ict whitepaper indonesia 2011 (1)

117
8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1) http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 1/117  KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA KOMUNIKAS I DAN INFORMATIKA INDONES IA BUKU PUTIH 20 11 201 INDONES IA ICT WHITEPAPER DF Compressor Pro

Upload: oding-herdiana

Post on 08-Jul-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 1/117

 

KEMENTERIANKOMUNIKASIDANINFORMATIKAREPUBLIKINDONESIA

KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA INDONESIA

BUKU PUTIH 2011

201INDONESIA

ICTWHITEPAPER

DF Compressor Pro

Page 2: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 2/117

 

@2011 Kementerian Komunikasi dan Informatika

Pusat Penelitian dan Pengembangan Aplikasi Informatika dan Informasi Komunikasi Publik

Nara Sumber :

DR. Dwi Handoko, Drs. Wenwen Ruswandi, Drs Zain Syaifullah, M,Sc, Dr. Khamami HeruSantoso, Setiadi Yazid.

Jakarta : Puslitbang APTIKA IKP, 2011

109 Halaman, 21 x 28 cm

ISBN : 978-602-99599-6-3

1. Tren TIK

2. Kondisi TIK saat ini

3. Kebijakan dan Rencana

Editor:  DR. Rudi Lumanto; Aizirman Djusan, M.Econ, Dr.Ir. Ashwin Sasongko, M.Sc, Dr. Ir.Basuki Yusuf Iskandar, Prof. Dr-ing. Kalamullah Ramli, M.Eng, DR. Zainal Hasibuan, MA; DrsFreddy H. Tulung MUA, DR. Yan Rianto, M.Eng

Redaktur: Drs Selamatta Sembiring, M.Si, Ahmad Budi Setiawan, ST. Riza Azmi M.Kom,Imam Sanjaya, M.Sc, Noor Indra Ardianto, S.Pd, Anton Susanto, MTI, Ari Cahyo Nugroho,S.Sos

Desain Grafis: Rieka Mustika

Penerbit :

Puslitbang APTIKA IKPKementerian Komunikasi dan InformatikaJl. Medan Merdeka Barat No. 9 Jakarta 10110, Tel/Fax 384888Website: http:/ /www.kominfo.go.id

DF Compressor Pro

Page 3: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 3/117

 

PENGANTAR

Pemerintah, melalui Perpres No: 32 Tahun 2011 telah menetapkan Masterplan Percepatandan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011—2025 untuk mengangkat

Indonesia menjadi negara maju dan merupakan kekuatan sepuluh besar dunia di tahun

2025 dan enam besar dunia pada tahun 2050 melalui pertumbuhan ekonomi tinggi yang

inklusif, berkeadilan dan berkelanjutan.

Untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang t inggi tersebut, maka harus didukung oleh

inovasi dan daya saing yang kuat. Karena itu telematika (TIK) --- sebagai produk teknologi

kreatif dan inovatif --- harus terus dibangun dan dikembangkan secara komprehensif ,

intensif dengan skala masif. Infrastruktur TIK tidak hanya sebagai produk jasa yang

menghasilkan pendapatan bagi negara, tapi lebih dari itu infrastruktur ini juga merupakan

pemberdaya yang mampu meningkatkan daya guna infrastuktur lainnya.

Itulah sebabnya sektor TIK telah dijadikan sebagai kegiatan utama ekonomi nasional yang

pengembangannya juga diintegarasikan dan merupakan salahsatu elemen strategi utama

dalam MP3EI.

Buku Putih ini diterbitkan dengan maksud sebagai milestone dan outlook pembangunan

Kominfo di Indonesia. Melalui buku ini diharapkan masyarakat luas bisa mengetahui dan

memahami pembangunan TIK yang telah dilakukan dan arah pengembangan sertakebijakan yang diambil. Dengan demikian masyarakat, -- terutama pemangku

kepentingan -- dapat ikut berpartisipasi.

Buku Putih Tahun 2011 ini merupakan up-

dating dan penyempurnan dari buku putih

tahun sebelumnya. Karena itu,

sebagaimana pada penerbitan buku putih

tahun 2010, buku ini memuat t iga bagian

besar yakni : tren TIK global, kondisi TIKdi Indonesia yang paling mutakhir saat ini

dan gambaran/proyeksi pembangunan

TIK kede pan.

Semoga TIK Indonesia maju, Indonesia

 jaya dan masyarakat pun sejahtera.

Menteri Komunikasi dan Informatika

Tifatul Sembiring

DF Compressor Pro

Page 4: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 4/117

DAFTAR ISI

Bab halI Tren TI 1

1.1 TIK dan Pertumbuhan Ekonomi 31.1.1 Kontribusi Bidang TIK terhadap Pendapatan Negar 4

1.2 Tren Konvergensi 61.3 Tren Komputasi Awan 91.4 Tren Penyiaran Digital 121.5 Tren TIK Hijau 141.6 Tren Mobile Computing 161.7 Migrasi IPv6 191.8 Cyber Security 22

II Kondisi TIK saat ini 23

2.1 Indeks Pembangungan TIK Indonesia 252.2 Infrastruktur 282.3 Internet dan Komputer 372.4 Penggunaan TI 47

2.4.1 Penggunaan TIK di Rumah Tangga 492.4.2 Penggunaan TIK di Sektor Bisnis 502.4.3 Penggunaan TIK di sektor Pendidikan 55

2.5 PO 592.6 Penyiaran 622.7 SDM TI 672.8 Perbandingan Internasional 71

III Outlook TI 743.1 Visi Misi dan Strategi 763.2 Tujuan 773.3 Sasaran Strategis 783.4 Program Prioritas 793.5 Arah Kebijakan dan Strategi 823.6 Gambaran Keseluruhan Proses Pembangunan 833.7 Roadmap TIK Nasional 843.8 Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

Indonesia (MP3EI)86

3.9 MP3EI dan Percepatan Menuju Indonesia Broadband 883.10 Implementasi e-Goverment 933.11 Roadmap e-Goverment Nasional 943.12 Kebijakan Keamanan Informasi 953.13 Implementasi Program Open Source 973.14 Roadmap Infrastruktur TV Digital 98

3.14.1 Roadmap Migrasi TV Analog Ke TV Digital 993.14.2 Perubahan Band Plan 99

3.17 Roadmap Internet (IPv6) 1003.17.1 Time line Roadmap Implementasi IPv6 102

3.18 Roadmap Satellit 103

3.18.1 Time line Roadmap Satelit 1043.19 Inaicta 2011 107

DF Compressor Pro

Page 5: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 5/117

 

DAFTAR GAMBAR

Bab Gambar hal

I 1.1 Tiga efek dari Pemanfaatan ICT dalam mendorong PertumbuhanEkonomi

4

1.2 Konvergensi antara Fix, Wireless dan Content 71.3 Kerangka Penyusun WEB 2.0 81.4 Ruang lingkup dari WEB 2.0 91.5 Konsep Komputasi Awan Portal Layanan Publik Nasional 101.6 Lingkup Operasional Portal Layanan Publik Nasional 111.7 Stake holder TIK Hijau (Green ICT)  161.8 Model Teknologi Mobile Computing 171.9 Aplikasi Mobile Computing 181.10 Grafik Distribusi IPv4 21

II 2.1 Penyebaran Indeks Pembangunan TIK kabupaten /kota di Indonesiaberdasarkan Indeks ICT Pura

25

2.2 Komposisi Indek 252.3 Komparasi ragam indeks 252.4 Indeks Pembangunan TIK berdasarkan Pembagian Koridor Pembangunan

Ekonomi MP3EI26

2.5 Perbandingan Pembangunan TIK antara koridor Jawa dan Maluku-Papuadilihat dari Keselarasan, Sumber daya, Tata kelola dan Literasi

26

2.6 Sebaran Komposisi faktor Pembangunan TIK 272.7 Kondisi ebaran penyediaan akses elekomunikasi di edesaan 28

2.8 Kondisi ebaran penyediaan akses Internet di ecamatan 292.9 Kondisi ebaran penyediaan mobil akses Internet di ecamatan 302.10 Kondisi ebaran Infrastruktur Backbone iber ptic 312.11 Panjang abel iber Optic di setiap Pulau 312.12 Komposisi penyelenggaran Mult imedia berdasarkan Ijin 322.13 Komposisi belanja modal (Capex & Opex) industri elekomunikasi

bergerak (seluler dan FWA) tahun 201033

2.14 Jumlah pelanggan elekomunikasi bergerak Indonesia berdasar jenispenyelenggaraan

34

2.15 Jumlah pelanggan elekomunikasi bergerak Indonesia berdasar jenislayanan

34

2.16 Komposisi Anggota IDNIC per Oktober 2011 372.17 Alokasi IPv4 di Indonesi 372.18 Perkembangan jumlah domain id 382.19 Jumlah domain id dan g-TLD di Indonesi 382.20 Komposisi domain id dan g-TLD di Indonesia 392.21 Pemeringkatan e-Gov Indonesia berdasar provinsi tahun 2011 402.22 Pemeringkatan e-Gov Indonesia berdasar kab/kota tahun 2011 402.23 Tingkat adopsi software open source di daerah daerah di Indonesia 412.24 Komposisi penggunaan internet di daerah daerah di Indonesia 412.25 Peringkat Indeks Keamanan Informasi di beberapa instansi pemerintah

tahun 201143

2.26 Indeks Keamanan Informasi 442.27 Teledensitas Telepon Rumah Berdasarkan Provinsi 47

DF Compressor Pro

Page 6: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 6/117

  2.28 Komposisi Pelanggan ISP Berdasarkan Teknologi Akses dan Propinsi 482.29 Persentase Kepemilikan Komputer pada Rumah Tangga 492.30 Akses Internet pada Rumah Tangga Indonesi 492.31 Jenis Akses Internet di Rumah Tangga Indonesi 502.32 Persentase Perusahaan Pengguna Komputer 52

2.33 Persentase Perusahaan Pengguna Internet 512.34 Persentase Perusahaan Berdasarkan Koneksi Internet 512.35 Persentase Perusahaan yang memiliki Web Perusahaan 512.36 Persentase Perusahaan yang Memanfaatkan Internet untuk Menerima

Pemesanan barang dan Jasa52

2.37 Persentase Perusahaan yang Memanfaatkan Internet untuk MenawarkanPemesanan barang dan Jasa

52

2.38 Persentase Perusahaan Pengguna LAN 522.39 Persentase Perusahaan Pengguna Int ranet 532.40 Persentase Perusahaan Pengguna Extranet 532.41 Persentase Perusahaan Pengguna Internet Berdasarkan Aktif itas Internet

yang digunakan

54

2.42 Proporsi sekolah dengan Pengguna Sarana TI 552.43 resenta e penggunaan Komputer di Sekolah berdasarkan Kegiatan 552.44 Persentase komputer berdasarkan Kegiatan dan Konektivitas terhadap

Internet55

2.45 Proporsi sekolah yang mengajarkan ketrampilan komputer dasar 562.46 Kurikulum pelajaran keterampilan komputer dasar 562.47 Koneksi internet yang digunakan di sekolah 572.48 Sekolah yang memberikan pekerjaan rumah dengan mengakses Internet 572.49 Kepemilikan website serta Pemberian akun email pengajar dan siswa 582.50 Rasio siswa yang mengakse Internet untuk tujuan pembelajaran

berdasarkan jenis Sekolah

58

2.51 Rasio siswa yang mengakse Internet untuk tujuan pembelajaranberdasarkan jenjang pendidikan

58

2.52 Perkembangan Jumlah Kantor Pos menurut jenisnya 592.53 Perkembangan Jumlah Kantor Pos tahun 2005 – 2010 592.54 Cakupan pelayanan penduduk dan jangkuan luas pelayanan per Kantor

Pos60

2.55 Komposisi Produksi Surat dalam Negeri 612.56 Jumlah Produk Paket Dalam Negeri 612.57 Perkembangan Industri Televisi 622.58 Belanja Iklan Televisi 65

2.59 Belanja Iklan TV dan PDB Sektor Komunikasi 652.60 Penyebaran indeks literasi TIK di kabupaten dan kota Indonesia tahun2011

67

2.61 Presentasi daerah dibanding rata rata indek literasi TIK nasional diKabupaten dan Kota Indonesia tahun 2011

67

2.62 Jumlah perguruan tinggi di daerah yang memiliki program studi terkaitKomputer dan Informatika (TIK)

68

2.63 Nilai Index ICT Development (IDI) Indonesia dan peringkatnya secaraglobal

71

2.64 Perbandingan IDI sub-index Indonesia dengan negara lainnya 72

DF Compressor Pro

Page 7: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 7/117

III 3.1 Pembangunan dan Pengembangan Kominfo secara keseluruhan 833.2 Roadmap Pembangunan TIK Nasional 843.3 Posisi MP3EI di dalam Rencana Pembangunan Pemerintah 863.4 Kerangka Desain MP3EI 873.5 Pembangunan Broadband koridor 1 : Sumatra 88

3.6 Pembangunan Broadband koridor 2 : Jawa 893.7 Pembangunan Broadband koridor 3 : Kalimantan 903.8 Pembangunan Broadband koridor 4 : Sulawesi 913.9 Pembangunan Broadband koridor 5 : Bali dan Nusa Tenggar 923.10 Pembangunan Broadband koridor 6 : Maluku dan Papu 92

DF Compressor Pro

Page 8: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 8/117

 

DAFTAR TABEL

Bab Tabel halI 1.1 PDB atas dasar harga Berlaku Tahun 2006 –2010 (Rp. Milyar) 5

1.2 Realisasi PNBP Bidang Pos dan Telekomunikasi Tahun 2005- 2010 61.3 Peralihan penyiaran Broadcast ke Broadband 121.4 Peringkat trens industri penyiaran tahun 2010 dan 2011 141.5 Tabel Sisa Alokasi IPv4 masing-masing regional 20

II 2.1 Dua puluh lima besar peringkat kabupaten/kota di Indonesia yangmemiliki pembangunan TIK terbaik atau memiliki kesiapan tertinggidalam rangka memasuki abad digital.

27

2.2 Jumlah penyelenggara Mult imedia 33

2.3 25 Peringkat situs dengan akses tert inggi di Indonesia tahun 2011 392.4 Perbandingan ICT Development Index (IDI) Indonesia dengan beberapa

negara Asean dan Asia71

2.5 Perbandingan ICT Price Basket (IPB) ) Indonesia dengan beberapa negaraAsean dan Asia

III 3.1 Cakupan koneksivitas/sambungan jaringan Fiber Optic Sumatera 883.2 Cakupan koneksivitas/sambungan jaringan Fiber Optic Jawa 893.3 Cakupan koneksivitas/sambungan jaringan Fiber Optic Kalimantan 903.4 Cakupan koneksivitas/sambungan jaringan Fiber Optic Sulawesi 913.5 Cakupan koneksivitas/sambungan jaringan Fiber Optic Bali dan Nusa

Tenggara

92

3.6 Cakupan koneksivitas/sambungan jaringan Fiber Optic Maluku dan Papua 92

DF Compressor Pro

Page 9: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 9/117

1

BAB 1

Tren TIK

DF Compressor Pro

Page 10: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 10/117

2

1

DF Compressor Pro

Page 11: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 11/117

3

1.1 TIK dan Pertumbuhan Ekonomi

Hubungan TIK dan pertumbuhan ekonomi mengalami evolusi sesuai denganperkembangan teknologinya, kontribusi TIK mulai dari saat bentuknya fix phone,

kemudian seluler, internet sampai dengan broadband memperlihatkan bagaimana

terbukanya akses komunikasi baik dalam bentuk yang sederhana maupun yang

kompleks akan memberikan dampak secara nyata dalam ekonomi.

Di Indonesia perkembangan teknologi internet juga mempengaruhi tidak saja

ekonominya tapi juga masyarakatnya. Internet saat ini hadir dalam segala aspek dari

perdagangan maupun kehidupan masyarakat. Diperkirakan internet saat ini berperansebesar 1,6% dari GDP Indonesia. Kontribusi internet pada ekonomi Indonesia diprediksi

akan terus meningkat dan diperkirakan memberikan kontribusi sedikitnya 2,5% dari GDP

pada tahun 2016 (Delloitte Report 2011).

Dalam sepuluh tahun kedepan, pengguna internet berkecepatan tinggi (terutama

mobile broadband) akan tumbuh pesat. Masuknya Indonesia ke era broadband

economy   diperkirakan mendatangkan tambahan investasi kedalam perekonomian

nasional sebesar Rp. 96 Triliun hingga Rp. 169 Triliun. Hasil studi Brooking Institute(survey McKenzie), menyebutkan bahwa setiap pertumbuhan 1% penetrasi broadband ,

akan meningkatkan pertumbuhan GDP sebesar 0,6% sampai 0,7%. Dan, setiap

pertumbuhan 1% penetrasi broadband akan meningkatkan lapangan kerja 0,2 sampai

0,3%.

Pengembangan backbone broadband   juga memberikan efisiensi bagi sendi

perekonomian seperti listrik, transportasi, kesehatan, dan pendidikan, sebesar 0,5%

sampai 1,5%. Konektivitas berbasis data (broadband ) akan memunculkan masyarakat

kreatif, serta ekonomi berbasis ilmu pengetahuan. Dalam kurun waktu sepuluh tahun

kedepan, kebutuhan akses pita lebar dapat mencapai kisaran 120 juta - 140 juta

pelanggan, dengan nilai bisnis mencapai Rp. 300 Triliun - 400 Triliun. Saat ini, kurang

lebih 5 Miliar perangkat telah terhubung ke internet, dan pada tahun 2020 diperkirakan

mencapai 50 Miliar. Perangkat tersebut antara lain ponsel, komputer, kendaraan,

televisi, kulkas, kamera, dan perangkat lainnya. Rata-rata pengeluaran untuk setiap

DF Compressor Pro

Page 12: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 12/117

4

perangkat yang terhubung ke internet berkisar US$ 29 - US$ 42 atau Rp 260.000 - Rp

380.000 perbulan. Penerapan teknologi broadband, dari sisi jaringan, terminal maupun

content akan memberikan peluang yang sangat besar pada industri TIK. Diperkirakan

setiap tahun, biaya capex   industri TIK maupun pengguna (tablet, handphone, televisi,

dll) melebihi Rp 50 Triliun. Ini akan dimanfaatkan oleh industri nasional, demi menarik

peluang dalam industri tersebut untuk memaksimalkan potensi.

Sumber : ICT White Paper 2010

Gambar 1.1 Tiga efek dari pemanfaatan ICT dalam mendorong pertumbuhan ekonomi 

1.1.1 Kontribusi Bidang TIK Terhadap Pendapatan Negara

Analisis tentang peran ekonomi dari bidang TIK telekomunikasi terhadap

perekonomian secara makro dilakukan dengan pendekatan output . Kontribusi bidang

TIK telekomunikasi terhadap perekonomian dengan pendekatan output   ditunjukkanoleh peran sektor pos dan telekomunikasi terhadap pembentukan pendapatan domestik

bruto (PDB) nasional. Perkembangan produk domestik bruto Indonesia dari tahun 2005

sampai kuartal ke-2 tahun 2010 menurut lapangan usaha termasuk bidang

telekomunikasi ditunjukkan oleh tabel 1.1, PDB bidang komunikasi tergabung dalam

lapangan usaha pengangkutan dan komunikasi.

Ketiga

DF Compressor Pro

Page 13: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 13/117

5

Tabel 1.1 PDB atas dasar harga Berlaku Tahun 2006 –2010 (Rp. Milyar)

LAPANGAN USAHA 2006 2007 2008 2009* 2010**

1. Pertanian 433.223,4 547.235,60 713.291,40 857.241,4 985.143,6

2. Pertambangan dan Penggalian 366.505,4 440.826,20 543.363,80 591.912,7 716.391,2

3. Industri Pengolahan 919.532,7 1.068.806,40 1.380.731,50 1.477.674,3 1.594.330,4

4. Listrik, Gas Air & Bersih 30.354,8 34.726,20 40.846,70 47.165,9 50.042,2

5. Bangunan 251.132,3 305.215,70 419.321,60 555.201,4 660.967,5

6. Perdagangan Hotel & Restoran 501.542,1 590.822,30 692.118,80 744.122,2 881.108,5

7. Pengangkutan dan Komunikasi 231.808,6 265.256,90 312.454,10 352.423,4 417.466,0

a. P e n g a n g k u t a n 142.799,0 149.926,60 171.203,00 181.896,0 211.771,4

b. K o m u n i k a s i 89.009,6 115.330,30 141.251,10 170.527,4 205.694,6

1. Pos dan Telekomunikasi 79.806,0 103.324,40 126.532,70 152.949,4 184.491,6

2. Jasa Penunjang Komunikasi 9.203,6 12.005,90 14.718,40 17.577,98 21.203,02

8. Keuangan, Persewaan & JasaPerusahaan

269.121,4305.216,00 368.129,70

404.013,4 462.788,8

9. Jasa-Jasa 336.258,9 399.298,60 483.771,30 574.116,5 654.680,0

PDB 3.339.479,6 3.957.403,90 4.954.028,90 5.603.871,2 6.422.918,2

PDB Tanpa Migas 2.967.303,1 3.540.950,10 4.426.384,70 5.138.955,2 5.924.008,2

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS)

*)  Angka sementara**) Angka sangat sementara

Trend pertumbuhan pada sektor pengangkutan dan komunikasi, subsektorkomunikasi, serta bidang pos dan telekomunikasi dibandingkan dengan pertumbuhan

PDB, menunjukkan bahwa subsektor telekomunikasi memang tumbuh jauh lebih tinggi

dibanding pertumbuhan PDB dan subsektor pengangkutan.

Rekapitulasi penerimaan PNBP dari berbagai sumber seperti pada tabel 1.2

menunjukkan bahwa secara umum peneriman PNBP dari semua sumber menunjukkan

trend kenaikan, kecuali untuk PNBP dari telekomunikasi yang mengalami penurunan.

Secara total, PNBP dari bidang Pos dan telekomunikasi tahun 2010 meningkat sebesar28% dari tahun sebelumnya. Peningkatan ini tidak berbeda jauh dengan peningkatan

yang terjadi pada tahun sebelumnya. Peningkatan PNBP yang terbesar pada tahun 2010

ini terdapat pada PNBP yang berasal dari IAR, KRAP dan sewa rumah (lain-lain). Namun

karena proporsi peneriman PNBP dari sumber ini relatif kecil, maka tidak memberikan

dampak signifikan pada peningkatan PNBP total.

DF Compressor Pro

Page 14: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 14/117

6

Tabel 1.2 Realisasi PNBP Bidang Pos dan Telekomunikasi Tahun 2005- 2010 

No Tahun PosTelekomu

nikasi

Standaris

asiFrekuensi USO Total PNBP

3 2005 24.700 449.845.483 4.072.936 1.322.640.996 - 1.776.584.115

4 2006 20.000 628.767.084 10.316.936 2.675.599.468 650.073.748 3.964.777.236

5 2007 20.000 970.360.151 17.609.534 3.368.216.065 756.447.662 5.112.653.411

6 2008 26.000 960.272.968 29.862.510 6.017.134.381 693.502.957 7.700.798.816

7 2009 36.000 644.619.476 47.233.912 8.109.585.191 1.107.276.107 9.908.750.686

8 2010 49.000 574.012.244 53.883.832 10.693.659.419 1.366.551.545 12.688.156.040

Sumber : Statistik Postel 2010

Dari komposisi sumber penerimaannya, proporsi terbesar penerimaan PNBP

berasal dari PNBP bidang frekuensi, diikuti oleh PNBP dari kegiatan USO. Proporsi

penerimaan PNBP dari bidang frekuesi ini pada tahun 2010 mencapai 84,3% dari total

penerimaan PNBP bidang pos dan telekomunikasi.

Sementara PNBP dari kegiatan USO mencapai 10,8%. Perkembangan komposisi

penerimaan PNBP ini menunjukkan proporsi PNBP dari bidang telekomunikasi

menunjukkan penurunan yang sangat tajam dari 15,9% pada 2006 menjadi tinggal 4,5%

pada 2010. Penurunan ini disebabkan penerimaan PNBP dari bidang telekomunikasi

mengalami penurunan dalam tiga tahun terakhir, sementara PNBP dari sumber lain

terutama dari bidang frekuensi dan dari kegiatan USO justru mengalami peningkatan.

Sehingga, PNBP bidang telekomunikasi yang pada tahun 2007 merupakan penyumbang

terbesar kedua setelah frekuensi, sekarang proporsinya hanya terbesar ketiga dibawah

PNBP kegiatan USO. Sementara dengan peningkatan penerimaan yang semakin tinggi,

PNBP dari bidang frekuensi menunjukkan proporsi yang semakin besar.

1.2 Tren Konvergensi : Social Computing

Secara harfiah, konvergensi berarti menuju ke satu titik atau terjadinya

penyatuan. Secara umum istilah konvergensi merujuk kepada penyatuan berbagai

layanan dan teknologi baik teknologi komunikasi, informasi maupun yang terkait

DF Compressor Pro

Page 15: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 15/117

7

dengannya. Teknologi yang tadinya terpisah seperti suara, data dan video dapat

menyatu dalam satu sumber daya sehingga dapat langsung berinteraksi, antara satu

dengan yang lainnya menciptakan sinergi yang efisien. Pada saat ini, sinergi antara

teknologi internet, penyiaran dan telekomunikasi merupakan contoh tren konvergensi

yang sudah dirasakan secara langsung. Gambar 1.2 memperlihatkan konvergensi antara

fix , wireless   dan content . Disamping perkembangan teknologi yang cepat, faktor lain

dapat pula menjadi pendorong terjadinya konvergensi seperti meningkatnya kompetisi,

kebutuhan akan layanan baru yang lebih murah dan lain sebagainya.

Sumber: Morgan Stanley

Gambar 1.2 Konvergensi antara Fix, Wireless dan Content 

Di sisi lain perkembangan konvergensi dunia, tahun 2011 tercatat pula menjadi

tahun dimana phenomena konvergensi sosial dan mobile computing bermain sangat

signifikan. Konvergensi sosial dan mobile computing atau disebut konvergensi social

computing  adalah sebuah konvergensi yang secara fundamental merubah bagaimana

informasi diakses dan digunakan dalam pengelolaan bisnis dan pengambilan keputusan.

Ungkapan "ada aplikasi untuk keperluan itu" menggambarkan inti dari perubahan ini,

DF Compressor Pro

Page 16: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 16/117

8

mengikat penggunanya dimana saja dan kapan saja mereka mau dan mengambil

manfaat maksimal dari komputasi awan generasi berikut (Deloitte Report, Tech Trends

2011).

Social Computing (komputasi sosial) adalah perwujudan dari semakin meluas dan

mendalamnya penggunaan internet dan terbangun diatas platform yang memungkinkan

komponen komponennya berkomunikasi, berkolaborasi dan menjalankan bisnis.

Aplikasi web yang menjadi dasar dari phenomena ini adalah apa yang disebut dengan

WEB generasi kedua atau WEB 2.0 yaitu web yang memfasilitasi partisipasi pertukaran

informasi, interoperability, desain yang berpusat kepada pengguna, dan kolaborasi

diatas web. WEB 2.0 berbeda dengan web generasi sebelumnya dimana pada web

generasi awal pengguna dibatasi kepada melihat secara pasif informasi yang diberikan

dan dibuat kepada mereka. Contoh dari WEB 2.0 adalah situs situs jejaring sosial, blogs,

wikis, situs pertukaran video dsb. (Wikipedia)

Sumber : Ross Dawson, web 2 framework

Gambar 1.3 Kerangka penyusun WEB 2.0

Ada tiga bagian yang menyusun dan menjadi sentral dari WEB 2.0 yaitu input,

mekanisme dan hasil. Inti dari WEB 2.0 adalah bagaimana ia mengubah input (konten

yang dibuat oleh pengguna, opini opini, aplikasi aplikasi), melalui beberapa mekanisme

(teknologi, rekomendasi, kolaborasi filter, struktur dan sindikasi) menuju hasil yang

dimunculkan yang kemudian bernilai bagi komunitasnya secara menyeluruh.

DF Compressor Pro

Page 17: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 17/117

9

Sumber: Ross Dawson, web 2 framework.

Gambar 1.4 Ruang lingkup dari WEB 2.0

Ruang lingkup Web 2.0 terbentuk dari beberapa dimensi kunci yang

membedakannya dari berbagai aspek. Satu dimensi kunci membedakan antara

Pertukaran konten (content sharing) dan Rekomendasi / penyaringan

(recommendation/ filtering), sedang dimensi yang lain membedakan antara Aplikasi web

dan Jejaring sosial. Pasangan masing masing kombinasi ini menghasilkan ruang yang

lain, yang akhirnya menghasilkan delapan dimensi.

1.3 Tren Komputasi Awan (Cloud Computing)

Cloud Computing  atau biasa diterjemahkan sebagai Komputasi Awan merupakan

teknologi yang menggunakan internet dan server (utama) yang jauh untuk

menjaga/mengelola data dan aplikasi. Dengan menggunakan Cloud computing ,

konsumen dan pebisnis dapat menggunakan aplikasi tanpa melakukan instalasi, serta

mengakses file pribadi mereka di komputer manapun, dengan akses internet. Teknologi

ini meningkatkan efisiensi dengan memusatkan penyimpanan, memori, pemrosesan,

dan bandwith. Teknologi ini memanfaatkan sumber daya komputasi yang terkoneksi

DF Compressor Pro

Page 18: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 18/117

10

secara global melalui jaringan internet (Internet cloud ) dan central remote server  untuk

mengatur data dan aplikasi.

Portal Layanan Publik Nasional

Portal Layanan Publik Nasional merupakan portal layanan publik terinregrasi yang

menggunakan metode cloud computing   sehingga memungkinkan para pengguna

seperti Kementerian/ Lembaga dan Pemerintah Daerah mendapatkan layanan dari

apikasi-aplikasi yang ditempatkan pada portal ini secara terintegrasi. Portal layanan

Publik Nasional terintegrasi ini memiliki beberapa modul web, seperti Portal (front end ),

Sistem Manajemen Konten (CMS), Manajemen Proses Bisnis dan Government Service

Bus  yang akan menjembatani berbagai Aplikasi Layanan Publik. Hal itu dapat terlihat

dalam kerangka konsep berikut :

Sumber: diolah dari berbagai sumber

Gambar 1.5 Konsep Komputasi Awan Portal Layanan Publik Nasional 

Logic Layer

DF Compressor Pro

Page 19: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 19/117

11

Lingkup operasional yang dilakukan portal ini secara sederhana digambarkan pada

bagan berikut ini:

Sumber : diolah dari berbagai sumber

Gambar 1.6 Lingkup Operasional Portal Layanan Publik Nasional 

Aplikasi-aplikasi layanan Publik ditempatkan di lokasi masing-masing, dan

terhubung dengan Server portal layanan Publik melalui Internet dengan jalur yang telah

dikonfigurasi dengan Publik melalui Internet. Selain itu, jalur ini juga telah dikonfigurasi

dengan VPN (Virtual Private Network), yang terenkripsi secara baik. Komponen navigasi

pada Portal Layanan Publik ini terdiri dari beberapa jenis objek serderhana yang

umumnya terdapat pada Website portal Layanan Publik instansi pemerintah.

Beberapa tantangan regulasi dan isu strategis dengan adanya tren komputasi

awan ini adalah :

1. Letak penyimpanan data fisik atau lokasi data center

2. Tingkat kerahasiaan (privacy) – Diperlukan sertifikasi untuk melindungi

kepentingan umum dan untuk data publik maupun pemerintahan.

3. Keamanan data – diperlukan sertifikasi untuk menetapkan standar

kemanan minimal

DF Compressor Pro

Page 20: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 20/117

12

4. Auditing – perlunya transparansi dan akses untuk auditor pemerintah

5. Outsourcing – diperlukan aturan mengenai outsourcing infrastruktur IT

6. Menumbuh kembangkan Industri Komputasi Awan Nasional

7. Tingkat ketersediaan dan kehandalan tenaga listrik – bisa menjadi faktor

penghambat bila tidak dibenahi

1.4 Tren Penyiaran Digital

Dunia penyiaran mengalami perkembangan yang sangat pesat yang disebabkan antaralain:

1. Inovasi dalam pembuatan peralatan ( Devices), jaringan (Network) dan

pelayanan ( Services).

2. Inovasi tersebut diatas menciptakan model ekonomi baru, bentuk atau kreasi

content yang baru; maka hal ini memberikan peluang bagi pemain business yang

lebih banyak yang pada akhirnya memberikan layanan yang lebih baik, beragam

dan menguntungkan bagi konsumen.

Inovasi – Inovasi dalam bidang penyiaran menyebabkan peralihan dari analog ke digital

dan kemudian juga dari “Broadcast TV/Radio” ke “ Broadband TV/Radio” yang secara

garis besar dapat digambarkan dalam matriks sebagai berikut

Tabel 1.3 Peralihan penyiaran broadcast ke broadband

NO BroadCast TV/Radio BroadBand TV/ Radio

1 Single/ Limited Format Multi Format2 Continues/ One way Clip/ On Demand

3 Free/ Subscribe Free/ Subscribe/PPV (Pay per view)

4 Family Viewing More Personal Viewing

5 One Way etc Two way ( Interactive) etc

Dalam tahun 2011, kemajuan kemajuan yang sangat pesat dalam bidang penyiaran

diperlihatkan dengan antara lain:

DF Compressor Pro

Page 21: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 21/117

13

1. Pembuatan ( produksi) gambar ( video) yang telah beralih dari 2 dimensi ( 2D-TV)

menjadi 3 dimensi (3D-TV), hal ini telah didukung tersedianya peralatan camera,

Video Switcher, Automation, Server, Editing System dan sebagainya yang sudah

siap untuk memproduksi 3D – TV.

2. HYBRID TV (Hbb TV) yang merupakan penggabungan sistem penyiaran Linear (

Terrestrial, Satellite, Cable) dengan internet TV, sistem ini telah didukung dengan

piranti untuk yang sudah siap pakai.

3. Penyempurnaan standar-standar penyiaran untuk dapat mengakomodasi

kemajuan teknologi seperti antara lain System DBV-T ke DVB T-2 yang dapat

meningkatkan kapasitas jumlah program hampir 50%, ketahanan siaran

(robustness) terhadap derau (noise), dan juga flexibilitas ragam program yang

dapat disiarkan dalam satu saluran siaran.

4. Dengan telah masuknya 3D-TV dipasaran maka standar “ Blue Ray” yang

sebelumnya diperkenalkan, terus disempurnakan, termasuk kacamata yang

sebagai alat bantu atau target yang diharapkan dicapai adalah penonton 3D-TV

tanpa kacamata, Eropa memprediksi dalam tahun 2015, penggunaan monitor 3D

akan meningkat secara exponensial dari 4.4 juta ditahun 2011 menjadi 629 juta

ditahun 2015.

Reaksi dari masyarakat pemirsa/pengguna sangat beragam, baik yang secara langsung

beralih menggunakan “ gadget” yang modern ataupun yang bertahan pada peralatan

yang masih “ tradisional” , market survey periklanan, di Eropa menunjukan bahwa

sampai saat ini mayoritas pengguna “gadget” modern, pada umumnya menggunakan

“gadgetnya” sambil menonton TV Standard; hal ini mendorong pemasang iklan tetap

akan mengalokasikan dana periklanan sampai dengan 3-5 tahun mendatang pada sistem

DF Compressor Pro

Page 22: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 22/117

14

tradisional seperti TV Standard; meskipun demikian para operator TV Traditional harus

sudah mulai menggunakan media-media modern seefektif mungkin.

Trend dari perubahan yang dilakukan oleh pelaksanaan IndustrI Penyiaran dapat

ditunjukan dalam table berikut, termasuk perubahannya dari tahun 2010 ke 2011.

Tabel 1.4 Peringkat trens industri penyiaran tahun 2010 dan 2011

PeringkatTrends tahun 2010 tahun 2011

1 Mult i – Platform Content delivery Multi – Platform Content delivery

2 File – Based/ tapeless workflow Transit ion to HDTV Operation

3 Transition to HDTV Operation File – Based/ tapeless workflow

4 IP networking and content delivery IP networking and content delivery

5

Improvement in videocompression efficiency

Improvement in video compressionefficiency

6 Move to antomated workflow Video on demand

7 Centralized operation Targeted advertising

8 Video on demand 3D TV

9 Targeted advertising Move to antomated workflow

10 3D TV Centralized operation

11 Transition to 3 Gbps Analog switched off12 Transition to 5.1 channel audio Transit ion to 3 Gbps

13 Out sourced Operation Transit ion to 5.1 channel audio

14 Reduction in carbon emissions Out sourced Operation

15 Analog switched off Reduction in carbon emissionsSumber : BBS Broadcast Industry Global Project 2011

1.5 Tren TIK HIjau (Green ICT)

Pada proses pembuatan, penggunaan dan pembuangan peralatan ICT secara

global, sektor ICT memberikan kontribusi sekitar 2% terhadap emisi global CO2. Emisi

global dalam kaitannya dengan teknologi ICT, dikenal dengan sebutan e-waste   atau

limbah elektronis. Komponen limbah sektor ICT yang memberikan kontribusi terhadap

emisi global tersebut, antara lain berasal dari Base Transceiver Station (BTS), telepon

seluler, perangkat PSTN, televisi, radio, broadband  dan narrowband . Hasil penelitian

lainnya menyatakan sekitar setengah dari seluruh konsumsi energi ICT berasal dari

DF Compressor Pro

Page 23: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 23/117

15

peralatan kantor seperti PC, laptop, printer dan telepon. Sebuah inisiatif dan upaya yang

kini tengah digalakkan untuk mengentaskan permasalahan tersebut adalah ” Green ICT ”

atau ”Green Computing ” .

Penggunaan komponen-komponen yang makin kecil/miniatur, layar TV,

Komputer, Laptop, Netbook, Ponsel dan LCD juga akan membantu dalam mengurangi

emisi karbon dari sektor ICT. Demikian pula penggunaan solar cell , fuel cell , listrik dari

air terjun, sungai, angin, ombak, tenaga nuklir, dll, juga akan mengurangi emisi karbon

serta ramah lingkungan. Proses Waste Disposal  dan Recycling   limbah elektronik juga

bisa mengurangi emisi karbon dan membuat ramah lingkungan. 

Pada Konferensi G-20 dan Konferensi Perubahan Iklim PBB di

Copenhagen (COP15) tahun 2009, Indonesia berkomitmen untuk mengurangi emisi

karbon tanpa bantuan luar negeri (LN) sebesar 26% pada tahun 2020, atau sebesar 41%

dengan bantuan LN. Untuk mencapai sasaran ini, maka Indonesia telah

membentuk Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI). Indonesia juga telah

menandatanganiLetter of Intent   (LoI) dengan Pemerintah Norwegia yang akan

memberikan bantuan LN dalam kerangka pengurangan emisi karbon dari sektor

kehutanan Indonesia. Komitmen Pemerintah Indonesia adalah pertumbuhan ekonomi

sampai tahun 2020 sebesar 7%, dan pada saat yang sama juga mengurangi emisi karbon

sebesar 41%.

Green ICT bukan hanya gerakan Nasional semata, namun harus ada kerjasama

dengan masyarakat internasional. Stake holder   Green ICT dari dalam negeri adalah

Pemerintah, Industri, LPND dan masyarakat pemakai. Namun, peran sentral Green ICT

ada di tangan Pemerintah, karena tanpa ada arahan dan regulasi dari pemerintah

biasanya pihak masyarakat dan Industri kurang berinisiatif untuk menerapkan Green ICT

ini.

DF Compressor Pro

Page 24: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 24/117

16

Sumber: diolah dari berbagai sumber

Gambar 1.7 Stake holder TIK Hijau (Green ICT)

1.6 Tren Mobile Computing

Mobile computing  merupakan proses komputasi yang dilakukan dengan perangkatkomputer (berisi file dan software) yang dapat digunakan, dimanapun penggunanya

berada. Banyak contoh mobile computer yang sudah akrab di masyarakat seperti

smartphone , personal digital assistant , dll. Ada beberapa hal yang harus

dipertimbangkan dalam membangun mobile computing , antara lain standar keamanan,

konsumsi daya, interference pada transmisi, bahaya pada kesehatan, interaksi manusia

dengan komputer, dsb. Sedangkan ubiquitous computing  adalah proses komputasi pada

DF Compressor Pro

Page 25: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 25/117

17

sebuah system yang terintegrasi, dan bisa dilakukan pada perangkat aktivitas sehari-

hari. Untuk mewujudkannya diperlukan networked processing devices   yang kecil,

terjangkau, dan robust, yang terdistribusi pada segala bidang kehidupan.

Sumber : http://www.cs.colorado.edu  

Gambar 1.8 Model Teknologi Mobile Computing

Perkembangan Teknologi Mobile Computing   adalah akibat kehadiran teknologi

internet seperti teknologi jaringan kabel Ethernet, atau pun teknologi Wireless Local

Area Network  (WLAN) dan Wireless Fidelity  (WiFi). Perangkat teknologi informasi (TI)saat ini, meski semakin murah, tetapi tetap menjanjikan konsumen untuk selalu

terkoneksi dengan dunia maya. Selayaknya sebuah komputer, pada Mobile Computing  

 juga terdapat Perangkat Keras (Hardware ) dan Perangkat Lunak (Software )

DF Compressor Pro

Page 26: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 26/117

18

Meskipun saat ini telah berkembang teknologi 3G dan 4G, namun WiFi masih

diminati, seiring dengan adanya hotspot dan jaringan internet di rumah-rumah. Hal ini

merujuk dari hasil riset Strategy Analytics , yang mengungkapkan bahwa, volume

penjualan global alat-alat elektronik berkonektivitas WiFi akan terus meningkat hingga

lima tahun mendatang dengan total 2,6 miliar unit pada 2014. Pada 2014 pula, pasar

global alat elektronik berkonektivitas WiFi akan mampu menuai pendapatan lebih dari

US$ 250 miliar. Konsumen/masyarakat membutuhkan internet dimana saja, dan ini akan

memicu adopsi WiFi ke dalam perangkat-perangkat mobile internet.

Penetrasi penggunaan ponsel di Indonesia mendorong adanya kesempatan-

kesempatan baru seperti pengembangan aplikasi bagi para kreator lokal. Sebagai

perbandingan, di negara Korea Selatan, 66 persen aplikasi dibuat oleh perusahaan kecil

dan individu. Para pengembang aplikasi Indonesia juga telah melihat beberapa faktor

untuk membuat aplikasi. Di Indonesia, banyak ponsel yang dijual pada kisaran harga US$

150 dengan ARPU sekitar Rp. 30.000,- sampai Rp. 40.000,-. Hal ini dapat menjadi

Teknologi Mobile Computing,bukan hanya terdapat pada

perangkat komputer, notebook

atau netbook saja tetapi juga

dapat diimplementasikan pada

ponsel dan smartphone, InternetEnabled Television (IETV), Blu-ray

player, konsol game, sistem audio

digital, eReader, perangkat GPS,

komputer tablet (PC Tablet) hinggakamera digital.

Gambar 1.9 Aplikasi Mobile Computin

DF Compressor Pro

Page 27: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 27/117

19

perhatian bagi para pengembang aplikasi smart phone di Indonesia untuk

mengembangkan usaha mereka.

1.7 Migrasi ke IPv6

Internet Protokol yang merupakan sumberdaya pengalamatan jaringan yang

sifatnya terbatas. Internet Protokol sendiri merupakan penomoran yang bersifat unik

yang menandakan pengalamatan node dalam sebuah jaringan. Dengan meningkatnya

kebutuhan terhadap jaringan terutama pertumbuhan penggunaan internet, kebutuhan

akan alokasi Internet Protokol di dunia juga meningkat sehingga alokasi IP semakin

terbatas dan menipis.

Sejak dikembangkankan konsep

TCP/IP, sumberdaya pengalamatan  

 jaringan dan internet berbasiskan pada

Internet Protokol versi 4 (IPv4). IPv4

tersebut memiliki jumlah penomoran yang

bersifat terbatas yakni 232  atau sekitar

4,294,967,296 (4 milyar) buah alamat yang

bersifat unik. Angka ini didapat dari 4 deret 8 blok yang masing-masing blok yang

mengandung 256 buah blok 8, yaitu dari 0.0.0.0 sampai dengan 255.255.255.255.

Pengalokasian alamat Internet Protokol tersebut menjadi wewenang IANA

(Internet Assigned Number Authority ). IANA mengatur pemberian alokasi Internet

Protokol kepada user diseluruh dunia. IANA sendiri tidak secara langsung

memberikannya kepada user namun melaui organisasi perantara. Terdapat 5 organisasi

yang berada sebagai Regional Internet Registry (RIR) yang mengatur pemberian Internet

Protokol di dunia yaitu:

  African Network Information Center   (AFRINIC), yang bertanggungjawab

dalam menangani wilayah Benua Afrika.

DF Compressor Pro

Page 28: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 28/117

20

  Asia Pasific Network Information Center   yang bertanggungjawab dalam

menangani wilayah Benua Asia dan wialayah Pasifik. Indonesia sendiri secara

regional berada dibawah otoritas APNIC yang mengatur wilayah Asia-Pasifik.

  American Registry for Internet Numbers   (ARIN), yang bertanggungjawab

dalam menangani wilayah Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Afrika bagian

Selatan (sub-Sahara).

  Latin America and Caribean Network Information Center   yang

bertanggungjawab dalam menangani wilayah Amerika Latin dan Karibia.

  Réseaux IP Européens Network Coordination Centre   (RIPE NCC) yang

bertanggungjawab dalam menangani wilayah Eropa, Timur Tengah dan

bagian dari Asia Tengah. RIPE NCC berkantor pusat di Amsterdam, Belanda.

Menurut Geoff Huston, peneliti dari Centre for Advanced Internet Architectures , 8

May 2011 adalah batas akhir alokasi IPv4 yang didasarkan pada blok sisa IPv4 di dunia

sebagaimana terlihat pada tabel 1.5.

Tabel 1.5 Tabel Sisa Alokasi IPv4 Masing-Masing Regional

RIR Assigned Addresses (/8s) Remaining Addresses (/8s)

AFRINI 8,1335 4,8626APNIC 51,4581 3,5419ARIN 77,6946 6,2311LACNI 15,4073 4,5927RIPE NCC 44,5308 4,4692

Sumber: potaroo.net, diakses 18 maret 2011

Pada tabel tersebut, dapat dilihat bahwa untuk wilayah Asia Pasifik (APNIC) yang

merupakan induk organisasi penyedia layanan internet di Indonesia hanya tersisa 3,5

blok alamat IP dari 51,4 blok untuk diberikan ke penyedia layanan internet dibawah

APNIC. Alokasi alamat terbesar ada pada wilayah Amerika dan kedua wilayah Asia-

Pasifik. Sementara, tingkat habisnya alokasi terdekat ada pada Asia-Pasifik.

DF Compressor Pro

Page 29: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 29/117

21

Habisnya alokasi penggunaan IPv4 ini ditingkat dunia dapat dilihat pula pada

gambar 1.10. Pada gambar tersebut dapat dilihat dalam lima tahun terakhir,

pertumbuhan alokasi Ipv4 di Asia Pasifik jauh lebih besar dari wilayah lainnya.

Sumber: IDNIC

Gambar 1.10 Grafik Distribusi IPv4

Keterbatasan IP tersebut memerlukan re-design  ulang, sehingga dibuatlah konsep

Internet Protokol baru yaitu Internet Protocol ver 6  (IPv6). IPv6 tersebut diproyeksikan

mampu menampung sekitar 2128 atau 3,4 x 1038 alamat unik, atau setara dengan 6,5 x

1025 alamat per cm2 luas permukaan bumi. Dengan jumlah yang sangat besar tersebut,

dapat dipastikan bahwa penggunaan IPv6 ini akan bertahan cukup lama untuk

memenuhi kebutuhan IP di dunia terutama untuk keperluan pengalamatan perangkat

 jaringan. 

Urgensi migrasi dari IPv6 dikarenakan penerapan IPv6 merupakan sebuah proses

transisi dari IPv4, dan bukan proses upgrade dari IPv4. Sehingga diantara keduanya

terdapat non-compatibility antara IPv4 dengan IPv6. Dari hal tersebut, masalah yang

DF Compressor Pro

Page 30: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 30/117

22

dapat timbul dalam jangka panjang adalah terpisahnya jaringan dan layanan berbasis

IPv4 dan IPv6.

1.8 Cyber Security

Tingginya penggunaan internet seiring dengan semakin maraknya keterkaitan

internet dengan kehidupan sehari-hari, mengakibatkan frekuensi serangan dan

kejahatan Cyber Space  semakin meningkat. Kejahatan-kejahatan Cyber Space  atau yang

dikenal dengan istilah cybercrime tersebut meliputi pencurian identitas dan data

(sumber daya informasi), pembajakan account  (email , IM, social network ), penyebaran

malware   dan malicious  code , fraud,  spionase   industri, penyanderaan sumber daya

informasi krit is serta cyberwarfare  atau perang di dalam dunia maya.

Hasil study cyber crime yang dipresentasikan pada World Economic Forum Davos,

Februari 2009, menunjukkan bahwa dunia bisnis global pada tahun 2008 diperkirakan

mengalami kerugian akibat cyber crime sampai 1 trilyun dolar. Di Inggris, Laporan

Pemerintah Inggris di awal Februari 2011 menerangkan kerugian cybercrime dalam

tahun 2010 sebesar sekitar 41,7 Milyar dolar. Pemerintah Inggris kemudian

menganggarkan sekitar 1 Milyar dolar khusus hanya untuk National Cyber Security

Program (NCSP) yaitu proyek pemerintah yang di desain untuk memperkuat perlawanan

terhadap ancaman cyber baik kepada pemerintah, sektor privat, individual maupun

kepada lembaga internasional.

Amerika bahkan lebih dahulu secara serius menangani masalah ini dengan

dibentuknya kantor cyber security langsung dibawah Presiden, kantor yang lebih dikenal

kemudian dengan sebutan cyber command. Anggaran jangka panjang untuk cyber

security ini diperkirakan sekitar 55 Milyar dolar per tahun. Kementrian Pertahanan

Korea Selatan telah mengumumkan pula akan membentuk cyber command pada tahun

2012.

DF Compressor Pro

Page 31: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 31/117

  Bab 2. Kondisi TIK Indonesia saat ini

23

BAB 2

Kondisi TIK Indonesia

saat ini

DF Compressor Pro

Page 32: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 32/117

  Bab 2. Kondisi TIK Indonesia saat ini

24 2

DF Compressor Pro

Page 33: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 33/117

  Bab 2. Kondisi TIK Indonesia saat ini

25

2.1 INDEKS PEMBANGUNAN TIK INDONESIA

Gambar 2.1 Penyebaran Indeks Pembangunan TIK kabupaten /kota di Indonesia

berdasarkan indeks ICT Pura (sample titik merah menggambarkan kota Denpasar)

Gambar 2.2 Komposisi Indeks

Gambar 2.3 Komparasi ragam indeks 

ICT PURA adalah sebuah programpemetaan untuk melihat kesiapanIndonesia dan daerah daerah diseluruh Indonesia memasuki abadkomunikasi digital. Tinggirendahnya tingkat kesiapan ituditentukan dengan nilai indeks ICTPURA, yang juga menggambarkanseberapa besar tingkatpembangunan TIK di suatu daerahdan gambarannya secarakeseluruhan di Indonesia. IndeksPembangunan TIK lebih detail bisadilihat pula dari komposisi indekslebih detail yaitu Indeks ICT Pura,

Indeks Literasi, Indeks Tata Kelola,Indeks Sumber Data dan IndeksKeselarasan.

Gbr 2.1 memperlihatkanpenyebaran tingkat PembangunanTIK berdasarkan indeks ICT PURA.

Sedang gbr 2.2 dan 2.3memperlihat contoh langsungtingkat pembangunan TIK pada

Kota Denpasar. Kota ini memilikikesiapan dan tingkat pembangunantinggi dan diatas rata rata nasional.

DF Compressor Pro

Page 34: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 34/117

  Bab 2. Kondisi TIK Indonesia saat ini

26

Gambar 2.4 Indeks Pembangunan TIK berdasarkan pembagian koridor pembangunan

ekonomi MP3EI (Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia). IndeksPembangunan TIK secara nasional adalah 2,37.

Gambar 2.5 Perbandingan Pembangunan TIK antara koridor Jawa dan Maluku-Papua

dilihat dari Keselarasan, Sumber daya, Tata kelola dan literasi.

Berdasarkan pembagian koridor pembangunan ekonomi MP3EI, dari enam koridordaerah hanya tiga koridor yang tingkat pembangunannya berada diatas rata ratanasional. Koridor tersebut adalah Jawa, Bali dan Sumatera. Perbedaan antara koridortertinggi Jawa dan koridor terendah Maluku-Papua masih cukup besar akan tetapisemua koridor memiliki tingkat pembangunan diatas nilai dua dan dibawah nilai tigayang memperlihatkan masih ada kesenjangan digital karena hasil pembangunan TIKnya akan tetapi laju pembangunan TIK berada pada kisaran yang sama, sehinggadiharapkan kesenjangan digital akan terus semakin kecil di masa yang akan datang.

Dilihat dari keselarasan (kesesuaian dengan arah pembangunan TIK nasional danregional), Sumber daya, Tata kelola dan literasi pembangunan TIK di dua koridor ini,

gap tersebesar perbedaan antara koridor Jawa dengan Maluku-Papua terletak padatata kelola diikuti sumber daya, literasi dan keselarasan. Perlu adanya fokusperbaikan khususnya pada tata kelola di dareah koridor maluku-papua sehingga gapmen eluruh semakin kecil.

DF Compressor Pro

Page 35: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 35/117

  Bab 2. Kondisi TIK Indonesia saat ini

27

Peringkat Kab/kota

indeks

ICT PURA

1 Surabaya 4,82

2 Medan 4,683 Cimahi 4,33

4 Banda Aceh 4,11

5 Yogyakarta 4,05

6 Denpasar 4,01

7 Surakarta 3,94

8 Malang 3,83

9 Sragen 3,79

10 Sleman 3,76

11 Madiun 3,6912 Lhokseumawe 3,66

13 Bandung 3,64

14 Pekalongan 3,46

15 Tangerang 3,45

16 Pariaman 3,39

17 Bogor 3,38

18 Bengkulu Selatan 3,34

19 Tasikmalaya 3,33

20 Samarinda 3,2921 Banjar 3,29

22 Tarakan 3,17

23 Pematangsiantar 3,17

24 Balikpapan 3,16

25 Rejang Lebong 3,13Tabel 2.1 Dua puluh lima besar peringkat kabupaten/ kota di Indonesia yang memiliki

pembangunan TIK terbaik atau memiliki kesiapan tertinggi dalam rangka memasuki abaddigital.

Gambar 2.6 Sebaran komposisi faktor pembangunan TIK

Berdasarkan indeks ICT PURAyang menggambarkan tingkatCapability ( kemampuan ),

Usefullness ( manfaat ),Readiness ( kesiapan ), danImpact ( dampak ) pembangunanTIK di satu daerah, dapat diambildua puluh lima besar peringkatkabupaten / kota yang memilikiindeks ICT PURA tertinggisebagaimana terlihat pada tabel2.1 disamping.Dari dua puluh limakabupaten/kota terbaik ini tiga

belas kabupaten/kota berada dipulau Jawa, tujuh berada diSumatera, empat di Kalimantandan satu di Bali. Pulau Jawamasih yang terbanyak dalammemiliki jumlah daerah yangterbaik pembangunan TIKnya.Adanya daerah yang mewakiliIndonesia Tengah dan Timurmemperlihatkan pula potensikompetisi pembangunan TIKyang terbuka, sehingga setiapdaerah punya potensi yang samauntuk maju, tidak bergantungkepada karena berada di Jawa

saja.

Semakin tinggi tingkat kegunaan

dan dampak Pembangunan TIKsemakin besar pula pengaruhnyapada indeks pembangunan TIKsecara menyeluruh. Gambar 2.6memperlihatkan tingginya angkadampak pembangunan TIK diempat kota sehingga empat kotaini masuk dalam dua puluh limakabupaten/kota dengan indekspembangunan TIK terbaik.

DF Compressor Pro

Page 36: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 36/117

  Bab 2. Kondisi TIK Indonesia saat ini

28

2.2 INFRASTRUKTUR

Gambar 2.7 Kondisi sebaran penyediaan akses telekomunikasi di pedesaan

(Desa Berdering /USO ) tahun 2011

USO (Universal Service Obligation) merupakan program penyediaan jasa aksestelekomunikasi dan informatika pedesaan. Program tersebut dilaksanakanberdasarkan Peraturan Menteri Kominfo No. 32/PER/M.KOMINFO/10/2008tentang Kewajiban Pelayanan Universal Telekomunikasi dengan tujuanmengatasi ketersediaan telekomunikasi pedesaan untuk ribuan desa di

seluruh Indonesia.

Gambar 2.7 menunjukkan perkembangan program tersebut hingga AkhirNovember tahun 2011. Target desa merupakan jumlah desa target yang

belum memiliki akses telekomunikasi dan yang akan direalisasikan di setiapprovinsi. Desa terpasang  merupakan desa yang sudah tersambung denganakses telepon. Pada gambar tersebut terlihat bahwa perkembangan desaberdering sudah merata 100% di Indonesia bagian barat, sebagian sudahterpasang di Indonesia bagian tengah dan masih belum merata terutamaIndonesia bagian timur. Jika semua desa tersisa bisa terpasang tahun 2012

maka salah satu indikator INDONESIA CONNECTED men adi bisa terca ai.

DF Compressor Pro

Page 37: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 37/117

  Bab 2. Kondisi TIK Indonesia saat ini

29

Gambar 2.8 Kondisi sebaran penyediaan akses internet di kecamatan

( PLIK : Pusat Layanan Internet Kecamatan ) tahun 2011 

PLIK (Pusat Layanan Internet Kecamatan) merupakan pembangunan saranaumum penyediaan akses internet di ibukota kecamatan yang menjadi bagiandari wilayah USO. Pembangunan internet kecamatan itu tidak hanya untukpenyediaan pembangunan ruang akses internet bersama akan tetapi jugapenyediaan push konten yang produktif dan juga portal konten-konten yangbermanfaat. Konfigurasi dari arsitektur jaringan yang disyaratkan untuk

menuju ke server konten-konten yang berada di Jakarta tersebut adalahsebesar 256 kbps untuk downlink dan 128 untuk uplink sehinggamemungkinkan untuk memberikan layanan yang bersifat interaktif.Pembangunan PLIK mulai dilaksanakan pada tahun 2010 dengan target jumlah tit ik layanan sekitar 5.748 titik dan selesai terpasang pada tahun ini.

DF Compressor Pro

Page 38: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 38/117

  Bab 2. Kondisi TIK Indonesia saat ini

30

Gambar 2.9 Kondisi sebaran penyediaan mobil akses internet di kecamatan

( MPLIK : Mobil Pusat Layanan Internet Kecamatan ) tahun 2011 

MPLIK (Mobil Pusat Layanan Internet Kecamatan) adalah suatu layanan mobilinternet di desa yang tidak ada akses internetnya dan didesain khususmenyediakan akses internet yang mudah dan murah kepada masyarakatdesa. Mobil PLIK dibuat sedemikian rupa sehingga bisa menampung hingga 5laptop di atap mobilnya terpasang alat penangkap sinyal satelit yangmemungkinkan ia menangkap menyediakan akses internet dimana sajamenutupi daerah blankspot internet yang ada. Di dalam mobil ini jugaterdapat kursi untuk tempat duduk selama masyarakat mengakses internet.

Dari 1907 target penyediaan MPLIK seluruh Indonesia tahun ini sekitar 846unit MPLIK atau 46% dari target telah beroperasi di lokasi lokasi seluruhIndonesia. Pada gambar 2.8 terlihat 12 provinsi telah mengoperasikan MPLIK100% sementara 5 provinsi sudah mendapatkan sebagian MPLIKnya dan 15provinsi sedang menunggu proses penyediaan MPLIK ditahun depan

DF Compressor Pro

Page 39: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 39/117

  Bab 2. Kondisi TIK Indonesia saat ini

31

Gambar 2.10 Kondisi sebaran infrastruktur backbone fiber optic

Gambar 2.11 Panjang kabek fiber optic di setiap pulau 

Pembangunan Infrastruktur backbone fiber optic (FO/serat optik) masih terus

berlangsung terutama di daerah timur Indonesia. Kondisi sebaran backboneini di setiap daerah diperlihatkan pada gambar 2.10. 65,2% dari totalinfrastruktur menjangkau wilayah Jawa, diikuti oleh wilayah Sumatera(20,31%) dan Kalimantan (6,13%). Pada wilayah Indonesia Timur, NusaTenggara Timur sudah mulai dilewati sekitar 2,3%, Papua 0,2% dan Malukumasih belum terjangkau infrastruktur ini.

Segmen bagian timur yang dibangun mulai dari Lombok (NTB) ke Kupang(NTT) sepanjang 1,041 km akan menghabiskan biaya sekitar US$ 63 juta,sementara segmen selanjutnya yang akan dibangun melalui Manado-Ternate-

Sorong-Ambon-Kendari sepanjang 2,243 km dengan dana sekitar US$123 jutasedang dalam persiapan. 

DF Compressor Pro

Page 40: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 40/117

  Bab 2. Kondisi TIK Indonesia saat ini

32

BROADBAND WIRELESS ACCESS (BWA) DAN LAYANAN 4G

BWA merupakan teknologi akses nirkabel yang menawarkan akses data

berkecepatan tinggi, berkapasitas besar, dan berbiaya rendah. Saat initerdapat 5 penyelenggara telekomunikasi yang berhak menggunakan spektrumfrekuensi BWA 2.3 GHz selama 10 tahun dengan memenuhi kewajiban-

kewajiban yang telah ditentukan. Penggelaran BWA ini merupakan suatuupaya meningkatkan teledensitas TIK dan membuka peluang bangkitnyaindustri dalam negeri, seperti industri manufaktur, aplikasi dan konten.Teknologi BWA mampu menyediakan interoperability dan menggabungkankeunggulan dari berbagai teknologi nirkabel yang ada sehingga dapat menjadipendukung dalam mewujudkan layanan 4G.

Layanan 4G merupakan teknologi akses nirkabel generasi ke empat, yang akanmenggantikan generasi ketiga (3G). Teknologi ini menyediakan layanan video,data dan suara berbasis IP yang memiliki rata-rata pengiriman data lebih tinggidari generasi sebelumnya. Pengkajian terhadap layanan 4G telah dilakukanKominfo dengan melakukan studi optimalisasi serat optik (FO) dan microwavelink sebagai backhaul dan backbone, optimalisasi spektrum yang telahdiberikan, dan pengkajian permohonan trial LTE di pita frekuensi yang ada.Kajian oleh Ditjen Postel bersama berbagai instansi terkait ini penting sebagaipersiapan menuju rencana realisasi regulasi 4G.

Gambar Metamorfosis Perkembangan Layanan 4G

DF Compressor Pro

Page 41: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 41/117

  Bab 2. Kondisi TIK Indonesia saat ini

33

2009 2010 2011

ISP 169 181 198

NA 39 43 49

ITK 25 28 27

Siskomdat 7 9 11

Tabel 2.2 Jumlah penyelenggara Multimedia

Gambar 2.12 Komposisi penyelenggaran Multimedia

berdasarkan ijin 

Gambar 2.13 Komposisi belanja modal (Capex & Opex) industri telekomunikasi

bergerak (seluler dan FWA) tahun 2010 

Kelompok jasa multimediaterdiri dari PenyediaLayanan Internet (ISP),Penyedia Akses Jaringan

(NAP), Internet Teleponiuntuk Keperluan Publik(ITKP), dan SistemKomunikasi Data(Siskomdat). Berdasarkantabel terlihat bahwa terjadipeningkatan 18 ISP baru 6NAP baru, pengurangan 1ITKP dan penambahan 2Siskomdat Baru pada tahun2011.Dalam kurun waktu ini,persentase peningkatantotal penerbitan ijin jasamultimedia meningkatmenjadi 18,75 %. Lebihtinggi dari kurun waktu ygsama sebelumnya.

Belanja modal (capital expenditure dan operational expenditure) industritelekomunikasi bergerak (Seluler dan FWA) tahun 2010 berada pada kisaran75 Trilyun rupiah dengan komposisi 94,46% industri seluler dan 5,54% dariFWA. Besarnya belanja ini selain turut menopang pertumbuhan industri

dalam negeri juga menjadi bukti besarnya penetrasi di sektortelekomunikasi Indonesia.

DF Compressor Pro

Page 42: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 42/117

  Bab 2. Kondisi TIK Indonesia saat ini

34

Gambar 2.14 Jumlah pelanggan telekomunikasi bergerak Indonesia berdasar

jenis penyelenggaraan

Gambar 2.15 Jumlah pelanggan telekomunikasi bergerak Indonesia berdasar

jenis layanan (prabayar dan pasca bayar)

Sampai akhir tahun 2010 lalu pelanggan telekomunikasi bergerak Indonesiasudah menembus angka 243 juta melewati angka jumlah penduduk, dengandistribusi pelanggan terbesar yaitu sekitar 86,6% ada pada seluler, sisanyasebesar 13,4% ditempati pelanggan FWA seperti Flexy, Smart, Starone danEsia.

Karakteristik pelanggan Indonesia sebagian besar adalah prabayar (97,9%)

sedangkan pascabayar menempati porsi yang sangat kecil sekitar 2,1%. Terjadi juga peningkatan yang sangat besar dari jumlah pelanggan dari yang dua tahunsebelumn a han a 17% naik men adi 28%.

DF Compressor Pro

Page 43: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 43/117

  Bab 2. Kondisi TIK Indonesia saat ini

35

EBITDA DAN ARPU OPERATOR TELEKOMUNIKASI INDONESIA

EBITDA dan ARPU merupakan indikator yang dapat digunakan untuk menilai kinerja

penerimaan dari operator telepon. EBITDA adalah pendekatan penerimaan yang dihitungdari peneriman operator telepon sebelum dikurangi dengan bunga, pajak,penyusutan/depresiasi dan amortisasi. Sedangkan ARPU menunjukkan penerimaan yangdiraih oleh operator per satu pelanggan yang menggunakan produknya. Besaran nilaiARPU menunjukkan besarnya rata-rata penerimaan yang didapat oleh operator dari satupelanggannnya. Artinya, meskipun jumlah pelanggan sedikit, namun bisa jadi ARPU darioperator tersebut besar jika pelanggan cukup intensif menggunakan layanan sambungantelepon dari operator tersebut.

Perkembangan ARPU masing-masing operator dari tahun 2005 –2010* mengalami penurunan. Halini merupakan salah satu dampakdari kebijakan penurunan tarifinterkoneksi yang memberikanpengaruh terhadap penurunantarif penggunaan layanan telepon.Hal ini juga merupakan implikasidari bertambahnya jumlahpelanggan yang cukup besar dalamlima tahun terakhir namun tidakdiikuti dengan peningkatan

penggunaan oleh pelanggan

EBITDA menunjukkanpertumbuhan yang positif dengantren yang semakin meningkatsetelah menurun pada tahun 2008.Fluktuasi dialami oleh TelkomGroup yang pertumbuhan EBITDA-nya menurun pada tahun 2008namun kembali meningkat pada2009. Sebaliknya Indosatmengalami penurunan EBITDApada 2009 setelah meningkat padatahun 2009. Trend yang positif

ditunjukkan oleh EBITDA dariBakrie dan XL-Axiata yangpertumbuhan EBITDA-nyamencapai rata-rata 64,1 % dan34,9 % per tahun dalam periode2006-2010. Sedangkan EBITDA daritelkom Group dan Indosat Groupmasing-masing mencapai rata-rata5,3 % dan 8.23 % pertahun

DF Compressor Pro

Page 44: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 44/117

  Bab 2. Kondisi TIK Indonesia saat ini

36

TINGKAT KOMPONEN LOKAL PERANGKAT TELEKOMUNIKASI

Komponen lokal adalah penggunaan material / perangkat telekomunikasi dengan

pendukungnya, rancang bangun dan perekayasaan dengan menggunakan jasa dantenaga ahli serta perangkat dalam negeri. Penekanan penggunaan komponen lokalini secara proporsional ditujukan untuk mengatasi semakin tinggi penggunaankomponen telekomunikasi asing. Penerapan penggunaan komponen lokal berlakuuntuk setiap penyelenggara telekomunikasi di Indonesia dan diatur secara bertahapsejak adanya layanan 3G tahun 2006, akses USO tahun 2010 dan layanan BWA tahun2010. Penilaian tingkat pencapaian komponen lokal dilakukan oleh Ditjen Postel,yang dalam pelaksanaan penggunaan komponen lokalnya mengacu pada PeraturanMenteri Kominfo No. 14/PER/M.KOMINFO/9/2010 dan Peraturan Menteri KominfoNo. 41/ PER/M.KOMINFO/10/2009.

Berdasarkan Peraturan Menteri ini, setiap penyelenggara telekomunikasi wajibmemenuhi TKDN (Tingkat Kandungan Dalam Negeri) belanja operasional sesuaidengan ketentuan peraturan yang berlaku, seperti yang tertera pada gambar dibawah.

Gambar Aturan Tingkat Kandungan Dalam Negeri

DF Compressor Pro

Page 45: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 45/117

  Bab 2. Kondisi TIK Indonesia saat ini

37

2.3 INTERNET DAN KOMPUTER

Sumber : IDNIC

Gambar 2.16 Komposisi Anggota IDNICper Oktober 2011 

Sumber : IDNIC 

Gambar 2.17 Alokasi IPv4 di Indonesia 

IDNIC (Indonesia NetworkInformation Center) merupakan

sebuah layanan dari AsosiasiPenyelenggara Jasa InternetIndonesia dalam bentuk NationalInternet Registry (NIR), yaitulayanan alokasi IP Address, yangmerupakan sub-layanan dari AsiaPacific Network InformationCenter (APNIC). Sampai denganOktober 2011, IDNIC telahmemiliki lebih dari 400 anggotayang dapat mengakses langsung

layanan alokasi IP address IDNIC.

IPv4 habis pada tahun 2011 ini, pada tanggal 15 April 2011 APNIC hanya tinggalmemiliki 1 buah /8 tersisa. Penyebab habisnya IP selain timbulnya alat alatkomunikasi yang berbasis IP dan karakter user saat ini yang selalu ingin terkoneksi,adalah karena memang pengguna internet juga bertambah dengan pesat. Gambar2.17 memperlihatkan pertumbuhan alokasi IP versi 4 yang terus menaik baik yang

dikelola oleh Internet Service Provider (ISP)/Network Access Provider (NAP)maupun oleh anggota langsung IDNIC.

DF Compressor Pro

Page 46: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 46/117

  Bab 2. Kondisi TIK Indonesia saat ini

38

Sumber : Ditjen APTIKA dan PANDI 2011

Gambar 2.18 Perkembangan Jumlah domain id

Sumber : Ditjen APTIKA dan PANDI 2011

Gambar 2.19 Jumlah domain id dan g-TLD di Indonesia

Selama 2005 - 2010, rata-rata pertumbuhan domain.id sekitar 12%. Dalam

kurun waktu tersebutsubdomain yang palingsignifikan pertumbuhannyaadalah "co.id" yaitusebesar 20%. Domainweb.id yang merupakansubdomain tertinggi keduamengalami fluktuasi dalampertumbuhannya.Sedangkan "mil.id"

merupakan subdomainyang sangat kecilpertumbuhannya selamalima tahun terakhir.

DF Compressor Pro

Page 47: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 47/117

  Bab 2. Kondisi TIK Indonesia saat ini

39

Gambar 2.20 Komposisi domain id dan g-TLD di Indonesia

Tabel 2.3 25 Peringkat situs dengan akses tertinggi

di Indonesia tahun 2011

Ranking Situs Katagori

1 facebook.com Jejaring Sosial

2 google.co.id Mesin Pencarian

3 google.com Mesin Pencarian

4 youtube.com Komunitas

5 blogspot.com Blog

6 yahoo.com Portal

7 kaskus.us Komunitas

8 wordpress.com Blog

9 twitter.com Jejaring Sosial

10 detik.com Berita

11 4shared.com Berbagi Berkas

12 wikipedia.org Ensiklopedia

13 vivanews.com Berita

14 kompas.com Berita

15 klikbca.com e-Banking

16 mediafire.com Berbagi Berkas

17 detiknews.com Berita

18 detiksport.com Berita

19 amazon.com Bisnis

20 tokobagus.com Bisnis

21 adf.ly Bisnis

22 bp.blogspot.com Blog

23 adsense-id.com Komunitas

24 ziddu.com Berbagi Berkas

25 okezone.com Beritasumber: Alexa (15-12-2011)

Situs jejaring social Facebookmasih menduduki peringkatpertama berdasarkanpemantauan lalu lintas internetyang dilakukan oleh Alexa. Diikutikemudian oleh situs google.co.iddan google.com. Youtube.com

berada pada posisi keempat naikdari posisi tahun lalu yang hanyapada peringkat ke tujuh.

Selanjutnya, situs blog sepertiblogspot dan wordpress jugacukup popular dan mendudukiposisi ke-5 dan ke-8. Sedangkansitus komunitas terbesar diIndonesia kaskus mendudukiperingkat ke-7, turun satu

tingkat dari tahun lalu. Situsberita terpopuler berdasarkanperingkat ini masih dipegangoleh detik.com diikutivivanews.com dan kompas.com.Satu satunya situs internetbanking yang masuk ke urutan 25besar ini adalah klikbca,menandakan bahwa kegiataninternet banking sudah semakin

banyak dilakukan.

Data hingga bulan Februari 2011 menunjukkan bahwa jumlah domain .id-TLD (Top

Level Domain ) adalah sebanyak 51.332 atau sebesar 22%. Sementara jumlag g-TLD(generic-Top Level Domain ) di Indonesia telah mencapai 177.529 domain, atausebesar 78% dari total seluruh domain yang beredar di Indonesia.

DF Compressor Pro

Page 48: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 48/117

  Bab 2. Kondisi TIK Indonesia saat ini

40

Sumber : Ditjen APTIKA 2011

Gambar 2.21 Pemeringkatan e-Gov Indonesia berdasar provinsi tahun 2011 

Sumber : Direktorat Jenderal APTIKA 2011

Gambar 2.22 Pemeringkatan e-Gov Indonesia berdasar kab/kota tahun 2011 

Gambar 2.18 disampingmenunjukkan 18 peringkatprovinsi dalam penerapan e- 

government   di Indonesiadengan melihat aspekkebijakan, kelembagaan,infrastruktur, aplikasi danperencanaaan pada tahun2011 . 50% provinsi dinilaimasih memiliki indeks PeGI(Pemeringkatan eGovIndonesia) dibawah rata rata,sementara indeks PeGI ratarata nasional untuk provinsiternyata masih rendah yaitupada angka 2,4. ProvinsiPapua sebagai perwakilanIndonesia paling timur,mengalami peningkatan pesatdalam penerapan e-Govnyadibandin kan tahun 2010 lalu

Penerapan -government   ditingkat kabupaten/kotasecara rata rata nasionalangkanya lebih rendah daripada rata rata nasionaltingkat provinsi. Akan tetapiangka tertinggi PeGI ditingkat kabupaten/kota jauhlebih tinggi daripada angkatertinggi PeGI tingkatprovinsi.

Dari 20 kabupaten/kotaperingkat teratas PeGI, 75%ditempati oleh kabupaten/kota dari jawa selain ituhanya 25% nya ditempatikabupaten/ kota yangmewakili sumatera dan

kalimantan.

DF Compressor Pro

Page 49: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 49/117

  Bab 2. Kondisi TIK Indonesia saat ini

41

Gambar 2.23 Tingkat adopsi software open

source di daerah daerah di Indonesia 

Gambar 2.24 Komposisi penggunaan internet di daerah daerah di Indonesia 

Gambar disampingmemperlihatkan gambaranbagaimana tingkat adopsisoftware open source di daerahdaerah di seluruh Indonesia ditahun 2011. Di sampingprogram sosialisasi yang aktifuntuk penggunaan softwareopen source di semua kalangan,secara nasional ternyata tingkat

penggunaan software opensource di daerah daerahIndonesia masih rendah. Tingkatadopsi yang rendahmenerangkan masih adanyaindustri,akademisi dan ataumasyarakat yang tidak tahusama sekali, atau jika pun sudahdiketahui hanya sebagian kecilmasyarakat dan komunitas yang

sudah menggunakannya.

Kecenderungan penggunaan internet di Indonesia pada tahun 2011 ini bisa dikatakanmeningkat dengan pesat. Hal ini diperlihatkan dari data yang tertera dari gambar 2.21di atas di mana 86% pengguna internet Indonesia sudah mulai memenuhikeperluannya lewat internet. Penggunaan internet yang dulu masih terbatas padakomunikasi seperti email tahun ini mulai berkembang ke arah lain yang memerlukantingkat kepercayaan tinggi dari penggunanya seperti tranksasi ekonnomi lewatinternet (e-commerce), jejaring sosial dan kolaborasi.

DF Compressor Pro

Page 50: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 50/117

  Bab 2. Kondisi TIK Indonesia saat ini

42

Sumber : Ditjen APTIKA

Gambar 2.25 Peringkat Indeks Keamanan Informasi di beberapa instansi pemerintah

tahun 2011 

Kecenderungan penggunaan internet di Indonesia yang meningkat dengan pesat,

mengharuskan para penyedia informasi memperhatikan faktor keamanannya.Salah satu alat yang digunakan untuk melihat kesiapan penyedia informasi dalam

memperhatikan aspek keamanan informasi adalah Indeks KAMI (indeks

keamanan informasi). Gambar diatas memperlihatkan pemeringkatan instansi

pemerintah terhadap tingkat kesiapan masing masing instansi pemerintah

terhadap faktor keamanannya pada tahun 2011.

PENGGALAKAN OPEN SOURCE SOFTWARE (OSS)

Open Source Software (OSS) adalah software yang membuka/membebaskansource codenya untuk dilihat oleh orang lain, membiarkan orang lain

mengetahui cara kerja software tersebut dan sekaligus memperbaikikelemahan-kelemahan yang ada pada software tersebut dan dapat diperolehtanpa membayar lisensi. OSS ini ditujukan untuk mengatasi ketergantunganpada lisensi software tertentu. Kementerian Kominfo bersama komunitas opensource di Indonesia terus menggalakkan penggunaan OSS ini antara lain denganmenyelenggarakan Global Conference on Open Source pada tahun 2009,Indonesia Open Source Award (IOSA) pada tahun 2010 dan sebagai kelanjutandari kegiatan ini, pada tahun 2011 diselenggarakan pula IOSA 2011.

IOSA merupakan sebagai bagian dari tindak lanjut dari Surat Edaran Menteri

Komunikasi dan Informatika No. 5/SE/M.KOMINFO/10/2005 tanggal 24 Oktober2005 tentang kewajiban pemakaian dan pemanfaatan legal software opensource/proprietary di l ingkungan instansi pemerintah serta Surat EdaranMenteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. SE/01/03/M.PAN/2009 tentang"Penggunaan dan Pemanfaatan Perangkat Lunak Legal dan Open SourceSoftware (OSS)".Selain memberikan penghargaan, ajang ini sekaligus untuk memonitorpencapaian pelaksanaan migrasi dan implementasi OSS di masing-masinginstitusi pemerintah. IOSA 2011 diprakarsai oleh Direktorat Jenderal AplikasiInformatika Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan

Asosiasi Open Source Indonesia (AOSI), Komunitas Open Source, dan UniversitasGunadarma.

Indonesia Open Source Award 2011 diberikan dalam tiga katagori kepada masingmasing :A. Katagori Kementerian dan Lembaga Pemerintah non Kementerian

Juara 1: Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)Juara 2: Kementerian KehutananJuara 3: Kementerian Pemuda dan Olah RagaPenghargaan Khusus diberikan kepada : Bank Indonesia dan Lembaga Penerbangan danAntariksa Nasional (LAPAN)

B.Katagori Pemerintah Propindi, Kota, KabupatenJuara 1: Pemerintah Kota PekalonganJuara 2: Pemerintah Kabupaten JembranaJuara 3: Pemerintah Kota SurabayaPenghargaan Khusus diberikan kepada : Pemkot Balikpapan, Pemkab Kebumen,Pemkab Banyuasin, Pemkot Denpasar, Pemkab Lamongan, Pemkab Batanghari danPemkab Aceh TengahC. Katagori SMA/MA

Juara 1: SMA Muhammadiyah 1 WeleriJuara 2: Madrasah Aliyah Al-Hikmah 2 BrebesJuara 3: SMK IT Smart Informatika Surakarta

Penghargaan Khusus diberikan kepada : SMK PGRI 3 Malang, SMK Negeri Pasirian, SMAIT Ummul Quro Bogor, dan SMA 39 Jakarta

DF Compressor Pro

Page 51: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 51/117

  Bab 2. Kondisi TIK Indonesia saat ini

43

Sumber : Ditjen APTIKA

Gambar 2.25 Peringkat Indeks Keamanan Informasi di beberapa instansi pemerintah

tahun 2011 

Kecenderungan penggunaan internet di Indonesia yang meningkat denganpesat, mengharuskan para penyedia informasi memperhatikan faktorkeamanannya. Salah satu alat yang digunakan untuk melihat kesiapan penyediainformasi dalam memperhatikan aspek keamanan informasi adalah Indeks KAMI(indeks keamanan informasi). Gambar diatas memperlihatkan pemeringkataninstansi pemerintah terhadap tingkat kesiapan masing masing instansi

pemerintah terhadap faktor keamanannya pada tahun 2011.

DF Compressor Pro

Page 52: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 52/117

Page 53: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 53/117

  Bab 2. Kondisi TIK Indonesia saat ini

45

CYBER SECURITY DI INDONESIA

Tingginya penggunaan internet seiring dengan maraknya keterkaitan internet dengankehidupan sehari-hari, mengakibatkan frekuensi serangan dan kejahatan Cyber Space  

semakin meningkat. Kejahatan-kejahatan Cyber Space  atau yang dikenal dengan istilahcybercrime tersebut meliputi pencurian identitas dan data (sumber daya informasi),pembajakan account   (email , IM, social network ), penyebaran malware   dan malicious  code , fraud,  spionase   industri, penyanderaan sumber daya informasi kritis sertacyberwarfare  atau perang di dalam dunia maya.

• Rata-rata jumlah insiden serangan di dalam dunia maya di Indonesia

mencapai satu juta insiden, dan cenderung meningkat tiap harinya.

• Analisa data sistem monitoring traffic   ID-SIRTII menunjukkan bahwa

serangan ke infrastruktur Internet Indonesia sebagian besar disebabkanoleh kelemahan sistem dan aplikasi yang telah diketahui (common

vulnerability ).• Institusi pemerintah di Indonesia juga tak luput dari serangan, dalam

kurun waktu 1998 - 2009 sebanyak 2138 serangan telah dialamatkan

terhadapwebsite  domain  milik pemerintah.

• Web defacing rally (vandalism )

dengan teknik eksploitasi database

SQL masih menempati posisi tert inggi,

disusul oleh serangan

malware/malicious code terutama

virus lokal dan phising, scam   serta

spam   yang juga mulai menyebar ke

media selular (SMS dan MMS).

• Serangan Distributed Denial of Servicepada sistem Domain Name Service  

(DNS) CCTLD-ID yaitu domain .id

terutama .co.id.

• Sekitar 30% hingga 40% utilisasi traffic  

Internet internasional digunakanuntuk akses konten negatif terutama

pornografi, warez activity dan konten

multimedia ilegal.

• Banyaknyanya kesalahan prosedur pengamanan dan kelalaian pengelola

sistem.

• Maraknya kebocoran data-data, baik data-data penting pemerintah

ataupun data pelanggan.

Upaya yang telah dilakukan Pemerintah Indonesia terkait Cyber Security• Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik• Surat Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor

133/KEP/M/ KOMINFO/04/2010 tentang pembentukan Tim Koordinasi KeamananInformasi Indonesia

• Surat Edaran Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor

01/SE/M.KOMINFO/02/2011 tentang Penyelenggaraan Sistem Elektronik UntukPelayanan Publik Di Lingkungan Instansi Penyelenggara Negara

DF Compressor Pro

Page 54: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 54/117

  Bab 2. Kondisi TIK Indonesia saat ini

46

SISTEM e-PENGADAAN PEMERINTAH (SePP)

SePP merupakan aplikasi elektronik untuk proses pengadaan barang dan jasa dilingkungan pemerintahan. Dalam rangka pemenuhan Standart Layanan Mutu, Pusat

Pengadaan Elektronik Kementerian Kominfo telah mendapatkan Sertif ikasi ISO9001:2008 tentang Sistem Manajemen Mutu dari Badan Auditor Internasional SociétéGénérale de Surveillance (SGS). Sedangkan untuk meningkatkan kehandalan, sistemtersebut telah didukung oleh Sistem Manajemen Keamanan Sistem Informasi berbasisISO 27001:2005.Pada tahun 2010 ini SePP telah dimanfaatkan oleh 3.507 vendor, sedangkan pihak yangmengakses sekitar 477.290 pengakses. Dalam hal data NPWP penyedia barang/jasa, SePPtelah terintegrasi dengan Sistem Informasi Ditjen Pajak. Pertukaran data ini dilakukanmelalui e-Government Connectivity Services dengan menggunakan metode layananEnterprise Services Bus.

Dengan demikian, hasil pengembangan SePP yang dicapai selama tahun 2010 ini berupa :(1) Pendampingan ISO 27001 yang menghasilkan SOP, dokumentasi, dan hasil Pre-AuditSMKI serta sertifikasi ISO 27001:2005 oleh Auditor Internasional Bureau Veritas; (2)Integrasi data NPWP rekanan dengan data NPWP yang ada di Ditjen Pajak; (3) Frameworkpengembangan aplikasi SePP menuju High Availability; (4) Pengembangan SePP versiMobile;(5) Penyempurnaan Konfigurasi DRC SePP yang ada di Batam; dan (6) PeningkatanInfrastruktur Aplikasi SePP menuju High Availability.

Saat ini terdapat 11 instansi pemerintah yang telah menggunakan SePP, antara lain :1) Kementerian Kominfo

2) Kementerian Perhubungan3) Kementerian Pertanian4) PT. Taspen

5) Badan Otorita Batam

6) Perum Peruri7) Pemprov NTB8) Propinsi Lampung

9) Pemkab Demak

10)Pemkab OKU11)Politeknik Negeri Batam

Pada tahun 2008-2011, SePP telah melayani pengadaan barang/jasa di instansipengguna sebanyak 2,091 paket dengan total nilai sekitar Rp 15,6 triliun. Jumlah

pengadaan barang/jasa terbanyak terjadi pada tahun 2010, pada tahun 2011sampai bulan November terjadi penurunan sedikit.

DF Compressor Pro

Page 55: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 55/117

  Bab 2. Kondisi TIK Indonesia saat ini

47

2.4 PENGGUNAAN TIK

Sumber : Postel 2010

Gambar 2.27 Teledensitas Telepon Rumah Berdasarkan Provinsi

Berdasarkan provinsi, teledensitas telepon rumah di Indonesia tertinggi yaitu diDKI Jakarta dengan prosentase 22,32 persen. Angka ini menunjukkan bahwadari 100 orang, terdapat 22 orang yang memiliki telepon rumah. Sementara itu,telendensitas telepon di propinsi lainnya masih di bawah 8. Kondisi inimenunjukkan ketidakmerataan dalam akses terhadap telepon. Dengan rata-ratateledensitas di Indonesia berkisar 5, berarti teledensitas di Jakarta 5 kali lipatdari daerah lainnya. Hal ini dikarenakan Jakarta yang merupakan pusat bisnis di

Indonesia, sehingga hampir semua perkantoran memiliki sambungan telepontetap

DF Compressor Pro

Page 56: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 56/117

  Bab 2. Kondisi TIK Indonesia saat ini

48

Data Statistik Postel Semester I 2010

Gambar 2.28 Komposisi Pelanggan ISP Berdasarkan Teknologi Akses dan Propinsi

Berdasarkan jenis teknologi akses yang digunakan oleh pelanggan internet,penggunaan teknologi DSL dan dial up menjadi yang paling banyak digunakan.Secara total, 65% pengguna internet di Indonesia menggunakan teknologi DSLdalam mengakses internet. Sementara penggunaan teknologi akses dial up  dilakukan oleh 30,8% pelanggan. Penggunaan teknologi broadband   lainnyahanya dilakukan oleh 3,8% responden. Namun terjadi perbedaan yang menarikdalam penggunaan teknologi akses internet jika dilihat menurut propinsi. Padapropinsi di kawasan timur Indonesia, penggunaan teknologi dial u p lebihdominan digunakan dibanding DSL.

DF Compressor Pro

Page 57: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 57/117

  Bab 2. Kondisi TIK Indonesia saat ini

49

2.4.1 PENGGUNAAN TIK DI RUMAH TANGGA

Sumber: Puslitbang PPI & PAPPIPTEK LIPI, 2011

Gambar 2.29 Persentase Kepemilikan Komputer

pada Rumah Tangga

Sumber: Puslitbang PPI & PAPPIPTEK LIPI, 2011

Gambar 2.30 Akses Internet pada Rumah Tangga

Indonesia

Hasil survei yang dilakukanterhadap 9901 rumah tanggayang dipilih secara proporsionalpada 33 provinsi di seluruhIndonesia, didapatkan hasilbahwa tingkat kepemilikankomputer pada rumah tanggadi Indonesia masih cukup

rendah. Hal ini ditunjukkanoleh besarnya persentase

rumah tangga yang memilikikomputer sebesar 33%

Tidak semua rumah tanggayang memiliki komputer jugamemiliki akses internet. Hal inimenyebab kepemilikan aksesinternet di rumah tanggamenjadi lebih rendah lagi yaitusekitar 26%. Kemungkinansebab lain adalah karenasemakin mudahnya mengakses

internet menggunakanperangkat TIK lain selain

personal computer

DF Compressor Pro

Page 58: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 58/117

  Bab 2. Kondisi TIK Indonesia saat ini

50

Sumber: Puslitbang PPI & PAPPIPTEK LIPI, 2011

Gambar 2.31 Jenis Akses Internet di Rumah Tangga

Indonesia 

2.4.2 PENGGUNAAN TIK DI SEKTOR BISNIS

Gambar 2.32 Persentase Perusahaan Pengguna Komputer

Jenis akses internet yangdigunakan di rumah tanggaIndonesia dapat dibagi

menjadi tiga bagian, yaituNarrowband, Fixed

Broadband , dan Mobile

Broadband . Hasil surveimenunjukkan bahwasekitar 49,32% respondenmenggunakan Mobile

Broadband   untuk aksesinternet. Sebanyak 33,5%responden menggunakan

akses internet FixedBroadband , dan sebanyak25,01% respondenmenggunakan akses internet Narrowband .

Tingkat penggunaan komputer di sektor bisnis (perusahaan) dibandingkandengan perumahan memperlihatkan angka yang jauh lebih tinggi. Hampir

92% perusahaan perusahaan di Indonesia menggunakan komputer danhanya 8% yang belum menggunakan komputer.

DF Compressor Pro

Page 59: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 59/117

  Bab 2. Kondisi TIK Indonesia saat ini

51

Gambar 2.33 Persentase Perusahaan

Pengguna Internet 

Gambar 2.34 Persentase Perusahaan

Berdasarkan Koneksi Internet

Gambar 2.35 Persentase Perusahaan

yang memiliki Web Perusahaan

Hasil survei menunjukkan bahwasebagian besar perusahaan (86%)telah menggunakan internetuntuk mendukung kegiatan

bisnisnya. Gambaran tersebutmemberi makna bahwa sebagianbesar perusahaan telahmenyadari manfaat internet bagikepentingan usaha mereka.Sedangkan perusahaan yangtidak menggunakan internetsebesar 14%.

Dilihat dari jenis koneksi internetsekitar 83,00% dari seluruhperusahaan menggunakan fixedbroadband. Teknologinarrowband merupakan teknologiyang paling sedikit digunakan olehperusahaan untuk koneksitasinternet yaitu sebesar 7,06%. Hal

ini menunjukkan bahwa koneksiinternet dengan mempergunakanteknologi narrowband jaringantelepon tidak banyak diminatioleh perusahaan.

Web Perusahaan sangat

diperlukan untuk berkomunikasidengan masyarakat globalterutama dengan para pemasokdan konsumen yang ada diseluruh dunia. Hasil surveisebagaimana ditunjukkan padaGambar di atas menunjukkanbahwa jumlah perusahaan diIndonesia yang sudah mempunyaiweb mencapai hampir 40%

sedangkan yang tidak punya websebesar 60,65%.

DF Compressor Pro

Page 60: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 60/117

  Bab 2. Kondisi TIK Indonesia saat ini

52

Gambar 2.36 Persentase Perusahaan yang

Memanfaatkan Internet untuk Menerima

Pemesanan Barang Atau Jasa

Gambar 2.37 Persentase Perusahaan yang

Memanfaatkan Internet untuk MenawarkanBarang atau Jasa 

Gambar 2.38 Persentase Perusahaan Pengguna LAN

Salah satu kegunaan internet bagipebisnis adalah menerimapemesanan (melakukan

penjualan) barang atau jasamelalui internet. Walaupunsebagian besar perusahaansampel telah menggunakaninternet, namun hanya sekitar40% perusahaan yangmemanfaatkan internet untuk

menerima pesanan barang atau jasa.

Selain mengidentifikasipenggunaan internet untukmenerima pemesanan barangatau jasa, survei ini jugamengidentifikasi penggunaaninternet untuk menawarkanbarang atau jasa. Gambar

disamping menunjukkan bahwalebih dari separuh perusahaan(52.31%) telah memanfaatkaninternet untuk menawarkanbarang atau jasa yang dihasilkan

Local Area Network atau LANadalah jaringan komputer yangmemiliki cakupan wilayah kecil

seperti jaringan komputer padasebuah gedung dan kantor.Perusahaan yang memiliki LAN diIndonesia jumlahnya cukup tinggisebagaimana ditunjukkan padagambar disamping, yaitu mencapaihampir separuh dari totalperusahaan yang disurvei (49.56%perusahaan).

DF Compressor Pro

Page 61: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 61/117

  Bab 2. Kondisi TIK Indonesia saat ini

53

Gambar 2.39 Persentase PerusahaanPengguna Intranet

Gambar 2.40 Persentase Perusahaan

Pengguna Extranet

Gambar disampingmemperlihatkan hanya 35.81%perusahaan yang

menggunakan intranet,sementara itu sisanya sebesar64.19% tidak menggunakanintranet. Kondisi inimengimplikasikan bahwasebagian besar perusahaanbelum menggunakan fasilitas jaringan komunikasi internalyang menggunakan internetprotokol dan memungkinkan

komunikasi di dalamperusahaan. 

Penggunaan extranet untuk

mendukung kegiatan bisnis diperusahaan masih kecil yaituhanya 9.86%. Lebih dari 90%perusahaan tidakmenggunakan extranet.Kondisi ini mengimplikasikanbahwa sebagian besarperusahaan belummenggunakan fasilitas internetprotokol yang ditujukan untukberbagi informasi bisnis secaraaman dengan para pemasok,vendor, pelanggan ataudengan partner bisnis lainnya.

DF Compressor Pro

Page 62: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 62/117

  Bab 2. Kondisi TIK Indonesia saat ini

54

Gambar 2.41 Persentase Perusahaan Pengguna Internet Berdasarkan

Aktifitas Internet yang Dilakukan

Data yang diperoleh dari perusahaan menunjukkan aktifitas mengirim danmenerima email merupakan aktifitas pemanfaat internet yang dilakukan olehhampir semua perusahaan yang terjaring dalam survei (97.69%). Selain ituperusahaan sektor bisnis Indonesia paling banyak menggunakan internet untukaktifitas mencari informasi mengenai barang dan jasa (80.69%), menyediakanpelayanan bagi pelanggan (51,44%) dan internet banking (51.01%). Sedangkanperusahaan bisnis di Indonesia yang memanfaatkan internet untuk aktivitasmemberikan pelatihan bagi karyawan (17%), delivering produk secara online(16.43%) dan melakukan teleconference melalui VoIP (13.54%) masih sangatsedikit.

DF Compressor Pro

Page 63: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 63/117

  Bab 2. Kondisi TIK Indonesia saat ini

55

2.4.3 PENGGUNAAN TIK DI SEKTOR PENDIDIKAN

Gambar 2.42 Proporsi sekolah dengan

penggunaan sarana TIK 

Gambar 2.43 Presentase penggunaan

komputer di sekolah berdasarkan kegiatan 

Gambar 2.44 Persentase komputer berdasarkankegiatan dan koneksivitas terhadap internet

Penggunaan sarana TIK disektor pendidikan atau sekolahsekolah di Indonesia semakintinggi. Penggunaan sarana TIKyang dimaksud ini adalahpenggunaan radio untukkegiatan belajar mengajar,penggunaan televisi untukkegiatan belajar mengajar,akses sekolah terhadap

telepon, penggunaan komputeruntuk kegiatan belajarmengajar serta akses internetdisekolah. Terlihat bahwa 98%sekolah telah menggunakankomputer dan 80,03% sekolahmemiliki akses internet.

Berdasarkan tujuan untukpenggunaannya, terlihat bahwa86,5% komputer digunakanuntuk kegiatan belajar mengajardan 13,5% komputer digunakanuntuk kegiatan administrasisekolah. Kemudian jika dilihatberdasarkan tujuan penggunaan

dan koneksivitas terhadapinternet terlihat bahwamayoritas komputer sudahterkoneksi internet, baik untuktujuan kegiatan belajarmengajar maupun kegiatanadministrasi. Lebih dari 70%komputer untuk masing-masingkegiatan sudah terkoneksiinternet.

DF Compressor Pro

Page 64: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 64/117

  Bab 2. Kondisi TIK Indonesia saat ini

56

Gambar 2.45 Proporsi sekolah yang mengajarkan

keterampilan komputer dasar 

Gambar 2.46 Kurikulum pelajaran keterampilan komputer dasar

Sebagian besar sekolahsekolah di Indonesiasudah mengajarkan

keterampilan komputerdasar yakni sebesar83%. Hanya 17% yangtidak mengajarkanketerampilan komputerdasar.

Kurikulum yang diajarkan pada pelajaran keterampilan dasar terdiri atas 99,09%mengajarkan Microsoft dan 25,87% sekolah mengajarkan Open Office yangsebenarnya memiliki fungsi sama dengan Microsoft Office, namun piranti tersebutlebih bersifat open source . Keterampilan komputer yang paling sedikit diajarkan disekolah adalah pemrograman, yakni hanya sebesar 14,33% karena keterampilanini membutuhkan logika matematis yang cukup sulit untuk diajarkan, terutama ditingkat dasar. Keterampilan komputer yang juga diperkenalkan antara lain desain

grafis (36,16%) dan keterampilan lainnya (28,90%).

DF Compressor Pro

Page 65: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 65/117

  Bab 2. Kondisi TIK Indonesia saat ini

57

Gambar 2.47 Koneksi internet yang digunakan di sekolah

Gambar 2.48 Sekolah yang memberikan pekerjaanrumah dengan mengakses internet

Penggunaan koneksi internet melalui JARDIKNAS (Jaringan Pendidikan Nasional)baru dimiliki oleh sebagian kecil sekolah, yaitu sebesar 38,69%. Koneksi inimenggunakan teknologi ADSL (Asymmetric Digital Subscriber Line ) yangdikembangkan oleh PT Telkom. Sebagian besar sekolah (64,27%) justru lebihmemilih koneksi Fixed Broadband sebagai koneksi internetnya. Jenis koneksiinternet lainnya, yaitu koneksi mobile broadband ternyata belum cukup populerdisekolah karena hanya digunakan oleh 11,70% responden. Demikian halnyadengan koneksi narrowband yang paling sedikit digunakan di sekolah, yakni hanyasebesar 6,40%. Telkomnet Instant yang termasuk dalam jenis koneksi ini memangmulai kurang diminati masyarakat karena aksesnya yang lambat dengan tingkatkecepatan hanya terbatas sampai 56Kbps.

Sebagian besar sekolahtelah memberikanpekerjaan rumah yang

membutuhkan akses

internet, yakni sebesar79% sedangkan yangbelum sebesar 21%.

DF Compressor Pro

Page 66: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 66/117

  Bab 2. Kondisi TIK Indonesia saat ini

58

Gambar 2.49 Kepemilikan website serta Pemberian

akun email pengajar dan siswa

Gambar 2.50 Rasio siswa yang mengakses

internet untuk tujuan pembelajaran

berdasarkan jenis sekolah 

Gambar 2.51 Rasio siswa yang mengakses

internet untuk tujuan pembelajaranberdasarkan jenjang pendidikan 

Secara umum, terlihatbahwa sebagian besarsekolah di Indonesiatidak memiliki website

yaitu sebesar 64,20%.Begitu juga denganpemberian akun emailbaik untuk pengajarmaupun siswa.Sebagian besar sekolahtidak memberikanakun email baik untuktenaga pengajarmaupun siswanya.

Rasio siswa yang mengaksesinternet untuk tujuanpembelajaran lebih banyak disekolah swasta dibandingkansekolah negeri, yaitu 0,45 untuksekolah swasta dan 0,37 untuksekolah negeri. Hal ini berarti, disekolah swasta dari 100 siswa ada

45 siswa yang mengakses internetuntuk tujuan pembelajaransedangkan untuk sekolah negeridari 100 siswa ada 37 siswa yang

mengakses internet untuk tujuanpembelajaran di sekolah.

Adanya peningkatan rasio

penggunaan internet oleh siswaseiring dengan peningkatan jenjang pendidikan. Untuk jenjangpendidikan SMP keatas rasiosiswa yang mengakses internettelah cukup tinggi dan tertinggiberada di jenjang SMA dengan

rasio 0,72. Sedangkan rasioterendah berada di jenjangSekolah Dasar dengan rasio 0,14.

DF Compressor Pro

Page 67: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 67/117

  Bab 2. Kondisi TIK Indonesia saat ini

59

2.5 POS

Sumber : Data Statistik Postel Semester II Tahun 2010

Gambar 2.52 Perkembangan Jumlah Kantor Pos

Menurut Jenisnya

Gambar 2.53 Perkembangan Jumlah Kantor Pos

Tahun 2005-2010

Kantor pos cabang (luar kota)menjadi jenis yang paling banyaktersedia dibanding jenis kantor

pos lainnya. Sekitar 67,1% kantorpos yang tersedia pada tahun2010 adalah untuk jenis kantorpos cabang (luar kota). Sementarauntuk jenis kantor pos cabang(dalam kota) proporsinya hanya21,5%. Namun jumlah kedua jeniskantor pos ini tidak banyakberubah dalam lima tahun

terakhir. Peningkatan yang besar

untuk jenis kantor pos cabang(kabupaten) pada tahun 2009merupakan dampak daripemekaran wilayah yang banyakterjadi pada tahun sebelumnyasebagai dampak pelaksananotonomi daerah.

Proporsi terbesar kantor posterdapat di wilayah pos VI yangmeliputi Jawa Tengah dan DIYogyakarta yang mencapai 17,5%.Proporsi terbanyak berikutnyaadalah di wilayah pos VII (JawaTimur) dan wilayah pos IV yangmeliputi DKI Jakarta denganproporsi mencapai 13,7% dan10,6%. Dari sebaran distribusi

kantor pos ini terlihat bahwasarana kantor pos masihterkonsentrasi di di Pulau Jawa.Sementara proporsi kantor pos diSumatera hanya mencapai 23,2%dari total kantor pos yang ada diIndonesia. Proporsi jumlah kantorpos yang terendah berada diwilayah Maluku dan Papuadimana untuk wilayah ini proporsi

penyediaan kantor pos hanya3,1% dari total kantor pos yangada di Indonesia

DF Compressor Pro

Page 68: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 68/117

  Bab 2. Kondisi TIK Indonesia saat ini

60

Sumber : Data Statistik Postel Semester II Tahun 2010 

Gambar 2.54 Cakupan Pelayanan Pendudukdan Jangkauan Luas Pelayanan per-Kantor Pos

Sampai dengan tahun 2010, jangkauan luas pelayanan kantor posyang paling besar justru terdapat di wilayah pos XI yang mencakupwilayah Maluku dan Papua dan wilayah pos IX yang mencakup wilayahKalimantan. Jangkauan pelayanan yang luas di kedua wilayah pos ini

disebabkan wilayah geografis di daerah ini yang sangat luas sementara jumlah sarana kantor pos yang ada hanya sedikit karena aktivitas

kegiatan sosial, ekonomi dan pemerintahan yang harus dilayani jugabelum banyak di wilayah ini. Satu kantor pos di wilayah Maluku danPapua, harus melayani area seluas 4541 km2  dan di wilayahKalimantan, satu kantor pos harus melayani area seluas 1761 km2.Jangkauan pelayanan yang paling kecil terdapat di wilayah pos IV(Jabotabek) dimana satu kantor pos hanya mencakup areal pelayananseluas sekitar 1,4 km2. Wilayah pos di Pulau Jawa juga memiliki jangkauan luas pelayanan yang kecil dimana satu kantor pos rata-ratahanya melayani areal seluas kurang dari 100 km2  kecuali untukwilayah pos V sebesar 105 km2.

DF Compressor Pro

Page 69: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 69/117

  Bab 2. Kondisi TIK Indonesia saat ini

61

Sumber : Data Statistik Postel Semester II Tahun 2010

Gambar 2.55 Komposisi Produksi Surat

Dalam Negeri

Sumber : Data Statistik Postel Semester II Tahun 2010

Gambar 2.56 Jumlah Produk Paket Dalam Negeri

Komposisi produk yang dilayani PT.Pos untuk jenis surat menunjukkanterjadi pergeseran pangsa produksidari jenis surat biasa ke surat kilat

khusus. Produksi surat biasa yangsemula proporsinya lebih besardengan pangsa produksi mencapai75% sampai 2006, menurun tajamdan pada tahun 2009 dimanapangsa produksi hanya tinggal26,7%. Sebaliknya untuk jenis surat

kilat khusus mengalami peningkatandari hanya sekitar 5% pada 2005 dan2006 menjadi paling besar

pangsanya yaitu 61,8% pada 2009.Pada tahun 2010, sampai semesterI, komposisi produksi ini masih tidakberbeda banyak dengan komposisiproduksi tahun 2009 dimana jenissurat kilat khusus lebih dominandengan pangsa mencapai 57.7%.

Pergeseran pangsa produksiterjadi untuk jenis paket daripaket biasa ke paket kilat khusus.Produksi paket kilat biasa yangsemula sangat dominan dansampai 2007 pangsa produksinyamencapai 97,4%, menurun hinggatinggal 24,8% pada 2009.Sebaliknya untuk paket kilatkhusus pangsa produksinyameningkat tajam dari 2,6% pada2007 menjadi 75,2% pada 2009.

DF Compressor Pro

Page 70: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 70/117

  Bab 2. Kondisi TIK Indonesia saat ini

62

2.6 PENYIARAN

Gambar 2.57 Perkembangan Industri Televisi

P er k em b a n ga nIn du st r i Telev isi  

J u m l a h St a si u nTran sm isi TV

An alog Ter r estr ia l

Perkembangan pertelevisian Indonesia mengalami peningkatan pesat sejaktahun 1990-an dan terus meningkat sampai tahun 2000an dengan munculnyastasiun-stasiun lokal. Sedangkan terjadi kesenjangan yang sangat lama sejakberdirinya TVRI pada tahun 1962 hingga munculnya stasiun TV swastanasional pertama yaitu RCTI ada tahun 1988.

Dari 11 stasiun TV nasional, TVRI memiliki jumlah stasiun transmisi terbanyakyaitu sebanyak 376, diikuti oleh MetroTV sebanyak 52 stasiun, RCTI sebanyak

49 stasiun transmisi dan Global sebanyak 47 stasiun.

Khusus untuk TVRI, meskipun memiliki jumlah stasiun transmisi terbanyakbukan berarti semua peralatan pemancar dapat beroperasi secara sempurnasebaliknya sebagian besar kondisi peralatan pemancar TVRI tidak dapatberoperasi secara optimal. Untuk mengatasi masalah tersebut pemerintahmelaksanakan sebuah program kegiatan yang disebut ITTS (Improvement onTelevision Transmitting Stations).

Disamping program tersebut dalam rangka efisiensi sumber daya dan

memberikan pemanfaatan yang lebih besar kepada masyarakat pemerintah juga meluncurkan program migrasi penyiaran dari analog ke digital.

DF Compressor Pro

Page 71: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 71/117

  Bab 2. Kondisi TIK Indonesia saat ini

63

ITTS Project

Improvement on Television Transmitting Stations (ITTS) adalah suatu

program kegiatan untuk melakukan rehabilitasi atau penggantianperalatan pemancar di 30 lokasi satuan transmisi TVRI. Seperti diketahuibahwa kondisi peralatan pemancar TVRI saat ini sebagian besar tidakdapat beroperasi secara optimal sehingga mengakibatkan kualitaspenerimaan siaran dan jangkauan siaran sangat menurun. MenteriKominfo Tifatul Sembiring pada tanggal 8 Juni 2010 di Semarang telahmeresmikan pengoperasian pemancar proyek peningkatan stasiunpemancar TVRI untuk sejumlah satuan transmisi TVRI. Programpeningkatan stasiun televisi ini didanai melalui pinjaman lunak dariPemerintah Spanyol (dengan nilai total untuk 30 pemancar sebanyak Rp

239,51 milyar). Peningkatan jangkauan siaran TVRI dilaksanakan denganmengganti perangkat pemancar televisi yang sudah tidak layak, berupapengadaan untuk tahap pertama sebanyak 30 pemancar televisi, sistemantena dan kelengkapan lainnya, yang tersebar di 32 lokasi pada 18provinsi.

Gambar Improvement on Television Transmitting Stations (ITTS) Project 

Melalui peresmian pemancar televisi ini, diharapkan para pemirsa TV disejumlah daerah dapat menikmati siaran TVRI dengan kualitas yang lebihbaik, dan siaran yang diterima dapat sebagai penyeimbang informasilainnya yang diterima melalui stasiun televisi swasta. Setelah selesainyaprogram peningkatan ini, TVRI dapat menjangkau 50% wilayah Indonesia.Kedepan, diharapkan juga daya jangkau yang dahulu TVRI pernahmencapai 82% wilayah Indonesia dapat diwujudkan kembali.

DF Compressor Pro

Page 72: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 72/117

  Bab 2. Kondisi TIK Indonesia saat ini

64

TV DIGITAL

Berkaitan dengan rencana penerapan teknologi digital siaran televisi, Kominfo telahmelakukan serangkaian acara sosialisasi dan uji coba siaran digital di wilayah

Jabodetabek dan Bandung.Uji coba ini dimaksudkan untuk mengkaji setiap aspek teknis dan non teknis berupakinerja perangkat dan sistem, model penyelenggaraan siaran televisi digital, modelregulasi dan kelembagaan, serta fitur layanan televisi digital yang diharapkanmayarakat. Hasil yang diharapkan dari uji coba tersebut antara lain sosialisasi tentangsiaran digital terutama mengenai kualitas penerimaan siaran digital; kerjasama antarlembaga penyiaran dalam pemanfaatan infrastruktur sistem penyiaran televisi digital;mendorong masyarakat untuk memiliki STB; dan adanya produksi STB dalam negeridengan harga terjangkau.

Gambar Perbedaan teknologi analog dan digital pada industri pertelevisian

Skema perijinan pada era tv digital berubah dari Lisensi vertikal menjadi Lisensihorisontal. Diharapkan dengan perubahan tersebut akan membuka peluang-peluangusaha baru dan menciptakan iklim kompetisi yang sehat

Gambar Perubahan Skema Perizinan Era TV Digital

DF Compressor Pro

Page 73: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 73/117

  Bab 2. Kondisi TIK Indonesia saat ini

65

Gambar 2.58 Belanja Iklan Televisi

Gambar 2.59 Belanja Iklan TV dan PDB Sektor Komunikasi

Indonesia memilki potensi pasar yang besar dengan jumlah populasi lebih dari230 juta. Kondisi geografis Indonesai yang tersebar memerlukan media untukpenyebaran informasi.Potensi Iklan di media elektronik (radio & TV) masih

dominan dibandingkan dengan media cetak. Perkembangan teknologi dengansistem penyiaran digital, memungkinkan penggunaan frekuensi lebih efesiensehingga peluang timbulnya lembaga penyiaran baru. Perkembangan teknologiIPTV memungkinkan layanan konvergensi yang bersifat interaktif. DenganPenerapan SSJ memungkinkan tumbuhnya lembaga penyiaran lokal sehinggaikut mendorong berkembangnya industri lokal.

Pendapatan belanjaiklan TV memilikikontribusi kepada PDB

rata-rata sekitar 1%

DF Compressor Pro

Page 74: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 74/117

  Bab 2. Kondisi TIK Indonesia saat ini

66

KOMISI PENYIARAN INDONESIA

Dalam rangka terbangunnya pelaksanaan penyiaran yang mendidik

masyarakat, dibentuk sebuah komisi yang memiliki wewenang mengawasipelaksanaan peraturan dan pedoman perilaku penyiaran serta standarprogram siaran serta memberikan sanksi terhadap pelanggaran peraturandan pedoman perilaku penyiaran serta standar program siaran, komisi inidisebut Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) adalah sebuah lembaga independen diIndonesia yang kedudukannya setingkat dengan lembaga negara lainnyayang berfungsi sebagai regulator penyelenggaraan penyiaran di Indonesia.Komisi ini berdiri sejak tahun 2002 berdasarkan Undang-undang RepublikIndonesia Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran. Anggota KPI Pusat (9

orang) dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan KPI Daerah (7 orang)dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Selain itu, anggaran programkerja KPI Pusat dibiayai oleh APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara)dan KPI Daerah dibiayai oleh APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah).

KPI memiliki tiga bidang, yaitu bidang kelembagaan, bidang strukturpenyiaran dan bidang pengawasan isi siaran. Bidang kelembagaanmenangani persoalan hubungan antar kelembagaan KPI, koordinasi KPIDserta pengembangan kelembagaan KPI. Bidang struktur penyiaran bertugasmenangani perizinan, industri dan bisnis penyiaran. Sedangkan bidang

pengawasan isi siaran menangani pemantauan isi siaran, pengaduanmasyarakat, advokasi dan literasi media. 

DF Compressor Pro

Page 75: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 75/117

  Bab 2. Kondisi TIK Indonesia saat ini

67

2.7 SUMBER DAYA MANUSIA TIK

Sumber : Ditjen PPI: ICT Pura 2011

Gambar 2.60 Penyebaran indeks literasi TIK di kabupaten dan

kota Indonesia tahun 2011.

Sumber: Ditjen PPI: ICT Pura 2011

Gambar 2.61 Presentasi daerah dibanding rata rata indeks

literasi TIK nasional di kabupaten dankota Indonesia tahun 2011.

Indeks literasi merupakan angka indikasi tinggi rendahnya tingkat literasi TIK di

suatu daerah. Beberapa faktor yang dijadikan patokan indeks ini di suatudaerah misalnya besarnya jumlah perguruan tinggi informatika, besarnya jumlah SMK informatika, kemudahan memperoleh referensi TIK, frekuensiprogram sosialisasi dan edukasi TIK dsb. Terlihat penyebaran yang tidakmerata berkisar dari nilai indeks terendah 0,89 dan nilai indeks tertinggi 4,84pada tahun ini. Sementara indeks literasi nasional sendiri berada di angka 2,13.

Dibandingkan denganrata rata indeksliterasi nasional,61,9% kabupaten dankota di Indonesiamasih memiliki t ingkatliterasi dibawah ratarata. Sementara38,1% ada diatas rata

rata.

DF Compressor Pro

Page 76: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 76/117

  Bab 2. Kondisi TIK Indonesia saat ini

68

Sumber: Ditjen PPI: ICT Pura 2011

Gambar 2.62 Jumlah perguruan tinggi di daerah yang memiliki program studi terkait

Komputer dan Informatika (TIK)

Hampir 50 % daerah daerah di Indonesia memiliki sekitar 1 sampai dengan 3perguruan tinggi yang memiliki program studi terkait dengan TIK. Gambar diatasmenerangkan hasil survey terhadap perguruan tinggi yang memiliki programstudi terkait komputer dan informatika (TIK) di kabupaten/kota di Indonesia.

Sekitar 24% kabupaten/ kota di Indonesia memiliki minimal 4 sampai dengan 25perguruan tinggi yang memiliki program TIK. Akan tetapi disamping itu semuaternyata masih ada sekitar 26% daerah kabupaten/kota yang memiliki perguruantinggi yang tidak memiliki program terkait TIK.

DF Compressor Pro

Page 77: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 77/117

  Bab 2. Kondisi TIK Indonesia saat ini

69

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TIK NASIONAL

Saat ini, Kominfo melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia(Badan Litbang SDM) telah memiliki beberapa fasilitas terkait pengembangan SDM, yakniSekolah Tinggi Multi Media Training Center (STMMTC) Yogyakarta, Balai Pengembangandan Penelitian TIK (BPPTIK) Cikarang, dan Balai Pengembangan dan Riset TIK (BPRTIK)Ciputat. Ketiga fasilitas unggulan ini telah dilengkapi teknologi dan perlengkapan modernlainnya yang disiapkan guna mendukung visi dan misi Kementerian Kominfo.

Gambar Gedung BPPTIK Cikarang, MMTC Yogyakarta, dan BPRTIK Ciputat

Sekolah Tinggi Multi Media Training Center (STMMTC)

Institusi ini didirikan pada tanggal 31 Juli 1985 yang bergerak di bidang penyiaran danmultimedia. Ada dua jenis program pendidikan yang ditawarkan, yaitu pendidikankedinasan bagi aparatur pemerintah dan swadana bagi masyarakat umum. Adapunfasilitas yang dimiliki antara lain laboratorium Komputer Animasi, laboratorium Komputer

Grafis, laboratorium Komputer Editing non Linear, laboratorium Komputer Internet,laboratorium Komputer Dasar, laboratorium Komputer Pemrograman Teknik, danlaboratorium Komputer Editing non Linear Editing Audio. Selain itu, sekolah ini jugamemiliki Studio Radio dan Studio TV, baik analog maupun digital, lengkap dengan mobilunit siaran (OB Van) serta mesin otomasi penyiaran TV (Broadcasting Automation).

Balai Pengembangan dan Penelitian TIK (BPPTIK) Cikarang

BPPTIK Cikarang atau disebut juga dengan Korea - Indonesia ICT Training Centerdiresmikan pada tanggal 31 Mei 2011. Pusat pelatihan yang berlokasi di kawasan industriJababeka Bekasi ini dibangun dari bantuan hibah Pemerintah Republik Korea Selatan

melalui pendanaan Proyek Korea International Cooperation Agency (KOICA) sebesar USD8.900.000.Fasilitas yang dimiliki oleh BPPTIK terbagi menjadi 3 bagian yakni gedung utama, gedungasrama dan gedung serbaguna. Gedung utama terdiri dari Laboratorium Networking,Laboratorium Operating System, Laboratorium CAD, Laboratorium Programming,Laboratorium Software Engineering, Laboratorium Database, Laboratorium Multimedia,Laboratorium Animation, Laboratorium Graphics Design, Ruang Kelas (8 buah), RuangKonvensi, Ruang Seminar serta Internet Café. Gedung Asrama terdiri dari Gedung AsramaPria (75 kamar), Gedung Asrama Wanita (75 kamar), dan Gedung Asrama Instruktur(terdiri dari 18 kamar). Sedangkan Gedung Serbaguna terdiri dari Auditorium (kapasitas

300 orang), Kantin, Gymnasium, serta Musholla. Keseluruhan area dilengkapi denganAkses Internet (WiFi).

DF Compressor Pro

Page 78: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 78/117

  Bab 2. Kondisi TIK Indonesia saat ini

70

Balai Pengembangan dan Riset TIK (BPRTIK) Ciputat

BPRTIK Ciputat atau sering disebut juga dengan Pusat TIK Nasional (PUSTIKNAS)merupakan transformasi dari Proyek National Information and Communication

Technology for Human Resources Development (NICT-HRD)  yang dikelola di bawahBadan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, KementerianKomunikasi dan Informatika RI bekerjasama dengan Universitas Islam Negeri (UIN)Syarif Hidayatullah Jakarta. Pustiknas diresmikan pada tanggal 15 Desember 2010.Gedung Pustiknas terdiri atas bangunan utama dan asrama. Gedung utama memilikifungsi sebagai training center, data center, dan service center. Sedangkan gedungasrama berfungsi sebagai penginapan peserta dengan daya tampung 180 orang.Sebagai training center, pustiknas memiliki fasilitas berupa 5 ruang belajar mengajar,2 ruang seminar, 2 ruang e-learning, 1 studio digital, 1 studio broadcasting dantelekomunikasi, 2 ruang teleconference, dan 10 laboratorium. Laboratorium tersebutantara lain laboratorium berbasis windows, laboratorium berbasis Linux,laboratorium aplikasi, laboratorium basis data, laboratorium desain grafis,laboratorium animasi dan multimedia, laboratorium sistem informasi geografis,laboratorium jaringan dan telekomunikasi, laboratorium rekayasa perangkat lunak,dan laboratorium esensi perangkat keras

Data Center merupakan ruang data yang dilengkapi dengan sistem sekuritas yangterjamin dan dimonitor selama 24 jam sehari sepanjang tahun. Ruang ini dilengkapifasilitas antara lain Networking Operation Control (NOC), 3 ruang ICT research anddevelopment (R&D), Ruang Meeting/Workshop, Ruang Generator, dan MDF Room:PABX, MDF, transmission Equipment.

Sedangkan, Service Center berfungsi untuk memperkenalkan dan mempromosikanteknologi informasi dan komunikasi ke lingkup nasional dan internasional. Adapunfasilitas yang dimiliki antara lain Information Corner, Kiosk (Web Kiosk terminal),Internet Cafe, Ruang pameran, dan Hot Spot/Wifi, Sistem Informasi Terpadu NICTyang berisi: e-mail system, e-Portal system, e-Learning system, e-Library system.Selain itu, terdapat juga fasilitas lain seperti IT Promoton Corner (information corner,ruang pameran, dll), Kantor administrasi dan Kantor keamanan.Sementara itu, Gedung asrama dilengkapi pula dengan ruang belajar, ruang makan,serta fasilitas fitness dan kebugaran.

DF Compressor Pro

Page 79: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 79/117

  Bab 2. Kondisi TIK Indonesia saat ini

71

2.8 PERBANDINGAN INTERNASIONAL

Sumber : ITU, ICT Development Index 2010

Gambar 2.63 Nilai Index ICT Development (IDI) Indonesia dan peringkat nya secara global.

Nilai peringkat IDI Indonesia di dunia pada grafik diatas di tulis di dalam kurung.

Tabel 2.4 Perbandingan ICT Development Index (IDI)Indonesia dengan beberapa negara ASEAN dan ASIA 

Negara

Rank

2008

IDI

2008

Rank

2010

IDI

2010

Korea 1 7.8 1 8.4

Japan 11 7.01 13 7.42

Singapura 15 6.71 19 7.0BruneiDarussalam 44 4.97 43 5.61

Malaysia 57 3.96 58 4.45

Thailand 80 3.03 89 3.3

Vietnam 91 2.76 81 3.53

Indonesia 107 2.39 101 2.83

India 117 1.72 116 2.01

Lao P.D.R 119 1.64 121 1.9

Cambodia 120 1.63 117 1.99Sumber : ITU, ICT Development Index 2010

Sebagai salah satu alat benchmarking untuk melihat tingkat perkembanganmasyarakat informasi seluruh dunia, ITU (International Telecommunication Union)mengeluarkan sebuah indikator yang disebut dengan IDI (ICT Development Index)setiap tahunnya. IDI menangkap penggambaran kemajuan dari pembangunan dibidang infrastruktur, penggunaannya dan ketrampilan ICT SDMnya. Nilai IDI danperingkat Indonesia mengalami kemajuan dari tahun ketahunnya. Peningkatan

terbesar terjadi dari tahun 2008 ke 2010, dimana peringkat IDI Indonesia naik darienam peringkat dari peringkat 107 dunia dengan nilai IDI : 2,39 menjadi peringkat101 dunia dengan nilai IDI : 2,83.

Dibandingkan dengannegara di ASEAN dan AsiaPasifik, peringkatIndonesia ada di nomor 18dan nilai IDInya masihdibawah nilai rata rata Asia

Pasifik. Rata rata nilai IDIAsia Pasifik tahun 2008adalah 3.61 dan tahun2010 adalah 4.06. Akantetapi jika dilihat dariperingkat perubahantingkat dunia dari tahun2008 ke 2010, Indonesiaberada pada peringkatkedua dengan nilai

perubahan enam, dibawahVietnam.

DF Compressor Pro

Page 80: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 80/117

  Bab 2. Kondisi TIK Indonesia saat ini

72

Sumber : ITU, ICT Development Index 2010

Gambar 2.64 Perbandingan IDI sub-index Indonesia dengan negara lainnya.

Tabel 2.5 Perbandingan ICT Price Basket (IPB)Indonesia dengan beberapa negara ASEAN dan ASIA

Negara

Rank

2010

IPB

2010

IPB

2008

Singapura 6 0.5 0.4

Korea 26 0.9 0.8

Japan 34 1.1 1.1Brunei Darussalam 38 1.2 N/A

Malaysia 52 1.8 1.9

Thailand 83 3.9 3.7

India 87 4.1 4.6

Indonesia 105 6.7 7.2

Vietnam 108 7.9 12.2

Philippine 114 9.2 9.5

Lao P.D.R 145 38 38.6

Cambodia 152 40.1 44.5Sumber : ITU, ICT Price Basket 2010

IDI tersusun atas tiga IDI sub-index yaitu sisi infrastruktur atau akses (access), sisipemanfaatan atau penggunaan (use) dan sisi ketrampilan (skill). Secara umum darigambar diatas, sub-index use lebih rendah dari sub-index lainnya, diikuti oleh sub-index access dan skill. Pola ini terjadi hampir diseluruh negara yang dipantaudiatas kecuali Singapura yang memiliki sub-index access lebih tinggi dibandingkan

sub-index skill. Indonesia sendiri masih memiliki sub-index use yang sangat rendahsementara sub-index access mulai meningkat dan sub-index skill berada pada nilaiyang cukup t inggi terutama jika dibanding dengan negara negara ASEAN lainnya.

ICT Price Basket (IPB)adalah alat benchmarkinglain yang dikeluarkan olehITU untuk melihat tingkatperkembangan masyarakatinformasi khususnya untuk

memonitor terjangkaunyalayanan ICT dan jugadigunakan untuk melihatkenapa suatau negaratelah berkembang jauhlebih cepat dibandingnegara lainnya. Nilai IPBIndonesia menurunsebesar 0.5 dari tahun2008 ke tahun 2010 yang

berarti keterjangkauanlayanan ICT semakinmembaik.

DF Compressor Pro

Page 81: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 81/117

  Bab 2. Kondisi TIK Indonesia saat ini

73

INDONESIA menjadi anggota penuh UNESCO-IFAP 2011-2015

Sidang umum UNESCO ke 36 pada tanggal 25 Oktober-11 November 2011yang dihadiri oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Republik IndonesiaIr. Tifatul Sembiring telah menetapkan Indonesia untuk berperan lebihpenting di dunia Internasional. Pada sidang ini Menteri Pendidikan danKebudayaan Republik Indonesia terpilih sebagai anggota Executive BoardUNESCO periode 2011-2015, Indonesia juga terpilih sebagai anggota duabadan subsidier UNESCO yaitu Intergovernmental Bioethics Committee(IGBC) periode 2011-2015 dan Intergovernmental Council for theInformation for All Program (IFAP) periode 2011-2015.

Indonesia pernah menjadi anggota IFAP periode 2007-2009 kemudian vakum

dan terpilih kembali periode ini secara penuh selama empat tahun. IFAPmerupakan badan subsidier UNESCO yang berada dibawah naungan KomisiCommunication dan Information (CI). Saat ini Indonesia menjadi salah satudari 26 negara yang menjadi anggota IFAP. Keanggotaan IFAP berlangsungselama empat tahun dan dipilih dalam sidang umum UNESCO.

Dengan terpilihnya Indonesia dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan

Informatika khususnya Badan penelitian dan Pengembangan SDM sebagaianggota IFAP maka Indonesia berkesempatan untuk ikut sertamerencanakan dan membuat program dan kegiatan IFAP-UNESCO periode

2011-2015 dimana program program itu nanti bisa disinkronisasikan dandiharmonisasikan dengan program dan kegiatan nasional seperti :

a. Peningkatan literasi masyarakat bidang TIKb. Peningkatan Kapasitas SDM bidang TIKc. Publikasi Penelitian bidang TIKd. Memory of the World Indonesiae. Peningkatan Internet Sehat dan Amanf. Penerapan e-goverment di Indonesiag. Pemberian beasiswa dan kesempatan magang untuk peningkatan kualitas

SDMh. dll

Program dan kegiatan IFAP-UNESCO terbagi menjadi dua jenis, yaitu Fundedatau dibiayai oleh IFAP atau Self Funded atau dibiayai oleh negara yangbersangkutan. Untuk dapat dibiayai oleh IFAP maka setiap negara perlumengirimkan proposal kegiatannya kepada IFAP. Sedangkan self fundedadalah kegiatan yang diselenggarakan oleh masing masing negara anggotaUNESCO terkait dengan kegiatan komunikasi dan informasi yang nantinyadilaporkan ke UNESCO sebagai komitmen dari action plan bersama.

DF Compressor Pro

Page 82: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 82/117

Bab 3. Kebijakan dan Rencana ke depan 

74

 

BAB 3

Kebijakan dan

Rencanake depan

ICT OUTLOOK 2011

DF Compressor Pro

Page 83: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 83/117

Bab 3. Kebijakan dan Rencana ke depan 

75

 

3

DF Compressor Pro

Page 84: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 84/117

Bab 3. Kebijakan dan Rencana ke depan 

76

 

VISI, MISI DAN STRATEGI KOMINFO

““ TTeerr ww uu j j uuddnnyy aa II nnddoonneessiiaa II nn ffoorr mm aatt ii ff  mm eennuu j j uu  mm aassyyaarr aakkaatt  ssee j j aahhtt eerraa mm eellaalluu ii  ppeemm bbaanngg uunnaann kk oomm iinnffoo bbeerr kkeellaann j j uu tt aann,,  

yyaanngg mm eerraakkyy aatt  ddaann rraamm aahh ll iinnggkk uunnggaann ,,  ddaallaamm  kkeerr aannggkk aa NNKKRRII ””  

KKoommiinnffoo yyaanngg mmeerraakkyyaatt 

RRaammaahh LLiinnggkkuunnggaann 

PPeemmbbaanngguunnaann BBeerrkkeellaannjjuuttaann 

MMaasyyaarraakkaatt SSeejjaahhtteerraa 

IInnddoonneessiiaa IInnffoorrmmaattiiff 

NNKKRRII 

MMiissii 11 

MMiissii 22 

MMiissii 33 

MMiissii 44 

MMiissii 55 

Meningkatkan kecukupan informasi masyarakat dengankarakteristik komunikasi lancar dan informasi benar menuju

terbentuknya Indonesia Informatif dalam kerangka NKRI

Mewujudkan birokrasi layanan komunikasi dan informatika yang

profesional dan memiliki integritas moral yang tinggi

Mendorong peningkatan tayangan dan informasi edukatif untukmendukung pembangunan karakter bangsa

Mengembangkan sistem kominfo yang berbasis kemampuanlokal yang berdaya saing tinggi dan ramah lingkungan

Memperjuangkan kepentingan nasional kominfo dalamsistem pasar global

DF Compressor Pro

Page 85: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 85/117

Bab 3. Kebijakan dan Rencana ke depan 

77

TUJUAN

DF Compressor Pro

Page 86: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 86/117

Bab 3. Kebijakan dan Rencana ke depan 

78

SASARAN STRATEGIS

DF Compressor Pro

Page 87: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 87/117

Bab 3. Kebijakan dan Rencana ke depan 

79

PROGRAM PRIORITAS

Sasaran pembangunan pada akhir periode 2010-2014 yang telah dirumuskan akandicapai melalui program-program pembangunan sebagai berikut: 

Program Pengelolaan Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika,antara lain meliputi:

  Perumusan kebijakan dan regulasi agar tercipta penggunaan danpemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana komunikasi daninformatika seoptimal mungkin.

  Penciptaan kepatuhan terhadap pelaksanaan perundang-undanganpenyiaran.

  Pembangunan sarana dan prasarana telematika yang berbasis padaefisiensi dan efectivitas pemanfaatan sumber daya.

  Peningkatan standarisasi dan sertifikasi alat dan perangkattelekomunikasi secara aktif dalam menjaga terlaksananya kewajibaninterkoneksi dan interoperabilitas secara berkesinambungan.

DF Compressor Pro

Page 88: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 88/117

Bab 3. Kebijakan dan Rencana ke depan 

80

 Program Penyelenggaraan Pos dan Informatika (Telekomunikasi dan Penyiaran),

antara lain meliputi:

  Perwujudan penyelenggaraan komunikasi dan informatika yang efektif danefisien dengan menggunakan sumber daya seoptimal mungkin.

  Perwujudan iklim persaingan sehat, yang memenuhi standar kualitas layanan

prima, serta mampu memiliki daya saing di tingkat global

  Harmonisasi peraturan jaringan telekomunikasi inter operator untuk mendorongpartisipasi aktif sektor swasta dalam meningkatkan ketersediaan layanan dasarkomunikasi dan informatika di seluruh penjuru Indonesia.

  Menciptakan peluang usaha yang menarik minat investor untuk membangun

infrastruktur dan menyediakan kebutuhan premium seperti layanan pita lebaruntuk aplikasi dan konten yang lebih canggih.

  Menciptakan persaingan usaha sedemikian rupa sehingga interkoneksi jaringan

dan interoperabilitas layanan dapat terlaksana dalam usaha mencapai efisiensinasional.

  Mendorong pembangunan dan pemerataan komunikasi dan informatika, baik

melalui penguatan infrastruktur, layanan, dan kandungan informasi untuk dapatmenjangkau seluruh pelosok Nusantara

  Program pemberdayaan masyarakat di bidang komunikasi dan informatika untukpeningkatan e-literacy masyarakat dan pembentukan komunitas informasi danpeningkatan kapabilitas masyarakat dalam bidang TIK

  Program pembangunan desa informatif (Information Villages), PenyusunanGrand Design dan road map sistem penyiaran Indonesia, serta pembangunanstasiun TVRI dan RRI

Program Pengembangan Aplikasi Informatika, meliputi:

  Program penguatan sumber daya manusia dibidang komunikasi dan informatika

dan penguatan rantai pasok industri penunjang.

  Pembangunan sistem layanan kepemerintahan (e-Government) yang terintegrasi

dan memiliki interoperabilitas untuk meningkatkan pelayanan pubik  Program peningkatan sistem keamanan komunikasi dan informatika nasional.

  Program peningkatan pengembangan industri TIK berbasis lokal termasukindustri konten yang berkualitas dengan didukung oleh iklim industri yang sehatdengan kemampuan promosi serta pemasaran yang tepat.

DF Compressor Pro

Page 89: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 89/117

Bab 3. Kebijakan dan Rencana ke depan 

81

 Program Pengembangan Informasi dan Komunikasi Publik, meliputi:

Program pembentukan masyarakat informasi melalui:

  Penyediaan, penyebaran dan pemanfaatan informasi bermanfaat untuk dapatdiakses secara merata oleh seluruh elemen masyarakat.

  Penyebaran informasi publik yang bermanfaat bagi pengembangan kapabilitas

masyarakat dan peningkatan implementasi e-government sampai tingkatdaerah.

  Pemberdayaan masyarakat termasuk penguasaan teknologi yang dibutuhkanuntuk memperoleh informasi yang diperlukan Penguatan kapasitas layananinformasi publik yang berkualitas dan penggunaan sumber daya yang seefisienmungkin melalui sinergi program dan integasi proses komunikasi dan informatika

pada berbagai sektor.  Penyediaan layanan informasi publik yang berkualitas, mudah dan cepat diakses

yang merupakan salah satu ciri khas masyarakat informasi yang sejahtera danmemiliki daya saing.

  Menjamin agar ruang privat masyarakat tidak dipergunakan untuk lalulintasinformasi yang tidak dikehendakinya.

Program Penelitian dan Pengembangan SDM Kominfo, antara lain meliputi:

  Program penelit ian dan pengembangan pada aspek-aspek regulasi, teknologi danpasar.

  Program pengembangan SDM Kominfo untuk penciptaan SDM unggul

  Program pengembangan standar kompetensi kerja & kurikulumnya

  Pengembangan pusat pelatihan TIK, fasilitasi sertifikasi TIK SDM TIK dan upaya

menjembatani lulusan perguruan tinggi TIK agar dapat bekerja di industri TIK.

  Pengembangan kerjasama regional yang memungkinkan tenaga kerja TIK

nasional dapat bekerja pada lintas negara & lintas regional

DF Compressor Pro

Page 90: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 90/117

Bab 3. Kebijakan dan Rencana ke depan 

82

 

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

DF Compressor Pro

Page 91: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 91/117

Bab 3. Kebijakan dan Rencana ke depan 

83

 

GAMBARAN KESELURUHAN PROSES PEMBANGUNAN

Gambar 3.1 Pembangunan dan Pengembangan KOMINFO secara keseluruhan

DF Compressor Pro

Page 92: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 92/117

Page 93: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 93/117

Bab 3. Kebijakan dan Rencana ke depan 

85

PERSIAPAN MENUJU INDONESIA BROADBAND

Pemerintah menargetkan penetrasi infrastruktur pita lebar (broadband) pada 2014mencapai 30% dari populasi penduduk. Pembangunan infrastruktur tersebut difokus dikawasan Timur Indonesia. Pada 2009 penetrasi broadband nasional baru 1%, internet

13%, dan desa internet 2%. Sedangkan pada 2014, diharapkan penetrasi broadbandmeningkat menjadi 30%, internet 50%, dan desa internet 100%. Melalui RencanaPembangunan Jangka Panjang yang dicantumkan dalam Rencana Pembangunan JangkaMenengah tahap II 2010-2014, Pemerintah Indonesia membutuhkan investasi total Rp.1.900 triliun untuk membangun infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi.Namun, anggaran yang disiapkan pemerintah hanya Rp 500 triliun, sehingga masih adakekurangan sebesar Rp 1.400 triliun.Kementerian Komunikasi dan Informatika sedang menyiapkan skema pembiayaan

melalui ICT Fund untuk mendorong pembangunan infrastruktur broadband di tanahair. ICT Fund akan mempunyai beberapa model bisnis, antara lain pemerintahmenyediakan dana secara langsung untuk membangun infrastruktur melalui tenderpengerjaan kepada operator. Dana tersebut dikelola oleh Balai Penyedia dan PengelolaPembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI).Skema lainnya, pemerintah memberikan insentif pada belanja modal pembangunaninfrastruktur. Contohnya, pemerintah memberi insentif 10%-15% terhadappembangunan infrastruktur di proyek Palapa Ring. Misalnya, investasinya US$ 500

 juta, maka pemerintah akan memberi insentif sebesar US$ 50 juta-US$ 75 juta kepadaoperator. Program ICT Fund diusulkan oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin)

Indonesia pada 2009. Dana ICT Fund dihimpun dari dana Universal Service Obligation(USO), yang nilainya 1,25% dari total pendapatan perusahaan yang bergerak di industritelekomunikasi dan informatika. Dana USO setiap tahun diperkirakan sekitar Rp 1triliun.

Layanan Broadband 4G

Layanan 4G merupakan solusi IP yang komprehensif, dimana suara, data, dan arusmultimedia dapat sampai kepada pengguna kapan saja dan dimana saja dengan rata-rata pengiriman data lebih tinggi dari generasi sebelumnya. Setiap handset 4G akanlangsung memiliki nomor IPv6 dilengkapi dengan kemampuan untuk berinteraksi

internet telephony yang berbasis Session Initiation Protocol (SIP). Untukmempersiapkan regulasinya, mulai Agustus 2010, Study Group 4G Kominfo mulaimembahas optimalisasi

serat optik (FO) dan microwave link  sebagai backhaul  dan backbone . Studi akandilanjutkan hingga akhir tahun ini (2012). Kementerian Kominfo juga melakukanoptimalisasi spektrum eksisting, yang telah memberikan izinnya kepada para

penyelenggara selular eksisting, dengan tetap menyusun refarming frekuensi; yangsaat ini sedang dikaji oleh direktorat terkait, termasuk pengkajian permohonan trial LTEdi pita frekuensi eksisting. Kajian ini sangat penting sebagai persiapan menuju rencanarealisasi regulasi 4G. Program kajian juga melibatkan kemungkinan para operator untuk

melakukan soft t rial  terhadap layanan 4G.

DF Compressor Pro

Page 94: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 94/117

Bab 3. Kebijakan dan Rencana ke depan 

86

Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

Indonesia (MP3EI)

MP3EI adalah dokumen kerja yang berisi arahan pengembangan kegiatan ekonomi

utama yang sudah lebih spesifik, lengkap dengan kebutuhan infrastruktur dan

rekomendasi perubahan/ revisi terhadap peraturan perundang-undangan yang perlu

dilakukan maupun pemberlakuan peraturan-perundangan baru yang diperlukan untuk

mendorong percepatan dan perluasan investasi. Selanjutnya MP3EI menjadi bagian

yang tidak terpisahkan dari Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. MP3EI bukan

dimaksudkan untuk mengganti dokumen perencanaan pembangunan yang telah ada

seperti Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005 – 2025 (UU No. 17 Tahun

2007) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional, namun menjadi

dokumen yang terintegrasi dan komplementer yang penting serta khusus untuk

melakukan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi.

Gambar 3.3 Posisi MP3EI di dalam Rencana Pembangunan Pemerintah

Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia diselenggarakan

berdasarkan pendekatan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi, baik yang

DF Compressor Pro

Page 95: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 95/117

Bab 3. Kebijakan dan Rencana ke depan 

87

telah ada maupun yang baru. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari

pendekatan sektoral dan regional. Setiap wilayah mengembangkan produk yang

menjadi keunggulannya. Tujuan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi

tersebut adalah untuk memaksimalkan keuntungan aglomerasi, menggali potensi dan

keunggulan daerah serta memperbaiki ketimpangan spasial pembangunan ekonomi

Indonesia.

Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dilakukan dengan

mengembangkan klaster industri dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Pengembangan

pusat-pusat pertumbuhan tersebut disertai dengan penguatan konektivitas antar pusat-

pusat pertumbuhan ekonomi dan antara pusat pertumbuhan ekonomi dengan lokasi

kegiatan ekonomi serta infrastruktur pendukungnya. Secara keseluruhan, pusat-pusat

pertumbuhan ekonomi dan konektivitas tersebut menciptakan Koridor Ekonomi

Indonesia. Peningkatan potensi ekonomi wilayah melalui koridor ekonomi ini menjadi

salah satu dari tiga strategi utama (pilar utama).

Berdasarkan berbagai faktor di atas, maka kerangka desain dari MP3EI 2011 –

2025 dirumuskan sebagaimana pada Gambar berikut ini.

Gambar 3.4 Kerangka Desain MP3EI

DF Compressor Pro

Page 96: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 96/117

Bab 3. Kebijakan dan Rencana ke depan 

88

MP3EI dan percepatan menuju Indonesia Broadband.

Dengan adanya MP3EI, pengembangan enam koridor ekonomi nasional yang ditetapkanpemerintah khususnya pembangunan pusat pusat pertumbuhan disetiap koridorekonomi dengan dukungan infrastruktur telekomunikasi yang berkemampuanbroadband menjadi lebih fokus dan terarah, dan hal ini semakin mempercepat pulaterwujudnya Indonesia Broadband yang dicita citakan dan ditetapkan dalam roadmappembangunan TIK nasional.

Secara operasional, MP3EI bidang TIK ini dilaksanakan oleh PT TELKOM lewat program“True Broadband Access”. Infrastruktur true broadband ini akan digelar di enam koridorekonomi (koridor 1: Sumatera, koridor 2: Jawa, koridor 3: Kalimantan, koridor

4:Sulawesi dan Maluku Utara, koridor 5: Bali dan Nusa Tenggara, koridor 6: Papua danMaluku) yang meliputi 497 kabupaten/kota dengan target mencapai 13 juta homepass(akses sampai ke rumah pelanggan) dan akan selesai tahun 2015.

Tabel 3.1 Cakupan koneksivitas/sambungan jaringan Fiber Optic Sumatera

Gambar 3.5 Pembangunan Broadband koridor 1:Sumatera 

Saat ini dari 151kabupaten/kota diSumatera, 62% dari totalatau 100 kabupaten/kotasudah terhubung jaringanbroadband fiber optic.

Seluruh desa sudahtercover layanan seluler.Pada tahun 2015, 100%sumatera atau seluruh

kabupaten/kota ini sudahakan terhubung broadband,diperkirakan penetrasipelanggan broadband padasaat itu akan ada sekitar 49

 juta.

Sumber : Telkom

DF Compressor Pro

Page 97: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 97/117

Bab 3. Kebijakan dan Rencana ke depan 

89

 

Tabel 3.2 Cakupan koneksivitas/sambungan jaringan Fiber Optic Jawa

Gambar 3.6 Pembangunan Broadband koridor 2 : Jawa

Sumber : Telkom

Saat ini dari 118 kabupaten/ kota di Jawa, 98% dari total atau 116 kabupaten/kotasudah terhubung jaringan broadband fiber optic. Seluruh desa sudah tercover

layanan seluler. Pada tahun 2015, 100% Jawa atau seluruh kabupaten/kota ini sudahakan terhubung broadband, diperkirakan penetrasi pelanggan broadband pada saatitu akan ada sekitar 39 juta, penetrasi pelanggan seluler sekitar 72 juta sementarakapasitas backbone sendiri sudah ditingkatkan menjadi sekitar 810 Gbps.

DF Compressor Pro

Page 98: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 98/117

Bab 3. Kebijakan dan Rencana ke depan 

90

 

Tabel 3.3 Cakupan koneksivitas/sambungan jaringan Fiber Optic Kalimantan

Gambar 3.7 Pembangunan Broadband koridor 3:Kalimantan 

Saat ini dari 55 kabupaten/kota di Kalimantan, 61% dari total atau 34kabupaten/kota sudah terhubung jaringan broadband fiber optic.Pada tahun 2015, 100% Kalimantan atau seluruh kabupaten/ kota ini sudah akanterhubung broadband, diperkirakan penetrasi pelanggan broadband pada saatitu akan ada sekitar 10 juta, penetrasi pelanggan seluler sekitar 14 jutasementara kapasitas backbone sendiri sudah ditingkatkan menjadi sekitar 380Gbps.

Sumber : Telkom

DF Compressor Pro

Page 99: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 99/117

Bab 3. Kebijakan dan Rencana ke depan 

91

 

Tabel 3.4 Cakupan koneksivitas/sambungan jaringan Fiber Optic Sulawesi

Saat ini dari 82 kabupaten/ kota diSulawesi, 57% dari total atau 47

kabupaten/kota sudah terhubung jaringan broadband fiber optic.Pada tahun 2015, 100% Sulawesi atauseluruh kabupaten/kota ini sudah akanterhubung broadband, diperkirakanpenetrasi pelanggan broadband padasaat itu akan ada sekitar 8 juta,penetrasi pelanggan seluler sekitar 15

 juta sementara kapasitas backbonesendiri sudah ditingkatkan menjadisekitar 260 Gbps.

Sumber : Telkom

Gambar 3.8 Pembangunan Broadband

koridor 4: Sulawesi 

DF Compressor Pro

Page 100: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 100/117

Bab 3. Kebijakan dan Rencana ke depan 

92

 

Tabel 3.5 Cakupan koneksivitas/sambungan jaringan Fiber OpticBali dan Nusa Tenggara

Tabel 3.5 Cakupan koneksivitas/sambungan jaringan Fiber OpticMaluku-Papua 

Saat ini dari 40kabupaten/kota di

Kalimantan, 65% daritotal atau 26kabupaten/kota sudahterhubung jaringanbroadband fiber optic.Pada tahun 2015, 100%Kalimantan atau seluruhkabupaten/kota inisudah akan terhubungbroadband, diperkirakanpenetrasi pelangganbroadband pada saat ituakan ada sekitar 3 juta,

sementara kapasitasbackbone sendiri sudahditingkatkan menjadisekitar 200 Gbps.

Gambar 3.9 Pembangunan Broadband koridor 5 :Bali dan Nusa Tenggara 

Sumber : Telkom

Gambar 3.9 Pembangunan Broadband koridor 6 :Maluku dan Papua 

Sumber : Telkom

Saat ini dari 51

kabupaten/kota diMaluku dan Papua,belum ada yangterhubung jaringanbroadband fiber optic.Secara bertahap dandengan bantuanpemerintah pada tahun2015, 33% Maluku-Papuaatau sekitar 17

kabupaten/kota sudahakan terhubungbroadband, diperkirakanpenetrasi pelangganbroadband pada saat ituakan ada sekitar 4 juta,sementara kapasitasbackbone sendiri sudahditingkatkan menjadisekitar 120 Gbps.

DF Compressor Pro

Page 101: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 101/117

Bab 3. Kebijakan dan Rencana ke depan 

93

 

IMPLEMENTASI e-GOVERNMENT

Tujuan Implementasi e-Government

Sasaran Pembangunan e-Government

DF Compressor Pro

Page 102: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 102/117

Bab 3. Kebijakan dan Rencana ke depan 

94

 

ROADMAP e-GOVERNMENT NASIONAL

Roadmap pelaksanaan e-government   2010-2014 akan dilaksanakandalam beberapa tahap yaitu tahap standarisasi yang meliputipembangunan masterplan e-government   di Indonesia, kemudianmasuk dalam tahapan layanan online untuk memberikan informasi

kepada publik, integrasi infrastruktur dengan penggunaan data centeratau mungkin pengunaan cloud computing, interkoneksi layanandengan kemampuan kolaborasi dan sharing serta integrasi layanandalam penerapan e-government  yang akan mendoring paperless.

DF Compressor Pro

Page 103: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 103/117

Bab 3. Kebijakan dan Rencana ke depan 

95

 

KEBIJAKAN KEAMANAN INFORMASI

Upaya yang telah dilakukan Pemerintah Indonesia terkait Cyber Security

Undang-undang Republik Indonesia Nomor: 11 Tahun 2008 : Undang-undang tentang Informasi dan Transaksi Elektronik ini telahmengamanatkan kewajiban penyelenggara sistem elektronik baik privatmaupun publik untuk mengoperasikan sistem elektronik yang dapatmelindungi ketersediaan, keutuhan, keotentikan, kerahasiaan, danketeraksesan informasi elektronis

Undang-undang Republik Indonesia Nomor: 36 Tahun 199 : Undang-undang tentang Telekomunikasi khususnya dalam pasal 39 bahwa

Penyelenggara Telekomunikasi wajib melakukan pengamanan danperlindungan terhadap instalasi dalam jaringan telekomunikasi yangdigunakan untuk penyelenggaraan telekomunikasi dimana saat iniinfrastuktur internet menggunakan jaringan telekomunikasi berbasis IP

UU

TELEKOMUNI KASI  

UU ITE 

DF Compressor Pro

Page 104: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 104/117

Bab 3. Kebijakan dan Rencana ke depan 

96

 

Surat Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor:133/KEP/M/KOMINFO/04/2010: Surat keputusan yang dikeluarkan olehMenkominfo ini berisi pembentukan Tim Koordinasi Keamanan InformasiIndonesia yang mempunyai tugas melakukan koordinasi, menyusun

kebijakan, menyusun petunjuk teknis, menyelenggarakan kampanyekesadaran (awareness ), serta melakukan monitoring dan menyampaikanlaporan pelaksanaan mengenai keamanan informasi di Indonesia.

Surat Edaran Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor:01/SE/M.KOMINFO/02/2011: Surat edaran ini berisikan tentangPenyelenggaraan Sistem Elektronik Untuk Pelayanan Publik DiLingkungan Instansi Penyelenggara Negara.

Peraturan Menteri Komunikasi dan InformatikaNomor 26/PER/M.KOMINFO/5/2007 tentang Pengamanan PemanfaatanJaringan Telekomunikasi Berbasis Protokol Internet dimana yang telahdiubah dengan Peraturan Menteri Komunikasi dan InformatikaNomor 29/PER/M.KOMINFO/10/ Pengamanan Pemanfaatan Jaringantelekomunikasi berbasis Protokol Internet : mendefinisikan ruang lingkuppengamanan dan mendelegasikan khususnya untuk infrastruktur Internetpada ID-SIRTII (Indonesia Security Incident Response Team on InternetInfrastructure) 

PERMEN KOMI NFO 

SK Menteri Kominfo 

Surat Edaran

Menteri Kominfo 

DF Compressor Pro

Page 105: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 105/117

Bab 3. Kebijakan dan Rencana ke depan 

97

IMPLEMENTASI PROGRAM OPEN SOURCE

Sasaran Program OSS

MenjadikanOpen Source Software (OSS) sebagaialternatif perangkat lunak bagi pengguna maupununtuk pengembang

1

Meningkatkan daya saing pengembang, lembaga litbangmaupun industri di percaturan global sehingga memberikan

peluang kesempatan kerja bidang teknologi informasi

2

Meningkatkan kemampuan Sumber Daya Manusiabidang teknologi informasi (di perguruan tinggi,sekolah, masyarakat)

3

DF Compressor Pro

Page 106: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 106/117

Bab 3. Kebijakan dan Rencana ke depan 

98

 

ROADMAP INFRASTRUKTUR TV DIGITAL

Proses migrasi dari TV Analog ke TV Digital di Indonesia dimulai tahun2009, dan telah dilakukan mulai dari proses perizinan danpengimplementasinya akan dilakukan secara bertahap untuk disetiapzona. Direncanakan mulai tahun 2018, seluruh siaran TV Analog akandimatikan.

DF Compressor Pro

Page 107: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 107/117

Bab 3. Kebijakan dan Rencana ke depan 

99

 

ROADMAP MIGRASI TV ANALOG KE TV DIGITAL

PERUBAHAN BAND PLAN

DF Compressor Pro

Page 108: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 108/117

Bab 3. Kebijakan dan Rencana ke depan 

100

 

ROADMAP INTERNET (IPv6)

Makin kecilnya kapasitas dari IPV4 dan untuk

mendukung layanan konvergensi yang mana seluruhlayanan berbasis IP, pemerintah berencana akanmenerapkan penggunaan IPv6 pada tahun 2012.Proses migrasi yang dilakukan adalah dua modeuntuk setiap peralatan elektronik khususnyakomputer.

DF Compressor Pro

Page 109: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 109/117

Bab 3. Kebijakan dan Rencana ke depan 

101

 

Detail tahap roadmap yang dilakukan yaitu:

Tahap-1 : Persiapan

(sampai dengan Desember 2010)

Tahap persiapan dimulai saat Roadmap IPv6 dinyatakan 2006 terhenti. Indikatorutama selesainya tahap ini adalah kesiapan infrastruktur operator utama yangmenjadi penentu dari keberhasilan proses peralihan di tahap kedua dan ketiga.Sedangkan bagi pemangku kepentingan yang lain (Instansi pemerintah,medium-small operator, vendor/manufaktur perangkat, penyedia aplikasi dan konten, danend user) tahap ini menargetkan pemahaman yang mendalam dan susunan

rencana persiapan yang diperlukan untuk mendukung keberhasilan prosesperalihan.

Tahap 2 :Peralihan( 1 Januari 2011 – 31 Desember 2011)

Tahap 2 bermula saat tahap 1 secara resmi telah dinyatakan berhasil. Di awaltahap ini layanan IPv4 masih mendominasi jaringan Internet Indonesia. Namunterhitung pada 1 Januari 2011 infrastruktur jaringan operator utama sudah

berkemampuan IPv6 dan siap mengoperasikan dual-stack secara penuh. Denganmempertimbangkan predikisi IANA bahwa persediaan alamat IPv4 akan habissebelum 2011 berakhir, setidaknya aplikasi dan konten berbasis IPv6 dari luarnegeri harus sudah dapat diakses oleh end user lokal di awal tahun 2011.

Indikator utama keberhasilan tahap ini adalah operasional layanan IPv4 dan IPv6secara bersamaan di jaringan operator, munculnya aplikasi dan konten lokalberbasis IPv6 serta penggunaan layanan dan alamat IPv6 yang diinisiasi olehpemerintah terutama melalui program-program strategis yang membutuhkanteknologi tersebut. Akhir dari tahap ini akan menjadi awal dari tren penggunaanIPv6 dan diharapkan akan mempercepat usaha seluruh elemen pemangkukepentingan dalam menyelesaikan peralihan.

Tahap-3 : Pasca-peralihan(1 Januari 2012 - 31 Desember 2012)

Sebagian besar rencana aksi di tahap 3 adalah intensifikasi penggunaanteknologi IPv6 sebagai bentuk kelanjutan dari keberhasilan pada tahap 2.Dengan demikian proses peralihan akan semakin dekat ke tuntas, karenatiap-tiap elemen pemangku kepentingan, baik langsung maupun tak langsung, akan saling mendorong kemajuan satu sama lain.

DF Compressor Pro

Page 110: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 110/117

Bab 3. Kebijakan dan Rencana ke depan 

102

 

Time line Roadmap Implementasi IPv6 

DF Compressor Pro

Page 111: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 111/117

Bab 3. Kebijakan dan Rencana ke depan 

103

 

ROADMAP SATELIT 

Dalam jangka waktu 2008-2010 telah direncanakan pendiriankonsorsium satelit nasional yang dibuat oleh Industri lokalwalaupun sedikit mengalami kendala. Namun demikianpenambahan transponder dan pendaftaran ulang slot orbit danspektrum merupakan strategi dan regulasi tentang penggunaansatelit.

DF Compressor Pro

Page 112: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 112/117

Bab 3. Kebijakan dan Rencana ke depan 

104

 

Penjelasan Rinci Roadmap 2008-2011

1. 2008 – 2009: Perencanaan terinci mengenai jenis dan jumlah satelit yang harusdidaftarkan (filing) yang disesuaikan dengan jadwal peluncurannya, denganmempertimbangkan pertumbuhan rendah dan tinggi, termasuk rencanapendirian R&D pusat penelitian dan pengembangan teknologi dan aplikasi satelitnasional (PUSLIT- SATNAS);

2. 2008 – 2010 : Konsolidasi dan pembentukan konsorsium satelit nasional ;

3. 2009 – 2010: Pendaftaran semua satelit yang harus diluncurkan dalam jangkawaktu 2–7 tahun;

4. 2010 : Peluncuran PALAPA-D dan LAPAN A2;5. Penentuan perangkat sistem satelit yang dapat dibuat oleh industri manufaktur

nasional untuk jangka pendek (1-3 tahun), jangka menengah (5-7 tahun) dan jangka panjang (lebih dari 10 -15 tahun);

6. Selama jangka waktu tiga (3) tahun ini dibuat pentahapan-pentahapan sertakajian menyeluruh mengenai penyediaan infrastruktur satelit nasional secaralebih terinci hingga tahun 2021.

Time Line Roadmap Satelit

a. Penambahan Kapasitas Dalam Negeri

DF Compressor Pro

Page 113: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 113/117

Bab 3. Kebijakan dan Rencana ke depan 

105

 

b. Slot Orbit dan Spektrum

c. Penelitian dan Pengembangan (R&D)

DF Compressor Pro

Page 114: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 114/117

Bab 3. Kebijakan dan Rencana ke depan 

106

 

d. Lingkungan Usaha

e. Kebijakan Finansial dan Go International

f. Strategi dan Regulasi

DF Compressor Pro

Page 115: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 115/117

Bab 3. Kebijakan dan Rencana ke depan 

107

 

INAICTA merupakan ajang lomba karya cipta kreativitas dan inovasi di

bidang teknologi informasi dan komunikasi se-Indonesia. Latar belakang

disenggarakannya INAICTA adalah untuk mendorong dan menggali potensi dan

kreativitas anak bangsa di bidang TIK sehingga menghasilkan produk dan jasa TIK

yang berkualitas, memiliki daya saing dan nilai jual ke pasar domestik, regionaldan internasional. Karena masih kurangnya perhatian dan apresiasi terhadap

karya-karya teknologi informasi dan komunikasi lokal yang berkualitas, dengan

ajang lomba INAICTA ini, diharapkan karya-karya hasil kreativitas penggiat TIK

lokal mampu menjadi tuan rumah di negeri sendiri, serta mendapatkan peluang

untuk berkiprah di kancah regional mapun global. Melalui serangkaian acara

INAICTA diharapkan adanya eksposur yang signifikan terhadap karya-karya terbaik

anak bangsa tersebut agar dapat dikenal luas oleh industri calon pengguna yangmembutuhkannya.

Dengan mengusung tema “Leverage Digital Creativity for National

Economic Growth “ , INAICTA 2011 membawa misi untuk meningkatkan kontribusi

para pelaku Teknologi Industri Kreatif (TIK) dalam meningkatkan perekonomian

nasional, dengan menghasilkan produk dan jasa yang mampu menggerakkan roda

perekonomian untuk berbagai kalangan di seluruh wilayah Indonesia.

Setelah melalui proses yang panjang dan cukup mendebarkan baik dari aspekPanitia yang harus mempersiapkan ajang lomba kreatif TIK (Kreatif Digital) ini

terselenggara dengan baik dan lancer ataupun dari sisi peserta yang harus

mempersiapkan karya karya terbaiknya untuk dapat diikutsertakan dalam lomba

ini. Kurang lebih 8 bulan perjalanan Indonesia ICT Award – INAICTA di lalui mulai

dari serangkaian kegiatan antara lain adalah :

DF Compressor Pro

Page 116: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 116/117

Bab 3. Kebijakan dan Rencana ke depan 

108

 

  Peluncuran acara lomba

  Roadshow menjaring Peserta/ karya ke beberapa kota di Indonesia baik ke

sekolah sekolah, kampus kampus maupun ke komunitas komunitas kreator

TIK di kota yang di kunjungi.

  CEO Breakfast Meeting, untuk mendengar masukkan masukkan dari

kalangan Industri format kegiatan yang bisa mengakomudir kepentingan

Industri TIK sehingga Karya yang dihasilkan bisa diserap di Industri TIK

tanah air maupun Global

  Penjurian Tahap 1 menyeleksi proposal karya-karya TIK yang sudah

dikirimkan secara online, kemudian dipilih 8 besar dari masing masing

kategori karya mana yang layak untuk mengikuti penjurian tahap II.

  Penjurian tahap II digelar pada tanggal 22 & 23 September 2011, pada

kesempatan ini peserta lomba diundang untuk mempresentasikan karya-

karya mereka di hadapan dewan Juri Inaicta 2011 untuk dipilih masing

masing 5 karya terbaik di t iap kategorinya

  Business Matchmaching Program, kreator kraetor yang lolos sebagai

nominator akan di fasilitasi untuk di berikan pelatihan bisnis dan

dipertemukan dengan calon investor.

  Acara Puncak 4-5 Oktober 2011

Pada puncak acara INAICTA 2011 hari ini 4-5 Oktober 2011 bertempat di

Jakarta Convention Centre/ JCC selain diumumkan pemenang lomba, juga digelar

pameran karya kreatif digital terbesar di tanah air atau INDONESIA DIGITAL EXPO 

dengan memamerkan 110 karya terbaik anak bangsa di hadapan khalayak TIK dan

khalayak umum secara terbuka.

DF Compressor Pro

Page 117: ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

8/19/2019 ICT Whitepaper Indonesia 2011 (1)

http://slidepdf.com/reader/full/ict-whitepaper-indonesia-2011-1 117/117

Bab 3. Kebijakan dan Rencana ke depan 

 

Jumlah total pendaftar sebanyak 1.765 pendaftar dengan rincian Profesional

Individu sebanyak 393, Profesional Kelompok sebanyak 212, Profesional

Perusahaan/ Lembaga sebanyak 216, Pelajar Individu sebanyak 421 dan Pelajar

Kelompok sebanyak 523. Jumlah kategori yang di lombakan adalah sebanyak 28

kategori, terdiri dari 16 kategori professional dan 12 kategori pelajar. Dari

sejumlah pendaftar sebanyak tersebut diatas yang mengirimkan proposal/ karya

dan berhak untuk di jurikan sebanyak 758 karya. Ditambah peserta kompetisi

Robotika yang saat ini sedang berlangsung sampai dengan besok tanggal 5

oktober 2011 dengan peserta lebih dari 200 peserta.

DF Compressor Pro