hipogonadisme
DESCRIPTION
HipogonadismeTRANSCRIPT
Patofisiologi
Folitropin (FSH) san lutropin (LH dikepaskan dihipofisis anterior, dan dirangsang oleh
pelepasan pulsatil gonadoliberin (gonadotropin-releasing hormone, GnRH). Sekresi pulsatil dari
gonadotropin ini dihambat oleh prolaktin. LH mengatur pelepasan testosteron dari sel leydig di testis.
Testosterone, dengan mekanisme umpan balik negatif, menghambat pelepasan GnRH dan LH.
Pembentukan inhibin, yang menghambat pelepasan FSH, dan androgen binding protein (ABP)
ditingkatkan oleh FSH di sel Sertoli testis.
Testosterone atau dihidrotestosteron yang dibentuk dari testosterone di sel sertoli dan di
beberapa organ meningkatkan pertumbuhan penis, tubulus seminiferus, dan skrotum. Testosteron dan
FSH diperlukan dalam pembentukan dan pematangan spermatozoa. Selain itu, testosterone merangsang
aktivitas sekretorik prostat (menurunkan viskositas ejakulat) dan vesikula seminalis (campuran antara
fruktosa dan prostaglandin), serta aktivitas sekretorik kelenjar sebasea dan keringat di daerah aksila
dan genitalia. Testosteron meningkatkan ketebalan kulit, pigmentasi skrotum, dan eritropoiesis.
Testosterone juga mempengaruhi tinggi badan dan postur badan dengan meningkatkan pertumbuhan
otot dan tulang (anabolisme protein), pertumbuhan longitudinal, dan mineralisasi tulang serta
penyatuan lempeng epifisis. Testosterone merangsang pertumbuhan laring (kedalaman suara),
pertumbuhan rambut pada daerah pubis dan aksila, pada dada dan wajah (janggut); keberadaannya
penting dalam kebotakan pada laki-laki. Hormone ini juga merangsang libido dan perilaku agresif.
Akhirnya, hormone ini merangsang retensi elektrolit di ginjal, mengurangi konsentrasi lipoprotein
berdensitas tinggi (HDL) di dalam darah, dan mempengaruhi distribusi lemak.
Penurunan pelepasan androgen dapat disebabkan oleh kekurangan GnRH. Bahkan sekresi
GnRH nonpulsatil merangsang pembentukan androgen secara tidak adekuat. Keduanya dapat terjadi
pada kerusakan di hipotalamus (tumor, radiasi, perfusi yang abnormal, kelainan genetik) serta sters
psikologis dan fisik. Konsentrasi GnRH (dan analognya) yang tinggi dan menetap akan menurunkan
pelepasan gonadotropin dengan menurunkan jumlah reseptornya. Penyebab lain adalah penghambatan
pelepasan gonadotropin pulsatil oleh prolaktin serta kerusakan di hipofisis (trauma, infark, penyakit
autoimun, tumor, hiperplasia) atau di testis ( kelainan genetic, penyakit sistemik yang berat). Akhirnya,
efek androgen dapat dihambat oleh kelainan enzim pada sintesis hormon, misalnya pada defisiensi
reduktase genetic atau kelainan reseptor testosteron.
Sumber : semuanya dari color atlas Patofisiologi Silbernagl dan Lang….