gangguan uvea

Upload: agunk

Post on 04-Jun-2018

308 views

Category:

Documents


15 download

TRANSCRIPT

  • 8/13/2019 GANGGUAN UVEA

    1/42

    GANGGUAN UVEAdr.Adhita Dwi Aryanti.,M.Kes

  • 8/13/2019 GANGGUAN UVEA

    2/42

    UVEITISUveitis inflamasi pada traktus uvea.

    Klasifikasi menurut Anatomi:

    Uveitis anterior, dibagi 2 kelompok:

    Iritis: mengenai iris.

    Iridocyclitis: mengenai iris & anterior korpus ciliaris.

    Uveitis Intermediet

    mengenai korpus ciliaris posterior (Pars Plana), retina perifer &sedikit

    koroid.

    Uveitis Posterior

    mengenai koroid &retina posterior s/d dasar vitreus.

    Panuveitis

    mengenai seluruh bagian badan uvea

  • 8/13/2019 GANGGUAN UVEA

    3/42

  • 8/13/2019 GANGGUAN UVEA

    4/42

    GAMBARAN KLINIKHISTOPATOLOGI

    Uveitis akut;

    mendadak dan menetap s/d

    3 bulan .

    Uveitis kronik;

    menetap > 3bulan ,biasanya

    asimtomatik, walaupun akut

    atau subakut dapat terjadi.

    Granulomatosa.

    Non-granuomatosa

  • 8/13/2019 GANGGUAN UVEA

    5/42

    Etiologi:

    berhubungan dengan penyakit sistemik

    Infeksi; bakteri, jamur, virus.

    Parasit: protozoa dan nematoda.Uveitis spesifik idiopatik;

    tidak berhubungan dg kelainan sistemik.

    Uveitis non spesifik non idiopatik.

  • 8/13/2019 GANGGUAN UVEA

    6/42

    Patofisiologi

    Peradangan uvea biasanya unilateral, dpt

    disebabkan oleh efek langsung thd infeksi atau

    mrpn fenomena alergi.

    Infeksi piogenik mengikuti trauma tembus okuli

    rx thd zat t yg diproduksi oleh mikroba

    Uveitis yg berhubungan dg mekanisme alergi mrpreaksi hipersensitivitas thd antigen eksogen atau

    antigen endogen

  • 8/13/2019 GANGGUAN UVEA

    7/42

    Radang iris &badan siliar Blood Aqueous Barrier rusak

    me protein, fibrin,&sel-sel radang dlm humor akuos

    gambaran flare

    Sel-sel radang (limfosit, makrofag, sel plasma menempel

    pd permukaan endotel kornea membentuk presipitat

    keratik mutton fat.

    peradangan akutpenumpukan sel-sel radang pd bilik

    mata depan (BMD) hipopion,

    migrasi eritrosit ke dalam BMD, hifema.

  • 8/13/2019 GANGGUAN UVEA

    8/42

    Sel-sel radang, fibrin dan fibroblas perlekatan iris &

    kapsul lensa anterior sinekia posterior, ataupun antarairis &endotel kornea sinekia anterior.

    Sinekia+ tertutupnya trabekular oleh sel radang, aliran

    akuos humor dr BMB ke BMD terhambat akuos humor

    tertumpuk di bilik mata belakang mendorong iris ke

    depan iris bombe.

    tekanan bola mata semakin meningkat glaukoma

    sekunder.

  • 8/13/2019 GANGGUAN UVEA

    9/42

    Gambaran Klinik

    1.Uveitis Anterior

    a. Gejala subyektif

    1) Nyeri

    Krn iritasi saraf siliar. nyeri menetap atau hilang timbul. Lokalisasi nyeri bolamata, daerah orbita dan kraniofasialnyeri trigeminal.

    2) Fotofobia dan lakrimasi

    Krn spasmus siliar dan kelainan kornea bukankarena sensitif terhadap cahaya.

    Lakrimasi k/ iritasi saraf pada kornea dan siliar,

    3) Penglihatan Kabur

    Derajat kekaburan bervariasi mulai dari ringan sedang, berat atau hilang timbul,tergantung penyebab, seperti: pengendapan fibrin, edema kornea, kekeruhanakuos dan badan kaca depan karena eksudasi sel radang dan fibrin dan bisa

    juga disebabkan oleh kekeruhan lensa, badan kaca, dan kalsifikasi kornea.

  • 8/13/2019 GANGGUAN UVEA

    10/42

    b. Gejala obyektif

    Pemeriksaan dg lampu celah, oftalmoskopik direk /indirek,

    angiografi fluoresen atau USG mata.

    1) Hiperemi

    hiperemi siliar 360 sekitar limbus, ungu

    Mrp tanda patognomonik dan gejala dini. Bila hebat hiperemidapat meluas sampai pembuluh darah konjungtiva.

    dapat disertai gambaran skleritis dan keratitis marginalis.

  • 8/13/2019 GANGGUAN UVEA

    11/42

    2) Perubahan kornea

    Keratik presipitat

    karena pengendapan sel radang ke BMD pd endotel kornea

    Lokasi dapat di bagian tengah & bawah dan juga difus.

    Keratik presipitat dapat dibedakan :

    Baru dan lama : baru bundar dan berwarna putih. lama

    mengkerut, berpigmen, lebih jernih.

    Jenis sel : lekosit berinti banyak kemampuan aglutinasi rendah,

    halus keabuan. Limfosit kemampuan aglutinasi sedang

    membentuk kelompok kecil bulat batas tegas, putih. Makrofag

    kemampuan aglutinasi tinggi tambahan lagi sifat fagositosis

    membentuk kelompok lebih besar dikenal sebagai mutton fat.

    Ukuran dan jumlah sel : halus &banyak,tdp pada iritis dan

    iridosiklitis akut, retinitis/koroiditis, uveitis intermedia.

  • 8/13/2019 GANGGUAN UVEA

    12/42

    3) Kelainan kornea :

    Keratitisdpt bersamaan dg keratouveitis E/ TB , sifilis,

    lepra, herpes simpleks, herpes zoster atau reaksi uvea

    sekunder thd kelainan kornea.

    Edema kornea k/ perubahan endotel ,membran

    Descemet &neovaskularisasi kornea Gambaran lipatan

    Descemet &vesikel pd epitel kornea.

    4) Kekeruhan BMDme kadar protein, sel, dan fibrin

  • 8/13/2019 GANGGUAN UVEA

    13/42

    5. Iris

    5.1. Hiperemi iris

    Gambaran bendungan dan pelebaran pembuluh darah iris

    kadang-kadang tidak terlihat karena ditutupi oleh eksudasi sel.

    5.2. Pupil

    Pupil mengecil karena edema dan pembengkakan stroma iris rn

    iritasi sfingter pupil. Reaksi pupil thd cahaya lambat +nyeri.

    5.3. Nodul Koeppe :

    Lokasi pinggir pupil, banyak, menimbul, bundar, ukuran kecil,

    jernih, warna putih keabuan.

  • 8/13/2019 GANGGUAN UVEA

    14/42

    5.4. Nodul Busacca

    Mrp agregasi sel yg tjd pada stroma iris, terlihat sbg benjolanputih pd permukaan depan iris.

    Mrp tanda uveitis anterior granulomatosa.

    5.5. Granuloma iris

    Mrp kelainan spesifik pd peradangan granulomatosa spt Ukuran besar, tunggal, tebal padat, menimbul, warna merah

    kabur, dg vaskularisasi dan menetap.

    Bila granuloma hilang akan meninggalkan parut karena proses

    hialinisasi dan atrofi jaringan.

    5.6. Sinekia iris

  • 8/13/2019 GANGGUAN UVEA

    15/42

    5.7. Oklusi pupil

    adanya blok pupil oleh seklusi dg membran radang pd pinggirpupil.

    5.8. Atrofi iris

    mrpdegenerasi tingkat stroma dan epitel pigmen belakang.

    dapat difus, bintik atau sektoral. Tdp pd iridosiklitis akut krn virus, tu herpes

    5.9. Kista iris

    E/ kecelakaan, bedah mata &insufisiensi vaskular..

  • 8/13/2019 GANGGUAN UVEA

    16/42

    6). Perubahanpada lensa

    6.1. Pengendapan sel radang

    eksudasi ke dalam akuos di atas kapsul lensa pengendapan

    pd kapsul lensa. kekeruhan kecil putih keabuan, bulat,

    menimbul, tersendiri atau berkelompok pada permukaan lensa.

    6.2. Pengendapan pigmen Bila terdapat kelompok pigmen yang besar pada permukaan

    kapsul depan lensa menunjukkan bekas sinekia posterior yang

    telah lepas. Sinekia posterior yang menyerupai lubang pupil

    disebut cincin Vossius.

    6.3. Perubahan kejernihan lensa

    Kekeruhan lensa disebabkan oleh toksik metabolik akibat

    peradangan uvea dan proses degenerasi-proliferatif karena

    pembentukan sinekia posterior..

  • 8/13/2019 GANGGUAN UVEA

    17/42

    7). Perubahan dalam badan kaca

    Kekeruhan krn pengelompokan sel, eksudat fibrin dan sisakolagen,

    Agregasi tu oleh set limfosit, plasma dan makrofag.

    8). Perubahan tekanan bola mata

    TIO hipotoni, normal atau hiperton.

    Hipotoni k/ pe sekresi badan siliar akibat peradangan.

    Normotensi memperlihatkan berkurangnya peradangan dan

    perbaikan BMD.

    Hipertoni biasa pduveitis hipertensif akibat blok pupil dan sudut

    iridokornea oleh sel radang dan fibrin yang menyumbat saluran

    Schlemm dan trabekula.

  • 8/13/2019 GANGGUAN UVEA

    18/42

    2. Uveitis intermediet

    a. Gejala subjektif

    uveitis media : penglihatan kabur dan floaters.

    Tidak terdapat rasa sakit,kemerahan ,fotofobia.

    b. Gejala Objektif

    segmen anterior tenang ,kdg terdapat flaredi COA

    Dapat ditemukan sel dan eksudat pada korpus vitreus.

  • 8/13/2019 GANGGUAN UVEA

    19/42

    3. Uveitis Posteriora. Gejala subjektif

    penglihatan kabur,floaters.

    Pe visus ringan s/d berat bila koroiditis mengenai macula.

    segmen anterior bola mata tidak menunjukkan tanda-tanda

    peradangan shg jarang disadari penderita.

    b. Gejala obyektif

    Lesi fundus pd retinitis atau koroiditis.

    lesi baru : tepi lesi kabur, 3 D , disertai perdarahan, dilatasi vaskuler

    atau sheathingpembuluh darah. lesi lama: batas tegas ,pigmen rata /datar ,disertai hilang

    /mengkerutnya jar retina /koroid.

    lesi yg lebih lama : parut retina atau koroid

  • 8/13/2019 GANGGUAN UVEA

    20/42

    Pemeriksaan Penunjang

    1. Flouresence Angiografi

    edema intraokuler, vaskulitis retina, neovaskularisasi sekunder

    koroid /retina, N. optikus &radang koroid.

    2. USG Vitreus opak , penebalan retina & ablasio retina

    3. Biopsi Korioretinal

    jika diagnosis blm dapat ditegakkan dr gejala &pemeriksaan lab

  • 8/13/2019 GANGGUAN UVEA

    21/42

    Diagnosis

    Berd.anamnesa lengkap, pemeriksaan fisik & pemeriksaanpenunjang.

    Diagnosis Banding

    Konjungtivitis Pada konjungtivitis penglihatan tidak kabur, respon pupil normal,

    terdapat sekret dan umumnya tidak disertai rasa sakit, fotofobia atauinjeksi silier

    Keratitis/ keratokonjungtivitis Penglihatan kabur pada keratitis, ada rasa sakit ,fotofobia +

    Glaukoma akut pupil yang melebar, tidak ada sinekia posterior dan korneanya

    beruap/ keruh.

    Neoplasma Large-cell lymphoma, retinoblastoma, leukemia dan melanoma

    maligna bisa terdiagnosa sebagai uveitis.

  • 8/13/2019 GANGGUAN UVEA

    22/42

    Pengobatana. Mydriatik dan Sikloplegik

    mencegah sinekia posterior &menghilangkan efek fotofobia sekunder k/spasme otot siliaris. Semakin berat reaksi inflamasi ,dosis sikloplegik yg dibutuhkansemakin tinggi

    b. OAINS

    terapi pd inflamasi post operatif, Pemakaian OAINS yang lama komplikasi ulkus peptikum, perdarahan traktus digestivus,

    nefrotoksik dan hepatotoksik.

    c.. Kortikosteroid terapi utama uveitis pd inflamasi berat.

    d. Imunomodulator pada pasien uveitis berat yg mengancam penglihatan yang sudah tidak beresponsif

    terhadap kortikosteroid.

    bekerja dengan cara membunuh sel limfoid yang membelah dengan cepat akibat reaksiinflamasi. Indikasi : 1. Inflamasi ntraocular yang mengancam penglihatan pasien

    2. Gagal dengan terapi kortikosteroid

    3. Kontra indikasi terhadap kortikosteroid

  • 8/13/2019 GANGGUAN UVEA

    23/42

    Komplikasi

    Glaukoma, peninggian tekanan bola mata.

    Katarak.

    Neovaskularisasi.

    Ablatio retina. Kerusakan nervus optikus.

    Atropi bola mata.

  • 8/13/2019 GANGGUAN UVEA

    24/42

    Prognosis

    Pada uveitis anterior : gejala klinis dpt hilang selama bbrp

    hari s/d minggu dg pengobatan, tetapi srg tjd kekambuhan.

    Pada uveitis posterior: reaksi inflamasi dpt berlangsung bbrp

    bulan s/d tahunan dan juga dapat menyebabkan kelainan

    penglihatan walaupun telah diberikan pengobatan.

  • 8/13/2019 GANGGUAN UVEA

    25/42

    IRIS

    Mrp bagian depan jaringan uvea yg membatasi camera

    okuli anterior (COA) dan camera okuli posterior (COP)

    Fungsi Iris sebagai diagfragma optik mata danmengelilingi pupil shg mrp pintu gerbang penglihatan

    Iris mengandung lapisan pigmen yang mgd pembuluh

    darah, jaringan syaraf dan otot.

  • 8/13/2019 GANGGUAN UVEA

    26/42

    IRITISDef: Inflamasi Iris

    Biasanya mengikti inflamasi badan siliar

    ETIOLOGI:

    Penyakit sistemik

    Lues,TBC,Gout,GO,infeksi fokal,DM

    Iridosiklitis sekunder di daerah mata

    Trauma perforasi

    IdiopatikRx imun

  • 8/13/2019 GANGGUAN UVEA

    27/42

    Gambaran Klinis Subyektif

    Nyeri bola mata,nyeri kepala tu pd bag temporal

    FotofobiaPenurunan visus

    Obyektif

    Edema palpebra Injeksi siliar

    Flare+,hipopion

    Pupil iregular

  • 8/13/2019 GANGGUAN UVEA

    28/42

    KOMPLIKASI: Kekeruhan vitreus

    Katarak

    TIO rendah/tinggi

    TERAPI:- Midriatik: SA 0,5% ed

    - Diamox 3x1jk TIO tinggi

    - Analgesik

  • 8/13/2019 GANGGUAN UVEA

    29/42

    ENDOFTALMITISDefinisi

    bentuk respon peradangan akibat suatu infeksi setelah

    trauma, bedah, atau endogen akibat sepsis pada jaringan

    intra okuler.

  • 8/13/2019 GANGGUAN UVEA

    30/42

    Etiologi

    Penyebab endotalmitis supurtif kuman & jamur yg masuk

    melalui trauma tembus (eksogen) atau sistemik mll

    peredaran darah (endogen).

    Bakteri : Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus aureus,

    Streptococcus sp, Bacillus sp, Pseudomonas aeruginosa. Jamur : Actinomyces, Aspergilus, Fitomikosis, Sportrikum, dan

    kokidiodes.

    Penyebab endotalmitis non supuratif infeksi kuman

    nonpiogen yg membentuk granuloma seperti Tuberkulosis,

    Sifilis, Lepra, Protozoa (Toxoplasma, Histoplasma, Cacing) Jg bs k/ rx hipersensitiv akibat infeksi Protozoa, fokal infeksi di

    tempat lain atau suatu trauma mekanis.

  • 8/13/2019 GANGGUAN UVEA

    31/42

    Klasifikasi

    Endotalmitis : 1. Supuratif ; Granulomatosa

    2. Non Supuratif ; Granulomatosa

    Non Granulomatosa

    Endotalmitis berdasarkan cara terjadinya;

    Endotalmitis post operatif

    Endotalmitis akibat trauma

    Endotalmitis bleb

    Endotalmitis endogen

  • 8/13/2019 GANGGUAN UVEA

    32/42

    ENDOFTALMITIS BAKTERI

    Mrp peradangan supuratif jar intraokuler yg disebabkan

    oleh kuman piogenik

    Staphylococcus aereus, Staphylococcus epidermidis,

    Streptococcus,Baccilus, Pseudomonas aeruginosa.

    Masuknya mikroorganisme kedalam rongga intra ocular

    secara eksogen (post trauma, operasi mata /tukak kornea ),

    atau endogen (septikemi /bakteremi )

    Umumnya bersifat hiperakut dan disebabkan oleh kuman

    yang pathogen yang menghasilkan toksin dan enzim dan

    mengakibatkan timbulnya nekrosis yang berat.

  • 8/13/2019 GANGGUAN UVEA

    33/42

    Gambaran Klinis:

    Gejala Subjektif

    Onset 72 jam setelah pembedahan,

    Rasa nyeri

    Kemunduran penglihatan

    Gejala objektif

    edem palpebra

    Kimosis dan hiperemi konjungtiva

    Edem kornea dan infiltrasi struma

    Hipopion

    Kekeruhan badan kaca berupa massa berwarna kuning di

    anterior retrolenta

    Kdg tanpa nyeri, fotofobia+

  • 8/13/2019 GANGGUAN UVEA

    34/42

    Penatalaksanaan

    Pemberian Ab sesuai pnyebab:

    Staphylococcus .basitrasin (topical), metisilin (subkonjungtiva &IV),

    Pneumokokus, Streptococcus &Staphylococcus penisilin G

    (topical,subkonjungtiva &iv).

    Pseudomonas gentamisin, tobramisin &karbesilin(topical,subkonjungtiva, dan IV) ,

    kuman batang gram lainnya Gentamisin (topical,subkonjungtiva, &IV).

    Sikloplegik 3 x /hr ed., apabila pengobatan gagal eviserasi.

    Penyulit; apabila sclera terkena tjd panoftalmitis.

  • 8/13/2019 GANGGUAN UVEA

    35/42

    ENDOFTALMITIS JAMUR

    Jarang menyebabkan infeksi intra ocular,

    onset lambat biasanya 2 bulan atau lebih

    Biasanya disebabkan oleh aktinomices, aspergilus,Fitomikosis,Sporotrikum dan koksideus, yang menyebabkan

    gejala mata merah dan sakit.

    Pengobatan diberikan obat-obatan anti jamur yaitu ;

    Amphoterisin B 150 mikrogram sub konjungtiva, Natamycin,Miconazole.

  • 8/13/2019 GANGGUAN UVEA

    36/42

    ENDOFTALMITIS NON

    SUPURATIF

    Merupakan peradangan non supuratif intra ocular k/ kuman

    non piogen.

    Sec. histo: tdpt destruksi jaringan yg lebih ringan drpd

    peradangan supuratif, selalu ditemukan sebukan sel radangbaik secara difus ataupun berupa fokus-fokus pada koroid.

    Pada endotalmitis granulomatosa terdapat infiltrasi sel

    mononuklir makrofag dan sel epiteloid.nekrosis jaringan

    fibrosis jaringan.

  • 8/13/2019 GANGGUAN UVEA

    37/42

    Gambaran klinis

    berupa uveitis berat tanpa supurasi, berjalan lambat

    walaupun peradangan non granulomatosa berjalan

    lebih cepat daripada jenis granulomatosa.

    Pada jenis granulomatosa terdapat granuloma yang

    bentuk dan letaknya tergantung penyebabnya.

    Penatalaksanaan ditujukan terhadap penyebabnya dankortikosteroid.

  • 8/13/2019 GANGGUAN UVEA

    38/42

    ENDOFTALMITIS

    FAKOANAFILAKTIK

    Mrp endoftalmitis unilateral /bilateral ,mrp rx uvea

    granulomatosa thd lensa yg mengalami rupture.

    Sifatnya autoimun thd jaringan tubuh

    Protein lensa ini bersifat organ spesifik dan tidak spesies

    spesifik, terbentuk antibody terhadap lensa -terjadi rx

    antigen antibody --. Timbul gejala endotalmitis fakoanalitik

    atau fakoantigenik.

  • 8/13/2019 GANGGUAN UVEA

    39/42

    Bila masa lensa keluar dari kapsul lensa pada katarak

    hipermatur tjd rx makrofag shg saluran cairan

    aliran air mata tertutup menimbulkan glaucoma

    fakolitik.

    Kadang-kadang penyakit ini berjalan bersama traumalensa yang menimbulkan fakoanafilaktik sehingga

    terjadi uveitis simpatika.

  • 8/13/2019 GANGGUAN UVEA

    40/42

    PANOFTALMITIS

    Merupakan peradangan seluruh bola mata termasuk sclera dankapsul Tenon sehingga bola mata merupakan rongga abses.

    Infeksi kedalam bola mata dapat melalui peredaran darah

    (endogen) atau perforasi bol;a mata (eksogen) dan akibat tukakkornea perforasi.

    Bila E/ bakteri perjalanan penyakit cepat dan berat

    Bila E/ jamurperjalanan penyakit lambat dan gejala terlihatbeberapa minggu setelah infeksi.

    GEJALA:

    kemunduran tajam penglihatan disertai rasa sakit,

    mata menonjol, edem kelopak, konjungtiva kemotik, kornea keruh,bilik mata dengan hipopion dan refleks putih di dalam fundus okuli.

  • 8/13/2019 GANGGUAN UVEA

    41/42

    TERAPI: AB dosis tinggi dan bila gejala radang sangat beratdilakukan segera eviserasi isi bola mata.

    Penyulit : dapat membentuk jaringan granulasi disertai

    vaskularisasi dari koroid.

    Panoftalmitis dapat berakhir dengan terbentuknya jaringan

    fibrosis ftisis bulbi.

  • 8/13/2019 GANGGUAN UVEA

    42/42