generasi digital by handsome man

21
Generasi Digital Nama anggota Kelompok : 1.Alvian Maulana 2. Annisa Rizky Rahayu 3. Ita Rachmawaty 4. Khusnan Aji Priya Kusuma 5. Laela Riza Kurniawan 6. Yulianti Saparina

Upload: khusnan-aji

Post on 06-Aug-2015

91 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Generasi Digital by Handsome Man

Generasi Digital

Nama anggota Kelompok :

1.Alvian Maulana2. Annisa Rizky Rahayu3. Ita Rachmawaty4. Khusnan Aji Priya

Kusuma5. Laela Riza Kurniawan6. Yulianti Saparina

Page 2: Generasi Digital by Handsome Man

1.1 Latar Belakang

Perkembangan zaman begitu pesat, terlebih dengan kecanggihan teknologi yang semakin akrab dengan dunia anak-anak. Pada era ini, lahirlah generasi muda yang dikenal dengan sebutan generasi Z. Generasi Z juga punya nama lain, di antaranya net generation, digital generations, atau “native digital generation”. Disamping dampak positifnya, ternyata terdapat dampak negatif bagi generasi digital, antara lain: anak cenderung berkurang dalam komunikasi secara verbal, cenderung bersikap egosentris dan individualis, cenderung menginginkan hasil yang serba cepat, serba-instan, dan serba-mudah, tidak sabaran, dan tidak menghargai proses. Oleh karena itu peran orang tua, sekolah, dan lingkungan sangat berperan dalam perkembangan sikap maupun pola pikir generasi digital

Page 3: Generasi Digital by Handsome Man

1.2 Rumusan Masalah

Siapa dan bagaimana karakteristik generasi Z ?

Apa implikasinya terhadap pendidikan ?

Bagaimana peran orang tua dan lingkungan dalam mendidik generasi digital ?

Page 4: Generasi Digital by Handsome Man

1.3 Tujuan Penulisan

Dalam pembuatan makalah ini penulis memiliki tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Pertama, untuk memahami dan mengetahui siapa yang disebut sebagai generasi Z. Kedua, memberikan gambaran bagaimana peran orang tua dan lingkungan dalam mendidik generasi Z yang benar, serta memberika penjelasan mengenai dampak perkembangan teknologi bagi generasi digital. Ketiga, memberikan tanggapan dan solusi terbaik guna mempersiapakan generasi digital yang siap mental dan akhlak. 

Page 5: Generasi Digital by Handsome Man

2.1 Landasan Teori

Gen Z adalah anak-anak atau orang yang sejak lahir sudah akrab dengan teknologi. Artinya, teknologi sudah menjadi bagian dari hidup mereka sejak mereka lahir ke dunia. Jadi, jangan heran jika anak-anak dari Gen Z sangat mahir menggunakan teknologi apa pun.Generasi ini berbeda dengan generasi-generasi sebelumnya, seperti generasi Baby Boomers (lahir 1946 – 1964), generasi X (lahir 1965 – 1980) dan Y (lahir 1981 – 1995). Generasi Z juga disebut dengan generasi Milenial yang terlahir dengan teknologi serba digital, mulai dari musik digital kemudian akan hadir video digital, buku digital dan serba digital lainnya. Para ahli sebagian menamakan generasi Z sebagai generasi digital, ada pula yang memberikan terminologi lain, seperti net generation, naturally gadget generation, platinum generation, dan silent generation.

Page 6: Generasi Digital by Handsome Man

Generasi Z memiliki sejumlah karakter khas :

1. Punya akses yang cepat terhadap informasi dari berbagai sumber.

2. Mampu ber-multitasking (mengerjakan beberapa aktivitas secara bersamaan).

3. Lebih menyenangi hal-hal yang berbau multimedia.

4. Lebih suka berinteraksi di jejaring sosial seperti facebook, twitter, Yahoo Messenger dan  BBM.

5. Dalam belajar, lebih menyukai hal-hal yang bersifat aplikatif dan menyenangkan.

Page 7: Generasi Digital by Handsome Man

Bagi generasi Z, kecepatan (speed) adalah kunci keberhasilannya, sejalan dengan kegemaran mereka terhadap yang serba instan. Siapa yang paling cepat memperoleh informasi, memasuki pasar, akan memenangi pertarungan. Ironinya, kecepatan itulah yang dapat membuat mereka terisolasi dari alam nyata, seolah pohon yang tercerabut akarnya, terlepas dari tanah. Karena sejumlah karakter inilah, pola hidup dan pola pikir anak-anak generasi Z juga berubah. Banyak orang bilang, anak-anak ini adalah anak instan. Segala sesuatu mesti instan dan cepat. Juga, mereka sering menggampangkan hal-hal dalam kehidupannya. Inti dari permasalahan generasi z adalah tidak adanya proses dalam diri anak-anak generasi Z.

Page 8: Generasi Digital by Handsome Man

Tiga pilarnya yang langsung menyentuh dengan kehidupan digital mereka itu adalah sekolah, guru, dan orang tua. Adalah tanggung jawab guru dan orang tua untuk memilah dan memaksimalkan peran teknologi sebagai alat dalam proses pembelajaran di sekolah maupun di rumah.Terkait dunia mereka, beberapa keadaan yang tidak mudah dikendalikan adalah soal kekerasan dan pelecehan di internet. Hal tersebut menggambarkan, betapa peran orang dewasa sangat diperlukan untuk mendampingi mereka dalam proses belajar. Alhasil, kalau orangtua dan guru tidak terlibat, kita tidak tahu apa yang telah dilewatkan.

Page 9: Generasi Digital by Handsome Man

Untuk itu, perlu kiranya para digital immigrants seperti kita pun, mengenal beberapa contoh situs terkait langsung dengan nilai-nilai sebagai warga digital. Hal inilah yang harus orang tua (generasi x) tanamkan dalam diri mereka, boleh ber-gadget ria, berinternet ria, tapi mereka tidak boleh melupakan proses.

Page 10: Generasi Digital by Handsome Man

2.2 Generasi Z dan Karakteristiknya

Dalam teori generasi (Generation Theory) hingga saat ini dikenal ada 5 generasi, yaitu: (1) Generasi Baby Boomer, lahir 1946-1964, (2) Generasi X, lahir 1965-1980, (3) Generasi Y, lahir 1981-1994, (4) Generasi Z, lahir 1995-2010, dan (5) Generasi Alpha, lahir 2011-2025. Generasi Z (disebut juga iGeneration, Generasi Net, atau Generasi Internet) terlahir dari generasi X dan Generasi Y. Mereka lahir dan dibesarkan di era digital, dengan aneka teknologi yang komplet dan canggih

Page 11: Generasi Digital by Handsome Man

Generasi Z memiliki karakteristik perilaku dan kepribadian yang berbeda dengan generasi sebelumnya. Beberapa karakteristik umum dari Generasi Z diantaranya adalah:

1. Fasih Teknologi

Mereka adalah “generasi digital” yang mahir dan gandrung akan teknologi informasi dan berbagai aplikasi komputer

2. Sosial

Mereka sangat intens berkomunikasi dan berinteraksi dengan semua kalangan, khususnya dengan teman sebaya melalui berbagai situs jejaring

3. Multitasking

Mereka terbiasa dengan berbagai aktivitas dalam satu waktu yang bersamaan.

Page 12: Generasi Digital by Handsome Man

Karakteristik tersebut memiliki dua sisi yang berlawanan, bisa positif, yaitu memberikan manfaat bagi dirinya dan atau lingkungannya, atau justru malah negatif yang dapat merugikan diri sendiri maupun lingkungannya.

Menurut Tuhana Taufiq Andrianto, sebagaimana disampaikan oleh Jusuf AN dalam tulisannya yang berjudul “Masa Depan Anak-Anak “Generasi Z” bahwa anak cenderung berkurang dalam komunikasi secara verbal, cenderung bersikap egosentris dan individualis, cenderung menginginkan hasil yang serba cepat, serba-instan, dan serba-mudah, tidak sabaran, dan tidak menghargai proses. Kecerdasan Intelektual (IQ) mereka mungkin akan berkembang baik, tetapi kecerdasan emosional mereka jadi tumpul

Page 13: Generasi Digital by Handsome Man

2.3 Implikasinya terhadap Pendidikan

Kehadiran Generasi Z dengan segala karakteristiknya yang amat kompleks membawa implikasi tersendiri terhadap pendidikan, diantaranya kita tidak menghendaki generasi yang gagap teknologi dan kita juga tidak mengharapkan teknologi dipegang oleh “orang-orang yang salah”. Oleh karena itu, orang tua, guru, konselor dan para pendidik lainnya seyogyanya dapat membimbing dan memfasilitasi agar anak dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan jamannya dan dapat memanfaatkan kehadiran teknologi secara tepat dan benar

Page 14: Generasi Digital by Handsome Man

Dalam belajar, anak Generasi Z cenderung menyukai hal-hal yang bersifat aplikatif dan menyenangkan. Metode pembelajaran yang dikembangkan harus mampu mengakomodasi kecenderungan cara belajar yang mereka miliki, salah satunya melalui pendekatan Pembelajaran Berpusatkan Model (PBM) yaitu pembelajaran yang menggunakan model, perangkat yang dikonstruksi dan simulasi dinamika sistem untuk menghasilkan penyajian yang beragam untuk menolong siswa mengembangkan pengertian dari fenomena yang kompleks dan dinamis (Milrad, dkk, dalam Hazrul Iswadi, 2012).

Page 15: Generasi Digital by Handsome Man

Untuk mengakomodir kecenderungan anak Generasi Z dalam bermedia-sosial online, Bukik (2012) menawarkan pemikiran kreatifnya tentang “Twitter untuk Pendidikan: Melejitkan Kreativitas”. Disebutkan, bahwa men-tweet tidak sekedar menghafalkan pelajaran tetapi justru merupakan sebuah tantangan untuk menciptakan pelajaran. Proses men-tweet itu sendiri merupakan upaya menciptakan bangunan pemahaman. Otak tidak pasif, justru aktif melakukan penemuan dan penciptaan. Otak yang aktif ini merupakan tanda dari senyatanya pembelajaran. Sementara itu, Akhmad Sudrajat (2009), menggagas tentang Konseling FaceBook di Sekolah, yang intinya tentang upaya memanfaatkan kehadiran FaceBook untuk mendukung efektivitas pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah.

Page 16: Generasi Digital by Handsome Man

Tentu masih banyak hal lain yang perlu dipertimbangkan dalam proses pendidikan anak generasi Z, yang intinya bermuara pada pelayanan pendidikan yang cocok dan tepat untuk memberdayakan dan membudayakan anak-anak generasi Z, di dalamnya membutuhkan kesadaran dan sikap arif dari para pendidik dalam menghadapi anak-anak generasi Z.

Page 17: Generasi Digital by Handsome Man

2.4 Peran Orang Tua dan Lingkungan dalam Mendidik Generasi Digital

Sebagai orangtua atau pun sebagai generasi X, mereka harus bisa menjadi fasilitator yang baik bagi anak generasi Z. Sebagai orangtua(generasi x), bukan tidak boleh mereka menjadi generasi Z, tapi bimbinglah mereka agar bisa menjadi manusia yang mengenal proses dan hidup berproses. Bahkan konsep dasar bekerjanya sebuah komputer modern  sekalipun adalah INPUT – PROSES – OUTPUT. Selain itu mereka harus menjaga komunikasi dua arah dengan sang anak, dan juga harus bisa menjelaskan kepada si anak bahwa proses itu merupakan aspek penting dalam suatu kehidupan. Jika hal ini tidak dilakukan, generasi Z bisa saja menjadi manusia yang hidupnya mengejar apa pun, dan hanya mementingkan tujuannya sendiri.

Page 18: Generasi Digital by Handsome Man

Adapun peran orang tua serta lingkungan dalam membuat anak tangguh di era digital, diantaranya:

1. Hadirkan Allah/Tuhan didalam diri anak. Ajarkan untuk selalu ingat Allah, taat kepadaNYA dari kecil.

2. Perbaiki pola pengasuhan/parenting. Libatkan kedua-belah pihak. Jangan jadi orang tua yang mengabaikan dan tidak peka terhadap perkembangan anak.

3. Validasi anak : penerimaan, pengakuan dan Pujian. Jangan jadikan anak anda, anak yang BLASTED, yaitu Boring, Lazzy, Stressed.

4. Mandiri & Bertanggung jawab kepada Allah swt, diri sendiri, keluarga & masyarakat.

5. Memberikan fasilitas pada anak harus dengan landasan dan persyaratan agama yang jelas.

6. Mempunyai model bimbingan dan pembelajaran yang baik dan benar.

7. Perbanyak mendengarkan perasaan. Gunakan 2 telinga lebih sering dari pada satu mulut. 

8. Orang tua harus TTS = Tegas, Tegar, Sabar.

9. Meningkatkan diri dengan berbagai macam pengetahuan (Seminar, pelatihan, buku parenting dan agama).

Page 19: Generasi Digital by Handsome Man

3.1 KesimpulanGenerasi Z terlahir dari generasi X dan Generasi Y. Sejak kecil, mereka sudah mengenal dan akrab dengan berbagai gadget yang canggih itu, yang secara langsung atau pun tidak langsung akan berpengaruh terhadap perkembangan perilaku dan kepribadiannya. Kehadiran Generasi Z dengan segala karakteristiknya yang amat kompleks membawa implikasi tersendiri terhadap pendidikan, yaitu orang tua, guru, konselor dan para pendidik lainnya seyogyanya dapat membimbing dan memfasilitasi agar anak dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan jamannya dan dapat memanfaatkan kehadiran teknologi secara tepat dan benar. Metode pembelajaran yang dikembangkan harus mampu mengakomodasi kecenderungan cara belajar yang mereka miliki, salah satunya melalui pendekatan Pembelajaran Berpusatkan Model (PBM). Tentu masih banyak hal lain yang perlu dipertimbangkan dalam proses pendidikan anak generasi Z, yang intinya bermuara pada pelayanan pendidikan yang cocok dan tepat untuk memberdayakan dan membudayakan anak-anak generasi Z. Di dalam mendidik para generasi digital juga tentunya sangat penting untuk menghadirkan peran serta orang tuanya agar generasi digital menjadi generasi yang siap mental dan akhlak.

Page 20: Generasi Digital by Handsome Man

3.2 Saran

Generasi Z harus bisa memfilter dan memilah serta memilih mana yang baik dan buruk dalam mengembangkan dan mengikuti kemajuan teknologi, karena generasi Z belum mempunyai kematangan emosi dan pikiran sehingga mudah terjerumus kedalam hal negatif.

Para orang tua sebaiknya memperhatikan pola asuh dalam mendidik anak dan memberikan batasan-batasan dalam pemakaian peralatan digital yang berbasis teknologi.

Page 21: Generasi Digital by Handsome Man

Penutup