hubungan kerentanan konsumen terhadap … · penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan...
TRANSCRIPT
i
HUBUNGAN KERENTANAN KONSUMEN TERHADAP
KECENDERUNGAN IMPULSIVE BUYING PADA PEMBELIAN
KOSMETIK DI KALANGAN MAHASISWI UNIVERSITAS SANATA
DHARMA YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Psikologi Program Studi Psikologi
Disusun oleh :
Isabella Elga Aranda Pradhani
139114081
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
“WHEN YOU FEEL LIKE QUITTING, THINK ABOUT WHY YOU
STARTED.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Saya persembahkan karya ilmiah ini kepada :
Tuhan Yesus Kristus atas segala rahmat, berkat, perlindungan, kesehatan,
dan kesempatan yang telah diberikan kepada saya.
Ayah, Momi, Dek Wanda, Yangti, dan Yangkung yang tidak pernah lelah
untuk selalu memberi semangat, dukungan, dan doa setiap harinya.
Sahabat-sahabat yang luar biasa, Lia, Clara, Anet, Vio, Gabby, Citra, dan
Leviana yang selalu ada kapanpun untuk saling berbagi cerita baik senang
maupun sedih.
Benidiktus Harimurti Adi Primandiri, partner dalam hal apapun yang siap
membantu, mendukung, menemani, bertukar cerita, dan mendoakan.
Semua orang-orang baik yang mau membantu penulis dalam proses
penyelesaian skripsi dari awal hingga akhir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
HUBUNGAN KERENTANAN KONSUMEN TERHADAP
KECENDERUNGAN IMPULSIVE BUYING PADA PEMBELIAN
KOSMETIK DI KALANGAN MAHASISWI UNIVERSITAS SANATA
DHARMA YOGYAKARTA
Isabella Elga Aranda Pradhani
139114081
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kerentanan konsumen
dengan kecenderungan impulsive buying pada pembelian kosmetik di kalangan
mahasiswi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Subjek berjumlah 368
mahasiswi aktif Universitas Sanata Dharma. Alat pengumpulan data yang
digunakan adalah 9 item skala kecenderungan impulsive buying (α = 0,834) dan 12
item skala Consumer’s Susceptibility to Interpersonal Influence (CSII) (αpengaruh
normatif = 0,821; αpengaruh informasional = 0,687). Teknik analisis data menggunakan uji
korelasi Spearman’s rho karena sebaran data yang digunakan dalam penelitian ini
tidak normal. Hasil uji korelasi antara kecenderungan impulsive buying dengan
pengaruh normatif menghasilkan r sebesar 0,261 dengan nilai p sebesar 0,000 <
0,05. Terdapat hubungan yang signifikan antara kecenderungan impulsive buying
dengan pengaruh normatif. Sedangkan uji korelasi antara kecenderungan impulsive
buying dengan pengaruh informasional menghasilkan r sebesar 0,055 dengan niai
p sebesar 0,146 > 0,05. Terdapat hubungan yang tidak signifikan antara
kecenderungan impulsive buying dean pengaruh informasional.
Kata kunci : impulsive buying, kerentanan konsumen, pengaruh normatif, pengaruh
informasional, mahasiswi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
CORRELATION BETWEEN CONSUMER’S SUSCEPTIBILITY TO
IMPULSIVE BUYING ON COSMETICS BUYING AMONG THE FEMALE
STUDENTS OF SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA
Isabella Elga Aranda Pradhani
139114081
ABSTRACT
This study aims to determine the correlation between consumer’s
susceptibility to impulsive buying on cosmetics buying among the students of Sanata
Dharma University Yogyakarta. This study adapted the Impulsive Buying scale by
Rook and Fisher (1995) and Consumer’s Susceptibility to Interpersonal Influence
(CSII) by Bearden, Netemeyer, and Teel (1989). The coefficient alpha of Impulsive
Buying scale with 9 items was 0,834 and for Consumer’s Susceptibility to
Interpersonal Influence with 12 items was 0,928 using coefficient alpha stratified.
Questionnaries were distributed online and filled by 368 female students of Sanata
Dharma University Yogyakarta. This study used Spearman’s rho test for data
analysis. The result showed that there was a significant correlation between
normative influence and impulsive buying (r = 0,261; p = 0,000) and there was not
significant correlation between informational influence and impulsive buying (r =
0,055; p = 0,146).
Keywords : impulsive buying, consumer’s susceptibility, normative influence,
informational influence, university student
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus karena berkat penyertaanNya saya dapat
menyelesaikan proses penulisan skripsi yang berjudul “Hubungan Kerentanan
Konsumen terhadap Kecenderungan Impulsive Buying pada Pembelian Kosmetik
di Kalangan Mahasiswi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta” dengan lancar.
Dalam proses penulisan skripsi ini, terdapat banyak pihak yang mendukung penulis
untuk membantu melakukan penelitian maupun memberikan semangat. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma
2. Bapak P. Eddy Suhartanto, M.Si. selaku Ketua Program Studi Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma
3. Bapak Robertus Landung Eko Prihatmoko, M.Psi. selaku Dosen
Pembimbing Skripsi atas kesediaannya untuk membimbing, memberikan
tenaga dan waktunya setiap jadwal bimbingan, kesabaran, saran, dan
nasihat-nasihatnya dalam proses penulisan skripsi.
4. Segenap Dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah
membimbing, mendidik, berbagi ilmu pengetahuan, pengalaman, dan
memotivasi untuk dapat mengaplikasikan ilmu psikologi dalam berelasi
dengan orang lain dan kehidupan bermasyarakat.
5. Ayah, Momi, Dek Wanda, Yangti, dan Yangkung yang selalu mendoakan,
memberi dukungan, semangat, dan mendorong untuk selalu berpikir positif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
dalam apapun yang dikerjakan. Terimakasih untuk selalu menjadi rumah
yang hangat dan penuh kasih sayang.
6. Benidiktus Harimurti Adi Primandiri, terima kasih untuk selalu mendoakan,
menemani, memberi semangat, dan saran dari awal hingga akhir penulisan
skripsi selesai.
7. Sahabat-sahabat posesif “Cabe”, Anet, Vio, Lia, Leviana, Clara, Gabby, dan
Citra. Terimakasih untuk selalu mendukung satu sama lain, selalu ada dalam
kondisi apapun, berbagi cerita, dan juga selalu mendoakan. Thank you for
always say “ I will stand for my girl no matter what”. Don’t know what my
life would be, if there are none of you.
8. Bunda Vivi orang pertama yang saya kenal saat masuk di fakultas Psikologi,
terima kasih sudah menjadi orang pertama yang membuat saya untuk tidak
takut berada di lingkungan baru dan percaya bahwa pasti akan menemukan
teman-teman baru selepas dari SMA. And we did it, Bun! Terima kasih
untuk selalu menemani dan bersedia berbagi cerita dalam kondisi apapun.
9. Psikologi A 2013, kelas yang selalu kompak dan selalu support satu sama
lain. Sama sekali tidak menyangka dan merasa bangga untuk menjadi salah
satu bagian dari kelas hebat ini. See you on top!
10. Teman-teman satu bimbingan : Dewok, Kinot, Yogi, Rani, Sisca, SS, Doni,
Paskal, Vena, Vero, Cindy, dan teman-teman lainnya. Senang sekali bisa
berproses bersama di satu bimbingan skripsi, saling bertukar pikiran,
memberi feedback, tidak lelah untuk saling membantu satu sama lain, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
selalu memberi support setiap hari. Terima kasih kalian, selalu semangat
ya!
11. BEMF periode 2013-2014, organisasi pertama yang mengajarkan saya
banyak hal mulai dari berbagi, bekerja sama, bersenang-senang, berpacu
dengan deadline, dan masih banyak lagi. Terima kasih banyak teman-teman
12. Panitia Psychofest 2015, khususnya kak Yosua, kak Benny, kak Nata, kak
Melani, kak Rere, dan Dhanis. Terima kasih atas kesempatannya untuk bisa
bergabung dan menjadi bagian dari salah satu acara keren fakultas
Psikologi.
13. Teman-teman satu kos : Mas Eko, Cewe, Puspa, Wilda, Mba Nud, dan yang
lainnya. Terima kasih sudah membantu dalam hal apapun dan selalu
membuat suasana kos menjadi menyenangkan
14. Sahabat dari SMA : Linda dan Sus. Walaupun kalian jauh dan komunikasi
hanya melalui media sosial, tetapi terima kasih banyak untuk tidak lelah
memberi semangat, support, dan doa setiap waktu. You’re the best!
15. Teman-teman di grup “Siap Dipinang” : Vira, Meme, Agis, Ageng, Pipit,
dan Maktin. Terima kasih untuk semangat dan doanya dari awal penulisan
skripsi hingga selesai. Sukses untuk kalian
16. Bapak Drs. Mikael Obat Depari M.Hum., Ibu Christina Maya I.S., M.Hum.,
dan Bapak Johan Kristanto, M.Hum. Terima kasih Bapak dan Ibu sekalian
telah membantu banyak dalam proses penerjemahan alat ukur dalam skripsi
ini. Tuhan memberkati.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... ....i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ................................... ...ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. ..iii
HALAMAN MOTTO ......................................................................................... ..iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... ..v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................ ..vi
ABSTRAK .......................................................................................................... .vii
ABSTRACT .......................................................................................................... viii
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI .......................................................... ..ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ...x
DAFTAR ISI ....................................................................................................... .xiv
DAFTAR TABEL................................................................................................xvii
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xviiii
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................. ....1
A. Latar Belakang ........................................................................................ ....1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... ..15
C. Tujuan Penelitian..................................................................................... ..15
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. ..16
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ ..17
A. Pembelian Impulsif (Impulsve Buying) ................................................... ..17
1. Definisi Impulsive Buying ................................................................... ..17
2. Aspek-aspek dalam Impulsive Buying ................................................ ..20
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Impulsive Buying ......................... ..22
B. Kerentanan Konsumen (Consumer’s Susceptibility to Interpersonal
Influence) .............................................................................................. ..27
1. Definisi Kerentanan Konsumen .......................................................... ..27
2. Dimensi-dimensi Kerentanan Konsumen .......................................... ..29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
a. Pengaruh Normatif .......................................................................... ..30
b. Pengaruh Informasional .................................................................. ..31
C. Kosmetik ................................................................................................. ..31
1. Definisi Kosmetik ............................................................................... ..31
2. Penggolongan Kosmetik ..................................................................... ..31
D. Dinamika Hubungan Antar Variabel Penelitian ..................................... ..33
E. Model Penelitian ...................................................................................... ..37
F. Hipotesis .................................................................................................. ..37
BAB III. METODE PENELITIAN..................................................................... ..38
A. Jenis Penelitian ........................................................................................ ..38
B. Variabel Penelitian .................................................................................. ..39
C. Definisi Operasional ................................................................................ ..39
1. Impulsive Buying ................................................................................. ..39
2. Kerentanan Konsumen ........................................................................ ..40
D. Subjek Penelitian ..................................................................................... ..41
E. Metode dan Alat Pengambilan Data ........................................................ ..42
F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ........................................................ ..42
1. Validitas .............................................................................................. ..44
2. Kesahihan Item .................................................................................... ..45
3. Reliabilitas ........................................................................................... ..48
G. Metode Analisis Data .............................................................................. ..50
H. Teknik Analisis Data ............................................................................... ..51
1. Uji Asumsi .......................................................................................... ..51
a. Uji Normalitas ................................................................................ ..49
b. Uji Linearitas .................................................................................. ..49
2. Uji Hipotesis ........................................................................................ ..51
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... ..53
A. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................ ..53
B. Deskripsi Subjek Penelitian .................................................................... ..53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
C. Deskripsi Data Penelitian ........................................................................ ..55
D. Analisis Data Penelitian .......................................................................... ..57
E. Pembahasan ............................................................................................. ..61
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. ..66
A. Kesimpulan ............................................................................................. ..66
B. Keterbatasan Penelitian ........................................................................... ..66
C. Saran ........................................................................................................ ..67
a. Bagi Mahasiswa ................................................................................... ..67
b. Bagi Penelitian Selanjutnya ................................................................ ..67
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... ..69
LAMPIRAN ........................................................................................................ ..77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Distribusi Item Skala Pembelian Impulsif sebelum uji coba ................ 43
Tabel 2. Distribusi Item Skala Kerentanan Konsumen sebelum uji coba .......... 43
Tabel 3. Hasil Uji Kesahihan Item ..................................................................... 44
Tabel 4. Distribusi Item Skala Pembelian Impulsif setelah uji coba ................. 47
Tabel 5. Distribusi Item Skala Kerentanan Konsumen setelah uji coba ............ 48
Tabel 6. Hasil Uji Reliabilitas Alat Ukur Penelitian .......................................... 49
Tabel 7. Deskripsi Data Subjek berdasarkan usia ............................................... 54
Tabel 8. Deskripsi Data Subjek berdasarkan e-money yang digunakan ............ 54
Tabel 9. Deskripsi Data Subjek berdasarkan Uang Saku Tiap Bulan ................ 55
Tabel 10. Deskripsi Statistik Data Penelitian ..................................................... 56
Tabel 11. Hasil Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov ........................................ 58
Tabel 12. Hasil test for linearity ........................................................................ 59
Tabel 13. Hasil Uji Hipotesis Variabel Impulsive Buying dan CSII .................. 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Skala Penelitian .............................................................................80
Lampiran 2. Reliabilitas Skala ...........................................................................86
Lampiran 3. Korelasi Item Total .......................................................................88
Lampiran 4. Data Empirik .................................................................................90
Lampiran 5. Uji Normalitas ...............................................................................92
Lampiran 6. Uji Linearitas .................................................................................93
Lampiran 7. Uji Korelasi Spearman’s Rho .......................................................94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era millenial seperti sekarang, kegiatan belanja menjadi suatu
gaya hidup dan salah satu aktivitas utama yang dilakukan saat senggang
oleh sebagian besar konsumen di dunia terutama wanita
(Bayley&Nancarrow, 1998). Kegiatan belanja menjadi semakin
digemari oleh konsumen wanita karena didorong oleh perkembangan
dalam dunia shopping sendiri seperti kemudahan saat berbelanja,
dimana belanja online dapat menghemat tenaga dan waktu karena dapat
dilakukan dimanapun dan kapanpun (Ebay, 2013). Menurut Gubernur
BI Agus D.W. Martowardojo (dalam Iprice, 2018), jumlah konsumen
Indonesia yang melakukan belanja online mencapai angka 24,73 juta
orang.
Seperti yang kebanyakan orang ketahui, kegiatan belanja selalu
lebih didominasi dan diminati oleh konsumen wanita baik sebagai hobi
maupun sebagai kegiatan yang wajib dilakukan saat waktu senggang
(Ispo, 2016). Di UK, survei menunjukkan bahwa wanita cenderung
lebih dapat menikmati kegiatan belanja hingga berjam-jam daripada
pria. Hal tersebut disebabkan oleh cara wanita dalam berbelanja yang
selalu membandingkan satu produk dengan produk yang lain, mencari
alternatif-alternatif lain, dan bertukar pendapat dengan teman atau
kolega, sedangkan pria lebih memilih untuk masuk ke suatu tempat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
perbelanjaan, memilih produk yang diinginkan, dan keluar dari tempat
perbelanjaan dengan cepat (Economic Times, 2016). Gentry, Commuri,
& Jun (dalam Herter, Santos,&Pinto, 2013) menyatakan bahwa pria dan
wanita memiliki perilaku belanja yang berbeda. Wanita meluangkan
waktu dan mengeluarkan usaha lebih banyak untuk berbelanja daripada
laki-laki (Fischer&Arnold, dalam Tifferet&Herstein, 2012). Selain itu,
wanita juga lebih detil dan teliti dalam membaca iklan atau informasi
dari sebuah produk (Meyers-Levy&Sternthal, Peter&Olson, Kempf,
Laczniak,&Smith, Kruger&Byker, dalam Tifferet&Herstein, 2012).
Di tengah maraknya kemudahan online shopping di era milenial
ini, survei yang dilakukan oleh Time Trade (2015) menyatakan bahwa
85% konsumen di United States memilih untuk berbelanja secara
offline seperti outlet, mall, dan tempat perbelanjaan lainnya daripada
secara online. Hal ini disebabkan karena konsumen lebih suka untuk
memegang dan merasakan produk dan merk yang diinginkan sebelum
mereka membelinya. Selain itu, terdapat lebih dari 36% konsumen juga
menyatakan bahwa mereka tidak suka menunggu barang atau produk
itu hingga sampai ke rumah mereka dan 30% menyatakan bahwa
mereka lebih suka untuk menerima saran dari orang-orang sekitar baik
itu dari penjualnya maupun dari kerabat mereka yang ikut berbelanja.
Kebiasaan dan gaya belanja konsumen wanita dapat mendorong
munculnya kecenderungan impulsive buying (Psychology Today,
2012). Impulsive buying merupakan kecenderungan individu untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
membeli suatu produk atau merk dengan tidak terencana dan
melibatkan pengambilan keputusan yang cepat. Dalam hal ini, individu
merasakan dorongan yang kuat dan tiba-tiba untuk membeli dan tidak
kuasa untuk menahan atau menolaknya (Rook&Fisher, 1995).
Kecenderungan ini nantinya dapat mengarah pada perilaku hedonis dan
memicu munculnya konflik emosional (Kivetz&Simonson, 2002 ;
Rook, 1987) atau sebagai sarana untuk menyalurkan kesenangan diri
yang dapat mengakibatkan konsumen untuk selalu memenuhi
keinginannya lewat produk atau merk terkait yang diinginkan
(Ramanathan&Menon, 2006). Wanita lebih cenderung untuk membeli
secara impulsif saat melakukan kegiatan belanja karena hal tersebut
dapat menjadi cara mereka untuk mengatur mood dan menghilangkan
stress (Coley&Burgess, 2003) sedangkan pria menganggap kegiatan
belanja sebagai pemborosan waktu (Rook&Hoch, 1985). Selain itu,
wanita juga cenderung untuk mengalami emosi positif setiap
melakukan kegiatan shopping misalnya merasa senang dan antusias
saat melihat produk atau merk terbaru dan setelah membeli produk atau
merk yang mereka suka (Coley&Burgess, 2003;
Vidhya&Tamizhjyothi, 2014).
Pembelian impulsif juga berhubungan dengan kurangnya kontrol
diri (Vohs & Faber, 2007), rendahnya self-esteem, bertolak belakang
dengan tujuan jangka panjang (contohnya menabung), dan
menimbulkan kepuasan tetapi juga penyesalan atau rasa bersalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
sekaligus (Rook, 1987). Munculnya penyesalan atau rasa bersalah pada
konsumen setelah melakukan pembelian tersebut didasari oleh
kurangnya pertimbangan konsumen terhadap konsekuensi-konsekuensi
jangka panjang (Rook, 1987).
Li (2011) melakukan penelitian yang berfokus pada pengalaman
konsumen ketika mereka melakukan pembelian impulsif. Li
menemukan bahwa pembeli impulsif mengalami pengalaman yang
menyenangkan walaupun terkadang hal tersebut disertai dengan rasa
menyesal karena telah membeli barang-barang yang diluar dari
perencanaan pembelian mereka. Meskipun begitu, mereka tetap
melanjutkan dan mengulang perilaku membeli barang-barang yang
sebenarnya tidak diperlukan karena mereka menikmati rasa senang
yang mereka dapatkan setelah membeli barang atau produk yang
diinginkan.
Hasil wawancara peneliti dengan 20 mahasiswi Universitas
Sanata Dharma memberikan gambaran kondisi fenomena pembelian
yang tidak terencana pada kategori dewasa awal dengan rentang usia
20-23 tahun. Berdasarkan kuesioner yang disebarkan oleh peneliti
secara online, diketahui bahwa 75% dari mahasiswi-mahasiswi tersebut
mengatakan bahwa mereka sering untuk membeli barang diluar dari
perencanaan yang telah mereka buat. Subjek mengungkapkan bahwa
mereka terkadang tidak dapat mengontrol perasaan mereka ketika
melihat barang atau produk yang menarik saat berada di tempat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
perbelanjaan. Selain itu, subjek juga menyatakan bahwa kualitas barang
yang bagus dan jarang ditemui juga menjadi penyebab mereka
melakukan pembelian diluar perencanaan. Subjek juga mengalami rasa
antusias dan rasa ingin memiliki suatu produk atau merk tertentu yang
mereka temui di tempat perbelanjaan. Mereka menyatakan bahwa
ketika memiliki barang tersebut dengan cara membelinya akan
membuat diri mereka senang. Tren yang sedang berkembang di
masyarakat juga meningkatkan rasa antusias untuk memiliki suatu
produk atau merk yang menurut mereka menarik. Hal tersebut akhirnya
membuat subjek membeli barang atau produk yang sebenarnya kurang
atau tidak mereka butuhkan. Mahasiswi Universitas Sanata Dharma
cenderung memilih untuk berbelanja secara offline terlebih dalam
membeli suatu produk atau merk. Menurut mereka, belanja offline lebih
terpercaya dan mereka dapat melihat secara langsung detil dari produk
atau merk yang diinginkan.
Kesimpulan dari survei di atas menunjukkan bahwa mahasiswi
Universitas Sanata Dharma memiliki kecenderungan pembelian
impulsif yang tergolong cukup tinggi, maka peneliti merasa hal ini perlu
untuk diteliti lebih lanjut. Terbukti dari hasil survei yang menyatakan
bahwa sebagian besar dari responden masih sangat memiliki keinginan
yang besar untuk membeli barang atau produk yang menarik secara
tiba-tiba dan diluar dari kebutuhan mereka. Responden juga
menyatakan bahwa barang atau produk yang diluar dari kebutuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
mereka lebih menarik sehingga membuat mereka untuk membeli
barang atau produk yang mereka inginkan tersebut. Selain itu, dengan
adanya penelitian ini dapat menunjukkan gambaran kecenderungan
impulsive buying pada kalangan mahasiswi di salah satu perguruan
tinggi swasta di Yogyakarta.
Raju, Kumar, dan Raju (2015) merangkum bahwa pembelian
impulsif dipengaruhi oleh karakteristik konsumen, karakteristik toko,
faktor situasional, dan karakteristik produk. Faktor karakteristik
konsumen terdiri dari usia, gender, budaya, mood, materialisme,
kesenangan saat belanja, impulsive buying tendency, self-discrepancy,
daftar belanja, individualisme, dan interaksi parasosial. Faktor
karakteristik toko terdiri dari jenis toko, suasana dalam toko,
keberadaan penjual, dan tatanan toko. Faktor situasional terdiri dari
ketersediaan waktu, ketersediaan uang, keberadaan orang lain, dan in-
store browsing.
Dari faktor-faktor yang disebutkan di atas, faktor keberadaan
orang lain termasuk dalam faktor situasional yang menjadi salah satu
faktor pendukung munculnya kecenderungan impulsive buying.
Sebagian besar penelitian mengenai impulsive buying berfokus pada
setiap individu padahal mayoritas konsumen akan mengajak teman-
temannya, anggota keluarga ataupun partner kerja mereka ketika
berbelanja (Borges, Chebat, & Babin, 2010). Menurut Luo (2005), the
presence of others atau keberadaan orang lain saat belanja atau dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
kondisi membeli sesuatu memiliki pengaruh normatif dalam
pengambilan keputusan untuk membeli sesuatu.
Menurut Luo (2005) keberadaan anggota keluarga saat belanja
dapat memunculkan nilai-nilai normatif pada konsumen tetapi
mengurangi dorongan konsumen untuk membeli secara impulsif. Hal
ini didukung oleh Rook dan Fisher (1995) bahwa evaluasi normatif
sangat berpotensi untuk mempengaruhi perilaku membeli pada
konsumen. Pengaruh normatif merupakan kecenderungan seseorang
untuk menyesuaikan diri dengan harapan orang lain (Burnkrant &
Consineau, 1975). Seseorang akan mengikuti pengaruh tersebut karena
ia terdorong untuk memenuhi harapan orang lain dalam hal membeli
barang atau produk (Cheng, Chuang, Wang & Kuo, 2013).
Kebalikannya, keberadaan teman sebaya saat menemani konsumen
berbelanja dapat mendorong konsumen untuk melakukan pembelian
secara spontan tanpa mempertimbangkan konsekuensi-konsekuensi
jangka panjang (Luo, 2005).
Keberadaan orang lain saat belanja memiliki dampak yang besar
ketika individu memiliki hubungan yang dekat dan kompak dengan
anggota keluarga atau teman sebaya (Luo, 2005). Kedekatan dan
kekompakan individu dengan anggota keluarga atau teman-temannya
ini yang nantinya tidak hanya mendorong munculnya ekspektasi
normatif tetapi juga mendorong individu untuk memenuhi ekspektasi
tersebut. Munculnya ekspektasi normatif dari anggota keluarga maupun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
teman sebaya saat belanja tersebut nantinya akan menyebabkan
individu menjadi rentan akan pengaruh orang lain dan kecenderungan
individu untuk memenuhi harapan normatif dari orang lain tersebut
berdampak pada terjadinya pembelian impulsif pada konsumen (Luo,
2005).
Kerentanan konsumen terhadap pengaruh orang lain atau
Consumer’s Susceptibility to Interpersonal Influence (CSII) ini
merupakan kesediaan dari seseorang untuk memenuhi harapan dari
orang lain melalui keputusan membeli dan atau kecenderungan
seseorang untuk mengenal suatu produk atau jasa melalui observasi
atau mencari informasi dari orang lain (Bearden, Netemeyer, & Teel,
1989). CSII merupakan konstruk yang bersifat multidimensional yaitu
memiliki dua dimensi antara lain dimensi normatif dan dimensi
informasional (Bearden et al., 1989, p. 474). Dimensi normatif
mengacu pada kebutuhan individu untuk membeli produk atau barang
demi memenuhi harapan orang lain di sekitarnya (Kropp, Lavack, &
Holden, 1999). Sedangkan dimensi informasional mengacu kepada
individu yang memiliki kecenderungan untuk mencari dan menerima
informasi dari sumber yang terpercaya (Bearden et al., 1989).
Pengaruh normatif memiliki peran yang penting dalam konteks
perilaku membeli pada konsumen karena sebagian besar pembelian
yang dilakukan oleh konsumen memiliki tujuan untuk memberi kesan
yang baik pada orang lain (Kropp et al., 1999; Roberts&Manolis,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
2012). Selain itu, pengaruh normatif juga merupakan pengaruh yang
sangat mempengaruhi perilaku pembelian impulsif yang dilakukan oleh
konsumen (Rook, 1995). Cunha dan da Silva (2015) juga menyatakan
bahwa pengaruh normatif memiliki hubungan yang signifikan dengan
kecenderungan impulsive buying. Budaya kolektivis akan menunjukkan
skor yang tinggi akan adanya pengaruh normatif dalam mempengaruhi
konsumen saat membeli suatu produk atau merk. Hal ini disebabkan
karena masyarakat dalam budaya kolektivis akan cenderung untuk
bertindak sesuai dengan norma yang berlaku di kelompok sosialnya dan
akan membeli suatu produk atau merk yang disukai atau memperoleh
persetujuan dari orang lain (D’Rozario&Choudhury, 2000; Ebren,
2009). Menurut Bearden et al. (1989), penelitian yang menguji
hubungan suatu variabel dan melibatkan pengaruh normatif akan
menunjukkan skor korelasi yang lebih kuat dan tinggi daripada uji
hubungan yang melibatkan pengaruh informasional.
Keberadaan orang lain dapat membantu individu untuk
mengevaluasi suatu produk, merk, dan bahkan toko atau tempat
perbelanjaan tertentu (Mangleburg, Doney,&Bristol, 2004). Hal ini
didukung oleh Kacen dan Lee (2008) bahwa adanya orang lain pada
saat belanja mempengaruhi individu untuk memilih dan memutuskan
untuk membeli suatu produk atau merk tertentu. Dalam hal ini
mahasiswi khususnya, keberadaan teman belanja dapat membantu
untuk memastikan bahwa ia telah membeli suatu produk atau merk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
yang tepat dan dapat menciptakan citra diri yang diinginkan di depan
teman-temannya. Selain itu, adanya teman saat belanja dapat
meningkatkan tingkat percaya diri karena yakin bahwa pembelian yang
telah dilakukannya merupakan pembelian yang tepat dan bijak
(Mangleburg et al., 2004).
Penjelasan diatas juga didukung dari survei online yang telah
dilakukan oleh peneliti dengan mengajukan beberapa pertanyaan.
Survei ini bersifat tertutup terbuka yaitu dengan cara responden mengisi
jawaban ya atau tidak diikuti dengan alasan mereka memiliki jawaban
tersebut. Survei diisi oleh 20 orang mahasiswi dan hasil menunjukkan
bahwa sebagian besar dari mereka mengandalkan pendapat dari teman-
teman atau anggota keluarga misalnya ibu dalam proses pengambilan
keputusan untuk membeli suatu produk dan merk tertentu. Sebanyak
80% (18 dari 20 mahasiswi) yang mengisi survei mengatakan bahwa
mereka selalu meminta pendapat dari teman-teman atau anggota
keluarga dalam pemilihan produk dan merk sebelum mereka membeli.
Hal tersebut mereka lakukan untuk meyakinkan akan pilihan yang
mereka pilih sebelumnya dan untuk mengetahui kualitas dari produk
dan merk tersebut dari teman-teman atau anggota keluarga yang mereka
anggap sudah lebih tahu mengenai produk dan merk tersebut. Selain itu,
survei ini juga menunjukkan bahwa adanya teman-teman atau anggota
keluarga saat berbelanja sangat mempengaruhi mereka dalam proses
pengambilan keputusan untuk membeli suatu produk dan merk tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Perilaku belanja konsumen di Indonesia juga tidak hanya
berfokus pada satu jenis produk saja tetapi juga pada jenis lainnya;
misalnya pakaian, buku atau majalah, elektronik, perlengkapan rumah
tangga, keperluan olahraga, sepatu, accessories, CD atau DVD musik,
bahkan kosmetik atau produk kecantikan dan kesehatan. Berbicara
mengenai kosmetik, perkembangan industri kosmetik di Indonesia
tergolong memiliki peningkatan yang cukup pesat. Berdasarkan data
Kementrian Perindustrian (dalam Kumparan, 2017), pada tahun 2016
penjualan kosmetik mengalami peningkatan hingga 2 kali lipat yaitu
sebesar 36 triliun dari yang sebelumnya sebesar 14 triliun. Menurut
Persatuan Kosmetik Indonesia (Perkosmi), penjualan kosmetik tahun
ini juga akan mengalami peningkatan hingga 15 % menjadi Rp 11,22
triliun dibanding tahun 2012 yang mencapai Rp 9,76 triliun.
Peningkatan yang dialami oleh industri kosmetik ini disebabkan
oleh meningkatnya permintaan konsumen. Selain itu juga didorong
oleh tren penggunaan kosmetik oleh kaum pria. Menurut ketua umum
Perkosmi, ketertarikan kaum pria terhadap produk-produk kosmetik
seperti perawatan kulit tergolong tinggi. Produk-produk kosmetik juga
semakin berkembang dengan cepat dari tahun ke tahun dari harga yang
murah sampai dengan yang mahal. Produk-produk tersebut
berkembang dengan kelebihan-kelebihan yang ditawarkan oleh
masing-masing produknya. Hal tersebut tidak dapat dipungkiri
membuat konsumen untuk terus membeli produk-produk yang lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
baru dan yang lebih menawarkan banyak kelebihan dan keunggulan
untuk perawatan wajah maupun tubuh mereka.
Penelitian mengenai impulsive buying yang sudah ada
sebelumnya banyak menggali mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi impulsive buying secara garis besar dan belum secara
detil. Tinne (2011) yang melakukan penelitian mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi pembelian impulsif pada konsumen di
Bangladesh, Badgaiyan dan Verna (2014) juga melakukan penelitian
mengenai faktor-faktor internal yang mempengaruhi pembelian
impulsif antara lain : Big Five Personality (openness,
conscientiousness, extraversion, agreeableness, dan neuroticism),
budaya (individualis dan kolektivis), shopping enjoyment,
materialisme, dan impulsive buying tendency (IBT). Begitu juga untuk
faktor keberadaan orang lain yaitu teman dan keluarga saat berbelanja
belum digali secara mendalam. Memang sudah ada penelitian yang
melibatkan faktor keberadaan orang lain, tetapi masih dalam cakupan
faktor secara garis besar yaitu faktor situasional dalam mempengaruhi
impulsive buying.
Keberadaan isu ini merupakan kebaruan dari penelitian-
penelitian yang sudah ada dan menjadi alasan peneliti untuk melakukan
penelitian apakah benar keberadaan orang lain yaitu teman sebaya
berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku impulsive buying
konsumen Indonesia pada konsumen wanita dalam pembelian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
kosmetik. Menurut peneliti, hal tersebut masih sangat perlu digali
karena faktor ini belum pernah digali secara spesifik.
Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya yang telah dikaji
oleh peneliti, dapat disimpulkan bahwa keberadaan orang lain memiliki
pengaruh yang cukup besar terhadap keputusan pembelian yang
dilakukan oleh konsumen dalam hal ini adalah mahasiswi. Keberadaan
orang lain dapat mempengaruhi mahasisiwi untuk memilih produk atau
merk tertentu dan dapat mengetahui apakah produk atau merk tersebut
disukai dan diterima secara sosial oleh kelompoknya (Mangleburg et
al., 2004; Kacen&Lee, 2008). Selain itu, adanya orang lain yang
menemani saat belanja dapat meningkatkan dorongan untuk membeli
lebih banyak dan diluar rencana dibandingkan ketika sedang berbelanja
sendiri (Luo, 2005; Rook, 1987). Hal tersebut juga didukung oleh survei
online yang telah dilakukan oleh peneliti yang menunjukkan bahwa
mahasiswi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta terlihat masih sering
membeli produk-produk yang menarik dan disukai tanpa ada
pertimbangan lebih jauh akan pembelian yang dilakukan. Selain itu,
responden juga menyebutkan bahwa peran teman dan anggota keluarga
sangat mempengaruhi mereka dalam mengambil keputusan atas produk
dan merk tertentu yang akan mereka beli. Penelitian ini berfokus pada
mahasiswi karena menurut survei yang dilakukan oleh Kompas
Indonesia dan Tokopedia, mahasiswi memiliki minat yang lebih untuk
berbelanja dan cenderung untuk konsumtif seperti sering
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
membelanjakan uangnya untuk membeli kosmetik, pakaian, sepatu, dan
barang-barang lainnya baik secara offline maupun online (Braindilog
Sociology, 2017). Selain itu, sejak pembelian impulsif dikaitkan
dengan konsumsi hedonis oleh Rook dan Hoch (1985), diketahui bahwa
wanita memiliki tingkatan konsumsi hedonis lebih tinggi daripada pria
sehingga dapat diprediksikan bahwa wanita juga menunjukkan tingkat
pembelian impulsif yang lebih tinggi (Tifferet & Herstein, 2012).
Wanita lebih menderita akan kecemasan (Feingold, 1994) dan depresi
(Wade et al., 2002). Oleh karena pembelian impulsif sering dikaitkan
dengan keadaan emosi yang negatif (Silvera et al., 2008; Verplanken et
al., 2005), wanita melakukan pembelian impulsif sebagai jalan keluar
untuk mengatasi dan memperbaiki emosi negatif yang ada dalam
dirinya. Hal lain menunjukkan bahwa konsumen dengan kebutuhan
yang tinggi untuk menyentuh akan lebih rentan melakukan pembelian
impulsif (Peck & Childers, 2006). Bukti menunjukkan bahwa wanita
memiliki kebutuhan yang lebih tinggi untuk mengalami dan mencoba
suatu hal dengan cara merasakan melalui tangan (Workman, 2010).
Penelitian ini memiliki tujuan untuk meneliti mengenai faktor
keberadaan orang lain dalam konteks yang berbeda dengan fokus pada
wanita dimana dalam penelitian ini menggunakan mahasisiwi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selain itu, penelitian ini juga
berfokus untuk melihat kecenderungan impulsive buying pada satu jenis
produk yaitu produk kosmetik. Dengan penelitian ini yang menguji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
pengaruh keberadaan orang lain terhadap impulsive buying pada
pembelian kosmetik, diharapkan dapat memberi solusi kepada
konsumen Indonesia khususnya mahasisiwi untuk mengontrol
pembelian dengan membeli produk atau merk kosmetik yang benar-
benar berguna, dan tidak sekedar menginginkannya saja atau bahkan
membelinya hanya untuk mengikuti tren. Selain itu, konsumen juga
dapat meminta bantuan kepada orang lain sebelum berbelanja seperti
misalnya teman atau keluarga agar menjadi pengingat untuk tidak
melakukan pembelian diluar rencana ketika berbelanja.
B. Rumusan Masalah
Apakah kerentanan konsumen akan pengaruh orang lain
berhubungan secara signifikan terhadap kecenderungan impulsive
buying pada pembelian kosmetik di kalangan mahasiswi Universitas
Sanata Dharma?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kerentanan
konsumen akan pengaruh orang lain terhadap kecenderungan impulsive
buying pada pembelian kosmetik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat disiplin
ilmu pengetahuan, khususnya di bidang Psikologi Industri dan
Organisasi (PIO) terutama dalam bidang perilaku konsumen
mengenai hubungan dari kerentanan konsumen akan pengaruh
orang lain terhadap kecenderungan impulsive buying.
b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi peneliti-
peneliti lain yang ingin meneliti mengenai perilaku konsumen.
2. Manfaat Praktis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menjadi
bahan evaluasi bagi konsumen wanita khususnya mahasiswi
untuk lebih berhati-hati agar tidak atau meminimalisir
pembelian tidak terencana dan spontan agar tidak terlalu banyak
pengeluaran tidak terduga.
b. Dengan adanya penelitian ini maka dapat membantu konsumen
wanita khususnya mahasiswi untuk mengetahui hubungan
kerentanan konsumen akan pengaruh orang lain terhadap
kecenderungan impulsive buying sehingga konsumen Indonesia
dapat membuat strategi yang tepat untuk mengatur keuangan
pribadi dan memiliki pertimbangan-pertimbangan mengenai
konsekuensi jangka panjang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pembelian Impulsif / Impulsive Buying
1. Definisi Impulsive Buying
Pembelian impulsif dikenal dengan fenomena pembelian tidak
terencana dimana konsumen melakukan pembelian ini dengan tidak
adanya rencana sebelumnya (Stern, 1962; Bellenger, 1978).
Berhubungan dengan pernyataan tersebut, pembelian impulsif meliputi
pembelian yang tidak terencana dan pembelian yang tiba-tiba dimana
proses kognitif dan afek merupakan aspek yang terlibat dalam perilaku
membeli ini yang biasanya dimulai pada waktu dan tempat pembelian
(Rook, 1987). Rook dan Fisher (1995) mendefinisikan pembelian
impulsif sebagai suatu kecenderungan individu untuk membeli atau
berbelanja dengan tidak terencana dan melibatkan pengambilan
keputusan yang cepat dan kecenderungan untuk memperoleh suatu
produk yang diinginkan dengan cepat. Gagasan tersebut didukung oleh
Goldenson (1984), Beatty dan Ferrell (1998), Bayley dan Nancarrow
(1998), dan Block dan Morwitz (1982), dimana pembelian impulsif
diartikan sebagai suatu tindakan membeli yang cepat, dan tiba-tiba
sebagai hasil dari dorongan yang kuat dan tidak tertahankan sehingga
membuat konsumen memiliki kecenderungan untuk melakukan
pembelian tanpa adanya tujuan yang jelas sebelum belanja dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
pertimbangan akan konsekuensi jangka panjang atas tindakannya
membeli suatu barang atau produk yang diinginkan.
Pembelian impulsif seringnya diikuti dengan dorongan yang kuat
untuk membeli disertai dengan perasaan senang dan antusias dari dalam
diri sehingga membuat seseorang menjadi sangat sulit untuk menahan
dan menolak reaksi tersebut (Rook, 1987). Selain itu, muncul perasaan
senang yang dominan ketika membeli suatu produk yang ternyata dapat
menjadi bukti bahwa pembelian impulsif merupakan cara seseorang
untuk meredakan keadaan psikologis yang tidak menyenangkan
(Silvera, Lavack & Kropp, 2008). Penelitian Mick dan DeMoss (1990)
menemukan bahwa seseorang melakukan self-gifts pada diri sendiri
sebagai sebagai sarana untuk menghilangkan suasana hati yang negatif,
stress, maupun untuk mengalihkan diri dari kejenuhan dan kejadian-
kejadian yang melelahkan. Baumeister (2002) mengungkapkan bahwa
seseorang memilih untuk mengorbankan kehilangan kontrol diri dan
membiarkan diri mereka untuk berbelanja secara bebas dan impulsif
karena mereka berpikir bahwa hal tersebut dapat membuat diri dan
perasaan mereka menjadi lebih baik.
Konsep pembelian impulsif pertama kali diteliti oleh Clover
(1950) dan menunjukkan bahwa beberapa kategori produk banyak
terjual saat konsumen melakukan pembelian impulsif. Kemudian,
penelitian dilanjutkan oleh Stern (1962) dengan mulai
mengelompokkan jenis-jenis pembelian impulsif menjadi pembelian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
impulsif terencana (planned) dan tidak terencana (unplanned). Jenis-
jenis yang dikemukakan oleh Stern (1962) memiliki berbagai faktor
yang mempengaruhi pembelian impulsif seperti contohnya karakteristik
konsumen dan pengaruh demografis yang dikemukakan oleh Kollat dan
Willet (1967). Rook (1987) mulai mengembangkan konsep baru yaitu
dorongan kuat yang muncul pada seseorang saat melakukan pembelian
impulsif dilihat Rook sebagai suatu gaya hidup yang dapat dihubungkan
dengan materialisme, sensation seeking, dan aspek hiburan dari kegiatan
belanja. Perkembangan penelitian mengenai pembelian impulsif terus
dikembangkan dari tahun ke tahun dengan berbagai faktor yang berbeda
seperti gender (Dittmar, Beattie & Friese, 1995), sosio ekonomi (Wood,
1998), keadaan emosi positif dan negatif individu (Youn & Faber,
2000), budaya (Kacen & Lee, 2002), keterkaitan seseorang terhadap
suatu produk atau barang tertentu (Jones, Reynolds, Weun & Beatty,
2003), keberadaan teman sebaya dan keluarga (Luo, 2005), dan berbagai
faktor lainnya.
Berdasarkan teori yang dikemukakan, peneliti merangkum
definisi perilaku pembelian impulsif adalah suatu kecenderungan
seseorang dalam kondisi dan situasi pembelian dimana individu
mengalami dorongan yang muncul secara tiba-tiba dan cepat sehingga
membuat konsumen merasa tidak kuasa untuk menahan dan menolak
dorongan tersebut. Dorongan tersebut membuat konsumen melakukan
pembelian dengan tidak mempertimbangkan konsekuensi-konsekuensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
jangka panjang dari pembelian yang dilakukannya. Dampak dari
munculnya perilaku pembelian impulsif ini akan membuat konsumen
menjadi kehilangan kontrol diri, menyesal, merasa bersalah, dan over-
whelming control. Konsumen yang melakukan pembelian impulsif
biasanya memiliki hasrat atau keinginan yang kuat akan kesenangan,
kekurangan dalam kontrol diri, dan adanya kebutuhan untuk
mengesankan orang lain.
2. Aspek-aspek dalam Impulsive Buying
Rook dan Hoch (1985) berfokus pada aspek kognitif dan respon
emosional yang dialami oleh konsumen yang melakukan impulsive
buying Menurut Rook (1987), pembelian impulsif merupakan
pembelian tidak terencana yang melibatkan kurangnya evaluasi dari
konsumen sebelum melakukan pembelian. Pembelian impulsif juga
melibatkan spontanitas dan kesenangan yang berlebihan untuk membeli
suatu barang atau produk sehingga tidak reflektif dan tanpa adanya
pertimbangan alasan mengapa dan untuk apa konsumen harus memiliki
barang atau produk yang diinginkan tersebut.
Rook dan Hoch (1985) dan Rook (1987) juga merumuskan
sebuah konstruk yang terdiri dari lima elemen dimana dari elemen-
elemen digunakan untuk membedakan antara pembeli impulsif dan non
pembeli impulsif. Elemen-elemen tersebut antara lain :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
a. Keinginan yang tiba-tiba dan spontan untuk membeli suatu produk
dan merk; mengacu kepada suatu kondisi yang merupakan respon
biologis dan psikologis dari stimulus di sekitar.
b. Keadaan psikologis yang tidak seimbang; mengacu kepada
kehilangan kontrol diri dalam waktu yang singkat.
c. Konflik psikologis merupakan suatu keadaan dimana konsumen
harus mempertimbangkan keuntungan-keuntungan dari kepuasan
sementara yang diperoleh dari pembelian yang ia lakukan terhadap
konsekuensi-konsekuensi jangka panjang yang mungkin akan
terjadi ke depannya.
d. Berkurangnya penilaian kognitif; mengacu pada berkurangnya
kemampuan kontrol intelektual pada proses pengambilan
keputusan saat membeli.
e. Tidak menghiraukan konsekuensi-konsekuensi; mengacu kepada
suatu kondisi dimana seseorang memilih kesenangan atau
penghargaan jangka pendek tanpa memikirkan konsekuensi jangka
panjang dari perilaku pembelian impulsif yang telah dilakukan.
Berdasarkan elemen-elemen di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
pembelian impulsif melibatkan respon kognitif seperti elemen
berkurangnya penilaian kognitif dan tidak menghiraukan konsekuensi-
konsekuensi dan respon emosional seperti elemen keinginan yang tiba-
tiba dan spontan untuk membeli suatu produk dan merk, keadaan
psikologis yang tidak seimbang, dan konflik psikologis saat mengambil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
keputusan dan melakukan pembelian untuk membeli suatu produk atau
merk.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Impulsive Buying
Dari review literatur yang telah dilakukan, Raju, Kumar, dan Raju
(2015) merangkum beberapa faktor yang mempengaruhi impulsive
buying. Faktor-faktor tersebut antara lain :
a. Karakteristik Konsumen
Karakteristik konsumen disini mengacu pada karakteristik
atau sifat individu yang dapat meningkatkan kecenderungan untuk
membeli atau berbelanja secara impulsif (Tinne, 2010).
Karakteristik-karakteristik yang dimaksud mencakup antara lain :
Perbedaan gender merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
perilaku pembelian impulsif dimana wanita terbukti memiliki
kecenderungan yang lebih tinggi untuk melakukan pembelian
impulsif daripada laki-laki (Dittmar, 1995; Tifferet&Herstein,
2012). Hal tersebut disebabkan karena wanita lebih bisa menikmati
waktu saat berbelanja dan lebih mudah untuk tertarik pada iklan atau
informasi mengenai suatu produk atau merk. Selain itu, wanita
melibatkan semua indera; menyentuh, melihat, mendengar,
mengecap, dan membau dalam berbelanja sehingga hal tersebut
dapat mendorong perilaku membeli pada wanita menjadi lebih
tinggi (Tifferet&Herstein, 2012). Selain itu, suasana hati atau yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
lebih sering dikenal dengan istilah mood merupakan faktor yang
dominan dan berperan paling dominan dalam mempengaruhi intensi
pembelian impulsif pada seseorang (Beatty&Ferrell, 2002). Rook
(1987) dan Rook dan Gardner (1988) mengungkapkan bahwa
suasana hati seseorang akan menjadi lebih baik setelah membeli atau
berbelanja secara impulsif. Studi lain juga mengungkapkan bahwa
seseorang dapat keluar dan terbebas dari suasana hati yang negatif
seperti stress, depresi, dan jenuh setelah membeli atau berbelanja
secara impulsif (Rook&Gardner, 1988).
Selain mood, ada yang disebut dengan Impulsive Buying
Tendency (IBT) yaitu tingkat kecenderungan seseorang untuk
membeli atau berbelanja secara impulsif (Rook, 1987;
Rook&Fisher, 1995; Dittmar, 1996; Beatty&Ferrell, 1998,
Dholakia, 2000; Weun&Beatty, 2003).
b. Karakteristik Toko
Karakteristik toko mengacu pada semua elemen yang ada di
dalam maupun di sekitar toko atau tempat perbelanjaan.
Karakteristik toko mencakup layout tempat perbelanjaan. Layout
tempat perbelanjaan mengacu pada penataan tata ruang dan display
di tempat perbelanjaan. Penataan produk-produk yang terbaru dan
populer dapat menjadi salah satu usaha dari pihak tempat
perbelanjaan untuk menarik minat konsumen agar membeli produk-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
produknya (Crawford&Melewar, 2003; Tendai&Crispen, 2009).
Kemudian keberadaan sales atau SPG yang berada di toko
perbelanjaan juga dapat mendorong konsumen untuk membeli
secara impulsif. Adanya sales atau SPG yang cekatan, pandai
berkomunikasi dengan konsumen dalam hal ini kemampuan
persuasi, dan ramah dapat mendorong munculnya pembelian
impulsif (Mattila&Wirtz, 2008; Tinne, 2010). Kemampuan sales
atau SPG yang seperti itu dapat membuat konsumen senang dan
sangat menikmati kegiatan belanjanya (Jones, 1999;
Tendai&Crispen, 2009).
Selain kedua hal diatas, atmosfer toko atau tempat
perbelanjaan juga menjadi faktor yang mendorong konsumen untuk
membeli secara impulsif. Atmosfer toko mengacu pada design toko
yang dibuat sedemikian rupa untuk menarik minat konsumen.
Design toko yang dimaksud berupa dominan warna dari toko
misalnya warna oranye, kuning, atau merah dipercaya dapat
membuat konsumen merasa senang berada dalam toko tersebut
(Tinne, 2010). Selain itu, wangi dari toko dan background musik
dengan tempo cepat dan semangat juga dapat meningkatkan minat
konsumen untuk membeli (Mattila&Wirtz, 2008; Tinne, 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
c. Faktor Situasional
Faktor situasional mengacu pada faktor personal maupun
lingkungan yang muncul ketika seseorang membeli atau berbelanja.
Faktor situasional disini mencakup beberapa hal antara lain
ketersediaan waktu. Ketersediaan waktu luang yang dimiliki
membuat seseorang bisa berlama-lama dan menghabiskan waktu
luangnya di tempat perbelanjaan sehingga hal tersebut dapat
meningkatkan keinginan individu untuk membeli atau berbelanja
secara impulsif (Beatty&Ferrell. 1998; Foroughi, Buang&Sadeghi,
2012). Selain waktu, ketersediaan uang yang dimiliki oleh
konsumen juga dapat mendorong munculnya pembelian impulsif.
Penelitian menunjukkan ketersediaan uang memiliki pengaruh yang
positif terhadap pembelian impulsif (Beatty&Ferrell, 1998;
Foroughi, Buang&Sadeghi, 2012). Konsumen merasa bisa
berbelanja lebih banyak ketika tersedia layanan kartu kredit atau
promo diskon untuk membuat kartu kredit baru.
Selain itu, keberadaan orang lain juga termasuk dalam faktor
situasinal yang dapat mempengaruhi munculnya pembelian
impulsif. Penelitian menunjukkan bahwa individu akan membeli
atau berbelanja lebih banyak ketika bersama dengan orang lain
misalnya teman-teman dekat (Luo, 2005). Namun, orang yang
belum dikenal sebelumnya misalnya orang baru yang ditemui di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
toko atau tempat perbelanjaan juga dapat mendorong muncul
pembelian impulsif (Rook&Fisher, 1995).
d. Karakteristik Produk
Karakteristik produk mengacu pada karakteristik suatu produk
tertentu sehingga dapat membuat individu membeli atau berbelanja
secara impulsif. Karakteristik produk disini mencakup kategori
produk dan harga produk. Kategori produk dibedakan menjadi dua
tipe yaitu hedonic products dan functional products. Hedonic
products merupakan produk-produk yang dikonsumsi atau dibeli
untuk kesenangan semata sedangkan functional products merupakan
produk yang dikonsumsi atau dibeli karena fungsinya yang
bermanfaat (Babin, Darden,&Griffin, 1994). Pembelian impulsif
muncul ketika individu membeli atau berbelanja hedonic products
(Rook, 1987; Silvera, Lavack,&Kropp, 2008).
Harga suatu produk tertentu juga dapat mendorong keinginan
individu untuk membeli atau berbelanja secara impulsif. Individu
cenderung akan membeli atau berbelanja secara impulsif pada
produk yang diskon, produk dalam ukuran kecil, dan tidak memakan
banyak tempat (Wong&Zhou, 2003).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
B. Kerentanan Konsumen (Consumer’s Susceptibility to Interpersonal
Influence (CSII))
1. Definisi Kerentanan Konsumen (Consumer’s Susceptibility to
Interpersonal Influence (CSII))
Rook (1987) mengungkapkan bahwa pembelian impulsif juga
dipengaruhi oleh faktor sosial. Namun karena adanya keterbatasan
pengetahuan dan fakta dalam penelitian-penelitian sebelumnya yang
telah dilakukan, para peneliti belum menggali lebih dalam mengenai
faktor sosial yang mempengaruhi pembelian impulsif (Luo, 2005).
Menurut Luo (2004), fakta menunjukkan bahwa mayoritas individu
akan mengajak seseorang atau beberapa orang baik itu anggota
keluarga, teman dekat, atau kolega saat mereka pergi berbelanja. Selain
itu, penelitian tersebut juga menyatakan bahwa sebagian besar
pembelian impulsif terjadi ketika individu melakukan kegiatan belanja
bersama dengan teman belanjanya yaitu anggota keluarga, teman dekat,
ataupun kolega maka dapat disimpulkan bahwa keberadaan orang lain
yaitu teman atau keluarga saat belanja memiliki pengaruh yang potensial
terhadap kecenderungan pembelian impulsif yang dilakukan oleh
konsumen.
Teman saat belanja (purchase pals) merupakan seseorang atau
beberapa orang yang menemani konsumen saat berbelanja untuk
membantu mereka dalam proses pengambilan keputusan sebelum
membeli saat berada di tempat belanja (Hartman & Kiecker, 1991).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Penelitian lain menunjukkan dukungan terhadap penelitian tersebut
bahwa konsumen yang memiliki kekurangan kepercayaan diri dalam
kemampuannya menilai suatu produk dan merk akan cenderung untuk
meminta temannya untuk menemani dirinya saat berbelanja (Bell, 1967;
Furse, Punj&Stewart, 1984; Midgley, 1983; Solomon, 1987). Penelitian
lain juga menunjukkan bahwa berbelanja bersama dengan teman dapat
mengurangi persepsi mereka akan resiko dan ketidakjelasan keputusan
pembelian (Kiecker&Hartman, 1993) dan meningkatkan kepercayaan
diri konsumen bahwa ia telah melakukan keputusan pembelian yang
bijaksana (Kiecker&Hartman, 1994).
Keberadaan anggota keluarga saat belanja dapat mengurangi
dorongan konsumen untuk membeli suatu barang atau produk, tetapi
sebaliknya keberadaan teman sebaya atau teman dekat saat belanja dapat
meningkatkan dorongan konsumen untuk membeli suatu barang atau
produk (Luo, 2005). Hal tersebut disebabkan oleh keberadaan teman
sebaya atau teman dekat saat belanja dapat mendorong munculnya
spontanitas dan kesenangan saat belanja yang berlebih sehingga
membuat konsumen untuk tidak mempertimbangkan konsekuensi
jangka panjang dari pembelian yang dilakukannya (Luo, 2005).
Keberadaan orang lain saat belanja memiliki dampak yang besar
jika individu memiliki hubungan yang dekat dan kompak dengan
anggota keluarga atau teman sebaya (Luo, 2005). Kedekatan dan
kekompakan individu dengan anggota keluarga atau teman-temannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
ini yang nantinya tidak hanya mendorong munculnya ekspektasi
normatif tetapi juga mendorong individu untuk memenuhi ekspektasi
tersebut. Munculnya ekspektasi normatif dari anggota keluarga maupun
teman sebaya saat belanja tersebut nantinya akan menyebabkan
individu menjadi rentan akan pengaruh orang lain dan kecenderungan
individu untuk memenuhi harapan normatif dari orang lain tersebut
berdampak pada terjadinya pembelian impulsif pada konsumen (Luo,
2005). Kerentanan seseorang akan pengaruh dari orang lain
(Consumers’ Susceptibility to Interpersonal Influence) merupakan
kesediaan seseorang untuk memenuhi harapan dari orang lain melalui
keputusan membeli dan atau kecenderungan seseorang untuk mengenal
suatu produk atau jasa melalui observasi atau mencari informasi dari
orang lain (Bearden, Netemeyer,&Teel, 1989).
Berdasarkan literatur yang telah dijabarkan di atas, peneliti
merangkum bahwa kerentanan individu atau dalam hal ini konsumen
merupakan kesediaan dari seseorang untuk memenuhi ekspektasi dari
orang lain akan suatu produk atau merk tertentu dan mencari tahu
informasi dari suatu produk atau merk dari orang lain.
2. Dimensi-dimensi dalam variabel Kerentanan Konsumen
(Consumer’s Susceptibility to Interpersonal Influence)
Dalam hal ini, kerentanan individu akan pengaruh orang lain atau
consumer’s susceptibility to interpersonal influence (CSII) merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
sebuah konstruk yang bersifat multidimensional (Bearden et al., 1989,
p. 474). CSII ini memiliki dua dimensi antara lain pengaruh normatif
dan informasional dalam pengambilan keputusan konsumen untuk
membeli suatu produk atau barang (Bearden & Etzel, 1982; Bearden,
Netemeyer,&Teel, 1989; Burnkrant&Cousineau, 1975). Dimensi-
dimensi tersebut antara lain :
a. Pengaruh Normatif
Menurut Deutsch dan Gerard (1955), pengaruh normatif
mengacu pada kecenderungan seseorang untuk memenuhi
harapan dari orang lain. Price et al. (1987) dan Kropp et al.
(2005) mengungkapkan bahwa pengaruh normatif berkaitan
dengan pemenuhan seseorang terhadap norma-norma sosial
yang berlaku untuk menghindari konsekuensi negatif dari
ketidaksesuaian seseorang terhadap suatu kelompok.
Penyesuaian terhadap norma-norma sosial yang ada dilakukan
untuk menghindari hukuman dan diterima secara baik dalam
lingkungan tersebut.
Oleh karena itu, individu dengan tingkat kerentanan yang
tinggi terhadap pengaruh normatif akan cenderung untuk
membeli produk atau merk yang menurut mereka akan disetujui,
disukai dan diterima oleh orang lain (Netemeyer, Bearden &
Teel, 1992).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
b. Pengaruh Informasional
Pengaruh informasional mengacu pada kecenderungan
seseorang untuk meminta dan menerima informasi dari orang
lain sebagai keterangan yang mendukung mengenai suatu
produk atau barang tertentu (Deutsch&Gerard, 1955).
Kerentanan konsumen terhadap pengaruh ini dapat terlihat dari
keinginan konsumen untuk memperoleh informasi objektif
mengenai suatu barang, produk, atau merk tertentu (Netemeyer,
Bearden,&Teel, 1992).
C. Kosmetik
1. Definisi Kosmetik
Berdasarkan PERMENKES No. 1176 tahun 2010, kosmetika
merupakan bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada
bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, dan organ genital
bagian luar) atau gigi dan mukosa mulut terutama untuk membersihkan,
mewangikan, mengubah penampilan, dan/atau memperbaiki bau badan atau
melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik.
2. Penggolongan Kosmetik
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
045/C/SK/1977, kosmetik dibagi menjadi beberapa golongan yang akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini. Penggolongan yang digunakan
adalah penggolongan menurutnya kegunaannya bagi kulit, antara lain :
a. Kosmetik perawatan kulit (skin care cosmetics); jenis ini perlu untuk
merawat kebersihan dan kesehatan kulit. Termasuk di dalamnya :
1. Kosmetik untuk membersihkan kulit (cleanser) : sabun,
cleansing cream, cleansing milk, dan penyegar kulit (freshener).
2. Kosmetik untuk melembabkan kulit (moisturizer), misalnya
moisturizer cream, night cream, anti wrinkle cream.
3. Kosmetik pelindung kulit, misalnya sunscreen cream dan
sunscreen foundation, sun block cream / lotion.
4. Kosmetik untuk menipiskan atau mengamplas kulit (peeling),
misalnya scrub cream yang berisi butiran-butiran halus yang
berfungsi sebagai pengamplas.
b. Kosmetik riasan (dekoratif atau make-up)
Jenis ini diperlukan untuk merias dan menutup cacat pada kulit
sehingga menghasilkan penampilan yang lebih menarik serta
menimbulkan efek psikologis yang baik, seperti percaya diri. Dalam
kosmetik riasan, peran zat warna dan pewangi sangat besar.
Kosmetik dekoratif terbagi menjadi 2 (dua) golongan, yaitu :
1. Kosmetik dekoratif yang hanya menimbulkan efek pada
permukaan dan pemakaian sebentar, misalnya lipstik, bedak,
pemerah pipi, eye-shadow, dan lain-lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
2. Kosmetik dekoratif yang efeknya mendalam dan biasanya dalam
waktu lama baru luntur, misalnya kosmetik pemutih kulit, cat
rambut, pengeriting rambut, dan lain-lain.
Dari penjelasan definisi dan jenis-jenis kosmetik di atas, peneliti
merangkum definisi kosmetik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
bahan yang digunakan untuk merias wajah, merawat dan melindungi tubuh,
membersihkan tubuh, mewangikan, dan memelihara tubuh.
D. Dinamika Hubungan Antar Variabel Penelitian
Menurut International Trade Administration (2016), Indonesia akan
menjadi salah salah satu negara di kawasan Asia yang menjadi bagian dari
5 pasar kosmetik teratas dalam 10 sampai 15 tahun ke depan. Permintaan
konsumen terhadap produk-produk perawatan pribadi dan kosmetik seperti
produk untuk kegunaan make-up, skin care, perawatan rambut, dan lainnya
menunjukkan angka yang terus meningkat dan konsisten yaitu 10-15% per
tahunnya. Hal tersebut juga dipengaruhi oleh konsumen Indonesia
khususnya wanita yang dapat dengan mudah menemukan produk-produk
kosmetik import maupun lokal, terlebih perkembangan industri kosmetik
Indonesia yang telah meluncurkan regulasi baru untuk produk kosmetik
berlabel ‘halal’ pada tahun 2015. Survey mengatakan bahwa salah satu
faktor yang mempengaruhi konsumen dalam memilih produk dan merk
kosmetik adalah rekomendasi dari teman, keluarga, maupun orang lain
(Statista, 2017). Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan orang lain saat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
belanja menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pengambilan
keputusan untuk membeli suatu produk dan merk kosmetik tertentu pada
konsumen (Kacen & Lee, 2008).
Keberadaan orang lain saat menemani konsumen belanja memiliki
pengaruh yang potensial dalam proses pengambilan keputusan konsumen
sebelum membeli jika individu memiliki hubungan yang dekat dan kompak
dengan anggota keluarga atau teman sebaya (Luo, 2005). Kedekatan dan
kekompakan individu dengan anggota keluarga atau teman-temannya ini
yang nantinya tidak hanya mendorong munculnya ekspektasi normatif tetapi
juga mendorong individu untuk memenuhi ekspektasi tersebut. Munculnya
ekspektasi normatif dari anggota keluarga maupun teman sebaya saat
belanja tersebut nantinya akan menyebabkan individu menjadi rentan akan
pengaruh orang lain dan kecenderungan individu untuk memenuhi harapan
normatif dari orang lain tersebut berdampak pada terjadinya pembelian
impulsif pada konsumen (Luo, 2005). Kerentanan seseorang akan pengaruh
dari orang lain (Consumers’ Susceptibility to Interpersonal Influence)
merupakan kesediaan seseorang untuk memenuhi harapan dari orang lain
melalui keputusan membeli dan atau kecenderungan seseorang untuk
mengenal suatu produk atau jasa melalui observasi atau mencari informasi
dari orang lain (Bearden, Netemeyer,&Teel, 1989).
Adanya orang lain saat melakukan pembelian dalam hal ini pembelian
kosmetik, memunculkan pengaruh normatif dimana pengaruh ini
mempengaruhi individu dalam proses pengambilan keputusan saat membeli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
dan individu akan cenderung terpengaruh oleh orang lain karena ada
dorongan untuk memenuhi harapan dan keinginan dari orang lain yang
menjadi teman saat belanja (Cheng, Chuang, Wang & Kuo, 2013). Pengaruh
normatif memegang peran penting dalam mempengaruhi perilaku
konsumen dan akan cenderung untuk mempengaruhi pembelian daripada
pengaruh informasional. Hal itu disebabkan karena sebagian besar
pembelian yang dilakukan oleh konsumen adalah untuk memberi kesan
yang baik kepada orang lain (Roberts&Manolis, 2012). Menurut Cunha dan
da Silva (2015) pengaruh normatif juga mendorong munculnya
kecenderungan impulsive buying.
Menurut Luo (2005), individu akan cenderung untuk lebih impulsif
dalam membeli suatu produk atau merk ketika ada orang lain dalam hal ini
teman-teman dekat, keluarga, atau kolega yang menemaninya saat
berbelanja atau membeli sesuatu. Menurut survey, konsumen lebih memilih
untuk membeli produk kosmetik di toko secara langsung atau in-store.
Melalui in-store, konsumen dapat mencoba tester, menyentuh dan melihat
secara detil produk dan merk tertentu yang diinginkan, memilih warna yang
cocok untuk kulitnya, dan mengetahui rekomendasi dari salesperson (Jajak
Pendapat, 2016). Oleh karena pengalaman belanja melalui in-store seperti
di atas, hal-hal tersebut dapat mendorong kecenderungan impulsive buying
(Yang&Lee, 2016).
Menurut Science Daily (2011), tren pembelian kosmetik pada
konsumen wanita kebanyakan dipengaruhi oleh faktor emosional dan bukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
fungsional karena menurut mereka suatu produk atau merk kosmetik
tertentu dapat meningkatkan emosi positif dan menghindari rasa khawatir
dan bersalah (Science Daily, 2011). Faktor emosional ini yang kemudian
mendorong konsumen wanita untuk membeli secara impulsif, dimana
seperti yang sudah diketahui pembelian impulsif dipengaruhi oleh faktor
emosional (Rook&Fisher, 1995). Hal ini selaras dengan perasaan senang
yang dominan ketika membeli suatu produk yang ternyata dapat menjadi
bukti bahwa pembelian impulsif merupakan cara seseorang untuk
meredakan keadaan psikologis yang tidak menyenangkan (Silvera, Lavack
& Kropp, 2008). Pernyataan di atas juga didukung oleh penelitian yang
dilakukan Mick dan DeMoss (1990) yang menemukan bahwa seseorang
melakukan self-gifts pada diri sendiri sebagai sebagai sarana untuk
menghilangkan suasana hati yang negatif, stress, maupun untuk
mengalihkan diri dari kejenuhan dan kejadian-kejadian yang melelahkan.
Baumeister (2002) juga mengungkapkan bahwa seseorang memilih untuk
mengorbankan kehilangan kontrol diri dan membiarkan diri mereka untuk
berbelanja secara bebas dan impulsif karena mereka berpikir bahwa hal
tersebut dapat membuat diri dan perasaan mereka menjadi lebih baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
E. Model Penelitian
F. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran penelitian mengenai keterkaitan
variabel kecenderungan impulsive buying dan kerentanan konsumen
(consumer’s susceptibility to interpersonal influence) maka diajukan
hipotesis penelitian berikut :
1. Terdapat hubungan yang signifikan antara pengaruh normatif dan
kecenderungan impulsive buying pada pembelian produk kosmetik di
mahasiswi.
2. Terdapat hubungan yang signifikan antara pengaruh informasional dan
kecenderungan impulsive buying pada pembelian produk kosmetik di
mahasiswi.
H1
H2
Pengaruh Normatif
(Normative
Influence)
Pengaruh
Informasional
(Informative
Influence)
Kerentanan Konsumen
(Consumer’s
Susceptibility to
Interpersonal
Influence)
Impulsive
Buying pada
produk
kosmetik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuantitatif. Tujuan dari jenis penelitian kuantitatif adalah untuk menguji
teori secara objektif dengan cara memeriksa atau meneliti hubungan antar
variabel-variabel (Supratiknya, 2015). Variabel-variabel ini harus dapat
diukur sehingga data numerik yang dihasilkan bisa dianalisis secara
statistik (Creswell dalam Supratiknya, 2015). Hal tersebut sesuai dengan
tujuan penelitian ini yang menguji hubungan kerentanan konsumen
terhadap pembelian impulsif pada pembelian kosmetik.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian survei. Jenis desain survei ini bertujuan untuk mengumpulkan
informasi tentang satu atau lebih kelompok orang terkait atribut tertentu
seperti sifat, sikap, pendapat, atau keyakinan mereka tentang sesuatu
dengan cara mengajukan serangkaian pertanyaan kepada mereka dan
menabulasikan jawaban mereka (Leedy & Ormrod dalam Supratiknya,
2015). Tujuan desain survei tersebut sesuai dengan penelitian ini di mana
datanya diperoleh dari sampel yang diambil dari populasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
B. Variabel Penelitian
Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel Tergantung : Impulsive Buying
2. Variabel Bebas : Kerentanan Konsumen (Consumer’s
Susceptibility to Interpersonal Influence)
C. Definisi Operasional
1. Pembelian Impulsif (Impulsive Buying)
Pembelian impulsif merupakan suatu kecenderungan seseorang
dalam kondisi dan situasi pembelian dimana individu mengalami
dorongan yang muncul secara tiba-tiba dan cepat sehingga membuat
konsumen merasa tidak kuasa untuk menahan dan menolak dorongan
tersebut serta melibatkan pengambilan keputusan yang cepat untuk
membeli suatu produk atau merk tertentu yang diinginkan. Variabel
pembelian impulsif diukur dengan skala yang dibuat oleh Rook dan
Fisher (1995). Skala ini berisi 9 item yang mengukur aspek-aspek
dalam pembelian impulsif. Semakin tinggi skor total pembelian
impulsif yang diperoleh konsumen menunjukkan semakin tinggi
kecenderungan konsumen untuk melakukan pembelian impulsif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
2. Kerentanan Konsumen (Consumer’s Susceptibility to Interpersonal
Influence)
Keberadaan orang lain merupakan seseorang atau beberapa orang
yang menemani konsumen saat belanja untuk membantu konsumen
dalam proses pengambilan keputusan untuk membeli suatu produk atau
barang tertentu. Menurut Luo (2004), fakta menunjukkan bahwa
mayoritas individu akan mengajak seseorang atau beberapa orang baik
itu anggota keluarga, teman dekat, atau kolega saat mereka pergi
berbelanja. Kekompakan dan kedekatan antara konsumen dengan
teman belanjanya baik itu anggota keluarga maupun teman dekatnya,
tidak hanya mendorong munculnya ekspektasi normatif tetapi juga
mendorong konsumen untuk memenuhi ekspektasi tersebut (Luo,
2005). berdampak pada terjadinya pembelian impulsif pada konsumen
(Luo, 2005). Kerentanan seseorang akan pengaruh dari orang lain
(Consumers’ Susceptibility to Interpersonal Influence) merupakan
kesediaan seseorang untuk memenuhi harapan dari orang lain melalui
keputusan membeli dan atau kecenderungan seseorang untuk mengenal
suatu produk atau jasa melalui observasi atau mencari informasi dari
orang lain (Bearden, Netemeyer,&Teel, 1989).
Variabel kerentanan konsumen ini diukur melalui skala
Consumer’s Susceptibility to Interpersonal Influence (CSII) yang
dibuat oleh Bearden dan Etzel (1982) dan Bearden et al. (1989). Skala
ini berisi 12 item yang mengukur dimensi normatif dan informasional
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
dalam variabel kerentanan konsumen. Semakin tinggi skor kerentanan
konsumen akan pengaruh normatif menunjukkan semakin tinggi
kecenderungan konsumen untuk memenuhi harapan orang lain melalui
pengambilan keputusan saat membeli. Selain itu, semakin tinggi skor
kerentanan konsumen akan pengaruh informasional menunjukkan
semakin tinggi kecenderungan konsumen untuk mencari tahu dan
mengenal suatu produk atau merk tertentu dari orang lain.
D. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah mahasisiwi aktif
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Seperti yang sudah dijelaskan
sebelumnya wanita menjadi konsumen yang cenderung akan melakukan
impulsive buying daripada laki-laki (Tifferet&Herstein, 2012).
Kriteria selanjutnya adalah subjek yang pernah atau lebih sering
belanja kosmetik di toko offline daripada online. Penentuan kriteria ini
diambil karena belanja di toko secara offline dan langsung melihat barang
atau produk yang diinginkan membuat konsumen mengalami pengalaman
yang positif dan konsumen juga mudah dalam mencari barang atau produk
yang diinginkannya (Bitner, 1992; Spies, Hesse & Loesch, 1997). Toko
offline yang memiliki penampilan yang menarik juga membuat konsumen
melakukan kegiatan belanjanya dengan santai dan dapat mengurangi stress
melalui belanja (Baker, Parasuraman, Grewal & Voss, 2002). Proses
penentuan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Metode
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
purposive sampling merupakan metode pengambil subjek sebagai sampel
berdasarkan kriteria-kriteria tertentu (Siregar, 2013).
E. Metode dan Alat Pengambilan Data
Pengambilan data dilakukan dengan metode survei menggunakan
skala. Skala yang digunakan dalam penelitian ini disusun ke bentuk skala
likert. Dalam pengerjaan skala ini, subjek diminta untuk menyatakan
kesesuaian-ketidaksesuaiannya terhadap setiap pernyataan atau item
dalam sebuah kontinum (Supratiknya, 2014). Pada penelitian ini, alat tes
yang digunakan terdiri dari 4 respon : “Sangat Sesuai”, “Sesuai”, “Tidak
Sesuai”, dan “Sangat Tidak Sesuai”. Setiap respon subjek akan diberi skor
dari rentang 1 (Sangat Tidak Sesuai) hingga 4 (Sangat Sesuai). Pilihan
jawaban netral tidak diberikan oleh peneliti untuk menghindari
kecenderungan subjek untuk memilih jawaban netral atau lebih dikenal
dengan sebutan central tendency effect (Azwar, 2012).
Variabel pembelian impulsif (impulsive buying) akan diukur dengan
mengadaptasi alat ukur dari Rook dan Fisher (1995). Skala ini terdiri dari
9 item yang mengukur kecenderungan pembelian impulsif pada konsumen
(impulsive buying tendency). Aturan penskoringan yang berlaku dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut : skor 1 diberikan pada respon
jawaban “sangat tidak sesuai” dan skor 4 diberikan pada respon jawaban
“sangat setuju”. Distribusi item pada skala pembelian impulsif (impulsive
buying) dapat dilihat pada tabel berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Tabel 1
Distribusi Item Skala Pembelian Impulsif (Impulsive Buying) sebelum uji
coba
Elemen Sebaran Item Jumlah Item
Keinginan yang tiba-tiba dan
spontan untuk membeli suatu
produk atau merk
Keadaan psikologis yang tidak
seimbang
Konflik psikologis
Berkurangnya penilaian
Kognitif
Tidak menghiraukan konsekuensi-
Konsekuensi
1, 6, 8
2, 4, 7
5
9
3
3 item
3 item
1 item
1 item
1 item
Jumlah 9 item
Variabel kerentanan konsumen (consumer’s susceptibility to
interpersonal influence) diukur dengan mengadaptasi skala yang dibuat
oleh Bearden dan Etzel (1982) dan Bearden et al. (1989). Skala ini terdiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
dari 12 item yang mencakup dimensi normatif (normative influence) dan
informasional (informational influence).
Tabel 2
Distribusi Item Skala Kerentanan Konsumen (Consumer’s Susceptibility
to Interpersonal Influence) sebelum uji coba
Dimensi Sebaran Item Jumlah Item
Pengaruh Normatif
Pengaruh Informasional
3, 8, 5, 11, 9, 2, 6, 12
4, 7, 10, 1
8 item
4 item
Jumlah 12 item
F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur
1. Validitas
Uji validitas merupakan kualitas esensial yang menunjukkan sejauh
mana suatu alat tes sungguh-sungguh mengukur variabel psikologis yang
diukur (Supratiknya, 2014). Kedua skala yang digunakan dalam penelitian
ini merupakan skala dalam bahasa asing maka peneliti akan melakukan
proses adaptasi skala ke dalam bahasa Indonesia. Tahap pertama yang
dilakukan oleh peneliti adalah dengan menerjemahkan skala ke dalam
Bahasa Indonesia. Kemudian setelah itu dilanjutkan ke tahap kedua yaitu
melakukan back translation. Back translation merupakan tahap dimana
hasil terjemahan dalam Bahasa Indonesia pada tahap pertama diubah lagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
ke dalam Bahasa Inggris guna melihat konsistensi makna dalam proses
terjemahan yang sudah dilakukan. Setelah proses tersebut selesai,
dilanjutkan ke tahap ketiga yaitu membandingkan skala asli dengan skala
yang sudah diterjemahkan oleh expert yang ahli di bidang Bahasa Inggris.
Setelah proses penerjemahan selesai, dilakukan pengujian validitas
isi. Validitas isi merupakan kesesuaian antara isi tes dan konstruk yang
diukurnya. Validitas ini dapat diperoleh melalui analisis logis atau empiris
terhadap seberapa memadai isi alat ukur mewakili ranah isi dari konstruk
yang diukur (Supratiknya, 2014). Peneliti melakukan validitas isi dengan
bantuan dari orang yang lebih ahli atau expert untuk memberikan penilaian
atas konten dari setiap item agar sesuai dengan tujuan konstruk yang akan
diukur. Dalam penelitian ini, uji validitas isi terpenuhi dengan meminta
dosen yang dirasa mampu dan kompeten untuk memberikan penilaian
pada keseluruhan item.
2. Kesahihan item
Kedua skala yang telah diadaptasi kemudian diujicobakan kepada
sampel yang memiliki karakteristik yang sama seperti populasi sasaran
subjek sesungguhnya. Skala tersebut diujicobakan kepada 77 mahasiswi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta untuk melihat dan menguji
kualitas dari setiap item dalam mengukur suatu variabel. Hal ini bertujuan
untuk memastikan bahwa skala yang digunakan bersifat homogen dan
memiliki daya diskriminasi yang tinggi (Supratiknya, 2014). Langkah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
pertama yang dilakukan untuk menguji kesahihan item adalah dengan
menghitung korelasi item total. Korelasi item total dapat dihitung dengan
menggunakan teknik pearson product moment correlation (Supratiknya,
2014).
Besarnya koefisien korelasi item total bergerak dari 0 hingga 1 baik
itu psoitif maupun negatif. Acuan skor yang digunakan untuk melihat item
tersebut memenuhi syarat adalah jika skor pada kolom corrected item-total
correlation lebih besar sama dengan 0,2 (Supratiknya, 2014). Item yang
memiliki skor lebih besar sama dengan 0,2 menunjukkan bahwa item
tersebut memiliki korelasi yang bagus dengan item lain dan memiliki daya
diskriminasi item yang memuaskan. Item yang menunjukkan skor dibawah
0,2 disebut sebagai item yang kurang memenuhi syarat sehingga item
tersebut lebih baik tidak digunakan atau diperbaiki kemudian dilakukan uji
coba kembali (Supratiknya, 2014). Azwar (2012) menyatakan bahwa
toleransi untuk tetap diberikan untuk item yang memiliki skor rendah dan
berada pada rentang skor 0,25 sampai dengan 0,30.
Tabel 3
Hasil Uji Kesahihan Item
No Item Skala Pembelian
Impulsif
Skala Kerentanan
Konsumen (CSII)
1 0,49 0,60
2 0,45 0,60
3 0,44 0,63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
4 0,65 0,62
5 0,55 0,50
6 0,37 0,49
7 0,66 0,44
8 0,60 0,47
9 0,70 0,27
10 - 0,59
11 - 0,57
12 - 0,50
Tabel 3 menunjukkan bahwa seluruh item pada skala Pembelian
Impulsif memiliki korelasi item total dengan rentang 0,37 sampai dengan
0,70 dimana hal tersebut menunjukkan bahwa seluruh item pada skala
Impulsive Buying memiliki skor korelasi item total yang baik. lebih dari
0,2. Hal tersebut menunjukkan bahwa item-item dalam skala Pembelian
Impulsif telah memenuhi syarat acuan skor menurut Supratiknya (2014)
yaitu lebih dari 0,2. Seluruh item pada skala Kerentanan Konsumen (CSII)
juga menunjukkan bahwa item-itemnya memenuhi syarat acuan skor.
Seperti yang dapat dilihat dari tabel 3, skala Kerentanan Konsumen (CSII)
memiliki korelasi item total dengan rentang 0,27 sampai dengan 0,63.
Dapat disimpulkan bahwa semua hasil korelasi item total yang terdapat di
tabel 3 telah memenuhi syarat acuan skor sehingga tidak ada item yang
perlu digugurkan. Dengan demikian variabel Pembelian Impulsif tetap
diukur dengan 9 item dan variabel Kerentanan Konsumen (CSII) diukur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
dengan 12 item dengan distribusi item setelah uji coba seperti pada tabel 4
dan 5.
Tabel 4
Distribusi Item Skala Pembelian Impulsif (Impulsive Buying) setelah uji
coba
Elemen Sebaran Item Jumlah Item
Keinginan yang tiba-tiba dan
spontan untuk membeli suatu
produk atau merk
Keadaan psikologis yang tidak
seimbang
Konflik psikologis
Berkurangnya penilaian
Kognitif
Tidak menghiraukan konsekuensi-
Konsekuensi
1, 6, 8
2, 4, 7
5
9
3
3 item
3 item
1 item
1 item
1 item
Jumlah 9 item
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Tabel 5
Distribusi Item Skala Kerentanan Konsumen (Consumer’s Susceptibility
to Interpersonal Influence) setelah uji coba
Dimensi Sebaran Item Jumlah Item
Pengaruh Normatif
Pengaruh Informasional
3, 8, 5, 11, 9, 2, 6, 12
4, 7, 10, 1
8 item
4 item
Jumlah 12 item
3. Reliabilitas
Reliabilitas merupakan konsistensi hasil pengukuran jika prosedur
pengetesannya dilakukan secara berulang kali terhadap suatu populasi
individu atau kelompok (AERA, APA, & NCME dalam Supratiknya,
2014). Reliabilitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil
pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau
lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama
pula. Uji reliabilitas diperlukan dalam sebuah alat ukur suatu penelitian
untuk memastikan alat ukur yang digunakan dapat dipercaya
kecermatannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Reliabilitas dapat diukur dengan menghitung koefisien reliabilitas
Alpha Cronbach (Supratiknya, 2014). Suatu alat ukur dapat dikatakan
memiliki reliabilitas yang baik ketika memiliki koefisien minimum
sebesar 0,60 (Siregar, 2013). Koefisien reliabilitas di bawah skor
minimum tersebut memiliki arti bahwa suatu alat ukur menjadi kurang
memadai untuk digunakan bagi perorangan karena hal tersebut
menunjukkan kesalahan baku skor cukup besar sehingga interpretasi skor
menjadi diragukan (Supratiknya, 2014).
Reliabilitas dari alat tes ini tidak hanya melihat pada skor koefisien
reliabilitas dari skala asli, tetapi juga mengacu pada hasil koefisien
reliabilitas ketika skala yang diadaptasi ini telah diujicobakan sebelumnya.
Skala asli Impulsive Buying dibuat dan dipublikasikan oleh Rook dan
Fisher (1995) memiliki koefisien reliabilitas skala asli sebesar 0,88. Skala
Consumer’s Susceptibility to Interpersonal Influence dari Bearden dan
Etzel (1982) dan Bearden et al. (1989) memiliki koefisien reliabilitas asli
sebesar 0,88 untuk dimensi pengaruh normatif dan 0,82 untuk dimensi
pengaruh informasional. Penting untuk menghitung ulang koefisien
reliabilitas suatu skala yang diadaptasi pada budaya yang berbeda karena
menurut Azwar (2012) koefisien reliabilitas suatu skala yang diberikan
pada satu kelompok subjek dalam suatu situasi dan kondisi akan sangat
mungkin memiliki perbedaan dengan satu kelompok subjek dalam situasi
dan kondisi lain yang berbeda.
Tabel 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Hasil Uji Reliabilitas Alat Ukur Penelitian
Variabel Koefisien Reliabilitas
Impulsive Buying
CSII (Pengaruh Normatif)
CSII (Pengaruh Informasional)
0,834
0,821
0,687
Seperti yang dapat dilihat pada tabel 6, hasil uji reliabilitas pada
skala Impulsive Buying adalah sebesar 0,834. Kemudian, skor 0,821
menunjukkan koefisien reliabilitas dari skala Consumer’s Susceptibility to
Interpersonal Influence untuk pengaruh normatif dan skor 0,687
menunjukkan koefisien reliabilitas dari pengaruh informasional. Oleh
karena hasil koefisien reliabilitas dari seluruh alat ukur telah memenuhi
syarat ≥ 0,60 seperti yang dinyatakan oleh Siregar (2013) maka semua alat
ukur yang telah diadaptasi memiliki reliabilitas yang dapat dipercaya.
G. Metode Analisis Data
Setelah semua data terkumpul dari seluruh subjek, data diolah
dengan menggunakan alat bantu olah statistika IBM SPSS versi 21.00
dengan menggunakan teknik analisis regresi linear. Pada penelitian ini
digunakan teknik analisis regresi linear sederhana yang merupakan metode
analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh satu variabel bebas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
(independent) terhadap satu variabel tak bebas atau tergantung
(dependent) (Siregar, 2013) Analisis ini digunakan peneliti untuk
mengetahui besarnya pengaruh keberadaan orang lain terhadap intensi
pembelian impulsif pada pembelian kosmetik.
H. TEKNIK ANALISIS DATA
1. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan upaya untuk mengetahui data
empirik yang diperoleh dari suatu populasi di lapangan
berdistribusi normal atau tidak berdistribusi normal (Siregar,
2013). Uji normalitas ini dapat dihitung dengan menggunakan uji
Kolmogorov Smirnov yang terdapat di IBM SPSS versi 21.00.
Data dikatakan terdistribusi normal jika diketahui Sig (p) > 0,05
(Suparno, 2011).
b. Uji Linearitas
Uji linearitas merupakan upaya untuk mengetahui apakah
variabel tak bebas atau tergantung (dependent) dan variabel bebas
(independent) memiliki hubungan linear (Siregar, 2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
2. Uji Hipotesis
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dari
variabel kerentanan konsumen terhadap intensi pembelian impulsif
pada pembelian kosmetik. Uji hipotesis dilakukan dengan analisis
korelasional parametrik jika data terdistribusi secara normal.
Kemudian, analisis korelasional non parametrik dilakukan jika data
tidak terdistribusi normal (Siregar, 2013). Uji hipotesis ini akan
dilakukan dengan menggunakan alat bantu program IBM SPSS versi
21.00.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 22 September – 7 Oktober
2017 dengan cara menyebarkan kuesioner secara online. Penyebaran
kuesioner dilakukan secara merata di kalangan mahasiswi aktif Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta. Jumlah subjek yang terkumpul dan mengisi
kuesioner adalah sebanyak 375 orang. Namun, peneliti menghilangkan 7
kuesioner karena kecenderungan sebagai data yang beridentitas sebagai
outlier. Istilah outlier disini mengacu pada data yang dapat mengacaukan
perhitungan uji normalitas karena nilainya jauh dari rata-rata data subjek
yang lain sehingga outlier perlu dihilangkan (Widhiarso, 2001). Pada
penelitian ini, outlier terlihat pada subjek yang mengisi dengan pola respon
yang sama pada beberapa item di kuesioner yang disebarkan. Oleh karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
itu, peneliti menggunakan data dari kuesioner yang berjumlah sebanyak 368
kuesioner.
B. Deskripsi Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data yang diperoleh
dari 368 mahasiswi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dari
keseluruhan data yang diperoleh, berikut merupakan informasi data
demografis berdasarkan usia :
Tabel 7
Deskripsi data subjek berdasarkan usia
Usia Frekuensi Persentase
17 – 20 tahun
21 - 24 tahun
> 26 tahun
198
168
2
53,80 %
45,65 %
0,53 %
Jumlah 368 100 %
Dari tabel 7 di atas diketahui bahwa penelitian ini di dominasi oleh
subjek wanita dengan rentang usia 17 – 20 tahun dengan presentase sebesar
53,80%. Kemudian sebanyak 168 subjek berada pada rentang usia 21 – 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
tahun dengan presentase sebesar 45,65%. Sedangkan subjek wanita dengan
usia lebih dari 26 tahun sebanyak 2 orang dengan presentase sebesar 0,53%.
Tabel 8
Deskripsi data subjek berdasarkan jenis e-money yang digunakan
E-money Frekuensi Persentase
Kartu Debit
Kartu Kredit
Tidak Keduanya
245
21
102
66,58 %
5,71 %
27,71 %
Jumlah 368 100 %
Dari tabel 8 di atas diketahui bahwa penelitian ini di dominasi oleh
subjek dengan pengguna kartu debit sebanyak 245 subjek dengan presentase
sebesar 66,58%. Kemudian sebanyak 102 subjek tercatat tidak
menggunakan kartu debit maupun kartu kredit dengan presentase sebesar
27,71%. Sedangkan subjek dengan pengguna kartu kredit tercatat sebanyak
21 orang dengan presentase sebesar 5,71%.
Tabel 9
Deskripsi data subjek berdasarkan uang saku setiap bulan
Uang saku Frekuensi Persentase
Rp 100.000 – Rp 500.000 68 18,48 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Rp 500.000 – Rp 1.000.000
Rp 1.000.000 – Rp 1.500.000
> Rp 1.500.000
88
140
72
23,91 %
38,04 %
19,57 %
Jumlah 368 100 %
Dari tabel 9 di atas dapat diketahui bahwa penelitian ini di dominasi
oleh subjek yang memiliki rentang uang saku Rp 1.000.000 – Rp 1.500.000
yaitu sebanyak 140 subjek dengan presentase sebesar 38,04%. Kemudian,
subjek yang memiliki rentang uang saku Rp 500.000 – Rp 1.000.000
sebanyak 88 subjek dengan presentase sebesar 23,91%. Subjek yang
memiliki rentang uang saku lebih dari Rp 1.500.000 tercatat sebanyak 72
subjek dengan presentase sebesar 19,57%. Sedangkan subjek yang memiliki
rentang uang saku Rp 100.000 – Rp 500.000 tercatat ada sebanyak 68 subjek
dengan presentase sebesar 18,48%.
C. Deskripsi Data Penelitian
Pada sub bab sebelumnya telah dipaparkan mengenai data
demografis penelitian yaitu usia, penggunaan e-money, dan uang saku setiap
bulan. Oleh karena itu, pada sub bab ini dipaparkan mengenai data yang
diperoleh dari 368 subjek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Tabel 10
Deskripsi statistik data penelitian
Variabel N Min Max Modus Mean
Empirik
Mean
Teoritik SD Sig.
Impulsive
Buying
CSII
(Normative)
CSII
(Informatio
nal)
368
368
368
9
8
4
36
32
16
19
16
12
20,88
17,93
11,78
22,5
20
10
3,928
3,734
1,972
0,000
0,000
0,000
Pada tabel 10 dapat diketahui bahwa skor Impulsive Buying yang
diperoleh subjek berkisar dari nilai 9 sebagai skor terendah dan 36 sebagai
skor tertinggi. Skor 19 adalah skor yang paling banyak muncul. Selanjutnya,
diperoleh mean teoritik yang dihitung secara manual sebesar 22,5 dan mean
empirik sebesar 20,88. Nilai signifikansi dari variabel Impulsive Buying
adalah sebesar 0,000 (< 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memiliki kecenderungan Impulsive
Buying yang cenderung rendah dan signifikan.
Skor yang paling banyak muncul pada variabel CSII dimensi
normatif adalah skor 16. Pada variabel ini, diperoleh mean teoritik sebesar
20 dan mean empirik sebesar 17,93. Dalam hal ini, mean teoritik lebih
besar daripada mean empirik. Nilai signifikansi pada perbedaan mean
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
teoritik dan mean empirik variabel ini adalah sebesar 0,000. Artinya,
subjek penelitian memiliki kerentanan yang cenderung rendah dan
signifikan terhadap pengaruh orang lain pada dimensi normatif.
Pada pengukuran skala CSII dimensi informasional, skor yang
paling sering muncul adalah skor 12. Dari data tersebut diketahui mean
teoritik adalah sebesar 10 sedangkan mean empirik sebesar 11,78. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa mean empirik lebih besar daripada mean
teoritik. Diketahui juga bahwa nilai signifikansi sebesar 0,000 (< 0,005)
pada perbedaan mean teoritik dan mean empirik. Hal ini menunjukkan
bahwa keseluruhan mahasiswi Universitas Sanata Dharma memiliki
kerentanan yang cenderung lebih tinggi dan signifikan terhadap pengaruh
orang lain pada dimensi informasional.
D. Analisis Data Penelitian
1. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan upaya yang dilakukan dalam
sebuah penelitian untuk melihat apakah sebaran data yang telah
terkumpul dari lapangan berdistribusi normal atau tidak (Siregar,
2013). Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan
menggunakan Kolmogorov Smirnov dengan SPSS versi 21.
Umumnya, sebaran data dikatakan normal jika nilai signifikansinya
(Sig.) lebih dari 0,05 (Suparno, 2011).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Tabel 11
Hasil Uji Normalitas Variabel Penelitian
Variabel Kolmogorov-Smirnov
(Sig.)
Impulsive Buying
CSII Pengaruh Normatif
CSII Pengaruh Informasional
0,000
0,000
0,000
Dari tabel 11 di atas, diketahui bahwa hasil uji normalitas
residual menggunakan Kolmogorov Smirnov adalah sebesar 0,018.
Dari hasil tersebut diketahui bahwa sebaran data kurang dari nilai
signifikansi yaitu 0,05, maka dapat dikatakan bahwa sebaran data
penelitian ini tidak normal.
b. Uji Linearitas
Setelah melakukan uji normalitas, selanjutnya peneliti
melakukan uji linearitas yang digunakan untuk untuk melihat apakah
variabel dependent dan variabel independent memiliki hubungan
yang linear atau berada dalam satu garis lurus (Siregar, 2013). Uji
linearitas dilakukan dengan menggunakan test for linearity dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
SPSS versi 21. Hubungan antar variabel dikatakan linear jika nilai
signifikansinya (p < 0,05) (Widhiarso, 2011).
Tabel 12
Hasil test for linearity
Variabel Sum of
Squares Df
Mean
Square F
Linearity
Sig.
Impulsive
Buying dan
CSII Normative
Impulsive
Buying dan CSII
Informational
599,251
41,557
1
1
599,251
41,57
45,736
2,784
0,000
0,096
Pada tabel 12 diketahui bahwa antara variabel Impulsive
Buying dengan variabel CSII dimensi normatif menunjukkan adanya
hubungan linear dengan nilai signifikansi 0,000 (p < 0,05). Namun,
antara variabel Impulsive Buying dengan CSII dimensi
informasional menunjukkan tidak adanya hubungan linear dimana
nilai signifikansinya lebih dari 0,05.
2. Uji Hipotesis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Hasil uji asumsi yang telah dipaparkan di atas menunjukkan
bahwa sebaran data dalam penelitian ini tidak terdistribusi normal dan
memiliki hubungan yang linier antar variabel Impulsive Buying dan
CSII dimensi normatif. Sedangkan antara variabel Impulsive Buying
dan CSII dimensi informasional tidak memiliki hubungan yang linier.
Dengan terpenuhinya uji asumsi, maka penelitian ini dilanjutkan
dengan menguji hipotesis menggunakan metode statistik korelasional
non parametrik.
Uji korelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Spearman’s Rho. Hal ini dilakukan karena uji normalitas menunjukkan
sebaran data yang tidak normal. Koefisien yang dihasilkan bergerak
dari -1 hingga +1 untuk melihat apakah hubungan antar variabel positif
atau negatif (Sarwono, 2006). Jika nilai signifikansi (p) < 0,05 maka
hubungan antar variabel signifikan. Sebaliknya jika nilai signifikansi
(p) > 0,05 maka hubungan antar variabel tidak signifikan (Sarwono,
2006)
Tabel 13
Hasil Uji Hipotesis Variabel Impulsive Buying dan CSII
Correlations
IB CSII
Normatif
CSII
Informasional
Spearman's
Rho
IB
Correlation
Coefficient
1,000 ,261** ,055
Sig. (1-tailed) . ,000 ,146
N 368 368 368
CSII
Normatif
Correlation
Coefficient
,261** 1,000 ,298**
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Sig. (1-tailed) ,000 . ,000
N 368 368 368
CSII
Informasional
Correlation
Coefficient
,055 ,298** 1,000
Sig. (1-tailed) ,146 ,000 .
N 368 368 368
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Berdasarkan tabel 16 di atas, dapat diketahui bahwa variabel
impulsive buying dengan variabel CSII dimensi normatif menunjukkan
korelasi yang positif dan signifikan (n = 368; r = 0,261; p = 0,000). Hal
ini berarti bahwa semakin tinggi pengaruh normatif pada individu maka
kecenderungan impulsive buying akan semakin tinggi. Berlaku juga
sebaliknya, semakin rendah pengaruh normatif pada individu maka
kecenderungan impulsive buying akan semakin rendah. Selain itu,
diketahui juga bahwa variabel impulsive buying dengan variabel CSII
dimensi informasional menunjukkan hubungan yang tidak signifikan (n
= 368; r = 0,055; p = 0,146). Hal ini berarti bahwa ada hubungan yang
tidak signifikan antara variabel impulsive buying dengan variabel CSII
dimensi informasional.
E. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
kecenderungan impulsive buying dengan kerentanan konsumen pada
pembelian kosmetik di kalangan mahasiswi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta. Adanya orang lain saat berbelanja mempengaruhi individu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
dalam proses pengambilan keputusan dalam membeli suatu produk atau
merk (Luo, 2005). Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang
signifikan antara impulsive buying dengan kerentanan konsumen akan
pengaruh normatif (r = 0,261; p = 0,000) sehingga hipotesis diterima.
Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan juga bahwa semakin
tinggi pengaruh normatif dari seseorang maka kecenderungan impulsive
buying akan semakin tinggi. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah
pengaruh normatif dari seseorang maka kecenderungan impulsive buying
akan semakin rendah.
Adanya orang lain yang menemani atau ikut serta saat aktivitas
belanja dapat meningkatkan dorongan untuk membeli lebih banyak atau
overspending pada konsumen (Borges,Chebat,&Babin, 2010). Selain itu,
adanya orang lain saat belanja juga dapat meningkatkan emosi positif pada
konsumen sehingga konsumen akan merasa sangat antusias, good mood dan
sangat menikmati aktivitas belanja mereka. Menurut Luo (2005), kehadiran
orang lain saat berbelanja cenderung memiliki pengaruh normatif dalam
proses pengambilan keputusan untuk membeli produk dan merk kosmetik
tertentu pada konsumen. Pengaruh normatif disini merujuk kepada
kecenderungan individu untuk menyesuaikan diri dan memenuhi harapan
orang lain (Bearden et al., 1989). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
impulsive buying berhubungan secara positif dan signifikan dengan
pengaruh normatif. Hal tersebut menunjukkan bahwa subjek dalam
penelitian ini akan cenderung membeli produk dan merk secara spontan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
overspending ketika mereka merasa produk dan merk yang dibeli akan
disukai dan diterima oleh orang-orang di sekitarnya (Bearden et al, 1992).
Hal ini selaras dengan teori yang dicetuskan oleh Fishbein dan Ajzen (1975)
mengenai teori perilaku berencana bahwa intensi berperilaku tidak hanya
ditentukan oleh sikap terhadap perilaku itu sendiri tetapi juga karena adanya
dorongan untuk memenuhi norma sosial.
Budaya kolektivis menunjukkan tingkat kerentanan yang lebih
tinggi terhadap pengaruh normatif (Ebren, 2009). Hal ini disebabkan oleh
budaya kolektivis yang cenderung meningkatkan citra diri mereka dengan
cara menggunakan atau membeli produk dan merk yang sama dan diterima
oleh orang-orang di sekitarnya. Selain itu, mereka juga cenderung memiliki
kesediaan untuk memenuhi dan mengikuti harapan orang lain agar
mendapat penerimaan dari lingkungannya (Ebren, 2009). Budaya kolektivis
juga mengutamakan kesejahteraan bersama atau kelompok daripada budaya
individualistik (Ebren, 2009). Indonesia sendiri merupakan negara yang
memiliki budaya kolektivis yang sangat kuat (Mangundjaya, 2013). Oleh
karena itu, pernyataan di atas mendukung hipotesis penelitian ini yaitu
pengaruh normatif memiliki hubungan yang signifikan dengan impulsive
buying pada mahasiswi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selain itu
hal tersebut juga menunjukkan bahwa subjek penelitian memiliki kesediaan
untuk memenuhi harapan orang lain dan cenderung untuk membeli produk
dan merk kosmetik yang banyak digunakan oleh orang lain dan mereka rasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
orang lain akan menyukainya. Hal tersebut dilakukan untuk mendapat
penerimaan sosial dari lingkungannya.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara impulsive buying dengan pengaruh normatif dari
keberadaan orang lain. Namun, hasil analisis menunjukkan skor korelasi
yang rendah (r = 0,261) (Sarwono, 2006). Hal ini disebabkan oleh
banyaknya faktor yang mempengaruhi impulsive buying yang dapat diteliti
lebih lanjut. Faktor – faktor yang mempengaruhi orang lain antara lain
suasana hati atau mood (Beatty&Ferrell, 2002), penataan display dan layout
yang terdapat di toko atau pusat perbelanjaaan (Crawford&Melewar, 2003;
Tendai&Crispen, 2009), dan desain dari toko atau pusat perbelanjaan yang
meliputi dominansi warna, wangi, dan background musik (Mattila&Wirtz,
2008; Tinne, 2010). Selain itu, faktor ketersediaan uang (Beatty&Ferrell,
1998; Foroughi, Buang & Sadeghi, 2012), keberadaan sales atau SPG di
pusat perbelanjaan (Mattila&Wirtz, 2008; Tinne, 2010), dan karakteristik
serta harga produk juga dapat merupakan faktor yang mempengaruhi
impulsive buying (Rook, 1987; Silvera, Lavack & Kropp, 2008;
Wong&Zhou, 2003).
Hasil analisis data menunjukkan hubungan tidak signifikan antara
impulsive buying dan pengaruh informasional (n = 368 ; r = 0,55 ; p = 0,146)
sehingga dapat dinyatakan bahwa hipotesis ditolak. Hal ini dapat
disebabkan oleh mayoritas mahasiswi Universitas Sanata Dharma lebih
mempertimbangkan produk dan merk kosmetik yang lebih banyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
digunakan oleh orang lain daripada mencari informasi mengenai produk dan
merk yang sama sekali belum mereka ketahui dan tidak banyak digunakan
oleh orang lain. Pernyataan diatas selaras dengan penelitian yang dilakukan
sebelumnya bahwa dalam budaya kolektivis, pengaruh normatif memiliki
pengaruh yang lebih besar terhadap konsumen dalam membeli suatu produk
dan merk daripada pengaruh informasional (D’Rozario&Choudhury, 2000;
Ebren, 2009; Khare, Mishra, Parveen & Srivastava, 2011). Hal ini
disebabkan oleh masyarakat kolektivis cenderung akan bersikap dan
bertindak sesuai dengan norma kelompok sosialnya sehingga hal tersebut
menunjukkan tingkat konformitas yang tinggi agar mendapat penghargaan
sosial seperti disukai dan diterima oleh orang lain. (Khare, Mishra,
Parveen&Srivastava, 2011).
Penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswi Universitas Sanata
Dharma memiliki kecenderungan impulsive buying yang cenderung rendah.
Hal ini dapat dilihat dari data yang menunjukkan bahwa mean teoritik yang
lebih tinggi dibandingkan dengan mean empiris (22,5 > 20,88) dengan nilai
signifikansi sebesar 0,000 (< 0,05). Data tersebut menunjukkan terdapat
perbedaan yang signifikan antara mean teoritik dan mean empiris pada
variabel kecenderungan impulsive buying. Kecenderungan impulsive buying
yang rendah menunjukkan bahwa individu cenderung menggunakan
pertimbangan rasional daripada emosional. Selain itu, individu
menggunakan pertimbangan yang hati-hati sebelum membeli suatu produk
atau merk (Verplanken, Herabadi, Perry, & Silvera, 2005). Oleh karena itu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
subjek penelitian ini lebih mengutamakan pertimbangan rasional dan tidak
membeli suatu produk atau merk dengan didasari oleh dorongan emosional.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kerentanan
konsumen akan pengaruh normatif dengan kecenderungan impulsive buying
pada pembelian kosmetik di kalangan mahasiswi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta terhadap pembelian kosmetik (r = 0,261; p < 0,005)
sehingga dapat dikatakan bahwa hipotesis diterima. Hal ini menunjukkan
bahwa semakin tinggi kerentanan konsumen akan pengaruh normatif pada
mahasiswi maka kecenderungan impulsive buying semakin tinggi. Begitu
pula sebaliknya, semakin rendah kerentanan konsumen akan pengaruh
normatif pada mahasiswi maka kecenderungan impulsive buying semakin
rendah.
Berbeda dengan pengaruh normatif, kerentanan konsumen akan
pengaruh informasional menunjukkan hubungan yang tidak signifikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
dengan kecenderungan impulsive buying pada pembelian kosmetik di
kalangan mahasiswi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta (r = 0,055 ; p
> 0,005) sehingga dapat dikatakan bahwa hipotesis kedua ditolak.
B. Keterbatasan Penelitian
Sebaran data dalam penelitian ini tidak terdistribusi secara normal
Oleh karena itu bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk dapat mencari
subjek lebih banyak lagi sehingga jumlah subjek dapat dikatakan sebagai
jumlah yang representatif dan hasil penelitian dapat digeneralisasikan.
Selain itu, penelitian ini kurang spesifik pada satu kelompok teman belanja.
Teman belanja dapat dikelompokkan menjadi anggota keluarga, teman
sebaya atau teman dekat dan kolega (Luo, 2005).
C. Saran
a. Bagi Mahasiswa
Penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan
pada pengaruh normatif dan kecenderungan impulsive buying pada
mahasiswi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Subjek disarankan
untuk menjadikan saran, pilihan, ataupun harapan dari orang lain
sebagai backup plan dan tidak menjadikan hal-hal tersebut sebagai
faktor dan ketentuan utama dalam proses pengambilan keputusan untuk
membeli sesuatu dalam hal ini produk dan merk kosmetik. Hal tersebut
dapat merugikan diri sendiri karena produk dan merk kosmetik yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
digunakan oleh kebanyakan orang belum tentu sesuai dan cocok jika
digunakan pada diri sendiri. Mencari informasi mengenai review suatu
produk dan merk di website resmi atau pada pihak yang berpengalaman
dapat menjadi opsi sebelum memutuskan untuk membeli suatu produk
dan merk yang benar-benar dibutuhkan.
b. Bagi Penelitian Selanjutnya
Sebaran data dalam penelitian ini tidak terdistribusi secara normal
sehingga bagi penelitian-penelitian selanjutnya, diharapkan untuk
melibatkan jumlah subjek yang lebih banyak agar dapat mewakili
populasi. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah ada banyak faktor lain
yang mempengaruhi kecenderungan impulsive buying. Oleh karena itu
bagi penelitian selanjutnya, diharapkan untuk dapat lebih menggali
lebih dalam dan mempertimbangkan mengenai faktor-faktor lain yang
mempengaruhi kecenderungan impulsive buying.
Selain itu bagi penelitian selanjutnya yang ingin mendalami lebih
lanjut mengenai alat ukur Consumer’s Susceptibility to Interpersonal
Influence dari Bearden et al. (1989), agar lebih dapat menggali lebih
dalam mengenai item-item yang mengukur pengaruh informasional
karena hanya ada 4 item yang mengukur pengaruh informasional. Hal
tersebut dapat dilakukan dengan mencari lebih banyak penelitian-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
penelitian lain atau dapat menggunakan metode eksperimen untuk
mengukur pengaruh informasional tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
85% of Consumers Prefer to Shop in Physical Stores. (15 Juni 2015). Diakses pada
13 April 2017, dari : https://www.timetrade.com/about/news-events/news-
item/study-85-of-consumers-prefer-to-shop-at-physical-stores-vs-online/
Abbas, A., & Bashir, B. (2015). Impact of Cognitive and Affective Process of
Decision Making on Impulse Purchase. Institute of Business and
Management, University of Engineering and Technology, Lahore, Pakistan,
27 (1), 467-473
Advantages of Online Shopping and its Disadvantages. (17 November 2013).
Diakses pada 23 Januari 2018, dari : http://www.ebay.com/gds/Advantages-
of-Online-Shopping-and-its-Disadvantages-/10000000177896151/g.html
Amos, C., Holmes, G. R., & Keneson, W. C. (2014). A meta-analysis of consumer
impulse buying. Journal of Retailing and Consumer Services, 21(2), 86–97.
https://doi.org/10.1016/j.jretconser.2013.11.004
Arslan, B. (2015). The influence of credit card usage on impulsive buying.
International Journal of Physical and Social Sciences, 5(7), 235–251.
Asia Personal Care & Cosmetics Market Guide. (2016). Diakses pada 6 Desember
2017, dari :
https://www.trade.gov/industry/materials/AsiaCosmeticsMarketGuide.pdf
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Awan, A. G., & Abbas, N. (2015). Impact of Demographic Factors on Impulse
Buying Behavior of Consumers in Multan-Pakistan. European Journal of
Business and Management, 7(22), 96–105.
Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. (2010). Peraturan Kepala
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia tentang
Persyaratan Teknis Kosmetika nomor HK. 03.1.23.12.10.12459. Jakarta :
BPOM
Baker, J., Parasuraman, A., Grewal, D., & Voss, G. B. (2002). The influence of
multiple store environment cues on perceived merchandise value and
patronage intentions. Journal of marketing, 66(2), 120–141.
Baumeister, R. F. (2002). Yielding to Temptation: Self-Control Failure, Impulsive
Purchasing, and Consumer Behavior. Journal of Consumer Research, 28(4),
670–676.
Bayley, G., & Nancarrow, C. 1998. Impulse Purchasing: A Qualitative Exploration
of the Phenomenon. Qualitative Market Research: An International Journal, 1(2).
99-114
Bearden, W. O., & Etzel, M. J. (1982). Reference Group Influence on Product and
Brand Purchase Decisions. Journal of Consumer Research, 9, 183–194.
Bearden, W. O., Netemeyer, R. G., & Teel, J. E. (1989). Measurement of consumer
susceptibility to interpersonal influence. Journal of consumer research,
15(4), 473–481.
Bhakat, R. S., & Muruganantham, G. (2013). A Review of Impulse Buying
Behavior. International Journal of Marketing Studies, 5(3).
https://doi.org/10.5539/ijms.v5n3p149
Bitner, M. J. (1992). Servicecapes: The Impact of Physical Surroundings on
Customers and Employees. Journal of Marketing, 56, 57–71.
Borges, A., Chebat, J.-C., & Babin, B. J. (2010). Does a companion always enhance
the shopping experience? Journal of Retailing and Consumer Services,
17(4), 294–299. https://doi.org/10.1016/j.jretconser.2010.02.007
Burnkrant, R. E., & Cousineau, A. (1975). Informational and normative social
influence in buyer behavior. Journal of Consumer research, 2(3), 206–215.
Cheng, Y. H., Chuang, S. C., Wang, S. M., & Kuo, S. Y. (t.t.). The effect of
companion’s gender on impulsive purchasing: the moderating factor of
cohesiveness and susceptibility to interpersonal influence. Journal of
Applied Social Psychology, 43, 227–236. https://doi.org/10.1111/j.1559-
1816.2012.00977
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Coley, A & Burgess, B. (2003). Gender Differences in Cognitive and Affective
Impulse Buying. Journal of Fashion Marketing and Management: An
International Journal, 7 (3), 282-295.
Cosmetic Purchasing Trends-Survey Report. (10 Agustus 2016). Diakses pada 6
Desember 2017, dari : https://blog.jakpat.net/cosmetic-purchasing-trends-
survey-report/
Crawford, G., & Melewar, T. C. (2003). The importance of impulse purchasing
behaviour in the international airport environment. Journal of Consumer
behaviour, 3(1), 85–98.
D’Rozario, D., & Choudhury, P. K. (2000). Effect of assimilation on consumer
susceptibility to interpersonal influence. Journal of Consumer Marketing,
17(4), 290–307. https://doi.org/10.1108/07363760010335321
DeMarais, R. A. (2015). Validation of the Suscep Scale: An Independent Second
Look. Dalam Proceedings of the 1990 Academy of Marketing Science
(AMS) Annual Conference (hlm. 8–12). Springer.
Department of Marketing, Faculty of Management and Finance, University of
Ruhuna, Wallamadama, Matara, Sri Lanka, & Dinesha, P. K. C. (2017). The
Effect Of Money Availability For Shopping On Impulsive Purchasing In
Different Cultures: The Moderating Effect Of Influence Of Shopping
Companion. People: International Journal of Social Sciences, 3(2), 1014–
1028. https://doi.org/10.20319/pijss.2017.32.10141028
Dinesha, P.K.C. (2016). The Effect of Situational Factors on Unplanned Buying of
Fashionable Garments : A Special Reference of Norway and Sri Lanka.
Journal of Marketing, 1(1), 32-40.
Dittmar, H., Beattie, J., & Friese, S. (1995). Objects, Decision Considerations and
Self Image in Men’s and Women’s Impulse Purchases, 1–13.
Djudin, Tomo. (2013). Statistika Parametrik – Dasar Pemikiran dan Penerapannya
dalam Penelitian. Yogyakarta : Tiara Wacana
Do we buy cosmetics because they are useful or because they make us feel good?.
(22 Juli 2011). Diakses pada 6 Desember 2017, dari :
https://www.sciencedaily.com/releases/2011/07/110721095846.htm
Dong-Jenn, Yang., Lee, C.W. (2016). In-Store Promotional Mix and the Effects on
Female Consumer Buying Decisions in Relation to Cosmetics Products.
International Journal of Management, Economics and Social Sciences,
5(2), 35-56.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Ebitu, E. T. (2015). Impulse Buying Behaviour and Demographic Analysis among
University of Calabar Students, Nigeria. Journal of Marketing and
Consumer Research, 17, 42–48.
Ebren, F. (2009). Susceptibility to interpersonal influence: A study in Turkey.
Social Behavior and Personality: An International Journal, 37(8), 1051–
1063. https://doi.org/10.2224/sbp.2009.37.8.1051
Ekeng, A. B., Lifu, F. L., & Asinya, F. A. (2012). Effect of demographic
characteristics on consumer impulse buying among consumers of Calabar
municipality, cross river state. Academic Research International, 3(2), 568.
Gender Marketing : Why Women and Men Shop Differently Even Online. (29
Desember 2016). Diakses pada 23 Januari 2018, dari :
https://www.ispo.com/en/trends/id_79693454/why-women-and-men-shop-
differently-even-online.html
Ghani, U., & Jan, F. A. (2010). An Exploratory Study of The Impulse Buying
Behaviour of Urban Consumers in Peshawar. International Conference on
Business and Economics Research, 1, 157–159.
Gunawan, M. P. (2016). Impulse Buying And Hedonic Consumption Behaviour On
Three Indonesian Ethnicities. ., 1–11.
Hadjali, H. R., Salimi, M., Nazari, M., & Ardestani, M. S. (2012). Exploring main
factors affecting on impulse buying behaviors. Journal of American
Science, 8(1), 245–251.
Harmancioglu, N., Zachary Finney, R., & Joseph, M. (2009). Impulse purchases of
new products: an empirical analysis. Journal of Product & Brand
Management, 18(1), 27–37. https://doi.org/10.1108/10610420910933344
Holmlund, M., Hagman, A., & Polsa, P. (2011). An exploration of how mature
women buy clothing: empirical insights and a model. Journal of Fashion
Marketing and Management: An International Journal, 15(1), 108–122.
https://doi.org/10.1108/13612021111112377
Huang, Y., Shi, J., & Wang, L. (2012). Consumer susceptibility to interpersonal
influence in Mainland China: SUSCEP in China. Asian Journal of Social
Psychology, 15(2), 140–144. https://doi.org/10.1111/j.1467-
839X.2011.01365.x
Indonesia Lahan Subur Kosmetik. Diakses pada 16 Mei 2017, dari :
http://kemenperin.go.id/artikel/5897/Indonesia-Lahan-Subur-Industri-
Kosmetik
Indonesia Pasar Potensial Bagi Industri Kosmetik. (28 Maret 2013). Diakses pada
22 Februari 2017, dari :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
http://indonesianconsume.blogspot.co.id/2013/03/indonesia-pasar-
potensial-bagi-industri.html
Indonesian Cosmetic Industry : Ministry of Industry Deputy Director on the Vast
Market Opportunity. (30 Juni 2016). Diakses pada 22 Februari 2017, dari :
https://www.prnewswire.com/news-releases/indonesian-cosmetics-
industry-ministry-of-industry-deputy-director-on-the-vast-market-
opportunity-300292596.html
Indonesia’s Personal and Beauty Care Market Sees Strong Growth. (21 September
2016). Diakses pada 22 Februari 2017, dari : http://www.cosmoprof-
asia.com/blog/index.php/indonesias-personal-and-beauty-care-market-
sees-strong-growth/
Indonesia’s Cosmetics Market. (2014). Diakses pada 22 Februari 2017, dari :
http://www.gbgindonesia.com/en/manufacturing/article/2014/indonesia_s_
cosmetics_market.php
Industri Kosmetik di Indonesia Semakin Cantik. (24 September 2017). Diakses
pada 27 Januari 2018, dari :
https://kumparan.com/@kumparannews/industri-kosmetik-di-indonesia-
semakin-cantik
Jamal, M., & Lodhi, S. (2015). Consumer Shopping Behavior in Relation to Factors
Influencing Impulse Buying: A Case of Superstores in Karachi, Pakistan.
International Journal of Scientific and Research Publications, 41.
Jones, M. A., Reynolds, K. E., Weun, S., & Beatty, S. E. (2003). The product-
specific nature of impulse buying tendency. Journal of Business Research,
56(7), 505–511. https://doi.org/10.1016/S0148-2963(01)00250-8
Kacen, J. J., & Lee, J. A. (2002). The influence of culture on consumer impulsive
buying behavior. Journal of consumer psychology, 12(2), 163–176.
Kalla, S. M., & Arora, A. P. (2011). Impulse Buying: A Literature Review. Global
Business Review, 12(1), 145–157.
https://doi.org/10.1177/097215091001200109
Khare, A. (2014). Consumers’ susceptibility to interpersonal influence as a
determining factor of ecologically conscious behaviour. Marketing
Intelligence & Planning, 32(1), 2–20. https://doi.org/10.1108/MIP-04-
2013-0062
Khare, A., Mishra, A., Parveen, C., & Srivastava, R. (2011). Influence of
consumers’ susceptibility to interpersonal influence, collective self-esteem
and age on fashion clothing involvement: A study on Indian consumers.
Journal of Targeting, Measurement and Analysis for Marketing, 19(3–4),
227–242.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Kivetz, R., & Simonson, I. (2002). Earning the Right to Indulge : Effort as a
Determinant of Customer Preferences Toward Frequency Program
Rewards. Journal of Marketing Research, 39, 155-170.
Kollat, D. T., & Willett, R. P. (1967). Customer Impulse Purchasing Behavior.
Journal of Marketing Research, 4(1), 21. https://doi.org/10.2307/3150160
Kropp, F., Lavack, A. M., & Holden, S. J. S. (1999). Smokers and beer drinkers:
values and consumer susceptibility to interpersonal influence. Journal of
Consumer Marketing, 16(6), 536–557.
https://doi.org/10.1108/07363769910297498
Lee, M. K., Cheung, C. M., Sia, C. L., & Lim, K. H. (2006). How positive
informational social influence affects consumers’ decision of Internet
shopping? Dalam System Sciences, 2006. HICSS’06. Proceedings of the
39th Annual Hawaii International Conference on (Vol. 6, hlm. 115a–115a).
IEEE.
Li, X., Wong, W., Lamoureux, E. L., & Wong, T. Y. (2012). Are Linear Regression
Techniques Appropriate for Analysis When the Dependent (Outcome)
Variable Is Not Normally Distributed? Investigative Opthalmology & Visual
Science, 53(6), 3082. https://doi.org/10.1167/iovs.12-9967
Luo, X. (2005). How does shopping with others influence impulsive purchasing?
Journal of Consumer Psychology, 15(4), 288–294.
M. Geetha & Bharadhwaj, S. (2016). Impulse Buying Behavior in India – An
Overview. Asian Journal of Business Research, 6 (1), 49-66.
Makgosa, R., & Mohube, K. (2007). Peer influence on young adults’ products
purchase decisions. African Journal of Business Management, 1(3), 64.
Mangleburg, T. F., Doney, P. M., & Bristol, T. (2004). Shopping with friends and
teens’ susceptibility to peer influence. Journal of Retailing, 80(2), 101–116.
https://doi.org/10.1016/j.jretai.2004.04.005
Mangundjaya, W. L. (2013). Is there cultural change in the national cultures of
Indonesia. Dalam Steering the cultural dynamics. Selected papers from the
2010 Congress of the International Association for Cross-cultural
Psychology. Melbourne: IACCP. p (hlm. 59–68).
Mattila, A. S., & Wirtz, J. (2008). The role of store environmental stimulation and
social factors on impulse purchasing. Journal of Services Marketing, 22(7),
562–567. https://doi.org/10.1108/08876040810909686
Maurer Herter, M., Pizzutti dos Santos, C., & Costa Pinto, D. (2014). “Man, I shop
like a woman!” The effects of gender and emotions on consumer shopping
behaviour outcomes. International Journal of Retail & Distribution
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Management, 42(9), 780–804. https://doi.org/10.1108/IJRDM-03-2013-
0066
Mendenhall, Cole. 2015. The Phenomenon of Impulse Buying. University of
Missouri., 1-5. http://artifactsjournal.missouri.edu/2015/01/the-
phenomenon-of-impulse-buying/
Mick, D. G., & Demoss, M. (1990). Self-Gifts: Phenomenological Insights from
Four Contexts. The Journal of Consumer Research, 17(3), 322–332.
Mohan, G., Sivakumaran, B., & Sharma, P. (2013). Impact of Store Environment
on Impulse Buying Behavior. European Journal of Marketing, 47(10),
1711-1732.
Mourali, M., Laroche, M., & Pons, F. (2005). Individualistic orientation and
consumer susceptibility to interpersonal influence. Journal of Services
Marketing, 19(3), 164–173. https://doi.org/10.1108/08876040510596849
Muratore, I. (2016). Teens as impulsive buyers: what is the role of price?
International Journal of Retail & Distribution Management, 44(11), 1166–
1180. https://doi.org/10.1108/IJRDM-08-2015-0120
Netemeyer, R. G., Bearden, W. O., & Teel, J. E. (1992). Consumer susceptibility
to interpersonal influence and attributional sensitivity. Psychology &
Marketing, 9(5), 379–394.
Parakh, A., Bindal, S., & Saldanha, A. (2016). Impulse buying behavior in
adolescents. Imperial Journal of Interdisciplinary Research, 2(4).
Park, J., & Lennon, S. J. (2006). Psychological and environmental antecedents of
impulse buying tendency in the multichannel shopping context. Journal of
consumer Marketing, 23(2), 56–66.
Peck, J., & Childers, T. L. (2006). If I touch it I have to have it: Individual and
environmental influences on impulse purchasing. Journal of Business
Research, 59(6), 765–769. https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2006.01.014
Perkembangan Pasar Industri Kosmetik di Indonesia 2010-2015. (17 Juni 2016).
Diakses pada 12 Oktober 2017, dari : http://cci-
indonesia.com/2016/06/17/perkembangan-pasar-industri-kosmetik-di-
indonesia-2010-2015/
Produk Kosmetik Lokal Insecure, Remaja Pilih Merek Luar? (24 November 2014).
Diakses pada 7 September 2016, dari :
http://www.marsindonesia.com/newsletter/produk-kosmetik-lokal-
insecure-remaja-pilih-merek-luar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Purwanto, E.A., & Sulistyastuti, D. R. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Untuk
Administrasi Publik dan Masalah-Masalah Sosial. Yogyakarta : Gaya
Media.
Ramanathan, S., & Menon, G. (2006). Time-varying effects of chronic hedonic
goals on impulsive behavior. Journal of Marketing Research, 43(4), 628–
641.
Razdan, R., Das, M. & Sohoni, A. (2013). The Evolving Indonesian Consumer.
http://www.omron.id/img/pdf/id/Indonesia%20Consumer%20Report%202
014.pdf
Roberts, J. A., & Jones, E. (2001). Money attitudes, credit card use, and compulsive
buying among American college students. Journal of Consumer Affairs,
35(2), 213–240.
Roberts, J. A., & Manolis, C. (2012). Cooking Up a Recipe for Self-Control: The
Three Ingredients of Self-Control and its Impact on Impulse Buying. The
Journal of Marketing Theory and Practice, 20(2), 173–188.
https://doi.org/10.2753/MTP1069-6679200204
Rook, D.W. & Hoch, S.J. (1985). Consuming Impulses. Advances in Consumer
Research, 12, 23-27.
Rook, D.W. (1987). The Buying Impulse. The Journal of Consumer Research, 14
(2), 189-199
Rook, D. W., & Fisher, R. J. (1995). Normative influences on impulsive buying
behavior. Journal of consumer research, 22(3), 305–313.
Santosa, P.B. & Ashari. (2005). Analisis Statistik dengan Microsoft Excel dan
SPSS. Yogyakarta : Andi Offset.
Sarwono, J. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta :
Graha Ilmu
Silvera, D. H., Lavack, A. M., & Kropp, F. (2008). Impulse buying: The Role of
Affect, Social Influence, and Subjective Wellbeing. Journal of Consumer
Marketing, 25(1), 23–33.
Siregar, S. (2013). Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta : Bumi
Aksara
Spending Behaviour : Why Women Enjoy Shopping but Most Men Don’t. (10
Oktober 2016). Diakses pada : 23 Januari 2018, dari :
https://economictimes.indiatimes.com/wealth/spend/spending-behaviour-
why-women-enjoy-shopping-but-most-men-
dont/articleshow/54749973.cms
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Spies, K., Hesse, F., & Loesch, K. (1997). Store atmosphere, mood and purchasing
behavior. International Journal of Research in Marketing, 14(1), 1–17.
Stern, H. (1962). The Significance of Impulse Buying Today. Journal of Marketing,
26(2), 59. https://doi.org/10.2307/1248439
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :
Alfabeta
Supratiknya, A. (2014). Pengukuran Psikologis. Yogyakarta : Universitas Sanata
Dharma
Supratiknya. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dalam Psikologi.
Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma
Survey Google: 1 dari 2 orang Indonesia yang belum mengadopsi e-commerce akan
segera berbelanja online. (2 April 2014). Diakses pada 16 Mei 2017, dari :
https://id.techinasia.com/survey-google-1-dari-2-orang-indonesia-yang-
belum-mengadopsi-ecommerce-akan-segera-berbelanja-online
Survey : 5 in 6 Americans admit to impulse buys. (24 Januari 2016). Diakses pada
13 Februari 2017, dari : https://www.creditcards.com
The State of Retail 2015. Diakses pada 13 April 2017, dari Time Trade :
https://www.timetrade.com/resource/the-state-of-retail-2015-
report/?doc=eyJyaWQiOiIyIiwicGlkIjoyNzc3fQ
The Way We Buy Beauty Now. (26 Mei 2016). Diakses pada 15 Mei 2017, dari
https://www.racked.com/2016/5/26/11674106/buying-beauty-sephora-
department
Tifferet, S., & Herstein, R. (2012). Gender differences in brand commitment,
impulse buying, and hedonic consumption. Journal of Product & Brand
Management, 21(3), 176–182.
https://doi.org/10.1108/10610421211228793
Tinne, W. S. (2010). Impulse purchasing: A literature overview. ASA University
Review, 4(2), 65–73.
Tinne, W. S. (2011). Factors affecting impulse buying behavior of consumers at
superstores in Bangladesh. ASA University Review, 5(1), 209–220.
Tren dan Perilaku Pasar Kosmetik Indonesia Tahun 2017. (2 Agustus 2017).
Diakses pada 27 Januari 2018, dari : http://sigmaresearch.co.id/tren-dan-
perilaku-pasar-kosmetik-indonesia-tahun-2017/
Verplanken, B., & Herabadi, A. (2001). Individual differences in impulse buying
tendency: feeling and no thinking. European Journal of Personality, 15(S1),
S71–S83. https://doi.org/10.1002/per.423
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Verplanken, B., Herabadi, A.G., Perry, J.A., & Silvera, D.H. (2005). Consumer
Style and Health : The Role of Impulsive Buying In Unhealthy Eating.
Psychology and Health, 20 (4), 429-441.
Vohs, K. D., & Faber, R. J. (2007). Spent resources: Self-regulatory resource
availability affects impulse buying. Journal of consumer research, 33(4),
537–547.
Vidhya, J. & Tamizhjyothi, K. (2014). Consumer Attitude Towards Impulsive
Buying of Cosmetics Products. International Journal of Research in Social
Sciences, 4(6), 89-94.
Vishnu, P., & Raheem, A.R. (2013). Factors Influencing Impulse Buying Behavior.
European Journal of Scientific Research, 100 (3), 67-79
Waktu yang dihabiskan Konsumen Indonesia Saat Mengunjungi Toko Online. (16
Januari 2018). Diakses pada 23 Januari 2018, dari :
https://iprice.co.id/trend/insights/riset-dan-data-waktu-yang-dihabiskan-
konsumen-indonesia-saat-mengunjungi-toko-online/
What Motivates Impulse Buying? (18 Juli 2012). Diakses pada 18 September 2016,
dari : https://www.psychologytoday.com/blog/sold/201207/what-
motivates-impulse-buying
Widhiarso, W. (2001). Berurusan dengan Outliers. Fakultas Psikologi UGM, 1-4.
Widhiarso, W. (2010). Uji Linieritas Hubungan. Fakultas Psikologi UGM, 1-6.
Widhiarso, W. (2011). Menghitung Koefisien Alpha Berstrata. Fakultas Psikologi
UGM, 1-6.
Wood, M. (1998). Socio-economic status, delay of gratification, and impulse
buying. Journal of economic psychology, 19(3), 295–320.
Workman, J. E. (2010). Fashion Consumer Groups, Gender, and Need for Touch.
Clothing and Textiles Research Journal, 28(2), 126–139.
https://doi.org/10.1177/0887302X09356323
Wu, G. (2011). Country image, informational influence,
collectivism/individualism, and brand loyalty: exploring the automobile
purchase patterns of Chinese Americans. Journal of Consumer Marketing,
28(3), 169–177. https://doi.org/10.1108/07363761111127590
Youn, S., & Faber, R.J. (2000). Impulse Buying: Its Relation to Personality Traits
& Cues. Advances in Consumer Research, 27, 179-185.
http://acrwebsite.org/volumes/8383/volumes/v27/NA-27
Yuan, K.K.Y., Zhong. Y., & Chau, P.Y.K. (2014). Informational and Normative
Social Influence in Group-Buying : Evidence from Self Reported and EEG
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Data. Journal of Management Information Systems 30 (4), 151-178.
https://doi.org/10.2753/MIS0742-1222300406
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
LAMPIRAN 1. SKALA PENELITIAN
Halo teman-teman, perkenalkan nama saya Isabella Elga Aranda Pradhani,
mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Saat ini saya sedang
melakukan penelitian yang bertujuan untuk memahami cara berbelanja seseorang
khususnya pada pembelian produk kosmetik secara offline. Oleh karena itu, peneliti
memohon kesediaan Anda untuk mengisi sesuai cara berbelanja Anda. Skala
penelitian ini ditujukan bagi Anda dengan kriteria di bawah ini :
1. Berjenis kelamin perempuan
2. Berstatus sebagai mahasiswi aktif Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
3. Pernah membeli produk kosmetik apapun seperti : skin care cosmetics (untuk
perawatan kulit misalnya, sabun, cleansing cream, moisturizer, sunscreen cream,
lotion, scrub cream, dll) dan make up (untuk riasan misalnya, lipstik, bedak,
pemerah pipi, eye-shadow, cat rambut, pemutih kulit, dll).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Skala penelitian ini terdiri dari dua bagian dengan 21 pernyataan. Anda diminta
untuk memilih 1 dari 4 jawaban yang tersedia di setiap pernyataannya. Perlu
diperhatikan bahwa jawaban yang Anda pilih disini tidak ada yang salah. Untuk itu,
Anda diharapkan untuk memilih 1 jawaban yang benar-benar sesuai dengan diri
Anda. Seluruh data dan informasi yang Anda berikan disini akan terjaga
kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian.
Atas perhatian dan kesedian waktu Anda, saya ucapkan terimakasih. Tuhan
memberkati, have a good day :)
LEMBAR IDENTITAS
Usia :
Uang saku setiap bulan :
a. Rp 100.000 - Rp 500.000
b. Rp 500.000 - Rp 1.000.000
c. Rp 1.000.000 - Rp 1.500.000
d. > Rp 1.500.000
Jenis e-money manakah yang anda gunakan saat ini? :
a. Kartu debit
b. Kartu Kredit
c. Tidak keduanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
BAGIAN PERTAMA
Di bagian ini terdapat 9 pernyataan dengan 4 pilihan jawaban dan Anda diminta
untuk memilih 1 dari 4 jawaban yang telah tersedia. Dimohon untuk membaca
pernyataan dengan teliti dan pilih jawaban yang benar-benar sesuai dengan diri
Anda sekalian. Perlu diingat untuk mengisi sesuai dengan cara berbelanja Anda
ketika membeli produk kosmetik secara offline (di toko, supermarket, outlet, dan
lain-lain). Terimakasih :)
1. Saya berbelanja tanpa perencanaan.
a. Sangat Sesuai
b. Sesuai
c. Tidak Sesuai
d. Sangat Tidak Sesuai
2. Terkadang saya merasa seperti berbelanja secara mendadak.
a. Sangat Sesuai
b. Sesuai
c. Tidak Sesuai
d. Sangat Tidak Sesuai
3. Kebanyakan pembelian saya lakukan dengan perencanaan yang seksama.
a. Sangat Sesuai
b. Sesuai
c. Tidak Sesuai
d. Sangat Tidak Sesuai
4. "Lakukan saja" menggambarkan cara saya berbelanja.
a. Sangat Sesuai
b. Sesuai
c. Tidak Sesuai
d. Sangat Tidak Sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
5. "Saya melihat, saya membeli" merupakan gambaran tentang saya.
a. Sangat Sesuai
b. Sesuai
c. Tidak Sesuai
d. Sangat Tidak Sesuai
6. Saya berbelanja berdasarkan perasaan saya saat itu.
a. Sangat Sesuai
b. Sesuai
c. Tidak Sesuai
d. Sangat Tidak Sesuai
7. "Beli sekarang, pikirkan kemudian" mencerminkan diri saya.
a. Sangat Sesuai
b. Sesuai
c. Tidak Sesuai
d. Sangat Tidak Sesuai
8. Terkadang saya gegabah dalam membeli sesuatu.
a. Sangat Sesuai
b. Sesuai
c. Tidak Sesuai
d. Sangat Tidak Sesuai
9. Saya berbelanja tanpa berpikir terlebih dahulu.
a. Sangat Sesuai
b. Sesuai
c. Tidak Sesuai
d. Sangat Tidak Sesuai
BAGIAN KEDUA
Di bagian ini terdapat 12 pernyataan dengan 4 pilihan jawaban dan Anda diminta
untuk memilih 1 dari 4 jawaban yang telah tersedia. Dimohon untuk membaca
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
pernyataan dengan teliti dan pilih jawaban yang benar-benar sesuai dengan diri
Anda sekalian. Perlu diingat untuk mengisi sesuai dengan cara berbelanja Anda
ketika membeli produk kosmetik (di toko, supermarket, outlet, dan lain-lain).
Terimakasih :)
1. Penting bahwa orang lain menyukai produk atau merk yang saya beli.
a. Sangat Sesuai
b. Sesuai
c. Tidak Sesuai
d. Sangat Tidak Sesuai
2. Umumnya, saya membeli produk atau merk yang saya rasa bahwa orang lain
akan menyetujui.
a. Sangat Sesuai
b. Sesuai
c. Tidak Sesuai
d. Sangat Tidak Sesuai
3. Saya jarang membeli keluaran produk atau merk terakhir sebelum saya yakin
bahwa teman-teman saya menyetujui.
a. Sangat Sesuai
b. Sesuai
c. Tidak Sesuai
d. Sangat Tidak Sesuai
4. Jika orang lain senang melihat saya menggunakan suatu produk atau merk
tertentu, saya membeli produk atau merk yang sesuai dengan harapan
mereka.
a. Sangat Sesuai
b. Sesuai
c. Tidak Sesuai
d. Sangat Tidak Sesuai
5. Saya suka mencari tahu jenis produk dan merk yang memberikan kesan baik
pada orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
a. Sangat Sesuai
b. Sesuai
c. Tidak Sesuai
d. Sangat Tidak Sesuai
6. Jika saya ingin seperti orang lain, saya membeli produk atau merk yang sama
dengan yang mereka beli.
a. Sangat Sesuai
b. Sesuai
c. Tidak Sesuai
d. Sangat Tidak Sesuai
7. Saya meniru orang lain dengan cara membeli produk atau merk yang sama
dengan produk atau merk yang mereka beli.
a. Sangat Sesuai
b. Sesuai
c. Tidak Sesuai
d. Sangat Tidak Sesuai
8. Saya merasa diterima bila membeli produk atau merk yang sama seperti yang
dibeli orang lain.
a. Sangat Sesuai
b. Sesuai
c. Tidak Sesuai
d. Sangat Tidak Sesuai
9. Untuk meyakinkan bahwa saya membeli produk atau merk yang tepat, saya
mengamati produk atau merk yang dibeli orang lain.
a. Sangat Sesuai
b. Sesuai
c. Tidak Sesuai
d. Sangat Tidak Sesuai
10. Bila pengalaman saya terhadap suatu produk atau merk tidak memadai, saya
bertanya kepada teman saya tentang produk tersebut.
a. Sangat Sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
b. Sesuai
c. Tidak Sesuai
d. Sangat Tidak Sesuai
11. Saya mengumpulkan informasi dari teman-teman ataupun sanak keluarga
mengenai suatu produk atau merk sebelum saya beli.
a. Sangat Sesuai
b. Sesuai
c. Tidak Sesuai
d. Sangat Tidak Sesuai
12. Saya meminta pendapat orang lain untuk membantu saya dalam menentukan
pilihan terbaik yang tersedia di antara sekelompok produk atau merk.
a. Sangat Sesuai
b. Sesuai
c. Tidak Sesuai
d. Sangat Tidak Sesuai
LAMPIRAN 2. RELIABILITAS SKALA
A. Reliabilitas Skala Kecenderungan Impulsive Buying
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 77 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 77 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,834 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
B. Reliabilitas Skala Consumer’s Susceptibility to Interpersonal Influence
(CSII)
a. Pengaruh Normatif
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items
N of Items
,821 ,823 8
b. Pengaruh Informasional
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 77 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 77 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
18,17 13,274 3,643 8
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 77 100,0
Excludeda 0 ,0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items
N of Items
,687 ,701 4
C. Perhitungan Koefisien Alpha Berstrata
αstrat = 1 −Σ𝜎𝑖
2 (𝛼𝑖−1)
𝜎𝜒2
= 1 −{13,274 × (1−0,821)}− {2,920 × (1−0,687)}
20,343 = 0,928
Keterangan :
𝜎𝑖 2 = varians sub total butir komponen ke – i
𝜎𝜒2 = varians skor total
𝛼 = koefisien alpha komponen ke – i
LAMPIRAN 3. KORELASI ITEM TOTAL
Total 77 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
12,03 2,920 1,709 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
A. Korelasi Item Total Kecenderungan Impulsive Buying
B. Korelasi Item Total CSII Pengaruh Normatif
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Item1 15,82 10,019 ,599 ,558 ,792
Item2 15,77 10,524 ,598 ,518 ,794
Item3 15,95 10,260 ,633 ,437 ,788
Item4 15,87 9,904 ,621 ,441 ,789
Item5 15,49 10,174 ,495 ,304 ,809
Item6 16,00 10,737 ,489 ,518 ,807
Item7 16,06 10,825 ,444 ,544 ,814
Item8 16,22 10,937 ,469 ,324 ,810
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Item1 19,29 11,733 ,485 ,430 ,824
Item2 18,82 11,967 ,448 ,426 ,828
Item3 19,30 12,186 ,439 ,340 ,828
Item4 19,34 11,648 ,650 ,529 ,807
Item5 19,57 11,406 ,549 ,537 ,816
Item6 18,97 12,552 ,373 ,347 ,834
Item7 19,62 11,001 ,663 ,673 ,803
Item8 19,06 11,009 ,600 ,494 ,810
Item9 19,53 11,226 ,695 ,633 ,801
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
C. Korelasi Item Total CSII Pengaruh Informasional
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Item9 9,22 1,964 ,271 ,079 ,761
Item10 8,94 1,772 ,591 ,393 ,551
Item11 8,92 1,678 ,571 ,405 ,554
Item12 9,00 1,842 ,501 ,301 ,604
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
LAMPIRAN 4. DATA EMPIRIK
A. SKALA IMPULSIVE BUYING
B. SKALA CONSUMER’S SUSCEPTIBILITY TO INTERPERSONAL
INFLUENCE (CSII) NORMATIVE
One-Sample Test
Test Value = 0
t df Sig. (2-tailed) Mean
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Impulsive
Buying
101,993 367 ,000 20,883 20,48 21,29
One-Sample Test
Test Value = 0
t df Sig. (2-tailed) Mean
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
CSII
(Normative)
92,119 367 ,000 17,929 17,55 18,31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
C. SKALA CONSUMER’S SUSCEPTIBILITY TO INTERPERSONAL
INFLUENCE (CSII) INFORMATIONAL
One-Sample Test
Test Value = 0
T Df Sig. (2-tailed) Mean
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
CSII
(Informational)
114,594 367 ,000 11,780 11,58 11,98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
LAMPIRAN 5. UJI NORMALITAS
A. Impulsive Buying
B. CSII Pengaruh Normatif
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
CSII Normatif ,112 368 ,000 ,981 368 ,000
a. Lilliefors Significance Correction
C. CSII Pengaruh Informasional
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
CSII
Informasional
,181 368 ,000 ,941 368 ,000
a. Lilliefors Significance Correction
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Impulsive
Buying
,100 368 ,000 ,985 368 ,001
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
LAMPIRAN 6. UJI LINEARITAS
A. Impulsive Buying dan CSII Pengaruh Normatif
B. Impulsive Buying dan CSII Pengaruh Informasional
ANOVA Table
Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
Impulsive
Buying * CSII
Normatif
Between
Groups
(Combined) 1115,400 20 55,770 4,256 ,000
Linearity 599,251 1 599,251 45,736 ,000
Deviation from
Linearity
516,148 19 27,166 2,073 ,006
Within Groups 4546,576 347 13,103
Total 5661,976 367
ANOVA Table
Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
Impulsive
Buying* CSII
Informasional
Between
Groups
(Combined) 347,892 11 31,627 2,119 ,019
Linearity 41,557 1 41,557 2,784 ,096
Deviation from
Linearity
306,335 10 30,633 2,052 ,028
Within Groups 5314,083 356 14,927
Total 5661,976 367
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
LAMPIRAN 8. UJI KORELASI SPEARMAN’S RHO
Correlations
Impulsive
Buying
CSII
Normatif
CSII
Informasional
Spearman's rho
Impulsive
Buying
Correlation Coefficient 1,000 ,261** ,055
Sig. (1-tailed) . ,000 ,146
N 368 368 368
CSII Normatif
Correlation Coefficient ,261** 1,000 ,298**
Sig. (1-tailed) ,000 . ,000
N 368 368 368
CSII
Informasional
Correlation Coefficient ,055 ,298** 1,000
Sig. (1-tailed) ,146 ,000 .
N 368 368 368
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI