hiperplasi endometrium & ket

10
Hiperplasi Endometrium Definisi Hiperplasia endometrium adalah proliferasi kelenjar dengan bentuk dan ukuran tidak teratur (ireguler) serta memiliki rasio kelenjar-stroma yang meningkat.Hiperplasia endometrium adalah kondisi abnormal berupa pertumbuhan berlebihan endometrium. Kelainan ini merepresentasikan spektrum perubahan biologis dan morfologis dari kelenjar dan stroma endometrium yang bervariasi antara proliferasi normal endometrium dan adenokarsinoma in situ. Pertumbuhannya berlebihan atau penebalan pada dinding uterus yang dapat terjadi pada semua bagian endometrium. Kelainan ini bersifat benigna ( jinak ), akan tetapi pada sejumlah kasus dapat berkembang kearah keganasan uterus atau cancer rahim. Sejumlah wanita berada pada resiko tinggi menderita hiperplasia endometrium. Endometrium merupakan lapisan paling dalam dari rahim. Lapisan ini tumbuh dan menebal setiap bulannya dalam rangka mempersiapkan diri terhadap terjadinya kehamilan, agar hasil konsepsi bisa tertanam. Jika tidak terjadi kehamilan, maka lapisan ini akan keluar saat menstruasi. Hormon yang ada di tubuh wanita: estrogen dan progesteron mengatur perubahan endometrium, dimana estrogen merangsang pertumbuhannya dan progesteron mempertahankannya. Sekitar pertengahan siklus haid, terjadi ovulasi (lepasnya sel telur dari indung telur). Jika sel telur ini tidak dibuahi (oleh

Upload: fmta

Post on 19-Jul-2016

12 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

reproduksi

TRANSCRIPT

Page 1: Hiperplasi Endometrium & KET

Hiperplasi Endometrium

Definisi

Hiperplasia endometrium adalah proliferasi kelenjar dengan bentuk dan ukuran tidak

teratur (ireguler) serta memiliki rasio kelenjar-stroma yang meningkat.Hiperplasia

endometrium adalah kondisi abnormal berupa pertumbuhan berlebihan endometrium.

Kelainan ini merepresentasikan spektrum perubahan biologis dan morfologis dari kelenjar

dan stroma endometrium yang bervariasi antara proliferasi normal endometrium dan

adenokarsinoma in situ. Pertumbuhannya berlebihan atau penebalan pada dinding uterus yang

dapat terjadi pada semua bagian endometrium. Kelainan ini bersifat benigna ( jinak ), akan

tetapi pada sejumlah kasus dapat berkembang kearah keganasan uterus atau cancer rahim.

Sejumlah wanita berada pada resiko tinggi menderita hiperplasia endometrium.

Endometrium merupakan lapisan paling dalam dari rahim. Lapisan ini tumbuh dan

menebal setiap bulannya dalam rangka mempersiapkan diri terhadap terjadinya kehamilan,

agar hasil konsepsi bisa tertanam. Jika tidak terjadi kehamilan, maka lapisan ini akan keluar

saat menstruasi.

Hormon yang ada di tubuh wanita: estrogen dan progesteron mengatur perubahan

endometrium, dimana estrogen merangsang pertumbuhannya dan progesteron

mempertahankannya. Sekitar pertengahan siklus haid, terjadi ovulasi (lepasnya sel telur dari

indung telur). Jika sel telur ini tidak dibuahi (oleh sperma), maka kadar hormon (progesteron)

akan menurun, sehingga timbullah haid/menstruasi.

Pada saat mendekati menopause, kadar hormon-hormon ini berkurang. Setelah

menopause wanita tidak lagi haid, karena produksi hormon ini sangat sedikit sekali. Untuk

mengurangi keluhan atau gejala menopause sebagian wanita memakai hormon pengganti dari

luar tubuh (terapi sulih hormon), bisa dalam bentuk kombinasi estrogen ditambah progesteron

ataupun estrogen saja. Estrogen tanpa pendamping progesteron (unoppesd estrogen) akan

menyebabkan penebalan endometrium. Pada beberapa kasus sel-sel  yang menebal ini

menjadi tidak normal yang dinamakan Hiperplasis atipik yang merupakan cikal bakal kanker

rahim.

Epidemiologi

Page 2: Hiperplasi Endometrium & KET

Hiperplasia endometrium ialah lesi yang dapat menjadi prekursor kanker

endometrium. Sementara kanker endometrium adalah keganasan ginekologi yang sering

ditemukan. Sebanyak 40.000 kasus terdiagnosis di Amerika pada tahun 2005. Hiperplasia

endometrium sering ditemukan pada wanita pascamenopause. Kelainan ini sering

dihubungkan dengan perdarahan pervaginam yang banyak atau ireguler. Meski banyak pada

pascamenopause, namun wanita pada usia berapa pun dapat berisiko jika terpapar dengan

estrogen eksogen. Kelainan ini cukup sering ditemukan pada wanita muda dengan anovulasi

kronik.

Etiologi

Hiperplasia endometrium biasa terjadi akibat rangsangan / stimulasi hormon estrogen

yang tidak diimbangi oleh progesteron. Pada masa remaja dan beberapa tahun sebelum

menopause sering terjadi siklus yang tidak berovulasi sehingga pada masa ini estrogen tidak

diimbangi oleh progesteron dan terjadilah hiperplasia. Kejadian ini juga sering terjadi pada

ovarium polikistik yang ditandai dengan kurangnya kesuburan (sulit hamil).

Klasifikasi secara Histopatologis

- Simple Hiperplasia : gambaran swiss cheese pattern.

- Complex hiperplasia

- Atopik hiperplasia

Faktor Resiko

Risiko terjadinya kelainan Hiperplasia endometrium meningkat pada wanita dengan

factor sebagai berikut:

- Usia sekitar menopause.

- Menstruasi yang tidak beraturan atau tidak ada haid sama sekali.

- Overweight.

- Diabetes.

- Polycystic ovary syndrome.

- Mengkonsumsi estrogen tanpa progesteron untuk mengganti estrogen yang sudah

tidak diproduksi lagi dan untuk mengurangi gejala dari menopause

Pemeriksaan Pada Hiperplasia Endometrium:

Page 3: Hiperplasi Endometrium & KET

- USG: Terutama yang transvaginal.

- Biopsi : pengambilan sampel endometrium, selanjutnya di periksa dengan

mikroskop (PA)

- Dilatasi dan Kuretase (D&C): leher rahim dilebarkan dengan dilatator kemudian

hiperplasianya dikuret. Hasil kuret lalau di PA-kan.

- Hysteroscopy: memasukkan kamera (endoskopi) kedalam rahim lewat vagina.

Dilakukan juga pengambilan sampel untuk di PA-kan

Pengobatan

Pada kebanyakan kasus hiperplasisa dapat diobati dengan obat2an yaitu dengan

memakai progesteron. Progesteron menipiskan/menghilangkan penebalan serta mencegahnya

tidak menebal lagi. Namun pemakain progesteron ini menimbulkan bercak (spotting).

Setelah mengkonsumsi progeteron dalam waktu tertentu, dilakukan evaluasi kembali

endometriumnya dengan cara di biopsi atau metode sampling lainnya. Jika tidak ada

perbaikan, dilakukan dapat diberikan obat lagi. Histerektomi atau pengangkatan rahim

dilakukan jika anak sudah cukup atau hiperplasia nya jenis atipik. Namun jika masih ingin

punya anak maka masih ada pilihan dilakukan terapi hormonal.

Hal – hal yang dapat mengurangi risiko terjadinya hiperplasia endometrium:

- Terapi sulih hormon yang seimbang (estrogen plus progesteron).

- Jika haid tidak teratur (tidak tiap bulan ada), dapat diberikan progesteron agar

tidak terjadi penebalan endometrium. Pil KB yang mengandung kombinasi

estrogen-progesteron dapat memncegah hiperplasia pada wanita dengan haid yang

tidak teratur.

- Jika overweight, kurangi BB.

Page 4: Hiperplasi Endometrium & KET

Kehamilan EktopikDefinisi

Pada kehamilan normal, telur yang

sudah dibuahi akan melalui tuba falopi

(saluran tuba) menuju ke uterus

(rahim). Telur tersebut akan

berimplantasi (melekat) pada rahim dan

mulai tumbuh menjadi janin. Pada

kehamilan ektopik, telur yang sudah

dibuahi berimplantasi dan tumbuh di

tempat yang tidak semestinya.

Kehamilan ektopik paling sering terjadi

di daerah tuba falopi (98%), meskipun

begitu kehamilan ektopik juga dapat terjadi di ovarium (indung telur), rongga abdomen

(perut), atau serviks (leher rahim).

Kehamilan ektopik terjadi pada 1 dari 50 kehamilan. Hal yang menyebabkan besarnya angka

kematian ibu akibat kehamilan ektopik adalah kurangnya deteksi dini dan pengobatan setelah

diketahui mengalami kehamilan ektopik. Kehamilan ektopik merupakan salah satu penyebab

terbesar kematian ibu pada triwulan pertama dari kehamilan. Resiko kehamilan ektopik

sangat besar karena kehamilan ini tidak bisa menjadi normal. Bila telur tersebut tetap tumbuh

dan besar di saluran tuba maka suatu saat tuba tersebut akan pecah dan dapat menyebabkan

perdarahan yang sangat hebat dan mematikan. Apabila seseorang mengalami kehamilan

ektopik maka kehamilan tersebut harus cepat diakhiri karena besarnya risiko yang

ditanggungnya.

Penyebab

Ada berbagai macam faktor yang dapat menyebabkan kehamilan ektopik. Namun perlu

diingat bahwa kehamilan ektopik dapat terjadi pada wanita tanpa faktor risiko. Faktor risiko

kehamilan ektopik adalah :

1. Riwayat kehamilan ektopik sebelumnya

Page 5: Hiperplasi Endometrium & KET

Risiko paling besar untuk kehamilan ektopik. Angka kekambuhan sebesar 15% setelah

kehamilan ektopik pertama dan meningkat sebanyak 30% setelah kehamilan ektopik kedua.

2. Penggunaan kontrasepsi spiral dan pil progesteron

Kehamilan ektopik meningkat apabila ketika hamil, masih menggunakan kontrasepsi spiral (3

– 4%). Pil yang mengandung hormon progesteron juga meningkatkan kehamilan ektopik

karena pil progesteron dapat mengganggu pergerakan sel rambut silia di saluran tuba yang

membawa sel telur yang sudah dibuahi untuk berimplantasi ke dalam rahim

3. Kerusakan dari saluran tuba

Telur yang sudah dibuahi mengalami kesulitan melalui saluran tersebut sehingga

menyebabkan telur melekat dan tumbuh di dalam saluran tuba.

Beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan gangguan saluran tuba diantaranya adalah :

- Merokok : kehamilan ektopik meningkat sebesar 1,6 – 3,5 kali dibandingkan

wanita yang tidak merokok. Hal ini disebabkan karena merokok menyebabkan

penundaan masa ovulasi (keluarnya telur dari indung telur), gangguan pergerakan

sel rambut silia di saluran tuba, dan penurunan kekebalan tubuh

- Penyakit Radang Panggul : menyebabkan perlekatan di dalam saluran tuba,

gangguan pergerakan sel rambut silia yang dapat terjadi karena infeksi kuman

TBC, klamidia, gonorea Endometriosis : dapat menyebabkan jaringan parut di

sekitar saluran tuba

- Tindakan medis : seperti operasi saluran tuba atau operasi daerah panggul,

pengobatan infertilitas seperti bayi tabung --> menyebabkan parut pada rahim dan

saluran tuba.

Tanda dan Gejala

Pada minggu-minggu awal, kehamilan ektopik memiliki tanda-tanda seperti kehamilan pada

umumnya, yaitu terlambat haid, mual dan muntah, mudah lelah, dan perabaan keras pada

payudara.

Tanda-tanda yang harus diperhatikan pada kehamilan ektopik adalah :

- Nyeri hebat pada perut bagian bawah, nyeri tersebut dapat terasa tajam awalnya

kemudian perlahan lahan menyebar ke seluruh perut. Nyeri bertambah hebat bila

bergerak

- Perdarahan vagina (bervariasi, dapat berupa bercak atau banyak seperti

menstruasi)

Page 6: Hiperplasi Endometrium & KET

- Khas gejala KET : nyeri tiba – tiba disertai syok / pingsan.

- Dikatakan KE Terganggu jika sampai terjadi ruptur dan perdarahan.

-

Pemeriksaan penunjang

- Pemeriksaan panggul untuk mengkonfirmasi ukuran rahim dalam masa kehamilan

dan merasakan perut yang keras.

- Pemeriksaan darah untuk mengecek hormon ß-hCG. Pemeriksaan ini diulangi 2

hari kemudian. Pada kehamilan muda, level hormon ini meningkat sebanyak 2

kali setiap 2 hari. Kadar hormon yang rendah menunjukkan adanya suatu masalah

seperti kehamilan ektopik.

- Pemeriksaan ultrosonografi (USG). Pemeriksaan ini dapat menggambarkan isi

dari rahim seorang wanita. Pemeriksaan USG dapat melihat dimana lokasi

kehamilan seseorang, baik di rahim, saluran tuba, indung telur, maupun di tempat

lain

Tatalaksana

Karena kehamilan ektopik dapat mengancam nyawa, maka deteksi dini dan pengakhiran

kehamilan adalah tatalaksana yang disarankan. Pengakhiran kehamilan dapat dilakukan

melalui :

1. Obat-obatan

Dapat diberikan apabila kehamilan ektopik diketahui sejak dini. Obat yang digunakan adalah

methotrexate (obat anti kanker)

2. Operasi

Untuk kehamilan yang sudah berusia lebih dari beberapa minggu, operasi adalah tindakan

yang lebih aman dan memiliki angka keberhasilan lebih besar daripada obat-obatan. Apabila

memungkinkan, akan dilakukan operasi laparaskopi

Prognosis

Seseorang yang mengalami kehamilan ektopik bukan berarti tidak dapat mengalami

kehamilan normal namun berarti seseorang memiliki kemungkinan untuk mengalami

kehamilan ektopik lagi di masa depan.

Apabila saluran tuba ruptur (pecah) akibat kehamilan ektopik dan diangkat melalui operasi,

seorang wanita akan tetap menghasilkan ovum (sel telur) melalui saluran tuba sebelahnya

namun kemungkinan hamil berkurang sebesar 50 %. Apabila salah satu saluran tuba

terganggu (contoh karena perlekatan) maka terdapat kemungkinan saluran tuba yang di

Page 7: Hiperplasi Endometrium & KET

sebelahnya mengalami gangguan juga. Hal ini dapat menurunkan angka kehamilan

berikutnya dan meningkatkan angka kehamilan ektopik selanjutnya.