hubungan antara menonton animasi nussa dan rara …
TRANSCRIPT
HUBUNGAN ANTARA MENONTON ANIMASI NUSSA DAN
RARA DENGAN PERILAKU ISLAMI ANAK
DI KELURAHAN CAKUNG TIMUR JAKARTA TIMUR
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk
Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh
Reza Djulkipli
NIM 11160510000283
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H / 2020 M
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
HUBUNGAN ANTARA MENONTON ANIMASI NUSSA DAN
RARA DENGAN PERILAKU ISLAMI ANAK
DI KELURAHAN CAKUNG TIMUR JAKARTA TIMUR
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk
Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)
Oleh
Reza Djulkipli
NIM 11160510000283
Pembimbing
Drs. Jumroni, M. Si.
NIP. 196305151992031006
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H / 2020 M
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Reza Djulkipli
NIM : 11160510000283
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul
HUBUNGAN ANTARA MENONTON ANIMASI NUSSA DAN
RARA DENGAN PERILAKU ISLAMI ANAK DI
KELURAHAN CAKUNG TIMUR JAKARTA TIMUR adalah
benar merupakan karya saya sendiri dan tidak melakukan tindakan
plagiat dalam penyusunannya. Adapun kutipan yang ada dalam
penyusunan karya ini telah saya cantumkan sumbernya. Saya
bersedia melakukan proses yang semestinya sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku jika ternyata skripsi ini
merupakan plagiat dari karya orang lain.
Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.
Jakarta, 22 Juni 2020
Reza Djulkipli
NIM 11160510000283
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul : “HUBUNGAN ANTARA MENONTON
ANIMASI NUSSA DAN RARA DENGAN PERILAKU ISLAMI
ANAK DI KELURAHAN CAKUNG TIMUR JAKARTA TIMUR”
telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta pada 22 Juni 2020. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu
syarat memperoleh gelar sarjana sosial (S. Sos).
Jakarta, 22 Juni 2020
Tim Ujian Munaqasyah Tanggal Tanda Tangan
Ketua
Dr. H. Edi Amin, S.Ag., MA 22 Juni 2020 _____________
NIP. 197609082009011010
Sekretaris
Miftachur Rosyida, M.Pd.I 22 Juni 2020 _____________
NIP. 197207201999032002
Penguji I
Zakaria, M.Ag 22 Juni 2020 _____________
NIP. 197208072003121003
Penguji II
Dr. Fatmawati, MA 22 Juni 2020 _____________
NIP. 197609172001122002
Mengetahui
Dekan,
__________________
Dr. Suprato, M.Ed., Ph.D
NIP. 197103301998031004
i
ABSTRACT
Reza Djulkipli, 11160510000283, the Relationship Between
Watching Nussa and Rara Animations and Islamic Children's
Behavior in Cakung Timur Village, East Jakarta
This study aims to find out how is the behavior of watching
and Islamic behavior of children and is there a relationship
between watching animation of Nussa and Rara with Islamic
behavior in children aged 8-11 years in Cakung Timur village,
East Jakarta.
This study uses two variables: the independent variable (X)
watching animation Nussa and Rara and the dependent variable
(Y) Islamic behavior of children. The theory used is the Stimulus
Organism Response Theory (S-O-R) from Hovland. The validity
test uses the Pearson Product Moment formula, while the
reliability test uses the Alpha Cronbach formula with the help of
the SPSS version 25 application.
This type of research is correlation research with survey
methods and data analysis using Rank Spearman analysis. The
total population is 4,798 children. Sampling used a purposive
sampling technique of 98 respondents.
The results of data analysis found that the relationship
between watching behavior with Islamic behavior of children
included in the high category that is 0.766. Furthermore, the
results of rho (0.766)> r table (0.198) can be concluded that the
hypothesis H_0 is rejected and H_a is accepted, meaning that there
is a strong and unrelated significant relationship between
watching Nussa and Rara animations with Islamic behavior, so the
higher behavior of watching animation Nussa and Rara the higher
the Islamic behavior.
Keywords: Watching animation, Islamic behavior, Nussa and
Rara, Children
ii
ABSTRAK
Reza Djulkipli, 11160510000283, Hubungan Antara Menonton
Animasi Nussa Dan Rara Dengan Perilaku Islami Anak Di
Kelurahan Cakung Timur Jakarta Timur
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
perilaku menonton dan perilaku Islami anak serta adakah
hubungan antara menonton animasi Nussa dan Rara dengan
perilaku Islami pada anak usia 8-11 tahun di kelurahan Cakung
Timur Jakarta Timur.
Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel
bebas (X) menonton animasi Nussa dan Rara dan variabel terikat
(Y) perilaku Islami anak. Teori yang digunakan adalah Teori
Stimulus Organism Respon (S-O-R) dari Hovland. Uji validitas
menggunakan rumus Pearson Product Moment, sedangkan uji
reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach dengan bantuan
aplikasi SPSS versi 25.
Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasi dengan
metode survey dan analisis data menggunakan analisis Rank
Spearman. Jumlah populasi adalah 4,798 anak. Pengambilan
sampel menggunakan teknik purposive sampling sebanyak 98
responden.
Hasil analisis data didapatkan bahwa hubungan antara
perilaku menonton dengan perilaku Islami anak termasuk dalam
kategori tinggi yaitu 0,766. Selanjutnya, didapatkan hasil rho
(0,766) > r tabel (0,198) sehingga dapat disimpulkan bahwa
hipotesis H0 ditolak dan Ha diterima, artinya ada hubungan
signifikan yang kuat dan searah antara menonton animasi Nussa
dan Rara dengan perilaku Islami, sehingga semakin tinggi perilaku
menonton animasi Nussa dan Rara maka semakin tinggi pula
perilaku Islami.
Kata Kunci : Menonton animasi, perilaku Islami, Nussa dan Rara,
Anak
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji hanya bagi Allah
SWT. Karena berkat rahmat, hidayah, serta inayah-Nya penulis
dapat menyelesaikan penelitian ini. Shalawat serta salam selalu
tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, beserta
para sahabat dan keluarganya.
Skripsi ini merupakan karya tulis ilmiah yang dibuat untuk
memenuhi syarat kelulusan dalam studi tingkat Sarjana (S1) dan
mendapat gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Jurusan Komunikasi
dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa lingkungan dan bimbingan dari
pihak lain sangat membantu penulis dalam menyelesaikan
penelitian ini, baik moral maupun materi, pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih, terkhusus kepada:
1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A,
selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Suparto,
M.Ed, Ph.D, Wakil Dekan 1 Bidang Akademik, Dr. Siti
Napsiyah, S.Ag, BSW. MSW, Wakil Dekan II Bidang
Administrasi Umum, Dr. Sihabbudin Noor, M.Ag, serta Wakil
Dekan III Bidang Kemahasiswaan, Drs. Cecep Castrawijaya,
M.A.
3. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Dr. Armawati,
M.Si, serta Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam
Dr. H. Edi Amin, S.Ag., M.A.
4. Siti Nurbaya, M.Si, selaku Dosen Penasihat Akademik yang
telah memberikan nasihat serta arahan kepada penulis.
iv
5. Drs. Jumroni, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah memberikan waktu serta pikirannya dalam mengarahkan,
membimbing serta memberi masukan kepada penulis selama
penulisan skripsi ini berlangsung.
6. Segenap Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi. Terimakasih telah mengajarkan dan memberikan
ilmunya kepada seluruh mahasiswa khususnya penulis.
7. Seluruh karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
serta seluruh pengelola Perpustakaan Utama UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Terimakasih atas pelayanannya selama
penulis kuliah dan sampai menyusun skripsi ini.
8. Teruntuk keluarga tercinta, orang tua saya Almarhum H. Rohili
skripsi ini penulis persembahkan untuknya yang telah
berdedikasi penuh semasa hidupnya dan ibu Hj. Halimah yang
senantiasa sabar dan selalu memberikan doa tanpa henti untuk
penulis sehingga penulis sampai pada tahap ini. Serta seluruh
kakak penulis yang penulis sayangi yang selalu memberikan
doa serta semangat kepada penulis.
9. Teman-teman KKN SWAG (Smart Win And Goals) lainnya,
Salmah, Dinda, Tomy, Miftah, Latus, Hamzah, Yoga, Vina,
Mei, Lena, Erik, Angga, Ratdin, Rizqi, Refi, Dita, dan Septian.
Terimakasih telah mengajarkan arti keluarga dan arti kerjasama
dalam sebuah kelompok, semua membekas di hati penulis.
10. Teman-teman KPI angkatan 2016, terkhusus untuk KPI E.
Terutama kepada teman dekat penulis, yaitu Dandy, Rahma
Putri dan Agung. Terimakasih sudah menjadi teman pertama
penulis di masa perkuliahan. Kelas yang dipenuhi dengan
orang-orang hebat dan kritis.
11. Kepada pihak kantor kelurahan Cakung Timur Jakarta Timur
yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk
memperoleh data, terutama kepada ibu Lena dan Maria yang
v
sudah membantu mengarahkan penulis dalam proses
pengambilan data.
12. Sahabat-sahabat penulis sedari kecil hingga dewasa, Diki,
Raka, Syifa, Zahuro, Nurul, Mawadah, Mery dan Yati. 10 tahun
lebih kenal kalian bukan waktu yang sebentar, semua begitu
terasa istimewa.
13. Seluruh responden yang telah berbaik hati untuk membantu dan
meluangkan waktunya untuk mengisi kuesiner penelitian ini.
Terima kasih banyak semoga kebaikan dibalas oleh Allah SWT.
14. Semua orang yang mengenal penulis, yang tak dapat penulis
sebutkan satu persatu, yang telah membantu, menyemangati,
juga mendoakan penulis.
Demikianlah sebuah pengantar yang dapat disampaikan
oleh penulis. Rasa terima kasih hingga rasa syukur yang teramat
dalam karena di kelilingi orang-orang baik sehingga penulis mampu
menyelesaikan penelitian ini. Semoga penelitian ini mampu
memberikan manfaat bagi yang membacanya.
Jakarta, 22 Juni 2020
Reza Djulkipli
NIM 11160510000283
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................... i
KATA PENGANTAR .......................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................ vi
DAFTAR TABEL ................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................ x
BAB I PENDAHULUAN ................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .......................................... 11
C. Batasan Masalah ................................................ 12
D. Rumusan Masalah ............................................. 12
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................... 12
F. Kajian Terdahulu ............................................... 14
G. Sistematika Penulisan ........................................ 17
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................... 19
A. Teori dan Konsep .............................................. 19
1. Perilaku Menonton ....................................... 19
2. Penggunaan Media ....................................... 21
3. Film Animasi ............................................... 22
4. Nussa dan Rara ............................................ 25
5. Perilaku Islami ............................................. 26
6. Faktor Penyebab Perilaku Islami .................. 32
7. Anak ............................................................ 34
8. Teori Stimulus Organism Respon (SOR) ....... 36
vii
B. Kerangka Pemikiran .......................................... 38
C. Hipotesis Penelitian ........................................... 40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................... 41
A. Paradigma Penelitian ......................................... 41
B. Pendekatan Penelitian ....................................... 41
C. Metode Penelitian ............................................. 42
D. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian .... 42
E. Populasi dan Sampel ......................................... 46
F. Sumber Data ..................................................... 48
G. Instrumen Penelitian ......................................... 49
H. Teknik Pengumpulan Data ................................ 52
I. Validitas dan Reliabilitas ................................... 53
J. Teknik Analisis Data ......................................... 58
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 63
A. Temuan Penelitian ............................................. 63
1. Deskripsi Data Responden ........................... 63
2. Deskripsi Data Penelitian ............................. 69
3. Analisis Hubungan Antara Variabel Menonton
Animasi dengan Perilaku Islami ................... 86
B. Pembahasan ....................................................... 89
BAB V PENUTUP .............................................................. 92
A. Simpulan ........................................................... 92
B. Saran ................................................................. 93
DAFTAR PUSTAKA ........................................................... 95
LAMPIRAN ......................................................................... 101
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1. Kajian Terdahulu ................................................. 16
Tabel 3. 1. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel X . 43
Tabel 3. 2. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel Y . 44
Tabel 3. 3. Kisi-kisi Instrumen Variabel X ............................ 51
Tabel 3. 4. Kisi-kisi Instrumen Variabel Y ............................ 51
Tabel 3. 5. Uji Validitas Variabel X ...................................... 55
Tabel 3. 6. Uji Validitas Variabel Y ...................................... 55
Tabel 3. 7. Uji Reliabilitas Variabel X dan Y ........................ 58
Tabel 3. 8. Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi ............. 62
Tabel 4. 1. Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ........ 63
Tabel 4. 2. Data Responden Berdasarkan Umur .................... 64
Tabel 4. 3. Data Responden Berdasarkan Status Anak ........... 65
Tabel 4. 4. Data Responden Berdasarkan Media Yang Digunakan
.............................................................................................. 67
Tabel 4. 5. Data Responden Berdasarkan Kepemilikan Media
Yang Digunakan ................................................................... 68
Tabel 4. 6. Rumus Tinggi Kategorisasi .................................. 70
Tabel 4. 7. Pengkategorisasian Deskripsi Indikator Frekuensi 71
Tabel 4. 8. Hasil Kategorisasi Indikator Frekuensi ................ 72
Tabel 4. 9. Pengkategorisasian Deskripsi Indikator Durasi .... 73
Tabel 4. 10. Hasil Kategorisasi Indikator Durasi ................... 74
Tabel 4. 11. Pengkategorisasian Deskripsi Perilaku Menonton 76
Tabel 4. 12. Hasil Kategorisasi Perilaku Menonton ............... 76
Tabel 4. 13. Pengkategorisasian Deskripsi Indikator Aqidah . 78
ix
Tabel 4. 14. Hasil Kategorisasi Indikator Aqidah .................. 78
Tabel 4. 15. Pengkategorisasian Deskripsi Indikator Syariah . 80
Tabel 4. 16. Hasil Kategorisasi Indikator Syariah .................. 80
Tabel 4. 17. Pengkategorisasian Deskripsi Indikator Akhlak . 82
Tabel 4. 18. Hasil Kategorisasi Indikator Akhlak .................. 82
Tabel 4. 19. Pengkategorisasian Deskripsi Perilaku Islami .... 84
Tabel 4. 20. Hasil Kategorisasi Perilaku Islami ..................... 84
Tabel 4. 21. Uji Normalitas ................................................... 87
Tabel 4. 22. Hasil Korelasi Antara Menonton Animasi Nussa dan
Rara dengan Perilaku Islami .................................................. 88
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1. Media Sosial Yang Sering Digunakan di Indonesia
2020 ...................................................................................... 2
Gambar 1. 2. Logo Nussa Official ......................................... 7
Gambar 2. 1. Teori Stimulus Organism Respon (S-O-R) ........ 37
Gambar 2. 2. Kerangka Pemikiran ......................................... 38
Gambar Diagram 4. 1. Data Responden Berdasarkaan Jenis
Kelamin ................................................................................ 64
Gambar Diagram 4. 2. Data Responden Berdasarkan Umur ... 65
Gambar Diagram 4. 3. Data Responden Berdasarkan Status Anak
.............................................................................................. 66
Gambar Diagram 4. 4. Data Responden Berdasarkan Media yang
Digunakan ............................................................................ 67
Gambar Diagram 4. 5. Data Responden Berdasarkan
Kepemilikan Media yang Digunakan ................................... 68
Gambar Diagram 4. 8. Hasil Kategorisasi Indikator Frekuensi 72
Gambar Diagram 4. 10. Hasil Kategorisasi Indikator Durasi .. 74
Gambar Diagram 4. 12. Hasil Kategorisasi Perilaku Menonton
.............................................................................................. 76
Gambar Diagram 4. 14. Hasil Kategorisasi Indikator Aqidah . 79
Gambar Diagram 4. 16. Hasil Kategorisasi Indikator Syariah 81
Gambar Diagram 4. 18. Hasil Kategorisasi Indikator Akhlak . 83
Gambar Diagram 4. 20. Hasil Kategorisasi Perilaku Islami ... 85
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan teknologi saat ini memberikan kemudahan
dalam mendapatkan informasi yang diinginkan. Teknologi
sangat erat kaitannya dengan internet. Dengan adanya internet,
proses penyampaian informasi berjalan lebih mudah dan cepat.
Internet adalah satu teknologi yang mutakhir di zaman ini yang
terdapat pada perangkat komputer. Banyak sarana di dalamnya
untuk memperoleh informasi dan berkomunikasi dengan
mudah dan cepat. Internet merupakan bentuk konkret
bagaimana komunikasi antarindividu dapat terjalin melintas
ruang dan waktu.1
Berdasarkan data dari databoks, riset yang dilakukan oleh
We Are Social bekerja sama dengan Hootsuite menyatakan
YouTube menjadi platform yang paling intens atau sering
digunakan pengguna media sosial di Indonesia. Persentase
pengguna yang mengakses YouTube mencapai 88%. Media
sosial yang paling sering diakses selanjutnya adalah WhatsApp
sebesar 84%, Facebook sebesar 82%, dan Instagram 79%.
1 Herdiyan Maulana dan Gumgum Gumelar. Psikologi Komunikasi dan
Persuasi (Jakarta: Akademia Permata, 2013), h. 139-148
2
Gambar 1. 1 Media Sosial Yang Sering Digunakan di
Indonesia 2020
Sumber : We Are Social, Hootsuite, 2020
Dengan rata-rata waktu yang dihabiskan oleh warga
Indonesia untuk mengakses sosial media selama 3 jam 26
menit. Total pengguna aktif sosial media sebanyak 160 juta
atau 59% dari total penduduk Indonesia. 99% pengguna media
sosial berselancar melalui gawai. Dimana penggunanya ialah
mulai dari dari anak-anak, remaja, orang dewasa dan orang
tua.2 Adapun dalam penelitian ini lebih memfokuskan kepada
anak-anak. Karena anak memiliki karakteristik yang berbeda
dengan orang dewasa.
Menurut E.B. Hurlock yang dikutip oleh Syamsu Yusuf,
karakteristik anak yang dimaksud seperti aktif, unik, dan
energik, memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan rasa penasaran
yang tinggi, bersifat egosentris, jiwa berpetualang, dan
2 https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2020/02/26/10-media-
sosial-yang-paling-sering-digunakan-di-indonesia# di akes pada 1 Juli 2020,
pukul 13.00 WIB
3
mengekspresikan dirinya secara langsung, berfantasi, mudah
frustasi, serta ceroboh atau kurang perhitungan.3
Perkembangan sosial adalah bagian dari perkembangan
anak, seperti perkembangan fisik, motorik, bicara, emosi,
penyesuaian sosial, serta perkembangan bermain, kreativitas,
pengertian serta perkembangan minat, kepribadian. Semuanya
akan dialami oleh anak.4 Karena sebagai generasi penerus
bangsa anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan
dalam aspek fisik, koginitif, sosio-emosional, kreativitas,
bahasa dan komunikasi yang khusus sesuai dengan tahapan
yang sedang dilalui oleh anak tersebut.5
Pada saat seperti ini, perkembangan anak-anak belum
sepenuhnya mengerti akan kejadian sekitar mereka, sehingga
peran orang tua serta pengawasan yang ketat harus mengiringi
pertumbuhan anak-anak agar tidak terjerumus ke dalam
pergaulan yang salah. Agar anak tidak terjerumus ke pergaulan
yang salah, sebaiknya mengajarkan anak dalam perilaku
keagamaan sesuai dengan pedoman dasar yang secara
sederhana dapat mampu diterima oleh anak, diantaranya ialah
shalat lima waktu, berpuasa, dan rukun iman serta islam
3 H. Syamsu Yusuf. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002) h. 131 4 Arini, Hidayati. Televisi dan Perkembangan Sosial Anak.
(Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1998) h. 10 5 Hartanti, S. Perkembangan Belajar Pada Anak Usia Dini. (Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional, 2007) h. 11
4
lainnya. Sehingga dimasa yang akan datang anak telah dibekali
pengetahuan keagamaan dalam kehidupan sehari-hari.
Keagamaan yaitu suatu keadaan yang ada dalam diri
individu yang mendorongnya untuk bertingkah laku sesuai
dengan kadar ketaatannya terhadap agama.6 Perilaku Islami
atau keagamaan sangat penting dihubungkan dengan
kehidupan sosial dan budaya. Oleh karena itu, melalui media
massa seharusnya bukan hanya sebatas penyampaian pesan
dalam film animasi. Namun harus tetap diiringi dengan contoh
kegiatan positif seperti perilaku Islami yang baik di
masyarakat.
Dakwah secara bahasa yaitu mengajak, mengundang,
memanggil, menyeru dan memohon manusia agar berada
dijalan Allah SWT. Sedangkan dakwah menurut M. Quraish
Shihab yaitu seruan atau ajakan kepada keinsyafan atau usaha
mengubah situasi kepada yang lebih baik dan sempurna, baik
terhadap pribadi maupun masyarakat.7
Dakwah dibagi menjadi empat, yaitu (1) dakwah bil lisan,
(2) dakwah bil qolam, (3) dakwah bil hal, dan (4) jihad fii
sabilillah.8 Dakwah bil lisan tidak memperlihatkan perilaku
Islami, sedangkan dakwah bil qolam bisa melalui media massa
seperti film maupun buku dan dakwah bil hal bisa perilaku
6 Jalaluddin Rakhmat. Psikologi Komunikasi. (Bandung: Rosdakarya,
1998) h. 211 7 Munir Amin. Metode Dakwah. (Jakarta: Kencana, 2009) h. 9 8 Muhammad Qadaruddin Abdullah. Pengantar Ilmu Dakwah.
(Jakarta: CV Penerbit Qiara Media, 2019) h. 44
5
nyata da’i maupun orang tua anak. Adapun tujuan dakwah
diantaranya (1) meng-Esakan Allah SWT (2) membuat
manusia tunduk kepada-Nya (3) mendekatkan diri kepada-Nya
(4) dan intropeksi terhadap apa yang telah diperbuat.9 Dengan
demikian melalui dakwah adalah suatu cara untuk
mengaplikasikan ajaran Islam kedalam kehidupan manusia
melalui proses interaksi yang terjadi antara da’i dan mad’u
yang ditujukan untuk mempengaruhi mad’u yang akan
membawa perubahan perilaku seperti perilaku Islami.
Dalam berdakwah, media dakwah sangat diperlukan
karena adanya suatu media menjadi proses suatu dakwah akan
sampai kepada sasarannya. Salah satu unsur penting adalah
media. Adapun bentuk media dapat berupa media cetak, media
elektronik ataupun media massa. Melalui media ini, pesan
dakwah dapat disampaikan secara langsung atau melalui
rekaman baik video, visual, atau audio visual. Agar tujuan
tersebut dapat tercapai secara efektif dan efisien maka perilaku
dakwah harus mengorganisasikan segala komponen tersebut.10
Komunikasi massa pada dasarnya mempunyai proses yang
melibatkan dua komponen. Dua komponen yang berinteraksi
yaitu sumber dan penerima, melibatkan pesan yang diberi kode
oleh sumber (encode), disalurkan melalui sebuah saluran, dan
diberika kode penerima (decode). Tanggapan yang diamati
9 Awaludin Pimay. Metodologi Dakwah. (Semarang: Rassail, 2006) h.
9 10 Syukir, A. Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam. (Surabaya: Al-
Ikhlas, 1997) h. 176
6
penerima berupa umpan balik yang memungkinkan interaksi
berlanjut antara sumber dan penerima. Tetapi terdapat
beberapa ciri-ciri khusus dari komunikasi massa yang
membedakannya dengan komunikasi interpersonal. Salah satu
media yang digunakan dalam komuniaksi massa adalah film.11
Film sebagai audio visual, disadari maupun tidak film dapat
mengubah pola kehidupan seseorang. Film menampikan
sebuah unsur audio visual, sehingga memudahkan orang untuk
memahami pesan atau isi yang ingin disampaikan, contohnya
adanya konflik dan dramatisasi kondisi dalam sebuah film,
maka emosi penonton mudah terbawa dan pesan yang
disampaikan tertanam kuat dalam hati penonton.12
Film berfungsi sebagai media komunikasi. Selain itu, ada
juga film animasi yang dijadikan sebagai media untuk
berdakwah. Film animasi ini digunakan untuk mengajak
kebenaran dan mengajarkan pengetahuan tentang agama Islam
yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari di dalam cerita
animasi tersebut. Adapun film animasi memiliki kelebihan
tersendiri dibandingkan media yang lainnya karena film
animasi bersifat audio visual yaitu gambar dan suara yang
sangat disukai anak, film mampu menceritakan banyak hal
dalam waktu singkat. Ketika penonton menonton film tersebut
seakan-akan melewati ruang dan waktu yang dapat
11 Karlinah, dkk. Komunikasi Massa. (Tangerang: Universitas Terbuka,
2014) h. 7 12 Sobur. Semiotika Komunikasi. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2004) h. 127
7
menceritakan sebuah kehidupan nyata dan bahkan dapat
mempengaruhi penonton.13
Salah satu media yang menyediakan berbagai macam video
yang dapat ditonton dari kalangan dewasa hingga anak-anak
yaitu media sosial YouTube. YouTube adalah sebuah situs web
video sharing (berbagi video) di mana para pengguna dapat
memuat, menonton, dan berbagi klip video secara gratis.
Umumnya video-video YouTube adalah klip musik (video
klip), film, Televisi, serta video buatan para penggunanya
sendiri. Youtube didirikan pada bulan Februari 2005 di San
Bruno, California, Amerika Serikat yang dipraksai oleh tiga
founder youtube, yaitu Chad Hurley, Steve Chen dan Jawed
Karim.14
Pentingnya peran komunikasi dalam penyampaian nilai-
nilai agama dapat diperoleh melalui film, seperti pada film
animasi Nussa dan Rara salah satunya. Semakin kreatif dan
inovatif video-video yang diunggah maka akan semakin
banyak penontonnya. YouTube menjadi salah satu persaingan
dalam media sosial terutama seperti Atta Halilintar, Raditya
Dika, Ria Ricis, dan Youtuber-youtuber lainnya. Dari
YouTube banyak tontonan yang hanya mencari eksistensi diri
dan viewers tanpa mempertimbangkan bagaimana pengaruh
13 Clarissa, Skripsi : “Pengaruh Menonton Film Kartun “Syamil &
Dodo” Terhadap Perilaku Keagamaan Anak di Desa Pucung Kecamatan Kota
Baru Kabupaten Karawang”. (Semarang: UIN Walisongo, 2019) h. 6 14 Alo Liliweri. Komunikasi Antar Personal. (Jakarta: Prenada, 2015)
h. 304
8
penontonnya. Kekhawatiran ini dihadapi oleh semua orang tua
terhadap anak-anaknya. Munculnya film animasi Nussa dan
Rara pada YouTube channel diharapkan dapat mengurangi
kekhawatiran-kekhawatiran bagi orang tua dan menjadi
gambaran baru pada YouTube yang mengedukasi bagi
masyarakat terutama bagi anak-anak.
Awal mula kemunculan teaser animasi Nussa pada tanggal
8 November 2018 mendapat sambutan baik dari masyarakat
Indonesia. Semenjak keluar teaser animasi Nussa, banyak
yang tidak sabar menungu launching episode perdana Nussa
yang keluar pada tanggal 20 November 2018 yang sudah di
tonton sebanyak 34 juta kali.15
Gambar 1. 2 Logo Nussa Official
Animasi Nussa merupakan gebrakan baru karya anak
bangsa yang di produksi oleh rumah animasi Indonesia The
Little Giantz yang bekerjasama dengan 4Stripe Production.
15 Channel YouTube @nussaofficial, diakses pada tanggal 15 Maret
2020, Pukul 22.00 WIB
Sumber : https://www.nussaofficial.com/
9
Hadirnya animasi ini membawa angin segar bagi dnia animasi
Indonesia serta menjadi harapan bagi seluruh orang tua yang
khawatir akan tontonan anak-anak yang tidak mendidik.
Animasi ini hadir berawal dari kecemasan orang tua akan
minimnya tayangan untuk anak-anak yang mengedukasi serta
sarat akan nilai-nilai Islami. CEO The Little Giantz berharap
bahwa tayangan Nussa dan Rara ini bukan hanya sebagai
tontonan namun juga bisa sebagai tuntunan bagi yang
menontonnya.
Animasi Nussa dan Rara ini bercerita tentang keseharian
seorang anak seorang laki-laki bernama Nussa, adik
perempuannya bernama Rara, serta ibu mereka berdua yang
dipanggil umma. Umma selalu selalu mengajarkan Nussa dan
Rara untuk selalu berbuat baik mengenalkan perilaku Islami
secara umum serta menyebarkan kebaikan melalui animasi ini.
Hal ini sesuai dengan firman Allah, surah Al-Luqman ayat 17:
ة وأمر بٱلمعروف وٱنه عن ٱلمنكر وٱصبر لو بنى أقم ٱلص ي
لك من عزم ٱلمور على ما أصابك إن ذ
Artinya : “Hai Anakku, dirikanlah sholat dan suruhlah
(manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka)
dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah apa yang
menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk
10
hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). (Surah Al-Luqman Ayat
17)16”
Luqman as. melanjutkan nasihat kepada anaknya
yakni tentang nasihat yang menjamin kesinambungan antara
Tauhid serta kehadiran Illahi dalam hati sang anak. Luqman
as. berkata dengan panggilan mesra : Wahai anakku sayang,
dirikanlah shalat dengan sempurna syarat, rukun, dan
sunnah-sunnahnya. Dan di samping engkau memperhatikan
dirimu dan membentengi dari kekejian dan kemungkaran,
anjurkanlah orang lain seperti yang serupa. Karena itu
perintahkanlah secara baik-baik siapapun yang mampu
engkau ajak untuk mengerjakan yang ma’ruf dan cegahlah
mereka dari kemungkaran. Memang engkau akan mengalami
banyak tantangan dan rintangan dalam melaksanakan
tuntunan Allah, karena itu tabah dan bersabarlah terhadap apa
yang menimpamu dalam melaksanakan semua tugasmu.
Sesungguhnya yang demikian itu yang sangat tinggi
kedudukannya dan jauh tingkatnya dalam kebaikan yaitu
shalat, ammar ma’ruf dan nahi mungkar atau kesabaran
termasuk hal-hal yang diperintah Allah agar diutamakan,
sehingga tidak ada alasan untuk mengabaikannya.17
16 Yayasan Penyelenggara Penterjemah. Al-Qur-an dan Terjemahnya.
(Departemen Agama: 2002) h. 751 17 Muhammad Quraish Shihab. Tafsir Al Misbah; Pesan dan
Keserasian Al-Qur’an (Jakarta: Lentera Hati, 2002 Vol 15) h. 308-310
11
Dalam penjelasan diatas dapat diketahui bahwa
Luqman as. menasihati anaknya untuk selalu mengerjakan
shalat, kebaikan dan serta mencegah dari segala kemungkaran.
Serta senantiasa tabah dan sabar dalam setiap menghadapi
tantangan dan rintangan dari Allah terhadap apa yang
menimpa dalam melaksanakan semua kewajiban.
Menumbuhkan perilaku Islami di dalam diri anak
haruslah dimulai sedini mungkin, terutama di lingkungan
masyarakat. Begitu juga dengan anak-anak di kelurahan
Cakung Timur yang mayoritas anak-anak menonton film
animasi untuk mengisi waktu luang melalui gawai yang
diberikan tanpa pengawasan lebih dari orang tua. Berdasarkan
latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “HUBUNGAN ANTARA
MENONTON ANIMASI NUSSA DAN RARA DENGAN
PERILAKU ISLAMI ANAK DI KELURAHAN
CAKUNG TIMUR JAKARTA TIMUR”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis
membuat identifikasi masalah sebagai berikut:
1. Perkembangan anak yang terkadang tanpa pengawasan
seringkali dibiarkan mencerna apa yang mereka amati.
2. Kurangnya pemahaman orang tua dalam hal keagamaan
sehingga mereka kesulitan untuk mendidik anaknya
tentang agama Islam.
12
3. Banyaknya film kartun yang tidak layak ditonton sehingga
menimbulkan kesenjangan dalam perilaku agamanya.
C. Batasan Masalah
Agar penelitian ini terarah dan masalah yang akan diteliti
lebih jelas maka penulis membatasi permasalahan yang akan
dibahas yaitu:
1. Penelitian ini dilakukan pada anak-anak yang berusia 8-11
tahun di kelurahan Cakung Timur, Kecamatan Cakung,
Jakarta Timur.
2. Penelitian ini dilakukan pada anak yang pernah menonton
animasi Nussa dan Rara.
3. Penelitian ini dilakukan pada anak yang beragama Islam
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perilaku menonton animasi Nussa dan Rara
anak di kelurahan Cakung Timur Jakarta Timur?
2. Bagaimana perilaku Islami anak di kelurahan Cakung
Timur Jakarta Timur?
3. Adakah hubungan antara menonton animasi Nussa dan
Rara dengan perilaku Islami anak di kelurahan Cakung
Timur Jakarta Timur?
E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
a. Tujuan Penelitian
13
1) Untuk mengetahui bagaimana perilaku menonton
animasi Nussa dan Rara anak di kelurahan Cakung
Timur Jakarta Timur.
2) Untuk mengetahui bagaimana perilaku Islami anak di
kelurahan Cakung Timur Jakarta Timur.
3) Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara
menonton animasi Nussa dan Rara dengan perilaku
Islami anak di kelurahan Cakung Timur Jakarta
Timur.
b. Manfaat Penelitian
1) Secara akademis, hasil penelitian ini diharapkan
dapat memberikan informasi dan pengetahuan
terutama bagi program studi Komunikasi Penyiaran
Islam serta memberikan manfaat bagi siapa saja
tentang menonton tayangan animasi di YouTube dan
perilaku Islami. Serta memberikan penjelasan
tentang kajian teori tentang efek media terhadap
masyarakat berupa tayangan animasi yang
memberikan dampak bagi khalayak.
2) Secara praktis, dari penelitian ini diharapkan bagi
pengguna media dapat menonton tayangan dengan
bijak dan dapat menyaring konten video di YouTube
dengan benar. Mengambil informasi yang akurat
sehingga bisa memotivasi diri dan orang lain dalam
mengembangkan karyanya.
14
F. Kajian Terdahulu
Berikut review skripsi yang memiliki kedekatan dengan
judul sebaagai kajian terdahulu :
1. Siti Khuzaemah (2019) penelitiannya berjudul Hubungan
Intensitas Mengakses Video Animasi Nussa dan Rara
Dengan Motivasi Berdoa Siswa SD Negeri Warungboto.
Dalam penelitiannya menghasilkan bahwa terdapat
hubungan antara intensitas mengakses video animasi Nussa
dan Rara dengan motivasi berdoa Siswa SD Negeri
Warungboto, dengan hasil korelasi 0,359 > 0,256.
Persamaan dalam penelitian ini adalah sama-sama
membahas tentang film animasi dan menggunakan
pendekatan kuantitatif. Perbedaan dalam penelitian ini
pada objek yang diteliti oleh Siti adalah tentang motivasi
berdoa sedangkan, sedangkan penulis meneliti tentang
perilaku Islami.18
2. Clarrissa Claudya Anjelina (2019) penelitiannya berjudul
Pengaruh Menonton Film Kartun Syamil dan Dodo
Terhadap Perilaku Keagamaan Anak di Desa Pucung
Kecamatan Kota Baru Kabupaten Karawang. Dalam
penelitiannya menghasilkan bahwa menonton film kartun
Syamil dan Dodo memengaruhi perilaku keagamaan di
Desa Pucung Kecamatan Kota baru Kabupaten Karawang.
18 Siti Khuzaemah, Skripsi: Hubungan Intensitas Mengakses Video
Animasi Nussa dan Rara Dengan Motivasi Berdoa Siswa SD Negeri
Warungboto. (Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2019)
15
Dengan hasil R square (R2) adalah 0,39 atau 3,9% artinya
variebel X mempengaruhi variabel Y sebesar 3,9% dan
variabel lain yang mempengaruhi variabel Y sebesar 96,1%
dipengaruhi faktor lain. Persamaan penelitian ini dengan
penelitian yang akan penulis teliti adalah sama-sama
membahas tentang film animasi atau kartun dan perilaku
keagamaan selain itu pendekatan yang digunakan juga
sama yaitu kuantitatif. Adapun perbedaannya yaitu,
penelitian ini menggunakan media televisi, sedangkan
penulis akan menggunakan media sosial YouTube, selain
itu dari segi subjek pun berbeda di mana penulis meneliti
anak di kelurahan Cakung Timur Jakarta Timur.19
3. Putri Dwi Pangestiningtiyas (2019) penelitiannya yang
berjudul Hubungan Intensitas Menonton Film Dengan
Kesadaran Akan Nilai-Nilai Ibadah dalam Film Pendek
Cinta Subuh Di Youtube (Studi Pada Lembaga Dakwah
Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta). Dalam
penelitiannya menghasilkan bahwa ada hubungan yang
lemah dan tidak signifikan antara Intensitas Menonton Film
dengan Kesadaran akan nilai-nilai ibadah dalam film
pendek Cinta Subuh di Youtube, dengan hasil nilai korelasi
0,214 > 0,05 pada rentang 0,20 – 0,399 Persamaan dalam
penelitian ini adalah sama-sama menggunakan media
19 Clarrissa Claudya Anjelina, Skripsi: Pengaruh Menonton Film
Kartun Syamil dan Dodo terhadap Perilaku Keagamaan di Desa Pucung
Kecamatan Kota baru Kabupaten Karawang, (Karawang: UIN Walisongo,
2019).
16
Youtube dan menggunakan pendekatan kuantitatif.
Perbedaan penelitian ini yaitu, objek yang digunakan dan
subjek yang diteliti.20
Untuk melihat perbedaan dan persamaan dalam penelitian
ini, penulis menyajikan tabel kajian terdahulu agar
mempermudah dalam melihat perbedaan dan persamaan.
Berikut tabel kajian terdahulu yang penulis rangkum dari
review di atas :
Tabel 1. 1. Kajian Terdahulu
No. Judul Penelitian Hasil Penelitian
1. Siti Khuzaemah:
Hubungan Intensitas
Mengakses Video Animasi
Nussa dan Rara Dengan
Motivasi Berdoa Siswa SD
Negeri Warungboto.
Ada hubungan antara
intensitas mengakses video
animasi Nussa dan Rara
dengan motivasi berdoa Siswa
SD Negeri Warungboto.
2. Clasrissa Claudiya Anjelina:
Pengaruh Menonton Film
Kartun Syamil dan Dodo
Terhadap Perilaku
Keagamaan Anak di Desa
Pucung Kecamatan Kota
Baru Kabupaten Karawang.
Ada pengaruh antara
menonton film kartun Syamil
dan Dodo perilaku keagamaan
di Desa Pucung Kecamatan
Kota baru Kabupaten
Karawang.
3. Putri Dwi Pangestiningtiyas:
Hubungan Intensitas
Menonton Film Dengan
Ada hubungan yang lemah
dan tidak signifikan antara
Intensitas Menonton Film
20 Putri Dwi Pangestiningtiyas, Skripsi: Hubungan Intensitas
Menonton Film Dengan Kesadaran Akan Nilai-Nilai Ibadah dalam Film Pendek
Cinta Subuh Di Youtube (Studi Pada Lembaga Dakwah Kampus UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta), (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019)
17
Kesadaran Akan Nilai-Nilai
Ibadah dalam Film Pendek
Cinta Subuh Di Youtube
(Studi Pada Lembaga
Dakwah Kampus UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta).
dengan Kesadaran akan nilai-
nilai ibadah dalam film
pendek Cinta Subuh di
Youtube.
G. Sistematika Penulisan
Adapun pedoman dalam penulisan skripsi ini yaitu
berpedoman pada Keputusan Rektor UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Nomor: 507 Tahun 2017 Tentang Pedoman Penulisan
Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi). Dalam penulisan
skripsi ini, untuk memudahkan dalam penyusunan skripsi,
maka dibuatlah sistematika penulisan skripsi ini dibagi dalam
lima bab sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini merupakan bab awal dalam penelitian yaitu berisikan
latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan
masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, kajian terdahulu serta sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini merupakan bab yang membahas mengenai teori yang
digunakan dalam penelitian ini, yaitu teori Hovland (Stimulus
Organism Respon). pengertian menonton, pengertian animasi,
18
penggunaan media, pengertian perilaku Islami, pengertian
anak, kerangka pemikiran dan hipotesis.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini membahas tentang metodologi penelitian yaitu
paradigma penelitian, pendekatan penelitian, metode
penelitian, subjek dan objek penelitian, variabel penelitian,
definisi operasional dan konseptual, populasi dan sampel,
sumber data, instrumen penelitian, validitas dan reliabiltas,
teknik pengumpulan data, serta teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini.
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menjababarkan mengenai hasil dari temuan penelitian
yang didapat dalam penelitian ini. Setelah itu menganalisis
hasil temuan penelitian yang didapat kemudian dideskripsikan
satu-satu mengenai hasil penelitian yang didapat.
BAB V PENUTUP
Bab ini merupakan bab akhir dari penelitian ini atau bab
penutup yaitu berisikan simpulan dan saran.
19
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori dan Konsep
1. Perilaku Menonton
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia menonton berasal
dari kata “tonton” mendapat awalan me-, menjadi menonton yang
berarti melihat pertunujukkan gambar hidup.1 Sedangkan
menurut Kris Budiman mengemukakan bahwa menonton adalah
suatu tindakan tertentu dari adanya suatu alat atau media
komunikasi.2 Tindakan menonton dapat dijabarkan lagi secara
tipologis sebagai berikut:
a. Menonton adalah tindakan menjalin atau memutuskan
ikatan personal.
b. Menonton mendapatkan beraneka pengalaman, yaitu
bersantai, belajar dan bermain.
c. Kehadiran suara latar belakang (background noise),
tindakan menonton adalah sekaligus dijadikan teman yang
setia.3
1 Tim Penyusun Psuat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Depdiknas RI, 2005), h. 1206. 2 Kris Budiman, Di Depan Kotak Ajaib: Menonton Televisi Sebagai
Praktek Konsumsi, (2002), h. 4. 3 Kris Budiman, Di Depan Kotak Ajaib: Menonton Televisi Sebagai
Praktek Konsumsi, (2002), h. 130.
20
Selanjutnya menurut Elfinaro dan Lukiati mengatakan
bahwa menonton digunakan pula sebagai alat informasi, kontrol
sosial dan alat pemenuhan kebutuhan. Hal ini sesuai dengan
fungsi komunikasi massa bagi masyarakat yaitu survillance
(pengawasan), interpretation (penafsiran), linkage (ketertarikan),
transmission of values (penyebaran nilai) dan entertainment
(hiburan).4 Terdapat dua hal yang dapat dijadikan indikator untuk
mengukur perilaku menonton yaitu frekuensi dan durasi:
1. Frekuensi
Frekuensi merupakan banyaknya pengulangan
perilaku atau kegiatan seseorang terhadap suatu hal.
Menonton film dapat berlangsung dalam frekuensi yang
berbeda-beda tergantung individu dalam menginginkan
informasi. Hal ini bisa setiap hari, seminggu sekali, atau
satu bulan sekali tergantung individu yang bersangkutan.
2. Durasi
Durasi merupakan lamanya selang waktu yang
dibutuhkan individu untuk melakukan perilaku atau
kegiatan yang menjadi target. Durasi dalam menonton film
berarti membutuhkan waktu, lamanya selang waktu yang
akan dibutuhkan untuk menonton film.
Ukuran sebuah tingkatan di sini, di lihat melalui seberapa
sering anak-anak menonton video-video yang ada, serta seberapa
lama anak tersebut menghabiskan waktunya untuk menonton
4 Elfinaro Ardianto dan Lukiati Komala, Komunikasi Massa Suatu
Pengantar, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2004), h. 15-19
21
video-video tersebut. Sehingga hal tersebut merupakan bentuk
perhatian dan ketertarikan yang dilakukan anak dalam
menggunakan media sosial dan isi daripada tayangan yang
mereka tonton berdasarkan jumlah instensitas atau banyaknya
waktu yang mereka habiskan.
2. Penggunaan Media (Media Uses)
Penggunaan media/ media uses dikenal dengan istilah media
exposure yaitu perilaku seseorang audience ketika
menggunakan atau terkena terpaan media massa. Penggunaan
media merupakan aktivitas individu sebagai upaya pemenuhan
kebutuhan akan media massa. Media exposure berusaha mencari
data audience (pembaca/pendengar/pemirsa) tentang
penggunaan media yang dapat ditentukan diantaranya dengan
mengetahui frekuensi dan durasi penggunaan.5
Frekuensi penggunaan media oleh khalayak diukur dari
beberapa kali dalam sehari seorang menggunakan media.
Sedangkan untuk durasi penggunaan media diukur dengan
menghitung berapa lama seseorang menggunakan media,
misalnya berapa jam atau berapa menit khalayak terkena terpaan
media dalam satu hari.6
5 Endang. S. Sari, Audience Research: Pengantar Studi Penelitian
Terhadap Pembaca, Pendengar dan Pemirsa), (Yogyakarta: Andi Offset,
1993), h. 29 6 Elvinaro Ardianto, Lukiati Komala dan Siti Karlinah, Komunikasi
Massa Suatu Pengantar, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2014), h. 168
22
3. Film Animasi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia film berarti selaput
tipis yang dibuat dari seluloid untuk tempat gambar negatif
(yang akan dibuat gambar potret) atau tempat untuk gambar
positif (yang akan dimainkan di bioskop), dan lakon (cerita)
gambar hidup. Film adalah gambar hidup dari seluloid dan
dipertontonkan melalui proyektor, di mana sekarang film
diproduksi tidak hanya menggunakan pita seluloid (proses
kimia) tetapi memanfaatkan teknologi video (proses elektronik)
namun keduanya tetap sama yaitu merupakan gambar hidup.
Film merupakan gambar bergerak yakni bentuk dominan dari
komunikasi massa visual dibelahan dunia ini. Kemampuannya
yang melukiskan gambar hidup dan suara menjadi daya tarik
tersendiri.7
Kata animasi berasal dari kata Latin anima, yang berarti jiwa
(soul) atau animare yang berarti nafas kehidupan (menggerakan
menghidupkan). Jika digunakan sebagai bentuk hiburan, animasi
sering disebut dengan kartun.8 Adapula yang menyamakan
dengan simulation motion picture yang secara harfiah berarti
memiliki gerak. Disebut demikian karena dalam pembuatannya
dibuat banyak gambar yang beruntut dan dimanipulasi
7 Tim Penyusun Psuat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Depdiknas RI, 2005), h. 316. 8 Mayer, R. E. & Moreno, R. Animation as an aid to Multimedia
Learning, Educational Psychology Review, 14, h. 87-99
23
sedemikian rupa sehingga tampak gambar tersebut seolah-olah
dapat bergerak. Hal senada juga diungkapkan Chee dan Wong
yang menyatakan animasi dalam sebuah aplikasi multimedia
dapat menjanjikan suatu visual ulang lebih dinamik serta
menarik kepada penonton karena ia memungkinkan sesuatu
yang mustahil atau komplek dalam kehidupan nyata dapat
direalisasikan di dalam aplikasi tersebut. Animasi digunakan
untuk memberikan gambaran pergerakan bagi suatu objek,
menjadikan suatu objek yang tetap atau statis dapat bergerak dan
kelihatan seolah-olah hidup.9
Dilihat dari jenisnya, film dibedakan menjadi empat jenis
yakni, film cerita, film berita, film dokumenter, dan film
kartun/animasi.10 Sedangkan ditinjau dari durasi film, dibagi
dalam film panjang dan pendek. Kemunculan kemunculan
televisi melahirkan film dalam bentuk lain, yaknik film berseri
dan film bersambung. Sedangkan ditinjau dari jenisnya, dilm
dibagi menjadi film action, film drama, film komedi, dan film
propaganda.11
a. Jenis Animasi
Animasi dapat dibagi ke dalam tiga jenis yaitu animasi 2
dimensi, animasi 3 dimensi, dan stop mation animation.12
9 Chee, T. S. & Wong, A. F. L., Teaching and Learning with
Technology: An asia-pacific perspective. (Lok Yang: Prentice Hall, 2003) h. 139 10 Elfinaro Ardianto dan Lukiati Komala, Komunikasi Massa Suatu
Pengantar, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2004), h. 138 11 H. Effendi, Mari Membuat Film, (Jakarta: Konfiden, 2002), h. 24-31 12 Aditya, Trik Dahsyat Menjadi Animator 3D Handal, (Yogyakarta:
Andi, 2009), hlm. 10-13
24
1) Animasi 2D (2 Dimensi)
Animasi 2D dapat juga disebut dengan film kartun.
Contoh animasi 2D sangat banyak, baik yang ditampilkan
di televisi maupun di Bioskop. Misalnya: Shincan,
Looney Tunes, Pink Panther, Tom and Jerry, Scooby doo,
dan masih banyak lagi.
2) Animasi 3D (3 Dimensi)
Perkembangan teknologi dan komputer membuat teknik
pembuatan animasi 3D semakin berkembang dan maju
pesat. Animasi 3D adalah pengembangan dari animasi 2D.
Dengan animasi 3D, karakter yang diperlihatkan semakin
hidup dan nyata, mendekati wujud manusia aslinya.
Semenjak Toy Story buatan Disney (Pixar Studio), maka
berlomba-lombalah studio film dunia memproduksi film
sejenis. Bermuncullah, Bugs Life, AntZ, Dinosaurs, Final
Fantasy, Tory Story 2, Monster Inc, hingga Finding
Nemo. Animasi-animasi tersebut juga merupakan animasi
3D atau CGI (Computer Generated Imagery).
3) Stop Motion Animation
Animasi ini juga dikenali sebagai claymation karena
animasi ini menggunakan clay (tanah liat) sebagai objek
yang di gerakkan. Teknik ini pertama kali di perkenalkan
oleh Stuart Blakton pada tahun 1906.13 Teknik ini sering
13 Aditya, Trik Dahsyat Menjadi Animator 3D Handal, (Yogyakarta:
Andi, 2009), hlm. 13
25
kali digunakan dalam menghasilkan visual effect bagi
film-film era tahun 50-an dan 60-an. Film animasi clay
pertama dirilis bulan Februari 1908 berjudul, A Sculptors
Welsh Rarebit Nightmare. Untuk beberapa waktu yang
lalu juga, beredar film clay yang berjudul Chicken Run.
Jenis ini yang paling jarang kita dengar dan temukan
diantara jenis lainnya. Meski namanya clay (tanah liat),
yang dipakai bukanlah tanah liat biasa. Animasi ini
memakai plasticin, bahan lentur seperti permen karet.
Tokoh-tokoh dalam animasi Clay dibuat dengan memakai
rangka khusus untuk kerangka kerangka tubuhnya, lalu
kerangka tersebut ditutup dengan plasticin sesuai bentuk
tokoh yang ingin dibuat. Bagian-bagian tubuh kerangka
ini, seperti kepala, tangan, kaki, bisa dilepas dan dipasang
kembali. Setelah tokoh-tokohnya siap, lalu difoto gerakan
per gerakan. Foto-foto tersebut lalu digabung menajdi
gambar yang bisa bergerak seperti yang kita lihat di film.
Proses pembuatan animasi ini sangat sulit untuk
dihasilkan dan memerlukan biaya tinggi.
4. Nussa dan Rara
Nussa dan Rara (akronim dari Nusantara), kartun animasi
edukasi yang mengusung tema Islam dan menceritakan tentang
kakak beradik bernama Nussa dan Rara, Nussa dan Rara pertama
kali mempromosikan kehadiran mereka pada 08 November 2018
melalui instagram Nussa Edutainment Series, @nussaofficial.
Melalui teaser berdurasi 55 detik. Animasi ini diproduksi oleh
26
rumah animasi The Little Giantz berkolaborasi dengan
@4stripe_productions. Nussa dan Rara dikemas dengan gaya
kekinian tetapi tidak melupakan unsur-unsur Islami.
Dikutip dari tulisan di akun resmi Nussa Official, lahirnya
animasi ini dilatarbelakangi oleh kecemasan keluarga akan
tontonan anak yang jarang sekali menawarkan kebaikan,
terutama yang sarat akan nilai-nilai Islami. Anak-anak sekarang
yang sering sekali terpapar gawai terkadang menonton hal-hal
tidak baik dan tidak layak untuk usia mereka. Hadirnya Nussa
dan Rara adalah sebagai contoh untuk anak-anak dalam
melakukan banyak hal baik. Animasi ini tidak hanya lucu dan
menggemaskan, tetapi juga sarat akan nilai moral dan pelajaran
yang seharusnya didapatkan anak-anak.
Ustadz Felix Siauw dan Mario Irwinsyah sebagai penggagas
The Little Giant. Kedua figur ini memposting di media sosial
mereka masing-masing agar semua orangtua memperlihatkan
Nussa dan Rara kepada buah hati mereka. Mario bahkan
mengatakan jika Nussa bukan hanya jawaban dari doa, tapi juga
harapan seluruh orangtua muda Indonesia, akan adanya konten
Islami, bermanfaat, dan juga nyaman di mata.14
5. Perilaku Islami
a. Pengertian Perilaku
14 https://www.boombastis.com/animasi-nussa-dan-rara/191498
diakses pada 31 Januari 2020 pukul 23.00 WIB
27
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, perilaku
merupakan tanggapan atau reaksi individu terhadap
rangsangan, atau lingkungan.15 Menurut Hasan Langgulung,
perilaku adalah segala aktivitas seseorang yang dapat
diamati.16 Sedangkan menurut Iris V Cully dan Kending
Brubaker Cully, dalam Encyclopedia of Religious Education:
Behavior is the outward manifestation of a belief system
developedprimarity by cognitif, affective and tactile
experiences, as well as the presence or lack of
reinforcement.17 Yang berarti perilaku adalah infestasi
lahiriah dari suatu sistem kepercayaan yang dikembangkan
oleh primarity koginitf, afektif dan pengalaman serta adanya
atau kurangnya penguatan.
Menurut Chilford T. Morgan: An attitude in usually
defined by psychologist as a tendency torespond positively
(favorably) or negatively (unfavorably) to certeain objectss
persons or situations.18 Yang bermakna perilaku biasanya
didefisikan sebagai kecenderungan untuk menanggapi secara
positif atau negatif terhadap objek tertentu atau situasi
tertentu. Perilaku dapat dibagi menjadi dua, yaitu perilaku
15 Tim Penyusun Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Depdiknas RI, 2005), h. 859 16 Hasan Langgulung, Beberapa Pemikiran Tentang Pendidikan Islam,
(Bandung: Al-Ma’arif, 2008), h. 139. 17 Iris V Cully dan Kending Bruker Cully, Harpes’t Encyclopedia of
Religious Education, (San Fransisco: Herper & Row Publishers, 1990), h. 494 18 Chilford T. Morgan, Introduction to Psychology, (New York:
University of Wiconsin, 1961, h. 526
28
terbuka (overbehavior) dan perilaku tertutup (cover
behavior). Perilaku terbuka merupakan perilaku yang dapat
langsung terlihat. Perilaku terbuka tampak pada peristiwa
interaksi individu dengan lingkungan, perilaku tertutup dapat
berupa kegiatan berpikir, membayangkan, merasakan dan
merencanakan.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa perilaku adalah reaksi atau tanggapan dari
individu atau makhluk hidup terhadap suatu rangsangan
sebagai penampilan reaksi pernyataan dan ekspresi dari
gejala kejiwaan yang berdasarkan atas kehendak kemudian
diwujudkan dalam bentuk tindakan, baik yang dapat diamati
secara langsung maupun yang tidak bisa diamati oleh
individu lain.
b. Pengertian Keagamaan
Keagamaan dipahami dari imbuhan ke-an berarti hal yang
berhubungan dengan agama. Keagamaan atau adalah suatu
keadaan yang ada dalam diri individu yang mendorongnya
untuk bertingkah laku sesuai dengan kadar ketaatannya
terhadap agama.19 Keagamaan menurut pengertian ini
merupakan tolak ukur ketaatan seseorang terhadap
agamanya. Ketaatan ini terlihat dari tingkah lakunya yang
tampak ketika seseorang tersebut beragama, dalam hal ini
19 Jalaluddin, Psikologi Agama Memahami Perilaku dengan
Mengaplikasikan Prinsip-prinsip Psikologi. (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2010) h. 211
29
menjalankan agamanya. Keagamaan sering disebut religiutas.
Keagamaan dalam penelitian ini adalah sejauh mana perilaku
Islami anak-anak di lingkungan kelurahan Cakung Timur
kecamatan Cakung kota Jakarta Timur dalam menjalankan
ajaran agama Islam.
Menurut Fuad, keagamaan atau religiusitas (Islami)
adalah seberapa jauh pengetahuan, seberapa kokoh keyakinan
dipegang, seberapa pelaksanaan ibadah, kaidah dan seberapa
dalam penghayatan atas agama yang dianutnya. Bagi seorang
Muslim, hal ini dapat diketahui dan seberapa jauh
pengetahuan, keyakinan, pelaksanaan dan penghayatan atas
agama Islam.20 Ancok (1994) menyebut beragama tidak
hanya sekedar ritus (ibadah), melainkan diwujudkan dalam
berbagai sisi kehidupan manusia. Aktivitas beragama tidak
hanya ketika seseorang melakukan perilaku ritual (beribadah)
namun juga melakukan aktivitas lain yang di dorong oleh
kekuatan batin. Perilaku keagamaan tersebut ditunjukan
dengan melakukan ibadah sehari-hari, berdoa dan membaca
kitab suci.
Perilaku keagamaan adalah banyak atau sedikitnya
kepercayaan seseorang kepada Tuhan, kepercayaan akan
keberadaan Tuhan tersebut membuktikan bahwa seseorang
memiliki keyakinan beragama, terdorong untuk
20 Fuad, N.M, R. Diana. Mengembangkan Kreatifitas dalam Psikologi
Islami, (Yogyakarta: Menara Kudus, 2002) h. 71
30
melaksanakan perintah dalam agama, berperilaku moral
sesuai tuntutan agama, dan aktivitas keagamaan lainnya.21
Terdapat tiga hal yang dapat dijadikan dimensi untuk
mengukur perilaku Islami yaitu aqidah, syariah dan akhlak:
1) Aqidah
Mahmud Syaltut mendefinisikan akidah itu sebagai
sikap yang pertama kali di tuntut untuk dipercayai dengan
keimanan yang bulat, yang tidak boleh di campuri syak-
wasangka dan tidak dipengaruhi oleh keragu-raguan.
Adapun indikator dari akidah ialah iman kepada Allah,
iman kepada malaikat, iman kepada Nabi / Rasul, iman
kepada kitab-kitab Allah, iman kepada hari kiamat, serta
iman kepada Qada dan Qadhar.
2) Syariah
Mahmud Syaltut mendefinisikan syariah sebagai aturan-
aturan yang disyariatkan oleh Allah atau disyariatkan
pokok-pokoknya agar manusia itu sendiri
menggunakannya dalam berhubungan dengan Tuhannya,
dengan saudaranya sesama Muslim, dengan suadaranya
sesama manusia, dan alam semesta, serta dengan
kehidupan. Adapun indikator dalam penelitian ini adalah
melaksanakan shalat, melaksanakan puasa, membaca Al-
Qur’an serta senantiasa berdoa dan berdzikir.
21 Siroj, A, S. Tasawuf sebagai Kritik Sosial, Mengedepankan Islam
sebagai Inspirasi Bukan Aspirasi, (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2006) h. 332
31
3) Akhlak
Menurut bahasa akhlak ialah kata jamak dari khuluq
(khuluqun) yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah
laku atau tabi’at. Akhlak disamakan dengan kesusilaan,
sopan santun. Akhlak diartikan sebagai ilmu tata krama,
ilmu yang berusaha mengenal tingkah laku manusia,
kemudian memberi nilai kepada perbuatan baik atau buruk
sesuai dengan norma-norma atau tata susila.22 Adapun
indikator yang digunakan dalam penelitian ini yaitu akhlak
kepada Allah SWT, akhlak kepada Rasul, akhlak kepada
Malaikat, akhlak kepada Kitab, akhlak kepada sesama
Manusia dan akhlak kepada Binatang dan Tumbuhan.23
Aqidah, syariah dan akhlak saling berhubungan, aqidah
merupakan sistem kepercayaan dan dasar bagi syariah dan akhlak,
sedangkan tidak ada syariah dan akhlak selama tanpa aqidah
Islam.24
Jadi perilaku keagamaan atau perilaku Islami adalah suatu
penghayatan seseorang secara sadar dalam meyakini adanya Allah,
menyerahkan diri seluruhnya untuk bertaqwa kepada-Nya, dan
22 Zaharudin dan Hasanuddin Sinaga, Pengantar Studi Akhlak,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), Cet. 1, h. 3 23 Mahmud Syaltut, al-Islam ‘Aqidatun wa Syari’atun, diterjemahkan
oleh Abdurrahman Zain dengan judul “Aqidah dan Syari’ah”, (Jakarta: Bulan
Bintang, 1976), Cet. 1, h 12 24 Djamaludin Ancok dan Fuad Nashori Suroso, Psikologi Islam
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008) h. 79
32
menjalin hubungan yang baik kepada manusia dan semua makhluk
di muka bumi ini.
6. Faktor Penyebab Perilaku Islami
Menurut Rahardjo ada empat faktor yang mempengaruhi
perilaku Islami seseorang, yaitu pengaruh-pengaruh sosial,
berbagai pengalaman, kebutuhan dan proses pemikiran.25 Adapun
perilaku Islami disebabkan oleh dua faktor, diantaranya:
a. Faktor Internal, menjelaskan bahwa manusia adalah
homoreligius (makhluk beragama), karena manusia sudah
memiliki potensi untuk beragama. Potensi tersebut
bersumber dari faktor internal manusia yang teramat dalam
aspek kejiwaan manusia seperti naluri, akal, perasaan
maupun kehendak dan sebagainya. Secara umum faktor-
faktor yang mempengaruhi perkembangan jiwa keagamaan
dalam diri (internal) antara lain:
1) Faktor hereditas (bawaan) adalah faktor yang
terbentuk dari berbagai unsur kejiwaan yang
mencakup kognitif, afektif, dan konatif. Dalam
penelitian terhadap janin, terungkap bahwa makanan
dan perasaan ibu berpengaruh terhadap kondisi janin
yang dikandungnya.
2) Faktor tingkat usia adalah pemahaman agama yang
dilakukan seseorang dengan usia anak-anak, remaja,
25 Rahardjo. Pengantar Ilmu Jiwa Agama, (Semarang: Pustaka Rizki
Putra, 2012) h. 38
33
dewasa, dan tua memiliki tingkat kepahaman yang
berbeda. Kepribadian adalah hubungan antara unsur
hereditas dengan pengaruh lingkungan. Kondisi
kejiwaan adalah kondisi yang terbentuk dari gejala
psikologi. Umumnya menyebabkan seseorang
kehilangan hubungan dengan dunia nyata.
b. Faktor eksternal, menjelaskan bahwa manusia terdorong
untuk beragama karena faktor luas dirinya, seperti rasa takut,
rasa ketergantungan ataupun rasa bersalah. Faktor inilah
yang menciptakan suatu tata cara pemujaan yang dikenal
sebagai agama.26 Faktor eksternal berpengaruh dalam
perkembangan jiwa keagamaan dapat dilihat dari lingkungan
dimana seseorang itu hidup, umumnya terbagi menjadi tiga
yaitu:
1) Lingkungan keluarga, merupakan satuan sosial yang
paling sederhana dalam kehidupan manusia. Bagi
anak-anak, keluarga merupakan lingkungan sosial
pertama yang dikenalnya, dengan demikian kehidupan
keluarga menjadi fase sosialisasi awal bagi
pembentukan jiwa keagamaan anak.
2) Lingkungan sekolah, turut berperan serta dalam
mempengaruhi perkembangan keagamaan anak, hal
ini dikarenakan sekolah merupakan subsitusi dari
keluarga dan guru-guru merupakan subsitusi orang tua.
26 Jalaluddin. Psikologi Agama Edisi Revisi, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2003) h. 233
34
Sekolah mempunyai program yang sistematik dalam
menumbuh kembangkan potensi beragama anak.
3) Lingkungan masyarakat, bukan merupakan
lingkungan yang mengandung unsur tanggung jawab,
melainkan hanya merupakan unsur pengaruh belaka,
tetapi norma dan tata nilai yang ada terkadang sifatnya
lebih meningkat, bahkan terkadang pengaruhnya lebih
besar dalam perkembangan jiwa keagamaan.27
4) Media, pengaruh media yang ditimbulkan oleh pesan
media menghasilkan perubahan sikap atau penguatan
terhadap keyakinan khalayak. Sementara itu, efek
media adalah efek yang dapat diukur sebagai hasil dari
pengaruh media atau pesan media.28
7. Anak
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mengenai
pengertian anak secara etimologis diartikan dengan manusia
yang masih kecil ataupun manusia yang belum dewasa.29
Menurut Koesnan, anak-anak yaitu manusia muda dalam umur
muda dalam jiwa dan perjalanan hidupnya karena mudah
27 Jalaluddin. Psikologi Agama Memahami Perilaku dengan
Mengaplikasikan Prinsip-prinsip Psikologi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2012) h. 311 28 Jalaluddin. Psikologi Agama, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998)
h. 62 29 Tim Penyusun Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Depdiknas RI, 2005), h. 25
35
terpengaruh untuk keadaan sekitarnya.30 Usia responden pada
saat penelitian yang dinyatakan dalam tahun, kerena usia dapat
mempengaruhi responden dalam memberikan bentuk
partisipasinya. Klasifikasi umur menurut WHO antara lain:
a. Masa balita : 0-5 tahun
b. Masa anak-anak : 6-11 tahun
c. Masa remaja : 12-17 tahun
d. Masa dewasa : 18-40 tahun
e. Masa tua : 41-65 tahun
Sedangkan Kartini Kartono membagi masa perkembangan
dan pertumbuhan anak menjadi 5 yaitu:
a. 0-2 tahun adalah masa bayi
b. 1-5 tahun adalah masa kanak-kanak
c. 6-12 tahun adalah masa anak-anak sekolah dasar
d. 12-14 adalah masa remaja
e. 14-17 adalah masa pubertas awal31
Di dalam penelitian ini, peneliti menggunakan satu
kategorisasi umur yaitu masa anak-anak sekolah dasar (8-11
tahun) yang bertempat tinggal di lingkungan kelurahan Cakung
Timur kecamatan Cakung kota Jakarta Timur.
30 Koesnan, R.A. Susunan Pidana dalam Negara Sosialis Indonesia.
(Bandung: Sumur, 2005) h. 113 31 Kartini Kartono. Psikologi Anak, (Bandung: CV Mandar Maju,
2007) h. 37
36
8. Teori Stimulus Organism Response (SOR)
Teori ini adalah perkembangan dari bullet theory dan teori
hipodermik. Teori SOR (Stimulus-Organism-Response)
dicetuskan oleh Hovland. Objek material dalam teori ini yaitu
manusia yang termasuk: sikap, opini, dan perilaku jika
mendapatkan stimulus tertentu. Asumsi dasar model ini adalah
media massa atau media baru menimbulkan efek yang terarah,
segera dan langsung terhadap komunikan. Jadi unsur dalam
model ini adalah: Pesan (stimulus, S), komunikan (organism, O),
efek (Response, R).32
Efek yang ditimbulkan atau di munculkan adalah tanggapan
atau reaksi khusus terhadap stimulus atau pesan tertentu,
sehingga komunikator dapat mengharapkan dan memperkirakan
kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan.33 Berikut unsur-
unsur dalam teori SOR adalah pesan (stimulus), komunikan
(organism) dan efek (respons). Berdasarkan hal itu, maka dalam
penelitian ini menonton animasi Nussa dan Rara sebagai
Stimulus, anak di kelurahan Cakung Timur sebagai Organisme
dan perilaku Islami sebagai Response.
Proses komunikasi dalam Teori SOR (Stimulus-Organism-
Respon) dapat dirumuskan sebagai berikut:
32 Dana Fitriana, Efek Tayangan Rerpotase Investigasi di TransTV
Episode Makanan Berbahaya Pada Masyarakat RT. 22 Kelurahan Pelita
Samarinda, e-Journal Ilmu Komunikasi, 3 (3) 2015: h. 41-50 33 Effendy, O. U. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung:
Rosdakarya, 2003), h. 253
37
Gambar 2. 1. Teori S-O-R
Sumber: olahan penulis berdasarkan teori SOR, menonton dan perilaku
Islami.
Pada gambar bagan di atas dapat dilihat yaitu respon
tergantung pada proses yang terjadi setiap individu. Pada proses
komunikasi diatas, ketika seseorang menerima pesan akan perlu
beberapa waktu atau yang disebut durasi dan jumlah frekuensi
untuk menerima pesan komunikasi tersebut. Setelah itu akan
menghasilkan pengertian, penerimaan atau bahkan penolakan
terhadap isi pesan komunikasi. Namun setelah komunikan
menerima dan mengolah pesan tersebut maka akan menciptakan
tindakan berupa perilaku Islami. Pada proses ini pesan yang
disampaikan oleh komunikator mampu membawa efek atau
dampak pada dorongan berperilaku, bertindak pada perilaku
Stimulus/
Pesan
Menonton
Animasi
Nussa dan
Rara
Organism/
Komunikan
Anak di kelurahan
Cakung Timur
Proses Tahapan:
1. Frekuensi
2. Durasi
Respon/Efek
Perilaku Islami
38
Islami si penerima pesan. Hal ini juga dapat disebut respon yang
berisi reaksi-reaksi secara nyata setelah komunikan menerima
pesan.
B. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan tinjauan pustaka di atas untuk mempermudah
dalam memahami hubungan menonton animasi Nussa dan Rara,
maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Gambar 2. 2. Kerangka Pemikiran
Saat ini media sosial menjadi acuan utama bagi masyarakat
dalam melakukan komunikasi. Hal ini dikarenakan media sosial
adalah media alternatif yang efektif dalam penayampaian pesan.
Penyampaian pesan dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun,
bahkan dalam media sosial masyarakat dapat memanfaatkan untuk
mencari informasi, hiburan dan pendidikan. Bertambahnya
kebutuhan masyarakat akan informasi dan hiburan membuat
masyarakat akan terus mengomsumsi media.
Menonton Animasi
Nussa dan Rara
(Variabel X)
Frekuensi
Durasi
Perilaku Islami
Anak
(Variabel Y)
Aqidah
Syariah
Akhlak
e Menonton
Animasi Nussa dan
Rara
(Variabel X)
Frekuensi
Durasi
39
Perkembangan media sosial memunculkan respon atau
tanggapan dari masyarakat. Teori SOR (Stimulus-Organism-
Respon) menunjukkan adanya pengaruh atau hubungan antara
pesan yang disampaikan oleh media dengan tanggapan dari
masyarakat. Tanggapan atau respon dari masyarakat berupa
tanggapan kognitif, efektif, dan behavioral.34
Respon yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perilaku
Islami yang diperoleh anak di lingkungan kelurahan Cakung Timur
dari menonton animasi Nussa dan Rara di YouTube
@nussaofficial. Perilaku Islami adalah banyak atau sedikitnya
kepercayaan seseorang kepada Tuhan, kepercayaan akan
keberadaan Tuhan tersebut membuktikan bahwa seseorang
memiliki keyakinan beragama, terdorong untuk melaksanakan
perintah dalam agama, berperilaku moral sesuai tuntutan agama,
dan aktivitas keagamaan lainnya. Perilaku Islami mempunyai tiga
dimensi yaitu aqidah, syariah dan akhlak. Semakin tinggi anak-
anak menonton animasi Nussa dan Rara maka tanggapan atau
respon terhadap perilaku Islami juga semakin tinggi.
34 Effendy, O. U. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2013) h. 115
40
C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara atas permasalahan yang
akan diteliti.35 Dalam penelitian ini terdapat hipotesis alternative
(Ha) dan hipotesis statistik atau nol (H0) sebagai berikut:
(Ha) : Ada hubungan antara menonton animasi Nussa dan Rara
dengan perilaku Islami anak di kelurahan Cakung Timur Jakarta
Timur.
(H0) : Tidak ada hubungan antara menonton animasi Nussa dan
Rara dengan perilaku Islami anak di kelurahan Cakung Timur
Jakarta Timur.
35 Lina Jannah, dkk. Metode Penelitian Kuantitatif, (Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka, 2014) h. 13
41
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Paradigma Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan paradigma
positivisme. Paradigma positivisme memandang suatu realitas/
gejala/ fenomena dapat terjadi diklasifikasikan, relatif tetap,
konkrit, teramati, terukur dan hubungan gejala bersifat sebab
akibat.1
B. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pendekatan penelitian kuantitatif. Pendekatan kuantitatif
merupakan pencarian data atau informasi dari realitas permasalahan
yang ada dengan mengacu pada pembuktian konsep atau teori yang
digunakan.2 Karena hasil dari data yang diperlukan berbentuk
numeric atau angka, untuk mengungkapkan suatu pengaruh atau
hubungan, yang selanjutnya diolah dan diuji dengan teknik analisis
statistika. Jadi, penelitian ini berawal dari teori yang digunakan,
menuju data, kemudian berakhir pada diterima atau ditolaknya teori
yang digunakan.3
1 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2014), h. 8 2 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2011),
h. 14 3 Noor Juliansyah, Metodelogi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi dan
Karya Ilmiah, (Jakarta: Kencana, 2017), h. 34
42
C. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei.
Menggunakan metode survei karena dalam penelitian ini
menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data dalam
penelitian ini. Kuesioner berisi pertanyaan-pertanyaan yang telah
dibuat secara terstruktur untuk mengukur variabel-variabel yang
ada. Setelah itu nantinya data tersebut dicatat, diolah, serta
dianalisis.4
D. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian
1. Variabel Penelitian
Variabel merujuk pada karakterisitik atau atribut seorang
individu atau suatu organisasi yang dapat diukur atau
diobservasi.5 Variabel independent (variabel bebas) dan
variabel dependent (variabel terikat). Variabel independent
yakni variabel yang memengaruhi dan variabel dependent
yakni variabel yang dipengaruhi.6
Variabel bebasnya anak menonton animasi Nussa dan
Rara.
4 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2014), h. 76 5 John W. Creswell, Research Design: Pendekatan Metode Kualitatif,
Kuantitatif dan Campuran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Edisi keempat, 2016),
h. 69 6 Muslich Anshori, Sri Iswati, Metodelogi Penelitian Kuantitatif,
(Surabaya: Airlangga University Press, 2009), h. 57
43
Variabel terikatnya adalah perilaku Islami yang diperoleh
setelah menonton animasi Nussa dan Rara.
2. Definisi Operasional Penelitian
Definisi operasional merupakan definisi yang menjadikan
variabel-variabel yang sedang diteliti menjadi bersifat
operasional dalam proses pengukuran variabel, sehingga
memudahkan penulis dalam melakukan pengukuran.7
Tabel 3. 1. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel X
Variabel Definisi Konseptual Definisi Operasional
Menonton
Animasi
Nussa dan
Rara (X)
Priyanto (2017)
Menonton merupakan
salah satu kegiatan
dengan menggunakan
mata untuk memandang
(memperhatikan) sesuatu.
Sebagai salah satu aspek
perhatian, menonton
berusaha menggali
informasi baik dari
televisi maupun yang
lainnya.8
Kris Budiman (2002)
menonton adalah suatu
tindakan tertentu dari
adanya suatu alat atau
media komunikasi.9
Menonton digunakan
pula sebagai alat
informasi, kontrol
sosial dan alat
pemenuhan kebutuhan.
Hal ini sesuai dengan
fungsi komunikasi
massa bagi masyarakat
yaitu survillance
(pengawasan),
interpretation
(penafsiran), linkage
(ketertarikan),
transmission of values
(penyebaran nilai) dan
7 Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif,
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006), h. 27 8 Priyanto, at.al., Hubungan Antara Kebiasaan Menonton Televisi
Terhadap Nilai Hasil Belajar Pendidikan Agama, Jurnal, Vol. 1, Nomor 1, 2017. 9 Kris Budiman, Di Depan Kotak Ajaib: Menonton Televisi Sebagai
Praktek Konsumsi, (2002), h. 4
44
Ardianto, Elvinaro dan
Lukiati (2004) menonton
digunakan pula sebagai
alat informasi, kontrol
sosial dan alat pemenuhan
kebutuhan.
entertainment
(hiburan).10
Dalam penelitian ini
menggunakan indikator
dari Siti Khuzaemah
(2019) yang berjudul
Hubungan Intensitas
Mengakses Video
Animasi Nussa dan
Rara Dengan Motivasi
Berdoa Siswa SD
Negeri Warungboto
empat indikator yaitu
penghayatan, frekuensi,
durasi dan atensi.11
Namun yang digunakan
dalam penelitian ini
hanya 2 indikator yaitu
frekuensi dan durasi.
Sedangkan definisi operasional variabel perilaku Islami
adalah yang berkaitan dengan aqidah, akhlak dan syariah
setelah menonton tayangan dalam definisi operasional
perilaku Islami sebagai berikut:
Tabel 3. 2. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel Y
Variabel Definisi Konseptual Definisi Operasional
Perilaku
Islami (Y)
Ramayulis (2009)
perilaku keagamaan
merupakan interaksi
Perilaku keagamaan
adalah banyak atau
sedikitnya kepercayaan
10 Elfinaro, Ardianto dan Lukiati Komala, Komunikasi Massa Suatu
Pengantar, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2004), h. 15-19 11 Siti Khuzaemah, Skripsi: Hubungan Intensitas Mengakses Video
Animasi Nussa dan Rara Dengan Motivasi Berdoa Siswa SD Negeri
Warungboto, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2019)
45
secara kompleks antara
pengetahuan agama,
perasaan agama dan
tindak keagamaan dalam
diri seseorang.12
Subyantoro (2010)
perilaku keagamaan
adalah segala bentuk
amal perbuatan, ucapan,
pikiran, dan keikhlasan
seseorang sebagai bentuk
ibadah.13
Jalaluddin (2012)
perilaku keagamaan
merupakan suatu keadaan
yang ada dalam diri
seseorang yang
mendorongnya untuk
bertingkah laku sesuai
dengan kadar ketaatan
teradap agama.14
seseorang kepada
Tuhan, kepercayaan
akan keberadaan Tuhan
tersebut membuktikan
bahwa seseorang
memiliki keyakinan
beragama, berperilaku
moral sesuai tuntutan
agama, dan aktivitas
keagamaan lainnya.
Dalam penelitian ini
mengunakan indikator
penelitian dari Clarissa
Claudya Anjelina
(2019) yang berjudul
Pengaruh Menonton
Film Kartun Syamil dan
Dodo Terhadap
Perilaku Keagamaan
Anak di Desa Pucung
Kecamatan Kota Baru
Kabupaten
Karawang..15
Menggunakan tiga
indikator yaitu aqidah
(Iman), akhlak (Ihsan)
dan syariah (Islam).16
12 Ramayulis, Psikologi Agama, (Jakarta: Kalam Mulia, 2009), h. 100 13 Subyantoro, Pelaksanaan Pendidikan Agama, (Semarang: Balai
Penelitian dan Pengembangan Agma, 2010) h. 9 14 Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h. 257 15 Clarissa Claudya Anjelina, Skripsi: Pengaruh Menonton Film
Kartun Syamil dan Dodo Terhadap Perilaku Keagamaan Anak di Desa Pucung
Kecamatan Kota Baru Kabupaten Karawang. (Semarang: UIN Walisongo,
2019) 16 Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Rajawali
Press, 2010) h. 133-135
46
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian.17
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak usia 8-11
tahun yang bertempat tinggal di kelurahan Cakung Timur.
Adapun populasi dari penelitian ini diketahui berjumlah
4.798 anak perbulan Januari 2020.18
2. Sampel
Sampel merupakan sebagian atau wakil populasi yang
diteliti.19 Besarnya sampel dalam penelitian ini ditentukan
dengan menggunakan rumus Slovin. Adapun rumus
tersebut:20
𝑛 = 𝑁
1 + 𝑁(𝑒)2
Keterangan :
𝑛 = Jumlah Sampel
𝑁 = Jumlah Populasi
𝑒 = Perkiraan tingkat kesalahan
17 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 173 18 Data administratif kelurahan Cakung Timur, kecamatan Cakung,
Kota Jakarta Timur. 19 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 25 20 Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian
Kuantitatif, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), h. 137-138
47
Berdasarkan rumus slovin di atas, maka diperoleh jumlah
sampel yang dapat mewakili populasi dengan menggunakan
standar deviasi sebesar 10% (biasa digunakan dalam
penelitian).
𝑛 = 4.798
1 + 4.798 (10
100)
2
𝑛 = 4.798
1 + 4.798(0,1)2
𝑛 = 4.798
1 + 4.798(0,01)
𝑛 = 4.798
1 + 47,98
𝑛 = 4.798
48,98
𝑛 = 97,95
Dari perhitungan rumus slovin di atas, jumlah sampelnya
adalah 97,95 dibulatkan menjadi 98. Jadi, sampel yang akan
digunakan adalah 98 anak yang beragama Islam yang
menonton animasi Nussa dan Rara dan bertempat tinggal di
kelurahan Cakung Timur, kecamatan Cakung, Jakarta
Timur.
Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan
yaitu nonprobability sampling. Teknik nonprobability
sampling yaitu setiap unsur yang terdapat dalam populasi
tidak memiliki kesempatan atau peluang yang sama untuk
dipilih sebagai sampel, bahkan probabilitas anggota tertentu
untuk terpilih tidak diketahui. Pemilihan unit sampling
48
didasarkan pada pertimbangan teori probabilitas.21 Dalam
penelitian ini menggunakan jenis purposive sampling yaitu
lebih mengutamakan tujuan penelitian daripada sifat
populasi dalam menentukan sampel penelitian.22
Menggunakan purposive sampling karena penulis memiliki
kriteria dalam memilih responden dalam penelitian ini, yaitu:
a. Anak berusia 8-11 tahun yang berdomisili di daerah
kelurahan Cakung Timur, Kecamatan Cakung, Jakarta
Timur.
b. Anak pernah menonton video animasi Nussa dan Rara.
c. Anak yang beragama Islam.
F. Sumber Data
Adapun data-data yang penulis gunakan sebagai berikut:
1. Data primer adalah sumber data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data. Data primer
diperoleh dari sumber penelitian. Data primer diperoleh
dengan menggunakan kuisioner yang berisikan
pertanyaan mengenai variabel penelitian lalu disebarkan
dan diisi oleh responden penelitian. Yang menjadi sumber
data pada penelitian ini adalah anak berusia 8-11 tahun
yang beragama Islam dan menonton animasi Nussa dan
21 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi dengan
Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS, (Jakarta: Kencama, 2013), h. 33 22 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi,
Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta:
Kencana Prenadamedia, 2010), h. 115
49
Rara yang bertempat tinggal di lingkungan kelurahan
Cakung Timur, Jakarta Timur.
2. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dalam
bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah
oleh pihak lain, biasanya sudah dalam bentuk publikasi.23
Penelitian ini menggunakan data buku, jurnal, internet
dan skripsi yang berkaitan dengan objek penelitian ini
untuk menguatkan penelitian ini.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen bagian dari alat pengumpulan data, penulis juga
perlu menyajikan informasi detail mengenai instrumen-instrumen
survei yang akan digunakan dalam penelitian yang diajukan.24
Kuesioner akan dibagikan kepada anak-anak yang menonton
animasi Nussa dan Rara, berisi pertanyaan atau pernyataan
seputar menonton animasi nussa dan perilaku Islami yang dari
kedua variabel tersebut masing-masing memiliki dua dimensi
yaitu frekuensi dan durasi untuk variabel menonton dan tiga
dimensi yaitu aqidah, syariah dan akhlak untuk variabel perilaku
Islami.
23 Suryani, Hendrayani, Metode Riset Kuantitatif Teori dan Aplikasi,
(Jakarta: Prenada Group, 2015), h. 121 24 John W. Creswell, Research Design, Pendekatan Metode Kualitatif,
Kuantitatif dan Campuran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Edisi Keempat, 2016)
h. 213
50
Lima dimensi yang telah disebutkan diatas masing-masing
dijabarkan lagi menjadi indikator variabel. Kemudian indikator
tersebut dijadikan tolak ukur untuk menyusun item-item
pertanyaan/pernyataan yang dapat dijawab oleh responden yang
telah ditentukan.
Dalam penelitian ini menggunakan Skala Likert untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok
tentang fenomena sosial.25
1. STS : Sangat Tidak Setuju = Skor 1
2. TS : Tidak Setuju = Skor 2
3. RR : Ragu-ragu = Skor 3
4. S : Setuju = Skor 4
5. SS : Sangat Setuju = Skor 5
Setelah kisi-kisi instrumen sudah jadi peneliti melakukan uji
validitas dan realibilitas dengan cara menyebarkan kuesioner
kepada anak-anak yang menonton animasi Nussa dan Rara yang
menjadi subjek penelitian, berikut ini kisi-kisi instrumen yang
menjadi alat ukur untuk mendapatkan jawaban dari anak-anak
sebagai berikut:
25 Ardial, Paradigma dan Model Penelitian Komunikasi, (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2014), h. 452-453
51
Tabel 3. 3. Kisi-kisi Instrumen Variabel X
Variabel Dimensi Indikator Jumlah
Menonton
(X)
Frekuensi 1. Pengulangan
2. Kuantitas
2
Durasi 3. Lama waktu yang
dihabiskan untuk
menonton
1
Tabel 3. 4. Kisi-kisi Instrumen Variabel Y
Variabel Dimensi Indikator Jumlah
Perilaku
Islami
(Y)
Aqidah 1. Iman kepada Allah
2. Iman kepada
Malaikat
3. Iman kepada Rasul
4. Iman kepada Kitab-
kitab
5. Iman kepada Hari
Kiamat
6. Iman kepada Qada’
dan Qadar
6
Syariah 7. Melaksanakan
shalat
8. Melaksanakan
puasa
9. Membaca Al-
Qur’an
10. Senantiasa berdoa
dan berdzikir
4
Akhlak 11. Akhlak kepada
Allah SWT
12. Akhlak kepada
Rasul
13. Akhlak kepada
Malaikat
14. Akhlak kepada
Kitab
6
52
15. Akhlak kepada
sesama Manusia
16. Akhlak kepada
Binatang dan
Tumbuhan
H. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan prosedur yang
sistematis dan standar, dimana data-data hasil penelitian
dikumpulkan untuk kemudian dianalisis. Bila dilihat dari jenis
datanya, pengumpulan datanya didapat dengan menggunakan
sumber primer dan sumber sekunder.26 Teknik pengumpulan
data yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah melalui:
1. Kuesioner
Metode kuisioner dalam penelitian ini berupa
pertanyaan dengan menggunakan Skala Likert yang
penulis buat dan disebar kepada anak-anak usia 8-11 di
kelurahan Cakung Timur yang beragama Islam dan
menonton animasi Nussa dan Rara.27
2. Observasi
Observasi atau pengamatan langsung adalah kegiatan
pengumpulan data dengan melakukan penelitian
langsung.28 Dalam penelitian ini menggunakan jenis
26 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h. 224. 27 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2005), h. 133 28 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi dengan
Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS, (Jakarta: Kencana, 2013), h. 19
53
obervasi non-partisipan yang mana penulis tidak ikut
secara langsung akan tetapi penulis menggunakan
kuesioner untuk memperoleh data dari objek penelitian
yaitu hubungan antara menonton animasi Nussa dan Rara
dengan perilaku Islami anak.
3. Dokumentasi
Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, penulis
menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku,
majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat,
catatan harian dan sejenisnya.29 Dokumen hal ini penulis
mengumpulkan data dari jurnal dan buku-buku terkait
dengan pembahasan penulis yaitu tentang hubungan antara
menonton animasi Nussa dan Rara dengan perilaku Islami
anak.
I. Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidak
sahnya suatu kuesioner. Kuesioner dikatakan valid apabila
pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan suatu
yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas
dihitung dengan membandingkan nilai r hitung dengan r
tabel untuk degree of freedom (df) = n-2. Cara menguji
29 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2013), h. 201
54
kevalidan ini dengan mengunnakan program SPSS.30
Kriteria pengujian validitas instrumen indikator adalah
sebagai berikut:
a) Jika r hitung lebih besar dari r tabel (pada signifikasi
0.05 atau 5%) maka kuesioner tersebut valid.
b) Jika r hitung lebih kecil dari r tabel (pada siginifikasi
0.05 atau 5%) maka kuesioner tersebut tidak valid.
Adapun rumusnya sebagai berikut:
𝑟𝑥𝑦=
𝑁 ∑ 𝑥𝑦−(∑ 𝑥)(∑ 𝑦)
√{𝑁 ∑ 𝑥2−(∑ 𝑥 )2}{𝑁 ∑ 𝑦2−(∑ 𝑦)2 }
rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
N = Jumlah responden
X = Jumlah skor dari tiap item dari seluruh responden
𝑌 = Jumlah skor total seluruh item dari seluruh
responden.31
30 Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS.
(Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2013) h. 53 31 Riduwan, Dasar-dasar Statistika, (Bandung: Alfabeta, 2008), h..65
55
Tabel 3. 5. Uji Validitas Variabel X
Variabel Indikator Item r-hitung r-tabel Keterangan
Menonton
(Variabel
X)
Frekuensi Item 1
Item 2
Item 3
Item 4
Item 5
0.767
0.708
0.485
0.794
0.573
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Durasi Item 6
Item 7
Item 8
0.579
0.675
0.679
0.361
0.361
0.361
Valid
Valid
Valid
Pertanyaan-pertanyaan kuesioner untuk variabel X
(menonton) berdasarkan hasil uji validitas diperoleh
pertanyaan yang valid berjumlah 8 item dari 8 item. Artinya
semua pertanyaan dinyatakan valid dan tidak ada yang
dihilangkan.
Tabel 3. 6. Uji Validitas Variabel Y
Variabel Indikator Item r-hitung r-tabel Keterangan
Perilaku
Islami
(Variabel
Y)
Aqidah Item 1
Item 2
Item 3
Item 4
Item 5
Item 6
Item 7
Item 8
Item 9
Item 10
Item 11
Item 12
Item 13
0.540
0.505
0.626
0.633
0.560
0.550
0.503
0.550
0.188
0.183
0.546
0.518
0.132
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
56
Item 14
Item 15
Item 16
Item 17
Item 18
Item 19
Item 20
Item 21
Item 22
Item 23
Item 24
0.141
0.660
0.616
0.553
0.599
0.531
0.576
0.262
0.199
0.604
0.545
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Syariah Item 25
Item 26
Item 27
Item 28
Item 29
Item 30
Item 31
Item 32
Item 33
Item 34
Item 35
Item 36
Item 37
Item 38
0.419
0.564
0.469
0.476
0.459
0.555
0.501
0.551
0.543
0.567
0.435
0.410
0.469
0.597
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Akhlak Item 39
Item 40
Item 41
Item 42
Item 43
Item 44
Item 45
Item 46
Item 47
Item 48
0.258
0.201
0.546
0.514
0.262
0.179
0.507
0.520
0.189
0.121
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
Tidak Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Tidak Valid
57
Item 49
Item 50
Item 51
Item 52
Item 53
Item 54
Item 55
Item 56
Item 57
Item 58
Item 59
Item 60
Item 61
Item 62
0.460
0.489
0.241
0.113
0.613
0.573
0.499
0.494
0.550
0.506
0.525
0.657
0.493
0.506
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
0.361
Valid
Valid
Tidak Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Sedangkan, untuk variabel Y (perilaku Islami)
berdasarkan hasil uji validitas diperoleh pertanyaan yang
valid berjumlah 48 item dari 62 item. Artinya ada 14 item
yang tidak valid dan selanjutnya untuk item yang tidak
valid akan dihilangkan, sehingga yang valid menjadi 48
item instrumen.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu
kuisioner yang merupakan indikator dari variabel.
Kuisioner dikatakan reliabel jika jawaban seseorang
terhadap kuisioner stabil dari waktu ke waktu. Untuk
menguji reliabilitas dapat digunakan program SPSS versi
25 dengan menggunakan uji statistik Cronbach Alpha.
58
Adapun kriteria bahwa instrumen ini dikatakan
reliabel, apabila nilai yang didapat dalam proses pengujian
dengan uji statistik alpha cronbach (> 0,60). Dan
sebaliknya jika alpha cronbach diketemukan angka
koefisien lebih kecil (< 0,60), maka dikatakan tidak
reliabel.32
Tabel 3. 7. Uji Reliabilitas Variabel X dan Y
No Variabel Koefisien
1 Menonton (X) 0.817 0.60
2 Perilaku Islami (Y) 0.937 0.60
Berdasarkan hasil uji reliabilitas, dapat disimpulkan
bahwa instrumen penelitian dinyatakan reliabel, karena
nilai koefisien menonton sebesar 0.817 dan koefisien
perilaku Islami sebesar 0.937 yang di mana bisa dilihat
lebih besar dari pada 0.60.
J. Teknik Analisis Data
Pada penelitian kuantitatif kegiatan analisis diantaranya
pengolahan data yang meliputi: editing (proses pengecekan
atau memeriksa data yang telah berhasil dikumpulkan dari
lapangan), coding (kegiatan pemberian kode tertentu pada tiap-
tiap data yang termasuk kategori yang sama), tabulasi (proses
32 Masrukhin, Metodelogi Penelitian Kuantitatif, (Kudus: Media Ilmu
Press, 2015), h. 97.
59
penempatan data kedalam bentuk tabel yang telah diberikan
kode sesuai dengan kebutuhan analisis), dan penyajian data
bisa berupa tabel, grafik, diagram dan lain-lain.33
Analisis data dilakukan untuk menyusun dan
menginterpresentasikan data kuantitatif yang telah diperoleh
dari hasil pengumpulan data. Pada penelitian ini analisis data
yang digunakan adalah analisis asosiatif. Analisis asosiatif
merupakan bentuk analisis data penelitian untuk menguji ada
tidaknya hubungan keberadaan variabel dari dua kelompok
data atau lebih dan apakah hipotesis penelitian dapat
digenerelasisasi atau tidak, apabila hipotesis (Ha) diterima,
berarti hasil penelitian menyatakan ada hubungan antar
variabel.34
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan bantuan
SPSS versi 25, adapun tahap pengujiannya sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan penulis untuk menguji
apakah data yang disajikan untuk dianalisis lebih lanjut
berdistribusi normal atau tidak, karena data yang baik
adalah data yang memiliki distribusi normal. Dalam
pengujian data ini penulis menggunakan uji One Sample
Kolmogrov-Smornov Test dengan bantuan komputer
33 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi dengan
Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS, (Jakarta: Kencana, 2013), h. 86-95 34 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi dengan
Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS, (Jakarta: Kencana, 2013), h. 101
60
melalui program SPSS (Statistical Program for Social
Science) for windows 25. Pengambilan kesimpulan untuk
menentukan apakah data yang diuji berdistribusi normal
atau tidak adalah dengan menentukan nilai signifikansinya.
Jika nilai signifikansi > 0,05 maka berdistribusi normal dan
sebaliknya jika signifikansi < 0,05 maka variabel tidak
berdistribusi normal.
2. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dengan menggunakan statistik
nonparametris sesuai dengan data-data ilmu sosial dan
dapat digunakan bukan untuk skor eksak dalam pengertian
keangkaan, melainkan semata-mata merupakan tingkatan
atau rank serta sesuai dengan sampel yang kecil. Metode
analisis statistik nonparametris dalam penelitian ini adalah
metode korelasi Rank Spearman. Korelasi digunakan untuk
mengetahui hubungan atau pengaruh antara dua variabel
berskala ordinal, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.35
Teknik korelasi Rank Spearman digunakan untuk
menganalisis data penelitian yang mempunyai karakteristik
sebagai berikut:
a) Hipotesis yang diajukan hipotesis asosiatif.
b) Skala data ordinal.
c) Data tidak harus berdistribusi normal.
35 Jonathan dan Ely, Riset Akuntansi Menggunakan SPSS, (Bandung:
Graha Ilmu, 2010) h. 26
61
Adapun rumus analisis korelasi Rank Spearman
sebagai berikut:36
𝜌 = 1 − 6 ∑ 𝐷2
𝑛 (𝑛2 − 1)
Keterangan :
𝜌 = Koefisien Korelasi Rank Spearman
D = difference (selisih antara X dan Y)
𝑛 = Jumlah Responden
6 = Bilangan Konstan
Setelah melalui perhitungan persamaan analisis
korelasi Rank Spearman kemudian dilakukan pengujian
dengan menggunakan kriteria yang ditetapkan, yakni
dengan membandingkan nilai 𝜌 hitung dengan 𝜌 tabel yang
dirumuskan sebagai berikut:
Jika, 𝜌 hitung ≤ 0, berarti 𝐻0 diterima dan 𝐻𝑎 ditolak.
Jika, 𝜌 hitung > 0, berarti 𝐻0 diterima dan 𝐻𝑎 diterima.
36 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
(Bandung: Alfabeta, 2013) h. 357
62
Tabel 3. 8. Interpretasi Nilai Koefisien Korelasi37
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
37 Sugiyono & Wibowo, Statistika Penelitian, (Bandung: Alfabeta,
2001) h. 172
63
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Penelitian
1. Deskripsi Data Responden
Dalam penelitian ini, penulis menyebarkan kuesioner
kepada 98 responden yaitu kepada anak usia 8-11 tahun di
kelurahan Cakung Timur yang beragama Islam dan menonton
animasi Nussa dan Rara. Dalam kuesioner tersebut berisikan
56 pernyataan mengenai perilaku menonton dan perilaku
Islami. Serta terdapat data responden yang terdiri dari jenis
kelamin, umur, status anak, media yang digunakan dan
kepemilikan media tersebut. Data lebih rincinya sebagai
berikut:
a. Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4. 1. Data Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin
No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)
1 Laki-laki 43 43,9%
2 Perempuan 55 56,1%
Total 98 100%
64
Gambar Diagram 4. 1. Data Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin
Berdasarkan tabel 4. 1 di atas menunjukkan bahwa
jumlah responden perempuan lebih mendominasi
dibandingkan dengan responden laki-laki, yaitu 55
responden dengan persentase 56,1% dalam penelitian ini
adalah perempuan. Sedangkan sisanya sebanyak 43
responden dengan persentase 43,9% dalam penelitian ini
adalah laki-laki.
b. Data Responden Berdasarkan Umur
Tabel 4. 2. Data Responden Berdasarkan Umur
No Umur Frekuensi Persentase (%)
1 8 Tahun 25 25,5%
2 9 Tahun 22 22,4%
3 10 Tahun 32 33,7%
4 11 Tahun 19 19,4%
Total 98 100%
0
10
20
30
40
50
60
Laki-laki Perempuan
Percent
Jenis_kelamin
65
Gambar Diagram 4. 2. Data Responden Berdasarkan
Umur
Berdasarkan tabel 4. 2 di atas menunjukkan bahwa
jumlah responden yang berumur 8 tahun sebanyak 25
responden dengan persentase 25,5%, umur 9 tahun
sebanyak 22 responden dengan persentase 22,4%, umur
10 tahun sebanyak 32 responden dengan persentase
33,7% dan umur 11 tahun sebanyak 19 responden dengan
persentase 19,4%. Jadi, dapat dikatakan bahwa yang
mendominasi dalam penelitian ini berumur 10 tahun.
c. Data Responden Berdasarkan Status Anak
Tabel 4. 3. Data Responden Berdasarkan Status
Anak
No Status Frekuensi Persentase (%)
1 Pertama 25 25,5%
2 Kedua 34 34,7%
0
5
10
15
20
25
30
35
8 Tahun 9 Tahun 10 Tahun 11 Tahun
Percent
Umur
66
3 Ketiga 28 29,6%
4 Keempat 11 11,2%
Total 98 100%
Gambar Diagram 4. 3. Data Responden Berdasarkan
Status Anak
Berdasarkan tabel 4. 3 di atas menunjukkan bahwa
jumlah responden yang berstatus anak pertama sebanyak
25 responden dengan persentase 25,5%, status anak kedua
sebanyak 34 responden dengan persentase 34,7%, status
anak ketiga sebanyak 28 responden dengan persentase
29,6% dan status anak keempat sebanyak 11 responden
dengan persentase 11,2%. Jadi, dapat dikatakan bahwa
yang mendominasi dalam penelitian ini berstatus anak
kedua.
d. Data Responden Berdasarkan Media yang Digunakan
0
5
10
15
20
25
30
35
40
Pertama Kedua Ketiga Keempat
Percent
Status_anak
67
Tabel 4. 4. Data Responden Berdasarkan Media yang
Digunakan
No Media Frekuensi Persentase (%)
1 Handphone 52 53,1%
2 Tablet 15 15,3%
3 Laptop 24 24,5%
4 Handphone dan
Tablet 7 7,1%
Total 98 100%
Gambar Diagram 4. 4. Data Responden Berdasarkan
Media yang Digunakan
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa
jumlah responden yang menggunakan media Handphone
sebanyak 52 responden dengan persentase 53,1%, media
Tablet sebanyak 15 responden dengan persentase 15,3%,
media Laptop sebanyak 24 responden dengan persentase
24,5% dan media Handphone dan Tablet sebanyak 7
responden dengan persentase 7,1%. Jadi, dapat dikatakan
0
10
20
30
40
50
60
Handphone Tablet Laptop Handphone danTablet
Percent
Media
68
bahwa dalam penelitian ini di dominasi oleh anak yang
menggunakan media Handphone.
e. Data Responden Berdasarkan Kepemilikan Media yang
Digunakan
Tabel 4. 5. Data Responden Berdasarkan
Kepemilikan Media yang Digunakan
No Kepemilikan Frekuensi Persentase (%)
1 Sendiri 34 34,7%
2 Ayah 19 19,4%
3 Ibu 27 27,6%
4 Kakak 18 18,4%
Total 98 100%
Gambar Diagram 4. 5. Data Responden Berdasarkan
Kepemilikan Media yang Digunakan
Berdasarkan tabel 4. 5 di atas menunjukkan bahwa
jumlah responden yang menggunakan media milik sendiri
0
5
10
15
20
25
30
35
40
Sendiri Ayah Ibu Kakak
Percent
Kepemilikan
69
sebanyak 34 responden dengan persentase 34,7%, milik
ayah sebanyak 19 responden dengan persentase 19,4%,
milik ibu sebanyak 27 responden dengan persentase
27,6% dan milik kakak sebanyak 18 responden dengan
persentase 18,4%. Jadi, dapat dikatakan bahwa yang
mendominasi dalam penelitian ini menggunakan media
milik sendiri.
2. Deskripsi Data Penelitian
Bab ini akan menggambarkan jawaban dari responden
terhadap variabel menonton animasi Nussa dan rara dan
variabel perilaku Islami anak di kelurahan Cakung Timur
Jakarta Timur. Variabel menonton animasi Nussa dan Rara
meliputi frekuensi dan durasi. Variabel perilaku Islami
meliputi aqidah, syariah dan akhlak. Setiap indikator tersebut
dalam pengolahan data, data di olah menggunakan SPSS versi
25 untuk membuat kategorisasi.
Azwar mengemukakan bahwa tujuan kategorisasi adalah
untuk menempatkan individu ke dalam kelompok terpisah
secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasar atribut
yang diukur.93 Untuk membuat kategorisasi diperlukan mean
teoretik dan satuan standar deviasi populasi. Standar deviasi
dihitung dengan cara mencari rentang skor, yaitu skor
maksimal yang mungkin diperoleh responden dikurangi
dengan skor minimal yang mungkin diperoleh responden,
93 Azwar, Penyusunan Skala Psikologi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2012), h. 147
70
kemudian rentang skor tersebut dibagi enam. Berikut adalah
rumus yang digunakan untuk membuat kategorisasi dalam
penelitian ini :
Skor maksimal = Jumlah soal X skor skala terbesar
Skor minimal = Jumlah soal X skor skala terkecil
Mean Teoretik (𝜇) = 1
2 (skor maksimal + skor minimal)
Standar Deviasi (𝜎) = 1
6 (skor maksimal – skor minimal)
Berdasarkan perhitungan di atas, setiap responden akan
digolongkan dalam tiga kategori sebagai berikut:94
Tabel 4. 6. Rumus Tiga Kategorisasi
Kategori Rentang Skor
Rendah X < M – 1SD
Sedang M – SD ≤ X < M + 1SD
Tinggi M + 1SD ≤ X
Keterangan :
M = Mean
SD = Standar Deviasi
X = Skor total tiap responden
Berikut adalah deskripsi data hasil penelitian :
a. Menonton Animasi Nussa dan Rara
94 Saifuddin Azwar, Penyusunan Skala Psikologi, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2007), h. 106
71
Hasil penyebaran kuesioner pada responden diperoleh
data pada variabel menonton animasi Nussa dan Rara. Ada
dua indikator dalam menonton animasi Nussa dan Rara yaitu
frekuensi dan durasi. Hasil pengolahan data dari indikator
tersebut adalah sebagai berikut:
1) Frekuensi
Pada indikator ini menjelaskan tentang banyaknya
pengulangan perilaku atau kegiatan anak terhadap suatu hal
ditunjukkan melalui tingkat seberapa sering anak
menonton animasi Nussa dan Rara. Berikut adalah hasil
perhitungan nilai maksimum, minimum, range, mean dan
standar deviasi:
X maksimum teoritik : 1 x 5 = 5
X minimum toeritik : 5 x 5 = 25
Range : 25 – 5 = 20
Mean : 25 + 5 : 2 = 15
Standar Deviasi : 15 : 6 = 2,5
Selanjutnya penentuan kategorisasi setelah dilakukan
perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4. 7. Pengkategorisasian Deskripsi Indikator
Frekuensi
Kategori Rentang Skor
Rendah X < 12,5
Sedang 12,5 ≤ X < 17,5
Tinggi 17,5 ≤ X
72
Setelah melakukan perhitungan dan pengkategorisasian
rendah, sedang dan tinggi, selanjutnya menentukan hasil
kategorisasi indikator frekuensi menggunakan bantuan
SPSS versi 25, sebagai berikut:
Tabel 4. 8. Hasil Kategorisasi Indikator Frekuensi
Frekuensi Frekuensi Persentase (%)
Rendah 3 3,1%
Sedang 33 33,7%
Tinggi 62 63,3%
Total 98 100%
Gambar Diagram 4. 8. Hasil Kategorisasi Indikator
Frekuensi
Berdasarkan tabel 4. 8 di atas, maka didapatkan hasil
pada indikator frekuensi dari 98 responden yang diteliti
terdapat 3 responden dengan persentase 3,1% termasuk
dalam kategori rendah. Kemudian 33 responden dengan
persentase 33,7% termasuk dalam kategori sedang dan 62
0
10
20
30
40
50
60
70
Rendah Sedang Tinggi
Percent
Frekuensi
73
responden dengan persentase 63,3% termasuk dalam
kategori tinggi.
Jadi dapat dikatakan bahwa frekuensi atau banyaknya
pengulangan perilaku yang menjadi target responden saat
menonton animasi Nussa dan Rara lebih banyak masuk
dalam kategori tinggi yaitu 62 responden dengan
persentase 63,3% dari total 98 responden. Maka dari itu,
setengah lebih dari total responden menonton animasi
Nussa dan Rara secara rutin.
2) Durasi
Indikator ini menjelaskan tentang durasi dalam
menonton animasi berarti membutuhkan waktu, lamanya
selang waktu yang dibutuhkan untuk menonton animasi
Nussa dan Rara. Berikut adalah hasil perhitungan nilai
maksimum, minimum, range, mean dan standar deviasi:
X maksimum teoritik : 1 x 3 = 3
X minimum toeritik : 5 x 3 = 15
Range : 15 – 3 = 12
Mean : 15 + 3 : 2 = 9
Standar Deviasi : 9 : 6 = 1,5
Selanjutnya penentuan kategorisasi setelah dilakukan
perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4. 9. Pengkategorisasian Deskripsi Indikator
Durasi
74
Kategori Rentang Skor
Rendah X < 7,5
Sedang 7,5 ≤ X < 10,5
Tinggi 10,5 ≤ X
Setelah melakukan perhitungan dan
pengkategorisasian rendah, sedang dan tinggi,
selanjutnya menentukan hasil kategorisasi indikator
durasi menggunakan bantuan SPSS versi 25, sebagai
berikut:
Tabel 4. 10. Hasil Kategorisasi Indikator Durasi
Durasi Frekuensi Persentase (%)
Rendah 10 10,2%
Sedang 21 21,4%
Tinggi 67 68,4%
Total 98 100%
Gambar Diagram 4. 10. Hasil Kategorisasi Indikator
Durasi
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Rendah Sedang Tinggi
Percent
Durasi
75
Berdasarkan tabel 4. 10 di atas maka didapatkan hasil
dari 98 responden yang diteliti terdapat 10 responden
dengan persentase 10,2% termasuk dalam kategori
rendah, kemudian 21 responden dengan persentase 21,4%
termasuk dalam kategori sedang dan 67 responden
dengan persentase 68,4% termasuk dalam kategori tinggi.
Mengenai durasi atau lamanya waktu yang dibutuhkan
responden dalam menonton animasi Nussa dan Rara di
YouTube lebih banyak tergolong dalam kategori tinggi
dengan frekuensi 67 responden dengan persentase 68,4%
dari total 98 responden. Jadi, setengah lebih dari 98
responden yang diteliti memiliki durasi menonton
animasi Nussa dan Rara yang tinggi.
3) Perilaku Menonton Animasi Nussa dan Rara Secara
Keseluruhan
Berikut adalah hasil perhitungan nilai maksimum,
minimum, range, mean dan standar deviasi:
X maksimum teoritik : 1 x 8 = 8
X minimum toeritik : 5 x 8 = 40
Range : 40 – 8 = 32
Mean : 40 + 8 : 2 = 24
Standar Deviasi : 24 : 6 = 4
Selanjutnya penentuan kategorisasi setelah dilakukan
perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut ini:
76
Tabel 4. 11. Pengkategorisasian Deskripsi Perilaku
Menonton
Kategori Rentang Skor
Rendah X < 20
Sedang 20 ≤ X < 28
Tinggi 28 ≤ X
Setelah melakukan perhitungan dan pengkategorisasian
rendah, sedang dan tinggi, selanjutnya menentukan hasil
kategorisasi perilaku menonton menggunakan bantuan
SPSS versi 25, sebagai berikut:
Tabel 4. 12. Hasil Kategorisasi Perilaku Menonton
Perilaku Menonton
Animasi Nussa dan Rara Frekuensi
Persentase
(%)
Rendah 1 1%
Sedang 32 32,7%
Tinggi 65 66,3%
Total 98 100%
Gambar Diagram 4. 12. Hasil Kategorisasi Perilaku
Menonton
0
10
20
30
40
50
60
70
Rendah Sedang TInggi
Percent
Perilaku_Menonton
77
Berdasarkan tabel 4. 12 di atas menunjukkan bahwa
variabel menonton animasi Nussa dan Rara secara
keseluruhan dibagi menjadi 3 kategori yaitu rendah, sedang
dan tinggi. Setelah penulis melakukan pengolahan data dari
98 responden, kategori rendah sebanyak 1 responden
dengan persentase 1%, kategori sedang 32 responden
dengan persentase 32,7% dan 65 responden dengan
persentase 66,3% dalam kategori tinggi.
Dengan demikian, hasil dari responden menunjukkan
bahwa menonton animasi Nussa dan Rara termasuk dalam
kategori tinggi, yaitu 65 responden dengan persentase
66,3%. Hasil tersebut dipengaruhi oleh dua indikator yaitu
frekuensi dan durasi yang rata-rata dari keduanya berada
dalam kategori tinggi. Berdasarkan data dilapangan bahwa
anak di kelurahan Cakung Timur Jakarta Timur menonton
animasi Nussa dan Rara pada malam hari atau ketika mau
tidur.
b. Perilaku Islami
Variabel selanjutnya adalah variabel perilaku Islami anak
kelurahan Cakung Timur Jakarta Timur. Indikator dalam
perilaku Islami meliputi aqidah, syariah dan akhlak. Hasil
pengolahan data dari indikator tersebut adalah sebagai
berikut:
1) Aqidah
Indikator ini menjelaskan tentang suatu keyakinan yang
telah terpatri di hati manusia, yaitu keyakinan kepada
78
Allah, malaikat, kitab, rasul, hari akhir dan qadha dan
qadhar. Berikut adalah hasil perhitungan nilai maksimum,
minimum, range, mean dan standar deviasi:
X maksimum teoritik : 1 x 18 = 18
X minimum toeritik : 5 x 18 = 90
Range : 90 – 18 = 72
Mean : 90 + 18 : 2 = 54
Standar Deviasi : 54 : 6 = 9
Selanjutnya penentuan kategorisasi setelah dilakukan
perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4. 13. Pengkategorisasian Deskripsi Indikator
Aqidah
Kategori Rentang Skor
Rendah X < 45
Sedang 45 ≤ X < 63
Tinggi 63 ≤ X
Setelah melakukan perhitungan dan pengkategorisasian
rendah, sedang dan tinggi, selanjutnya menentukan hasil
kategorisasi indikator aqidah menggunakan bantuan SPSS
versi 25, sebagai berikut:
Tabel 4. 14. Hasil Kategoriasi Indikator Aqidah
Aqidah Frekuensi Persentase (%)
Rendah 8 8,2%
Sedang 43 43,9%
Tinggi 47 48%
79
Total 98 100%
Gambar Diagram 4. 14. Hasil Kategoriasi Indikator
Aqidah
Berdasarkan tabel 4. 14 di atas menunjukkan bahwa dari
98 responden, terdapat 8 responden dengan persentase
8,2% berada dalam kategori rendah, 43 responden dengan
persentase 43,9% dalam kategori sedang dan 47 responden
dengan persentase 48% dalam kategori tinggi. Dengan
demikian, hasil dari responden menyatakan bahwa perilaku
Islami adalah hal yang penting bagi responden dan
memiliki keyakinan yang telah terpatri (aqidah) termasuk
dalam kategori tinggi yaitu 47 responden dengan
persentase 48%.
2) Syariah
Indikator ini menjelaskan tentang penyerahan diri
sepenuhnya kepada ketentuan Allah, yaitu melaksanakan
0
10
20
30
40
50
60
Rendah Sedang Tinggi
Percent
Aqidah
80
shalat, melaksanakan puasa, membaca Al-Qur’an dan
senantiasa berdoa dan berdzikir. Berikut adalah hasil
perhitungan nilai maksimum, minimum, range, mean dan
standar deviasi:
X maksimum teoritik : 1 x 14 = 14
X minimum toeritik : 5 x 14 = 70
Range : 70 – 14 = 56
Mean : 70 + 14 : 2 = 42
Standar Deviasi : 42 : 6 = 7
Selanjutnya penentuan kategorisasi setelah dilakukan
perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4. 15. Pengkategorisasian Deskripsi Indikator
Syariah
Kategori Rentang Skor
Rendah X < 35
Sedang 35 ≤ X < 49
Tinggi 49 ≤ X
Setelah melakukan perhitungan dan pengkategorisasian
rendah, sedang dan tinggi, selanjutnya menentukan hasil
kategorisasi indikator syariah menggunakan bantuan SPSS
versi 25, sebagai berikut:
Tabel 4. 16. Hasil Kategorisasi Indikator Syariah
Syariah Frekuensi Persentase (%)
Rendah 4 4,1%
Sedang 39 39,8%
81
Tinggi 55 56,1%
Total 98 100%
Gambar Diagram 4. 16. Hasil Kategorisasi Indikator
Syariah
Berdasarkan tabel 4. 16 di atas menunjukkan bahwa dari
98 responden, terdapat 4 responden dengan persentase
4,1% berada dalam kategori rendah, 39 responden dengan
persentase 39,8% dalam kategori sedang dan 55 responden
dengan persentase 56,1% dalam kategori tinggi. Dengan
demikian, hasil dari responden menyatakan bahwa perilaku
Islami adalah hal yang penting bagi responden dan
menjalankan kepada ketentuan Allah (syariah) termasuk
dalam kategori tinggi yaitu 55 responden dengan
persentase 56,1%.
3) Akhlak
Indikator menjelaskan tentang akhlak yang merupakan
berakhlak serta melaksanakan ibadah kepada Allah dan
0
10
20
30
40
50
60
Rendah Sedang Tinggi
Percent
Syariah
82
bermu’amalah dengan berakhlak kepada Allah SWT,
Rasul, Malaikat, Kitab, sesama Manusia, serta kepada
Binatang dan Tumbuhan. Berikut adalah hasil perhitungan
nilai maksimum, minimum, range, mean dan standar
deviasi:
X maksimum teoritik : 1 x 16 = 16
X minimum toeritik : 5 x 16 = 80
Range : 80 – 16 = 64
Mean : 80 + 16 : 2 = 48
Standar Deviasi : 48 : 6 = 8
Selanjutnya penentuan kategorisasi setelah dilakukan
perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4. 17. Pengkategorisasian Deskripsi Indikator
Akhlak
Kategori Rentang Skor
Rendah X < 40
Sedang 40 ≤ X < 56
Tinggi 56 ≤ X
Setelah melakukan perhitungan dan pengkategorisasian
rendah, sedang dan tinggi, selanjutnya menentukan hasil
kategorisasi indikator akhlak menggunakan bantuan SPSS
versi 25, sebagai berikut:
Tabel 4. 18. Hasil Kategorisasi Indikator Akhlak
Akhlak Frekuensi Persentase (%)
83
Rendah 4 4,1%
Sedang 43 43,9%
Tinggi 51 52%
Total 98 100%
Gambar Diagram 4. 18. Hasil Kategorisasi Indikator
Akhlak
Berdasarkan tabel 4. 18 di atas menunjukkan bahwa dari
98 responden, terdapat 4 responden dengan persentase
4,1% berada dalam kategori rendah, 43 responden dengan
persentase 43,1% dalam kategori sedang dan 51 responden
dengan persentase 52% dalam kategori tinggi. Dengan
demikian, hasil dari responden menyatakan bahwa perilaku
Islami adalah hal yang penting bagi responden dan
berakhlak serta melaksanakan ibadah kepada Allah dengan
sesama makhluk dengan ikhlas termasuk dalam kategori
tinggi yaitu 51 responden dengan persentase 52%.
0
10
20
30
40
50
60
Rendah Sedang Tinggi
Percent
Akhlak
84
4) Perilaku Islami Anak Secara Keseluruhan
Berikut adalah hasil perhitungan nilai maksimum,
minimum, range, mean dan standar deviasi:
X maksimum teoritik : 1 x 48 = 48
X minimum toeritik : 5 x 48 = 240
Range : 240 – 48 = 192
Mean : 240 + 48 : 2 = 144
Standar Deviasi : 144 : 6 = 24
Selanjutnya penentuan kategorisasi setelah dilakukan
perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4. 19. Pengkategorisasian Deskripsi Perilaku
Islami
Kategori Rentang Skor
Rendah X < 120
Sedang 120 ≤ X < 168
Tinggi 168 ≤ X
Setelah melakukan perhitungan dan
pengkategorisasian rendah, sedang dan tinggi, selanjutnya
menentukan hasil kategorisasi perilaku Islami anak
menggunakan bantuan SPSS versi 25, sebagai berikut:
Tabel 4. 20. Hasil Kategorisasi Perilaku Islami
Perilaku Islami Frekuensi Persentase (%)
Rendah 0 0%
Sedang 48 49%
Tinggi 50 51%
85
Total 98 100%
Gambar Diagram 4. 20. Hasil Kategorisasi Perilaku
Islami Anak
Berdasarkan tabel 4. 20 di atas menunjukkan bahwa
dari 98 responden, tidak ada responden dalam kategori
rendah, 48 responden dengan persentase 49% dalam
kategori sedang dan 50 responden dengan persentase 51%
dalam kategori tinggi.
Dengan demikian, hasil dari responden menyatakan
bahwa perilaku Islami anak di kelurahan Cakung Timur
Jakarta Timur sebagian besar masuk dalam kategori tinggi,
yaitu sebanyak 50 responden dengan persentase 51%. Hasil
tersebut dipengaruhi oleh tiga indikator perilaku Islami
yaitu aqidah, syariah dan akhlak yang rata-rata ketiganya
berada dalam kategori tinggi.
47.5
48
48.5
49
49.5
50
50.5
51
51.5
Sedang Tinggi
Percent
Perilaku_Islami
86
3. Analisis Hubungan Antara Variabel Menonton
Animasi dengan Perilaku Islami Anak
Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara
menonton animasi Nussa dan Rara dengan perilaku Islami anak
di kelurahan Cakung Timur Jakarta Timur, maka dilakukan uji
korelasi. Sebelum melakukan perhitungan uji korelasi, penulis
melakukan uji normalitas terlebih dahulu.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menentukan teknik
statistik yang digunakan pada pengolahan data selanjutnya.
Apabila penyebaran datanya normal, maka akan digunakan
statistik parametris. Akan tetapi jika penyebaran datanya
tidak normal, maka akan digunakan teknik statistik
nonparametris. Sesuai dengan yang dikatakan oleh Sugiyono
(2013) bahwa pada statistik non parametris, data yang di
analisis tidak harus berdistribusi normal.
Aturan pengambilan keputusan yaitu jika signifikansi
yang diperoleh lebih besar dari 0,05, maka sampel berasal
dari populasi yang berdistribusi normal, namun jika
signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari 0,05, maka sampel
bukan berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.
Berikut dapat dilihat hasil uji normalitas dengan
menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov.
87
Tabel 4. 21. Uji Normalitas
Variabel Kolmogorov-
Smirnov Sig. Keterangan
Variabel X 0,102 0,014
Sig. < 0,05
(Tidak
Berdistribusi
Normal)
Variabel Y 0,175 0,000
Sig. < 0,05
(Tidak
Berdistribusi
Normal)
Berdasarkan tabel hasil uji normalitas di atas, dapat
diketahui bahwa variabel X yaitu menonton animasi Nussa
dan Rara mempunyai nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar
0,102 dan signifikansi (p) sebesar 0,014, artinya 0,014 < 0,05,
maka data pada variabel menonton animasi Nussa dan Rara
tidak berdistribusi normal. Selanjutnya, untuk variabel Y,
yaitu perilaku Islami mempunyai nilai Kolmogorov-Smirnov
sebesar 0,175 dengan signifikansi sebesar 0,000, maka data
variabel perilaku Islami juga dinyatakan tidak berdistribusi
normal karena 0,000 < 0,05. Setelah mengetahui distribusi
data, selanjutnya penulis akan menggunakan teknik korelasi
Rank Spearman.
b. Uji Hipotesis
Hipotesis pada penelitian ini, penulis menggunakan
rumusan korelasi Rank Spearman untuk mengetahui
88
hubungan antara menonton animasi Nussa dan Rara dengan
perilaku Islami. Jenis data dalam penelitian ini merupakan
data ordinal. Untuk pengujian hipotesis, penulis menggunakan
rumus korelasi Rank Spearman karena sebelumnya pada uji
normalitas data berdistribusi tidak normal. Perhitungan ini
menggunakan bantuan SPSS versi 25, dengan hasil pada tabel
dibawah:
Tabel 4. 22. Hasil Korelasi Antara Menonton Animasi
Nussa dan Rara dengan Perilaku Islami
Variabel N
Rank
Spearman
Correlation
Sig. Keterangan
Menonton
Animasi
Nussa dan
Rara
dengan
Perilaku
Islami Anak
98 0,766 0,000 Sig. < 0,05
Berdasarkan pada tabel di atas dapat diketahui bahwa
angka koefisien korelasi dari rank spearman sebesar 0,766
masuk dalam interval korelasi 0,60 – 0,799 yang artinya
menurut tingkat keeratan antara variabel menonton dengan
variabel perilaku Islami menunjukkan bahwa terjadi hubungan
yang kuat. Sedangkan arah hubungan adalah positif karena
nilai koefisien positif, berarti semakin tinggi tingkat menonton
maka semakin tinggi pula perilaku Islami anak di kelurahan
Cakung Timur Jakarta Timur.
89
Hal ini menunjukkan bahwa banyaknya pengulangan
yang anak-anak lakukan dengan menonton animasi Nussa dan
Rara di Youtube dalam perilaku Islami anak cukup besar.
Adapun nilai dari signifikansi hubungan kedua variabel,
nilainya sebesar 0,000 < 0,05, hal tersebut menunjukkan
bahwa ada hubungan signifikansi antara kedua variabel.
Dengan jumlah responden 98, maka diketahui r tabel
dengan tingkat signifikan 0,05 yaitu 0,198. Koefisien korelasi
dikatakan signifikan jika koefisien korelasi lebih besar dari r
tabel yaitu 0,766 > 0,198. Maka hipotesis nihil (H0) yang
menyatakan tidak ada Hubungan Antara Menonton Animasi
Nussa dan Rara dengan Perilaku Islami Anak di kelurahan
Cakung Timur Jakarta Timur ditolak. Dengan demikian
hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan bahwa ada
hubungan antara menonton animasi Nussa dan Rara dengan
perilaku Islami anak di kelurahan Cakung Timur Jakarta
Timur diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak
dan Ha diterima, artinya ada hubungan signifikan yang kuat
dan searah antara menonton animasi Nussa dan Rara dengan
perilaku Islami anak di kelurahan Cakung Timur Jakarta
Timur.
B. Pembahasan
Dalam menonton suatu tayangan mampu memiliki pengaruh
atau hubungan terhadap perilaku sehari-harinya. Seseorang yang
sering melakukan pengulangan dan memiliki durasi waktu yang
90
juga tinggi akan lebih memiliki peluang yang besar untuk menyerap
dari isi tayangan yang ditontonnya. Subjek atau yang menjadi
responden dalam penelitian ini yang merupakan anak-anak usia 8-
11 tahun di kelurahan Cakung Timur menjadi salah satu contoh
yang mendapatkan efek dari apa yang di tonton. Adapun perilaku
menonton anak-anak tersebut dalam seharinya terbilang masuk
dalam kategori tinggi.
Menonton sebuah tayangan atau video bisa menjadi hiburan
atau juga alat penambah informasi baru bagi seseorang tergantung
isi dari video yang ditonton. Hasil dari penelitian ini sesuai dengan
teori efek media yaitu teori stimulus organsim respon (SOR) bahwa
dari menonton animasi Nussa dan Rara akan memperoleh stimulus
dari apa yang di tontonnya, setelah stimulus diterima oleh
penonton, berarti akan ada perhatian dari individu, setelah ia
menaruh perhatian lebih pada video-video yang ada, maka ia akan
mengingat apa yang mereka tonton.
Isi, pesan, tingkah laku atau bahasa yang digunakan dalam
animasi Nussa dan Rara akan di ingat, terutama dalam berperilaku
yang Islami dan stimulus tersebut efektif, setelah itu akan terjadi
sebuah respon atau tanggapan dari mereka. Stimulus menonton
animasi Nussa dan Rara yaitu pesan yang disampaikan dalam
animasi Nussa dan Rara, yaitu semua konten video yang telah di
upload oleh creator The Litle Giant ke dalam akun YouTube
@nussaofficial. Sedangkan untuk responnya ialah perilaku Islami
yang terdiri dari aqidah, syariah dan akhlak.
91
Setelah anak-anak menonton animasi Nussa dan Rara, anak-
anak yang membutuhkan informasi dan referensi mengenai
perilaku Islami akan mempunyai keinginan dan merasakan
kebutuhan akan berperilaku yang sesuai dengan animasi Nussa dan
Rara lakukan, apabila mereka melakukan apa yang di contohkan
dalam animasi Nussa dan Rara maka ada perasaan hati akan
menjadi senang. Dengan demikian mereka akan cenderung senang
dalam berperilaku Islami.
Menonton animasi Nussa dan Rara bukan menjadi faktor utama
yang memunculkan perilaku Islami pada anak, tetapi hanya faktor
pendukung untuk memberikan referensi dan informasi mengenai
perilaku Islami. Faktor utama yang memunculkan dalam perilaku
yang Islami pada anak adalah orang tua yang medidik anaknya
dengan baik serta adanya kemauan dalam diri anak untuk terus
berperilaku yang Islami.
92
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil temuan penelitian, analisis data serta
pembahasan yang telah dilakukan, maka penulis dapat mengambil
kesimpulan untuk dapat menjawab permasalahan yang telah
dirumuskan dalam penelitian ini:
1. Berdasarkan hasil perhitungan kategorisasi pada variabel
perilaku menonton animasi Nussa dan Rara yang terdiri dari
frekuensi dan durasi termasuk dalam kategori tinggi, artinya
bahwa responden mempunyai ketertarikan dan tingkat
pemahaman yang cukup tinggi dalam menonton animasi
Nussa dan Rara, dengan menghabiskan waktu yang cukup
lama dan tingkat frekuensi relatif sering dalam sehari, secara
keseluruhan termasuk dalam kategori tinggi yaitu 65
responden atau 66,3%.
2. Berdasarkan hasil perhitungan kategorisasi pada variabel
perilaku Islami anak di kelurahan Cakung Timur yang terdiri
dari aqidah, syariah dan akhlak secara keseluruhan termasuk
dalam kategori tinggi yaitu 50 responden atau 51%. Hal ini
menunjukkan bahwa anak di kelurahan Cakung Timur
mempunyai perilaku yang Islami.
3. Berdasarkan hasil analisis Korelasi Rank Spearman
didapatkan nilai signifikansi 0,000 yaitu hubungan
signifikansi karena 0,000 < 0,05. Dan dengan nilai koefisien
93
korelasi 0,766 > 0,198 pada rentang 0,60 – 0,799 maka
dinyatakan korelasi yang kuat. Sedangkan, nilai variabel X
(Menonton Animasi) meningkat maka nilai variabel Y
(Perilaku Islami) juga mengalami peningkatan karena arah
positif. Dengan demikian hipotesis H0 ditolak dan Ha
diterima, artinya ada hubungan signifikan yang kuat dan
searah antara menonton animasi Nussa dan Rara dengan
perilaku Islami, sehingga semakin tinggi perilaku menonton
animasi Nussa dan Rara maka semakin tinggi pula perilaku
Islami.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai
hubungan antara menonton animasi Nussa dan Rara dengan
perilaku Islami anak di kelurahan Cakung Timur Jakarta Timur,
maka ada beberapa saran yang ingin disampaikan:
1. Untuk team “Nussa Official” diharapkan untuk lebih bisa
meningkatkan kualitas konten dalam video animasi Nussa dan
Rara. Format tayangan hendaknya dibuat lebih variatif dan
menarik, serta tetap konsisten untuk memberikan tayangan
yang edukatif, positif dan bermanfaat bagi khalayak.
2. Untuk masyarakat hendaknya dapat lebih selektif memilih
tayangan yang akan di tonton bagi anak-anak dalam media
sosial. Karena pada dasarnya anak-anak itu mudah menirukan
apa yang ia lihat. Maka, tayangan film animasi Nussa dan Rara
94
ini sangat cocok dan layak untuk dijadikan pilihan sebagai
tayangan yang penuh edukatif.
3. Untuk peneliti selanjutnya, diharapkan bisa menggali lebih
lagi, bukan hanya dari segi variabel perilaku Islami saja,
sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih luas dari
sudut pandang yang berbeda. Serta dapat menggunakan
variabel-variabel lain.
95
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Abdullah, M. Q. (2019). Pengantar Ilmu Dakwah. Jakarta: CV
Penerbit Qiara Media.
Aditya. (2014). Trik Dahsyat Animator 3D Handal. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Ali, M. D. (2010). Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Rajawali
Press.
Amin, M. (2009). Metode Dakwah. Jakarta: Kencana.
Ardial. (2014). Paradigma dan Model Penelitian Komunikasi.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Ardianto, E., & Komala, L. (2004). Komunikasi Massa Suatu
Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Bahasa, T. P. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Depdiknas RI.
Budiman, K. (2002). Di Depan Kotak AJaib: Menonton Televisi
Sebagai Praktek Konsumsi. Yogyakarta: Galang Press.
Bungin, B. (2003). Metodologi Penelitian Kuantitatif . Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Bungin, B. (2010). Metodelogi Penelitian Kuantitatif;
Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu
Sosial Lainnya. Jakarta: Prenada Media Group.
96
Chee, T. S., & Wong A, F. L. (2003). Teaching and Learning with
Technology: An Asia-pasific perspective. Lok Yang:
Prentice Hall.
Creswell, J. W. (2016). Research Design: Pendekatan Metode
Kualitattif, Kuantatif dan Campuran. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Djamaludin, A., & Suroso, F. N. (2008). Psikologi Islam.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Effendi, H. (2002). Mari Membuat Film. Jakarta: Konfiden.
Ely, J. d. (2010). Riset Akuntansi Menggunakan SPSS. Bandung:
Graha Ilmu.
Fuad, N. M., & D. R. (2002). Mengembangkan Kreatifitas dalam
Psikologi Islami. Yogyakarta: Menara Kudus.
Ghozali. (2013). Apliaksi Analisis Multivariat dengan Program
SPSS . Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hidayati, A. (1998). Televisi dan Perkembangan Sosial Anak.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Iris, V. C., & Cully, K. B. (1990). Harpes't Encyclopedia of
Religious Education. San Fransisco: Herper & Row
Publishers.
Jalaluddin. (2003). Psikologi Agama Edisi Revisi. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Jalaluddin. (2010). Psikologi Agama Memahami PErilaku dengan
Mengaplikasikan Prinsip-prinsip Psikologi. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Jalaluddin. (2012). Psikologi Agama. Jakarta: Rajawali Press.
97
Jannah, L. d. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif . Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka.
Juliansyah, N. (2017). Metodelogi Penelitian: Skripsi, Tesis,
Disertasi dan Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana.
Kartono, K. (2007). Psikologi Anak. Bandung: CV Mandar.
Koesnan, R. A. (2005). Susunan Pidana dalam Negara Sosialis
Indonesia. Bandung: Sumur.
Langgulung, H. (2008). Beberapa Pemikiran Tentang Pendidikan
Islam. Bandung: Al-Ma'Arif.
Liliweri, A. (2015). Komunikasi Antar Personal. Jakarta: Prenada.
Maulana, H., & Gumelar, G. (2013). Psikologi Komunikasi dan
Persuasi. Jakarta: Akademia Permata.
Morgan, C. T. (1961). Introduction to Psychology. New York:
University of Wiconsin.
Muslich, A., & Iswati, S. (2009). Metodelogi Penelitian
Kuantitatif. Surabaya: Airlangga University Press.
Onong, E. U. (2013). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek .
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Penterjemah, Y. P. (2002). Al-Qur'an dan Terjemahnya. Jakarta:
Departemen Agama.
Pimay, A. (2006). Metodologi Dakwah. Semarang: Rassail.
Prasetyo, B., & Jannah, L. M. (2011). Metode Penelitian
Kuantitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Rahardjo. (2012). Pengantar Ilmu Jiwa Agama. Semarang:
Pustaka Rizki Putra.
Rakhmat, J. (1998). Psikologi Komunikasi. Bandung: Rosdakarya.
98
Ramayulis. (2009). Psikologi Agama. Jakarta: Kalam Mulia.
Riduwan. (2008). Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.
S, H. (2007). Perkembangan Belajar Pada Anak Usia Dini.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Sari, E. S. (1993). Audience Research: Pengantar Studi Penelitian
Terhadap Pembaca, Pendengar dan Pemirsa. Yogyakarta:
Andi Offset.
Sarwono, J. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif .
Yigyakarta: Graha Ilmu.
Shihab, M. Q. (2002). Tafsir Al-Misbah; Pesan dan Keserasian Al-
Qur'an. Jakarta: Lentera Hati.
Siregar, S. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi
dengan Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS.
Jakarta: Kencana.
Siroj A, S. (2006). Tasawuf sebagai Kritik Sosial, Mengedepankan
Islam sebagai Inspirasi Bukan Aspirasi. Bandung: PT
Mizan Pustaka.
Sobur. (2004). Semiotika Komunikasi. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian kuantitatif, ualitatif dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Suryani, H. (2015). Metode Riset Kuantitatif Teori dan Aplikasi.
Jakarta: Prenada Group.
99
Syaltut, M. (1976). al-Islam 'Aqidatun wa Syari'atun diterjamhkan
oleh Abdurahhman Zain dengan judul "Aqidah dan
Syari'ah. Jakarta: Bulan Bintang.
Syukir, A. (1997). Dasar-dasar strategi Dakwah Islam. Surabaya:
Al-Ikhlas.
Wibowo, S. &. (2001). Statistika Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Yusuf, S. (2002). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Zahrudin, & Sinaga, H. (2004). Pengantar Studi Akhlak. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
Jurnal
Fitriana, Dana. (2015). Efek Tayangan Reportase Investigasi di
TransTV Episode Makanan Berbahaya Pada Masyarakat
RT. 22 Kelurahan Pelita Samarinda. Jurnal Komunikasi:
vol. 3, No. 3. Samarinda: Universitas Mulawarman.
Mayer, R. E. & Moreno, R. (2014). Animation as an aid to
Multimedia Learning, Educational Psychology Review.
NewYork: Cambridge University Press.
Priyanto, at.al. 2017. Hubungan Antara Kebiasaan Menonton
Televisi Terhadap Nilai Hasil Belajar Pendidikan Agama,
Jurnal Komunikasi: vol. 1, No. 1. Madiun: Politeknik
Negeri Madiun.
Skripsi
Clarrissa Claudya Anjelina, (2019). Skripsi: Pengaruh Menonton
Film Kartun Syamil dan Dodo terhadap Perilaku
Keagamaan di Desa Pucung Kecamatan Kota baru
Kabupaten Karawang. Karawang: UIN Walisongo.
Putri Dwi Pangestiningtiyas, (2019). Skripsi: Hubungan Intensitas
Menonton Film Dengan Kesadaran Akan Nilai-Nilai
100
Ibadah dalam Film Pendek Cinta Subuh Di Youtube (Studi
Pada Lembaga Dakwah Kampus UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta). Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Siti Khuzaemah, (2019). Skripsi: Hubungan Intensitas Mengakses
Video Animasi Nussa dan Rara Dengan Motivasi Berdoa
Siswa SD Negeri Warungboto. Yogyakarta: UIN Sunan
Kalijaga.
Internet
Channel YouTube @nussaofficial, diakses pada tanggal 15 Maret
2020, Pukul 22.00 WIB
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2020/02/26/10-media-
sosial-yang-paling-sering-digunakan-di-indonesia#
diakses pada 1 Juli 2020, pukul 13.00 WIB
https://www.boombastis.com/animasi-nussa-dan-rara/191498
diakses pada 31 Januari 2020 pukul 23.00 WIB
101
LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian
Kuesioner Penelitian
Hubungan Antara Menonton Animasi Nussa dan Rara
Dengan Perilaku Islami Anak di Kelurahan Cakung Timur
Jakarta Timur
Kepada,
Adik-adik Tercinta,
Di Tempat
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Perkenalkan nama saya Reza Djulkipli, bersama ini kakak
memohon adik-adik tolong untuk mengisi pertanyaan-pertanyaan
berikut ini yang sesuai dengan kebiasaan adik-adik ketika
menonton Nussa dan Rara di YouTube. Informasi yang
disampaikan untuk kepentingan studi kakak. Atas perhatian dan
kesediaan adik-adik dalam menjawab pertanyaan, kakak ucapkan
terimakasih.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Hormat Saya
Reza Djulkipli
Isilah atau pilihlah dengan mencontreng √ jawaban yang
sesuai kondisi kamu
A. Data Responden
1. Nama : .............................................................
2. Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan
3. Umur :
a. 8 tahun b. 9 tahun c. 10 tahun d. 11 tahun
4. Status anak :
a. Pertama b. Kedua c. Ketiga d. Keempat
Jawaban boleh lebih dari satu.
5. Kamu biasa menonton Nussa dan Rara pakai apa?
a. Handphone b. Tablet c. Laptop
6. Kamu biasa menonton Nussa dan Rara di YouTube pakai
milik siapa?
a. Sendiri b. Ayah c. Ibu d. Kakak
Petunjuk Pengisian
Pilihlah dan berikan tanda (√) pada kotak yang tersedia
1. STS = Sangat Tidak Setuju
2. TS = Tidak Setuju
3. R = Ragu-ragu
4. S = Setuju
5. SS = Sangat Setuju
B. Perilaku dalam Menonton Nussa dan Rara
a. Pernyataan tentang frekuensi
No. Pernyataan 1 2 3 4 5
STS TS R S SS
1. Saya menonton Nussa dan Rara
1 sampai 2 kali dalam sehari
2. Saya menonton Nussa dan Rara
3 sampai 4 kali dalam sehari
3. Saya menonton Nussa dan Rara
lebih dari 4 kali dalam sehari
4. Saya pernah menonton satu
video Nussa dan Rara berulang-
ulang
5. Saya tidak pernah setiap hari
menonton Nussa dan Rara
b. Pernyataan tentang durasi
No. Pernyataan 1 2 3 4 5
STS TS R S SS
6. Saya menonton Nussa dan Rara
hanya sebentar (kurang dari 20
menit) dalam sehari
7. Saya menonton Nussa dan Rara
hanya separuh (20 sampai 30
menit) dalam sehari
8. Saya menonton Nussa dan Rara
sampai habis (lebih dari 30
menit) dalam sehari
C. Perilaku yang Islami dari Menonton Nussa dan Rara
a. Pernyataan tentang aqidah
No. Pernyataan 1 2 3 4 5
STS TS R S SS
1. Sebelum menonton Nussa dan
Rara saya tidak tahu bahwa
Allah SWT pencipta alam
semesta
2. Setelah menonton Nussa dan
Rara, saya tahu bahwa Allah
SWT pencipta alam semesta
3. Sebelum menonton Nussa dan
Rara saya tidak percaya bahwa
alam semesta ada yang
mengatur-Nya
4. Setelah menonton Nussa dan
Rara saya percaya bahwa Allah
SWT adalah pencipta alam
semesta
5. Sebelum menonton Nussa dan
Rara, saya tidak tahu bahwa
semua amal baik dan buruk kita
dicatat oleh malaikat
6. Setelah menonton Nussa dan
Rara saya tahu bahwa amal baik
dan buruk kita dicatat oleh
malaikat
7. Sebelum menonton Nussa dan
Rara saya tidak percaya bahwa
semua amal baik dan buruk kita
dicatat oleh malaikat
8. Setelah menonton Nussa dan
Rara saya percaya adanya
malaikat
9. Sebelum menonton Nussa dan
Rara saya tidak yakin bahwa
Nabi Muhammad SAW adalah
utusan Allah SWT
10. Setelah menonton Nussa dan
Rara saya meyakini bahwa
ajaran Nabi Muhammad SAW
merupakan ajaran yang baik
11. Sebelum menonton Nussa dan
Rara saya tidak yakin bahwa
Nabi Muhammad SAW sebagai
Rasul
12. Setelah menonton Nussa dan
Rara saya yakin bahwa Nabi
Muhammad SAW sebagai
Rasul
13. Sebelum menonton Nussa dan
Rara, saya tidak tahu bahwa
hari kiamat akan datang
14. Setelah menonton Nussa dan
Rara saya tahu bahwa hari
kiamat akan datang
15. Sebelum menonton Nussa dan
Rara saya tidak percaya bahwa
hari kiamat akan datang
16. Setelah menonton Nussa dan
Rara saya percaya bahwa hari
kiamat akan datang
17. Sebelum menonton Nussa dan
Rara saya tidak percaya bahwa
semua yang terjadi pada kita
adalah takdir Allah SWT
18. Setelah menonton Nussa dan
Rara saya percaya bahwa nasib
saya ditentukan karena takdir
Allah SWT
b. Pernyataan tentang syariah
No. Pernyataan 1 2 3 4 5
STS TS R S SS
19. Sebelum menonton Nussa dan
Rara saya tidak tahu bahwa
shalat lima waktu itu wajib
20. Setelah menonton Nussa dan
Rara saya tahu bahwa shalat
lima waktu itu wajib
21. Sebelum menonton Nussa dan
Rara saya melaksanakan shalat
kalau disuruh oleh orang tua
saja
22. Setelah menonton Nussa dan
Rara saya melaksanakan shalat
lima waktu
23. Sebelum menonton Nussa dan
Rara saya tidak tahu bahwa
puasa di bulan Ramadhan itu
diwajibkan oleh Allah SWT
24. Setelah menonton Nussa dan
Rara saya tahu bahwa puasa di
bulan Ramadhan itu diwajibkan
oleh Allah SWT
25. Sebelum menonton Nussa dan
Rara saya berpuasa di bulan
Ramadhan karena dijanjikan
hadiah oleh orang tua
26. Setelah menonton Nussa dan
Rara saya berpuasa atas
kemauan saya sendiri
27. Sebelum menonton Nussa dan
Rara saya tidak tahu bahwa
membaca Al-Qur’an akan
mendapat banyak kebaikan
28. Setelah menonton Nussa dan
Rara saya tahu bahwa membaca
Al-Qur’an akan mendapat
banyak kebaikan
29. Sebelum menonton Nussa dan
Rara tidak pernah membaca Al-
Qur’an setelah selesai shalat
30. Setelah menonton Nussa dan
Rara saya menjadi rajin
membaca Al-Qur’an
31. Sebelum menonton Nussa dan
Rara saya tidak pernah
mendoakan kedua orang tua
saya setelah selesai shalat
32. Setelah menonton Nussa dan
Rara saya selalu mendoakan
kedua orang tua setelah shalat
c. Pernyataan tentang akhlak
NO. Pernyataan 1 2 3 4 5
STS TS R S SS
33. Sebelum menonton Nussa dan
Rara saya tidak pernah
bersyukur dan selalu
mengeluh
34. Setelah menonton Nussa dan
Rara saya selalu bersyukur
atas segala nikmat yang Allah
berikan
35. Sebelum menonton Nussa dan
Rara saya tidak pernah
bersedekah
36. Setelah menonton Nussa dan
Rara saya menjadi suka
bersedekah
37. Sebelum menonton Nussa dan
Rara saya tidak percaya ada
malaikat yang mencatat setiap
amal baik dan buruk
38. Setelah menonton Nussa dan
Rara saya percaya ada
malaikat yang mencatat setiap
amal baik dan buruk
39. Sebelum menonton Nussa dan
Rara saya pernah menyobek
lembaran Al-Qur’an berulang
kali
40. Setelah menonton Nussa dan
Rara saya selalu menjaga Al-
Qur’an agar tidak rusak dan
kotor
41. Sebelum menonton Nussa dan
Rara saya tidak tahu bahwa
mencium tangan orang tua
adalah bentuk hormat
42. Setelah menonton Nussa dan
Rara saya menjadi tahu bahwa
mencium tangan orang adalah
bentuk hormat
43. Sebelum menonton Nussa dan
Rara saya tidak pernah
mencium tangan orang tua
ketika berangkat sekolah
44. Setelah menonton Nussa dan
Rara saya selalu mencium
tangan orang tua ketika
berangkat sekolah
45. Sebelum menonton Nussa dan
Rara saya sering menyakiti
binatang dirumah saya
46. Setelah menonton Nussa dan
Rara saya menjadi sayang
kepada binatang
47. Sebelum menonton Nussa dan
Rara saya sering merusak
tumbuhan
48. Setelah menonton Nussa dan
Rara saya menjadi suka
dengan tumbuhan
Lampiran 2. Tabulasi Data Variabel X
NO.
RESP
MENONTON ANIMASI NUSSA DAN RARA JUM
LAH FREKUENSI DURASI
1 2 3 4 5 6 7 8
1 3 3 4 4 3 3 3 2 25
2 4 4 5 5 4 5 4 4 35
3 4 3 3 4 5 3 4 4 30
4 3 4 4 2 3 2 3 4 25
5 2 2 5 1 5 5 2 3 25
6 4 5 4 5 4 4 5 5 36
7 4 4 5 4 4 4 4 3 32
8 4 3 5 3 4 4 4 4 31
9 5 4 4 5 4 4 4 5 35
10 4 4 5 5 5 4 5 5 37
11 4 4 5 4 4 4 5 4 34
12 4 4 4 3 3 4 4 4 30
13 3 2 2 3 5 5 4 5 29
14 4 5 5 4 5 5 2 3 33
15 3 5 3 2 3 4 4 5 29
16 5 5 5 5 5 4 5 5 39
17 3 4 5 3 3 5 5 4 32
18 3 5 5 3 5 2 4 4 31
19 4 3 3 3 3 4 4 3 27
20 2 4 5 3 3 3 3 4 27
21 4 4 4 4 5 5 5 5 36
22 5 5 5 4 5 5 4 5 38
23 5 5 5 4 5 5 4 5 38
24 4 5 5 4 5 5 5 5 38
25 4 5 5 5 5 5 5 5 39
26 4 5 5 5 5 5 5 5 39
27 4 5 5 4 4 5 5 5 37
28 5 5 5 5 5 5 5 5 40
29 5 5 5 4 4 5 4 4 36
30 5 5 5 5 4 5 4 4 37
31 3 2 3 3 3 2 2 3 21
32 4 4 5 4 4 4 3 4 32
33 3 2 2 4 5 2 3 4 25
34 1 4 5 2 1 2 2 2 19
35 2 2 5 3 3 3 1 2 21
36 2 3 2 4 3 4 4 4 26
37 4 2 5 2 4 4 3 3 27
38 2 1 5 3 3 4 2 5 25
39 4 4 4 4 4 4 4 4 32
40 2 4 4 3 5 3 4 4 29
41 4 3 5 2 4 4 5 2 29
42 2 4 2 1 1 3 3 5 21
43 3 2 2 4 2 2 4 4 23
44 3 4 4 3 5 4 1 1 25
45 3 5 3 2 2 4 4 5 28
46 5 4 5 4 4 3 1 5 31
47 3 2 4 1 2 5 5 4 26
48 3 5 5 3 4 2 2 2 26
49 4 2 3 2 3 3 1 3 21
50 2 3 4 3 4 3 3 4 26
51 4 4 4 3 4 4 4 5 32
52 4 4 4 1 5 5 4 5 32
53 5 5 5 4 4 3 3 5 34
54 4 5 5 1 5 4 4 5 33
55 5 4 5 4 4 4 3 5 34
56 4 5 4 4 4 5 4 4 34
57 4 4 5 3 3 4 5 4 32
58 1 5 4 4 5 5 5 5 34
59 4 5 5 4 4 4 4 4 34
60 4 4 4 4 4 3 4 5 32
61 2 2 3 3 2 3 3 3 21
62 4 4 4 5 5 5 4 4 35
63 3 2 2 4 5 4 3 4 27
64 3 4 4 3 1 2 2 2 21
65 2 2 5 3 5 5 4 4 30
66 4 3 3 4 4 3 3 4 28
67 4 2 5 2 4 4 3 3 27
68 2 3 5 3 3 4 2 5 27
69 4 4 3 4 4 4 4 4 31
70 4 4 5 3 5 3 4 4 32
71 4 3 5 2 4 4 1 5 28
72 4 4 4 4 3 3 3 3 28
73 3 2 2 4 2 2 4 4 23
74 2 3 3 4 3 3 5 5 28
75 3 5 3 2 2 4 4 5 28
76 5 4 5 4 4 3 1 5 31
77 3 2 5 1 2 5 5 4 27
78 3 5 5 3 5 3 2 2 28
79 4 2 2 2 3 4 4 3 24
80 2 4 5 3 4 3 2 3 26
81 4 4 3 3 4 4 4 3 29
82 4 4 4 1 5 5 2 5 30
83 3 4 5 4 3 5 4 4 32
84 4 5 5 1 5 4 4 5 33
85 3 4 5 4 3 5 4 4 32
86 4 5 4 4 4 5 4 4 34
87 4 3 5 4 4 5 5 2 32
88 1 5 4 4 5 5 5 5 34
89 2 3 4 4 5 5 5 4 32
90 2 3 3 4 5 5 5 5 32
91 3 3 3 3 3 3 1 2 21
92 4 3 5 5 4 4 4 5 34
93 3 2 2 4 5 2 5 4 27
94 3 4 4 4 3 3 1 2 24
95 2 2 3 3 3 3 2 5 23
96 3 4 4 4 4 4 4 5 32
97 4 2 5 2 4 4 3 3 27
98 4 4 5 3 3 4 4 4 31
Lampiran 3. Tabulasi Data Variabel Y
N
O
PERILAKU ISLAMI JM
L AQIDAH SYARIAH AKHLAK
0
1
0
2
0
3
0
4
0
5
0
6
0
7
0
8
0
9
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1
8
1
9
2
0
2
1
2
2
2
3
2
4
2
5
2
6
2
7
2
8
2
9
3
0
3
1
3
2
3
3
3
4
3
5
3
6
3
7
3
8
3
9
4
0
4
1
4
2
4
3
4
4
4
5
4
6
4
7
4
8
1 4 3 3 4 1 1 3 1 3 1 2 2 3 3 3 2 2 2 1 1 3 4 3 2 1 1 1 1 3 4 3 4 4 2 4 4 4 4 3 1 1 2 3 3 3 4 3 3
12
3
2 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 5 4 5 5 4 2 3 4 4 5 4 5 2 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 2 5 4 4 5 4 4 4 3 5 4 3 2 4
19
1
3 5 5 5 4 2 5 4 3 4 5 2 5 3 4 3 3 4 5 1 5 2 5 2 5 3 4 3 5 1 2 2 5 4 5 1 5 1 5 3 4 4 5 1 5 3 4 3 4
17
3
4 3 3 3 2 1 2 3 1 3 3 2 4 1 3 4 1 3 3 1 4 4 4 1 4 2 3 1 3 4 3 3 3 3 3 1 4 1 4 1 4 1 4 1 3 1 1 1 3
12
1
5 3 4 3 2 2 2 2 1 2 2 2 3 3 3 3 1 3 3 3 3 4 4 2 4 2 4 2 4 4 4 3 2 3 3 4 4 2 3 4 3 2 2 3 2 3 1 1 1
13
0
6 3 3 3 5 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 1 3 3 4 2 3 4 1 4 4 5 4 5 5 2 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 1 3 3 2
16
1
7 5 4 3 2 1 2 3 4 3 3 3 3 4 5 3 1 3 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 5 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 2
16
3
8 4 3 4 3 1 1 4 2 3 3 3 3 4 3 4 2 4 3 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 3 4 2 4 4 2 2 3 2 4 2 2 2 1 3 3 2
15
7
9 4 4 4 4 4 3 3 4 5 5 5 4 4 4 5 3 4 4 2 4 4 4 5 5 1 4 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5
20
1
10 5 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 2 5 4 4 2 5 5 3 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5
19
8
11 4 4 5 4 2 2 5 4 4 5 4 4 3 5 3 1 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 2 3 4 4 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3
17
3
12 4 2 4 2 2 1 1 2 4 2 4 3 3 3 4 2 2 3 3 3 3 2 3 3 1 3 3 2 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 2 3 3
14
2
13 4 4 4 2 1 2 4 3 4 3 3 4 3 5 3 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 2 3 3 2 2 3 4 4 2 2 2 2 4 2 4 3 2 3 3
14
3
14 4 4 5 2 4 4 1 3 4 4 3 3 3 3 3 1 2 4 2 4 2 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 4 4 3 2 3 3 2 4 3 2 3 2 3 3 3 3 3
14
6
15 3 3 4 3 3 2 3 2 2 2 4 3 3 3 5 2 2 3 3 2 2 3 4 2 4 2 4 4 2 3 4 3 4 4 2 2 3 2 4 4 2 3 2 3 4 3 4 3
14
3
16 4 4 5 4 1 2 1 4 5 5 4 3 5 5 3 1 4 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 2 4 4 4 4 5 4 4 3 5 5 5 3
16
9
17 4 3 4 3 4 2 3 3 2 2 3 5 3 3 2 1 3 4 4 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 4 3 2 4 3 3 3 5
14
0
18 4 3 3 2 1 2 3 3 4 5 4 3 4 5 3 1 3 4 4 3 2 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 2 2 3 3 2 3 2 2 5 2 3 3 3 4 3 3
14
8
19 4 3 3 1 3 4 2 2 2 2 4 3 3 3 3 1 3 4 2 4 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 4 3 4 2 3 4 3 3 4 3
14
1
20 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 5 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 4 3 3 3
13
6
21 5 3 4 3 3 1 4 2 4 2 4 4 3 5 5 1 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5 4 3 4 4 4 2 4 4 4 3 4 2 5 3 3 2 4 4 4 4
17
8
22 4 5 5 3 4 4 4 3 2 5 4 4 3 3 4 2 5 3 3 4 5 5 4 4 2 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 4 3 4 4 5 2 3 3 4 4 5 5
19
0
23 4 4 5 4 3 5 4 4 4 2 4 4 5 5 5 2 5 5 3 5 3 4 5 5 3 3 3 3 4 5 5 3 5 2 3 3 5 4 4 4 5 5 4 3 3 4 4 3
18
9
24 4 5 5 5 4 2 4 3 4 2 5 5 4 5 5 2 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 4 3 5 4 4 5 5 4 4 4 4 2 4 4 5 5 5 4 3
20
2
25 5 4 5 4 4 4 4 2 4 5 4 4 5 5 5 2 5 3 4 3 4 3 4 2 4 3 4 4 5 5 4 4 4 4 4 3 5 5 5 3 4 5 5 5 3 4 3 5
19
4
26 3 4 4 4 4 5 4 5 5 5 3 5 4 4 3 2 5 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 3 5 4 3 4 3 5 3 5 3 5 5
18
9
27 5 5 5 4 2 4 5 2 4 3 3 5 4 5 4 2 4 5 3 5 5 5 3 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 4 2 4 4 4 4 4 3 2
19
8
28 4 4 5 4 4 4 4 2 5 4 5 5 4 5 5 2 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 3 4
18
7
29 5 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 2 3 3 5 5 3 3 4 4 4 3 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 5 4 3 4 3 4 4 3 4 4
18
9
30 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 2 3 3 5 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 3 4 5 5 5 3 3 3 3 3 3
19
1
31 4 3 3 4 1 1 3 1 3 1 2 2 3 3 3 2 2 2 1 1 3 4 3 2 1 1 1 1 3 4 3 4 4 2 4 4 4 4 3 1 1 2 3 3 3 4 3 3
12
3
32 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 5 4 5 5 4 2 3 4 4 5 4 5 2 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 2 5 4 4 5 4 4 4 3 5 4 3 2 4
19
1
33 5 5 5 4 2 5 4 3 4 5 2 5 3 4 3 3 4 5 1 5 2 5 2 5 3 4 3 5 1 2 2 5 4 5 1 5 1 5 3 4 4 5 1 5 3 4 3 4
17
3
34 3 3 3 2 1 2 3 1 3 3 2 4 1 3 4 1 3 3 1 4 4 4 1 4 2 3 1 3 4 3 3 3 3 3 1 4 1 4 1 4 1 4 1 3 1 1 1 3
12
1
35 3 4 3 2 2 2 2 1 2 2 2 3 3 3 3 1 3 3 3 3 4 4 2 4 2 4 2 4 4 4 3 2 3 3 4 4 2 3 4 3 2 2 3 2 3 1 1 1
13
0
36 3 3 3 5 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 1 3 3 4 2 3 4 1 4 4 5 4 5 5 2 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 1 3 3 2
16
1
37 5 4 3 2 1 2 3 4 3 3 3 3 4 5 3 1 3 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 5 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 2
16
3
38 4 3 4 3 1 1 4 2 3 3 3 3 4 3 4 2 4 3 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 3 4 2 4 4 2 2 3 2 4 2 2 2 1 3 3 2
15
7
39 4 4 4 4 4 3 3 4 5 5 5 4 4 4 5 3 4 4 2 4 4 4 5 5 1 4 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5
20
1
40 5 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 2 5 4 4 2 5 5 3 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5
19
8
41 4 4 5 4 2 2 5 4 4 5 4 4 3 5 3 1 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 2 3 4 4 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3
17
3
42 4 2 4 2 2 1 1 2 4 2 4 3 3 3 4 2 2 3 3 3 3 2 3 3 1 3 3 2 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 2 3 3
14
2
43 4 4 4 2 1 2 4 3 4 3 3 4 3 5 3 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 2 3 3 2 2 3 4 4 2 2 2 2 4 2 4 3 2 3 3
14
3
44 4 4 5 2 4 4 1 3 4 4 3 3 3 3 3 1 2 4 2 4 2 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 4 4 3 2 3 3 2 4 3 2 3 2 3 3 3 3 3
14
6
45 3 3 4 3 3 2 3 2 2 2 4 3 3 3 5 2 2 3 3 2 2 3 4 2 4 2 4 4 2 3 4 3 4 4 2 2 3 2 4 4 2 3 2 3 4 3 4 3
14
3
46 4 4 5 4 1 2 1 4 5 5 4 3 5 5 3 1 4 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 2 4 4 4 4 5 4 4 3 5 5 5 3
16
9
47 4 3 4 3 4 2 3 3 2 2 3 5 3 3 2 1 3 4 4 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 4 3 2 4 3 3 3 5
14
0
48 4 3 3 2 1 2 3 3 4 5 4 3 4 5 3 1 3 4 4 3 2 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 2 2 3 3 2 3 2 2 5 2 3 3 3 4 3 3
14
8
49 4 3 3 1 3 4 2 2 2 2 4 3 3 3 3 1 3 4 2 4 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 4 3 4 2 3 4 3 3 4 3
14
1
50 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 5 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 4 3 3 3
13
6
51 5 3 4 3 3 1 4 2 4 2 4 4 3 5 5 1 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5 4 3 4 4 4 2 4 4 4 3 4 2 5 3 3 2 4 4 4 4
17
8
52 4 5 5 3 4 4 4 3 2 5 4 4 3 3 4 2 5 3 3 4 5 5 4 4 2 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 4 3 4 4 5 2 3 3 4 4 5 5
19
0
53 4 4 5 4 3 5 4 4 4 2 4 4 5 5 5 2 5 5 3 5 3 4 5 5 3 3 3 3 4 5 5 3 5 2 3 3 5 4 4 4 5 5 4 3 3 4 4 3
18
9
54 4 5 5 5 4 2 4 3 4 2 5 5 4 5 5 2 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 4 3 5 4 4 5 5 4 4 4 4 2 4 4 5 5 5 4 3
20
2
55 5 4 5 4 4 4 4 2 4 5 4 4 5 5 5 2 5 3 4 3 4 3 4 2 4 3 4 4 5 5 4 4 4 4 4 3 5 5 5 3 4 5 5 5 3 4 3 5
19
4
56 3 4 4 4 4 5 4 5 5 5 3 5 4 4 3 2 5 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 3 5 4 3 4 3 5 3 5 3 5 5
18
9
57 5 5 5 4 2 4 5 2 4 3 3 5 4 5 4 2 4 5 3 5 5 5 3 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 4 2 4 4 4 4 4 3 2
19
8
58 4 4 5 4 4 4 4 2 5 4 5 5 4 5 5 2 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 3 4
18
7
59 5 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 2 3 3 5 5 3 3 4 4 4 3 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 5 4 3 4 3 4 4 3 4 4
18
9
60 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 2 3 3 5 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 3 4 5 5 5 3 3 3 3 3 3
19
1
61 4 3 3 4 1 1 3 1 3 1 2 2 3 3 3 2 2 2 1 1 3 4 3 2 1 1 1 1 3 4 3 4 4 2 4 4 4 4 3 1 1 2 3 3 3 4 3 3
12
3
62 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 5 4 5 5 4 2 3 4 4 5 4 5 2 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 2 5 4 4 5 4 4 4 3 5 4 3 2 4
19
1
63 5 5 5 4 2 5 4 3 4 5 2 5 3 4 3 3 4 5 1 5 2 5 2 5 3 4 3 5 1 2 2 5 4 5 1 5 1 5 3 4 4 5 1 5 3 4 3 4
17
3
64 3 3 3 2 1 2 3 1 3 3 2 4 1 3 4 1 3 3 1 4 4 4 1 4 2 3 1 3 4 3 3 3 3 3 1 4 1 4 1 4 1 4 1 3 1 1 1 3
12
1
65 3 4 3 2 2 2 2 1 2 2 2 3 3 3 3 1 3 3 3 3 4 4 2 4 2 4 2 4 4 4 3 2 3 3 4 4 2 3 4 3 2 2 3 2 3 1 1 1
13
0
66 3 3 3 5 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 1 3 3 4 2 3 4 1 4 4 5 4 5 5 2 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 1 3 3 2
16
1
67 5 4 3 2 1 2 3 4 3 3 3 3 4 5 3 1 3 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 5 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 2
16
3
68 4 3 4 3 1 1 4 2 3 3 3 3 4 3 4 2 4 3 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 3 4 2 4 4 2 2 3 2 4 2 2 2 1 3 3 2
15
7
69 4 4 4 4 4 3 3 4 5 5 5 4 4 4 5 3 4 4 2 4 4 4 5 5 1 4 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5
20
1
70 5 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 2 5 4 4 2 5 5 3 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5
19
8
71 4 4 5 4 2 2 5 4 4 5 4 4 3 5 3 1 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 2 3 4 4 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3
17
3
72 4 2 4 2 2 1 1 2 4 2 4 3 3 3 4 2 2 3 3 3 3 2 3 3 1 3 3 2 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 2 3 3
14
2
73 4 4 4 2 1 2 4 3 4 3 3 4 3 5 3 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 2 3 3 2 2 3 4 4 2 2 2 2 4 2 4 3 2 3 3
14
3
74 4 4 5 2 4 4 1 3 4 4 3 3 3 3 3 1 2 4 2 4 2 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 4 4 3 2 3 3 2 4 3 2 3 2 3 3 3 3 3
14
6
75 3 3 4 3 3 2 3 2 2 2 4 3 3 3 5 2 2 3 3 2 2 3 4 2 4 2 4 4 2 3 4 3 4 4 2 2 3 2 4 4 2 3 2 3 4 3 4 3
14
3
76 4 4 5 4 1 2 1 4 5 5 4 3 5 5 3 1 4 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 2 4 4 4 4 5 4 4 3 5 5 5 3
16
9
77 4 3 4 3 4 2 3 3 2 2 3 5 3 3 2 1 3 4 4 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 4 3 2 4 3 3 3 5
14
0
78 4 3 3 2 1 2 3 3 4 5 4 3 4 5 3 1 3 4 4 3 2 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 2 2 3 3 2 3 2 2 5 2 3 3 3 4 3 3
14
8
79 4 3 3 1 3 4 2 2 2 2 4 3 3 3 3 1 3 4 2 4 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 4 3 4 2 3 4 3 3 4 3
14
1
80 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 5 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 4 3 3 3
13
6
81 5 3 4 3 3 1 4 2 4 2 4 4 3 5 5 1 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5 4 3 4 4 4 2 4 4 4 3 4 2 5 3 3 2 4 4 4 4
17
8
82 4 5 5 3 4 4 4 3 2 5 4 4 3 3 4 2 5 3 3 4 5 5 4 4 2 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 4 3 4 4 5 2 3 3 4 4 5 5
19
0
83 4 4 5 4 3 5 4 4 4 2 4 4 5 5 5 2 5 5 3 5 3 4 5 5 3 3 3 3 4 5 5 3 5 2 3 3 5 4 4 4 5 5 4 3 3 4 4 3
18
9
84 4 5 5 5 4 2 4 3 4 2 5 5 4 5 5 2 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 4 3 5 4 4 5 5 4 4 4 4 2 4 4 5 5 5 4 3
20
2
85 5 4 5 4 4 4 4 2 4 5 4 4 5 5 5 2 5 3 4 3 4 3 4 2 4 3 4 4 5 5 4 4 4 4 4 3 5 5 5 3 4 5 5 5 3 4 3 5
19
4
86 3 4 4 4 4 5 4 5 5 5 3 5 4 4 3 2 5 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 3 5 4 3 4 3 5 3 5 3 5 5
18
9
87 5 5 5 4 2 4 5 2 4 3 3 5 4 5 4 2 4 5 3 5 5 5 3 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 4 2 4 4 4 4 4 3 2
19
8
88 4 4 5 4 4 4 4 2 5 4 5 5 4 5 5 2 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 3 4
18
7
89 5 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 2 3 3 5 5 3 3 4 4 4 3 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 5 4 3 4 3 4 4 3 4 4
18
9
90 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 2 3 3 5 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 3 4 5 5 5 3 3 3 3 3 3
19
1
91 4 3 3 4 1 1 3 1 3 1 2 2 3 3 3 2 2 2 1 1 3 4 3 2 1 1 1 1 3 4 3 4 4 2 4 4 4 4 3 1 1 2 3 3 3 4 3 3
12
3
92 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 5 4 5 5 4 2 3 4 4 5 4 5 2 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 2 5 4 4 5 4 4 4 3 5 4 3 2 4
19
1
93 5 5 5 4 2 5 4 3 4 5 2 5 3 4 3 3 4 5 1 5 2 5 2 5 3 4 3 5 1 2 2 5 4 5 1 5 1 5 3 4 4 5 1 5 3 4 3 4
17
3
94 3 3 3 2 1 2 3 1 3 3 2 4 1 3 4 1 3 3 1 4 4 4 1 4 2 3 1 3 4 3 3 3 3 3 1 4 1 4 1 4 1 4 1 3 1 1 1 3
12
1
95 3 4 3 2 2 2 2 1 2 2 2 3 3 3 3 1 3 3 3 3 4 4 2 4 2 4 2 4 4 4 3 2 3 3 4 4 2 3 4 3 2 2 3 2 3 1 1 1
13
0
96 3 3 3 5 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 1 3 3 4 2 3 4 1 4 4 5 4 5 5 2 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 1 3 3 2
16
1
97 5 4 3 2 1 2 3 4 3 3 3 3 4 5 3 1 3 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 5 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 2
16
3
98 4 3 4 3 1 1 4 2 3 3 3 3 4 3 4 2 4 3 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 3 4 2 4 4 2 2 3 2 4 2 2 2 1 3 3 2
15
7
Lampiran 4. Output Uji Validitas Variabel X
Correlations
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X_TOTAL
X1 Pearson Correlation 1 ,512** ,224 ,717** ,335 ,396* ,446* ,385* ,767**
Sig. (2-tailed) ,004 ,234 ,000 ,071 ,030 ,014 ,036 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X2 Pearson Correlation ,512** 1 ,500** ,496** ,164 ,181 ,399* ,469** ,708**
Sig. (2-tailed) ,004 ,005 ,005 ,386 ,339 ,029 ,009 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X3 Pearson Correlation ,224 ,500** 1 ,299 ,232 ,232 ,098 ,000 ,485**
Sig. (2-tailed) ,234 ,005 ,108 ,218 ,218 ,607 1,000 ,007
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X4 Pearson Correlation ,717** ,496** ,299 1 ,367* ,301 ,558** ,369* ,794**
Sig. (2-tailed) ,000 ,005 ,108 ,046 ,106 ,001 ,045 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X5 Pearson Correlation ,335 ,164 ,232 ,367* 1 ,378* ,199 ,415* ,573**
Sig. (2-tailed) ,071 ,386 ,218 ,046 ,039 ,291 ,023 ,001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X6 Pearson Correlation ,396* ,181 ,232 ,301 ,378* 1 ,262 ,315 ,579**
Sig. (2-tailed) ,030 ,339 ,218 ,106 ,039 ,162 ,090 ,001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X7 Pearson Correlation ,446* ,399* ,098 ,558** ,199 ,262 1 ,675** ,690**
Sig. (2-tailed) ,014 ,029 ,607 ,001 ,291 ,162 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X8 Pearson Correlation ,385* ,469** ,000 ,369* ,415* ,315 ,675** 1 ,679**
Sig. (2-tailed) ,036 ,009 1,000 ,045 ,023 ,090 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X_TOTAL Pearson Correlation ,767** ,708** ,485** ,794** ,573** ,579** ,690** ,679** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,007 ,000 ,001 ,001 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Lampiran 5. Output Uji Validitas Variabel Y
Lampiran 6. Output Uji Reliabilitas Variabel X
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 30 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in
the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,817 8
Lampiran 7. Output Uji Reliabilitas Variabel Y
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 30 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,937 62
Lampiran 8. Output Hasil Kategorisasi Variabel X Per
Indikator
a. Indikator Frekuensi
Frekuensi
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Rendah 3 3,1 3,1 3,1
Sedang 33 33,7 33,7 36,7
Tinggi 62 63,3 63,3 100,0
Total 98 100,0 100,0
b. Indikator Durasi
Durasi
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Rendah 10 10,2 10,2 10,2
Sedang 21 21,4 21,4 31,6
Tinggi 67 68,4 68,4 100,0
Total 98 100,0 100,0
c. Perilaku Menonton Animasi Nussa dan Rara
Perilaku_Menonton
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Rendah 1 1,0 1,0 1,0
Sedang 32 32,7 32,7 33,7
Tinggi 65 66,3 66,3 100,0
Total 98 100,0 100,0
Lampiran 9. Output Hasil Kategorisasi Variabel Y Per
Indikator
a. Indikator Aqidah
Aqidah
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Rendah 8 8,2 8,2 8,2
Sedang 43 43,9 43,9 52,0
Tinggi 47 48,0 48,0 100,0
Total 98 100,0 100,0
b. Indikator Syariah
Syariah
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Rendah 4 4,1 4,1 4,1
Sedang 39 39,8 39,8 43,9
Tinggi 55 56,1 56,1 100,0
Total 98 100,0 100,0
c. Indikator Akhlak
Akhlak
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Rendah 4 4,1 4,1 4,1
Sedang 43 43,9 43,9 48,0
Tinggi 51 52,0 52,0 100,0
Total 98 100,0 100,0
d. Perilaku Islami Anak
Perilaku_Islami
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Sedang 48 49,0 49,0 49,0
Tinggi 50 51,0 51,0 100,0
Total 98 100,0 100,0
Lampiran 10. Output Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Menonton Perilaku
Islami
N 98 98
Normal Parametersa,b Mean 29,93 165,68
Std.
Deviation
4,925 25,657
Most Extreme
Differences
Absolute ,102 ,175
Positive ,061 ,122
Negative -,102 -,175
Test Statistic ,102 ,175
Asymp. Sig. (2-tailed) ,014c ,000c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Lampiran 11. Output Uji Korelasi Rank Spearman
Correlations
Menonton Perilaku
Islami
Spearman's
rho
Menonton Correlation
Coefficient
1,000 ,766**
Sig. (2-tailed) . ,000
N 98 98
Perilaku
Islami
Correlation
Coefficient
,766** 1,000
Sig. (2-tailed) ,000 .
N 98 98
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).