geriatri_mahasiswa_akhir

83
Buku Pegangan Mahasiswa MODUL TUTORIAL Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta 2013 MODUL PBL Sistem Geriatri dan Tumbuh Kembang_ 2013

Upload: agung-ds

Post on 13-Nov-2015

219 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

geri

TRANSCRIPT

MHS

Buku Pegangan MahasiswaBuku Pegangan Tutor

MODUL TUTORIAL

Program Studi Pendidikan DokterFakultas Kedokteran dan Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Jakarta

2013

MODUL PBLSISTEM GERIATRI DAN TUMBUH KEMBANGDisusun oleh

Tim Sistem Geriatri dan Tumbuh KembangModul PBL ini untuk dipergunakan oleh Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta

Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar

Dan

Program Studi Pendidikan Dokter

Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta

2013

KATA PENGANTARAssalamualaikum Wr,WbPuji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan karunia_Nya maka buku manual modul Tutorial PBL ini dapat disusun. Tidak lupa kita sampaikan salam dan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan pengikutnya hingga akhir jaman.

Buku Modul PBL Sistem Geriatri dan Tumbuh Kembang ini dibuat untuk memudahkan mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter dalam melaksanakan pembelajaran yang harus dilakukan. Khususnya pada sistem Geriatri dan Tumbuh Kembang agar dapat berpikir ilmiah, sistematis, dan terarah.

Di dalamnya terdapat 2 modul PBL dengan masing masing 2 sub modul untuk tumbuh kembang dan 2 sub modul untuk geriatri. Sub Modul dengan judul Gangguan Tumbuh Kembang dan Malnutrisi Energi Protein dari Sistem Tumbuh Kembang serta sub modul dengan judul Jatuh dan Inkontinentia Urine dari Sistem Geriatri.Setelah dilakukan diskusi dalam 2 kali pertemuan, harus dibuat dan disusun dalam laporan yang akan dipresentasikan dalam diskusi pleno dihadapan seluruh peserta didik sistem ini , dan dihadiri para pakar sesuai bidang ilmu terkait. Tata tertib diskusi tutorial baik diskusi kelompok maupun diskusi pleno dan beberapa tata cara lainnya terdapat di dalam buku manual ini.

Harapan kami, semoga buku manual ini bermanfaat bagi para mahasiswa peserta sistem geriatri dan tumbuh kembang sehingga dapat berhasil mempelajarinya dan mendapat nilai yang terbaik. Akhirnya kami mengucapkan terimakasih kepada Fakultas KEdokteran Universitas Hasanuddin Makasar yang selama ini menjadi Pembina dan memberikan masukan masukan yang sangat berguna dalam pelaksanaan pembelajaran. Terimaksih juga kepada semua yang membantu terwujudnya buku manual ini. Mohon maaf apabila terdapat kekurangan dalam penyusunan buku manual ini, saran dan koreksi sangat kami harapkan guna perbaikan di masa mendatang . Wasalammualaikum Wr Wb

Tim Sistem Geriatri dan Tumbuh Kembang

PSPD FKK UMJ DAFTAR ISIKataPengantar.1

Daftar Isi ,,,,,,,,, ....2

Tata Tertib Umum ..3

Tata Tertib Diskusi Tutorial . 4

Tata Tertib Kegiatan Diskusi Pleno. 6

Tata tertib Alih Ketrampilan Klinik

Sanksi .. 79

Lembar Kesepakatan Pembelajaran

Tata Cara Penulisan Diskusi Tutorial. 1112

Modul Tumbuh Kembang . Sub Modul I : Gangguan Pertumbuhan dan Perkembangan . 1415

Sub Modul II : Malnutrisi Energi Protein .

Modul Geriatri ..3044

Sub Modul I : Jatuh ..

Sub Modul II : Inkontinensia urin ..4557

TATA TERTIB UMUM

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter FKK UMJ harus mematuhi tata tertib seperti di bawah ini :

1. Berpakaian, berpenampilan dan bertingkah laku yang baik dan sopan layaknya seorang dokter. Tidak diperkenankan memakai pakaian ketat, berbahan jeans, baju kaos (dengan/tanpa kerah), dan sandal.

2. Mahasiswa laki-laki wajib berambut pendek dan rapih.

3. Mahasiswi diwajibkan memakai jilbab dan busana muslimah di setiap kegiatan berlangsung.

4. Tidak diperkenankan merokok di lingkungan PSPD FKK UMJ.

5. Menjaga ketertiban dan kebersihan di lingkungan PSPD FKK UMJ.

6. Melaksanakan registrasi administrasi dan akademik semester yang akan berjalan.

7. Memakai papan nama resmi yang dikeluarkan dari PSPD FKK UMJ di setiap kegiatan akademik kecuali perkuliahan. Jika papan nama rusak atau dalam proses pembuatan, maka mahasiswa wajib membawa surat keterangan dari bagian pendidikan.

8. Mahasiswa yang tidak hadir di kegiatan akademik karena sakit wajib memberitahu bagian pendidikan saat itu dan selanjutnya membawa lampiran keterangan bukti diagnosis dari dokter di rumah sakit (diterima paling lambat 3 hari setelah tanggal sakit).

TATA-TERTIB DISKUSI TUTORIAL

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter FKK UMJ harus mematuhi tata tertib diskusi tutorial seperti dibawah ini :

1. Kelompok diskusi terdiri dari 10 sampai 15 mahasiswa yang diatur oleh Bagian Pendidikan PSPD FKK UMJ.

2. Kelompok diskusi ini difasilitasi oleh satu orang atau lebih tutor, yang juga merupakan bagian dari kelompok diskusi.

3. Anggota kelompok diskusi memilih ketua dan sekretaris kelompok.

4. Ketua bertugas untuk mengarahkan diskusi dan membagi tugas pada anggota kelompok.

5. Sekretaris bertugas menuliskan semua hasil diskusi pada satu kertas lembar balik.

6. Wajib mengikuti seluruh kegiatan tutorial. Bila tidak mengikuti kegiatan tutorial pertemuan pertama dan atau kedua tanpa alasan yang jelas mahasiswa tidak mendapat penilaian diskusi tutorial saat itu.

7. Datang 10 menit sebelum tutorial dimulai.

8. Mahasiswa akan mendapatkan pretest sebelum tutorial dimulai.

9. Berpakaian, berpenampilan dan bertingkah laku yang baik dan sopan layaknya seorang dokter. Tidak diperkenankan memakai pakaian ketat, berbahan jeans, baju kaos (dengan/tanpa kerah), dan sandal.

10. Bagi mahasiswa laki-laki yang berambut panjang tidak diperkenankan mengikuti kegiatan diskusi tutorial.

11. Mahasiswi diwajibkan memakai jilbab selama perkuliahan berlangsung.

12. Tidak diperkenankan merokok di lingkungan belajar PSPD FKK UMJ.

13. Memakai papan nama resmi yang dikeluarkan dari PSPD FKK UMJ. Jika papan nama rusak atau dalam proses pembuatan, maka mahasiswa wajib membawa surat keterangan dari bagian pendidikan. 14. Menjaga ketertiban dan kebersihan lingkungan ruang diskusi. Buanglah sampah pada tempat sampah yang telah disediakan.

15. Laporan hasil diskusi tutorial dalam bentuk paper dikumpulkan ke bagian pendidikan maksimal 1 hari sebelum rapat pleno dilaksanakan. Perbaikan laporan diskusi tutorial paling lambat 7 (tujuh) hari setelah rapat pleno. Jika belum mengumpulkan, tidak dapat mengikuti ujian teori sistem.

16. Setiap kelompok wajib menyerahkan paper kelompoknya kepada kelompok lain maksimal 1 hari sebelum rapat pleno dilaksanakan.

17. Hal hal yang belum tercantum dalam tata tertib ini akan ditentukan kemudian.

Tata tertib ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam tata tertib ini, akan diadakan perbaikan sebagaimana semestinya.

TATA TERTIB KEGIATAN DISKUSI PLENO

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter FKK UMJ harus mematuhi tata tertib rapat pleno seperti dibawah ini :

1. Hadir 15 menit sebelum pleno dimulai.

2. Berpakaian, berpenampilan dan bertingkah laku yang baik dan sopan layaknya seorang dokter. Tidak diperkenankan memakai pakaian ketat, berbahan jeans, baju kaos (dengan/tanpa kerah), dan sandal.

3. Bagi mahasiswa laki-laki yang berambut panjang, tidak diperkenankan mengikuti kegiatan rapat pleno.

4. Mahasiswi diwajibkan memakai jilbab selama perkuliahan berlangsung.

5. Tidak diperkenankan merokok di lingkungan belajar PSPD FKK UMJ.

6. Memakai papan nama resmi yang dikeluarkan dari PSPD FKK UMJ. Jika papan nama rusak atau dalam proses pembuatan, maka mahasiswa wajib membawa surat keterangan dari bagian pendidikan.

7. Seluruh kelompok mahasiswa wajib menyerahkan slide presentasi kepada bagian pendidikan maksimal 15 menit sebelum pleno dimulai.

8. Berperan aktif dalam rapat pleno. Setiap keaktifan mahasiswa akan mendapatkan nilai.

9. Tidak diperkenankan meninggalkan ruang pleno kecuali pada waktu yang ditentukan.

10. Bagi mahasiswa yang tidak hadir pleno tanpa alasan yang jelas, akan mendapatkan sanksi tegas yang diatur kemudian.

11. Menjaga ketertiban jalannya rapat pleno.

12. Menjaga kebersihan lingkungan ruang diskusi. Buanglah sampah pada tempat sampah yang telah disediakan.

13. Hal hal yang belum tercantum dalam tata tertib ini akan ditentukan kemudian.

Tata tertib ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam tata tertib ini, akan diadakan perbaikan sebagaimana semestinya.

TATA-TERTIB KEGIATAN ALIH KETERAMPILAN KLINIK / CLINICAL SKILL LABORATORY (CSL)

Sebelum pelatihan1. Membaca Penuntun Belajar (manual) Keterampilan Klinik Sistem yang bersangkutan dan bahan bacaan rujukan tentang keterampilan yang akan dilakukan.

Pada saat pelatihan

1. Datang 10 menit sebelum CSL dimulai.

2. Wajib mengikuti seluruh kegiatan CSL sesuai dengan jadwal rotasi yang telah ditentukan.

3. Tidak diperkenankan memanjangkan kuku lebih dari 1 mm.

4. Mengenakan jas laboratorium yang bersih dan dikancing rapih pada setiap kegiatan CSL. Bagi mahasiswi yang berjilbab, jilbabnya harus dimasukkan ke bagian dalam jas laboratorium.

5. Buanglah sampah kering yang tidak terkontaminasi (kertas, batang korek api, dan sebagainya) pada tempat sampah non medis. Berpartisipasi aktif pada semua kegiatan latihan.

6. Membawa grafik pertumbuhan WHO ( versi Z SCORE dan versi CDC NCHS) yang sudah disediakan dan tabel status gizi dari Harvard dan WHO7. Membawa formulir pemeriksaan test perkembangan KPSP dan Denver 8. Membawa alat tulis , penggaris dan kalkulator 9. Tidak diperkenankan menghilangkan, mengambil atau meminjam tanpa ijin setiap alat dan bahan yang ada pada ruang CSL. 10. Setiap selesai kegiatan CSL mahasiswa harus merapihkan kembali alat dan bahan yang telah digunakan.

11. Pengulangan CSL dapat dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Membuat surat permohonan pengulangan CSL ke bagian pendidikan tembusan ke bagian CSL dengan melampirkan materi yang akan diulang dan jumlah peserta yang akan ikut paling lambat 3 hari sebelum hari pelaksanaan.

b. Pengulangan CSL dilaksanakan pada saat tidak ada jadwal perkuliahan dengan atau tanpa pendamping dari instruktur.

c. Pengulangan CSL dilaksanakan sampai maksimal pukul 21.00 WIB.SANKSI PELANGGARAN TATA TERTIB PERKULIAHAN

1. Bagi mahasiswa yang persentase kehadiran kuliahnya < 75 % dari seluruh jumlah tatap muka perkuliahan (termasuk diskusi tutorial dan pleno), maka mahasiswa tidak dapat mengikuti ujian (UTS, UAS, Ujian Teori Sistem).

SANKSI PELANGGARAN TATA TERTIB UMUM

1. Bagi mahasiswa yang tidak mematuhi tata tertib umum tidak dapat mengikuti setiap kegiatan akademik.

2. Bagi mahasiswa yang terlambat melakukan registrasi tidak berhak memperoleh pelayanan akademik.

3. Bagi mahasiswa yang tidak mengajukan/merencanakan program studinya (mengisi KRS) pada waktu yang telah ditentukan sesuai kalender akademik tidak boleh mengikuti segala aktifitas perkuliahan.

4. Bagi mahasiswa yang terlambat hadir, tidak dapat mengikuti setiap kegiatan.

SANKSI PELANGGARAN TATA TERTIB DISKUSI TUTORIAL

1. Bagi mahasiswa yang tidak mengikuti kegiatan tutorial pertemuan pertama dan atau kedua, tidak mendapat penilaian diskusi tutorial saat itu.

2. Bagi mahasiswa yang belum mengumpulkan laporan hasil diskusi tutorial dalam bentuk paper tidak dapat mengikuti ujian teori sistem.SANKSISANKSI PELANGGARAN TATA TERTIB UMUM

1. Bagi mahasiswa yang tidak mematuhi tata tertib umum tidak dapat mengikuti seluruh kegiatan akademik

2. Bagi yang terlambat melakukan registrasi tidak berhak memperoleh pelayanan akademik

3. Bagi mahasiswa yang tidak mengajukan/merencanakan program studinya (mengisi KRS) pada waktu yang telah ditentukan sesuai kalender akademik tidak boleh mengikuti segala aktivitas perkuliahan

4. Bagi mahasiswa yang terlambat hadir , tidak diperkenankan mengikuti kegiatan terkait, kecuali dengan pemberitahuan sebelumnya kepada ketua angkatan.

5. Bagi mahasiswa yang ketahuan berbohong / tidak jujur dalam mengisi absen kehadiran pada kegiatan kuliah /tutorial/CSL ataupun surat izin sakit dan lain lain, maka dikenakan sanksi tidak diikutsertakan dalam ujian

6. Absen kehadiran perkuliahan dibawah atau sama dengan 80% tidak diizinkan untuk mengikuti ujian sistem SANKSI PELANGGARAN TATA TERTIB DISKUSI TUTORIAL1. Bagi mahasiswa yang tidak hadir pada kegiatan tutorial pertemuan pertama dan atau ke dua, tidak mendapat penilaian diskusi tutorial saat itu.

2. Bagi mahasiswa yang belum mengumpulkanlaporan hasil diskusi tutorial dalam bentuk paper tidak dapat mengikuti ujian teori sistem SANKSI PELANGGARAN TATA TERTIB DISKUSI TUTORIAL1. Bagi mahasiswa yang tidak hadir diskusi panel akan mendapatkan sanksi tegas berupa membuat referat tentang geriatri atau referat tentang tumbuh kembang dengan maksimal 20 halaman dan daftar pustaka sebanyak 3 teksbook dan 3 jurnal . yang dikumpulkan sebelum ujian teori sistem.SANKSI PELANGGARAN TATA TERTIB CSL & PRAKTIKUM

1. Bagi mahasiswa yang tidak mengikuti kegiatan CSL pada materi tertentu, maka mahasiswa tersebut tidak diperkenankan mengikuti kegiatan CSL pada jadwal berikutnya untuk materi tertentu tersebut.

2. Bagi mahasiswa yang mengikuti kegiatan CSL dan praktikum tidak sesuai dengan jadwal rotasinya dianggap tidak hadir, kecuali izin sebelumnya.3. Bagi mahasiswa yang persentasi kehadiran CSLnya < 75 % dari seluruh jumlah tatap muka CSL, maka mahasiswa tidak dapat mengikuti ujian CSL.

4. Kerusakan alat dan bahan yang ada pada ruang CSL dan praktikum yang terjadi karena ulah mahasiswa, resikonya ditanggung oleh mahasiswa yang bersangkutan.

5. Bagi mahasiswa yang menghilangkan, mengambil atau meminjam tanpa ijin setiap alat dan bahan yang ada pada ruang CSL dan praktikum akan mendapatkan sanksi tegas sesuai dengan peraturan yang berlaku.SISTEM TUMBUH KEMBANG

PROBLEM BASED LEARNING

MODUL TUMBUH KEMBANG

Diberikan pada Mahasiswa Semester VIProgram Studi Pendidikan Dokter

Fakultas Kedokteran dan Kesehatan

Universitas Muhammadyah Jakarta

2013

SUB - MODUL I :

GANGGUAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

Tim Penyusun

Ketua : Dr . Yulchair SpA

Editor : Dr . Rahmini Shabariah SpA Kontributor

1. Dr Yulia SpA

2. Dr Ommy SpA

3. Dr Sri Lestari SpA

4. Dr Desiana SpA

5. Dr Kartini SpA PENDAHULUAN

Sub-Modul gangguan pertumbuhan dan perkembangan ini diberikan pada mahasiswa yang mengambil sistem Geriatri _Tumbuh Kembang-Geriatri pada semester ke enam .

Gangguan pertumbuhan dan perkembanga masih sering ditemukan di masyarakat Indonesia dalam praktek sehari hari. Namun tidak semua dokter menyadari keadaan ini . Sebagai dokter layanan primer nanti , mahasiswa diharapkan mengenal sedini mungkin gangguan tersebut. Pada Standar Kompetensi Dokter Indonesia ke dua hal tersebut berada pada Tingkat Kemampuan 4A baik pada daftar penyakit maupun pada daftar ketrampilan klinik. Pembahasan modul ini diharapkan dapat membantu mahasiswa untuk lebih memahami pertumbuhan perkembangan anak sejak lahir sampai akhir masa remaja, dan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan anak dan pentingnya melakukan monitoring pertumbuhan agar dapat terdeteksi secara dini gangguan pertumbuhan anak. Sebelum menggunakan buku ini, tutor dan mahasiswa harus membaca Tujuan Instruksional Umum dan Khusus yang harus dicapai oleh mahasiswa, sehingga diharapkan diskusi lebih terarah untuk mencapai kompetensi minimal yang diharapkan. Bahan untuk diskusi bisa diperoleh dari bahan bacaan yang tercantum pada akhir setiap unit.

Besar harapan tim penyusun dengan kegiatan PBL ini mahasiswa dapat lebih aktif untuk mencari jawaban dan berusaha memecahkan masalah-masalah yang kemungkinan dapat ditemukan dalam masyarakat sebelum dirujuk ke dokter spesialis . Jakarta , 3 Desember 2013

Tim Penyusun MODUL

GANGGUAN TUMBUH- KEMBANG MASA BAYI

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)

Setelah selesai mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat memahami pertumbuhan, perkembangan, mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhinya mahasiswa dapat menilai pertumbuhan dan perkembangan nomal dan penyimpangannya, (keterlambatan/gangguan) serta dapat menilai status gizi imunisasi , serta kebutuhan dasar anak. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)

Setelah selesai mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat:

1. Mampu melakukan penilaian awal, segera setelah bayi lahir.

2. Memahami konsep pertumbuhan , perkembangan dan tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan.

3. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak.

4. Mampu mengaplikasikan parameter BB, PB/TB, LK ke dalam kurve pertumbuhan WHO (Z SCORE atau CDC-NCHS )5. Mampu menggunakan instrument penilaian perkembangan Denver atau KPSP 6. Mampu menganalisa pertumbuhan dan perkembangan7. Mampu menentukan status gizi dan status perkembangan anak 8. Mengetahui jadwal dan jenis imunisasi sebagai kebutuhan dasar anak9. Menjelaskan adanya gangguan pertumbuhan dan

10. Menjelaskan adanya gangguan/keterlambatan perkembangan.11. Mengetahui penatalaksanaan awal gangguan pertumbuhan dan perkembangan SKENARIO : GANGGUAN TUMBUH KEMBANG BAYISeorang anak laki-laki umur 24 bulan Berat badan 8,5 kg , Panjang badan 72 cm Lingkaran kepala 52 cm dibawa oleh ibunya karena batuk pilek sejak 3 hari , Pasien juga demam sejak 4 hari lalu,demam tidak tinggi . Riwayat kelahiran : Ditolong oleh Bidan dengan BB 2900 gram, Panjang badan 49 cm, lingkar kepala 33 cm. Pasien mendapat ASI hanya sampai usia 3 bulan, karena ibu pasien bekerja, selanjutnya hanya diberi susu formula. Ayah pasien juga tidak pernah pulang pulang , jadi pasien hanya diasuh oleh neneknya saja yang sering batuk-batuk dan sudah berusia 72 tahun . Pasien jarang dibawa ke posyandu , Penimbangan yang dilakukan umur 12 bulan saat berobat berat badan 6,7 kg, tinggi badan 65 cm, lingkar kepala 47,5 cm, terakhir 1 bulan lalu saat berobat karena demam, berat badan pasien 7.8 kg, tinggi badan 72 cm lingkar kepala 51 cm . .. Pasien baru bisa membungkuk untuk berdiri , berdiri berpegangan namun tidak lama, bicara tidak jelas, hanya mengambil mainan yang besar besar ( boneka) sedangkan mainan seperti pinsil warna sulit dipegang. Sering menangis tidak jelas dan cenderung pendiam . Makanan padat mulai diberikan saat berusi 4 bulan, yaitu pisang. Kuesioner Praskrining untuk Anak 24bulan

1. Jika anda sedang melakukan pekerjaan rumah tangga, apakah anak meniru apa yang anda lakukan?

2. Apakah anak dapat meletakkan 1 buah kubus di atas kubus yang lain tanpa menjatuhkan kubus itu? Kubus yang digunakan ukuran 2.5 5 cm.

3. Apakah anak dapat mengucapkan paling sedikit 3 kata yang mempunyai arti selain "papa" clan "mama"?

4. Apakah anak dapat berjalan mundur 5 langkah atau lebih tanpa kehilangan keseimbangan? (Anda mungkin dapat melihatnya ketika anak menarik mainannya).

5. Dapatkah anak melepas pakaiannya seperti: baju, rok, atau celananya? (topi clan kaos kaki tidak ikut dinilai).

6. Dapatkah anak berjalan naik tangga sendiri? Jawab YA jika ia naik tangga dengan posisi tegak atau berpegangan pada dinding atau pegangan tangga. Jawab TIDAK jika ia naik tangga dengan merangkak atau anda tidak membolehkan anak naik tangga atau anak harus berpegangan pada seseorang.

7. Tanpa bimbingan, petunjuk atau bantuan anda, dapatkah anak menunjuk dengan benar paling sedikit satu bagian badannya (rambut, mata, hidung, mulut, atau bagian badan yang lain)?

8. Dapatkah anak makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah

9. Dapatkah anak membantu memungut mainannya sendiri atau membantu mengangkat piring jika diminta?

10. Dapatkah anak menendang bola kecil (sebesar bola tenis) ke depan tanpa berpegangan pada apapun? Mendorong tidak ikut dinilai.

Kesimpulan : ? TUGAS UNTUK MAHASISWA 1. Pra Tutorial a. Membaca dan mempelajari TIU dan TIK serta materi modul

b. Mengikuti kegiatan penjelasan tutorial oleh Koordinator/Sekretaris Sistem

c. Mengumpulkan literature ataupun referensi ( textbook, slide, e-book, artikel ilmiah ) yang dapat digunakan dan menunjang proses tutorial.

2. Tutorial pertemuan 1 dan 2 yaitu a. Kegiatan pembelajaran pada Problem Based Learning (PBL) sangat menuntut keaktifan peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran dari modul yang telah disiapkan pada sistem tumbuh kembang. Proses pembelajaran dalam hal ini meliputi: b. Diskusi kelompok untuk mengidentifikasi masalah yang ada dan membuat pernyataan-pernyataan, konsep ilmiah dan hubungan antara disiplin ilmu terkait. Untuk mengarahkan diskusi, mahasiswa diharapkan kata kunci dari skenario diatas. Diskusi akan didampingi oleh tutor untuk 2 kali pertemuan, dan diwajibkan untuk membuat laporan hasil diskusi yang akan dilaporkan pada diskusi panel.

c. Melakukan aktivitas pembelajaran individual diperpustakaan dengan menggunakan buku ajar, majalah, slide, tape, dan internet untuk mencari, informasi tambahan.

d. Melakukan diskusi kelompok mandiri (tanpa tutor), melakukan curah pendapat bebas antara anggota kelompok untuk menganalisa dan atau mensintesa informasi dalam menyelesaikan masalah.

e. Berkonsultasi pada nara sumber yang ahli pada permasalahan dimaksud untuk memperoleh untuk memperoleh pengertian yang lebih mendalam.

f. Mengikuti kegiatan pada skill lab.

PROSES PEMECAHAN MASALAH

Dalam diskusi kelompok, mahasiswa memecahkan problem yang terdapat dalam skenario ini, dengan melakukan 7 langkah di bawah ini:1. L1 : Menjelaskan istilah, klarifikasi kata kata asing atau sulit.

2. L2 : Mahasiswa melengkapi data yang dibutuhkan , untuk menetapkan masalah/ problem dasar pada skenario dan membuat pernyataan untuk membantu menentukan masalah yang ada.

3. L3 : Menganalisa masalah dan menjelaskan jawabannya dengan bantuan

literatur /referensi yang tersedia 4. L4 : Menarik kesimpulan dan membuat serta menyusun secara sistematik

5. L5 : Tentukan berbagai kemungkinan diagnosis ( diagnosis banding) dan

masalah masalah yang belum terjawab dengan baik

6. L6 : Mengumpulkan informasi tambahan baik dari kepustakaan, internet, dsb.

Dan mengevaluasi informasi tersebut terhadap masalah awal

7. L7 : Menyampaikan kesimpulan akhir dan penyelesaian masalah3. Pasca Tutorial 2

a. Mempersiapkan slide presentasi untuk kegiatan pleno

b. Mengirimkan draft slide presentasi pada masing masing tutor untuk mendapatkan masukan/revisi

c. Menyusun laporan kelompok JADWAL KEGIATAN/ PELAKSANAAN TUTORIAL PBL1. Pertemuan pertama dalam kelas besar, untuk dinamika, menjelaskan tentang cara penyelesaian modul, dan membagi kelompok diskusi.

2. Mahasiswa belajar mandiri atau berkelompok untuk memilih ketua dan penulis kelompok.

3. Pertemuan kedua, kelompok diskusi dipimpin oleh mahasiswa untuk menyelesaikan langkah 1-5, dan didampingi oleh tutor.

4. Mahasiswa belajar mandiri baik secara sendiri-sendiri atau berkelompok untuk mencari informasi baru.

5. Pertemuan ketiga, untuk menyelesaikan langkah ke 6-7, serta melaporkan hasil diskusi dan mensintese informasi baru yang ditemukan.Kegiatan langkah 5-6-7 bisa dilakukan berulang bila diperlukan 6. Pertemuan terakhir, dilakukan dalam kelas besar dengan bentuk diskusi panel untuk melaporkan hasil diskusi masing-masing kelompok dan menanyakan hal-hal yang belum terjawab pada ahlinya.

BAHAN BACAAN DAN SUMBER-SUMBER LAIN

1. Soetjihningsih. Tumbuh kembang anak. Ranuh G ed. Jakarta :EGC, 1995.

2. Sularyo TS. Pertumbuhan linier anak dan upaya pemantauanya dengan minat perawakan pendek/terlalu pendek. Dala: Rukman Y, Batubara Yose, Tridjaja B, eds, Masalah penyimpangan pertumnbuhan somatik pada anak dan remaja. PKB ilmu kesehatan anak XXVIII, Jakarta 1993.

3. Tanuwidjaya S. Konsep tumbuh dan kembang. Dalam : Narendra MB, Sularyo TS, Soetjiningsih, Suyitno H, Ranuh IG. Eds. Tumbuh kembang anak dan remaja. Jakarta. Sagung Seto, 2002,1-13.

4. Needlmn RD. Growth and development. Dalam : Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB, Eds. Nelson textbook pediatrics 17 th, Philadelphia,WB Saunders 2004:23-65

5. Pedoman pelaksanaan stimulasi, deteksi dan intervensi dini Tumbuh Kembang Anak di tingkat pelayanan dasar. Depkes RI 2005

6. Tumbuh kembang-pedsos. Dalam : Pusponegoro HD, Hadinegoro SR, Firmanda D, Tridjaja B, Eds.Standar Pelayanan Medis kesehatan anak Edisi1: IDAI; 2004. 367-369.

7. Levine DA. Growth and development. Dalam : Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB, Eds. Nelson textbook pediatrics 5 th, Philadelphia: Saunders 2004;23-65

8. Soedjatmiko. Stimulasi dini untuk bayi dan balita. Dalam : Pulungan AB, Hendarto A, Hegar B, Oswari H. Eds. Continuing Profesional Development Nutrition Growth-development. IDAI Jaya 2006, 27-46.NONAMABAGIANTLP.KANTORHP/FLEXI

1.Prof DR, dr Armen Muchtar , SpFK Farmakologi

2Prof. DR. dr. Myrnawati, MS, PKKIKM

3dr. Yusnam Syarif, PAKAnatomi

4.dr. Rusdi Effendi, SpKJ, MMKesehatan Jiwa

5dr. Kartono Ichwani, Sp.BKBiokimia

6.Dr.dr. Busjra M Nur, M.ScFisiologi

7dr. Anwar Wardy, SpS, DFMNeurologi

8dr.Tirta Prawita, Sp.GKGizi klinik

9dr Rahmini Shabariah SpAKesehatan Anak

10dr. M. Fachri,SpPPulmonologi

11dr. Heryanto, SpKKKulit Kelamin

12dr Yulia SpA Kesehatan Anak

13dr. Yulchair SpAKesehatan Anak

14dr. Sri Lestari SpAKesehatan Anak

15dr Suryoseto SpRadRadiologi

16dr. Elly Tritura, SpRMRehab Medik

17dr Ihsanil Husna SpPD Penyakit Dalam

LEMBAR KERJA

Cara Menghitung ZScoreSecara umum, rumus perhitungan Z-score adalah

Z-score =

Nilai simpang baku rujukan disini maksudnya adalah selisih kasus dengan standar +1 SD atau -1 SD. Jadi apabila BB/TB pada kasus lebih besar daripada median, maka nilai simpang baku rujukannya diperoleh dengan mengurangi +1 SD dengan median. Tetapi jika BB/TB kasus lebih kecil daripada median, maka nilai simpang baku rujukannya menjadi median dikurangi dengan -1 SD. Agar lebih mudah memahami mari kita lihat contoh dibawah ini.Contoh :1. Anak laki-laki berumur 26 bulan dengan tinggi badan 90 cm dan berat badan 15 kg, 2. Anak laki-laki berumur 11 bulan dengan panjang badan 68 cm serta berat badan 5 kg

Distribusi Simpang Baku

1. BB/U

UmurSimpang Baku

-3 SD-2 SD-1 SDMedian+1 SD+2 SD+3 SD

11 Bulan6,87,68,49,410,511,713

26 Bulan8,910,011,212,514,115,817,8

1. Kasus bayi 11 bulan, berat badannya (5 kg) lebih kecil daripada nilai median (9,4), maka dari itu nilai simpang baku rujukannya menjadi 9,4-8,4 = 1

sehingga perhitungan z score :

z score = -4,4

Karena nilai z score sudah mencapai -4,4 berarti status gizinya tergolong buruk.2. Kasus balita 26 bulan, karena berat badannya (15 kg) lebih besar daripada nilai simpang baku mediannya (12,5), maka dari itu nilai simpang baku rujukannya diperoleh dengan mengurangi nilai simpang baku +1SD dengan nilai median, yakni 14,1-12,5 = 1,6

Sehingga perhitungan z score menjadi :

z score = 1,56 karena nilai z score-nya 1,56 maka status gizinya tergolong baik.2.PB/U dan TB/U. UmurSimpang Baku

-3 SD-2 SD-1 SDMedian+1 SD+2 SD+3 SD

11 Bulan67,669,972,274,576,979,281,5

26 Bulan79,382,585,688,89295,298,3

1. Kasus bayi usia 11 bulan , panjang badan lebih kecil dibandingkan dengan nilai mediannya, z score menjadi :

z score = -2,82 (status gizi pendek).

2. Kasus usia 26 bulan, tinggibadan nyata (90 cm) lebih besar daripada nilai mediannya (88,8). Z score :

z score = 0,38 (status gizi normal).

3. BB/PB atau BB/TB

Tinggi badan (cm)Berat badan (kg)

-3 SD-2 SD-1 SDMedian1 SD2 SD3 SD

686,36,87,38,08,79,410,3

9010,211,011,912,914,015,216,6

1. Kasus bayi dengan panjang badan 68 cm, berat badan nyatanya adalah 5 kg. Sehingga perhitungannya menjadi :

z score = -4,3 (status gizi sangat kurus).

2. Kasus dengan tinggi badan 90 cm, berat badan nyatanya adalah 15 kg.

. Z score :

SUB - MODUL II :

MALNUTRISI ENERGI PROTEIN

Tim Penyusun

Ketua : Dr . Yulchair SpA

Editor : Dr . Rahmini Shabariah SpA Kontributor

1. Dr Yulia SpA

2. Dr Ommy SpA

3. Dr Sri Lestari SpA

4. Dr Desiana SpA

5. Dr Kartini SpAPENDAHULUAN

Sub-Modul Malnutrisi Energi Protein ini diberikan pada mahasiswa yang mengambil sistem Geriatri _Tumbuh Kembang-Geriatri pada semester ke enam. Gizi Kurang maupun Gizi Buruk atau Malnutrisi Energi Protein masih sering ditemukan di masyarakat Indonesia dalam praktek sehari hari. Pada Standar Kompetensi Dokter Indonesia ke dua hal tersebut berada pada Tingkat Kemampuan 4A baik pada daftar penyakit maupun pada daftar ketrampilan klinik. Pembahasan modul ini diharapkan dapat membantu mahasiswa untuk lebih memahami dan bisa menjelaskan definisi, etiologi, patogenesis, gambaran klinik, pemeriksaan laboratorium dan penunjang, diagnostik,komplikasi, penyakit penyerta, penatalaksanaan, program pencegahan malnutrisi energi protein. Mahasiswa mampu memahami akibat dari malnutrisi energi protein terhadap pertumbuhan dan perkembangan seorang anak. Pada akhir pembelajaran mahasiswa mampu menata laksana awal anak dengan malnutrisi energi protein pemberian diet dan kalorinya serta bagaimana mengatasi komplikasi yang bisa terjadi pada anak dengan malnutri energi protein . Sebelum menggunakan buku ini, tutor dan mahasiswa harus membaca Tujuan Instruksional Umum dan Khusus yang harus dicapai oleh mahasiswa, sehingga diharapkan diskusi lebih terarah untuk mencapai kompetensi minimal yang diharapkan. Bahan untuk diskusi bisa diperoleh dari bahan bacaan yang tercantum pada akhir setiap unit.

Jakarta 3 Desember 2013 Tim PenyusunSUB-MODUL

MALNUTRISI ENERGI PROTEIN

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU )

Setelah mempelajari modul ini mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan tentang definisi, etiologi, patogenesis, gambaran klinik, pemeriksaan laboratorium dan penunjang, diagnostik, komplikasi, penyakit penyerta, penatalaksanaan dietetik malnutrisi energi protein dan kegawat daruratannya. Mahasiswa mampu memahami pencegahannya, dan mampu memahami dan menjelaskan akibat malnutrisi energi protein terhadap pertumbuhan dan perkembangan seorang anak . TUJUAN INSTRUSIONAL KHUSUS (TIK)Setelah pembelajaran dengan modul ini mahasiswa diharapkan dapat:A. Menjelaskan penyebab primer dan faktor-faktor sekunder yang menyebabkan terjadinya malnutrisi umumnya dan PEM khususnya. B. Menjelaskan alur perubahan patofisiologik. dalam aspek biokimiawi, lesi fungsional dan lesi anatomik jaringan yang menimbulkan kelainan abaratorium dan gejala klinik pada penyakit defisiensi gizi.C. Menjelaskan gambaran klinik beberapa tipe PEM pada berbagai sistem tubuh: Penampakan umum, jaringan lemak dan otot, edema/ascites/anasarka, gejala kulit, kelainan gastrointestinal dan hepatopankreatik, anemi dan sumsum tulang, perubahan biokimiawi darah (a.l elektrolit, protein, glukose), ganggguan imunologik dan resistensi tubuh, gangguan kardiovaskuler, gangguan tumbuh kembang.D. Menjelaskan diagnostik PEM :1. Menerangkan identifikasi masalah melalui anamnesis terarah mengenai riwayat keluhan dan gejala, riwayat diit, faktor sosio-ekonomi-kultural dan lingkungan.2. Menjelaskan cara pemeriksaan fisik yang menuntun pada diagnosis dan kemungkinan komplikasi dan penyakit penyerta yang ada.3. Mengetahui beberapa klasifikasi PEM sehingga dapat mencapai diagnosis beberapa tipe PEM secara tepat.4. Menjelaskan perubahan patofisiologik pada beberapa sistem tubuh yang membantu pengenalan perubahan biokomiawi, fungsional dan anatomik jaringan5. Menjelaskan pemeriksaan laboratorium/penunjang yang esensial dan menganalisa hasi1-hasiInya untuk diagnostik dan penanganan asuhan gizi dan medikamentosa.E. Menjelaskan komplikasi dan penyakit penyerta pada PEM :1. Menjelaskan komplikasi yang menimbulkan kedaruratan dan penanganan khusus dan segera.2. Menjelaskan penyakit-penyakit penyerta non-gizi dan gizi yang sering ada bersama PEM.F. Menguraikan penatalaksanaan PEM.1. Menjelaskan sasaran dan tahapan-tahapan asuhan nutrisional.2. Menjelaskan suplementasi vitamin dan mineral khusus yang esensial dalam penanganan.3. Menjelaskan pengobatan komplikasi dan penyakit-penyakit gizi dan non gizi penyerta.4. Menjelaskan penggunaan antiobiotik yang diperlukan sehubungan tingginya morbiditas dan mortalitas penyakit infeksi pada PEM.5. Menjelaskan penyuluhan gizi bagi orangtua untuk mencegah berulangnya PEM pasca rawat-inap.SKENARIO MALNUTRISI ENERGI PROTEIN Seorang anak perempuan berumur 2 tahun 6 bulan masuk rawat inap di Rumah Sakit karena diare sejak 2 bulan frekuensi 6-8x sehari jumlahnya 1-2 sensok makan, kadang berampas, kadang lendir disertai darah. Sudah dibawa berobat ke puskesmas namun tidak ada perubahan. Keluhan pilek disangkal. Pasien di bawa ke ugd karena sesak napas. Nafsu makan sangat kurang. Pasien kadang terlihat mual, kadang muntah dan sering rewel. Pasien anak ke 4 dari 4 bersaudara namun kakak pasien meninggal karena radang otak . Ibu pasien dicurigai menderita TBC Paru sedang dalam terapi obat bulan ke 3 . Pasien lahir spontan dengan berat badan 3000 gram panjang badan 50 cm lingkaran kepala 34 cm dan langsung menangis. Riwayat pemberian asi hingga usia 18 bulan , makan sehari 3 kali dengan porsi yang cukup . Sejak usia 1 berat badan sulit naik , meskipun makannya cukup . Makin hari tampak makin kurus , nafsu makan menurun dan hanya mau minum susu kental manis saja . Pemeriksaan Fisik : Anak nampak sakit berat, wajah kaheksia, rambut mudah dicabut, apatis. BB 9 kg, PB 92 cm, LK 49 cm. Tampak konjungtiva pucat , pernapasan cuping hidung (+), takipnu (+), sianosis (+).Paru ronki basah halus kasar (+), retraksi (+), bunyi jantung normal., perut buncit asites (+)Edema dorsum pedis dan pretibial serta tungkai atas dan ascites Pemeriksaan penunjang ; Hb 6 gr/dL, Leukosit 30.000/uL, Trombosit 480.000/uL, Ht 20 vol%. LED 30/60 , GDS 60 mg/dL, Elektrolit Na 135 mEq/L, K 4,5 mEq/L, Cl 100 mEq/L . Lengkapi anamnesis, diagnosis kerja, pemeriksaan laboratorium dan penunjang yang esensial untuk diagnosis dan penanganan, analisis kemungkinan penyakit penyerta dan komplikasi, serta penatalaksanaan, menjadi bagian dari tugas diskusi penyelesaian masalah.TUGAS UNTUK MAHASISWA

1. Membentuk kelompok diskusi, 10-15 oranq, dan menentakan Ketua dan Sek.retaris. Membaca dan mendalami pengertian skenario, secara mandiri atau dipimpin seorang tutor.2. Melakukan aktivitas pembelajaran kembali masalah PEM dengan membaca bahan kuliah/diktat, buku ajar, majalah, internet, untuk informasi pelengkap. Aktivitas pembelajaran mencakup bsrbagai aspek a.l : etiologi (primer dan sekunder) , patogenesis dan patofisiologik, klasifikasi, gambaran klinik, diagnostik, kelainan laboratorium esensial, penyakit penyerta/komplikasi, pengobatan dan pencegahan serta penyebab kematian yang mungkin terjadi.3. Melakukan diskusi kelompok dan curah pendapat secara mandiri (tanpa tutor) mengenai fakta (anamnesis dan hasil pemeriksaan fisik) yang diberikan dalam skenario untuk analisis dan sintesis penyelesaiaan masalah.4. Berkonsultasi dengan tutoratau nara sumber ahli untuk memperoleh informasi tambahan dan penjelasan pengertian atas hal-hal yang dirasakan belum jelas.5. Memikirkan pemeriksaan penunjang yang perlu dianjurkan untuk penyelesaian masalah, baik berupa praktikum Patologi, Patologi Anatami, Radiologi, Esai Biokimiawi, dll.6. Melakukan latihan di Laboratorium Keterampilan Klinik atau presentasi / demonstrasi kasus nyata dalam kelas paripurna.7. Melakukan penilaian atas pelaksanaan tutorial baik kinerja tutor maupun anggota sekelompok.PROSES PEMECAHAN MASALAH :Diskusi kelompok untuk pemecahan masalah terdiri atas beberapa tahap :1. Klarifikasi masalah dalam skenario dan temukan kata kunci.2. Identiflkasi masalah dasar yang ada dalam skenaria :

a. Diskusikan fakta yang disebutkan dalam anamnesis : Identifikasi / inventarisasi beberapa butir masalah yg ada. Pikirkan pertanyaan tambahan yang perlu untuk memperjelas masalah (sehubungan patogenesis PEM, faktor lingkungan, perjalanan penyakit, penyakit penyerta, dsb)b. Diskusikan dan kenali masalah utama yang ditemukan dalam pemeriksaan fisik : Gabungkan gejala-gejala kinik yang berkaitan satu sama lain Mungkin ada beberapa (23) masalah / penyakit yang tersendiri pada kasus skenario namun berkaitan erat.3. Brain storming untuk analisis dan sintesis fakta dari anamnesis dan pemeriksaan fisik.

4. Menetapkan Diagnosis kerja.Tahap .1-4 dilakukan dalam diskusi pertama BERSAMA TUTOR sampai mencapai Diagnosis Kerja.

Selanjutnya berdasarkan Diagnosis Kerja, tiap kelompok melakukan diskusi mandiri TANPA TUTOR untuk Tahap 56.5. Mencari informasi tambahan dari bahan kuliah/diktat dan sumber lainnya dan mendiskusikan untuk, TUJUAN PEMBELAJARAN :a. Memahami dan menerangkan penyebab kelainan fisik / anatomik yang ditemukan pada pemerikeaan fisik/gambaran klinik.b. Menyusun pemeriksaan laboratorium klinik / kimiawi bagi skenario yaitu pemeriksaan darah / tinja / urin rutin maupun khusus untuk kepentingan DIAGNOSIS dan PENATATALAKSANAAN (asuhan gizi dan medikamentosa).c. Menyebutkan pemeriksaan penunjang lain (histologi / PA, radiologi, dll) yang perlu6. Menguraikan PENATALAKSANAAN penyakit primer (bisa lebih dari satu) mapun komplikasi yang adaTahap 7 dilakukan dalam kelompok diskusi BERSAHA TUTOR :7. Menuliskan dan melaporkan kesimpuIan hasil diskusi (uraian analisis, sintesis dan argumen) kasus skenario.JADWAL KEGIATAN / PELAKSANAAN TUTORIAL PBL

1. Pertemuan pertama dalam kelas besar, untuk dinamika, menjelaskan tentang cara penyelesaian modul, dan membagi kelompok diskusi.

2. Mahasiswa belajar mandiri atau berkelompok untuk memilih ketua dan penulis kelompok.

3. Pertemuan kedua, kelompok diskusi dipimpin oleh mahasiswa untuk menyelesaikan langkah 1-5, dan didampingi oleh tutor.

4. Mahasiswa belajar mandiri baik secara sendiri-sendiri atau berkelompok untuk mencari informasi baru.

5. Pertemuan ketiga, untuk melaporkan hasil diskusi dan mensintese informasi baru yang ditemukan.

6. Pertemuan terakhir, dilakukan dalam kelas besar dengan bentuk diskusi panel untuk melaporkan hasil diskusi masing-masing kelompok dan menanyakan hal-hal yang belum terjawab pada ahlinya.

BUKU PEGANGAN TUTOR SUB MODUL 1J A T U H

Semester GenapSISTEM GERIATRI

SUB-MODUL

J A T U H

PENDAHULUAN

Modul Jatuh diberikan pada mahasiswa semester lima tahun ketiga yang mengambil mata kuliah Sistem Geriatri. Sistem ini merupakan mata kuliah yang baru disajikan untuk mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. Tujuan Instruksional Umum (TIU) dan Tujuan Instruksional Khusus (TIK) dari subsistem ini disajikan pada permulaan buku modul ini agar Tutor dan Mahasiswa dapat mengerti secara menyeluruh tentang konsep dasar mekanisme penyakit yang akan didiskusikan.

Setiap modul bisa terdiri dari beberapa skenario yang menunjukkan beberapa tanda & gejala klinik serta faktor-faktor risiko yang bisa ditemukan pada beberapa penyakit. Diskusi bukan hanya difokuskan pada inti permasalahan tetapi juga akan dibicarakan semua hal yang ada hubungannya dengan hal tersebut. Mahasiswa harus mampu menjelaskan semua aspek tentang proses terjadinya dan penyebab jatuh serta faktor-faktor risiko jatuh yang sering dialami oleh pasien Geriatri/Usia Lanjut yaitu tentang faktor-faktor yang berperan di dalamnya baik faktor intrinsik maupun faktor ekstrinsik.

Diskusi kelompok harus mengikuti 7 langkah pemecahan masalah yang akan diberikan pada petunjuk selanjutnya.

Sebelum menggunakan buku ini, Tutor dan Mahasiswa harus membaca TIU dan TIK sehingga diharapkan diskusi tidak menyimpang dari tujuan, dan dapat dicapai kompetensi minimal yang diharapkan. Peranan Tutor dalam mengarahkan tutorial sangat penting. Bahan untuk diskusi bisa diperoleh dari bahan bacaan yang tercantum pada akhir setiap unit. Kemungkinan seorang ahli dapat memberikan kuliah dalam pertemuan konsultasi antara kelompok mahasiswa peserta diskusi dengan ahli yang bersangkutan yang bisa diatur dengan dosen yang bersangkutan.

Penyusun mengharapkan buku modul ini dapat membantu mahasiswa dalam memecahkan masalah proses terjadinya jatuh sampai dengan penanganan serta pencegahan jatuh yang berulang pada pasien Geriatri/Usia Lanjut.

SISTEM GERIATRI

MODUL JATUHTujuan Instruksional Umum (TIU)

Setelah selesai mempelajari modul ini, maka mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan tentang definisi, proses terjadinya jatuh, serta faktor-faktor risiko yang berperan yang sering terjadi pada pasien Geriatri/Usia Lanjut, baik faktor intrinsik maupun faktor ekstrinsik.

Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Setelah selesai mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat :I. Menjelaskan Teori-teori Proses Menua sebagai proses perkembangan normal.

I.1. Menjelaskan Teori Genetic Clock I.2. Menjelaskan Teori Mutasi Somatik (Error Catastrophe)

I.3. Menjelaskan Teori Rusaknya Sistem Imun Tubuh I.4. Menjelaskan Teori Kerusakan Akibat Radikal Bebas I.5. Menjelaskan Teori Akibat Metabolisme/Teori Glikasi

II. Menjelaskan Efek Penuaan pada anatomi dan fisiologi sistem organ.

III. Menjelaskan faktor-faktor risiko jatuh baik intrinsik maupun eksitrinsik.IV. Menjelaskan penyebab-penyebab jatuh pada Usia Lanjut.

V. Melakukan pengkajian/pendekatan diagnostik secara paripurna pada pengelolaan pasien geriatri. V.1. Anamnesis riwayat jatuh, penyakit yang menyertainya. V.2. Pemeriksaan Fisik.

V.3. Pemeriksaan Penunjang.

V.4. Menentukan Status Fungsional.

V.5. Menentukan Status Kognitif.

V.6. Menentukan Status Gizi.

VI. Melakukan perencanaan/penatalaksanaan serta pencegahan agar penderita tidak jatuh berulang.

J A T U HSKENARIO 1

Seorang Laki-laki umur 70 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri pada pangkal paha kanan akibat jatuh sehingga mengganggu dan nyeri sekali bila berjalan. Keadaan ini dialami sejak 5 hari yang lalu. Penderita selama ini kalau berjalan agak pincang karena mengeluh kedua lutut sering sakit dan bengkak. Sejak 7 tahun terakhir ini penderita mengkonsumsi obat-obat kencing manis, tekanan darah tinggi, jantung dan rematik. Juga pernah serangan stroke 3 tahun lalu. Riwayat merokok (+) .

SKENARIO 2

Perempuan 65 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan menurut keluarganya tiba-tiba jatuh terduduk akibat terpeleset di depan kamar mandi tadi pagi. Setelah itu kedua tungkai tak dapat digerakkan tetapi kalau diraba atau dicubit masih dirasakan oleh penderita.

Sejak seminggu penderita terdengar batuk-batuk dan agak sesak napas serta nafsu makan sangat berkurang tetapi tidak demam. Penderita selama ini mengidap dan minum obat penyakit kencing manis dan tekanan darah tinggi, kedua mata dianjurkan untuk operasi tetapi penderita selalu menolak.

TUGAS MAHASISWA

1. Setelah membaca dengan teliti skenario di atas, mahasiswa harus mendiskusikan kasus tersebut pada satu kelompok diskusi terdiri dari 12-15 orang, dipimpin oleh seorang ketua dan seorang penulis yang dipilih oleh mahasiswa sendiri. Ketua dan sekretaris ini sebaiknya bergantian pada setiap kali diskusi. Diskusi kelompok ini bisa dipimpin oleh seorang tutor atau secara mandiri.2. Melakukan aktivitas pembelajaran individual di perpustakaan dengan menggunakan buku ajar, majalah. slide, tape, video, internet, untuk mencari informasi tambahan.3. Melakukan diskusi kelompok mandiri (tanpa tutor), melakukan curah pendapat bebas antar anggota kelompok untuk menganalisa dan atau mensintese informasi dalam menyelesaikan masalah.4. Berkonsultasi dengan nara sumber yang ahli pada permasalahan dimaksud untuk memperoleh pengertian yang lebih mendalam.5. Mengikuti kuliah khusus (kuliah pakar) dalam kelas untuk masalah yang belum jelas atau tidak ditemukan jawabannya.PROSES PEMECAHAN MASALAH

Dalam diskusi kelompok dengan menggunakan metode curah pendapat, mahasiswa diharapkan memecahkan problem yang terdapat dalam skenario ini, yaitu dengan mengikuti 7 langkah penyelesaian masalah di bawah ini:1. Klarifikasi istilah yang tidak jelas dalam skenario di atas, dan tentukan kata/kalimat kunci skenario di atas.

2. Identifikasi problema dasar skenario di atas dengan membuat beberapa pertanyaan penting.3. Analisa problem-problem tersebut dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas.

4. Klasifikasikan jawaban atas pertanyaan pertanyaan tersebut di atas.

5. Tentukan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai oleh mahasiswa atas kasus di atas. Langkah 1 s/d 5 dilakukan dalam diskusi pertama bersama tutor.6. Cari informasi tambahan tentang kasus di atas di luar kelompok tatap muka.

Langkah 6 dilakukan dengan belajar mandiri.7. Laporan hasil diskusi dan sintesis informasi-informasi yang baru ditemukan.

Langkah 7 dilakukan dalam diskusi dengan tutor.

PENJELASAN

Bila dari hasil evaluasi laporan kelompok ternyata masih ada informasi yang diperlukan untuk sampai pada kesimpulan akhir, maka proses 6 bisa diulang, dan selanjudnya dilakukan lagi langkah 7.

Kedua langkah diatas bisa diulang-ulang di luar tutorial, dan setelah informasi dirasa cukup maka pelaporan dilakukan dalam diskusi akhir, yang biasanya dilakukan dalam bentuk diskusi panel dimana semua pakar duduk bersama untuk memberikan penjelasan atas hal-hal yang masih belum jelas.JADWAL KEGIATAN1. Pertemuan pertama : dalam kelas besar dengan tatap muka satu arah dan tanya jawab. Tujuannya menjelaskan tentang modul dan cara menyelesaikan modul, dan membagi kelompok diskusi. Pada pertemuan pertama buku kerja modul dibagikan.

2. Pertemuan kedua : diskusi tutorial dipimpin oleh mahasiswa yang terpilih menjadi ketua dan penulis kelompok. Tujuannya untuk menyelesaikan langkah 1 sd/ 5

3. Mahasiswa belajar mandiri. Tujuannya untuk mencari informasi baru.

4. Pertemuan ketiga : adalah diskusi kelompok mandiri (tanpa tutor).

5. Pertemuan terakhir dilakukan dalam kelas besar dengan diskusi panel untuk melaporkan hasil diskusi masing-masing kelompok dan menanyakan hal-hal yang belum terjawab kepada ahlinya (temu pakar). STRATEGI PEMBELAJARAN1. Diskusi kelompok yang diarahkan oleh tutor

2. Diskusi kelompok mandiri tanpa tutor

3. Konsultasi pada nara sumber yang ahli (pakar) pada permasalahan dimaksud untuk memperoleh pengertian yang lebih mendalam

4. Kuliah khusus dalam kelas5. Aktivitas pembelajaran individual di perpustakaan dengan menggunakan buku ajar, majalah, slide, tape, atau internet.

BUKU PEGANGAN TUTORSUB-MODUL INKONTINENSIA URIN

SISTEM GERIATRI & TUMBUH KEMBANG

MODUL

INKONTINENSIA URIN

PENDAHULUAN

Modul Inkontinensia Urin sebagai modul kedua yang diberikan pada mahasiswa semester lima tahun ketiga yang mengambil mata kuliah Sistem Geriatri. Sistem ini merupakan mata kuliah yang baru disajikan untuk mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. Tujuan Instruksional Umum (TIU) dan Tujuan Instruksional Khusus (TIK) dari subsistem ini disajikan pada permulaan buku modul ini agar Tutor dan Mahasiswa dapat mengerti secara menyeluruh tentang konsep dasar mekanisme penyakit yang akan didiskusikan.

Setiap modul bisa terdiri dari beberapa skenario yang menunjukkan beberapa tanda & gejala klinik serta faktor-faktor risiko yang bisa ditemukan pada beberapa penyakit. Diskusi bukan hanya difokuskan pada inti permasalahan tetapi juga akan dibicarakan semua hal yang ada hubungannya dengan hal tersebut.

Mahasiswa harus mampu menjelaskan semua aspek tentang proses pengaturan diuresis normal, perubahan saluran kemih akibat penuaan, penyebab dan tipe-tipenya, serta penatalaksanaan inkontinensia urin yang sering dialami oleh pasien Geriatri/Usia Lanjut.

Diskusi kelompok harus mengikuti 7 langkah pemecahan masalah yang akan diberikan pada petunjuk selanjutnya.

Sebelum menggunakan buku ini, Tutor dan Mahasiswa harus membaca TIU dan TIK sehingga diharapkan diskusi tidak menyimpang dari tujuan, dan dapat dicapai kompetensi minimal yang diharapkan. Peranan Tutor dalam mengarahkan tutorial sangat penting. Bahan untuk diskusi bisa diperoleh dari bahan bacaan yang tercantum pada akhir setiap unit. Kemungkinan seorang ahli dapat memberikan kuliah dalam pertemuan konsultasi antara kelompok mahasiswa peserta diskusi dengan ahli yang bersangkutan yang bisa diatur dengan dosen yang bersangkutan.

Penyusun mengharapkan buku modul ini dapat membantu mahasiswa dalam memecahkan semua masalah tentang inkontinensia urin sampai dengan penanganan serta pencegahannya yang sering terjadi pada pasien Geriatri/Usia Lanjut.

SISTEM GERIATRI

MODUL INKONTINENSIA URINTujuan Instruksional Umum (TIU)

Setelah selesai mempelajari modul ini, maka mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan tentang definisi, proses pengaturan diuresis normal, proses terjadinya, penyebab dan tipe-tipenya, serta penatalaksanaan inkontinensia urin yang sering dialami oleh pasien Geriatri/Usia Lanjut.

Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Setelah selesai mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat :I. Menjelaskan Teori-teori Proses Menua sebagai proses perkembangan normal.

I.1. Menjelaskan Teori Genetic Clock

I.2. Menjelaskan Teori Mutasi Somatik (Error Catastrophe)

I.3. Menjelaskan Teori Rusaknya Sistem Imun Tubuh

I.4. Menjelaskan Teori Kerusakan Akibat Radikal Bebas

I.5. Menjelaskan Teori Akibat Metabolisme/Teori Glikasi

II. Menjelaskan Efek Penuaan pada anatomi dan fisiologi sistem organ.

III. Menjelaskan Definisi Inkontinensia Urin

IV. Menjelaskan Proses Pengaturan Diuresis Normal.

V. Mampu menjelaskan Proses terjadinya, penyebab serta Tipe-tipe Inkontinensia Urin yang terjadi pada pasien Geriatri/Usia Lanjut.

V.1. Anamnesis riwayat ngompol, penyakit yang menyertainya.

V.2. Pemeriksaan Fisik.

V.3. Pemeriksaan Penunjang.

V.4. Menentukan Status Fungsional.

V.5. Menentukan Status Kognitif.

V.6. Menentukan Status Gizi.

VI. Melakukan perencanaan/penatalaksanaan serta pencegahan agar Inkontinensia Urin pada Pasien Geriatri/Usia Lanjut dapat diatasi.

INKONTINENSIA URIN

SKENARIO 1

Seorang laki-laki umur 72 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan selalu buang air kecil sedikit-sedikit. Keadaan ini dialami sekitar 6 bulan lalu dimana perasaan tidak puas bila selesai buang air kecil. Penderita selama ini kalau berjalan tidak stabil oleh karena mengeluh kedua lutut sering sakit dan bengkak. Menurut keluarganya beberapa bulan terakhir ini pembawaannya selalu marah dan sering lupa kalau telah mengerjakan sesuatu walaupun baru saja dia melakukan. Sejak 5 tahun terakhir ini penderita memang mengkonsumsi obat-obat kencing manis, tekanan darah tinggi, jantung dan rematik. Pasien pernah serangan stroke 3 tahun lalu sehingga anggota gerak bagian kanan lebih lemah dari bagian kiri.

SKENARIO 2

Perempuan 65 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan menurut keluarganya tiba-tiba jatuh terpeleset di dekat tempat tidur tadi pagi akibat menginjak air seninya sendiri. Beberapa hari ini memang penderita sebentar-sebentar ke toilet untuk buang air kecil dan kadangkala tempat tidur basah oleh karena ngompol. Sejak seminggu penderita terdengar batuk-batuk dan agak sesak napas serta nafsu makan sangat berkurang tetapi tidak demam. Penderita selama ini mengidap dan minum obat penyakit kencing manis dan tekanan darah tinggi dan 1 tahun lalu terkena stroke.

TUGAS MAHASISWA

1. Setelah membaca dengan teliti skenario di atas, mahasiswa harus mendiskusikan kasus tersebut pada satu kelompok diskusi terdiri dari 12-15 orang, dipimpin oleh seorang ketua dan seorang penulis yang dipilih oleh mahasiswa sendiri. Ketua dan sekretaris ini sebaiknya bergantian pada setiap kali diskusi. Diskusi kelompok ini bisa dipimpin oleh seorang tutor atau secara mandiri.

2. Melakukan aktivitas pembelajaran individual di perpustakaan dengan menggunakan buku ajar, majalah. slide, tape, video, internet, untuk mencari informasi tambahan.

3. Melakukan diskusi kelompok mandiri (tanpa tutor), melakukan curah pendapat bebas antar anggota kelompok untuk menganalisa dan atau mensintese informasi dalam menyelesaikan masalah.

4. Berkonsultasi dengan nara sumber yang ahli pada permasalahan dimaksud untuk memperoleh pengertian yang lebih mendalam.

5. Mengikuti kuliah khusus (kuliah pakar) dalam kelas untuk masalah yang belum jelas atau tidak ditemukan jawabannya.

PROSES PEMECAHAN MASALAH

Dalam diskusi kelompok dengan menggunakan metode curah pendapat, mahasiswa diharapkan memecahkan problem yang terdapat dalam skenario ini, yaitu dengan mengikuti 7 langkah penyelesaian masalah di bawah ini:

1. Klarifikasi istilah yang tidak jelas dalam skenario di atas, dan tentukan kata/kalimat kunci skenario di atas.

2. Identifikasi problema dasar skenario di atas dengan membuat beberapa pertanyaan penting.

3. Analisa problem-problem tersebut dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas.

4. Klasifikasikan jawaban atas pertanyaan pertanyaan tersebut di atas.

5. Tentukan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai oleh mahasiswa atas kasus di atas.

Langkah 1 s/d 5 dilakukan dalam diskusi pertama bersama tutor.

6. Cari informasi tambahan tentang kasus di atas di luar kelompok tatap muka.

Langkah 6 dilakukan dengan belajar mandiri.

7. Laporan hasil diskusi dan sintesis informasi-informasi yang baru ditemukan.

Langkah 7 dilakukan dalam diskusi dengan tutor.

PENJELASAN

Bila dari hasil evaluasi laporan kelompok ternyata masih ada informasi yang diperlukan untuk sampai pada kesimpulan akhir, maka proses 6 bisa diulang, dan selanjudnya dilakukan lagi langkah 7.

Kedua langkah diatas bisa diulang-ulang di luar tutorial, dan setelah informasi dirasa cukup maka pelaporan dilakukan dalam diskusi akhir, yang biasanya dilakukan dalam bentuk diskusi panel dimana semua pakar duduk bersama untuk memberikan penjelasan atas hal-hal yang masih belum jelas.JADWAL KEGIATAN1. Pertemuan pertama : dalam kelas besar dengan tatap muka satu arah dan tanya jawab. Tujuannya menjelaskan tentang modul dan cara menyelesaikan modul, dan membagi kelompok diskusi. Pada pertemuan pertama buku kerja modul dibagikan.

2. Pertemuan kedua : diskusi tutorial dipimpin oleh mahasiswa yang terpilih menjadi ketua dan penulis kelompok. Tujuannya untuk menyelesaikan langkah 1 sd/ 5

3. Mahasiswa belajar mandiri. Tujuannya untuk mencari informasi baru.

4. Pertemuan ketiga : adalah diskusi kelompok mandiri (tanpa tutor).

5. Pertemuan terakhir dilakukan dalam kelas besar dengan diskusi panel untuk melaporkan hasil diskusi masing-masing kelompok dan menanyakan hal-hal yang belum terjawab kepada ahlinya (temu pakar). STRATEGI PEMBELAJARAN

1. Diskusi kelompok yang diarahkan oleh tutor

2. Diskusi kelompok mandiri tanpa tutor

3. Konsultasi pada nara sumber yang ahli (pakar) pada permasalahan dimaksud untuk memperoleh pengertian yang lebih mendalam

4. Kuliah khusus dalam kelas5. Aktivitas pembelajaran individual di perpustakaan dengan menggunakan buku ajar, majalah, slide, tape, atau internet.

Informasi Baru

Tujuan Pembelajran

Jawaban pertanyaan

Pertanyaan penting

Kata kata kunci

Klarifikasi kata sulit

Sistem Geriatri dan Tumbuh Kembang_ 2013PAGE 61 Sistem Geriatri dan Tumbuh Kembang_2013