hubungan indeks massa tubuh (imt) ibu pada waktu …
TRANSCRIPT
HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) IBU PADA WAKTU
HAMIL DENGAN BERAT BADAN BAYI LAHIR
DI RSKIA SADEWA SLEMAN
YOGYAKARTA
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya
Kebidanan STIKES A.Yani Yogyakarta
Disusun oleh :
RIFATUL HASANAH
1309096
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA
2012
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian yang berjudul : “Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) Ibu Pada
Waktu Hamil Dengan Berat Badan Bayi Lahir di RSKIA Sadewa Sleman
Yogyakarta Tahun 2012”. Tujuan penelitian ini untuk memenuhi persyaratan
mengikuti ujian Karya Tulis Ilmiah Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal
Achmad Yani Yogyakarta Ahli Madya Kebidanan.
Penelitian ini telah dapat diselesaikan, atas bimbingan, arahan, dan
bantuan berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, dan pada
kesempatan ini penulis dengan rendah hati mengucapkan terima kasih dengan
setulus-tulusnya kepada :
1. dr. I. Edy Purwoko, Sp. B., selaku ketus STIKES A.YANI Yogyakarta.
2. Tyasning Yuni A, S. ST., M. Kes., selaku Ka. Prodi DIII Kebidanan.
3. Dyah Noviawati S A, S. Si. T. M. Keb., selaku pembimbing I penyusunan
Karya Tulis Ilmiah ini yang telah membimbing, mengarahkan, dan memberi
masukan-masukan kepada penulis dengan baik.
4. Ika Fitria Ayuniningtyas,S.Si.T selaku pembimbing II dalam penyusunan
Karya Tulis Ilmiah yang telah membimbing, mengarahkan, dan memberi
masukan- masukan kepada penulis dengan baik.
5. Kepala RSKIA Sadewa yang telah memberikan lahan dan membimbing
penulis selama penelitian dan materil demi terselesainya penelitian ini
6. Teristimewa untuk Bunda Masinah dan Ayah Imam Syafi’i yang telah
memberikan dukungan moril.
7. Seluruh Dosen dan Karyawan STIKES A.Yani Yogyakarta yang telah
membantu selam proses belajar.
8. Staff perpustakaan yang telah membantu peneliti dalam mencari referensi
buku
9. Teman-teman seperjuangan dan semua pihak yang telah membantu dan
memberikan semangat kepada penulis sehingga terciptanya Karya Tulis
Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya
membangun dari pembaca untuk kesempurnaan penelitian ini. Harapan penulis,
semoga penelitian ini dapat diterima sebagai syarat ujian Karya Tulis Ilmiah.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Yogyakarta, Agustus 2012
Peneliti
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN………………………………………………. ............... iv
HALAMAN MOTTO……………………………………………………….. .............. v
HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………. ................ vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii
INTISARI………………………………………………………………….. ........................ xiii
ABSTRACT…………………………………………………………………. .................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 5
E. Keaslian Penelitian ................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 9
A. Landasan Teori ......................................................................... 9
B. Kerangka Teori ......................................................................... 32
C. Kerangka Konsep ..................................................................... 33
D. Hipotesis ................................................................................... 34
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 35
A. Rancangan Penelitian .............................................................. 35
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 35
C. Populasi dan Sampel................................................................. 36
D. Variabel Penelitian ................................................................... 36
E. Definisi Operasional ................................................................. 38
F. Alat dan Metode Penelitian ...................................................... 39
G. Metode Pengolahan dan Analisis Data ..................................... 40
H. Pelaksanaan Penelitian ............................................................. 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 45
A. Hasil Penelitian .......................................................................... 45
B. Pembahasan ............................................................................... 50
C. Keterbatasan Penelitian ............................................................. 62
viii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 63
A. Kesimpulan ................................................................................ 63
B. Saran-saran ................................................................................ 64
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Kategori Ambang Batas IMT (Sumber: Depkes RI, 1994) ........... 27
Tabel 2.2 Kerugian Berat Badan Kurang dan Berat Badan Berlebihan
(Sumber: Depkes RI,1994) ............................................................ 28
Tabel 3.1 Definisi Operasional Hubungan Indeks Massa Tubuh Ibu Pada
Waktu Hamil Dengan Berat Bayi Baru Lahir ............................... 38
Tabel 3.2 Keeratan Hubungan Antara Variabel ............................................ 42
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Berat Badan Ibu Pada Waktu
Hamil, Tinggi Badan Ibu Bersalin di RSKIA Sadewa Babarsari
Sleman Yogyakarta Februari 2012 ................................................ 46
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Indeks Massa
Tubuh (IMT) Ibu Pada Waktu Hamil Ibu Bersalin di RSKIA
Sadewa Babarsari Sleman Yogyakarta Februari 2012 .................. 48
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Berat Badan Bayi
Lahir di RSKIA Sadewa Babarsari Sleman Yogyakarta Februari
2012 ............................................................................................... 49
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Data Indek Masa Tubuh (IMT) Ibu Pada
Waktu Hamil dan Data Berat Badan Bayi Lahir di RSKIA
Sadewa Babarsari Sleman Yogyakarta Februari 2012 .................. 49
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka teori hubungan indeks massa tubuh ibu dengan berat
badan bayi lahir di RSKIA Sadewa Sleman Yogyakarta
(Supariasa, 2001) ........................................................................ 32
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Hubungan Indeks Massa Tubuh Ibu Dengan
Berat Badan Bayi Lahir .............................................................. 33
Gambar 2.3 Skema Hubungan Antar Variabel ............................................... 37
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Master Tabel
Lampiran 2. Kegiatan Bimbingan KTI
Lampiran 3. Hasil Olah Data
Lampiran 4. Surat Perjanjian Penelitian
Lampiran 5. Surat Ijin Penelitian
xii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di tingkat ASEAN, angka kematian bayi di Indonesia 35 per 1.000
kelahiran hidup.Sekitar 57% kelahiran bayi tersebut terjadi pada bayi di
bawah umur 1 bulan dan utamanya disebabkan oleh gangguan perinatal dan
berat lahir rendah.Angka kematian neonatal di Indonesia menurun dari 32
menjadi 19 kematian per 1.000 KH.Sementara target Millenium Development
Goals (MDGs) tahun 2015 adalah 32 /1.000 KH.(Muhyasir,2011).
Angka Kematian Bayi (AKB) di D.I Yogyakarta pada tahun 2010
sebesar 17 per 1000 kelahiran hidup.Angka kematian bayi di kabupaten
Sleman tahun 2010 sebanyak 5,8 per 1000 kelahiran hidup, Sleman sebanyak
10 bayi. (Dinkes Prop. DIY Yogyakarta. 2010).
Setiap kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi
setiap Upaya untuk meningkatkan kualitas manusia seyogyanya harus dimulai
sedini mungkin sejak janin dalam kandungan dan sangat tergantung pada
kesejahteraan ibu termasuk kesehatan dan keselamatan reproduksinya.Oleh
karena itu, terjadi perubahan paradigma dalam asuhan yang diberikan pada
ibu hamil.Dimana, faktor resiko ditinggalkan berganti dengan deteksi dini
yang harus dilakukan pada setiap ibu hamil. (National Center for Health
Statistic/NCHS 2010)
1
2
Bayi baru lahir disebut juga dengan neonatus merupakan individu
yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta
harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterine ke
kehidupan ekstrauterin. (Dewi, 2010 )
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-
42 minggu dan berat badannya 2.500 - 4.000 gram (Dewi, 2010).
Angka kejadian BBLR di Indonesia berkisar 9-30% bervariasi antara satu
daerah dengan daerah lain. Hingga saat ini BBLR masih merupakan masalah
di seluruh dunia karena merupakan penyebab kesakitan dan kematian pada
masa bayi baru lahir, Sebanyak 25% bayi baru lahir dengan BBLR meninggal
dan 50% meninggal saat bayi (Evariny, 2005).
Salah satu indikator untuk menilai kualitas bayi atau kualitas generasi
penerus adalah berat bayi lahir. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi
berat bayi lahir antara lain anemia, status gizi ibu, umur, jarak kelahiran,
tinggi badan dan berat badan. Banyak Negara menggunakan berat bayi lahir
rendah (BBLR) sebagai ukuran indikator masalah kesehatan masyarakat
(WHO).
Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa (usia 18
tahun keatas) merupakan masalah penting, karena selain mempunyai resiko
penyakit-penyakkit tertentu, juga dapat mempengaruhi produktifitas
kerja.oleh karena itu, pemantauan keadaan tersebut perlu dilakukan secara
berkesinambungan. Salah satu cara adalah dengan mempertahankan berat
badan yang ideal atau normal. Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan alat
3
yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa khususnya yang
berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan, maka
mempertahankan berat badan normal memungkinkan seseorang dapat
mencapai usia harapan hidup lebih panjang.
Malnutrisi bukan hanya melemahkan fisik dan membahayakan jiwa
ibu, tetapi juga mengancam keselamatan janin. Wanita yang bersikeras hamil
di kala status gizinya buruk, menghadapi resiko melahirkan bayi berberat
badan rendah 2-3 kali lebih besar ketimbang mereka yang berstatus gizi baik,
di samping kemungkinan bayi mati sebesar 1,5 kali (National Center for
Health Statistic/NCHS 2010)
kepentingan Indonesia, batas ambang dimodifikasi lagi berdasarkan
pengalaman klinis dan hasil penelitian di beberapa negara berkembang,
Akhirnya diambil kesimpulan ambang batas IMT untuk Indonesia adalah
apabila ukuran IMT < 17,0 artinya kurus (kekurangan berat badan tingkat
berat dan jika IMT < 17,0-18,5 artinya kurus (kekurangan berat badan tingkat
ringan), IMT > 18,5-25,0 artinya normal, IMT > 25,0-27,0 artinya gemuk
(kelebihan berat badan tingkat ringan) dan IMT > 27,0 artinya gemuk
(kekurangan berat badan tingkat tinggi). Wanita kurus yang hamil
mempunyai risiko tinggi melahirkan bayi dengan BBLR. Dan wanita gemuk
yang hamil mempunyai risiko tinggi faktor penyakit pada persalinan.
(Sumber: Depkes. 2001)
Kondisi anak yang lahir dari ibu yang kekurangan gizi dan hidup
dalam lingkungan yang miskin akan menghasilkan generasi kekurangan gizi
4
dan mudah terkena penyakit infeksi. Keadaan ini biasanya ditandai dengan
berat badan dan tinggi badan yang kurang optimal. Keadaan ini berbeda
dengan negara-negara maju seperti di Jepang, dimana status gizi ibu sebelum
dan selama kehamilan dalam kondisi baik, sehingga menghasilkan anak
dengan potensi pertumbuhan yang prima. Generasi muda orang jepang,
terutama untuktinggi badan, sebelum perang dunia kedua dan dibandingkan
pada saat ini berbeda sangat bermakna.perbedaan ini disebabkan karena status
gizi yang baik. (Supariasa, 2001)
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan jumlah
persalinan terbanyak dan angka kejadian malnutrisi pada janin paling banyak
terjadi di kabupaten Sleman Yogyakarta pada tahun 2011 (Dinkes Prop. DIY
Yogyakarta. 2011). Di RSKIA Sadewa Babarsari Sleman Yogyakarta masih
di temukan ibu yang melahirkan dengan BBLR karena faktor IMT ibu yang
kurang ketika pada awal kehamilan,persalinan pada bulan Februari 2012
sebanyak 197 pasien. Maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul ”Hubungan indeks massa tubuh (IMT) ibu pada waktu hamil
dengan berat badan bayi di RSKIA Sadewa Sleman Yogyakarta tahun 2012”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah ”Adakah hubungan indeks masa tubuh (IMT) ibu pada
waktu hamil dengan berat badan bayi lahir Di RSKIA Sadewa Sleman
Yogyakarta?”
5
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahuinya hubungan indeks masa tubuh (IMT) ibu pada waktu hamil
dengan berat badan bayi lahir.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya berat badan ibu pada waktu kehamilan
b. Diketahuinya tinggi badan ibu
c. Diketahuinya berat badan bayi lahir
d. Diketahuinya nilai koefisiensi hubungan indeks masa tubuh (IMT) ibu
pada waktu hamil dengan berat badan bayi lahir.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam
pengembangan ilmu kebidanansebagai pendukung penelitian tentang
hubungan indeks massa tubuh (IMT) ibu pada waktu hamil dengan berat
badan bayi lahir di RSKIA Sadewa Sleman tahun 2012.
2. Bagi Pengguna
a. Bagi Direktur RSKIA Sadewa Sleman
Dapat digunakan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan
khususnya masalah bayi dengan berat lahir, dalam merencanakan
program perbaikan gizi dan kesehatan ibu dan anak akan mempunyai
6
sasaran utama yang tepat, sehingga angka kejadian BBLR dapat di
cegah dan di atasi sedini mungkin.
b. Bagi Tenaga Kesehatan yang berada di RSKIA Sadewa Sleman
(dokter, perawat, bidan)
Dapat digunakan untuk mengetahui hubungan indeks massa tubuh
(IMT) ibu pada waktu hamil dan berat badan bayi lahir yang terjadi
di RSKIA Sadewa Sleman, dan sebagai sumber untuk memberikan
informasi sehingga dapat melakukan upaya pencegahan melahirkan
BBLR dengan meningkatkan gizi ibu hamil yang optimal yang erat
hubungannya dengan berat badan bayi lahir, sesuai standar pelayanan
kebidanan.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian- penelitian yang pernah penulis baca dan memiliki beberapa
kemiripan dengan penelitian ini adalah :
1. Penelitian dari Sativa dan Cahyanti (2010) dengan judul ”Pengaruh Indeks
Massa Tubuh Wanita Pada Saat Bersalin Terhadap Keluaran Maternal Dan
Perinatal Di RSUP Dr. KARIADI Tahun 2010”. Tujuan penelitian untuk
mengetahui Pengaruh Indeks Massa Tubuh Wanita Pada Saat Persalinan
Terhadap Keluaran Maternal Dan Perinatal. Metode penelitian yang
digunakan penelitian adalah dengan menggunakan rancangan penelitian
analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Dengan sampel
minimal yang di butuhkan 383 sampel. Hasil penelitian ini menunjukan
7
bahwa IMT ibu pada saat persalinan berpengaruh terhadap keluaran
perinatal hanya pada berat bayi lahir yaitu pada kejadian BBLR dan
makrosomia. Ada Pengaruh Indeks Massa Tubuh Wanita Pada Saat
Persalinan Terhadap Keluaran Maternal Dan Perinatal.
2. Penelitian dari Yuliva, Ismail, Rumekti (2009) dengan judul ”Hubungan
Status Pekerjaan Ibu Dengan Berat Lahir Bayi Di RSUP Dr. M.Djamil
Padang”. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan status pekerjaan
ibu dengan berat lahir bayi. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak
340 orang. Metode penelitian yang digunakan penelitian adalah secara
observasional dengan rancangan penelitian prospective cohort (kohor
prospektif). Hasil penelitian ini menunjukkan rata- rata berat lahir bayi
pada kelompok ibu tidak bekerja dengan aktivitas fisik berat. Ada
hubungan antara antara status pekerjaan (bekerja atau tidak bekerja) dan
jenis pekerjaan (aktivitas fisik berat atau aktivitas fisik ringan) yang
dilakukan ibu selama hamil dengan berat badan lahir bayi.
3. Penelitian dari Saimin (2002) dengan judul ”Hubungan Antara Berat
Badan Lahir Dengan Status Gizi Ibu Berdasarkan Ukuran Lingkar Lengan
Atas”. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan berat badan lahir
(BB) dengan status gizi ibu berdasarkan ukuran lingkar lengan atas
(LILA). Metode penelitian yang digunakan adalah secara retrospektif
analitik. Hasil penelitian terdapat hubungan yang bermakna antara berat
badan lahir dengan status gizi ibu hamil berdasarkan ukuran lingkar lengan
atas.
8
4. Penelitian dari Mutalazimah (2005) dengan judul ”Hubungan Lingkar
Lengan Atas (LILA) dan Kadar Hemoglobin (Hb) Ibu Hamil Dengan
Berat Bayi Lahir Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta”. Tujuan penelitian
ini untuk mengetahui hubungan lingkar lengan atas (LILA) dan kadar
hemoglobin (Hb) ibu hamil dengan berat bayi lahir. Metode penelitian
yang digunakan adalah Explanatory Research dengan desain cross
sectional. Sampel dalam penelitian di dapatkan sebanyak 106 responden.
Hasil penelitian terdapat hubungan yang positif antara hubungan lingkar
lengan atas (LILA) dan kadar hemoglobin (Hb) ibu hamil dengan berat
bayi.
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RSKIA Sadewa Babarsari Sleman
Yogyakarta.Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Sadewa (RSKIA
Sadewa) merupakan salah satu rumah sakit khusus ibu anak di wilayah
Daerah Istimewa Yogyakarta yang berkedudukan di Babarsari TB XVI
No. 13 Sleman.RSKIA Sadewa merupakan perkembangan dari Balai
Pengobatan, Rumah Bersalin, Kesehatan Ibu dan Anak SEMAR (BP-RB-
KIA SEMAR) dan berada di bawah Yayasan Pelayanan Kesehatan Prima
Semar.RSKIA Sadewa ada banyak pelayanan kesehatan diantaranya ada
rawat jalan dan rawat inap pemeriksaan kehamilan, USG, imunisasi,
KB,senam hamil.Rawat jalan terdiri dari poli umum, poli anak, poli ibu
dan poli bidan.
Untuk rawat inap ibu bersalin dan anak. Untuk pelayanan pemeriksaan
kehamilan kunjungan pertama bidan harus melakukan pemeriksaan
secara keselurahan mulai dari anamnesa, penimbangan berat badan,
pengukuran tinggi badan sampai pemeriksaan head to too. Semar
memberikan dasar pelayanan dengan kualitas yang tinggi agar dapat
memberikan pelayanan yang sesuai dengan standar yang sudah
ditentukan.
45
46
2. Karakteristik Responden Penelitian
Responden pada penelitian ini adalah ibu bersalin pada bulan
Februari 2012 di RSKIA Sadewa Babarsari Sleman Yogyakarta yang
diambil dengan teknik purposive sampling. Responden dikarakteristikkan
berdasarkan umur, pendidikan, pekerjaan, berat badan ibu pada waktu
hamil dan tinggi badan ibu. Berikut disajikan deskripsi karakteristik
responden secara masing – masing:
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan berikut tabel
karakteristik responden disajikan dalam tabel di bawah ini:
Tabel 4.1
Distribusi FrekuensiKarakteristik Responden Berdasarkan
Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Berat Badan Ibu pada waktu
hamil, Tinggi Badan Ibu Bersalin di RSKIA Sadewa
Babarsari Sleman YogyakartaFebruari 2012
Karakteristik Kategori Frekuensi Persentase (%)
Umur < 20 tahun 1 1,5
20-35 tahun 59 88,1
>35 6 10,4
Pendidikan SD 0 0,0
SMP 1 1,5
SMA 22 33,3
Diploma 23 34,8
Sarjana 20 30,3
Pekerjaan Swasta 62 93,9
PNS 4 6,1
Berat Badan Ibu
pada waktu hamil
< 46 kg 4 6,1
46-50 kg 13 19,7
51-55 kg 15 22,7
56-60 kg 14 21,2
61-65 kg 11 16,7
>65 kg 9 13,6
Tinggi Badan Ibu < 1,51 m 5 7,6
1,51-1,60 m 46 69,7
1,61-1,70 m 15 22,7
Sumber Data Sekunder 2012
47
Dari tabel 4.1 dapat diketahui dari 66 responden yang diteliti,
umur responden paling banyak adalah ibu yang berumur antara 22 -
35 tahun yaitu ada sebanyak 59 responden (88,1%) dan yang paling
sedikit yaitu ibu yang berumur kurang dari 20 tahun yaitu ada
sebanyak 1 responden (1,5%). Pendidikan responden paling banyak
adalah ibu yang berpendidikan Diploma yaitu ada sebanyak 23
responden (34.8%) dan yang paling sedikit yaitu ibu yang
berpendidikan SD yaitu tidak ada responden yang berpendidikan SD
(0.0%). Pekerjaan responden paling banyak adalah ibu yang bekerja
swasta yaitu ada sebanyak 62 responden (93.9%) dan yang paling
sedikit yaitu ibu yang bekerja sebagai PNS yaitu ada sebanyak 4
responden (6.1%).
Dapat diketahui dari 66 responden yang diteliti, berat badan ibu
pada waktu hamil paling banyak adalah ibu yang memiliki berat badan
antara 51 – 55 kg yaitu ada sebanyak 15 responden (22.7%) dan yang
paling sedikit yaitu ibu yang memiliki berat badan < 46 kg yaitu ada
sebanyak 4 responden (6.1%). Tinggi badan responden paling banyak
adalah ibu yang memiliki tinggi badan antara 1,51 – 1,60 m yaitu ada
sebanyak 46 responden (69.7%) dan yang paling sedikit yaitu ibu
yang memiliki tinggi badan < 1,51 m yaitu ada sebanyak 5 responden
(7.6%).
48
3. Analisis Univariate
Data indeks massa tubuh (IMT) ibu pada waktu hamil. Berikut
tabel kategori indeks massa tubuh (IMT) ibu pada waktu hamil
berdasarkan tanggapan responden penelitian:
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Indeks Massa
Tubuh (IMT) Ibu Pada Waktu Hamil Ibu Bersalin
diRSKIA Sadewa Babarsari Sleman Yogyakarta
Februari 2012
Sumber : Data Sekunder 2012
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui dari 66 responden yang
diteliti persentase paling banyak untuk indeks massa tubuh (IMT) ibu
pada waktu hamil yaitu pada kategori normal yaitu sebanyak 50
responden (75.8%) dan persentase paling sedikit pada kategori kurus
yaitu ada sebanyak 3 responden (4.5%).
Data berat badan bayi lahir berdasarkan tanggapan responden
penelitian diperoleh dari hasil pengukuran berat badan bayi segera
setelah lahir dengan menggunakan alat penimbangan bayi dengan
jumlah responden 66 responden. Selanjutnya data dikategorikan sesuai
dengan kriteria yang sudah ditentukan pada bab sebelumnya. Berikut
tabel kategori berat badan bayi lahir.
No Kategori Frekuensi Persentase (%)
1. Kurus 3 4.5
2. Normal 50 75.8
3. Gemuk 13 19.7
Total 66 100.0
49
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Berat Badan Bayi
Lahirdi RSKIA Sadewa Babarsari Sleman Yogyakarta
Februari 2012
Sumber: Data Sekunder 2012
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui dari 66 responden yang
diteliti persentase paling banyak untuk berat badan bayi lahir yaitu
pada kategori BBLN yaitu sebanyak 56 responden (84.8%) dan
persentase paling sedikit pada kategori BBLL yaitu ada sebanyak 3
responden (4.5%).
4. Analisis Bivariate
Selanjutnya kedua data tersebut didistribusikan untuk
mengetahui indeks massa tubuh (IMT) ibu pada waktu hamil dan data
berat badan bayi lahir sebagai berikut:
Tabel 4.4
Distribusi FrekuensiData Indeks Massa Tubuh (IMT) Ibu Pada
Waktu Hamil dan Data Berat Badan Bayi Lahir di RSKIA
Sadewa Babarsari Sleman Yogyakarta Februari 2012
IMT Ibu
Pada Waktu
Hamil
Berat Badan Bayi Lahir Jumlah Koef
.
Kore
lasi
Nilai
sig.
(p.
valu
e)
BBLR BBLN BBLL
f % f % f % f %
Kurus 3 4,5 0 0,0 0 0,0 3 4,5 0,27
2
0,02
3
Normal 4 6,1 43 65,2 3 4,5 50 75,8
Gemuk 0 0,0 13 19,7 0 0,0 13 19,7
Jumlah 7 10,6 56 84,8 3 4,5 66 100,
0
Sumber : Data Sekunder 2012
No Kategori Frekuensi Persentase (%)
1. BBLR 7 10.6
2. BBLN 56 84.8
3. BBLL 3 4.5
Total 66 100.0
50
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui sebanyak 3 responden (4.5%)
memiliki indeks massa tubuh (IMT) pada waktu hamil dalam kategori kurus
dengan berat badan bayi lahir rendah (BBLR) sebanyak 3 responden. Dari
data tersebut dapat diketahui sebanyak 50 responden (75.8%) memiliki
indeks massa tubuh (IMT) pada waktu hamil dalam kategori normal dengan
berat badan bayi lahir rendah (BBLR) sebanyak 4 responden (6.1%), dan
sebanyak 3 responden (4.5%) memiliki berat badan bayi lahirlebih (BBLL).
Sebanyak 13 responden (19.7%) memiliki indeks massa tubuh (IMT)
trimester I kehamilan dalam kategori gemuk dengan berat badan bayi lahir
normal (BBLN) sebanyak 13 responden (19.7%) .
Dari hasil perhitungan uji korelasi Kendall’s Tau di dapatkan nilai
signifikan (p) 0.023 dengan perhitungan yang lebih kecil dari 0,05, maka Ho
di tolak berarti ada hubungan antara indeks massa tubuh (IMT) ibu pada
waktu hamil dengan berat badan bayi lahir di RSKIA Sadewa Babarsari
Sleman Yogyakarta bulan Februari 2012. Dengan nilai koefisiensi
kontingensi sebesar 0,272 dengan keeratan hubungan (0,20-0,399) memiliki
tingkat hubungan variabel yang rendah.
B. Pembahasan
1. Indeks Massa Tubuh (IMT) Ibu Pada Waktu Hamil
Berdasarkan data hasil penelitian yang disajikan pada tabel 4.2
dapat diketahui dari 66 responden yang diteliti persentase paling banyak
untuk indeks massa tubuh (IMT) ibu pada waktu hamil yaitu pada
51
kategori normal yaitu sebanyak 50 responden (75.8%) dan persentase
paling sedikit pada kategori kurus yaitu ada sebanyak 3 responden
(4.5%). Persentase paling banyak berada dalam kategori indeks massa
tubuh (IMT) ibu pada waktu hamil normal, jadi dapat diambil
kesimpulan bahwa indeks massa tubuh (IMT) ibu pada waktu hamil pada
ibu bersalin di RSKIA Sadewa Babarsari Sleman Yogyakarta bulan
Februari 2012 berada dalam kategori normal (75.8%).
Indeks massa tubuh (IMT) merupakan rumusan matematis yang
berkaitan dengan lemak tubuh orang dewasa, dan dinyatakan sebagai
berat badan (dalam kilogram) dibagi dengan kwadrat tinggi badan (dalam
ukuran meter). Pada hasil penelitian diketahui indeks massa tubuh (IMT)
ibu pada waktu hamil berada dalam kategori normal (75.8%) dimana hal
ini menunjukkan bahwa ibu hamil pada trimester pertama memiliki
indeks massa tubuh (IMT) yang sesuai antara tinggi badan ibu dengan
berat badan ibu.
Berat badan memiliki hubungan yang linear dengan tinggi badan.
Dalam keadaan normal, perkembangan berat badan akan searah dengan
pertumbuhan tinggi badan dengan kecepatan tertentu. Berat badan yang
berada di bawah batas minimum dinyatakan sebagai under weight atau
“kekurusan”, dan berat badan diatas batas maksimum dinyatakan sebagai
over weight atau “kegemukan”. Orang-orang yang berada dibawah
ukuran berat normal mempunyai resiko terhadap penyakit infeksi,
52
sementara yang berada di atas ukuran normal mempunyai resiko tinggi
terhadap penyakit degeratif.
Penggunaan IMT hanya berlaku untuk orang dewasa berumur di
atas 18 tahun. IMT tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu
hamil, dan olahragawan. Di samping itu pula IMT tidak bisa diterapkan
pada keadaan khusus (penyakit) lainnya seperti adanya edema, asites, dan
hepatomegali. Batas ambang IMT ditentukan dengan merujuk ketentuan
FAO/WHO, yang membedakan batas ambang untuk laki-laki dan
perempuan. Batas ambang normal laki-laki adalah 20,1 - 25,0 dan untuk
perempuan adalah 18,7 - 23,8.
Status gizi ibu hamil mempengaruhi pertumbuhan janin dalam
kandungan. Apabila status gizi ibu buruk, baik sebelum kehamilan dan
selam kehamilan akan menyebabkan berat badan lahir rendah (BBLR).
Di samping itu, akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan otak
janin, anemia pada bayi baru lahir, bayi baru lahir mudah terinfeksi,
abortus, dan sebagainya.
Berdasarkan data hasil penelitian dapat diketahui indeks massa
tubuh (IMT) pada waktu hamil dalam kategori normal memiliki berat
bayi dengan berat badan bayi lahir rendah (BBLR) sebanyak 4 responden
(6,1%). Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah usia ibu bersalin.
Usia kehamilan yang paling ideal adalah antara rentang usia 20 – 30
tahun. Hal ini dikarenakan pada usia ini, organ reproduksi telah matang
secara sempurna dan siap untuk menerima janin yang dikandungnya.
53
Selain itu pada rentang usia ini tidak terlalu tua,mengingat pada
kehamilan dengan usia ibu yang tua beresiko terhadap keselamatan dan
kesehatan ibu maupun janin yang dikandungnya.
Berdasarkan data hasil penelitian dapat diketahui indeks massa
tubuh (IMT) pada waktu hamil normal dengan berat badan lahir lebih
(BBLL) 3 responden (4,5%). Hal dipengaruhi karena faktor pendidikan.
Sesuai dengan hasil penelitian dari ke tiga responden tersebut
berpendidikan sarjana dan diploma. Semakin tinggi pendidikan ibu maka
semakin tinggi pengetahuan ibu tentang gizi yang baik, mungkin ibu
salah dalam mengkonsumsi asupan nutrisi yang harus di konsumsi pada
waktu hamil. Belum tentu ibuyang memiliki pendidikan tinggi lebih baik
dalam mengkonsumsi asupan nutrisi yang dibutuhkan.
Menurut pendapat yang disampaikan Manuaba (1998), tingkat
pendidikan berkaitan dengan pengetahuan tentang masalah kesehatan dan
kehamilan yang akan berpengaruh terhadap perilaku ibu baik pada diri
sendiri maupun terhadap perawatan kehamilannya serta pemenuhan gizi
saat hamil. Tingkat pengetahuan sangat berhubungan dengan pendidikan,
sedangkan pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia.
Semakin tinggi pendidikan, semakin tinggi mudah menerima serta
mengembangkan pengetahuan dan teknologi sehingga semakin
meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan keluarga. Namun
demikian tingkat pendidikan tidak menjamin tingkat pengetahuan
seseorang.
54
Berdasarkan data hasil penelitian dapat diketahui indeks massa
tubuh (IMT) pada waktu hamil gemuk dengan berat badan lahir normal
(BBLN) sebanyak 13 responden (19,7%) yang dipengaruhi karena faktor
penyakit. Perlu menjadi perhatian bagi perempuan yang keluarga atau
dirinya mempunyai riwayat penyakit jantung karena akan berpeluang
untuk melahirkan bayi dengan berat badan yang kurang dibandingkan
dengan perempuan yang tidak mempunyai penyakit jantung.
2. Berat Badan Bayi Lahir
Berdasarkan data hasil penelitian yang disajikan pada tabel 4.7
dapat diketahui dari 66 responden yang diteliti persentase paling banyak
untuk berat badan bayi lahir yaitu pada kategori BBLN (Berat Badan
Lahir Normal) yaitu sebanyak 56 responden (84.8%) dan persentase
paling sedikit pada kategori BBLL (Berat Badan Lahir Lebih) yaitu ada
sebanyak 3 responden (4.5%). Prosentase paling banyak berada dalam
kategori BBLN (Berat Badan Lahir Normal), jadi dapat diambil
kesimpulan bahwa berat badan bayi lahirdi RSKIA Sadewa Babarsari
Sleman Yogyakarta bulan Februari 2012 berada dalam kategori BBLN
(Berat Badan Lahir Normal) (84.8%).
Menurut pendapat yang disampaikan oleh Dewi (2010), bayi baru
lahir disebut juga dengan neonatus merupakan individu yang sedang
bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat
melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterine ke kehidupan
ekstrauterin. Penimbangan berat badan bayi baru lahir dapat dilakukan
55
setelah enam jam proses kelahiran, dengan alasan bayi setelah enam jam
sudah mulai dapat beradaptasi dengan lingkungan, sehingga
kemungkinan mengalami hipotermi sedikit, walaupun demikian pada saat
melakukan penimbangan bayi baru lahir harus tetap di tempat dan
lingkungan yang hangat (Rukiyah,2010).
Pada hasil penelitian ini dapat diketahui berat badan bayi lahir di
RSKIA Sadewa Babarsari Sleman Yogyakarta bulan Februari 2012
berada dalam kategori BBLN (Berat Badan Lahir Normal) (84.8%). Hal
ini berarti bahwa bayi baru lahir di RSKIA Sadewa Babarsari Sleman
Yogyakarta memiliki berat badan yang normal, yaitu antara 2500 gram
sampai 4000 gram. Ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap berat
badan bayi lahir.
Faktor pertama yang berpengaruh terhadap berat badan bayi lahir
adalah status gizi. Berat bayi yang lahir dapat dipengaruhi oleh status gizi
ibu baik sebelum maupun saat hamil. Status gizi ibu sebelum hamil juga
cukup berperan dalam pencapaian gizi ibu hamil. Penelitian Roesmeri
(2000) menunjukkan bahwa status gizi ibu sebelum hamil mempunyai
pengaruh yang bermakna terhadap kejadian BBLR. Ibu dengan status
gizi kurang (kurus) sebelum hamil mempunyai risiko 4,27 kali untuk
melahirkan bayi BBLR dibandingkan dengan ibu yang mempunyai satus
gizi baik/normal. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dimana ibu yang
memiliki indeks masa tubuh (IMT) yang normal maka akan melahirkan
bayi dengan berat badan lahir normal pula.
56
Faktor kedua yang berpengaruh terhadap berat badan bayi lahir
adalah paritas. Paritas adalah jumlah anak yang pernah dilahirkan. Paritas
yang paling aman adalah 1 dan 2 kehamilan. Menurut pendapat
Wiknjosastro (2006), persalinan lebih dari 2 kali akan mempunyai
dampak yang buruk terhadap ibu dan janinnya. Setelah 3 kali kehamilan
dan persalinan risiko melahirkan bayi cacat dengan BBLR. Pada
penelitian ini, keseluruhan responden merupakan paritas yang pertama,
sehingga resiko melahirkan bayi cacat dengan BBLR masih sangat
rendah.
Faktor ketiga yang berpengaruh terhadap berat badan bayi lahir
adalah jarak kelahiran yang terlalu dekat. Jarak kelahiran yang terlalu
dekat kurang dari 2 tahun dapat menyebabkan prematuritas dan BBLR.
Kondisi ini lebih mengarah pada kekuatan dan kesiapan uterus untuk
kehamilan. Jarak kehamilan yang terlalu dekat menyebabkan uterus
belum siap sepenuhnya untuk mengalami kehamilan. Makin kecil jarak
antara kedua kehamilan makin besar risiko kematian ibu dan anak. Pada
usia anak terakhir kurang dari 2 tahun seorang wanita membutuhkan
jarak kehamilan antara 2-3 tahun agar pulih secara fisiologis dari suatu
kehamilan/persalinan dan mempersiapkan diri makin besar risiko
kematian ibu dan anak terutama jika jarak tersebut kurang dari 2 tahun
dapat terjadi antara lain anemia berat, partus prematurus, dan kematian
prenatal meningkat.
57
Faktor keempat yang berpengaruh terhadap berat badan bayi lahir
adalah adanya penyakit infeksi. Perlu menjadi perhatian bagi perempuan
yang keluarga atua dirinya mempunyai riwayat penyakit jantung karena
akan berpeluang untuk melahirkan bayi dengan berat badan yang kurang
dibandingkan dengan perempuan yang tidak mempunyai penyakit
jantung.
Faktor kelima yang berpengaruh terhadap berat badan bayi lahir
adalah status sosial dan ekonomi. Status sosial ekonomi ini sangat
berpengaruh terhadap berat lahir bayi karena dari faktor ini tentu secara
otomatis akan mempengaruhi nutrisi ibu dan tingkat pengetahuan. Nutrisi
ibu yang tidak tercukupi dengan baik akan menimbulkan malnutrisi dan
terjadinya BBLR, sedangkan tingkat pengetahuan akan mempengaruhi
sikap ibu untuk memeriksakan kehamilannya. Dengan penghasilan yang
terbatas akan berpengaruh terhadap kelangsungan kehamilannya dan
dapat menimbulkan berbagai masalah kebidanan, salah satunya adalah
terjadinya persalinan prematurus atau mempenagruhi perkembangan dan
pertumbuhan janin yang dikandungnya (Manuaba,1998). Pada hsil
penelitian, keseluruhan responden merupakan ibu yang memiliki
pekerjaan, sehingga mendapatkan penghasilan yang mencukupi. Dengan
demikian, ibu tidak mengalami kesulitan dalam mencukupi kebutuhan
nutrisi selama kehamilannya tersebut.
Faktor keenam yang berpengaruh terhadap berat badan bayi lahir
adalah tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan berkaitan dengan
58
pengetahuan tentang masalah kesehatan dan kehamilan yang akan
berpengaruh terhadap perilaku ibu baik pada diri sendiri maupun
terhadap perawatan kehamilannya serta pemenuhan gizi saat hamil.
Tingkat pengetahuan sangat berhubungan dengan pendidikan, sedangkan
pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Semakin
tinggi pendidikan, semakin tinggi mudah menerima serta
mengembangkan pengetahuan dan teknologi sehingga semakin
meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan keluarga. Namun
demikian tingkat pendidikan tidak menjamin tingkat pengetahuan
seseorang (Manuaba, 1998: 67). Pada hasil penelitian diketahui bahwa
tingkat pendidikan ibu paling banyak adalah ibu yang memiliki
pendidikan Diploma. Dengan demikian ibu dianggap sudah memiliki
pengetahuan yang baik terhadap cara pemenuhan kebutuhan nutrisi
selama kehamilannya.
3. Hubungan antara Indeks Massa Tubuh (IMT) Ibu Pada Waktu
Hamil dengan Berat Badan Bayi Lahirdi RSKIA Sadewa Babarsari
Sleman Yogyakarta Bulan Februari 2012
Hipotesis awal pada penelitian ini adalah terdapat hubungan antara
indeks massa tubuh (IMT) ibu pada waktu hamil dengan berat badan bayi
lahirdi RSKIA Sadewa Babarsari Sleman Yogyakarta bulan Februari
2012. Setelah dilakukan uji hipotesis didapatkan hasil perhitungan uji
korelasi Kendall’s Tau antara indeks massa tubuh (IMT) ibu pada waktu
hamil dengan berat badan bayi lahir di RSKIA Sadewa Babarsari Sleman
59
Yogyakarta bulan Februari 2012 dapat diketahui nilai signifikan (p)
0.023 dengan perhitungan yang lebih kecil dari 0,05 jadi (p<0,05), maka
Ho di tolak berarti Ha ada hubungan antara indeks massa tubuh (IMT)
ibu pada waktu hamil dengan berat badan bayi lahirdi RSKIA Sadewa
Babarsari Sleman Yogyakarta bulan Februari 2012. Dengan nilai
koefisiensi kontingensi sebesar 0,272 (0,20-0,399) memiliki tingkat
hubungan variabel yang rendah.
Hubungan antara indeks massa tubuh (IMT) ibu pada waktu hamil
dengan berat badan bayi lahir di RSKIA Sadewa Babarsari Sleman
Yogyakarta bulan Februari 2012 signifikan. Dengan demikian dapat
ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan yang signifikan antara indeks
massa tubuh (IMT) ibu pada waktu hamil dengan berat badan bayi lahir
di RSKIA Sadewa Babarsari Sleman Yogyakarta bulan Februari 2012.
Hal ini berarti bahwa ibu yang memiliki indeks massa tubuh (IMT) ibu
pada waktu hamil yang kurus maka akan melahirkan bayi dengan Berat
Badan Lahir Rendah (BBLR), sedangkan ibu yang memiliki indeks
massa tubuh (IMT) ibu pada waktu hamil yang normal maka akan
melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir Normal (BBLN). Hal ini
dikarenakan antara indeks massa tubuh (IMT) ibu pada waktu hamil
dengan berat badan bayi lahir memiliki hubungan yang signifikan
sehingga kedua variabel tersebut saling mempengaruhi.
Indeks massa tubuh (IMT) merupakan rumusan matematis yang
berkaitan dengan lemak tubuh orang dewasa, dan dinyatakan sebagai
60
berat badan (dalam kilogram) dibagi dengan kwadrat tinggi badan (dalam
ukuran meter). Pada hasil penelitian diketahui indeks massa tubuh (IMT)
ibu pada waktu hamil berada dalam kategori normal (75.8%) dimana hal
ini menunjukkan bahwa ibu hamil pada trimester pertama memiliki
indeks massa tubuh (IMT) yang sesuai antara tinggi badan ibu dengan
berat badan ibu.
Menurut pendapat yang disampaikan oleh Dewi (2010), bayi baru
lahir disebut juga dengan neonatus merupakan individu yang sedang
bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat
melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterine ke kehidupan
ekstrauterin. Penimbangan berat badan bayi baru lahir dapat dilakukan
setelah enam jam proses kelahiran, dengan alas an bayi setelah enam jam
sudah mulai dapat beradaptasi dengan lingkungan, sehingga
kemungkinan mengalami hipotermi sedikit, walaupun demikian pada saat
melakukan penimbangan bayi baru lahir harus tetap di tempat dan
lingkungan yang hangat (Rukiyah,2010).
Pada hasil penelitian ini dapat diketahui berat badan bayi lahir di
RSKIA Sadewa Babarsari Sleman Yogyakarta bulan Februari 2012
berada dalam kategori BBLN (Berat Badan Lahir Normal) (84.8%). Hal
ini berarti bahwa bayi baru lahir di RSKIA Sadewa Babarsari Sleman
Yogyakarta memiliki berat badan yang normal, yaitu antara 2500 gram
sampai 4000 gram. Ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap berat
badan bayi lahir yaitu faktor umur dan faktor pendidikan.
61
Berdasarkan data hasi penelitian diketahui bahwa indeks massa
tubuh (IMT) ibu pada waktu hamil memiliki hubungan yang signifikan
dengan berat badan bayi lahir. Hal ini dapat dilihat dari data penelitian
dimana responden berada dalam kategori indeks massa tubuh (IMT) ibu
pada waktu hamil normal, sehingga melahirkan berat badan bayi lahir
normal pula. Dengan demikian seperti apa indeks massa tubuh (IMT) ibu
pada waktu hamil akan mempengaruhi berat badan bayi lahir yang
dilahirkan oleh ibu tersebut.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Sativa dan Cahyanti (2010) dengan judul ”Pengaruh Indeks Massa Tubuh
Wanita Pada Saat Bersalin Terhadap Keluaran Maternal Dan Perinatal Di
RSUP Dr. KARIADI Tahun 2010”, dimana hasil penelitian ini
menunjukan bahwa IMT ibu pada saat persalinan berpengaruh terhadap
keluaran perinatal hanya pada berat bayi lahir yaitu pada kejadian BBLR
dan makrosomia. Hasil penelitian ini menunjukkan ada pengaruh Indeks
Massa Tubuh (IMT) wanita pada saat persalinan terhadap keluaran
maternal dan perinatal. Persamaan pada kedua hasil penelitian ini adalah
adanya kesamaan hasil pengujian hipotesis yang menunjukkan adanya
hubungan antara indeks massa tubuh (IMT) ibu pada waktu hamil dengan
keluaran maternal dimana salah satu yang dimaksud disini adalah berat
badan bayi lahir.
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Saimin (2002) yang meneliti tentang ”Hubungan Antara Berat
62
Badan Lahir Dengan Status Gizi Ibu Berdasarkan Ukuran Lingkar
Lengan Atas”, dimana diperoleh hasil penelitian terdapat hubungan yang
bermakna antara berat badan lahir dengan status gizi ibu hamil
berdasarkan ukuran lingkar lengan atas. Persamaan pada kedua hasil
penelitian ini adalah adanya kesamaan hasil pengujian hipotesis yang
menunjukkan adanya hubungan antara indeks massa tubuh (IMT) yang
merupakan salah satu indikator status gizi ibu hamil dengan berat badan
bayi lahir yang dilahirkan oleh ibu tersebut.
C. Keterbatasan Penelitian
Pada penelitian ini didapatkan beberapa keterbatasan. Keterbatasan
dalam penelitian ini adalah pengumpulan data pada penelitian ini
menggunakan teknik pengumpulan data sekunder dengan bantuan tenaga
kesehatan di RSKIA Sadewa Sleman dengan menggunakan lembar master
tabel. Peneliti tidak bisa mengevaluasi langsung cara penimbangan bayi baru
lahir dan juga penimbangan berat badan ibu pada waktu hamil dan
pengukuran tinggi badan ibu bersalin di RSKIA Sadewa Sleman.
63
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis dapat
disimpulkan bahwa:
1. Indeks massa tubuh (IMT) ibu pada waktu hamil pada ibu bersalin di
RSKIA Sadewa Sleman Yogyakarta bulan Februari 2012 berada dalam
kategori normal (75.8%).
2. Berat badan bayi lahir di RSKIA Sadewa Sleman Yogyakarta bulan
Februari 2012 berada dalam kategori BBLN (Berat Badan Lahir Normal)
(84.8%).
3. Ada hubungan antara indeks massa tubuh (IMT) ibu trimester I kehamilan
dengan berat badan bayi lahir di RSKIA Sadewa Sleman Yogyakarta
bulan Februari 2012.
4. Nilai signifikan (p) yang diperoleh adalah 0.023 dengan nilai kontingensi
sebesar 0,272 ( 0,20-0,399) dengan tingkat hubungan rendah.
B. Saran – saran
1. Bagi tenaga Kesehatan yang berada di RSKIA Sadewa Sleman (dokter,
perawat, bidan)
Disarankan bidan lebih bisa memberikan informasi kepada ibu pada waktu
hamil jika memiliki IMT yang tidak normal agar dapat memperbaiki status
63
64
gizi ibu hamil, sehingga dapat melakukan upaya pencegahan melahirkan
BBLR dengan meningkatkan gizi ibu hamil yang optimal yang erat
hubungannya dengan berat badan bayi lahir, sesuai standar pelayanan
kebidanan.
2. Bagi peneliti lain
peneliti selanjutnya agar mampu mengembangkan penelitian selanjutnya
yang lebih luas berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti saat ini
untuk meneliti variabel lain yang terkait dengan berat badan bayi lahir
secara lebih luas atau secara khusus terkait dengan indeks masa tubuh
(IMT) atau variabel status gizi lain yang belum diteliti.
65
DAFTAR PUSTAKA
Arisman. 2010. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta : EGC.
Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung. 1983. Obstetri Fisiologi.
Bandung : Eleman.
JNPK – KR. 2008. Asuhan Persalinan Normal.
Jones. 2001. Dasar-Dasar Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : Hipokrates.
Mutalazimah. 2005. ”Hubungan Lingkar Lengan Atas (LILA) dan Kadar
Hemoglobin (Hb) Ibu Hamil dengan Berat Bayi Lahir di RSUD DR.
Moewardi Surakarta”Dalam Jurnal Penelitian Sains dan Teknologi, Vol
6, No.2, 2005. Hlm : 114-126. Surakarta: FIK Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Prawirohardjo. 2000. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Prawirohardjo. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
Rukiyah dan Lia.2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: CV Trans
Info Media.
Saimin.2002. ”Hubungan Antara Berat Badan Lahir dengan Status Gizi Ibu
Berdasarkan Ukuran Lingkar Lengan Atas”
Sativa dan Ratna. 2010. “Pengaruh Indeks Massa Tubuh Wanita pada Saat
Persalinan Terhadap Keluaran Maternal dan Perinatal Di RSUP Dr.
Kariadi Periode Tahun 2010”. Semarang: Fakultas Kesehatan
Universitas Diponegoro.
Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Supariasa dkk.2001. Penilaian Status Gizi.Jakarta : EGC.
Yuliva dkk. 2009. “ Hubungan Status Pekerjaan Ibu dengan Berat Lahir Bayi di
RSUP DR. Djamil Padang”. Dalam Berita Kedokteran Masyarakat
Vol.25, No. 2, Juni 2009. Hlm 96
66
Lampiran 1
LEMBAR MASTER TABEL
HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) IBU TRIMESTER I
KEHAMILAN DENGAN BERAT BADAN BAYI LAHIR
DI RSKIA SADEWA SLEMAN YOGYAKARTA
No.
Rekam
Medik
Nama Umur Pendidikan Pekerjaan Alamat
Berat Badan
ibu trimester
I kehamilan
Tinggi
Badan
ibu
IMT
ibu BBL
iv
HALAMAN PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Rifatul Hasanah
NPM : 1309096
Institusi : STIKES A. Yani Yogyakarta
Menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang berjudul Hubungan Indeks
Massa Tubuh (IMT) Ibu Trimester I Kehamilan dengan Berat Badan Bayi Lahir di
RSKIA Sadewa Sleman Yogyakarta, adalah bukan Karya Tulis Ilmiah orang lain
baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah
disebutkan sumbernya.
Demikian surat pernyataan ini Saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila
pernyataan ini tidak benar maka Saya bersedia mendapat sanksi akademis.
Yogyakarta, Agustus 2012
Yang Menyatakan,
Rifatul Hasanah
v
HALAMAN MOTTO
“Katakanlah: Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang
yang tidak mengetahui? Sesaungguhnya orang yang berakallah yang dapat
menerima pelajaran”
(QS.Az-Zumar 9)
“Allah meninggikan orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan, beberapa derajat”
(QS. Al Mujadalah 11)
“Ilmu yang tidak diamalkan bagaikan pohon yang tidak berbuah”
(Anonim)
“Keberhasilan terbesar bukanlah tidak pernah jatuh, melainkan
selalu kembali bangkit setelah kita jatuh"
(Priskilla Smith Jully)
“Tidak ada yang kebetulan dalam hidup ini.....
Hanya satu tabir yang mampu mengubahnya dengan harapan,
yang dibalut dengan cinta yang diiringi dengan do’a
dan usaha”
(Destiny)
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya tulis ini saya persembahkan untuk
Teruntuk Ayahanda dan Bunda tercinta, yang terbaik dalam memberikan do’anya
setiap malam, cinta, kasih sayang, kesabaran, nasehat, perhatian, semangat dan
dorongan yang luar biasa dalam setiap langkah saya untuk meraih cita-cita dunia
dan akhirat.
Adik-adikku Faisal Kurniawan dan Irma Puji Ikhtiyarini yang tersayang yang
selalu memberikan do’a buat kakak.
Ibu Dyah N S Arum, S. Si. T., M. Keb, ibu Ika Fitria A, S. Si. T selaku dosen
pembimbing yang telah meluangkan waktu dan dengan sabar membimbing dan
memberikan bantuan kepada saya.
Keluarga besarku Paklek, Maklek, mbak-mbakku dan sepupuku yang selalu
memberi do’a, dukungan, dan mengingatkan saya saat lupa.
Teman terbaikku mbak Nuri, Iyut, Kak Piza yang selalu menjadi penghibur dikala
sedang lara,canda dan tawa yang takkan pernah terlupakan, kalian yang selalu ada
di kala senang dan duka, yang selalu memberikan dukungan dan semangat untuk
Riva, you all are the best my friend’s.
Teman-teman STIKES A.Yani angakatan ‘09 seperjuangan, jangan pernah
menyerah untuk hari ini karena masih ada hari esok dan masa yang akan datang,
tetap semangat dalam mengarungi kehidupan yang akan datang.
xiii
INTISARI
HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) IBU PADA WAKTU HAMIL
DENGAN BERAT BADAN BAYI LAHIR DI RSKIA
SADEWA SLEMAN YOGYAKARTA
Rifatul Hasanah1, Dyah Noviawati S A
2, Ika Fitria Ayuningtyas
3
Latar Belakang: Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan alat yang sederhana
untuk memantau status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan
kekurangan dan kelebihan berat badan. Wanita kurus yang hamil mempunyai
resiko tinggi melahirkan bayi dengan BBLR. Dan wanita gemuk yang hamil
mempunyai risiko tinggi faktor penyakit pada persalinan. hasil studi pendahuluan
yang telah dilakukan jumlah persalinan terbanyak dan angka kejadian malnutrisi
pada janin paling banyak terjadi di kabupaten Sleman Yogyakarta pada tahun
2011.
Tujuan: Diketahuinya hubungan indeks masa tubuh (IMT) ibu pada waktu hamil
dengan berat badan bayi lahir.
Metode Penelitian: Jenis penelitian ini menggunakan desain penelitian
observasional dengan studi korelasi dengan pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan cross sectional. Populasi sebanyak 197 ibu bersalin. Sampel dalam
penelitian ini adalah ibu bersalin berjumlah 66 responden yang memenuhi kriteria
inklusi. Analisis data univaraiabel menggunakan rumus persentase dengan skala
ordinal dan analisis bivariabel menggunakan teknik korelasi Kendall’s Tau.
Hasil Penelitian: Hasil analisis Kendall’s Tau menunjukkan adanya hubungan
antara indeks massa tubuh (IMT) ibu pada waktu hamil dengan berat badan bayi
lahir dapat diketahui sebesar 0,272 dengan nilai signifikan (p = 0.023)
Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara indeks massa tubuh
(IMT) ibu pada awal hamil dengan berat badan bayi lahir
Kata Kunci: IMT, Ibu Hamil, Berat Bayi Lahir
1Mahasiswa Stikes A. Yani Yogyakarta
2Dosen Poltekkes Yogyakarta
3Dosen A. Yani Yogyakarta
xiv
ABSTRACT
RELATIONSHIP BODY MASS INDEX (BMI) MATERNAL
PREGNANCY WITH BIRTH WEIGHT BABIES IN RSKIA
SADEWA SLEMAN YOGYAKARTA
Rifatul Hasanah1, Dyah Noviawati S A
2, Ika Fitria Ayuningtyas
3
Background: Body mass index (BMI) is a simple tool for monitoring the
nutritional status of adults particularly those related to shortages and axcess
weight. Skinny women who are pregnant have a higher risk of having a baby with
low birth weight. And obese women who become pregnant have a higher risk of
disease on the labor factor. Result of preliminary studies have been conducted and
the highest number of birth on the incidence of fetal malnutrition is most prevalent
in Sleman district of Yogyakarta in 2011.
Purpose: Knowledgeable relations Body Mass Index (BMI) maternal pregnancy
with birth weight.
Research Methods: This type of research using observational designs to study
the correlation with the approach used is a cross sectional approach. Population of
197 maternal. The sample in this study were maternal totaling 66 respondents that
met inclusion criteria. Univariable data analysis using the percentage formula with
ordinal scale and bivariabel analysis Kendall’s Tau correlation techniques.
Research Results: The results of Kendall’s Tau analysis showed no association
between Body Mass Index (BMI) maternal pregnancy with birth weight can be
determineted by the value of 0,272 significant (p=0,023)
Conclusion: There is a significant relationship between Body Mass Index (BMI)
maternal first trimester of pregnancy with birth weight.
Keywords: BMI, Maternal, Birth Weight
1 Student of Stikes A. Yani Yogyakarta
2 Lecture 1 of Poltekke Yogyakarta
3 Lecture 2 of Stikes A. Yani Yogyakarta