hypnobirthing

6
1 PENGARUH HYPNOBIRTHING TERHADAP FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS PADA PROSES PERSALINAN KALA I FASE AKTIF IBU PRIMIPARA DI RUMAH BERSALIN TANTRI CILACAP Laelatul Arofah 1) , Mekar Dwi Anggraeni 2) , Rusmini 3) Latar belakang: Ibu primipara biasanya mengalami rasa kecemasan yang tinggi dalam menghadapi proses persalinan, hal tersebut dapat mempengaruhi kekuatan kontraksi ibu untuk mendorong janin keluar selama proses persalinan. Persalinan dapat berjalan lancar jika ibu mampu menyelaraskan antara pernafasan dengan kontraksi uterus yang dirasakan, hal tersebut dapat dilakukan jika ibu dalam kondisi yang rileks. Hypnobirthing merupakan cara alternatif yang dapat membantu ibu tetap dalam keadaan rileks saat menjalani proses persalinan sehingga ibu merasakan kenyamanan dan kepuasan saat melahirkan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hypnobirthing terhadap frekuensi kontraksi uterus pada proses persalinan kala I fase aktif ibu primipara Metode: Jenis penelitian ini adalah Observasional Analitik, dengan pendekatan kohort retrospektif. Jumlah sampel seluruhnya dalam penelitian ini sebanyak 93 ibu primipara yang dibagi dalam 2 kelompok, yaitu 31 ibu bersalin dengan hypnobirthing dan 62 ibu bersalin tanpa menggunakan hypnobirthing. Pengambilan data dilakukan pada bulan Maret 2011 dengan sumber data dari Rekam Medis (RM) ibu bersalin dari mulai bulan Agustus 2010 sampai Febuari 2011. Penelitian ini menggunakan analisis data uji Chi-Square. Hasil: Ibu bersalin dengan hypnobirthing memiliki frekuensi kontraksi uterus 5x/10’ sebanyak 61.3%, sedangkan ibu yang memiliki frekuensi kontraksi uterus < 5x/10’ sebanyak 38.7%. Adapun ibu bersalin tanpa hypnobirthing memiliki frekuensi kontraksi uterus 5x/10’ sebanyak 21.0%, sedangkan ibu yang memiliki frekuensi kontreaksi uterus < 5x/10’ sebanyak 79.0%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa hypnobirthing mampu menjadikan frekuensi kontraksi uterus menjadi lebih baik dalam persalinan dengan nilai Ρ value 0.000 < α 0.05 (OR 5.968 [95%CI 2.316-15.380]). Kesimpulan: ada pengaruh hypnobirthing terhadap frekuensi kontraksi uterus menjadi lebih baik pada proses persalinan kala I fase aktif ibu primipara. Kata Kunci : Hypnobirthing, Kontraksi Uterus, Persalinan Kala I PENDAHULUAN Kelancaran persalinan normal tergantung 3 faktor “P” utama yaitu kekuatan ibu (power), keadaan jalan lahir (passage) dan keadaan janin (passanger). Faktor lainnya adalah psikologi ibu atau respon ibu, penolong saat bersalin, dan posisi ibu saat persalinan. Kekuatan ibu (power) merupakan kekuatan yang mendorong janin keluar dari rahim dalam proses persalinan normal, kekuatan tersebut berupa kontraksi uterus (his), kontraksi otot perut, kontraksi diafragma dan aksi dari ligamen, dengan kerjasama yang baik dan sempurna (Andriana, 2010). Pada saat persalinan dimulai, yakni pada permulaan kala pembukaan atau kala I, terjadi peningkatan frekuensi kontraksi uterus (his) secara efektif. Jika kontraksi uterus kurang efektif (lambat) pada kala I dan pada kala II dapat mengakibatkan kemajuan persalinan menjadi tidak adekuat. Wiknjosastro (2006) menyatakan bahwa, his yang sempurna dan efektif dapat terjadi bila ada koordinasi dari gelombang kontraksi, sehingga kontraksi simetris dengan dominasi di fundus uteri, dan mempunyai amplitudo 40 sampai 60 mmHg yang berlangsung 60 sampai 90 detik, dengan jangka waktu antara

Upload: princess-green

Post on 25-Jul-2015

374 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

hypnobirthing, kontraksi uterus, persalinan kala I fase aktif

TRANSCRIPT

Page 1: Hypnobirthing

1

PENGARUH HYPNOBIRTHING TERHADAP FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS

PADA PROSES PERSALINAN KALA I FASE AKTIF IBU PRIMIPARA DI RUMAH

BERSALIN TANTRI CILACAP

Laelatul Arofah1)

, Mekar Dwi Anggraeni2)

, Rusmini3)

Latar belakang: Ibu primipara biasanya mengalami rasa kecemasan yang tinggi dalam

menghadapi proses persalinan, hal tersebut dapat mempengaruhi kekuatan kontraksi ibu

untuk mendorong janin keluar selama proses persalinan. Persalinan dapat berjalan lancar jika

ibu mampu menyelaraskan antara pernafasan dengan kontraksi uterus yang dirasakan, hal

tersebut dapat dilakukan jika ibu dalam kondisi yang rileks. Hypnobirthing merupakan cara

alternatif yang dapat membantu ibu tetap dalam keadaan rileks saat menjalani proses

persalinan sehingga ibu merasakan kenyamanan dan kepuasan saat melahirkan.

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hypnobirthing terhadap

frekuensi kontraksi uterus pada proses persalinan kala I fase aktif ibu primipara

Metode: Jenis penelitian ini adalah Observasional Analitik, dengan pendekatan kohort

retrospektif. Jumlah sampel seluruhnya dalam penelitian ini sebanyak 93 ibu primipara yang

dibagi dalam 2 kelompok, yaitu 31 ibu bersalin dengan hypnobirthing dan 62 ibu bersalin

tanpa menggunakan hypnobirthing. Pengambilan data dilakukan pada bulan Maret 2011

dengan sumber data dari Rekam Medis (RM) ibu bersalin dari mulai bulan Agustus 2010

sampai Febuari 2011. Penelitian ini menggunakan analisis data uji Chi-Square.

Hasil: Ibu bersalin dengan hypnobirthing memiliki frekuensi kontraksi uterus 5x/10’

sebanyak 61.3%, sedangkan ibu yang memiliki frekuensi kontraksi uterus < 5x/10’ sebanyak

38.7%. Adapun ibu bersalin tanpa hypnobirthing memiliki frekuensi kontraksi uterus 5x/10’

sebanyak 21.0%, sedangkan ibu yang memiliki frekuensi kontreaksi uterus < 5x/10’ sebanyak

79.0%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa hypnobirthing mampu menjadikan frekuensi

kontraksi uterus menjadi lebih baik dalam persalinan dengan nilai Ρ value 0.000 < α 0.05

(OR 5.968 [95%CI 2.316-15.380]).

Kesimpulan: ada pengaruh hypnobirthing terhadap frekuensi kontraksi uterus menjadi lebih

baik pada proses persalinan kala I fase aktif ibu primipara.

Kata Kunci : Hypnobirthing, Kontraksi Uterus, Persalinan Kala I

PENDAHULUAN

Kelancaran persalinan normal

tergantung 3 faktor “P” utama yaitu

kekuatan ibu (power), keadaan jalan lahir

(passage) dan keadaan janin (passanger).

Faktor lainnya adalah psikologi ibu atau

respon ibu, penolong saat bersalin, dan

posisi ibu saat persalinan. Kekuatan ibu

(power) merupakan kekuatan yang

mendorong janin keluar dari rahim dalam

proses persalinan normal, kekuatan

tersebut berupa kontraksi uterus (his),

kontraksi otot perut, kontraksi diafragma

dan aksi dari ligamen, dengan kerjasama

yang baik dan sempurna (Andriana, 2010).

Pada saat persalinan dimulai, yakni

pada permulaan kala pembukaan atau kala

I, terjadi peningkatan frekuensi kontraksi

uterus (his) secara efektif. Jika kontraksi

uterus kurang efektif (lambat) pada kala I

dan pada kala II dapat mengakibatkan

kemajuan persalinan menjadi tidak

adekuat. Wiknjosastro (2006) menyatakan

bahwa, his yang sempurna dan efektif

dapat terjadi bila ada koordinasi dari

gelombang kontraksi, sehingga kontraksi

simetris dengan dominasi di fundus uteri,

dan mempunyai amplitudo 40 sampai 60

mmHg yang berlangsung 60 sampai 90

detik, dengan jangka waktu antara

Page 2: Hypnobirthing

2

kontraksi 2 sampai 4 menit, dan pada

keadaan relaksasi tonus uterus kurang dari

12 mmHg.

Salah satu tindakan alternatif dalam

meningkatkan relaksasi dalam persalinan

adalah dengan metode hypnobirthing.

Metode ini dipatenkan dan dipopulerkan

oleh Marie F. Mongan pada tahun 2007.

Seperti metode hypnosis yang lainnya,

metode ini digunakan untuk

mengendalikan pikiran ibu dan

memasukan sugesti positif dalam pikiran

ibu, sehingga dapat memberikan perasaan

rileks pada ibu. Peningkatan rasa

kesejahteraan pada ibu dapat mendorong

proses fisiologis persalinan. Marie F.

Mongan mengaplikasikan teknik-teknik

pernafasan dan filosofi spiritual yang

dipadukan dengan hypnosis untuk

membantu proses persalinan bayi secara

normal dengan baik dan sempurna

(Andriana, 2010). Data hasil penelitian

Cyna (2002) menyatakan bahwa 58%

primipara yang melahirkan dengan

hypnobirthing melahirkan secara spontan

pervaginam, sedangkan prosentase pada

primipara yang tidak hypnobirthing adalah

51%.

Kerja hypnobirthing adalah

menekankan pikiran untuk mencapai

keadaan relaksasi. Hyopnobirthing akan

menuntun ibu untuk sama sekali tidak

memikirkan dan merasakan nyeri yang

ditimbulkan oleh kontraksi uterus (his).

Hasil penelitian Abramson (2001)

terhadap 100 ibu hamil yang dilatih

hypnobirthing ternyata diperoleh bahwa

mereka mengalami pemendekan durasi

kala I persalinan (3,23 jam) dibandingkan

dengan kelompok control sebanyak 88 ibu

hamil. Sedangkan hasil penelitian Jenkins

dan Pritchard (2001), dari 262 subyek

dengan 600 kontrol ditemukan bahwa lama

kala I berkurang hingga 3 jam untuk ibu

yang pertama kalinya melahirkan

(primipara).

Tujuan dalam penelitian ini adalah

untuk mengetahui pengaruh hypnobirthing

terhadap frekuensi kontraksi uterus pada

proses persalinan kala I fase aktif ibu

primipara. pengaruh hypnobirthing

terhadap frekuensi kontraksi uterus dapat

dilihat dengan menggunakan lembar

partograf.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini merupakan

penelitian Observasional Analitik, dengan

menggunakan rancangan penelitian kohort

retrospektif. Penelitian ini dilaksanakan di

Rumah Bersalin (RB) Tantri, Cilacap,

Jawa Tengah. Populasi dalam penelitian

ini adalah semua ibu primipara yang

melahirkan di RB Tantri pada priode

Agustus 2010–Februari 2011. Teknik

pengambilan sampel pada paparan positif

(hypnobirthing) adalah dengan

menggunakan total sampling, yaitu 31

primipara. Sedangkan untuk paparan

negatif (tidak hypnobirthing)

menggunakan perbandingan 1:2 dari

sampel paparan positif dengan teknik

pengambilan sampel simple random

sampling, yaitu 62 primipara. Jumlah

sampel keseluruhan adalah 93 ibu

primipara. Uji statistik yang digunakan

dalam penelitian ini adalah uji Chi-Square.

HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

frekuensi kontraksi uterus pada persalinan

ibu dengan hypnobirthing dengan

frekuensi 5x/10’ sebesar 38.7 persen,

sedangkan ibu dengan frekuensi kontraksi

uterus <5x/10’sebesar 61.3 persen. Hasil

frekuensi kontraksi uterus pada persalinan

ibu tanpa menggunakan hypnobirthing

dengan frekuensi 5x/10’ sebesar 21.0

persen, sedangkan ibu dengan frekuensi

kontraksi uterus < 5x/10’ sebesar 79.0

persen. Hasil analisis dengan

menggunakan uji Chi-Square didapatkan

hasil p value 0.000, sedangkan α 0.05, hal

ini menunjukkan bahwa p value ≤ α, yang

artinya H0 ditolak yaitu ada hubungan

antara hypnobirthing dengan kontraksi

uterus saat persalin pada ibu primipara.

Page 3: Hypnobirthing

3

Table 1. Pengaruh hypnobirthing terhadap kontraksi uterus

Variabel Ρ value α OR keterangan

Pengaruh

hypnobirthing

terhadap kontraksi

uterus

0.000 0.05 5.968 Bermakna

PEMBAHASAN

Pada penelitian ini terapi

hypnobirthing dilakukan dengan

menggunakan cara relaksasi terkendali,

relaksasi jenis ini harus dilatih selama

masa kehamilan sehingga saat persalinan

dapat digunakannya secara efektif. Latihan

ini dilakukan dengan mengupayakan

sekelompok otot berkontraksi sembari

mempertahankan kelompok otot lain

berelaksasi, kemudian latihan tersebut

dilakukan saat persalinan yaitu uterus

berkontraksi dengan kuat dan diharapkan

kelompok otot yang lain tidak ikut menjadi

tegang sebagai respon terhadap kontraksi.

Kontraksi uterus memiliki periode

antara kontraksi yang satu dengan

kontraksi berikutnya. Setiap kali terjadi

kontraksi otot (otot dinding rahim),

sebenarnya yang terjadi adalah proses

“menarik” dan “memendek” pada jaringan

otot. Jika ibu tidak memberikan

kesempatan kepada otot-otot uterus untuk

beristirahat atau membiarkan uterus

berkontraksi terus menerus dapat

mengakibatkan ruptur uteri. Pada tahap

awal persalinan, saat pembukaan servik

mulai terjadi dan berlangsung lambat,

semua otot yang dikendalikan oleh otak

harus berada dalam kondisi rileks. Hanya

dalam kondisi inilah, otot yang

berkontraksi (kontraksi uterus) dapat

bekerja dengan lancar tanpa hambatan, hal

ini yang akan membuat kontraksi uterus

selama persalinan menjadi lebih baik dan

teratur (Andriana, 2010).

Berdasarkan data hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa frekuensi kontraksi

uterus pada kelompok hypnobirthing

61.3% mengalami kontraksi uterus yang

sempurna, yaitu 5x/10’ dan frekuensi

kontraksi uterus pada kelompok tanpa

hypnobirthing yang mengalami kontraksi

sempurna adalah 21% ibu bersalin.

Adapun ibu yang memiliki kontraksi

uterus yang tidak sempurna, yaitu <5x/10’

pada persalinan hypnobirthing sebanyak

12.9%, sedangkan pada persalinan tanpa

hypnobirthing sebesar 52.7%.

Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa adanya pengaruh hypnobirthing

terhadap frekuensi uterus, hal tersebut

karena kerja hypnobirthing yang mampu

memasukkan sugesti pada alam bawah

sadar ibu namun tetap mengaktifkan alam

sadar ibu, sehingga ibu bisa menikmati

setiap proses persalinan yang sedang

dialaminya.

Hypnobirthing adalah teknik yang

menyenangkan, santai dan bebas stres.

Hypnobirthing merupakan metode

persalinan yang didasarkan pada

keyakinan bahwa ketika seorang ibu benar

siap untuk melahirkan secara fisik, mental

dan spiritual, ibu dapat mengalami

sukacita dan mampu melahirkan bayinya

dengan lebih mudah dan lebih nyaman,

bahkan saat persalinan ibu sering

merasakan bebas rasa sakit. Hypnobirthing

mengajarkan seni melahirkan dengan cara

yang memungkinkan untuk memanfaatkan

naluri alamiah untuk melahirkan (Aprilia,

2010).

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh

Alice dkk (2001) menunjukkan bahwa

hipnosis dapat digunakan sebagai metode

pendekatan kejiwaan yang memberi

kesempatan pasien untuk berkonsentrasi,

fokus, releks, dan tetap sadar sepenuhnya

saat proses persalinan. Menurut Andriana

(2010) bahwa relaksasi mendalam,

memusatkan perhatian (focus), dan

hypnosis berguna untuk mengistirahatkan

alam sadar dan memasukkan sugesti pada

Page 4: Hypnobirthing

4

alam bawah sadar sehingga tindakan yang

dilakukan banyak dipengaruhi oleh alam

bawah sadar. Hal ini akan menjadikan jiwa

seseorang lebih tenang, terpusat dan tidak

stres.

Penelitian yang dilakukan Lee dkk

(2007) menemukan adanya pola pada

korteks serebral dimana pada orang yang

di hypnosis menunjukkan penurunan

aktivitas pada sisi kiri korteks cerebral dan

peningkatan pada sisi kanan korteks

cerebral. Penurunan aktivitas sisi kiri otak

tersebut menunjukkan bahwa kondisi

terhipnosis dapat meminimalkan alam

bawah sadar.

Fingelkurts dkk (2007) mengemukaan

bahwa orang yang di hypnosis memiliki

detak jantung lebih stabil dan irama

pernafasan yang lebih tenang, selain itu

juga hasil dari perekaman EEG pada orang

yang terhipnosis menunjukkan

peningkatan gelombang otak rendah (alfa

dan teta), sementara pada kelompok yang

tidak dilakukan hypnosis frekuensi

otaknya tinggi.

Liebeault (1823-1904) berpendapat

bahwa hypnosis disebabkan oleh dua hal,

yaitu sugestibilitas pasien yang meningkat

dan sugesti yang diberikan hypnosis.

Sugestibilitas pasien yang meningkat

disebabkan oleh adanya harapan dan

seseorang dapat masuk dalam tidur

hipnotik adalah karena sugesti verbal.

Sugesti adalah pernyataan atau gerak

isyarat yang diberikan terapis kepada klien

dalam proses meningkatkan sugestibilitas

klien (Batbual, 2010).

Berbagai jenis hypnosis sekarang

semakin berkembang luas

pemanfaatannya, salah satunya adalah

metode hypnosis yang digunakan untuk

proses persalinan, saat ini dikenal luas

dengan nama hypnobirthing.

Hypnobirthing adalah salah satu metode

hypnosis yang digunakan dalam membantu

proses persalinan yang digunakan dalam

membantu proses persalinan (melahirkan),

dengan tujuan untuk memberikan rasa

aman, nyaman dan mengurangi rasa sakit

yang dialami ibu melahirkan (Batbual,

2010).

Hypnobirthing juga dapat menekan

kecemasan, karena kondisi ibu yang dalam

keadaan rileks dan terpusat (fokus) akan

menghambat pengeluaran katekolamin dan

menjadikan sirkulasi darah ke uterus dapat

berjalan lancar, kondisi tersebut

menjadikan kontraksi uterus meningkat.

Sesuai dengan penelitian yang dilakukan

Mehl (2004) bahwa hypnosis membantu

wanita untuk lebih rileks selama

persalinan, mengurangi hiperventilasi dan

meningkatkan kontraksi uterus.

Cara kerja hypnobirthing yaitu

mempertahankan agar ibu tetap dalam

keadaan rileks, focus, konsentrasi dan

dapat melakukan keselarasan bernafas

secara teratur untuk menyesuaikan diri

dengan kontraksi sehingga ibu dapat

menikmati proses persalinan yang sedang

dijalaninya dengan nyaman dan tidak

merasakan adanya pengeluaran tenaga

yang terbuang percuma. Dengan demikian,

hypnobirthing akan memberi hasil dan

manfaat yang memuaskan.

SARAN

Saran dari penelitian ini diharapkan

kepada seluruh layanan kesehatan, baik itu

swasta maupun negeri untuk memulai

metode hypnobirthing sebagai alternatif

persalinan, terutama ketika sang ibu adalah

seorang primipara yang masih tinggi

tingkat kecemasannya. Saran untuk profesi

keperawatan, semoga penelitian ini dapat

dijadikan referensi dalam memberikan

konseling tentang usia kehamilan dan

persalinan yang aman terhadap

masyarakat, karena dalam masyarakat

masih banyak usia persalinan ibu dalam

rentang high risk.

Saran untuk institusi pendidikan, perlu

adanya penambahan dalam materi

pembelajaran maternitas tentang metode

hypnobirthing, karena dari institusi

pendidikanlah ilmu akan semakin

berkembang, dengan adanya suatu

penelitian-penelitian yang akan dilakukan.

Page 5: Hypnobirthing

5

Saran terhadap penelitian ini masih banyak

sekali kekurangan, oleh karena itu

diharapkan adanya penelitian lanjutan

terhadap hypnobirthing dengan persalinan,

dengan jumlah sampel yang lebih besar

lagi dan penggunaan metode yang lebih

kuat dari kohort retrospektif.

DAFTAR PUSTAKA

Abramson, N. 2001. An Objective of

Evolution Hypnosis in

Obstetrics: Preliminary Report.

American Journal of Obstetric

and Gynecology. 59, 1069-1074

Adkhaini, L. R. 2010. Perbedaan Tingkat

Nyeri Pada Persalinan Normal

Pervaginam kala I Fase Aktif

Yang Dilakukan Hypnobirthing

dan Tanpa Hypnobirthing Pada

Nulipara di Rumah Bersalin

Tantri Cilacap. Skripsi, Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan

Muhammadiyah Pekajangan

Pekalongan.

Ahmad, K. 2004. Pregnancy complication

kill 70,000 tenagers a year. The

Lancet; 15; 363, 9421, p 1616.

Alice, A., et al. 2001. The effect of

hypnosis on the labor processes

and birth outcome of pregnant

adolescents. The journal of

family practice: 441-443

Andriana, E. 2010. Melahirkan Tanpa

Rasa Sakit. Jakarta: PT Bhuana

Ilmu Populer

Aprillia, Y. 2010. Bersalin dengan

hypnobirthing. Terdapat pada:

http://bidankita.com (tanggal

akses 18 April 2011)

Arifin, L. 2008. Persalinan pada Remaja

dan Konsekuensi Sosial

Ekonomi. Review journal from

Family Planning Perspectives.

New York: Mar/Apr

2001.Vol.33,Iss.2;pg.70, 5 pgs

Arikunto, S. 2001. Prosedur Penelitian

Suatau Pendekatan Praktek. Ed

Rev V. Jakarta: Rineka Cipta

Batbual, B. 2010. Hypnosis

Hypnobirthing. Yogyakarta:

Gosyen Publishing

Bobak, L., & Jensen. 2004. Buku Ajar

Keperawatan Maternitas.

Jakarta: EGC

Brown, D. C. 2002. Evidence-Based

Clinical Hypnosis For Obstetric,

Labor and Delivery, and Preterm

Labor. Journal of Clinical and

Experimental Hypnosis,

55(3):355-371

Budiarto, E. 2003. “Metodologi Penelitian

Kedokteran”. Jakarta : Penerbit

EGC

Cyna, A, M. 2006. Antenatal Self-

Hypnosis for Labor and

Childbirth. British Journal of

Anasthesia. 93 (4): 505-11

Erickson, J. C. 1994. The Use of Hypnosis

in Anesthesia. International

Jurnal of Clinical and

Experimental Hypnosis, 41,8-12

Fingelkurts, A. A., Kallio, S., & Ravansou,

A. 2007. Cortex function

connectivity as a

neurophysiological correlate of

hypnosis: a EEG case study.

American journal of clinical

hypnosis

Ford, G., & Ayers, S. 2008. Stressful

Events And Support During

Birth: The Effect on Anxiety,

Mood, and Perceived Control.

Journal of anxiety disorder, vol

23 (2): 260-268

Gustian, I. 2009. Perbedaan Hamil Usia

20, 30, 40 Tahun. Journal of

Health Solutions, akses pada

tanggal 18 April 2011

Harmon, et al. 1990. Improved Obstetric

Out Comes Using Hypnotic

Analgesia & Skill Mastery

Combined With Childbirth

Education. Journal of Consulting

and Clinical Psychology. 58,

528-530

Page 6: Hypnobirthing

6

Hastono, S.P. 2001. Modul Analisis Data.

Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Indonesia, Jakarta.

Itasari. 2008. Pengaruh Terapi

Hypnobirthing Terhadap Tingkat

Kecemasan Persalinan Kala I.

Skripsi, Universitas Jenderal

soedirman Purwokerto

Jaringan Nasional Pelatihan Klinik

Kesehatan Reproduksi (JNP-

KR). 2008. Buku Acuan

Persalinan Normal, Asuhan

Esensial, Pencegahan dan

Penanggulangan Segera

Komplikasi Persalinan dan Bayi

Baru Lahir. Jakarta

Jenkins, M, W. 1993. Hypnosis, Practical

Application & Theoretical

Consideration in Normal Labor.

British Journal of Obstetrics &

Gynecology. 100, 22-1-226

Kampono, N. 2008. Fisiologi Proses

Persalinan Normal. Available

from URL:

http://harmawatiaj.wordpress.co

m/2008/04/03/fisiologi-proses-

persalinan-normal/ (akses 10

Oktober 2010)

Lee, J. S., et al. 2007. Analysis of EEG in

hypnosis and its relationship whit

hypnotizability. The international

journal of clinical and

experimental hypnosis, vol 15

number 1

Manuaba, IBG. 2007. Pengantar Kuliah

Obstetri. Jakarta: EGC

Martin, A. A et al. 2001. The Effects of

Hypnosis on the Labor Processes

and Birth Outcomes of Pregnant

Adolescents. The Journal of

Family Practice, 50-441-443

Mehl, M., & Lewis, E. 2004. Hypnosis to

facilitate uncomplicated birth.

American journal of clinical

hypnosis

Notoatmodjo, S. 2003. Methodolagi

Penelitian Kesehatan. Ed. 2. Jakarta:

Rineka Cipta

Nursalam. 2008. Konsep & Penerapan

Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta: Salemba

Medika

Rival. 2008. Pengaruh teknik relaksasi

bernafas terhadap respon

adaptasi nyeri pada pasien

inpartu kala I. terdapat pada:

http://one.indoskripsi.com

(diakses pada tanggal 1 Maret

2011)

Saifuddin, A. B. 2006. Buku Acuan

Nasional Pelayanan kesehatan

Maternal & Neonatal. Ed 1, Cet

4. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo.

Saryono. 2009. Metodologi Penelitian

Kesehatan. Yogyakarta: Mitra

Cendikia Press

Simkin, P. 2005. The Labor Progress

Handbook: Early Interventions

Prevent and Treat Dystocia.

Blacwell: Oxford United

Kingdom

Sugiarto, A. 2003. Pengaruh Tingkat

Pendidikan Ibu Hamil Terhadap

Pemilihan Penolong Persalinan.

Surakarta: Universitas Sebelas

Maret

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian

Kuantitatif & Kualitatif dengan

R&D. Bandung: Alfa Beta

Ue-Lin Chung et al. 2003. Effect of LI 4

and BL 67 Acupressure un Labor

Pain and Uterme Contraction in

the First Stage of Labor. Journal

of nursing vol. 11, No 4.

Walsh V, L. 2001. Buku Ajar Kebidanan

Komunitas. Jakarta: EGC

Wiknjosastro, H. 2006. Ilmu Kebidanan

Ed. 3. Jakarta: Yayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirohardjo

William, et al. 2001. Association Between

Life Stress and Serious Perinatal

Complications. Journal of Family

Practice, 29,489-494

Yanti. 2010. Buku Ajar Asuhan Kebidanan

Persalinan. Yogyakarta: Pustaka

Rihama