gerakan sayang ibu

Upload: isna-r-retnaningsih

Post on 10-Jul-2015

2.948 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

LOGO

Gerakan Sayang IbuDhea Ramadhani Dhesi Wulandari Isna Rahmawati R. Rina Rizqiati

www.themegallery.com

Gerakan Sayang Ibu

Gerakan Sayang Ibu adalah Suatu Gerakan yang dilaksanakan oleh masyarakat, bekerjasama dengan pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan

Tiga unsur pokok GSI :Pertama Gerakan Sayang Ibu merupakan gerakan yang dilaksanakan oleh masyarakat bersama dengan pemerintah. Kedua Gerakan Sayang Ibu mempunyai tujuan untuk peningkatan dan perbaikan kualitas hidup perempuan sebagai sumber daya manusia. Ketiga Gerakan Sayang Ibu bertujuan untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu karena hamil, melahirkan dan nifas.

Dasar Pelaksanaan GSI Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984, tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan segala bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan; Kesepakatan Menteri Koordinasi Kesejahteraan Rakyat, Menteri Kesehatan, Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan pada tanggal 12 Maret 2002; Maksud dan Tujuan : Menyegarkan dan meningkatkan pengetahuan Satgas GSI tentang berbagai program Gerakan Sayang Ibu ( GSI ) dari stake holder terkait. Menyegarkan dan meningkatkanpengetahuan Satgas Gerakan Sayang Ibu ( GSI ) tentang peran stake holder terkait dalam Gerakan Sayang Ibu.

SASARAN GERAKAN SAYANG IBU

Langsung Caten (Calon Penganten) Pasangan Usia Subur (PUS) Ibu hamil, bersalin dan nifas Ibu meneteki masa perawatan bayi Pria/Suami dan seluruh anggota keluarga

Tak Langsung Sektor terkait Institusi kesehatan Institusi Masyarakat Tokoh masyarakat dan agama Kaum bapak/pria Media massa

RUANG LINGKUP GERAKAN SAYANG IBU Meningkatkan kualitas hidup perempuan dan anak melalui upaya penurunan angka kematian ibu dan bayi. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku suami istri dan masyarakat mengenai hak-hak Reproduksi dan Kesehatan Reproduksi. Menghilagkan hambatan-hambatan yang mempengaruhi upaya peningkatan kualitas hidup perempuan.

STRATEGI GERAKAN SAYANG IBUMelalui pendekatan kemasyarakatan, dikembangkan dalam bentuk : Desentralisasi Kemandirian Keluarga Kemitraan

PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN GERAKAN SAYANG IBUTerdiri dari: Langkah kegiatan ( jadwal kegiatan) Tenaga pelaksana Dukungan dana dan saran Monitoring dan Pelaporan Evaluasi kegiatan

G. PELAKSANAAN KEGIATAN GERAKAN SAYANG IBU1. Unsur Operasional advokasi dan KIE pegembangan pesan advokasi dan KIE GSI Pemberdayaan dalam keluarga, masyarakat dan tempat pelayanan kesehatan Memadukan kegiatan GSI, pondok bersalin dan posyandu

G. PELAKSANAAN KEGIATAN GERAKAN SAYANG IBU1. Unsur Operasional advokasi dan KIE pegembangan pesan advokasi dan KIE GSI Pemberdayaan dalam keluarga, masyarakat dan tempat pelayanan kesehatan Memadukan kegiatan GSI, pondok bersalin dan posyandu

Lanjutan2. Unsur Pendukung orientasi dan penelitian Pendataan, pemantauan, pemetaan bumil, bulin, bufas dan BBL Pengembangan tata cara rujukan Mendukung upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan Penikatan peran bidan

Lanjutan.3. Tugas Pokok Satgas Gerakan Sayang Ibu meliputi : Menyusun rencana kerja serta mengumpulkan dana Advokasi kepada TOMA, TOGA dan TOPOL Penyuluhan kepada keluarga serta bumil, bulin, bufas dan ibu yang mempunyai bayi di masyarakat. Mengumpulkan data informasi bumil, bulin, bufas dan bayi yang dilakukan. Memberikan tanda pada bumil beresiko tinggi Membantu merujuk.

Lanjutan.4. Memantau Keberhasilan Gerakan sayang Ibu (GSI) Beberapa hal yang perlu dipantau antara lain: Sektoral terkait berperan aktif dalam kegiatan operasional Setiap persalinan ditolong oleh tenakes Kecamatan dan kelurahan dapat melaksanakan kegiatan KIE dengan baik Kecamatan dan kelurahan dapat melakukan rujukan dengan baik.

H. INDIKATOR KEBERHASILAN SEBELUM DAN SESUDAH GSISemakin dan mantapnya peranan organisasi masyarakat dalam GSI Semakin meningkat dan mantapnya pengetahuan dan pemahaman mengenai GSI Setinggi mungkin sesuai dengan kemampuan ekonomi keluarga Ibu hamil semakin mengenali masalah kehamilan

I. HAMBATAN-HAMBATAN GSI1. Secara Struktural Berbagai program tersebut masih sangat birokratis sehingga orientasi yang terbentuk semata-mata dilaksanakan karena ia adalah program wajib yang harus dilaksanakan berdasarkan SK (Surat Keputusan). 2. Secara Kultural Masih kuatnya anggapan/pandangan masyarakat bahwa kehamilan dan persalinan hanyalah persoalan wanita.

J. MODEL ASUHAN KEBIDANAN : PRINSIP-PRINSIP SAYANG IBU Memahami bahwa kelahiran anak merupakan suatu proses alamiah dan fisiologis Menggunakan cara-cara yang sederhana Aman, berdasarkan fakta Terpusat pada ibu Menjaga privasi dan kerahasiaan ibu Membantu ibu agar merasa aman, nyaman Memastikan bahwa kaum ibu mendapatkan informasi yang cukup Mendorong ibu dan keluarga agar menjadi peserta aktif dalam membuat keputusan Menghormati praktek-praktek adat, dan keyakinan agama mereka Memantau kesejahteraan fisik, psikologis, spiritual dan social ibu/keluarganya selama masa kelahiran anak Memfokuskan perhatian pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit

K. ASUHAN SAYANG IBU10 langkah bagi fasilitas kesehatan supaya bisa mendapatkan predikat sayang ibu. Menawarkan suatu askes kepada semua ibu yang sedang melahirkan untuk mendapatkan seseorang yang akan menemani (suami,anak-anak,teman) menurut pilihannya Memberi informasi kepada public mengenai praktekpraktek tersebut, intervensi dan hasil asuhannya. Memberikan asuhan yang sifatnya peka dan responsive Memberi kebebasan bagi ibu yang akan melahirkan untuk berjalan-jalan, bergerak kemanapun ia suka dan mengambil posisi pilihannya serta menasehati agar tidak mengambil posisi lithotomi. Merumuskan kebijakan dan prosedur yang jelas untuk pemberian asuhan yang berkesinambungan

lanjutan.Tidak rutin menggunakan praktek-praktek dan prosedur yang tidak didukung oleh penelitian ilmiah tentang manfaatnya Mengajarkan petugas pemberi asuhan dalam metoda meringankan rasa nyeri tanpa penggunaan obat-obatan. Mendorong semua ibu (dan keluarganya), agar mengelus, mendekap, memberi ASI dan mengasuh bayinya sendiri sedapat mungkin. Menganjurkan agar jangan menyunat bayi baru lahir jika bukan karena kewajiban agama.

K. FAKTOR YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM GSIIdentifikasi Masalah yang menyebabkan kematian Ibu yang perlu diperhatikan dalam GSI antara lain : Kondisi sosial Ekonomi keluarga meliputi : pendapatan (daya beli), derajat pendidikan ibu, pengetahuan keluarga dan masyarakat tentang kesehatan. Kesehatan reproduksi : umur, paritas, status perkawinan. Tingkat partisipasi masyarakat, potensi institusi dan peran serta masyarakat. Kondisi sosial budaya masyarakat Komitmen politik dan pemerintah daerah Komitmen para pelaksana

Lanjutan2. Unsur Pendukung orientasi dan penelitian Pendataan, pemantauan, pemetaan bumil, bulin, bufas dan BBL Pengembangan tata cara rujukan Mendukung upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan Penikatan peran bidan

Lanjutan.3. Tugas Pokok Satgas Gerakan Sayang Ibu meliputi : Menyusun rencana kerja serta mengumpulkan dana Advokasi kepada TOMA, TOGA dan TOPOL Penyuluhan kepada keluarga serta bumil, bulin, bufas dan ibu yang mempunyai bayi di masyarakat. Mengumpulkan data informasi bumil, bulin, bufas dan bayi yang dilakukan. Memberikan tanda pada bumil beresiko tinggi Membantu merujuk.

Lanjutan.4. Memantau Keberhasilan Gerakan sayang Ibu (GSI) Beberapa hal yang perlu dipantau antara lain: Sektoral terkait berperan aktif dalam kegiatan operasional Setiap persalinan ditolong oleh tenakes Kecamatan dan kelurahan dapat melaksanakan kegiatan KIE dengan baik Kecamatan dan kelurahan dapat melakukan rujukan dengan baik.

H. INDIKATOR KEBERHASILAN SEBELUM DAN SESUDAH GSISemakin dan mantapnya peranan organisasi masyarakat dalam GSI Semakin meningkat dan mantapnya pengetahuan dan pemahaman mengenai GSI Setinggi mungkin sesuai dengan kemampuan ekonomi keluarga Ibu hamil semakin mengenali masalah kehamilan

I. HAMBATAN-HAMBATAN GSI1. Secara Struktural Berbagai program tersebut masih sangat birokratis sehingga orientasi yang terbentuk semata-mata dilaksanakan karena ia adalah program wajib yang harus dilaksanakan berdasarkan SK (Surat Keputusan). 2. Secara Kultural Masih kuatnya anggapan/pandangan masyarakat bahwa kehamilan dan persalinan hanyalah persoalan wanita.

J. MODEL ASUHAN KEBIDANAN : PRINSIP-PRINSIP SAYANG IBU Memahami bahwa kelahiran anak merupakan suatu proses alamiah dan fisiologis Menggunakan cara-cara yang sederhana Aman, berdasarkan fakta Terpusat pada ibu Menjaga privasi dan kerahasiaan ibu Membantu ibu agar merasa aman, nyaman Memastikan bahwa kaum ibu mendapatkan informasi yang cukup Mendorong ibu dan keluarga agar menjadi peserta aktif dalam membuat keputusan Menghormati praktek-praktek adat, dan keyakinan agama mereka Memantau kesejahteraan fisik, psikologis, spiritual dan social ibu/keluarganya selama masa kelahiran anak Memfokuskan perhatian pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit

K. ASUHAN SAYANG IBU10 langkah bagi fasilitas kesehatan supaya bisa mendapatkan predikat sayang ibu. Menawarkan suatu askes kepada semua ibu yang sedang melahirkan untuk mendapatkan seseorang yang akan menemani (suami,anak-anak,teman) menurut pilihannya Memberi informasi kepada public mengenai praktekpraktek tersebut, intervensi dan hasil asuhannya. Memberikan asuhan yang sifatnya peka dan responsive Memberi kebebasan bagi ibu yang akan melahirkan untuk berjalan-jalan, bergerak kemanapun ia suka dan mengambil posisi pilihannya serta menasehati agar tidak mengambil posisi lithotomi. Merumuskan kebijakan dan prosedur yang jelas untuk pemberian asuhan yang berkesinambungan

lanjutan.Tidak rutin menggunakan praktek-praktek dan prosedur yang tidak didukung oleh penelitian ilmiah tentang manfaatnya Mengajarkan petugas pemberi asuhan dalam metoda meringankan rasa nyeri tanpa penggunaan obat-obatan. Mendorong semua ibu (dan keluarganya), agar mengelus, mendekap, memberi ASI dan mengasuh bayinya sendiri sedapat mungkin. Menganjurkan agar jangan menyunat bayi baru lahir jika bukan karena kewajiban agama.

K. FAKTOR YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM GSIIdentifikasi Masalah yang menyebabkan kematian Ibu yang perlu diperhatikan dalam GSI antara lain : Kondisi sosial Ekonomi keluarga meliputi : pendapatan (daya beli), derajat pendidikan ibu, pengetahuan keluarga dan masyarakat tentang kesehatan. Kesehatan reproduksi : umur, paritas, status perkawinan. Tingkat partisipasi masyarakat, potensi institusi dan peran serta masyarakat. Kondisi sosial budaya masyarakat Komitmen politik dan pemerintah daerah Komitmen para pelaksana

Terima Kasih