hubungan intensitas mengikuti training emotional...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN INTENSITAS MENGIKUTI TRAINING EMOTIONAL
SPIRITUAL QUOTIENT (ESQ) TERHADAP ETOS KERJA
KARYAWAN PT. KARYA TOHA PUTRA SEMARANG
(STUDI ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM)
SKRIPSIuntuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)
Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI)
Disusun Oleh :
MUNIROTUL HASANAH
61I11022
FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
ii
NOTA PEMBIMBING
Lamp. : 5 (lima) eksemplar
Hal : Persetujuan Naskah Skripsi
Kepada :
Yth. Dekan Fakultas Dakwah
IAIN Walisongo Semarang
di Semarang
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Setelah membaca, mengadakan koreksi dan perbaikan sebagaimana
mestinya, maka kami menyatakan bahwa skripsi saudara/i :
Nama : Munirotul Hasanah
NIM : 61111022
Fak./Jur. : Dakwah/BPI
Judul : Hubungan Intensitas Mengikuti Training Emotional Spiritual
Quotient (ESQ) Terhadap Etos Kerja Karyawan PT. Karya
Toha Putra Semarang (Studi Analisis Bimbingan dan
Konseling Islam)
Dengan ini saya setujui dan mohon agar segera diujikan. Atas perhatiannya
diucapkan terimakasih.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Semarang, 30 Desember 2010
Pembimbing,
Bidang Substansi Materi Bidang Metodologi & Tatatulis
Prof. Dr. Hj. Ismawati, M.Ag Wening Wihartati, S.Psi, M.SiNIP. 19480705196705 2001 NIP.197711022006042004
iii
SKRIPSI
HUBUNGAN INTENSITAS MENGIKUTI TRAINING EMOTIONAL
SPIRITUAL QUOTIENT (ESQ) TERHADAP ETOS KERJA KARYAWAN
PT. KARYA TOHA PUTRA SEMARANG
(STUDI ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM)
Disusun oleh
Munirotul Hasanah
061111022
telah dipertahankan di depan Penguji
pada tanggal 04 Januari 2011
dan dinyatakan telah lulus memenuhi syarat
Susunan Dewan Penguji
Ketua Dewan Penguji Sekretaris Dewan Penguji
Drs. H. Nurbini, M.S.I Wening Wihartati, S.Psi, M.SiNIP. 19680918 199303 1 004 NIP. 19771102 200604 2 004
Anggota
Penguji I Penguji II
Baidi Bukhori, S.Ag, M.Psi Safrodin, M.AgNIP. 19730427 199603 1 001 NIP. 19751203 200312 1 002
iv
MOTTO
)(
” Kerjakanlah duniamu seolah-olah kamu akan hidup selama-lamanya,dan kerjakanlah kepentingan akhiratmu seolah-olah kamu akan matibesok” (Riwayat Ibnu Asakir).
Suatu pekerjaan tidak akan terselesaikan, jika hanya difikirkanSuatu pekerjaan akan terselesaikan, jika mau mengerjakannya dengan sungguh-sungguh..
v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk :
1) Ibunda tercinta Hj. Siti Masfiyah serta Ayahanda H. Darori yang
senantiasa selalu mencurahkan cinta dan kasihnya tiada henti
2) Kakak-kakak dan Mbak-mbak saya yang senantiasa memberikan spirit
dalam setiap langkahku
3) Keponakan-keponakan saya yang selalu memberikan keceriaan dalam
hidupku
vi
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri dan
di dalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar
kesarjanaan di suatu perguruan tinggi di lembaga pendidikan lainnya.
Pengetahuan yang diperoleh dari hasil peneribitan maupun yang belum/tidak
diterbitkan, sumbernya dijelaskan di dalam tulisan dan daftar pustaka.
Semarang, 30 Desember 2010
Munirotul Hasanah NIM. 061111022
vii
ABSTRAKSI
Dunia pekerjaan penuh dengan interaksi sosial, dimana karyawanharus cakap dalam menagani diri sendiri maupun orang lain agar terciptasuasana sehat, aman, dan nyaman dalam perusahaan. Sehingga dibutuhkanadanya kecerdasan emosi-spiritual bagi karyawan. Akhir-akhir ini banyakperusahaan yang memberikan pelatihan-pelatihan emosi-spiritual bagikaryawan untuk meningkatkan etos kerja, salahsatunya PT. Karya Toha PutraSemarang.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang membahastentang Hubungan Intensitas Mengikuti Training Emotional Spiritual QuotientTerhadap Etos Kerja Karyawan PT. Karya Toha Putra Semarang. Metodeyang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode skala intensitasmengikuti Training Emotinal Spiritual Quotient dan etos kerja dengan analisisKorelasi Product Moment dari Person. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui secara empirik hubungan intensitas mengikuti Training EmotionalSpiritual Quotient terhadap etos kerja karyawan PT. Karya Toha PutraSemarang, yang kemudian dianalisis dalam Bimbingan Konseling Islam.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubunganpositif yang signifikan antara intensitas mengikuti Training EmotionalSpiritual Quotient terhadap etos kerja karyawan PT. Karya Toha PutraSemarang. Sementara itu dalam kerangka deskripsinya terdapat peranbimbingan dan konseling Islam dalam mengembangkan kecerdasan emosi-spiritual dan etos kerja karyawan.
Hasil utama dalam penelitian ini : 1). Menunjukkan ada hubunganpositif antara intensitas mengikuti Training Emotional Spiritual Quotientterhadap etos kerja karyawan PT. Karya Toha Putra Semarang. Dengan katalain bahwa semakin tinggi intensitas mengikuti Training Emotional SpiritualQuotient karyawan maka semakin tinggi pula etos kerja karyawan. 2).Terdapat peran penting dalam bimbingan dan konseling Islam, yang berfokuspada bimbingan konseling karir untuk mengembangkan kecerdasan emosi-spiritual dan etos kerja karyawan.
viii
KATA PENGANTARBismillahirrohmanirrohim
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam yang menciptakan
langit dan bumi serta segala isinya. Atas izin-Nya, hamba masih diberi
kesempatan sebagai penghuni dunia yang fana ini. Semoga Engkau selalu
membimbing sisa perjalanan hidup hamba ke jalan yang selalu Engkau ridhoi.
Amin.
Sholawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW,
nabi akhir zaman yang diutus untuk menyebarkan Islam di dunia ini. Semoga
kelak kita mendapatkan syafaatnya serta diakui menjadi umatnya kelaku di yaumil
akhir.
Penulis yakin, tanpa bantuan dari pihak-pihak terkait, skripsi dengan
judul intensitas mengikuti Training Emotional Spiritual Quotient terhadap etos
kerja karyawan PT. Karya Toha Putra Semarang (Studi Analisis Bimbingan dan
Konseling Islam), tidak mungkin akan selesai. Sebagai makhluk sosial yang tidak
bisa hidup tanpa bantuan orang lain, secara pribadi ucapan terima kasih penulis
ucapkan atas segala bantuan baik moril maupun spiritual sehingga
terselesaikannya skripsi ini.
Penulis meminta maaf sekiranya tidak dapat menyebut satu persatu
semua pihak yang telah membantu dalam proses penggarapan skripsi ini. Penulis
mengucapkan terima kasih, utamanya kepada :
1. Prof. DR. H. Muhibbin, M.Ag, selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang.
2. Dr. Muhammad Sulthon, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Dakwah IAIN
Walisongo Semarang.
3. Komaruddin, M.Ag dan Safrodin, M.Ag, selaku Ketua Jurusan dan
Sekretaris Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam
4. Prof. Dr. Hj. Ismawati, M.Ag dan Wening Wihartati, S.Psi, M.Si, selaku
dosen pembimbing I dan II, atas waktu yang disediakan selama proses
kuliah dan skripsi; yang telah memberi bimbingan, arahan, dan nasehat
sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.
5. Abdul Sattar M.Ag, selaku dosen wali, atas bimbingannya selama masa
ix
perkuliahan
6. Segenap dosen di Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang, atas ilmu
dan pengalamannya selama masa perkuliahan
7. Bapak Joko Utomo, Selaku Pemimpin Staf Personalia di PT. Karya Toha
Putra Semarang, atas kerjasamanya dalam penelitian. Serta Para karyawan
PT. Toha Putra yang membantu jalannya penelitian.
8. Segenap keluarga besar H. Darori, atas cinta dan kasih sayang yang selalu
menyatu dalam jiwa dan raga
9. Sahabat-sahabat saya : Esta, Faid, dan Nafis, atas kebersamaan dan
semangat tiada henti yang kalian berikan. Serta sahabat-sahabat saya yang
ada di kampung halaman.
10. Teman-teman kos sahids : Umi, Vika, Ana, Fatim, Ella, Zizah, Hima,
Amel, Niza, Ozy, Riska, atas kebersamaan dalam suka dan duka
11. Teman-teman BPI angkatan 2006 : Vivi, Evin, Mbak Har, Mbak Is, galuh,
Titi, Ana, Trya, Wahid, Faris, Mustofa, Hery, Masykuri, Komari, Sidiq,
Imam, Zaky, dan Nikmah. Serta teman-teman kampus yang tidak bisa saya
sebutkan disini.
12. Teman-teman Majelis Permusyawaratan Mahasiswa 2010 dan Teman-
teman Missi
13. Mas Sokhi dan Mbak Zulfa, atas bimbingannya.
Semarang, 30 Desember 2010
Penulis
x
DAFTAR ISIHalaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................... i
NOTA PEMBIMBING ........................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................. iii
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................. iv
HALAMAN MOTTO ......................................................................... v
PERSEMBAHAN ............................................................................... vi
ABSTRAKSI ...................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ........................................................................ viii
DAFTAR ISI ...................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah .................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah .......................................................... 6
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................... 7
1.4. Tinjauan Pustaka ............................................................... 8
1.5. Sistematika Penulisan ....................................................... 11
BAB II KERANGKA DASAR PEMIKIRAN TEORITIK
2.1. Intensitas Mengikuti Training ESQ ................................... 14
2.1.1. Pengertian Intensitas Mengikuti Training ESQ.............. 14
2.1.2. Dasar dan Tujuan ESQ.................................................. 16
2.1.2.1. Dasar ESQ ............................................................... 16
2.1.2.2. Tujuan ESQ ............................................................. 17
2.2. Etos Kerja ......................................................................... 19
2.2.1. Pengertian Etos Kerja.................................................... 19
2.2.2. Dasar dan Tujuan Etos Kerja......................................... 21
2.2.2.1. Dasar Etos Kerja ...................................................... 21
2.2.2.2. Tujuan Etos Kerja .................................................... 22
2.2.3. Faktor Faktor Etos Kerja ............................................... 25
xi
2.2.3.1. Faktor Internal.......................................................... 25
2.2.3.2. Faktor Eksternal ....................................................... 28
2.2.4. Aspek Aspek Etos Kerja ............................................... 31
2.2.4.1. Motivasi Kerja ......................................................... 31
2.2.4.2. Kedisiplinan Kerja ................................................... 34
2.2.4.3. Produktivitas Kerja .................................................. 36
2.3. Hubungan BKI dan ESQ ................................................... 37
2.4. Hubungan Intensitas Mengikuti Training ESQ
dengan Etos Kerja ........................................................... 40
2.5. Hipotesis ........................................................................... 44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis dan Metode Penelitian............................................... 45
3.2. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................ 46
3.3. Definisi Konseptual dan Operasional ................................. 46
3.3.1. Definisi Konseptual ...................................................... 46
3.3.2. Definisi Operasinal ....................................................... 47
3.4. Sumber dan Jenis Data....................................................... 50
3.5. Populasi dan Sampel.......................................................... 51
3.6. Metode Pengumpulan Data ................................................ 52
3.7. Teknik Analisis Data ......................................................... 56
3.7.1. Uji Validitas.................................................................. 56
3.7.2. Uji Reliabilitas .............................................................. 59
BAB IV GAMBARAN UMUM PT. KARYA TOHA PUTRA SEMARANG
4.1. Kondisi Umum PT. Karya Toha Putra Semarang .............. 60
4.1.1. Sejarah dan Perkembangan PT. Karya Toha Putra
Semarang..................................................................... 60
4.1.2. Visi dan Misi PT. Karya Toha Putra Semarang ............. 63
4.1.2.1. Visi PT. Karya Toha Putra Semarang ....................... 63
4.1.2.1. Misi PT. Karya Toha Putra Semarang ...................... 63
4.1.3. Tujuan Pendirian PT. Karya Toha Putra........................ 63
4.1.4. Bidang Usaha PT. Karya Toha Putra............................. 65
xii
4.1.5. Lokasi PT. Karya Toha Putra ........................................ 66
4.2. Pelaksanaan Training ESQ di PT. Karya Toha Putra .......... 67
BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Deskripsi Hasil Penelitian.................................................. 70
5.1.1. Uji Homogenitas dan Normalitas .................................. 70
5.1.2. Data Hasil Angket Tentang ESQ dan Etos Kerja
Karyawan PT. Karya Toha Putra Semarang .................. 73
5.2. Pengujian Hipotesis ........................................................... 75
5.2.1. Analisis Pendahuluan.................................................... 75
5.2.2. Analisis Uji Hipotesis ................................................... 81
5.2.3. Analisis Lanjut.............................................................. 85
5.3 Pembahasan Hasil Penelitian .............................................. 86
5.4. Analisis Bimbingan dan Konseling Islam........................... 89
BAB VI PENUTUP
6.1. Kesimpulan ....................................................................... 94
6.2. Saran ................................................................................ 95
6.3. Penutup ............................................................................. 96
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 97
LAMPIRAN
BIODATA PENULIS
xiii
DAFTAR TABELHalaman
Tabel 1. Rancangan Item Sebaran Angket Intensitas Mengikuti
Training Emotional Spiritual Quotient .................................. 54
Tabel 2. Rancangan Item Sebaran Angket Etos Kerja ......................... 55
Tabel 3. Uji Validitas Instrumen ......................................................... 58
Tabel 4. Perwakilan atau Cabang PT. Karya Toha Putra...................... 62
Tabel 5. Uji Normalitas Data............................................................... 71
Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji Normalitas .......................................... 71
Tabel 7. Uji Homogenitas ................................................................... 72
Tabel 8. Hasil Angket Tentang Intensitas Mengikuti Training
Emotional Spiritual Quotient di PT. Karya Toha Putra .......... 73
Tabel 9. Hasil Angket Tentang Etos Kerja Karyawan PT. Karya
Toha Putra............................................................................ 74
Tabel 10. Hasil Analisis Deskriptif Variabel Penelitian ........................ 75
Tabel 11. Interval Intensitas Mengikuti Training ESQ ......................... 77
Tabel 12. Kualitas Variabel Intensitas Mengikuti Training ESQ........... 78
Tabel 13. Interval Etos Kerja Karyawan............................................... 80
Tabel 14. Kualitas Variabel Etos Kerja ................................................ 80
Tabel 15. Tabel Kerja Korelasi Antara Intensitas Mengikuti Training
ESQ dengan Etos Kerja ........................................................ 82
Tabel 16. Korelasi Antara Intensitas Mengikuti Training ESQ dengan
Etos Kerja........................................................................... 84
xiv
Tabel 17. Hasil Ringkasan Analisis Uji Hipotesis................................. 85
Tabel 18. Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefesien
Korelasi .............................................................................. 86
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Diagram Histogram Intensitas Mengikuti Training ESQ..... 79
Gambar 2. Diagram Histogram Etos Kerja ........................................... 81
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Perkembangan dalam dunia kerja tidak jarang menyebabkan
timbulnya persoalan yang berhubungan dengan sumber daya manusia yang
menghambat tercapainya tujuan perusahaan secara maksimal. Masalah yang
dapat menghambat tercapainya tujuan perusahaan salah satunya yaitu etos
kerja yang tidak dimiliki oleh para karyawan. Berbagai persoalan muncul,
seperti : karyawan pasif (menunggu setelah ada orang lain yang membantu
melakukan pekerjaannya), adanya hubungan kurang baik antar rekan kerja,
adanya sikap mengeluh terhadap pekerjaan, yang kadang dipengaruhi oleh
pekerjaan mereka yang monoton. Kondisi seperti ini dapat dikatakan bahwa
karyawan tersebut tidak atau belum mempunyai etos kerja yang baik.
Perilaku manusia senantiasa diarahkan untuk mencapai tujuan
tertentu tetapi adanya keterbatasan yang dimiliki oleh manusia menjadi
masalah dalam mencapai tujuan tersebut. Individu memiliki kemampuan
untuk berpikir, memandang sesuatu dan bertingkah laku dengan cara tertentu
dan unik yang merupakan kepribadian individu yang membedakannya
dengan individu yang lain. Sikap karyawan dalam pekerjaannya yang dapat
menumbuhkan etos kerja tinggi tidak sama. Ada karyawan yang tanpa
disuruh atau diperingatkan langsung mengerjakan pekerjaan yang menjadi
tanggung jawabnya tanpa bantuan orang lain, aktif dan mempunyai inisiatif
2
sehingga menghasilkan ide-ide bagi perusahaan. Karyawan yang bersikap
demikian dikatakan memiliki etos kerja yang baik.
Etos kerja merupakan totalitas kepribadian diri serta cara
mengekspresikan, memandang, meyakini, dan memberikan sesuatu yang
bermakna, yang mendorong dirinya untuk bertindak dan meraih amal yang
optimal (Tasmara, 2002:20). Ada tiga tahapan yang harus dilakukan
seseorang agar etos kerja terbentuk, yaitu : Pertama, kerja keras. Ukuran
kerja keras adalah kesempatan berbuat tanpa pamrih. Kedua, kerja cerdas.
Profesionalisme biasanya dijadikan ukuran dalam peningkatan prestasi di
setiap pekerjaan. Ketiga, ikhlas. Ikhlas dalam berkarya adalah kunci
kejujuran.
PT. Karya Toha putra Semarang adalah perusahaan yang bergerak
dalam bidang usaha percetakan dan penerbitan buku-buku agama Islam.
Produk yang dihasilkan dibagi dalam empat jenis yaitu al- Qur’an, sarah
kitab kuning, buku agama, buku pelajaran. Untuk dapat meningkatkan etos
kerja karyawan, para karyawan di PT. Karya Toha Putra tidak hanya
melakukan tugas-tugasnya (bekerja sebagai karyawan), tetapi di sana
diwajibkan untuk melakukan serangkaian kegiatan keagamaan. Salah satu
contoh kegiatannya adalah adanya Training Emotional Spiritual Quotient
(ESQ) yang diikuti oleh seluruh karyawan, kemudian pelatihannya
ditindaklanjuti dalam bentuk pengajian yang dilakukan sebulan sekali.
Kegiatan ini bertujuan untuk membuka wawasan kepada karyawan dalam hal
keagamaan, guna mempertebal keimanan dan ketakwaan karyawan pada
3
Allah, sehingga menjadi manusia yang unggul disektor emosi-spiritual dan
dapat mengamalkan ajaran agama Islam, dalam membentuk etos kerja
karyawan.
Adapun materi yang disampaikan terkait dengan masalah Akidah,
Syari’ah dan Akhlak. Materi tersebut disampaikan oleh Ustad Yahya
Mutamakin, L.Sc dan KHA Hadlor Ihsan. Model dari kegiatannya dilakukan
secara langsung dengan ceramah dan dilanjutkan dengan dialog mengenai
materi yang telah disampaikan. Adanya kegiatan keagamaan diatas inilah,
penulis ingin mengadakan penelitian di PT. Karya Toha Putra Semarang.
Selain itu juga, PT. Karya Toha Putra memiliki kelebihan dibanding
perusahaan lain, yakni memiliki beberapa anak cabang perusahaan
diantaranya: Rezi Putra, Ar-ridho, Bina Utama, Setia Budi dan lain-lain.
Emotional Spiritual Quotient (ESQ) sendiri memiliki arti seperangkat
spiritual engineering dalam hal pengembangan karakter dan kepribadian
berdasarkan nilai-nilai Rukun Iman, Islam, dan Ihsan yang pada akhirnya
akan menghasilkan manusia yang unggul di sektor emosi dan spiritual, yang
mampu mengeksplorasi dan menginternalisasi kekayaan ruhiyah, fikriyah,
dan jasadiyah dalam hidupnya (Agustian, 2002 :Iiv). Dengan adanya
kecerdasan spiritual, mengajak dan membimbing individu menjadi the
genuine self, diri yang genuine, yang asli (origin) dan autentik ( Sukidi, 2002
: 27).
4
Kegiatan keagamaan tersebut di atas juga mampu memberikan
motivasi tersendiri terhadap etos kerja karyawan. Hal ini sesuai dengan
firman Allah dalam al-Qur’an surat al-Qashsas :77, yang berbunyi:
Artinya :”Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telahdianugrahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakanbagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain)sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlahkamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukaiorang yang berbuat kerusakan”.
Ayat tersebut memerintahkan kepada manusia agar selalu berbuat
baik dan tidak merusak atau membuat kerusuhan dimuka bumi, dan mau
mengajarkan kebaikan untuk mentaati dan menuruti segala perintah serta
menjauhi apa yang dilarang agama agar mendapat kebahagiaan di dunia dan
akhirat. Sehingga karyawan berlomba-lomba dalam kebaikan untuk
mencapai usaha atau pekerjaan yang maksimal.
Dalam rangka mengembangkan potensi fitrah, maka Bimbingan dan
Konseling Islam memegang peranan penting untuk dapat membantu,
mengetahui, mengenal dan mengevaluasi dirinya sendiri. Konseling dalam
Islam sendiri memiliki arti suatu aktivitas memberikan bimbingan, pelajaran
dan pedoman kepada individu yang meminta bimbingan (klien) dalam hal ini
bagaimana seharusnya seorang klien dapat mengembangkan potensi akal
pikirannya, kejiwaannya, keimanan dan keyakinannya serta dapat
5
menagnggulangi problematika hidup dengan baik dan benar secara mandiri
yang berparadigma pada al-Qur’an dan as-Sunnah (Adz-Dzaky, 2006 : 189).
Dengan memahami dirinya sendiri, mengenal fitrahnya, maka karyawan
akan lebih mudah mencegah timbulnya masalah. Dalam dunia kerja juga
dibutuhkan adanya bimbingan dan konseling untuk memecahkan masalah-
masalah yang berkaitan dengan pekerjaan yakni dengan Bimbingan
Konseling dan Karir.
Hal ini sejalan dengan kegiatan dakwah, yang berarti mengajak
manusia untuk kembali kepada fitrah, sebagaimana definisi dakwah menurut
Quraish Shihab yakni seruan atau ajakan kepada keinsyafan atau usaha
mengubah situasi kepada situasi yang lebih baik dan sempurna, baik dalam
diri maupun masyarakat (Amin, 2009: 4). Dalam firman Allah Surat al-
Imron: 110, berbunyi:
Artinya:”Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, danberiman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baikbagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan merekaadalah orang-orang yang fasik”.
Dari ayat diatas menunjukkan perintah kepada umat Islam untuk
melakukan yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar. Perwujudan
dakwah bukan hanya sekedar usaha peningkatan pemahaman dalam tingkah
6
laku dan pandangan hidup, tetapi juga sasaran yang lebih luas, yakni
berperan menuju kepada Pelaksanaan ajaran Islam secara menyeluruh dalam
berbagai aspek ( Amin, 2009: 4).
Dari latar belakang pemikiran diatas, penulis terdorong untuk
mengkaji lebih mendalam dalam bentuk skripsi yang berjudul “Hubungan
Intensitas Mengikuti Training Emotional Spiritual Quotient (ESQ) Terhadap
Etos Kerja Karyawan PT. Karya Toha Putra Semarang (Studi Analisis
Bimbingan Konseling Islam)”.
1.2. Perumusan Masalah
Dari latar belakang permasalahan dan penegasan yang telah
dipaparkan di atas, maka penulis menarik suatu pokok permasalahan adalah:
1. Adakah hubungan intensitas mengikuti Training Emotional Spiritual
Quotient (ESQ) terhadap etos kerja karyawan di PT. Karya Toha Putra
Semarang?
2. Bagaimanakah perspektif Bimbingan dan Konseling Islam terhadap
hubungan intensitas mengikuti Training Emotional Spiritual Quotient
(ESQ) dengan etos kerja karyawan di PT. Karya Toha Putra Semarang?
7
1.3. Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penulis dalam penelitian skripsi ini
adalah :
a. Untuk mengetahui secara empirik hubungan intensitas mengikuti
Training Emotional Spiritual Quotient (ESQ) terhadap etos kerja
karyawan di PT. Karya Toha Putra Semarang
b. Untuk mengetahui studi analisis Bimbimgan Konseling Islam
tehadap hubungan intensitas mengikuti training Emotional Spiritual
Quotient (ESQ) dengan etos kerja karyawan di PT. Karya Toha Putra
Semarang
Selain tujuan tentunya juga ada manfaat yang ingin diperoleh dari
penelitian ini. Adapun manfaat tersebut antara lain adalah:
1. Manfaat Teoritis
Secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat menambah
khasanah keilmuan dakwah khususnya Jurusan Bimbingan dan
Penyuluhan Islam (BPI) dalam memberikan pemahaman terhadap diri
pribadi yang kaitannya dalam perilaku menurut kadar etika atau nilai
moral dengan pola islam. Serta dapat memadukan antara intensitas
mengikuti Training Emotional Spiritual Quotient (ESQ) terhadap etos
kerja.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, penelitian ini diharapkan mampu menjadi pedoman
bagi karyawan dalam meningkatkan motivasi diri dalam bekerja, sehingga
8
dapat mengaktualisasikan potensi yang dimiliki sebagai makhluk Tuhan
yang beragama.
1.4. Tinjauan Pustaka
Dalam penyusunan sebuah skripsi, perlu untuk mengetahui apakah
yang akan diteliti nanti sudah ada yang meneliti atau belum. Sehingga apa-apa
yang dihasilkan dari penelitian ini merupakan suatu hal yang baru dan dapat
dikembangkan untuk mendukung pemecahan masalah yang ada.
Untuk mengetahui hal tersebut, maka diperlukan sumber yang
membahas tentang apa yang ingin dicapai, dibahas, dan diteliti pada sumber
tersebut dapat berupa skripsi orang lain yang sama dengan permasalahan yang
dibahas. Judul skripsi yang dijadikan sumber rujukan adalah :
1. Skripsi Abdul Shomad dengan judul, “Urgensi Konsep ESQ Ary Ginanjar
Agustian bagi Profesionalisme Da’i”, NIM 1100036, lulus tahun 2005.
Dalam penelitiannya, Shomad menggunkan metode Library Riseach,
interview dan dokumentasi. Data-data yang terkumpul kemudian dianalisa
dengan metode kualitatif dan hermeneutic serta berfikir secara induktif.
Adapun hasil penelitiannya bahwa ESQ yang dikembangkan oleh Ary
Ginanjar merupakan konsep pengembangan antara kecerdasan emosional
dan kecerdasan spiritual, sehingga terjadi perpaduan yang dahsyat untuk
membangun karakter yang sempurna. Dengan penguasaan dan pemahaman
konsep ESQ tersebut, diharapkan da’i dapat melaksanakan tugasnya
9
sebagai penyampai risalah nabi secara efektif, efesien dan professional
sehingga tujuan dakwah dapat tercapai secara optimal.
2. Skripsi Ning Afidhatun Khayati dengan judul, “Hubungan religiusitas
dengan etos kerja karyawan muslim pada Pabrik di Kecamatan Kroya
Kabupaten Cilacap (Studi analisis BKI)”, NIM 1101054, lulus tahun
2005. Pada penelitian ini mengungkap hubungan antara religiusitas dengan
etos kerja karyawan muslim yang objeknya di Pabrik Kecamatan Kroya.
Subjek penelitiannya berjumlah 72 orang yaitu karyawan PD. Mujur Jaya
dan UD Barokah. Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan
dengan metode kepustakaan dan lapangan. Adapun hasil penelitiannya
adalah dengan berbekal religiusitas yang dimiliki dan etos kerja yang
melekat pada diri, maka individu (karyawan) mampu memahami keadaan
dalam kondisi yang dihadapi. Sehingga mudah merasakan kesulitan yang
dialami dan mampu membantu menemukan faktor-faktor penyebab
terjadinya masalah yang berhubungan dengan diri atau lingkungan kerja
yang pada akhirnya dapat dengan mudah mengatasi persoalan yang
dihadapi.
3. Skripsi Fatimatuzzahra dengan judul, “PT. Karya Toha Putra Semarang
(Studi tentang aktivitas dakwah)”, NIM 1101146, lulus tahun 2006. Dalam
penelitiannya, Zahra menggunakan metode deskriptif melalui pendekatan
manajemen. Serta menjelaskan tentang aktivitas dakwah di PT. Karya
Toha Putra, melalui tiga hal yaitu: Pertama, dakwah bil lisan yang berupa
pembinaan, meliputi pengajian rutin karyawan. Kedua, dakwah lewat
10
tulisan, yaitu dakwah untuk masyarakat luas dengan produk-produk PT.
Karya Toha Putra yang berupa al-Qur’an dan buku-buku Agama. Ketiga,
dakwah bilhal. Termasuk didalamnya pendirian lembaga pendidikan baik
formal maupun non formal.
4. Skripsi Masfaah dengan judul, ”Pengaruh Intensitas Mengikuti Pengajian
Jum’at Pagi Terhadap Peningkatan Etos Kerja Karyawan Matahari Dept.
Store Simpang Lima Semarang”, NIM 1199168, lulus tahun 2004.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode
eksperimen. Tujuannya adalah menggambarkan pengaruh intensitas
mengikuti pengajian Jum’at pagi terhadap peningkatan etos kerja
karyawan Matahari Dept. Store Simpang Lima Semarang. Sampel yang
digunakan sebanyak 15 % dari 266 karyawan yang masuk shift pagi yaitu
sebanyak 40 responden. Hasil penghitungan tersebut diperoleh hasil bahwa
etos kerja karyawan menunjukkan bahwa 5% responden memiliki etos
kerja rendah, 30% cukup dan 60% tinggi. Dengan demikian secara umum
etos kerja karyawan Matahari adalah tinggi. Intensitas mengikuti pengaiian
Jum’at pagi oleh karyawan Matahari Departemen Store Simpang Lima
Semarang berpengaruh positif terhadap etos kerja mereka yang dapat
dilihat dari hasil perhitungan yang menunjukkan hasil signifikan.
Dari penelitian yang diteliti Ning dan Masfa’ah, tentunya berbeda
dengan yang penulis kaji, yaitu dalam hal objek penelitiannya. Karena
pada penelitian Ning objek penelitian dilakukan di Kecamatan Kroya
Kabupaten Cilacap dan Masfa’ah objek penelitian dilakukan di Matahari
11
Dept. Store. Sedangkan yang penulis kaji objek penelitiannya di PT. Karya
Toha Putra Semarang. Namun dalam penelitian ini memiliki persamaan
yang diteliti oleh Zahra yaitu dalam objek penelitiannya. Dan
perbedaannya, terdapat dalam metodologi. Dalam penelitian Zahra
menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan manajemen.
Sedangkan yang penulis kaji menggunakan metode kuantitatif .
1.5. Sistematika Penulisan Skripsi
Dalam rangka menguraikan rumusan masalah di atas, maka peneliti
berusaha menyusun kerangka penelitian secara sistematis agar pembahasan
lebih terarah dan mudah dipahami, sehingga tercapai tujuan-tujuan yang
telah ditetapkan. Sebelum memasuki bab pertama dan bab-bab berikutnya
yang merupakan satu pokok pikiran yang utuh, maka penulisan ini diawali
dengan bagian muka, yang memuat halaman judul, nota pembimbing,
pengesahan, motto, persembahan, pernyataan, abstraksi, kata pengantar, dan
daftar isi serta daftar tabel.
Bab I : Pendahuluan
Bab ini merupakan gambaran secara global mengenai
keseluruhan isi yang meliputi: latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan
pustaka, dan sistematika penulisan skripsi.
12
Bab II : Kerangka Dasar Pemikiran Teoritik
Dalam bab ini dibagi menjadi empat sub bab: Pertama,
membahas tentang Training Emotional Spiritual
Quotient, yang meliputi, pengertian Training Emotional
Spiritual Quotient, dasar dan tujuan Training Emotional
Spiritual Quotient. Kedua, membahas tentang etos kerja,
pengertian etos kerja, dasar dan tujuan etos kerja, faktor-
faktor yang mempengaruhi etos kerja, aspek-aspek etos
kerja meliputi : motivasi kerja, kedisiplinan kerja dan
produktivitas kerja . Ketiga, Hubungan Bimbingan dan
Konseling Islam dengan Emotional Spiritual Quotient.
Keempat, Hubungan intensitas mengikuti Training
Emotional Spiritual Quotient dengan etos kerja.
Hipotesis penelitian.
Bab III : Metode Penelitian
Dalam bab ini memuat tentang jenis dan metode
penelitian, waktu dan tempat penelitian, definisi
konseptual dan operasional, sumber dan jenis data,
populasi dan sampel, metode pengumpulan data, dan
teknik analisis data.
Bab IV : Gambaran Umum Tentang PT. Karya Toha Putra
Bab ini dibagi dalam dua sub bab. Pertama,
menguraikan tentang kondisi umum PT. Karya Toha
13
Putra Semarang, meliputi: sejarah, visi dan misi, tujuan
pendirian, bidang usaha, dan lokasi PT. Karya Toha
Putra Semarang. Kedua, pelaksanaan Training Emotional
Spiritual Quotient di PT. Karya Toha Putra Semarang.
Bab V : Analisis hasil penelitian dan pembahasan. Dalam bab ini
mencakup tentang penyajian data hasil penelitian yang
meliputi: deskripsi data, analisis data yang termasuk di
dalamnya uji prasyarat dan uji hipotesis serta penjelasan
mengenai hasil akhir penelitian tersebut.
Bab VI : Penutup
Memuat tentang: Pertama, kesimpulan yang merupakan
hasil dari penelitian hubungan intensitas mengikuti
Training Emotional Spiritual Quotient terhadap etos
kerja karyawan PT. Karya Toha Putra Kedua, saran dan
penutup dilengkapi daftar pustaka, riwayat hidup dan
lampiran-lampiran.
14
BAB II
KERANGKA DASAR PEMIKIRAN TEORITIK
2.1.Intensitas Mengikuti Training Emotional Spiritual Quotient
2.1.1. Pengertian Intensitas Mengikuti Training Emotional Spiritual
Quotient
Intensitas berasal dari bahasa Inggris yaitu “intens” yang
mempunyai makna “kuatnya, bergeloranya, semangatnya” yang ke-
mudian diserap dalam Bahasa Indonesia berupa intensitas yang
berarti “keadaan”. Intensitas merupakan keadaan tingkatan atau
ukuran intensitasnya (Depdikbud, 1994 : 383). Hal ini sejalan dengan
pengertian intensitas menurut Endarmoko menyebutkan bahwa
intensitas adalah kesungguhan, keseriusan, ketekunan, dan semangat
(Endarmoko, 2007: 252).
Training berasal dari bahasa Inggris yaitu train yang berarti
“latihan” dan mendapat imbuhan –ing yang menyatakan hal atau
tindakan, sehingga kata training bermakna “pelatihan”(Martinus,
2008: 635).
Sebagaimana tersirat dalam al-Qur’an, kecerdasan intelektual
dapat dihubungkan dengan kecerdasan akal-pikiran (’aql), kecerdas-
an ini lebih mengacu pada intellectual happiness (kebahagiaan
material), sementara kecerdasan emosional lebih dihubungkan
dengan emosi diri (nafs), kecerdasan ini lebih mengacu pada
15
emotional happiness (kebahagiaan secara instink-emosional), dan
kecerdasan spiritual mengacu pada kecerdasan hati (qalb) yang akan
menghasilkan spiritual happiness (kebahagiaan spiritual). Dalam
kitab suci al-Qur’an, Allah SWT berfirman,”Ketahuilah, dengan
berzikir kehadirat Allah, hati kalian menjadi tenang”(Q.S. ar-
Ra’d/13:28). Inilah hati dan jiwa yang tenang dan damai, yang bisa
menajalin harmoni spiritual dengan Tuhan (Sukidi, 2002: 62).
Menurut Danah Zohar dan Ian Marshal (1975: 4) dalam SQ,
Spiritual Intelligence, The Ultimate Intelligence, mengungkapkan SQ
adalah kecerdasan untuk menyelesaikan masalah makna dan nilai,
kecerdasan untuk memposisikan prilaku dan hidup dalam konteks
makna yang lebih luas, kecerdasan untuk menaksir bahwa suatu
tindakan atau jalan hidup tertentu lebih bermakna dibanding yang
lain.
Sementara itu, menurut Ary Ginanjar, Emotional Spiritual
Quotient (ESQ) memiliki arti seperangkat spiritual engineering da-
lam hal pengembangan karakter dan kepribadian berdasarkan nilai-
nilai Rukun Iman, Islam, dan Ihsan yang pada akhirnya akan
menghasilkan manusia yang unggul di sektor emosi dan spiritual,
yang mampu mengeksplorasi dan menginternalisasi kekayaan ruhi-
yah, fikriyah, dan jasadiyah dalam hidupnya (Agustian, 2002: iiv).
Berdasarkan uraian di atas yang dimaksud intensitas meng-
ikuti Training Emotional Spiritual Quotient dalam penelitian ini
16
adalah keseriusan, ketekunan, semangat seseorang atau kelompok
dalam mengikuti pelatihan agar menjadi manusia yang unggul di
sektor emosi dan spiritual, yang mampu mengeksplorasi dan meng-
internalisasi kekayaan ruhiyah, fikriyah dan jasadiyah dalam
hidupnya.
Dalam teori psikologi, pengukuran kekuatan motivasi
menurut Makmun (1996: 30) dapat di indikasikan sebagai berikut:
durasi kegiatan, frekuensi kegiatan, persistensi, keuletan
(kesungguhan), devosi (pengabdian), tingkat aspirasi, tingkat
kualifikasi, dan arah sikap terhadap sasaran kegiatan.
Dari indikasi tersebut di atas, maka dalam penelitian ini
penulis mengambil tiga indikasi dari Makmun (1996:30) untuk
dijadikan sebagai indikator penelitian dalam intensitas mengikuti
Training Emotional Spiritual Quotient (ESQ) adalah frekuensi
kegiatan, kesungguhan, dan aspirasi. Sebab dari ketiga indikator
tersebut sudah dapat mewakili atau menggambarkan keadaan
karyawan yang terjadi di PT. Karya Toha Putra Semarang.
2.1.2. Dasar Dan Tujuan Emotional Spiritual Quotient
2.1.2.1. Dasar Emotional Spiritual Quotient
Segala usaha apapun yang dilakukan manusia tentu
memiliki landasan atau dasar. Dasar merupakan pijakan
untuk melangkah ke suatu tujuan. Adapun dasar dari
17
kecerdasan emosi dan spiritual adalah sebagaimana firman
Allah SWT dalam surat al-Hajj ayat 46, berbunyi :
Artinya :”Maka apakah mereka tidak berjalan di mukabumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu merekadapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itumereka dapat mendengar?karena sesungguhnya bukanlahmata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang didalam dada”.
Dalam surat asy-Syams ayat 9-10, juga disebutkan :
Artinya:”Sungguh beruntung orang yang menyucikanjiwanya dan sungguh merugi orang yang mengotorinya”.
Kedua ayat di atas menyebutkan bahwa hati
menjadi pusat semua kecerdasan manusia, sedangkan akal
hanyalah berkedudukan sebagai ”pusat sementara”.
Sehingga sesungguhnya kecerdasan emosi dan spiritual
merupakan kecerdasan akal sekaligus kecedasan hati. Akal
dan hati yang cerdas akan melahirkan perbuatan yang
cerdas pula (Muhyidin, 2007: 87).
2.1.2.2. Tujuan Training Emotional Spiritual Quotient
Berbagai macam pelatihan atau training kerap
dilakukan sejumlah perusahaan untuk meningkatkan kinerja
18
para karyawannya. Salah satunya adalah training
Emotional Spiritual Quotient.
Menurut pakar Sumber Daya Manusia dari Dwidaya
Consultant, Lidwina Lestari Ningsih, untuk dapat meraih
kesuksesan ataupun kebahagiaan, manusia dibekali tiga
modal, yakni fisik, emosi, dan spiritual. Modal fisik lebih
berupa potensi Sumber Daya Alam. Berbeda dengan modal
emosi yang cenderung pada rasa kebersamaan dan
keterikatan emosi. Sedangkan modal spiritual adalah
kemampuan mengenal diri sebagai hamba Tuhan. Untuk
mengelola ketiga modal diatas, diperlukan tiga jenis
kecerdasan. Fungsi IQ adalah ‘What I think’ (apa yang saya
pikirkan) untuk mengelola kekayaan fisik atau materi,
fungsi EQ adalah ‘What I feel’ (apa yang saya rasakan)
untuk mengelola kekayaan sosial, sedangkan fungsi SQ
adalah ‘Who am I’ (siapa saya) untuk mengelola kekayaan
spiritual” (http://www.koran-jakarta.com).
Kepuasan secara emosi dan spiritual, cenderung
sulit untuk dipenuhi karena sifat manusia yang selalu
merasa tidak pernah puas. Ketidakpuasan tersebut tidak
sedikit yang berujung pada kekecewaan yang pada akhirnya
menimbulkan stres. Tentunya stres ini akan berpengaruh
19
pada kinerja seseorang dalam pekerjaannya. Di sinilah
peran emosi dan spiritual sangat diperlukan bagi karyawan.
Senada dengan Wina, pendiri ESQ 165, Ary
Ginanjar, mengungkapkan dalam bukunya Rahasia Sukses
Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual, tujuan
adanya training ESQ adalah untuk membangkitkan nilai-
nilai dasar yang ada dalam diri individu. Nilai-nilai ini
antara lain yakni konsisten, memiliki komitmen,
berintegritas tinggi, bersikap jujur, memiliki visi, adil,
bijaksana dan lain-lain (2001: xlviii). Sehingga dapat
mengerahkan seluruh potensi diri dan bisa menjadi Sumber
Daya Manusia yang produktif.
2.2. Etos Kerja
2.2.1. Pengertian Etos Kerja
Etos berasal dari bahasa Yunani yakni ethos, yang maknanya
”watak atau karakter” (Hasan, 2004: 236). Menurut Tasmara, etos
adalah norma, cara mempersepsi, memandang dan meyakini sesuatu
(1995: 26). Dari kata etos ini, dikenal pula kata etika, etiket yang
hampir mendekati pada pengertian akhlak atau nilai-nilai yang
berkaitan dengan baik-buruk (moral), sehingga dalam etos tersebut
terkandung gairah atau semangat yang kuat untuk mengerjakan
20
sesuatu secara optimal, berupaya untuk mencapai kualitas kerja yang
sesempurna mungkin (Tasmara, 2004: 15).
Selanjutnya, kerja adalah kegiatan melakukan sesuatu
(Departemen Pendidikan dan kebudayaan, 1994: 488). Kerja dapat
berarti suatu aktivitas yang dilakukan karena adanya dorongan
tanggung jawab (Tasmara, 1995 : 27).
Sementara itu, definisi dari etos kerja adalah totalitas
kepribadian diri serta cara mengekspresikan, memandang, meyakini,
dan memberikan sesuatu yang bermakna, yang mendorong dirinya
untuk bertindak dan meraih amal yang optimal (Tasmara, 2002: 20).
Raharjo (1999: 251) juga mengungkapkan bahwa etos kerja adalah
suatu pola sikap yang mendasar dan mendarah daging yang
mempengaruhi perilaku secara konsisten dan terus menerus.
Dalam kajian-kajian ilmu manajemen modern etos kerja ini
menyangkut masalah sikap dan motivasi disamping lingkungan.
Artinya, bagaimana orang atau kelompok mensikapi atau meman-
dang masalah kerja, apakah kerja itu dipandang sebagai sesuatu yang
luhur atau sebaliknya, apakah kerja itu dipandang sebagai kewajiban
atau beban. Selain itu, apakah motivasinya hanya untuk memenuhi
kebutuhan materi atau ada motivasi lain yang lebih luhur seperti
motivasi ibadah, karena bekerja yang baik dipandang sebagai
penunaian perintah Tuhan (Hasan, 2005: 237).
21
Berdasarkan uraian di atas yang dimaksud etos kerja dalam
penelitian ini adalah sikap atau perilaku dan cara pandang seseorang
terhadap pekerjaan yang memberikan makna pada sesuatu yang
mendorong dirinya untuk bertindak dan meraih amal yang optimal.
2.2.2. Dasar Dan Tujuan Etos Kerja
2.2.2.1. Dasar Etos Kerja
Banyak sekali firman Allah yang menjadi dasar dari etos
kerja, surat al-Jumu’ah:10, berbunyi:
“Apabila telah ditunaikan sembahyang, maka bertebarlahkamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlahAllah banyak-banyak supaya kamu beruntung”.
Dalam surat at-Taubah: 105 juga disebutkan:
Dan katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah danRasul-Nya serta orang-orang mu’min akan melihatpekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan (Allah)yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, laludiberitakannya kepada kamu apa yang telah kamukerjakan”.
Kedua ayat di atas tercermin adanya keselarasan dan
keseimbangan antara ibadah dan kerja. Bekerja pada waktunya
22
dan mengerjakan shalat pada waktunya pula. Kemudian dalam
bekerja, hendaklah selalu ingat kepada Allah SWT.
Dalam hadist disebutkan :
)(
Artinya:” Kerjakanlah duniamu seolah-olah kamu akanhidup selama-lamanya, tetapi kerjakanlah kepentinganakhiratmu seolah-olah kamu akan mati besok (RiwayatIbnu Asakir).
Dari hadits di atas, sejalan pula diisyaratkan perlunya
keharmonisan kerja ukhrawi tanpa melupakan kerja duniawi
untuk kebutuhan hidup. Dalam keadaan bekerja diisyaratkan
untuk tetap mengingat Allah, berzikir kepada-Nya, ingat
perintah-perintah-Nya supaya dalam bekerja dan berusaha tidak
menyimpang dari hukum-hukumnya.
Ada tiga unsur yang menjadikan hidup manusia positif
dan berguna :Pertama, mengimplementasikan potensi kerja yang
dianugrahkan oleh Allah. Kedua, bertawakal kepada Allah, dan
mencari pertolongannya ketika melaksanakan pekerjaan. Ketiga,
beriman kepada Allah untuk menolak bahaya, kediktatoran dan
kesombongan atas prestasi yang dicapai (Mursi, 1999: 118).
2.2.2.2. Tujuan Etos Kerja
Pekerjaan yang dicintai Allah SWT adalah yang
berkualitas. Agama Islam memuliakan setiap pekerjaan yang
baik tanpa mendiskriminasikannya, baik itu pekerjaan otak atau
23
otot, yang penting dapat dipertanggungjawabkan secara moral
dihadapan Allah. Al-Qur’an menanamkan kesadaran bahwa
dengan bekerja berarti kita merealisasikan fungsi kehambaan kita
kepada Allah, dan menempuh jalan menuju ridha-Nya,
mengangkat harga diri, meningkatkan taraf hidup, dan memberi
manfaat kepada sesama, bahkan kepada makhluk lain. Dengan
tertanamnya kesadaran ini, seorang muslim akan berusaha
mengisi setiap ruang dan waktunya hanya dengan aktivitas yang
berguna. Agar nilai ibadahnya tidak luntur, maka perangkat
kualitas etos kerja yang Islami harus diperhatikan
(http:beranda.blogsome.com).
Adapun tujuan etos kerja (Ya’qub :1990) adalah sebagai
berikut:
1) Memenuhi kebutuhan hidup.
Hidup di dunia ini mempunyai sejumlah kebutuhan
yang bermacam-macam dibagi dalam tiga tingkatan:
a. Kebutuhan pokok (primer) seperti kebutuhan
makanan, minuman, pakaian, dan tempat tinggal.
b. Kebutuhan sekunder seperti keperluan terhadap
kendaraan, radio.
c. Kebutuhan mewah, seperti untuk memiliki perabotan.
Dari urutan-urutan kebutuhan manusia, kebutuhan
24
primer wajib dipenuhi sedangkan kebutuhan kedua
dan ketiga masih bisa ditangguhkan.
2) Memenuhi nafkah keluarga
Islam memerintahkan makan yang halal dan pakain
yang sopan, kesemuanya itu dapat diwujudkan melalui kerja.
Tanggung jawab setiap suami terhadap keluarga. Kewajiban
dan tanggung jawab tersebut menimbulkan konsekuensi bagi
kepala keluarga, karena tanggung jawab itu maka para kepala
rumah tangga harus bangkit dan bergerak untuk bekerja.
3) Kepentingan Amal Sosial
Ajaran Islam yang luhur dan indah senantiasa meng-
galakkan manusia agar terus berbuat ihsan di manapun dan
kapanpun dengan berbuat amal sosial kepada sesama
manusia. Karena manusia merupakan makhluk sosial yang
tidak dapat lepas dari pertolongan orang lain yang
membutuhkan.
4) Kepentingan Ibadah
Disamping hubungan yang jelas antara kegiatan
mencari nafkah dengan amal sosial, maka dalam bidang
ibadah juga mempunyai hubungan yang jelas, karena
kegiatan mencari nafkah menunjang kelancaran ibadah
kepada Allah SWT.
25
5) Menolak Kemungkaran
Diantara tujuan ideal bekerja dalam menolak sejumlah
kemungkaran yang mungkin dapat terjadi pada diri orang
yang menganggur. Dengan bekerja berarti menghilangkan
salah satu sifat dan sikap yang buruk berupa kemalasan dan
pengangguran. Sebab adanya kesempatan kerja yang terbuka
dapat menutupi keadaan-keadaan yang negatif tersebut.
2.2.3. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Etos Kerja
Menurut Raharjo, dalam bukunya Islam dan Transformasi
Sosial Ekonomi seperti yang dikutip oleh Masfa’ah membaginya
dalam 2 faktor, yaitu:
2.2.3.1. Faktor Internal
1. Tujuan-tujuan (goals)
Tujuan ini tidak jauh dari motivasi seseorang itu
sendiri dalam bekerja. Motivasi kerja menempati posisi
sangat penting dalam psikologi kerja. Dan juga
menjawab persoalan tantangan dan metode
membangkitkan etos kerja karyawan untuk
merealisasikan produktivitas yang ideal (Mursi,
1999:89).
Motivasi dapat diartikan sebagai faktor-faktor
yang mengarahkan dan mendorong prilaku atau
26
keinginan seseorang untuk melakukan suatu kegiatan
yang dilakukan dalam bentuk usaha (Hariandja, 2002:
321). Dalam pegertian lain, motivasi merupakan istilah
yang dipergunakan untuk menunjuk sejumlah dorongan,
keinginan, kebutuhan dan kekuatan (Mursi, 1999: 91).
Maka ketika para direktur sedang membangkitkan
motivasi para pekerja, berarti mereka sedang melakukan
sesuatu untuk memberi kepuasan pada motif, kebutuhan
dan keinginan para pekerja sehingga mereka melakukan
sesuatu yang menjadi tujuan dan keinginan para
direktur. Sehingga dapat dipahami bahwa motivasi
mengandung rangsangan suatu pihak kepada individu
sehingga ia melakukan sesuatu yang menjadi tujuan
pihak lain itu dan pada gilirannya juga dapat
merealisasikan keinginan-keinginan individu.
2. Kebutuhan-kebutuhan (needs)
Pada hakekatnya manusia bekerja untuk
memenuhi kebutuhan. Karena manusia dimotivasi untuk
memuaskan sejumlah kebutuhan yang melekat pada diri
setiap manusia yang cenderung bersifat bawaan.
Sebagaimana dalam teori kebutuhan yang
dipopulerkan oleh Maslow, dalam teorinya manusia di
motivasi oleh sejumlah kebutuhan dasar yang bersifat
27
sama untuk seluruh spesies, tidak berubah dan berasal
dari sumber naluriah. Teori ini terdiri dari lima jenis dan
terbentuk dalam suatu hierarki dalam pemenuhan
kebutuhan, yakni : kebutuhan fisik (physiological
needs), kebutuhan rasa aman (safety needs), kebutuhan
sosial (social needs), kebutuhan pengakuan (esteem
needs) dan kebutuhan aktualisasi diri (self-actualization
needs) (Hariandja, 2002: 325).
3. Sikap (attitude)
Sikap merupakan keyakinan seseorang mengenai
objek atau situasi yang relatif sama, yang disertai
adanya perasaan tertentu, dan memberikan dasar kepada
orang tersebut untuk membuat respons atau berprilaku
dalam cara yang tertentu yang dipilihnya (Walgito,
2003:127) .
Sikap yang ada pada karyawan akan memberikan
warna atau corak pada perilaku atau perbuatan
karyawan tersebut. Karyawan akan merasakan adanya
kesenangan yang mendalam terhadap pekerjaan yang
dilakukan, jika dalam perusahaan tersebut terciptanya
lingkungan kerja yang sehat, yakni dengan
menempatkan karyawan pada posisi yang tepat dan
pemberian gaji yang sesuai dengan hasil kerjanya.
28
4. Kemampuan-kemampuan (abilities)
Kemampuan adalah sifat yang dibawa sejak lahir
atau dipelajari yang memungkinkan seseorang
menyelesaikan tugasnya. Sehingga kemampuan kerja
berarti sifat yang dibawa sejak lahir atau dipelajari yang
memungkinkan seseorang dapat menyelesaikan
pekerjaan dengan sebaik-baiknya.
Kemampuan kerja terdiri dari kemampuan fisik
dan kemampuan mental. Kemampuan fisik adalah
keadaan fisik, keadaan kesehatan, tingkat kekuatan, dan
baik buruknya fungsi biologis dari bagian tubuh
tertentu, sedangkan kemampuan mental adalah
kemampuan mekanik, kemampuan sosial, dan
kemampuan intelektual serta menyangkut bakat,
ketrampilan dan pengetahuan.
2.2.3.2. Faktor Eksternal
1. Lingkungan
Lingkungan adalah meliputi semua kondisi-
kondisi dalam dunia yang dalam cara-cara tertentu
dapat mempengaruhi tingkah laku, pertumbuhan,
perkembangan atau life processes seseorang (Purwanto,
2006: 28). Sedangkan lingkungan kerja memiliki arti
segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja yang
29
dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-
tugas yang diembankan.
Suatu kondisi lingkungan kerja dikatakan baik
atau sesuai apabila manusia dapat melaksnakan kegiatan
secara optimal, aman dan nyaman. Sebaliknya
lingkungan kerja yang kurang baik dapat menuntut
tenaga kerja dan waktu yang lebih banyak dan tidak
mendukung diperolehnya rencangan sistem kerja yang
efisien. Pada akhirnya akan dapat menurunkan kinerja
dan menurunkan motivasi kerja karyawan
(http://intanghina.wordpress.com).
2. Pendidikan
Pendidikan merupakan bagian integral sebagai
peningkatan kualitas manusia. Dalam mengahadapi era
globalisasi dimana perkembangan teknologi dan
informasi yang begitu cepat, maka peningkatan kualitas
sumber daya manusia sangat dibutuhan bagi
perusahaan.
3. Informasi
Informasi adalah pengetahuan yang didapatkan
dari pembelajaran, pengalaman, atau instruksi.
Informasi merupakan hal yang sangat penting bagi
manajemen didalam pengambilan keputusan. Sumber
30
dari informasi adalah data. Data adalah kumpulan angka
maupun karakter yang mempunyai arti tertentu dan
diambil dari realita atau kenyataan yang terjadi pada
suatu lokasi.
4. Komunikasi
Komunikasi bagi manusia memiliki arti penting,
karena manusia sebagai makhluk sosial. Demikian pula
interaksi yang terjadi dalam sebuah dunia kerja pada
organisasi perusahaan memiliki arti yang penting dalam
memaksimal Sumber Daya dalam perusahaan.
Komunikasi adalah proses berbagi makna
melalui prilaku verbal dan nonverbal (Mulyana, 2005:
3). Komunikasi verbal, akan berlangsung dengan baik
selama ada kesamaan makna mengenai apa yang
dipercakapkan yaitu dengan cara merumuskan
komunikasi sebagai tingkah laku, perbuatan atau
kegiatan pengoperan lambang-lambang yang
mengandung makna. Begitu pula komunikasi Non
Verbal merupakan hal yang juga penting dalam
interaksi kerja. Seorang karyawan bekerja dengan
penuh semangat atau tidak terlihat dari ekspresi
wajahnya.
31
Gerak tubuh juga mampu menggambarkan emosi
seseorang, gerak tubuh yang sigap menunjukkan
semangat dan keseriusan dalam bekerja, gerak yang
lamban mengindikasikan bahwa seorang karyawan
sedang tidak bersemangat. Dalam hal ini pimpinan
terutama pengawas langsung dapat memberikan teguran
atau saran pada karyawan.
2.2.4. Aspek-Aspek Etos Kerja
Etos kerja adalah suatu pandangan dan sikap suatu bangsa
atau satu umat terhadap kerja (Anoraga, 2009: 29). Untuk
menimbulkan pandangan dan sikap yang menghargai kerja sebagai
sesuatu yang luhur, maka diperlukan adanya aspek-aspek dalam etos
kerja. Adapun aspek-aspek tersebut adalah :
2.2.4.1. Motivasi Kerja
Motif adalah yang melatarbelakangi individu untuk
berbuat mencapai tujuan tertentu (Anoraga, 2009: 35).
Motif juga dapat diartikan semua penggerak, alasan, atau
dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan ia berbuat
sesuatu ( Gerungan, 2004:151). Moif-motif ini memberikan
tujuan dan arah kepada tingkah laku. Karena semua tingkah
laku manusia pada hakikatnya memiliki motif.
32
Motivasi adalah keadaan internal individu yang
melahirkan kekuatan, kegairahan dan dinamika, serta
mengarahkan tingkah laku pada tujuan (Mursi, 1999: 91).
Sementara itu, motivasi menurut G.R. Terry (dalam
Hasibuan, 2006: 145) dapat diartikan keinginan yang
terdapat pada diri seseorang individu yang merangsangnya
untuk melakukan tindakan-tindakan. Motivasi ini tampak
dalam dua segi yang berbeda. Pertama, jika dilihat dari segi
aktif/dinamis, motivasi tampak sebagai suatu usaha yang
positif dalam menggerakkan, mengerahkan, dan
mengarahkan daya serta potensi tenaga kerja, agar secara
produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang
ditetapkan sebelumnya. Kedua, jika dilihat dari segi
pasif/statis, motivasi akan tampak sebagai kebutuhan
sekaligus sebagai perangsang untuk dapat menggerakkan,
mengerahkan, dan mengarahkan potensi serta daya kerja
manusia tersebut kearah yang diinginkan.
Selanjutnya motivasi kerja dapat diartikan sebagai
sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja
(Anoraga, 2009: 35). Dorongan di sini adalah untuk dapat
meraih sesuatu keberhasilan yang didukung oleh semangat
untuk melakukan suatu usaha atau kerja. Selama dorongan
33
kerja itu kuat, semakin besar peluang individu untuk lebih
konsisten pada tujuan kerja.
Aspek-aspek terpenting motivasi kerja adalah
bagaimana membuat orang cenderung untuk tetap giat
bekerja, sehingga bersedia mendayagunakan kelebihan
waktunya dengan menambah volume kerja apabila kondisi
memungkinkan. Salah satu penggerak motivasi adalah
perasaan senang saat melihat hasil kerja yang berkualitas.
Sehinggga menjadikan pekerjaan sebagai tujuannya.
Pekerja yang bermotivasi lemah selalu mengharapkan
imbalan atas setiap tenaga yang dikeluarkannya. Sedangkan
pekerja yang bermotivasi tinggi, tidak mengharapkan dan
tidak selalu mengorientasikan setiap tenaganya untuk
memperoleh imbalan, baginya imbalan tidak mempunyai
nilai validitas. Ia memperoleh kepuasan dan kebahagiaan
dalam mencari posisi kerja yang menantang dan menikmati
pekerjaan yang tinggi tingkat kesulitannya. Pekerja
semacam ini tidak membutuhkan orang lain untuk
membangkitkan motivasinya (Mursi, 1999: 104).
Disamping itu, iklim kerja yang sehat dapat
mendorong sikap keterbukaan baik dari pihak karyawan
maupun pihak pegusaha sehingga mampu menumbuhkan
34
motivasi kerja yang searah antara karyawan dan pihak
pimpinan ( Sinungan, 2005: 138).
2.2.4.2. Kedisiplinan kerja
Disiplin adalah suatu sikap, perbuatan untuk selalu
mentaati tata tertib (Anoraga, 2009: 46). Menurut Sinungan
(2005 : 135), Disiplin adalah sikap kejiwaan dari seseorang
atau sekelompok orang yang senantiasa berkehendak untuk
mengikuti atau mematuhi segala aturan yang telah
ditetapkan. Dalam kaitannya dengan pekerjaan, pengertian
disiplin kerja adalah suatu sikap dan tingkah laku yang
menunjukkan ketaatan karyawan terhadap peraturan
perusahaan.
Sementara itu, menurut Anoraga (2009:46)
kedisiplinan kerja adalah suatu sikap, perbuatan untuk
selalu mentaati tata tertib atau peraturan dalam bekerja.
Sikap dan prilaku dalam disiplin kerja ditandai oleh
berbagai inisiatif, kemauan dan kehendak untuk mentaati
peraturan. Artinya, orang yang dikatakan mempunyai
disiplin yang tinggi tidak semata-mata patuh dan taat
terhadap peraturan secara kaku dan mati, tetapi juga
mempunyai kehendak (niat) untuk menyesuaikan diri
dengan peraturan organisasi atau perusahaan.
35
Berdasarkan uraian di atas kedisiplinan kerja
memiliki arti suatu sikap dan prilaku yang berniat untuk
mentaati segala peraturan yang perusahaan yang didasarkan
atas kesadaran diri untuk menyesuaikan dengan peraturan
perusahaan.
Para ahli menyebutkan beberapa pendekatan untuk
meningkatkan kedisiplinan kerja karyawan yang meliputi:
1) Disiplin preventif
Disiplin preventif merupakan tindakan yang
dilakukan untuk mendorong karyawan untuk mentaati
standar dan peraturan sehingga tidak terjadi
pelanggaran, atau bersifat mencegah tanpa ada yang
memaksakan yang pada akhirnya akan menciptakan
disiplin diri.
2) Disiplin korektif
Disiplin korektif yaitu tindakan yang dilakukan
untuk mencegah supaya tidak terulang kembali
sehingga tidak terjadi pelanggaran pada hari-hari
selanjutnya, yang tujuannya adalah untuk memperbaiki
perilaku yang melanggar aturan dan mencegah orang
lain melakukan tindakan serupa.
36
3) Disiplin Progresif
Disiplin progresif yaitu pengulangan kesalahan
yang sama akan mengakibatkan hukuman yang lebih
berat. Tindakan ini bisa dilakukan melalui teguran lisan,
teguran tertulis, dan skorsing (Hariandja, 2002: 302).
2.2.4.3. Produktivitas kerja
Dilihat dari segi psikologi, produktivitas adalah
suatu tingkah laku. Produktivitas menunjukkan tingkah
laku sebagai keluaran (output) dari suatu proses dari ber-
bagai macam komponen kejiwaan yang melatarbelakangi-
nya (Anoraga, 2009: 50). Produktivitas juga dapat diartikan
cara pemanfaatan secara baik terhadap sumber-sumber
dalam memproduksi barang, sebagai tingkatan efesiensi
dalam memproduksi barang-barang atau jasa-jasa
(Sinungan, 2005: 12).
Produktivitas pada dasarnya adalah suatu sikap
mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu
kehidupan hari ini lebih baik daripada kemarin, dan hari
esok lebih baik dari hari ini. Produktivitas bukanlah
karyawan bekerja lebih lama atau lebih keras. Peningkatan
produktivitas lebih banyak merupakan hasil dari
perencanaan yang tepat, investasi yang bijaksana, teknologi
37
baru, teknik yang lebih baik dan efesiensi yang lebih tinggi
(Anoraga, 2009: 53).
Menurut hasil pengamatan (Anoraga, 2009: 56),
faktor-faktor keinginan para pekerja bukan hanya imbalan
yang besar saja, tetapi ada faktor-faktor yang lebih penting
untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan yaitu:
1) pekerjaan yang menarik
2) upah yang baik
3) keamanan dan perlindungan dalam pekerjaan
4) penghayatan atas maksud dan makna pekerjaan
5) lingkungan atau suasana kerja yang baik
6) promosi dan perkembangan diri sejalan dengan per-
kembangan perusahaan (tempat kerja)
7) dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan perusahaan
8) pengertian dan simpati atas persoalan-persoalan pribadi
9) kesetiaan pimpinan pada diri karyawan
10) disiplin kerja yang keras.
2.3. Hubungan Bimbingan dan Konseling Islam dengan Emotional Spiritual
Quotient
Manusia dalam kehidupannya selalu menghadapi persoalan-
persoalan yang silih berganti. Manusia tidak sama satu dengan yang lain,
baik dalam sifat maupun kemampuannya. Ada manusia yang sanggup
38
mengatasi persoalan tanpa bantuan pihak lain, tetapi tidak sedikit manusia
yang tidak mampu mengatasi persoalan bila tidak dibantu orang lain.
Sehingga manusia perlu mengenal dirinya sendiri dengan sebaik-baiknya.
Dengan mengenal diri sendiri ini manusia akan bertindak dengan tepat
sesuai dengan kemampuan yang ada pada dirinya. Namun demikian tidak
semua manusia mampu mengenal segala kemampuan dirinya. Mereka ini
memerlukan bantuan orang lain agar dapat mengenal diri sendiri, lengkap
dengan segala kemampuan yang dimilikinya. Sehingga bimbingan
konseling sangat dibutuhkan bagi manusia yang belum bisa mengenal
dirinya (Walgito, 2005:10).
Bimbingan dan Konseling Islam sendiri memiliki arti suatu proses
dalam bimbingan dan konseling yang dilaksanakan mendasarkan pada
ajaran Islam, untuk membantu individu yang mempunyai masalah guna
mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat ( Sutoyo, 2007: 19). Adapun
tujuan dari Bimbingan dan Konseling Islam adalah: agar orang yakin
bahwa Allah adalah penolong utama dalam segala kesulitan, agar orang
sadar bahwa manusia tidak ada yang bebas dari masalah dan agar orang
sadar bahwa akal dan budi serta seluruh yang di anugrahkan oleh Tuhan
itu harus difungsikan sesuai ajaran Islam (Sutoyo, 2007:21).
Bagi pribadi muslim yang berpijak pada pondasi tauhid, nilai
bekerja baginya adalah untuk melaksanakan tugas suci yang telah Allah
berikan dan percayakan kepadanya, ini baginya adalah ibadah. Sehingga
39
pada pelaksanaan bimbingan konseling, pribadi muslim tersebut memiliki
ketangguhan pribadi dengan prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Selalu memiliki prinsip landasan dan prinsip dasar yaitu beriman
kepada Allah SWT
2. Memiliki prinsip kepercayaan, yaitu beriman kepada Malaikat
3. Memiliki prinsip kepemimpinan, yaitu beriman kepada Nabi dan
Rasulnya
4. Selalu memiliki prinsip pembelajaran, yaitu berprinsip kepada al-
Qur’an al-Karim
5. Memiliki prinsip masa depan, yaitu beriman kepada “hari kemudian”
6. Memiliki prinsip keteraturan, yaitu beriman kepada “ketentuan
Allah”
Jika konselor memiliki prinsip tersebut (Rukun Iman) maka
pelaksanaan bimbingan dan konseling tentu akan mengarahkan counselee
kearah kebenaran.
Selanjutnya dalam pelaksanaannya konselor perlu memiliki tiga
langkah untuk menuju pada kesuksesan bimbingan dan konseling.
Pertama, memiliki mission statement yang jelas yaitu “dua kalimat
syahadat”. Kedua, memiliki sebuah metode pembangunan karakter
sekaligus simbol kehidupan yaitu “shalat lima waktu”. Ketiga, memiliki
kemampuan pengendalian diri yang dilatih dan disimbolkan dengan
“puasa”. Prinsip dan langkah tersebut penting bagi pembimbing dan
konselor muslim, karena akan menghasilkan kecerdasan emosi dan
40
spiritual (ESQ) yang sangat tinggi (Akhlakul Karimah). Dengan
mengamalkan hal tersebut akan memberi keyakinan dan kepercayaan bagi
counselee yang melakukan bimbingan dan konseling.
Dalam firman Allah SWT, surat al-Imron ayat :104, berbunyi:
Artinya:” Dan hendaklah ada diantara kamu suatu umat yangmenyeru berbuat kebaikan, dan menyuruh orang melakukan yangbenar, serta melarang yang mungkar. Merekalah orang yangmencapai kejayaan.”
Pada ayat tersebut memberi kejelasan bahwa pelaksanaan
bimbingan dan konseling akan mengarahkan seseorang pada kesuksesan
dan kebijakan, dan bagi konselor sendiri akan mendapat nilai tersendiri
dari Allah SWT. Sehingga tujuan dakwah dalam bimbingan dan konseling
akan tercapai. Menurut Endang Saifuddin Ansari, dalam Wawasan Islam
yang dikutip Samsul Munir Amin, mengungkapkan bahwa tujuan dakwah
dibedakan dalam dua tujuan, yaitu: Pertama, tujuan vertikal yang
kaitannya lansung kepada Allah, atau untuk mendapatkan keridhaan Allah.
Kedua, tujuan horizontal yakni untuk memperoleh rahmat bagi semesta
alam (Amin, 2009: 66).
41
2.4. Hubungan Intensitas mengikuti Training Emotional Spiritual Quotient
Dengan Etos Kerja
Kecerdasan merupakan salah satu anugerah besar dari Allah SWT
kepada manusia dan menjadikannya sebagai salah satu kelebihan manusia
dibandingkan dengan makhluk lainnya. Dengan kecerdasannya, manusia
dapat terus menerus mempertahankan dan meningkatkan kualitas hidupnya
yang semakin kompleks, melalui proses berfikir dan belajar secara terus
menerus.
Manusia dibekali tiga modal, yaitu modal materiil/fisik (Physical
Capital), modal emosional (Emotional Capital), dan modal spiritual
(Spiritual Capital). Untuk mengelola ketiga modal tadi, diperlukan tiga
jenis kecerdasan yakni kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan
kecerdasan spiritual. Fungsi dari kecerdasan intelektual, untuk mengelola
kekayaan fisik atau materi; fungsi dari kecerdasan emosi adalah untuk
mengelola kekayaan sosial; dan fungsi dari kecerdasan spiritual adalah
untuk mengelola kekayaan spiritual, mengenal diri sejati sebagai makluk
Tuhan. Untuk meraih kehidupan hakiki dan bermakna, diperlukan adanya
penggabungan tiga kecerdasan yang dikenal dengan kecerdasan emosi dan
spiritual (http:// alamovic.wordpress.com).
Emotional Spiritual Quotient (ESQ) dapat diartikan sebagai
keseriusan, ketekunan, semangat seseorang atau kelompok agar menjadi
manusia yang unggul di sektor emosi dan spiritual, yang mampu
42
mengeksplorasi dan menginternalisasi kekayaan ruhiyah, fikriyah dan
jasadiyah dalam hidupnya (Agustian, 2002 : iiv).
Kecerdasan emosi-spiritual yang senantiasa berpusat pada prinsip
atau kebenaran yang hakiki yang bersifat universal dan abadi. Ginanjar
(2001) mengungkapkan beberapa tahapan yang digunakan membangun
kecerdasan emosi-spiritual, yaitu:
1.Penjernihan emosi (Zero Mind Process); tahap ini merupakan titik tolak
dari kecerdasan emosi, yaitu kembali pada hati dan pikiran yang bersifat
merdeka serta bebas dari segala belenggu. Ada tujuh hal yang dapat
membelenggu dan menutupi fitrah (God-Spot), yaitu: prasangka, prinsip-
prinsip hidup, pengalaman, kepentingan dan prioritas, sudut pandang,
pembanding literatur.
2.Membangun mental (Mental Building); berkenaan dengan pembentuk-kan
alam berpikir dan emosi secara sistematis berdasarkan Rukun Iman. Pada
bagian ini diharapkan akan tercipta format berpikir dan emosi
berdasarkan kesadaran diri, serta sesuai dengan hati nurani terdalam dari
diri manusia.
3.Ketangguhan pribadi (Personal Strength); merupakan langkah peng-
asahan hati yang telah terbentuk, yang dilakukan secara berurutan dan
sangat sistematis berdasarkan Rukun Islam, salah satunya adalah
Mission Statement; penetapan misi melalui syahadat yakni membangun
misi kehidupan, membulatkan tekad, membangun visi, menciptakan
wawasan, transformasi visi, dan komitmen total.
43
4.Ketangguhan sosial (Social Strength); merupakan suatu pembentukan dan
pelatihan untuk melakukan aliansi, atau sinergi dengan orang lain, serta
lingkungan sosialnya (http://saturindu.multipl.com).
Berangkat dari penjelasan di atas, maka konsep kecerdasan emosi
dan spritual ialah berlandaskan pada fungsi hati yang mampu menjadi
pembimbing manusia pada jalan yang fitrah, yaitu jalan menuju kepada
kebahagiaan dan kebenaran hakiki. Sehingga manusia akan mampu
memaknai kehidupannya secara lebih bermakna.
Bekerja merupakan fitrah manusia untuk menyatakan keimanan
dalam bentuk amal yang prestatif. Maka diperlukan etos kerja untuk
mewujudkannya. Etos kerja adalah totalitas kepribadian diri serta cara
mengekspresikan, memandang, meyakini, dan memberikan sesuatu yang
bermakna, yang mendorong dirinya untuk bertindak dan meraih amal yang
optimal (Tasmara, 2002:20).
Etos kerja ini akan lahir, jika semua tindakan dilakukan dengan
ikhlas dan jernih. Sebagaimana dalam pemikiran Ary Ginanjar, seseorang
harus bisa pada titik Zero Mind Proses (ZMP). Titik Zero Mind Proses
(ZMP) adalah upaya untuk menjernihkan hati dengan tujuan memunculkan
kemampuan mendengar suara hati terpendam yang merupakan sumber
kebijaksanaan (wisdom) dan motivasi (energy) atau dengan kata lain
pembentukan hati dan pikiran yang jernih dan suci (Agustian, 2002 : 47).
Seseorang akan siap menghadapi berbagai rintangan karena mampu
44
bersifat positif dan akan tanggap terhadap suatu peluang serta bisa
menerima pemikiran baru tanpa dipengaruhi fikiran yang negatif.
Beberapa simpulan tersebut dapatlah diamati timbulnya suatu teori
motivasi dalam diri seseorang, dalam hal ini karyawan. Motivasi
merupakan proses keterikatan antara usaha dan pemuasan kebutuhan
tertentu (Siagian, 1989: 138). Teori motivasi ini timbul dari kekuatan,
semangat dan kesungguhan yang berasal dari faktor eksternal maupun
faktor internal. Faktor eksternal yaitu dari pelaksanan peraturan kerja di
PT. Karya Toha Putra. Faktor internal yaitu dari diri sendiri karena agar
bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari. Dan bekerja bukan hanya diartikan
untuk mencari materi, tetapi juga sebagai ibadah.
2.5. Hipotesis
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat
sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data
yang terkumpul (Arikunto, 2006 : 71). Jawaban sementara ini di uji secara
empiris di lapangan. Hipotesis akan diterima jika fakta di lapangan
membuktikannya dan akan ditolak jika fakta di lapangan tidak dapat
membuktikan (Hadi, 1982: 63). Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada
hubungan positif antara intensitas mengikuti Training Emotional Spiritual
Quotient terhadap etos kerja karyawan PT. Karya Toha Putra Semarang.
45
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis dan Metode Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian kuantitatif.
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang bekerja dengan angka, yang
datanya berwujud bilangan (sekor atau nilai, peringkat, atau frekuensi), yang
dianalisis dengan menggunakan statistik untuk menjawab pertanyaan atau
hipotesis penelitian yang sifatnya spesifik, dan untuk melakukan prediksi
bahwa suatu variabel tertentu mempengaruhi variabel lain (Saerozy :
2008,62).
Selanjutnya penelitian ini menggunakan metode korelasi product
moment dari Pearson guna mengetahui hubungan antara Intensitas
intensitas mengikuti Training Emotional Spiritual Quotient (ESQ) dan etos
kerja karyawan.
Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu Intensitas mengikuti
Training Emotional Spiritual Quotient (ESQ) sebagai variabel bebas
(Independen variabel atau variabel X) dan Etos kerja karyawan sebagai
variabel terikat (dependen variabel atau variabel Y). Untuk mendapatkan
data yang berkaitan dengan penelitian, penulis mempergunakan angket atau
instrumen yang disusun berdasarkan variabel yang akan diteliti.
46
3.2. Waktu Dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November sampai dengan
Desember 2010. Sedangkan tempat penelitian dilaksanakan di PT. Karya
Toha Putra Semarang.
3.3. Definisi Konseptual dan Operasional
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yang masing-masing
terbagi dalam definisi konseptual dan operasional. Adapun penjabarannya
adalah sebagai berikut :
3.3.1. Definisi Konseptual
a. Intensitas mengikuti Training Emotional Spiritual Quotient
Intensitas berasal dari bahasa Inggris yaitu “intens” yang
mempunyai makna “kuatnya, bergeloranya, semangatnya” yang
kemudian diserap dalam Bahasa Indonesia berupa intensitas
yang berarti “keadaan”. Intensitas merupakan keadaan
tingkatan atau ukuran intensitasnya (Depdikbud, 1994 : 383).
Training berasal dari bahasa Inggris yaitu train yang berarti
“latihan” dan mendapat imbuhan –ing yang menyatakan hal atau
tindakan, sehingga kata training bermakna “pelatihan”
(Martinus, 2008: 635). Emotional Spiritual Quotient (ESQ)
memiliki arti seperangkat spiritual engineering dalam hal
pengembangan karakter dan kepribadian berdasarkan nilai-nilai
Rukun Iman, Islam, dan Ihsan yang pada akhirnya akan
47
menghasilkan manusia yang unggul di sektor emosi dan
spiritual, yang mampu mengeksplorasi dan menginternalisasi
kekayaan ruhiyah, fikriyah, dan jasadiyah dalam hidupnya
(Agustian, 2002 : iiv).
b. Etos Kerja
Etos kerja adalah totalitas kepribadian diri serta cara
meng-ekspresikan, memandang, meyakini, dan memberikan
makna pada sesuatu yang mendorong dirinya untuk bertindak
dan meraih amal yang optimal atau high performance (Tasmara,
2002: 20).
3.3.2. Definisi Operasional
a. Intensitas mengikuti Training Emotional Spiritual Quotient
Intensitas mengikuti Training Emotional Spiritual
Quotient yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah
kesungguhan, keseriusan, semangat karyawan dalam mengikuti
pelatihan agar menjadi manusia yang unggul di sektor emosi
dan spiritual, yang mampu mengeksplorasi kekayaan ruhiyah,
fikriyah, dan jasadiyah dalam hidupnya. Dalam hal ini,
pelatihannya ditindaklanjuti dalam bentuk pengajian bulanan
yang dilakukan oleh para karyawan.
Dalam teori psikologi, pengukuran kekuatan motivasi
menurut Makmun (1996: 30) dapat di indikasikan sebagai
berikut: durasi kegiatan, frekuensi kegiatan, persistensi, keuletan
48
(kesungguhan), devosi (pengabdian), tingkat aspirasi, tingkat
kualifikasi, dan arah sikap terhadap sasaran kegiatan.
Dari indikasi tersebut di atas, maka dalam penelitian ini
penulis mengambil tiga indikasi dari Makmun (1996:30) untuk
dijadikan sebagai indikator penelitian dalam intensitas
mengikuti training Emotional Spiritual Quotient (ESQ) adalah :
1. Frekuensi karyawan dalam mengikuti training Emotional
Spiritual Quotient (ESQ)
2. Kesungguhan karyawan dalam mengikuti training
Emotional Spiritual Quotient (ESQ)
3. Tingkat aspirasi, yakni maksud, rencana, cita-cita, target
yang hendak dicapai dengan mengikuti training ESQ.
b. Etos Kerja
Etos kerja merupakan suatu pola sikap yang mendasar
yang mempengaruhi perilaku karyawan PT. Karya Toha Putra
secara konsisten dan terus-menerus. Sedangkan etos kerja yang
dibahas dalam penelitian ini adalah dalam ruang lingkup PT.
Karya Toha Putra. Guna mewujudkan etos kerja karyawan,
menurut Anoraga (2009 : 34) diperlukan indikator-indikator
diantaranya:
49
1. Motivasi kerja
Motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan
semangat atau dorongan kerja. Dalam hal ini, semangat dan
kesungguhan karyawan dalam bekerja.
2. Disiplin kerja
Disiplin kerja adalah suatu sikap, perbuatan untuk
selalu menta’ati tata tertib atau peraturan dalam bekerja.
3. Produktivitas kerja
Produktivitas kerja adalah efesiensi proses
menghasilkan dari sumber daya yang dipergunakan.
Dengan kata lain, pelaksanaan manajemen yang lebih baik .
Untuk menganalisis hasil akhir dari penelitian maka
dirumuskan pula tentang definisi Bimbingan dan Konseling
Islam yaitu sebagai proses pemberian bantuan kepada individu
baik yang mengalami permasalahan ataupun tidak dengan cara
mengembangkan potensi fitrah yang dimiliki-nya, agar
senantiasa selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah. Dengan
cara yang mandiri inilah, individu (karyawan) dapat
memecahkan masalah yang dihadapinya terutama yang
berkaitan dengan masalah dalam pekerjaan, sehingga mencapai
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
50
3.4. Sumber dan Jenis Data
Sumber data adalah semua informasi baik yang merupakan benda
nyata, sesuatu yang abstrak, peristiwa atau gejala baik secara kuantitatif
ataupun kualitatif (Sukandarrumidi, 2006 : 44).
Menurut sumbernya, data penelitian dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Data primer
Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari subjek
penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan
data yang langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari
(Azwar, 2001:91). Data ini digunakan untuk mengetahui hubungan
intensitas mengikuti Training Emotional Spiritual Quotient terhadap
etos kerja karyawan. Data primer dalam penelitian ini adalah karyawan
PT. Karya Toha Putra dan Narasumber Training. Jenis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data interval, data yang jaraknya
sama tetapi tidak mempunyai nilai nol absolut (Hasan, 2004 : 15).
2. Data sekunder
Data sekunder atau data tangan kedua adalah data yang diperoleh
dari orang lain, tidak langsung diperoleh peneliti dari subyek penelitian
(Azwar, 2001: 91). Data sekunder dalam penelitian ini adalah buku-buku
yang terkait dengan pembahasan penelitian, untuk mengetahui hubungan
Emotional Spiritual Quotient dan etos kerja secara teoritik. Data
sekunder sifatnya melengkapi dan menguatkan dari sumber pokok yang
ada.
51
3.5. Populasi dan Sampel
Populasi Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto,
2006: 130). Dalam hal ini populasi yang dimaksud adalah seluruh karya-
wan PT. Karya Toha Putra yang berjumlah 155 orang, yang terdiri dari 67
laki-laki dan 88 perempuan. Sedangkan sampel adalah bagian dari popu-
lasi yang memiliki sifat-sifat yang sama dari objek yang merupakan sum-
ber data (Sukandarrumidi, 2006:50). Dalam penelitian ini yang menjadi
sampel adalah karyawan PT. Karya Toha Putra Semarang.
Untuk menentukan subjek penelitian agar representatif digunakan
teknik simple random sampling, yakni pengambilan anggota sampel dari
populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada
pada populasi itu (Sugiyono, 2008:82). Dengan kriteria karyawan tetap
yang bekerja di PT. Karya Toha Putra minimal 2 tahun. Alasannya untuk
mengetahui tingkat keberhasilan atau efek yang telah di ikuti oleh
karyawan.
Sampel dalam penelitian ini akan diambil 32% dari jumlah populasi,
sehingga sampel yang digunakan dalam penelitian ada 50 karyawan.
Pengambilan Sampel didasarkan pada pertimbangan dan acuan pendapat
Arikunto yang menyatakan bahwa apabila dalam subjeknya kurang dari 100,
lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian
populasi, tetapi jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15%
atau 20-25% atau lebih (Arikunto, 2006:134).
52
3.6. Metode Pengumpulan Data
Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data penelitiannya. Sehubungan dalam masalah penelitian
penulis mengumpulkan data dari dua sumber yaitu :
a. Data kepustakaan
Data kepustakaan adalah data yang diperoleh dari buku-buku
yang ada relevansinya dengan penelitian. Hal ini dilakukan untuk
menelaah pendapat yang dikemukakan oleh para ahli yang berkaitan
dengan masalah dan pembahasan dalam penelitian.
b. Data Lapangan
Untuk mengumpulkan data lapangan ini dilakukan dengan
menggunakan beberapa metode antara lain :
1) Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan sesuatu
objek dengan sistematika fenomena yang diselidiki (Sukandar-
rumidi, 2006: 69). Metode ini digunakan untuk mengetahui
kondisi umum subjek penelitian yang meliputi aktivitas
keseharian karyawan serta kondisi lingkungan karyawan di PT.
Karya Toha Putra.
2) Dokumentasi
Dokumentasi dari asal katanya dokumen, yang artinya
barang-barang tertulis (Arikunto, 2006:158). Dokumentasi bisa
berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari
53
seseorang. Metode dokumentasi penulis gunakan untuk
memperoleh data tentang PT. Karya Toha Putra Semarang dan
untuk menganalisis data dalam perspektif Bimbingan dan
Konseling Islam.
3) Angket
Angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk menjawabnya (Sugiyono,2008:
142).
Data yang diperoleh dari angket adalah untuk mengukur
hubungan intensitas mengikuti Training Emotional Spiritual
Quotient (ESQ) terhadap etos kerja karyawan PT. Karya Toha
Putra Semarang. Angket yang digunakan adalah termasuk jenis
angket tertutup berbentuk rating scale. Pengukuran skala ini
menggunakan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk meng-
ukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok
orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2008: 93). Skala Likert
dalam penelitian ini penulis menggunakan dua skala, yaitu:
1. Skala intensitas mengikuti Training Emotional Spiritual
Quotient yang tersusun dalam tiga aspek yaitu frekuensi
kegiatan, kesungguhan, serta tingkat aspirasi. Ketiga aspek
ini dijabarkan dalam pernyataan yang mengikuti pola
favorable dan unfavorable. Untuk mengukur ketiga aspek
54
diatas, disusun skala intensitas mengikuti Training Emotional
Spiritual Quotient yang terdiri dari 30 item. Ketiga aspek
tersebut dijabarkan dalam item-item sebagaimana dalam
rancangan berikut:
Tabel 1 Rangcangan Item Sebaran Angket IntensitasMengikuti Training Emotional Spiritual Quotient
No Indikator No. ItemFavorabel
No. ItemUnfavorabel
Jmlh
Item
1 AspirasiKegiatan
4, 9, 15, 20,30
5, 7, 13,14,17
10
2 Frekuensikegiatan
2, 6, 16, 22,27
8, 12, 18, 25,29
10
3 Tingkatkesungguhan
3, 11, 19, 23,26
1, 10 , 21, 24,28
10
Jumlah 15 15 30
Bentuk dan nilai dari pernyataan yang diberikan pada
masing-masing alternatif jawaban adalah sebagai berikut: untuk
item favorable jawaban “Sangat Sesuai” (SS) memperoleh nilai
5, “Sesuai” (S) memperoleh nilai 4, “Netral” (N) memperoleh
nilai 3, “Tidak Sesuai” (TS) memperoleh nilai 2, dan “Sangat
Tidak Setuju” (STS) memperoleh nilai 1. Sedangkan untuk
jawaban item unfavorable jawaban “Sangat Sesuai” (SS)
memperoleh nilai 1, “Sesuai” (S) memperoleh nilai 2, “Netral”
(N) memperoleh nilai 3, “Tidak Sesuai” (TS) memperoleh nilai
4, dan “Sangat Tidak Sesuai” (STS) memperoleh nilai 5.
55
2. Skala etos kerja yang tersusun menjadi tiga aspek, yaitu
motivasi, kedisiplinan, dan produktifitas. Ketiga aspek ini
dijabarkan dalam pernyataan yang mengikuti pola favorable
dan unfavorable. Untuk mengukur ketiga aspek di atas,
disusun skala etos kerja yang terdiri dari 30 item. Ketiga
aspek tersebut dijabarkan dalam item-item sebagaimana
dalam rancangan berikut:
Tabel 2 Rancangan Item Sebaran Angket Etos Kerja
No Indikator No. ItemFavorabel
No. ItemUnfavorabel
Jmlh
Item
1 Produktivitaskerja 1, 2,7,19, 29 8, 13, 23,
26,2810
2 Kedisiplinankerja
6, 9, 12, 14,21
3, 18, 22, 24,30
10
3 Motivasikerja
11, 15, 17,25, 30 4, 5,10,16, 27 10
Jumlah 15 15 30
Bentuk dan nilai dari pernyataan yang diberikan pada
masing-masing alternatif jawaban adalah sebagai berikut:
untuk item favorable jawaban “Sangat Sesuai” (SS) mem-
peroleh nilai 5, “Sesuai” (S) memperoleh nilai 4, “Netral” (N)
memperoleh nilai 3, “Tidak Sesuai” (TS) memperoleh nilai 2,
dan “Sangat Tidak Sesuai” (STS) memperoleh nilai 1.
Sedangkan untuk jawaban item unfavorable jawaban “Sangat
Sesuai” (SS) memperoleh nilai 1, “Sesuai” (S) memperoleh
56
nilai 2, “Netral” (N) memperoleh nilai 3, “Tidak Sesuai” (TS)
memperoleh nilai 4, dan “Sangat Tidak Sesuai” (STS) mem-
peroleh nilai 5.
Daftar pertanyaan tersebut akan disebarkan terhadap
50 orang karyawan dari 155 karyawan yang ada di PT. Karya
Toha Putra Semarang.
3.7. Teknik Analisis Data
Angket yang telah selesai disusun kemudian dilakukan uji coba
terlebih dahulu untuk mengetahui validitas dan reabilitasnya. Hal ini
dilakukan karena angket yang dapat melakukan penelitian adalah angket
yang memenuhi validitas dan reabilitas.
3.7.1 Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-
tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2006:
168). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat
mengungkapakn data dari variabel yang diteliti secara tepat. Jenis
validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas logis.
Sebuah instrumen dikatakan memiliki validitas logis apabila secara
analisis akal sudah sesuai dengan isi dan aspek yang diungkapkan.
Uji validitas instrumen ini menggunakan Uji Validitas
Konstruksi (Konstruk Validity) dan Uji Validitas isi (Content
Validity). Untuk menguji validitas konstuksi, maka digunakan
57
pendapat dari ahli dalam hal ini pembimbing skripsi. Setelah
pengujian konstruksi selesai, maka diteruskan uji validitas isi yaitu
menggunakan analisis statistik yaitu mengkorelasikan skor yang
diperoleh dari setiap butir item dari responden dengan skor item
instrumen.
Pengujian validitas konstruksi dilakukan dengan menggunakan
formulasi korelasi product moment dari Pearson, dan perhitungannya
menggunakan bantuan program SPSS versi 11.5 terhadap 30 item
pernyataan. Menurut Cronbach, koefesien validitas dianggap
memuaskan berkisar antara 0,30 sampai dengan 0,50 (Azwar,
2001:158). Dan penulis menggunakan 0,374 sebagai acuan uji
validitasnya.
Dalam pengujian item soal variabel intensitas mengikuti
Training Emotional Spiritual Quotient ini menghasilkan koefesien
validitas item bergerak antara 0,5048 – 0,6421 dengan alpha 0,9247.
Sedangkan dalam item soal variabel etos kerja menghasilkan
koefesien validitas item bergerak antara 0,4970 – 0,6866 dengan
alpha 0,9260 (lihat pada lampiran). Dari uji validitas instrumen
intensitas mengikuti Training Emotional Spiritual Quotient dan etos
kerja, diperoleh data dalam tabel di bawah ini:
58
Tabel 3Uji Validitas Instrumen
Instrumen Hasil Uji Validitas Jumlah
Valid 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10,
11, 12, 13, 14, 15, 16, 17,
18, 19, 20, 21, 24, 25, 26,
27, 29, 30
24
Tidak Valid 4,7, 18, 22, 23, 28 6
ESQ
Jumlah 30
Valid 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 11,
13, 14, 15, 17, 19, 20, 21,
22, 24, 26, 27, 28, 29, 30
24
Tidak Valid 7, 12, 16, 18, 23, 25 6
Etos
Kerja
Jumlah 30
Dari hasil validitas instrumen, maka instrumen yang tidak valid
dibuang, sedangkan yang valid disebarkan kembali kepada karyawan
PT. Karya Toha Putra untuk mencari hubungan intensitas mengikuti
Training Emotional Spiritual Quotient dan etos kerja karyawan
dengan analisis product moment.
3.7.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu.
Reliabel artinya dapat dipercaya, dapat diandalkan ( Arikunto, 2006:
178). Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan
menghasilkan data yang dapat dipercaya pula.
Uji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini menggunkan
bantuan program SPSS versi 11 dengan uji satistik Cronbach Alpha.
59
Sebagaimana yang dikutip Ghozali dalam bukunya Nunnaly (1960)
menyebutkan bahwa suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel
jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,06 (Ghozali, 2009:46).
Pengujian item soal variabel intensitas mengikuti Training
Emotional Spiritual Quotient menghasilkan koefisien reabilitas item
bergerak antara 0,9204 – 0,9298 dengan alpha 0,9247. Sedangkan
dalam item soal variabel etos kerja menghasilkan koefisien reabilitas
item bergerak antara 0,9212 – 0,9288 dengan alpha 0,9260 (Lihat
pada Lampiran ). Jadi, dapat disimpulkan bahwa variabel intensitas
mengikuti Training Emotional Spiritual Quotient dan etos kerja
dikatakan reliabel karena Cronbach Alphanya lebih besar dari 0,06.
60
BAB IV
GAMBARAN UMUM PT. KARYA TOHA PUTRA
SEMARANG
4.1. Kondisi Umum PT. Karya Toha Putra Semarang
4.1.1. Sejarah dan Perkembangan PT. Karya Toha Putra Semarang
PT. Karya Toha putra Semarang adalah perusahaan percetakan
dan penerbitan yang didirikan pada tahun 1956 oleh Haji Toha. Upaya
pendiriannya telah dilakukan sejak tahun 1940. Kondisi yang men-
dorong Haji Toha untuk mendirikan perusahaan percetakan adalah
untuk meneruskan usaha yang telah dilakukan pamannya. Pada
awalnya percetakan dengan nama al-Munir ini hanya mempunyai satu
mesin cetak manual (hand press) untuk mencetak buku-buku kecil.
Pada saat itu terjadi krisis kertas namun al-Munir mendapat dukungan
dari IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia). Pada tahun 1962 IKAPI
menyarankan al-Munir supaya menggunakan badan usaha CV dengan
kepemilikan atas nama H. Toha yang selanjutnya bernama CV.Toha
Putra. Melihat jatah kertas yang semakin meningkat dari IKAPI maka
CV. Toha Putra Semarang memperbanyak cetakannya dengan men-
cetak bukunya di beberapa percetakan yang ada di Semarang seperti
percetakan milik Suara Merdeka, Vandorp De Brand. Kondisi ini
dilakukan bertahun-tahun hingga akhirnya CV.Toha Putra membeli 4
mesin cetak bekas dari rekanannya.
61
Pada mulanya daerah pemasaran CV. Toha Putra Semarang
terbatas di daerah Semarang. Dengan perkembangan perusahaan yang
cukup pesat terbukti dengan banyaknya permintaan dari konsumen
maka CV. Toha Putra Semarang memperluas daerah pemasarannya
dipasar nasional. Perkembangan ini juga dapat diketahui dari adanya
terobosan-terobosan produk baru yang dihasilkan oleh perusahaan lain.
Adanya buku-buku bernafaskan Islam dan buku-buku pelajaran.
Semakin ketatnya persaingan pasar dibidang percetakan buku- buku
Agama Islam membuat H. Toha sebagai pemilik percetakan CV. Toha
Putra Semarang menerapkan strategi penetrasi pasar, melalui sistem
Direct Selling yaitu penjualan langsung ke toko-toko yang ditunjuk.
Selain melakukan kerja sama dengan beberapa pesantren, CV. Toha
Putra juga melakukan pendekatan dengan lembaga pendidikan dan
Perguruan Tinggi Islam di Indonesia.
Pada tanggal 27 Februari 1996 CV.Toha Putra yang berbentuk
CV berubah menjadi PT. Karya Toha Putra dengan Akta no.9 oleh
Notaris Mustawi Sawilin Semarang dan telah memasuki pasar
nasional. Perubahan badan hukum CV. menjadi PT. disebabkan karena
PT. bersifat lebih terbuka dan pemilik modal bersifat aktif. Sedangkan
dalam CV. Pemilik modal bersifat pasif.
Pada saat ini terdapat 20 kantor cabang yang telah dikembang-
kan di beberapa kota di Indonesia. Untuk lebih jelasnya penulis
cantumkan data daerah cabang PT. Karya Toha Putra sebagai berikut:
62
Tabel 4Perwakilan atau cabang PT. Karya Toha Putra
No. Kota Alamat
1. Semarang Jl. Kauman No. 1 dan Jl. Raya Jrakah
2. Pekalongan Jl. Dr. Sutomo No. 17A
3. Purwokerto/Jateng Jl. Pasar Ajibarang No. 26
4. Purwokerto Jl. Jendral Sudirman No. 218
5. Yogyakarta Jl. Kh. Ahmad Dahlan No. 83 dan Jl. Kates
Komplek Bayeman Permai Blok A No. 21
6. Surabaya Jl. Sasak No. 26
7. Malang Jl. Hasyim Asy’ari No. 1A-1B
8. Jember Jl. S. Parman No. 4
9. Jombang Jl. Merdeka Kompleks Simpang Tiga B3
10. Purwakarta/Jabar Jl. Ibrahim Singadilaga No. 94 Koncara
11. Bandung Jl. Mekar Agung No. 34 Komplek Mekar
Wangi Estate
12. Jakarta Jl. Kramat Raya No. 31 Komplek Maya Indah
13. Cirebon Jl. Panjunan/Basalamah No. 59 A
14. Medan Jl. Sisingamangaraja No. 8 B
15. Bukit Tinggi Jl. Prof. M. Yamin, SH No. 4A/3
16. Makassar Jl. Sultan Alaudin Komplek Permatasari No.
18-19
17. Pekanbaru Jl. Sam Ratulangi No. 64 B samping Polres
Pekanbaru
18. Palembang Jl. Jend. Sudirman No. 81/18 Ilir Palembang
19. Banjarmasin Jl. Dahlia Gg. Budaya No.3
20. Bandar Lampung Jl. Pulau Batan No. 25 Jagatdaya II
21. Pontianak Jl. Pahlawan Komplek Pasar Plamboyan Blok
B No. 4
63
4.1.2. Visi dan Misi PT. Karya Toha Putra Semarang
4.1.2.1. Visi PT. Karya Toha Putra Semarang:
1. Menyiarkan dan mendakwahkan ajaran Islam melalui
percetakan al-Qur’an dan penerbitan buku-buku agama
Islam
2. Memperluas cakrawala pandangan hidup
4.1.2.2. Misi PT. Karya Toha Putra Semarang:
1. Menunjang pemikiran akhlak masyarakat dan karyawan
beserta keluarga
2. Meningkatkan minat baca masyarakat dan operasinya
terhadap buku-buku agama
3. Menyediakan buku-buku agama Islam yang bermutu
tinggi dengan harga bersaing dengan penerbit lain.
4. Memberikan kontribusi secara aktif terhadap pembangun-
an ekonomi nasional, khususnya ekonomi perusahaan dan
seluruh pihak terkait, yaitu pemilik, manajer, dan karya-
wan PT. Karya Toha Putra Semarang.
4.1.3. Tujuan Pendirian PT. Karya Toha Putra Semarang
Suatu perusahaan didirikan pasti memiliki tujuan tertentu yang
ingin dicapai. Dengan adanya suatu tujuan perusahaan akan lebih
memfokuskan proses berfikir untuk mencapainya dengan usaha yang
maksimal dengan berorientasi kepada pencapaian suatu tujuan.
64
Adapun tujuan pendirian PT. Karya Toha Putra Semarang
adalah sebagai berikut :
a. Tujuan umum
1. Untuk memperoleh laba. Sebagaimana perusahaan swasta,
keuntungan merupakan tujuan utama didirikannya suatu
perusahaan. Modal yang ditanam dalam perusahaan diharapkan
akan menghasilkan keuntungan yang maksimal.
2. Menciptakan hasil produksi yang berkualitas, baik yang
menyangkut fisik maupun isi dari buku itu sendiri agar tetap
diminati oleh konsumen.
b. Tujuan khusus
1. Mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini dibuktikan dengan
hasil produksi perusahaan yang berupa buku-buku pelajaran,
buku-buku agama maupun buku-buku ilmiah.
2. Menambah minat baca para pelajar, mahasiswa, dan masya-
rakat melalui buku-buku yang diterbitkan.
3. Mencetak dan menerbitkan buku-buku keislaman dan disebar-
luaskan pada masyarakat.
4. Untuk pendidikan
5. Untuk berdakwah.
65
4.1.4. Bidang Usaha PT. Karya Toha Putra Semarang
PT. Karya Toha Putra Semarang bergerak dalam bidang usaha
Percetakan dan Penerbitan buku-buku agama Islam. Produk yang
dihasilkan dibagi dalam empat jenis yaitu al- Qur’an, sarah kitab
kuning, buku agama, buku pelajaran. PT. Karya Toha Putra Semarang
adalah perusahaan yang mempunyai kegiatan menjual produknya
langsung ke toko-toko yang ditunjuk (Direct Selling). Daerah pema-
sarannya meliputi Medan, Pekan baru, Bandar lampung, Jakarta,
Semarang, Bandung, Cirebon, Purwokerto,( Jateng ), Yogyakarta,
Jombang, Jember, Malang, Banjarmasin, Pontianak, Makassar, Bukit
Tinggi, Palembang, Purwakarta (Jabar), Pekalongan, Surabaya dan
lain-lain.
Adapun produk yang dijual oleh PT. Karya Toha Putra
Semarang adalah:
1. Al Qur'an
a. Al Qur'an 30 juz
b. A1 Qur'an 30 juz dan terjemahannya
2. Sarah Kitab Kuning
a. Sarah edisi lux (di jilid)
b. Sarah edisi biasa
3. Buku Agama
a. Pedoman Haji
b. Kisah para Wali
66
c. Tata cara sholat
d. Pedoman zakat
e. Terjemahan juz Amma, dan lain – lain.
4. Buku Pelajaran
a. Matematika
b. IPS
c. IPA
d. Bahasa Arab
e. Seputar soal EBTANAS, dan lain – lain.
4.1.5. Lokasi PT. Karya Toha Putra Semarang
Lokasi atau tempat kediaman perusahaan adalah tempat dimana
perusahaan itu didirikan untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Lokasi
juga dapat diartikan sebagai tempat kedudukan perusahaan, yaitu
tempat kantor perusahaan. Karena itu pemilihan lokasi perusahaan
tidak lepas dari tindakan-tindakan yang didasarkan atas motif ekonomi,
artinya orang akan selalu berusaha memilih tempat atau lokasi perusa-
haan yang memberikan kemungkinan keuangan sebesar-besarnya.
Perusahaan akan dapat meningkatkan hasil produksinya dan dapat
memberikan pengaruh baik bagi Pemerintah maupun masyarakat
disekitarnya. Oleh karena itu, PT. Karya Toha Putra memilih Jl.
Gotong Royong Mangkang Km 16 Semarang dan Jl. Raya Jrakah
Semarang sebagai tempat lokasi perusahaan.
67
Adapun faktor - faktor yang menjadi pertimbangan PT. Karya
Toha Putra Semarang dalam pemilihan lokasi adalah:
a. Harga tanah didaerah tersebut masih tergolong sangat murah
b. Dekat dengan jalan besar sehingga sangat bermanfaat dalam
distribusi produk
c. Sarana transportasi mudah
d. Lokasi didirikannya perusahaan tidak jauh dari kantor pusat
e. Kebutuhan akan tenaga kerja sangat mudah
Melihat faktor - faktor tersebut di atas maka dapat di simpulkan
bahwa PT Karya Toha Putra Semarang di dalam memilih dan
menentukan lokasi perusahaan sangat dipengaruhi oleh faktor – faktor
ekonomi.
4.2. Pelaksanaan Training Emotional Spiritual Quotient di PT. Karya
Toha Putra
Kegiatan Training Emotional Spiritual Quotient untuk karya-
wan di PT. Karya Toha Putra Semarang diadakan rutin tiap satu bulan
sekali yang kemudian ditindaklanjuti dengan pengajian, yaitu pada
minggu pertama di awal bulan setelah shalat dhzuhur berjamaah.
Adapun materi yang disampaikan terkait dengan masalah
akidah, syari’ah dan akhlak. Pada kesempatan bulan november
kemarin materi yang disampaikan terkait dengan akhlak. Didalam
Islam hal-hal yang berhubungan dengan kecakapan emosi dan spiritual
68
adalah kerendahan hati (tawadhu’), berusaha dan berserah diri
(tawakal), keikhlasan, optimis, bersyukur, kejujuran dan lain-lain,
semua itu termasuk dalam akhlakul karimah. Akhlakul karimah sendiri
memiliki arti perilaku yang senantiasa berada dalam kontrol Illahiyah
yang dapat membawa nilai-nilai positif dan kondusif bagi kemaslahan
umat. Seseorang yang memiliki sifat akhlakul karimah, maka
kecerdasan emosi-spiritual akan bekerja secara optimal.
Seperti halnya dalam datangnya penyambutan hari idul qurban,
para karyawan diharapkan mampu memaknai peristiwa-peristiwa nabi
terdahulu, yang mencerminkan adanya keikhlasan dan ketulusan. Nabi
Ibrahim menyembelih anaknya Ismail, karena perintah dari Allah.
Akibat ketulusan dari Nabi Ismail dan ayahnya, maka Allah mengganti
tubuh Nabi Ismail dengan seekor domba. Sifat dari Nabi Ismail dan
ayahnya patut dijadikan sebagai uswatun hasanah bagi umatnya.
Seyogyanya pembinaan akhlak dilakukan sejak kecil dan
berlangsung secara terus menerus, karena akhlak yang baik tidak dapat
dibentuk hanya dengan pelajaran, interuksi dan larangan, tetapi harus
disertai dengan pemberian contoh yang baik dan nyata (uswatun
hasanah). Apabila sifat-sifat terpuji dilakukan secara berulang-ulang ,
ini akan menjadi sebuah doktrin yang akan mengisi jiwa baik sadar
atau tanpa disadari yang nantinya berujung pada pemilikan tingkat
kecerdasan emosi-spiritual yang tinggi atau seseorang yang berakhlak
mulia yang merupakan pengasahan got-spot di dalam hati manusia.
69
Model dari kegiatan di atas dilakukan secara langsung dengan
ceramah dan dilanjutkan dengan dialog mengenai materi yang telah
disampaikan. Sehingga para karyawan dapat bertanya langsung jika
kurang faham dengan materi yang disampaikan.
Selain kegiatan diatas, para karyawan juga diwajibkan melaku-
kan serangkaian kegiatan keagamaan yang lain seperti: shalat sunah
dhuha yang dilakukan karyawan sebelum memulai pekerjaan, shalat
jama’ah dzuhur dilanjutkan dengah membaca Asmaul Husna sebagai
pujian dan do’a untuk Allah SWT, shalat jamaah Ashar, kemudian
pada saat bulan ramadhan tiba juga ada kajian kitab kuning serta
sima’an al-Qur’an. Adanya kegiatan diatas dapat memberikan
pengaruh dan manfaat terhadap perkembangan PT. Karya Toha Putra
yakni karyawan dan pimpiman akan sering bertemu dan
berkomunikasi, berdo’a bersama untuk mencapai tujuan bersama yaitu
kejayaan perusahaan.
70
BAB V
ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Deskripsi Hasil Penelitian
5.1.1. Uji Homogenitas dan Normalitas
Sebelum uji hipotesis data tentang hubungan intensitas
mengikuti Training Emotional Spiritual Quotient terhadap etos kerja
karyawan dengan menggunakan product moment, maka dilakukan
uji Pra syarat terlebih dahulu yang meliputi uji Normalitas dan uji
Homogenitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah pe-
nyebaran skor Intensitas Mengikuti Training Emotional Spiritual
Quotient masing-masing kelompok normal atau tidak. Sebaran
skor dikatakan normal jika hasil uji menunjukkan P > 0,05. Uji
normalitas dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov
Smirnov Z. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel berikut:
71
Tabel 5
Uji normalitas data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
50 50102,7400 105,18008,13611 6,81741
,103 ,094,100 ,092
-,103 -,094,727 ,667,665 ,765
NMeanStd. Deviation
Normal Parameters a,b
AbsolutePositiveNegative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)
INTN_ESQ ETOS_KER
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa sebaran skor
intensitas mengikuti Training Emotional Spiritual Quotient dan
etos kerja pada seluruh kelompok memiliki sebaran normal, lebih
jelasnya lihat rangkuman tabel berikut:
Tabel 6
Rangkuman hasil uji normalitas
Variabel Asymp.Sig (p) Kriteria Ket.
Intensitas MengikutiTraining EmotionalSpiritual Quotient
0,665 Normal P >0,05
Etos kerja 0,765 Normal P >0,05
Dari tabel di atas, diketahui bahwa probabilitas (p)
varians kelompok nilainya lebih besar dari signifikansi 0,05. Ini
berarti semua kelompok berdistribusi normal.
72
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengevaluasi
apakah masing-masing kesalahan pengganggu (residual) untuk
variabel-variabel bebas yang diketahui mempunyai varians yang
sama. Karena jika berbeda akan menyebabkan persamaan linear
yang dihasilkan tidak lagi efektif untuk membuat suatu prediksi.
Uji homogenitas dapat dilakukan dengan uji statistik di bawah
ini:
Tabel 7
Tabel Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
ETOS_KER
1,462 11 31 ,196
LeveneStatistic df1 df2 Sig.
ANOVA
ETOS_KER
918,013 18 51,001 1,163 ,3461359,367 31 43,8512277,380 49
Between GroupsWithin GroupsTotal
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa hubungan
Intensitas Mengikuti Training Emotional Spiritual Quotient
dengan Etos Kerja memiliki nilai levene test 1,462 pada
Signifikan (Sig.) 0,196, maka dapat dikatakan bahwa varians
antar kelompok yang diperbandingkan adalah homogen. Hal
tersebut karena nilai levene test (p) > 0,05 atau 0, 196 > 0,05.
73
5.1.2. Data Hasil Angket tentang Emotional Spiritual Quotient dan
Etos Kerja Karyawan PT. Karya Toha Putra Semarang
Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas, angket yang
valid sebanyak 48 soal dan disebarkan kepada 50 responden. Adapun
hasil angket tentang intensitas mengikuti Training Emotional
Spiritual Quotient karyawan adalah sebagai berikut:
Tabel 8
Hasil Angket tentang Intensitas Mengikuti TrainingEmotional Spiritual Quotient Karyawan PT. Karya Toha Putra
Semarang
Responden Skor Responden SkorR_1 103 R_26 102R_2 111 R_27 100R_3 92 R_28 107R_4 100 R_29 99R_5 99 R_30 97R_6 105 R_31 100R_7 95 R_32 83R_8 105 R_33 109R_9 95 R_34 101R_10 105 R_35 115R_11 111 R_36 114R_12 95 R_37 111R_13 117 R_38 92R_14 99 R_39 102R_15 107 R_40 99R_16 83 R_41 116R_17 96 R_42 105R_18 117 R_43 107R_19 102 R_44 103R_20 117 R_45 105R_21 96 R_46 102R_22 107 R_47 105R_23 100 R_48 107R_24 83 R_49 105R_25 106 R_50 105
74
Data hasil angket tentang etos kerja karyawan PT. Karya
Toha Putra Semarang dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 9
Hasil Angket tentang Etos Kerja KaryawanPT. Karya Toha Putra
Semarang
Responden Skor Responden SkorR_1 103 R_26 96R_2 114 R_27 105R_3 93 R_28 105R_4 106 R_29 95R_5 102 R_30 101R_6 102 R_31 102R_7 98 R_32 103R_8 116 R_33 106R_9 95 R_34 106R_10 109 R_35 113R_11 114 R_36 112R_12 100 R_37 109R_13 98 R_38 95R_14 117 R_39 104R_15 113 R_40 103R_16 95 R_41 109R_17 99 R_42 116R_18 95 R_43 103R_19 104 R_44 115R_20 114 R_45 104R_21 110 R_46 115R_22 95 R_47 106R_23 107 R_48 116R_24 103 R_49 103R_25 109 R_50 106
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa variabel intensitas
mengikuti Training Emotional Spiritual Quotient memiliki skor ter-
tinggi 117 dan terendah adalah 83, sedangkan variabel etos kerja
memiliki skor tertinggi 117 dan terendah 93. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat dalam tabel berikut:
75
Tabel 10
Hasil Analisis Deskriptif Variabel Penelitian
Variabel Skor Maksimal Skor Minimal
Intensitasmengikuti
training ESQ
117 83
Etos Kerja 117 93
5.2. Pengujian Hipotesis
5.2.1. Analisis Pendahuluan
Analisis pendahuluan dilakukan untuk mengetahui tingkat
intensitas mengikuti Training Emotional Spiritual Quotient dan etos
kerja karyawan.
Adapun langkah-langkah untuk melakukan analisis penda-
huluan adalah sebagai berikut:
a. Membuat atau mencantumkan standar kualifikasi
b. Mentabulasikan data ke dalam tabel kualifikasi yang ada
c. Mengadakan perhitungan-perhitungan, sehingga ditemukan skor
angka nilai tingkat kualifikasi masing-masing variabel yang diteliti.
Untuk membuat standar kualifikasi, maka terlebih dulu dicari
range atau jarak pengukuran dengan rumus sturges (Saerozy,
2008:103) adalah :
R = H – L
Ket: R = Range
H = Skor tertinggi
76
L = Skor terendah
Maka range untuk variabel intensitas mengikuti Training
Emotional Spiritual Quotient adalah:
R = H – L
= 117 – 83
= 34
Setelah itu untuk mencari nilai interval terlebih dahulu dicari kelas
interval dengan rumus:
K = 1 + 3,3 log N
Ket. : K = Kelas interval
N = Jumlah responden
K = 1 + 3,3 log N
= 1 + 3,3 log 50
= 1 + 5,606
= 6,6 atau = 7
Setelah diketahui kelas interval kemudian dicari nilai interval dengan
rumus:
585714286,4
734
==
=
=KRi
Dari perhitungan di atas dapat diketahui, bahwa interval kelas
variabel intensitas mengikuti Training Emotional Spiritual Quotient
77
adalah 7 dan jumlah intervalnya adalah 5. Hasil ini kemudian
digunakan untuk membuat tabel distribusi frekuensi skor mean
intensitas mengikuti Training Emotional Spiritual Quotient sebagai
berikut:
Tabel 11
Interval Intensitas Mengikuti Training Emotional Spiritual QuotientKaryawan
Interval F x fx Mean
83-8788-9293-97
98-102103-107108-112113-117
326
131646
859095
100105110115
25518057013001680440690
Jumlah 50 5115
3,10250
5115
=
=
∑=
NfxM
Sebelum mengkaji lebih lanjut tentang pengujian hipotesis
dengan pengolahan data-data tersebut di atas secara prinsip product
moment, maka perlu diketahui terlebih dahulu mengenai kualitas
masing-masing variabel, apakah telah memenuhi standar atau belum.
Adapun standar yang penulis gunakan adalah sebagaimana terdapat
dalam tabel di bawah ini:
78
Tabel 12
Kualitas Variabel Intensitas Mengikuti Training Emotional SpiritualQuotient Karyawan
Interval Kriteria Kualitas
83-87
88-92
93-97
98-102
103-107
108-112
113-117
Sangat rendah sekali
Sangat rendah
Rendah
Sedang/cukup
Baik
Sangat baik
Sangat baik sekali
Sedang/Cukup
Berdasarkan perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa nilai
rata-rata untuk variabel intensitas mengikuti Training Emotional
Spiritual Quotient adalah 102,3. Bila dicocokkan dengan tabel kuali-
tas, maka nilai 102,3 terletak pada interval 98-102. Dengan demikian
intensitas mengikuti Training Emotional Spiritual Quotient karya-
wan PT. Karya Toha Putra termasuk dalam kategori “sedang/cukup”.
Setelah data tentang intensitas mengikuti Training Emotional
Spiritual Quotient disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
dan diketahui kualitasnya, maka data tersebut dapat divisualisasikan
dalam bentuk histogram sebagai berikut:
79
INTN_ESQ
115,0110,0
105,0100,0
95,090,0
85,0
INTN_ESQ
Freq
uenc
y
20
10
0
Std. Dev = 8,14
Mean = 102,7
N = 50,00
Gambar 1:
Diagram Histogram Intensitas Mengikuti Training EmotionalSpiritual Quotient
Selanjutnya menentukan range untuk variabel etos kerja
karyawan PT. Karya Toha Putra adalah:
R = H – L
= 117 – 93
= 24
Setelah itu dibagi 7 untuk menentukan jumlah intervalnya diperoleh
3,43, kemudian dibulatkan menjadi 4, maka jumlah intervalnya
adalah 4.
80
Tabel 13
Interval Etos Kerja Karyawan
Interval F X fx Mean
93-9697-100101-104105-108109-112113-116117-120
84
1386
101
94,598,5102,5106,5110,5114,5118,5
756394
1332,58526631145118,5
Jumlah 50 5261
22,10550
5261
=
=
∑=
NfxM
Adapun untuk mengetahui kualitas etos kerja, maka
perlu dibuat tabel kualitas etos kerja sebagai berikut:
Tabel 14
Kualitas Variabel Etos Kerja
Interval Kriteria Kualitas
93-96
97-100
101-104
105-108
109-112
113-116
117-120
Sangat rendah sekali
Sangat rendah
Rendah
Sedang/cukup
Baik
Sangat baik
Sangat baik sekali
Sedang/cukup
Dari perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata
etos kerja karyawan adalah 105,22. Hasil ini dicocokkan dengan
tabel kualitas variabel Y, maka nilai 105,22 terletak pada interval
105-108. Sehingga etos kerja karyawan PT. Karya Toha Putra
memiliki kualitas “sedang/cukup”.
81
Setelah data tentang etos kerja disajikan dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi dan diketahui kualitasnya, maka data tersebut
dapat divisualisasikan dalam bentuk histogram sebagai berikut:
ETOS_KER
117,5115,0
112,5110,0
107,5105,0
102,5100,0
97,595,0
92,5
ETOS_KER
Freq
uenc
y
12
10
8
6
4
2
0
Std. Dev = 6,82
Mean = 105,2
N = 50,00
Gambar 2:
Diagram Histogram Etos Kerja
5.2.2. Analisis Uji Hipotesis
Setelah diadakan analisis pendahuluan seperti di atas, perlu
adanya analisis uji hipotesis guna membuktikan diterima atau tidak-
nya hipotesis yang diajukan penulis. Untuk itu perlu dibuktikan
dengan mencari nilai koefisien korelasi antara variabel intensitas
mengikuti Training Emotional Spiritual Quotient dan variabel etos
kerja dengan menggunakan rumus “Korelasi Product Moment”.
Adapun langkah-langkah operasional dalam uji hipotesis
adalah sebagai berikut:
a. Membuat tabel kerja korelasi antara Intensitas Mengikuti
Training Emotional Spiritual Quotient dengan etos kerja
82
karyawan yang berisi: jumlah variabel X dan variabel Y, jumlah
kuadrat variabel X dan Y dan jumlah perkalian variabel X dan Y.
b. Setelah diketahui masing-masing jumlah variabel X, Y, X2, Y2
dan XY, langkah selanjutnya adalah memasukkan ke dalam
rumus korelasi product moment.
Tabel 15
Tabel Kerja Korelasi antara Intensitas Mengikuti Training EmotionalSpiritual Quotient dengan Etos Kerja
Rsp X Y X2 Y2 XY1 103 103 10609 10609 106092 111 114 12321 12996 126543 92 93 8464 8649 85564 100 106 10000 11236 106005 99 102 9801 10404 100986 105 102 11025 10404 107107 95 98 9025 9604 93108 105 116 11025 13456 121809 95 95 9025 9025 9025
10 105 109 11025 11881 1144511 111 114 12321 12996 1265412 95 100 9025 10000 950013 117 98 13689 9604 1146614 99 117 9801 13689 1158315 107 113 11449 12769 1209116 83 95 6889 9025 788517 96 99 9216 9801 950418 117 95 13689 9025 1111519 102 104 10404 10816 1060820 117 114 13689 12996 1333821 96 110 9216 12100 1056022 107 95 11449 9025 1016523 100 107 10000 11449 1070024 83 103 6889 10609 854925 106 109 11236 11881 1155426 102 96 10404 9216 979227 100 105 10000 11025 1050028 107 105 11449 11025 1123529 99 95 9801 9025 9405
83
30 97 101 9409 10201 979731 100 102 10000 10404 1020032 83 103 6889 10609 854933 109 106 11881 11236 1155434 101 106 10201 11236 1070635 115 113 13225 12769 1299536 114 112 12996 12544 1276837 111 109 12321 11881 1209938 92 95 8464 9025 874039 102 104 10404 10816 1060840 99 103 9801 10609 1019741 116 109 13456 11881 1264442 105 116 11025 13456 1218043 107 103 11449 10609 1102144 103 115 10609 13225 1184545 105 104 11025 10816 1092046 102 115 10404 13225 1173047 105 106 11025 11236 1113048 107 116 11449 13456 1241249 105 103 11025 10609 1081550 105 106 11025 11236 11130
Jmlh 5137 5259 531019 555419 541431
Dari data di atas dapat di ketahui bahwa:
X = 5137 X2 = 531019 X.Y = 541431 Y = 5259 Y2 = 555419
Setelah itu di masukkan dalam rumus korelasi product moment :
})().}{()().{())(()(
2222 yyNxxNyxxyNrxy
∑−∑∑−∑
∑∑−∑=
27657081)-2777095026388769)(-26550950(27015483-27071550
}(5259)-555419).50}{()1375()531019.50{()5259)(5137()541431(50
22
=
−
−=
84
413,07924125765865,0
76917453,13589456067
9184673882856067
13869)(162181)(156067
==
=
=
=
Dari hasil uji hipotesis korelasi antara intensitas mengikuti
Training Emotional Spiritual Quotient dengan etos kerja karyawan
PT. Karya Toha Putra, maka dapat diketahui nilai korelasinya adalah
0,413.
Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS versi
11.5 diperoleh hasil seperti tabel berikut:
Tabel 16
Korelasi antara Intensitas Mengikuti Training Emotional SpiritualQuotient dengan Etos Kerja karyawan PT. Karya Toha Putra
Correlations
1 ,413**. ,003
3243,620 1121,340
66,196 22,88450 50
,413** 1,003 .
1121,340 2277,380
22,884 46,47750 50
Pearson CorrelationSig. (2-tailed)Sum of Squares andCross-productsCovarianceNPearson CorrelationSig. (2-tailed)Sum of Squares andCross-productsCovarianceN
INTN_ESQ
ETOS_KER
INTN_ESQ ETOS_KER
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
85
5.2.3. Analisis Lanjut
Setelah diadakan pengujian hipotesis, maka hasil yang di-
peroleh kemudian dikonsultasikan dengan nilai pada tabel (rt), baik
pada taraf signifikansi 5 % atau 1 %, dengan ketentuan jika rxy > rt,
maka signifikan, dan jika rxy < rt, maka non signifikan.
Dari hasil pengujian hipotesis diperoleh rxy = 0,413 dengan
demikian rxy = 0,413 > r0,05 (50) = 0,279 signifikan dan hipotesis di-
terima, sedangkan rxy = 0,413 < r0,01 (50) = 0,361 signifikan dan
hipotesis diterima.
Tabel 17
Hasil Ringkasan Analisis Uji Hipotesis
rt50N rxy
5% 1%
Keterangan Hipotesis
50 0,413 0,279 0,361 Signifikan Diterima
Jadi, hubungan variabel X (intensitas mengikuti Training
Emotional Spiritual Quotient) dengan variabel Y (etos kerja) adalah
signifikan. Dengan kata lain bahwa semakin tinggi intensitas meng-
ikuti Training Emotional Spiritual Quotient karyawan maka semakin
tinggi pula etos kerja karyawan. Dengan demikian hipotesis yang
diajukan diterima. Untuk mengetahui kuat lemahnya korelasi
tersebut dapat dicocokkan tabel interpretrasi sebagai berikut:
86
Tabel 18
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefesien Korelasi
Interval Koefesien Tingkat Hubungan0,00-0,199
0,20-0,399
0,40-0,599
0,60-0,799
0,80-1,000
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat Kuat
(Sugiyono, 2008:184).
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa koefisien hasil (rxy)
adalah 0,413, dan terletak pada interval 0,40-0,599. Jadi, korelasi
intensitas mengikuti Training Emotional Spiritual Quotient dengan
etos kerja karyawan PT. Karya Toha Putra adalah sedang pada pada
interval 0,40-0,599.
5.3. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil utama penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan positif
antara intensitas mengikuti Training Emotional Spiritual Quotient dengan
etos kerja karyawan PT. Karya Toha Putra Semarang. Setelah diadakan
analisis uji hipotesis kemudian dilanjutkan pada analisis lanjut, dan setelah
melalui proses perhitungan, dapat diketahui hasil dari intensitas mengikuti
Training Emotional Spiritual Quotient dan etos kerja karyawan PT. Karya
Toha Putra Semarang. Untuk variabel intensitas mengikuti Training
Emotional Spiritual Quotient didapatkan nilai rata-rata 102,3 , nilai ini
terletak pada interval 98-102 termasuk kategori “sedang/cukup”. Sedangkan
87
untuk variabel etos kerja didapatkan nilai rata-rata 105,22 terletak pada
interval 105-108, termasuk kategori “sedang/cukup”.
Dari penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa intensitas mengikuti
Training Emotional Spiritual Quotient (x) adalah “sedang/cukup” dan etos
kerja (y) adalah “sedang/cukup”.
Hasil yang diperoleh ini kemudian dikonsultasikan nilai pada tabel
(rt), pada taraf signifikansi 5 % atau 1 %, dengan ketentuan jika rxy >rt, maka
signifikan, dan jika rxy < rt, maka non signifikan. Dari hasil pengujian
hipotesis diperoleh rxy= 0,413 dengan demikian: rxy= 0,413 > r0,05 (50) = 0,279
signifikan dan hipotesis diterima, sedangkan rxy = 0,413 < r0,01 (50) = 0,361
signifikan dan hipotesis diterima. Dengan kata lain bahwa semakin tinggi
intensitas mengikuti Training Emotional Spiritual Quotient karyawan maka
semakin tinggi pula etos kerja karyawan.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosi-spiritual
dan etos kerja karyawan di PT. Karya Toha Putra, antara lain sebagai
berikut:
1. Faktor internal, meliputi:
a. Kesadaran dalam diri karyawan PT. Karya Toha Putra untuk mengikuti
serangakain kegiatan keagamaan yang ada di perusahaan
b. Adanya motivasi karyawan PT. Karya Toha Putra untuk selalu
memperbaiki diri menjadi manusia yang berkualitas
c. Adanya kesadaran dari karyawan PT. Karya Toha Putra untuk meng-
amalkan ajaran agama Islam, dalam membentuk etos kerja karyawan.
88
2. Faktor eksternal, meliputi:
a. Adanya motivasi (penggerakan) dari pimpinan perusahaan dengan
sistem perangsang untuk meningkatkan semangat karyawan, yakni
adanya training-training dan beasiswa pendidikan.
b. Pimpinan lebih memperhatikan kesejahteraan karyawan, yaitu dengan
adanya tunjangan, bonus kerja dan penghargaan.
c. Fasilitas yang memadai dilingkungan pabrik yang berupa masjid yang
digunakan untuk kegiatan keagamaan misalnya: shalat berjama’ah,
shalat dhuha, shalat jum’at dan kegiatan keagamaan yang lain.
Dari hasil penelitian yang diperoleh, berkaitan dengan upaya
meningkatkan kecerdasan emosi-spiritual dan etos kerja karyawan di PT.
Karya Toha Putra dapat dilakukan dengan dakwah. Dakwah adalah seruan
atau ajakan kepada keinsyafan, atau usaha mengubah situasi kepada situasi
yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat.
Perwujudan dakwah bukan sekedar usaha peningkatan pemahaman keaga-
maan dalam tingkah laku dan pandangan hidup saja, tetapi juga menuju
sasaran yang lebih luas. Apalagi pada masa sekarang ini dakwah harus lebih
berperan menuju kepada pelaksanaan ajaran Islam secara lebih menyeluruh
dalam berbagai aspek kehidupan (Amin, 2009: 5) .
Dalam lingkungan perusahaan tugas da’i tidak hanya memberikan
bekal tentang akhirat atau aspek kerohanian saja, tetapi harus menunjukkan
efektivitas ajaran Islam dengan menyesuaikan pada kondisi yang ada.
Penerapan strategi dakwah yang sesuai dengan kondisi mad’u sebagai objek
89
dakwah, akan menghasilkan objek dakwah yang tepat. Dimana nantinya
akan mudah diterima oleh karyawan sebagai objek dakwah. Nabi
Muhammad SAW bersabda:
Artinya:” Bebicaralah dengan manusia sesuai dengan kadarpemikirannya”.
Hadis di atas menekankan kepada da’i agar dalam berdakwah harus
mengetahui tentang latar belakang dan kondisi mad’u yang dihadapinya.
Sebagaimana kegiatan keagamaan yang dilakukan di PT. Karya Toha Putra,
adalah sesuai dengan kondisi karyawan yang berasal dari latar belakang
pendidikan menengah kebawah. Dengan adanya serangkaian kegiatan
keagamaan di PT. Karya Toha Putra, khususnya Training Emotinal Spiritual
Quotient diharapkan mampu memberikan tambahan nilai-nilai spiritual yang
berbasis agama kepada karyawan. Sehingga diharapkan mampu menuntun
karyawan untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
5.4. Analisis Bimbingan dan Konseling Islam
Di era globalisasi yang mewarnai kehidupan manusia saat ini, per-
soalan hidup menjadi kompleks dan beragam baik yang berasal dalam diri
seseorang ataupun yang datang dari luar. Sebagai khalifah Allah SWT di
bumi, seoarang muslim dituntut untuk berusaha sekuat tenaga mengatasi
masalah hidup dan persoalannya. Untuk itulah, diperlukan suatu upaya yang
dapat mengarahkan manusia kepada perkembangan hidup yang serasi dan
seimbang. Salah satu usaha tersebut dapat berupa layanan atau bimbingan
90
yang dapat membentengi diri dari semua hal yang merugikan, yakni dengan
Bimbingan dan Konseling Islam.
Bimbingan dan Konseling Islam adalah proses pemberian bantuan
terhadap individu agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk
dari Allah sehingga dapat mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat
(Faqih, 2001: 4). Bimbingan dan Konseling Islam dilakukan tidak hanya
kepada individu yang terkena masalah, melainkan juga terhadap individu
yang masih dalam tataran sehat sebagai bentuk usaha preventif dalam
menghadapi masalah. Karena hakekat dari Bimbingan dan Konseling Islam
ini adalah upaya membantu individu untuk mengembangkan fitrah dan atau
kembali pada fitrah dengan cara memberdayakan iman, akal dan kemauan
yang dikaruniakan Allah SWT agar fitrah pada individu itu berkembang dan
benar dan kokoh sesuai tuntunan Allah SWT.
Bimbingan dan konseling juga di butuhkan bagi karyawan, karena
dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-hari kadang karyawan mengalami
masalah dalam pekerjaannya, bukan tidak mungkin masalah tersebut
mengakibatkan stress bagi karyawan. Stres ini berpotensi menurunkan etos
kerja dari karyawan, sehingga berakibat buruk pada perusahaan. Lebih
khusus lagi bimbingan ini disebut sebagai Bimbingan dan Konseling Karir.
Bimbingan dan Konseling Karir merupakan salah satu jenis
bimbingan yang berusaha membantu individu dalam memecahkan masalah
karir (pekerjaan) untuk memperoleh penyesuaian diri yang sebaik-baiknya
untuk masa depannya ( Gani, 1987: 10). Berupaya membantu individu
91
memahami, mengerti, mengetahui, mengenal, dan mengevaluasi dirinya
sendiri. Orientasi ini sangat sesuai dengan upaya pemupukan kecerdasan
emosi-spiritual pada karyawan. Dengan memahami dirinya sendiri,
mengenal fitrahnya, maka karyawan akan lebih mudah mencegah timbulnya
masalah yang disebabkan oleh ketidakmampuan karyawan mengenal dirinya
sendiri. Dengan adanya bimbingan ini diharapkan dapat membantu kayawan
menyadari eksistensinya sebagai makhluk Allah dalam bekerja senantiasa
selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Dalam proses konseling, pihak utama adalah konselor yaitu seorang
mukmin yang memiliki pemahaman yang mendalam tentang tuntutan Allah
dan mentaati perintah Allah. Bantuan itu terutama berbentuk pemberian dan
dorongan dan pendampingan dalam memahami dan melaksanakan syari’at
Islam. Dengan memahami syari’at Islam diharapkan segala potensi yang di-
karuniakan Allah kepada individu dapat berkembang secara optimal, dan
pada akhirnya diharapkan agar individu menjadi hamba Allah yang mut-
taqin, mukhlasin, muhsinin, dan mutawakkilin yang jauh dari godaan setan
serta ikhlas dalam menjalankan ibadah kepada Allah SWT. Selain itu juga,
konselor tersebut mempunyai pemahaman dan pengetahuan yang memadai
tentang kerja dan mengetahui seluk beluk dalam dunia kerja.
Berkaitan dengan kecerdasan emosi-spiritual, kecerdasan ini
senantiasa berpusat pada prinsip atau kebenaran yang hakiki yang bersifat
92
universal dan abadi. Ginanjar (2001) mengungkapkan beberapa tahapan
yang digunakan membangun kecerdasan emosi-spiritual, yaitu:
5. Penjernihan emosi (Zero Mind Process); tahap ini merupakan titik tolak
dari kecerdasan emosi, yaitu kembali pada hati dan pikiran yang bersifat
merdeka serta bebas dari segala belenggu. Ada tujuh hal yang dapat
membelenggu dan menutupi fitrah (God-Spot), yaitu: prasangka, prinsip-
prinsip hidup, pengalaman, kepentingan dan prioritas, sudut pandang,
pembanding literatur.
6. Membangun mental (Mental Building); berkenaan dengan pembentuk-
kan alam berpikir dan emosi secara sistematis berdasarkan Rukun Iman.
Pada bagian ini diharapkan akan tercipta format berpikir dan emosi
berdasarkan kesadaran diri, serta sesuai dengan hati nurani terdalam dari
diri manusia.
7. Ketangguhan pribadi (Personal Strength); merupakan langkah peng-
asahan hati yang telah terbentuk, yang dilakukan secara berurutan dan
sangat sistematis berdasarkan Rukun Islam, salah satunya adalah
Mission Statement; penetapan misi melalui syahadat yakni membangun
misi kehidupan, membulatkan tekad, membangun visi, menciptakan
wawasan, transformasi visi, dan komitmen total.
8. Ketangguhan sosial (Social Strength); merupakan suatu pembentukan
dan pelatihan untuk melakukan aliansi, atau sinergi dengan orang lain,
serta lingkungan sosialnya (http://saturindu.multipl.com).
93
Dengan demikian individu (karyawan) dapat mengaktualisasikan
potensinya sesuai dengan fitrah. Sehingga mampu mengenali dan
memahami bagian terdalam dari suara hati diri sendiri serta suara hati orang
lain, di mana suara hati adalah dasar kecerdasan emosi-spiritual dalam
membangun ketangguhan pribadi sekaligus membangun ketangguhan sosial,
sehingga dengan sendirinya etos kerja akan terbentuk dalam diri karyawan.
94
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian, ada beberapa kesimpulan
yang penulis kemukakan, antara lain :
1) Dari hasil perhitungan data diperoleh hasil bahwa intensitas mengikuti
Training Emotional Spiritual Quotient karyawan PT. Karya Toha Putra
tergolong “Sedang/cukup” menurut kualitas variabel pada interval 98-102
dengan rata-rata 102,3. Sedangkan, data mengenai etos kerja karyawan PT.
Karya Toha Putra Semarang tergolong “sedang/cukup” menurut kualitas
variabel pada interval 105-108 dengan rata-rata 105,22.
2) Ada korelasi yang positif dan signifikan antara intensitas mengikuti
Training Emotional Spiritual Quotient terhadap etos kerja karyawan PT.
Karya Toha Putra Semarang. Dengan kata lain, semakin tinggi intensitas
mengikuti Training Emotional Spiritual Quotient, semakin tinggi pula etos
kerja karyawan PT. Karya Toha Putra Semarang.
3) Bimbingan dan Konseling Islam yang berfokus pada bimbingan dan
konseling karir Islam mempunyai peran penting dalam upaya menumbuh
kembangkan dan meningkatkan kecerdasan emosi-spiritual dan etos kerja
karyawan. Peran bimbingan dan konseling adalah membantu individu
mengetahui, memahami, mengenal dan melihat dirinya sendiri, sesuai
dengan hakekat dan fitrahnya, sehingga dapat mengembangkan potensi
95
dan fitrah yang dimiliki secara optimal dengan memahami eksistensi diri
sebagai mahluk Allah. Sebagai wujud dari pengembangan potensi tersebut
diwujudkan dengan bekerja.
6.2. Saran-saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat dikemukakan
saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi subjek penelitian
Para karyawan hendaknya lebih melatih kecerdasan emosi dan
spiritualnya dalam kehidupan sehari-hari agar dapat merelisasikan sebagai
upaya meningkatkan etos kerja.
2. Bagi Perusahaan
Bagi perusahaan diharapkan lebih menciptakan lingkungan kerja
yang dinamis dan religius. Sehingga tercipta suasana perusahaan yang
benar-benar islami.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk melakukan penelitian
dengan topik Emotional Spiritual Quotient dan etos kerja karyawan
disarankan agar mempertimbangkan variabel-variabel lain yang ikut
mempengaruhi etos kerja.
96
6.3. Penutup
Puji syukur alhamdulillahirabbil ‘alamin, dengan limpahan rahmat
dan hidayah dari Allah SWT, maka penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan ini banyak
kekurangan, baik dalam segi bahasa, penulisan, penyajian, sistematika,
pembahasan maupun analisisnya.
Akhirnya dengan memanjatkan doa, semoga skripsi ini membawa bagi
pembaca dan penulis. Selain itu, juga mampu memberikan khasanah ilmu
pengetahuan yang positif bagi keilmuan Bimbingan dan Penyuluhan Islam
(BPI).
97
BIODATA PENULIS
Nama : Munirotul Hasanah
NIM : 61111022
Fak/ Jurusan : Dakwah/ BPI
Tempat Lahir : Demak
Tanggal Lahir : 03 Juli 1987
Alamat : Jungpasir RT:01/RW:02 No. 28 Kec. Wedung Kab. Demak
Jenjang Pendidikan :
1) MIN Al-Ittihad Lulus tahun 1999
2) MTs Bandar Alim Lulus tahun 2002
3) MAN 2 Semarang Lulus tahun 2005
4) IAIN Walisongo Fakultas Dakwah Jurusan BPI
98
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN I: DATA UJI COBA DAN HASIL ANALISIS
1. Skala Intensitas mengikuti training Emotional Spiritual Quotient (ESQ)
dan Etos Kerja Sebelum Uji Coba
PETUNJUK UMUM
1. Skala ini dimaksudkan untuk mengetahui keseriusan mengikuti aktivitas
dan kemampuan mengaktualisasikan potensi karyawan.
2. Dalam lembar ini disajikan sejumlah pernyataan yang menggambarkan
keadaan diri Anda.
3. Bacalah semua pernyataan dengan cermat.
4. Tentukan pilihan Anda tersebut berdasarkan pertimbangan pertama yang
muncul di pikiran Anda.
5. Setelah selesai, koreksilah sekali lagi semua jawaban untuk memastikan
semua pernyataan yang telah Anda tanggapi.
6. Ini bukanlah suatu tes, sehingga semua jawaban adalah benar.
IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama : ........................................................
2. Agama : ........................................................
3. Profesi : ........................................................
4. Alamat : ........................................................
PETUNJUK PENGISIAN
Pilihlah salah satu dari lima pilihan jawaban yang tersedia yang sesuai dengan
keadaan Anda selama ini, dengan cara memberi tanda silang (X) pada kolom
disamping kana pernyataan.
SS : Menunjukkan pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan keadaan Anda
S : Menunjukkan pernyataan tersebut Sesuai dengan keadaan Anda
N : Menunjukkan pernyataan tersebut Netral dengan keadaan Anda
TS : Menunjukkan pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan keadaan Anda
STS : Menunjukkan pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan keadaan
Anda
SELAMAT MENGERJAKAN
99
Intensitas mengikuti training Emotional Spiritual Quotient (ESQ)
No. Pernyataan Jawaban
1. Saya tidak memiliki minat untuk
mengikuti pengajian di PT. Karya Toha
Putra
SS S N TS STS
2. Saya senang mengikuti pengajian di
PT. Karya Toha Putra SS S N TS STS
3. Saya sangat antusias dan sungguh-
sungguh dalam mengikuti pengajian di
PT. Karya Toha Putra
SS S N TS STS
4. Dengan mengikuti pengajian di PT.
Karya Toha Putra, Saya mendapat
pencerahan jiwa
SS S N TS STS
5. Saya mengikuti pengajian di PT. Karya
Toha Putra agar terlihat kehidupan saya
yang agamis di mata orang lain
SS S N TS STS
6. Saya selalu datang tepat waktu ketika
mengikuti pengajian di PT. Karya Toha
Putra
SS S N TS STS
7. Saya selalu membawa buku khusus,
guna mencatat materi yang
disampaikan oleh Narasumber
SS S N TS STS
8. Saya tidak pernah mengikuti pengajian
di PT. Karya Toha Putra, karena
kondisi tubuh saya capek bekerja
SS S N TS STS
9. Saya selalu berusaha memperbaiki diri,
setelah mendapatkan materi yang
disampaikan oleh Narasumber
SS S N TS STS
10. Saya kadang tidak memperhatikan
materi yang disampaikan oleh SS S N TS STS
100
Narasumber
11. Ketika saya terlambat, saya tidak malu
untuk bertanya kepada teman tentang
materi yang sudah disampaikan
SS S N TS STS
12 Saya sering merasa bosan dalam
mengikuti pengajian di PT. Karya Toha
Putra
SS S N TS STS
13. Saya bersikap acuh tak acuh setelah
mendapatkan materi yang disampaikan
oleh Narasumber
SS S N TS STS
14. Saya mengikuti pengajian hanya untuk
menta’ati peraturan yang ada di PT.
Karya Toha Putra
SS S N TS STS
15. Materi pengajian di PT. Karya Toha
Putra yang disampaikan selalu
menambah pemahaman saya tentang
agama Islam
SS S N TS STS
16. Saya selalu rutin mengikuti pengajian
di PT. Karya Toha Putra setiap bulan SS S N TS STS
17. Saya tidak melaksanakan materi-materi
yang telah disampaikan oleh
Narasumber
SS S N TS STS
18. Ketika saya merasa capek karena
bekerja, saya meninggalkan pengajian
di PT. Karya Toha Putra tanpa ijin
SS S N TS STS
19. Saya selalu memperhatikan materi yang
disampaikan oleh Narasumber SS S N TS STS
20. Bagi saya mengikuti pengajian di PT.
Karya Toha Putra sangat penting
sebagai wadah silaturrahmi dan
SS S N TS STS
101
bertukar pikiran
21. Saya lebih senang ngobrol dengan
teman, daripada mendengarkan materi
dalam pengajian di PT. Karya Toha
Putra
SS S N TS STS
22. Walaupun kondisi tubuh saya capek,
saya tetap mengikuti pengajian di PT.
Karya Toha Putra
SS S N TS STS
23. Dengan mengikuti pengajian di PT.
Karya Toha Putra membuat pekerjaan
saya terbengkalai
SS S N TS STS
24. Saya kadang tertidur saat mengikuti
pengajian di PT. Karya Toha Putra SS S N TS STS
25. Saya akan meninggalkan pengajian di
PT. Karya Toha Putra dikarenakan ada
acara lain yang lebih penting
SS S N TS STS
26. Ketika saya kurang faham tentang
materi yang disampaikan, saya bertanya
kepada Narasumber dalam season
tanya jawab
SS S N TS STS
27. Saya tetap mengikuti pengajian di PT.
Karya Toha Putra walaupun saya sakit SS S N TS STS
28. Saya tidak perlu membawa buku
khusus untuk mencatat materi yang
disampaikan oleh Narasumber
SS S N TS STS
29. Saya sering meninggalkan pengajian di
PT. Karya Toha Putra tanpa ijin SS S N TS STS
30. Saya selalu berusaha melaksanakan
materi-materi yang telah disampaikan
oleh Narasumber
SS S N TS STS
102
Etos Kerja
No. Pernyataan Jawaban
1. Saya menginginkan hasil kerja saya
selalu lebih baikSS S N TS STS
2. Saya selalu berusaha menjadi manusia
yang produktifSS S N TS STS
3. Saya selalu terlambat dalam
menyelesaikan pekerjaan yang saya
lakukan
SS S N TS STS
4. Dalam bekerja saya tidak memiliki
gairahSS S N TS STS
5. Mendapat pujian adalah tujuan saya
dalam bekerjaSS S N TS STS
6. Saya berusaha mentaati tata tertib yang
ada di PabrikSS S N TS STS
7. Meskipun banyak mendapat rintangan
dan kesulitan saya selalu
menyelesaikan pekerjaan tepat waktu
SS S N TS STS
8. Jika ada kesempatan saya berkeinginan
untuk korupsiSS S N TS STS
9. Saya selalu datang ke tempat kerja tepat
waktuSS S N TS STS
10. Dengan bekerja saya merasa
keberadaan saya diakui dan tidak
diremehkan orang lain
SS S N TS STS
11. Saya tidak akan menyerah untuk
mendapatkan hasil yang memuaskanSS S N TS STS
12. Saya selalu berusaha menjalankan
perintah dari atasanSS S N TS STS
13. Saya kurang ulet dalam menghadapi SS S N TS STS
103
pekerjaan
14. Saya selalu berusaha menjadi orang
yang bertanggung jawabSS S N TS STS
15. Saya ingin meraih prestasi yang baik
dalam bekerjaSS S N TS STS
16. Saya senang menunda pekerjaan SS S N TS STS
17. Selain untuk memenuhi kebutuhan
hidup, saya bekerja untuk ibadahSS S N TS STS
18. Saya tidak pernah memperhatikan
penampilan diri dalam bekerjaSS S N TS STS
19. Saya merasa mendapat ketenangan
dengan hasil kerja kerja keras yang
saya lakukan
SS S N TS STS
20. Saya bekerja sebagai bukti pengabdian
dan rasa syukur kepada AllahSS S N TS STS
21. Saya mempergunakan waktu dengan
sebaik-baiknya dalam bekerjaSS S N TS STS
22. Dalam bekerja saya merasa malas SS S N TS STS
23. Saya tidak yakin dengan usaha yang
saya lakukan bermanfaat bagi orang
lain
SS S N TS STS
24. Saya tidak terbiasa dengan hidup
disiplinSS S N TS STS
25. Saya tetap rajin bekerja meskipun cuaca
burukSS S N TS STS
26. Saya merasa tertekan dalam melakukan
pekerjaanSS S N TS STS
27. Saya merasa minder dengan pekerjaan
saya sekarangSS S N TS STS
28. Dalam bekerja saya tidak memiliki SS S N TS STS
104
target
29. Saya akan melaksanakan amanat
dengan sebaik-baiknyaSS S N TS STS
30. Saya selalu datang terlambat ke tempat
kerjaSS S N TS STS
Data uji validitas dan reliabilitas skala Intensitas mengikuti training
Emotional Spiritual Quotient (ESQ) dan Etos Kerja
No.Rspdn 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
R-1 4 2 4 4 4 4 4 3 2 3 4 4 4 2 3 4 3 4 2 2 3 4 3 2 4 4 4 4 2 3R-2 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 3 4 4 5 3 4 5 4 5 5 4 4R-3 4 4 5 5 5 5 5 3 4 4 5 5 4 4 3 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 3R-4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 3 4 4 4 3 4 5 4 5 4 4 4R-5 4 3 3 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 3 2 4 4 4 2 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 2R-6 4 3 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 3 4 4 5 4 3 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4R-7 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4R-8 5 3 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 3 4 5 5 4 3 5 4 4 3 5 4 5 4 4 5 4R-9 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 3 5 4 5 5 4 5 5R-10 5 3 4 5 3 4 4 5 5 5 4 4 5 3 5 5 5 4 3 5 5 4 3 5 5 5 4 4 5 5R-11 4 4 5 3 4 5 4 3 4 5 4 5 3 4 3 4 5 4 3 4 3 5 3 4 3 4 5 5 4 3R-12 4 2 3 4 2 3 4 2 4 3 3 3 2 2 2 4 3 4 2 4 2 4 4 4 2 4 3 4 4 2R-13 4 4 5 5 4 4 4 3 4 4 4 5 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3R-14 4 3 4 2 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3R-15 2 3 4 4 3 2 4 4 4 2 4 4 4 3 4 2 2 4 3 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4R-16 5 4 5 5 5 5 4 3 5 4 5 5 3 4 3 5 4 4 4 5 3 4 4 5 3 5 5 4 5 3R-17 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 3 4 4 4 4 3 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4R-18 4 3 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 4 3 4 4 4 5 3 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4R-19 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 5 4 4 4R-20 5 3 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 3 5 5 4 4 3 5 5 4 3 5 5 5 4 4 5 5R-21 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3R-22 4 3 4 5 4 5 4 3 5 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 5 3 4 4 5 4 4 4 4 5 3R-23 5 4 5 5 4 4 4 3 4 4 5 5 5 4 3 5 4 4 4 4 3 5 4 4 5 5 4 5 4 3R-24 4 4 4 5 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3R-25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4
Variabel Intensitas mengikuti training Emotional Spiritual Quotient (ESQ)Item Pernyataan
105
No.Rspdn 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
R-1 4 3 2 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 2 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 2 4 4R-2 5 4 3 5 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 3 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 5 4 5 4R-3 5 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 5 3 3 4 5 4 5 4 3 4 3 4 4R-4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4R-5 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4R-6 4 2 2 4 4 3 4 2 4 2 4 4 4 4 2 4 2 4 2 2 4 4 4 4 4 2 4 3 4 3R-7 5 4 3 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 3 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4R-8 4 3 4 4 5 4 4 3 5 3 5 5 5 5 4 5 3 5 3 3 4 4 5 4 3 3 4 4 5 4R-9 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5
R-10 5 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 5 4 4 4 5 3 4 3 3 4 5 5 5 4 3 4 4 4 4R-11 4 3 3 5 5 5 4 3 5 3 5 4 5 5 3 4 3 4 3 3 5 4 4 4 4 3 5 4 5 5R-12 3 3 2 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 2 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 2 3 3R-13 5 4 3 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 3 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5R-14 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4R-15 5 3 4 5 5 5 4 3 5 3 5 4 5 5 4 4 3 4 3 3 5 5 4 5 4 3 5 4 5 5R-16 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 3 4 5 4 4 5R-17 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 5 3 4 5R-18 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4R-19 4 3 4 5 5 4 4 3 5 3 5 4 5 5 4 4 3 4 3 3 5 4 4 4 4 3 5 4 5 4R-20 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4R-21 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4R-22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4R-23 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4R-24 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 5 4 4 3 5 3 5 3 3 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4R-25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Variabel Etos KerjaItem Pernyataan
2. Analisis Data Uji Coba
Reliability Intensitas mengikuti training Emotional SpiritualQuotient (ESQ)
******Method 1 (space saver) will be used for this analysis******
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
Mean Std Dev Cases
1. SOAL_1 4,2000 ,6455 25,0 2. SOAL_2 3,4400 ,6506 25,0 3. SOAL_3 4,3200 ,6272 25,0 4. SOAL_4 4,3600 ,7572 25,0 5. SOAL_5 3,9600 ,6758 25,0 6. SOAL_6 4,2400 ,7234 25,0 7. SOAL_7 4,2400 ,4359 25,0 8. SOAL_8 3,5600 ,8206 25,0 9. SOAL_9 4,2800 ,6782 25,0 10. SOAL_10 4,1200 ,7257 25,0 11. SOAL_11 4,4000 ,5774 25,0 12. SOAL_12 4,3200 ,6272 25,0 13. SOAL_13 4,0400 ,7895 25,0 14. SOAL_14 3,4400 ,6506 25,0 15. SOAL_15 3,5600 ,8206 25,0 16. SOAL_16 4,2000 ,6455 25,0 17. SOAL_17 4,1200 ,7257 25,0
106
18. SOAL_18 4,2400 ,4359 25,0 19. SOAL_19 3,1600 ,6245 25,0 20. SOAL_20 4,2800 ,6782 25,0 21. SOAL_21 3,5600 ,8206 25,0 22. SOAL_22 4,2000 ,4082 25,0 23. SOAL_23 3,5600 ,5831 25,0 24. SOAL_24 4,2800 ,6782 25,0 25. SOAL_25 4,0400 ,7895 25,0 26. SOAL_26 4,2000 ,6455 25,0 27. SOAL_27 4,2000 ,7071 25,0 28. SOAL_28 4,2000 ,4082 25,0 29. SOAL_29 4,2800 ,6782 25,0 30. SOAL_30 3,5600 ,8206 25,0
N ofStatistics for Mean Variance Std Dev Variables SCALE 120,5600 127,6733 11,2993 30
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
Item-total Statistics
Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted
SOAL_1 116,3600 119,7400 ,5321 ,9221SOAL_2 117,1200 119,6100 ,5368 ,9221SOAL_3 116,2400 118,8567 ,6160 ,9211SOAL_4 116,2000 120,9167 ,3713 ,9246SOAL_5 116,6000 119,7500 ,5048 ,9225SOAL_6 116,3200 117,9767 ,5837 ,9214SOAL_7 116,3200 124,1433 ,3439 ,9243SOAL_8 117,0000 115,6667 ,6421 ,9204SOAL_9 116,2800 118,8767 ,5637 ,9217SOAL_10 116,4400 117,2567 ,6293 ,9207SOAL_11 116,1600 119,8067 ,5960 ,9215SOAL_12 116,2400 118,8567 ,6160 ,9211SOAL_13 116,5200 118,0933 ,5220 ,9224SOAL_14 117,1200 119,6100 ,5368 ,9221SOAL_15 117,0000 115,6667 ,6421 ,9204SOAL_16 116,3600 119,7400 ,5321 ,9221SOAL_17 116,4400 117,2567 ,6293 ,9207SOAL_18 116,3200 124,1433 ,3439 ,9243SOAL_19 117,4000 119,0000 ,6080 ,9212SOAL_20 116,2800 118,8767 ,5637 ,9217SOAL_21 117,0000 115,6667 ,6421 ,9204SOAL_22 116,3600 125,3233 ,2389 ,9251SOAL_23 117,0000 129,1667 -,1383 ,9298SOAL_24 116,2800 118,8767 ,5637 ,9217SOAL_25 116,5200 118,0933 ,5220 ,9224
107
SOAL_26 116,3600 119,7400 ,5321 ,9221SOAL_27 116,3600 117,8233 ,6091 ,9210SOAL_28 116,3600 125,3233 ,2389 ,9251SOAL_29 116,2800 118,8767 ,5637 ,9217SOAL_30 117,0000 115,6667 ,6421 ,9204
Reliability Coefficients
N of Cases = 25,0 N of Items = 30
Alpha = ,9247
Reliability Etos Kerja******Method 1 (space saver) will be used for this analysis******
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
Mean Std Dev Cases
1. SOAL_1 4,2800 ,5416 25,0 2. SOAL_2 3,4800 ,5859 25,0 3. SOAL_3 3,4800 ,7703 25,0 4. SOAL_4 4,3600 ,4899 25,0 5. SOAL_5 4,2000 ,5000 25,0 6. SOAL_6 4,1600 ,5538 25,0 7. SOAL_7 4,0800 ,2769 25,0 8. SOAL_8 3,4800 ,5859 25,0 9. SOAL_9 4,2000 ,5000 25,0 10. SOAL_10 3,4800 ,5859 25,0 11. SOAL_11 4,2000 ,5000 25,0 12. SOAL_12 4,2800 ,4583 25,0 13. SOAL_13 4,2000 ,5000 25,0 14. SOAL_14 4,2000 ,5000 25,0 15. SOAL_15 3,4800 ,7703 25,0 16. SOAL_16 4,2800 ,4583 25,0 17. SOAL_17 3,4800 ,5859 25,0 18. SOAL_18 4,2000 ,5000 25,0 19. SOAL_19 3,4800 ,5859 25,0 20. SOAL_20 3,4800 ,5859 25,0 21. SOAL_21 4,3600 ,4899 25,0 22. SOAL_22 4,2800 ,5416 25,0 23. SOAL_23 4,2800 ,4583 25,0 24. SOAL_24 4,2800 ,5416 25,0 25. SOAL_25 3,7200 ,4583 25,0 26. SOAL_26 3,4800 ,5859 25,0 27. SOAL_27 4,3600 ,4899 25,0 28. SOAL_28 3,5200 ,6532 25,0 29. SOAL_29 4,2000 ,5000 25,0 30. SOAL_30 4,1600 ,5538 25,0
N ofStatistics for Mean Variance Std Dev Variables SCALE 119,1200 84,8600 9,2119 30
108
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
Item-total Statistics
Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted
SOAL_1 114,8400 78,7233 ,6080 ,9225SOAL_2 115,6400 78,0733 ,6223 ,9222SOAL_3 115,6400 76,1567 ,6032 ,9228SOAL_4 114,7600 79,3567 ,6030 ,9227SOAL_5 114,9200 80,1600 ,4970 ,9240SOAL_6 114,9600 78,0400 ,6657 ,9217SOAL_7 115,0400 83,2900 ,2955 ,9260SOAL_8 115,6400 78,0733 ,6223 ,9222SOAL_9 114,9200 80,1600 ,4970 ,9240SOAL_10 115,6400 78,0733 ,6223 ,9222SOAL_11 114,9200 80,1600 ,4970 ,9240SOAL_12 114,8400 82,8067 ,2210 ,9271SOAL_13 114,9200 80,1600 ,4970 ,9240SOAL_14 114,9200 80,1600 ,4970 ,9240SOAL_15 115,6400 76,1567 ,6032 ,9228SOAL_16 114,8400 82,8067 ,2210 ,9271SOAL_17 115,6400 78,0733 ,6223 ,9222SOAL_18 114,9200 83,7433 ,0947 ,9288SOAL_19 115,6400 78,0733 ,6223 ,9222SOAL_20 115,6400 78,0733 ,6223 ,9222SOAL_21 114,7600 79,3567 ,6030 ,9227SOAL_22 114,8400 78,7233 ,6080 ,9225SOAL_23 114,8400 82,8067 ,2210 ,9271SOAL_24 114,8400 78,7233 ,6080 ,9225SOAL_25 115,4000 82,8333 ,2178 ,9271SOAL_26 115,6400 78,0733 ,6223 ,9222SOAL_27 114,7600 79,3567 ,6030 ,9227SOAL_28 115,6000 76,5833 ,6866 ,9212SOAL_29 114,9200 80,1600 ,4970 ,9240SOAL_30 114,9600 78,0400 ,6657 ,9217
Reliability Coefficients
N of Cases = 25,0 N of Items = 30
Alpha = ,9260
109
Rancangan Sebaran Item Skala Intensitas mengikuti training Emotional Spiritual
Quotient (ESQ)
No Indikator No. ItemFavorable
No. ItemUnfavorable
Jumlah
Item
1 Aspirasi kegiatan 4, 9, 15, 20, 30 5,13, 14,17, 23 10
2 Frekuensi kegiatan 2, 6, 16, 22, 27 8, 12, 18, 25, 29 10
3 Tingkat kesungguhan 3, 7, 11, 19, 26 1,10 , 21, 24, 28 10
Jumlah 15 15 30
Rancangan Sebaran Item Skala Etos Kerja
No. Indikator No. ItemFavorable
No. ItemUnfavorable
JumlahItem
1 Produktivitas kerja 1, 2,7,19, 29 8, 13, 23, 26,28 10
2 Kedisiplinan kerja 6, 9, 12, 14, 21 3, 18, 22, 24, 30 10
3 Motivasi kerja 11, 15, 17, 25, 30 4, 5,10,16, 27 10
Jumlah 15 15 30
110
LAMPIRAN II: DATA PENELITIAN DAN HASIL ANALISIS
1. Skala Intensitas mengikuti training Emotional Spiritual Quotient (ESQ)
dan Etos Kerja Setelah Uji Coba
PETUNJUK UMUM
1. Skala ini dimaksudkan untuk mengetahui keseriusan mengikuti aktivitas
dan kemampuan mengaktualisasikan potensi karyawan.
2. Dalam lembar ini disajikan sejumlah pernyataan yang menggambarkan
keadaan diri Anda.
3. Bacalah semua pernyataan dengan cermat.
4. Tentukan pilihan Anda tersebut berdasarkan pertimbangan pertama yang
muncul di pikiran Anda.
5. Setelah selesai, koreksilah sekali lagi semua jawaban untuk memastikan
semua pernyataan yang telah Anda tanggapi.
6. Ini bukanlah suatu tes, sehingga semua jawaban adalah benar.
IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama : ........................................................
2. Agama : ........................................................
3. Profesi : ........................................................
4. Alamat: ........................................................
PETUNJUK PENGISIAN
Pilihlah salah satu dari lima pilihan jawaban yang tersedia yang sesuai dengan
keadaan Anda selama ini, dengan cara memberi tanda silang (X) pada kolom
disamping kana pernyataan.
SS : Menunjukkan pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan keadaan Anda
S : Menunjukkan pernyataan tersebut Sesuai dengan keadaan Anda
N : Menunjukkan pernyataan tersebut Netral dengan keadaan Anda
TS : Menunjukkan pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan keadaan Anda
STS : Menunjukkan pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan keadaan
Anda
SELAMAT MENGERJAKAN
111
Intensitas Mengikuti Training Emotional Spiritual Quotient (ESQ)
No. Pernyataan Jawaban
1. Saya tidak memiliki minat untuk
mengikuti pengajian di PT. Karya Toha
Putra
SS S N TS STS
2. Saya senang mengikuti pengajian di PT.
Karya Toha Putra
SS S N TS STS
3. Saya sangat antusias dan sungguh-
sungguh dalam mengikuti pengajian di
PT. Karya Toha Putra
SS S N TS STS
4. Saya mengikuti pengajian di PT. Karya
Toha Putra agar terlihat kehidupan saya
yang agamis di mata orang lain
SS S N TS STS
5. Saya selalu datang tepat waktu ketika
mengikuti pengajian di PT. Karya Toha
Putra
SS S N TS STS
6. Saya tidak pernah mengikuti pengajian di
PT. Karya Toha Putra, karena kondisi
tubuh saya capek bekerja
SS S N TS STS
7. Saya selalu berusaha memperbaiki diri,
setelah mendapatkan materi yang
disampaikan oleh Narasumber
SS S N TS STS
8. Saya kadang tidak memperhatikan materi
yang disampaikan oleh Narasumber SS S N TS STS
9. Ketika saya terlambat, saya tidak malu
untuk bertanya kepada teman tentang
materi yang sudah disampaikan
SS S N TS STS
10. Saya sering merasa bosan dalam
mengikuti pengajian di PT. Karya Toha
Putra
SS S N TS STS
112
11. Saya bersikap acuh tak acuh setelah
mendapatkan materi yang disampaikan
oleh Narasumber
SS S N TS STS
12. Saya mengikuti pengajian hanya untuk
menta’ati peraturan yang ada di PT. Karya
Toha Putra
SS S N TS STS
13. Materi pengajian di PT. Karya Toha Putra
yang disampaikan selalu menambah
pemahaman saya tentang agama Islam
SS S N TS STS
14. Saya selalu rutin mengikuti pengajian di
PT. Karya Toha Putra setiap bulan SS S N TS STS
15. Saya tidak melaksanakan materi-materi
yang telah disampaikan oleh Narasumber SS S N TS STS
16. Saya selalu memperhatikan materi yang
disampaikan oleh Narasumber SS S N TS STS
17. Bagi saya mengikuti pengajian di PT.
Karya Toha Putra sangat penting sebagai
wadah silaturrahmi dan bertukar pikiran
SS S N TS STS
18. Saya lebih senang ngobrol dengan teman,
daripada mendengarkan materi dalam
pengajian di PT. Karya Toha Putra
SS S N TS STS
19. Saya kadang tertidur saat mengikuti
pengajian di PT. Karya Toha Putra
SS S N TS STS
20. Saya akan meninggalkan pengajian di PT.
Karya Toha Putra dikarenakan ada acara
lain yang lebih penting
SS S N TS STS
21. Ketika saya kurang faham tentang materi
yang disampaikan, saya bertanya kepada
Narasumber dalam season tanya jawab
SS S N TS STS
22. Saya tetap mengikuti pengajian di PT. SS S N TS STS
113
Karya Toha Putra walaupun saya sakit
23. Saya sering meninggalkan pengajian di
PT. Karya Toha Putra tanpa ijin
SS S N TS STS
24. Saya selalu berusaha melaksanakan
materi-materi yang telah disampaikan
oleh Narasumber
SS S N TS STS
Etso Kerja
No. Pernyataan Jawaban
1. Saya menginginkan hasil kerja saya selalu
lebih baik SS S N TS STS
2. Saya selalu berusaha menjadi manusia
yang produktif SS S N TS STS
3. Saya selalu terlambat dalam
menyelesaikan pekerjaan yang saya
lakukan
SS S N TS STS
4. Dalam bekerja saya tidak memiliki gairah SS S N TS STS
5. Mendapat pujian adalah tujuan saya dalam
bekerja
SS S N TS STS
6. Saya berusaha mentaati tata tertib yang
ada di Pabrik SS S N TS STS
7. Jika ada kesempatan saya berkeinginan
untuk korupsi SS S N TS STS
8. Saya selalu datang ke tempat kerja tepat
waktu SS S N TS STS
9. Dengan bekerja saya merasa keberadaan
saya diakui dan tidak diremehkan orang
lain
SS S N TS STS
10. Saya tidak akan menyerah untuk
mendapatkan hasil yang memuaskan SS S N TS STS
114
11. Saya kurang ulet dalam menghadapi
pekerjaan SS S N TS STS
12. Saya selalu berusaha menjadi orang yang
bertanggung jawab SS S N TS STS
13. Saya ingin meraih prestasi yang baik
dalam bekerja SS S N TS STS
14. Selain untuk memenuhi kebutuhan hidup,
saya bekerja untuk ibadah SS S N TS STS
15. Saya merasa mendapat ketenangan dengan
hasil kerja keras yang saya lakukan SS S N TS STS
16. Saya bekerja sebagai bukti pengabdian
dan rasa syukur kepada Allah SS S N TS STS
17. Saya mempergunakan waktu dengan
sebaik-baiknya dalam bekerja SS S N TS STS
18. Dalam bekerja saya merasa malas SS S N TS STS
19. Saya tidak terbiasa dengan hidup disiplin SS S N TS STS
20. Saya merasa tertekan dalam melakukan
pekerjaan SS S N TS STS
21. Saya merasa minder dengan pekerjaan
saya sekarang SS S N TS STS
22. Dalam bekerja saya tidak memiliki target SS S N TS STS
23. Saya akan melaksanakan amanat dengan
sebaik-baiknya SS S N TS STS
24. Saya selalu datang terlambat ke tempat
kerja SS S N TS STS
115
Daftar penyebaran responden Intensitas Mengikuti Training Emotional Spiritual
Quotient dan Etos Kerja
No. Nama Alamat
1. Candra Bagus Saputra Perum Sumber Indah 1 Blok B No. 49
Kudus
2. Slamet Suyono Srondol Kulon, Banyumanik
3. Gatot Semarang
4. Didik Suharsono Mangunharjon RT:01 RW:02 Smg
5. A. Fadhy Semarang
6. Sofatun PKS Blok B no. 348
7. Sidqon Mangkang Kulon
8. Nur Dhuha Kaliwungu
9. Muslihun PT. Karya Toha Putra
10. Muharto Mangunharjo RT:08 RW:06
11. Kholidah Mangkang Kulon
12. Zaenuri Mangunharjo
13. Royani Kauman, Mangkang Wetan
14. Machmudi Pesanggrahan Paten Kendal
15. Maesaroh Wonosari RT:03 RW:03 Ngaliyan
16. Defi Semarang
17. Ismail Mangkang Kulon
18. Bambang -
19. Istirokhah Mangkang Wetan
20. Abdussalam -
21. Suprihati Mangunharjo RT:08 RW:03
22. Luwiyah Jangli Krajan RT:01 RW:03
23. Juwaini Kaliwungu
24. Tri Hariani Mangunharjo RT:03 RW:01
25. Samini Perum PKS Kaliwungu
26. Kaspeni Kendal
116
27. Nur Wachid Mangkang Kulon RT:04 RW:05
28. Marsudi Mangkang
29. Mariyati Plumbon Wonosari Ngaliyan
30. Supadi Gondoriyo Ngaliyan
31. Safawi Mangkang
32. Dewi Mangunharjo, Tugu
33. Zani Komari Wonorejo Kaliwungu
34. M. Farid Bukit Jatisari Lestari, Mijen- Semarang
35. Masrokhah Tambakrejo, Semarang Barat
36. Sunariyo Mangunharjo, Tugu
37. Khoiriyah -
38. Fadli Kamil Jl. Pesek Semarang
39. Rubiyatun Mangunharjo RT:05 RW:03
40. Ritu Juarina Brangsong, Kendal
41. Sulastri Mangkang Kulon
42. Mustaqim Mororejo Kaliwungu
43. Sidik Mangkang
44. Suniyah Mangunharjo RT: 05 RW:IV
45. Ahmad Chusaini Rejosari Kaliwungu
46. Nur hayati Mangkang Wetan
47. Safuah Mangunharjo
48. Gatot Mankang Kulon
49. Quraisy Jl. Petek Semarang
50. A. Rozi Mangkang Kulon
117
2. Data Penelitian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24R-1 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 4 4 5 5 4 3 4 3 4 4 103R-2 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 4 4 5 111R-3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 3 4 3 92R-4 5 4 4 4 3 5 5 3 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 3 5 3 3 5 4 100R-5 5 5 5 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 99R-6 5 5 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 3 4 5 4 105R-7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 95R-8 4 4 4 2 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 3 5 4 5 5 105R-9 5 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 5 3 4 3 4 4 4 95R-10 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5 3 4 4 105R-11 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 4 4 5 111R-12 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 95R-13 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 117R-14 5 5 5 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 99R-15 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 107R-16 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 83R-17 5 4 4 3 4 5 4 3 5 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 96R-18 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 117R-19 5 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 102R-20 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 117R-21 5 4 4 3 4 5 4 3 5 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 96R-22 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 107R-23 4 5 5 4 4 4 4 3 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 3 4 4 3 5 5 100R-24 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 83R-25 5 5 4 4 4 5 4 4 3 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 4 4 5 4 106R-26 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5 5 4 5 5 3 2 2 5 4 4 4 102R-27 5 5 4 4 4 5 4 3 4 4 3 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 100R-28 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 2 4 4 4 5 4 107R-29 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 2 3 4 4 4 4 99R-30 5 5 4 5 4 4 4 2 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 97R-31 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 3 4 3 4 4 100R-32 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 83R-33 5 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 4 4 5 109R-34 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 3 4 4 4 4 101R-35 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 115R-36 5 5 5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 114R-37 5 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 111R-38 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 92R-39 4 5 5 5 5 5 4 3 3 4 4 3 5 5 4 5 5 4 3 5 3 4 5 4 102R-40 5 5 4 5 2 5 4 4 5 5 5 5 5 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 99R-41 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 116R-42 5 5 5 5 4 5 5 5 2 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 2 4 5 4 105R-43 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 107R-44 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 2 2 4 4 4 4 103R-45 4 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 3 2 4 4 5 105R-46 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 2 2 4 4 4 4 102R-47 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 2 4 4 105R-48 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 2 4 5 4 107R-49 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 105R-50 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 2 4 4 105
5137
JUMLAH
Variabel Intensitas Mengikuti Training Emotional Spiritual Quotient
X
Item PernyataanNoResp.
118
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24R-1 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 103R-2 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 114R-3 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 5 93R-4 5 4 4 4 5 4 5 3 3 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 3 5 4 106R-5 5 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 102R-6 4 4 4 4 5 4 5 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 102R-7 5 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 98R-8 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 116R-9 4 4 4 4 4 4 5 4 2 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 95R-10 5 5 4 4 4 5 5 5 2 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 109R-11 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 114R-12 4 4 4 4 4 5 5 4 2 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 3 4 4 100R-13 5 4 4 5 4 4 4 3 3 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 3 4 4 98R-14 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 117R-15 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 4 113R-16 4 4 4 4 4 3 5 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 95R-17 5 5 4 4 5 4 5 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 99R-18 4 4 4 5 5 4 2 4 3 4 3 4 4 5 4 4 3 5 4 4 4 3 5 4 95R-19 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 3 5 5 4 5 5 4 3 4 4 104R-20 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 114R-21 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 5 110R-22 4 4 4 4 4 4 5 4 2 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 95R-23 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 107R-24 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 103R-25 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 109R-26 5 4 4 3 4 5 4 3 5 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 96R-27 5 5 5 5 4 5 5 4 2 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 105R-28 5 4 4 5 5 4 5 5 4 4 2 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 105R-29 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 95R-30 4 4 4 4 5 4 5 5 2 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 101R-31 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 102R-32 4 4 4 4 4 3 5 4 2 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 103R-33 5 5 5 5 4 4 5 4 2 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 3 5 4 106R-34 5 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 106R-35 5 5 3 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 113R-36 5 5 3 4 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 112R-37 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 109R-38 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 95R-39 5 4 5 5 5 5 5 4 3 3 4 4 4 5 4 4 5 5 5 3 4 3 5 5 104R-40 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 103R-41 5 5 4 2 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 109R-42 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 116R-43 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 103R-44 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 115R-45 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 2 4 5 4 4 104R-46 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 115R-47 5 5 5 5 4 4 5 4 2 5 4 5 4 5 4 4 5 5 4 5 4 4 5 4 106R-48 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 116R-49 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 103R-50 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 106
5259
JUMLAH
Variabel Etos KerjaNo.
Resp.
Y
Item Pernyataan
119
3. Analisis Data
Statistics
50 500 0
102,7400 105,18001,15062 ,96413
103,0000 104,5000105,00 95,00a
8,13611 6,8174166,19633 46,47714
34,00 24,0083,00 93,00
117,00 117,005137,00 5259,00
ValidMissing
N
MeanStd. Error of MeanMedianModeStd. DeviationVarianceRangeMinimumMaximumSum
INTN_ESQ ETOS_KER
Multiple modes exist. The smallest value is showna.
Frequency Table
INTN_ESQ
3 6,0 6,0 6,02 4,0 4,0 10,03 6,0 6,0 16,02 4,0 4,0 20,01 2,0 2,0 22,04 8,0 8,0 30,04 8,0 8,0 38,01 2,0 2,0 40,04 8,0 8,0 48,02 4,0 4,0 52,08 16,0 16,0 68,01 2,0 2,0 70,05 10,0 10,0 80,01 2,0 2,0 82,03 6,0 6,0 88,01 2,0 2,0 90,01 2,0 2,0 92,01 2,0 2,0 94,03 6,0 6,0 100,0
50 100,0 100,0
83,0092,0095,0096,0097,0099,00100,00101,00102,00103,00105,00106,00107,00109,00111,00114,00115,00116,00117,00Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
120
ETOS_KER
1 2,0 2,0 2,06 12,0 12,0 14,01 2,0 2,0 16,02 4,0 4,0 20,01 2,0 2,0 22,01 2,0 2,0 24,01 2,0 2,0 26,03 6,0 6,0 32,06 12,0 12,0 44,03 6,0 6,0 50,02 4,0 4,0 54,05 10,0 10,0 64,01 2,0 2,0 66,04 8,0 8,0 74,01 2,0 2,0 76,01 2,0 2,0 78,02 4,0 4,0 82,03 6,0 6,0 88,02 4,0 4,0 92,03 6,0 6,0 98,01 2,0 2,0 100,0
50 100,0 100,0
93,0095,0096,0098,0099,00100,00101,00102,00103,00104,00105,00106,00107,00109,00110,00112,00113,00114,00115,00116,00117,00Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
UJI NORMALITAS
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
50 50102,7400 105,1800
8,13611 6,81741,103 ,094,100 ,092
-,103 -,094,727 ,667,665 ,765
NMeanStd. Deviation
Normal Parametersa,b
AbsolutePositiveNegative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)
INTN_ESQ ETOS_KER
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
121
UJI HOMOGENITAS
Test of Homogeneity of Variances
ETOS_KER
1,462 11 31 ,196
LeveneStatistic df1 df2 Sig.
ANOVA
ETOS_KER
918,013 18 51,001 1,163 ,3461359,367 31 43,8512277,380 49
Between GroupsWithin GroupsTotal
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Sebaran Item Skala Intensitas Mengikuti Training Emotional Spiritual Quotient
dan Etos Kerja
No Indikator No. ItemFavorable
No. ItemUnfavorable
Jumlah
Item
1 Aspirasi kegiatan 9, 15, 20, 30 5,13, 14,17 8
2 Frekuensi kegiatan 2, 6, 16, 27 8, 12, 25, 29 8
3 Tingkat kesungguhan 3, 11, 19, 26 1,10, 21, 24 8
Jumlah 12 12 24
Sebaran Item Skala dan Etos Kerja
No. Indikator No. ItemFavorable
No. ItemUnfavorable
JumlahItem
1 Produktivitaskerja 1, 2, 19, 29 8, 13, 26,28 8
2 Kedisiplinankerja 6, 9, 14, 21 3, 22, 24, 30 8
3 Motivasikerja 11, 15, 17, 30 4, 5, 10, 27 8
Jumlah 12 12 24