hiperemisis gravidarum 1
TRANSCRIPT
-
8/19/2019 HIPEREMISIS GRAVIDARUM 1
1/3
B A B I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Mual dan muntah (Morning Sickness, Emesis Gravidarum) pada kehamilan
merupakan hal yang sering terjadi. Hingga 80 % dari semua wanita hamil mengalami
keluhan mual dan muntah selama kehamilan mereka. (1,2,3)
Serangan awal mual dan muntah selama kehamilan yang biasa terjadi adalah antara
4 dan 8 minggu kehamilan dan terus berlanjut hingga 14-16 minggu kehamilan. Sebagian
besar wanita hamil mengalami gangguan kenyamanan disebabkan mual dan muntah. Mual
dan muntah selama kehamilan mempunyai dampak merugikan pada kehidupan keluarga,
sosial dan profesi wanita. Dilaporkan hilangnya 8,6 juta jam kerja karyawan dan 6,8 juta
jam kerja pada pekerjaan rumah tangga akibat masalah mual dan muntah selama
kehamilan. Verberg tahun 2002 menyebutkan bahwa mual dan muntah yang berat
merupakan penyebab utama ketiga untuk perawatan inap selama kehamilan. (1,2,4)
Mual dan muntah terus menerus melewati trimester pertama dan terus berlanjut
sampai ke trimester kedua atau ketiga hendaknya menimbulkan kecurigaan akan adanya
ulkus peptikum aktif yang disebabkan oleh Helicobacter pylori. (5)
Mual dan muntah terus menerus pada trimester pertama yang disebabkan infeksi H.
pylori bila tidak diterapi akan berlanjut menjadi Hiperemesis Gravidarum (HG).
Hiperemesis gravidarum yang disebabkan oleh infeksi H. pylori yang berkepanjangan bila
tetap tidak mendapatkan penanganan yang adekuat maka gejala-gejala akan tetap bertahan
selama hamil dan akan berlanjut menjadi ulkus peptikum. Verberg melaporkan bahwa
sebelum diberikannya pengobatan dan masuknya cairan Intra Vena, kematian akibat
hiperemesis gravidarum adalah 159 kematian per sejuta kelahiran di Inggris. (2)
Hiperemesis gravidarum adalah salah satu masalah obstetri yang tidak jarang
ditemukan, walaupun beberapa teori telah diajukan untuk menjelaskan penyebab
hiperemesis gravidarum ini, penyebab sebenarnya tetap belum jelas. Infeksi H. pylori
dianggap sebagai salah satu penyebab hiperemesis gravidarum. Adanya hubungan antara
H. pylori seropositif dengan hiperemesis gravidarum telah dibuktikan secara meyakinkan
oleh beberapa kelompok peneliti. Kazerooni di Iran tahun 2001 menemukan infeksi H.
pylori seropositif terdeteksi pada 44 pasien (82 %) dari 54 pasien dengan hiperemesis
gravidarum dan 29 pasien (55 %) dari 53 wanita hamil asimptomatik. Prevalensi lebih
tinggi secara signifikan (p < 0,01) pada wanita dengan hiperemesis gravidarum daripada
Universitas Sumatera Utara
-
8/19/2019 HIPEREMISIS GRAVIDARUM 1
2/3
wanita dalam kelompok kontrol. Penelitian ini menyimpulkan infeksi H. pylori sebagai
salah satu penyebab hiperemesis gravidarum. (4)
Penelitian oleh Asih dkk di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, RS Fatmawati,
RSPAD Gatot Subroto Jakarta dan RSUD Tangerang yang berlangsung dari Agustus 2006-
Oktober 2007 didapatkan prevalensi infeksi H. pylori sebanyak 67,3 % pada kasus
hiperemesis gravidarum dan 34,5 % pada kasus kontrol. Walaupun prevalensi H. pylori
yang didapat tidak sebesar hasil yang diteliti oleh Frigo tahun 1998 yang mendapat hasil
prevalensi seropositif 90,5 % atau Kocak tahun 1999 mendapat angka 91,5 % namun tetap
didapatkan hubungan yang bermakna antara infeksi H. pylori pada wanita hamil yang
mengalami hiperemesis gravidarum. (6,7,8)
Dengan berkembangnya tes Antibodi serum spesifik terhadap H. pylori
memungkinkan dilakukan pemeriksaan terhadap infeksi H. pylori pada saat kehamilan.
Antibodi ini bisa terdeteksi dalam serum atau sampel darah yang dengan mudah diperoleh.
Keberadaan antibodi IgG terhadap H. pylori bisa dideteksi dengan menggunakan pengujian
biokimia. Dengan tersedianya tes ini, harga yang murah dan non invasif, dimungkinkan
mendeteksi infeksi H. pylori pada wanita hamil dan bayi baru lahir. (4,9)
Penelitian ini dilakukan karena di Indonesia masih jarang ada penelitian untuk
mengetahui infeksi H. pylori dengan hiperemesis gravidarum. Dimana untuk wilayah
Sumatera Utara sendiri belum ada penelitian yang dilakukan untuk mengetahui infeksi H.
pylori yang dapat menimbulkan hiperemesis gravidarum. Penelitian ini dilakukan untuk
mendeteksi infeksi H. pylori pada hiperemesis gravidarum dengan menggunakan
pemeriksaan Anti-Helicobacter pylori Ig G Antibodi pada RSUP. H. Adam Malik Medan,
RS. Tembakau Deli, RS. Haji Medan, RS. Sundari dan Rumkit KESDAM I BB.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah
penelitian sebagai berikut : Apakah infeksi H. pylori terkait dengan hiperemesis
gravidarum ?
Universitas Sumatera Utara
-
8/19/2019 HIPEREMISIS GRAVIDARUM 1
3/3
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Mendeteksi infeksi H. pylori pada hiperemesis gravidarum dan hamil normal
dengan menggunakan pemeriksaan serologi Anti-Helicobacter pylori Ig G
Antibodi.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mendeteksi sejauh mana infeksi H. pylori pada hiperemesis gravidarum
dengan melakukan pemeriksaan serologi Anti-Helicobacter pylori Ig G Antibodi.
2.
Untuk mengetahui prevalensi infeksi H. pylori.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pemahaman terhadap
hiperemesis gravidarum.
2. Pemeriksaan serologi Anti-Helicobacter pylori Ig G Antibodi dapat dilakukan pada
saat kehamilan.
3.
Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan acuan bagi penelitian selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara