, setuju, ragu-ragu, tidak setuju. Wawancara jenis ini mempunyai keistimewaan dalam hal mudahnya mengklasifikasikan dan menganalisis data secara statistik. Wawancara jenis ini lebih cocok digunakan dalam penelitian kuantitatif.

2) Wawancara terbuka, yaitu wawancara yang dilakukan peneliti dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tidak dibatasi jawabannya, artinya pertanyaan yang mengandung jawaban terbuka. wawancara terbuka memiliki kelebihan dari segi kekayaan datanya, akan tetapi sulit untuk mengklasifikasikan jawaban yang diajukan. Wawancara jenis ini lebih banyak dipergunakan dalam penelitian kualitatif yang menuntut lebih banyak informasi apa adanya tanpa intervensi peneliti.

3) Wawancara tertutup terbuka, yaitu merupakan gabungan wawancara jenis pertama dan kedua. Wawancara jenis ini paling banyak dipergunakan karena menggabungkan kelebihan dari kedua jenis wawancara di atas dari segi kekayaan data dan kemungkinan pengklasifikasian dan analisis data secara statistik.52

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara terbuka.

Penggunaan wawancara terbuka ini oleh peneliti dimaksudkan agar

dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan, peneliti dapat secara

leluasa dan bebas tanpa terikat oleh suasana pertanyaan di samping itu

wawancara dapat berlangsung secara luas, terbuka dan terarah serta

51 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan ..., hlm.194. 52 Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data ..., hlm.51.

Page 78: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

60

mendalam sehinga dapat memperoleh informasi yang lebih kaya,

pembicaraan tidak terlalu terpaku sehingga dapat menjernihkan kedua

belah pihak. Wawancara yang peneliti lakukan untuk memperoleh

berbagai informasi dan keterangan mengenai pelaksanaan

implementasi program Sekolah Ramah Anak (SRA), model

pembelajaran ramah anak di SD Negeri 1 Ampenan Kota Mataram

serta permasalahan yang dihadapi baik berupa faktor pendukung

maupun faktor penghambatnya serta solusi dalam mengatasi faktor

penghambat tersebut.

c. Metode Dokumentasi

Menurut Bungin yang dikutip oleh Imam Gunawan menyatakan

bahwa “teknik dokumentasi adalah salah satu mode pengumpulan data

yang digunakan dalam penelitian sosial untuk menelusuri data

historis”. 53 Penggalian sumber data melalui metode dokumentasi

menjadi pelengkap dalm penelitian kualitatif. Bahkan menurut Guba

dan Lincon mengatakan bahwa ”tingkat kredibilitas suatu hasil

penelitian kualitatif sedikit banyaknya ditentukan pula oleh

penggunaan dan pemanfaatan dokumen yang ada.”54

Teknik ini biasanya digunakan untuk mengumpulkan data yang

berupa data sekunder (data yang telah dikumpulkan orang lain). Secara

prosedural, teknik ini sangat praktis sebab menggunakan benda-benda

53 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif ..., hlm.177. 54 Ibid, hlm.178.

Page 79: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

61

mati, yang seandainya terdapat kesalahan atau kekurang jelasan bisa

dilihat kembali data aslinya.55

Berdasarkan berbagai pengertian di atas, penulis dapat

menyimpulkan bahwa dokumen merupakan sumber data yang

digunakan untuk melengkapi penelitian, baik berupa sumber tertulis,

film, gambar (foto), dan karya-karya monumental, yang semuanya itu

memberikan informasi bagi proses penelitian.

Dengan demikian melalui penerapan metode dokumentasi ini

peneliti akan menjaring data-data yang terdapat pada SD Negeri 1

Ampenan baik berkenaan dokumen yang berkaitan dengan

implementasi program sekolah ramah anak (SRA) di SD Negeri 1

Ampenan, Kota Mataram serta informasi dalam bentuk surat, foto,

maupun berkas lainnya serta data guru, siswa, gambaran umum SD

Negeri 1 Ampenan, sejarah berdirinya SD Negeri 1 Ampenan, dan

struktur kepengurusan di SD Negeri 1 Ampenan.

6. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum

memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan.

Dalam hal ini Nasution dalam Sugiyono menyatakan “analisis telah

dimulai sejak merumuskan dan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun

ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian.56

55 Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan..., hlm.183. 56 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan ..., hlm.336.

Page 80: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

62

Analisis data kualitatif menurut Bogdan dan Biklen dalam

Moleong adalah

“Upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.”57

Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber,

dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam

(triangulasi), dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh.

Dengan demikian, data atau informasi yang dikumpulkan dan

berhubungan dengan pertanyaan penelitian akan dianalisis berupa

pengelompokan dan pengkategorian data dalam aspek-aspek yang telah

ditentukan, hasil pengelompokan tersebut dihubungkan dengan data yang

lainnya untuk mendapatkan suatu kebenaran.

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode non

statistik yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman. Analisis data

dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data

berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu.

Miles dan Huberman mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data

kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus

sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis

data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion

57 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif ..., hlm.248.

Page 81: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

63

drawing/verification.58 Komponen dalam analisis data secara interaktif

meliputi :

a. Data Reduction (Reduksi Data)

Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan

kecerdasan dan keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi. Dalam

mereduksi data, setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan

dicapai. Tujuan utama dari penelitian kualitatif adalah pada temuan.59

Oleh karena itu, kalau peneliti dalam melakukan penelitian,

menemukan segala sesuatu yang dipandang asing, tidak dikenal, belum

memiliki pola, justru itula yang harus diperhatikan peneliti dalam

mereduksi data.60

Jadi, peneliti dalam mereduksi data, peneliti mensaring data-data

dari koleksi data yang didapatkan di lapangan. Peneliti memilih dan

memilah mana data yang dianggap bermanfaat dan membuang data

maupun informasi yang tidak ada hubungannya dengan kebutuhan

peneliti.

b. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

mendisplaykan data. Kalau dalam penelitian kuantitatif penyajian data ini

dapat dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, phie chard, pictogram dan

58 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan ..., hlm.337. 59 Ibid, hlm.339. 60 Ibid.

Page 82: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

64

sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan,

tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah difahami.

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam

bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan

sejenisnya. Dalam hal ini Miles and Huberman menyatakan“yang paling

penting sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian

kualitatif adalah bagan teks yang bersifat naratif.”61

Dengan mendisplaykan data, maka peneliti akan mudah untuk

memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan

apa yang telah difahami tersebut.

c. Conclusion Drawing /Verification (Penarikan Kesimpulan)

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal

yang yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila

tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap

pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang

dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan

konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka

kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin

dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi

61 Ibid, hlm.341.

Page 83: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

65

mengkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah

dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat

sementara dan akan berkembang setelah penelitian di lapangan.62

Dalam pengolahan data ini, peneliti mengacu pada metode penelitian

yaitu penelitian kualitatif yang mengacu pada pengungkapan data sesuai

dengan realita dan tidak menggunakan data statistik.

Berikut bagan model teknik analisis data secara interaktif menurut

Miles dan Huberman:

Bagan 2. Komponen Dalam Analisis Data (Interactive Model)

Sumber: Sugiyono (2017:338)

7. Pengecekan Keabsahan Data

Peneliti pada bagian ini perlu menjelaskan usaha-usaha yang

dilakukan untuk lebih menjamin keabsahan data dan temuan. Dalam hal

ini untuk pengecekan keabsahan data, peneliti mengambil kriteria

kredibilitas (derajat kepercayaan) yang diperiksa dengan dua teknik

62 Ibid, hlm.345.

Data Reduction

Data Collection Data Display

Conclusions: Drawing/Verifying

Page 84: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

66

pemeriksaan yaitu ketekunan pengamatan dan triangulasi,63 seperti yang

akan dijelaskan sebagai berikut:

a. Ketekunan/keajegan pengamatan

Meningkatkan ketekunan berarti “melakukan pengamatan

secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut

maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara

pasti dan sistematis.64 Keajegan pengamatan berarti mencari secara

konsisten interpretasi dengan berbagai cara dalam kaitan dengan

proses analisis yang konstan atau tentatif. Mencari suatu usaha

membatasi berbagai pengaruh. Mencari apa yang dapat

diperhitungkan dan apa yang tidak dapat.65

Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan

unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau

isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal

tersebut secara rinci. Hal itu berarti bahwa peneliti hendaknya

mengadakan pengamatan dengan teliti dan rinci secara

berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol. Dengan

kekuatan pengamatan ini peneliti bisa mendapatkan data yang relevan

dengan persoalan yang sedang diteliti.

63 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif ..., hlm.327. 64 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan ..., hlm.370. 65 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif ..., hlm.329.

Page 85: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

67

b. Triangulasi

Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan

sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari

berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.

Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka

sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji

kredibilitas data.66 Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini

diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan

berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat

triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan

triangulasi waktu.67

Adapun dalam penelitan ini peneliti menggunakan triangulasi

sumber dan triangulasi teknik. Triangulasi sumber berarti untuk

mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik

yang sama. Atau dalam pengertian lainnya yaitu menguji kredibilitas

data dilakukann dengan cara mengecek data yang telah diperoleh

melalui beberapa sumber. Sebagai contoh, untuk menguji kredibilitas

data tentang perilaku murid, maka pengumpulan dan pengujian data

yang diperoleh dapat dilakukan ke guru, teman murid yang

bersangkutan dan orang tuanya. 68

66 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan ..., hlm.330. 67 Ibid, hlm.372. 68 Ibid, hlm.330, 373

Page 86: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

68

Triangulasi teknik yaitu berarti peneliti menggunakan teknik

pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari

sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi partisipatif,

wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang

sama secara serempak. Misalnya data diperoleh dengan wawancara,

lalu dicek dengan observasi, dokumentasi, atau kuesioner. Bila

dengan tiga teknik pengujian kredibilitas data tersebut, menghasilkan

data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih

lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain, untuk

memastikan data mana yang dianggap benar. Atau mungkin

semuanya benar, karena sudut pandangnya berbeda-beda.69

Dengan menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi

teknik, peneliti bertujuan mendapatkan informasi yang sejenis dari

informan atau sumber yang berbeda dengan menggunakan teknik

pengumpulan data yang berbeda-beda terhadap suatu hal yang

menjadi fokus penelitian peneliti, sehingga data yang didapat bisa

dicek kebenarannya.

69 Ibid.

Page 87: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

69

H. Sistematika Pembahasan

Skripsi secara sistematis terdiri dari empat Bab yaitu Bab I, Bab II,

Bab III dan Bab IV. Pada Bab I terdiri dari pendahuluan yang berisikan latar

belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang

lingkup dan setting penelitian, telaah pustaka, kerangka teori, metode

penelitian dan sistematika pembahasan. Adapun untuk metode penelitian

mencakup pada pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi

penelitian, sumber data, metode pengumpulan data, teknik analisis data dan

pengecekan keabsahan data. Kemudian pada Bab II berisikan tentang paparan

data dan temuan pada saat penelitian yang mencakup gambaran umum lokasi

penelitian, profil SD Negeri 1 Ampenan yang mencakup sejarah berdirinya

sekolah, lokasi dan keadaan sekolah, visi-misi sekolah, dan sumber daya yang

dimiliki, pengimplementasian program sekolah ramah anak di SD Negeri 1

Ampenan, faktor pendukung dan penghambat dalam pengimplementasian

program Sekolah Ramah Anak, dan solusi-solusi dalam menghadapi

hambatan-hambatan pengimplementasian program Sekolah Ramah Anak.

Adapun pada Bab III mencakup pembahasan-pembahasan mengenai

pengimplementasian program Sekolah Ramah Anak di SD Negeri 1 Ampenan,

dan faktor pendukung dan penghambat dalam mengimplementasikan program

Sekolah Ramah Anak, serta solusi-solusi dalam menghadapi hambatan-

hambatan pengimplementasian program Sekolah Ramah Anak. Kemudian

pada Bab IV yaitu penutup yang mencakup kesimpulan dan saran-saran

sebagai masukan dari peneliti.

Page 88: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

70

BAB II

PAPARAN DATA DAN TEMUAN

A. Gambaran Umum SD Negeri 1 Ampenan

1. Lokasi dan Keadaan Sekolah

SD Negeri 1 Ampenan beralamatkan di Jl. Malomba No. 1

Ampenan kota Mataram. Tempat tersebut berada pada posisi yang

strategis karena berada di dekat pusat kota Mataram serta dekat dengan

jalan raya protokoler yang dapat diakses dari berbagai arah. Batas wilayah

SD Negeri 1 Ampenan yaitu sebelah utara adalah kantor Bea dan Cukai

Provinsi NTB, sebelah timur yaitu kantor Polisi Resort (Polres) Mataram,

sebelah barat yaitu lapangan sepak bola angkatan laut (AL), dan sebelah

selatan yaitu Markas Komando Pangkalan Angkatan Laut (Mako Lanal)

TNI AL.

Secara fisik, SD Negeri 1 Ampenan memiliki tiga buah gedung

bangunan berlantai dua yang memadai sebagai penunjang kegiatan belajar

dan mengajar, serta memiliki halaman bermain yang luas bagi anak-anak

yang dimanfaatkan untuk berkumpul dan bermain-main pada jam istirahat.

Sekolah memanfaatkan pula halaman di depan kelas-kelas untuk ditanam

berbagai macam tumbuh-tumbuhan sehingga memberikan kesan yang

sejuk dan alami di setiap depan kelas serta berbagai macam slogan-slogan

yang selalu mengingatkan anak dalam berbagai macam pembiasaan

kebaikan dan prestasi yang mencerminkan kepada penerapan nilai-nilai

Page 89: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

71

karakter bagi anak-anak.70 Adapun di dalam lingkungan sekolah terdapat

pula kantin sehat yang menyediakan berbagai macam makanan dan

minuman sehat yang telah mendapatkan prestasi bintang satu dari Badan

Pemeriksa Obat dan Makanan (BPOM) kota Mataram, sehingga anak akan

aman dan terlindungi dari berbagai macam makanan dan minuman yang

berbahaya bagi anak-anak.

2. Visi dan Misi Sekolah

Visi di SD Negeri 1 Ampenan yaitu Terwujudnya warga sekolah

Yang bertaqwa, berbudi pekerti luhur, berprestasi, mandiri, dan peduli

lingkungan. 71

Adapun misi di SD Negeri 1 Ampenan yaitu:

1. Meningkatkan mutu pengelolaan peserta didik pada pendidikan dasar

melalui penyelenggaraan pendidikan formal yang berorientasi

kecakapan hidup berasakan imteq dan imtaq dengan mengacu kepada

kebijakan pendidikan nasional.

2. Memantapkan koordinasi dan sistem informasi manajemen dalam

pengelolaan pendidikan berdasarkan kebutuhan masyarakat.

3. Meningkatkan input, proses dan output pendidikan untuk

menyukseskan program wajib belajar 9 tahun.

4. Mendorong peran masyarakat kota Mataram dalam pengelolaan

pendidikan dasar.

70 Observasi, 12 Maret 2018 71 Observasi, 15 Maret 2018

Page 90: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

72

5. Membina dan mengendalikan pengelolaan pendidikan dasar.

3. Sumber Daya yang Dimiliki

Sumber daya sekolah merupakan komponen penting bagi

keberlangsungan kegiatan di sekolah. Sumber daya yang dimiliki oleh

sekolah merupakan daya tarik tersendiri bagi orang tua siswa dalam

mendaftarkan anaknya sekolah ke sekolah tersebut. Berikut merupakan

sumber daya sekolah di SD Negeri 1 Ampenan baik sumber daya peserta

didik, tenaga pendidik, serta tenaga kependidikan

a. Data Siswa 3 Tahun Terakhir Tabel. 2

Jumlah Peserta Didik Sumber: Dokumentasi profil sekolah 72

Tahun

Pelajaran

2015/2016 2016/2017 2017/2018

Kelas L P J L P J L P J

I 51 62 113 60 43 103 45 37 82

II 68 68 136 51 61 112 59 47 106

III 52 65 117 65 65 130 47 70 117

IV 54 34 88 54 58 112 65 63 128

V 44 44 88 50 32 82 55 59 114

VI 23 9 32 44 43 87 50 33 83

Jumlah 292 282 574 324 302 626 321 309 630

72 Dokumentasi, 15 Maret 2018

Page 91: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

73

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa dilihat dari jumlah

peserta didik kelas I dari tahun ke tahun mengalami peningkatan

peserta didik. Ini membuktikan bahwa di SD Negeri 1 Ampenan juga

mengalami peningkatan peminat dari kalangan orang tua siswa dan

siswi yang menyekolahkan anaknya

b. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Tenaga pendidik maupun tenaga kependidikan sangat

mendukung keberlangsungan prosses belajar mengajar. Tenaga

pendidik yang memiliki kualitas dan profesional dalam bidangnya

dibutuhkan dalam menghasilkan peserta didik yang berkualitas.

Adapun keadaan tenaga pendidik di SD Negeri 1 Ampenan adalah

sebagai berikut:

Tabel. 3 Pendidikan Terakhir Tenaga Pendidik

Sumber: Dokumentasi profil sekolah 73 Pendidikan

Tertinggi Jumlah

PNS CPNS GTT

D-II 2 - -

D-III - - -

S1 14 - 11

S2 - - 1

S3

- - -

Jumlah

16 - 12

T o t a l

-

28

73 Dokumentasi, 15 Maret 2018

Page 92: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

74

Dari hasil gambaran tabel di atas dapat disimpulkan bahwa guru

dengan tingkat pendidikan terakhir S 1 adalah yang terbanyak dengan

jumlah 24 orang, kemudian yang telah menempuh pendidikan S 2

hanya satu orang saja, sedangkan guru dengan pendidikan terakhir D II

hanya berjumlah 2 orang. Adapun untuk tenaga kependidikan di SD

Negeri 1 Ampenan adalah sebagai berikut:

Tabel. 4 Pendidikan Terakhir Tenaga Kependidikan

Sumber: Dokumentasi profil sekolah 74 Pendidikan

Tertinggi Tenaga Kependidikan

Tetap Tidak Tetap Jumlah

SMA/SLTA - 3 3

D-II - - -

D-III - 1 1

S1 - 2 2

S2

- - -

S3

- - -

T o t a l

-

6

Adapun untuk jumlah keseluruhan tenaga kependidikan di SD

Negeri 1 Ampenn berjumlah 6 orang dengan perincian yang berlatar

belakang pendidikan terakhir S-1 Berjumlah 2 orang dengan status

tenaga kependidikan tidak tetap, sedangkan tenaga kependidikan

74 Dokumentasi, 15 Maret 2018

Page 93: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

75

dengan pendidikan terakhir D III berjumlah 1 orang dan 3 orang

lainnya berlatar belakang SMA/SLTA.

B. Implementasi Program Sekolah Ramah Anak (SRA) di SD Negeri 1

Ampenan

Sebagai perwujudan dari indikator serta pengembangan Kota Layak

Anak (KLA) di Kota Mataram, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak (DP3A) kota Mataram menunjuk SD Negeri 1 Ampenan

sebagai salah satu sekolah yang menerapkan program Sekolah Ramah Anak

(SRA). Penunjukan ini sesuai dengan surat keputusan (SK) Walikota Mataram

nomor: 1023/x/2017 tentang penetapan Sekolah Ramah Anak kota Mataram

tahun 2017.75

Program Sekolah Ramah Anak merupakan program yang menjunjung

tinggi hak anak di sekolah dengan memberikan kenyaman, keamanan dan

kebebasan dalam mengungkapkan pendapat, terutama dalam proses

pembelajarannya yang menyenangkan bagi anak. Sebagaimana yang

diungkapkan oleh Kepala SD Negeri 1 Ampenan Ibu Hj. Johar Yuni bahwa

“sekolah ramah anak adalah sekolah yang berdasarkan prinsip provisi, proteksi dan partisipasi yaitu yang dalam proses pembelajarannya menyenangkan bagi anak, memperhatikan hak-hak anak baik hak tumbuh kembangnya, hak perlindungan anak, mengakomodir partisipasi anak dalam setiap kebijakan.”76

75 Dokumentasi, 21 Maret 2018 76 Johar Yuni, Wawancara, Ampenan, 21 Maret 2018.

Page 94: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

76

Hal senada juga dikatakan oleh bapak Suherlan, guru kelas 5 C yang

telah menerapkan program sekolah ramah anak di kelasnya bahwa sekolah

ramah anak adalah

“sekolah yang memberikan rasa nyaman, anak menjadi senang di dalam kegiatan pembelajarannya menggunakan pendekatan PAIKEM (Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Edukatif dan Menyenangkan), serta memegang prinsip 3 P, yaitu provisi, proteksi dan partisipasi dan menjunjung tinggi hak-hak anak serta pihak sekolah berusaha semaksimal mungkin memberikan rasa aman, nyaman dan menyenangkan selama berada di lingkungan sekolah.”77

Kemudian ditambahkan pula oleh ibu Masitah selaku ketua tim

pelaksana Sekolah Ramah Anak SD Negeri 1 Ampenan bahwa

”sekolah ramah anak adalah sekolah yang lingkungnnya ramah terhadap anak anak sesuai dengan kata-katanya yang menggunakan istilah ramah anak. Baik dari segi lingkungan, orang tua, siswa, satpam dan semua linier yang berada di lingkungan sekolah membuat nyaman dengan memegang pada prinsip 3 P dalam kesehariannya”.78

Oleh karena itu, program Sekolah Ramah Anak bukan hanya

memperlakukan anak secara ramah, tetapi memberikan apa yang menjadi

kebutuhan anak seperti rasa aman, nyaman dan menyenangkan selama berada

di sekolah. Sesuai dengan pengamatan di lapangan bahwa Sekolah Ramah

Anak memberikan provisi, proteksi, dan partisipasi kepada anak. Provisi

sebagai guru di sini yaitu dengan memberikan pelayanan yang baik dalam

pembelajaran. Kemudian provisi sebagai suatu lembaga yaitu sekolah harus

memenuhi kebutuhan anak misalnya pada sarana dan prasarana. Saat berada

di sekolah anak juga membutuhkan proteksi atau perlindungan. Kemudian

partisipasi, anak juga harus diberi kebebasan dalam berekspresi dan

77 Suherlan, Wawancara, Ampenan, 21 Maret 2018. 78 Masitah, Wawancara, Ampenan, 2 April 2018

Page 95: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

77

berpendapat serta berpartisipasi dalam setiap pengambilan kebijakan-

kebijakan di sekolah. Berikut akan dipaparkan beberapa temuan penelitian

dalam pengimplementasian program Sekolah Ramah Anak di SD Negeri 1

Ampenan.

1. Latar Belakang Penyelenggaran Program Sekolah Ramah Anak

(SRA) di SD Negeri 1 Ampenan

Adapun yang menjadi latar belakang penyelenggaraan program

Sekolah Ramah Anak di SD Negeri 1 Ampenan adalah dari hasil studi

banding yang diikuti oleh ibu kepala sekolah, Hj. Johar Yuni di Depok

Jawa Barat. Dari hasil studi banding itulah yang menjadi cikal bakal

penerapan program Sekolah Ramah Anak di SD Negeri 1 Ampenan. Dari

berbagai program yang telah dijalankan yakni program sekolah sehat,

sekolah peduli lingkungan, sekolah yang peduli terhadap makanan dan

minuman siswa-siswi, semuanya merupakan cikal bakal serta bibit dari

ciri-ciri program Sekolah Ramah Anak. Sehingga Dinas Pemberdayaan

Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) kota Mataram menunjuk SD

Negeri 1 Ampenan sebagai salah satu sekolah yang menerapkan program

Sekolah Ramah Anak di kota Mataram pada Oktober tahun 2017 lalu.

Sebagai upaya untuk mewujudkan program Kota Layak Anak

(KLA) di kota Mataram, ada empat sekolah yang ditetapkan oleh oleh

DP3A untuk menerapkan program Sekolah Ramah Anak yaitu SD Negeri

1 Ampenan, SD Negeri 5 Mataram, SMP Negeri 2 Mataram dan SMP

Page 96: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

78

Negeri 6 Mataram. Kemudian setelah ditetapkaan oleh DP3A sebagai

salah satu sekolah yang menerapkan program Sekolah Ramah Anak,

diadakanlah sosialisasi program oleh DP3A di sekolah dengan

mengundang orang tua siswa, para dewan guru, serta seluruh kepala-

kepala sekolah yang berada di gugus 1 Ampenan dan ketua-ketua gugus

se-Ampenan dan se-Sekarbela dengan harapan sekolah-sekolah lain dapat

menerapkan program sekolah Ramah Anak di sekolahnya masing-masing.

Menindak lanjuti dari adanya sosialisasi tersebut, kemudian pada

tanggal 14 Februari 2018 lalu, Pemerintah kota Mataram yang dalam hal

ini diwakili oleh ketua TP PKK kota Mataram Ibu Hj. Suryani Ahyar

Abduh dan ibu wakil Walikota Mataram, Ibu Noviani Danar Kinnastri

serta pejabat Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

(DP3A) kota Mataram mendeklarasikan Program Sekolah Ramah Anak di

SD Negeri 1 Ampenan, sekaligus meresmikan program tersebut untuk

dilaksanakan di SD Negeri 1 Ampenan.79

Sejak diresmikannya program Sekolah Ramah Anak (SRA)

tersebut, pihak sekolah sudah mulai berbenah mulai dari sarana dan

prasarana yang menunjang program tersebut mulai dari penunjuk arah

ketika menaiki tangga, membenahi meja-meja yang sudutnya tajam

diubah menjadi sudut yang tumpul.

79 Dokumentasi, 15 Maret 2018

Page 97: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

79

2. Tahapan Pelaksanaan Program Sekolah Ramah Anak (SRA) di SD

Negeri 1 Ampenan

Dari hasil temuan penelitian yang ditemukan oleh peneliti di

lapangan terkait dengan tahapan pelaksanaan program Sekolah Ramah

Anak di SD Negeri 1 Ampenan akan dipaparkan sebagai berikut.80

a. Tahap Persiapan

1) Sosialisasi

Sebelum diterapkan atau dilaksanakannya sebuah

program, terlebih dahulu diadakan sebuah sosialisasi atau

penyampaian kepada khalayak ramai agar diketahui dan dipahami

maksud dan tujuan serta manfaat dari dilaksanakannya program

tersebut.

Begitupula dengan pelaksanaan program Sekolah Ramah

Anak di SD Negeri 1 Ampenan. Dalam tahapan sosialisasi

mengenai program Sekolah Ramah Anak tersebut, Dinas

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) kota

Mataram bersamaan dengan Pihak sekolah mengadakan

sosialisasi program Sekolah Ramah Anak pada hari sabtu 7

Oktober 2017 lalu dengan mengundang dewan komite sekolah,

para tenaga pendidik dan kependidikan di internal sekolah,

sekolah-sekolah yang berada di gugus 1 Ampenan, forum-forum

80 Observasi, 21 Maret 2018

Page 98: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

80

kelas, serta seluruh orang tua siswa-siswi yang bertempat di Aula

SD Negeri 1 Ampenan.

Dalam tahapan sosialisasi ini, DP3A kota Mataram

menjelaskan mengenai maksud dan tujuan diterapkannya program

Sekolah Ramah Anak di SD Negeri 1 Ampenan. Selain itu,

dijelaskan pula mengenai hak-hak anak, baik hak untuk tumbuh

kembang anak dan perlindungan anak dari berbagai macam

tindakan kekerasan di sekolah. Kemudian dalam pengambilan

setiap kebijakan di dalam kelas maupun di sekolah, peran siswa

pun harus dilibatkan dan mengakomodir keikutsertaan mereka

dalam setiap kegiatan.

2) Penyusunan Kebijakan Sekolah Ramah Anak

Agar sebuah komitmen dapat berjalan dengan maksimal

dan sesuai dengan yang diharapkan maka perlu dibuat sebuah

kebijakan agar dapat menjadi pegangan dalam melaksanakan

sebuah program.

Adapun bentuk komitmen bersama yang dilakukan oleh

dinas terkait yakni Dinas Pendidikan Kota Mataram dan Dinas

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A)

dengan pihak SD Negeri 1 Ampenan adalah penandatanganan

deklarasi bersama Sekolah Ramah Anak di SD Negeri 1

Ampenan pada tanggal 14 Februari 2018 lalu.81 Dalam

81 Dokumentasi, 21 Maret 2018

Page 99: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

81

kesempatan tersebut turut hadir Ibu Hj. Suryani Ahyar Abduh

selaku ketua TP PKK Kota Mataram yang ikut serta

menandatangani deklarasi bersama Sekolah Ramah Anak

sekaligus meresmikan pelaksanaan program Sekolah Ramah

Anak di SD Negeri 1 Ampenan Kota Mataram.

3) Konsultasi Anak

Terkait dengan konsultasi anak dalam penerapan program

Sekolah Ramah Anak adalah bagaimana aspirasi dan pandangan

anak dijadikan pertimbangan di dalam pembuatan kebijakan baik

di lingkungan kelas maupun lingkungan sekolah. Sebagaimana

yang telah ditemukan oleh peneliti di lapangan terkait dengan

konsultasi anak sebagai contoh adalah di kelas V, baik V A, V B,

dan V C.82 Masing-masing guru kelas telah melakukan konsultasi

dengan anak terkait dengan peraturan-peraturan di dalam kelas.

Sehingga peraturan tidak sepenuhnya dibuat oleh gurunya,

melainkan melibatkan anak dalam perumusan peraturan kelas

sehingga ketika anak yang melanggar peraturan yang telah

disepakatinya, dia akan menjadi malu dan akan memberikan efek

perubahan dalam tingkah laku anak. Jadi tidak lagi dengan cara

kekerasan untuk menertibkan anak.

82 Observasi, 21 Maret 2018

Page 100: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

82

Ketika seorang pendidik mengakomodir partisipasi anak

dalam pengambilan keputusan dan kebijakan maka anak akan

merasa bahwa mereka diprioritaskan, serta dapat menjadi

pembelajaran bagi mereka agar apapun keputusan yang telah

ditetapkan secara bersama-sama harus dilaksanakan dan

menanamkan rasa malu apabila melanggar sendiri keputusan yang

telah disepakati.

4) Pembentukan Tim Pelaksana Sekolah Ramah Anak

Adapun pada tahapan pembentukan tim pelaksana Sekolah

Ramah Anak di SD Negeri 1 Ampenan telah terbentuk yang telah

tertuang dalam surat keputusan Kepala Sekolah Dasar Negeri 1

Ampenan nomor: 424/021/ SDN 1 AMP/II/2018 tentang tim

pelaksana Sekolah Ramah Anak tahun 2018 pertanggal 14

Februari 2018. Untuk susunan kepengurusan tim pelaksana

Sekolah Ramah Anak di SD Negeri 1 Ampenan akan dijelaskan

secara rinci pada pembahasan nomor 3 tentang tim pelaksana

Sekolah Ramah Anak di SD Negeri 1 Ampenan.

b. Tahap Perencanaan

Dalam tahap ini, telah ada beberapa program sekolah yang

sudah dijalankan dan mendukung kepada perencanaa program

Sekolah Ramah Anak. Beberapa program tersebut yaitu program

sekolah sehat, pangan jajan sehat, kantin kejujuran, dan beberapa

program lainnya yang berkaitan dengan pendidikan karakter anak

Page 101: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

83

yaitu sambut pagi, sapa kabar, yel-yel dan gerakan SERBU (segera

buang sampah).

Dari beberapa program tersebut adalah merupakan cikal bakal

dari program Sekolah Ramah Anak yang sebelumnya telah

dilaksanakan di SD Negeri 1 Ampenan. Sehingga, dibuatlah

kesinambungan kebijakan, program dan kegiatan yang sudah ada

tersebut serta program lainnya. Dalam tahap perencanaan ini pihak

sekolah telah membuat mekanisme pengaduan di dalam

permasalahan-permasalahan mengenai anak sebagai upaya untuk

pencegahan dan penanganan kasus anak dan kekerasan terhadap anak

di sekolah. Adapun untuk mekanisme pengaduan yang diterapkan di

SD Negeri 1 Ampenan mengikuti kepada Petunjuk Teknis (Juknis)

Panduan Sekolah Ramah Anak yang dikeluarkan oleh Deputi Tumbuh

Kembang Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak Republik Indonesia.

Sebelum dideklarasikannya program Sekolah Ramah Anak di

SD Negeri 1 Ampenan, beberapa persiapan dan perencanaan pun telah

disiapkan yakni dalam hal mengakomodir dan melibatkan siswa dalam

membuat kebijakan dan tata tertib yang diterapkan di sekolah.

Peraturan dan kebijakan tersebut tidak ada yang berupa hukuman fisik

melainkan penekanan pada aspek konsekuensi peraturan yang telah

disepakati bersama, sehingga siswa-siswi telah mengetahui

Page 102: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

84

konsekuensi hukuman yang diterimanya dari peraturan yang telah

disepakati bersama.

Dari tahapan perencanaan tersebut sehingga program Sekolah

Ramah Anak dapat dilaksanakan di SD Negeri 1 Ampenan, karena

telah ada beberapa program dan kegiatan yang telah menjadi cikal

bakal dan bibit program Sekolah Ramah Anak. Begitupula dengan

sarana prasarana yang mendukung kepada tahap pelaksanaan program

tersebut.

c. Tahap Pelaksanaan

Pada tahapan ini, program yang telah disosialisasikan dan

direncanakan sebelumnya, akan dilaksanakan sesuai dengan

komitmen bersama saat pendeklarasian program tersebut. Dalam

pelaksanaannya, sebuah program dapat terlaksana dengan maksimal

apabila ada kerjasama semua pihak serta dukungan baik materil

maupun moril demi tercapainya sebuah hasil yang maksimal dalam

pelaksanaannya.

Pelaksanaan program Sekolah Ramah Anak di SD Negeri 1

Ampenan telah berjalan kurang lebih dua bulan sejak dideklarasikan

dan diresmikan pada tanggal 14 Februari 2018. Tim pelaksana

Sekolah Ramah Anak telah melakukan berbagai macam kegiatan di

sekolah diantaranya yang ditemukan oleh peneliti adalah pada sumber

daya finansialnya telah dianggarkan oleh Tim bendahara Sekolah

Ramah Anak dalam RKAS (Rencana Kegiatan dan Anggaran

Page 103: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

85

Sekolah) dan dana BOS untuk pembelian meja dan bangku yang tidak

memiliki sisi yang tajam. Kemudian dalam hal sarana prasarana yaitu

membuat penunjuk arah, diantaranya adalah di tangga ketika akan

menaiki tangga, meja dan bangku serta kantin sehat. Hingga saat ini

sarana dan prasarana yang lain telah diperbaiki dan diperbaharui demi

memaksimalkan program Sekolah Ramah Anak. Pihak sekolah pun

telah menyediakan pojok-pojok baca di setiap sudut bangunan

sekolah, mengadakan outing class di luar sekolah sebagai salah satu

tujuan agar anak bisa belajar dari lingkungan sekitarnya dan tidak

hanya belajar dan mendapatkan ilmu di dalam kelas.

Dengan adanya program Sekolah Ramah Anak di SD Negeri 1

Ampenan, banyak pihak yang mendukung keberlangsungan program

tersebut baik para pendidik, dewan komite sekolah dan orang tua

siswa-siswi.

d. Tahapan Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan

Khusus untuk tahapan ini, belum dilaksanakan sama sekali

karena pelaksanaan program Sekolah Ramah Anak di SD Negeri 1

Ampenan baru berjalan kurang lebih dua bulan sehingga belum bisa

dilaksanakan pemantauan. Adapun tahapan yang dilaksanakan baru

sebatas evalusi jangka pendek yang dilaksankan pada setiap bulan saja

untuk mengevalusi keberlangsungannya program tersebut dan

mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dialami oleh pihak

sekolah.

Page 104: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

86

3. Tim Pelaksana Sekolah Ramah Anak di SD Negeri 1 Ampenan

Dalam mengimplementasikan sebuah program perlu adanya

struktur birokrasi agar sebuah program dapat terkoordinasi dengan baik.

Struktur tim pelaksana program Sekolah Ramah Anak di SD Negeri 1

Ampenan telah tertuang dalam surat keputusan kepala Sekolah Dasar

Negeri 1 Ampenan nomor: 424/021/SDN 1 AMP/II/2018 tentang tim

pelaksana Sekolah Ramah Anak tahun 2018.

Berikut akan dipaparkan struktur tim pelaksana Sekolah Ramah

Anak SD Negeri 1 Ampenan kota Mataram melalui tabel di bawah ini.

Tabel. 5 Tim Pelaksana Sekolah Ramah Anak (SRA)

Sumber: Dokumentasi profil sekolah 83 No Nama NIP Jabatan Ket 1 Hj. Johar Yuni, S. Pd 196204121982032009 Penanggung

Jawab

2 Masitah, S. Pd 197305122003122008 Ketua 3 Dede Mulyadi, AKS - Wakil Ketua 4 Suherlan, S. Pd 198511202010011008 Bendahara 5 Catur Adhyaksa - Sekretaris 6 Ernawati, S. Pd 198102202007012007 Seksi Proses

Pembelajaran

7 Diah Lestari, S. Pd 198703292011012001 Seksi Kesiswaan

8 Ni Wayan Candrawati 195812141978032020 Anggota 9 Ni Nyoman Siwiarni 195912201982012019 Anggota 10 Sahlanudin, S. Pd 196912172005011006 Anggota 11 Nur Hayati, S. Pd. I 198603072009012002 Anggota

Dari tabel di atas telah dipaparkan dengan jelas bahwa kepala

Sekolah SD Negeri 1 Ampenan yakni Ibu Hj. Johar Yuni, S. Pd bertugas

83 Dokumentasi, 21 Maret 2018.

Page 105: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

87

sebagai penanggung jawab SRA, sedangkan yang bertindak sebagai ketua

tim pelaksana SRA yakni Ibu Masitah, S. Pd yang kesehariannya sebagai

guru kelas V B. Adapun untuk posisi wakil ketua dijabat oleh Bapak

Dede Mulyadi selaku ketua komite SD Negeri 1 Ampenan, dan posisi

sekretaris dan bendahara masing-masing dijabat oleh Bapak Suherlan, S.

Pd serta Bapak Catur Adhyaksa.

4. Penerapan Model Pembelajaran Saintifik yang Berbasis PAIKEM

Dalam Konsep Program Sekolah Ramah Anak (SRA)

Dalam dunia pendidikan kita mengenal model pembelajaran

PAIKEM. Istilah ini merupakan singkatan dari pembelajaran Aktif,

Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Model pembelajaran

PAIKEM ini telah diterapkan di SD Negeri 1 Ampenan yang telah

menerapkan program Sekolah Ramah Anak.84

Dari hasil temuan penelitian yang ditemukan oleh peneliti di

lapangan bahwa model pembelajaran PAIKEM termasuk dari indikator

implementasi Sekolah Ramah Anak (SRA) dalam 8 Standar Nasional

Pendidikan. Salah satu dari delapan standar nasional pendidikan tersebut

adalah standar proses yakni proses pembelajan interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berperan

aktif, memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan

kemandirian sesuai dengan bakat, minat, perkembangan fisik serta

84 Observasi, 29 Maret 2018.

Page 106: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

88

psikologis peseta didik yang dalam pengimplementasian pembelajaran di

dalam kelas menggunakan pendekatan saintifik yang berbasis PAIKEM

Adapun indikator-indikator di dalam standar prosesnya adalah

sebagai berikut.

1. Guru menggunakan pendekatan saintifik berbasis PAIKEM dalam

pembelajaran.

2. Guru melayani kebutuhan peserta didik secara individu atau

kelompok.

3. Guru memberi kesempatan anak untuk menerima haknya secara layak.

4. Guru tidak memberi ancaman dan kekerasan yang berupa hukuman.

fisik atau non fisik kepada anak.

5. Guru memberi rasa aman dan kasih sayang kepada semua anak.

6. Guru berperilaku toleransi dan tidak ada diskriminasi.

7. Guru memfasilitasi keberlangsungan pendidikan anak berhadapan

hukum (ABH) dan anak berkebutuhan khusus (ABK).

8. Guru memberikan kebebasan dan kesempatan anak untuk

melaksanakan kegiatan peringatan hari besar keagamaan.

9. Guru mengembangkan budaya lokal dan kecakapan hidup sosial

dalam pembelajaran.

10. Guru membiasakan anak meminta maaf jika melakukan kesalahan.

11. Guru membiasakan anak untuk bersikap empati dan saling

menghormati sesama teman.

Page 107: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

89

12. Guru tidak memotong pembicaraan saat siswa sedang memberikan

pendapat.

13. Guru membiasakan budaya mengangkat tangan ketika akan berbicara

dan setelah dipersilahkan baru berbicara.

14. Guru membiasakan anak berbicara dengan sopan.

15. Guru membiasakan anak mendengarkan pendapat teman dan tidak

menertawakan jawaban anak yang kurang tepat.

16. Siswa mendapat peluang untuk berprestasi tanpa diskriminasi.

Untuk proses kegiatan belajar mengajar tidak hanya memfungsikan

ruangan-ruangan kelas saja, melainkan halaman sekolah ataupun

berkunjung ke tempat-tempat wisata, museum dan lainnya yang dapat

menjadi bahan pembelajaran bagi siswa yang tidak ia dapati di dalam

kelas. Sebagaimana yang peneliti temukan ketika mengadakan wawancara

dengan bapak Suherlan yang menjadi bendahara program Sekolah Ramah

Anak sekaligus wali kelas 5 C mengatakan bahwa

“adakalanya pembelajaran tidak terus menerus dilakukan di sekolah seperti misalnya pembelajaran Ipa, mereka akan melakukan penelitian, percobaan-percobaan di luar lingkungan sekolah. Dan ada juga beberapa kegiatan yang kami masukkan dalam RKAS yaitu outing class yang berarti setiap kelas diberikan kesempatan untuk melakukan pembelajaran di luar sekolah yang terkait dengan materinya.”85

Dari kutipan wawancara yang dilakukan antara peneliti dengan

bapak Suherlan telah tergambar dengan jelas bahwa di dalam penerapan

sekolah ramah anak, pembelajaran tidak terus menerus dilaksanakan di

85 Suherlan, Wawancara, Ampenan, 21 Maret 2018.

Page 108: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

90

dalam kelas, melainkan di luar kelas pun bisa karena akan membuat

semangat belajar anak semakin bertambah dan bergairah dalam mengikuti

proses pembelajaran.

5. Interaksi Antara Guru dan Siswa Dalam Konsep Sekolah Ramah

Anak (SRA)

Dalam konsep Sekolah Ramah Anak, sebuah hubungan yang baik

antara seorang guru dan siswa perlu dibentuk sebagai upaya untuk

memperhatikan hak-hak anak. Anak perlu diberikan kebebasan dalam

mengeluarkan pendapatnya dan mengakomodirnya dalam setiap

penentuan kebijakan di dalam kelas maupun di sekolah.

Dari hasil temuan penelitian yang ditemukan oleh peneliti di

lapangan bahwa, di SD Negeri 1 Ampenan, setiap pagi sebelum

dimulainya kegiatan belajar mengajar di sekolah, guru menanyakan

keadaan dan kabar kepada setiap anak didiknya, guru menampakkan rasa

kepedulian kepada peserta didiknya, sehingga anak menjadi terbuka dan

menceritakan tentang apa yang dialaminya dan yang dilakukannya pada

hari kemarin kepada gurunya. Dari situlah guru mendapatkan berbagai

macam informasi mengenai apa saja kebutuhan yang diinginkan oleh anak

didiknya.

Dengan adanya kepedulian seorang pendidik kepada peserta

didiknya, maka telah terjalin hubungan yang baik sehingga anak akan

merasa bahwa guru mereka adalah sekaligus sebagai orang tua kedua

Page 109: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

91

mereka di sekolah yang selalu mengawasi mereka dan memperhatikan

terhadap setiap kebutuhan mereka. Dengan demikian, pola interaksi yang

dilakukan oleh guru dalam membangun hubungan yang baik dengan

peserta didik dalam konsep Sekolah Ramah Anak akan menjadi sebuah

alternatif cara untuk mengetahui mengenai kebutuhan-kebutuhan yang

diinginkan oleh mereka baik dalam permasalahan belajar maupun

permasalahan pribadinya.

6. Kegiatan-Kegiatan yang Menunjang Pengimplementasian Program

Sekolah Ramah Anak (SRA)

Jauh hari sebelum ditetapkannya SD Negeri 1 Ampenan sebagai

sekolah yang menerapkan Program Sekolah Ramah Anak, ada beberapa

macam kegiatan yang sejak lama telah diterapkan di SD Negeri 1

Ampenan yang berfungsi sebagai upaya untuk mendekatkan hubungan

emosional antara seorang pendidik dengan peserta didik. Berikut akan

dipaparkan beberapa kegiatan yang berfungsi sebagai penunjang dalam

pengimplementasi program Sekolah Ramah Anak .

a) Sambut Gerbang Pagi

Sambut gerbang pagi merupakan salah satu kegiatan yang telah

lama diterapkan di SD Negeri 1 Ampenan. Maksud dari kegiatan

tersebut adalah sebagai sebuah cara penyambutan bagi anak yang akan

masuk sekolah. Kegiatan tersebut dilaksanakan setiap pagi pukul

06.50 WITA. Para guru dan seluruh staf serta karyawan sekolah telah

Page 110: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

92

tiba terlebih dahulu sebelum para siswa dan siswi, lalu menyambut

mereka di depan pintu gerbang sekolah dengan ucapan selamat

datang, selamat pagi dan assalamu’alaikum. 86

Dengan adanya penyambutan yang dilakukan oleh guru serta

perangkat sekolah lainnya, akan membuat para peserta didik menjadi

sumringah dan senang untuk mengikuti proses belajar di sekolah

karena anak telah merasa nyaman, senang dan betah selama berada di

lingkungan sekolah yang ramah bagi anak-anak.

b) Sapa Kabar

Sapa kabar merupakan cara ampuh bagi guru untuk

mendekatkan hubungan emosional antara pendidik dan peserta didik

dikarenakan telah terjalinnya sebuah kepedulian seorang guru

terhadap murid-muridnya mengenai segala macam permasalahan yang

dihadapinya baik di rumah, di lingkungan bermainnya maupun

permasalahan di sekolah itu sendiri. Cara ini sangat ampuh untuk

mengkorek berbagai macam masalah serta informasi apa saja yang

dialaminya, sehingga seorang guru menjadi seorang yang bisa

memberikan solusi dan jalan keluar dari permasalahan yang dialami

oleh peserta didiknya. 87

86 Observasi, 29 Maret 2018. 87 Observasi, 29 Maret 2018.

Page 111: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

93

Adapun cara pelaksanaan sapa kabar ini dilaksanakan setelah

semua peserta didik tiba di sekolah. Guru kelas menghampiri

siswanya masing-masing dan menanyakan kabar mereka serta

memberikan semangat dan motivasi setiap harinya agar semakin

terpacu semangatnya dalam mengikuti proses pembelajaran di

sekolah. Namun, jika ada siswanya yang duduk termenung sendiri

maka guru akan menyapanya dan menanyakan tentang permasalahan

apa yang dihadapinya dan mendengarkan seluruh keluh kesahnya

sehingga siswa merasa ada yang peduli terhadap masalah yang ia

hadapi dan merasa tidak sendiri.

c) Berayan Nyampah (Sarapan Bersama)

Berayan nyampah yang bila diartikan ke dalam bahasa

Indonesia memiliki arti dan makna sarapan bersama. Kegiatan ini

dilaksanakan agar anak terbiasa untuk sarapan dan ikut berpartisipasi

dengan teman-temannya yang lain sehingga mereka akan makan

secara bersama-sama serta saling berbagi makanan.88

Para guru pun ikut berpartisipasi pula dalam kegiatan ini

dengan membawa makanan yang telah disimpan dalam kotak

makanan mereka masing-masing dan makan dan minum di tengah-

tengah siswa-siswi sehingga suasananya pun menjadi sangat hangat

88 Observasi, 29 Maret 2018.

Page 112: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

94

serta penuh keceriaan. Kegiatan ini dilaksanakan setiap pagi sebelum

kegiatan belajar mengajar dimulai.

d) Kantin Sehat

Salah satu indikator Sekolah Ramah Anak adalah memiliki

warung atau kantin sehat yang terdapat di dalam lingkungan sekolah.

Hal ini merupakan wujud kepedulian terhadap tumbuh kembang anak

agar terlindungi dari berbagai macam makanan dan minuman yang

berbahaya bagi anak-anak. Adapun kantin atau warung yang peneliti

temukan di SD Negeri 1 Ampenan telah sejak lama menjadi kantin

sehat dan bahkan telah meraih beberapa penghargaan diantaranya

adalah penghargaan Bintang satu katagori kantin/warung sehat dari

Badan Pemeriksa Obat dan Makanan (BPOM) NTB.

Dengan adanya kantin atau warung sehat inilah, semua yang

dikonsumsi siswa dapat terkendali sehingga siswa akan menjadi aman

dan terlindungi dari berbagai macam makanan dan minuman

berbahaya yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang serta daya

pikir anak.

e) Gemar Bersedeqah

Untuk membiasakan siswa dan siswi untuk gemar bersedekah,

saling menolong terhadap sesama, pihak sekolah pun telah bermitra

dengan LAZDASI NTB dalam hal pembiasaan bersedekah dengan

slogan Celengan Ikhlas Beramal. Adapun untuk pengelolaan dana

Page 113: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

95

sedekah tersebut, 50% dikelola oleh LAZDASI dan 50% dikelola

oleh pihak sekolah, kemudian dana 50% yang dikelola oleh sekolah

tersebut dirinci lagi dengan perincian 30% untuk tabungan Qurban

dan 20% untuk tabungan kepedulian jika ada siswa yang sakit.89

f) Yel-yel

Yel-yel atau teriakan yang dilakukan untuk memberikan

semangat dan motivasi bagi anak memiliki pengaruh yang cukup

besar dalam menanamkan sebuah kebiasaan dan pembiasaan yang

baik. Diantaranya adalah yel-yel ACIMAS yang kepanjangannya

adalah aku cinta makanan sehat. Yel-yel ini dilakukan ketika jam

istirahat tiba agar para siswa dapat menahan diri mereka masing-

masing dari makanan atau jajanan yang kurang sehat dan berbahaya.

g) Gerakan Serbu (Segera Buang)

Bagi anak-anak kata yang singkat dan memiliki daya tarik

membuat mereka akan selalu mengingat kata-kata tersebut dan jika

kata itu diingat maka secara otomatis mereka akan mengerti dengan

makna dari kata tersebut. Salah satunya kata yang diterapkan dalam

implementasi Sekolah Ramah Anak ini yaitu kata “SERBU” serbu

merupakan sebuah singkatan yang artinya segera buang. Segera buang

89 Observasi, 23 Maret 2018.

Page 114: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

96

ini memiliki makna untuk memberi tahukan kepada para peserta didik

tentang membuang sampah pada tempatnya. 90

Gerakan serbu ini memberikan stimulasi yang bagus terhadap

peserta didik dan pendidik yang dimana pendidik hanya dengan

mengeluarkan satu kata “SERBU” maka peserta didik akan mengerti

dan langsung melaksanakan perintah yang terdapat pada kata serbu

tersebut. Tindakan ini merupakan tindakan yang memberikan rasa

tanggung jawab terhadap peserta didik untuk peduli akan lingkungan

sekitarnya.

C. Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Pengimplementasian

Program Sekolah Ramah Anak (SRA) di SD Negeri 1 Ampenan

Dalam mengimplementasikan sebuah program pasti memiliki beberapa

faktor baik faktor pendukung maupun faktor penghambat. Begitupula di dalam

pengimplemtasian program Sekolah Ramah Anak tentunya terdapat faktor

pendukung dan penghambat.

Adapun faktor pendukung sangat berperan besar dalam pelaksanaan

suatu program, berhasil atau tidaknya tergantung seberapa besar dukungan dan

pasrtisipasi dalam menyukseskan program tersebut. Sedangkan faktor

penghambat dapat menjadi kendala yang bisa menjadikan program yang

dijalankan menemui jalan buntu dan akhirnya tidak dapat berjalan dengan

maksimal. Berikut akan dipaparkan beberapa macam faktor pendukung dan

90 Observasi, 29 Maret 2018

Page 115: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

97

faktor penghambat di dalam pengimplementasian program Sekolah Ramah

Anak di SD Negeri 1 Ampenan.

1. Faktor Pendukung Pengimplementasian Program Sekolah Ramah Anak di

SD Negeri 1 Ampenan

Faktor pendukung dalam pengimplementasian program Sekolah

Ramah Anak di SD Negeri 1 Ampenan yaitu terletak pada dukungan

berbagai pihak, sarana dan parasarana, dan kualitas sumber daya manusia

(SDM) yang memadai serta berkomitmen dalam mengimplementasikan

Program Sekolah Ramah Anak. Berikut akan dipaparkan beberapa faktor

pendukung dalam pengimplementasian program Sekolah Ramah Anak di

SD Negeri 1 Ampenan.

a) Dukungan Dari Berbagai Pihak

Setelah ditunjuknya SD Negeri 1 Ampenan oleh Dinas

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) sebagai

salah satu sekolah yang menerapkan program Sekolah Ramah Anak di

kota Mataram, dewan komite sekolah, forum-forum kelas dan orang

tua siswa-siswi menyambut positif program ini dan mendukung penuh

terhadap pengimplementasian program tersebut di SD Negeri 1

Ampenan.

Dukungan dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak (DP3A) pun sangat besar, mereka pun berharap

setelah ditunjuknya SD Negeri 1 Ampenan sebagai sekolah

Page 116: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

98

percontohan program Sekolah Ramah Anak, sekolah-sekolah yang

lain yang berada di wilayah kota Mataram dapat menerapkan pula

program tersebut.

b) Sarana dan Prasarana Penunjang Program Sekolah Ramah Anak

Salah satu dari indikator sekolah ramah anak yang tercantum

dalam delapan standar nasional pendidikan adalah mengenai standar

sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana memiliki peranan yang

sangat penting pula sebagai faktor pendukung dalam keberhasilan

mengimplementasikan sebuah program, baik berupa fasilitas

pembelajaran, maupun lingkungan sekolah. Dari temuan penelitian di

lapangan, ada beberapa sarana dan prasarana yang mendukung pada

pengimplementasian program Sekolah Ramah Anak di SD Negeri 1

Ampenan. Berikut paparan temuan penelitian mengenai sarana dan

prasarana di SD Negeri 1 Ampenan.

1. Fasilitas Gedung dan Bangunan

Untuk fasilitas gedung dan bangunan di SD Negeri 1

Ampenan sudah termasuk dalam katagori bangunan yang mewah

dan sangat layak digunakan dalam kegiatan belajar mengajar.

Dari hasil pengamatan di lapangan, terdapat ada tiga bangunan

berlantai dua dengan desain khusus yang terlihat mewah.

Kemudian terdapat pula musholla, UKS dan aula serta pojok baca

yang diempatkan disetiap sudut-sudut bangunan.

Page 117: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

99

2. Ruang Kelas

Adapun untuk ruang kelas, masing-masing kelas memiliki

ruangan yang cukup besar dalam menunjang kegiatan belajar

mengajar setiap harinya. Faktor jumlah peserta didik yang terus

bertambah setiap tahunnya, dengan data terakhir jumlah peserta

didik sebanyak 630 orang sehingga setiap kelas memiliki

komposisi peserta didik yang gemuk sehingga masih terdapat

kelas yang jumlah peserta didiknya mencapai 30 orang., akhirnya

ada beberapa kelas yang di pecah menjadi 3 kelas. Sebagai contoh

adalah kelas 5 yang terbagi menjadi 3 kelas yakni kelas 5 A, 5 B

dan 5 C sebagai salah satu solusi untuk mengurangi jumlah kelas

yang gemuk.91

3. Meja dan Bangku Siswa yang Ramah Anak

Adapun yang dimaksud dengan meja dan bangku siswa

yang ramah anak adalah meja dan kursi yang digunakan oleh

siswa di sekolah tidak membahayakan bagi siswa, yaitu pada

sudut ataupun ujung meja tidak berbentuk persegi panjang

melainkan memiliki sudut yang tumpul.

Hal ini telah di antisipasi oleh ibu kepala sekolah dengan

memasukkan rencana pembelian meja dan kursi siswa yang tidak

memiliki sisi yang tajam melainkan yang tumpul pada setiap

91 Observasi, 29 Maret 2018.

Page 118: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

100

sisinya. Pendanaannya melalui rencana anggaran kegiatan

sekolah, dan telah dipesan sehingga tinggal menunggu saja untuk

diperbaharuinya sarana meja dan kursi siswa yang ramah terhadap

anak.

4. Tempat Bermain Anak

SD Negeri 1 Ampenan memiliki halaman bermain yang

cukup luas bagi anak-anak serta terdapat pula berbagai macam

tumbuh-tumbuhan dan pepohonan yang ditanam di depan kelas

sehinnga membuat kesan sekolah yang sejuk dan peduli

lingkungan serta membuat anak menjadi betah selama berada di

lingkungan sekolah. Disamping memiliki tempat atau halaman

bermian yang luas bagi anak-anak, terdapat pula berbagai macam

fasilitas bermain bagi anak-anak, diantaranya yaitu prosotan,

ayunan dan lain-lain yang ramah terhadap anak yang dalam

pengertiannya adalah tidak membahayakan bagi anak.92

5. Pemasangan Penunjuk Arah

Fungsi dari adanya pemasangan penunjuk arah adalah

agar anak dapat memahami dan mengerti terhadap setiap tanda

yang dilihatnya. Adapun untuk pemasangan penunjuk arah ini

telah dipasang di setiap tangga pada bangunan sekolah sehinnga

terpisah antara siswa yang akan menaiki tanggah diberi tanda

92 Observasi, 29 Maret 2018.

Page 119: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

101

panah ke atas di bagian sebelah kiri tangga, sehinnga tangga yang

sebelah kanan terdapat tanda setop yang memiliki arti bahwa

tidak boleh menaiki tangga dari sebelah kanan, karena tangga

yang sebelah kanan digunakan oleh teman-temannya yang lain

ketika akan menuruni tangga.93

c) Sumber Daya Manusia (SDM)

Ketersediaan sumber daya manusia mempengaruhi keefektifan

pelaksanaan Program Sekolah Ramah Anak. Sumber daya manusia

(SDM) di SD Negeri 1 Ampenan dalam mengimplementasikan

Program Sekolah Ramah Anank diukur dari kualifikasi

pendidikannya. Hampir semua guru di SD Negeri 1 Ampenan telah

menyelesaikan studi sarjana strata 1 (S 1). Total secara keseluruhan

jumlah guru di SD Negeri 1 Ampenan adalah 28 orang. Dengan

perincian kualifikasi S 1 sebanyak 24 orang, kemudian yang telah

menempuh pendidikan S 2 hanya 1 orang saja, sedangkan guru

dengan pendidikan terakhir D II hanya berjumlah 2 orang.

Oleh karena itu, kelayakan seorang pendidik di SD Negeri 1

Ampenan dalam meimplementasikan Program Sekolah Ramah Anak

diukur dari kualifikasi pendidikan guru. Hal ini juga sesuai dengan

pengamatan peneliti di lapangan bahwa guru mengajar berdasarkan

bidang keahliannya. Serta tidak ada lagi hukuman fisik yang

dilakukan oleh guru kepada siswa.

93 Observasi, 29 Maret 2018

Page 120: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

102

d) Komitmen Guru

Sebuah komitmen memiliki peranan yang sangat penting

dalam menjalankan sebuah program. Komitmen berkaitan dengan

kemauan dan keinginan dengan sungguh-sungguh. Di SD Negeri 1

Ampenan semua dewan guru memiliki komitmen yang sama dalam

menjalankan program Sekolah Ramah Anak.

Penandatanganan deklarasi penyelenggaraan Sekolah Ramah

Anak pun telah di laksanakan pada tanggal 14 Februari 2018 lalu

dengan melibatkan berbagai pihak mulai dari Pemerintah kota

Mataram, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

(DP3A), Komite Sekolah, dewan guru dan orang tua wali siswa-siswi

agar memiliki visi dan misi yang sama agar bisa memaksimalkan

program tersebut sehingga dapat ditiru oleh sekolah-sekolah lainnya.

2. Faktor Penghambat Pengimplementasian Program Sekolah Ramah Anak di

SD Negeri 1 Ampenan

Dalam mengimplementasikan suatu program pasti akan ada faktor-

faktor yang menghambat keberhasilan program tersebut. Adapun faktor

penghambat dalam mengimplementasikan program Sekolah Ramah Anak

di SD Negeri 1 Ampenan yaitu terletak pada sumber daya finansial.

Sumber daya finansial sebagai sumber pendanaan pun tak kalah

pentingnya dalam mensukseskan suatu program agar bisa menampakkan

hasil yang maksimal.

Page 121: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

103

Begitu pula dengan penerapan program Sekolah Ramah Anak di

SD Negeri 1 Ampenan. Untuk sumber daya finansialnya telah dianggarkan

dari RKAS (Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah), namun

pendanaannya hanya dianggarkan dari dana BOS saja, sehingga kurang

masksimal dalam pembiayaan baik untuk sarana dan parsarana serta

kegiatan-kegiatan lain yang berkaitan dengan program Sekolah Ramah

Anak. Sehingga untuk pemenuhan sarana dan prasarana yang ramah anak

belum dapat dimkasimalkan karena keterbatasan dana. Karena

keterbatasan dana tersebut sehingga untuk pengadaannya hanya beberapa

kelas saja yang sudah di sediakan meja dan bangku yang ramah anak.

D. Solusi Dalam Mengatasi Faktor Penghambat di dalam

Pengimplementasian Program Sekolah Ramah Anak (SRA) di SD Negeri

1 Ampenan.

Adapun untuk solusi mengatasi faktor penghambat di dalam

mengimplementasikan program Sekolah Ramah Anak di SD Negeri 1

Ampenan yang berkaitan dengan sumber daya finansial adalah melibatkan

orang tua dalam sumbangan sekolah. Partisipasi orang tua sangat membantu

dalam mengatasi hambatan-hambatan yang berupa pendanaan, karena latar

belakang pendidikan dan pekerjaan orang tua siswa yang menyekolahkan

anaknya di SD Negeri 1 Ampenan adalah tergolong kelas ekonomi menengah

ke atas mulai dari profesi anggota Polri, TNI, PNS dan lain-lain, sehingga di

setiap kelas ada forum-forum kelas yang membahas permasalahan yang ada di

dalam kelas kemudian akan di bahas dengan pihak sekolah.

Page 122: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

104

Dari hasil wawancara dengan ibu Masitah, selaku ketua Tim Pelaksana

Sekolah Ramah Anak mengatakan bahwa

“alhamdulillah, partisipasi orang tua sudah banyak memberikan kontribusi dalam permasalahn di sekolah, kemarin orang tua siswa menyumbangkan karpet untuk kebutuhan Imtaq setiap hari jum’at. Jadi kita terbantu dengan adanya partisipasi orang tua.”94

Jadi dengan adanya partisipasi orang tua sehingga masalah yang

berkaitan dengan sumber daya finansial dalam pendanaannya dapat

terselesaikan walaupun bentuk bantuan dan sumbangsih yang diberikan tidak

terlalu banyak dan besar tetapi dapat menjadi kontribusi yang besar sebagai

bentuk partisipasi orang tua siswa dan siswi yang menyekolahkan anaknya di

SD Negeri 1 Ampenan.

94 Masitah, Wawancara, Ampenan 2 April 2018

Page 123: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

105

BAB III

PEMBAHASAN

A. Implementasi Program Sekolah Ramah Anak (SRA) di SD Negeri 1

Ampenan

Pengertian sekolah ramah anak sebagaimana yang diungkapkan oleh

Aqib bahwa model sekolah ramah anak lebih banyak memberikan prasangka

baik kepada anak, guru menyadari tentang potensi yang berbeda dari semua

peserta didiknya sehingga dalam memberikan kesempatan kepada siswanya

dalam memilih kegiatan dan aktivitas bermain sesuai minatnya. 95

Program Sekolah Ramah Anak berbasis 3P yaitu Provisi, proteksi, dan

partisipasi. Provisi yaitu memberikan segala sesuatu yang dibutuhkan anak di

sekolah. provisi sebagai guru yaitu memberikan pelayanan mengajar yang

baik dan juga ramah. Sehingga materi tersampaikan dan anak merasa nyaman.

Anak dapat belajar tanpa tekanan dan tanpa paksaan. Guru juga mengajar

sesuai dengan bidang keahliannya. Sedangkan provisi sebagai lembaga yaitu

sekolah berusaha memberikan fasilitas dan sarana prasarana yang memadai.

Baik itu di dalam kelas maupun di luar kelas. Di dalam kelas, sekolah

memberikan fasilitas baik fasilitas penunjang akademik maupun non

akademik. Kemudian partisipasi yaitu memberikan kebebasan anak dalam

mengemukakan pendapat dan berekspresi serta melibatkan anak dalam

pembuatan kebijakan dan keputusan.

95 Agus Yulianto, “Pendidikan Ramah Anak: Studi Kasus SDIT Nur Hidayah Surakarta”, At-Tarbawi, Vol. 1, Nomor 2, Juli-Desember, 2016, hlm.144.

Page 124: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

106

Oleh karena itu program Sekolah Ramah Anak sebagai suatu program

yang bersifat menjunjung tinggi hak-hak anak di sekolah, baik dari segi

keamanan, pelayanan dan kenyamanan dalam proses pembelajaran di dalam

kelas, menyediakan berbagai macam fasilitas yang ramah terhadap anak baik

dari segi sarana dan prasarana di dalam kelas maupun di sekolah, kemudian

menyediakan lingkungan yang nyaman dan sehat bagi anak, serta melibatkan

siswa dalam pembuatan kebijakan dan peraturan yang telah disepakati

bersama antara pendidik dan peserta didik tanpa adanya unsur kekerasan di

dalam peraturan tersebut yang nantinya akan membuat siswa terintimidasi dan

tertekan selama berada di sekolah, sehingga apabila hukuman atau

konsekuensi yang dibuat sendiri oleh siswa dari peraturan sebelumnya yang

telah disepakati, maka siswa akan sadar sendiri mengenai hukuman yang akan

dilaksanakannya tanpa diperintah oleh guru itu sendiri.

Sebagai upaya untuk mewujudkan program Kota Layak Anak (KLA)

di Kota Mataram, ada beberapa sekolah yang ditunjuk oleh Pemerintah Kota

Mataram untuk menerapkan program Sekolah Ramah Anak. Diantara sekolah

yang menerapkan program tersebut adalah SD Negeri 1 Ampenan yang

merupakan salah satu sekolah yang menerapkan program Sekolah Ramah

Anak di Kota Mataram sekaligus menjadi sekolah percontohan program

Sekolah Ramah Anak. Selain SD Negeri 1 Ampenan yang menerapkan

program tersebut di sekolahnya, SD Negeri 5 Mataram, SMP Negeri 2

Mataram, SMP Negeri 6 Mataram merupakan sekolah yang ditunjuk oleh

Page 125: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

107

Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota

Mataram untuk menerapkan program Sekolah Ramah Anak.

Adapun SD Negeri 1 Ampenan menjadi model Sekolah Ramah Anak

berdasarkan pada Surat Keputusan (SK) Walikota Mataram nomor:

1023/x/2017 tentang penetapan Sekolah Ramah Anak Kota Mataram tahun

2017. Program Sekolah Ramah Anak merupakan program yang memberikan

hak-hak anak di sekolah baik itu dalam hal kenyamanan, keamanan, maupun

kebebasan dalam berekspresi serta mengakomodir partisipasi anak dalam

setiap pengambilan kebijakan dan keputusan di sekolah.

Program Sekolah Ramah Anak yang diimplementasikan di SD Negeri

1 Ampenan telah berjalan kurang lebih dua bulan sejak dideklarasikannya

program tersebut pada tanggal 14 Februari 2018 oleh Dinas Pendidikan Kota

Mataram dan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

(DP3A) Kota Mataram. Sebelum dideklarasikannya program tersebut di SD

Negeri 1 Ampenan, DP3A telah melakukan program sosialisasi mengenai

Sekolah Ramah Anak pada tanggal 7 Oktober 2017.

Walaupun usia program tersebut baru berjalan dua bulan, namun cikal

bakal dan bibit program Sekolah Ramah Anak sudah ada dan telah lama

dilaksanakan di SD Negeri 1 Ampenan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh

ibu Hj. Johar Yuni selaku kepala sekolah yang diwawancarai oleh peneliti

bahwa dalam studi banding yang diikutinya di Depok Jawa Barat yang

berkaitan dengan Program Sekolah Ramah Anak, ternyata dari beberapa

Page 126: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

108

program yang diterapkan oleh sekolah lainnya dalam program Sekolah Ramah

Anak, telah diterapkan pula di SD Negeri 1 Ampenan.

Dari hasil studi banding itulah yang kemudian menjadi latar belakang

pengimplementasian program Sekolah Ramah Anak di SD Negeri 1 Ampenan,

karena SD Negeri 1 Ampenan memiliki berbagai macam fasilitas, kegiatan-

kegiatan serta program-program yang merupakan indikator-indikator program

Sekolah Ramah Anak yang mendukung dalam pengimplementasian program

tersebut. Adapun dari indikator-indikator Sekolah Ramah Anak yang telah

terlaksana di SD Negeri 1 Ampenan telah tertuang dalam berbagai kegiatan-

kegiatan yang menunjang dalam pengimplementasian program Sekolah

Ramah Anak yakni baik dari segi sandang, pangan, papan, kesehatan dan

pendidikan yang memadai bagi anak ketika berada di sekolah semuanya telah

dilaksanakan dan sudah berjalan lama sebelum ditunjuknya SD Negeri 1

Ampenan sebagai sekolah yang menerapkan program Sekolah Ramah Anak

sebagaimana yang telah dibahas oleh peneliti di atas terkait dengan progarm

dan kegiatan Sekolah Ramah Anak.

Sebuah lembaga pendidikan, terutama sekolah dapat dikatagorikan

sebagai sekolah yang mengimplementasikan program sekolah ramah anak

(SRA) apabila telah memenuhi beberapa indikator sekolah ramah anak baik

berupa program dan kegiatan-kegiatannya. Adapun kegiatan-kegiatan dan

program yang telah dilaksanakan sebagai upaya pengimplementasian program

sekolah ramah anak diantaranya adalah program sambut gerbang pagi yang

dilaksanakan setiap hari pada pukul 06.45 WITA oleh guru-guru untuk

Page 127: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

109

menyambut siswa-siswi ketika tiba di sekolah. Tujuan dari adanya program

tersebut adalah untuk membuat anak merasa nyaman dan senang ketika tiba di

sekolah, dan ini merupakan cara untuk mendekatkan hubungan emosional

antara seorang pendidik dan peserta didik serta sebagai bentuk keramahan

terhadap anak saat anak berada di sekolah.

Selain program sambut gerbang pagi yang diterapkan di SD Negeri 1

Ampenan, ada beberapa program dan kegiatan lainnya yang dapat

menggambarkan pengimplementasian program Sekolah Ramah Anak di SD

Negeri 1 Ampenan yakni sapa kabar, berayan nyampah, kantin sehat, gemar

bersedeqah, yel-yel, dan gerakan serbu sampah.

Pada kegiatan sapa kabar, seorang pendidik menyapa dan menanyakan

kabar anak didiknya kemudian pengalamannya pada hari kemarin dan lain

sebagainya, karena hal yang demikian merupakan letak kepedulian seorang

pendidik dalam mendekati dan menanyakan kabar anak didiknya. Selain itu

sapa kabar merupakan cara ampuh bagi guru untuk mendekatkan hubungan

emosional antara pendidik dan peserta didik dikarenakan telah terjalinnya

sebuah kepedulian seorang guru terhadap murid-muridnya mengenai segala

macam permasalahan yang dihadapinya baik di rumah, di lingkungan

bermainnya maupun permasalahn di sekolah itu sendiri. Cara ini sangat

ampuh untuk mengkorek berbagai macam masalah serta informasi apa saja

yang dialaminya, sehingga seorang guru menjadi seorang yang bisa

memberikan solusi dan jalan keluar dari permasalahan yang dialami oleh

peserta didiknya.

Page 128: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

110

Lalu pada kegiatan berayan nyampah yang diterapkan di SD Negeri 1

Ampenan merupakan kegiatan makan bersama yang diikuti oleh semua siswa-

siswi sebelum memulai pembelajaran. Makan bersama ini dilaksanakan di

dalam kelas masing-masing dan diikuti pula oleh guru kelasnya sekaligus

mengontrol anak didiknya. Pada kegiatan ini sangat terlihat sekali bahwa

dalam konsep Sekolah Ramah Anak, kepedulian sekolah terhadap anak

didiknya di mulai dari hal-hal yang kecil seperti sarapan bersama yang

mungkin sebagian siswa yang lain telah sarapan bersama sebelumnya di

rumah dengan orang tua mereka masing-masing, tetapi mungkin juga ada

siswa-siswa lain yang belum sempat untuk sarapan pagi bersama dikarenakan

belum dipersiapkan oleh orang tua mereka karena sibuk sehingga hanya

diberikan bekal saja.

Dengan adanya berayan nyampah atau sarapan bersama ini para

peserta didik tetap akan tetap terkontrol sarapannya pada setiap pagi sehingga

mereka tetap akan semangat dan penuh antusias dalam mengikuti pelajaran di

sekolah sampai selesai. Tujuan dari adanya berayan nyampah ini adalah untuk

menjalin keakraban baik antara sesama siswa maupun dengan guru kelasnya

misalnya dengan saling berbagi makanan dan bertukar makanan antara siswa

yang satu dengan yang lainnya.

Lalu terdapat pula kantin sehat yang berada di lingkungan sekolah.

Kantin sehat ini menyediakan berbagai macam makanan dan minuman yang

aman bagi anak. Karena salah satu dari indikator penetapan program Sekolah

Ramah Anak adalah memiliki warung atau kantin sehat serta menerapkan

Page 129: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

111

perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Hal itulah yang menjadi pedoman

dan pegangan bagi sekolah-sekolah yang mengimplementasikan program

Sekolah Ramah Anak di sekolahnya. Adapun untuk SD Negeri 1 Ampenan

telah lama menerapkan program kantin sehat tersebut, dikarenakan SD Negeri

1 Ampenan juga mengimplementasikan program sekolah sehat sehingga

sebagai aturannya adalah menyediakan makanan dan minuman yang sehat dan

aman dikonsumsi bagi anak. Program kantin sehat tersebut mendapatkan

apresiasi dari Badan Pemeriksa Obat dan Makanan (BPOM) Kota Mataram

dengan memberikan penghargaan bintang satu katagori warung/kantin sehat.

Kemudian sebagai cara untuk mengingatkan anak agar selalu

mengkonsumsi jajanan dan makanan yang sehat, anak-anak diajarkan sebuah

yel-yel yaitu Acimas yang memiliki kepanjangan aku cinta makanan sehat.

Penggunaan cara ini terbukti efektif untuk selalu mengingatkan anak apabila

hendak membeli jajanan atau makanan di luar selain yang disediakan oleh

pihak sekolah yaitu kantin sehat. Tetapi tetap ada saja sebagian siswa yang

membeli jajanan dan makanan di luar karena, karena dari hasil pengamatan

yang ditemui oleh peneliti pada saat penelitian bahwa masih sangat banyak

para pedagang yang menjajakan dagangannya di depan gerbang sekolah,

sehingga pada saat jam istirahat sebagian siswa ada yang membeli makanan

dan jajanan di luar, dan cara membelinya pun cukup dengan memanggil

penjualnya saja kemudian penjual tersebut menghampiri siswa. Walaupun ada

satpam yang menjaga, tugas merekapun hanya menjaga agar anak tidak keluar

gerbang dan tidak menegur para pedagang tersebut.

Page 130: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

112

Untuk mengatasi permasalahan ini pihak sekolah telah memberitahu

para pedagang yang menjajakan makanannya agar tidak melayani anak apabila

berbelanja pada saat jam pelajaran berlangsung dan tidak menghiraukan

panggilan anak apabila mereka ingin membeli sesuatu baik berupa makanan

atau jajanan. Jika mereka tetap ingin mecoba jajanan tersebut terlebih dahulu

para pedagang harus berkonsultasi dengan orang tua mereka, apakah

diperbolehkan atau tidak. Sehingga dengan cara ini baik pihak sekolah dan

orang tua dapat mengontrol makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh

anaknya pada saat di sekolah.

Selain itu terdapat pula kegiatan atau program gemar bersedeqah yang

diinisiasi oleh pihak sekolah sebagai bentuk pembiasaan bagi anak untuk

saling tolong menolong terhadap sesama mereka. Kegiatan ini biasanya

dilakukan pada saat kegiatan imtaq yang digelar setiap hari jum’at. Dalam

melaksanakan kegiatan ini, pihak sekolah bekerjasama dengan Lembaga Amil

Zakat Dompet Amal Sejahtera Ibnu Abbas (LAZ DASI) NTB dalam hal

pengelolaan uang hasil sedeqah yang dikeluarkan oleh siswa.

Adapun untuk mekanisme atau tata cara pengelolaannya adalah 50%

untuk dikelola oleh pihak sekolah dan 50% yang sisanya dikelola oleh LAZ

DASI NTB. Kemudian 50% yang dikelola oleh pihak sekolah dirinci lagi

dalam penggunaannya dengan perincian 30% ditabung untuk Qurban ketika

Idul Adha, dan 20% untuk biaya pengobatan bagi siswa-siswi yang sakit

dengan dispensasi biaya sebesar Rp. 200.000 bagi setiap anak. Sehingga

dengan adanya program gemar bersedeqah yang diterapkan di SD Negeri 1

Page 131: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

113

Ampenan yang mengimplementasikan program Sekolah Ramah Anak sangat

berdampak besar bagi pembentukan karakter serta sebagai pembiasaan anak

agar dapat memberikan bantuan dan pertolongan bagi teman-temannya yang

lain apabila menghadapi kesusahan.

Kepedulian terhadap lingkungan sekolah pun baik berupa kebersihan

kelas, kamar mandi, WC, dan lain sebagainya telah ditanamkan kepada siswa-

sisiwi melalui kegiatan Serbu Sampah. Kegiatan serbu sampah memiliki

kepanjangan yaitu segera buang sampah. Kegiatan ini dimulai sebelum

dimulainya kegiatan belajar mengajar, dan pada saat lima menit sebelum jam

istirahat. Dan cara yang digunakan terbilang unik yaitu hanya dengan

menggunakan pengeras suara saja atau speaker yang berada di depan kantor

kepala sekolah, guru cukup mengkomando serbu dari corong speaker maka

semua siswa akan bergerak memunguti sampah-sampah yang berserakan di

sekitar kelas mereka, depan-depan kelas dan halaman sekolah dengan

kemauan dan kesadaran diri mereka sendiri tanpa dipaksa-paksa dan disuruh-

suruh oleh guru mereka.

Penggunaan cara yang seperti ini merupakan cara yang ramah terhadap

anak, karena dengan pengemasan model yang unik dan cara yang bersahabat

dengan anak maka anak akan selalu mengingat tujuan dan maksud dari

kegiatan serbu sampah. Kemudian cara ini dikembangkanan lebih menarik

lagi dalam pengemasannya oleh wali kelas V C yakni Bapak Suherlan dengan

konsep Serdadu yang kepanjangannya adalah segera buang sampah dalam dua

menit. Jadi cukup dengan mengkomando serdadu maka siswa sudah tahu apa

Page 132: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

114

yang harus di lakukan yaitu segera membersihakan kelasnya dan membuang

sampah dalam dua menit saja.

Dari beberapa kegiatan-kegiatan dan program yang telah dilaksanakan

di atas, telah dipaparkan dengan jelas bahwa program dan kegiatan tersebut

sangat membantu dalam pengimplementasian program sekolah ramah anak.

Tidak hanya berupa program dan kegiatan yang ramah terhadap anak

sebagaimana yang telah dibahas oleh peneliti di atas, terdapat pula sarana dan

prasarana ramah anak di SD Negeri 1 Ampenan yang mendukung pada

pengimplementasian program Sekolah Ramah Anak diantaranya yaitu

penunjuk arah ketika menaiki tangga yang berfungsi untuk membiasakan anak

ketika menaiki tangga dari sisi kiri, bukan dari sisi kanan karena digunakan

oleh teman-temannya yang lain ketika hendak turun, disamping sebagai cara

untuk pembiasaan terhadap sisiwa-siswi juga berfungsi agar anak-anak tidak

saling berebut ketika menaiki ataupun menuruni tangga serta tidak saling

bertabrakan anatara yang hendak naik maupun turun.

Adapun di dalam pelaksanaan program tersebut, perlu dikedepankan

prinsip-prisnip dalam penerapan program sekolah ramah anak, yang

memperhatikan dan menjunjung tinggi hak-hak anak di sekolah. Menurut

Senowarsito dan Ulumudin bahwa sekolah ramah anak adalah pendidikan

yang berdasarkan prinsip 3P (Provisi, Proteksi, dan Partisipasi) dalam proses

pembelajarannya.96 Provisi berupa cinta dan kasih sayang terhadap anak,

96 Risminawati, Siti Nur Rofi’ah, “Implementasi Pendidikan Ramah Anak”, Profesi

Pendidikan Dasar, Vol. 2, Nomor 1, Juli 2015, hlm.71.

Page 133: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

115

proteksi berupa perlindungan terhadap anak dari ancaman, diskriminasi,

hukuman, salah perlakuan, dan segala bentuk pelecehan. Serta partisipasi yang

berupa keikut sertaan peserta didik dalam berbagai kegiatan di sekolah yang

digunakan siswa untuk mengungkapkan kebebasan berpendapatnya, bertanya,

berargumentasi, berperan aktif di kelas dan di sekolah.

Oleh karena itu sudah selayaknya sekolah dapat memberikan ruang

kepada anak untuk berkreasi, berekspresi, dan berpartisipasi dalam semua

kegiatan yang berlangsung baik di dalam kelas maupun di sekolah. Pelibatan

terhadap anak dalam pembuatan kebijakan dan peraturan ini telah terlaksana

disemua kelas, hal ini terbukti dari setiap kelas yang ada di SD Negeri 1

Ampenan masing-masing kelas telah membuat peraturan kelas yang dibuat

sendiri oleh siswa-siswi Kemudian memberikan perlindungan dan rasa aman

bagi anak selama berada di lingkungan sekolah baik rasa aman dalam

mengikuti proses pembelajaran maupun rasa aman selama berada di sekolah.

Kemudian pada tahapan pembentukan program Sekolah Ramah Anak

sebagaimana dijelaskan dalam panduan sekolah ramah anak bahwa, dalam

tahapan pembentukannya terdapat beberapa langkah yang harus ditempuh oleh

pihak penyelenggara program, yakni sekolah dalam mengimplementasikan

program sekolah ramah anak. Langkah-langkah dalam penerapan Kebijakan

Sekolah Ramah Anak (SRA) dimulai dari persiapan dan perencanaan melalui

kegiatan Sosialisasi tentang Pemenuhan Hak dan Perlindungan Anak, dan

SRA, Penyusunan Kebijakan SRA di masing-masing satuan pendidikan,

Page 134: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

116

Konsultasi anak, dan Pembentukan Tim Pelaksana SRA, pelaksanaan dan

pemantauan sebagaimana proses manajemen yang selama ini kita kenal.97

Adapun untuk tahapan-tahapan dan langkah-langkah dalam

pembentukan program sekolah ramah anak SD Negeri 1 Ampenan, Dinas

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Mataram

selaku pemangku kebijakan dan program Sekolah Ramah Anak terlebih

dahulu melakukan sosialisasi mengenai program tersebut di SD Negeri 1

Ampenan pada tanggal 7 Oktober 2017 dengan mengundang seluruh orang tua

siswa-siswi, para siswa-siswi, guru-guru serta kepala-kepala sekolah yang

berada di gugus 1 Ampenan. Dalam tahapan sosialisasi ini Dinas terkait

menjelaskan dan memaparkan tentang pengertian, tujuan dan manfaat Sekolah

Ramah Anak. Menjelaskan apa saja hak-hak anak dalam pendidikan baik hak

untuk mendapatkan perlindungan, hak memperoleh pendidikan serta rasa

aman, nyaman dan senang selama berada di sekolah.

Setelah diadakannya program sosialisasi tersebut, kemudian dibuatlah

sebuah komitmen bersama tentang pemenuhan kebutuhan dan perlindungan

anak di satuan pendidikan melalui program Sekolah Ramah Anak. Komitmen

tersebut tertuang dalam deklarasi bersama yang dilaksanakan pada tanggal 14

Februari 2018 dan dihadiri oleh Dinas Pendidikan Kota Mataram, Pemerintah

Kota Mataram serta Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Kota Mataram. Dengan adanya deklarasi bersama tersebut bertujuan untuk

97 Panduan sekolah ramah anak, Deputi Tumbuh Kembang Anak Kementerian

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, 2015, hlm.21.

Page 135: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

117

membangun komitmen bersama antar warga sekolah untuk membentuk atau

mengembangkan program Sekolah Ramah Anak sebagai kebutuhan bersama

dan menuangkan komitmen tersebut menjadi landasan dalam pelaksanaan

kebijakan Sekolah Ramah Anak di sekolah. Sesuai dengan salah satu prinsip

dalam konvensi hak anak yakni menghargai pandangan anak, maka diperlukan

konsultasi dengan anak untuk memberikan ruang kepada anak agar dapat turut

serta berpartisipasi dalam persiapan dan perencaan program Sekolah Ramah

Anak ini. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi kebutuhan dan aspirasi

anak serta memetakan pemenuhan hak dan perlindungan anak yang akan

dilaksanakan di sekolah.

Untuk mengawal dan memonitoring pengimplementasian program

Sekolah Ramah Anak di SD Negeri 1 Ampenan dibentuklah tim pelaksana

Sekolah Ramah Anak yang tertuang dalam Surat Keputusan Kepala SD

Negeri 1 Ampenan nomor: 424/021/SDN 1 AMP/II/2018 pertanggal 14

Februari 2018 yang diketuai oleh Ibu Masitah. Dengan dibentuknya sebuah

tim pelaksana dalam sebuah program tentunya akan memaksimalkan program

tersebut sehingga bisa terealisasikan berbagai macam kegiatan dan program-

program yang berkaitan dengan pengembangan Sekolah Ramah Anak.

Adapun tugas dari tim pelaksana Sekolah Ramah Anak adalah untuk

mengkoordinasikan berbagai macam upaya yang dilakukan sebagai bentuk

pengembangan Sekolah Ramah Anak, mulai dari mensosialisasikan Sekolah

Ramah Anak, memantau proses pengembangan Sekolah Ramah Anak hingga

mengevaluasi program Sekolah Ramah Anak.

Page 136: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

118

Lalu pada tahapan berikutnya yaitu menyusun perencanaan atau

program inovasi sebagai upaya untuk mewujudkan program Sekolah Ramah

Anak. Dalam hal ini diperlukan upaya untuk menyesuaikan situasi, kondisi

dan kemampuan satuan pendidikan dengan mengoptimalkan semua sumber

daya sekolah, bermitra dengan pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat,

dunia usaha dan pemangku kepentingan lainnya. Adapun untuk keadaan,

situasi dan kondisi di SD Negeri 1 Ampenan cukup layak sebagai lembaga

pendidikan yang menerapkan program Sekolah Ramah Anak. Hal ini

dikarenakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi anak serta sarana dan

prasarana penunjang yang ada di SD Negeri 1 Ampenan dapat dikatakan

lengkap dan memenuhi indikator-indikator Sekolah Ramah Anak dan

kemudian pada program-program sekolah yang telah berjalan cukup lama di

SD Negeri 1 Ampenan merupakan bibit-bibit serta cikal bakal program

tersebut.

Selain didukung oleh berbagai macam sarana prasarana penunjang,

faktor sumber daya manusia pula memiliki peranan penting dalam tahapan

perencanaan program Sekolah Ramah Anak di SD Negeri 1 Ampenan. Para

tenaga pendidik dan kependidikan di SD Negeri 1 Ampenan telah terlatih

dalam menangani berbagai macam permasalahan anak baik yang berkaitan

dengan permasalahan di dalam kelas maupun di luar kelas. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa dalam tahapan perencanaan program Sekolah Ramah

Anak, semua elemen dapat berpartisipasi dalam merumuskan berbagai macam

kebutuhan yang harus disiapkan sebagai bentuk kesiapan baik berupa

Page 137: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

119

lingkungan yang nyaman dan aman, program-program serta kegiatan-kegiatan

yang ramah terhadap anak serta tenaga pendidik dan kependidikan yang telah

telatih dalam menghadapi permasalahan anak sehingga semuanya saling

mendukung dalam mensukseskan program Sekolah Ramah Anak.

Kemudian pada tahapan pelaksanaan program Sekolah Ramah Anak

atau dalam pengimplementasiannya di SD Negeri 1 Ampenan telah terlaksana

dengan baik, hal ini dapat terlihat mulai dari siswa-siswi tiba di sekolah telah

disambut oleh guru-guru yang sudah menunggu mereka di depan pintu

gerbang sekolah, menyapa mereka dengan penuh kasih sayang dan perhatian

terhadap anak. Kemudian dalam proses pembelajaran, kegiatan belajar

mengajar tidak selalu berada di dalam kelas karena dapat membuat anak

menjadi jenuh ketika mengikuti pelajaran, sebagai salah satu bentuk untuk

mengatasi permasalahan tersebut, pihak sekolah mengadakan pembelajaran di

luar kelas atau outing class yang sumber pendanaannya dianggarkan dari dana

BOS. Dengan adanya kegiatan seperti ini, maka pembelajaran akan menjadi

sangat menyenangkan bagi anak dan akan membuat mereka menjadi senang

dan menambah pengetahuan mereka yang tidak mereka dapatkan ketika

belajar di dalam kelas.

Salah satu contohnya adalah kegiatan outing class yang dilaksanakan

di Mako Brimob Polda NTB. Dengan tema cinta tanah air, anak akan

dikenalkan pada profesi Kepolisian sebagai salah satu alat pertahanan negara

yang bertugas menjaga stabilitas keamanan di Indonesia. Mereka nantinya

akan mengetahui tugas-tugas Polisi, fungsi Polisi dengan mendengarkan

Page 138: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

120

instruksi dari salah seorang personel kepolisian. Disamping mengajarkan

mereka terhadap tugas dan fungsi kepolisian, dapat pula membangkitkan cita-

cita mereka kelak agar menjadi seorang Polisi yang bertugas menjaga

keamanan negara Republik Indonesia.

Model pembelajaran yang berkaitan dengan konsep program Sekolah

Ramah Anak yang diterapkan di SD Negeri 1 Ampenan selain berupa outing

class terdapat pula model pembelajaran saintifik yang berbasis PAIKEM

(Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan). Aktif

berarti di dalam proses pembelajaran pendidik harus menciptakan suasana

sedemikian rupa sehingga membuat anak didik aktif mengemukakan ide dan

gagasannya dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan tingkat

perkembangannya. Inovatif berarti guru harus menciptakan model

pembelajarn yang menyenangkan, karena dalam konsep program Sekolah

Ramah Anak pembelajaran yang menyenangkan dapat membuat anak didik

selalu aktif, bergembira dan antusias dalam belajar. Kreatif berarti pendidik

harus menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi

berbagai tingkat kemampuan siswa, karena jika proses pembelajaran itu rutin

dan monoton dapat menyebabkan anak didik menjadi cepat bosan dan lelah.

Efektif berarti proses pembelajaran diselenggarakan dengan suatu pengukuran

keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan oleh

pendidik.

Pembelajaran yang menyenangkan adalah pendidik perlu menciptakan

dan mengusahakan agar proses pembelajaran berlangsung dengan nyaman dan

Page 139: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

121

menyenangkan. Model pembelajaran yang menyenangkan ini sangat

membantu pertumbuhan fisik dan psikis anak didik, karena mereka tidak

merasa dipaksa untuk belajar, tetapi ia memiliki motivasi dari dalam dirinya

untuk belajar.

Selain pembelajaran yang menyenangkan dan tidak membosankan

bagi anak, pelibatan anak dalam pembuatan kebijakan dan peraturan di dalam

konsep Sekolah Ramah Anak harus diperhitungkan. Karena sesuai dengan

salah satu prinsip dalm konvensi hak anak yaitu menghargai hak anak, maka

keterlibatan anak harus diutamakan agar anak tidak merasa tertekan dan

merasa nyaman di sekolah. Jika peraturan dibuat tanpa adanya partisipasi anak

maka hak-hak anak telah dilanggar dan dapat mengintimidasi mereka selama

berada di sekolah.

Apabila peraturan dan kebijakan yang diterapkan melibatkan

partisipasi anak atau anak itu sendiri yang membuat peraturan kemudian

disetujui oleh semua teman-temannya dan guru kelasnya maka apabila dia

melanggar peraturan yang telah disepakati bersama, hukumannya pun sesuai

dengan yang telah dia setujui tanpa adanya campur tangan dari guru. Hal ini

telah terwujud pada hampir semua kelas di SD Negeri 1 Ampenan. Para siswa

sendiri yang menentukan hukuman apa yang akan mereka jalani apabila

melanggar peraturan bersama yang telah disepakatinya, misalkan apabila

siswa terlambat masuk sekolah maka hukumannya adalah membaca dzikir

sebanyak 100 x, dan jika tidak membersihkan kelas maka hukumannya adalah

membuat puisi. Semua hukuman dan konsekuensi hukuman tersebut

Page 140: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

122

dirumuskan oleh siswa itu sendiri tanpa adanya keterlibatan guru. Sehingga

anak akan merasa malu apabila melanggar peraturan yang telah disepakatinya

tanpa harus menyuruhnya. Untuk penggunaan kekerasan di sekolah telah

ditiadakan sama sekali karena hal demikian dapat melanggar hak-hak anak

terutama hak perlindungan anak dari berbagai macam tindakan kekerasan.

Disamping itu pengimplementasian program Sekolah Ramah Anak di

SD negeri 1 Ampenan tidak hanya dalam proses pembelajaran dan pelibatan

anak dalam pembuatan dan perumusan kebijakan di sekolah tetapi lebih

melihat pada peran siswa dalam keaktifannya berekspresi, bertanya,

menjawab, berargumentasi, bahkan siswa diperkenankan untuk menginterupsi

pada saat pendidik sedang menjelaskan.

Adapun ciri-ciri Sekolah Ramah Anak di SD Negeri 1 Ampenan telah

tercermin dari berbagai macam kegiatan dan program-program yang telah

dijalankan di SD Negeri 1 Ampenan yakni sikap terhadap murid yang tanpa

membedakan latar belakang mereka dan orang tuanya, cerdas ataupun lemah,

kaya dan miskin, normal maupun cacat, perbedaan agama mereka. Para guru

telah menggunakan cara pandang yang positif serta berperilaku konstruktif,

suportif, humanis, demokratis, dan tidak menggunakan cap negatif terhadap

siswa. Kemudian pada aspek metode pembelajaran yang menyenangkan

sebagaimana telah dibahas oleh peneliti pada bagain sebelumnya. Fasilitas

pembelajaran pun telah memadai sebagai penunjang proses belajar dan

mengajar di dalam kelas berupa meja yang ramah anak yaitu yang sisi-sisinya

Page 141: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

123

tidak memiliki sudut yang tajam serta tersedianya LCD di setiap kelas sebagai

media pembelajaran penunjang bagi siswa-siswi.

Adapun untuk pelibatan murid dalam berbagai kegiatan dan aktivitas

pembelajaran di dalam kelas di SD Negeri 1 Ampenan hampir seluruhnya

telah melibatkan siswa mulai dari pembuatan peraturan di dalam kelas,

pembentukan kelompok belajar, komitmen bersama antara siswa maupun

ketertiban dan sanksi-sanksi yang akan dilakukan apabila melanggar peraturan

yang telah disepakati. Sehingga guru hanya mengontrol jadwal piket dan

tugas-tugas kelas yang akan dilaksanakan oleh siswa pada hari itu serta

mengingatkan siswa apabila melanggar peraturan yang telah disepakati

bersama diantaranya membaca dzikir sebanyak 100 x, membuat puisi,

membuat cerita, membawa tanaman, dan membersihkan kelas.

Tidak hanya pelibatan siswa dalam proses pembelajaran dan

pembuatan peraturan dan kebijakan di dalam kelas, melainkan dalam konsep

program Sekolah Ramah Anak penataan kelas pun dengan melibatkan siswa-

siswi baik itu berupa penataan bangku, dekorasi kelas dan lain sebagainya.

Sebagai salah satu contohnya adalah pada kelas V C, penataan bangku di

dalam kelas selalu berubah-ubah disesuaikan sengan keinginan siswa pada

setiap minggunya dengan berbagai bentuk atau pola tempat duduk siswa,

misalnya poal letter U, pola deret-berderet ke belakang dan lain sebagainya.

Karena penataan ruang kelas yang baik, rapih, indah, terstruktur dan

terintegrasi, akan lebih memudahkan guru dan siswa dalam melakukan

pembelajaran. Ruang kelas yang baik akan membuat siswa semakin terdorong

Page 142: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

124

untuk aktif melakukan kegiatan yang dipilih oleh mereka sendiri. Karena

dengan penataan yang baik anak akan lebih memahami aturan-aturan yang

harus diikutinya tanpa harus mendengarkan penjelasan guru setiap harinya.

Begitupun diluar kelas telah disediakan pojok-pojok baca serta pada kelas IV

telah diubah bentuk kursi dan meja yang ramah anak, sehingga tidak

membahayakan mereka.

Kemudian pada lingkungan kelasnya telah tertata dengan baik, hal ini

dapat terlihat dari tersedianya tempat cuci tangan bagi siswa di setiap depan

kelas, serta fasilitas air bersih dan sanitasi yang bersih dan terawat bagi anak

yang telah disesuaikan dengan postur dan usia anak, dan telah dibuat suatu

kebijakan dan peraturan yang mendukung kebersihan dan kesehatan terhadap

anak karena di SD Negeri 1 Ampenan menerapkan program sekolah sehat.

B. Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Pengimplementasian

Program Sekolah Ramah Anak (SRA) di SD Negeri 1 Ampenan

1. Faktor Pendukung

Faktor pendukung dalam pengimplementasian program Sekolah

Ramah Anak di SD Negeri 1 Ampenan terletak pada dukungan dari

berbagai pihak terutama dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak (DP3A) Kota Mataram, selaku Dinas terkait yang

menunjuk SD Negeri 1 Ampenan sebagai sekolah yang

mengimplementasikan program tersebut sekaligus sekolah percontohan

Sekolah Ramah Anak. DP3A berharap sekolah-sekolah lainnya dapat

Page 143: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

125

meniru program ini agar nantinya dapat diimplementasikan di sekolah

mereka masing-masing. Selain dukungan dari DP3A, dewan komite

sekolah, forum-forum kelas dan orang tua siswa-siswi menyambut positif

program ini dan mendukung penuh terhadap keberhasilan

pengimplementasian program tersebut di SD Negeri 1 Ampenan.

Selain berupa dukungan dari berbagai pihak, ketersedian sarana

dan parsarana memadai yang dimiliki oleh SD Negeri 1 Ampenan menjadi

salah satu indikator Sekolah Ramah Anak yang menunjang

keberlangsungan program tersebut. Sarana dan prasarana memiliki peranan

yang sangat penting pula sebagai faktor pendukung dalam keberhasilan

mengimplementasikan sebuah program, baik berupa fasilitas

pembelajaran, maupun lingkungan sekolah.

Diantara sarana dan prasarana penunjang program Sekolah Ramah

Anak yang dimiliki oleh SD Negeri 1 Ampenan yaitu dari segi gedung dan

bangunannya. Terdapat tiga buah gedung atau bangunan yang berlantai

dua serta sebuah laboratorium, UKS, dan Musholla. Lalu pada setiap kelas

memiliki ruang yang besar dan memiliki ventilasi udara yang baik dan ada

dibeberapa kelas telah menggunakan fasilitas AC, sehingga anak akan

menjadi nyaman dan betah selama mengikuti proses pembelajaran di

dalam kelas. Selain didukung oleh ketersediaan fasilitas bangunan yang

memadai bagi anak, terdapat pula meja dan bangku yang ramah anak.

Page 144: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

126

Adapaun yang dimaksud dengan bangku dan meja yang ramah

anak yakni yang tidak membahayakan keselamatan anak terutama meja

yang bentuknya persegi panjang memiliki sudut yang tajam pada sisi-

sisinya sehingga dapat membahayakan bagi anak. Bentuk meja yang

persegi panjang tersebut telah diganti dengan meja yang ujungnya tumpul.

Pengadaan meja dan bangku ramah anak ini dianggarkan dari dana BOS

sehingga yang menggunkan sarana tersebut baru kelas IV dan pihak

sekolah kedepannya akan berusaha agar setiap kelas telah menggunakan

fasilitas meja dan bangku yang ramah anak.

Tidak hanya sarana dan prasarana yang berada di dalam kelas saja

yang menunjang dalam pengimplementasian program Sekolah Ramah

Anak, melainkan pula ketersedian fasilitas bermain bagi anak seperti

lapangan yang cukup luas dan sarana bermain anak yang aman seperti

ayunan, prosotan dan lain sebagainya. Karena dengan bermain anak akan

menjadi senang dan betah selama berada di sekolah. Dan hal ini menjadi

perhatian kepala sekolah SD Negeri 1 Ampenan selaku pemegang

kebijakan dan wewenang di sekolah tersebut. dan dari hasil wawancara

antara peneliti dengan ibu kepala sekolah bahwa kedepannya ia akan

meminta kepada Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

(DP3A) Kota Mataram untuk menyediakan fasilitas bermain anak yang

edukatif seperti bola dunia, boneka tangan dan lain-lain.

Selain itu pada setiap tangga yang berada di SD Negeri 1 Ampenan

telah dipasang penunjuk arah ketika akan menaiki ataupun menuruni

Page 145: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

127

tangga. Fungsi dari adanya pemasangan penunjuk arah adalah agar anak

dapat memahami dan mengerti terhadap setiap tanda yang dilihatnya.

Adapun untuk pemasangan penunjuk arah ini telah dipasang di setiap

tangga pada bangunan sekolah sehinnga terpisah antara siswa yang akan

menaiki tanggah diberi tanda panah ke atas di bagian sebelah kiri tangga,

sehinnga tangga yang sebelah kanan terdapat tanda setop yang memiliki

arti bahwa tidak boleh menaiki tangga dari sebelah kanan, karena tangga

yang sebelah kanan digunakan oleh teman-temannya yang lain ketika akan

menuruni tangga. Dan kedepannya pihak sekolah akan membuat penunjuk

arah lainnya seperti jalur evakuasi dan titik kumpul sebagai upaya untuk

mengantisipasi bila suatu saat terjadi bencana seperti gempa bumi dan

gunung meletus.

Faktor pendukung lainnya adalah sumber daya manusia (SDM)

dalam mengimplementasikan program Sekolah Ramah Anak. Ketersediaan

sumber daya manusia mempengaruhi keefektifan pelaksanaan Program

Sekolah Ramah Anak. Sumber daya manusia (SDM) di SD Negeri 1

Ampenan dalam mengimplementasikan Program Sekolah Ramah Anank

diukur dari kualifikasi pendidikannya. Hampir semua guru di SD Negeri 1

Ampenan telah menyelesaikan studi sarjana strata 1 (S 1). Total secara

keseluruhan jumlah guru di SD Negeri 1 Ampenan adalah 28 orang.

Dengan perincian kualifikasi S 1 sebanyak 24 orang, kemudian yang telah

menempuh pendidikan S 2 hanya 1 orang saja, sedangkan guru dengan

pendidikan terakhir D II hanya berjumlah 2 orang.

Page 146: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

128

Oleh karena itu, kelayakan seorang pendidik di SD Negeri 1

Ampenan dalam meimplementasikan Program Sekolah Ramah Anak

diukur dari kualifikasi pendidikan guru. Hal ini juga sesuai dengan

pengamatan peneliti di lapangan bahwa guru mengajar berdasarkan bidang

keahliannya. Serta tidak ada lagi hukuman fisik yang dilakukan oleh guru

kepada siswa.

Sebuah program ataupun kebijakan tidak akan bisa maksimal tanpa

adanya sebuah komitmen bersama untuk menyukseskannya, sehingga

dengan adanya sebuah komitmen akan menyatukan keinginan dan harapan

agar apa yang telah dijalankan semaksimal mungkin tetap dipertahankan.

Begitupa dalam pengimplementasian program Sekolah Ramah Anak di SD

Negeri 1 Ampenan harus ada komitmen bersama antara pihak sekolah

sebagai penyelenggara dan orang tua siswa yang merasakan dampak dan

hasil dari adanya program tersebut, karena sebuah komitmen memiliki

peranan yang sangat penting dalam menjalankan sebuah program.

Komitmen berkaitan dengan kemauan dan keinginan dengan sungguh-

sungguh.

Di SD Negeri 1 Ampenan semua dewan guru memiliki komitmen

yang sama dalam menjalankan program Sekolah Ramah Anak.

Penandatanganan deklarasi penyelenggaraan Sekolah Ramah Anak pun

telah di laksanakan pada tanggal 14 Februari lalu sebagai sebuah

komitmen tertulis bersama dengan melibatkan berbagai pihak mulai dari

Pemerintah kota Mataram, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan

Page 147: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

129

Perlindungan Anak (DP3A), Komite Sekolah, dewan guru dan orang tua

wali siswa-siswi agar memiliki visi dan misi yang sama agar bisa

memaksimalkan program tersebut sehingga dapat ditiru oleh sekolah-

sekolah lainnya.

2. Faktor Penghambat

Setiap adanya usaha yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan

tidak mustahil lepas dari adanya hambatan-hambatan, demikian juga

halnya dengan pengimplementasian program Sekolah Ramah Anak di SD

Negeri 1 Ampenan. Adapun hambatan di dalam pengimplementasian

program tersebut terletak pada sumber pendanaan program tersebut.

Sumber dana dalam pengimplementasian program Sekolah Ramah

Anak di SD Negeri 1 Ampenan dianggarkan dari RKAS (Rencana

Kegiatan dan Anggaran Sekolah), namun pendanaannya hanya

dianggarkan dari dana BOS saja, sehingga kurang masksimal dalam

pembiayaan baik untuk sarana dan parsarana serta kegiatan-kegiatan lain

yang berkaitan dengan program Sekolah Ramah Anak. Sehingga untuk

pemenuhan sarana dan prasarana yang ramah anak belum dapat

dimkasimalkan karena keterbatasan dana. Karena keterbatasan dana

tersebut sehingga untuk pengadaannya hanya beberapa kelas saja yang

sudah di sediakan meja dan bangku yang ramah anak

Page 148: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

130

C. Solusi Dalam Mengatasi Faktor Penghambat di Dalam

Pengimplementasian Program Sekolah Ramah Anak (SRA) di SD Negeri

1 Ampenan.

Setiap adanya hambatan tidak menutup kemungkinan adanya solusi

untuk penyelesaiannya. Adapun solusi-solusi untuk menyelesaikan

permasalahan yang berkaitan dengan faktor penghambat dalam

pengimplementasian program Sekolah Ramah Anak yang terkait dengan

sumber pendanaan baik berupa kegaiatan ataupun program Sekolah Ramah

Anak adalah dengan melibatkan partisipasi orang tua siswa-siswi. Dilihat dari

tingkat latar belakang ekonominya, rata-rata orang tua siswa-siswi yang

menyekolahkan anaknya di SD Negeri 1 Ampenan tergolong kelas menengah

ke atas. Ada yang berprofesi sebagai TNI-Polri, PNS, pengusaha dan lain

sebagainya.

Disamping itu juga terdapat forum-forum pada setiap kelas yang

membahas seputar permasalahan yang ada di dalam kelas baik yang berkaitan

dengan permasalahan yang ada di dalam kelas maupun di lingkungan sekolah.

Jika permasalahn tersebut tidak bisa diselesaikan diforum kelas, maka

permasalahan itu dibawa keforum yang lebih besar yakni forum sekolah.

Termasuk permasalahan yang berkaitan dengan program Sekolah Ramah

Anak. Masalah dalam pendanaan Sekolah Ramah Anakpun dibahas melalui

forum kelas dan forum sekolah.

Page 149: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

131

Dengan adanya pelibatan orang tua siswa dalam menyelesaikan

permasalahan sedikitnya dapat membantu di dalam sumber pendanaan

program Sekolah Ramah Anak. Sebagai salah satu contohnya adalah

keterlibatan orang tua dalam pengadaan karpet yang akan digunakan oleh

siswa pada saat kegiatan imtaq dan sholat berjamaah di musholla.

Dengan demikian permasalahan yang berkaitan dengan sumber daya

finansial dalam pendanaannya dapat terselesaikan walaupun bentuk bantuan

dan sumbangsih yang diberikan tidak terlalu banyak dan besar tetapi dapat

menjadi kontribusi yang besar sebagai bentuk partisipasi orang tua siswa dan

siswi yang menyekolahkan anaknya di SD Negeri 1 Ampenan.

Page 150: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

132

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian skripsi yang berjudul “Implementasi

Program Sekolah Ramah Anak (SRA) (Studi Pada SD Negeri 1 Ampenanan)”

dan mengacu pada pertanyaan penelitian dan uraian-uraian pada bab-bab

sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Implementasi Program Sekolah Ramah Anak (SRA) di SD Negeri 1

Ampenan

Pengimplementasian program Sekolah Ramah Anak (SRA) di SD

Negeri 1 Ampenan berdasarkan pada prinsip 3 P, yaitu provisi, proteksi

dan partisipasi. Adapun penjabaran prinsip 3 P tersebut akan dijelaskan

sebagai berikut:

a. Provisi yaitu kasih sayang, kepedulian, keramahan dan cinta kasih

yang tulus seorang pendidik terhadap anak didiknya yang tergambar

dari berbagai kegiatan di sekolah seperti sambut gerbang pagi, sapa

kabar, berayan nyampah dan lain sebagainya. Karena dengan

kepedulain serta cinta kasih yang tulus seorang pendidik terhadap anak

dapat menghilangkan ketakutan anak sehingga mereka merasa aman,

nyaman, dan senang selama berada di sekolah.

Page 151: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

133

b. Proteksi yaitu perlindungan terhadap anak dari berbagai macam

tindakan kekerasan anak baik yang berupa kekerasan fisik melalui

pemukulan, membully anak yang semuanya itu dapat melanggar hak-

hak anak.

c. Partisipasi yaitu pelibatan anak dalam setiap pengambilan keputusan

dan kebijakan di dalam kelas maupun di sekolah. Hal ini telah terlihat

dari hampir seluruh kelas yang telah menerapkan partisipasi anak baik

dalam menentukan kelompok mereka sendiri, aturan-aturan di dalam

kelas sampai konsekuensi hukuman yang akan mereka lakukan apabila

melanggar aturan itu sendiri.

2. Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Pengimplementasian

Program Sekolah Ramah Anak (SRA) di SD Negeri 1 Ampenan

a. Faktor Pendukung

Faktor pendukung berupa dukungan dari berbagai pihak

terutama dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

(DP3A) yang menunjuk SD Negeri 1 Ampenan sebagai sekolah yang

menerapkan program Sekolah Ramah Anak, serta ketersediaan sarana

dan prasarana yang cukup memadai baik dari bangunannya, fasilitas

belajar, dan lingkungan belajar yang aman dan nyaman, serta sumber

daya manusia (SDM) serta komitmen para guru untuk mensukseskan

program tersebut.

Page 152: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

134

b. Faktor Penghambat

Faktor penghambat berupa keterbatasan sumber daya finansial

dalam pendanaan program dan kegiatan Sekolah Ramah Anak yang

hanya diangarkan dari dana BOS saja sehingga dalam pengadaan

berbagai macam fasilitas yang menunjang dalam pengimplementasian

program tersebut dilaksanakan secara bertahap.

3. Solusi Dalam Mengatasi Faktor Penghambat di dalam

Pengimplementasian Program Sekolah Ramah Anak (SRA) di SD

Negeri 1 Ampenan.

Adapun untuk solusi-solusi yang diberikan dalam mengatasi

hambatan tersebut adalah melibatkan orang tua siswa untuk turut

berpartisipasi memberikan bantuan baik secara moril maupun materil.

Kemudian jika ada permasalahan yang berkaitan dengan pendanaan

tersebut maka akan dibahas di forum-forum kelas agar dicarikan solusi-

solusi yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

Page 153: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

135

B. Saran-saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan informasi yang telah

diperoleh, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai bentuk

rekomendasi kepada pihak-pihak terkait sebagai berikut:

1. Bagi Dinas-Dinas Terkait

a. Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi

Dinas Pendidikan Kota Mataram dan Dinas Pemberdayaan Perempuan

dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Mataram untuk

mengimplementasikan program Sekolah Ramah Anak di seluruh

sekolah yang berada di Kota Mataram.

b. Bahwa implementasi program Sekolah Ramah Anak di SD Negeri 1

Ampenan masih sangat membutuhkan dukungan dan perhatian dari

pemerintah.

c. Dukungan dana dari pemerintanh Kota Mataram untuk

mengimplementasikan program Sekolah Ramah Anak di SD Negeri 1

Ampenan sangat dibutuhkan demi kelancaran pelaksanaan Program

Sekolah Ramah Anak.

2. Bagi Sekolah

a. Diharapkan penelitian ini dapat digunakan oleh sekolah untuk

mengevaluasi dalam pengimplementasian program Sekolah Ramah

Anak.

b. Untuk kedepannya, sekolah bisa mengimplementasikan program

Sekolah Ramah Anak dengan lebih baik lagi dari sebelumnya.

Page 154: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

136

3. Bagi Guru

a. Diharapkan dengan penelitian ini, guru bisa mengevaluasi kegiatan

mengajar yang ramah anak.

b. Guru lebih berinovasi lagi dalam proses pembelajaran.

c. Tetap menjaga interaksi yang baik dan ramah terhadap peserta didik.

4. Bagi Siswa

a. Untuk mendapatkan hak-haknya sebagai anak di sekolah, siswa tidak

melupakan tentang apa yang menjadi kewajibannya di sekolah.

b. Turut serta dalam menciptakan sekolah yang ramah anak.

c. Siswa agar lebih meningkatkan partisipasi dalam berbagai kegiatan

sekolah.

Page 155: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

137

DAFTAR PUSTAKA

At-Tirmidzi, Sunan at-Tirmidzi, (Beirut: al-Maktabah Daarul al-

Fikr, 2005), Jilid 3. Arikunto, Suharsismi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Praktik, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010. Alifuddin, Moh. Kebijakan Pendidikan Informal, Jakarta:

MAGNAScript Publishing, 2011. Arikunto, Suharsimi. Evaluasi Program Pendidikan, Jakarta: Bumi

Aksara, 2010. Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data, Jakarta:

PT. RajaGrafindo Persada, 2010. Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif, Teori dan Praktik.

Jakarta: Bumi Aksara, 2015. Hamalik, Oemar. Psikologi Belajar dan Mengajar, Bandung: Sinar

Baru Algesindo, 2012. Kristanto, Ismatul Khasanah, Mila Karmila, “Identifikasi Model

Sekolah Ramah Anak (SRA) Jenjang Satuan Pendidikan Anak Usia Dini,” Jurnal Penelitian Paudia. Vol. 1, No. 1, November 2011, hal.43.

Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2014. Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: CV Pustaka

Setia, 2011. Muhdi, Senowarsito, Listyaning S, “Pendidikan Kecakapan Hidup

(Life Skills) Melalui Child Friendly Teaching Model (CFTM) Sebagai Dasar Membangun Karakter Siswa”, E-Dimas (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat), Vol. 3, No. 1, September 2012.hlm.43.

Prasetiawan, Hardi. “Peran Bimbingan Konseling Dalam

Pendidikan Ramah Anak”, Jurnal CARE (Children Advisory, Research, and Education). Vol. 4, Nomor 1, Juli 2016, hal.57.

Page 156: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

138

Risminawati, Siti Nur Rofi’ah, “Implementasi Pendidikan Ramah Anak”, Profesi Pendidikan Dasar, Vol. 2, Nomor 1, Juli 2015, hlm.72.

Panduan Sekolah Ramah Anak, Deputi Tumbuh Kembang Anak

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, 2015.

Radar Lombok, “SDN 1 Ampenan Percontohan Sekolah Ramah

Anak”, dalam http //www.radarlombok.co.id/sdn-1-ampenan-percontohan-sekolah-ramah-anak, diakses tanggal 10 Januari 2018, pukul 15.30.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D), Bandung: Alfabeta, 2017. Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan,

Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011. Sutisno Rawita, Ino. Kebijakan Pendidikan: Teori, Implementasi,

dan Monev, Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta, 2013. Subarsono, AG. Analisis Kebijakan Publik: Konsep Teori dan

Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2016. Supardi. Bacaan Cerdas Menyusun Skripsi, Yogyakarta: Kurnia

Kalam Semesta, 2011. Setyawan, Davit. “Indonesia Peringkat Tertinggi Kasus Kekerasan

di Sekolah”, dalam http //www.kpai.go.id/berita/indonesia, diakses tanggal 3 Januari 2018, pukul 20.20.

Undang-undang Perlindungan Anak (UU RI No.23 Th. 2002),

Jakarta: Sinar Grafika, 2011. Yaumi, Muhammad. Pendidikan Karakter, Landasan, Pilar,

dan Implementasi. Jakarta: Prenadamedia Grup, 2014. Yulianto, Agus. “Pendidikan Ramah Anak: Studi Kasus SDIT Nur

Hidayah Surakarta”, At- Tarbawi, Vol. 1, Nomor 2, Juli-Desember, 2016, hlm.143.

Page 157: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

139

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 158: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

140

LAMPIRAN 1

CATATAN LAPANGAN

Observasi 1

Hari : Senin

Tanggal : 5 Maret 2018

Pagi itu sekitar pukul 08.40 WITA, peneliti pergi ke SD Negeri 1

Ampenan dengan berbekal surat izin penelitian dari Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan (FTK). Setelah sampai di sekolah peneliti melapor kepada satpam yang

bertugas di depan gerbang sekolah mengenai maksud dan tujuan dari kedatangan

peneliti di SD Negeri 1 Ampenan. Setelah memberikan surat izin penelitian

melalui satpam, peneliti diberitahu oleh satpam bahwa kepala sekolah sedang

tidak berada di sekolah, dan disuruh untuk datang kembali minggu depan.

Oleh karena itu, peneliti belum bisa untuk melakukan penelitian dan hanya

observasi keadaan sekolah saja dan tidak lama setelah itu peneliti pamit dan

pulang.

Page 159: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

141

CATATAN LAPANGAN

Observasi 2

Hari : Senin

Tanggal : 12 Maret 2018

Pagi itu sekitar pukul 09.00 WITA, peneliti kembali datang ke SD Negeri

1 Ampenan. Setelah tiba di lokasi penelitian, peneliti memberitahu maksud dan

tujuan serta menanyakan respon dari surat izin penelitian yang telah diberikan

minggu lalu, kemudian peneliti dipersilahkan oleh satpam menuju ruang kepala

sekolah. Sesampainya di depan ruang kepala sekolah peneliti bertemu dengan

salah seorang staf TU dan menanyakan keberadaan kepala sekolah lalu peneliti

disuruh menunggu di ruang kepala sekolah karena staf TU tersebut akan

memanggil kepala sekolah. Tidak berapa lama menunggu akhirnya peneliti

bertemu dengan ibu kepala sekolah SD Negeri 1 Ampenan yakni Ibu Hj. Johar

Yuni, S. Pd. Setelah bertatap muka dengan beliau peneliti mengisi daftar hadir

tamu dan menyampaikan maksud dan tujuan peneliti untuk melakukan penelitian

yang terkait dengan sekolah ramah anak sekaligus memberikan satu eksampler

proposal penelitian yang berkaitan dengan sekolah ramah anak.

Kemudian ibu kepala sekolah keluar sebentar untuk memanggil tim

pelaksana sekolah ramah anak SD Negeri 1 Ampenan dan setelah semua tim

dipanggil akhirnya peneliti bertemu dengan tim pelaksana Sekolah Ramah Anak

SD Negeri 1 Ampenan yakni Ibu Masitah selaku ketua tim pelasana SRA, Bapak

Page 160: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

142

Suherlan selaku bendahara SRA, Bapak Sahlanudin dan Ibu Ni Wayan Suyatna

selaku anggota SRA, serta Ibu Hj. Johar Yuni, selaku penanggung jawab SRA.

Dihadapan tim SRA SD negeri 1 Ampenan, peneliti memperkenalkan diri

dan berbincang-bincang mengenai sekolah ramah anak serta meminta nomor HP

yang bisa dihubungi oleh peneliti apabila berhalangan hadir ke sekolah.

Kemudian setelah itu peneliti meminta waktu para tim untuk melakukan

wawancara mengenai SRA pada waktu yang akan datang. Tidak lama setelah itu

peneliti mengobservasi keadaan sekolah dan pamit untuk pulang.

Page 161: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

143

CATATAN LAPANGAN

Observasi 3

Hari : Kamis

Tanggal : 15 Maret 2018

Pagi itu sekitar pukul 10.20 WITA, peneliti kembali berkunjung ke lokasi

penelitian yakni di SD Negeri 1 Ampenan untuk mengambil data penelitian dan

meminta konfirmasi waktu untuk melakukan wawancara dengan narasumber.

Setelah tiba di sekolah peneliti kemudian langsung menuju ke ruang guru untuk

menemui Ibu Masitah selaku ketua tim pelaksana SRA yang akan diwawancarai

oleh peneliti. Akan tetapi beliau belum siap untuk diwawancarai dalam minggu-

minggu ini dikarenakan sibuk mengurus nilai-nilai siswa kelas VI yang telah

melakukan ujian MID semester, sehingga beliau bisa di wawancarai apabila telah

merampungkan tugas-tugasnya sebagai guru kelas VI B. Kemudian setelah itu

peneliti ke ruang TU untuk meminta data dan profil sekolah, yakni visi dan misi

sekolah, data siswa, data pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,

dokumentasi deklarasi SRA tak lama setelah itu peneliti pamit dan pulang.

Page 162: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

144

CATATAN LAPANGAN

Observasi 4

Hari : Rabu

Tanggal : 21 Maret 2018

Pagi itu sekitar 09.20 WITA peneliti datang kembali ke SD Negeri 1

Ampenan, dan setelah sampai di tempat parkiran, peneliti menghampiri satpam

yang berjaga dan menanyakan keberadaan kepala sekolah, kemudian satpamnya

mengatakan bahwa ibu berada di sekolah. Kemudian peneliti bergegas menuju

runag kepala sekolah, dan ibu kepala sekolah ternyata sudah berada di

ruangannya. Akhirnya peneliti berbincang-bincang sebentar dan menayakan

dokumen-dokumen yang berkaitan dengan sekolah ramah anak seperti Surat

Keputusan dari pemerintah kota Mataram, dan surat-surat lainnya. Ibu kepala

sekolah pun beranjak dari tempat duduknya dan mengambil beberapa dokumen

yang diminta oleh peneliti. Dokumen tersebut diantaranya adalah surat keputusan

(SK) Walikota Mataram tentang penetapan SD Negeri 1 Ampenan sebagai

sekolah ramah anak, indikator-indikator sekolah ramah anak dan pedoman

sekolah ramah anak.

Setelah itu peneliti melakukan sesi wawancara dengan ibu kepala sekolah

yang juga merupakan penanggung jawab sekolah ramah anak di SD Negeri 1

Ampenan. Pertanyaan-pertanyaan yang peneliti lontarkan adalah yang berkaitan

dengan pengimplementasian program sekolah ramah anak di SD Negeri 1

Page 163: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

145

Ampenan dan kegiatan-kegiatan serta program ramah anak lainnya. Setelah

melakukan sesi wawancara dengan ibu kepala sekolah sekitar 40 menit, kemudian

peneliti meminta kepada ibu kepala sekolah untuk melakukan sesi wawancara

dengan guru-guru lainnya, hingga ibu kepala sekolah menelepon pak Suherlan

yang juga menjadi bendahara sekolah ramah anak sekaligus bendahara BOS

sekolah. Tak lama setelah itu bapak Suherlan pun tiba diruang kepala sekolah dan

berkenalan lagi dengan peneliti. Peneliti pun menjelaskan maksud dan tujuan

yang akan peneliti laksanakan yakni akan melakukan sesi wawancara dengan pak

Suherlan. Sesi wawancara pun dimulai dan pertanyaan penelitian yang dilontarkan

adalah yang berkaitan dengan tahapan dalam pelaksanaan sekolah ramah anak,

pendanaan dalam pelaksanaan sekolah ramah anak, faktor pendukung serta

penghambatnya serta solusi-solusi yang diberikan terkait usaha untuk mengatasi

faktor penghambat tersebut. Dan setelah itu peneliti pamit dan pulang.

Page 164: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

146

CATATAN LAPANGAN

Observasi 5

Hari : Jum’at

Tanggal : 23 Maret 2018

Pagi itu sekitar pukul 07.30 WITA peneliti datang kembali ke SD Negeri 1

Ampenan, bertepatan pada saat itu pihak sekolah sedang menyelenggarakan

kegiatan imtaq mingguan yang diselenggarakan di halaman sekolah. Peneliti pun

turut berpartisipasi dengan siswa-siswi lainnya sekaligus mengobservasi kegiatan

tersebut. Dalam kegiatan tersebut diadakan penggalangan dana amal berupa

sedeqah mingguan yang diselenggarakan oleh pihak sekolah bekerja sama dengan

LAZ DASI NTB. Dan kegiatan tersbut sebagai pembiasaan bagi siswa untuk

gemar bersedeqah untuk meringankan kesusahan orang lain. Setelah itu peneliti

bertemu dengan kepala sekolah dan berbincang bincang sebentar tentang kegiatan

tersebut dan tak lama berselang peneliti pun pamit dan pulang.

Page 165: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

147

CATATAN LAPANGAN

Observasi 6

Hari : Rabu

Tanggal : 28 Maret 2018

Pagi itu sekitar pukul 08.25 WITA peneliti kembali mendatangi SD Negeri

1 Ampenan untuk menemui Ibu Masitah selaku ketua tim pelaksana SRA untuk

melakukan sesi wawancara. Setibanya peneliti di lokasi penelitian, peneliti

langsung menuju ke ruang guru dan menanyakan keberadaan Ibu Masitah.

Adapun yang peneliti temui di ruang guru adalah bapak Suherlan dan

menanyakan Ibu Masitah. Beliau mengatakan bahwa ibu sedang keluar dan

sedang tak berada di sekolah. Penlitipun akhirnya pamit dan pulang.

Page 166: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

148

CATATAN LAPANGAN

Observasi 7

Hari : Kamis

Tanggal : 29 Maret 2018

Pagi itu sekitar pukul 09.00 WITA peneliti kembali mendatangi SD Negeri

1 Ampenan untuk melakukan observasi dan wawancara lanjutan kepada siswa.

Setelah sampai di sekolah peneliti langsung ruang kepala sekolah dan melaporkan

maksud dan tujuan bahwa peneliti akan melaksanakan sesi wawancara dengan

siswa dan observasi lanjutan. Setelah direspon dengan baik oleh ibu kepala

sekolah untuk melakukan wawancara dengan siswa, peneliti pun bergegas menuju

kelas V A dan V B yang terletak di lantai dua. Sesampainya di atas, peneliti pun

langsung mengajak beberapa siswa-siswi untuk diwawancarai yakni Jessy Adila

Putri Wijaya dan Ni Made Ratu Yovanitha Kesuma. Pertanyaan yang peneliti

lontarkan adalah yang berkaitan dengan perlibatan anak dalam pembuatan

peraturan dan kebijakan di dalam kelas serta proses belajar yang ramah anak.

Setelah selesai melakukan wawancara peneliti berkeliling sekolah untuk

mengobservasi kegiatan-kegiatan sekolah ramah anak di SD Negeri 1 Ampenan,

serta sarana dan prasarana yang ramah anak seperti meja dan bangku yang ramah

anak dan penunjuk arah ketika menaiki tangga. Setelah itu peneliti pamit dan

pulang.

Page 167: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

149

CATATAN LAPANGAN

Observasi 8

Hari : Senin

Tanggal : 2 April 2018

Pagi itu sekitar pukul 08.15 peneliti kembali mendatangi SD Negeri 1

Ampenan untuk menemui Ibu Masitah yang belum peneliti wawancarai. Setelah

tiba di sekolah peneliti langsung menuju ruang guru dan menanyakan keberadaan

Ibu Masitah, dan diberitahu oleh guru-guru yang lain bahwa Ibu Masitah sedang

berada di dalam kelas, penelitipun akhirnya menuju ke kelas belaiu, sesampainya

di depan pintu peneliti mengetuk pintu dan dipersilahkan masuk oleh ibu. Peneliti

bertanya apakah beliau sibuk atau tidak dan dijawab tidak sehingga peneliti

menyampaikan maksud dan tujuan bahwa peneliti akan melakukan sesi

wawancara dengan beliau dan beliau pun mengiyakan. Akhirnya peneliti

mewawancarai belaiu dengan beberapa pertanyaan seputar implementasi sekolah

ramah anak.

Pertanyaan yang peneliti lontarkan yaitu tentang sekolah ramah anak,

bagaimana penrapannya dan pengembangannya serta berbagai macam

permasalahan yang berkaitan dengan sekolah ramah anak. Kemudian setelah

mewawancarai beliau peneliti pun pamit dan pulang.

Page 168: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

150

CATATAN LAPANGAN

Observasi 9

Hari : Selasa

Tanggal : 3 April 2018

Pagi itu sekitar pukul 08.45 WITA, peneliti datang kembali ke SD Negeri

1 Ampenan. Setelah sampai peneliti kemudian menuju ruang TU untuk meminta

dokumentasi kegiatan yang berkaitan dengan sekolah ramah anak. Peneliti

menyerahkan sebuah flashdisk kepunyaan peneliti untuk meminta copyan

dokumentasi kegiatan sekolah ramah anak. Penelitipun disuruh untuk menunggu

sebentar dan tidak lama berselang staf TU menyerahkan kembali flashdisk

tersebut. setelah itu peneliti menemui ibu kepala sekolah dan pamit lalu pulang.

Page 169: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

151

LAMPIRAN 2

Pedoman Wawancara

Untuk Kepala Sekolah SD Negeri 1 Ampenan

1. Tujuan : untuk mengetahui implementasi program sekolah ramah anak di

SD Negeri 1 Ampenan Kota Mataram.

2. Pertanyaan panduan:

1. Kepala Sekolah

a. Identitas Diri

1) Nama :

2) Jabatan :

3) Agama :

4) Pekerjaan :

5) Alamat :

6) Pendidikan Terakhir :

b. Pertanyaan penelitian :

1) Berapa lama Ibu menjabat sebagai kepala sekolah di SD

Negeri 1 Ampenan?

2) Bagaimana sejarah berdirinya sekolah SD Negeri 1

Ampenan?

3) Menurut Ibu apa itu sekolah ramah anak?

4) Apa yang menjadi latar belakang penyelenggaraan sekolah

ramah anak di SD Negeri 1 Ampenan?

5) Apakah ada sosialisasi program sekolah ramah anak? Kalau

ada dari mana sosialisasi program tersebut?

Page 170: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

152

6) Bagaimana implementasi program sekolah ramah anak di SD

Negeri 1 Ampenan?

7) Program apa saja yang secara khusus diarahkan dalam rangka

implementasi program sekolah ramah anak di SD Negeri 1

Ampenan?

8) Apa saja kegiatan yang diterapkan dalam pengembangan

sekolah ramah anak di SD Negeri 1 Ampenan?

9) Apa saja sarana prasarana untuk menunjang program sekolah

ramah anak di SD Negeri 1 Ampenan?

10) Bagaimana sumber daya manusia (SDM) di SD Negeri 1

Ampenan dalam mengimplementasikan program sekolah

ramah anak?

11) Seperti apa tindakan yang diambil oleh guru untuk

memberikan kenyamanan dan kesehatan bagi anak di

sekolah?

12) Lalu bagaimana jika ada pedagang yang berjualan di depan

sekolah ? apakah dibiarkan atau dilarang ?

13) Bagaimana langkah-langkah yang ditempuh oleh kepala

sekolah dalam mengingatkan guru-guru untuk menerapkan

pembelajaran yang aktif, kreatif dan ramah anak?

14) Seperti apa kurikulum yang di terapkan di SD Negeri 1

Ampenan?

Page 171: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

153

15) Faktor apa saja yang menjadi pendukung dalam

mengimplementasikan program sekolah ramah anak di SD

Negeri 1 Ampenan?

16) Faktor apa saja yang menjadi penghambat dalam

mengimplementasikan program sekolah ramah anak di SD

Negeri 1 Ampenan?

17) Apa solusi yang diberikan dalam mengatasi hambatan dalam

pengimplementasian program tersebut ?

Page 172: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

154

Pedoman Wawancara

Untuk Guru SD Negeri 1 Ampenan

A. Tujuan : untuk mengetahui implementasi program sekolah ramah anak di

SD Negeri 1 Ampenan Kota Mataram.

B. Pertanyaan panduan:

1. Guru SD Negeri 1 Ampenan

a. Identitas Diri

1) Nama :

2) Jabatan :

3) Agama :

4) Pekerjaan :

5) Alamat :

6) Pendidikan Terakhir :

b. Pertanyaan penelitian :

1) Berapa lama bapak menjadi seorang guru di SD Negeri 1

Ampenan?

2) Bagaimana respon bapak ketika telah mengetahui bahwa di

sekolah ini telah menerapkan program sekolah ramah anak ?

Kemudian apa motivasi bapak mengajar di sekolah yang

ramah anak ?

3) Menurut bapak apa itu sekolah ramah anak ?

4) Bagaimanakah pengimplementasian program sekolah ramah

anak di SD Negeri 1 Ampenan ?

Page 173: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

155

5) Lalu bagaimana komitmen bapak dalam pelaksanaan

program sekolah ramah anak di SD Negeri 1 Ampenan ?

6) Bagaimana proses pembelajaran di sekolah ramah anak ?

7) Program apa saja yang diarahkan dalam rangka implementasi

program sekolah ramah anak di SD Negeri 1 Ampenan ?

8) Apa saja sarana-prasarana penunjang dalam

pengimplementasian program sekolah ramah anak di SD

Negeri 1 Ampenan ?

9) Apa tindakan yang akan bapak lakukan dalam menghadapi

anak yang bermasalah pada sekolah yang telah menerapkan

program sekolah ramah anak ?

10) Apakah siswa dilibatkan dalam pembuatan peraturan dan

kebijakan di dalam kelas ?

11) Bagaimana interaksi anatar guru dan siswa dalm konsep

sekolah ramah anak di SD Negeri 1 Ampenan ?

12) Apa faktor penghambat dalam pengimplementasian program

sekolah ramah anak di SD Negeri 1 Ampenan ?

13) Lalu apa faktor pendukungnya ?

14) Apa solusi dalam mengatasi hambatan tersebut ?

Page 174: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

156

Pedoman Wawancara

Untuk Siswa/Siswi SD Negeri 1 Ampenan

A. Tujuan : untuk mengetahui implementasi program sekolah ramah anak di

SD Negeri 1 Ampenan Kota Mataram.

B. Pertanyaan panduan:

1. Siswa SD Negeri 1 Ampenan

a. Identitas Diri

1) Nama :

2) Kelas :

3) Agama :

4) Umur :

5) Alamat :

b. Pertanyaan penelitian:

1) Kamu sekarang duduk di kelas berapa?

2) Menurut kamu apa itu sekolah ramah anak?

3) Apakah siswa dilibatkan dalam pengambilan keputusan di

kelas ?

4) Contohnya seperti apa ?

5) Bagaimana menurut kamu tentang sikap guru terhadap murid

disekolah ini?

6) Pernahkan guru melakukan tindakan kekerasan di sekolah ?

7) Bagaimana cara mengajar guru di kelas? Apakah kamu suka

dengan cara mengajar gurumu ?

Page 175: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

157

LAMPIRAN 3

TRANSKRIP WAWANCARA YANG TELAH DIREDUKSI

Hari/Tanggal : Rabu, 21 Maret 2018

Pukul : 09.22 - 10.17 WITA

Tempat : SD Negeri 1 Ampenan

Responden : Kepala Sekolah/Penanggung Jawab SRA (Hj. Johar Yuni, S. Pd)

Tema : Implementasi Program Sekolah Ramah Anak

Pertanyaan Penelitian

1. Peneliti : Berapa lama Ibu menjabat sebagai kepala sekolah di SD Negeri 1 Ampenan ?

Johar : Dari tahun 2016 tepatnya pada tanggal 10 Maret 2016 hingga saat ini berarti sudah 2 tahun 11 hari

2. Peneliti : Bagaimana sejarah berdirinya SD Negeri 1 Ampenan ?

Johar : Sekolah ini berdirinya pada zaman Belanda tanggal 1 September 1918 Masehi, kemudian pada tahun 2004 dirubah bentuknya gedung dan bangunannya hingga seperti saat ini yang dulunya bentuknya masih berupa bangunan kuno. Usia sekolah ini sudah berusia 99 tahun dan pada 1 september yang akan datang genap 100 tahun. Hingga saat ini telah 14 tahun belum ada lagi perubahan. Sekolah ini pada tahun 2004-2005 di bawah kepemimpinan bapak Ra’ah Imanuddin dapat membawa sekolah ini sebagai sekolah percontohan, sekolah standar nasional, rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI), kemudian sekolah akselerasi. Lalu pada tahun 2017 sekolah ini menjadi model sekolah SPMI (Standar Penjaminan Mutu Internal) hingga saat ini yang kemudian mengimbas kepada gugus mengenai sekolah model ini berupa program-programnya.

Page 176: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

158

3. Peneliti : Menurut Ibu apa itu sekolah ramah anak ?

Johar : Sekolah ramah anak yaitu sekolah yang memberikan, prosesnya terutama dalam pembelajarannya menyenangkan, memperhatikan hak-hak anak, hak tumbuh kembangnya, perlindungannya, kemudian mengakomodir partisipasi anak dalam setiap kebijakan. Lalu memegang pada prinsip 3P yaitu provisi, proteksi dan partisipasi pada penerapan kegiatannya.

4. Peneliti : Apa yang menjadi latar belakang penyelenggaraan sekolah ramah anak di SD Negeri 1 Ampenan ?

Johar : Dasarnya ibu kurang tahu, tetapi karena Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindunagn Anak (DP3A) menunjuk untuk mengikuti studi banding ke Depok, disana kita bisa melihat bagaimana sekolah ramah anak, dasarnya sepertinya tidak jauh berbeda dengan kita disini bagaimana programnya, sehingga saya berbicara ke Ibu Kadis, jika seperti itu bentuknya sekolah ramah anak, maka SD Negeri 1 Ampenan siap, karena apa yang telah mereka terapkan, telah kami terapkan juga disini. Ibu katakan siap karena sudah ada programnya tinggal memoles apa yang belum, cikal-bakal dan bibit program sekolah ramah anak sudah ada. Jika melihat indikator-indikator sekolah ramah anak kita tinggal melengkapi, sehingga kemarin ditunjuklah tempat deklarasi.

5. Peneliti : Apakah ada sosialisasi program sekolah ramah anak ? Kalau ada, dari mana sosialisasi program tersebut ?

Johar : Setelah melakukan studi banding di Depok, kami melakukan sosialisasi dengan DP3A disini dengan mengundang orang tua siswa, anak-anak, pegawai, dan beberapa kepala sekolah yang berada di gugus 1 Ampenan dan gugus se-Ampenan dan se-Sekarbela, karena tiang berharap bukan hanya SD 1 Ampenan saja yang menerapkan program sekolah ramah anak tetapi bisa ditiru oleh sekolah lain. Kemudian juga mengingatkan anak jika mainnya sudah keterlaluan, diingatkan bahwa kita adalah sekolah ramah anak, tetap kita ingatkan. Di sekolah juga kita mempunyai forum kelas jadi mereka telah mengetahui bahwa di sekolah ini telah menerapkan program sekolah ramah anak.

Page 177: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

159

6. Peneliti : Bagaimana implementasi program sekolah ramah anak di SD Negeri 1 Ampenan ?

Johar : Karena kita telah punya cikal bakal, jadi kita tinggal menguatkan saja dan mengemasnya dalm program-program pembiasaan. Jadi bukan dari nol memulainya, tetapi tinggal menguatkannya saja.

7. Peneliti : Program apa saja yang secara khusus diarahkan dalam rangka implementasi program sekolah ramah anak di SD Negeri 1 Ampenan ?

Johar : kami disini ada namanya program berayan nyampah kalau dalam bahasa Indonesia sarapan bersama, kemudian untuk kebersihannya kita ada program serbu (segera buang), ini menanamkan peduli lingkungan dan kebersihan, bukan hanya secara nyata, tapi kami masukkan dalam bel “lima menit lagi waktu istirahat berakhir anak-anak mari kita laksanakan serbuu!!” ibu walaupun ada tamu ikut juga minimal tiga sampah, kemudian kita pakai yel-yel untuk pembangkit semangat, kalau mengingatkan mereka makanan yang mereka makanan namanya ACIMAS (aku cinta makanan sehat). Untuk menanamkan pembiasaan seperti itu tidak lama. Kemudian kegiatan serbu ini di implementasikan di kelas V C pak Suherlan menjadi SERDADU (serbu dalam dua menit).

8. Peneliti : Apa saja kegiatan yang diterapkan dalam pengembangan sekolah ramah anak di SD Negeri Ampenan ?

Johar : Untuk pengembangannya kami sering rapat dengan guru untuk mengingatkan bahwa sekolah ini adalah sekolah ramah anak. Kemudian untuk saran dan prasarananya kita masukkan dalam RKAS (Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah), seperti sekarang kita butuhkan bangku untuk anak-anak yang ujungnya tumpul yang sebelumnya tajam-tajam. Sekarang kita memesan meubelair untuk anak-anak yang ujungnya tumpul. Kita juga menghubungi dinas, minta apabila ingin mengirim meubelair agar diperhatikan, jangan sampai ada yang tajam-tajam. Kemudian pada proses pembelajaran tahun pelajaran 2018/2019 kita melibatkan partisipasi anak-anak, seperti disiplin dalam kelas, peraturan kelas kita masukkan dalam kurikulum dalam rencana kedepannya. Kemudian di tangga itu kami buatkan penunjuk arah bagi anak. Kita juga punya ayunan dan prosotan

Page 178: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

160

tapi kedepannya kita akan mengajukan proposal permainan anak seperti bola dunia yang edukatif bagi anak, sama boneka tangan, pojok-pojok sekolah kami jadikan sebagai pojok baca yang jumlahnya ada 3 dibawah ada 1 dan diatas ada 2.

9. Peneliti : Apa saja sarana dan prasarana untuk menunjang program sekolah ramah anak di SD Negeri 1 Ampenan ?

Johar : Kalau dari segi sarana prasarananya kita ya sudah ada 3 buah gedung berlantai 2 yang cukuplah untuk menunjang proses pembelajaran, kemudian juga setiap ruang kelas ada LCD proyektornya sebagai media pembelajaran di kelas agar anak bisa maksimal dalam belajar serta ada bangku dan meja ramah anak maksudnya kan sekaran meja-meja bentuknya persegi panjang kan ujungnya tajam-tajam kita ganti dengan yang tumpul diujungnya. Ada juga penunjuk arah yang telah kita buat di setiap tangga agar anak-anak itu kalau mau naik atau turun tangga tidak lagi berebutan. Makanya sekarang itu naka-anak kalau ada temannya yang salah posisi waktu naik tangga maka ditegur sama teman-temannya yang lain.

10. Peneliti : Bagaimana sumber daya manusia (SDM) di SD Negeri 1 Ampenan dalam mengimplementasikan program sekolah ramah anak ?

Johar : Insya Allah dalam pelaksanaannya SDM disini mendukung, karena kita tahu, setelah ibu menjadi kepala sekolah disini, ibu melihat bagaimana hubungan emosional teman-teman disini. Karena disini kita juga heterogen, jadi apabila semangat guru-guru ini kendor ibu tetap akan menyemangatkan dengan cara di SMS, namanya juga komitmen kadang naik kadang turun ya ibu SMS, “pak, buk, ditunggu sama anak-anak di depan gerbang, masa’ kalah sama anak-anak”. Jadi tetap ibu SMS pagi untuk menyemangatkan guru-guru.

11. Peneliti : Seperti apa tindakan yang diambil oleh guru untuk memberikan kenyamanan dan kesehatan bagi anak di sekolah ?

Johar : Kalau dalam hal kesehatan, ini kita menyediakan kantin sehat bagi anak-anak yang bekerja sama dengan BPOM dalam hal memonitoring makanan dan minuman yang sehat, kita juga telah mendapatkan penghargaan bintang satu dari BPOM katagori

Page 179: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

161

keamanan pangan di sekolah. Tiap tahun tetap kita dimonitoring dan dievaluasi hingga tahun 2017 hingga sekarang kita masih layak mendapatkan penghargaan tersebut. kemudian kalau untuk kesehatan kita tetap bekerja sama dengan Puskesmas dalam pelatihan dokter kecil, kemudian kalau untuk keamanan kita ada satpam yang selalu berjaga.

12. Peneliti : Lalu bagaimana jika ada pedagang yang berjualan di depan sekolah ? apakah dibiarkan atau dilarang ?

Johar : Kalau yang di depan gerbang sekolah kita tidak bisa melarang, jadi kita hanya bisa mengingatkan anak-anak agar mereka tidak jajan sembarangan. Jika mereka sudah pulang sekolah baru mereka berhubungan dengan pedagang yang berada di depan sekolah dan itupun harus dengan izin orang tua mereka. Kalau selagi masih di sekolah, sekolah melarang karena nanti mereka akan ketagihan, ya begitulah kita tetap mengingatkan anak-anak. Dan untuk pedagang yang diluar kita pesan “pak side kan Cuma dapat enaknya saja, kalau ada sampahnya kami yang bersihkan jadi tolong jangan layani anak pada saat jam pelajaran walaupun mereka manggil-manggil, nanti baru layani mereka kalau sudah sama orang tuanya” . Makanya kita agak sedikit keras.

13. Peneliti : Bagaimana langkah-langkah yang ditempuh oleh kepala sekolah dalam mengingatkan guru-guru untuk menerapkan pembelajaran yang aktif, kreatif, dan ramah anak ?

Johar : Kalau masalah proses kami punya tim 8 standar, yang masing-masing ada ketuanya. Jadi ibu sebagai koordinator hanya memantau saja. Nah untuk pelaksanaan proses, administrasi, perencanaannya mereka bergabung dengan gugus di KKG kemudian kalau ada salah satu guru yang punya inovasi maka yang lain dapat mencontohnya, walaupun gurunya masih honorer tetap kita akan perhatikan jika memiliki inovasi. Kemudian kita share ke yang lain agar dicoba juga mungkin seperti itu.

14. Peneliti :Seperti apa kurikulum yang diterapkan di SD Negeri 1 Ampenan ?

Johar : Disini kami menggunakan dua kurikulum, yaitu kurikulum 2006 (KTSP) dan kurikulum 2013 (K 13), untuk kelas III dan VI

Page 180: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

162

menggunakan kurikulum 2006 atau KTSP, dan untuk kelas I, II, IV dan V menggunakan kurikulum 2013. Dua-duanya sebenarnya KTSP, Cuma persepsi orang mengatakan kurikulum 2016 KTSP dan kurikulum 2013 di sebut K 13. Sebenarnya penyebutan keduanya tetap KTSP. Maksud sebenarnya itu KTSP adalah kurikulum yang dibuat oleh sekolah atau tingkat satuan pendidikan, ada yang 2006 dan ada yang 2013. Bedanya pada kurikulum 2013 70% untuk karakter.

15.Peneliti :Faktor apa saja yang menjadi pendukung dalam pengimplementasian program Sekolah Ramah Anak di SD Negeri 1 Ampenan ?

Johar : Dukungan dari dinas juga serta orang tua siswa, serta komite sekolah. Lalu ketersediaan sarana dan prasarana di sekolah yang cukup memadai baik berupa fasilitas yang ada di dalam kelas maupun yang dimiliki oleh sekolah serta komitmen guru untuk terus bagaimana program ini dapat berjalan dengan lancar.

16. Peneliti : Faktor apa saja yang menghambat pengimplementasian program tersebut ?

Johar : yah kalau faktor penghambatnya ya karena setiap orang berbeda-beda kemauan makanya beda juga keinginannya. Rata-rata guru di sini adalah honorer yang kita ambil anggaran dari dana BOS ya sedikit cuman 15% saja untuk gaji mereka, palingan kita kasih Rp. 200.000 Rp. 500.000 kalau gruru-guru yang masih baru kalau yang lama-lama itu mungkin lebih ya sampai Rp. 1.000.000. kemudian juga di masalah SDM nya. Karena pada saat kita ingatkan ya mereka semangat, kalau lagi kendor ya mereka tidak semangat, tapi tetap ibu menyemangatkan dan mengingatkan mereka melalui SMS denga kata-kata motivasi pada setiap pagi hari, ya itu tadi karena kebnayakan guru-guru itu honorer makanya kita juga maklum. Tapi tetap kita ada rasalah, kita lebihkan sedikit melalui trik-trik yang lain dengan cara menambahkan beban kerja mereka.

Page 181: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

163

17.Peneliti :Apa solusi untuk mengatasi hambatan dalam pengimplementasian program sekolah ramah anak di SD Negeri 1 Ampenan ?

Johar :Ya solusinya seperti yang ibu sampaikan tadi, ya kita menggunakan trik-trik tertentu dengan menambahkan beban kerja dan selalu mengingatkan guru-guru itu setiap paginya.

Page 182: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

164

TRANSKRIP WAWANCARA YANG TELAH DIREDUKSI

Hari/Tanggal : Rabu, 21 Maret 2018

Pukul : 10.22 - 11.10 WITA

Tempat : SD Negeri 1 Ampenan

Responden : Guru Kelas V C/Bendahara SRA/BOS (Suherlan, S. Pd)

Tema : Implementasi Program Sekolah Ramah Anak

Pertanyaan Penelitian

1. Peneliti : Sudah berapa lama bapak menjadi seorang guru di SD Negeri 1

Ampenan ?

Suherlan : Sejak tahun 2014 hingga saat ini yaa sudah 4 tahun.

2. Peneliti : Bagaimana respon bapak ketika telah mengetahui bahwa di

sekolah ini telah menerapkan program sekolah ramah anak ?

Kemudian apa motivasi bapak mengajar di sekolah yang ramah

anak ?

Suherlan : Pertama saya senang dengan dipilihnya sekolah ini sebagai

sekolah ramah anak bagi kita sebagai seorang guru membuat

kita untuk terus belajar lagi seperti apa tuntutan guru di

sekolah yang ramah anak, memang ada sekolah yang bukan

menerapkan program sekolah ramah anak tetapi memiliki

program yang ramah anak. Dan motivasi saya tentunya anak-

anak akan jauh lebih senang.

Page 183: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

165

3. Peneliti : Menurut bapak apa itu sekolah ramah anak ?

Suherlan : Sekolah yang memberikan rasa nyaman, anak belajar menjadi

senang dalam pembelajarannya menggunakan PAIKEM

(Pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan

menyenangkan ) kemudian di lingkungan sekolah anak itu

dijaga hak-haknya baik perlindungannya, keselamatannya.

Dengan memegang prinsip 3 P, provisi, proteksi dan

partisipasi. Jadi semaksimal mungkin memberikan

kenyamanan pada siswa untuk mereka merasa senang, aman,

dan nyaman di sekolah melalui 3 prinsip tersebut. dan

diusahakan dalam pembelajaran agar dibuat tidak

membosankan bagi anak, nah disanalah letak guru untuk

mencari sebuah solusi seperti kegiatan ekstrakurikuler dan lain

sebagainya.

4. Peneliti : Bagaimanakah pengimplementasian program sekolah ramah

anak di SD Negeri 1 Ampenan ?

Suherlan : Kalau dalam tahap pengimplementasiannya karena kita baru

menerapkan ya bisa dikatakan baru berada pada tahap 2 dan 3

yaitu baru pada tahap perencanaan dan pelaksanaan sehingga

ya kita masih berproses lagi. Tapi dari beberapa program dan

kegaiatan kita yang telah ada sudah menjadi cikal bakal

sekolah ramah anak sehingga pas ditunjuk kita sudah bisa

langsung melaksanakan, bukan lagi merencanakan karena

didukung oleh berbagai sarana dan prasarana tetapi kita

berharap agar program ini terus berjalan di sekolah ini karena

didukung juga oleh orang tua wali murid.

Page 184: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

166

5. Peneliti : Lalu bagaimana komitmen bapak dalam pelaksanaan program

sekolah ramah anak di SD Negeri 1 Ampenan ?

Suherlan : Komitmen kita sebagai guru ya bagaimana program ini

terusberlanjut walaupun telah ada pergantian kepala sekolah,

karena biasanya kalau ada pergantian kepala sekolah ya

program itu berganti karena merasa itu bukan program saya.

Jadi disitulah letak kekhawatiran kami sebagai guru.

6. Peneliti : Bagaimana proses pembelajaran di sekolah ramah anak ?

Suherlan : kalau proses pembelajarannya ya kita sesuaikan, tidak selalu

berada di dalam kelas saja. Dan sekarang kita ada progra

sekolah yang kita anggarkan di RKAS dana BOS yaitu

kegiatan outing class. Jadi setiap kelas kita berikan

kesempatan untuk melakukan outing class atau pembelajaran

di luar sekolah sesuai dengan materinya . Nah sebagai contoh

di kelas VI jika mereka akan meneliti masalah dalam

pembelajarn IPA seperti perkembang biakan hewan maka

mereka akan pergi ke Sembalun, nah disanan mereka akan

belajar dengan asyik kan kemudian ke museum mereka akan

belajar tentang sejarah. Jadi tinggal gurunya saja yang sepakat

mau ke makam pahlawannya atau museumnya. Tentunya

dengan adanya outing class membuat anak tidak akan jenuh

dan bosan malah akan membuat mereka menjadi senang.

Kemudian di kelas IV kemarin ada 128 siswa mereka

mengadakan outing class ke Mako Brimob sambil bermain

outbond dan pameran persenjataan yang terkait dengan tema

cinta tanah air. Disana mereka juga dapat materi dari

kepolisian pihak Brimob. Jadi banyak sekali lah kalau di

outing class ini mereka bisa lebih percaya diri, menanamkan

keinginan mereka agar bisa menjadi Brimob juga.

Page 185: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

167

7. Peneliti : Program apa saja yang diarahkan dalam rangka implementasi

program sekolah ramah anak di SD Negeri 1 Ampenan ?

Suherlan : Kalau yang khusus itu ada namanya program berayan nyampah

yaitu sarapan bersama bawa dari rumah masing-masing terus

mereka makan di sekolah. Memang hal ini harus ada kerjasama

antara orang tua dan sekolah karena terkadang mereka tidak

membawa bekal, tapi kita wajibkan untuk mebawa bekal ya

mungkin mereka mengisi dengan roti, buah atau apalah kalau

memang mereka sudah makan nasi di rumahnya. Selain itu kita

ada program sambut gerbang pagi tapi itu sudah ada sejak

dulu, biasanya guru piket yang menyiapkan jadi kita hanya

mengucapkan salam. Jadi dulu ada bebrapa item yang

disandang oleh sekolah ini seperti sekolah adiwiyata, sekolah

aman bencana, menjadi cikal bakal sekolah ramah anak di

sekolah ini. Terus kegiatan serbu sampah itu juga baru, jadi

anak-anak hanya mendengar serbu ya mereka langsung

bersihkan sampah dan ini juga sebagai pembiasaan bagi

mereka. Dan ini termasuk poin bagi sekolah ramah anak.

8.Peneliti : Apa saja sarana-prasarana penunjang dalam pengimplementasian

program sekolah ramah anak di SD Negeri 1 Ampenan ?

Suherlan : baru kita lakukan di tangga-tangga itu pemasangan penunjuk

arah, lalu mungkin kedepannya kita akan pasang jalur

evakuasi, titi kumpul sebagai antisipasi jika terjadi bencana.

Kemudian di kelas-kelas kita sudah pesan meja dan bangku

siswa yang ramaha anak kurang lebih 120 buah yang kita coba

pada satu kelas, kita coba disana jadi kita untuk sarana

prsarananya sedang kita benahi karena saya juga bendahara

BOS jadi seberapa besar dan BOS bisa mensupport dalam

pendanaan sekolah ramah anak. Kita juga sedang lihat mana-

Page 186: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

168

mana benda yang berbahaya bagi anak telah kita singkirkan.

Jadi kita juga berbicara dengan pihak komite sekolah tentang

kebutuhan sekolah ini

9. Peneliti : Apa tindakan bapak dalam menghadapi anak yang bermasalah

pada sekolah yang telah menerapkan program sekolah ramah

anak ?

Suherlan : Jadi sebelum kita menghadapi anak yang bermasalah yah

terlebih dahulu kita membuat kesepakatan dengan anak

mengenai aturan-aturan dan sanksi-sanksinyang akan

diterimanya apabila menlanggar aturan tersebut, kalau kelas-

kelas yang lain mereka membuat peraturan di kelas tetapi

mereka bekum menjalankannya. Tetapi kita membuat anak

untuk bertanggung jawab apabila melanggar kesepakatan

karena peraturan disini yang kita buat dalah dengan pelibatan

anak sehingga mereka sendiri yang akana mengetahui apa

hukuman bagi mereka apabila melanggar. Yang penting kita

menanamkan kesadaran ke mereka untuk mengakui kalau

mereka itu salah, bukan pada efek jeranya. Sehingga mereka

tahu apa kesalahan mereka.

10. Peneliti :Apakah siswa dilibatkan dalam pembuatan peraturan dan

kebijakan di dalam kelas ?

Suherlan : Iya itu pasti tapi hanya dalam cakupan kelas duluan, tapi bisa

saja nanti setiap kelas diambil datanya sebgai acuan dalam

pembuatn kebijakan dan peraturan sekolah. Cuamn aturan

dalam setiap kelas berbeda antar yang kelas I sampai kelas V.

11. Peneliti : Bagaimana interaksi anatar guru dan siswa dalm konsep

sekolah ramah anak di SD Negeri 1 Ampenan ?

Page 187: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

169

Suherlan : ya kita coba akrab dengan mereka, karena manfaatnya bagus

karena kita bisa mengetahui apa saja kegiatan anak dirumah

melalui ekgiatan sapa kabar. Jadi kita bisa menanyakan apa

saja kepada anak, mencoba peduli kepada mereka sehingga

mereka terbuka dan menceritakan apa saja pengalaman

mereka.

12. Peneliti : Apa faktor penghambat dalam pengimplementasian program

sekolah ramah anak di SD Negeri 1 Ampenan ?

Suherlan : Yah faktor penghambatnya sebenranya semua guru di minta

komitmennya mau tidak sekolah ini melaksanakan sekolah

ramah anak, begitupun sorang tua siswa, karena ini adalah

program bersama maka kita harus kerja bersama untuk

mensukseskannya. Kemauan atau komitmen guru-guru disini

belum nampak terlihat sehingga belum terlihat secara nyata.

Serta terbatasnya penganggaran dana dari dana BOS saja.

13. Peneliti : lalu apa faktor pendukungnya ?

Suherlan : selain sudah ada cikal bakalnya mengenai program tersebut

tinggal dilanjutkan lagi, kemudian kita menjadi pionir pilot

project san juga sekolah ini layak untuk mengimplementasikan

program tersebut karena didukung oleh saran-dan prasarana

yang memadai.

14. Peneliti : Apa solusi dalam mengatasi hambatan tersebut ?

Suherlan : ya solusi dalam mengatasi hambatannya yaitu dengan adanya

partisipasi orang tua dalam membantu pendanaan sehingga

dapat membantu keterbatasan dana yang hanya dianggarkan

dari dana BOS.

Page 188: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

170

TRANSKRIP WAWANCARA YANG TELAH DIREDUKSI

Hari/Tanggal : Senin, 2 April 2018

Pukul : 09.10 - 10.00 WITA

Tempat : SD Negeri 1 Ampenan

Responden : Guru Kelas VI A/Ketua Tim Pelaksana SRA (Masitah, S. Pd)

Tema : Implementasi Program Sekolah Ramah Anak

Pertanyaan Penelitian

1. Peneliti : Menurut ibu apa itu sekolah ramah anak ?

Masitah : Sekolah ramah anak adalah sekolah yang lingkungnnya ramah

terhadap anak anak sesuai dengan kata-katanya yang

menggunakan istilah ramah anak. Baik dari segi lingkungan,

orang tua, siswa, satpam dan semua linier yang berada di

lingkungan sekolah membuat nyaman dan senang bagi anak

dengan memegang pada prinsip 3 P dalam kesehariannya.

2. Peneliti : Bagaimana pengimplementasian program sekolah ramah anak di

SD Negeri 1 Ampenan ?

Masitah : Kalau pengimplementasiannya kita sudah mulai ya. Dari aspek

sarana prsarananya, lingkungan belajarnya dan kegiatan-

kegiatan dan program-program yang berbasis ramah anak.

Mungkin pernah dengar yah kalau anak-anak dengar bel mereka

teriak hore, jadi seakan-akan mereka meraa tidak betah berada

di sekolah maka yang seperti itulah yang kami ubah agar anak

merasa nyaman dan betah selama berada di sekolah. Disamping

itu juga kita memulai program ini bukan dari nol, tetapi kita

Page 189: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

171

sudah punya program-program yang memang sudah ramah

terhadap anak sehingga kita bisa langsung action dalam

menerapkan program sekolah ramah anak.

3. Peneliti : Kegiatan apa saja yang dilakukan untuk menunjang program

sekolah ramah anak di SD Negeri 1 Ampenan ?

Masitah : Untuk kegiatnnya kita ada program berayan nyampah yaitu

makan bersama yang dilakukan anak-anak di sekolah. Mereka

yang bawa tempat makan sendiri, tempat minum sendiri. Betul-

betul terkontrol kebersihannya. Kemdian kita ada kantin sehat

untuk mengontrol makanan dan minuman anak-anak mana yang

boleh dan mana yang tidak boleh. Kemudian ada kegiatan serbu

sampah jadi hanya dengan bilang serbu, anak-anak sudah

mengerti bahwa mereka diperintahkan untuk memunguti

sampah.

4. Peneliti : Apa ciri-ciri sekolah ramah anak menurut ibu ?

Masitah : Siswa dengan siswa di kebersamaannya sangat terasa karab dan

ramah, terus tidak ada kekerasan di sekolah, pokoknya tidak

boleh main pukul, terus kita libatkan anak dalam membuat

peraturan. Yah itu sepengetahuan ibu saja yah.

5. Peneliti : Dalam pengimplementasian program sekolah ramah anak di SD

Negeri 1 Ampenan, apakah anak dilibatkan dalam pembuatan

peraturan di dalam kelas ?

Masitah : ya kita libatkan mereka, contohnya dalam pembuatan tugas-

tugas kelas, tugas kelompok dan piket-poket kelas semuanya

kita libatkan anak yang membuatnya begitupun peraturan di

dalam kelas merekapun yang membuatnya. Jika ada yang

melanggar seperti membuang sampah sembarangan maka kita

minta kesepakatan mereka, “buk didenda saja” trus ibu bilang

Page 190: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

172

nak, bagaimana yang lainnya ? kalau mereka bilang setuju maka

ibu tinggal mengiyakan saja, kalau ada yang tidak setuju,

misalkan disuruh membersihkan kelas saja, atau memunguti

sampah saja ibu. Yah anak sendiri yang menentukan hukuman

kepada temannya apabila melanggar.

6. Peneliti : Bagaimana sumber daya manusia dalam mengimplementasikan

program sekolah ramah anak di SD Negeri 1 Ampenan ?

Masitah : Alhamdulillah semua guru dan semua unsur di sekolah ini baik

petugas TU, Satpam semuanya sudah mengerti dan paham apa

itu sekolah ramah anak. Kemudian setelah adanya ibu kepala

sekolah yang baru, pagi-pagi kita sudah ada di sekolah untuk

menyambut siswa-siswi untuk program sambut gerbang pagi

anak-anak.

7. Peneliti : Bagaimana komitmen ibu sebagai ketua tim pelaksana sekolah

ramah anak dalam menjalankan program ini ?

Masitah : Komitmen ibu bagaimana program ini tetap berjalan walaupun

kepala sekolahnya berganti dengan yang baru, karena kalau

sudah ganti kepala sekolah yang baru maka program yang lama

dari kepala sekolah yang lama akan berhenti. Karena program

sekolah ramah anak ini menunjang kebersamaan anak dan

perlindungan anak. Ibu tetap berharap program ini tetap

berlanjut.

8. Peneliti : Dari mana sumber pembiayaan dan pendanaan sekolah ramah

anak di SD Negeri 1 Ampenan ?

Masitah : Murni dari BOS, sehingga terbatas dalam penggunaan. Makanya

kita bertahap dalam penggunaan dan pemanfaatan dana tersebut.

9. Peneliti : Apa saja faktor pendukung dalam pengimplementasian program

sekolah ramah anak di SD Negeri 1 Ampenan ?

Page 191: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

173

Masitah : Dukungan dari orang tua, dan partisipasi dari semua pihak,

karena program yang bagaimanapun bagusnya kalau tanpa

danya partisipasi dari semua pihak maka tidak akan bisa berjalan

maksimal. Kemudian dari faktor lingkungan yang nyaman bagi

anak dalam mewujudkan program tersebut. lalu tersedianya

sarana dan prasarana penunjang seperti ruang kelas yanag

nyaman, toilet yang bersih dan komitmen guru-guru disini agar

bagaimana program ini terus berlanjut.

10. Peneliti :Apa faktor penghambatnya di dalam pengimplementasian

program sekolah ramah anak di SD Negeri 1 Ampenan?

Masitah : ya itu tadi masalah dana yang terbatas jadi kita mau bikin ini itu

terkendala di pembiayaan karena kita murni hanya dari BOS

saja sehingga kurang maksimal.

11. Peneliti : Lalu apa solusi dalam menyelesaikan hambatan tersebut ?

Masitah : Untuk solusinya kita terbantu dengan adanya sumbangsih dan

partisipasi orang tua yah. alhamdulillah, partisipasi orang tua

sudah banyak memberikan kontribusi dalam permasalahn di

sekolah, kemarin orang tua siswa menyumbangkan karpet untuk

kebutuhan Imtaq setiap hari jum’at. Jadi kita terbantu dengan

adanya partisipasi orang tua

Page 192: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

174

TRANSKRIP WAWANCARA YANG TELAH DIREDUKSI

Hari/Tanggal : Kamis, 29 Maret 2018

Pukul : 09.30 - 09.50 WITA

Tempat : SD Negeri 1 Ampenan

Responden : Jessy Adila Putri Wijaya (Siswa Kelas V B)

Tema : Implementasi Program Sekolah Ramah Anak

Pertanyaan Penelitian

1. Peneliti : Kamu sekarang duduk di kelas berapa ?

Jessy : Saya sekarang sudah kelas V, kelas V B kak.

2. Peneliti : Menurut kamu apa itu sekolah ramah anak ?

Jessy : Sekolah ramah anak itu sekolah yang gak ada saling membully,

saling menghina, atau mengolok-ngolok, terus guru-gurunya gak

suka marahin anak muridnya kalau ada berbuat salah.

3. Peneliti: Apakah siswa dilibatkan dalam pengambilan keputusan di kelas ?

Jessy : Iya kak, kita dilibatkan dalam pembuatan keputusan.

4. Peneliti : Contohnya seperti apa ?

Jessy : Ya misalnya seperti membuat peraturan di dalam kelas, gak boleh

terlambat, jangan membuang sampah sembarangan, tidak boleh

saling menghina, nah itu yang membuat peraturannya kami. Terus

kalau ada yang melanggar maka akan dihukum sesuai

kesepakatan teman-teman, seperti membaca dzikir 100 x,

membuat puisi.

5. Peneliti : Bagaimana menurut kamu sikap guru terhadap murid yang

mengajar di sekolah ini ?

Jessy : Baik kak, terus gak suka marah-marah kalau kami itu berbuat

salah.

Page 193: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

175

6. Peneliti : Pernahkan guru melakukan tindakan kekerasan di sekolah ?

Jessy : Gak pernah kak.

7. Peneliti : Bagaimana cara mengajar guru di kelas ? Apakah kamu suka

dengan cara mengajar gurumu?

Jessy : Cara mengajarnya ya bagus kak, gak bikin kita bosan terus mudah

juga ngertinya. Jadinya kita suka kak.

Page 194: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

176

TRANSKRIP WAWANCARA YANG TELAH DIREDUKSI

Hari/Tanggal : Kamis, 29 Maret 2018

Pukul : 09.55 - 10.10 WITA

Tempat : SD Negeri 1 Ampenan

Responden : Ni Made Ratu Yovanitha Kesuma (Siswa Kelas V A)

Tema : Implementasi Program Sekolah Ramah Anak

Pertanyaan Penelitian

1. Peneliti : Kamu sekarang duduk di kelas berapa ?

Ratu : kelas V A kak.

2. Peneliti : Menurut kamu apa itu sekolah ramah anak ?

Ratu : Sekolah yang nyaman, senang, guru-gurunya baik-baik sama

muridnya, dan tidak suka marah-marah.

3. Peneliti: Apakah siswa dilibatkan dalam pengambilan keputusan di kelas ?

Ratu : Iya kak, dilibatkan.

4. Peneliti : Contohnya seperti apa ?

Ratu : Seperti gak boleh jajan di luar, terus bikin jadwal piket kelas sama

sanksi kalau melanggar seperti membawa tanaman, disuruh buat

puisi.

5. Peneliti : Bagaimana menurut kamu sikap guru terhadap murid yang

mengajar di sekolah ini ?

Ratu : Sikapnya baik kak sama kami, dan ramah terus gak suka marah.

6. Peneliti : Pernahkan guru melakukan tindakan kekerasan di sekolah ?

Ratu : Gak pernah kak.

7. Peneliti : Bagaimana cara mengajar guru di kelas ? Apakah kamu suka

dengan cara mengajar gurumu?

Ratu : Bagus kak, terus kita jadi senang kalau belajar karena jadi gak

bosan.

Page 195: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

177

LAMPIRAN 4

Foto Dokumentasi

Gambar 1. Gedung Depan Gambar 2. Gedung Kelas

Gambar 3. Toilet/WC Siswa Gambar 4. Pojok Baca

Page 196: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

178

Gambar 5. Sosialisasi Program SRA Gambar 6. Peresmian SRA

Gambar 7. Penandatanganan Deklarasi SRA Gambar 8. Deklarasi SRA

Page 197: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

179

Gambar 9. Outing Class di Sangkareang Gambar 10. Outing Class di Mako Brimob Polda NTB

Gambar 11. Pembelajaran di kelas Gambar 12. Pembelajaran di kelas

Page 198: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

180

Gambar 13. Penunjuk Arah Gambar 14. SERBU (Segera Buang) Sampah

Gambar 15. Program Peduli Sesama Gambar 16. Program Berayan Nyampah

Page 199: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

181

LAMPIRAN 5

DATA LENGKAP KEPEGAWAIAN SD NEGERI 1 AMPENAN

No. Nama / NIP L/P Tempat Tanggal Lahir Agama

PN Jaba- K Gol. Gol Ijazah Bertugas Mangajar

Alamat tempat tinggal GTT tan TK Ruang Berkala Ter- di SDN di

PTT J Gaji tmt tinggi ini sejak kelas

1 Hj. Johar Yuni, S.Pd/19620412 198203 2 009 P Ampenan, 12-04-1962 Islam PN KS K IV/b, 1/10/2016 01/03/2017 S1 10/03/2016 VI Pondok Perasi

2 Ni Wayan Candrawati/195802141978032013 P Mataram, 14-02-1958 Hindu PN GU K IV/a, 1/3/2007 01/03/2017 SPG 15/07/2002 II B Kamp. Kehakiman Kekalik Amp.

3 Ni Nyoman Siwiarni / 19591220 198201 2 019 P Tabanan, 20-12-1959 Hindu PN GU K IV/a, 1/10/2007 1/1/2017 SPG 10/25/2012 III C Jl. Alpa Raya Blok I/3 BTN Sandik

4 Franciskus X.M, S.Pd/19640122 200003 1 001 L Ende, 22-11-1964 Katolik PN GAK K III/c , 1-10-2015 01/03/2016 S1 26/09/2003 I S/D VI Kampung Tangsi Ampenan

5 Masitah, S.Pd/ 19730512 200312 2 008 P Mataram, 12 Mei 1973 Islam PN GU K III/b/, 1-10-2014 01/12/2015 S1 1/16/2016 VI B Tanjung Karang Permai Sekarbela

6 Sahlanudin, S.Pd / 19691217 200501 1 006 L Ampenan, 17-12-1969 Islam PN GU K III/c, 1-04-2017 1/1/2016 S1 7/9/2014 V B Dayan Peken Ampenan

7 Husniyati, SS/197612122006042031 P Ampenan, 12-12-1976 Islam PN GU K III/c, 1-04-2013 01/01/2017 S1 25/02/2004 II C Sukaraja, Ampenan

8 Ernawati, S.Pd / 19810220 200701 2 007 P Lotim, 20-02-1981 Islam PN GU K III/b, 1-10-2014 1/1/2017 S1 3/17/2014 III B Dasan Agung Pelita

9 Muh. Juaini, S.Pd/198112312008021003 L Loteng, 31-12-1981 Islam PN GU K III/a, 01-01-

2013 01/02/2016 S1 3/24/2008 IV D Jl. Datu Tuan 1/14 Butun Indah

10 Suherlan, S.Pd / 19851120 201001 1 008 L Mataram, 20-11-1985 Islam PN GU K III/b, 1-4-2016 1/1/2016 S1 3/17/2014 V C Jl. Gajah Mada Pagesangan

11 Sribani, S.Pd / 19851231 201001 1 020 L Loteng, 31-12-1985 Islam PN GOR K III/b, 1-01-2014 1/1/2016 S1 7/9/2014 IV s/d VI Jl. Ade Ima Suryani Taliwang

12 Nurhayati, S.Pd.I/19860307 200901 2 002 P Sesela, 07-03-1986 Islam PN GAI K III/c/1-1-2014 1/1/2017 S1 3/19/2015 IV s/d VI Sesela, Kebun Indah

13 Diah Lestari, S.Pd / 19870329 201101 2 001 P Lotim, 29-03-1987 Islam PN GU K III/b, 1-04-2014 1/1/2017 S1 1/3/2011 III A Perum Sembada Asri Blok E No. 7 Kekalik

14 Nining Sugiarti, S.Pd/19870829 201101 2 002 P Lobar, 29-08-1987 Islam PN GU K III/b, 1-04-2014 1/1/2017 S1 3/17/2014 VI A Mambalan Gunung Sari

15 Wiwik Suprapti, S.Pd/19670918 201406 2 004 P Banyuwangi, 18-09-1967 Islam PN GU K III/a/1-06-

2014 1/1/2015 S1 1/1/2005 I A Perumnas, Ampenan

16 Genofefa Mbaru, S.Pd/19660727 201406 2 002 P Ende, 27-07-1966 Katolik PN PST K I/c/01-06-

2014 1/1/2015 S1 1/1/2004 - Kampung Tangsi Ampenan

17 Fathurrahman, S.Pd L Ampenan, 01-06-1980 Islam GTT GU K - - S2 1/1/2004 I B Sukaraja, Ampenan

18 M. Syahroni Tapiheru L Ampenan, 01-11-1976 Islam PTT Stpm K - - SMA 1/1/2004 - Kampung Tangsi Ampenan

19 Muh. Alimuddin, A.Md L Wanasaba, 31-12-1984 Islam PTT ADM K - - D3 1/1/2005 - Jln. Adisucipto No. 6 Ampenan

Page 200: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

182

20 Zurlina Ismi, S.Ag P Praya, 16-09-1976 Islam GTT GAI K - - S1 30/07/2007 I s.d III Jln. Kesra VII Ampenan

21 Nur'aini, S.Pt P Ampenan, 06-03-1983 Islam PTT ADM TK - - S1 01/03/08 - Lingk. Sintung Ampenan

22 Tri Oktaviani, S.Pd P Bantul, 19-10-1985 Islam GTT GU K - - S1 21/07/2008 I B Jl. Koperasi Otak Desa Ampenan

23 I Gusti Ngurah Agung Rai, S.PdH L Mataram, 28-5-1978 Hindu GTT GAH TK - - S1 2/1/2010 I S/D VI Karang Jangu Cakranegara Barat

24 Medina Nur Aisya, S.Pd P Selong, 1-6-1988 Islam GTT GU K - - S1 2/1/2010 I C Jln. Jombang 1C No. 8 Taman Baru

25 Rini Idawati, S.Pd P Mataram, 22-12-1984 Islam GTT GU K - - S1 6/7/2009 IV C Jln. Oncer No. 1 Mataram

26 Lalu Satria Adi Putra, S.Pd L Darmaji, 5-3-1989 Islam GTT GOR K - - S1 18/01/2013 I s.d III Cakra Barat

27 Aidah, S.Pd P Bima, 10-06-1988 Islam GTT GBI K - - S1 2/9/2014 II s/d VI Dasan Agung Mataram

28 Hidayatul Mariam, S.Pd P Paok Kambut, 15-12-1990 Islam GTT GU TK - - S1 06/13/2014 II C Paok Kambut, Telaga Waru

29 Rini Budi Utami, S.Pd P Ampenan, 17-11-1990 Islam GTT GU K - - S1 18/07/2016 III B BTN Citra Persada Blok C1 Sesela

30 Ni Wayan Suyatna, S.Pd P Mataram, 29-04-1993 Hindu GTT GU TK - - S1 18/07/2016 V A Jln. Cakrabioha No.13 Kr. Batuayu Cakranegara

31 Partiah P Mataram, 31-12-1983 Islam GTT GU K - - S1 06'14'2014 III D Taman Sari

32 Wahyu Abdul Rahman L Ampenan, 27-10-1991 Islam PTT Stpm K - - SMA 01/09/2014 - Jln. Energi Gg. Melati Krng. Buyuk

33 Ahli L Bima, 01-11-1988 Islam PTT Pjg TK - - S1 11/01/2014 - Ampenan

34 Wahyu L Pejeruk, 04/04/1988 Islam PTT CS K - - SMA 01/09/2014 - Dasan Sari, Pejeruk Ampenan

34

- PN : Pegawai Negeri - K : Kawin

Ampenan, 4 November 2016

- CP : Calon Pegawai - J : Janda

- GK : Guru Kelas

Kepala SDN 1 Ampenan

- TK : Tidak Kawin - D : Duda

- G. TIK : Guru TIK

Jabatan diisi dengan : - KS : Kepala Sekolah - GAK : Guru Agama Kristen - GAH : Guru Agama Hindu - GU : Guru Umum - GAP : Guru Agama Protestan - GBS : Guru Bhs. Sasak

- GOR : Guru Olah Raga - GAH : Guru Agama Hindu - CS : Cleaning Service

- GAI : Guru Agama Islam - PST : Perpustakaan - Pjg : Penjaga

HJ. JOHAR YUNI, S.Pd

- Stpm : Satpam - ADM : Administrasi

NIP. 19620412 198203 2 009

Page 201: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

181

Page 202: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

182

Page 203: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

183

Page 204: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

184

Page 205: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

185

Page 206: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

186

Page 207: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

189

Page 208: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

190

Page 209: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

191

Page 210: IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA) …etheses.uinmataram.ac.id/1369/1/Zaenuddin 151149128.pdf · mempersembahkan karya tulis ini teristimewa untuk: 1. Kedua orang tua penulis

192