identifikasi bakteri salmonella sp pada bumbu gado gado...
TRANSCRIPT
IDENTIFIKASI BAKTERI Salmonella sp PADA BUMBU GADO–GADO
YANG DIJUAL DI WILAYAH ANDUONOHU KOTA KENDARI
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikandiploma III analis kesehatan politeknik kesehatan kendari
Oleh :
YA’QUBP00341014039
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
2017
iiiiii
MOTTO
Tidak Ada Kata Menyerah Sebelum Mencoba
Kata Menyerah Adalah Untuk
Mereka Yang Telah Berjuang Sampai Akhir
Kesempatan Hanya Datang Satu Kali, Begitu Juga Kepercayaan.
Ikhtiar Menuju Tawakal, Dan Berakhir Keterharuan Atas Kesabaran
Keberhasilan Tidak Datang Secara Tiba – Tiba, Tapi Karena Usaha, Kerja
Keras Dan Dilandasi Dengan Doa Dan Restu Dari Orang Tua.
Kupersembahkan untuk Almamaterku
Ayah dan ibunda tercinta
Keluargaku tersayang
Doa Dan Nasehat Untuk Menunjang Keberhasilanku
v
MOTTO
Tidak Ada Kata Menyerah Sebelum Mencoba
Kata Menyerah Adalah Untuk
Mereka Yang Telah Berjuang Sampai Akhir
Kesempatan Hanya Datang Satu Kali, Begitu Juga Kepercayaan.
Ikhtiar Menuju Tawakal, Dan Berakhir Keterharuan Atas Kesabaran
Keberhasilan Tidak Datang Secara Tiba – Tiba, Tapi Karena Usaha, Kerja
Keras Dan Dilandasi Dengan Doa Dan Restu Dari Orang Tua.
Kupersembahkan untuk Almamaterku
Ayah dan ibunda tercinta
Keluargaku tersayang
Doa Dan Nasehat Untuk Menunjang Keberhasilank
vi
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
1. Nama : Ya’qub
2. Tempat /Tanggal Lahir : Balikpapan, 27 September 1995
3. Jenis Kelamin : Laki - Laki
4. Agama : Islam
5. Suku / Bangsa : Buton/ Indonesia
6. Alamat : Tumbuh Subur, Desa Lakorua Kec.
Mawasangka Tengah Kabupaten Buton Tengah
B. Jenjang Pendidikan
1. Sekolah Dasar Negeri 1 Katukobari, Tamat Tahun 2008
2. Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Lanto Tamat Tahun 2011
3. Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Mawasangka Tengah Tamat
Tahun 2014
4. Tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik Kesehatan
Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan sampai skarang.
vii
ABSTRAK
YA’QUB (P00341014039) Identifikasi bakteri Salmonella sp pada BumbuGado – Gado yang di jual Di Wilayah Anduonuhu Kota Kendari ProvinsiSulawesi Tenggara. Yang dibimbing oleh Anita Rosanty sebagai pembimbingI dan Muhaimin Saranani sebagai pembimbing II. (xiv + 47 halaman + 8gambar + 5 tabel + 9 lampiran).Latar Belakang: Mikroorganisme yang mencemari makanan dan minuman dapatmenjadi infeksi bagi manusia. Salah satu yang dapat menyebapkan infeksi saluranpencernaan adalah salmonella sp.Tujuan: Penelitian ini bertujuan yaitu untuk mengindentifikasi bakteriSalmonella sp pada bumbu gado-gado yang dijual di wilayah Anduonuhu KotaKendari Provinsi Sulawesi Tenggara.Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu untuk menganalisa bakteriSalmonella sp pada bumbu Gado - Gado di Wilayah Anduonuhu Kota KendariProvinsi Sulawesi Tenggara dengan melakukan pengujian di Laboratorium.Sampel dalam penelitian ini adalah bumbu gado-gado yang diambil dari 6 penjualgado-gado di Wilayah Anduonohu dengan teknik pengambilan sampel yaitu totalsampling.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan dari 6 sampel bumbu gado-gado yangditeliti, semuanya positif terdapat bakteri Salmonella sp.Kesimpulan: Pengamatan pada media Brain Heart Infusion Broth (BHIB)didapatkan semua sampel positif terdapat bakteri dengan persentase 100% denganmedia berubah menjadi keruh. Pengamatan pada Media Salmonella S higellaAgar( SSA ) didapatkan semua sampel positif (100%) terdapat bakteri Salmonella sp.Pengamatan bakteri pada pewarnaan gram yang diamati dibawa mikroskop,menunjukan semua sampel merupakan bakteri gram negatif (berwarna merah)yang merupaka bakteri Salmonella sp.Saran: Untuk masyarakat umum untuk lebih teliti sebelum mengkomsumsimakanan, bagaimana keadaan lingkungan serta penyimpanan pada wadah tertutupuntuk mencegah adanya kontaminasi bakteri.
Kata kunci : Salmonella sp, Bumbu Gado – GadoDaftar Pustaka : 30 literatur (1987- 2015)
viii
KATA PENGANTAR
Assalamuaalaikum Wr.WbAlhamdulillahirobbil Alamin, Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas
segala rahmat, hidayah dan kemudahan yang selalu diberikan kepada hamba-Nya,sehingga karya tulis ilmiah dengan judul “Identifikasi Bakteri Salmonella spPada Bumbu Gado–Gado Yang Dijual Di Wilayah Anduonohu Kota KendariProvinsi Sulawesi Tenggara”. Penelitian ini disusun dalam rangka melengkapisalah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan program Diploma III (DIII)pada Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan.
Rasa hormat, terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepadakedua orang tua saya, Bapak Ansar dan Ibu Mursida serta saudara/i saya (Alidin,La tansa, Daud, Al-usaimin, Nurfalah) atas semua bantuan moril maupunmateril, motivasi, dukungan dan cinta kasih yang tulus serta doanya demikesuksesan studi yang penulis jalani selama menuntut ilmu sampai selesainyakarya tulis ini.
Proses penulisan karya tulis ilmiah ini telah melewati perjalanan panjangdan penulis banyak mendapatkan petunjuk dan bimbingan dari berbagai pihak.Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis juga menghaturkan rasa terima kasihkepada Anita Rosanty, S.ST., M.Kes selaku pembimbing I dan MuhaiminSaranani, S.Kep, Ns, M.Kes selaku pembimbing II yang telah memberikanbimbingan, kesabaran dalam membimbing dan atas segala pengorbanan waktudan pikiran selama menyusun karya tulis ini. Ucapan terima kasih peneliti jugatujukan kepada:
1. Bapak Petrus, SKM., M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes
Kendari
2. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sulawesi Tenggara
yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis dalam penelitian ini.
3. Ibu Ruth Mongan, B.Sc.,S.Pd.,M.Pd selaku Ketua Jurusan Analis
Kesehatan.
4. Kepala Labolatorium Analis Kesehatan Poltekes Kemenkes Kendari Ibu
Satya Darmayani, S.Si.,M.Eng.
5. Ibu Tuty Yuniarty, S.Si.,M.Kes Selaku Instruktur Labolatorium selama
penelitian.
6. Kepada Bapak dan Ibu Dewan Penguji. Ruth Mongan,
B.Sc.,S.Pd.,M.Pd, Petrus, SKM.,M.Kes, Tuty Yuniarty, S.Si.,M.Kes
ix
dan yang telah memberikan arahan perbaikan demi kesempurnaan Karya
Tulis Ilmiah ini.
7. Bapak dan Ibu Dosen Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Analis
Kesehatan serta Seluruh Staf dan Karyawan atas segala fasilitas dan
pelayanan akademik yang diberikan selama penulis menuntut ilmu.
8. Kepada sahabat-sahabatku tersayang terima kasih atas motivasi dan
semangat kalian selama ini.
9. kepada Seluruh Teman-Teman Seperjuanganku Mahasiswa Jurusan
Analis Kesehatan yang dari awal kita bersama hingga saat ini yang tidak
dapat saya sebutkan satu persatu.
Demikian peneliti sampaikan semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapatmembawa manfaat untuk menambah khasanah ilmu khususnya bagi ilmupengetahuan dan penelitian selanjutnya. Karya ini merupakan tugas akhir yangwajib dilewati dari masa studi yang telah peneliti tempuh, semoga menjadiawal yang baik bagi peneliti Amin.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Kendari, Juli 2017
Peneliti
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ iHALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................... iiHALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... iiiMOTTO .............................................................................................................. ivRIWAYAT HIDUP .............................................................................................. vABSTRAK .......................................................................................................... viKATA PENGANTAR ....................................................................................... viiDAFTAR ISI ....................................................................................................... ixDAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiDAFTAR TABEL ............................................................................................. xiiDAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiiiBAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................... 1B. Rumusan Masalah....................................................................3C. Tujuan Penelitian .....................................................................3D. Manfaat Penelitian ...................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. Tinjauan Tentang Bakteri .................................................................5B. Tinjauan Tentang Bakteri Salmonella sp .........................................8C. Tinjauan Tentang Salmonella sp pada bumbu Gado-Gado............11D. Tinjauan Tentang Media Pertumbuhan bakteri ..............................16
BAB III KERANGKA KONSEPA. Dasar Pemikiran ....................................................................22B. Kerangka Pikir ......................................................................23C. Variable Penelitian.................................................................24D. Defenisi Operasional ..............................................................24
BAB IV METODE PENELITIANA. Jenis Penelitian ......................................................................26B. Tempat dan Waktu Penelitian..................................................26C. Populasi dan Sampel ..............................................................26D. Prosedur Pengumpulan Data ...................................................27E. Instrumen Penelitian...............................................................27F. Jenis Data .............................................................................35G. Pengolahan Data ....................................................................35H. Analisis Data ........................................................................36
xi
I. Penyajian Data .......................................................................36J. Etika penelitian ......................................................................36
BAB V HASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil Penelitian ......................................................................38B. Pembahasan ..........................................................................42
BAB VI PENUTUPA. Kesimpulan ......................................................................... 46B. Saran.................................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Struktur Bakteri .............................................................................. 6
Gambar 2.2 Bentuk-Bentuk Bakteri Kocus.......................................................... 7
Gambar 2.3 Bentuk-Bentuk Bakteri Basil .......................................................... 7
Gambar 2.4 Bentuk-Bentuk Bakteri Spiral......................................................... 7
Gambar 2.5 Bakteri Salmonella sp .................................................................... 9
Gambar 2.6 Media BHIB .................................................................................39
Gambar 2.7 Gambar hasil pada media SSA.......................................................40
Gambar 2.8 Hasil pewarnaan Gram..................................................................41
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Alat Penelitian di Laboratorium....................................... 27
Tabel 4.2 Bahan yang digunakan dalam pemeriksaan sampel......... 29
Tabel 5.1 Hasil pemeriksaan sampel bumbu gado – gado
yang diperoleh dari Wilayah Anduonohu pada
media Brain Heart Infusion Broth (BHIB).................... 39
Tabel 5.2 Pengamatan hasil inokulasi pada media
Salmonella Shigella Agar (SSA) dengan melihat
pertumbuhan koloni......................................................... 39
Tabel 5.3 pengamatan hasil pada pewarnaan Gram menggunakan
mikroskop dengan melihat bentuk bakteri.......................... 41
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Permohonan Izin Penelitian Dari Poltekkes Kemenkes
Kendari
Lampiran 2 Surat Permohonan Izin Penelitian Dari Jurusan Analis
kesehatan
Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Dari Badan Riset
Lampiran 4 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 5 Surat Keterangan Bebas Labolatorium
Lampiran 6 Surat Keterangan Bebas Pustaka
Lampiran 7 Dokumentasi Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makanan merupakan hal yang penting bagi kesehatan manusia. Saat
ini banyak terjadi penyakit melalui makanan yang disebut Food Borne
Disease atau penyakit bawaan makanan. Penyebab penyakit bawaan makanan
dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya bakteri patogen seperti
Salmonella. Food Borne Disease biasanya bersifat toksik maupun infeksius,
disebabkan oleh agen penyakit yang masuk kedalam tubuh melalui konsumsi
makanan yang terkontaminasi (WHO, 2005).
Kesadaran masyarakat mengenai kebersihan makanan merupakan hal
yang perlu diperhatikan, karena makanan yang mengandung bahan tercemar
bila dikonsumsi akan menyebabkan Penyakit bawaan makanan. Penyakit
bawaan makanan (Food borne disease) adalah penyakit yang di timbulkan
oleh makanan yang terkontaminasi (Arlita Y, dkk, 2013: 2)
Mikroba dapat mencemari pangan melalui air, debu, udara, tanah, alat-
alat pengolah (selama proses produksi atau penyiapan) juga sekresi dari usus
manusia atau hewan. Penyakit akibat pangan (food borne diseases) yang
terjadi segera setelah mengkonsumsi pangan, umumnya disebut dengan
keracunan. Pangan dapat menjadi beracun karena telah terkontaminasi oleh
bakteri patogen yang kemudian dapat tumbuh dan berkembang biak selama
penyimpanan, sehingga mampu memproduksi toksin yang dapat
membahayakan manusia. Salah satu bakteri yang terkait dengan keracunan
makanan adalah Salmonella (Menurut BPOM 2008).
Makanan yang tidak bersih dapat terkontaminasi oleh berbagai
mikroorganisme diantaranya adalah bakteri Salmonella sp. Bakteri
Salmonella sp merupakan bakteri yang sangat patogen pada manusia yang
menyebabkan penyakit Salmonellossis. Salmonellosis di akibatkan oleh
makanan yang tercemar oleh Salmonella sp yang dikonsumsi oleh manusia.
Salmonellosis ditandai dengan gejala demam yang timbul secara akut, nyeri
2
abdominal, diare, dan terkadang muntah. Kurangnya hygienis dan sanitasi
makanan gado-gado yang dijual di Pasar Anduonohu memungkinkan
kontaminasi bakteri Salmonella sp ( Adin S, 2015).
Dari data Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan pangan oleh
BPOM tahun 2011 menunjukkan bahwa telah terjadi 128 KLB keracunan
pangan di Indonesia, 38 kasus (29,69%) KLB keracunan pangan tersebut
diakibatkan oleh cemaran mikroba, 19 kasus (14,84%) akibat keracunan
cemaran kimia, dan 71 kasus (55,47%) tidak diketahui penyebabnya
(Putriana, dkk. 2012 : 2)
Pada sebuah penelitian tentang penyakit tifus di laporkan bahwa Di
Indonesia pada tahun 2000, kasus infeksi Salmonella sp berjumlah 1.487
orang pada usia dewasa dan 3.310 orang pada semua usia. Kasus penyakit
tifus pada tahun 2013 di Puskesmas Poasia yaitu 664 kasus (profil Puskesmas
Poasia, 2013).
Banyak jenis makanan siap saji yang menggunakan sayur sebagai
bahan utama, misalnya ketoprak, lontong pecel, karedok, ketupat sayur, dan
gado- gado. Gado-gado merupakan makanan siap saji yang terdiri dari bahan
sayuran yang telah direbus, bumbu kacang dan terkadang dilengkapi dengan
tahu ataupun tempe juga kerupuk. Proses pengolahannya sangat sederhana dan
tidak mengalami proses pemanasan kembali sebelum disajikan (winarno,
1993).
Gado-gado adalah sayuran yang diiris kecil-kecil seperti selada, kubis,
bunga kol, kacang panjang, taoge, mentimun, wortel, tomat, kentang rebus dan
telur rebus dan biasanya gado-gado menggunakan saus kacang untuk
menambah rasa enak pada sayuran. Gado-gado disajikan dengan bumbu
kacang yang dibuat dari kacang tanah, yang digoreng dan dihaluskan
kemudian diencerkan dengan air. Bumbu untuk saus kacang antara lain cabai
merah, bawang putih, gula pasir, saus tomat, asam jawa, garam, dan cuka.
Gado - gado juga merupakan salah satu makanan yang banyak diminati oleh
masyarakt tanpa memperhatikan kebersihan makanan tersebut. Makanan yang
tidak bersih dapat terkontaminasi oleh berbagai mikroorganisme diantaranya
3
adalah bakteri Salmonella sp. Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri yang
sangat patogen pada manusia yang menyebabkan penyakit Salmonellossis.
Salmonellosis di akibatkan oleh makanan yang tercemar oleh Salmonella
spyang dikonsumsi oleh manusia. Salmonellosis ditandai dengan gejala demam
yang timbul secara akut, nyeri abdominal, diare, dan terkadang muntah.
Kurangnya higienis dan sanitasi makanan gado-gado yang dijual di daerah
Anduonohu memungkinkan kontaminasi bakteri Salmonella sp (Adin S,
2015).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh hartini (2001), jumlah
total mikroba dari gado-gado selalu tinggi pada tiga kali pengambilan sampel
yaitu antara 7.45-8.53 cfu/g. Tingginya jumlah mikroba tersebut dapat
disebapkan oleh banyak faktor seperti kontaminasi silang dari bahan yang
belum matang maupun dari peralatan pengolahan yang digunakan . Menurut
kuswati (2002) peralatan yang digunakan untuk pengolahan gado-gado
mengandung bakteri proteolitik sejumlah 8.2 x 10² cfu/cm².
Berdasarkan latar belakangan diatas maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang Identifikasi Bakteri Salmonella Sp Pada bumbu
Gado-Gado Yang Dijual Di Wilayah Anduonohu Kota Kendari Provinsi
Sulawesi Tenggara.
B. Rumusan Masalah
Apakah terdapat Bakteri Salmonella sp pada bumbu gado - gado yang
dijual di Wilayah Anduonohu Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengidentifikasi bakteri Salmonella sp pada bumbu gado
- gado yang dijual di Wilayah Anduonuhu Kota Kendari Provinsi Sulawesi
Tenggara.
4
2. Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi bakteri Salmonella sp pada bumbu gado - gado
yang dijual di Wilayah Anduonohu dengan menggunakan media
Media Brain Hearth Infusion Broth (BHI-B)
b. Mengidentifikasi bakteri salmonella sp dengan menggunakan media
Salmonella Shigella Agar ( SSA )
c. Mengidentifikasi bentuk bakteri dengan pewarnaan gram
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi masyarakat adalah sebagai tambahan informasi bagi
masyarakat/konsumen agar dapat memilih jajanan yang akan
dikomsumsi.
2. Manfaat bagi peneliti adalah untuk mengetahui cemaran bakteri
Salmonella sp pada bumbu gado - gado dan menambah ilmu
pengetahuan.
3. Manfaat bagi Institusi adalah untuk menambah referensi akademik.
4. Manfaat bagi peneliti selanjutnya adalah sebagai bahan informasi dan
bahan acuan penelitian selanjutnya.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Bakteri
1. Definisi Bakteri
Istilah bakteri berasal dari kata ’’bakterion’’(bahasa yunani) yang
berarti tongkat atau batang. Istilah bakteri ini sekarang banyak dipakai
untuk tiap mikroba yang bersel satu (Adam S, 1992: 17).
Bakteri pertama kali ditemukan oleh Anthony Van Leeuwenhoek
pada tahun 1674 dengan menggunakan mikroskop buatannya sendiri.
Bakteri adalah organisme yang jumlahnya paling banyak dan tersebar luas
dibandingkan dengan organisme yang lainnya. Bakteri adalah organisme
prokariotik, uniseluler, nukleoid atau tidak memiliki membran inti, tidak
berklorofil, saprofit atau parasit, dan melakukan pembelahan biner. Bakteri
sebagai makhluk hidup tentu memiliki informasi genetik berupa DNA, tapi
tidak terlokalisasi dalam tempat khusus dan tidak ada membran inti (Harti,
2012: 9).
2. Morfologi dan Struktur Bakteri
a. Morfologi
Bakteri mempunyai ukuran hanya beberapa mikron sehingga
tidak dapat dilihat dengan kasat mata. Satuan ukuran bakteri tubuh
bakteri adalah micrometer atau micron.Bakteri yang biasa diteliti di
laboratorium kebanyakan berukuran antara 0.5-2 µm lebarnya dan 1-5
µm panjangnya, dan bakteri memiliki berat jenis 1,05 – 1,1 g cm 3 dan
dapat berat sekitar 10 12 g sebagai partikel kering, ukuran actual
tergantung dari laju pertumbuhan, media tumbuh dan sebagainya
(Nurhidayat dkk, 2006: 16 )
b. Struktur bakteri
1) Dinding Sel : Terdiri dari lapisan peptidoglikan, berfungsi untuk
menjaga tekanan osmotik, pembelahan sel, biosintesis, determinan
antigen permukaan bakteri. Pada bakteri Gram-negatif, salah satu
6
lapisan dinding sel mempunyai aktivitas endotoksin yang tidak
spesifik, yaitu lipopolisakarida yang bersifat toksik.
2) Kapsul : Disintesis dari polimer ekstrasel yang berkondensasi dan
membentuk lapisan disekeliling sel, sehingga bakteri lebih tahan
terhadap efek fagositosis.
3) Sitoplasma : Tidak mempunyai mitokondria atau kloroplas,
sehingga enzim-enzim untuk transport elektron bekerja di
membran sel.
4) Membran Sitoplasma : Terdiri dari fosfolipid dan protein.
Berfungsi sebagai transport bahan makanan, tempat transport
elektron, biosintesis DNA, dan kemotaktik.
5) Pili/fimbriae : Berperan dalam adhesi bakteri dengan sel tubuh
hospes dan konjugasi dua bakteri.
6) Flagel : Berbentuk seperti benang, yang terdiri dari protein
berukuran 12-30 nanometer. Flagel adalah alat pergerakan. Protein
flagel disebut flagelin.
7) Ribosom: ribosom adalah organel-organel kecil yang tersebar
dalam sitoplasma dan berfungsi dalam sintesis protein
(Irnangningtyas, 2013: 125-128).
Gambar 2.1 Struktur bakteri ( Harti, 2012:12 )
7
c. Bentuk Sel Bakteri
Ada tiga macam bentuk dasar sel bakteri, yaitu :
1) Bulat (kokus)
Kokus : Diplococcus (dua-dua), Tetracoccus = gafkya (empat-
empat), sarcina (8 atau kubus), Streptococcus (seperti rantai),
Staphylococcus (bergerombol seperti buah anggur).
Gambar 2.2 bentuk-bentuk bakteri ( Pratiwi S, 2008:23 )
2) Batang (basil)
Batang : Streptobasil (berderet), Diplobasil (dua-dua).
Gambar 2.3 bentuk-bentuk bakteri ( Pratiwi S, 2008:23 )
3) Lengkung atau koma (spiral)
Bakteri umumnya monomorphic, karena faktor lingkungan
Gambar 2.4 bentuk-bentuk bakteri (Pratiwi S, 2008:23)
7
c. Bentuk Sel Bakteri
Ada tiga macam bentuk dasar sel bakteri, yaitu :
1) Bulat (kokus)
Kokus : Diplococcus (dua-dua), Tetracoccus = gafkya (empat-
empat), sarcina (8 atau kubus), Streptococcus (seperti rantai),
Staphylococcus (bergerombol seperti buah anggur).
Gambar 2.2 bentuk-bentuk bakteri ( Pratiwi S, 2008:23 )
2) Batang (basil)
Batang : Streptobasil (berderet), Diplobasil (dua-dua).
Gambar 2.3 bentuk-bentuk bakteri ( Pratiwi S, 2008:23 )
3) Lengkung atau koma (spiral)
Bakteri umumnya monomorphic, karena faktor lingkungan
Gambar 2.4 bentuk-bentuk bakteri (Pratiwi S, 2008:23)
7
c. Bentuk Sel Bakteri
Ada tiga macam bentuk dasar sel bakteri, yaitu :
1) Bulat (kokus)
Kokus : Diplococcus (dua-dua), Tetracoccus = gafkya (empat-
empat), sarcina (8 atau kubus), Streptococcus (seperti rantai),
Staphylococcus (bergerombol seperti buah anggur).
Gambar 2.2 bentuk-bentuk bakteri ( Pratiwi S, 2008:23 )
2) Batang (basil)
Batang : Streptobasil (berderet), Diplobasil (dua-dua).
Gambar 2.3 bentuk-bentuk bakteri ( Pratiwi S, 2008:23 )
3) Lengkung atau koma (spiral)
Bakteri umumnya monomorphic, karena faktor lingkungan
Gambar 2.4 bentuk-bentuk bakteri (Pratiwi S, 2008:23)
8
d. Patogenitas Sel Bakteri
Patogenitas infeksi pada suatu bakteri adalah mulai dari awal
proses infeksi sampai mekanisme timbulnya tanda-tanda atau gejala
suatu penyakit pada seseorang. Ciri-ciri bakteri yang bersifat patogen
yaitu mempunyai kemampuan untuk melekat pada sel inang, dapat
menginvasi sel inang dan jaringan, mempunyai kemampuan untuk
meracuni sel inang dan mampu menghindar dari sistem kekebalan
sel inang. Beberapa infeksi yang disebabkan oleh bakteri secara
umum dianggap patogen tidak menampakkan gejala atau
asimptomatik. Penyakit terjadi jika bakteri atau reaksi imunologi
yang ditimbulkannya menyebabkan suatu bahaya bagi
seseorang(Sadaki A, 2012: 10).
B. Tinjauan Umum Tentang Bakteri Salmonella sp
1. Definisi Bakteri Salmonella sp
Bakteri Salmonella sp adalah kuman batang bergerak, gram
negatif, fakultatif aerob karena habitat aslinya berada didalam usus
manusia maupun hewan. Secara khas bakteri ini memfermentasi glukosa
dan manosa tetapi tidak memfermentasi laktosa atau sukrosa. Kuman ini
sering bersifat patogen untuk manusia atau binatang bila masuk melalui
mulut terdapat lebih dari 2400 serotipe Salmonella sp. Bakteri
dikelompokan dalam enterobacteriacea. Isolasi dari mikroorganisme
salmonella sp pertama kali dilaporkan pada tahun 1884 oleh gaffky
dengan spesies bacterium thyposa. Salmonella sp menjadi bakteri yang
paling kompleks dibandingkan enterobacteriacea lain, karena bakteri ini
memiliki lebih dari 2400 serotif dari antigen bakteri ini (Jawetz, dkk,
1986: 299-300).
9
Gambar 2.5 Bakteri Salmonella sp pada pewarnaan gram (Yuswananda P,
2010: 20).
2. Klasifikasi
Kingdom : Bacteriae
Fhylum : proteobacteria
Class : Gamma Prateobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Family : Enterobacteriaccea
Genus : Salmonella
Spesies : Salmonella sp (Isyana F, 2010: 15)
Salmonella sp hanya ada satu spesies tunggal dalam genus
salmonella enterica yang memiliki subtipe: enterica, salamae, arizonae,
diarizonae, houtenae, salmonella bongori, dan salmonella typhi. Serotipe
dari subspesies enterica terlibat pada sebagian besar infeksi pada manusia
dan hewan (Irianto K, 2014: 75).
Spesies Salmonella sp. dapat menyebabkan penyakit dari
gastroenteritis menjadi demam tifoid, dan dapat ditularkan ke saluran
pencernaan melalui kontaminasi makanan dan air. pada tingkatan
intraseluler terjadi peningkatan kalsium bebas seperti halnya 19
penyusunan kembali sel sitoplasma. Salmonella sp. juga mengganggu
membran yang akan muncul menjadi suatu bagian penting di dalam proses
pemasukan makanan. Pada umumnya infeks Salmonella sp. (umumnya
disebabkan oleh Salmonella enterica serovar Enteritidis) menyebabkan
diare, demam, dan kejang– kejang pada abdominal. Pada umumnya
Salmonellosis dapat memperbanyak diri tanpa pengobatan 5–7 hari setelah
10
infeksi kecuali jika induk semang mengalami dehidrasi berat atau jika
infeksi sudah menyebar. Pengobatan Salmonellosis biasanya dengan
menggunakan ampicillin, gentamicin, trimethoprim/sulfamethoxazole atau
ciprofloxacin. Beberapa bakteri sudah menjadi resisten terhadap antibiotik
tertentu sebagai hasil dari penggunaan antibiotik untuk meningkatkan
nafsu makan hewan. Pada umumnya manusia yang terkena infeksi
Salmonella tipe ini (Salmonella enterica serovar Enteritidis) dapat sembuh
total, hanya sedikit manusia yang menunjukkan sindrom Reiter pada
infeksi Salmonella sp. yang menyebabkan nyeri sendi, mata mengalami
iritasi, kesakitan pada saat urinasi. Sindrom ini dapat bertahan selama
sebulan, setahun, atau dapat mengarah ke radang sendi kronis (CDC)
(Microbe Wiki 2008).
3. Morfologi
Salmonella sp memiliki ukuran 1-3,5µm x 0,5-0,8, berbentuk
batang, tidak berspora dan sebagian besar isolat bersifat motil dengan
flagel peritriks (peritrichous flagella). Salmonella sp mudah tumbuh pada
medium sederhana, tetapi hampir tidak pernah memfermentasi laktosa atau
sukrosa. Bakteri ini membentuk asam dan terkadang membentuk gas dari
glukosa dan manosa. Bakteri ini membentuk asam dan terkadang
membentuk gas dari glukosa dan manosa. Salmonella sp umumnya
menghasilkan H2S. Organisme ini dapat bertahan pada air yang beku
dalam waktu yang lama. Bakteri ini resisten terhadap bahan kimia
tertentu (brilliant green, sodium tetrathionat dan sodium deoxycholate)
yang menghambat pertumbuhan bakteri enterik lain (Jawezt, dkk, 2013:
232).
4. Patogenesis
Bakteri Salmonella sp sangat infektif bagi manusia, transmisi
bakteri ini biasanya melalui fecal-oral dan ditularkan kepada manusia
dengan cara mengonsumsi makanan dan air yang tercemar oleh bakteri
tersebut, bakteri ini dapat menimbulkan penyakit pada tubuh manusia yang
disebut dengan salmonellosis. Salmonellosis merupakan penyakit menular
11
yang dapat menyerang manusia dan hewan akibat pencemaran dari bakteri
Salmonella sp, salmonellosis ditandai dengan gejala seperti diare, mual
muntah, nyeri abdomen, dan demam yang timbul secara akut.
5. Pertumbuhan dan Perkembangbiakkan Bakteri Salmonella sp
Sifat Salmonella sp antara lain: dapat bergerak, tumbuh pada
suasana aerob dan anerob fakultatif, memberikan hasil positif pada reaksi
fermentasi manitol dan sorbitol dan memberikan hasil negatif pada reaksi
indol, fenilalanin deaminase, urease, voges proskauer, dan reaksi
fermentasi sukrosa dan laktosa. Bakteri Salmonella sp tumbuh pada suhu
150C-410C (suhu optimum 37,50C dengan pH 6-8). Perkembangan bakteri
Salmonella sp terbilang sangat cepat dan menakjubkan, setiap selnya
mampu membelah diri setiap 20 menit sekali pada suhu hangat dan pada
media tumbuh yang mengandung protein tinggi. satu sel bakteri bisa
berkembang menjadi 90.000 hanya dalam waktu 6 jam. (Brooks.dkk.2010)
6. Epidemiologi
Kontaminasi mikroba pada bumbu gado – gado dapat terjadi
karena air yang dimasak tercemar oleh mikroba dan penggunaan air sumur
yang tercemar mikroba, pemasakannya kurang matang atau dari tangan
pekerja yang kontak dengan air masak ketika mengolah bumbu gado –
gado. Selain itu kontaminasi mikroba pada bumbu gado – gado dapat
terjadi melalui peralatan cobek dan lama penyajiannya.
C. Tinjauan Umum Tentang Bakteri Salmonella sp Pada Bumbu Gado-Gado
Makanan merupakan sumber energi utama manusia agar dapat
melaksanakan kegiatan sehari-haridengan baik untuk bekrja , olahraga, belajar
dan sebagainya. Kemudian makanan dikonsumsi yang menghasilkan bahan
baku dan untuk energi untuk pergerakan sistem dalam tubuh manusia.
Makanan diperlukan dalam kehidupan manusia karena makanan
merupakan unsur esensial pertumbuhan dan kebutuhan pokok yang harus
dipenuhi setiap hari. Makanan berfungsi untuk memelihara proses tubuh
dalam pertumbuhan atau perkembagan serta mengganti jaringan tubuh dalam
12
pertumbuhan, memperoleh energi untuk melakukan aktifitas sehari-hari,
mengatur metabolisme dan berbagai keseimbangan air, mineral, dan cairan
yang lain, juga berperan dalam mekanisme pertahanan tubuh dalam berbagai
penyakit. ( Eka Lestari Sitepu,2015 : 27 )
Adapun bahan dasar dari gado-gado terdiri atas selada, kubis , bunga
kol, kacang panjang, taoge, wortel, mentimun, tomat, kentang rebus dan telur
rebus dan biasanya gado-gado menggunakan saus kacang untuk menambah
rasa enak pada sayuran.
Adapun bumbu- bumbu dari gado-gado taitu terdiri atas 100 gr kacang
tanah, 2 siung bawang putih, 1 potong kencur, 2 buah cabai merah, asam, daun
jeruk puruk, gula merah secukupnya dan terasi yang telah dibakar.
a. Proses pembuatan
Proses pembuatan gado-gado adalah sebagai berikut :
a) Semua sayuran dimasak ( direbus ), kecuali mentimun
b) Mentimun dikupas di potong tipis-tipis. Kentang direbus hingga
matang kemudian dikupas kulitnya dan dipotong – potong.
Bumbu kacang atau saus kacang berbahan kacang tanah yang
digoreng, dihaluskan dan dicampur bahan lain seperti cabai merah, bawang
putih, gula pasir, saus tomat, garam, yang dihaluskan dan diencerkan dengan
air. Bumbu kacang adalah salah satu ciri khan masakan indonesia yang
digunakan diberbagai jenis masakan seperti sate, gado-gado, siomay, pecel dan
ketoprak.
Bumbu kacang atau saus kacang disiramkan diatas bahan utama (gado -
gado) untuk menambah cita rasa. Kacang tanah (arachis hypogaea L) adalah
tanaman polong-polongan yang dibudidayakan, serta menjadi kacang-kacangan
kedua terpenting setelah kedelai diindonesia. Tanaman yang berasal dari benua
Amerika ini tumbuh secara perdu setinggi 30 hingga 50 cm. Kacang tanah
adalah bahan makanan tumbuh-tumbuhan yang biasa dikomsumsi oleh
masyarakat indonesia. Kacang tanah mengandung energi sebesar 525
kilokalori, protein 27,9 gram, karbohidrat 17,4 gram, lemak 42,7 gram, kalsium
13
315 miligram, fosfor 456 miligram, zat besi 5,7 miligramdan B1 0,44 miligram
yang diperoleh dari 100 gram kacang tanah (Azzamy, 2015).
Terdapat berbagai macam mikroorganisme yang dapat mencemari
makanan, diantaranya adalah Salmonella sp. Bakteri Salmonella sp masuk
kedalam tubuh kita melalui makanan atau minuman yang tercemar.
Pencemaran bisa terjadi melalui orang yang mempersiapkan makanan (karena
tangannya kotor), air yang digunakan sudah terkontaminasi, akibat makanan
masih kurang matang, kondisi tempat penjualan yang kurang bersih (udara
terkontaminasi dengan bakteri) dan makanan yang dihinggapi lalat pembawah
kuman. Bakteri Salmonella sp merupakan penyebab penyakit asal makanan,
penyakit asal makanan yang disebarkan melalui makanan terjadi karena
mikroorganisme yang terdapat dalam makanan masuk kedalam usus dan
menginfeksi inang sehingga menyebabkan penyakit asal makanan. Jajanan
siomay yang terkontaminasi oleh mikroorganisme dapat menyebabkan
penyakit asal makanan.
Salmonellosis merupakan salah satu penyakit yang dapat dipindahkan
melalui makanan, terutama makanan yang mengalami kesalahan dalam
penanganan. Keadaan ini akan memberikan kesempatan pada mikroorganisme
untuk tumbuh dan berpindah ke manusia pada waktu memakannya. Salmonella
sp yang tertelan akan mencapai usus halus, dari usus halus salmonella sp
memasuki saluran limfatik kemudian masuk kealiran darah. Salmonella sp
dibawah keberbagai organ oleh darah, salah satunya usus. Organisme tersebut
memperbanyak diri dijaringan limfoid usus dan diekskresikan dalam feses.
Batas maksimun cemaran bakteri Salmonella sp pada makanan adalah negatif
(Narumi E, 2009: 87).
Kandungan mikroba gado - gado sudah tinggi, selama penjualan
peningkatan jumlah mikroba terlihat nyata, sehingga gdo-gado merupakan salah
satu produk yang perlu diperhatikan mutu mikrobiologi makanan sangat
dipengaruhi oleh cara persiapannya makanan yang disiapkan dalam keadaan
panas dapat dikatakan dengan aman untuk dikonsumsi, sedangkan makanan
yang tidak dipanaskan seperti : gado - gado, keredok, pecel, ketoprak, dan
14
sebagainya memiliki resiko kontaminasi mikrobiologi yang tinggi termasuk
bakteri patogen. Sebagian besar sampel makanan jajanan yang memiliki resiko
tinggi adalah makanan yang mengandung bumbu kacang dan santan sebagai
komponen utamanya ( Winarno, 1993 ).
Pada gado - gado juga ditemukan bakteri Enteropatogenik Salmonella
sebenarnya gado - gado bukanlah jenis makanan yang mengandung bahan-
bahan yang sering ditumbuhi salmonella seperti daging, telur, dan unggas.
kontaminasi Salmonella dapat berasal dari alat, pekerja, ternak sebagai carrier,
produk unggas, binatang pengerat, serangga dan air buangan ( Jenie, 1988 )
Bakteri Salmonella sp mungkin terdapat pada makanan dalam jumlah
tinggi, tetapi tidak terlalu menimbulkan perubahan dalam hal warna, bau
maupun rasa dari makanan yang tercemar salmonella sp. Semakin tinggi
jumlah salmonella di dalam suatu makanan, semakin besar timbulnya gejala
infeksi pada orang yang menelan makanan tersebut (Jay, 2005: 70).
1. Gejala keracunan Salmonella sp
Gejala keracunan dimulai sekitar 12- 72 jam setelah makan
makanan yang terkontaminasi oleh bakteri Salmonella sp. Gejala keracunan
berupa demam, yang berlangsung sekitar dua sampai lima hari.
2. Pencegahan Salmonellosis
Pada umum kasus Salmonellosis disebabkan karena mengkomsumsi
makanan yang tercemar, maka cara pencegahan dapat dilakukan sebagai
berikut :
a) Memasak dengan baik makanan yang dibuat dari daging hewan (
ayam, sapi, ikan)
b) Penyimpanan makanan pada suhu lemari es yang sesuai
c) Melindungi makanan terhadap pencemaran oleh hewan pengerat, lalat
dan lainnya.
d) Pemeriksaan berkala terhadap orang –orang yang menangani pangan
e) Penggunaan metode produksi dan pengolahan makanan yang
semestinya
15
a) Kebersihan pribadi yang baik serta hidup dengan cara –cara yang
memenuhi syarat kesehatan.
b. Uji Laboratorium Diagnostik
1. Spesimen
Darah untuk kultur harus diambil berulang kali. Pada demam
enterik dan septikemia, kultur darah sering positif dalam minggu
pertama penyakit. Kultur sumsum tulang mungkin berguna. Kultur
urine mungkin positif setelah minggu kedua. Spesimen feses juga
harus diambil berulang kali. Pada demam enterik, feses memberikan
hasil positif sejak minggu kedua atau ketiga; pada enterokolitis, kultur
feses positif dalam minggu pertama. Kultur penyaliran duodenum
yang positif memastikan terdapatnya Salmonella sp dalam saluran
empedu pada karier.
2. Metode bakteriologis untuk isolasi Salmonella sp
a. Kultur pada medium diferensial – Medium EMBA, MacConkey
atau deoksikolat memungkinkan deteksi cepat organisme yang
tidak memfermentasi laktosa (bukan hanya, Salmonella dan
Shigella, tetapi juga proteus, serratia, pseudomonas, dan
sebagainya). Pertumbuhan organisme gram-positif sedikit
terhambat. Medium bismuth sulfie memungkinkan deteksi cepat
Salmonella sp yang membentuk koloni hitam karena produksi H2S.
b. Kultur pada medium selektif – Spesimen diinokulasi pada agar
Salmonella-Shigella (SS), agar enterik Hektoen, XLD, atau agar
deoxycholate- citrate yang menunjang pertumbuhan Salmonella
dan Shigella dari pada Enterobacteriaceae lainnya.
c. Kultur pada medium diperkaya- spesimen (biasanya feses) juga
ditempatkan dalam kaldu tetrathionate atau selenit F, keduanya
menghambat replikasi bakteri usus normal dan memungkinkan
multiplikasi Salmonella. Setelah inkubasi selama 1-2 hari, hasil
kultur dipindahkan ke medium diferensial dan selektif.
16
d. Identifikasi akhir- Koloni yang diduga merupakan Salmonella dari
medium padat/solid diidentifikasi dengan pola reaksi biokimia dan
pemeriksaan aglutinasi slide dengan menggunakan serum spesifik
(Jawezt, dkk, 2008: 262).
D. Tinjauan Umum Media Pertumbuhan bakteri
1. Pengertian Media
Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat
makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhan.
Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul
kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media
pertumbuhan dapat dilakukan isolat mikroorganisme dapat ditumbuhkan
dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebut medium, medium
yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakan
mikroorganisme tersebut harus sesuai susunanya dengan kebutuhan jenis-
jenis mikroorganisme. Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada
medium yang sangat sederhana yang hanya mengandung garam anorganik
di tambah sumber karbon organik seperti gula, sedangkan mikroorganisme
lainnya memerlukan suatu medium yang sangat kompleks yaitu berupa
medium ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks lainnya (Alam C,
2012: 11).
Tujuan menggunakan media yaitu dengan media pertumbuhan
dapat dilakukan isolasi mikroorganisme menjadi kultur murni, dapat
menginokulasi mikroorganisme dari sampel pemeriksaan dan digunakan
sebagai tempat untuk penyimpanan stok mikroorganisme. Mikroorganisme
untuk kehidupannya membutuhkan bahan-bahan organik dan anorganik
dari lingkungannya. Bahan-bahan tersebut disebut nutrient (zat gizi)
sedang proses penyerapannya disebut proses nutria. Peran utama nutrient
adalah:
a) Sumber energi
b) Bahan pembangun sel
17
c) Sebagai aseptor elektron dalam reaksi bioenergenetik (Yuniarty,
2013:2).
Medium harus mengandung nutrient yang merupakan substansi
dengan berat molekul rendah dan mudah larut dalam air, nutrient dalam
medium harus memenuhi kebutuhan dasar makhluk hidup yang meliputi
air, karbon, energy, mineral dan factor tumbuh. Faktor tumbuh yang
mendukung pertumbuhan mikroorganisme selain nutrient adalah tekanan
osmosis, derajat keasaman (pH), temperature serta sterilitas (Sadaki A,
2012: 14).
2. Bahan-Bahan Media Pertumbuhan
Untuk keperluan hidupnya, semua mahluk hidup memerlukan
bahan makanan. Bahan makanan ini diperlukan untuk sintesis bahan sel
dan untuk mendapatkan energi. Demikian juga dengan mikroorganisme,
untuk kehidupannya membutuhkan bahan – bahan tersebut disebut dengan
nutrian (zat gizi), sedang proses penyerapannya disebut proses nutrisi.
Peran utama nutrient adalah sebagai sumber energi, bahan pembangun sel
dan sebagai aseptor electron dalam reaksi bioenergetik (reaksi yang
menghasilkan energi). Bahan makanan yang diperlukan terdiri dari air,
sumber karbon, sumber nitrogen, sumber sulfur, sumber mineral, sumber
fosfor dan faktor pertumbuhan (Alam C, 2012).
Bahan dasar media pertumbuhan adalah air (H2O), air merupakan
komponen utama sel mikroba dan medium. Fungsi air adalah sebagai
sumber oksigen untuk bahan organik sel pada respirasi. Selain itu air
berfungsi sebagai pelarut dan alat pengangkut dalam metabolisme.
Pertumbuhan mikroorganisme tergantung dari tersediannya air dan bahan
– bahan yang terlarut dalam air, yang digunakan oleh mikroorganisme
untuk membentuk bahan sel dan memperoleh energi. Selain air dalam
media perbenihan harus mengandung seluru elemen yang penting untuk
sintesis biologik organisme baru, media harus mengandung unsur – unsur
yang diperlukan untuk metabolisme sel yaitu berupa unsur makro dan
unsur mikro. Organisme heterotrof membutuhkan karbon organik untuk
18
pertumbuhannya dan karbon organik tersebut harus dalam bentuk yang
dapat diasimilasi, senyawa organik meliputi karbohidrat, lemak, protein,
asam amino, asam organik, garam asam organik dan poli alkohol.
Organisme heterotrop dibedakan lagi menjadi jasad saprofit menggunakan
bahan organik yang berasal dari sisa jasad hidup atau sisa jasad yang telah
mati dan jasad parasit ialah jasad yangn hidup di dalam jasad hidup lain
dan menggunakan bahan dari jasad inang (Hospes) – nya (Alam C, 2012).
Nitrogen merupakan komponen utama protein dan asam nukleot,
nitrogen dapat disuplai dalam berbagai bentuk, dan kemampuan
mikroorganisme untuk mengasimilasi nitrogen, juga berbeda – beda
banyak mikroorganisme memiliki kemampuan untuk mengasimilasi mitrat
(NO3) dan Nitrit (NO2) secara reduksi dengan mengubahnya menjadi
amoniak (NH3). Nitrogen juga dapat diperoleh dari zat gizi organik yang
mengandung unsur organik dalam kombinasi yang tereduksi (asam amino
atau hasil penguraian protein yang lebik kompleks, seperti pepton). Selain
nitrogen mikroorganisme membutuhkan posfat (PO 34 ) sebagai
komponen ATP, asam nukleat dan sejumlah koenzim seperti NAD, NADP
dan flavin. Selain itu, banyak metabolit, lipid, (fosfolipid, lipid A),
komponen dinding sel (teichoic acit), beberapa poli sakarida kapsul dan
beberapa protein adalah bergugus fosfat. Fosfat selalu diasimilasi sebagai
fosfat anorganik bebas (Alam C, 2012).
Pada medium pertumbuhan bakteri selain memiliki nutrisi juga
menggunakan bahan – bahan tambahann yaitu bahan yang ditambahkan
dengan tujuan tertentu, misalnya penambahan agar –agar yang berfungsi
sebagai pemadat, agar – agar dapat diperoleh dalam bentuk batangan atau
bubuk, terbuat dari beberapa jenis rumput laut, untuk melarutkannya harus
dipanasi, pencairan dan pemadatan (Alam C, 2012: 14).
3. Jenis Dan Fungsi Media
a) Jenis – jenis media terdiri dari :
1) Media pemupuk
19
Sampel ditanam pada BHIB, dimana media ini berfungsi
sebagai media diperkaya artinya akan membudidayakan bakteri
sesudah diinkubasi selam 24 jam, kemudian bakteri ditanam pada
media defferensial dan media selektif (Alam C, 2012).
2) Media deffensial
Media deffernsial adalah media yang dipakai untuk
identifikasi bakteri menurut sifat – sifat biokimia bakteri yang
bersangkutan. Media yang dipakai dalam pembenihan bakteri
adalah Mac conkey dimana media Mac conkey mengandung laktosa
dan merah netral sebagai indikator, sehingga bakteri yang
meragikan laktosa tumbuh dengan koloni berwarna merah dan
dapat dibedakan dengan bakteri yang tidak meragikan laktosa
karena tumbuh sebagai koloni yang tidak berwarna, dan blood Agar
Plate berfungsi sebagai media untuk isolasi dan budidaya
streptococcus dan mikroorganisme yang dapat melisiskan sel
darah.
3) Media selektif
Media selektif adalah media yang ditumbuhi bakteri
tertentu karena mengandung penghambat pertumbuhan bakteri lain.
Contoh media selektif yaitu EMBA, MCA, TCBS, Selektif
terhadap Vibrio, E.coli, Salmonella (Alam C, 2012)
b) Jenis-jenis media pertumbuhan bakteri Salmonella sp
Jenis – jenis media yang digunakan dalam identifikasi bakteri
Salmonella sp yaitu :
1) Media Brain Hearth Infusion Broth (BHI-B)
BHIB (Brain-Heart infusion Broth) adalah media penyubur
yang berguna untuk pertumbuhan berbagai macam bakteri baik
bentuk cair maupun agar. Bahan utama terdiri dari beberapa
jaringan hewan ditambah pepton, buffer posfat, dan sedikit
dekstrosa. Penambahan karbohidrat memungkinkan bakteri dapat
menggunakan langsung sebagai sumber energi. Komposisi media
20
Brain Hearth Infusion Broth (BHI-B) yaitu: Nutrien substrate
(extracts of brain, heart and poptones) : 2,75 gr, D(+) glucose : 2,0
gr, Sodium chlori de : 5,0 gr, Di-Sodium Hydrogen Phospate : 2,5
gr (Yuniarty, 2013: 35).
2) Media Salmonella Shigella Agar (SSA)
Penggunaan media SSA lebih khusus untuk basil gram
negatif patogen enterik,sehingga dipakai untuk isolasi dari
spesimen tinja terutama Salmonella Shigella.Media ini tersusun
dari beberapa macam bahan yaitu: Laktosa merupakan sumber
karbohidrat, Campuran garam empedu, Natrium sitrat, dan brilliant
green menghambat bakteri gram positif, dan sebagian besar bakteri
coliform sehingga kuman Salmonella sp dan Shigella sp dapat
tumbuh dengan baik. Campuran ekstrak daging dan pepton
menyediakan kebutuhan nitrogen, Vitamin, mineral dan asam
amino diperlukan untuk pertumbuhan.Komposisi media Salmonella
Shigella Agar (SSA) yaitu: Lab-Lemco Powder : 5,0 gr, Laktose :
10,0 gr, Sodium Citrate : 10,0 gr, Ferric citrate : 1,0 gr, Neutral red
: 0,025 gr, Peptone : 5,0 gr, Bile Salt : 8,5 gr, Sodium thiosulphate :
8,5 gr, Briliant green : 0,0033 gr, Bacto Agar : 13,5 gr ( Yuniarty,
2013: 20).
3) Pewarnaan Gram
Pewarnaan Gram merupakan pewarnaan diferensiasi sebab
pewarnaan ini dapat membedakan sifat bakteri berdasarkan Gram
menggunakan dua zat warna. Pada pewarnaan Gram maka akan
tampak sifat Gram yaitu positif apabila warna bakteri ungu dan
negatif apabila warna bakteri adalah merah. Selain sifat, pewarnaan
Gram juga dapat menunjukan morfologi dari bakteri yaitu basil,
kokus, kokobasil, diplokukos dan spora (Cappucino dkk, 2014)
Reaksi pewarnaan Gram didasari pada jumlah
peptidoglikan yang ditemukan pada dinding sel bakteri tersebut.
Bakteri Gram-positif memiliki banyak lapisan peptidoglikan, yang
21
menyebabkan dapan menahan molekul-molekul asam-teikoat.
Bakteri Gram-Negatif hanya memiliki satu lapisan peptidoglikan
tanpa asam-teikoat (Jawetz, 2012)
Pewarnaan Gram pada bakteri Salmonella sp menunjukkan
warna bakteri menjadi merah, maka dinyatakan bahwa Salmonella
sp merupakan bakteri Gram-Negatif.
22
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran
Makanan gado - gado yang disajikan dengan saus kacang
kemungkinan tercemar oleh bakteri Salmonella sp, Salmonella sp kemudian
tertelan oleh manusia akan mencapai usus halus, dari usus halus salmonella sp
memasuki saluran limfatik kemudian masuk kealiran darah. Salmonella sp
dibawah keberbagai organ oleh darah, salah satunya usus. Organisme tersebut
memperbanyak diri dijaringan limfoid usus dan diekskresikan dalam feses.
Faktor yang mendukung Pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada makanan
gado-gado dan bumbu kacang adalah kandungan nutrisi, kandungan air,
protein dan struktur biologi.
Makanan gado-gado yang ditaburi bumbu kacang yang dijual di
Daerah Anduonohu diambil kemudian dilakukan identifikasi dengan inokulasi
pada media Brain Heart Infusion Broth (BHIB), apabila terjadi kekeruhan
dilanjutkan pada media Salmonella-Shigella Agar (SSA). Pada media SSA
diamati koloni yang tumbuh dan dilakukan uji biokimia dan dilakukan
pewarnaan gram dengan mengambil koloni pada media SSA. Pada pewarnaan
gram yang diamati dibawa mikroskop dengan perbesaran 100x, bakteri
Salmonella sp berbentuk batang, gram negatif.
23
B. Bagan Kerangka Pikir
Bumbu Gado -Gado
Media BHIB
Bakteri Salmonella sp
PemeriksaanLaboratorium
Media SSA
Pewarnaan Gram
Hasil
Ada BakteriSalmonella sp
Tidak ada BakteriSalmonella sp
24
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat
dan ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan peneliti tentang konsep
pengertian tertentu (Notoatmojo, 2005: 70).
Variabel dalam penelitian ini adalah bakteri Salmonella sp objek
sampel dalam penelitian ini adalah sampel makanan siap saji yang djual di
Wilayah Andonuhu.
Bakteri Salmonella sp = Variabel penelitian
Makanan siap saji (Gado- Gado) = Objek sampel
D. Definisi Operasional dan Kreteria Objektif
1. Definisi Operasional
Salmonella sp yang dimaksud pada penelitian ini adalah Salmonella sp
yang diperoleh dari sampel Bumbu gado – gado di isolasi pada media
BHIB dan dilanjutkan pada media SSA kemudian di identifikasi dibawah
mikroskop dengan pewarnaan gram.
2. Kreteria Objekif :
a. Media BHI-B :
1) Positif (ada bakteri) apabila terjadi kekeruhan pada media Brain
Hearth Infusion broth (BHIB).
2) Negatif (tidak ada bakteri) apabila tidak terjadi kekeruhan pada
media Brain Hearth Infusion broth (BHIB).
b. Media SSA :
1) Positif ada bakteri Salmonella sp dtandai dengan koloni sedang,
tak berwarna / bening dengan inti hitam, cembung, smooth media
Salmonella-Shigella Agar (SSA).
2) Negatif bila tidak terdapat koloni pada media Salmonella-Shigella
Agar (SSA).
c. Pewarnaan Gram
1) positif bakteri Salmonella sp ditandai dengan bakteri berbentuk
batang, berwarna merah.
25
2) Negatif bukan bakteri Salmonella sp ditandai dengan tampak
berwarna violet
26
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu untuk menganalisa bakteri
Salmonella sp pada bumbu Gado - Gado di Wilayah Anduonuhu Kota Kendari
Provinsi Sulawesi Tenggara dengan melakukan pengujian di Laboratorium.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di labolatorium Analis Kesehatan
Poltekkes Kendari.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 19 s/d 24 Juli 2017.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian (Machfoeds,
2007: 48). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh makanan Gado-
Gado yang dijual oleh 6 penjual Gado-Gado di Wilayah Anduonuhu Kota
Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara.
2. Sampel
Sampel adalah bagian yang diambil dari keseluruhan objek yang
diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2002: 70).
Sampel dalam penelitian ini adalah Bumbu Gado-Gado yang dijual di
Wilayah Anduonuhu . Teknik pengambilan sampel dalam penelitian yaitu
dengan menggunakan total sampling . Yaitu jika semua populasi dijadikan
sampel.
Kriteria sampel :
27
Inklusi :
a) Bumbu Gado-Gado yang dijual di Wilayah Anduonohu
b) Bumbu Gado-Gado yang masih layak dikomsumsi
Eksklusi:
a) Bumbu Gado-Gado yang tidak dijual di Wilayah Anduonohu
D. Prosedur Pengumpulan Data
Sampel Bumbu gado-gado di Wilayah Andonuhu terlebih dahulu
diambil, pengambilan sampel dalam peneltian ini dilakukan dengan
menggunakan total sampling yaitu jika semua populasi dijadikan sampel.
a. Data Primer
Pengumpulan data primer diambil langsung dari penjual dengan
menggunakan instrumen lembar ceklis.
b. Datar Sekunder
Data sekunder yang digunakan adalah data yang diperoleh dari jurnal-
jurnal penelitian.
E. Instrumen Penelitian
1. Instrumen penelitian yang dibawa ke lokasi pengambilan sampel
Adalah lembar ceklis.
2. Alat penelitian yang digunakan di Laboratorium terdiri atas alat dan
bahan, yang dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.1. Alat Penelitian di Laboratorium
No Nama Alat Kegunaannya
1 Autoclave Sebagai alat untuk sterilisasi alat dan media
2 Erlenmeyer Sebagai tempat untuk melarutkan media
BHIB dan SSA
3 Gelas kimia Sebagai wadah aquadest dan sampel yang
telah dilarutkan
4 Gelas ukur Untuk mengukur aquadest yang digunakan
untuk melarutkan media BHIB, SSA dan
28
sampel
5 Rak tabung Sebagai tempat tabung reaksi
6 Tabung reksi Sebagai wadah untuk media BHIB
7 Cawan porselin Untuk wadah sampel dan media pada saat
penimbangan
8 Sendok tanduk Untuk mengambil serbuk media dan sampel
Bumbu Gado-Gado
9 Batang pengaduk Digunakan untuk melarutkan media
10 Cawan petri Sebagai wadah media untuk pertumbuhan
bakteri
11 Pipet ukur dan
karet pengisap
Untuk memipet media BHIB sebanyak 9
mL kedalam tabung reaksi untuk disterilkan
12 Mikroskop Sebagai alat untuk mengamati jenis bakteri
pada pewarnaan gram.
13 Ose Digunakan untuk inokulasi bakteri pada
media SSA dan untuk mengambil koloni
bakteri yang akan diamat dibawa mikroskop
14 Timbangan
Analitik
Untuk menimbang media dan sampel
Bumbu Gado-Gado
15 Lampu Spiritus Untuk pemenasan media BHIB, SSA yang
telah dilarutkan, mensterilkan ose dan
menjaga kontaminasi bakteri pada saat
inokulasi
16 Pipet tetes Untuk memipet NaCL 0,9%, Gentian violet,
lugol, alkohol 96% dan air fuchsin
17 Objek glassa Sebagai wadah koloni bakteri yang akan
diamati dibawa mikroskop
18 Kaki tiga Untuk penyangga asbes pada saat
pembuatan media
19 Asbes Untuk penyangga erlenmeyer pada saat
29
pembuatan media
20 Inkubator Digunakan untuk inkubasi bakteri
21 Jembatan
pewarnaan
Sebagai tempat meletakan preparat untuk
dilakukan pewarnaan
22 Botol semprot Sebagai wadah untuk menyimpan air yang
digunakan untuk membilas preparat pada
pewarnaan gram.
23 Spoit 3 mL Untuk pemipetan sampel yang telah
dilarutkan pada proses inokulasi.
24 Pulpen Sebagai alat untuk menulis kode sampel
sebagai hasil pemeriksaan.
25 Lembar Observasi Digunakan sebagai lembar pengisisan hasil
pemeriksaan yang merupakan alat ukur
hasil penelitian.
3. Bahan penelitian
Tabel 4.2. Bahan yang digunakan dalam pemeriksaan sampel adalah:
No Nama Bahan Kegunaannya
1 Sampel Bumbu Gado-Gado Sebagai sampel penelitian
2 Media Brain Heart Infusion
Broth (BHIB)
Media untuk pertumbuhan bakteri
3 Media Salmonella Shigella
Agar (SSA)
Media untuk pertumbuhan bakteri
Salmonella sp
4 Indikator Ph Untuk memeriksa pH aquadest
pada saat pembuatan media
5 Aquadest Digunakan dalam pembuatan
media , serta bahan melarutkan
sampel Bumbu Gado-Gado.
6 Kapas Untuk menutup erlenmeyer pada
saat pembuatan media BHIB,
30
SSA dan tabung reaksi pada saat
menstrilkan media BHIB.
7 NaCL 0,96% Berfungsi untuk merekatkan
bakteri pada preparat
8 Kertas Label Untuk memberi identitas sampel
9 Gentian Violet Merupakan pewarna pertama
yang akan memberi warna pada
mikroorganisme (bakteri)
10 Lugol 3% Berfungsi sebagai penguat ikatan
warna pada pewarnaan pertama
oleh bakteri
11 Alkohol 96% Berfungsi untuk melunturkan
kelebihan zat warna pada bakteri
( mikroorganisme)
12 Air Fuchsin Berfungsi untuk mewarnai
kembali sel – sel yang telah
kehilangan pewarna utama
13 Oilmersi Digunakan untuk memperjelas
objek dan melindungi lensa
mikroskop.
4. Prosedur Pemeriksaan Laboratorium
a) Pra Analitik
1) Persiapan Sampel : sampel Bumbu Gado-Gado yang diambil di
Wilayah Anduonohu Kecamatan Poasia adalah 6 sampel Bumbu
Gado-Gado yang dijual di Wilayah Anduonohu tersebut.
2) Persiapkan Alat dan Bahan
Alat
a) Autoclave
b) Timbagan analitik
c) Erlenmeyer
31
d) Cawan petri
e) Pipet tetes
f) Sendok tanduk
g) Inkubator
h) Batang pengaduk
i) Spiritus
j) Tabung reaksi
k) Rak tabung
l) Pipet ukur
m) Karet pengisap
n) Cawan porselin
o) Ose
p) Objek glass
q) Jembatan pewarnaan
r) Mikroskop
s) Botol semprot
t) Kaki tiga
u) Asbes
v) Lembar observasi
w) Pulpen
x) Tempat sampel
y) Spoit 3 mL
Bahan
a) Media Brain Heart Infusion Broth (BHIB)
b) Media Salmonella Shigella Agar (SSA)
c) Sampel Bumbu Gado-Gado
d) Indikator pH
e) Kapas
f) NaCL0,96%
g) Kertas label
h) Gentian violet
32
i) Lugol 3%
j) Alkohol 96%
k) Air fucsin
l) AquadeS
3) Persiapan Alat Penelitian
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini dicuci bersih
dan dikeringkan kemudian dibungkus dengan kertas kemudian
disterilkan.
4) Sterilisasi alat dan bahan
Alat –alat yang digunakan terlebih dahulu disterilkan dalam
autoclave untuk membebaskan tiap benda atau substansi dari semua
kehidupan dalam bentuk apapun. Sebelum sterilisasi terlebih
dahulu diperiksa air pada Autoclave kemudian dimasukan alat dan
bahan yang sudah dibungkus rapi dengan kertas kemudian tutup
autoclave skrup pengaman. Sterilisasi dilakukan selama 15 menit
pada suhu 121°C .
5) Pembuatan Media Brain Heart Infusion Broth (BHIB)
a. Ditimbang media BHIB sebanyak 0,6 gram
b. Dimasukkan kedalam erlenmeyer 250 mL dan dilarutkan
dengan aquadest sebanyak 18 mL, buat sesuai kebutuhan dan
ukur pH dengan indicator pH 7,4 ±0,2.
c. Kemudian dipanaskan sampai larut dengan baik, setelah itu,
disterilisasi dengan autoclave pada suhu 1210C selama 15 menit.
6) Pembuatan Media Salmonella Shigella Agar (SSA)
a. Ditimbang media Salmonella Shigella Agar (SSA) 10,2 gram.
b. Dimasukkan kedalam erlenmeyer 250 mL dan dilarutkan
dengan aquadest sebanyak 170 mL, buat sesuai kebutuhan dan
ukur pH dengan indicator pH 7,4 ±0,2.
c. Kemudian dipanaskan sampai larut dengan Waterbath , setelah
itu, dibiarkan hingga dingin kemudian dipanaskan kembali lalu
dituang kedalam petridisk, biarkan hingga padat.
33
2. Analitik
a. Inokulasi sampel Bumbu Gado-Gado Pada Media Brain Heart
Infusion Broth (BHIB). Cara kerja yang dilakukan adalah sebagai
berikut :
1) peralatan yang dipakai disiapkan dalam keadaan steril dan
semua pekerjaan dilakukan secara aseptis.
2) Sampel Bumbu Gado-Gado di ambil menggunakan ujung Ose
dan di isolasi pada media Brain Heart Infusion Broth (BHIB)
dengan perbandingan 9:1 dimana 9 ml untuk media Brain Heart
Infusion Broth (BHIB) dan 1 ml untuk sampel
3) Diinkubasi media Brain Heart Infusion Broth (BHIB) tersebut
selama 1x24 jam pada suhu 370C di inkubator.
4) Jika terjadi kekeruhan pada Media Brain Heart Infusion Broth
(BHIB), dilanjutkan pada media selektif yaitu media SSA.
5) Jika tidak terjadi kekeruhan pada media Brain Heart Infusion
Broth (BHIB), tidak di lanjutkan Pada Media Salmonella
Shigella Agar (SSA).
b. Inokulasi Bakteri Pada Media Salmonella Shigella Agar (SSA)
1) Bakteri yang tersangka pada media Brain Heart Infusion Broth
(BHIB), Diambil dengan menggunakan ose yang sudah di
fiksasi.
2) Diinukolasikan pada media Salmonella Shigella Agar (SSA )
dengan cara digoreskan.
3) Diinkubasi Media Salmonella Shigella Agar (SSA) tersebut
selama 1x24 jam pada suhu 370C di incubator.
4) Amati ciri koloni yang tumbuh pada Media Salmonella
Shigella Agar (SSA) kemudian lakukan pewarnaan gram.
5) Jika tidak ada pertumbuhan koloni pada Media Salmonella
Shigella Agar (SSA) maka tidak dilakukan pada pewarnaan
gram.
c. Pewarnaan Gram
34
1) Disiapkan alat dan bahan.
2) Diteteskan 1 tetes Nacl 0,96% di atas objek glass kemudian
diratakan dengan ose.
3) Kemudian biarkan hingga kering lalu fiksasi di atas nyala api
kecil.
4) Kemudian letakan preparat pada jembatan pewarnaan, lalu
Fiksasi lakukan pewarnaan gram
5) Tetesi preparat dengan larutan gentian violet selama 1 -2 menit
kemudia bilas dengan air mengalir.
6) Selanjutnya, tetesi dengan larutan lugol selama 1 menit.
Kemudian bilas dengan air mengalir.
7) Kemudian tetesi dengan larutan alkohol 96% selama 30 detik
dan bilas dengan air mengalir.
8) Kemudian tetesi dengan larutan air fuchsion selama 20 detik
dan bilas dengan air.
9) Kemudian biarkan kering, lalu amati di bawa mikroskop
dengan perbesaran 100x dengan menggunakan oil emersi.
3. Pasca Analitik
a. Interprestasi Hasil pada Media Brain Heart Infusion Broth (BHIB)
1) Positif (+) : terjadi kekeruhan pada Media Brain Heart
Infusion Broth (BHIB)
2) Negatif (-) : tidak terjadi kekeruhan pada Media Brain Heart
Infusion Broth (BHIB)
b. Interprestasi hasil pada media SSA
1) Positif (+) Ada pertumbuhan Koloni dengan ciri koloni
sedang, tak berwarna dengan inti hitam, cembung smooth
2) Negatif (-) Tidak ada pertumbuhan Koloni sedang, tak
berwarna dengan inti hitam, cembung smooth
c. Interprestasi hasil pada pewarnaan Gram
35
1) Positif (+) ditemukan bakteri gram negatif berbentuk batang
berwarna merah
2) Negatif (-) tidak ditemukan bakteri gram negatif berbentuk
batang berwarna merah.
d. Dokumentasi.
e. Pencatatan dan pelaporan hasil.
F. Jenis Data
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu :
1. Data Primer
Jenis data primer digunakan adalah data yang diperoleh langsung dari
tempat penelitian.
2. Datar Sekunder
Jenis data sekunder yang digunakan adalah data yang diperoleh dari buku,
jurnal penelitian atau media lain yang terkait dengan penelitian.
G. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan melalui beberapa tahap sebagai berikut:
a. Coding, yaitu memberikan kode pada setiap sampel Bumbu Gado-Gado
yang diteliti untuk memudahkan dalam memasukan keprogram komputer
b. Skoring adalah perhitungan secara manual dengan menggunakan kalkulator
untuk presentase setiap variabel yang diteliti.
d. Tabulating (tabulasi data), yaitu setelah data tersebut masuk kemudian
direkap dan disusun dalam bentuk tabel agar dapat dibaca dengan mudah.
H. Analisis Data
Data yang diperoleh selanjutnya dianalisa secara deskriptif. Analisis
data deskriptif merupakan analisis yang dipakai untuk menganalisis data
dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data-data yang sudah
dikumpulkan seadanya tanpa ada maksud membuat generalisasi dari hasil
penelitian. Analisis data dilakukan dengan menghitung jumlah Bumbu Gado-
Gado yang terdapat bakteri Salmonella sp kemudian ditabulasi dalam bentuk
tabel.
36
Untuk hasil presentase hasil penelitian digunakan rumus berikut :
X = ×Keterangan :
X = Presentase yang dicari
= variabel yang di teliti
= Jumlah sampel yang diteliti
= Konstanta (100 %)
I. Penyajian Data
Data yang telah dikumpulkan dan diolah disajikan dengan baik agar
data dapat mudah dimengerti dalam bentuk tabulasi yaitu penyajian data
dalam bentuk tabel dan juga disajikan dalam bentuk textular yaitu disajikan
dalam bentuk tulisan atau narasi.
J. Etika Penelitian
Etika penelitian bertujuan untuk melindungi hak-hak subyek. Dalam
penelitian ini menekankan masalah etika yang meliputi antara lain :
1. Anoniminity (tanpa nama)
Dilakukan dengan cara tidak memberikan nama responden pada
lembar alat ukur, hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data.
2. Confidentiality (kerahasiaan)
Dilakukan dengan menjamin kerahasiaan hasil penelitian baik
informasi maupun masalah–masalah lainnya. Informasi yang dikumpulkan
dijamin kerahasiaannya oleh peneliti.
37
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Lokasi Penelitian
a. Keadaan Geografis
Berdasarkan posisi dalam lingkup Kota Kendari, maka
BWK V Kawasan Anduonohu terletak di bagian Timur Kota
Kendari dengan luas kawasan sekitar 4900 Ha, dengan batas
Wilayah mencakup 5 Kelurahan Dengan batas-batas sebagai
berikut :
1. Sebelah Utara berbatasan demgan Teluk Kendari
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Poasia
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Moramo
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Sungai Wanggau, Kecamatan
Baruga.
b. Luas Wilayah
Luas Wilayah Anduonohu Kota Kendari adalah 1037 Ha
demgam jumlah penduduk di Wilayah Anduonohu pada tahun 2016
sebanyak 32.238 jiwa dengan kepadatan penduduk 33 jiwa per
hektar.
Berdasarkan data pada tahun 2016 jumlah unit rumah pada
kawasan Anduonohu berjumlah 10.272 unit yang terdiri dari
lingkungan perumahan yang dibangun oleh penduduk (secara
alami) maupun lingkungan perumahan yang dibangun oleh pihak
swasta dalam hal ini developer.
2. Variabel Penelitian
Berdasarkan pemeriksaan bumbu gado - gado yang diambil dari
Wilayah Andonohu yang dilakukan pemeriksaan di Laboratorium Jurusan
Analis Kesehatan Poltekes Kemenkes Kendari tentang identifikasi Bakteri
Salmonella sp pada bumbu gado - gado yang dijual di Wilayah
38
Anduonohu Kecamatan Poasia Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara
menggunakan metode (pour plate) cawan tuang.
BHIB (Brain-Heart infusion Broth) adalah media penyubur yang
berguna untuk pertumbuhan berbagai macam bakteri baik bentuk cair
maupun agar. Bahan utama terdiri dari beberapa jaringan hewan ditambah
pepton, buffer posfat, dan sedikit dekstrosa. Penambahan karbohidrat
memungkinkan bakteri dapat menggunakan langsung sebagai sumber
energi.
Berdasarkan pemeriksaan sampel yang dilakukan di Laboratorium
Analis kesehatan yaitu mengamati kekeruhan yang terjadi pada media
BHIB didapatkan hasil sebagai berikut.
Gambar 2.6 media BHIB ( sumber data primer 2017 )
Tabel. 5.1 Hasil pemeriksaan sampel bumbu gado – gado yangdiperoleh dari Wilayah Anduonohu pada media BrainHeart Infusion Broth (BHIB).
No Kode sampel Hasil pertumbuhan pada mediaBHIB
Positif (+) Keruh Negatif (-)1 S.1 2 S.2 3 S.3 4 S.4 5 S.5 6 S.6
JUMLAH 6 0PRESENTASE 100% 0%
38
Anduonohu Kecamatan Poasia Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara
menggunakan metode (pour plate) cawan tuang.
BHIB (Brain-Heart infusion Broth) adalah media penyubur yang
berguna untuk pertumbuhan berbagai macam bakteri baik bentuk cair
maupun agar. Bahan utama terdiri dari beberapa jaringan hewan ditambah
pepton, buffer posfat, dan sedikit dekstrosa. Penambahan karbohidrat
memungkinkan bakteri dapat menggunakan langsung sebagai sumber
energi.
Berdasarkan pemeriksaan sampel yang dilakukan di Laboratorium
Analis kesehatan yaitu mengamati kekeruhan yang terjadi pada media
BHIB didapatkan hasil sebagai berikut.
Gambar 2.6 media BHIB ( sumber data primer 2017 )
Tabel. 5.1 Hasil pemeriksaan sampel bumbu gado – gado yangdiperoleh dari Wilayah Anduonohu pada media BrainHeart Infusion Broth (BHIB).
No Kode sampel Hasil pertumbuhan pada mediaBHIB
Positif (+) Keruh Negatif (-)1 S.1 2 S.2 3 S.3 4 S.4 5 S.5 6 S.6
JUMLAH 6 0PRESENTASE 100% 0%
38
Anduonohu Kecamatan Poasia Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara
menggunakan metode (pour plate) cawan tuang.
BHIB (Brain-Heart infusion Broth) adalah media penyubur yang
berguna untuk pertumbuhan berbagai macam bakteri baik bentuk cair
maupun agar. Bahan utama terdiri dari beberapa jaringan hewan ditambah
pepton, buffer posfat, dan sedikit dekstrosa. Penambahan karbohidrat
memungkinkan bakteri dapat menggunakan langsung sebagai sumber
energi.
Berdasarkan pemeriksaan sampel yang dilakukan di Laboratorium
Analis kesehatan yaitu mengamati kekeruhan yang terjadi pada media
BHIB didapatkan hasil sebagai berikut.
Gambar 2.6 media BHIB ( sumber data primer 2017 )
Tabel. 5.1 Hasil pemeriksaan sampel bumbu gado – gado yangdiperoleh dari Wilayah Anduonohu pada media BrainHeart Infusion Broth (BHIB).
No Kode sampel Hasil pertumbuhan pada mediaBHIB
Positif (+) Keruh Negatif (-)1 S.1 2 S.2 3 S.3 4 S.4 5 S.5 6 S.6
JUMLAH 6 0PRESENTASE 100% 0%
39
Tabel 5.1 menunjukan terdapat 6 sampel yang positif yang ditandai
dengan terjadinya kekeruhan pada media Brain Heart Infusion Broth
(BHIB), dari hasil kultur pada media Brain Heart Infusion Broth semua
menunjukan terjadi kekeruhan yang berarti ada bakteri yang hidup
dimedia tersebut.
Penggunaan media SSA lebih khusus untuk basil gram negatif
patogen enterik,sehingga dipakai untuk isolasi dari spesimen tinja
terutama Salmonella Shigella.Media ini tersusun dari beberapa macam
bahan yaitu: Laktosa merupakan sumber karbohidrat, Campuran garam
empedu, Natrium sitrat, dan brilliant green menghambat bakteri gram
positif, dan sebagian besar bakteri coliform sehingga kuman Salmonella sp
dan Shigella sp dapat tumbuh dengan baik.
Berdasarkan hasil diatas dapat dikatakan bahwa semua sampel
telah tercemar mikroorganisme, kemudian dilanjutkan pada media selektif
Salmonella Shigella Agar (SSA) dengan cara digores .
Gambar 2.7 Gambar hasil pada media SSA ( sumber data primer )
Tabel 5.2 Pengamatan hasil inokulasi pada media SalmonellaShigella Agar (SSA) dengan melihat pertumbuhan koloni.
No Kodesampel
Hasil pertumbuhan pada media SSA
Positif (+)tumbuh koloni
Negatif (-)
1 S.1 √
2 S.2 √
TumbuhKoloni bakterisalmonella sp
40
Tabel 5.2 menunjukan pada media selektif Salmonella Shigella
Agar (SSA), terdapat 6 sampel yang tumbuh koloni dengan ciri koloni
sedang tidak berwarna dengan inti hitam ,cembung , smooth yang
mencirikan morfologi bakteri Salmonella sp. Pada media Salmonella
Shigella Agar (SSA) positif ada pertumbuhan koloni selanjutnya dilakukan
pewarnaan gram. koloni yang tumbuh diambil kemudian dibuat preparat
untuk pewarnaan gram.
Tabel diatas menunjukan bahwa semua sampel Bumbu Gado –
Gado telah tercemar bakteri Salmonella sp. Pewarnaan Gram merupakan
pewarnaan diferensiasi sebab pewarnaan ini dapat membedakan sifat
bakteri berdasarkan Gram menggunakan dua zat warna. Pada pewarnaan
Gram maka akan tampak sifat Gram yaitu positif apabila warna bakteri
ungu dan negatif apabila warna bakteri adalah merah. Selain sifat,
pewarnaan Gram juga dapat menunjukan morfologi dari bakteri yaitu
basil, kokus, kokobasil, diplokukos dan spora.
Reaksi pewarnaan Gram didasari pada jumlah peptidoglikan yang
ditemukan pada dinding sel bakteri tersebut. Bakteri Gram-positif
memiliki banyak lapisan peptidoglikan, yang menyebabkan dapan
menahan molekul-molekul asam-teikoat. Bakteri Gram-Negatif hanya
memiliki satu lapisan peptidoglikan tanpa asam-teikoat. Pewarnaan Gram
pada bakteri Salmonella sp menunjukkan warna bakteri menjadi merah,
maka dinyatakan bahwa Salmonella sp merupakan bakteri Gram-Negatif.
Pengamatan dilakukan pada pewarnaan gram didapatkan bakteri
bentuk batang gram negatif (berwarna merah), dimana koloni yang
diambil pada 6 media SSA dari 6 media yang ditumbuhi koloni. Dari hasil
3 S.3 √4 S.4 √5 S.5 √
6 S.6 √Jumlah 6
Presentase 100% 0%
41
identifikasi diperoleh frekuensi cemaran bakteri Salmonella sp terhadap
sampel sebanyak 100 % diperoleh hasil positif dan 0 % negatif .
Gambar 2.8 hasil pewarnaan Gram ( sumber data primer )
Tabel 5.3 Pengamatan hasil pada mikroskop dengan menggunakanpewarnaan gram.
Tabel diatas menunjukan bahwa semua sampel yang di teliti positif
mengandung bakteri salmonella sp.
No Kodesampel
Hasil pewarnaan gram
Gram Positif (+) Gram Negatif (-)
1 S.1 √
2 S.2 √3 S.3 √4 S.4 √5 S.5 √
6 S.6 √Jumlah 6
Presentase 100% 0%
Bentuk Basildan
berwarnaMerah
menunjukanciri
salmonellasp
41
identifikasi diperoleh frekuensi cemaran bakteri Salmonella sp terhadap
sampel sebanyak 100 % diperoleh hasil positif dan 0 % negatif .
Gambar 2.8 hasil pewarnaan Gram ( sumber data primer )
Tabel 5.3 Pengamatan hasil pada mikroskop dengan menggunakanpewarnaan gram.
Tabel diatas menunjukan bahwa semua sampel yang di teliti positif
mengandung bakteri salmonella sp.
No Kodesampel
Hasil pewarnaan gram
Gram Positif (+) Gram Negatif (-)
1 S.1 √
2 S.2 √3 S.3 √4 S.4 √5 S.5 √
6 S.6 √Jumlah 6
Presentase 100% 0%
Bentuk Basildan
berwarnaMerah
menunjukanciri
salmonellasp
41
identifikasi diperoleh frekuensi cemaran bakteri Salmonella sp terhadap
sampel sebanyak 100 % diperoleh hasil positif dan 0 % negatif .
Gambar 2.8 hasil pewarnaan Gram ( sumber data primer )
Tabel 5.3 Pengamatan hasil pada mikroskop dengan menggunakanpewarnaan gram.
Tabel diatas menunjukan bahwa semua sampel yang di teliti positif
mengandung bakteri salmonella sp.
No Kodesampel
Hasil pewarnaan gram
Gram Positif (+) Gram Negatif (-)
1 S.1 √
2 S.2 √3 S.3 √4 S.4 √5 S.5 √
6 S.6 √Jumlah 6
Presentase 100% 0%
Bentuk Basildan
berwarnaMerah
menunjukanciri
salmonellasp
42
B. Pembahasan
Hasil identifikasi bakteri Salmonella sp pada bumbu gado - gado yang
dijual di Wilayah Anduonohu Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara di
dapatkan hasil positif yang menunjukan semua sampel terkontaminasi bakteri
salmonella sp. dimana pemeriksaan sampel bumbu gado – gado yang diambil
secara aseptis dengan menyiapkan wadah yang steril dan selanjutnya sampel
penelitian dibawa ke Laboratorium untuk di identifikasi dan diperoleh hasil
sebagai berikut :
1. Pertumbuhan Bakteri Pada Media Brain Heart Infusion Broth (BHIB) Pada
sampel penelitian yang berjumlah 6 sampel menunjukan semua sampel positif
(+) keruh yang berarti sampel tersebut ditumbuhi bakteri. Pengujian ini
diawali dengan inokulasi sampel pada media Brain Heart Infusion Broth
(BHIB) kemudian media diinkubasi selama 24 jam pada suhu 370C, hasil pada
media Brain Heart Infusion Broth (BHIB ) terjadi perubahan warna dari
kuning jernih menjadi keruh, hal ini menandakan bahwa terjadi pertumbuhan
bakteri pada media Brain Heart Infusion Broth (BHIB), dimana media BHIB
berfungsi sebagai media penyubur yang mempunyai pH 7,4 dan mengandung
sumber nutrisi.
2. Pertumbuhan Bakteri Salmonella Pada Media Salmonella Shigella Agar
(SSA)Dari 6 sampel penelitian, diperoleh sampel positif (+) terjadi
pertumbuhan koloni bakteri Salmonella sp. Hal ini disebabkan oleh
kontaminasi karena rendahnya higienes dan sanitasi pada saat pengolahan dan
penjualan Gado - Gado. Inokulasi sampel dengan cara digores pada media
Salmonella Shigella Agar (SSA) untuk mengisolasi bakteri Salmonella sp
yang diinkubasi selama 24 jam pada suhu 370C, hasil pada media Salmonella
Shigella Agar (SSA) terjadi pertumbuhan koloni dengan ciri koloni tak
berwarna dengan inti hitam.Pengamatan Mikroskop Pada Pewarnaan Gram.
3. Berdasarkan pertumbuhan koloni pada media Salmonella Shigella Agar (SSA)
dengan ciri koloni tak berwarna dengan inti hitam, selanjutnya dilakukan
pengamatan mikroskop pada pewarnaan gram untuk mengetahui bentuk atau
morfologi dari bakteri Salmonella sp. Pengamatan yang dilakukan pada
43
penelitian diperoleh hasil positif (+) bentuk morfologi batang berwarna merah
pada 6 sampel dari jumlah sampel adalah 6 sampel penelitian. Berdasarkan
dari hasil penelitian secara bakteriologis pada 6 sampel bumbu gado - gado
diperoleh hasil positif (+) bakteri Salmonella berjumlah 6 sampel.
Dengan ditemukan bakteri Salmonella sp pada bumbu gado - gado
tersebut, disebabkan oleh lingkungan disekitar tempat penjualan yang kurang
baik. Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa lingkungan tempat
berjualan dipinggir jalan, makanan tidak berpenutup dan pedagang tidak
mencuci tangan terlebih dahulu sebelum menyiapkan makanan sehingga dapat
menyebabkan kontaminasi salmonella sp pada makanan. Penyebab terjadinya
kontaminasi bakteri adalah kurangnya pengertian pada penjual gado - gado
akan lingkungan sekitar tempat penjualan dan kurangnya kesadaran dalam
menjaga kebersihan dalam proses penjualan gado - gado, jadi tidak menutup
kemungkinan bahwa bumbu gado - gado telah terkontaminasi oleh bakteri
akibat lingkungan sekitar serta proses penjualan dengan membiarkan wadah
penyimpanan bumbu gado - gado dalam keadaan terbuka.
Menurut Wahab (2011) Peranan lingkungan serta proses pengolahan
sampai penjualan sangat erat kaitanya dengan jumlah dan jenis bakteri yang
ditemukan pada gado - gado. Makanan yang terkontaminasi bakteri
Salmonella sp dalam jumlah kecil, tidak terlalu menimbulkan perubahan
dalam hal warna, bau maupun rasa dari makanan yang tercemar Salmonella sp
kecuali jika bahan makanan mengandung Salmonella sp dalam jumlah besar
maka akan terjadi perubahan warna dan bau. Semakin tinggi jumlah bakteri
salmonella sp di dalam suatu makanan, maka semakin besar timbulnya
gejalah infeksi pada orang yang menelan makanan tersebut. Infeksi, yaitu
suatu penyakit yang disebabkan oleh mikroba yang hidup dan berkembang
biak pada tempat terjadinya peradangan. Mikroba masuk ke dalam saluran
pencernaan manusia melalui makanan dan minuman, yang kemudian dicerna
dan diserap oleh tubuh. Dalam kondisi yang sesuai, mikroba patogen akan
berkembang biak di dalam saluran pencernaan sehingga menyebabkan gejala
penyakit.
44
Bakteri yang terdapat dalam makanan, salah satunya adalah bakteri
Salmonella sp. Bakteri Salmonella sp adalah kuman batang bergerak, gram
negatif, fakultatif aerob karena habitat aslinya berada didalam usus manusia
maupun hewan. Salmonella sp memiliki ukuran 1-3,5µm x 0,5-0,8, berbentuk
batang, tidak berspora dan sebagian besar isolat bersifat motil dengan flagel
peritriks (peritrichous flagella). Salmonella sp umumnya menghasilkan H2S.
Organisme ini dapat bertahan pada air yang beku dalam waktu yang lama.
Bakteri ini resisten terhadap bahan kimia tertentu (brilliant green, sodium
tetrathionat dan sodium deoxycholate) yang menghambat pertumbuhan
bakteri enterik lain. Bakteri Salmonella tumbuh pada suhu 150C-410C ( suhu
optimum 37,50C dengan pH 6-8 ). Perkembangan bakteri Salmonella sp
terbilang sangat cepat dan menakjubkan, setiap selnya mampu membelah diri
setiap 20 menit sekali pada suhu hangat dan pada media tumbuh yang
mengandung protein tinggi. satu sel bakteri bisa berkembang menjadi 90.000
hanya dalam waktu 6 jam.
Salmonella sp dapat menimbulkan penyakit pada tubuh manusia yang
disebut dengan salmonellossis. Salmonellosis di akibatkan oleh makanan yang
tercemar oleh Salmonella sp dikonsumsi oleh manusia. Salmonellosis ditandai
dengan gejala demam yang timbul secara akut, nyeri abdominal, diare, dan
terkadang muntah. Secara klinis Salmonella sp di bedakan menjadi dua macam
yaitu Salmonella tifoid yang menyebabkan demam enterik atau demam tifoid
dan Salmonella non tifoid yang menyebabkan gastro enteritis.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Arlita, dkk (2013) yang
dilakukan di Manado yang menunjukan adanya bakteri Salmonella sp pada
jajanan bakso tusuk yang dijual di Manado. Begitu pula penelitian yang
dilakukan oleh Yuswananda (2015) di Jakarta pada makanan jajanan di
Masjid fathulla ciputat yang menunjukan adanya bakteri Salmonella sp pada
makanan jajanan.
45
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian identififkasi bakteri Salmonella sp pada
bumbu gado - gado yang dijual di Wilayah Anduonohu yang telah
dilakukan pada tanggal 19 - 24 juli 2017 di Laboratorium Analis
Kesehatan maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pengamatan pada media Brain Heart Infusion Broth ( BHIB)
didapatkan semua sampel positif terdapat bakteri dengan persentase
100% dengan media berubah menjadi keruh.
2. Pengamatan pada Media Salmonella Shigella Agar ( SSA ) didapatkan
semua sampel positif (100%) terdapat bakteri Salmonella sp.
3. Pengamatan bakteri pada pewarnaan gram yang diamati pada
mikroskop, menunjukan semua sampel terdapat bakteri yang
berbententuk batang gram negatif (berwarna merah) yang merupakan
bakteri Salmonella sp.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka disarankan
kepada :
1. Masyarakat umum untuk lebih teliti sebelum mengkomsumsi
makanan, bagaimana keadaan lingkungan serta penyimpanan pada
wadah tertutup untuk mencegah adanya kontaminasi bakteri.
2. Bagi peneliti berharap agar hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai
bahan acuan dan referensi dalam membuat suatu karya tulis ilmiah
yang lebih relevan,bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan
dibidang metodologi penelitian.
3. Institusi agar terus membina mahasiswa dalam melaksanakan
penelitian guna pengembangan institusi khususnya jurursan Analis
kesehatan.
46
4. Peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian tentang identifikasi
bakteri dengan menghitung jumlah koloni salmonella sp pada
makanan bumbu gado – gado.
DAFTAR PUSTAKA
Adam, S. 1992. Dasar-Dasar Mikrobiologi Paerasitologi untuk keperawatan.Jakarta: EGC
Alam, C. 2012. Identifikasi bakteri pada ikan asin yang beredar dipasar baruga.Kendari: Akademi analis kesehatan binahusada
Arlita, Y, dkk. 2013. Identifikasi bakteri E.coli dan Salmonella sp pada makananjajanan bakso tusuk dikota Manado. Manado: Universitas Sam RatulangiManado.
Azzamy. 2015. Manfaat dan kandungan gizi. http:// mi talom.com/ manfaat- dan –kandungan- gizi- untuk –kesehatan. html. Diakses mei 2016.
Badan Pengawas Obat dan Makanan RI.., 2008. Pengujian Mikrobiologi Pangan.InfoPOM. Volume 9 No 2 Maret 2008. Jakarta Pusat
Cowan, F., French, P., Mitchell, H., Richens, J. (2004) Abc Of SexuallyTransmitted Infections. Fifth Edition. BMJ Publishing Group Ltd; p. 21-30
David Mc. Swane RN, Unlon Richard. 2000. Essential of fodd safety andsanitation america.
Harti, A, S. 2012. Dasar-Dasar Mikrobiologi Kesehatan. Yogyakarta: NuhaMedika.
Irianto, K. 2014. Bakteriologi Medis, Mikologi Medis, Dan Virologi Medis.Bandung: Alfabeta.
Irnangningtyas. 2013. Biologi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
Jawetz, dkk. 1986. Mikrobiologi Untuk Profesi Kesehatan (Refiew Of MedicalMicrobiolog). Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC.
Jawetz E. Medical Mikrobiology 24th ed. USA: Mc Graw hill, 2009. 223-36P
Jay, J. M. 2005. Modern Food Microbiology. 6th Edition. AspenPublishers.Inc.,Maryland.(http://sitimuawanah.web.ugm.ac.id/2015/10/24/kerusakkan-mikrobiologi-pada-makanan/)
Kementrian kesehatan republik indonesia data base kemenkes.diakses padatanggal 3 maret 2015 melaluihttp://www.bankdata.depkes.go.id/propinsi/public /report/createtablepti.
Lingga, ( 2010 ). tentang komposisi Gizi dalam Daun Selada
Microbe Wiki. 2006. A microbial biorealm page on the genus Salmonella.http://microbewiki.kenyon.edu/index php/Salmonella.html[26 Februari2008].
Narumi, E. April 2009. Deteksi Pencemaran Bakteri Salmonella Sp. Pada UdangPutih (Penaeus Merguiensis) Segar Di Pasar Tradisional KotamadyaSurabaya. Surabaya: Fakultas Kedokteran Hewan Universitas AirlanggaKampus C Mulyorejo.
Notoatmodjo, S ( 2005 ). ilmu kesehatan masyarakat prinsip – prinsip dasar.Jakarta. PT. Rineka Cipta
Nurhidayat, dkk. 2006. Mikrobiologi Industri. Yogyakarta : Penerbit ANDI
Pusat Data Dan Informasi Puskesmas Poasia. 2013. Jumlah Penderita DemamTifoid di Puskesmas Poasia. Kendari
Pusat Bahasa. 2008. Kamus besar bahasa indonesia. Jakarta: Depertemenpendidikan Nasional.
Puspita Ika dkk. ( 2013 ). Hubungan praktik hygene sanitasi penjamah makananterhadap cemaran E.coli pada makanan gado-gado disepanjang jalan kotamanado. Jurnal. Fakultas kesehatan masyarakat universitas SamRatulangi.
Pratiwi, S. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Yokyakarta: Erlangga.
Rukmana R dan Oesman YY. ( 2003 ). Aneka olahan kentang. KanisiusYogyakarta.
Sadaki Astuti D, 2012. Petumbuhan Salmonella thypi pada mediaSSA(Salmonella-Shigella Agar) dengan penambahan air rebusan dauntumbuhan yodium(jatropha multifida linn). Kendari: Akademi analiskesehatan binahusada
Sadaki Astuti D, 2012. Petumbuhan Salmonella thypi pada mediaSSA(Salmonella-Shigella Agar) dengan penambahan air rebusan dauntumbuhan yodium(jatropha multifida linn). Kendari: Akademi analiskesehatan binahusada.
Tania, vina. 2008. Djakabaia ‘Djalan – ‘Djalan dan makan disoerabia.CM.Surabaya.
WHO. ( 2005 ). Penyakit bawaan makanan fokus pendidikan kesehatan.Jakarta.EGC
Yuswananda permata nindya. 2010. Identifikasi bakteri Salmonella sp padamakanan jajanan dimesjid fahtullah ciputat tahun 2015. Jakarta:universitas islam negri Syarif hidayatullah.
Yuniarty,T. 2013. Media dan Reagensia. Kendari: Akademi Analis KesehatanBina Husada
LAMPIRAN 9
DOKUMENTASI HASIL PENELITIAN
Bumbu Gado-Gado Yang Sudah Siap Untuk Dilakukan Pemeriksaan
LAMPIRAN 9
DOKUMENTASI HASIL PENELITIAN
Bumbu Gado-Gado Yang Sudah Siap Untuk Dilakukan Pemeriksaan
LAMPIRAN 9
DOKUMENTASI HASIL PENELITIAN
Bumbu Gado-Gado Yang Sudah Siap Untuk Dilakukan Pemeriksaan
Tahap Penimbangan Media
Tahap Pembuatan Media
Tahap Penimbangan Media
Tahap Pembuatan Media
Tahap Penimbangan Media
Tahap Pembuatan Media
Tahap Inokulasi Bumbu Gado-Gado Pada Media BHIB
Media SSA yang sudah Ditumbuhi Bakteri Salmonella sp
Tahap Inokulasi Bumbu Gado-Gado Pada Media BHIB
Media SSA yang sudah Ditumbuhi Bakteri Salmonella sp
Tahap Inokulasi Bumbu Gado-Gado Pada Media BHIB
Media SSA yang sudah Ditumbuhi Bakteri Salmonella sp
Hasil Pewarnaan Gram Yang Dilihat Dibawah MikroskopHasil Pewarnaan Gram Yang Dilihat Dibawah MikroskopHasil Pewarnaan Gram Yang Dilihat Dibawah Mikroskop