ii. tinjauan pustaka -...
TRANSCRIPT
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Apotek
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 922/Menkes/Per/X/1993 dalam UU
Kesehatan Tentang Ketentuan dan Tata cara Pemberian izin Apotek, menjelaskan bahwa
pengertian tentang Apotek yaitu suatu tempat tertentu, tempat dilakukannya pekerjaan
kefarmasian dan penyaluran perbekalan farmasi kepada masyarakat. Sedangkan fungsi
Apotek adalah :
1. Tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucapkan sumpah jabatan.
2. Sarana farmasi yang melakukan peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran dan
penyerahan obat atau bahan obat.
3. Sarana penyalur perbekalan farmasi yang harus menyebarkan obat yang diperlukan
masyarakat secara meluas dan merata.
Uraian pekerjaan apotek dalam kesehariannya yang harus dilakukan adalah :
1. Pembuatan, pengelolaan, peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran, penyimpanan,
dan penyerahan obat atau bahan obat.
2. Pengadaan, penyimpanan, penyaluran, dan penyerahan perbekalan farmasi lainnya.
3. Pelayanan informasi mengenai perbekalan farmasi.
Pelayanan informasi yang dimaksud yaitu :
a. Pelayanan informasi tentang obat dan perbekalan farmasi lainnya yang
diberikan baik kepada dokter dan tenaga kesehatan lainnya maupun
kepada masyarakat.
b. Pelayanan informasi mengenai khasiat, keamanan, bahaya, dan mutu
obat serta perbekalan farmasi lainnya.
Jenis pelayanan yang terdapat di Apotek yaitu :
1. Apotek wajib melayani resep dokter, dokter gigi, dan dokter hewan.
2. Pelayanan resep tersebut sepenuhnya atas tanggung jawab apoteker yaitu orang
yang mengelola Apotek. Dalam melakukan pelayanan resep tersebut setiap Apotek
berkewajiban yaitu :
a. Melayani resep sesuai dengan tanggung jawab.
b. Apoteker tidak diizinkan mengganti obat generik yang ditulis dalam resep dengan
obat paten.
c. Jika pasien tidak mampu menebus obat yang tertulis di dalam resep. Apoteker
wajib berkonsultasi dengan dokter untuk pemilihan obat yang lebih tepat.
2.2. Obat
Obat adalah semua zat baik kimiawi, hewani, maupun nabati yang dalam dosis layak
dapat menyembuhkan, meringankan atau mencegah penyakit atau gejala-gejalanya.Obat yang
pertama digunakan adalah obat yang berasal dari tanaman yang dikenal dengan sebutan obat
tradisional (jamu) . Obat-obatan nabati digunakan sebagai rebusan atau ekstrak dengan
aktifitas yang sering kali berbeda-beda dari asal tanaman dan cara pembuatannya (UU
Kesehatan RI, 2000).
Peredaran obat saat ini jumlahnya lebih dari 5.000 jenis. Oleh karena itu perlu
mengenal penggolongan obat yang beredar untuk meningkatan keamanan dan ketepatan
penggunaan obat serta pengamanan distribusi. (Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
949/Menkes/Per/VI/2000 dalam UU kesehatan,2008). Penggolongan obat menurut Menkes
yaitu :
1. Obat Bebas
Pengertian obat bebas yaitu obat yang dapat dijual bebas kepada umum tanpa resep
dokter. Penandaan obat bebas diatur berdasarkan SK Menkes RI Nomor
2380/A/SK/VI/1983 tentang tanda khusus untuk obat bebas dan obat bebas terbatas. Tanda
khusus untuk obat bebas yaitu lingkaran bulat berwarna hijau dengan garis tepi warna
hitam pada box atau kotak obat.Yang termasuk obat bebas misalnya adalah minyak kayu
putih, obat batuk hitam, obat batuk putih, dan vitamin.
2. Obat bebas terbatas atau obat yang masuk dalam daftar ”w” .
Menurut bahasa belanda ”w” singkatan dari Waarschuwing artinya yaitu peringatan.
Jadi maksudnya obat yang pada penjualannya disertai dengan tanda peringatan. Dalam
pengertiannya adalah obat keras yang dapat diserahkan kepada pemakainya tanpa resep
dokter (UU Kesehatan RI, 2000). Namun dalam penyerahannya harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a.Obat tersebut hanya boleh dijual dalam bungkusan asli dari pabriknya atau pembuatnya.
b.Tanda khusus untuk obat bebas terbatas berupa lingkaran berwarna biru dengan garis
tepi berwarna hitam. Tanda khusus ini harus ditulis ditempat yang terlihat sehingga
mudah dikenali.
c.Pada penyerahannya oleh pembuat atau penjual harus mencantumkan tanda peringatan
yang tercetak. Tanda peringatan tersebut berwarna hitam, berukuran panjang 5 cm,
lebar 2 cm, dan memuat pemberitahuan berwarna putih. Tabel 2 menyajikan daftar obat
bebas terbatas.
Tabel 2. Obat bebas terbatas
No Keterangan ContohP No 1 Awas ! Obat keras
Bacalah aturan pemakaian• Anti histamin
Anti histamin dipergunakan untuk obat tetes hidung/semprot hidung.
• Vitamin EVitamin E atau garamnya tidak lebih dari 120 mg setiap takaran yang ditetapkan, diperhitungkan sebagai basanya.
• ParacetamolTabletnya tidak lebih dari 600 mg, dan juga pada tiap larutan atau sirup tidak lebih dari 40 mg. Pada etiket atau pembungkus dan brosur harus ditulis ” penderita sakit hati dan ginjal dilarang menggunakan obat ini ” .
P No 2 Awas ! Obat kerasHanya untuk kumur jangan ditelan
• Kain Chloras dalam larutan.Zincum yaitu obat kumur yang mengandung persenyawaan Zincum
P No 3 Awas ! Obat kerasHanya untuk bagian luar dari badan
• Air burowiMercurochromum dalam larutan
P No 4 Awas ! Obat kerasHanya untuk dibakar
Rokok dan serbuk untuk penyakit bengek dengan dibakar yang mengandung Scopolaininum
P No 5 Awas ! Obat kerasTidak boleh ditelan
Amonia 10% ke bawah.
P No 6 Awas ! Obat kerasObat wasir, jangan ditelan
Suppositoria untuk wasir
Sumber :Depkes (2002).
3. Obat Wajib Apotek
Obat Wajib Apotek adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh apoteker di
Apotek tanpa resep dokter (Tabel 3). Penyerahan obat wajib Apotek ini harus memenuhi
kewajiban-kewajiban sebagai berikut :
a.Memenuhi ketentuan dan batasan tiap jenis obat perpasien yang disebutkan dalam obat
wajib Apotek yang bersangkutan.
b.Membuat catatan pasien serta obat yang diserahkan.
c.Memberikan informasi meliputi dosis, aturan pakai, kontra indikasi, efek samping, dan
lain-lain yang perlu diperhatikan oleh pasien.
Tabel 3. Obat wajib apotek
No Keterangan Contoh1. Obat Wajib Apotek No 1 Obat Kontrasepsi yaitu Linestrenol, Obat
saluran Pencernaan yaitu Antasid atau Spasmodik, obat mulut dan tenggorokan Hexetidine.
2. Obat Wajib Apotek No 2 Bacitracin, Clindamicin, Flumetason, dan lain-lain.
3. Obat Wajib Apotek No 3 Ranitidine, asam fusidat, Alupurinol, dan lain-lain.
Sumber : Depkes (2002).
4. Obat keras atau obat daftar “G”
Menurut bahasa belanda ”G” singkatan dari Gevaarlijk artinya berbahaya.
Maksudnya obat dalam golongan ini berbahaya jika pemakaiannya tidak berdasarkan
resep dokter. Pengertian obat keras adalah obat-obatan yang ditetapkan sebagai berikut :
a. Semua obat yang pada bungkus luarnya oleh si pembuatnya disebutkan
bahwa obat itu hanya boleh diserahkan dengan resep dokter.
b. Semua Obat yang dibungkus sedemikian rupa yang hanya digunakan
secara parental baik dengan cara suntikan maupun dengan pemakaiaan
cara lain seperti dengan jalan merobek rangkaian asli dan jaringan pada
tubuh.
c. Semua obat baru terkecuali apabila oleh Departemen Kesehatan telah
dinyatakan tertulis bahwa obat baru tersebut tidak membahayakan
kesehatan manusia.
d. Semua obat yang tercantum dalam daftar obat keras. Obat itu sendiri
dalam substansi dan semua sediaan yang mengandung obat itu terkecuali
apabila di belakang nama obat disebutkan ketentuan lain, atau ada
pengecualian daftar obat bebas terbatas.
e. Tanda khusus obat keras daftar ”G” adalah lingkaran bulat berwarna
merah dengan garis tepi berwarna hitam dengan huruf ”K” yang
menyentuh garis tepi. Tanda khusus tersebut harus diletakan ditempat
yang terlihat dan mudah dikenali.Contoh obat keras yaitu antibiotika,
anthistaminika, acetanilidum, andrenalium.
5. Psikotropika
Pengertian psikotropika menurut UU Nomor 5 Tahun 1997 dalam UU kesehatan
adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika yang berhasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktifitas mental dan prilaku. Ruang lingkup pengaturan
psikotropika dalam undang-undang ini adalah Psikotropika yang mempunyai potensi
mengakibatkan ketergantungan, menurut UU dibagi menjadi :
a. M.D.M.A yaitu sejenis zat atau obat yang mempunyai evek stimulasi yang amat
tinggi. Zat ini sering disalahgunakan, contohnya adalah ekstasi . obat-obatan ini
sering ditemukan di diskotik.
b. Psilosibina yaitu mempunyai efek halusinasi yang tinggi. Zat ini terdapat pada jamur
biasanya di salah gunakan di tempat pesisir atau di tepi pantai.
c. Amphetamin yaitu mempunyai efek stimulasi. Biasanya disalah gunakan oleh para
olahragawan yang dalam pemberiannya dapat menjadi obat doping atau perangsang.
d. Flunitrazepam yaitu mempunyai efek memberikan rasa tenang bagi pemakai.
e. Fenobarbital yaitu memberikan efek yang dapat menidurkan.
Tanda khusus untuk Obat psikotropika adalah lingkaran bulat berwarna merah
dengan huruf ”K” berwarna hitam yang menyentuh garis tepi yang berwarna hitam.
6. Obat narkotika
Pengertian narkotika menurut UU Nomor 22 Tahun 1977 dalam UU kesehatan
adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun
semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya
rasa, mengurangi rasa sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan
ketergantungan. Contoh obat narkotika adalah tanaman kokain, tanaman ganja, opium,
morfin, heroin atau lebih dikenal dengan nama putaw. Tanda khusus pada obat narkotika
adalah lingkaran bulat berwarna putih dengan ”palang medali merah” di tengahnya.
2.3. Definisi Strategi
Strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu ‘strategos’ atau ‘strategus’ (stratos = tentara atau
militer, dan ag = memimpin) yang berarti seni berperang. Definisi strategi adalah ilmu
perencanaan dan pengarahan sumber daya untuk operasi secara besar-besaran, melansir kekuatan
pada posisi siap yang paling menguntungkan sebelum melakukan penyerangan terhadap lawan.
Secara umum dapat didefinisikan bahwa strategi adalah rencana tentang serangkaian manuver,
yang mencakup seluruh elemen yang kasat mata maupun tak kasat mata, untuk menjamin
keberhasilan mencapai tujuan (Hutabarat dan Huseini, 2006).
Strategi didefinisikan sebagai sebuah tindakan yang bersifat senantiasa meningkat
(incremental) dan terus menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang
diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian, strategi hampir selalu dimulai
dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi
pasar yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core competencies).
Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan (Hamel dan Prahalad,
1997).
Strategi adalah ilmu dan seni menggunakan kemampuan bersama sumber daya dan
lingkungan secara efektif yang terbaik. Terdapat empat unsur penting dalam pengertian strategi
yaitu: kemampuan, sumber daya, lingkungan, dan tujuan. Empat unsur tersebut, sedemikian rupa
disatukan secara rasional sehingga muncul beberapa alternatif pilihan yang kemudian dievaluasi
dan diambil yang terbaik. kemudian hasilnya dirumuskan sebagai pedoman taktik yang
selanjutnya turun pada tindakan operasional. Rumusan strategi tidak sekedar memberikan
informasi apa yang akan dilakukan, mengapa dilakukan demikian, siapa yang bertanggung jawab
dan mengoperasionalkan, berapa besar biaya dan lama waktu pelaksanaan, hasil apa yang akan
diperoleh. Strategi harus konsisten dengan lingkungan, mempunyai alternatif strategi, fokus
keunggulan dan menyeluruh, mempertimbangkan kehadiran risiko, serta dilengkapi tanggung
jawab sosial. Singkatnya strategi yang ditetapkan tidak boleh mengabaikan tujuan, kemampuan,
sumber daya, dan lingkungan. Pengabaian terhadap kualitas maupun kuantitas salah satunya
memastikan dan membuka keberadaan titik serang kompetitor (Hubeis dan Najib, 2008).
Strategi memiliki konsekuensi yang multifungsi dan multidimensi, serta perlu
mempertimbangkan faktor-faktor eksternal dan internal yang dihadapi perusahaan. (David, 2006).
Strategi merupakan sarana untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi bisnis dapat mencakup
ekspansi geografis, diversifikasi, akuisisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, pengurangan
bisnis, divestasi, likuidasi dan usaha patungan. Strategi adalah tindakan potensial yang
membutuhkan keputusan manajemen tingkat atas dan sumber daya perusahaan dalam jumlah yang
besar.
2.4. Manajemen Strategi
2.4.1. Definisi Manajemen Strategi
Tujuan manajemen strategi adalah untuk mengeksploitasi dan menciptakan peluang baru
yang berbeda untuk masa mendatang. Rencana strategi dihasilkan dari pilihan manajerial yang
sulit dari berbagai alternatif yang baik dan tanda komitmen untuk pasar yang spesifik, kebijakan,
prosedur dan operasi menggantikan pilihan tindakan yang kurang disukai. Proses manajemen
strategi bersifat dinamis dan berkelanjutan, suatu perubahan dalam salah satu komponen utama
dalam model dapat memaksa perubahan dalam salah satu atau semua komponen-komponen yang
lain. Oleh karena itu, aktivitas merumuskan, mengimplementasikan dan mengevaluasi strategi
harus dilaksanakan secara terus-menerus, sehingga proses manajemen strategi tidak pernah
berakhir (Hubeis dan Najib, 2008).
Manajemen strategi adalah suatu cara untuk mengendalikan organisasi secara efektif dan
efisien, sampai kepada implementasi garis terdepan, sedemikian rupa sehingga tujuan dan
sasarannya tercapai (Salusu, 1996). Sedangkan Wheelen and Hunger (2001) menyatakan bahwa
manajemen strategi merupakan serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan
keragaan perusahaan dalam jangka panjang. Proses manajemen strategi adalah menentukan cara
dan jalan yang mana yang dapat diambil para perencana strategi dalam menentukan sasaran-
sasaran, kebijakan dan kegiatan pengambilan keputusan perusahaan.
Secara lebih spesifik, David (2006) mendefinisikan manajemen strategi sebagai seni dan
ilmu untuk memformulasikan, mengimplementasikan dan mengevaluasi keputusan-keputusan
lintas fungsional yang memungkinkan suatu organisasi mencapai tujuannya. Manajemen strategi
memadukan manajemen, pemasaran, keuangan, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan
serta sistem informasi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasi.
Manajemen strategi dalam prosesnya (strategic management process) terdiri dari objektif,
rasional, dan sistematik yang melibatkan fase perumusan dan implementasi rencana, strategi dan
keputusan yang diperlukan untuk meraih tujuan efektif dan efisien dari suatu organisasi (Hubeis
dan Najib, 2008).
Menurut David (2006), Tahap pertama adalah perumusan strategi. Proses perumusan
strategi terdiri atas enam langkah, yaitu melakukan analisis lingkungan internal, analisis
lingkungan eksternal, mengembangkan visi dan misi, menyusun sasaran dan tujuan perusahaan,
menentukan pilihan-pilihan strategi dan memilih strategi yang tepat, menentukan pengendalian
dalam pelaksanaannya. Untuk lebih jelasnya model komprehensif proses manajemen strategi
digambarkan pada Gambar 1.
Tahap ke dua adalah implementasi strategi. Tahap ini merupakan tahapan yang kritis
karena banyak organisasi yang mampu merumuskan strategi yang baik namun tidak dapat
mengimplementasikannya dengan baik. Dalam implementasi strategi ada beberapa hal penting
yang harus dilakukan perusahaan, yaitu penetapan tujuan tahunan, perumusan kebijakan,
memotivasi pekerja, alokasi sumber daya sehingga strategi yang telah diformulasikan dapat
dijalankan.
Evaluasi strategi adalah tahap akhir dalam manajemen strategi. Tiga aktivitas dasar
evaluasi strategi adalah (1) meninjau ulang faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar
strategi saat ini, (2) mengukur kinerja dan (3) mengambil tindakan korektif.
Formulasi
Strategi
Implementasi
Strategi
Evaluasi
Strategi
Gambar 1. Model komprehensif proses manajemen strategi ( David, 2006).
Penerapan manajemen strategi di dalam perusahaan mempunyai manfaat langsung
maupun tidak langsung terhadap setiap aspek perusahaan, terutama ke dalam kinerja aspek
keuangan dan bisnis. Secara umum manfaat yang diperoleh perusahaan dalam menerapkan
manajemen strategi adalah sebagai berikut (Hutabarat dan Huseini, 2006) :
1. Meningkatkan kinerja perusahaan, baik dalam hal profitabilitas maupun
keberhasilan lainnya.
2. Memperbaiki proses manajemen dan partisipasi di dalam organisasi seperti
berikut :
a. Mendorong bawahan untuk terlibat dalam perencanaan dan membantu
memonitor, serta membuat peramalan dalam perencanaan.
b. Proses manajemen lebih baik, karena melibatkan interaksi kelompok yang
variatif dan didasarkan kepada spesialisasi dari anggota kelompok dalam
membuat pilihan.
c. Mereduksi kesenjangan/celah (gap) dan tumpang tindih (overlap) dari aktivitas
individu dan kelompok dengan mengklarifikasi formasi strategi.
d. Merepresentasikan kerangka untuk memperbaiki koordinasi dan pengendalian
aktivitas.
e. Mengintegrasikan sikap individu terhadap usaha keseluruhan perusahaan.
f. Alokasi waktu dan sumber daya yang lebih efisien untuk mengidentifikasi
peluang.
3. Memperbaiki pengambilan keputusan, seperti:
a. Keputusan utama untuk dukungan terbaik dalam mencapai tujuan.
b. Minimalisasi dampak dari kondisi dan perubahan yang merugikan.
c. Lebih peduli dengan parameter yang membatasi pilihan yang ada sehingga
membuatnya lebih memungkinkan menerima keputusan yang ada.
4. Memperbaiki sikap, disiplin dan motivasi individu di dalam organisasi, seperti
berikut :
a. Meningkatkan disiplin dalam mengelola bisnis.
b. Mendorong sikap untuk berubah sesuai visi dan misi perusahaan.
c. Mengerjakan basis untuk tanggung jawab individu.
d. Meningkatkan motivasi dan produktivitas karyawan dengan melibatkannya
dalam proses.
e. Pendekatan kooperatif, terintegrasi dan bersemangat untuk menangani masalah
dan peluang.
5. Memperbaiki antisipasi dan kepedulian terhadap masa depan dan peluang yang
terjadi :
a. Mendorong berpikir ke depan.
b. Dapat mengidentifikasi, prioritas dan eksploitasi peluang.
Pendekatan manajemen strategi akan memberikan arah atau panduan yang lebih jelas
mengenai masa depan perusahaan. Hal ini akan mempermudah perusahan dalam mewujudkan
cita-citanya karena dengan arah yang jelas perusahaan dapat menyusun langkah-langkah yang
jelas pula. Kejelasan mengenai masa depan ini akan mendorong karyawan untuk lebih produktif
sehingga secara keseluruhan kinerja perusahaan akan menjadi lebih baik. Manajemen strategi
melibatkan semua unsur dalam organisasi baik dalam proses perumusan maupun
implementasinya. Situasi ini memungkinkan terjadinya komunikasi antar unsur perusahaan yang
merupakan kunci sukses perusahaan. Secara finansial, manajemen strategi akan mendorong
peningkatan dalam produksi, penjualan, dan laba karena perusahaan didorong memiliki kinerja
yang tinggi (Hubeis dan Najib, 2008).
14.2. Perumusan Strategi
Teknik perumusan strategi yang penting dapat diintegrasikan ke dalam kerangka kerja
pengambil keputusan melalui tiga tahap. David (2006). Kerangka kerja ditunjukkan pada
Gambar 2.
Gambar 3. Kerangka Kerja Analisis Untuk Perumusan Strategi
Gambar 2. Kerangka kerja manajemen strategi. (David, 2006).
Tahapan proses tersebut dijelaskan sebagai berikut :
1. Tahap Input (Input Stage)
Pada tahap ini proses yang dilakukan adalah meringkas informasi dasar yang dibutuhkan
dalam merumuskan strategi. Pada tahap ini menggunakan alat analisis EFE dan IFE.
2. Tahap Pencocokan (Matching Stage)
Tahap pencocokan menggunakan alat analisis matriks SWOT (Strengths, Weaknesses,
Opportunities, Threats). Alat ini bersandar pada informasi yang diturunkan dari tahap input
untuk mencocokkan peluang dan ancaman eksternal dengan kekuatan dan kelemahan internal.
3. Tahap Keputusan (Decision Stage)
Tahap keputusan menggunakan alat analisis Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM).
Alat analisis ini secara obyektif mengindikasikan alternatif strategi mana yang terbaik.
Pada tahap perumusan strategi, perusahaan dapat menggunakan proses manajemen strategi
yang terdiri atas enam langkah. (Hubeis dan Najib, 2008), yaitu :
1. Melakukan analisis lingkungan internal
Setiap perusahaan bersifat unik dalam arti memiliki karasteristiknya sendiri yang khas
dan berbeda dengan perusahaan lain. Perusahaan membangun strategi yang berhasil dan
membuat perusahaan memperbesar kekuatan untuk mengatasi kelemahannya. Kekuatan
merupakan kondisi internal positif yang memberikan keuntungan relatir dari pesaing
kepada perusahaan. Sedangkan kelemahan adalah faktor-faktor internal negatif yang dapat
menghambat atau menghalangi perusahaan untuk mencapai misi, sasaran, dan tujuan
perusahaan.
2. Melakukan analisis lingkungan eksternal
Setelah mengetahui faktor internal yaitu kekuatan dan kelemahan apa saja yang
dihadapi perusahaan tersebut. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi peluang dan
ancaman yang membawa dampak nyata bagi perusahaan, lingkungan kerja, dan yang tidak
berhubungan langsung (lingkungan sosial). Peluang adalah kondisi sekarang atau masa
depan lingkungan yang menguntungkan organisasi pada saat ini yang terdiri atas perubahan
hukum yang mengurangi persaingan, peningkatan jumlah langganan, dan pengenalan
teknologi baru sehingga memudahkan perusahaan untuk melakukan eksploitasi, dan
mengembangkan hubungan dengan pemasok. Peluang ditentukan tidak hanya berdasarkan
kondisi sekarang saja tetapi juga untuk jangka panjang.
Sedangkan ancaman adalah kekuatan eksternal negatif yang menghalangi
kemampuan perusahaan untuk mencapai visi, misi, sasaran, dan tujuan perusahaan.
Ancaman tersebut yaitu seperti masuknya kekuatan pesaing pada pasar industri.
3. Mengembangkan visi dan misi
Pengertian visi adalah harapan atau mimpi yang ingin diwujudkan perusahaan di masa
depan. Tanpa visi perusahaan tidak memiliki pegangan atau panduan mengenai jalan masa
depan organisasi yang ingin diciptakan. Hal ini akan berdampak pada munculnya kerja
organisasi yang tidak berfokus pada tujuan oleh karena itu perusahaan perlu merumuskan
visi yang mudah dipahami dan memberikan spirit berdimensi jangka panjang.
4. Menyusun sasaran dan tujuan perusahaan
Sebelum menyusun strategi yang komprehensif, pemilik perusahaan terlebih dahalu
harus menetapkan sasaran dan tujuan perusahaan serta memberikan target yang akan
dicapai dan menyediakan dasar untuk evaluasi kinerja perusahaan. Sasaran adalah atribut
jangka panjang. Tujuan perusahaan adalah target kinerja (apa dan kapan diselesaikan serta
hal yang diukur) yang dapat menghasilkan tingkat keuntungan.
5. Merumuskan pilihan strategi dan memilih strategi yang tepat
Strategi adalah cara penyusunan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh pengelolaan
perusahaan untuk mencapai misi, sasaran, dan tujuan perusahaan. Sampai pada proses
perumusan strategi ini pengelola perusahaan harus memiliki gambaran yang jelas tentang
tindakan terbaik (implementasi berupa strategi dan kebijakan) yang harus dilakukan dan
keunggulan bersaing yang diharapkan. Pengelola perusahaan juga harus memahami
kelemahan dan keterbatasan perusahaan dan pesaingnya. Langkah selanjutnya adalah
menilai pilihan strategis dan selanjutnya mempersiapkan progam yang dirancang untuk
mencapai misi, sasaran, dan tujuan perusahaan yang didukung oleh anggaran dan prosedur.
6. Menentukan pengendalian
Suatu perencanaan yang baik membutuhkan proses pengendalian dalam
pelaksanaannya. Pengendalian meliputi proses evaluasi dan pemberian umpan balik
terhadap proses manajerial yang tengah berlangsung sehingga rencana dapat terealisasikan
dengan baik. Perubahan yang terjadi pada lingkungan saat perusahaan
mengimplementasikan strategi dapat berbeda dengan asumsi yang telah ditetapkan saat
strategi dirumuskan. Oleh karena itu diperlukan mekanisme pengendalian strategi yang baik
agar perbedaan asumsi dan kenyataan dapat diatasi menurut hasil kerja yang diperoleh.
2.4.3. Evaluasi Eksternal
Menurut David (2006), kekuatan eksternal (external forces) dapat dibagi menjadi lima
kategori, yaitu : (1) kekuatan ekonomi, (2) kekuatan sosial, budaya, demografi, dan lingkungan;
(3) kekuatan politik, pemerintah, dan hukum; (4) kekuatan teknologi; dan (5) kekuatan kompetitif.
Perubahan dalam kekuatan eksternal mengakibatkan perubahan dalam permintaan konsumen
untuk barang industri dan konsumsi, serta jasa. Kekuatan eksternal memengaruhi tipe produk
yang dikembangkan, karakteristik dari strategi segmentasi pasar dan positioning, tipe jasa yang
ditawarkan dan pilihan bisnis yang ingin diakuisisi atau dijual.
Kekuatan eksternal secara langsung mempengaruhi pemasok dan distributor. Identifikasi
dan evaluasi peluang dan ancaman eksternal memungkinkan perusahaan untuk mengembangkan
misi bisnis yang jelas, mendesain strategi untuk mencapai tujuan jangka panjang dan
mengembangkan kebijakan untuk mencapai tujuan tahunan (Hubeis dan Najib, 2008). Dengan
penjelasan sebagai berikut :
1. Kekuatan ekonomi.
Beberapa faktor kunci yang perlu diperhatikan dalam menganalisis kekuatan ekonomi
adalah siklus bisnis, ketersediaan energi, inflasi, suku bunga, investasi, harga-harga produk
dan jasa, produktivitas dan tenaga kerja.
2. Kekuatan sosial, budaya, demografi dan lingkungan.
Aspek-aspek sosial ini meliputi : sikap, gaya hidup, pendidikan, dan adat istiadat.
Seandainya faktor sosial berubah maka permintaan untuk berbagai produk dan aktifitas juga
mengalami perubahan. Kondisi kultural, ekologis, demografis, religius, pendidikan dan etnis
termasuk hal penting yang mesti diperhatikan perusahaan.
3. Kekuatan politik, pemerintah dan hukum.
Kebijakan dan stabilitas politik pemerintah menjadi faktor penting bagi para pengusaha.
Beberapa hal utama yang perlu diperhatikan agar bisnis dapat berkembang dengan baik,
adalah sebagai berikut:
a. Undang-undang tentang lingkungan dan perburuhan
b. Peraturan tentang perdagangan luar negeri
c. Stabilitas pemerintahan
d. Peraturan tentang keamanan dan kesehatan kerja
e. Sistem perpajakan
4. Kekuatan teknologi.
Setiap kegiatan usaha yang berjalan terus-menerus harus selalu mengikuti perkembangan
teknologi yang dapat diterapkan pada produk atau jasa yang dihasilkan atau pada cara
operasinya. Kemajuan teknologi dapat menciptakan pasar baru serta perkembangan produk
pada perusahaan. Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan adalah :
a. Bagaimanakah kecepatan transfer teknologi oleh para pekerja.
b. Bagaimanakah masa waktu keusangan teknologi.
c. Bagaimanakah harga teknologi yang akan diadopsi.
5. Kekuatan kompetitif.
Model Lima Kekuatan Porter (Porter’s Five Forces Model) tentang analisis kompetitif
merupakan pendekatan yang digunakan secara luas untuk mengembangkan strategi dalam
banyak perusahaan. Model Lima Kekuatan Porter dapat dilihat pada Gambar 3. Menurut
Porter (1997) dalam Hubeis dan Najib (2008), hakikat persaingan suatu industri dapat dilihat
sebagai kombinasi atas lima kekuatan berikut :
Gambar 3. Model Lima Kekuatan Porter (Porter, 1997).
Ancaman pendatang baru
Kekuatan Tawar-menawar Kekuatan Tawar-menawar
Pemasok Pembeli
Ancaman Produk atau
Jasa Pengganti
Kekuatan tersebut dijelaskan sebagai berikut :
1. Ancaman pendatang baru.
Pendatang pada suatu industri membawa kapasitas baru, keinginan untuk merebut bagian
pasar dan seringkali sumber daya yang besar. Dengan masuknya pendatang baru akan
rnengakibatkan turunnya harga dan meningkatnya biaya sehingga mengurangi keuntungan
industri. Masuknya pendatang baru ke dalam industri tergantung pada rintangan masuk.
Semakin tinggi rintangan masuk, maka industri semakin sulit dimasuki pendatang baru.
Sebaliknya, semakin rendah tingkat rintangan masuk maka pendatang baru akan semakin
mudah memasuki industri.
2. Ancaman produk pengganti (substitusi).
Industri akan bersaing dengan industri produk pengganti untuk merebut pasar yang akan
membatasi laba potensial industri. Produk pengganti yang perlu mendapat perhatian besar
adalah produk lain yang menjalankan fungsi yang sama atau produk yang mempunyai
kecenderungan memiliki harga atau prestasi yang lebih baik dari produk lainnya.
3. Kekuatan tawar menawar pembeli/konsumen
Pembeli merupakan tujuan akhir dari produk suatu industri. Pembeli bersaing dengan
industri dengan memaksa harga turun, tawar menawar untuk mutu yang lebih tinggi dan
pelayanan yang lebih baik, serta berperan sebagai pesaing satu sama lain dan semua akan
berpengaruh pada pengorbanan kemampulabaan industri.
4. Kekuatan tawar menawar penjual/pemasok
Pemasok dapat menggunakan tawar-menawar terhadap industri dengan mengancam akan
menaikkan harga atau menurunkan mutu produk yang dibeli industri. Pemasok yang kuat
dapat menekan kemampulabaan industri yang tidak mampu mengimbangi kenaikan harga.
5. Persaingan di antara perusahaan sejenis.
Industri dan pesaing membentuk rivalitas yaitu berupa perlombaan di dalam mendapatkan
posisi bersaing. Hal ini dilakukan dengan persaingan harga, perang iklan, pengenalan produk,
peningkatan pelayanan, jaminan purna jual kepada pelanggan dan sebagainya. Pada
kebanyakan industri gerakan persaingan oleh satu perusahaan akan mempunyai pengaruh
besar terhadap pesaingnya. Dengan demikian dapat mendorong perlawanan untuk menandingi
gerakan tersebut. Artinya pola aksi dan reaksi ini akan membentuk pola ketergantungan satu
sama lain.
Evaluasi eksternal menekankan pada identifikasi dan evaluasi tren dan kejadian yang berada
di luar kendali perusahaan. Evaluasi eksternal mengungkapkan peluang dan ancaman utama yang
dihadapi perusahaan, sehingga dapat memformulasikan strategi untuk mengambil keuntungan dari
peluang dan menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman. Tujuan evaluasi eksternal
adalah untuk mengembangkan daftar yang terbatas tentang peluang yang dapat memberi manfaat
dan ancaman yang harus dihindari. Evaluasi eksternal tidak ditujukan untuk mengembangkan
daftar yang sangat panjang tentang semua faktor yang mungkin mempengaruhi suatu bisnis,
sebaliknya ditujukan untuk mengidentifikasi variabel kunci yang menawarkan respons yang dapat
dijalankan. Perusahaan harus dapat merespons secara agresif atau defensif terhadap faktor-faktor
tersebut dengan memformulasikan strategi untuk mengambil keuntungan dari peluang eksternal
atau yang meminimalkan pengaruh dari ancaman potensial.
2 Evaluasi Internal (Internal Assessment)
Lingkungan internal adalah lingkungan organisasi yang berada dalam organisasi dan
secara normal memiliki implikasi langsung pada perusahaan. Tujuan dan strategi ditetapkan
dengan maksud memanfaatkan kekuatan internal dan mengatasi kelemahan. Kekuatan perusahaan
yang tidak dapat dengan mudah disamakan atau ditiru oleh pesaing disebut kompetensi yang unik
(distinctive competencies). Untuk menciptakan kompetensi yang unik melibatkan pemanfaatan
kompetensi yang unik. Strategi didesain sebagai bagian dari usaha memperbaiki kelemahan
perusahaan, mengubahnya menjadi kekuatan dan bahkan menjadi kompetensi yang unik (Hubeis
dan Najib, 2008).
Evaluasi internal menekankan pada identifikasi dan evaluasi kekuatan dan kelemahan
perusahaan pada area fungsional bisnis, termasuk manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi,
produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, sistem informasi manajemen (SIM). Semua
organisasi memiliki kekuatan dan kelemahan dalam area fungsional bisnis. Kekuatan/kelemahan
internal, digabungkan dengan peluang/ancaman eksternal dan pernyataan misi yang jelas, menjadi
dasar untuk penetapan tujuan dan strategi (Hubeis dan Najib, 2008).
2 Matriks SWOT
SWOT merupakan kepanjangan dari Strengths (Kekuatan), Weaknesses (Kelemahan),
Opportunities (Peluang/Kesempatan) dan Threats (Ancaman), (Rangkuti, 2005) dijelaskan
sebagai berikut :
a. Strengths (Kekuatan) dapat dijelaskan sebagai sisi positif organisasi yang dapat membimbing
ke arah peluang yang lebih luas, sehingga dapat dimanfaatkan untuk pengembangan.
b. Weaknesses (Kelemahan) adalah setiap kekurangan dalam hal keahlian dan sumberdaya
perusahaan. Pertimbangan perlu diberikan pada bagaimana hal ini dapat diobati, misalnya
dengan pengambilalihan, penggabungan atau pelatihan atau pengembangan.
c. Opportunities (Peluang/Kesempatan) yaitu menggambarkan peristiwa-peristiwa di lingkungan
luar yang memungkinkan organisasi mendapat keuntungan. Hal ini timbul dari perubahan-
perubahan teknologi, pasar dan produk, perundang-undangan dan sebagainya.
d. Threats (Ancaman) adalah bahaya atau masalah yang dapat menghancurkan kedudukan
organisasi. Contohnya, peluncuran produk baru oleh pesaing, perubahan standar keamanan,
perubahan model atau masalah-masalah yang timbul dengan pemasok atau pelanggan.
Matrik SWOT merupakan matching tool (alat penyesuaian) yang penting untuk memantu
para manajer mengembangkan empat tipe strategi Hubeis dan Najib (2008). Keempat strategi
tersebut adalah :
1. Strategi SO (Strengths - Opportunities). Strategi ini menggunakan kekuatan internal
perusahaan untuk meraih peluang-peluang yang ada diluar perusahaan.
2. Strategi WO (Weaknesses - Opportunities). Strategi ini bertujuan untuk memperkecil
kelemahan-kelemahan internal perusahaan dengan memanfaaatkan peluang-peluang
eksternal.
3. Strategi ST (Strengths - Threats). Melalui strategi ini perusahaan berusaha untuk
menghindari atau mengurangi dampak dan ancaman-ancaman eksternal dengan
menggunakan kekuatan yang dimilikinya.
4. Strategi WT (Weaknesses - Threats). Strategi ini merupakan taktik untuk bertahan
dengan cara mengurangi kelemahan internal dan berusaha menghindari ancaman.
Tujuan dari penggunaan matriks SWOT adalah untuk mempertimbangkan kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman secara komprehensif, sehingga mampu meningkatkan
efektifitas pelayanan konsumen dan meningkatkan kinerja pelayanan yang diberikan.
Matriks SWOT merupakan hal yang penting dalam konsep manajemen. Alat tersebut
dapat membantu perusahaan untuk dapat menelaah kekuatan dan kelemahan yang ada, sehingga
perusahaan dapat bersaing dan mempunyai pandangan tentang perilaku pasar ke depan. Namun
matriks SWOT tidak cocok untuk membantu para eksekutif dalam menyelesaikan permasalahan
perusahaan setiap hari, atau tepatnya untuk menyelesaikan permasalahan setahun sekali. (Adam,
2005).
Adam (2005) menyatakan bahwa matriks SWOT perlu digunakan oleh perusahaan, karena
dunia mengalami kemajuan yang pesat dan perusahaan harus mengikuti perubahan kemajuan
dunia. Dengan matriks SWOT, perusahaan dapat mempunyai ide yang sempurna dengan
mengkombinasikan faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, agar dapat
memaksimalkan kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang ada serta meminimalisir kelemahan
untuk menghindari ancaman yang ada. Perusahaan dapat menganalisis dengan menggunakan
matriks SWOT. Oleh karena itu, matriks SWOT terlebih dahulu harus dipahami dan diketahui
proses bisnis perusahaan yang akan dianalisis. Hal ini dapat dilakukan dengan mengamati
perkembangan perusahaan dengan bertanya kepada staf, serta manajemen apotek. Tujuannya
untuk menemukan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada dan kemudian
membuatnya dalam sebuah action plan. Hal ini harus terus dilakukan dan jangan pernah puas,
serta dijadikan suatu kebiasaan untuk menganalisis perusahaan setiap tahun.
Tabel 4. Matriks SWOT
Internal
Eksternal
Kekuatan(Strengths – S)
Kekuatan-kekuatan internal perusahaan.
Kelemahan(Weaknesses – W)
Kelemahan-kelemahan internal perusahaan.
Peluang(Opportunities – O)
Peluang-peluang eksternal
perusahaan.
Strategi SO
Gunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang.
Strategi WO
Atasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang.
Ancaman(Threats – T)
Ancaman-ancaman eksternal
perusahaan.
Strategi ST
Gunakan kekuatan untuk menghindari ancaman.
Strategi WT
Minimalkan kelemahan dan hindari ancaman.
Sumber: Hubeis dan Najib (2008).
2.6. Quantitative Strategic Planning Matrix
Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) dibuat untuk menentukan daya tarik relatif
dari alternatif tindakan yang layak. Keunggulan QSPM adalah bahwa strategi dapat dievaluasi
secara bertahap atau bersama-sama. Tidak ada batasan untuk jumlah strategi yang dapat
dievaluasi atau jumlah set strategi yang dapat dievaluasi pada satu saat menggunakan QSPM.
Keunggulan lainnya dari QSPM adalah membutuhkan penyusun strategi untuk mengintregasikan
faktor internal dan eksternal yang relevan ke dalam proses keputusan. QSPM membuat kecil
kemungkinan suatu faktor kunci akan terabaikan atau diberi bobot yang tidak sesuai.
QSPM dapat diadaptasikan untuk digunakan oleh organisasi kecil, besar dan dapat
diaplikasikan untuk hampir semua tipe organisasi. QSPM khususnya dapat memperbaiki pilihan
strategi karena banyak faktor kunci dan strategi dapat dipertimbangkan bersama-sama. QSPM
juga telah berhasil digunakan oleh sejumlah bisnis kecil. QSPM merupakan hal konstruktif dan
dapat memperbaiki keputusan strategik. Diskusi yang konstruktif sepanjang analisis dan pilihan
strategi dapat muncul akibat perbedaan mendasar dari interpretasi atas informasi dan pendapat
yang berbeda-beda. Keterbatasan lainnya dari QSPM adalah bahwa hanya dapat bermanfaat
sebagai informasi pendahuluan dan analisis pencocokan yang mendasari penyusunannya.
2.7. Penelitian Terdahulu
Kurniawan (2008), melakukan penelitian mengenai formulasi strategi pengembangan usaha
bunga potong krisan pada Loka Farm. Dilihat dari hasil analisis Matriks EFE didapatkan nilai
rataan skor 2,476 menunjukkan bahwa perusahaan mampu memanfaatkan peluang yang ada dan
mengatasi ancaman yang dihadapi oleh perusahaan berada pada posisi rataan. Sementara itu, hasil
dari analisis Matriks IFE menunjukkan nilai rataan 2,882, yang berarti bahwa perusahaan mampu
memanfaatkan kekuatan dan mengurangi kelemahan yang dimiliki. Berdasarkan Matriks IE dapat
diketahui bahwa posisi perusahaan berada pada kuadran V, yang berarti perusahaan cocok untuk
menerapkan strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Tahap pencocokan dengan
menggunakan matriks SWOT yang kemudian dianalisis lebih lanjut dengan menggunakan
arsitektur strategi (road map).
Rahman (2009), melakukan penelitian mengenai Analisis strategi pengembangan usaha
budidaya udang galah pada kelompok tani hurang galunggung. Dilihat dari hasil analisis Matriks
EFE didapatkan nilai rataan skor 2,513 menunjukkan bahwa perusahaan mampu memanfaatkan
peluang yang ada dan mengatasi ancaman yang dihadapi oleh perusahaan berada pada posisi
rataan. Sementara itu, hasil dari analisis Matriks IFE menunjukkan nilai rataan 3,096, yang berarti
bahwa perusahaan mampu memanfaatkan kekuatan dan mengurangi kelemahan yang dimiliki.
Berdasarkan Matriks IE dapat diketahui bahwa posisi perusahaan berada pada kuadran IV, yang
berarti perusahaan cocok untuk menerapkan strategi Intensif dan integratif, seperti penetrasi pasar
dan pengembangan produk.