handout pendidikan kepramukaan dr. tamsik udin, …

51
HANDOUT PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DR. TAMSIK UDIN, M.PD PGMI- FITK-IAIN SYEKH NURJATI CIREBON 2016 M/1437 H

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

39 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: HANDOUT PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DR. TAMSIK UDIN, …

HANDOUT PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN

DR. TAMSIK UDIN, M.PD PGMI- FITK-IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

2016 M/1437 H

Page 2: HANDOUT PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DR. TAMSIK UDIN, …

PERTEMUAN II

Tri Satya & Dasa Dharma Pramuka

Tri Satya

Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh :

1. Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan

menjalankan pancasila.

2. Menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat

3. Menepati Dasa Dharma

Dasa Dharma Pramuka

Pramuka itu :

1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia

3. Patriot yang sopan dan kesatria

4. Patuh dan suka bermusyawarah

5. Rela Menolong dan tabah

6. Rajin, terampil dan gembira

7. Hemat, cermat, dan bersahaja

8. Disiplin Berani dan setia

9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya

10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan

PERTEMUAN III

Sejarah Gerakan Pramuka di Dunia

Sejarah Gerakan Pramuka Indonesia adalah rangkuman mengenai sejarah dimana berdirinya

gerakan pramuka yang dimulai dari sejak masa saat Indonesia dijajah Belanda sehingga bernama

"Hindia-Belanda". Yang berisi :

1 Masa Hindia Belanda

2 Masa Bala Tentara Dai Nippon

3 Masa Republik Indonesia

4 Kelahiran Gerakan Pramuka

o 4.1 Sejarah Pramuka Indonesia

o 4.2 Kelahiran Gerakan Pramuka

o 4.3 Gerakan Pramuka Diperkenalkan

5 Pranala luar

1

Page 3: HANDOUT PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DR. TAMSIK UDIN, …

2

Masa Hindia Belanda

Kenyataan sejarah menunjukkan bahwa pemuda Indonesia mempunyai "saham" besar dalam

pergerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia serta ada dan berkembangnya pendidikan

kepanduan nasional Indonesia. Dalam perkembangan pendidikan kepanduan itu tampak adanya

dorongan dan semangat untuk bersatu, namun terdapat gejala adanya berorganisasi yang

Bhinneka.

Organisasi kepanduan di Indonesia dimulai oleh adanya cabang "Nederlandsche Padvinders

Organisatie" (NPO) pada tahun 1912, yang pada saat pecahnya Perang Dunia I memiliki kwartir

besar sendiri serta kemudian berganti nama menjadi "Nederlands-Indische Padvinders

Vereeniging" (NIPV) pada tahun 1916.

Organisasi Kepanduan yang diprakarsai oleh bangsa Indonesia adalah Javaansche Padvinders

Organisatie; berdiri atas prakarsa S.P. Mangkunegara VII pada tahun 1916.

Kenyataan bahwa kepanduan itu senapas dengan pergerakan nasional, seperti tersebut di atas

dapat diperhatikan pada adanya "Padvinder Muhammadiyah" yang pada 1920 berganti nama

menjadi "Hizbul Wathan" (HW); "Nationale Padvinderij" yang didirikan oleh Budi Utomo;

Syarikat Islam mendirikan "Syarikat Islam Afdeling Padvinderij" yang kemudian diganti

menjadi "Syarikat Islam Afdeling Pandu" dan lebih dikenal dengan SIAP, Nationale

Islamietische Padvinderij (NATIPIJ) didirikan oleh Jong Islamieten Bond (JIB) dan Indonesisch

Nationale Padvinders Organisatie (INPO) didirikan oleh Pemuda Indonesia.

Hasrat bersatu bagi organisasi kepanduan Indonesia waktu itu tampak mulai dengan

terbentuknya PAPI yaitu "Persaudaraan Antara Pandu Indonesia" merupakan federasi dari Pandu

Kebangsaan, INPO, SIAP, NATIPIJ dan PPS pada tanggal 23 Mei 1928.

Federasi ini tidak dapat bertahan lama, karena niat adanya fusi, akibatnya pada 1930 berdirilah

Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI) yang dirintis oleh tokoh dari Jong Java Padvinders/Pandu

Kebangsaan (JJP/PK), INPO dan PPS (JJP-Jong Java Padvinderij); PK-Pandu Kebangsaan).

PAPI kemudian berkembang menjadi Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI)

pada bulan April 1938.

Antara tahun 1928-1935 bermuncullah gerakan kepanduan Indonesia baik yang bernapas utama

kebangsaan maupun bernapas agama. kepanduan yang bernapas kebangsaan dapat dicatat Pandu

Indonesia (PI), Padvinders Organisatie Pasundan (POP), Pandu Kesultanan (PK), Sinar Pandu

Kita (SPK) dan Kepanduan Rakyat Indonesia (KRI). Sedangkan yang bernapas agama Pandu

Ansor, Al Wathoni, Hizbul Wathan, Kepanduan Islam Indonesia (KII), Islamitische Padvinders

Organisatie (IPO), Tri Darma (Kristen), Kepanduan Azas Katolik Indonesia (KAKI), Kepanduan

Masehi Indonesia (KMI).

Page 4: HANDOUT PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DR. TAMSIK UDIN, …

3

Sebagai upaya untuk menggalang kesatuan dan persatuan, Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan

Indonesia BPPKI merencanakan "All Indonesian Jamboree". Rencana ini mengalami beberapa

perubahan baik dalam waktu pelaksanaan maupun nama kegiatan, yang kemudian disepakati

diganti dengan "Perkemahan Kepanduan Indonesia Oemoem" disingkat PERKINO dan

dilaksanakan pada tanggal 19-23 Juli 1941 di Yogyakarta.

Masa Bala Tentara Dai Nippon

"Dai Nippon" ! Itulah nama yang dipakai untuk menyebut Jepang pada waktu itu. Pada masa

Perang Dunia II, bala tentara Jepang mengadakan penyerangan dan Belanda meninggalkan

Indonesia. Partai dan organisasi rakyat Indonesia, termasuk gerakan kepanduan, dilarang berdiri.

Namun upaya menyelenggarakan PERKINO II tetap dilakukan. Bukan hanya itu, semangat

kepanduan tetap menyala di dada para anggotanya.Karena Pramuka merupakan suatu organisai

yang menjungjung tinggi nilai persatuan.Oleh karena itulah bangsa jepang tidak mengijinkan

Pramuka tetap lahir di bumi pertiwi.

Masa Republik Indonesia

Sebulan sesudah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, beberapa tokoh kepanduan

berkumpul di Yogyakarta dan bersepakat untuk membentuk Panitia Kesatuan Kepanduan

Indonesia sebagai suatu panitia kerja, menunjukkan pembentukan satu wadah organisasi

kepanduan untuk seluruh bangsa Indonesia dan segera mengadakan Konggres Kesatuan

Kepanduan Indonesia.

Kongres yang dimaksud, dilaksanakan pada tanggal 27-29 Desember 1945 di Surakarta dengan

hasil terbentuknya Pandu Rakyat Indonesia. Perkumpulan ini didukung oleh segenap pimpinan

dan tokoh serta dikuatkan dengan "Janji Ikatan Sakti", lalu pemerintah RI mengakui sebagai

satu-satunya organisasi kepanduan yang ditetapkan dengan keputusan Menteri Pendidikan,

Pengajaran dan Kebudayaan No.93/Bag. A, tertanggal 1 Februari 1947.

Tahun-tahun sulit dihadapi oleh Pandu Rakyat Indonesia karena serbuan Belanda. Bahkan pada

peringatan kemerdekaan 17 Agustus 1948 waktu diadakan api unggun di halaman gedung

Pegangsaan Timur 56, Jakarta, senjata Belanda mengancam dan memaksa Soeprapto menghadap

Tuhan, gugur sebagai Pandu, sebagai patriot yang membuktikan cintanya pada negara, tanah air

dan bangsanya. Di daerah yang diduduki Belanda, Pandu Rakyat dilarang berdiri,. Keadaan ini

mendorong berdirinya perkumpulan lain seperti Kepanduan Putera Indonesia (KPI), Pandu

Puteri Indonesia (PPI), Kepanduan Indonesia Muda (KIM).

Masa perjuangan bersenjata untuk mempertahankan negeri tercinta merupakan pengabdian juga

bagi para anggota pergerakan kepanduan di Indonesia, kemudian berakhirlah periode perjuangan

bersenjata untuk menegakkan dan mempertahakan kemerdekaan itu, pada waktu inilah Pandu

Rakyat Indonesia mengadakan Kongres II di Yogyakarta pada tanggal 20-22 Januari 1950.

Page 5: HANDOUT PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DR. TAMSIK UDIN, …

4

Kongres ini antara lain memutuskan untuk menerima konsepsi baru, yaitu memberi kesempatan

kepada golongan khusus untuk menghidupakan kembali bekas organisasinya masing-masing dan

terbukalah suatu kesempatan bahwa Pandu Rakyat Indonesia bukan lagi satu-satunya organisasi

kepanduan di Indonesia dengan keputusan Menteri PP dan K nomor 2344/Kab. tertanggal 6

September 1951 dicabutlah pengakuan pemerintah bahwa Pandu Rakyat Indonesia merupakan

satu-satunya wadah kepanduan di Indonesia, jadi keputusan nomor 93/Bag. A tertanggal 1

Februari 1947 itu berakhir sudah.

Mungkin agak aneh juga kalau direnungi, sebab sepuluh hari sesudah keputusan Menteri No.

2334/Kab. itu keluar, maka wakil-wakil organi-sasi kepanduan menga-dakan konfersensi di Ja-

karta. Pada saat inilah tepatnya tanggal 16 September 1951 diputuskan berdirinya Ikatan Pandu

Indonesia (IPINDO) sebagai suatu federasi.

Pada 1953 Ipindo berhasil menjadi anggota kepanduan sedunia

Ipindo merupakan federasi bagi organisasi kepanduan putera, sedangkan bagi organisasi puteri

terdapat dua federasi yaitu PKPI (Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia) dan POPPINDO

(Persatuan Organisasi Pandu Puteri Indonesia). Kedua federasi ini pernah bersama-sama

menyambut singgahnya Lady Baden-Powell ke Indonesia, dalam perjalanan ke Australia.

Dalam peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke-10 Ipindo menyelenggarakan

Jambore Nasional, bertempat di Ragunan, Pasar Minggu pada tanggal 10-20 Agustus 1955,

Jakarta.

Ipindo sebagai wadah pelaksana kegiatan kepanduan merasa perlu menyelenggarakan seminar

agar dapat gambaran upaya untuk menjamin kemurnian dan kelestarian hidup kepanduan.

Seminar ini diadakan di Tugu, Bogor pada bulan Januari 1957.

Seminar Tugu ini meng-hasilkan suatu rumusan yang diharapkan dapat dijadikan acuan bagi

setiap gerakan kepanduan di Indonesia. Dengan demikian diharapkan ke-pramukaan yang ada

dapat dipersatukan. Setahun kemudian pada bulan Novem-ber 1958, Pemerintah RI, dalam hal

ini Departemen PP dan K mengadakan seminar di Ciloto, Bogor, Jawa Barat, dengan topik

"Penasionalan Kepanduan".

Kalau Jambore untuk putera dilaksanakan di Ragunan Pasar Minggu-Jakarta, maka PKPI

menyelenggarakan perkemahan besar untuk puteri yang disebut Desa Semanggi bertempat di

Ciputat. Desa Semanggi itu terlaksana pada tahun 1959. Pada tahun ini juga Ipindo mengirimkan

kontingennya ke Jambore Dunia di MT. Makiling Filipina.

Nah, masa-masa kemudian adalah masa menjelang lahirnya Gerakan Pramuka.

Page 6: HANDOUT PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DR. TAMSIK UDIN, …

5

PERTEMUAN III

Sejarah Gerakan Pramuka di indonesia

Gerakan Pramuka lahir pada tahun 1961, jadi kalau akan menyimak latar belakang lahirnya

Gerakan Pramuka, orang perlu mengkaji keadaan, kejadian dan peristiwa pada sekitar tahun

1960.

Dari ungkapan yang telah dipaparkan di depan kita lihat bahwa jumlah perkumpulan kepanduan

di Indonesia waktu itu sangat banyak. Jumlah itu tidak sepandan dengan jumlah seluruh anggota

perkumpulan itu.

Peraturan yang timbul pada masa perintisan ini adalah Ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1960,

tanggal 3 Desember 1960 tentang rencana pembangunan Nasional Semesta Berencana. Dalam

ketetapan ini dapat ditemukan Pasal 330. C. yang menyatakan bahwa dasar pendidikan di bidang

kepanduan adalah Pancasila. Seterusnya penertiban tentang kepanduan (Pasal 741) dan

pendidikan kepanduan supaya diintensifkan dan menyetujui rencana Pemerintah untuk

mendirikan Pramuka (Pasal 349 Ayat 30). Kemudian kepanduan supaya dibebaskan dari sisa-sisa

Lord Baden Powell (Lampiran C Ayat 8).

Ketetapan itu memberi kewajiban agar Pemerintah melaksanakannya. Karena itulah

Pesiden/Mandataris MPRS pada 9 Maret 1961 mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin

gerakan kepanduan Indonesia, bertempat di Istana Negara. Hari Kamis malam itulah Presiden

mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus diperbaharui, metode dan aktivitas

pendidikan harus diganti, seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu yang

disebut Pramuka. Presiden juga menunjuk panitia yang terdiri atas Sri Sultan Hamengku

Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri Pertanian Dr.A. Azis Saleh dan Menteri

Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi. Panitia ini tentulah perlu

sesuatu pengesahan. Dan kemudian terbitlah Keputusan Presiden RI No.112 Tahun 1961 tanggal

5 April 1961, tentang Panitia Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka dengan

susunan keanggotaan seperti yang disebut oleh Presiden pada tanggal 9 Maret 1961.

Ada perbedaan sebutan atau tugas panitia antara pidato Presiden dengan Keputusan Presiden itu.

Masih dalam bulan April itu juga, keluarlah Keputusan Presiden RI Nomor 121 Tahun 1961

tanggal 11 April 1961 tentang Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka. Anggota Panitia ini

terdiri atas Sri Sultan (Hamengku Buwono IX), Prof. Prijono, Dr. A. Azis Saleh, Achmadi dan

Muljadi Djojo Martono (Menteri Sosial).

Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai Lampiran

Page 7: HANDOUT PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DR. TAMSIK UDIN, …

6

Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan

Pramuka.

Kelahiran Gerakan Pramuka

Gerakan Pramuka ditandai dengan serangkaian peristiwa yang saling berkaitan yaitu :

1. Pidato Presiden/Mandataris MPRS dihadapan para tokoh dan pimpinan yang mewakili

organisasi kepanduan yang terdapat di Indonesia pada tanggal 9 Maret 1961 di Istana

Negara. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI TUNAS GERAKAN

PRAMUKA 2. Diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961,

tentang Gerakan Pramuka yang menetapkan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya

organisasi kepanduan yang ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepanduan

bagi anak-anak dan pemuda Indonesia, serta mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan

Pramuka yang dijadikan pedoman, petunjuk dan pegangan bagi para pengelola Gerakan

Pramuka dalam menjalankan tugasnya. Tanggal 20 Mei adalah; Hari Kebangkitan

Nasional, namun bagi Gerakan Pramuka memiliki arti khusus dan merupakan tonggak

sejarah untuk pendidikan di lingkungan ke tiga. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai

HARI PERMULAAN TAHUN KERJA.

3. Pernyataan para wakil organisasi kepanduan di Indonesia yang dengan ikhlas meleburkan

diri ke dalam organisasi Gerakan Pramuka, dilakukan di Istana Olahraga Senayan pada

tanggal 30 Juli 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI IKRAR

GERAKAN PRAMUKA. 4. Pelantikan Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara, diikuti defile Pramuka

untuk diperkenalkan kepada masyarakat yang didahului dengan penganugerahan Panji-

Panji Gerakan Pramuka, dan kesemuanya ini terjadi pada tanggal pada tanggal 14

Agustus 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PRAMUKA.

Gerakan Pramuka Diperkenalkan

Pidato Presiden pada tanggal 9 Maret 1961 juga menggariskan agar pada peringatan Proklamasi

Kemerdekaan RI Gerakan Pramuka telah ada dan dikenal oleh masyarakat. Oleh karena itu

Keppres RI No.238 Tahun 1961 perlu ada pendukungnya yaitu pengurus dan anggotanya.

Menurut Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, pimpinan perkumpulan ini dipegang oleh Majelis

Pimpinan Nasional (MAPINAS) yang di dalamnya terdapat Kwartir Nasional Gerakan Pramuka

dan Kwartir Nasional Harian.

Badan Pimpinan Pusat ini secara simbolis disusun dengan mengambil angka keramat 17-8-’45,

yaitu terdiri atas Mapinas beranggotakan 45 orang di antaranya duduk dalam Kwarnas 17 orang

dan dalam Kwarnasri 8 orang.

Page 8: HANDOUT PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DR. TAMSIK UDIN, …

7

Namun dalam realisasinya seperti tersebut dalam Keppres RI No.447 Tahun 1961, tanggal 14

Agustus 1961 jumlah anggota Mapinas menjadi 70 orang dengan rincian dari 70 anggota itu 17

orang di antaranya sebagai anggota Kwarnas dan 8 orang di antara anggota Kwarnas ini menjadi

anggota Kwarnari.

Mapinas diketuai oleh Dr. Ir. Soekarno, Presiden RI dengan Wakil Ketua I, Sri Sultan Hamengku

Buwono IX dan Wakil Ketua II Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh.

Sementara itu dalam Kwarnas, Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjabat Ketua dan Brigjen

TNI Dr.A. Aziz Saleh sebagai Wakil Ketua merangkap Ketua Kwarnari.

Gerakan Pramuka secara resmi diperkenalkan kepada seluruh rakyat Indonesia pada tanggal 14

Agustus 1961 bukan saja di Ibukota Jakarta, tapi juga di tempat yang penting di Indonesia. Di

Jakarta sekitar 10.000 anggota Gerakan Pramuka mengadakan Apel Besar yang diikuti dengan

pawai pembangunan dan defile di depan Presiden dan berkeliling Jakarta.

Sebelum kegiatan pawai/defile, Presiden melantik anggota Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari, di

Istana negara, dan menyampaikan anugerah tanda penghargaan dan kehormatan berupa Panji

Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia (Keppres No.448 Tahun 1961) yang diterimakan kepada

Ketua Kwartir Nasional, Sri Sultan Hamengku Buwono IX sesaat sebelum pawai/defile dimulai.

Peristiwa perkenalan tanggal 14 Agustus 1961 ini kemudian dilakukan sebagai HARI

PRAMUKA yang setiap tahun diperingati oleh seluruh jajaran dan anggota Gerakan Pramuka.

PERTEMUAN IV

Dasar , Tujuan dan Fungsi Gerakan Pramuka

A Dasar

1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka.

2) Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238 tahun 1961 Tentang Gerakan Pramuka.

3) Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 118 tahun 1961 Tentang Penganugerahan Pandji

kepada Gerakan Pendidikan Kepanduan Pradja Muda Karana.

4) Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2009 Tentang Pengesahan Anggaran

Dasar Gerakan Pramuka.

5) Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 203 tahun 2009 Tentang Anggaran

Rumah Tangga Gerakan Pramuka.

Page 9: HANDOUT PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DR. TAMSIK UDIN, …

8

Landasan Hukum Gerakan Pramuka merupakan landasan Gerak setiap aktifitas dalam

menjalankan tatalaksana organisasi dan manajemen di Gerakan Pramuka yang harus dituangkan

dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.

1) Faktor – faktor penyusunan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka

(Kepres RI No. 24 Tahun 2009 dan SK Kwarnas 203 Tahun 2009) ialah :

a) Jiwa ksatria yang patriotik dan semangat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang adil dan

makmur material maupun spiritual, dan beradab.

b) Kesadaran bertanggungjawab atas kelestarian Negara Kesatuan Republik Indonesia yang

berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

c) Upaya pendidikan bagi kaum muda melalui kepramukaan dengan sasaran meningkatkan sumber

daya kaum muda dalam mewujudkan masyarakat madani dan melestarikan keutuhan :

Negara Kesatuan Republik Indonesia

Ideologi Pancasila

Kehidupan rakyat yang rukun dan damai

Lingkungan hidup di bumi nusantara

2) Fungsi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka, sebagai :

a) Landasan hukum dalam pengambilan kebijakan Gerakan Pramuka.

b) Pedoman dan petunjuk pelaksanaan kegiatan kepramukaan.

B. TUJUAN KEGIATAN PRAMUKA

Gerakan Pramuka bertujuan untuk membentuk setiap pramuka:

1) memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum,

disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, berkecakapan hidup, sehat jasmani, dan

rohani;

2) menjadi warga negara yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan

Republik Indonesia serta menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat

membangun dirinya sendiri secara mandiri serta bersama-sama bertanggungjawab atas

pembangunan bangsa dan negara, memiliki kepedulian terhadap sesama hidup dan alam

lingkungan.

Mengacu Permendikbud RI Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013,

lampiran III dijelaskan bahwa tujuan kegiatan ekstrakurikuler Pramuka pada satuan

pendidikan adalah untuk:

1) Meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor peserta didik.

2) Mengembangkan bakat dan minat peserta didik dalam upaya pembinaan pribadi menuju

pembinaan manusia seutuhnya.

Page 10: HANDOUT PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DR. TAMSIK UDIN, …

9

C. FUNGSI KEGIATAN PRAMUKA

Dengan landasan uraian tujuan di atas, maka kepramukaan mempunyai fungsi sebagai berikut:

1) Kegiatan menarik bagi anak atau pemuda. Kegiatan menarik di sini dimaksudkan kegiatan

yang menyenangkan dan mengandung pendidikan.Karena itu permainan harus mempunyaitujuan

dan aturan permainan, jadi bukan kegiatan yang hanya bersifat hiburan saja.

2) Pengabdian bagi orang dewasa. Bagi orang dewasa kepramukaan bukan lagi permainan,

tetapi suatu tugas yang memerlukan keikhlasan, kerelaan, dan pengabdian.Orang dewasa

mempunyai kewajiban untuk secara sukarela membaktikan dirinya demi suksesnya pencapaian

tujuan organisasi.

3) Alat bagi masyarakat dan organisasi. Kepramukaan merupakan alat bagi masyarakat untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat setempat dan juga alat bagi organisasi untuk mencapai tujuan

organisasinya. Jadi kegiatan kepramukaan yang diberikan sebagai latihan berkala dalam satuan

pramuka itu sekedar alat saja, dan bukan tujuan pendidikannya. Mengacu Permendikbud RI

Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013, lampiran III dijelaskan bahwa

fungsi kegiatan ekstrakurikuler Pramuka adalah Kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan

memiliki fungsi pengembangan, sosial, rekreatif, dan persiapan karir yaitu.

1) Fungsi pengembangan, yaitu bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk mendukung

perkembangan personal peserta didik melalui perluasan minat, pengembangan potensi, dan

pemberian kesempatan untuk pembentukan karakter dan pelatihan kepemimpinan.

2) Fungsi sosial, yaitu bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk mengembangkan

kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik. Kompetensi sosial dikembangkan

dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memperluas pengalaman sosial,

praktek keterampilan sosial, dan internalisasi nilai moral dan nilai sosial.

3) Fungsi rekreatif, yaitu bahwa kegiatan ekstrakurikuler dilakukan dalam suasana rileks,

menggembirakan, dan menyenangkan sehingga menunjang proses perkembangan peserta didik.

Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat menjadikan kehidupan atau atmosfer sekolah lebih

menantang dan lebih menarik bagi peserta didik.

4) Fungsi persiapan karir, yaitu bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk

mengembangkan kesiapan karir peserta didik melalui pengembangan kapasitas.

Page 11: HANDOUT PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DR. TAMSIK UDIN, …

10

PERTEMUAN V

Struktur Organisasi Gerakan Pramuka

Struktur Organisasi Gerakan Pramuka setelah disempurnakan

Page 12: HANDOUT PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DR. TAMSIK UDIN, …

PERTEMUAN VI

Kiasan Dasar Gerakan Pramuka

Kiasan Dasar adalah alam pikiran yang mengandung kiasan (gambaran) sesuatu yang disanjung

dan didambakan. Kiasan Dasar dalam Gerakan Paramuka diambil dari romantika sejarah

perjuangan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, kiasan ini mengambil hal-hal yang terkait dengan

sejarah perjuangan bangsa Indonesia, baik pada masa lalu maupun perjuangan pembangunan

pada masa sekarang.

11

Page 13: HANDOUT PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DR. TAMSIK UDIN, …

12

Kiasan Dasar, digunakan sebagai salah satu unsur terpadu dalam pendidikan kepramukaan.

Penggunaannya dimaksudkan untuk mengembangkan imajinasi, sesuai dengan usia dan

perkembangan peserta didik sehingga sehingga akan mendorong kreatifitas dan keikutsertaan

peserta didik dalam setiap kegiatan pendidikan kepramukaan. Juga difungsikan untuk

menumbuhkan rasa cinta tanah air karena dilaksanakan berdasarkan sejarah dan budaya bangsa

Indonesia.

Romantika Perjuangan Bangsa Indonesia

Pada masa lalu perjuangan bangsa Indonesia masih bersifat kedaerahan, sehingga mengalami

banyak kegagalan dan secara bergantian negara kita dapat dijajah oleh bangsa asing. Perjuangan

dan pemberontakan bangsa Indonesia muncul di mana-mana, tetapi hasilnya percuma saja,

karena belum adanya persatuan dan kesatuan bangsa.

Kiasan Dasar Pramuka dari Romantika Perjuangan Bangsa

Romantika sejarah perjuangan bangsa Indonesia telah mendasari kepramukaan di Indonesia.

Termasuk dalam penggunaan berbagai istilah di kepramukaan. Berikut ini adalah contoh kiasan

dasar jenjang keanggotaan dalam Gerakan Pramuka yang didasarkan pada periodesasi

perjuangan bangsa Indonesia.

Jenjang keanggotaan pramuka paling awal dinamakan SIAGA. Siaga merupakan anggota

pramuka berusia 7 - 10 tahun. Kelahiran Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908 menjadi

tonggak Kebangkitan Nasional. Ini pun menandai dimulailah perjuangan baru,

perjuangan MENYIAGAKAN rakyat.

Jenjang keanggotaan pramuka setelah siaga adalah Penggalang, yaitu usia 11 - 15 tahun

dinamakan PENGGALANG. Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 menjadi

salah satu tonggak sejarah dalam upaya PENGGALANGAN persatuan dan kesatuan

bangsa yang dipelopori oleh para pemuda-pemudi di seluruh Indonesia.

Jenjang keanggotaan pramuka selanjutnya adalah Penegak, yaitu pramuka berusia 16-20

tahun. Penegak sendiri diambil dari kata "Tegak" dimana perjuangan bangsa Indonesia

akhirnya membawa hasil dengan TEGAKNYA Negara Kesatuan Republik Indonesia

tanggal 17 Agustus 1945.

Jenjang keanggotaan selanjutnya adalah Pandega, yaitu pramuka dengan usia 21-25

tahun. Tegaknya Negara Republik Indonesia harus dilanjutkan dengan perjuangan dalam

mengelola atau MEMANDEGANI negara Indonesia di bidang pembangunan.

Pembina Pramuka adalah pramuka dewasa usia 25 tahun lebih yang terlibat aktif di

Gugusdepan sebagai pendidik dan pembimbing adik-adik anggota muda pramuka.

Pembangunan fisik maupun non fisik perlu terus di-BINA dan dikembangkan dalam

rangka mengantarkan bangsa Indonesia menuju kemajuan dan kemakmuran.

Page 14: HANDOUT PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DR. TAMSIK UDIN, …

13

Penggolongan dan tingkatan Tanda Kecakapan Umum dalam Gerakan Pramuka pun dapat

dilandasi dengan kiasan dasar. Dengan berdasarkan masa perjuangan bangsa Indonesia itu,

tingkatan Kecakapan Umum Pramuka dapat dinyatakan:

Tingkatan SKU Pramuka Siaga terdiri atas Mula, Bantu, dan Tata; DIMULAI dengan

pembangunan yang membutuhkan BANTUAN dan kesadaran yang tinggi dan

membutuhkan PENATAAN yang baik.

Tingkatan SKU Pramuka Penggalang terdiri atas Ramu, Rakit, dan Terap; pembangunan

diawali dengan MERAMU (bahan) yang ada, kemudian kita RAKIT (susun) setelah itu

baru kita TERAPKAN (praktekan).

Tingkatan SKU Pramuka Penegak terdiri atas Bantara dan Laksana; pembangunan

tersebut kemudian membutuhkan BANTARA-bantara (ajudan, pengawas, kader)

pembangunan yang kuat, baik, terampil dan bermoral yang sanggup MELAKSANAKAN

pembangunan bangsa.

Tingkatan SKU Pramuka pandega; setelah pembangunan itu berhasil maka perlu

yang MEMANDEGANI (mengelola, memanage) pembangunan tersebut.

Itulah contoh penerapan kiasan dasar pramuka yang diambilkan dari romantika sejarah

perjuangan bangsa Indonesia. Pelaksanaan kiasan dasar haruslah menantang, menyenangkan, dan

menarik bagi peserta didik namun juga harus memperhatikan usia, tradisi, dan kondisi psikologis

anggota pramuka tersebut.

PERTEMUAN VII

Administrasi Gudep Gerakan Pramuka

PENGANTARSalah satu tolok ukur sebuah organisasi berjalan secaraterorganisir dengan

baik adalah sistem administrasi yangdijalankan.Namun, seringkali hal yang berhubungan

denganadministrasi dianggap sebagai formalitas, bahkan seringdiremehkan. Padahal

sistem administrasi yang baik akansangat membantu dan mutlak dibutuhkan jika

sebuahorganisasi ingin maju. Lebih-lebih bagi Dewan Ambalanyang setiap tahun

berganti kepengurusan.Secara khusus, administrasi menjadi tanggung jawabkerani

(sekretaris) dewan ambalan. Karena banyaknyatugas keadministrasian, sebaiknya kerani

membentukbidang tersendiri untuk mengelola keadministrasian.

PENGERTIAN ADMINISTRASIadministrasi dalam arti sempit adalah segala

sesuatuyang berhubungan dengan proses tulis menulis /ketatausahaan.Menurut KBBI,

Administrasi adalah usaha dankegiatan yang meliputi penetapan tujuan sertapenetapan

cara-cara penyelenggaraan pembinaanorganisasi.

KEGUNAAN ADMINISTRASIAdministrasi yang baik sangat berguna antara lain

untuk:1) Pedoman pelaksanaan program kerja selama satu periode.2) Mengetahui

perkembangan dewan ambalan.3) Mengetahui perkembangan anggota ambalan, seperti

keaktifan atau pencapaian SKU.4) Data/arsip sejarah ambalan sebagai bahan masukan

pembuatan program kerja ke depan.

Page 15: HANDOUT PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DR. TAMSIK UDIN, …

14

AKTIFITAS ADMINISTRASI DI GUGUS DEPAN1. Surat menyurat2. Kearsipan3.

Penyusunan Laporan4. Penyajian Data Satuan/Gugus Depan

1. Surat MenyuratSebagai Alat komunikasi dalam bentuk tertulis yangdisampaikan

kepada pihak lain, dalam bentuk warta/berita.Dalam menyusun surat ada berbagai macam

bentuk surat,bentuk surat dapat dipilih sesuai kebiasaan ataukebutuhan satuan.Bagian-

bagian dalam bagan surat :a. Kepala Surat/headingb. Tanggal suratc. Nomor suratd.

Lampirane. Perihalf. Alamat dalam, kepada yang ditujug. Salam pembukah. Isi Surati.

Salam Penutupj. Nama Jabatan, Penanggung jawab suratk. Tembusanl. Initial.

2. KearsipanAdalah proses pengaturan dan penyimpanan surat-surat secara sistimatis,

sehingga bila dibutuhkan akandapat diketemukan dengan cepat dan tepat.Surat yang

masuk maupun keluar disimpan dalamsuatu file atau filing kabinet yang disusun

secarateratur.Ada berbagai macam sistim penyimpanan, antaralain :1. Sistim Abjad2.

Sistim Subyek3. Sisitim Geografis4. Sistim Nomor5. Sistim Kronologis

3. Penyusunan Laporan Laporan merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban tertulis,

yang berfungsi sebagai sumber informasi dalam hal mengetahui hasil yang dicapai dan

pengambilan keputusan selanjutnya. Berikut ini sistimatika/ batang tubuh laporan yang

sering dipergunakan :1. Pendahuluan 5. Sistim penyelengaraan a. Menyangkut latar

belakang 6. Faktor Pendukung dan b. Masalah pokok laporan Permasalahan yang c.

Sistimatika pelaporan dihadapi2. Dasar hukum 7. Kesimpulan3. Maksud dan Tujuan

kegiatan 8. Saran4. Waktu dan tempat pelaksanaan 9. Lampiran/sumber kegiatan bahan.

4. Penyajian Administrasi dan Data Satuan/Gugus DepanAdministrasi dan data di gugus

depan sangatbermanfaat bagi seorang pembina maupunanggota, yaitu :1. Mempermudah

dalam tata kerja maupun mengambil keputusan.2. Sebagai gambaran/visualisasi gugus

depan.3. Sumber Pustaka dan sebagai bahan pembanding.4. Dapat melaksanakan

pendidikan dan kegiatan sesuai yang direncanakan.5. Mengetahui kemampuan dan

perkembangan yang dimiliki anggota Pramuka.6. Sebagai alat mencapai tujuan Gerakan

Pramuka

JENIS BUKU ADMINISTRASI DALAM GUGUS DEPANBuku pegangan

pengurusBerisi tentang semua hal yang perlu diketahui olehpengurus dewan ambalan/

racana, khususnya yangmenjadi pengurus harian (ketua, sekretaris, bendaharadan ketua

bidang-bidang). Termasuk di dalamnya, tatalaksana/ AD-ART, job description atau

pembagiantugas, time shcedule program kerja dan petunjukpengelolaan

kesekretariatan.Buku induk anggotaBerisi data pribadi semua anggota, seperti curiculum

vitae/data diri, penilaian keaktifan berkala, pencapaian SKU(syarat kecakapan umum)

atau SKG (syarat kecakapanpramuka garuda), dll.

JENIS BUKU ADMINISTRASI DALAM GUGUS DEPANBuku catatan harian/log

bookBerisi catatan semua kejadian penting dalam ambalan. Lebihbaik jika dilengkapi

dengan dokumentasi kegiatan. Dari bukuini tercatat kronologis semua kegiatan baik kecil

maupunbesar yang telah dilaksanakan oleh ambalan.Buku risalah

rapat/pertemuan/NotulaBerisi data dan hasil setiap rapat yang diadakan baik

olehpengurus harian, rapat bidang atau rapat pleno yang diikutioleh seluruh anggota

ambalan. Meskipun ada banyakbidang, sebaiknya buku risalah rapat tetap menjadi

satu.Buku arsip surat masuk dan keluar serta buku ekspedisiUntuk mencatat surat-surat

Page 16: HANDOUT PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DR. TAMSIK UDIN, …

15

yang masuk serta yang keluar.Buku ekspedisi adalah catatan ketika ambalan

menugaskanpengurusnya untuk mengirim surat keluar.

JENIS BUKU ADMINISTRASI DALAM GUGUS DEPANBuku inventaris dan

peminjaman barangInventarisasi sebaiknya dilakukan secara berkala minimalsetiap bulan

dan hasilnya dicatat dalam buku ini.Peminjaman barang inventaris sebaiknya disediakan

memokhusus yang harus disetujui oleh pihak yang berwenang(misalnya kerani atau staff

kesekretariatan bagian inventaris).Buku catatan keuanganCatatan keuangan yang dikelola

oleh juru uang (bendahara)dan setiap bulan dilaporkan secara terbuka dalam

rapatpengurus harian.Buku tamuUntuk mencatat setiap ada pengunjung bukan

anggotaambalan/racana yang memiliki keperluan tertentu. Misalnyamemasukkan surat

edaran, meminjam alat, study bandingatau keperluan lainnya.

JENIS BUKU ADMINISTRASI DALAM GUGUS DEPANSelain itu, juga perlu

pengarsipan setiap surat masuk ataukeluar, proposal kegiatan dan laporan

pertanggungjawabankegiatan. Organisasi yang memperhatikan administrasinyadengan

baik, pasti dalam kegiatan di lapangan berjalandengan baik juga.

ADMINISTRASI : SISTEM PERENCANAAN KEGIATAN DAN

PELAPORANProposal kegiatan• Merupakan alat guna mengefektifkan dan

mengefisienkan Kegiatan Kepramukaan berupa proses penyusunan perencanaan yang

digunakan secara berkelanjutan.• Bentuk proposal disusun berdasarkan sistematika

sebagai berikut :

ADMINISTRASI : SISTEM PERENCANAAN KEGIATAN DAN

PELAPORANPelaporan Kegiatan• Laporan merupakan suatu bentuk

pertanggungjawaban tertulis yang berfungsi sebagai sumber informasi dalam hal

mengetahui hasil yang dicapai dan pengambilan keputusan selanjutnya.• Pelaporan

kegiatan rutin mengacu pada sistematika sebagai berikut :

CONTOH-CONTOH FORMAT DATA Program Kerja Tahunan: 1. Penyusunan

Program Kerja 2. Penerimaan Tamu Ambalan 3. Dst. Program Latihan Mingguan

CONTOH-CONTOH FORMAT DATA Buku Induk

CONTOH-CONTOH FORMAT DATA Buku Catatan Rapat/Pertemuan/Notula Notulen

CONTOH-CONTOH FORMAT DATA 1. Buku Inventaris.2. Buku Catatan Harian/Log

CONTOH-CONTOH FORMAT DATA Buku catatan keuangan.

CONTOH-CONTOH FORMAT DATA Buku ekspedisi.

PERTEMUAN VII

AD/ART GERAKAN PRAMUKA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 24 TAHUN 2009

TENTANG

PENGESAHAN ANGGARAN DASAR

GERAKAN PRAMUKA

Page 17: HANDOUT PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DR. TAMSIK UDIN, …

16

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan peranan Gerakan Pramuka diperlukan

Anggaran Dasar yang mencerminkan aspirasi, visi, dan misi seluruh Gerakan Pramuka

Indonesia, sehingga secara efektif dapat dijadikan landasan kerja Gerakan Pramuka Indonesia;

b. bahwa untuk mewujudkan upaya sebagaimana dimaksud pada butir a, telah dilaksanakan

penyempurnaan atas Anggaran Dasar Gerakan Pramuka melalui pembahasan dalam Musyawarah

Nasional Gerakan Pramuka 2003 yang berlangsung dari tanggal 15 sampai dengan 18 Desember

2008 di Cibubur , Jakarta;

c. bahwa sehubungan dengan hal-hal sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b,

dipandang perlu mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka yang dihasilkan dan

ditetapkan dalam Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka 2003 pada tanggal 15 sampai dengan

18 Desember 2008 di Cibubur , Jakarta, dengan Keputusan Presiden;

Mengingat : Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR

GERAKAN PRAMUKA.

Pasal 1

Mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka sebagaimana terlampir dalam Keputusan

Presiden ini.

Pasal 2

Pemerintah dan Pemerintah Daerah dapat memberikan bantuan pendanaan dalam rangka

pelaksanaan kegiatan Gerakan Pramuka.

Bantuan Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibebankan kepada Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara cq. Bidang Kementrian Negara yang bertanggung jawab di

bidang kepemudaan dan olah raga.

Bantuan Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibebankan kepada Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah.

Pasal 3

Dengan berlakunya Keputusan Presiden ini, maka Keputusan Presiden Nomor 104 Tahun 2004

tentang Pengesahan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 4

Keputusan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

Pada tanggal 15 September 2009

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd

DR.H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

Salinan sesuai dengan aslinya,

SEKRETARIAT KABINET RI

Page 18: HANDOUT PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DR. TAMSIK UDIN, …

17

Deputi Sekretaris Kabinet

Bidang Hukum,

Ttd

Dr. M. Imam Santoso

(Cap Sekretariat Kabinet RI)

LAMPIRAN

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR : 24 Tahun 2009

TANGGAL : 15 September 2009

ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA

PEMBUKAAN

Bahwa persatuan dan kesatuan bangsa dalam negara kesatuan yang adil dan makmur, materiil

dan spiritual serta beradab merupakan adicita bangsa Indonesia yang mulai bangkit dan siaga

sejak berdirinya Boedi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908. Adicita itu pulalah yang merupakan

dorongan para Pemuda Indonesia melakukan Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.

Untuk lebih menggalang persatuan merebut kemerdekaan, dan dengan jiwa dan semangat

Sumpah Pemuda inilah Rakyat Indonesia berjuang untuk kemerdekaan nusa dan bangsa

Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Kemerdekaan ini merupakan

karunia dan berkah rahmat Tuhan Yang Maha Esa.

Bahwa gerakan kepanduan nasional yang lahir dan mengakar di bumi nusantara merupakan

bagian terpadu dari gerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia yang membentuk Negara

Kesatuan Republik Indonesia. Oleh karenanya, gerakan kepanduan nasional Indonesia

mempunyai andil yang tidak ternilai dalam sejarah perjuangan kemerdekaan itu. Jiwa kesatria

yang patriotik telah mengantarkan para pandu ke medan juang bahu-membahu dengan para

pemuda untuk mewujudkan adicita rakyat Indonesia dalam menegakkan dan mandegani Negara

Kesatuan Republik Indonesia selama-lamanya.

Bahwa kaum muda sebagai potensi bangsa dalam menjaga kelangsungan bangsa dan negara

mempunyai kewajiban melanjutkan perjuangan bersama-sama orang dewasa berdasarkan

kemitraan yang bertanggung jawab.

Bahwa Gerakan Pramuka, sebagai kelanjutan dan pembaruan gerakan kepanduan nasional,

dibentuk karena dorongan kesadaran bertanggung jawab atas kelestarian Negara Kesatuan

Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Dengan asas

Pancasila, Gerakan Pramuka menyelenggarakan upaya pendidikan bagi kaum muda melalui

kepramukaan, dengan sasaran meningkatkan sumber daya kaum muda, ewujudkan masyarakat

madani, dan melestarikan keutuhan:

– negara kesatuan Republik Indonesia yang ber-Bhinneka Tunggal Ika;

– ideologi Pancasila;

– kehidupan rakyat yang rukun dan damai;

– lingkungan hidup di bumi nusantara.

Page 19: HANDOUT PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DR. TAMSIK UDIN, …

18

Bahwa dalam upaya meningkatkan dan melestarikan hal-hal tersebut, Gerakan Pramuka

menyelenggarakan pendidikan nonformal, melalui kepramukaan, sebagai bagian pendidikan

nasional dilandasi Sistem Among dengan Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan.

Atas dasar pertimbangan dan makna yang terkandung dalam uraian di atas, maka disusunlah

Anggaran Dasar Gerakan Pramuka

ANGGARAN DASAR

BAB I

NAMA, STATUS, TEMPAT, DAN WAKTU

Pasal 1

Nama, Status, dan Tempat

(1) Organisasi ini bernama Gerakan Pramuka yaitu Gerakan Kepanduan Praja Muda Karana.

(2) Gerakan Pramuka berstatus badan hukum.

(3) Gerakan Pramuka berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia.

Pasal 2

Waktu

(1) Gerakan Pramuka didirikan untuk waktu yang tidak ditentukan dan ditetapkan dengan

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238 Tahun 1961 tanggal 20 Mei 1961, sebagai

kelanjutan dan pembaruan gerakan kepanduan nasional Indonesia.

(2) Hari Pramuka adalah tanggal 14 Agustus.

BAB II

ASAS, TUJUAN, TUGAS POKOK, DAN FUNGSI,

Pasal 3

Asas

Gerakan Pramuka berasaskan Pancasila.

Pasal 4

Tujuan

Gerakan Pramuka mendidik dan membina kaum muda Indonesia guna mengembangkan mental,

moral, spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan fisiknya sehingga menjadi:

a. manusia berkepribadian, berwatak, dan berbudi pekerti luhur yang:

1) beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, kuat mental, emosional, dan tinggi

moral

2) tinggi kecerdasan dan mutu keterampilannya

3) kuat dan sehat jasmaninya

b. warga negara Republik Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara

Kesatuan Republik Indonesia serta menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna, yang

dapat membangun dirinya sendiri secara mandiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas

Page 20: HANDOUT PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DR. TAMSIK UDIN, …

19

pembangunan bangsa dan negara, memiliki kepedulian terhadap sesama hidup dan alam

lingkungan, baik lokal, nasional, maupun internasional.

Pasal 5

Tugas Pokok

Gerakan Pramuka mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kepramukaan bagi kaum muda

guna menumbuhkan tunas bangsa agar menjadi generasi yang lebih baik, bertanggung jawab,

mampu membina dan mengisi kemerdekaan nasional serta membangun dunia yang lebih baik.

Pasal 6

Fungsi

Gerakan Pramuka berfungsi sebagai lembaga pendidikan non formal, di luar sekolah dan di luar

keluarga, dan sebagai wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda berlandaskan Sistem

Among dengan menerapkan Prinsip Dasar Kepramukaan, Metode Kepramukaan, dan Motto

Gerakan Pramuka yang pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan, kepentingan, dan

perkembangan bangsa serta masyarakat Indonesia.

BAB III

SIFAT, UPAYA DAN USAHA

Pasal 7

Sifat

(1) Gerakan Pramuka adalah gerakan kepanduan nasional Indonesia.

(2) Gerakan Pramuka adalah organisasi pendidikan yang keanggotaannya bersifat sukarela, tidak

membedakan suku, ras, golongan, dan agama.

(3) Gerakan Pramuka bukan organisasi kekuatan sosial-politik, bukan bagian dari salah satu

organisasi kekuatan sosial-politik dan tidak menjalankan kegiatan politik praktis.

(4) Gerakan Pramuka ikut serta membantu masyarakat dengan melaksanakan pendidikan bagi

kaum muda, khususnya pendidikan non formal di luar sekolah dan di luar keluarga.

(5) Gerakan Pramuka menjamin kemerdekaan tiap-tiap anggotanya untuk memeluk agama dan

kepercayaan masing-masing dan beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu.

Pasal 8

Upaya dan Usaha

(1) Segala upaya dan usaha Gerakan Pramuka diarahkan untuk mencapai tujuan Gerakan

Pramuka.

(2) Upaya dan usaha untuk mencapai tujuan itu diarahkan pada pembinaan watak, mental,

emosional, jasmani dan bakat serta peningkatan iman dan takwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, ilmu pengetahuan dan teknologi, keterampilan dan kecakapan melalui

berbagai kegiatan kepramukaan.

(3) Untuk menunjang upaya dan usaha serta mencapai tujuan Gerakan Pramuka, diadakan

Page 21: HANDOUT PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DR. TAMSIK UDIN, …

20

(2) prasarana dan sarana yang memadai berupa organisasi, personalia, perlengkapan, dana,

komunikasi, dan kerjasama.

BAB IV

SISTEM AMONG, PRINSIP DASAR KEPRAMUKAAN,

KODE KEHORMATAN, METODE KEPRAMUKAAN, MOTTO

DAN KIASAN DASAR GERAKAN PRAMUKA

Pasal 9

Sistem Among

(1) Sistem pendidikan dalam Gerakan Pramuka berlandaskan Sistem Among.

(2) Sistem Among merupakan proses pendidikan yang membentuk anggota Gerakan Pramuka

berjiwa merdeka, disiplin, dan mandiri dalam kerangka saling ketergantungan antar manusia.

(3) Dalam Sistem Among, pendidik dituntut bersikap dan berperilaku:

a. Ing ngarso sung tulodo ;

b. Ing madyo mangun karso;

c. Tut wuri handayani.

Pasal 10

Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan

(1) Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan merupakan ciri khas yang

membedakan kepramukaan dari pendidikan lain.

(2) Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan merupakan dua unsur proses

pendidikan terpadu yang harus diterapkan dalam setiap kegiatan.

(3) Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan dilaksanakan sesuai dengan

kepentingan, kebutuhan, situasi, dan kondisi masyarakat.

Pasal 11

Prinsip Dasar Kepramukaan

(1) Prinsip Dasar Kepramukaan melipiti nilai dan norma dalam Kehidupan seluruh anggota

Gerakan Pramuka.

(2) Nilai dan norma dimaksud mencakup :

a. iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

b. peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya;

c. peduli terhadap diri pribadinya;

d. taat kepada Kode Kehormatan Pramuka.

(3) Prinsip Dasar Kepramukaan berfungsi sebagai:

a. norma hidup seorang anggota Gerakan Pramuka;

b. landasan Kode Etik Gerakan Pramuka;

c. landasan sistem nilai Gerakan Pramuka;

d. pedoman dan arah pembinaan kaum muda anggota Gerakan Pramuka;

e. landasan gerak dan kegiatan Gerakan Pramuka mencapai sasaran dan tujuannya.

Page 22: HANDOUT PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DR. TAMSIK UDIN, …

21

Pasal 12

Metode Kepramukaan

Metode Kepramukaan merupakan cara belajar interaktif progresif melalui:

a. pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;

b. belajar sambil melakukan;

c. sistem berregu;

d. kegiatan di alam terbuka yang mengandung pendidikan yang sesuai dengan perkembangan

rohani dan jasmani peserta didik;

e. kemitraan dengan anggota dewasa dalam setiap kegiatan;

f. sistem tanda kecakapan;

g. sistem satuan terpisah untuk putera dan untuk puteri;

h. kiasan dasar.

Pasal 13

Kode Kehormatan Pramuka

(1) Kode Kehormatan Pramuka yang terdiri atas Janji yang disebut Satya dan Ketentuan Moral

yang disebut Darma merupakan satu unsur dari Metode Kepramukaan dan alat pelaksanaan

Prinsip Dasar Kepramukaan.

(2) Kode Kehormatan Pramuka merupakan Kode Etik anggota Gerakan Pramuka baik dalam

kehidupan pribadi maupun bermasyarakat sehari-hari yang diterimanya dengan sukarela serta

ditaati demi kehormatan dirinya.

(3) Kode Kehormatan Pramuka bagi anggota Gerakan Pramuka disesuaikan dengan golongan

usia dan perkembangan rohani dan jasmaninya yaitu:

a. Kode Kehormatan Pramuka Siaga terdiri atas Dwisatya dan Dwidarma;

b. Kode Kehormatan Pramuka Penggalang terdiri atas Trisatya Pramuka Penggalang dan

Dasadarma;

c. Kode Kehormatan Pramuka Penegak dan Pandega terdiri atas Trisatya Pramuka Penegak dan

Pramuka Pandega dan Dasadarma;

d. Kode Kehormatan Pramuka Dewasa terdiri atas Trisatya Anggota Dewasa dan Dasadarma.

Pasal 14

Motto Gerakan Pramuka

(1) Motto Gerakan Pramuka merupakan bagian terpadu proses pendidikan untuk mengingatkan

setiap anggota Gerakan Pramuka bahwa setiap mengikuti kegiatan berarti mempersiapkan diri

untuk mengamalkan Kode Kehormatan.

(2) Motto Gerakan Pramuka adalah :

“Satyaku kudarmakan, Darmaku kubaktikan.”

Pasal 15

Kiasan Dasar

Penyelenggaraan kepramukaan dikemas dengan menggunakan Kiasan Dasar bersumber pada

sejarah perjuangan dan budaya bangsa.

Page 23: HANDOUT PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DR. TAMSIK UDIN, …

22

BAB V

ORGANISASI

Pasal 16

Anggota

(1) Anggota Gerakan Pramuka adalah warga negara Republik Indonesia yang terdiri atas:

a. Anggota biasa :

1) Anggota muda : Siaga, Penggalang dan Penegak dan Pandega

2) Anggota Dewasa : Pembina Pramuka, Pembantu Pembina Pramuka, Pelatih Pembina

Pramuka, Pembina Profesional, Pamong Saka, Instruktur Saka, Pimpinan Saka, Andalan,

Pembantu Andalan, Anggota Majelis Pembimbing

b. Anggota kehormatan: orang-orang yang bersimpati dan berjasa kepada Gerakan Pramuka

(2) Warga negara asing dapat bergabung dalam suatu gugusdepan sebagai anggota tamu.

Pasal 17

Hak dan Kewajiban

(1) Setiap anggota mempunyai hak dan kewajiban.

(2) Hak dan kewajiban tersebut akan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 18

Pramuka Utama

Kepala Negara Republik Indonesia adalah Pramuka Utama.

Pasal 19

Jenjang Organisasi

Organisasi Gerakan Pramuka berjenjang sebagai berikut:

a. Anggota muda Gerakan Pramuka dihimpun dalam gugusdepan dan anggota dewasa dihimpun

di Kwartir.

b. Gugusdepan-gugusdepan dikoordinasikan oleh Kwartir Ranting yang meliputi suatu wilayah

Kecamatan/Distrik.

c. Ranting-ranting dihimpun dan dikoordinasikan oleh Kwartir Cabang meliputi wilayah

Kabupaten atau Kota.

d. Cabang-cabang dihimpun dan dikoordinasikan oleh Kwartir Daerah meliputi wilayah Propinsi.

e. Daerah-daerah dihimpun dan dikoordinasikan oleh Kwartir Nasional meliputi wilayah

Republik Indonesia.

f. Di perwakilan Republik Indonesia di luar negeri dapat dibentuk gugusdepan di bawah

pembinaan Kwartir Nasional.

Pasal 20

Kepengurusan

(1) Di tingkat Gugusdepan Gerakan Pramuka dipimpin oleh pembina gugusdepan.

(2) Di tingkat Ranting Gerakan Pramuka dipimpin secara kolektif oleh Pengurus Kwartir

Page 24: HANDOUT PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DR. TAMSIK UDIN, …

23

Ranting.

(3) Di tingkat Cabang Gerakan Pramuka dipimpin secara kolektif oleh Pengurus Kwartir

Cabang.

(4) Di tingkat Daerah Gerakan Pramuka dipimpin secara kolektif oleh Pengurus Kwartir Daerah.

(5) Di tingkat Nasional Gerakan Pramuka dipimpin secara kolektif oleh Pengurus Kwartir

Nasional.

(6) Pergantian Pengurus Gerakan Pramuka dilaksanakan pada waktu musyawarah.

(7) Kepengurusan baru dalam jajaran Ranting sampai dengan Nasional terdiri dari unsur

Pengurus lama dan Pengurus baru.

Pasal 21

Satuan Karya Pramuka

(1) Satuan Karya Pramuka, disingkat Saka, adalah wadah pendidikan guna menyalurkan minat,

mengembangkan bakat, dan pengalaman para Pramuka dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan

dan teknologi. Saka juga memotivasi mereka untuk melaksanakan kegiatan nyata dan produktif

sehingga memberi bekal bagi kehidupannya, untuk melaksanakan pengabdiannya kepada

masyarakat, bangsa dan negara, sesuai dengan aspirasi pemuda Indonesia dan tuntutan

perkembangan pembangunan dalam rangka peningkatan ketahanan nasional.

(2) Saka di tingkat Kwartir dipimpin secara kolektif oleh Pimpinan Saka. Pimpinan Saka adalah

bagian integral dari Kwartir.

Pasal 22

Dewan Kerja

Dewan Kerja merupakan bagian integral dari Kwartir yang berfungsi sebagai wahana kaderisasi

kepemimpinan, dan bertugas mengelola kegiatan Pramuka Penegak dan Pandega.

Pasal 23

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Gerakan Pramuka

(1) Pusat Pendidikan dan Pelatihan Gerakan Pramuka merupakan bagian integral dari Kwartir

dan berfungsi sebagai wadah pendidikan dan pelatihan anggota Gerakan Pramuka.

(2) Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka berada di tingkat Cabang, Daerah, dan

Nasional.

Pasal 24

Pusat Penelitian dan Pengembangan Gerakan Pramuka

Pusat Penelitian dan Pengembangan Gerakan Pramuka merupakan bagian integral Kwartir dan

berfungsi sebagai wadah Penelitian dan pengembangan Gerakan Pramuka.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Gerakan Pramuka berada di tingkat Daerah dan Nasional.

Pasal 25

Bimbingan

(1) Kwartir Nasional diberi bimbingan dan bantuan yang bersifat moral, organisatoris, materiil,

dan finansial oleh Majelis Pembimbing Nasional yang diketuai oleh Presiden Republik Indonesia

dengan beranggotakan pejabat pemerintah dan tokoh masyarakat yang memiliki perhatian

Page 25: HANDOUT PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DR. TAMSIK UDIN, …

24

kepada Gerakan Pramuka.

(2) Kwartir Daerah diberi bimbingan dan bantuan yang bersifat moral, organisatoris, materiil,

dan finansial oleh Majelis Pembimbing Daerah yang diketuai oleh Gubernur beranggotakan

pejabat pemerintah daerah dan tokoh masyarakat yang memiliki perhatian dan kepedulian

terhadap kepada Gerakan Pramuka.

(3) Kwartir Cabang diberi bimbingan dan bantuan yang bersifat moral, organisatoris, materiil,

dan finansial oleh Majelis Pembimbing Cabang yang diketuai oleh Bupati/ Walikota dengan

beranggotakan pejabat pemerintah kabupaten/ kota dan tokoh masyarakat yang memiliki

perhatian dan kepedulian kepada Gerakan Pramuka.

(4) Kwartir Ranting diberi bimbingan dan bantuan yang bersifat moral, organisatoris, materiil,

dan finansial oleh Majelis Pembimbing Ranting yang diketuai oleh Camat/Kepala Distrik dengan

beranggotakan pejabat pemerintah kecamatan/ distrik dan tokoh masyarakat yang memiliki

perhatian dan kepedulian kepada Gerakan Pramuka.

(5) Gugusdepan diberi bimbingan dalam bentuk nasehat tentang organisasi dan program serta

bantuan materi dan keuangan oleh Majelis Pembimbing Gugusdepan yang diketuai dari dan oleh

anggota dengan berangg otakan orang tua anggota muda dan tokoh masyarakat di lingkungan

gugusdepan.

(6) Satuan Karya Pramuka diberi bimbingan dalam bentuk nasehat tentang organisasi dan

program serta bantuan materi dan keuangan oleh Majelis Pembimbing Satuan Karya Pramuka

yang diketuai oleh seorang ketua yang dipilih dari dan oleh anggota dengan beranggotakan

pejabat pemerintah dan/ atau pemerintah daerah dan tokoh masyarakat.

Pasal 26

Pemeriksaan Keuangan

(1) Lembaga Pemeriksa Keuangan Gerakan Pramuka adalah badan independen yang dibentuk

Musyawarah Gerakan Pramuka dan bertanggungjawab kepada Musyawarah Gerakan Pramuka.

(2) Lembaga Pemeriksa Keuangan berfungsi mengawasi dan memeriksa keuangan Kwartir.

(3) a. Personalia Lembaga Pemeriksa Keuangan terdiri atas 5 (lima) orang anggota Gerakan

Pramuka ditambah seorang staf yang memiliki kompetensi dalam bidang keuangan.

b. Lembaga Pemeriksa Keuangan dibantu oleh Akuntan Publik.

(4) Lembaga Pemeriksa Keuangan diatur lebih lanjut dalam Petunjuk Penyelenggaraan.

BAB VI

MUSYAWARAH DAN REFERENDUM

Pasal 27

Musyawarah

(1) Musyawarah Gerakan Pramuka adalah forum tertinggi dalam Gerakan Pramuka, di tingkat

kwartir/ satuan/ gudep

(2) Musyawarah Gerakan Pramuka di Tingkat Nasional, daerah dan cabang diselenggarakan 5

(lima) tahun sekali.

Page 26: HANDOUT PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DR. TAMSIK UDIN, …

25

(3) Musyawarah Gerakan Pramuka di Tingkat ranting dan gugusdepan diselenggarakan 3 (tiga)

tahun sekali.

(4) Pimpinan Musyawarah Gerakan Pramuka adalah suatu presidium yang dipilih oleh

musyawarah tersebut.

(5) Acara pokok dan ketentuan lain dalam Musyawarah Gerakan Pramuka diatur dalan Anggaran

Rumah Tangga Gerakan Pramuka.

Pasal 28

Referendum

Dalam menghadapi hal-hal yang luar biasa, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dapat

menyelenggarakan suatu referendum.

BAB VII

PENDAPATAN DAN KEKAYAAN

Pasal 29

Pendapatan

Pendapatan Gerakan Pramuka diperoleh dari:

a. Iuran anggota;

b. Bantuan majelis pembimbing;

c. Sumbangan masyarakat yang tidak mengikat;

d. Bantusn Pemerintah/ Pemerintah Daerah melaui APBN/ APBD yang tidak mengikat dan

disesuaikan dengan kemampuan negara/ keuangan daerah.

e. Sumber lain yang tidak bertentangan, baik dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku maupun dengan Kode Kehormatan Pramuka.

f. usaha dana, badan usaha/koperasi yang dimiliki Gerakan Pramuka.

Pasal 30

Kekayaan

(1) Kekayaan Gerakan Pramuka terdiri dari barang bergerak dan tidak bergerak serta hak milik

intelektual

(2) Pengalihan kekayaan Gerakan Pramuka yang berupa aset tetap harus diputuskan berdasarkan

hasil Rapat Pleno Pengurus Kwartir dan persetujuan Mabi.

BAB VIII

ATRIBUT

Pasal 31

Lambang

Lambang Gerakan Pramuka adalah tunas kelapa.

Page 27: HANDOUT PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DR. TAMSIK UDIN, …

26

Pasal 31

Bendera

Bendera Gerakan Pramuka berbentuk empat persegi panjang, berukuran tiga banding dua, warna

dasar putih dengan lambang Gerakan Pramuka di tengah berwarna merah, di atas dan di bawah

lambang Gerakan Pramuka terdapat garis merah sepanjang “panjang bendera” dan di sisi tiang

terdapat garis merah sepanjang “lebar bendera”.

Pasal 33

Panji

Panji Gerakan Pramuka adalah Panji Gerakan Pendidikan Kepanduan Nasional Indonesia yang

dianugerahkan oleh Presiden Republik Indonesia dengan Keputusan Presiden Nomor 448 Tahun

1961, tanggal 14 Agustus 1961.

Pasal 34

Himne

Himne Gerakan Pramuka adalah lagu Satya Darma Pramuka.

Pasal 35

Pakaian Seragam dan Tanda-tanda

Untuk mempererat rasa persatuan dan kesatuan serta meningkatkan disiplin, anggota Gerakan

Pramuka menggunakan pakaian seragam beserta tanda-tandanya.

BAB IX

ANGGARAN RUMAH TANGGA

Pasal 36

Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka

(1) Anggaran Dasar Gerakan Pramuka ini dijabarkan lebih lanjut dalam Anggaran Rumah

Tangga Gerakan Pramuka.

(2) Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka ditetapkan oleh Kwartir Nasional Gerakan

Pramuka dan tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka ini.

BAB X

PEMBUBARAN

Pasal 37

Pembubaran

(1) a. Gerakan Pramuka hanya dapat dibubarkan oleh Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka

yang khusus diadakan untuk itu.

b. Musyawarah Nasional tersebut harus diusulkan oleh sekurang-kurangnya dua pertiga jumlah

daerah.

c. Musyawarah Nasional untuk membicarakan usul pembubaran Gerakan Pramuka dinyatakan

sah jika dihadiri oleh utusan dari sekurang-kurangnya dua pertiga jumlah daerah.

d. Usul pembubaran Gerakan Pramuka diterima oleh Musyawarah Nasional jika disetujui dengan

Page 28: HANDOUT PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DR. TAMSIK UDIN, …

27

suara bulat.

(2) Jika Gerakan Pramuka dibubarkan, maka cara penyelesaian harta benda milik Gerakan

Pramuka ditetapkan oleh Musyawarah Nasional yang mengusulkan pembubaran itu.

BAB XI

PERUBAHAN ANGGARAN DASAR

Pasal 38

Perubahan Anggaran Dasar

(1) Perubahan Anggaran Dasar hanya dapat dilakukan dalam Musyawarah Nasional yang

dihadiri oleh utusan daerah sekurang-kurangnya dua pertiga jumlah daerah.

(2) Usul perubahan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka diterima oleh Musyawarah Nasional jika

disetujui oleh sekurang-kurangnya tiga perempat dari jumlah suara yang hadir.

BAB XII

PENUTUP

Pasal 39

Penutup

Anggaran Dasar ini ditetapkan oleh Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka yang

diselenggarakan di Komplek Taman Rekreasi Wiladatika Cibubur Jakarta pada tanggal 15

sampai dengan 18 Desember 2008.

Jakarta, 18 Desember 2008.

Presidium Munas Gerakan Pramuka Tahun 2008

Ketua

ttd

Dr. Amoroso Katamsi, Sp. Kj. MM

Sekretaris, Anggota

Ttd ttd

Ir. M. Arfandy Idris. Prof.Dr.Ir. H. Isril Berd. SU

Anggota Anggota

Ttd ttd

Yoseph Pangkur Soong, SH Drs. H. Adang Rukhiyat, M.Pd

Page 29: HANDOUT PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DR. TAMSIK UDIN, …

28

Salinan sesuai dengan aslinya,

Deputi Sekretaris Kabinet

Bidang Hukum

ttd

Dr. M. Imam Santoso

(Cap Sekretariat Kabinet RI)

PERTEMUAN IX

P3K Pramuka

1. Ketrampilan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (PPPK) merupakan salah satu

kegiatan kepramukaan yang memberikan bekal peserta didik dalam hal pengalaman :

a. Kewajiban diri untuk mengamalkan kode kehoramatan pramuka

b. Kepeduliannya terhadap masyarakat/orang lain

c. Kepeduliannya terhadap usaha meningkatkan citra Gerakan Pramuka di masyarakat

2. Ketrampilan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan merupakan seperangkat

ketrampilan dan pengetahuan kesehatan yang praktis dalam memberikan bantuan pertama

kepada orang lain yang sedang mengalami musibah, antara lain pada pasien yang :

a. Berhenti bernafas

b. Pendarahan parah

c. Shok

d. Patah tulang

3. Ketrampilan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan dan Pengetahuan Praktis tentang

Kesehatan merupakan alat pendidikan bagi para pramuka sesuai selaras dengan

perkembangannya agar mampu menjaga kesehatan dirinya dan keluarga serta

lingkunganny, dan mempunyai kemampuan yang mantap untuk menolong orang lain

yang mengalami kecelakaan.

Materi Pokok

1. Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)

a. P3K bagi pasien yang berhenti bernafas

Kalau seseorang tiba-tiba napasnya berhenti, apapun latar belakangnya, harus segera

dilakukan nafas buatan.

Cara yang paling praktis dan efisien untuk menyelamatkan nyawa orang tersebut adalah

dengan jalan : meniupkan nafas ke paru-paru korban.

Langkah-langkah pertolongan dengan napas buatan dari mulut ke mulut/hidung sebagai

berikut :

1) Kepala korban diletakkan dengan posisi dagu mendongak ke atas

2) Rahang ditarik sampai mulut terbuka

3) Penolong membuka mulut lebar-lebar dan ditempelkan ke mulut korban rapat-rapat

dan pencet hidung atau tutup hidung korban dengan pipi, atau dapat juga dengan jalan

tutup mulut korban rapat-rapat selanjutnya penolong menempelkan mulutnya ke hidung

Page 30: HANDOUT PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DR. TAMSIK UDIN, …

29

korban dan meniupnya.

4) Tiup ke mulut/hidung korban, kepada :

a) Orang dewasa secara teratur dan kuat ditiupkan 12 kali tiupan pada setiap menit.

b) Anak-anak ditiupkan 20 kali tiap menit.

b. P3K bagi korban sengatan listrik

1) Penolong hendaknya berdiri di atas karet, karton, papan, atau karpet yang dalam

keadaan kering

2) Gunakan tongkat kering/papan kering untuk menarik atau mendorong kawat

beraliran listrik yang menempel pada tubuh korban

3) Setelah kontak dengan aliran listrik tiada lagi, selanjutnya segera dilakukan nafas

buatan sampai bantuan medis datang

c. P3K bagi pasien yang menderita pendarahan parah

1) Luka hendaknya ditutup kain kasa kompres yang steril, selanjutnya kain kasa

kompres tersebut ditekan kuat-kuat dengan tangan sampai pendarahan berhenti.

Untuk menutup luka biasa juga menggunakan bahan yang bersih lainnya, misalnya

kasa steril, saputangan bersih lainnya, handuk atau sobekan sprei yang semuanya

sudah dicuci dan disetrika.

Kalau tidak tersedia peralatan yang steril, jangan ragu-ragu lagi menggunakan baju

kotor atau tangan telanjang untuk menekan bagian yang luka agar darah tidak terus

menerus mengucur karena kehilangan darah dari tubuh korban lebih berbahaya

daripada resiko infeksi.

2) Luka yang sudah berdarah tidak boleh dibersihkan karena pendarahan akan

membersihkan luka itu sendiri, yang boleh dibersihkan adalah kulit di sekitar luka,

dengan air sabun atau air ledeng biasa atau air yang sudah dimasak.

3) Pada semua kasus pendarahan serius, penderita selalu diancam shok, untuk itu

diselimuti dan letakkan penderita pada posisi yang paling menyenangkan dan semua

yang mengikat pada tubuh harus dilepaskan termasuk ikat pinggang.

d. Pertolongan pertama mengurangi shok

1) Setiap kecelakaan, kebakaran, keracunan yang parah, sering kali disertai dengan

shok baik ringan atau parah, bahkan sampai fatal, karena shok merupakan reaksi

tubuh yang ditandai oleh melambatnya atau terhentinya peredaran darah dan

berakibat penurunan persediaan darah pada organ-organ penting.

2) Tanda-tanda Shok

a) Denyut nadi cepat tapi lemah

b) Merasa lemas

c) Muka pucat

d) Kulit dingin, kerinagt dingin di kening dan telapak tangan, kadang-kadang pasien

menggigil

e) Merasa haus

f) Merasa mual

g) Nafas tidak teratur

h) Tekanan darah sangat rendah

3) Pertolongan Pertama Mengurangi Shok antara lain dilakukan dengan cara :

a) Menghentikan pendarahan.

Page 31: HANDOUT PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DR. TAMSIK UDIN, …

30

b) Meniadakan hambatan-hambatan pada saluran nafas

c) Memberi nafas buatan

d) Menyelimuti dan meletakkan penderita pada posisi yang paling menyenangkan

4) Langkah – langkah Pelaksanaan Pertolongan Pertama Mengurangi Shok :

a) Baringan korban dengan posisi kepala sama datar atau lebih rendah dari tubuh,

dengan tujuan untuk menambah aliran darah ke jantung dan otak.

Bila kaki tidak patah, tungkai dapat ditinggikan 30-45 cm di atas posisi kepala.

b) Selimuti pasien dan hindarkan dari lantai serta udara dingin

c) Usahakan pasien tidak melihat lukanya

d) Pasien/penderita yang sadar, tidak muntha dan tidak mengalami luka di perut,

dapat diberi larutan shok yang terdiri dari :

- 1 sendok teh garam dapur

- ½ sendok teh tepung soda kue

- 4-5 gelas air

- dan bisa juga ditambah air kelapa/kopi kental/teh

e) perlakukan pasien dengan lemah lembut, sebab rasa nyeri akibat penanganan yang

kasar bisa menjerumuskan korban pada shok yang lebih parah.

f) Cepat-cepat panggil dokter

e. P3K patah tulang

1) Tanda-tanda patah tulang

a) Penderita tidak dapat menggerakkan bagian yang luka

b) Bentuk bagian yang terkena tampak tidak normal

c) Ada rasa nyeri kalau digerakkan

d) Kulit tidak terasa kalau disentuh

e) Pembengkakkan dan warna biru di sekitar kulit yang luka

2) Pedoman umum pertolongan pertama terhadap patah tulang

a) Pada umumnya patah tulang tidak pernah sebagai kasus darurat yang

membutuhkan pertolongan segera, kecuali demi penyelamatan jiwa korban.

Sebaiknya jangan menggerakkan atau mengganggu penderita, tunggu saja sampai

dokter atau ambulans datang.

b) Kalau korban harus dipindahkan dari tempat yang membahayakan, pindahkan

korban dengan cara menarik tungkai atau ketiaknya, sedang tarikannya harus searah

dengan sumbu panjang badan

c) Kemudian lakukan memeriksa apakah ada luka-luka lainnya :

- hentikan pendarahan serius yang terjadi

- usahakan korban terhindar dari hambatan pernapasan

- upayakan lalu lintas udara tetap lancer

- jika diperlukan buatlah nafas buatan

- jangan meletakkan bantal di bawah kepala, tapi letakkanlah di kiri kanan kepala

untuk menjaga agar leher tidak bergerak

d) Kalau bantuan medis terlambat, sedang penderita harus diangkat, jangan mencoba

memperbaiki letak tulang.

Pasanglah selalu pembelat (bidai) sebelum menggerakkan atau mengangkat penderita.

3) Macam-macam patah tulang dan pertolongan pertamanya.

Page 32: HANDOUT PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DR. TAMSIK UDIN, …

31

a) Patah lengan bawah Pergelangan Tangan(gb 1)

gb1-pth-lengn-bwh• Letakkan perlahan-lahan lengan bawah tersebut ke dada hingga

lengan membentuk sudut 90 derajat dengan lengan atas, sedang telapak tangan rata di

dada

• Siapkan 2 pembelat ( bidai ) yang dilengkapi dengan kain pengempuk, satu untuk

membelat bagian dalam, sedang yang lain untuk membelat bagian luar

• Usahakan pembelat merentang dari siku sampai ke punggung jemari

• Aturlah gendongan tangan ke leher sedemikian rupa sehingga ketinggian ujung-

ujung jari hanya 7,5-10 cm dari siku

Patah Tulang lengan Atas (siku ke bahu) (gb 2)gb-2-pth-lengn-atas

• Letakkan tangan perlahan-lahan ke samping tubuh dalam posisi sealamiah mungkin

• Letakkan lengan bawah di dada dengan telapak tangan menempel perut

• Pasang satu pembelat (bidai) yang sudah berlapis bahan empuk di sebelah luar

lengan dan ikatlah dengan 2 carik kain di atas dan di bawah bagian yang patah

• Buatlah gendongan ke leher, tempelkan ke lengan atas yang patah ke tubuh dengan

handuk atau kain yang melingkari dada dan belatan (bidai)

c) Patah Tulang Lengan Bawah

Letakkan pembelat (bidai) berlapis di bawah telapak tangan, dari dekat siku sampai

lewat ujung jemari.

d) Patah Tulang di paha

• Patah tulang di paha sangat berbahaya, tanggulangi shok dulu dan segera panggil

dokter

• Luruskan tungkai dan tarik ke posisi normal

• Siapkan 7 pembalut panjang dan lebar

• Gunakan 2 pembelat papan lebar 10-15 cm yang dilapisi dengan kain empuk

• Panjang pembelat untuk bagian luar harus merentang dari ketiak sampai lutut,

sedangkan pembelat untuk bagian dalam sepanjang dari pangkal paha sampai ke lutut.

f. Pembalut dan pembalutan

1) Pembalut

Macam-macam pembalut :

a) Pembalut kasa gulung

b) Pembalut kasa perekat

c) Pembalut penekan

d) Kasa penekan steril (beraneka ukuran)

e) Gulungan kapas

f) Pembalut segi tiga (mitella)

2) Pembalutan (gb 3)gb3-pmbltn-kepala2

a) Pembalutan segitiga pada kepala, kening

b) Pembalutan segitiga untuk ujung tangan atau kaki

c) Pembungkus segitiga untuk membuat gendungan tangan

d) Membalut telapak tangan dengan pembalut dasi

e) Pembalutan spiral pada tangan

f) Pembalutan dengan perban membentuk angka 8 ke tangan atau pergelangan tangan

yang cidera.

Page 33: HANDOUT PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DR. TAMSIK UDIN, …

32

2. Budaya Hidup Sehat

Dalam kehidupan sehari-hari pramuka hendaknya memiliki budaya hidup sehat,

dengan jalan mendidik agar mereka dibiasakan untuk :

1) Selalu menjaga kebersihan badan, misalnya pemeliharaan kuku, tangan, kaki,

pentingnya mandi, pemeliharaan gigi, dsb.

2) Menjaga dan menciptakan kesegaran jasmani dan kesehatan badan, dengan jalan :

secara rutin melaksanakan senam pagi, jogging, melatih pernapasan, minum air putih,

dsb.

3) Menjaga ketahan tubuh, ketrampilan dan ketangkasan jasmani dengan berolahraga,

mendaki gunung, berenang, terbang laying, dsb.

4) Menjaga kebesihan makanan dan minuman, serta meningkatkan pengetahuan

tentang gizi.

5) Selalu menciptakan kebersihan rumah dan peralatannya, kebersihan perkemahan

pada saat berkemah

6) Memahami berbagai macam penyakit dan penanggulangannya.

Posted in: materi pramuka

Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook

PERTEMUAN X

KETERAMPILAN KEPRAMUKAAN

Spiritual, Emosional, Sosial

I. PENDAHULUAN

1. Keterampilan kepramukaan merupakan materi yang diperoleh seorang Pramuka dari kegiatan

yang diikutinya. Keterampilan ini menjadi bekal pengetahuan praktis yang siap dimanfaatkan

sewaktu-waktu.

2. Penguasaan pengetahuan keterampilan ini disesuaikan dengan golongan usia Pramuka, lamanya

seorang anggota pramuka mengikuti kegiatan kepramukaan, serta kualitas Pembina Pramuka

dalam memberikan materi tersebut.

II. MATERI POKOK

1. Keterampilan kepramukaan merupakan kebutuhan yang harus dimiliki peserta didik.

Masyarakat berasumsi bahwa setiap anggota pramuka pasti memiliki pengetahuan keterampilan

yang dapat dipergunakan sebagai bekal mengatasi segala permasalahan dalam hidupnya sehari-

hari.

2. Untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut Pembina Pramuka dituntut memiliki seperangkat

pengetahuan kepramukaan yang dapat diterapkan kepada peserta didik.

2. Keterampilan kepramukaan menurut ranah pengembangannya dapat dikelompokkan

sebagai berikut:

Page 34: HANDOUT PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DR. TAMSIK UDIN, …

33

a. Keterampilan spiritual

b. Keterampilan emosional

c. Keterampilan sosial

d. Keterampilan intelektual

e. Keterampilan fisik

4. Keterampilan spiritual, ialah keterampilan yang membentuk sikap dan perilaku pramuka dalam

kesehariannya yang mencerminkan perwujudan dari:

a. Pengamalan aturan/hukum agama yang dianutnya

b. Pengamalan Prinsip Dasar Kepramukaan

c. Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka

d. Pengamalan Pancasila

5. Keterampilan emosional ialah keterampilan atau kecerdasan menata hati, menata emosi

sehingga yang bersangkutan menjadi pramuka yang:

a. Cermat dalam menghadapi masalah

b. Bijak dalam mengambil keputusan

c. Sabar

d. Tidak tergesa-gesa dalam menentukan sikap

e. Menghormati lawan bicaranya

f. Sopan

g. Santun dalam berbicara dan bertindak

h. Hormat kepada orang-tua dan orang yang lebih tua.

6. Keterampilan sosial ialah keterampilan dalam bergaul atau berinteraksi dengan orang lain

antara lain. Dalam pergaulan tersebut diharapkan seorang anggota pramuka dapat:

a. Belajar dari orang lain.

b. Mengubah perilaku diri yang tidak baik menjadi perilaku yang baik.

c. Mempengaruhi orang lain sehingga orang lain menjadi baik.

d. Belajar memimpin dan dipimpin.

e. Keterampilan memberikan pertolongan pada orang lain di antaranya: Pertolongan Pertama

pada kecelakaan, meliputi (a) keterampilan kesehatan lapangan; (b) keterampilan dapur umum;

(c) keterampilan evakuasi; (d) keterampilan penyelamatan (Search and Rescue – SAR).

f. Keterampilan tentang kesehatan lingkungan: (a) perilaku hidup bersih dan sehat di keluarga,

(b) perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan sekolah; (c) perilaku hidup bersih dan sehat di

tempat umum; (d) perilaku hidup bersih dan sehat di tempat kerja. (e) perilaku hidup bersih dan

sehat di institusi kesehatan.

g. Keterampilan tentang pengamanan masyarakat: (a) keterampilan tentang tempat kejadian

perkara (TKP); (b) keterampilan pemadam kebakaran; (c) keterampilan konservasi air. (d)

keterampilan pengamanan hutan; (e) keterampilan lalulintas. (f) keterampilan melindungi

diri/self defense.

7. Keterampilan intelektual adalah keterampilan kecerdasan otak yang dapat dilatih lewat:

a. Permainan kim.

Page 35: HANDOUT PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DR. TAMSIK UDIN, …

34

b. Berbagai permainan untuk memecahkan masalah misalnya jigsaw, segi empat/tiga berantakan;

nusantara-1; penyelamatan presiden, dll.

c. Perpaduan dengan keterampilan fisik dapat dilakukan melalui tali-temali misalnya membuat

woogle, anyaman ketupat, simpul anyam dsb.

8. Keterampilan fisik ialah keterampilan yang secara fisik menjadi kebutuhan peserta didik

sebagai bekal mengatasi tantangan dan rintangan. Keterampilan fisik yang hendaknya diberikan

kepada pramuka adalah:

a. Tali-temali, di antaranya:

Simpul – ialah iakatan pada tali. Jenisnya:

(1) Simpul ujung tali

Untuk menjaga agar tali tidak terurai.

(2) Simpul mati

Simpul untuk menyambung Dua tali yang sama besar

(3) Simpul anyam

Simpul untuk menyambungDua tali yang Tidak sama besarnya

(4) Simpul anyam berganda

Simpul untuk menyambung tali yang tidak sama besarnya dalam kondisi basah atau kering

(5) Simpul erat

Untuk memulai suatu ikatan

(6) Simpul pangkal

Digunakan untuk

permulaan ikatan

(7) Simpul tiang

Untuk mengikat leher

binatang agar tidak terjerat

sewaktu binatang bergerak

(8) Simpul tarik

Digunakan untuk menuruni

tebing atau pohon

dan tidak akan kembali

ke atas.

(9) Simpul kursi

Untuk mengangkat dan

menurunkan orang atau

barang.

(10) Simpul kembar

Untuk menyambung dua tali

yang sama besar dalam

kondisi licin atau basah

(11) Simpul jangkar

Untuk membuat

tandu darurat, atau tali

timba

Page 36: HANDOUT PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DR. TAMSIK UDIN, …

35

Ikatan (1) Ikatan palang

Ikatan untuk membentuk

Palang yang bersudut 900

(2) Ikatan silang

Ikatan untuk membentuk

tongkat bersilangan

dan talinya membentuk

diagonal.

PERTEMUAN XI

KETERAMPILAN KEPRAMUKAAN

Peta, Sandi, Menaksir, Mengenal Alam

b. Memahami peta, kompas dan cara penggunaannya.

(1) Membaca peta topografi

(2) Membuat peta pita

(3) Membuat panorama sketsa

(4) Memahami kompas dan cara penggunaannya.

c. Isyarat dan sandi

(1) Membaca dan mengirim isyarat dengan semaphore.

(2) Membaca dan mengirim isyarat dengan morse, dengan menggunakan: peluit, bendera, senter,

dan pesawat telegraph.

d. Menaksir

(1) Menaksir tinggi (menara, pohon, rumah, dll)

(2) Menaksir lebar sungai

(3) Menaksir arus sungai

(4) Menaksir berat.

e. Keterampilan mengenal alam

- Kabut.

(1) Kabut tipis merata – pertanda cuaca baik;

(2) Terang benderang di pagi hari pertanda cuaca buruk;

(3) kabut di gunung-gunung pertanda akan turun hujan;

(4) udara sejuk dan berembun di pagi hari pertanda akan turun hujan di siang hari.

- Matahari

(1) Matahari terbit berwarna kemerah-merahan dan diliputi garis-garis awan hitam pertanda akan

ada hujan.

(2) Matahari terbit berwarna kemerahan yang terang pertanda cuaca baik.

(3) Matahari terbit kemerahan dan dicampuri garis-garis awan kekuning-kuningan pertanda akan

hujan lebat.

(4) Matahari terbenam dengan warna kekuning-kuningan pertanda akan ada hujan.

(5) Warna merah pada saat matahari terbenam pertanda akan terjadi angin yang cukup kencang.

Page 37: HANDOUT PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DR. TAMSIK UDIN, …

36

- Binatang.

(1) Semut. Mereka akan tetap di liangnya bila cuaca akan buruk, tetapi akan keluar dari liangnya

dan berjalan mondar-mandir bila cuaca akan tetap baik.

(3) Ayam. Mereka akan tetap berjalan-jalan dan membiarkan dirinya kehujanan menandakan bahwa

hujan tidak akan berlangsung lama; tetapi bila ayam-ayam tersebut berteduh saat hujan maka

pertanda bahwa hujan akan berlangsung lama.

(4) Lalat. Mereka akan tetap hinggap di tembok apabila akan turun hujan, dan akan beterbangan bila

cuaca cerah.

(5) Cacing. Bila pada malam hari menimbun tanah berbutir-butir di kebun pertanda akan datang

hujan, dan bila cacing keluar dari liangnya menandakan hujan akan turun lama.

(6) Tanda-tanda Cuaca akan buruk.

· Kucing duduk dengan membelakangi api sambil mengusap-usap kepalanya dengan kaki

depannya yang dibasahi dengan mulutnya.

· Burung-burung. Mereka membasahi bulunya dengan paruhnya.

· Burung-burung Laut. Beterbangan menuju daratan.

III. PENUTUP

Keterampilan kepramukaan merupakan ciri khas seorang anggota Pramuka yang hendaknya

dipelajari, dipahami, dan dikuaasai oleh setiap anggota Pramuka, baik dia sebagai Siaga,

penggalang, Penegak, Pembina, Pamong Saka, Pelatih, maupun Andalan.

PERTEMUAN XII

Semaphore, Api unggun, Wade Games, Karya ilmiah

PERTEMUAN XIII

KETERAMPILAN KEPRAMUKAAN

Upacara dalam Gerakan Pramuka

Tata Cara Upacara Pramuka

Siaga

1. Acara persiapan

Pembina/Pembantu Pembina Siaga memanggil anggota perindukan dengan barisan bersaf

Para Pembina Siaga memeriksa kebersiahan, kerapihan dll., sesuai dengan tugasnya, dan

memilih barung yang terbaik dan barung yang terbaik tersebut mendapat kepercayaan untuk

mempersiapkan upacara pembukaan.

2. Uraian Kegiatan

Seluruh anggota perindukan dalam barungnya masing-masing membentuk barisan bersaf

Siaga/Sulung yang terpilih mempersiapkan segala perlengkapan upacara untuk upacara

pembukaan

Page 38: HANDOUT PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DR. TAMSIK UDIN, …

37

3. Perlengkapan

Bendera Merah Putih/tiangnya, teks Pancasila, teks Dwi Darma

4. Acara Pokok

Sulung memanggil seluruh peserta upacara dengan .....siagaaaaaaa dan dijawab Siaaaap oleh para

siaga, kemudian Sulung membuat kode lingkaran kecil maka berlarilah para siaga membentuk

lingkaran kecil menurut barungnya masing-masing dan barung si sulung berapa di depanya.

kemudian membentuk lingkaran besar

5. Penjemputan Pembina Upacara Yanda/Bunda

Sulung/Pemimpin Upacara menjemput pembina upacara

Sulung menjemput yanda/Bunda dengan ucapan "yanda, upacara pembukaan latihan perindukan

siaga sudah bisa dimulai yanda sudi membukanya." kemudian Yanda mengatakan "Terima

kasih" kemudian Yanda/ Bunda Memegang tangan Kiri Sulung dan membimbingnya memasuki

lingkaran dan menempatkannya di depan standart/totem

6. Penjemputan Bendera Merah Putih

Yanda/bunda memerintahkan sulung untuk mengambil Bendera Merah Putih "Sulung, ambil

Pusaka kita". dan sulung pun keluar melalui pintu untuk mengambil bendera merah putih.

Kemudian memasuki lingkaran dan pada waktu di pinggir lingkaran (pintu) berhenti sejenak dan

penghormatan dipimpin oleh Yanda/Bunda dan diikuti oleh seluruh peserta upacara

7. Pembacaan Teks Pancasila

Pembacaan teks Pancasila oleh pembina upacara Yanda/Bunda

Yanda/ Bunda membacakan teks Pancasila diikuti oleh seluruh peserta upacara

8. Pembacaan teks Dwi darma

Pembacaan teks Dwi Darma oleh Sulung

Sulung membacakan dan dibalas oleh peserta sbb : Sulung : Dwi Darma, siaga membalas serupa

kemudian Sulung ; "Siaga itu menurut ayah dan bundanya" dijawan"kami menurut ayah dan

bunda kami". Sulung: "Siaga itu berani dan tidak putus asa" dijawab "kami berani dan tidak

putus asa"

Selesai membaca teks dwi darma Yanda/ Bunda memerintahkan sulung kembali ke barungnya

dan pada waktu sulung kembali ke barungnya wakilnya yang tadi menempati posisi pemimpin

barung kembali ke tempatnya melalui jalan belakang.

9. Kata Bimbingan

Yanda/Bunda memberikan kata bimbingan

Pada waktu memberikan kata bimbingan Yanda/Bunda cukup dengan sikap instirahat maka

seluruh peserta upacara mengikutinya dengan sikap istirahat

Selesai pengarahan Yanda/bunda kembali sikap sempurna dan diikuti oleh seluruh peserta

upacara dengan sikap sempurna/siap

10. Do'a

doa dipimpin oleh yanda/Bunda

doa diucapkan dna diikuti oleh seluruh siaga (doa cukup pendek saja)

11. Selesai

Upacara Pembukaan selesai

Selesai Yanda/bunda berdo'a maka selesailah upacara

Page 39: HANDOUT PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DR. TAMSIK UDIN, …

38

dilanjutkan dengan kegiatan lainnya. Ingat..! Yanda dan Bunda tidak membubarkan lingkaran

tetapi langsung dilanjutkan dengan kegiatan yang sesuai dengan jadwal latihan.

Penggalang

1. Acara persiapan

Tiap-tiap pemimpin regu memanggil anggotanya dengan barisan bersaf

Para pimpinan regu memeriksa kebersiahan, kerapihan dll., sesuai dengan tugasnya, dan

penggalang yang terpilih sebagai petugas upacara mempersiapkan peralatan yang diperlukan

dalam upacara pembukaan.

2. Perlengkapan

Bendera Merah Putih, tiang bendera (biasanya stok yang disambung) yang sudah berdiri , teks

Pancasila, teks Dasa Darma

3. Acara Pokok

Pratama memanggil seluruh peserta upacara dengan pluit (bunyinya : priiiiit.......dan dijawab

Siaaaap oleh para penggalang), kemudian pratama membuat kode angkare sambil meniup pluit

dengan bunyi ptit..prit...prit..maka berlarilah para penggalang membentuk barisan berbentuk

angkare menurut regunya masing-masing.

4. Penjemputan Pembina Upacara

pratama/Pemimpin Upacara menjemput pembina upacara pratama menjemput pembina dengan

ucapan "kak, upacara pembukaan latihan pasukan penggalang sudah bisa dimulai, kakak

dipersilahkan." kemudian pembina mengatakan "Terima kasih" kemudian pratama kembali ke

tempat semula dan pembina mengambil tempat di belakang tiang bendera.

5. Upacara dimulai

salah seorang dari pembina maju satu langkah ke depan menandakan upacara dimulai.

penghormatan kepada pembina dipimpin oleh pratama dan diikuti oleh seluruh peserta upacara

Laporan dari pratama kepada pembina bahwa upacara pembukaan latihan siap dilaksanakan,

kemudian pradana kembali ke barisan regunya dan wakil yang tadinya menempati tempatnya

kembali ke tempat yang paling kiri dari regunya

Page 40: HANDOUT PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DR. TAMSIK UDIN, …

39

6. Pengibaran Bendera Merah Putih

pembina memerintahkan petugas bendera untuk menaikkan bendera dengan ucapan "petugas

bendera". dan petugas pun maju membawa bendera merah putih.

Kemudian setelah bendera siap diikat, penghormatan dipimpin oleh pembina dan diikuti oleh

seluruh peserta upacara

7. Pembacaan Teks Pancasila

Pembacaan teks Pancasila oleh pembina upacara

pembiana membacakan teks Pancasila diikuti oleh seluruh peserta upacara

8. Pembacaan teks Dasa darma

Pembacaan teks Dasa Darma oleh petugas

Petugas Dasa Darma,

9. Kata Bimbingan

Pembina memberikan kata bimbingan Pada waktu memberikan kata bimbingan Pembiana cukup

dengan sikap instirahat maka seluruh peserta upacara mengikutinya dengan sikap istirahat

Selesai pengarahan Pembina kembali sikap sempurna dan diikuti oleh seluruh peserta upacara

dengan sikap sempurna/siap

10. Do'a

doa dipimpin oleh Pembina doa boleh secara berjamaah. boleh juga secara sendiri-sendiri.

11. Selesai

Upacara Pembukaan selesai Selesai berdo'a maka selesailah upacara dilanjutkan dengan kegiatan

lainnya.

Penegak

1. Acara persiapan

Tiap-tiap pemimpin sangga memanggil anggotanya dengan barisan bersaf

Para pimpinan sangga memeriksa kebersiahan, kerapihan dll., sesuai dengan tugasnya, dan

penegak yang terpilih sebagai petugas upacara mempersiapkan peralatan yang diperlukan dalam

upacara pembukaan.

2. Uraian Kegiatan

Page 41: HANDOUT PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DR. TAMSIK UDIN, …

40

Seluruh anggota ambalan dalam sangganya masing-masing membentuk barisan bersaf

pradana mengecek persiapan upacara untuk upacara pembukaan

3. Perlengkapan Bendera Merah Putih, tiang bendera (biasanya stok yang disambung) yang

sudah berdiri , teks Pancasila, teks Dasa Darma

4. Acara Pokok

Pradana memanggil seluruh peserta upacara dengan pluit (bunyinya : priiiiit.......dan dijawab

Siaaaap oleh para penegak), kemudian pradana membuat kode bersaf sambil meniup pluit

dengan bunyi ptit..prit...prit..maka berlarilah para penegak membentuk barisan bersaf menurut

sanggaya masing-masing.

Laporan tiap-tiap pinsa (pimpinan sangga) kepada pradana. dalam hal ini pinsa melaporkan nama

sangga dan jumlah anggota yang hadir.

5. Penjemputan Pembina Upacara Yanda/Bunda

pradana/Pemimpin Upacara menjemput pembina upacara

pradana menjemput pembina dengan ucapan "kak, upacara pembukaan latihan ambalan

sudah bisa dimulai apakah kakak sudi membukanya." kemudian pembina mengatakan

"Terima kasih", saya bersedia." kemudian pradana mengantar pembina memasuki barisan

dan menempatkannya di barisan paling kanan. setelah itu pradana kembali ketempat

semula.

6. Pengibaran Bendera Merah Putih.

pradana memerintahkan petugas bendera untuk menaikkan bendera dengan ucapan

"petugas bendera". dan petugas pun maju membawa bendera merah putih.

Kemudian setelah bendera siap diikat, penghormatan dipimpin oleh pradana dan diikuti

oleh seluruh peserta upacara

7. Pembacaan Teks Pancasila

Pradana menjemput pembina untuk maju ke depan

Pembacaan teks Pancasila oleh pembina upacara pembiana membacakan teks Pancasila

diikuti oleh seluruh peserta upacara

8. Pembacaan teks Dasa darma

Pembacaan teks Dasa Darma oleh Sulung

Petugas Dasa Darma,

9. Kata Bimbingan

Pembina memberikan kata bimbingan

Pada waktu memberikan kata bimbingan Pembiana cukup dengan sikap instirahat maka

Page 42: HANDOUT PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DR. TAMSIK UDIN, …

41

seluruh peserta upacara mengikutinya dengan sikap istirahat

Selesai pengarahan Pembina kembali sikap sempurna dan diikuti oleh seluruh peserta

upacara dengan sikap sempurna/siap

10. Do'a

doa dipimpin oleh pradana doa boleh secara berjamaah. boleh juga secara sendiri-sendiri.

11. Selesai

Upacara Pembukaan selesai Selesai berdo'a maka selesailah upacara

dilanjutkan dengan kegiatan lainnya. Catatan : Apabila pembina tidak hadir atau tidak

bersedia maka upacara tetap berlanjut dan tugas pembina diambil alih oleh pradana.

PERTEMUAN XIV

Ujian Praktek Bina Satuan

PERTEMUAN XV

Ujian Praktek Bina Satuan

PERTEMUAN XVI

Ujian Akhis Semester (Perkemahan Bersama)

Page 43: HANDOUT PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DR. TAMSIK UDIN, …

Referensi :

Boden Powel. (1954). Mengembara Menuju Bahagia. Yayasan Pendidikan Masyarakat.

Jakarta.

Boden Powel. (1982). Memandu Untuk Putera. De Nederlandse Padvinders.

Sumardiyanto. (2005). Buku Ajar Mata Kuliah Kepramukaan. Fakultas Pendidikan

Olahraga dan

Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia.

Sugito,S.Kom (2010). Panduan Administrasi Gudep

Kwarnas. (1987). Kursus Dasar B. Jakarta.

Kwarnas. (2001). Gerakan Pramuka. Jakarta.

Kwarnas. Permainan Siaga Putera. Bumi Restu. Jakarta.

Kwarnas (1983) Kursus Orientasi Gerakan Pramuka. Jakarta

Takijoedin. (1977). Tuntunan Pemimpin Regu. Ganaco NV. Bandung.

Tamsik Udin (1987). Pendapat Mahasiswa FIP IKIP Bandung teerhadap Kepramukaan

(Skripsi).

Tamsik Udin (2006). Pembinaan Disiplin dalam Pramuka (Tesis).

HANDOUT

A. IDENTITAS MATAKULIAH

1. Nama Matakuliah : PERENCANAAN PEMBELAJARAN

2. Kode Matakuliah : -

3. Semester/SKS : V

4. Jurusan/Fakultas : PGMI/FITK

5. Jenis Matakuliah : Wajib

6. Prasyarat : -

7. Dosen : DR. Tamsik Udin,M.Pd

B. BAGAIAN ISI

Pertemuan ke 1 : Desain Pembelajaran dan Kinerja Guru

1. Tujuan Pembelajaran :

a. Mahasiswa mengetahui Pengertian Pembelajaran dan Ruang Lingkup

Pembelajaran

b. Mahasiswa memahami Rambu – Rambu Desain Pembelajaran

Page 44: HANDOUT PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DR. TAMSIK UDIN, …

c. Mahasiswa memahami Kinerja Guru dalam Mendesain Pembelajaran

d. Mahasiswa membuat Perencanaan dan Desain Pembelajaran

2. Uraian singkat Materi :

a. Pengertian dan Ruang Lingkup Pembelajaran

b. Pengertian Perencanaan Pembelajaran

c. Rambu – rambu Desain Pembelajaran

d. Kinerja Guru dalam Mendesain Pembelajaran

e. Pentingnya Perencanaan dan Desain Pembelajaran

f. Fungsi Perencanaan dan Desain Pembelajaran

Pertemuan ke 2 :Program Tahunan

1. Tujuan Pembelajaran :

a. Mahasiswa Mengetahui pengertian perencanaan pembelajaran.

b. Mahasiswa Mengetahui pengertian dan fungsi program tahunan.

c. Mahasiswa Memahami bagaimana langkah-langkah penyusunan program

tahunan.

2. Uraian singkat Materi :

a. Pengertian Perencanaan Pembelajaran

b. esensi Program Tahunan

b. Fungsi Program Tahunan

c. Langkah-langkah Menyusun Program Tahunan

Pertemuan ke 3 : Strategi , Media, Evaluasi Pembelajaran dan Kalender

Pendidikan.

1. Tujuan Pembelajaran :

a. Mahasiswa mengetahui pengertian strategi, media dan evaluasi pembelajaran

b. Mahasiswa memahami perbedaan strategi, media dan evaluasi pembelajaran

c. Mahasiswa memahami kriteria pemilihan strategi, metode dan evaluasi

d. Mahasiswa mempraktekkan membuat kalender pendidikan

2. Uraian singkat Materi :

a. Pengertian Strategi, Media dan Evaluasi Pembelajaran.

b. Perbedaan Strategi, Media dan Evaluasi

c. Kriteria pemilihan Strategi, Media dan Evaluasi Pembelajaran

d. Mengenal Kalender Pendidikan

e. Perubahan Standar Isi KTSP Menjadi Kurikulum 2013

f. Praktik Menyusun Kalender Pendidikan dan Silabus

Pertemuan ke 4 : Langkah-langkah Perumusan KD,indikator dan materi

1. Tujuan Pembelajaran :

a. Mahasiswa mengetahui apa yang dimaksud Kompetensi dasar.

b. Mahasiswa memahami langkah-langkah perumusan Kompetensi Dasar.

c. Mahasiswa memahami apa yang dimaksud Indikator.

d. Mahasiswa mempraktekkan langkah-langkah perumusan Indikator.

e. Mahasiswa mengetahui apa yang dimaksud Materi Pokok Pembelajaran.

Page 45: HANDOUT PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DR. TAMSIK UDIN, …

f. Mahasiswa mempraktekkan langkah-langkah perumusan Materi Pokok

Pembelajaran.

2. Uraian singkat Materi :

a. Perumusan Kompetensi Dasar

b. Perumusan Indikator

c. Perumusan Materi Pembelajaran

Pertemuan ke 5 : Model – Model Desain Pembelajaran

1. Tujuan Pembelajaran :

a. mengetahui apa itu model desain pembelajaran,

b. apa saja model pembelajaran, pola model desain pembelajaran,

c. peredaan dari model pembelajarannya.

2. Uraian singkat Materi :

a. Pengertian Model Desain

b. Macam-Macam Desainpembelajaran

c. Pola-Pola Pengembangan Desain Pembelajaran

b. Perbedaan Model-Model Pembelajaran

Pertemuan ke 6 : Dasar Sistem Pembelajaran

1. Tujuan Pembelajaran :

a. Untuk mengetahui pengertian pendekatan system.

b. Untuk mengetahui konsep sistem pengajaran.

c. Untuk mengetahui ciri-ciri sistem pengajaran.

d. Untuk memahami masalah – masalah pengajaran dan cara pemecahannya

e. Bagaiman strategi dasar merancang sistem pengajaran.

f. Untuk mengetahui aplikasi pendekatan sistem dalam pembelajaran

2. Uraian singkat Materi :

a. Pengertian Pendekatan system

b. Konsep Sistem Pengajaran

c. Ciri-ciri Sistem Pengajaran

d. Masalah – Masalah Pengajaran dan Pemecahannya

e. Strategi Dasar Merancang Sistem Pengajaran

f. Aplikasi Pendekatan Sistem dalam Pembelajaran

Pertemuan ke 7 : Silabus

1. Tujuan Pembelajaran :

a. Dapat mengetahui pengertian silabus pembelajaran.

b. Dapat mengetahui prinsip-prinsip pengembangan silabus.

c. Dapat mengetahui tahapan-tahapan pengembangan silabus.

d. Dapat mengetahui komponen dan format silabus.

2. Uraian singkat Materi :

Page 46: HANDOUT PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DR. TAMSIK UDIN, …

a. Pengertian Silabus

b. Prinsip Pengembangan Silabus

c. Tahap Pengembangan Silabus

d. Komponen dan Format Silabus

Pertemuan ke 8 : Kurikulum 2013

1. Tujuan Pembelajaran :

a. Untuk mengetahui Kurikulum 2013.

b. Untuk mengetahui Konsep dasar kurikulum 2013.

c. Untuk mengetahui Kerangka Dasar kurikulum 2013.

d. Untuk mengetahui karakteristik kurikulum 2013.

e. Untuk Mengetahui kekurangan dan kelebihan kurikulum 2013.

2. Uraian singkat Materi :

a. Pengertian Kurikulum 2013

b. Konsep Dasar Kurikulum 2013

c. Kerangka Dasar Kurikulum 2013

d. Karakteristik Kurikulum 2013

e. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 2013

Pertemuan ke 9 : Program Semester

1. Tujuan Pembelajaran :

a. Mengetahui Pengertian Program Semester!

b. Mengetahui Fungsi Program Semester!

c. Mengetahui Langkah-langkah Penyusunan Program Semester!

2. Uraian singkat Materi :

a. Pengertian Program Semester

b. Fungsi Program Semester

c. Langkah-langkah Penyusunan Program Semester

Pertemuan ke 10 : Pekan Efektif

1. Tujuan Pembelajaran :

a. Untuk mengetahui pengertian pekan efektif.

b. Untuk mengetahui cara menghitung pekan efektif.

c. Untuk mengetahui rincian pekan efektif.

d. Untuk mengetahui langkah-langkah pekan efektif.

2. Uraian singkat Materi :

a. Pengertian Pekan Efektif

b. Cara menghitung pekan efektif

c. Rincian Pekan Efektif

d. Langkah-langkah punyusunan pekan efektif

Pertemuan ke 11 : Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

1. Tujuan Pembelajaran :

a. Mengetahui pengertian RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran).

Page 47: HANDOUT PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DR. TAMSIK UDIN, …

b. Mengetahui komponen-komponen dari RPP.

c. Mengetahui penyusunan RPP.

2. Uraian singkat Materi :

a. Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

b. Komponen-komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

c. C.Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Pertemuan ke 12 : Penilaian Autentik

1. Tujuan Pembelajaran :

a. Mengetahuipengertian penilaian autentik

b. Mengetahuikriteria penilaian autentik

c. Mengetahuijenis-jenis penilaian autentik

2. Uraian singkat Materi :

a. PengertianPenilaianAutentik

b. KriteriaPenilaianAutentik

c. Jenis- JenisPenilaianAutentik

d. PenilaianKinerja

e. PenilaianProyek

f. PenilaianPortofolio

g. PenilaianTertulis

Pertemuan ke 13 : Pendekatan Saintifik

1. Tujuan Pembelajaran :

a. Untuk mengetahui pengertian pendekatan saintifik

b. Untuk mengetahui langkah-langkah pendekatan saintifik

c. Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan pendekatan saintifik

2. Uraian singkat Materi :

a. Pengertian Pendekatan Saintifik

b. Langkah-Langkah Pendekatan Saintifik

c. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Saintifik

C. REFERENSI

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid. 2011. Perencanaan pembelajaran. Bandung:PT Remaja Rosdakarya

Ahmad Rohani, 2004. Pengelolaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta.

Page 48: HANDOUT PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DR. TAMSIK UDIN, …

Anisah Izzaty, Inovasi dalam Bidang Kurikulum 2013 dan mutu Pendidikan.,dalam

Http//Izzatyalmuhyi.blogspot.com (on line) diakses pada tanggal 10 november

2015

Arifin Zainak. 2011. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : Rosdakarya

Arsyad Azhar. 2009. Media Pembelajaran. Jakarta : Rajawali Pers

B. Uno Hamzah. 2010. Perencanaan Pembelajaran.( Jakarta: Bumi Aksara).

Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan. Jakarta.

Bahri dan Zain, Aswan.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta, 1996.

Marimba.

Darwin, Syah. 2007. Perencanaan System Pengajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta:

Gaung Persada Press.

Direktorat Pembinaan SMP, Ditjen Dikdasmen, Depdiknas. 2006. Panduan

Pengembangan RPP. Jakarta: Depdiknas

E. Mulyasa, 2007, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya,

cet.ke-2.

E. Mulyasa, Pengembangan dan Impelemtasi Kurikulum 2013.Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Fahrul Razi, Perencanaan Pembelajaran, hlm 101-107

Fahrul Razi, Perencanaan Pembelajaran, hlm. 96-100

Firdaus. 2006. Undang-Undang Guru dan Dosen, Jakarta: Depag RI.

Hamid, Darmadi. 2010. Kemampuan Dasar Mengajar. Bandung: Alfabeta.

Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2006, hlm. 126

Harijanto. 2006. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

Kasful, Anwar Dan Hendra Harmi. 2011. Perencanaan Sistem Pembelajaran KTSP.

Bandung: Alfabeta.

Kaufirman. 1972. Educational Planning System.

Kunandar, 2013, Penilaian Autentik, Jakarta : PT Rajagrafindo Persada.

Kunandar, Penilaian Autentik ( Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan

Kurikulum 2013),Jakarta:PT RajaGrafindo Persada

Majid, Abdul. 2007. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Majid, Abdul. 2007. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi

Guru. Bandung: Rosdakarya.

Page 49: HANDOUT PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DR. TAMSIK UDIN, …

Masnur Muslich, 2007, KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembangan, Jakarta : PT Bumi

Aksara,

Muhammad Nuh, Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 213 SD Kelas

IV(Jakarta: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan

Kebudayaan dan Penjminan Mutu Pendidikan, 2013),

Mulyoto, Strategi Pembelajaran di Era Kurikulm 2013, Jakarta: Prestasi Pustaka Raya,

2013

Mulysa. 2010. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Prof. Dr. H. Wina Sanjaya, M.Pd, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, h. 7

Prof. Dr. Oemar Hamalik. 2001. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan

Sistem. Bumi Aksara: Jakarta

Pusat Bahasa DEPDIKNAS. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga. Jakarta: Balai

Pustaka. 2005.

Rukhiyat, Adang, Paradigma Baru Hubungan Guru dengan Murid, Jakarta: Uhamka

Press. 2003.

Saiful Sagala, 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta.

Sanjaya Wina. 2009. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakaata : Kencana.

Sanjaya, Wina (2008). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Perdana

Media Group.

Sanjaya, Wina, M.Pd, 2010, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta:

Kencana.

Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : kencana prenada media

group.

Sugeng Listyo Prabowo dan Faridah Nurmaliyah,S.Pd, 2010, Perencanaan

Pembelajaran, Malang: UIN Maliki Press.

Sutikno Sobry. 2008. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Pospect

Uno, Hamzah. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

W. Gulo, 2002. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Grasindo.

Wina Sanjaya, 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: Kencana

Prenada Media Group.

www.izzatulfikriyah.blogspot.com/d-winur.blogspot.com

Page 50: HANDOUT PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DR. TAMSIK UDIN, …

Http://Deni3wardana.Wordpress.Com/2007/08/13/Bagaimana-Cara-Menyusun-Ktsp-

Dan-Silabus-Yang-Benar/

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=116404&val=5323&title=STRATE

GI,%20MEDIA%20DAN%20EVALUASI%20PEMBELAJARAN

http://edu-articles.com/pengembangan-silabus/

http://rickyzet.blogspot.co.id/2012/03/masalah-dan-upaya-pemecahan-masalah.html

http://www.sdnleuwimunding3.sch.id/2010/10/pengertian-silabus-dan-

pengembangannya.html

https://ka5sodo.wordpress.com/2011/04/11/sistem-pengajaran/

Cirebon, 18 Agustus 2016

Gugus Mutu Jurusan Dosen Pengampu, Dosen Pengampu,

Ttd ttd

Idah Faridah Laily, M.Pd DR. Tamsik Udin,M.Pd NIP. 198210212011012015 NIP. 196302071992031002

Mengetahui dan Mensyahkan,

Ketua jurusan PGMI

ttd

Syibli Maufur, M.Pd Nip.19740528200801101

Page 51: HANDOUT PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DR. TAMSIK UDIN, …

42