implementasi dan alternatif model …digilib.unila.ac.id/24244/19/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
IMPLEMENTASI DAN ALTERNATIF MODEL BISNIS
BERDASARKAN BUSINESS MODEL CANVAS
(STUDI PADA UKM WARUNG NASI UDUK MANG ACIN)
(Skripsi)
Oleh
AHMAD RISKI SULAIMAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016
IMPLEMENTATION AND ALTERNATIVE BUSINESS MODELS
BASED BUSINESS MODELS CANVAS
(A Case Study of UKM WARUNG NASI UDUK MANG ACIN)
By
Ahmad Riski Sulaiman
This study aims to provide the right business strategy options to UKM Warung
Nasi Uduk Mang Acin based Business Model Canvas. This type of research uses
descriptive research with a qualitative approach. Informants selection techniques
using snowball sampling. Informants of this study is the owner, employees and
customers of UKM Warung Nasi Uduk Mang Acin. Data collection techniques
used were semi-structured interviews and documentation. The results of the
Business Model Canvas identification can provide the right choice of business
strategies for UKM Warung Nasi Uduk Mang Acin in the Stomach elements.
Elements of corporate customer segment focus on students. Element value
propositions necessary to increase convenience for consumers. Channel elements
needed new business branches. Element customer company relationships
necessary so that employees respond to customers quickly and availability of
facilities. Element revenue streams derived from the UKM Warung Nasi Uduk
Mang Acin sales of goods and services. Key element of resources company
consists of physical resources, intellectual resources, the human resources and
financial resources. Owned key element activities lies in the production process.
Key elements of the UKM Warung Nasi Uduk Mang Acin partnerships comes
from many suppliers, it is necessary to keep suppliers and other partners such as
employers EO. While the last element of the cost structure of the elements UKM
Warung Nasi Uduk Mang Acin consists of fixed costs, variable costs and semi-
variable costs. Staregi appropriate for UKM Warung Nasi Uduk Mang Acin is the
weakness opportunities strategy or turn-around strategy.
Keywords: Implementation, Alternative Strategies Business, Business Model
Canvas, UKM Warung Nasi Uduk Mang Acin.
ABSTRAK
IMPLEMENTASI DAN ALTERNATIF MODEL BISNIS
BERDASARKAN BUSINESS MODEL CANVAS
(STUDI PADA UKM WARUNG NASI UDUK MANG ACIN)
Oleh
AHMAD RISKI SULAIMAN
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pilihan strategi bisnis yang tepat
kepada UKM Warung Nasi Uduk Mang Acin berdasarkan Business Model
Canvas. Tipe penelitian menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Teknik pemilihan informan dengan menggunakan snowball sampling.
Informan dari penelitian ini adalah pemilik, karyawan dan konsumen UKM
Warung Nasi Uduk Mang Acin. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
wawancara semi terstruktur dan dokumentasi. Hasil penelitian dari identifikasi
Business Model Canvas ini dapat memberikan pilihan strategi bisnis yang tepat
untuk UKM Warung Nasi Uduk Mang Acin dimasing-masing elemen. Elemen
customer segment perusahaan fokus pada mahasiswa. Elemen value propositions
diperlukan peningkatan kenyamanan untuk konsumen dan perluasan lahan parkir.
Elemen channel diperlukan cabang usaha baru. Elemen customer relationships
perusahaan diperlukan agar karyawan menanggapi konsumen dengan cepat dan
ketersediaan fasilitas. Elemen revenue streams UKM Warung Nasi Uduk Mang
Acin berasal dari penjualan barang dan jasa. Elemen key resources perusahaan
terdiri dari sumber daya fisik, sumber daya intelektual, sumber daya manusia dan
sumber daya finansial. Elemen key activities yang dimiliki terletak pada proses
produksi. Elemen key partnerships UKM Warung Nasi Uduk Mang Acin berasal
dari banyak pemasok, maka diperlukan pemasok tetap dan mitra lain. Sedangkan
elemen terakhir yakni elemen cost structure dari UKM Warung Nasi Uduk Mang
Acin terdiri dari biaya tetap, biaya variabel dan biaya semi variabel. Staregi yang
tepat untuk UKM Warung Nasi Uduk Mang Acin adalah strategi weakness
opportunities atau strategi turn-around.
Kata Kunci: Implementasi, Alternatif Model Bisnis, Business Model Canvas,
UKM Warung Nasi Uduk Mang Acin
IMPLEMENTASI DAN ALTERNATIF MODEL BISNIS
BERDASARKAN BUSINESS MODEL CANVAS
(STUDI PADA UKM WARUNG NASI UDUK MANG ACIN)
Oleh
AHMAD RISKI SULAIMAN
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA ADMINISTRASI BISNIS
Pada
Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Ahmad Riski Sulaiman, dilahirkan di Bandar
Lampung, Lampung pada tanggal 03 April 1994. Penulis
merupakan anak ke 1 dari 3 bersaudara dari pasangan Tarmizi
R.S dan Mistina. Penulis memiliki dua orang adik satu adik
laki-laki yang bernama Deni Ilhami Satrio dan satu adik
perempuan yang bernama Nabila. Hingga saat ini penulis masih tinggal dengan
kedua orang tua ditanah kelahiran Bandar Lampung, Kecamatan Sukarame,
Kabupaten Bandar Lampung, Provinsi Lampung. Pendidikan yang ditempuh
penulis berawal dari SDN 2 Teladan Rawa Laut yang diselesaikan pada tahun
2006, SMP Kartika 2 II Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2009 dan
SMAN 12 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2012.
Aktivitas penulis selama menjadi siswa SMA selain aktif mengikuti pelajaran juga
aktif mengikuti ekstra kurikuler dibidang olah raga. Penulis Aktif mewakili
sekolah diberbagai pertandingan bola basket antar sekolah dan lomba tingkat
kabupaten. Selain itu penulis juga aktif sebagai pecinta alam, penulis pernah
menjabat sebagai wakil ketua pecinta alam di SMA. Serta beberapa kali mewakili
sekolah dalam lomba lintas alam tingkat kabupaten dan juga mewakili dalam
berbagai event pendakian.
Penulis diterima sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Lampung pada tahun 2012 melalui jalur
tertulis SNMPTN dan sampai dengan penulisan skripsi ini penulis masih terdaftar
sebagai mahasiswa di Universitas Lampung.
MOTO
Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah
keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah
keadaan yang ada pada diri mereka.
Apabila dekat dengannya semua yang kita usahakan
Insyaallah dapat terwujud dengan atas seizinnya.
Besarnya usaha yang kita berikan hari ini,
akan setimpal dengan kebahagiaan esok hari.
Railah ilmu, dan untuk meraih ilmu
berlajarlah untuk tenang dan sabar
PERSEMBAHAN
Dengan segala puja dan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan atas
dukungan dan do’a dari orang-orang tercinta, akhirnya skripsi ini dapat
dirampungkan dengan baik dan tepat pada waktunya. Oleh karena itu dengan
rasa bangga dan bahagia saya khaturkan rasa syukur serta terimakasih saya
kepada:
Allah (SWT) karena atas izin dan karuniaNyalah maka skripsi ini dapat dibuat
dan selesai tepat pada waktunya. Puji syukur yang tak terhingga pada Tuhan
penguasa alam yang meridhoi dan mengabulkan segala do’a.
Bapak dan Ibu saya, yang telah memberikan dukungan moril maupun materi serta
do’a yang tiada henti untuk kesuksesan saya. Karena tiada kata seindah lantunan
do’a dan tiada do’a yang paling khusuk selain do’a yang terucap dari orang tua.
Ucapan terimakasih saja tak akan pernah cukup untuk membalas kebaikan orang
tua, karena itu terimalah persembahan bakti dan cinta ku untuk kalian bapak
ibuku.
Adik-adik saya, yang senantiasa memberikan dukungan, semangat, senyum dan
do’anya untuk keberhasilan ini, cinta mu memberikan kobaran semangat yang
menggebu, terima kasih dan sayang ku untuk mu.
Bapak dan Ibu Dosen, pembimbing skripsi, penguji, pembimbing akademik dan
pengajar yang selama ini telah tulus dan ikhlas meluangkan waktunya untuk
menuntun dan mengarahkan saya, memberikan bimbingan dan pelajaran yang
tiada ternilai harganya agar saya menjadi lebih baik. Terimaksih Bapak dan Ibu
Dosen, jasa kalian akan selalu terpatri dihati.
Teman hidup saya yang sudah mengisi hari hari selama satu tahun ini, dan
membantu saya menyelesaikan dan memahami segala macam proses kehidupan
ini
Sahabat dan teman tersayang, tanpa semangat, dukungan dan bantuan dari
kalian semua tak kan mungkin aku sampai disini, terimakasih untuk canda tawa,
tangis, dan perjuangan yang kita lewati bersama dan terimakasih untuk kenangan
manis yang telah mengukir selama ini. Dengan perjuangan dan kebersamaan kita
pasti bisa! Semangat!!!
Terimakasih yang sebesar-besarnya untuk kalian semua, akhir kata saya
persembahkan skripsi sederhana ini untuk kalian semua, orang-orang yang saya
sayangi. Dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna untuk kemajuan
ilmu pengetahuan di masa yang akan datang, Amin ya rabbal alamin.
SANWACANA
Alhamdulillah, Puji syukur senantiasa penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT,
yang telah melimpahkan Rahmat dan hidayah serta karunianya sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas akhr skripsi ini yang berjudul Implementasi Dan
Alternatif Model Bisnis Berdasarkan Business Model Canvas (Studi Pada
UKM Warung Nasi Uduk Mang Acin).
Penulis telah banyak menerima bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak dalam
penyusunan skripsi ini. Oleh sebab itu, sebagai wujud rasa hormat, penulis
menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak berikut ini:
1. Deddy Aprilani, S.A.N., M.A, pembimbing skripsi yang kece dan baik hati
yang banyak membantu penulis dari awal perkuliahan dengan penuh rasa
sabar memberikan saran, serta nasihat kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini.
2. Drs. A Efendi. M.M selaku dosen pembimbing akademik yang telah
membimbing penulis dengan sabar dan baik hati.
3. Drs. Dian Komarsyah D, M.Si. dosen penguji yang telah memberikan saran,
masukan dan kritikan yang sangat bermanfaat.
4. Dr. Syarief Makhya. M.Si., Dekan FISIP, Universitas Lampung.
5. Ahmad Rifai, S.Sos., M.Si, selaku ketua jurusan Ilmu Administrasi Bisnis.
6. Ibu Mertayana selaku Staf jurusan Ilmu Administrasi Bisnis yang telah
banyak membantu dan memperlancar dalam proses penyelesaian skripsi ini.
7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Lampung yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan.
8. Semua staf jurusan Ilmu Administrasi Bisnis, FISIP, Universitas Lampung
yang banyak memberikan bantuan kepada penulis.
9. Babahun dan mamahun selaku orang tua tersayang yang selalu
menyemangati, tak henti memberikan kasih sayang, yang slalu mendoakan,
memberikan nasihat, dan mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
10. Nabila Dan Deni Ilhami Satrio adik-adik ku tersayang yang selama ini selalu
memberi semangat dan dukungan kepada penulis.
11. My Baby Hun Hun Mimi Nurnazmi teman hati dan hidup tersayang yang
selalu menyemangati, tak henti-hentinya memberikan kasih sayang, yang
slalu mendoakan, memberikan nasihat, dan mendukung penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
12. Ibu Mahmuda dan pak Maman calon menantu yang telah sabar mendoakan
dan menyemangati penulis dengan sabar.
13. Bapak Aisin (Mang Acin) selaku pemilik UKM Warung Nasi Uduk Mang
Acin yang bersedia menjadikan usahahanya sebagai objek dan senantiasa
membantu penulis dalam meyelesaikan skripsi ini.
14. Segenap Karyawan UKM Warung Nasi Uduk Mang Acin yang banyak
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
15. Sahabat-sahabat lama yang selalu memberi keceriaan dan kekonyolan
(Ginanjar Kevin Sasmita, Ahmad Kurniawan,Meisar Rama P,Rendi Apriwa)
16. Sahabat sekaligus keluarga MAVIA seperjuanganku yang selalu solid dan
saling membantu (Naufal Graisman SE, Hadi Rachman SE, Rito Priasmoro
SH, Dian Antariksa SPD, Tekky Sanjaya SH, Waillim Aldrin SH, Risky
Khairullah SH, Afif Kun ST, Bima Giodani ST, Ari Saputra SH, Jefry Wahyu
S.KOM, M Fahrul Arifin SE, Muhammad Ramadanto ST, Ryo Novri SH,
Sangbimo Aditya SH, Septian Alam SH, Ginanjar Kevin SH,Ahmad
Kurniawan SAB ).
17. Teman-teman yang selalu memberi semangat kepada penulis (M Fadlan
Gunawan, Aan Novianto, Dimas Eldi Rosi, Lily Oktaviani, Radisty Norfizir )
18. Teman seperjuangan untuk pembimbing skripsi yang saling berbagi informasi
dengan penulis (Kosi Kautsar, Faisal Mardiansyah )
19. Teman-teman Administrasi Bisnis 2012 UNILA yang tidak bisa disebutkan
oleh penulis.
20. Kakak-kakak tingkat dan adik-adik tingkat yang penulis banggakan.
21. Mba-mba dan Abang-abang Teras Bank BRI yang telah memberikan
keceriaan dan semangat buat penulis (Mba Eva, Mba Dwi, Mba Ines, Bang
Nai,Bang Huda, Bang Niko, Bang Alex, dan Aep).
22. Teman-teman KKN di Desa Jaya Murni, Kecamatan Tulang Bawang,
Kabupaten Tulang Bawang Barat (wawan,dimas,kak maul,asitha,disti,dayu
nindia dll)
23. Seluruh jajaran dan warga Desa Jaya Murni yang dengan senang hati
menerima dan selalu membantu penulis sebagai mahasiswa KKN.
24. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa membalas kebaikan dan pengorbanan
mereka. Semoga karya kecil ini dapat bermanfaat bagi kita.
Bandar Lampung,19 Oktober 2016
Penulis
Ahmad Riski Sulaiman
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ........................................................................................................ i
DAFTAR TABEL ............................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... vi
I. PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan masalah .................................................................................... 10
C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 10
D. Kegunaan Penelitian ................................................................................ 11
II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 12
A. Manajemen Strategi ................................................................................. 12
B. Pengertian Alternatif ............................................................................... 13
C. Business Model Canvas ........................................................................... 13
1. Customer Segments ........................................................................... 14
2. Value Propositions ............................................................................ 21
3. Channels ............................................................................................ 24
4. Customer Relationships ..................................................................... 25
5. Revenue Streams................................................................................ 27
6. Key Resources ................................................................................... 28
7. Key Activities ..................................................................................... 29
8. Key Parnertships ............................................................................... 30
9. Cost Structure .................................................................................... 31
D. Analisis SWOT........................................................................................ 32
E. Penelitian Terdahulu................................................................................ 36
F. Kerangka Pemikiran ................................................................................ 41
III. METODE PENELITIAN ............................................................................ 42
A. Tipe Penelitian ......................................................................................... 42
B. Lokasi Penelitian ..................................................................................... 42
C. Fokus Penelitian ...................................................................................... 43
D. Instrumen Penelitian ................................................................................ 43
E. Subyek, Sumber Data dan Jenis Data ...................................................... 44
1. Subyek Penelitian .............................................................................. 44
2. Sumber Data ...................................................................................... 45
ii
3. Jenis Data .......................................................................................... 46
F. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 47
1. Wawancara ........................................................................................ 47
2. Dokumentasi ...................................................................................... 47
G. Teknik Keabsahan Data........................................................................... 48
1. Trianggulasi ...................................................................................... 48
2. Menggunakan bahan referensi .......................................................... 48
3. Menggunakan member chek ............................................................ 49
H. Teknik Analisis Data ............................................................................... 49
1. Data Reduction (Reduksi Data) ........................................................ 50
2. Data Display (penyajian data) .......................................................... 50
3. Conclusion Drawing / Verification .................................................. 50
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 52
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................................... 52
1. Sejarah UKM Warung Nasi Uduk Mang Acin .................................... 52
2. Visi, Misi dan Tujuan UKM Warung Nasi Uduk Mang Acin ............. 53
3. Nilai Perusahaan .................................................................................. 54
4. Lokasi Penelitian ................................................................................. 54
5. Profil Pemilik ....................................................................................... 54
6. Struktur Organisasi UKM Warung Nasi Uduk Mang Acin ................. 55
7. Gambaran Umum Informan................................................................. 55
B. Hasil dan Pembahasan ............................................................................... 56
1. Business Model Canvas ....................................................................... 56
a. Customer Segments ....................................................................... 58
b. Value Propositions ........................................................................ 58
c. Channel .......................................................................................... 60
d. Customer Relationships ................................................................. 61
e. Revenue Streams ............................................................................ 62
f. Key Resources ............................................................................... 63
g. Key Activities ................................................................................. 64
h. Key Partnerships ........................................................................... 66
i. Cost Structure ................................................................................ 66
2. Alernatif Strategi Bisnis Yang Tepat................................................... 69
a. Customer Segments ....................................................................... 69
b. Value Propositions ........................................................................ 70
c. Channel .......................................................................................... 71
d. Customer Relationships ................................................................. 72
e. Revenue Streams ............................................................................ 74
f. Key Resources ............................................................................... 74
g. Key Activities ................................................................................. 75
h. Key Partnerships ........................................................................... 76
i. Cost Structure ................................................................................ 78
3. Analisis SWOT .................................................................................... 81
a. Customer Segments ....................................................................... 81
b. Value Propositions ........................................................................ 81
c. Channel .......................................................................................... 81
d. Customer Relationships ................................................................. 82
iii
e. Revenue Streams ............................................................................ 82
f. Key Resources ............................................................................... 83
g. Key Activities ................................................................................. 83
h. Key Partnerships ........................................................................... 83
i. Cost Structure ................................................................................ 84
V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 87
A. Kesimpulan ............................................................................................... 87
B. Saran ......................................................................................................... 88
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Data Perkembangan UMKM Provinsi Lampung Tahun 2011-2014 .................. 2
1.2 Data Jumlah Penjualan UKM Warung Makan Nasi Uduk
Mang Acin Tahun 2015 ..................................................................................... 6
2.1 Daftar Penelitian Terdahulu................................................................................ 38
4.1 Daftar Menu Makanan dan Minuman ............................................................... 53
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.1 Business Model Canvas .................................................................................. 8
2.1 Diagram Analisis SWOT................................................................................ 33
2.2 Diagram Matrik SWOT……………………………………………………… 35
2.3 Kerangka Pemikiran ...................................................................................... 41
4.1 Struktur Organisasi UKM Warung Nasi Uduk Mang Acin…………………. 55
4.2 Diagram Usia………………………………………………………………… 55
4.3 Sembilan Blok Business Model Canvas UKM Warung Nasi Uduk
Mang Acin ………………………………………………………………….. 57
4.4 Alternatif Terbaru Business Model Canvas UKM Warung Nasi Uduk
MAng Acin………………………………………………………………….. 80
4.5 Diagram Matrix Swot ………………………………………………………. 85
vi
DAFTARLAMPIRAN
Lampiran
1. Pedoman Wawancara
2. Transkrip Wawancara
3. Dokumentasi Penelitian
4. Dokumentasi Sosial Media
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sering disebut sebagai salah satu
pilar perekonomian masyarakat suatu daerah. Hal ini disebabkan karena UMKM
mempunyai fleksibilitas dan kemampuan menyesuaikan diri terhadap kondisi
pasar yang berubah dengan cepat dibanding dengan perusahaan skala besar
(Partomo dan Sartika, 2004:13). Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)
merupakan kategori bisnis berskala kecil yang dipercaya mampu memberikan
kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Kontribusi UMKM
yang paling menonjol adalah kemampuan dalam penyerapan tenaga kerja (dapat
mengurangi jumlah pengangguran). Bagi sebagian orang yang memiliki potensi
dari segi kreativitas, inovatif, teliti, ulet, dan memiliki kemampuan kerja yang
tinggi dapat membuat UMKM.
Hal tersebut dikarenakan merasa lebih bebas, tidak terkekang untuk mengambil
keputusan, tidak memikirkan resiko yang tinggi, dan mereka menyadari bahwa
suatu usaha besar harus dimulai dari usaha kecil. Selain itu, kemampuannya lebih
baik dan dinamis dalam menyesuaikan diri terhadap keadaan pasar yang mudah
berubah dibandingkan usaha besar. Berikut ini terdapat data perkembangan
2
UMKM Provinsi Lampung dan jumlah UMKM formal di Provinsi Lampung
sampai dengan akhir tahun 2014 sebanyak 375.425 unit. Jumlah tersebut, secara
umum terdiri dari, yaitu:
1) Usaha mikro 276.692 unit
2) Usaha Kecil 78.827 unit
3) Usaha Menengah 19.906 unit
Tabel 1.1. Data Perkembangan UMKM Provinsi Provinsi Lampung Tahun
2011-2014
No. Uraian Tahun
2011 2012 2013 2014
1. Usaha Mikro 227.044 227.683 250.304 276.692
2. Usaha Kecil 64.856 64.989 68.836 78.827
3. Usaha Menengah 15.840 16.328 18.840 19.906
Jumlah 307.740 309.000 337.980 375.425 Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Lampung
Berdasarkan Tabel 1.1 dapat kita ketahui bahwa perkembangan UMKM Provinsi
Lampung tahun 2011-2014 sebagai berikut:
1. Usaha mikro dari tahun 2011 sampai 2014 selalu mengalami peningkatan.
Perkembangan usaha mikro terbesar terjadi pada tahun 2013-2014 sebesar
26.388.
2. Usaha kecil dari tahun 2011 sampai 2014 selalu mengalami peningkatan.
Perkembangan usaha kecil terbesar terjadi pada tahun 2013-2014 sebesar
9.991.
3
3. Usaha menengah dari tahun 2011 sampai 2014 selalu mengalami peningkatan.
Perkembangan usaha menengah terbesar terjadi pada tahun 2012-2013 sebesar
2.512.
4. Total jumlah UMKM dari tahun 2011 sampai 2014 selalu mengalami
peningkatan. Perkembangan total jumlah UMKM terbesar terjadi pada
tahun 2013-2014 sebesar 37.445.
Semakin banyaknya aktivitas di luar rumah yang sangat bervariasi oleh manusia,
maka kesempatan orang untuk mengkonsumsi makanan yang bersifat cepat,
praktis dan nyaman semakin tinggi. Jumlah penduduk yang sangat besar
membawa berbagai implikasi penting bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat
Indonesia. Salah satu implikasi penting adalah kebutuhan pangan yang sangat
banyak untuk memenuhi konsumsi penduduk. Kebutuhan akan makanan
dikategorikan kedalam kebutuhan primer atau kebutuhan pokok. Hal ini menjadi
salah satu penyebab terjadinya peningkatan permintaan masyarakat terhadap
tersedianya usaha penyediaan makanan yang biasa disebut rumah makan. Usaha
bidang kuliner merupakan peluang bisnis yang menjanjikan.
Besarnya jumlah penduduk dan tingginya pertumbuhan penduduk merupakan
pangsa pasar yang besar bagi bisnis ini karena setiap penduduk adalah konsumen
yang melakukan kegiatan konsumsi. Seiring perkembangan zaman, hal ini
menimbulkan tingkat persaingan yang cukup tinggi. Banyaknya usaha kuliner
cepat saji yang menyajikan berbagai jenis makanan menunjukkan semakin
banyaknya alternatif yang dapat dipilih oleh masyarakat. Setiap perusahaan harus
4
mampu memberikan kepuasan kepada para pelanggannya dengan cara
menyediakan produk yang mutunya lebih baik, harganya lebih murah, penyerahan
produk yang lebih cepat atau pelayanan yang lebih baik daripada pesaing
(Supranto, 1997:1).
Pemberian kepuasan kepada para konsumen adalah strategi pertahanan yang
paling baik untuk melawan para pesaing bisnis. Perusahaan yang berhasil
menjaga para konsumennya selalu merasa puas, akan memperoleh keunggulan
bersaing dan hampir tidak terkalahkan dalam bisnis. Para pelanggan yang puas
biasanya lebih setia, lebih sering membeli, dan rela membayar lebih banyak untuk
membeli produk atau jasa perusahaan tersebut. Kepuasan konsumen pada
akhirnya dapat menciptakan kesetiaan atau loyalitas konsumen kepada
perusahaan. Jika ada satu saja pelanggan yang merasa puas maka kemungkinan
besar usaha itu akan mendapatkan beberapa calon pelanggan baru.
Sebagai Ibu Kota Provinsi, Bandar Lampung menjadi tujuan pendidikan bagi
mahasiswa dari kabupaten lain yang ada di Lampung, bahkan tidak sedikit
terdapat mahasiswa dari luar Lampung. Hal tersebut membuat Kota Bandar
Lampung tidak hanya dipadati oleh penduduk asli tetapi mahasiswa sebagai
pendatang menjadi penyumbang kepadatan untuk Kota Bandar Lampung.
Mahasiswa dengan bekal uang jajan yang tidak banyak tentunya sangat
menginginkan adanya tempat yang menjual makanan dan minuman yang dapat
dijangkau oleh kalangan mahasiswa. Warung makan standar untuk mahasiswa
seperti itu banyak kita temui, namun sebagai mahasiswa yang juga seorang
5
manusia terkadang memiliki banyak keinginan, terkadang menginginkan makanan
yang disajikan dengan cepat, terkadang menginginkan makanan yang segar dan
hangat saat akan disantap.
Warung Nasi Uduk Mang Acin sebuah tempat makan didaerah pemukiman warga
yang terletak di Jl.Pajajaran Gg.Boy Jagabaya 2 sejak pertengahan tahun 2002.
Tempat sederhana berbentuk tenda dan bangunan dari papan kayu, dan harga juga
terbilang murah. Warung Makan Nasi Uduk Mang Acin terbilang legendaris,
justru tempat ini menjadi tempat makan favorit bagi anak muda seperti Karyawan
SPG walaupun ada juga masyarakat kalangan menengah atas yang makan disini.
Warung Makan Nasi Uduk Mang Acin menyediakan hiburan seperti musik
nostalgia atau siaran tv. Dengan harga Rp. 6.000,- sampai dengan Rp. 15.000,-
kita sudah mendapatkan porsi yang banyak. Jam operasional dari jam 5 sore
sampai jam 3 pagi, hampir semua kalangan yang datang untuk makan disini.
Warung Makan Nasi Uduk Mang Acin, karena letaknya yang cukup strategis tidak
heran jika tempat ini sering ramai pengunjung yang datang dari mana saja (daerah
Bandar Lampung) untuk membeli nasi uduk tersebut karena rasanya enak,
harganya terjangkau dan porsi makanannya mampu membuat kita kenyang. Menu
yang disediakan di Uduk Mang Acin antara lain nasi uduk + ayam, nasi uduk +
telur dan lain-lain. Sehingga Warung Makan Nasi Uduk Mang Acin ini disebut
wisata kuliner yang melegendaris.
6
Tabel. 1.2. Data Jumlah Penjualan UKM Warung Makan Nasi Uduk Mang
Acin Tahun 2015
N0 Bulan Tahun Penjualan/Bulan
(Rp)
Buka
(Hari)
Rata-rata
Penjualan/Hari
(Rp)
1. Januari 2015 80.600.000 31 2.600.000
2. Februari 2015 64.400.000 28 2.300.000
3. Maret 2015 68.200.000 31 2.200.000
4. April 2015 78.000.000 30 2.600.000
5. Mei 2015 65.100.000 31 2.100.000
6. Juni 2015 69.000.000 30 2.300.000
7. Juli 2015 LIBUR RAMADHAN DAN
8. Agustus 2015 HARI RAYA IDUL FITRI
9. September 2015 56.000.000 16 2.000.000
10. Oktober 2015 77.500.000 31 2.500.000
11. November 2015 72.000.000 30 2.400.000
12. Desember 2015 71.300.000 31 2.300.000
Rata-Rata (Rp) 702.100.000 23.300.000
Target/Hari (Rp) Rp. 2.500.000
Sumber : Pemilik UKM Warung Makan Nasi Uduk Mang Acin
Meskipun sudah beroperasi selama 13 tahun, rata-rata penjualan perhari UKM
Warung Makan Nasi Uduk Mang Acin masih mengalami pasang surut. Hal
tersebut dapat dilihat pada table 1.2 yang menunjukkan selama tahun 2015, pada
libur puasa dan hari raya UKM Warung Makan Nasi Uduk Mang Acin tidak buka
dan di bulan September 2015 hanya buka selama 2 minggu.
Bertambahnya jumlah unit usaha pada UKM dibidang makanan dan minuman
menyebabkan tingkat persaingan yang ada menjadi lebih ketat. Untuk menghadapi
persaingan ini perusahaan senantiasa dituntut untuk menjalankan aktivitas bisnis
dengan baik serta memperhatikan model bisnis yang dijalankannya. Salah satu
usaha yang mengalami permasalahan dalam model bisnisnya adalah Warung
Makan Nasi Uduk Mang Acin. Warung Makan Nasi Uduk Mang Acin adalah
7
usaha warung makan yang sudah berdiri selama bertahun-tahun, namun upaya
pemasarannya masih mengandalkan social media dan dari mulut ke mulut. Dari
data diatas peneliti tertarik untuk memilih UKM Warung Makan Nasi Uduk Mang
Acin sebagai objek penelitian karena memiliki keunikan dan perbedaan dari
pesaingnya.
Ditengah persaingan bisnis yang sangat ketat seperti sekarang ini, pemilik tidak
pernah berhenti untuk terus mengembangkan usahanya. Upaya pengembangan
usaha dilakukan untuk dapat menciptakan keunggulan bersaing dari perusahaan.
Sejak berkembangnya praktek penjualan secara online, model bisnis menjadi
konsep yang menonjol diantara konsep-konsep manajemen yang lainnya.
Kepopuleran model bisnis dikarenakan banyak organisasi yang tumbuh pesat
dikarenakan dapat menciptakan model bisnis yang tepat. Salah satu konsep model
bisnis yang sederhana adalah model yang dikembangkan oleh Osterwalder dan
Yves Pigneur yaitu model bisnis kanvas atau lebih dikenal dengan business model
canvas. (Tim PPN Manajemen, 2012).
Menurut Osterwalder dan Pigneur (2012), ada sembilan blok bangunan dasar
dalam Business Model Canvas. model bisnis dapat dijelaskan dengan baik melalui
sembilan blok bangunan dasar yang memperhatikan cara berfikir tentang
bagaimana cara perusahaan menghasilkan uang. Business model Canvas ini dibagi
kedalam sembilan bok bangunan yang terdiri dari: Segmen Pelanggan (Customer
Segments), Proposisi Nilai (Value Proposition), Saluran (Chanel), Hubungan
Pelanggan (Customer Relationships), Arus Pendapatan (Revenue Streams),
8
Sumber Daya Utama (Key Resources), Aktivitas Kunci (Key Aktivities),
Kemitraan Utama (Key Partnerships), dan Struktur Biaya (Cost Struktur). setelah
itu dibagi lagi menjadi dua sisi, sisi kiri sebagai logoka dan sisi kanan sebagai
kreatifitas.
Sumber : Osterwalder & Yves Pigneur (2012)
Gambar 1.1. Business Model Canvas
Pengembangan aplikasi visualisasi model bisnis telah dilakukan oleh Osterwalder
dan Pigneur (2012:12) dalam bentuk kanvas model bisnis. Penggunaan kanvas
model bisnis dapat memberikan gambaran mengenai model bisnis perusahaan dan
hubungan yang terjadi antar-blok dengan cara yang lebih atraktif. Business Model
Canvas juga membantu perusahaan untuk mengenali apa yang menjadi value
proposition perusahaan, serta bagaimana membangun dan menjalankan key
activities dan key resources dalam menciptakan value proposition dan
mendapatkan revenue streams, memahami bagaimana produk dan jasa yang
9
ditawarkan perusahaan dapat dikomunikasikan dengan baik kepada konsumen
hingga sampai ketangan konsumen untuk dikonsumsi.
Setelah mengidentifikasi Sembilan elemen Business Model Canvas, berikutnya
peneliti melakukan analisis SWOT. Analisis SWOT merupakan sebuah metode
yang membandingkan antara kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang
dapat membantu untuk memformulasikan strategi. Kaitan analisis SWOT dengan
BMC dalam penelitian ini adalah SWOT membantu untuk mengidentifikasi apa
saja kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman dari masing-masing
Sembilan elemen Business Model Canvas yang telah diidentifikasi sebelumnya.
Dengan mengkombinasikan SWOT analisis dan Business Model Canvas
memungkinkan penilaian yang terfokus dan evaluasi terhadap model bisnis
perusahaan dan elemen-elemennya.
Dengan beberapa uraian yang telah dipaparkan, penting untuk UKM Warung
Makan Nasi Uduk Mang Acin mengetahui deskripsi model bisnis yang sedang
dijalani oleh perusahaan untuk menentukan strategi yang cocok untuk diterapkan
diperusahaannya. Selain itu, juga penting untuk merumuskan strategi
pengembangan bisnis makanan dan minuman (Warung Makan Nasi Uduk Mang
Acin) untuk menghadapi ancaman dan memaksimalkan peluang yang ada untuk
meningkatkan pendapatan dengan perancangan Business Model Canvas.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis mengambil judul skripsi
"Implementasi dan Alternatif Model Bisnis Berdasarkan Business Model
Canvas (Studi Pada UKM Warung Nasi Uduk Mang Acin) “.
10
B. Rumusan Masalah
Dalam rangka mengembangkan bisnis dan memperkuat daya saing usaha, Warung
Makan Nasi Uduk Mang Acin perlu mengetahui seluk beluk bisnis yang sedang
dijalaninya. Berdasarkan prospek bisnis, Warung Makan Nasi Uduk Mang Acin
ini memiliki prospek bisnis yang potensial karena memiliki keunggulan dalam hal
kualitas pelayanan terhadap konsumennya. Namun tetap diperlukan suatu strategi
agar bisnis ini dapat bertahan terhadap faktor perubahan dalam berbagai kondisi
ekonomi dan persaingan usaha yang semakin ketat. Untuk mampu bertahan dalam
persaingan yang ketat, Warung Makan Nasi Uduk Mang Acin harus memiliki
model bisnis yang kuat sehingga dapat mengetahui bisnis yang sedang dijalani
dan membuat suatu model bisnis yang baru sesuai dengan kondisi dan tujuan
bisnis. Maka permasalahan yang dapat dikaji berdasarkan kondisi tersebut adalah:
1. Bagaimana cara menerapkan model bisnis UKM Warung Makan Nasi Uduk
Mang Acin saat ini dengan menggunakan Business Model Canvas?
2. Apakah dengan mengkombinasikan antara Analisis SWOT dan BMC dapat
menentukan alternatif dalam model bisnis UKM Warung Makan Nasi Uduk
Mang Acin saat ini ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada latar belakang dan rumusan masalah, maka penelitian ini
bertujuan:
1. Untuk memahami gambaran model bisnis yang sedang dijalani Warung
Makan Nasi Uduk Mang Acin dengan menggunakan business model canvas
yang terdiri dari: Segmen Pelanggan (Customer Segments), Proposisi Nilai
11
(Value Proposition), Saluran (Chanel), Hubungan Pelanggan (Customer
Relationships), Arus Pendapatan (Revenue Streams), Sumber Daya Utama
(Key Resources), Aktivitas Kunci (Key Aktivities), Kemitraan Utama (Key
Partnerships), dan Struktur Biaya (Cost Struktur).
2. Untuk memberikan pilihan strategi bisnis yang tepat kepada UKM Warung
Makan Nasi Uduk Mang Acin.
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan untuk memiliki kegunaan sebagai berikut:
1. Kegunaan Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan pertimbangan
untuk UKM Warung Makan Nasi Uduk Mang Acin dalam memenangkan
persaingan bisnis makanan dan minuman sehingga dapat meningkatkan
pendapatan.
2. Kegunaan Teoritis
Untuk menambah wawasan mengenai Business Model Canvas dan dapat
menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Manajemen Strategi
Ketchen (2009:12) mendefinisikan manajemen strategis sebagai analisis,
keputusan, dan aksi yang dilakukan perusahaan untuk menciptakan dan
mempertahankan keunggulan kompetitif. Definisi ini menggambarkan dua elemen
utama manajemen strategis. Pertama, manajemen strategis dalam sebuah
perusahaan berkaitan dengan proses yang berjalan (ongoing processes): analisis,
keputusan, dan tindakan. Manajemen strategis berkaitan dengan bagaimana
manajemen menganalisis sasaran strategis (visi, misi, tujuan) serta kondisi
internal dan eksternal yang dihadapi perusahaan. Selanjutnya, perusahaan harus
menciptakan keputusan strategis. Keputusan ini harus mampu menjawab dua
pertanyaan utama: (1) industri apa yang digeluti perusahaan dan (2) bagaimana
perusahaan harus bersaing di industri tersebut. Terakhir, tindakan diambil untuk
menjalankan keputusan tersebut. Tindakan yang perlu dilakukan akan mendorong
manajer untuk mengalokasikan sumber daya dan merancang organisasi untuk
mengubah rencana menjadi kenyataan. Sedangkan menurut Pearch dan Robinson
(1997:8) dikatakan bahwa manajemen stratejik adalah kumpulan dan tindakan
yang menghasilkan perumusan (formulasi) dan pelaksanaan (implementasi)
rencana-rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran-sasaran organisasi.
13
B. Pengertian Alternatif
Menurut Kamus Bahasa Indonesia pengertian Alternatif adalah al.ter.na.tif
Nomina (kata benda) pilihan di antara dua atau beberapa kemungkinan: kita
mempunyai alternatif mau bekerja keras dan lulus ujian atau bermalas-malas dan
tidak akan lulus. Business Model Canvas adalah salah satu alat untuk membantu
kita melihat lebih akurat bagaimana rupa usaha yang sedang atau akan dijalani.
Alternatif Business Model Canvas adalah pilihan diantara dua atau beberapa
kemungkinan alat mana yang dapat membantu kita untuk melihat lebih akurat
bagaimana rupa usaha yang sedang atau akan dijalani.
C. Business Model Canvas
Business Model Canvas adalah salah satu alat untuk membantu kita melihat lebih
akurat bagaimana rupa usaha yang sedang atau akan dijalani. Dengan blok-blok
ini kita seakan melihat bisnis dari gambaran besar namun tetap lengkap dan
mendetail apa saja elemen-elemen kunci yang terkait dengan usaha tersebut.
Dengan demikian kita bisa melihat gambaran utuh yang sangat membantu dalam
menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar bisnis yang dijalani. Dengan
mengevaluasi satu demi satu elemen-elemen kunci kita jadi lebih mudah
menganalisis apa yang kurang tepat, dan pada akhirnya kita bisa mengambil
langkah untuk mencapai tujuan bisnis kita.
Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur dalam bukunya Business Model
Generation menciptakan sebuah kerangka yang sederhana dan mudah dimengerti
untuk menggambarkan sebuah usaha yaitu Business Model Canvas. Sebuah model
bisnis menggambarkan dasar pemikiran tentang bagaimana organisasi
14
menciptakan, memberikan, dan menangkap nilai. Pada Business Model Canvas ini
ada sembilan kotak yang merepresentasikan elemen-elemen kunci yang secara
umum akan ada pada semua model bisnis. Kesembilan hal tersebut adalah:
Customer segments, Value proposition, Channel, Customer relationship, Revenue
stream, Key resource, Key activities, Key partners, dan Cost. (Osterwalder dan
Yves, 2012:14).
1. Customer Segments
Menurut Osterwalder dan Piqnuer (2012 : 20), blok bangunan segmen pelanggan
menggambarkan sekelompok orang atau organisasi berbeda yang ingin dijangkau
atau dilayani oleh perusahaan. Pelanggan adalah inti dari semua model bisnis.
Tanpa pelanggan (yang dapat memberikan keuntungan), tidak ada perusahaan
yang mampu bertahan dalam waktu yang lama. Untuk lebih memuaskan
pelanggan, perusahaan dapat mengelompokkan mereka dalam segmen-segmen
berbeda berdasarkan kesamaan kebutuhan, perilaku atau atribut lain. Sebuah
model bisnis dapat menggambarkan satu atau beberapa segmen pelanggan, besar
ataupun kecil. Suatu organisasi harus memutuskan segmen mana yang dilayani
dan mana yang diabaikan. Setelah itu, barulah perusahaan atau organisasi tersebut
dapat merancang model bisnis dengan hati-hati dan dengan pemahaman yang
tepat mengenai kebutuhan spesifik pelanggan.
Menurut Madura, Jeff (2007 : 26) mengemukakan, perusahaan tidak dapat hidup
tampa pelanggan. Untuk menarik pelanggan, suatu perusahaan harus menyediakan
produk atau jasa yang diinginkan pada harga yang wajar. Perusahaan juga harus
memastikan bahwa produk atau jasa yang dihasilkan memiliki kualitas yang
15
memadai sehingga pelanggan puas. Jika suatu perusahaan tidak dapat
menyediakan produk atau jasa dengan kualitas dan harga yang diinginkan oleh
pelanggan, maka pelanggan akan beralih ke perusahaan saingan.
Menurut beberapa ahli, seperti Swastha & Handoko (1997:23) , Mengartikan
segmentasi pasar sebagai kegiatan membagi–bagi pasar/market yang bersifat
heterogen kedalam satuan–satuan pasar yang bersifat homogen. Pendapat lain dari
Pride & Ferrel (1995:32) , mengatakan bahwa segmentasi pasar adalah suatu
proses membagi pasar ke dalam segmen-segmen pelanggan potensial dengan
kesamaan karakteristik yang menunjukkan adanya kesamaan perilaku pembeli.
Kotler, Bowen dan Makens (2002 : 254) , Pasar terdiri dari pembeli dan pembeli
berbeda-beda dalam berbagai hal yang bisa membeli dalam keinginan, sumber
daya, lokasi, sikap membeli, dan kebiasaan membeli. Karena masing-masing
memiliki kebutuhan dan keinginan yang unik, masing-masing pembeli merupakan
pasar potensial tersendiri. Oleh sebab itu penjual idealnya mendesain program
pemasarannya tersendiri bagi masing-masing pembeli. Segmentasi yang lengkap
membutuhkan biaya yang tinggi, dan kebanyakan pelanggan tidak dapat membeli
produk yang benar-benar disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk itu, perusahaan
mencari kelas-kelas pembeli yang lebih besar dengan kebutuhan produk atau
tanggapan membeli yang berbeda-beda. Sedangkan Hermawan Kertajaya ,
mengemukakan bahwa Segmentasi Pasar adalah sebuah metode bagaimana
memandang pasar secara kreatif. Kita perlu secara kreatif mengidentifikasi dan
memanfaatkan peluang yang muncul dipasar. Menurut Kotler Segmentasi pasar,
yaitu usaha pemisahan pasar pada kelompok-kelompok pembeli menurut jenis-
jenis produk tertentu dan yang memerlukan bauran pemasaran tersendiri.
16
Perusahaan menetapkan berbagai cara yang berbeda dalam memisahkan pasar
tersebut, kemudian mengembangkan profil-profil yang ada pada setiap segmen
pasar dan menilai daya tarik masing-masing segmen-segmen pasar.
Kotler (1996:56) mengklasifikasi atau pengelompokkan segmentasi pasar yang
dapat dibedakan berdasarkan hal-hal di bawah ini,seperti:
a. Segmentasi Geografi, merupakan pengelompokkan yang dilakukan
berdasarkan faktor geografinya, seperti wilayah kota, provinsi, negara, dan
lain-lain.
b. Segmentasi Demografi merupakan pengelompokkan yang berdasarkan kelas
sosial dengan variable usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan lain-lain.
c. Segmentasi Psikografi, merupakan mengelompokkan berdasarkan karakteristik
dan gaya hidup setiap konsumen seperti motivasi, kepribadian, persepsi,
interest, minat dan sikap
d. Segmentasi Perilaku Konsumen, merupakan pengelompokkan konsumen
berdasarkan pengetahuan, sikap penggunaan atau reaksi mereka terhadap
produk, pemakaian, loyalitas atau respon membeli.
Menurut Fandy dan Gregorius (2012:20) tujuan pokok strategi segmentasi,
targetting dan posistioning adalah memposisikan suatu merek dalam benak
konsumen sedemikian rupa sehingga merek tersebut memiliki keunggulan
kompetitif berkesinambungan. Sebuah produk akan memiliki keunggulan
kompetitif jika produk tersebut menawarkan atribut-atribut determinan (yang
dinilai penting dan unik oleh para pelanggan). Untuk itu, langkah pertama yang
harus dilakukan adalah melakukan segmentasi secara cermat.
17
Pasar pelanggan dibagi menjadi 5 (Kotler, 1999:9), yaitu:
a. Pasar Konsumen. Individu-individu dan rumah tangga yang membeli produk
dan jasa untuk konsumsi pribadi.
b. Pasar Industri. Organisasi-organisasi yang membeli produk dan jasa yang
dibutuhkan untuk memproduksi produk-produk dan jasa-jasa lainnya dengan
maksud memperoleh keuntungan dan atau mencapai sasaran lain.
c. Pasar penjual kembali. Organisasi-organisasi yang membeli produk dan jasa
dengan maksud menjual kembali barang dan jasa itu agar memberikan
keuntungan bagi mereka.
d. Pasar pemerintah. Lembaga-lembaga pemerintah yang membeli produk dan
jasa agar menghasilkan pelayanan kepada masyarakat umum atau mengalihkan
barang dan jasa itu kepada pihak lain yang membutuhkannya.
e. Pasar internasional. Pembeli yang terdapat di luar negeri, termasuk konsumen,
produsen, penjual kembali dan pemerintah asing.
Perspektif permintaan pasar dapat diintegrasikan pada perspektif penawaran
melalui proses segmentasi pasar strategik yang langkah-langkahnya sebaagai
berikut (Fandy dan Gregorius, 2012):
a. Tahap Segmentasi
1. Mensegmentasi pasar menggunakan bvariabel-variabel permintaan, seperti
kebutuhan pelanggan dengan pelanggan, manfaat yang dicari (benefit
sought), Solusi atas masalah yang dihadapi, situasi pemakaian dan lain-lain.
2. Mendeskripsikan segmen pasar yang diidentifikasi menggunakan variabel-
variabel yang bisa membantu perusahaan memahami cara melayani
kebutuhan pelanggan tersebut (misalnya, biaya beralih pemasok, biaya
18
berbelanja, lokasi geografis, ukuran pelanggan, daya beli, sensitivitas harga
dan seterusnya) dan cara berkomunikasi dengan pelanggan (misalnya,
preferensi dan penggunaan media, sikap, aktivitas, minat, opini dan lain-
lain).
b. Tahap Targetting
1. Mengevaluasi daya tarik masing-masing segmen menggunakan variabel-
variabel yang bisa mengkuantifikasi kemungkinan permintaan dari segmen
(misalnya, tingkat pertumbuhan segmen bersangkutan), biaya melayani
setiap segmen (misalnya, biaya distribusi), biaya memproduksi produk dan
jasa yang diinginkan pelanggan (misalnya biaya produksi dan diferensiasi
produk), dan kesesuaian antara kompetensi inti perusahaan dan peluang
pasar.
2. Memilih satu atau lebih segmen sasaran yang ingin dilayani berdasarkan
potensi segmen tersebut dan kesesuaiannya dengan strategi korporat
perusahaan.
c. Tahap Positioning
Mengidentifikasi konsep positioning bagi produk dan jasa perusahaan yang
atraktif bagi pelanggan saaran dan kompetibel dengan citra korporat yang
diharapkan perusahaan.
Menurut Kotler (2000:171) terdapat lima tahapan bagi konsumen dalam membuat
keputusan pembelian yaitu :
a. Pengenalan Masalah
Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali sebuah masalah atau
kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan aktualnya dengan
19
keadaan yang dinginkannya. Kebutuhan tersebut dapat berasal dari rangsangan
internal atau eksternal.
b. Pencari Informasi
Seorang konsumen yang mulai tergugah minatnya mungkin akan mencari
informasi lebih lanjut. Sumber informasi konsumen digolongkan ke dalam
empat kelompok yaitu:
1. Sumber pribadi: Keluarga. teman, tetangga, kenalan
2. Sumber komersial: Iklan, wiranaga, penyalur, kemasan. Pajangan
3. Sumber publik: Media massa, organisasi konsumen
4. Sumber pengalaman: Penanganan, Pengkajian dan Pemakaian produk
5. Sumber‐sumber ini memberikan pengaruh yang relatif berbeda‐beda sesuai
dengan jenis produk dan karakteristik pembeli.
c. Evaluasi Alternatif
Konsumen membentuk penilaian atas produk terutama berdasarkan kesadaran
dan rasio. Beberapa konsep dasar untuk memahami proses evaluasi. Pertama,
konsumen berusaha memenuhi suatu kebutuhan. Kedua, konsumen mencari
manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga, konsumen memandang setiap
produk sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda dalam
memberikan manfaat yang dicari untuk memuaskan kebutuhan ini. Konsumen
memiliki sikap yang berbeda dalam memandang atribut‐atribut yang dianggap
relevan dan penting.
20
a. Keputusan Pembelian
Setelah mengadakan penilaian terhadap merek‐merek yang ada, maka
selanjutnya konsumen akan membentuk suatu niat untuk membeli, namun
terdapat dua faktor yang berbeda diantara niat pembelian dengan keputusan
pembelian. Faktor pertama adalah pendirian orang, tergantung atas pendirian
orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen dan motivasi konsumen
untuk menuruti keinginan orang lain. Sedangkan faktor kedua adalah faktor
situasi yang tidak diantisipasi. Faktor ini dapat muncul dan mengubah niat
pembelian. Dalam menjalankan niat pembelian, konsumen dapat membuat lima
sub‐keputusan yaitu keputusan merek, pemasok, kuantitas, waktu dan metode
pembayaran.
b. Perilaku Pasca Pembelian
Setelah membeli suatu produk, akan mengalami tingkat kepuasan atau
ketidakpuasan. .Jika produk lebih rendah daripada harapan pembeli, maka
pembeli akan kecewa. Jika kinerja produk sesuai harapan pembeli, maka
pembeli akan merasa puas. Hal ini akan membedakan apakah pembeli akan
membeli kembali produk tersebut dan membicarakan hal‐hal yang
menguntungkan atau tidak menguntungkan tentang produk tersebut pada orang
lain. Kepuasan dan ketidakpuasan konsumen dengan produk yang dibeli akan
mempengaruhi tingkah laku berikutnya. Apabila konsumen puas, maka akan
memperlihatkan peluang, pembeli yang lebih tinggi. Namun jika tidak puas
konsumen kemungkinan akan melakukan salah satu tindakan seperti
meninggalkan produk, mengembalikan produk, mencari informasi lebih lanjut
21
untuk mempertegas nilai guna produk tersebut, menyampaikan keluhan pada
perusahaan atau mendatangi ahli hukum.
2. Value Propositions
Osterwalder dan Piqneur (2012:22) mengemukakan bahwa blok bangunan
Proposisi Nilai menggambarkan gabungan antara produk dan layanan yang
menciptakan nilai untuk segmen pelanggan spesifik. Masih menurut Osterwalder
dan piqneur (2012), proporsi nilai adalah alasan yang membuat pelanggan beralih
dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Proporsi nilai dapat memecahkan
masalah pelanggan atau memuaskan kebutuhan pelanggan. Setiap proporsi nilai
berisi gabungan produk dan/atau jasa tertentu yang melayani kebutuhan segmen
pelanggan spesifik. Dalam hal ini proporsi nilai merupakan satuan, atau gabungan,
manfaat-manfaat yang ditawarkan perusahaan kepada pelanggan.
Teori nilai guna atau utility yaitu teori ekonomi yang mempelajari kepuasan atau
kenikmatan yang diperoleh seorang konsumen dari mengkonsumsikan barang-
barang. Kalau kepuasan itu semakin tinggi maka semakin tinggi nilai guna atau
utility-nya. Sebaliknya semakin rendah kepuasan dari suatu barang maka
utilitynya semakin rendah pula. Menurut Gilarso (2003), Utility atau daya guna
suatu barang sebenarnya berarti kemampuan barang tersebut untuk memenuhi
kebutuhan manusia secara obyektif. Produksi menciptakan kemampuan tersebut.
Namun baru dirasakan apabila barang itu dikonsumsi. Oleh karena itu,
pengertian utility dalam analisis perilaku konsumen berarti manfaat yang
dirasakan dari konsumsi suatu barang atau kepuasan yang diperoleh dari barang /
jasa tersebut dan dengan demikian juga penghargaan konsumen terhadapnya.
22
Jadi utility juga merupakan suatu yang subyektif, tergantung pada pribadi yang
melekat pada diri konsumen yaitu sejauh mana kebutuhannya terpenuhi dengan
konsumsi barang/jasa tertentu. Sedangkan menurut Kotler (1999) mengatakan
bahwa nilai kegunaan (utilitas) adalah taksiran konsumen mengenai kapasistas
keseluruhan suatu produk untuk memuaskan kebutuhannya. Ini menjelaskan
bahwa setiap produk memiliki nilai tersendiri untuk memuaskan konsumen
Terdapat beberapa nilai yang ditawarkan kepada konsumen (Osterwalder dan
piqneur. 2012: 24), yaitu:
a) Menyelesaikan pekerjaan
Nilai dapat diciptakan karena membantu pelanggan menyelesaikan
pekerjaannya. Rolls-Royce memahami hal ini dengan baik pelanggannya
adalah perusahaan penerbangan yang bergantung sepenuhnya pada Rolls-Royce
untuk memproduksi dan memperbaiki mesin jet mereka. Kerjasama ini
memungkinkan perusahaan penerbangan itu menjalankan perusahaan dan
sebagai imbalannya mereka membayar untuk setiap jam mesin berfungsi
kepada Rolls-Royce.
b) Desain
Desain itu penting tapi sulit diukur. Sebuah produk terlihat menonjol karena
desainnya yang superior. Dalam industri fesyen dan produk elektronik
konsumen, desain dapat menjadi bagian proposisi nilai yang sangat penting.
c) Merek/status
Pelanggan dapat menemukan nilai dalam sebuah tindakan yang sederhana
karena menggunakan atau memasang merek tertentu. Misalnya, memakai jam
tangan Rolex yang menunjukkan kekayaan. Lalu, pemain papan luncur
23
memakai merek “Underground” terbaru untuk memperlihatkan bahwa mereka
mengikuti mode.
d) Harga
Menawarkan nilai yang sama pada harga yang lebih sering dilakukan untuk
memuaskan kebutuhan segmen pelanggan yang sensitif terhadap harga. Tetapi
proposisi nilai harga murah memberi implikasi penting bagi seluruh model
bisnis. Nano dapat menjadi contoh untuk proporsi nilai berbasis harga, dimana
mobil yang didesain dan diproduksi oleh konglomerat India, Tata memiliki
harga yang sangat murah membuat mobil tersebut terjangkau oleh segmen
yang seluruhnya baru dalam populasi india.
Dominick Salvatore (2005:122) mengemukakan, produk-produk yang dijual
perusahaan bisa memiliki keterkaitan sebagai barang subtitusi atau barang
komplementer. Dalam menentukan harga produk yang memiliki keterkaitan,
sebuah perusahaan harus mempertimbangkan dampak dari perubahan harga
salah satu produknya terhadap permintaan produk lain. Alasannya adalah
karena pengurangan harga sebuah produk menyebabkan turunnya permintaan
produk subtitusi yang dijual oleh perusahaan yang sama dan menyebabkan
naiknya permintaan terhadap produk komplementer.
e) Pengurangan biaya
Membantu pelanggan mengurangi biaya merupakan cara penting untuk
menciptakan nilai. Misalnya, dalam menjual aplikasi manajamen hubungan
pelanggan (CRM), salesforce.com membebaskan pembeli dari pengeluaran dan
kesulitas dalam membeli, menginstal dan mengelola software CRM itu sendiri.
24
f) Pengurangan resiko
Pelanggan menghargai pengurangan risiko yang muncul ketika mereka
membeli suatu produk atau jasa. Bagi pembeli mobil seken, garansi layanan
satu tahun mengurangi resiko kerusakan dan perbaikan purnajual. Garansi
tingkat-pelayanan mengurangi sebagian risiko yang diterima pembeli dari
layanan TI yang di-outsource-kan.
g) Kemampuan dalam mengakses
Menyediakan prosuk atau jasa bagi pelanggan yang sebelumnya sulit
mengakses produk atau jasa tersebut merupakan cara lain menciptakan nilai.
Produk atau jasa ini dapat dihasilkan dari inovasi model bisnis, teknologi baru,
atau kombinasi keduanya. NetJets misalnya, mempopulerkan konsep
kepemilikan pesawat jet pribadi. Dengan menggunakan model bisnis yang
inovatif, Netjets menawarkan akses jet pribadi kepada individu dan
perusahaan, sebuah layanan yang sebelumnya tidak dapat dijangkau sebagian
besar pelanggan.
h) Kenyamanan/kegunaan
Menjadikan segala sesuatu lebih nyaman dan lebih mudah digunakan dapat
menciptakan nilai yang sangat berarti. Dengan iPod dan Itunes, Apple
menawarkan kenyamanan bagi pelanggan dalam mencari, membeli,
mengunduh, dan mendengarkan musik digital. Sekarang Apple mendominasi
pasar tersebut.
3. Channels
Osterwalder dan piqneur (2012:26) berpendapat bahwa blok Bangunan Saluran
menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan berkomunikasi dengan segmen
25
pelanggan dan menjangkau mereka untuk memberikan proporsi nilai. Sistem
komunikasi, distribusi, dan penjualan merupakan penghubung antara perusahaan
dan pelanggan. Saluran adalah titik sentuh pelanggan yang sangat berperan dalam
setiap kejadian yang mereka alami. Saluran menjalankan beberapa fungsi,
termasuk :
Meningkatkan kesadaran pelanggan atas produk dan jasa perusahan,
bagaimana meningkatkan kesadaran terhadap produk dan jasa perusahaan
kita?
Membantu pelanggan mengevaluasi Proposisi Nilai Perusahaan, bagaimana
membantu pelanggan mengevaluasi proposisi nilai organisasi?
Memungkinkan pelanggan membeli produk dan jasa yang spesifik,
bagaimana memungkinkan pelanggan membeli produk dan jasa spesifik kita ?
Memberikan Proposisi Nilai kepada pelanggan, bagaimana menyampaikan
proposisi nilai kepada pelanggan?
Memberikan dukungan purnajual kepada pelanggan, bagaimana memberikan
dukungan purnajual kepada pelanggan?
Saluran distribusi adalah seperangkat organisasi yang saling bergantung satu sama
lain, yang dilibatkan dalam proses penyediaan suatu produk atau jasa, untuk
digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen atau pengguna bisnis. (Kotler &
Armstrong terjemahan Sihombing. 2001).
4. Customer Relationships
Menurut Alexander Osterwelder dan Yves Pigneur dalam buku yang berjudul
Business Model Generation (2012:28), blok bangunan Hubungan Pelanggan
26
menggambarkan berbagai jenis hubungan yang dibangun perusahaan bersama
segmen pelanggan yang spesifik. Sebuah perusahaan harus menjelaskan jenis
hubungan yang ingin dibangunnya bersama segmen pelanggan. Hubungan dapat
bervariasi mulai dari yang bersifat pribadi sampai otomatis. Osterwalder dan
Piqneur (2012:29) mengemukakan beberapa kategori yang terdapat dalam
Hubungan Pelanggan, diantaranya:
a. Bantuan Personal
Hubungan ini didasarkan pada interaksi antar manusia. Pelanggan dapat
berkomunikasi dengan petugas pelayanan pelanggan untuk mendapatkan
bantuan selama proses penjualan atau setelah pembelian selesai. Komunikasi
ini dapat dilakukan di titik penjualan, melalui call center, e-mail, atau saluran
lainnya.
b. Bantuan personal yang kuat
Dalam hubungan jenis ini, perusahaan menugaskan petugas pelayanan
pelanggan yang khusus diperuntukan bagi klien individu. Jenis hubungan ini
paling dalam dan paling intim, dan biasanya berkembang dalam jangka
panjang.
c. Swalayan
Dalam hubungan jenis ini, perusahaan tidak melakukan hubungan langsung
dengan pelanggan, tetapi menyediakan semua sarana yang diperlukan
pelanggan agar dapat membantu dirinya sendiri.
d. Layanan otomatis
Hubungan jenis ini menccampurkan bentuk layanan mandiri yang lebih
27
canggih dengan proses otomatis. Misalnya, profil online personal memberi
pelanggan akses menggunakan layanan sesuai dengan yang diinginkan.
e. Komunitas
Saat ini, perusahaan semakin banyak memanfaatkan komunitas pengguna agar
lebih terlibat dengan pelanggan dan dapat memfasilitasi hubungan antar
anggota komunitas. Banyak perusahaan mempertahankan komunitas online
yang memungkinkan pengguna bertukar pengetahuan dan saling membantu
dalam memecahkan masalah. Komunitas juga dapat membantu perusahaan
untuk lebih memahami pelanggannya.
f. Kokreasi
Semakin banyak perusahaan yang melakukan lebih dari sekedar hubungan
konvensional pelanggan-vendor untuk menciptakan nilai bersama pelanggan.
Amazon.com mengajak pelanggan memberikan ulasan yang kemudian
menciptakan nilai bagi pecinta buku lain. Beberapa perusahaan melibatkan
untuk membantu dalam mendesai produk baru yang inovatif. Contoh lain
YouTube.com mengajak pelanggan menciptakan konten untuk konsumsi
publik.
5. Revenue Streams
Osterwalder dan Piqneur (2012:30) mengatakan, blok bangunan Arus Pendapatan
menggambarkan uang tunai yang dihasilkan perusahaan dari masing-masing
segmen pelanggan (biaya harus mengurangi pendapatan untuk menghasilkan
pemasukan). Jika pelanggan adalah inti dari model bisnis, arus pendapatan adalah
urat nadinya. Perusahaan harus bertanya kepada dirinya sendiri, untuk nilai
apakah masing-masing segmen pelanggan benar-benar bersedia membayar? jika
28
pertanyaan tersebut terjawab dengan tepat, perusahaan dapat menciptakan satu
atau lebih arus pendapatan dari masing-masing segmen pelanggan. Masing-
masing arus pendapatan mungkin memiliki mekanisme penetapan harga yang
berbeda seperti daftar harga yang tetap, penawaran, pelelangan, kebergantungan
pasar kebergantungan volume atau manajemen hasil.
6. Key Resources
Osterwalder dan Piqneur (2012 : 34) berpendapat bahwa blok bangunan Sumber
Daya Utama menggambarkan aset-aset terpenting yang diperlukan agar sebuah
model bisnis dapat berfungsi. Setiap model bisnis memerlukan sumber daya
utama yang memungkinkan perusahaan menciptakan dan menawarkan proposisi
nilai, menjangkau pasar, mempertahankan hubungan dengan segmen pelanggan,
dan memperoleh pendapatan. Kebutuhan sumber daya utama berbeda-beda sesuai
jenis model bisnis. Sumber daya utama dapat berbentuk fisik, finansial,
intelektual, atau manusia. Sumber daya utama dapat dimiliki atau disewa oleh
perusahaan atau diperoleh dari mitra utama.
Sumber Daya Utama dapat dikategorikan sebagai berikut (Osterwalder dan
Piqneur. 2012 : 35):
a) Fisik
Kategori ini meliputi semua bentuk aset fisik seperti fasilitas pabrikan,
bangunan, kendaraan, mesin, sistem, sistem titik penjualan, dan jaringan
distribusi.
b) Intelektual
Sumber daya intelektual seperti merek, pengetahuan yang dilindungi, paten dan
29
hak cipta, kemitraan, dan database pelanggan merupakan komponen-komponen
yang semakin penting dalam model bisnis yang kuat.
c) Manusia
Setiap perusahaan memerlukan sumber daya manusia, tetapi orang-orang akan
menonjol dalam dalam model bisnis tertentu. Sebagai contoh, sumber daya
manusia sangat penting dalam industri kratif dan padat pengetahuan.
d) Finansial
Beberapa model bisnis membutuhkan sumber daya finansial dan/atau jaminan
finansial, seperti uang tunai, kredit, atau opsi saham untuk merekrut karyawan
andalan. Ericsson, sebuah pabrik telekom, mencontohkan pembangkit sumber
daya finansial dalam model bisnisnya. Ericsson memilih untuk meminjam dana
dari perbankan atau pasar modal, kemudian menggunakan sebagian untuk
memodali vendor memenuhi kebutuhan pelanggannya. Hal ini memastikan
pesanan diberikan kepada Ericsson, bukannya pesaing.
7. Key Aktivities
Osterwalder dan Piqneur (2012:36) mengemukakan bahwa blok bangunan
Aktivitas Kunci menggambarkan hal-hal penting yang harus dilakukan
perusahaan agar model bisnisnya dapet bekerja. Setiap model bisnis
membutuhkan sejumlah aktivitas kunci yaitu tindakan-tindakan terpenting yang
harus diambil perusahaan agar dapat beroperasi dengan sukses. Seperti halnya
sumber daya utama, aktivitas-aktivitas kunci juga diperlukan untuk menciptakan
dan memberikan proporsi nilai, menjangkau pasar, mempertahankan hubungan
pelanggan, dan memperoleh pendapatan. Dan, seperti sumber daya utama,
Aktivitas-Aktivitas kunci berbeda bergantung pada jenis model bisnisnya. Untuk
30
produsen software microsoft, aktivitas-aktivitas kunci mencakup pengembangan
software. Contoh lain, untuk perusahaan konsultan McKinsey, mencakup
pemecahan masalah. Osterwalder dan Pigneur (2012:37), mengkategorikan
aktivitas-aktivitas kunci, diantaranya:
a) Produksi
Aktivitas ini terkait dengan perancangan, pembuatan, dan penyampaian produk
dalam jumlah besar dan/atau kualitas unggul. Aktivitas produksi mendominasi
model bisnis perusahaan pabrikan.
b) Pemecahan masalah
Aktivitas-aktivitas kunci jenis ini terkait dengan penawaran solusi baru untuk
masalah-masalah pelanggan individu. Kegiatan-kegiatan konsultan, rumah
sakit, dan organisasi jasa lain biasanya didominasi aktivitas pemecahan
masalah. Model bisnis organisasi ini membutuhkan aktivitas-aktivitas seperti
manajemen pengetahuan dan pelatihan berkelanjutan.
c) Platform/jaringan
Model bisnis yang dirancang dengan platform sebagai sumber daya utama
didominasi oleh platform atau aktivitas kunci yang terkait dengan jaringan.
8. Key Partnerships
Blok bangunan kemitraan utama menggambarkan jaringan pemasok dan mitra
yang membuat model bisnis dapat bekerja. Perusahaan membentuk membentuk
kemtraan dengan berbagai alasan, dan kemitraan menjadi landasan dari berbagai
model bisnis. Perusahaan menciptakan aliansi untuk mengoptimalkan model
bisnis, mengurangi resiko, atau memperoleh sumber daya mereka. (Osterwalder
dan Pigneur. 2012: 38).
31
Madura,Jeff (2007:26) mengemukakan, perusahaan pada umumnya menggunakan
bahan baku guna menghasilkan produknya. Perusahaan tidak dapat menyelesaikan
proses produksi jika mereka tidak dapat memperoleh bahan baku. Oleh karena itu,
kinerja mereka sebagian bergantung pada kemampuan pemasok mereka untuk
mengantarkan bahan baku sesuai jadwal.
Masih menurut Osterwalder dan Pigneur (2012 : 38), kemitraan dapat dibagi
menjadi empat, yaitu:
a) Aliansi strategi dan non-pesaing.
b) Coopetition: kemitraan strategis antarpesaing.
c) usaha patungan untuk mengembangkan bisnis baru.
d) Hubungan pembeli-pemasok untuk menjamin pasokan yang dapat diandalkan.
9. Cost structure
Struktur Biaya menggambarkan semua biaya yang dikeluarkan untuk mengoperasi
model bisnis. Blok bangunan ini menjelaskan biaya terpenting yang muncul
ketika mengoperasikan model bisnis tertentu. Menciptakan dan memberikan nilai,
mempertahankan hubungan pelanggan, dan menghasilkan pendapatan,
menyebabkan timbulnya biaya. Perhitungan biaya semacam ini relatif lebih
mudah setelah sumber daya utama. Aktivitas-aktivitas kunci, dan kemitraan utama
ditentukan. Meskipun demikian, beberapa model bisnis lebih terpacu dalam
halbiaya daripada model bisnis lain. Sebagai contoh, maskapai “tanpa embel-
embel” membangun model bisnis dengan struktur biaya rendah.
32
Firdaus Ahmad Dunia dan Wasilah Abdullah (2012: 26-29) mengatakan, ditinjau
dari perilaku biaya terhadap perubahan dalam tingkat kegiatan atau volume maka
biaya-biaya dapat dikategorikan kedalam tiga jenis biaya, yaitu:
a) Biaya variabel
Biaya variabel adalah biaya-biaya yang dalam total berubah secara langsung
dengan adanya perubahan tingkat kegiatan atau volume, volume produksi
ataupun volume penjualan.
b) Biaya tetap
Biaya tetap adalah biaya-biaya yang secara total tetap tidak berubah dengan
adanya perubahan tingkat kegiatan atau volume dalam batas-batas dari tingkat
kegiatan yang relevan atau dalam periode tertentu
c) Biaya semi variabel
Biaya semi variabel adalah biaya-biaya yang mempunyai atau mengandung
unsur tetap dan unsur variabel
D. Analisis SWOT
Menurut Rangkuti (2006:18-19) analisis SWOT adalah identifikasi berbagai
faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini
didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan
peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan
kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Sedangkan menurut Kotler
yang dialih bahasakan oleh Molan (2007) analisis SWOT adalah evaluasi terhadap
keseluruhan kekuatan, kelemahan, peluang,dan ancaman perusahaan.Proses
pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi,
tujuan, strategis dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencanaan
33
BERBAGAI PELUANG
strategis (strategic planner) harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan
(kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Hal
ini disebut dengan analisis situasi. Model yang paling populer untuk analisis
situasi adalah analisis SWOT (Rangkuti, 2006:18-19). Analisis SWOT dalam
konteks strategi ternyata bertujuan untuk mengetahui bagaimana kondisi yang ada
dalam perusahaan, dalam hal ini kondisi internal didalam menjalankan kegiatan
usahanya. Kemudian analisis SWOT ini bertujuan juga untuk mengetahui
bagaimana sesungguhnya kondisi eksternal yang dihadapi perusahaan nantinya,
sehingga perusahaan dapat memaksimalkan kelebihan faktor internalnya untuk
menghadapi kondisi eksternal yang ada. Berikut ini terdapat diagram analisis
SWOT yang menjelaskan tentang bagaimana kombinasi strategi yang tepat dalam
faktor internal dan faktor eksternal dalam kegiatan usaha
3. Mendukung 1. Mendukung
strategi strategi
turn-around agresif
4. mendukung 2. Mendukung
Strategi strategi
Defensif diversifikasi
Sumber : Rangkuti (2006)
Gambar 2.1 Diagram Analisis SWOT
Kuadran 1: Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan perusahaan
tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat
memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan
KELEMAHAN
INTERNAL
KEKUATAN
INTERNAL
BERBAGAI ANCAMAN
34
dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang
agresif (Growth oriented strategy).
Kuadran 2: Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih
memiliki kekuatan dari strategi internal. Strategi yang harus
diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan
peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi
(produk/pasar).
Kuadran 3: Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi dilain
pihak, ia menghadapi beberapa kendala atau kelemahan internal.
Kondisi bisnis pada kuadran 3 ini mirip dengan question mark pada
BCG matrik. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan
masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut
peluang pasar yang lebih baik.
Kuadran 4: Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan
tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.
Menurut Rangkuti (2006:18-19) alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor
strategis perusahaan adalah matrik SWOT. Dari penjelasan diatas maksud dari
perusahaan yaitu badan usaha yang menjalankan kegiatan usaha atau bisnis, baik
itu usaha skala mikro, kecil, menegah maupun besar seperti perusahaan. Matrik
ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal
yang dihadapi perusahaan agar dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan
yang dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan
alternatif strategis (Rangkuti, 2006:18-19). Empat kemungkinan alternatif strategi
yang dapat disusun adalah sebagai berikut:
35
IFAS
EFAS
Strengths (S)
Tentukan 5-10 faktor-
faktor kekuatan internal
Weaknesses (W)
Tentukan 5-10 faktor-
faktor kelemahan
internal
Opportunities (O)
Tentukan 5-10
faktor peluang
eksternal.
Strategi SO
Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk memanfaatkan
peluang
Strategi WO
Ciptakan strategi yang
meminimalkan
kelemahan untuk
memanfaatkan peluang
Threats (T)
Tentukan 5-10 faktor
ancaman eksternal
Strategi ST
Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk mengatasi ancaman
Strategi WT
Ciptakan strategi yang
meminimalkan
kelemahan dan
menghindari ancaman
Sumber : Rangkuti (2006)
Gambar 2.2 Diagram Matrik SWOT
1. Strategi SO
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan
memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang
sebesar – besarnya.
36
2. Strategi ST
Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan
untuk mengatasi ancaman.
3. Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara
meminimalkan kelemahan yang ada.
4. Strategi WT
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha
meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
E. Penelitian Terdahulu
1. Tjitradi (2015) “Evaluasi Dan Perancangan Model Bisnis Berdasarkan
Business Model Canvas” menyatakan analisa swot dan evaluasi blue ocean
digunakan dengan memberikan hasil potret dari model bisnis yang dijalankan
saat ini. Hasil evaluasi ini dijadikan masukan untuk menciptakan future BMC.
Future BMC yang dibuat merupakan bentuk inovasi baru dari aktivitas dan
model bisnis yang dijalankan oleh perusahaan.
2. Florencia (2015), dalam penelitian yang berjudul “Business Model Canvas
Pada Cv Sekawan Cosmetics Sidoarjo” mengatakan desain ulang model bisnis
dapat mengetahui apa yang harus dikembangkan dan apa yang harus yang
harus dihilangkan. Seperti pada blok Segmen Pelanggan dapat memperluas
jangkauan dengan menambah pasar premium. Pada blok bangunan Proporsi
Nilai dapat dikembangkan dengan menciptakan produk yang mengutamakan
kualitas aroma dan desain.
37
3. Suharti (2015), dalam penelitian yang berjudul “Penerapan Business Model
Canvas Pada Perumahan Galaxy Regency Malang PT. Sarana Hijrah
Kamulyan” diperoleh kesimpulan bahwa perusahaan perlu berfokus pada satu
jenis bisnis secara internal yaitu bisnis infrastruktur. Perusahaan juga perlu
berfokus meminimalkan biaya produksi.
4. Putri (2015), pendekatan Business Model Canvas dan ditambah dengan analisis
SWOT dapat memberikan peluang bisnis dan pilihan strategi yang harus
dilakukan oleh Bebek Garang.
5. Dewobroto (2013) “Penggunaan Business Model Canvas Sebagai Dasar Untuk
Menciptakan Alternatif Strategi Bisnis Dan Kelayakan Usaha” berdasarkan
penelitian ini dapat dilihat bahwa business model canvas dapat menjadi tools
yang sederhana guna menghasilkan alternatif strategi perusahaan yang
berujung pada kelayakan finansial.
38
Tabel 2.1 Daftar Penelitian Terdahulu
No Tahun Peneliti Masalah
Penelitian
Hasil/Temuan Penerbit
1 2015 Tjitradi,
Ellizabeth
Cindy
Evaluasi dan
perancangan
model bisnis
berdasarkan
business model
canvas
Menyatakan analisa
SWOT dan evaluasi
Blue Ocean digunakan
dengan memberikan
hasil potret dari model
bisnis yang dijalankan
saat ini. Hasil evaluasi
ini dijadikan masukan
untuk menciptakan
future BMC. Future
BMC yang dibuat
merupakan bentuk
inovasi baru dari
aktivitas dan model
bisnis yang dijalankan
oleh perusahaan.
Universitas
Kristem
Petra
2 2015 Florencia Business Model
Canvas Pada
Cv Sekawan
Cosmetics
Sidoarjo
mengatakan desain
ulang model bisnis
dapat mengetahui apa
yang harus
dikembangkan dan apa
yang harus yang harus
dihilangkan.
Universitas
Kristen
Petra
3 2015 Suharti Penerapan
Business Model
Canvas Pada
Perumahan
Galaxy
Regency
Malang PT.
Sarana Hijrah
Kamulyan
Penerpan BMC
didapat kesimpulan
bahwa perumahan
Galaxy Regency perlu
berfokus pada satu
jenis bisnis secara
internal yaitu bisnis
infrastruktur.
Perusahaan juga berlu
berfokus
meminimalkan biaya
produksi.
Universitas
Brawijaya
Malang
4 2015 Putri, F.F.P Analisis Inovasi
Model Bisnis
Menggunakan
Pendekatan
Business Model
Canvas
Penggunaan
pendekatan BMC
dapat memberikan
peluang usaha yang
lebih besar untuk
Bebek Garang dan
dengan analisis SWOT
Universitas
Telkom
39
perusahaan dapat
mengetahui ancaman
apa saja yang dihadapi
oleh Bebek Garang.
5 2013 Dewobroto,
Wisnu S
Penggunaan
Business Model
Canvas Sebagai
Dasar Untuk
Menciptakan
Alternatif
Strategi Bisnis
Dan Kelayakan
Usaha
“Penggunaan Business
Model Canvas
Sebagai Dasar Untuk
Menciptakan
Alternatif Strategi
Bisnis Dan Kelayakan
Usaha” berdasarkan
penelitian ini dapat
dilihat bahwa business
model canvas dapat
menjadi tools yang
sederhana guna
menghasilkan
alternatif strategi
perusahaan yang
berujung pada
kelayakan finansial.
Universitas
Trisakti
F. Kerangka Pemikiran
Dengan bertambahnya jumlah unit usaha pada UKM dibidang makanan dan
minuman menyebabkan tingkat persaingan yang ada menjadi lebih ketat. Untuk
menghadapi persaingan ini perusahaan senantiasa dituntut untuk menjalankan
aktivitas bisnis dengan baik serta memperhatikan model bisnis yang dijalankan
nya. Salah satu usaha yang mengalami permasalahan dalam model bisnisnya
adalah Warung Makan Nasi Uduk Mang Acin. Warung Makan Nasi Uduk Mang
Acin adalah usaha warung makan yang sudah berdiri selama bertahun-tahun,
namun upaya pemasarannya masih mengandalkan social media dan dari mulut ke
mulut. Dari data diatas Peneliti tertarik untuk memilih UKM Warung Makan Nasi
Uduk Mang Acin sebagai objek penelitian karena memiliki keunikan dan
40
perbedaan dari pesaing nya. Diawali dengan proses penerapan terhadap objek
penelitian, selanjutnya akan dirancang kan sebuah model bisnis. Model bisnis
yang akan digunakana adalah Business Model Canvas, Model Bisnis Kanvas akan
memetakan UKM Warung Makan Nasi Uduk Mang Acin tersebut kedalam
sembilan blok yang menjadi komponennya, yaitu: Segmen Konsumen, Proposisi
Nilai, Saluran, Hubungan Pelanggan, Arus Pendapatan, Sumber Daya Utama,
Aktifitas Utama, Mitra Utama dan Struktur Biaya. Setelah diketahui
merancangkan model bisnisnya, berikutnya akan dilakukan Analisis SWOT
merupakan singkatan dari Strenghts, Weakness, Opportunities, danThreats.
Strenghts merupakan keunggulan atau kelebihan yang berasal dari internal
perusahaan yang dapat menguatkan posisi perusahaan. Weakness merupakan
kelemahan atau kekurangan yang berasal dari internal perusahaan yang dapat
melemahkan posisi perusahaan. Opportunities merupakan peluangpeluang yang
berasal dari eksternal perusahaan yang dapat dimanfaatkan untuk menguatkan
posisi perusahaan. Threats merupakan ancaman-ancaman yang berasal dari
ekternal perusahaan yang mampu mengancam posisi perusahaan. agar dapat
menciptakan ruang pasar baru yang belum dimiliki oleh pesaing, serta
meningkatkan nilai untuk pelanggan dengan menciptakan manfaat dan layanan
baru, serta agar dapat mengurangi biaya dengan menghilangkan fitur dan layanan
yang kurang memiliki nilai.
41
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran
UKM Warung Nasi
Uduk Mang Acin
Business Model Canvas
Customer
Segments
Value
Propositions Channels Customer
relationship
s
Revenue
streams
Key
resources
Key
Activities
Key
Partnershi
ps
Cost
Structur
e
Implementasi dan Alternatif
Model Bisnis Berdasarkan Business
Model Canvas
III. METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Sugiyono (2008:20) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif adalah metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafah postpositivisme, digunakan untuk
meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen)
dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data
dilakukan secara purposive dan snowball. Teknik pengumpulan dengan
trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekan makna dari pada generalisasi.
Hasil penelitian yang diperoleh dari wawancara mendalam terhadap obyek yang
dilakukan dalam penelitian ini akan dideskripsikan kedalam Business Model
Canvas (BMC). Dimana hasil penelitian terhadap UKM Warung Makan Nasi
Uduk Mang Acin yang diperoleh dengan akurat dan atas fakta yang ada akan
peneliti tuangkan kedalam sembilan blok bangunan yang terdapat dalam BMC.
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang diambil oleh peneliti ditentukan dengan sengaja
(purposive). Dimana penelitian ini berlokasikan di Jl.Pajajaran Gg Boy Jagabaya
2 Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung. Lokasi penelitian ini dipilih atas
43
dasar beberapa pertimbangan, diantaranya: Kota Bandar Lampung merupakan
lokasi dari objek penelitian (UKM Warung Makan Nasi Uduk Mang Acin),
adanya keterbatasan biaya, waktu, dan tenaga yang dimiliki oleh peneliti.
C. Fokus Penelitian
Menurut Sugiyono (2008:20) penentuan fokus dalam penelitian kualitatif lebih
diarahkan pada tingkat kebaruan informasi yang akan diperoleh dari situasi sosial
(lapangan). Kebauran informasi itu bisa berupa upaya untuk memahami secara
lebih luas dan mendalam tentang situasi sosial dalam konteks bisnis yang rumit,
tetapi juga ada keinginan untuk menghasilkan hipotesis atau ilmu baru dari situasi
sosial yang diteliti. Fokus yang sebenarnya dalam pemelitian kualitatif diperoleh
setelah peneliti melakukan penjelajahan umum. Dari penjelajahan umum ini
peneliti akan memperoleh gambaran umum menyeluruh yang masih pada tahap
permukaan tentang situasi sosial. Untuk dapat memahami secara lebih luas dan
mendalam, maka diperlukan pemilihan fokus penelitan. Fokus penelitian ini
terletak pada sembilan blok bangunan Business Model Canvas pada UKM
Warung Makan Nasi Uduk Mang Acin.
D. Instrumen Penelitian
Karena pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada
alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen
penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini
disebut variabel penelitian. Menurut Sugiyono (2008:20) peneliti sebagai human
instrument dalam penelitian kualitatif dan dengan teknik pengumpulan data
44
participant observation (observasi berperan serta) dan in depth interview
(wawancara mendalam), maka peneliti harus berinteraksi dengan sumber data.
Dengan demikian peneliti kualitatif harus mengenal betul dan akrab dengan
orang yang memberikan data.
E. Subyek, Sumber Data dan Jenis Data
1. Subyek Penelitian
Penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi. Penelitian kualitatif
memperoleh subyek penelitian dari informan. Dimana pengertian informan
adalah orang yang diharapkan dapat memberikan informasi tentang situasi dan
kondisi objek penelitian. Sugiyono (2008:20) mengatakan, peneliti kualitatif
tidak akan menetapkan penelitian hanya berdasarkan variabel penelitian, tetapi
keseluruhan situasi sosial yang diteliti yang meliputi aspek tempat (place),
pelaku (actor), dan aktivitas (activity). Situasi sosial ini dalam konteks bisnis
misalnya tempat penjualan, orang-orang yang ada dalam tempat penjualan
tersebut dan aktivitasnya. Situasi sosial tersebut dapat dijadikan sebagai objek
penelitian yang ingin diketahui dan dipahami apa yang terjadi didalamnya.
Penentuan informan dalam penelitian dilakukan secara snowball sampling.
Alasan penggunaan teknik ini adalah dimana pada situasi tertentu, jumlah
subjek penelitian yang terlibat menjadi bertambah karena subjek atau informan
penelitian yang telah ditentukan sebelumnya kurang memberikan informasi
yang mendalam atau pada situasi-situasi tertentu tidak memungkinkan peneiti
untuk mendapatkan akses pada sumber, lokasi atau subjek yang hendak diteliti.
45
Adapun informan pada penelitian ini meliputi kriteria dibawah ini:
a) Pemilik UKM Warung Makan Nasi Uduk Mang Acin.
b) Karyawan UKM Warung Makan Nasi Uduk Mang Acin yang bisa
memberikan informasi lengkap dan mendalam sesuai yang dibutuhkan
peneliti.
c) Konsumen yang melakukan pembelian ulang dan bisa memberikan
informasi yang lengkap dan akurat.
d) Berusia antara 15-40 tahun dan tidak pikun sehingga mampu memberikan
informasi data yang representatif.
e) Tidak cacat atau tuna wicara dan dapat diajak berkomunikasi.
f) Bersedia menjadi informan.
2. Sumber Data
Menurut Arikunto (2006:129) dalam Pambudi (2015) sumber data adalah
subjek dari mana data dapat diperoleh dan untuk memudahkan peneliti dalam
mengidentifikasi sumber data, peneliti telah menggunakan rumus 3P, yaitu:
a) Person (orang), merupakan tempat dimana peneliti bertanya mengenai
variabel yang diteliti.
b) Paper (kertas), adalah tempat peneliti membaca dan mempelajari segala
sesuatu yang berhubungan dengan penelitian, seperti arsip, angka, gambar,
dokumen-dokumen, simbol-simbol, dan lain sebagainya.
c) Place (tempat), yaitu tempat berlangsungnya kegiatan yang berhubungan
dengan penelitian.
Pendapat lain, Moleong (2005) dalam Pambudi (2015) mengatakan sumber
data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan yang
46
didapat dari informan melalui wawancara, selebihnya adalah data tambahan
seperti dokumen dan lain-lain. Untuk mendapatkan data dan informasi maka
informan dalam penelitian ini ditentukan secara purposive atau sengaja dimana
informan telah ditetapkan sebelumnya. Informan merupakan orang-orang yang
terlibat atau mengalami proses pelaksanaan dan perumusan program dilokasi
penelitian. Konsumen, pemilik dan karyawan dari UKM Warung Makan Nasi
Uduk Mang Acin merupakan informan yang dipilih dalam penelitian ini. Dan
teknik snowball sampling adalah teknik yang digunakan dalam pengambilan
sampel sumber data.
3. Jenis Data
Data yang dikumpulkan dari penelitian ini berasal dari dua sumber, yaitu:
a) Data primer, adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan baik
melalui observasi maupun melalui wawancara dengan pihak informan.
Metode pengambilan data primer dilakukan dengan cara mencatat dan
merekam wawancara langsung terhadap pemilik dan karyawan dari UKM
Warung Makan Nasi Uduk Mang Acin di jalan Padjajaran Gang Boy,
Jagabaya 2 Kota Bandar Lampung.
b) Data sekunder, yaitu berupa dokumen-dokumen atau literatur-literatur dari
Badan Pusat Statistik (BPS), internet, surat kabar, jurnal dan lain
sebagainya. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan mengambil atau
menggunakanya sebagian/seluruhnya dari sekumpulan data yang telah
dicatat atau dilaporkan.
47
F. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2008:20) tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan
data, oleh karena itu teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling
utama dalam penelitian. Yang diperlukan disini adalah teknik pengumpulan data
mana yang paling tepat, sehingga betul-betul didapat data yang valid dan reliabel.
Maka, dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan dua teknik pengumpulan
data, yaitu:
1. Wawancara
Sugiyono (2008) wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak
terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun
dengan menggunakan telepon. Dalam penelitian ini wawancara tidak
terstruktur menjadi pilihan peneliti. Menurut Sugiyono (2008), wawancara
tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak
menggunakan pedomen wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan
lengkap untuk mengumpulkan datanya. Dengan begitu proses wawancara akan
menjadi lebih santai dan tidak kaku, sehingga data yang diperoleh pun akan
lebih lengkap dan akurat.
2. Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2007) dalam Pambudi (2015), Dokumen merupakan
catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar,
atau karya-karya monumental seseorang. Hasil penelitian dari observasi atau
wawancara akan lebih kredibel kalau didukung oleh dokumen-dokumen yang
bersangkutan.
48
G. Teknik Keabsahan Data
Menurut Sugiyono (2008:20) uji keabsahan data dalam penelitian, sering hanya
ditekankan pada uji validitas dan reliabilitas. Dalam penelitian kualitatif, temuan
atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang
dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang
diteliti. Tetapi perlu diketahui bahwa kebenaran realitas data menurut penelitian
kualitatif tidak bersifat tunggal, tetapi jamak dan tergantung pada kemampuan
peneliti mengkonstruksi fenomena yang diamati, serta dibentuk dalam diri
seorang sebagai hasil proses mental tiap individu dengan berbagai latar
belakangnya.
Menurut Sugiyono (2008:20) uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif
meliputi uji credibility (validitas internal), transferability (validitas
eksternal),dependebility (releabilitas), dan confirmability (obyektivitas). Uji
keabsahan yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah uji credibility,
yang terdiri dari:
1. Trianggulasi
Menurut Wiliam dalam Sugiyono (2008), trianggulasi dapat diartikan sebagai
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai
waktu. Dengan begitu terdapat trianggulasi sumber, trianggulasi teknik
pengumpulan data, dan waktu.
2. Menggunakan bahan referensi
Bahan referensi adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah
ditemukan oleh peneliti. Referensi yang digunakan oleh peneliti adalah
rekaman wawancara dan hasil foto-foto terhadap objek penelitian.
49
3. Menggunakan member check
Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada
pemberi data. Tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang
diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Apabila data
yang ditemukan disepakati oleh para pemberi data tersebut valid, sehingga
semakin dipercaya, tetapi apabila data yang ditemukan peneliti dengan
berbagai penafsirannya tidak disepakati oleh pemberi data, maka peneliti perlu
melakukan diskusi dengan pemberi data, dan apabila perbedaan tajam, maka
peneliti harus merubah temuannya, dan harus menyesuaikan dengan apa yang
diberikan oleh pemberi data. Jadi tujuan member check adalah agar informasi
yang diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan
apa yang dimaksud sumber data atau informan. Pelaksanaan member check
dapat dilakukan setelah satu periode pengumpulan data selesai, atau setelah
mendapat suatu temuan atau kesimpulan.
H. Teknik Analisis Data
Menurut Sugiyono (2008:20) analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan
pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data
dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis
terhadap jawaban yang diwawancarai. Dari pendapat lain, menurut Miles dan
Huberman (1984) dalam Sugiyono (2008) mengemukakan bahwa aktivitas dalam
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-
menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis
data, yaitu:
50
1. Data Reduction (Reduksi Data)
Menurut Sugiyono (2008:12) data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya
cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi
data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-
hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.
Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang
lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Data yang dirangkum dalam
penelitian ini dilakukan dengan cermat dan teliti supaya data yang dihasilkan
memiliki informasi yang padat dan jelas.
2. Data Display (penyajian data)
Menurut Sugiyono (2008:18) setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya
adalah mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa
dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,
flowchart dan sejenisnya. Selanjutnya Miles and Huberman (1984) dalam
Sugiyono (2008) berpendapat bahwa hal yang paling sering digunakan untuk
menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat
naratif. Penelitian ini menggunakan uraian singkat berupa teks yang bersifat
naratif.
3. Conclusion Drawing atau Verification
Menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2008:21) langkah terakhir
dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan atau verifikasi.
Peneliti akan menggali makna yang terkandung dalam data yang diperoleh
kemudian membentuk pola, hubungan, persamaan dan sebagainya kemudian
51
diwujudkan dalam suatu kesimpulan yang bersifat tentative. Kesimpulan dalam
penelitian kualitatif yang diharapkan adalah merupakan temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran
suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga
setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kasual atau interaktif,
hipotesis atau teori.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai implementasi dan
alternatif model business berdasarkan business model canvas (UKM Warung
Makan Nasi Uduk Mang Acin) dan setelah dilakukan pengumpulan data
mengenai UKM Warung Makan Nasi Uduk Mang Acin melalui wawancara
kepada 13 orang informan dan menganalisisnya didapat strategi usaha dengan
menambahkan beberapa hal terhadap Sembilan blok bangunan Business Model
Canvas dan analisis SWOT maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
Hasil dari analisis berdasarkan Business Model Canvas fokus utama perusahaan
yang perlu ditingkatkan terletak pada blok proporsi nilai, blok hubungan
pelanggan dan blok saluran.
Alternatif strategi bisnis yang tepat untuk dijalankan oleh Warung Nasi Uduk
Mang Acin agar mampu mengembangkan usahanya berdasarykan analisis SWOT
yaitu startegi WO. Strategi WO merupakan alternative strategi yang paling tepat
untuk mengembangkan usaha nasi uduk dan strategi WO mampu memanfaatkan
peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. Dan
dituangkan kedalam gambar diagram matrik SWOT diperoleh strategi yang tepat
untuk perusahaan adalah strategi WO (weakness opportunities) dan sama halnya
88
jika dilihat dari gambar diagram analisis SWOT strategi yang tepat untuk UKM
Warung Makan Nasi Uduk Mang Acin adalah strategi turn-around.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan oleh peneliti pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. UKM Warung Makan Nasi Uduk Mang Acin perlu memperhatikan setiap
aktivitas atau kegiatan dalam usahanya dan menerapkan alternatif usaha
dengan menggunakan pendekatan Business Model Canvas. UKM Warung
Makan Nasi Uduk Mang Acin perlu memberikan nilai lebih atas produk yang
ditawarkan untuk memberikan kepuasan pada setiap konsumen yang datang.
UKM Warung Makan Nasi Uduk Mang Acin harus lebih meningkatkan
kualitas pelayanan untuk menjamin kenyaman pelanggannya yang berimbas
pada loyalnya konsumen kepada perusahaan.
2. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan tidak hanya fokus pada pemberian
alternaltif. Namun dapat menambahkannya lagi, seperti mengukur kelayakan
suatu usaha agar dapat mengetahui apakah usaha tersebut sudah layak atau
tidak untuk dijalankan. Selain itu juga diperlukan penerapan Business Model
Canvas pada jenis usaha lain, sehingga dapat diketahui apakah penelitian
diperusahaan lain juga dapat menggunakan Business Model Canvas ini atau
tidak.
105
DAFTAR PUSTAKA
BPS (2011-2014). Perkembangan UMKM Di Provinsi Lampung. Diakses dari
Buku Saku T,A. 2015. Diakses Pukul 16.28 WIB, Tanggal 11 November
2015
BPS (2012-2014). Jumlah UMKM Kota Bandar Lampung. Diakses dari Data
Bidang UMKM Diskoperindag Kota Bandar Lampung Tahun 2014. Diakses
Pukul 16.34 WIB, Tanggal 11 November 2015
BPS (2012-2014). Perkembangan data Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM)
dan usaha besar (UB) 2012 dan 2014
Curtis, Dan B; Floyd, James J.; Winsor, Jerryl L. Komunikasi Bisnis dan
Profesional. Remaja Rosdakarya, Bandung. 1996. Hal 414. Diakses dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Evaluasi. Diakses 12.01 WIB, 08 Oktober
2015
David, Fred R. (2012). Strategic Manajement, Konsep Manajemen Strategis edisi
12. Jakarta: Salemba Empat
Dewobroto, Wisnu S (2013). Penggunaan Business Model Canvas Sebagai Dasar
Untuk Menciptakan Alternatif Strategi Bisnis Dan Kelayakan Usaha.
Tanggerang: Jurnal Universitas Trisakti
Dunia, Fidaus Ahmad dan Abdullah, Wasilah (2012). Akuntansi Biaya edisi 3.
Jakarta: Salemba Emapat
Fandy dan Gregorius (2012), Tahapan Segmentasi Pasar. Diakses dari
http://globeoftheatre.blogspot.co.id /2013/11/pengertian-segmentasi-pasar-
dan.html. Diakses Pukul 22.09 WIB, Tanggal 10 0ktober 2015
Florencia (2015). Business Model Canvas Pada CV Sekawan Cosneticts Sidoanjo.
Surabaya: Jurnal Universitas Kristem Petra
Garcia-Torres M. abraham, “Consumer Behaviour Theory : utility Maximization
and The seek Of Novelty”, http:// garcia.unu-merit.nl 2004. Diakses dari
http://orgenestonga.blogspot.co.id/2011/06/teori-nilai-guna-utility.html.
Diakses Pukul 22.38 WIB, Tanggal 11 Oktober 2015
Gilarso, T. (2003). Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro. Kanisius. Yogyakarta.
Diakses dari http://sitiimunawaroh.blogspot.co.id/2015/04/teori-tingkah-
106
laku-konsumen-teori-nilai.html Diakses Pukul 23.00 WIB, Tanggal 11
Oktober2015
Helzer, Jay dan Render, Barry (2012). Manajemen Operasi edisi 9. Jakarta:
Salemba Empat
https://infoukm.wordpress.com/. Diakses Pukul 12.21 WIB, Tanggal 10 Oktober
2015
Kementrian Koperasi dan UKM Republik Indonesia (2009-2013). Diakses dari
http://www.depkop.go.id/index.php?option=com_phocadownload&view=se
ctions&Itemid=93. Diakses Pukul 14.02 WIB, Tanggal 5 November 2015
Kertajaya (2008). Pengertian Segmentasi Pasar. Diakses dari
http://globeoftheatre.blogspot.co.id /2013/11/pengertian-segmentasi-pasar-
dan.html. Diakses Pukul 22.09 WIB, Tanggal 10 0ktober 2015
Kotler (1996). Pengelompokan Segmentasi Pasar. Diakses dari
http://aristomy.blogspot. co.id/2013/12/pengertian-segmentasi-pasar-
dan.html. Diakses Pukul 22.12 WIB, Tanggal 10 Oktober 2015
Kotler (1999). Jenis-jenis Pasar Pelanggan. Diakses dari http://aristomy.blogspot.
co.id/2013/12/pengertian-segmentasi-pasar-dan.html. Diakses Pukul 22.12
WIB, Tanggal 10 Oktober 2015
Kotler dan Armstrong terjemahan Sihombing (2001). Prinsip-Prinsip Pemasaran.
Jakarta: ERLANGGA
Kotler, Bowen dan Makens (2002). Pengertian Segmentasi Pasar. Diakses dari
http://globeoftheatre.blogspot.co.id /2013/11/pengertian-segmentasi-pasar-
dan.html. Diakses Pukul 22.09 WIB, Tanggal 10 0ktober 2015
Kotler, Philip dan Kevin, Lane Keller (2007). Manajemen Pemasaran. Edisi
Kedua Belas, Jilid 1, Dialihbahasakan oleh Benjamin Molan. Jakarta: PT
Indeks
Kotler (2010). Pengertian Segmentasi Pasar. Diakses dari
http://globeoftheatre.blogspot.co.id /2013/11/pengertian-segmentasi-pasar-
dan.html. Diakses Pukul 22.09 WIB, Tanggal 10 0ktober 2015
Ladjamudin (2005). Analisis & Desain Sistem Informasi.
Madura, Jeff terjemahan Ali Akbar (2007). Introduction To Business Edisi 4.
Jakarta: Salamba Empat
Osterwalder, Alexander dan Pigneur, Yves terjemahan (2012). Business Model
Generation. Jakarta: Elex Media Komputindo
Pambudi, Riko (2015). Business Model Canvas: Uji Kelayakan pada Bisnis Ritel
(Studi Pada Toko Basic Computer). Lampung: Skripsi Universitas Lampung
107
Partomo (2004), Pengertian Usaha Kecil Menengah. Diakses dari https://id.
wikipedia.org/ wiki /Usaha_Kecil_dan_Menengah. Diakses Pukul 12.17
WIB, Tanggal 10 Oktober 2015
Pengertian Brosur. Diakses dari http://www.pengertianku.net/2014/10/definisi-atau-pengertian-brosur-dan-fungsinya-lengkap.html. Diakses Pukul 13.37 WIB, Tanggal 19 Desember 2015
Pengertian Business Model Canvas. Diaksis dari https://bukuiwanagustian.wordpress.
com/2013/03/07/apa-sih-business-model-canvas-2/. Diakses Pukul 14.20
WIB, Tanggal 10 Oktober 2015
Pengertian UMKM. Diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Usaha_Kecil_dan
Menengah. Diakses Pukul 12.17 WIB, Tanggal 10 Oktober 2015
Prawirokusumo (2011), Kontribusi UKM terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di
Indonesia. Diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Usaha Kecil dan
Menengah. Diakses Pukul 12.17 WIB, Tanggal 10 Oktober 2015
Presidenri (2014), Faktor Penggerak Perekonomian Nasional. Diakses Pukul
14.07 WIB, Tanggal 12 Oktober 2015
Pride dan Ferrel (1995), Pengertian Segmentasi Pasar. Diakses dari
http://globeoftheatre.blogspot.co.id /2013/11/pengertian-segmentasi-pasar-
dan.html. Diakses Pukul 22.09 WIB, Tanggal 10 0ktober 2015
Putri, F.F.T. (2015). Analisis Inovasi Model Bisnis Menggunakan Pendekatan
Busines Model Canvas.Bandung: Jurnal Universitas Telkom
Rangkuti, Freddy (2006). Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Salvatore, Dominick terjemahan Ichsan Setyo (2005). Managerial Economics
edisi 5. Jakarta: Salemba Empat
Sugiyono (2008). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta
Suharti (2015). Penerapan Business Model Canvas Pada Perumahan Galaxy
Regency Malang PT. Sarana Hijrah Kamulyan. Malang: Jurnal Universitas
Brawijaya Malang
Swastha & Handoko (1997). Diakses dari http://globeoftheatre.blogspot.co.id
/2013/11/pengertian-segmentasi-pasar-dan.html. Diakses Pukul 22.09 WIB,
Tanggal 10 0ktober 2015
Tambunan (2005), Peranan UKM pada Sebuah Negara. Diakses dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Usaha_Kecil_dan_Menengah. Diakses Pukul
12.17 WIB, Tanggal 10 Oktober 2015
108
Tim PPN Manajemen (2012). Diakses Pukul 12.23 WIB, Tanggal 10 Oktober
2015
Tjitradi (2015). Evaluasi dan Perancangan Model Bisnis Berdasarkan Business
Model Canvas. Surabaya: Jurnal Universitas Kristen Petra
Wikipedia Bahasa Indonesia (2015), pengertian media sosia. Diakses dari
https://id.wikipedia.org/wiki/ Media_sosial. Diakses Pukul 13.21 WIB,
Tanggal 19 Desember 2015