hubungan perilaku manusia dengan gerak alam - edisi erupsi kelud pebruari 2014

Upload: heri-widiyantoro

Post on 17-Oct-2015

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

5

HUBUNGAN PERILAKU MANUSIA DENGAN GERAK ALAMEDISI GUNUNG KELUD . . . : . : . . . Jemaah Jumah yang semoga dimuliakan Allah Marilah kita senantiasa mengungkapkan rasa syukur kita kepada Allah SWT semata. Allah telah melimpahkan kepada kita sedemikian banyak nimat. Jauh lebih banyak nimat yang telah kita terima dibandingkan kesadaran dan kesanggupan kita untuk bersyukur. Terutama marilah kita berterimakasih kepada-Nya atas nimat yang paling istimewa yang bisa diterima manusia. Tidak semua manusia mendapatkannya, alhamdulillah kita termasuk yang mendapatkannya. Itulah nimat iman dan Islam, yang dengannya hidup kita menjadi jelas, lurus, benar, bermakna serta selamat di dunia maupun di akhirat kelak. Kemudian kami mengajak jama'ah sekalian untuk selalu berdoa kepada Allah swt agar Dia melimpahkan setinggi-tingginya penghargaan dan penghormatan melalui ucapan sholawat dan salam-sejahtera kita kepada manusia pilihan yang mengajarkan kita hakikat iman dan islam nabiyullah Muhammad Sallalahu alaihi wa sallam, kepada keluarganya, para shohabat dan para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman. Jemaah Jumah yang dirahmati Allah,Akhir-akhir ini kita sungguh prihatin menyaksikan bagaimana musibah beruntun terjadi di Indonesia, negeri berpenduduk muslim terpadat di dunia. Belum lepas ingatan kita dari bencana tsunami di aceh dan mantawai, serta erupsi gunung merapi di yogyakarta, Belum lagi banjir yang melanda ibukota Jakarta yang mengakibatkan berbagai macam persoalan mulai dari kemacetan sampai pada merebahnya wabah penyakit. Belum selesai dampak bencana diatasi di negeri ini, Minggu lalu kita di kejutkan dengan peristiwa besar yaitu erupsi gunung kelud yang dampak hujan abu vulkanik dapat dirasakan oleh masyarakat pacitan. Kita sering heran mengapa di negeri berpenduduk muslim paling besar di dunia justeru Allah timpakan bencana secara beruntun dalam rentang waktu yang relatif berdekatan. Apalagi kita sudah diperingatkan bahwa masih ada lagi 20 gunung api yang perlu diantisipasi peningkatan aktifitasnya.Sungguh, hidup di negeri Indonesia akhir ini kita sangat perlu mencamkan pesan Allah berikut ini: Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiadalah yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang merugi. (QS. Al-Araf [7] : 99)Jama'ah sholat Jumat rahimakumullahAllah mengajarkan kepada kita bahwa perilaku alam sangat berkaitan dengan perilaku kumpulan manusia yang tinggal di lingkungan alam tersebut. Bila masyarakatnya baik di mata Allah, yakni beriman dan bertaqwa, maka Allah akan limpahkan banyak keberkahan kepada masyarakat tersebut dari langit maupun bumi. Tapi sebaliknya, bila mereka mendustakan ayat-ayat Allah, maka Allah akan timpakan hukumanNya kepada mereka melalui beragam bencana yang bisa datang di waktu siang maupun malam hari.Sebagaimana yang telah Allah gambarkan dalam ayatnya: Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur? Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain? (QS. Al-Araf [7] : 96-98)Jama'ah Jumat rahimakumullahBerbagai bencana yang menimpa masyarakat jelas mendatangkan berbagai macam penderitaan dan musibah. Musibah itu meliputi kehilangan nyawa orang-orang yang dicintai, harta-benda, tempat tinggal dan kenormalan hidup sehari-hari. Jelas ini semua merupakan derita dunia yang sangat berat. Sehingga wajar dan bersyukurlah kita melihat begitu banyaknya fihak yang bersegera mengulurkan tangan dengan memberikan aneka bentuk bantuan. Dan sudah barang tentu bantuan yang paling minim tetapi sekaligus paling bermakna ialah bantuan doa.Salah satu doa yang Nabi Muhammad shollalahu alaihi wa sallam ajarkan kepada kita ialah sebuah doa panjang yang di dalamnya menyebutkan persoalan musibah. Dan sangat menarik untuk dicatat bahwa ternyata jenis musibah yang Nabi Muhammad shollalahu alaihi wa sallam memohon perlindungan Allah dalam menghadapinya ialah musibah yang menyangkut urusan dien (agama). "... dan janganlah Engkau (Ya Allah) jadikan musibah pada agama kami." (HR. Tirmidzi 3424)Melalui potongan doa di atas jelaslah bagi kita bahwa Nabi saw sangat mengkhawatirkan bilamana musibah yang datang menimpa berkenaan dengan kemaslahatan urusan dien (agama) kita. Bukan berarti bahwa kita tidak boleh merasa sedih bila kehilangan nyawa orang-orang yang dicintai, harta-benda, tempat tinggal dan kenormalan hidup sehari-hari. Tetapi kita diarahkan untuk lebih khawatir bila musibah yang menimpa sampai menyebabkan kehilangan dalam urusan agama. Jangan sampai kita merasa sedih bila kehilangan berbagai hal yang bersifat duniawi, namun kita tidak sedih dan risau bila kehilangan agama, iman, taqwa atau petunjuk-hidayah ilahi. Sebab pada hakekatnya urusan dien merupakan urusan yang paling berharga dan bermanfaat dalam kehidupan di dunia ini maupun di akhirat kelak. Agama merupakan harta utama bagi seorang muslim sejati. Jangan sampai kita sedemikian peduli mempertahankan berbagai harta duniawi namun rela kehilangan harta utama, yaitu iman dan taqwa. Bila sampai ini yang terjadi berarti kita telah ditimpa musibah di atas musibah !Maka dalam kondisi sekarang yang paling penting diingatkan kepada siapapun, terlebih khusus korban bencana, ialah agar bersabar menghadapi musibah kehilangan berbagai harta dunia sambil mengokohkan iman dan taqwa mereka. Sebab iman dan taqwa merupakan harta utama yang tidak boleh sampai lepas betapapun telah lepasnya berbagai harta dunia.Jemaah Jumah yang semoga dimuliakan Allah Sungguh, kita sangat prihatin menyaksikan begitu banyaknya orang yang mengalami musibah akibat berbagai bencana yang terjadi. Mereka terpaksa mengalami musibah kehilangan berbagai harta duniawinya. Kehilangan nyawa dirinya, keluarganya, harta-bendanya, tempat tinggalnya dan berbagai kenormalan hidup lainnya. Tetapi Nabi saw mengajarkan kita agar mewaspadai musibah yang lebih hebat, yaitu musibah kehilangan dien (agama) kita. Saudaraku, janganlah kita sedemikian sedih dan emosionalnya sehingga kehilangan kemampuan furqon (membedakan antara al-haq dan al-batil). Janganlah kesedihan kita membuat hilangnya kesanggupan membedakan mana Tauhid dan mana syirik. Sebab Tauhid pasti mendatangkan keberkahan, sedangkan syirik pasti mendatangkan murka dan siksaan Allah. Apalagi jika kita malah mencampur-adukkan antara iman dan kafir, antara yang haq dengan yang bathil Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang batil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui. (QS. Al-Baqarah [2] : 42)Bagi seorang muslim, musibah apapun seharusnya dapat menjadikan sarana untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT, seraya memelihara kesabaran dan ketawakkalannya kepada Allah. Musibah sejatinya membuahkan bertambahnya iman seorang mukmin, bertambah baiknya hubungan dirinya dengan Allah, serta semakin sempurnanya kedekatan dirinya dengan Allah. Rasulullah saw, bersabda: Alangkah mengagumkan keadaan seorang Muknin, seluruh perkaranya adalah kebaikan. Jika dia mendapat nikmat, di bersyukur. Itulah kebaikan baginya. Jika dia tertimpa musibah, dia bersabar. Itupun kebaikan baginya (HR. muslim)

Karena itu marilah kita berupaya untuk lebih meningkatkan katakwaan dan ketauhidan kita, dengan menghindarkan diri dari kemaksiatan dan kemungkaran, serta sedapat mungkin berupaya menghentikan kemaksiatan-kemaksiatan yang terjadi secara terang-terangan. Marilah kita melakukan perubahan pada diri kita menjadi lebih baik dan mulia, dengan mencoba menerapkan konsep 3M, yaitu Mulai dari diri sendiri, Mulai dari yang terkecil, dan Mulai saat ini juga. Semoga kita senantiasa diberikan petunjuk sebagaimana Allah telah memberikan petunjuk kepada orang-orang muttakin. Dan semoga kemudahan dan kesabaran senantiasa menyertai jalan hidup kita, sehingga kita mampu menjadi manusia yang sebenarnya, yaitu manusia yang mampu menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan Allah, sehingga negeri ini menjadi negeri yang senantiasa mendapatkan lindungan dari Allah SWT. Amin ya rabbal alamin.

Waqurrabi warham wa anta khairurrahimin..

Khotbah ke-2