genjer sbg fitoremediator detergen

Upload: kurnia-sari

Post on 06-Jul-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/16/2019 Genjer Sbg Fitoremediator Detergen

    1/7

    1

    EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI FITOREMEDIASI PADA DETERJEN

    DENGAN MENGGUNAKAN TANAMAN GENJER (L imnochari s flava )

    Fitoremediation Effectivity and Efficiency of Yellow velvetleaf (Limnocharis

    flava ) for Detergent Orthophosphate

    Sari Ikawati1)

    , Andi Zulfikar2)

    , Diana Azizah2)

    Programme Study Management of Aquatic ResourcesFaculty of Marine Science and Fisheries

    Maritime Raja Ali Haji of UniversityEmail : [email protected]

    Abstrak

    Pencemaran yang berasal dari deterjen dapat menyebabkan unsur hara berlebih pada badan air di

    alam karena mengandung phospat. Hal tersebut dapat menyebabkan eutrofikasi. Salah satu upaya yang dapatdilakukan untuk mengurangi kandungan orthophosfat di dalam perairan adalah dengan metode fitoremediasi

    dengan memanfaatkan tanaman air. Genjer ( Limnocharis flava) merupakan salah satu tanaman yang dapatdigunakan sebagai agen fitoremediasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase (%) tingkat

     penyerapan yang efektif dari berbagai konsentrasi orthoposfat deterjen dengan detensi (lamanya) waktufitoremediasi tersingkat/efisien dalam menyerap kandungan orthofosfat dengan menggunakan Genjer( Limnocharis flava). Percobaan dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan perlakuankonsentrasi orthoposfat pada deterjen 0,05 mg/L, 0,08 mg/L, dan 0,13 mg/L dan detensi waktu fitoremediasi(hari ke-2, hari ke-4, dan hari ke-6). Efektivitas fitoremediasi penyerapan orthoposfat deterjen dengan waktu

    tersingkat yang optimal (efisien) bagi proses fitoremediasi yaitu fitoremediasi pada perlakuan konsentrasi0,05 mg/L dihari ke-2 (k 1t2) sebesar 13,33 % atau senilai dengan 0,007 mg/L penyerapan orthoposfat

     perharinya.

    Kata kunci : Fitoremediasi, Genjer ( Limnocharis flava), Deterjen, Orthoposfat

    Abstract

    Waste disposal without waste treatment from detergent to natural water resources will increase

    nutrient level, especially phosphate. This will ignite eutrofication in natural water and will increasesuitability for water biota environment. Fitoremediation using Yellow velvetleaf ( Limnocharis flava) is oneof solution to at least reducing orthophosphate concentration from natural water. This study was conductedto investigate persen effectivity and the most efficient treatment which reduce orthophosphate from water.Factorial in completely randomized design (CRD) with two variables (orthophosphate concentration and

    time detention) was used. Orthophosphate concentrations were 0.05 mg/L, 0.08 mg/L, 0.13 mg/L and timedetentions were 2, 4 and 6 days, with independent variable was effectivity and efficiency of Yellowvelvetleaf ( Limnocharis flava)  to eliminate orthophosphate based on interaction of initial orthophosphateconcentrations and time detentions. The most effective and efficient for absorbing orthophosphate fromwater was treatment with initial concentration at 0.05 mg/L for 2 days with 13.33% (0.007 mg/L)orthophosphate absorbing per day.

     Keywords: Phytoremediation, Genjer (Limnocharis flava), Detergents, Orthophosphate

    1 Student of Aquatic Resource Management Programme Study2 Lecture of Aquatic Resource Management Programme Study

    mailto:[email protected]:[email protected]

  • 8/16/2019 Genjer Sbg Fitoremediator Detergen

    2/7

    2

    I.  PENDAHULUAN

    Air merupakan sumberdaya alam yangmempunyai fungsi sangat penting bagi kehidupan

    manusia dan mahluk hidup lainnya serta sebagaimodal dasar dalam pembangunan. Perkembangan

     penduduk yang semakin meningkat sejalandengan ketergantungan manusia terhadap air punsemakin besar, maka dewasa ini air menjadimasalah yang perlu mendapat perhatian yangseksama dan cermat. Karena untuk mendapatkan

    air yang bersih, sesuai dengan standar tertentu,saat ini menjadi barang yang mahal karena airsudah banyak tercemar oleh bermacam-macamlimbah dari hasil kegiatan manusia, baik limbahdari kegiatan rumah tangga, limbah dari kegiatanindustri dan kegiatan-kegiatan lainnya.

    Salah satu faktor pencemaran lingkungan di

     perairan yaitu merupakan limbah domestik yang bersifat cair, berasal dari buangan limbah yangmengandung deterjen, seperti limbah rumahtangga, loundry, rumah makan serta pabrik.Detergen merupakan senyawa sabun yangterbentuk melalui proses kimia. Pada umumnyakomponen utama penyusun detergen adalah Natrium Dodecyl Benzen Sulfonat (NaDBS) danSodium Tripolyphosphat (STPP) yang bersifatsangat sulit terdegradasi secara alamiah (Sumarnoet al ., dalam Hermawati et al., 2005).

    Pada deterjen terdapat unsur posphat yang

    dapat menyebabkan eutrofikasi karena besifatnutrien. Phospat sebagai orthoposfatdikategorikan kepada tingkat/level eutrofikapabila kandungannya bekisar 0,031-0,1 mg/L pada perairan (Effendi, 2003). Salah satu upayayang dapat dilakukan untuk mengurangi

    kandungan phospat di dalam perairan adalahdengan metode fitoremediasi menggunakantanaman genjer.

    Fitoremediasi adalah pemanfaatantumbuhan, mikroorganisme untuk meminimalisasidan mendetoksifikasi polutan, karena tanaman

    mempunyai kemampuan menyerap logam danmineral yang tinggi atau sebagai fitoakumulatordan fitochelator. Konsep pemanfaatan tumbuhandan mikroorganisme untuk meremediasi tanahyang terkontaminasi polutan adalah pengembangan terbaru dalam teknik pengolahan

    limbah. Fitoremediasi dapat diaplikasikan padalimbah organik maupun anorganik dalam bentuk padat, cair, dan gas (Salt et al., dalam Rossiana etal., 2007). Dipilihnya genjer karena berdasarkan penelitian sebelumnya tanaman ini memlikikemampuan dalam mengolah limbah deterjen.Seperti yang telah dilakukan oleh Hermawati et

    al.,  2005 bahwa genjer mampu menurunkan phospat air limbah deterjen sebesar 28,9% padakonsentrasi 20% atau menurun dari 2 mg/Lmenjadi 1,423 mg/L, pada konsentrasi 40%menurun dari 2 mg/L menjadi 1,456 mg/L atausebesar 17,6%, sedangkan pada konsentrasi 60% juga mengalami penurunan dari 2,900 mg/L

    menjadi 1,977 mg/L atau sebesar 31,8%.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

    mengetahui konsentrasi dan detensi waktu yang palaing efektif dan efisien dalam menyeraporthoposfat deterjen dengan menggunakantanaman genjer.

    Manfaat dari penelitian ini adalah hasil dari penelitian ini dapat menjadi pertimbangan dalamusaha mengatasi pencemaran lingkungan yangdiakibatkan oleh air limbah deterjen, sertamendorong penelitian lain untuk melakukan

    kegiatan yang berhubungan dengan pengolahanlimbah deterjen.

    II.  METODE PENELITIAN

    Penelitian ini berlangsung selama 5 bulansejak bulan Februari hingga Juni 2013. Untuk

     perlakuan sampel limbah yang akandifitoremediasi sesuai dengan desain penelitian

     bertempat di lokasi yang telah disediakan penelitidi Jl. Maharani Km.5 Atas Tanjungpinang,Propinsi Kepulauan Riau. Sedangkan untuk uji

    analisis kandungan fosfat akhir pada detergenmenggunakan jasa analisis di Balai Teknik

    Kesehatan Lingkungan dan PemberantasanPenyakit Menular (BTKL PPM) Kelas I PulauBatam Jalan. R.E. Martadinata No.16 Sekupang -Batam, Propinsi Kepulauan Riau.

    2.1.  Alat dan Bahan

    Adapun alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah spektofotometri yangdigunakan untuk pengujian orthoposfat,

    thermometer digunakan untuk mengukur suhu,turbidymeter digunakan untuk mengukurkekeruhan, pH meter digunakan untuk mengukurnilai pH, DO meter digunakan untuk mengukurDO (oksigen terlarut), wadah untuk treatmenukuran 10L, genjer dan deterjen merek  Boom Putih.

    2.2.  Rancangan Penelitian

    Percobaan dilakukan menggunakanRancangan Acak Lengkap pola faktorial 3x3

    dengan 3 ulangan. Total keseluruhan rancangan

  • 8/16/2019 Genjer Sbg Fitoremediator Detergen

    3/7

    3

     penelitian dengan 9 kombinasi dan 3x pengulangan berjumlah 27 petak bak penelitian.Variabel penelitian meliputi:a. Variabel Bebas: Faktor pertama adalah

    konsentrasi orthoposfat pada deterjendengan menggunakan 3 taraf, yaitu 0,05m/L, 0,08 m/L dan 0,13 m/L. Faktor kedua

    adalah lamanya hari (detensi waktu) selama6 hari dengan pengukuran 3 taraf yaitu harike-2, hari ke-4 dan hari ke-6.

     b. Variabel terikat: penyerapan orthoposfatDalam percobaan RAL pola faktorial setiap unit percobaan ditempatkan secara acak serta tidakmengikuti suatu pola baris atau lajur tertentu.

    Tabel 1. Perlakuan Faktorial

     No KonsentrasiWaktu

    t2 t4 t6

    1. k1 k1t2 k1t4 k1t62. k2 k2t2 k2t4 k2t6

    3. k3 k3t2 k3t4 k3t6

    2.3. 

    Penentuan Konsentrasi

    Konsentrasi phospat deterjen sebagaiorthoposfat yang merupakan bahan uji bervariasiditentukan sesuai dengan rumus penentuan dosismenggunakan persamaan perhitungan logaritmaseperti berikut.

     N aLog = k (Log )

    n nMaka,Log N –  Log n = k log a –  k log n……..(1) 

    a b c d e= = = = ……………….(2) 

    n a b c d

    Dimana

     N = konsentrasi ambang batasn = konsentrasi ambang bawah

    a = konsentrasi terkecil dalam deret konsentrasiyang ditentukan

    k = jumlah konsentrasi yang diujikan

    Konsentrasi orthoposfat deterjen sebagai bahan uji yang digunakan didasarkan dari kadarorthoposfat di perairan yang dapat menyebabkaneutrofikasi (0,031-0,1 mg/L) dimana nilai ambang bawah didasarkan pada 0,031 mg/L sebagai (n)sedangkan nilai ambang atas adalah 0,1 mg/Lsebagai (N). Dari hasil perhitungan maka didapatkonsentrasi dengan 3 taraf yang merupakan nilaiyang berada pada rentang nilai ambang bawah dan

    ambang atas konsentrasi orthoposfat tersebutdengan nilai yang didapat.

    2.4.  Pembuatan Larutan Stok

    Pada penelitian detergen yang digunakansebagai bahan uji merupakan deterjen merek

    Boom Putih yang berbentuk bubuk. Pembuatanlarutan stok dilakukan dengan menimbang 1 gdeterjen dan dilarutkan dalam 1 liter air. Dari caraini diperoleh larutan stok dengan konsentrasi 1000mg/L deterjen. Larutan stok ini kemudiandiencerkan sesuai dengan konsentrasi perlakuankonsentrasi orthoposfat yang dibutuhkan untuk ujisesungguhnya dengan menggunakan formula:

    V1∙N1 = V2∙N2 

    Dimana :V1 = volume larutan stok (ml)

     N1 = konsentrasi larutan stok (mg/L)V2 = volume larutan yang diinginkan (ml) N2 = konsentrasi perlakuan (mg/L)

    2.5.  Aklimatisasi Genjer (L imnochari s fl ava )

    Tanaman genjer yang akan digunakan

    kemudian dibersihkan dari kotoran yangmenempel untuk selanjutnya diaklimatisasisebelum penelitian. Aklimatisasi tanaman

    dilakukan dengan mengadaptasikan tanaman pada bak plastik selama 3 hari sebelum dipindahkan ke

     bak uji sesungguhnya. Tanaman genjer yang telahdiaklimatisasi selama 3 hari, kemudian ditimbang,dipilih dengan berat 300g dan yang memilikikriteria berdaun segar berwarna hijau, tinggi dan berat masing-masing individu tanaman genjer

    dianggap homogen.

    2.6.  Perlakuan Tanaman Genjer

    (L imnochari s fl ava )

    Tanaman yang telah disortir kemudiandipindahkan kedalam bak-bak plastik yang telah berisi limbah model deterjen sesuai denganmasing-masing konsentrasi orthoposfat yang telahditentukan. Bak perlakuan ditempatkan pada arealterbuka yang cukup terlindung dari matahari dandiberi pelindung agar terhindar dari perubahancuaca dengan menggunakan atap terpal

    transparan. Selama hari pengamatan fitoremediasiyaitu hari ke-2, hari ke-4 dan ke-6 dilakukan pengujian orthoposfat pada deterjen yang diberi perlakuan fitoremediasi untuk membandingkan

    dengan kandungan awal orthoposfat sebelum

  • 8/16/2019 Genjer Sbg Fitoremediator Detergen

    4/7

    4

    fitoremediasi. Sebelum dan selama pengamatan perlakuan sebaiknya air detergen juga diukur parameter fisik dan kimia yang mendukungmeliputi suhu, kekeruhan, derajat keasaman (pH)dan oksigen terlarut (DO) dan COD (ChemicalOxygen Demand ).

    2.7. 

    Uji Orthoposfat

    Pada pengamatan tiap hari ke-2, hari ke-4dan hari ke-6 dilakukan uji orthoposfat pada tiapwadah penelitian sesuai dengan perlakuan yangsudah ditentukan. Sampel orthoposfat yang akandi uji dimasukkan pada masing-masing wadah botol sampel khusus yang telah diberi label sesuai

    kode perlakuan dan selanjutnya disimpan dalamcool box/ice box kemudian didinginkan dengan

    meletakkan es batu secukupnya sebagai salah satu

    upaya penanganan sampel selama perjalanansebelum tiba ditempat uji analisis. Sampel uji

    orthoposfat yang telah didinginkan ini mampu bertahan selama 48 jam (2 hari).

    2.8.  Analisis Data

    Model linier aditif untuk rancanganfaktorial dua faktor dengan rancangan

    lingkungannya RAL adalah sebagai berikut :

    Yijk = µ + α1 + βj + (αβ)ij +εijk  

    Keterangan :Yijk = pengamatan pada satuan percobaan ke-

    k yang memperoleh kombinasi perlakuan taraf ke-1 dari faktor A dan

    taraf ke-j dari faktor B.µ = mean populasiα1  = pengaruh taraf ke-i dari faktor Aβj  = pengaruh taraf ke-j dari faktor B(αβ)ij = pengaruh taraf ke-i dari faktor A dan

    taraf ke-j dari faktor Bεijk   = pengaruh acak dari satuan percobaan

    ke-k yang memperoleh kombinasi

     perlakuan ij. εijk˜N(0,a2). Untuk mengetahui pengaruh detensi waktu

    dan konsentrasi orthoposfat terhadap penyerapanorthoposfat dengan menggunakantanaman genjer, digunakan program  software

    SPSS ver 17   untuk Analisis Sidik Ragam(ANOVA dua arah).

    Menurut Setiawan (2009), jika pada hasilanalisis sidik ragam diperoleh nilai F hitung > Ftabel 0,5 maka perlu dilakukan uji lanjut

    menggunakan uji Beda Nyata Terkecil (BNT).Hasil analisis akan disimpulkan dan ditabulasikan

    dalam bentuk tabel serta dianalisa secara

    deskriptif untuk memberikan gambaran tentang pengaruh detensi (lamanya) waktu dan perbedaankonsentrasi orthoposfat deterjen terhadap penyerapan orthoposfat oleh tanaman genjer.

    III.  HASIL DAN PEMBAHASAN

    3.1.  Uji Kandungan Phospat pada Deterjen

    Boom Putih

    Berdasarkan hasil uji laboratorium di BTKLSekupang Batam, kandungan phospat yang diukur dalam bentuk persen orthophospat (P2O5).Persentase kandungan orthoposfat dalam deterjenBoom Putih sebesar 50,86 mg/L. Berdasarkan perhitungan laboratorium tersebut dan kisaraneutrofikasi orthoposfat menurut Effendi (2003)

    sebesar 0,031  –   0,1 mg/L, ditentukan tigakonsentrasi orthoposfat yang berbeda (0,05 mg/L,

    0,08 mg/L dan 0,13 mg/L).

    3.2.  Hasil Uji dan Analisis Deskriptif

    Kandungan Orthoposfat

    Berdasarkan perhitungan maka diperolehhasil rata-rata kandungan orthopospat dalam

    wadah air percobaan untuk lebih jelasnya dapatdilihat pada tampilan Tabel 1.

    Tabel 2. Rata-rata Kandungan Orthoposfatdalam Air Wadah Percobaan

     No PerlakuanUlangan Rata-rata

    (mg/L)1 2 3

    1. k 1t2  0,04 0,04 0,03 0,0372. k 2t2  0,06 0,07 0,06 0,0633. k 3t2  0,12 0,12 0,11 0,1174. k 1t4  0,04 0,04 0,03 0,037

    5. k 2t4  0,05 0,05 0,04 0,0476. k 3t4  0,10 0,10 0,09 0,0977. k 1t6  0,02 0,02 0,03 0,0238. k 2t6  0,04 0,04 0,04 0,040

    9. k 3t6  0,09 0,09 0,10 0,093

    Tabel 2 menunjukkan data kandunganorthopospat dalam air wadah percobaan bahwarata-rata tertinggi terdapat pada perlakuan k 3t2 

    dengan nilai penyerapan 0,117 mg/L, k 3t4 dengannilai penyerapan 0,097 mg/L dan k 3t6  dengannilai penyerapan 0,093 mg/L dengan konsentrasi0,13 mg/L. Tingkat rata-rata penyerapanorthoposfat oleh tanaman Genjer berdasarkan datadari Tabel 2 disajikan pada Tabel 3.

  • 8/16/2019 Genjer Sbg Fitoremediator Detergen

    5/7

    5

    Tabel 3. Rata-rata Penyerapan Orthoposfat

    oleh Tanaman Genjer

     No PerlakuanUlangan Rata-

    rata(mg/L)1 2 3

    1. k 1t2  0,01 0,01 0,02 0,013

    2. k 2t2  0,02 0,01 0,02 0,0173. k 3t2  0,01 0,01 0,02 0,013

    4. k 1t4  0,01 0,01 0,02 0,0135. k 2t4  0,03 0,03 0,04 0,033

    6. k 3t4  0,03 0,03 0,04 0,033

    7. k 1t6  0,03 0,03 0,02 0,0278. k 2t6  0,04 0,04 0,04 0,0409. k 3t6  0,04 0,04 0,03 0,037

    Hasil uji laboratorium dan analisis

    deskriptif tingkat rata-rata penyerapan orthoposfatdari 9 perlakuan, tertinggi terdapat pada perlakuank2t6 (konsentrasi 0,08 mg/L selama 6 hari)dengan nilai penyerapan 0,04 mg/L. Sedangkantingkat penyerapan rata-rata orthoposfat terendah

     pada perlakuan k 1t2 (konsentrasi 0,05mg/L selama2 hari), k 1t4 (konsentrasi 0,05mg/L selama 4 hari)dan k 3t2  (konsentrasi 0,13mg/L selama 2 hari)mempunyai nilai yang sama sebesar 0,013 mg/L.

    3.3.  Faktorial dalam RAL

    Uji statistik menggunakan uji faktorial berdasarkan interaksi level konsentrasi dan jumlah

    hari terhadap tingkat penyerapan orthoposfat olehtanaman genjer menggunakan  software SPSS ver

    17 . Uji kesesuaian asumsi untuk uji faktorialmenggunakan  Levene’s Test of Equality of ErrorVariances. Hasil uji ini adalah 0,106 (> 0,05)yang berarti signifikan. Nilai uji ini harus lebih besar dari 0,05 yang berarti keragaman dari

    variabel terikat antar seluruh kelompok adalahsama.

    Berdasarkan hasil uji faktorial yangdisajikan pada Tabel 1 baik faktor konsentrasiawal orthoposfat, jumlah hari maupun interaksi

    konsentrasi dan hari, mempunyai interaksi efekyang signifikan (nilai sig ≤ 0,05) terhadap

     penyerapan orthoposfat oleh tanaman genjerdengan nilai sig berturut-turut 0.000; 0.000 dan0,049.

    Uji lanjut Tukey  (beda nyata jujur)dilakukan untuk melihat perbedaan antar berbagailevel perlakuan. Berdasarkan hasil uji lanjut darifaktor konsentrasi awal orthoposfat, tingkat penyerapan tanaman genjer pada konsentrasi awalorthoposfat 0,05 mg/L berbeda nyata dengankonsentrasi awal 0,08 mg/L dan 0,13 mg/L.Tingkat penyerapan orthoposfat tanaman genjer pada konsentrasi awal 0,08 mg/L tidak berbeda

    nyata dengan konsentrasi awal orthoposfat 0,13

    mg/L. Perbedaan tersebut ditunjukkan dengannilai sig < 0,05. Sedangkan hasil uji lanjut darifaktor hari, tingkat penyerapan orthoposfattanaman genjer berdasarkan lamanya hari, berbeda nyata pada semua lamanya hari (hari ke2, 4 dan 6) Perbedaan tersebut ditunjukkandengan nilai sig < 0,05.

    Kombinasi terbaik dari konsentrasi awaldan lamanya hari terhadap tingkat rata-rata penyerapan orthoposfat adalah perlakuan k 2t6 (konsentrasi awal orthoposfat 0,08 mg/L selama 6hari). Laju penyerapan orthoposfat tiap perlakuan berdasarkan lamanya hari tertinggi terjadi selamahari ke-6.

    3.4.  Efektivitas dan Efisiensi Penyerapan

    Orthoposfat

    Efektivitas penyerapan orthoposfatmerupakan tingkat keberhasilan genjer

    ( Limnocharis flava) dalam menyerap orthoposfatdeterjen pada setiap konsentrasi orthoposfat yang berbeda. Tingkat efisiensi penyerapan orthoposfat

    merupakan tingkat ketepatan waktu yangmenunjukkan bahwa genjer mampu menyerap

    orthoposfat dalam jangka waktu fitoremediasiyang lebih singkat.

    Tingkat efektivitas penyerapan orthoposfat pada tiap perlakuan menghasilkan tingkatefektivitas penyerapan orthoposfat terbaik yaitu

     pada perlakuan k 1t6 dengan persentase penyerapantotal sebesar 53,33% atau senilai dengan 0,027

    mg/L.Dari keseluruhan perlakuan fitoremediasi

    tingkat efisiensi penyerapan othoposfat terbaikyaitu pada perlakuan konsentrasi 0,05 mg/L padahari ke-2 (k 1t2) dengan nilai persentase

     penyerapan sebesar 13,33% atau sebesar 0,007mg/L penyerapan perhari.

    Dari penelitian ini menunjukkan tingkatefektivitas dan efisiensi terbaik dari konsentrasiawal dan lamanya hari terhadap tingkat rata-rata

     penyerapan orthoposfat oleh tanaman genjeradalah perlakuan k 1t2  (konsentrasi orthoposfatawal 0,05 mg/L selama 2 hari) yaitu dengan nilairata-rata persentase penyerapan sebesar 13,33 %.Hal ini memperlihatkan bahwa tanaman genjermampu menyerap kandungan orthoposfattertinggi dalam waktu fitoremediasi ke-2 atauselama dua hari dengan konsentrasi awal

    orthoposfat 0,05 mg/L sebesar 13,33%.

  • 8/16/2019 Genjer Sbg Fitoremediator Detergen

    6/7

    6

    3.5.  Analisis Kualitas Air

    Parameter kualitas air yang diamati pada penelitian ini meliputi suhu, kekeruhan, pH,

    oksigen terlarut dan COD.

    3.5.1. Suhu

    Hasil penelitian ini suhu air berkisar 26oC-

    27oC masih dalam batas suhu optimum untuk

     pertumbuhan yaitu 10oC-38oC (Rahayu, et al.,

    dalam Rosnah 2012). Pada konsentrasi 0,08 mg/Lselama 6 hari mengalami kenaikan di bandingkandengan konsentrasi dan hari lainnya yaitu sebesar27,03

    oC. Peningkatan suhu berpengaruh terhadap

    tingkat penyerapan, karena suhu berkaitan dengan proses metabolisme dan fotosintesis. MenurutHidayat dalam  Rosnah (2012) semakin tinggi

    suhu lingkungan tanaman maka semakin tinggitingkat penyerapan oleh tanaman, dimana suhulingkungan akan menyebabkan proses fotosintesismeningkat, sehingga penyerapan tanaman akanmeningkat juga.

    3.5.2. Kekeruhan

     Nilai kekeruhan pada penelitian ini berkisar3 NTU - 11 NTU masih dalam keadaan normalyaitu ≤ 20 NTU, sehingga penyerapan orthoposfat

    tetap dapat berlangsung. Hal ini di dukung oleh

     pendapat Yusuf (2008), yang menyatakan suatu perairan yang tingkat kekeruhannya ≥ 20 NTUmasih berbahaya bagi kehidupan biota didalamnya, karena mengganggu aktivitas sertametabolisme yang berlangsung di dalamnya.

    3.5.3. pH

    Pada penelitian ini nilai pH berkisar 5-6. Nilai pH tertinggi pada penelitian terjadi pada perlakuan k 1t6 yaitu sebesar 6,23. Peningkatan pHmenyebabkan selama pengamatan daun dan

     batang genjer menguning, layu, sebagian ada yanggugur dan rata-rata berat basah tanaman genjermenurun dari 300g menjadi 270g. Hal inididukung oleh pendapat Badrus dalam  Rosnah(2012), derajat keasaman (pH) merupakan ukurandalam kandungan ion H+ yang menunjukkan

     bahwa jika suatu perairan bersifat sangat asammaupun sangat basa maka akan mempengaruhi proses metabolisme dan respirasi organisme. Namun nilai pH pada perlakuan k1t6 masih dalamkondisi normal, sehingga penyerapan orthoposfat

    masih dapat berlangsung dengan nilai penyerapansebesar 0,027 mg/L.

    3.5.4. Oksigen Terlarut (DO)

    Hasil rata-rata pengukuran nilai oksigenterlarut pada setiap perlakuan berkisar antara 3,31

     –   6,73 mg/L. Nilai ini termasuk baik untukmendukung kehidupan organisme perairan. Halini sesuai dengan pendapat Hermawati et al., 2005yang menyatakan kadar oksigen terlarut < 3 mg/Lkan membahayakan organisme perairan karenadapat mengakibatkan kematian.

    3.5.5. COD

    Hasil rata-rata pengukuran COD pada penelitian ini berkisar 11-36 mg/L. Berdasarkan

     pengukuran selama penelitian berlangsungmenunjukkan bahwa nilai COD berada pada

    tingkat kelayakan tidak tercemar karena nilainyamasih dibawah tingkat kelayakan perairantercemar yaitu 200 mg/L (UNESCO,

    WHO/UNEP, 1992) dalam Effendi (2003).

    IV.  KESIMPULAN

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan,diperoleh kesimpulan persentase penyerapan yang

    efektif pada rata-rata penyerapan othoposfat,

    terjadi pada konsentrasi 0,05 mg/L selama 6 haridengan nilai rata-rata persentase penyerapansebesar 53,33%. Persentase penyerapan yangefisien pada rata-rata penyerapan orthoposfat,terjadi pada hari ke-2 konsentasi 0,05 mg/Ldengan nilai rata-rata persentase penyerapan

    sebesar 13,33 %.Efektivitas dan efisiensi fitoremediasi

    terbaik dari konsentrasi awal dan lamanya hariterhadap tingkat rata-rata penyerapan orthoposfatoleh tanaman genjer adalah konsentrasi awal 0,05mg/L selama 2 hari yaitu dengan nilai rata-rata

     persentase penyerapan sebesar 13,33% atausenilai 0,007 mg/L pada tiap harinya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa baik faktor perbedaan konsentrasi orthoposfat, detensi waktumaupun interaksi antara perbedaan konsentrasiorthoposfat dengan detensi waktu berpengaruh

    terhadap penyerapan orthoposfat oleh tanamangenjer.

  • 8/16/2019 Genjer Sbg Fitoremediator Detergen

    7/7

    7

    V.  UCAPAN TERIMAKASIH

    Ucapan terimakasih penulis sampaikankepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, dukungan serta bimbingan kepada penulis diantaranya kepada:1. Andi Zulfikar, S.Pi, M.P dan Diana Azizah,

    S.Pi, M.Si selaku dosen pembimbing.2. Laboratorium Ilmu Kelautan dan Perikanan,

    Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan,Universitas Maritim Raja Ali Haji.

    3. Laboratorium Balai Teknik KesehatanLingkungan dan Pemberantasan PenyakitMenular (BTKL PPM) Kelas 1 PulauBatam, Kepulauan Riau.

    VI.  DAFTAR PUSTAKA

    Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air bagiPengelolaan Sumber Daya Lingkungan

    Perairan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.Hermawati, E, Wiryanto dan Solichatun. 2005.

    Fitoremediasi Limbah Detergen

    Menggunakan Kayu Apu ( Pistia stratiotes  L. ) dan Genjer ( Limnocharis

     flava L.). Jurnal BioSMART ISSN: 1411-321X Volume 7, Nomor 2 Oktober

    2005Halaman: 115-124 2005 JurusanBiologi FMIPA UNS Surakarta

    Rosnah. 2012. Efektivitas Fitoremediasi Eceng

    Gondok ( Eichornia crassipes) TerhadapPhospat pada Limbah Laundry. Jurusan

    Manajemen Sumberdaya Perairan,Universitas Maritim Raja Ali Haji:Tangjungpinang

    Rossiana. Supriatun, Titin. Dhahiyat, Yayat. 2007.Fitoremediasi Limbah Cair dengan Eceng

    Gondok ( Eichhornia crassipes (Mart)Solms) dan Limbah Padat IndustriMinyak Bumi dengan Sengon( Paraserianthes falcataria L. Nielsen)Bermikoriza.

    (http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/04/fitoremediasi_imbah_cair_dengan_eceng_gondok_dan_limbah_padat_industri.pdf) 

    Setiawan, A. 2009. Percobaan Faktorial. http://smartstat.wordpress.com.

    Yusuf, G. 2008. Bioremediasi Limbah RumahTangga dengan Sistem Simulasi Tanaman

    Air-Fakultas MIPA Universitas IslamMakassar. Jurnal Bumi Lestarivolume 8 No.2, Agustus 2008, hlm. 136-144. 

    http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/04/fitoremediasi_imbah_cair_dengan_eceng_gondok_dan_limbah_padat_industri.pdfhttp://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/04/fitoremediasi_imbah_cair_dengan_eceng_gondok_dan_limbah_padat_industri.pdfhttp://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/04/fitoremediasi_imbah_cair_dengan_eceng_gondok_dan_limbah_padat_industri.pdfhttp://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/04/fitoremediasi_imbah_cair_dengan_eceng_gondok_dan_limbah_padat_industri.pdfhttp://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/04/fitoremediasi_imbah_cair_dengan_eceng_gondok_dan_limbah_padat_industri.pdfhttp://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/04/fitoremediasi_imbah_cair_dengan_eceng_gondok_dan_limbah_padat_industri.pdfhttp://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/04/fitoremediasi_imbah_cair_dengan_eceng_gondok_dan_limbah_padat_industri.pdfhttp://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/04/fitoremediasi_imbah_cair_dengan_eceng_gondok_dan_limbah_padat_industri.pdf