gambaran emosi dasar pasien rumah sakit...
TRANSCRIPT
GAMBARAN EMOSI DASAR PASIEN RUMAH SAKIT KETERGANTUNGAN OBAT
TERHADAP PENGGUNAAN NARKOTIKA, ALKOHOL, PSIKOTROPIKA DAN ZAT
ADIKTIF LAINNYA TAHUN 2011
Skripsi ini diajukan sebagai Tugas Akhir Untuk Memenuhi Persyaratan Mendapat Gelar
Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Di susun oleh :
NUR APRIANNA RAMADHANI
107104001489
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1432 H / 2011 M
i
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :
Nama : Nur Aprianna Ramadhani
NIM : 107104001489
Mahasiswa Program : Ilmu Keperawatan
Tahun Akademik : 2007
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan skripsi saya yang
berjudul :
GAMBARAN EMOSI DASAR PASIEN RUMAH SAKIT
KETERGANTUNGAN OBAT TERHADAP NARKOTIKA, ALKOHOL,
PSIKOTROPIKA, DAN ZAT ADIKTIF LAINNYA TAHUN 2011
Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima
sanksi yang telah ditetapkan.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Jakarta, September 2011
Nur Aprianna Ramadhani
ii
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Skripsi, September 2011
Nur Aprianna Ramadhani, NIM : 107104001489
Gambaran Emosi Dasar Pasien Rumah Sakit Ketergantungan Obat Terhadap
Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif Lainnya Tahun 2011
xiv + 54 halaman, 13 tabel, 2 gambar, 4 lampiran
ABSTRAK
Emosi adalah suatu keadaan gejolak penyesuaian diri yang berasal dari dalam tubuh,
yang melibatkan hamper keseluruhan dari diri individu. Emosi juga merupakan gejala
psikofisiologis yang menimbulkan efek terhadap persepsi, sikap, dan tingkah laku dalam
bentuk ekspresi tertentu. Emosi muncul pada saat manusia berinteraksi dengan lingkungan dan
merupakan hasil upaya untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Emosi mendorong seseorang
berbuat sesuatu, artinya kalau seseorang beremosi senang ia akan mengerjakan sesuatu yang
disenanginya; sebaliknya akan mencegah seseorang berbuat sesuatu kalau seseorang tidak
senang pada sesuatu itu.
Empat emosi dasar yaitu senang, marah, takut, dan sedih. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui gambaran emosi dasar pasien Rumah Sakit Ketergantungan Obat terhadap
Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Sampel
dalam penelitian ini pasien Instalasi Rawat Jalan Poli NAPZA Non Rumatan (Suboxone) dan
Rumatan (Methadone) sebanyak 47 responden. Teknik pengambilan sampel adalah purposive
sampling dengan rumus estimasi. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Penelitian ini
dilakukan selama 18 hari yaitu pada tanggal 8 Agustus sampai 26 Agustus 2011.
Hasil uji statistic dengan mengunakan estimasi.Yang terkait dengan emosi bahagia :
selalu = 1 orang (2,1%); sering = 10 orang (2,3%); kadang-kadang = 16 orang (34,0%); Jarang
= 16 orang (34,0%); tidak pernah = 4 orang (8,5%). Yang terkait dengan emosi marah : selalu
= 23 orang (48.9%); sering = 15 orang (31,9%); Kadang-kadang = 9 orang (19,1%). Yang
terkait dengan emosi takut : selalu = 26 orang (55,3%); sering = 13 orang (27,7%); kadang-
kadang = 7 orang (14,9%); jarang = 1 orang (2,1%). Yang terkait dengan emosi sedih : selalu
= 18 orang (38,3%); sering = 15 orang (31,9%); kadang-kadang = 10 orang (21,3%); jarang =
3 orang (6,4%); tidak pernah = 1 orang (2,1%).. Berdasarkan hasil penelitian tersebut
diharapkan Rumah Sakit Ketergantungan Obat dapat lebih memperhatikan emosi dasar pasien
rawat jalan untuk mengurangi emosi senang terhadap Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif
Lainnya.
Kata Kunci : Emosi Dasar, NAPZA
DaftarBacaan : 41 (1988-2011)
iii
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE
PROGRAM STUDY OF NURSING SCIENCE
Undergraduate Thesis, September 2011
Nur Aprianna Ramadhani, NIM : 107104001489
A Description of Basic Emotion of Patient in Drug Dependence Hospital of Narcotic,
Alcohol, Psychotropic, And Other Addictive On 2011
xiv + 54 pages, 13 tables, 2 figures, 4 appedices
ABSTRACT
Emotion is a situation of distortion adjustment of x'self coming from within body,
involving almost the overall of individual x'self. Emotion also represent symptom of
psychophysiologis generating effect to perception, attitude, and bahaviour in the form of
certain expresion. Emotion occurs when human being have interaction with environment and
represent result of effort to adapt with its environment. Emotion push someone do something,
its meaning if someone have emotion of happy he will do something that he like. In contrary
will prevent someone do something that he doesn't like. Four basic emotion that are : happy,
angry, fear and sad.
This research type is quantitative with crosssectional design. Sample in this research
is patient who attended in OPD ( Out Patient Department )in DDH ( Drug Dependence
Hospital ) of Poli NAPZA non rumatan (suboxone) and of rumatan ( methadone) counted 47
respondents. Technique of taking sample is purposivesampling with estimation formula.
Instrument that is used is questioner. This research is conducted during 18 days that is from 8
August until 26 August 2011.
The result of statistic test by using estimation.Related to happiness includes : always =
1 person (2,1%); often = 10 person (2,3%); sometimes = 16 person (34,0%); seldom = 16
person (34,0%); never = 4 person (8,5%). Respondents who had category of angry: always =
23 person (48,9%); often = 15 person (31,9%); sometimes = 9 person (19,1%). Respondents
who had category offear : always = 26 person (55,3%), often = 13 person (27,7%); sometimes
= 7 person (14,9%); seldom = 1 person (2,1%). Respondents who had category ofsad : always
= 18 person (38,3%); often = 15 person (31,9%); sometimes = 10 person (21,3%); seldom = 3
person (6,4%); never = 1 person (2,1%).Pursuant to result of the research it is expected that
drugdependence hospital earn more in paying attention of basic emotion of outpatients to
lessen emotion like to narcotic,psychotropic and other addictive
Keyword : Basic Emotion, Narcotic Psychotropic and Other Addictive
Reference : 41 (1988-2011)
iv
v
RIWAYAT HIDUP
Nama : Nur Aprianna Ramadhani
Tempat, Tgl. Lahir : Terbanggi Besar, 15 April 1989
Alamat : Perum. SITE PT. Gula Putih Mataram Housing 1 Blok D.106
RT 01 RW 01, Bandar Mataram, Lampung Tengah
No. Telp/HP : 085310096216
e-mail : [email protected]
Riwayat Pendidikan :
1. TK Gula Putih Mataram, Lampung Tengah, Lampung
2. SD Gula Putih Mataram, Lampung Tengah, Lampung
3. SMP Gula Putih Mataram, Lampung Tengah, Lampung
4. SMA Negeri 9 Bandar Lampung, Lampung
5. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Pengalaman Organisasi :
1. BEM Jurusan Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. ROHIS Jurusan Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Forum Komunikasi Mahasiswa Lampung UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohiim....
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat,
taufiq dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta
salam senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, pembawa syariah-Nya yang
membawa umat Islam dari zaman jahilliyah sampai zaman sekarang. Atas nikmat-Nya dan
karunia-Nya Yang Besar peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul GAMBARAN
EMOSI DASAR PASIEN RUMAH SAKIT KETERGANTUNGAN OBAT TERHADAP
NARKOTIKA, ALKOHOL, PSIKOTROPIKA DAN ZAT ADIKTIF LAINNYA
TAHUN 2011.
Dalam menyusun skripsi ini, banyak kesulitan dan hambatan yang peneliti jumpai
namun syukur alhamdulillah berkat rahmat dan hidayah-Nya, kesungguhan, kerja keras
disertai dukungan dan bantuan dari berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung,
segala kesulitan dapat diatasi dengan sebaik-baiknya yang pada akhirnya skripsi ini dapat
diselesaikan.
Oleh sebab itu, peneliti ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang
sedalam-dalamnya kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya.
2. Ayahanda, Ibunda tercinta serta Mas dan Adik terima kasih atas dukungan materi dan doa
yang telah diberikan.
vii
3. Prof. dr.Dr (hc) M.K Tadjudin, Sp.And selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
4. Ibu Tien Gartinah, MN selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan.
5. Ibu Irma Nurbaeti, S.Kp, Sp.Mat selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Keperawatan
6. Ibu Widya Lolita, M.Kep selaku Pembimbing I yang telah membimbing dan memberikan
motivasi
7. Bapak Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep, MKM selaku Pembimbing II yang telah
membimbing dan memberikan motivasi
8. Segenap Dosen Ilmu Keperawatan yang telah memberikan masukan dan motivasi
9. Segenap Staff bidang Akademik FKIK dan Program Studi Ilmu Keperawatan
10. Sahabat-sahabat PSIK ’07 yang berjuang bersama-sama di Keperawatan.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam skripsi ini, karena
sesungguhnya kesempurnaan milik Allah. Semoga skripsi ini bisa dikembangkan kembali dan
dapat memberikan manfaat. Aamiin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Jakarta, September 2011
Nur Aprianna Ramadhani
viii
DAFTAR ISI
halaman
LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................... i
ABSTRAK ........................................................................................................... ii
ABSTRACT ........................................................................................................ iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN .................................................................... iv
RIWAYAT HIDUP............................................................................................. v
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 4
C. Pertanyaan Penelitian .............................................................................. 5
D. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 5
1. Tujuan Umum .................................................................................... 5
2. Tujuan Khusus ................................................................................... 5
E. Manfaat Penelitian ................................................................................... 6
1. Bagi Rumah Sakit Ketergantungan Obat .......................................... 6
2. Bagi Institusi Pendidikan ................................................................. 6
3. Bagi Peneliti ..................................................................................... 6
F. Ruang lingkup ......................................................................................... 6
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 7
A. Kesehatan .................................................................................................. 7
1. Fisik ....................................................................................................... 7
2. Mental ................................................................................................... 7
3. Sosial ..................................................................................................... 8
ix
4. Ekonomi ................................................................................................ 8
5. Rentang Sehat ....................................................................................... 8
B. Keperawatan ............................................................................................. 8
1. Falsafah Keperawatan ........................................................................... 8
2. Keperawatan Kesehatan Jiwa ................................................................ 9
C. Persepsi ..................................................................................................... 9
D. Konsep Dasar Emosi................................................................................. 10
E. Aspek Sosio-Psikologis Perilaku Kesehatan ............................................. 18
F. Pengaruh Emosi Terhadap Perilaku Individu ............................................ 19
G. NAPZA ..................................................................................................... 20
1. Pengertian NAPZA ............................................................................... 20
2. Tahapan Penggunaan Zat Adiktif ......................................................... 21
H. Kerangka Teori ......................................................................................... 23
BAB III : KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL 24
A. Kerangka Konsep...................................................................................... 24
B. Definisi Operasional ................................................................................. 25
BAB IV : METODE DAN PROEDUR PENELITIAN ........................................ 29
A. Desain penelitian ................................................................................... 29
B. Populasi, sampel, dan teknik sampling ..................................................... 29
1. Populasi Penelitian ................................................................................ 29
2. Sampel penelitian .................................................................................. 29
3. Teknik sampel ........................................................................................... 30
C. Teknik pengumpulan data ........................................................................ 31
1. Proses pengumpulan data ..................................................................... 32
3. Lokasi dan waktu penelitian ................................................................ 32
4. Teknik uji instrumen penelitian ........................................................... 32
D. Etika penelitian ........................................................................................ 33
1. Informed consent ................................................................................. 33
2. Anonimity ............................................................................................. 33
x
3. Kerahasiaan ......................................................................................... 34
E. Pengolahan data ...................................................................................... 34
1. Editing ................................................................................................ 34
2. Coding ................................................................................................. 34
3. Entry data ............................................................................................. 35
4. Cleaning data ....................................................................................... 35
F. Analisa data .............................................................................................. 35
1. Analisis univariat ................................................................................. 35
BAB V HASIL PENELITIAN ............................................................................... 36
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian........................................................ 36
B. Gambaran Umum Rumah Sakit Ketergantungan Obat ............................. 37
C. Sumber Daya Kesehatan ........................................................................... 39
D. Data Demografi Responden ...................................................................... 40
1. Usia ....................................................................................................... 40
2. Jenis Kelamin ........................................................................................ 41
3. Pekerjaan Terakhir ................................................................................ 41
4. Penggunaan Pertama ............................................................................. 42
5. Penggunaan Terakhir ............................................................................ 42
6. Jenis NAPZA yang digunakan .............................................................. 43
7. Lama Terapi yang digunakan ................................................................ 43
E. Analisa Univariat ....................................................................................... 44
1. Emosi senang ........................................................................................ 44
2. Emosi Marah ......................................................................................... 45
3. Emosi Takut .......................................................................................... 45
4. Emosi Sedih .......................................................................................... 46
BAB VI PEMBAHASAN ....................................................................................... 47
A. Karakterisitik Responden ........................................................................ 47
1. Usia ...................................................................................................... 47
2. Jenis Kelamin ...................................................................................... 47
xi
3. Pekerjaan Terakhir ............................................................................... 48
4. Penggunaan Pertama............................................................................ 48
5. Penggunaan Terakhir ........................................................................... 48
6. Jenis NAPZA yang digunakan ............................................................ 49
7. Lama Terapi yang Digunakan ............................................................. 49
B. Gambaran Emosi ..................................................................................... 50
1. Emosi Senang ...................................................................................... 50
2. Emosi Marah........................................................................................ 50
3. Emosi Takut ......................................................................................... 51
4. Emosi Sedih ......................................................................................... 51
C. Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 51
D. Implikasi Hasil Penelitian ......................................................................... 52
1. Implikasi terhadap pendidikan Keperawatan ..................................... 52
2. Implikasi terhadap pelayanan keperawatan ....................................... 52
3. Manfaat terhadap Penelitian ............................................................... 52
BAB VII PENUTUP ................................................................................................ 53
A. Kesimpulan ............................................................................................... 53
B. Saran .......................................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Perubahan-perubahan pada tubuh saat emosi ........................................... 13
Tabel 3.2. Definisi Operasional ................................................................................. 25
Tabel 5.1 Usia ............................................................................................................ 40
Tabel 5.2 Jenis Kelamin ............................................................................................ 41
Tabel 5.3 Pekerjaan terakhir ...................................................................................... 41
Tabel 5.4 Penggunaan Pertama ................................................................................. 42
Tabel 5.5 Penggunaan Terakhir ................................................................................. 42
Tabel 5.6 Jenis NAPZA yang Digunakan ................................................................. 43
Tabel 5.7 Lama Terapi yang Digunakan ................................................................... 43
Tabel 5.8 Gambaran Emosi Senang .......................................................................... 44
Tabel 5.9 Gambaran Emosi Marah ............................................................................ 45
Tabel 5.10 Gambaran Emosi Takut ........................................................................... 45
Tabel 5.11 Gambaran Emosi Sedih ........................................................................... 46
xiii
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Halaman
Gambar 2.1. Kerangka Teori .......................................................................... 24
Gambar 3.1. Kerangka Konsep....................................................................... 25
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Persetujuan responden
Lampiran 2 Kuesioner Karakteristik Responden
Lampiran 3 Hasil SPSS
Lampiran 4 Permohonan izin
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
NAPZA (Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat adiktif lainnya) sangat dikenal
masyarakat di dunia. Narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya tergolong
dalam zat psikoaktif yang bekerja mempengaruhi kerja sistem penghantar sinyal saraf
(neurotransmitter) sel-sel susunan saraf pusat (otak) sehingga menyebabkan terganggunya
fungsi kognitif (pikiran), persepsi, daya nilai (judgement), perilaku serta dapat menyebabkan
efek ketergantungan, baik fisik maupun psikis (Efendy,2009).
NAPZA sebenarnya merupakan zat-zat yang berguna dibidang pengobatan, kedokteran
dan ilmu pengetahuan lainnya bila digunakan dalam dosis yang tepat. Namun sayangnya
sering disalahgunakan oleh sebagian orang sehingga menimbulkan ketagihan dan
ketergantungan (Bahri, 2005)
NAPZA menyebabkan perubahan pada suasan hati (menenangkan, rileks, perasaan
gembira, perasaan bebas), pikiran (stres hilang, daya khayal meningkat), dan perilaku
(keakraban, hambatan nilai dan emosi berkurang atau hilang, lepas kendali) (Joewana, 2004).
Pemakaian NAPZA yang bukan untuk tujuan pengobatan atau tanpa pengawasan dokter dan
digunakan secara berkali-kali, kadang-kadang atau terus menerus dapat menyebabkan
ketagihan atau ketergantungan, baik secara fisik atau jasmani, maupun mental-emosional,
dan fungsi sosial (Depkes, 2010).
2
Pengunaan NAPZA dapat menimbulkan kegawatdaruratan jika menggunakan berlebihan
seperti intoksikasi atau overdosis yaitu kondisi fisik dan perilaku yang abnormal akibat
penggunaan sejumlah obat atau zat yang melampaui batas toleransi tubuh dan keadaan putus
zat merupakan sindroma yang berhubungan dengan penghentian atau pengurangan konsumsi
obat pada klien yang mengalami ketergantungan (RSKO,2010). Penyalahgunaan obat
khususnya NAPZA adalah penyakit kambuh kronis (Scott et al, 2005).
Laporan World Drug Report (2006) dikutip dari Noverryana (2009) bahwa 200 juta orang
atau sekitar 5% penduduk dunia usia 15-64 tahun menyalahgunakan obat dalam 12 bulan
terakhir selama 1 kali. Di Asia, methampetamin di Indonesia menduduki peringkat ke lima,
ekstasi di Indonesia menduduki urutan ke empat, heroin di Indonesia menduduki urutan ke
enam dan ganja di Indonesia menduduki urutan pertama (UNODC, 2003).
Pengguna NAPZA mengalami peningkatan dalam 5 tahun dari tahun 2003 sampai tahun
2007. Tahun 2003, diperoleh data penggunaan narkotika sebanyak ada 3.929 kasus,
Psikotropika 2.590 kasus, zat adiktif 612 kasus. Tahun 2007, kasus narkotika meningkat 3
kali lipat di banding tahun 2003 yaitu sebanyak 11.380 kasus, psikotropika 4 kali lipat yaitu
9.289 kasus, zat adiktif meningkat 3 kali lipat yaitu 1.961 kasus (survei PusLitBang dan Info
Lakhar BNN,2007 dalam Ritanti 2007). Pada tahun 2008, jumlah pengguna narkoba di
Indonesia mencapai 3,2 juta orang atau sekitar 1,99 % dari jumlah penduduk Indonesia
(Media Indonesia, 2008).
Pengungkapan kasus NAPZA di Indonesia meningkat sekitar 28,9 % pertahun. Tahun
2005, pabrik ekstasi terbesar ke-3 di dunia terbongkar di Tangerang, Banten. Data estimasi
terakhir menyebutkan bahwa pengguna NAPZA di Indonesia mencapai 5 juta jiwa (Efendi
dan Makhfudli, 2005). Di Indonesia, Badan Narkotika Nasional (2007) menyatakan
3
pengguna penyalahgunaan dan ketergantungan NAPZA sekitar 1,5 jumlah penduduk. Polda
Metrojaya mengatakan bahwa dalam 5 tahun terakhir sampai tahun 2010 ini narkotika ada
37.000 kasus. Data RSKO hasil observasi pada Juni 2011, pasien rawat jalan pada bulan Mei
berjumlah 109 orang. Ketergantungan NAPZA menyebabkan orang tidak lagi dapat berpikir
dan berperilaku normal. Perasaan, pikiran dan perilaku dipengaruhi oleh NAPZA. Berbagai
gangguan kejiwaan yang sering dialami oleh mereka antara lain rasa tertekan, cemas,
ketakutan, ingin membunuh diri, kasar, marah, agresif. Semua itu bagian dari emosi
(UNICEF, 2011).
Emosi terdiri dari emosi positif dan negatif. Keduanya dapat berpengaruh terhadap
kondisi tubuh sehingga mempengaruhi keseimbangan psikofisiologis. Ada beberapa dampak
bagi tubuh yang ditimbulkan emosi. Diantara organ-organ tubuh yang potensial terkena
dampak emosi negatif tersebut adalah otak besar, jantung, hati, kulit, sistem ekskresi dalam,
lambung, dan paru-paru (Firdaus, 2011).
Emosi positif juga berdampak positif terhadap kesehatan (Firdaus, 2011). Compton
(2005) dalam Widyarini (2010) menyebutkan beberapa hasil penelitian yang menunjukkan
keuntungan orang yang lebih sering mengalami dan mengekspresikan emosi positif. Mereka
cenderung lebih puas atas hidupnya dan memiliki hubungan interpersonal yang berharga.
Mereka lebih produktif dan lebih puas dengan pekerjaannya, lebih suka menolong orang lain,
dan cenderung lebih tercapai tujuan hidupnya.
Dari uraian di atas, maka peneliti ingin meneliti tentang emosi dasar pada pasien RSKO
terhadap NAPZA.
4
B. Rumusan Masalah
Pada umumnya terdapat enam jenis emosi yang terjadi dalam jangka waktu lama, bisa
membahayakan seseorang. Pertama, gejolak emosi marah yang berlebihan dapat
mengakibatkan penyakit jantung. Kedua, rasa takut yang berlebihan dapat menyebabkan
penyakit depresi. Ketiga, rasa cemas yang berlebihan dapat mengancam ginjal. Keempat,
rasa sedih yang berlebihan bisa mengakibatkan sakit pada paru-paru. Kelima, rasa gembira
yang berlebihan dapat menyebabkan penyakit jantung. Keenam, rasa malu yang berlebihan
bisa mengakibatkan timbulnya penyakit-penyakit tertentu, seperti maagh dan liver (Al-
Firdaus, 2011)
Odgen (2000) dikutip dari Purwandari (2007) menjelaskan di dalam penelitiannya bahwa
selain teman sebaya, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kekambuhan penggunaan
NAPZA adalah situasi emosi yang negatif dan konflik interpersonal. Kedua faktor terakhir
ini merupakan motivasi internal. Dengan demikian, mereka pun senantiasa berada dalam
situasi yang sulit untuk bisa menjauhkan diri dari NAPZA. Emosi merupakan gejala
psikofosiologis yang menimbulkan efek terhadap persepsi, sikap, dan tingkah laku (Al-
Firdaus, 2011). Faktor yang mempengaruhi seseorang menggunakan NAPZA. Hal ini
menunjukkan bahwa situasi emosi negatif sulit untuk menjauhkan diri dari NAPZA.
Penelitian kali ini peneliti ingin meneliti tentang emosi dasar pasien terhadap NAPZA karena
zat-zat kimia itu dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, dan perilaku seseorang
(Anisyah, 2009).
Penyalahgunaan NAPZA menimbulkan perasaan enak, nikmat, senang, bahagia, tenang,
dan nyaman. Tetapi perasaan enak ini hanya berlangsung sementara, yaitu selama zat
bereaksi dalam tubuh. Bila pengaruhnya habis, justru pemakai merasa sakit dan tidak
5
nyaman. Akibatnya pemakai merasa perlu menggunakannya lagi. Ini terus berulang sampai
pemakai menjadi tergantung. Ketergantungan pada NAPZA menyebabkan orang tidak lagi
dapat berpikir dan berperilaku normal. Perasaan, pikiran dan perilakunya dipengaruhi oleh
zat yang dipakainya. Saat seseorang menjadi pecandu, ada suatu kepribadian baru yang
muncul dalam dirinya, yaitu kepribadian pecandu. Kepribadian yang baru ini tidak peduli
terhadap orang lain, satu-satunya hal yang penting baginya adalah bagaimana cara agar ia
tetap bisa terus menggunakan narkoba (Anneahira, 2008).
Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengetahui gambaran emosi dasar pasien terhadap
NAPZA pada tahun 2011, khususnya di RSKO Jakarta.
C. Pertanyaan Penelitian
Bagaimana gambaran emosi dasar pasien RSKO Jakarta terhadap NAPZA?
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui emosi dasar pasien ketergantungan NAPZA.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui emosi marah pasien terhadap NAPZA di RSKO Cibubur
b. Megetahui emosi takut pasien tehadap NAPZA di RSKO Cibubur
c. Mengetahui emosi sedih pasien tehadap penggunaan NAPZA di RSKO Cibubur.
d. Mengetahui emosi senang pasien tehadap NAPZA di RSKO Cibubur
e. Mengetahui umur pasien.
f. Mengetahui jenis kelamin.
g. Mengetahui pekerjaan terakhir pasien.
h. Mengetahui lamanya penggunaan pasien
6
i. Mengetahui jenis NAPZA yang dominan digunakan pasien
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Rumah Sakit Ketergantungan Obat
Menjadi acuan dalam merawat dan memberikan terapi kepada pasien yang memiliki
latar belakang emosi yang berbeda.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat membuat rencana asuhan keperawatan pasien dengan gangguan emosi.
3. Bagi Peneliti
Mengaplikasikan ilmu yang didapat selama pendidikan dalam bentuk komunikasi
terapeutik dan sebagai pendengar yang asertif supaya pasien dapat mengungkapkan
emosi dengan sesungguhnya.
F. Ruang Lingkup
Peneliti ingin meneliti tentang gambaran persepsi emosi dasar (senang, marah, takut dan
sedih) pasien tehadap penggunaan NAPZA pada bulan Juli 2011 di Instalasi Rawat Jalan
Rumah Sakit Ketergantungan Obat Cibubur Jakarta Timur. Penelitian ini menggunakan studi
deskriptif dengan jenis penelitian kuantitatif dan desain cross sectional.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KESEHATAN
Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 memberikan batasan : kesehatan
adalah sejahtera badan, jiwa, dan social yang memungkinkan setiap orang hidup
secara social dan ekonomi. Hal ini berarti kesehatan seseorang tidak hanya diukur
dari aspek fisik, mental, social dan ekonomi. Keempat dimensi kesehatan tersebut
saling mempengaruhi dalam mewujudkan tingkat kesehatan pada seseorang,
kelompok, atau masyarakat. Wujud atau indikator dari masing-masing aspek tersebut
dalam kesehatan individu antara lain sebagai berikut :
1. Kesehatan fisik terwujud apabila seseorang tidak merasa sakit dan memang secara
klinis tidak terasa sakit. Semua organ tubuh normal dan berfungsi normal atau
tidak ada gangguan fungsi tubuh.
2. Kesehatan mental (jiwa) mencakup 3 komponen, yakni : pikiran, emosional, dan
spiritual.
a. Pikiran yang sehat tercermin dari cara berpikir seseorang, yakni mampu
berpikir logis (masuk akal) atau berpikir secara runtut.
b. Emosional yang sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk
mengekspresikan emosinya, misalnya takut, gembira, khawatir, sedih, dan
sebagainya.
c. Spiritual yang sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekpresikan rasa
syukur, pujian, atau penyembahan terhadap sang pencipta alam dan seisinya
8
(Allah Yang Maha Kuasa). Secara mudah spiritual yang sehat itu dapat dilihat
dari praktik keagamaan atau kepercayaannya, serta perbuatan baik yang sesuai
dengan norma-norma masyarakat.
3. Kesehatan social terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang
lain secara baik, atau mampu berinteraksi dengan orang atau kelompok lain tanpa
membeda-bedakan ras, suku, agama atau kepercayaan, status social, ekonomi,
politik, dan sebagainya, saling menghargai dan toleransi.
4. Kesehatan dari aspek ekonomi terlihat dari produktivitas seseorang (dewasa)
dalam arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat
menyokong hidupnya atau keluarganya secara financial. Bagi anak, remaja, dan
usila dengan sendirinya batasan ini tidak berlaku. Bagi mereka, produktif di sini
diartikan mempunyai kegiatan yang berguna bagi kehidupan mereka nanti,
misalnya sekolah atau kuliah bagi siswa atau mahasiswa, dan kegiatan pelayanan
atau keagamaan bagi para usila (Notoatmodjo, 2005).
5. Rentang Sehat
Rentang ini diawali dari status kesehatan sehat normal, sehat sekali dan
sejahtera. Dikatakan sehat bukan hanya bebas dari penyakit akan tetapu juga
meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek fisik, emosi,
social, dan spiritual (Hidayat, 2003).
B. KEPERAWATAN
1. Falsafah Keperawatan
Konsep keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan yang bersifat
professional dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia (biologis, psikologis,
9
social dan spiritual) yang dapat ditujukan kepada individu, keluarga atau
masyarakat dalam rentang sehat-sakit ( Hidayat, 2003)
2. Keperawatan Kesehatan Jiwa
Menurut Dorothy, Cecelia, perawatan psikiatrik / keperawatan kesehatan jiwa
: proses dimana perawat membantu individu atau kelompok dalam
mengembangkan konsep diri yang positif, meningkatkan pola hubungan antar
pribadi yang lebih harmonis serta berperan lebih produktif di masyarakat. Klien
gangguan jiwa memiliki hubungan yang tidak harmonis misalnya bermusuhan
dengan orang lain dan mengancam (agression) atau curiga yang berlebihan
(paranoid). Klien gangguan jiwa seringkali tidak produktif di masyarakat, bahkan
cenderung merugikan masyarakat misalnya mencuri (cleptomany), malas (abulia),
atau perilaku deviasi sosial lain seperti pemakaian zat adiktif (Yosep, 2007).
C. KONSEP DASAR EMOSI
Emosi masih menjadi hal yang diperdebatkan maknanya oleh para ahli
Psikologi dan Filsafat karena emosi sering diidentifikasi dengan marah sedangkan
marah merupakan salah satu bagian dari emosi dan masih banyak bagian emosi yang
lain selain marah ()Emosi hakekatnya muncul sebagai bentuk pengalaman afektif
(senang / tidak senang), merangsang individu untuk membangkitkan penjelasan
kognitif (menghubungkan sebab-sebab dalam dirinya sendiri atau lingkungan),
memicu variasi penyesuaian internal (misal : detak jantung makin kuat), serta
mendatangkan tingkah laku yang sering, ekspresif (tertawa / menangis),
mengarahkan tujuan (membantu / menolak), dan adaptif (mengubah perilaku atau
sesuatu yang mengancam nyawa kehidupan individu).
10
Hal yang menarik, emosi ternyata berfungsi untuk memperkuat ataupun
memperlemah tingkah laku seseoarang (jika sesuatu menyenangkan, ia ingin lagi;
jika sesuatu menyedihkan, ia tidak mau lagi). Dalam kehidupan manusia, emosi
memegang peranan yang amat penting. Tanpa emosi, fungsi mental seseorang tidak
dapat dipertahankan dengan memuaskan. Jadi emosi sama dengan jantungnya jiwa.
Kalau jantungnya berhenti, jasmani akan mati. Kalau emosinya berhenti berfungsi
maka matilah jiwanya (misal pada penderita senilitas akut). Dengan dimilikinya
emosi, manusia memiliki kekuatan yang hebat. Ia mampu mengaktifkan dan
memberi energi pada seluruh aktivitas manusia. Ia merupakan pemberi kekuatan,
kegairahan, semangat, kenikmatan, dan tenaga hidup. Namun demikian, emosi juga
dapat berfungsi sebaliknya, melemahkan atau menurunkan. Dalam kaitannya dengan
belajar, emosi juga mampu berperan meningkatkan atau mendorong aktivitas
berfikir, kontrol diri, pemahaman moral, dan bertindak bagi seseorang.
Emosi dan aspek-aspek fungsi jiwa yang lain (proses berpikir, psikomotor,
ingatan, persepsi) saling mempengaruhi dan menentukan tingkat fugsi jiwa manusia
itu pada suatu waktu. Karena itu, kalau emosi seseorang terganggu, maka fungsi-
fungsi jiwa yang lain juga terganggu.
Kondisi emosi yang wajar atau normal dijelaskan oleh Saanin (1976) dengan
kriteria sebagai berikut.
1. Dapat diperkirakan dan sesuai, emosinya biasa, dapat diharapkan dan sejajar
dengan rangsang yang menimbulkannya (situasi rangsang).
11
2. Dilihat dari lamanya, emosi tidak diteruskan dalam jangka waktu yang lama dan
tidak pada tempatnya, atau berakhir dengan tiba-tiba, tetapi sesuai dengan
keadaan (kontestual kejadian) yang menimbulkannya.
3. Dilihat dari lama atau intensitasnya, emosi yang ditampilkan tidak terlalu lemah
dan tidak pula terlalu kuat dalam berhubungan dengan situasi.
Sedangkan secara umum, ciri khas emosi yang terganggu adalah:
1. Tidak dapat diprediksikan (unpredictable)
2. Tidak dapat atau sulit dikendalikan (uncontrollable)
3. Sensitif berlebihan (oversensitiveness)
4. Tidak ada keterapan (instability) dan
5. Adanya ketidaktepatan dalam mempersepsi diri sendiri atau lingkungannya
(inadequate self and environment perceptions) (Sunaryo, 2004)
a) Pengertian Emosi
Emosi berasal dari bahasa Latin ”movere” yang berarti menggerakkan
atau bergerak (King, 2010). Emosi juga didefinisikan sebagai suatu
keadaan penyesuaian diri yang berasal dari dalam tubuh, yang melibatkan
hampir keseluruhan dari diri individu (Al-Firdaus, 2011). Bila dilihat dari
literatur yang membahas emosi, maka ada banyak pengertian emosi.
Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :
Ekman (1982) dalam Causa (2008) bahwa emosi yang sedang
dirasakan seseorang dapat dilihat dari ekspresi wajah. Suatu perasaan yang
kompleks yang disertai karakteristik motorik. Franken (1993) menjelaskan
bahwa emosi merupakan hasil interaksi antara faktor subyektif (proses
12
kognitif), faktor lingkungan (hasil belajar) dan faktor biologik (proses
hormonal). Emosi muncul pada saat manusia berinteraksi dengan
lingkungan dan merupakan hasil upaya untuk beradaptasi dengan
lingkungannya (Baihaqi, 2005). Emosi adalah suatu pengalaman yang
sadar dan memberikan pengaruh pada aktivitas tubuh dan menghasilkan
sensasi organis dan kinetis (Yosep, 2007).
Istilah emosi mengandung arti kekuatan kejiwaan untuk merasakan
sesuatu, atau hal-hal yang berkaitan dengan ekspresi emosi. Sedangkan
emosionalitas berarti satu kecenderungan atau tingkatan / derajat dimana
seorang mereaksi secara emosional, atau kepekaan rasa dalam menghayati
sesuatu, hingga sesorang mudah dipengaruhi kesan dari luar (Baihaqi,
2005). Menurut pandangan psikologi (yang agak berbeda dengan
neuropsikologi), emosi adalah pengalaman yang sadar dan kompleks yang
memberi pengaruh pada aktivitas-aktivitas tubuh, menghasilkan sensasi-
sensasi organis dan kinestetik, disertai dengan penjelmaan yang jelas,
impuls-imlpuls yang bersamaan serta nada perasaan yang kuat (Sunaryo,
2004).
Pengertian emosi juga lebih menunjukkan pada banyak sedikitnya
dibangkitkan tubuh manusia. Emosi juga bukan motif, kehendak,
dorongan, ataupun perasaan; walaupun ada hubungan sebab akibat. Dalam
fungsi emosi, termasuk didalamnya adalah perubahan-perubahan fisiologis
tingkah laku yang jelas kelihatan, menyentuh perasaan, dan melibatkan
impuls-impuls (Sunaryo, 2004). Belum ada kesepakatan mengenai emosi
13
mana yang dinamakan emosi dasar dan emosi kompleks (Causa, 2008).
Menurut para ahli terdapat beberapa pandangan mengenai pembagian
emosi adalah sebagai berikut :
(1) Pandangan Nativistik
Menurut Rene Descartes (1596-1650), menyatakan bahwa
manusia sejak lahirnya mempuyai 6 emosi dasar, yaitu : 1. ingin 2.
kawatir 3. kagum 4. sedih 5. benci 5. cinta 6. gembira.
(2) Pandangan Empiristik
William James (1842-1910, Amerika Serikat ) dan (Carl
Lange),( Denmark) telah menyusun teori tentang hasil persepsi
seeorang tentang perubahan-perubahan terjadi pada tubuh sebagai
respon rangsangan yang datang dari luar. Teori James-Lange
(Sunaryo, 2004).
(3) Mandler menjelaskan bahwa emosi terjadi pada saat sesuatu yang
tidak diharapkan atau pada saat kita mendapat rintangan di dalam
mencapai suatu tujuan tertentu (Hardy, 1988).
(4) Sedangkan menurut C.T. Morgan aspek emosi ada empat, yaitu : a.
Emosi sangat erat hubungannya dengan kondisi tubuh, misalnya
denyut jantung, sirkulasi darah, dan pernapasan. b. Emosi ialah sesuatu
yang diekspresikan, misalnya dalam bentuk tersenyum, tertawa, dan
menangis. c. Emosi ialah sesuatu yang dirasakan, misalnya merasa
senang, sedih, benci, atau kecewa. d. Emosi mendorong seseorang
14
berbuat sesuatu, artinya kalau seseorang beremosi senang ia akan
mengerjakan sesuatu yang disenanginya; sebaliknya akan mencegah
seseorang berbuat sesuatu kalau seseorang tidak senang pada sesuatu
itu (Sunaryo, 2004).
b) Perubahan-Perubahan pada tubuh pada saat terjadi emosi
Nama Organ Perubahan pada tubuh
(1) Peredaran darah Bertambah cepat bila marah
(2) Denyut jantung Bertambah cepat bila terkejut
(3) Pernafasan Bernafas panjang kalau kecewa
(4) Pupil mata Membesar bila marah atau sakit
(5) Liur Mengering kalau takut atau tegang
(6) Bulu Berdiri kalau takut
(7) Pencernaan Diare kalau tegang
(8) Otot Keteganganan dan ketakutan menyebabkan
otot menegang atau bergetar atau tremor
Tabel 1.1. Perubahan tubuh manusia apabila terjadi emosi. Sumber :
Rahmat, 2009
c) Emosi Dasar
(1) Kebahagiaan atau suka cita atau senang.
Kebahagiaan dan kegembiraan, merupakan emosi yang positif
karena dalam emosi ini ada situasi yang menguntungkan yang
hampir tapi tidak persis sama, adalah bahasa sehari-hari dikatakan
memiliki penyebab beragam (Causa, 2008). Kapasitas untuk
15
kebahagiaan tampaknya tidak setara antara orang-orang bahkan di
bawah kondisi yang serupa kehidupan yang positif dan mungkin
dianggap sebagai hadiah besar tidak diberikan pada setiap orang
(Lazarus, 1991).
(2) Kesedihan
Adalah emosi yang sangat menarik dan abscure. Seseorang
yang menderita kesedihan, bukan kesedihan secara fisik, melainkan
mnderita karena kehilangan; hal ini biasanya dikatakan terkait
dengan kerugian seperti kematian, dikecewakan ataupun patah
harapan seperti seseorang yang kita cinta, kegagalan nilai
kehidupan, peran, atau hilangnya hal positif yang lain. Emosi ini
yang ditandai dengan ketidak berdayaan untuk mengubah hal-hal,
upaya-upaya yang dipasang untuk menghindari kerugian,
mengembalikan apa yang telah hilang, atau mengelola marabahaya.
Orang yang gagal untuk memulihkan kerugian biasanya proses
panjang biasanya disebut sebagai depresi, karena perjuangan yang
aktif dan berkepanjangan koping yang tidak adekuat. Emosi pada
tahap ini mungkin lebih mirip dengan kesedihan mendalam. Oleh
karena itu, kesedihan adalah langkah menuju pengunduran diri,
yang muncul dari sebuah perjuangan mengatasi masa sulit di mana
prospek emosional sering bertentangan, rapuh, dan berubah
(Lazarus, 1991).
(3) Takut
16
Takut adalah emosi yang bisa disebabkan oleh ancaman yang
nyata bisa juga oleh ancaman yang dibayangkan. Rasa takut dapat
membuat seseorang untuk melakukan suatu tindakan terhadap subjek
yang dianggap mengancam dalam rangka mengantisipasi dan
menghindar.
(4) Marah
Biasanya, kemarahan adalah reaksi terhadap stimulus yang tidak
menyenangakan atau mengancam (Widjaya Kusuma, 1992).
Kemarahan menurut Stuart dan Sunden (1987) adalah perasaan
jengkel yang timbul sebagai respon terhadap kecemasan yang
dirasakan sebagai ancaman (Keliat, 1996).
Kemarahan yang ditekan atau pura-pura tidak marah akan
mempersulit klien sendiri dan mengganggu hubungan interpersonal.
Banyak situasi kehidupan yang menimbulkan kemarahan, misalnya
fungsi tubuh yang terganggu sehingga harus masuk rumah sakit,
kontrol diri yang diambil alih oleh orang lain, menderita sakit, peran
yang tidak dapat dilakukan karena dirawat di rumah sakit, pelayanan
perawat yang terlambat dan banyak hal lain yang dapat meningkatkan
emosi klien.
Kemarahan yang diekspresikan keluar dengan kegiatan yang
konstruktif dapat menyelesaikan masalah. Kemarahan yang
diekspresikan keluar dengan kegiatan yang destruktif dapat
17
menimbulkan perasaan bersalah dan menyesal. Kemarahan yang
dipendam akan menimbulkan gejala psikosomatis (Yosep, 2007).
Sumber utama kemarahan adalah hal-hal yang mengganggu
aktivitas untuk sampai tujannya, dengan demikian ketegangan yang
terjadi dalam aktivitas itu tidak mereda, bahkan bertambah. Untuk
menyalurkan ketegangan itu individu yang bersangkutan menjadi
marah.
Ketika marah, seseorang merasa ingin atau berkecenderungan
untuk melukai orang lain. Rasa marah biasanya di luar kendali
individu (Lazarus,1991).
D. ASPEK SOSIO-PSIKOLOGI PERILAKU KESEHATAN
Di dalam proses pembentukan dan atau perubahan perilaku dipengaruhi oleh
beberapa faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri. Faktor-faktor
tersebut antara lain : susunan saraf pusat, persepsi, motivasi, emosi, dan belajar.
Aspek psikologis yang mempengaruhi emosi berhubungan erat dengan keadaan
jasmani. Dalam proses pencapaian kedewasaan pada manusia semua aspek yang
berhubungan dengan keturunan dan emosi akan berkembang sesuai dengan hukum
perkembangan.
Kesimpulannya perilaku terbentuk melalui suatu proses tertentu, dan berlangsung
dalam interaksi manusia dengan lingkungannya. Faktor-faktor yan memegang
peranan di dalam pembentukannya perilaku dapat dibedakan menjadi dua yakni
faktor intern dan ekstern. Faktor intern berupa kecerdasan, persepsi, motivasi, minat,
emosi, dan sebagainya untuk mengolah pengaruh-pengaruh dari luar. Faktor ekstern
18
meliputi : objek, orang, kelompok, dan hasil-hasil kebudayaan yang dijadikan sasaran
dalam mewujudkan bentuk perilakunya. Kedua faktor tersebut akan dapat terpadu
menjadi perilaku yang selaras dengan lingkungannya apabila perilaku yang terbentuk
dapat diterima oleh lingkungannya dan dapat diterima oleh individu yang
bersangkutan (Notoatmodjo, 2005).
F. PENGARUH EMOSI TERHADAP PERILAKU INDIVIDU
Di bawah ini ada beberapa contoh tentang pengaruh emosi terhadap perilaku
individu di antaranya sebagai berikut :
a. Memperkuat semangat, apabila orang merasa senang atau puas atas hasil yang
telah dicapai.
b. Melemahkan semangat, apabila timbul rasa kecewa karena kegagalan dan sebagai
puncak dari keadaan ini ialah timbulnya rasa putus asa (frustasi)
c. Menghambat atau mengganggu konsentrasi belajar apabila sedang mengalami
ketegangan emosi dan bisa juga menimbulkan sikap gugup (nervous) dan gagap
dalam berbicara.
d. Terganggu penyesuaian sosial, apabila terjadi rasa cemburu dan iri hati.
e. Suasana emosional yang diterima dan dialami individu semasa kecilnya akan
mempengaruhi sikapnya di kemudian hari, baik terhadap dirinya sendiri maupun
terhadap orang lain (Yusuf, 2002).
G. NAPZA
1. PENGERTIAN
19
NAPZA adalah kependekan dari Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat
Adiktif lainnya.
a. Narkotika menurut Undang-Undang No.22 Tahun 1997 adalah zat atau obat
yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis atau semi sintetis
yang menyebabkan penuruanan maupun perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan
ketergantungan yang meliputi :
1. Golongan Opiat : Heroin, Morfin, Madat dan lain-lain.
2. Golongan Kanabis : Ganja, Hashish
3. Golongan Koka : Kokain, Crack.
b. Alkohol adalah minuman yang mengandung etanol (etil alkohol)
c. Psikotropika menurut Undang-undang No.5 tahun 1997 adalah zat atau obat
baik sintetis maupun semisintetis yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh
selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada
aktivitas mental dan perilaku yang meliputi : ecxtasy, shabu-shabu, Isd, obat
penenang atau obat tidur, obat ant depresi dan anti psikosis. Zat psikotropika
yang sering disalahgunakan ( menurut WHO) adalah :
1. Alkohol (semua minuman beralkohol)
2. Opioida (heroin, morfin, pethidin, candu)
3. Kanabinoida (ganja = mariyuana, hashish)
4. Sedativa / hipnotika (obat penenang /tidur)
5. Kokain : daun koka, serbuk kokain, creck
6. Stimulansia lain, termasuk kafein, ecstasy dan shabu-shabu.
20
7. Halusinogenika, Isd, mushroom, mescalin
8. Tembakau (mengandung nikotin)
9. Pelarut yang mudah menguap seperti ; aseton, glue, atau lem.
10.Multipel (kombinasi) dan lain-lain, misalnya; kombinasi heroin dan shabu-
shabu, alkohol dan obat tidur.
d. Zat adiktif lain termasuk inhalasia ( aseton, thinner cat, lem atau glue), nikotin
(tembakau), kafein (kopi)
NAPZA termasuk zat psikoaktif. Yang dimaksud dengan zat psikoaktif
adalah zat yang terutama berpengaruh pada otak sehingga menimbulkan
perubahan pada perilaku, perasaan, pikiran, persepsi dan kesadaran (RSKO, 2011)
2. TAHAPAN PENGGUNAAN ZAT ADIKTIF
Tahapan penggunaan NAPZA ini berfluktuasi dari kondisi yang ringan
sampai berat, indikator rentang respon ini berdasarkan perilaku yang ditampakkan
oleh remaja dengan gangguan zat adiktif sebagai berikut :
Respon adaptif Respon maladaptif
a. Eksperimental : Kondisi pengguna taraf awal, yang disebabkan
rasa ingin tahu dari remaja. Sesuai kebutuhan pada masa tumbuh
kembangnya, ia biasanya ingin mencari pengalaman yang baru atau sering
pula dikatakan taraf coba-coba.
b. Rekreasional : Penggnunaan zat adiktif pada waktu berkumpul
dengan teman sebaya, misalnya pada waktu pertemuan malam mingguan,
Eksperimental Rekreasional Situasional Penyalahgunaan Ketergantungan
21
acara ulangtahun. Penggunaan ini mempunyai tujuan rekreasi bersama teman-
temannya.
c. Situasional : Mempunyai tujuan secara individual, sudah
merupakan kebutuhan bagi diri sendiri. Seringkali penggunaan ini merupakan
cara untuk melarikan diri atau mengatasi masalah yang dihadapi. Misalnya
individu menggunakan zat pada saat sedang konflik stress dan frustasi.
d. Penyalahgunaan : Penggunaan zat yang sudah cukup patologis,
sudah mulai digunakan secara rutin, minimal selama 1 bulan, sudah terjadi
penyimpangan perilaku mengganggu fungsi dalam peran di lingkungan sosial,
pendidikan, dan pekerjaan.
e. Ketergantungan : Penggunaan zat yang sudah cukup berat, telah
terjadi ketergantungan fisik dan psikologis. Ketergantungan fisik ditandai
dengan adanya toleransi dan syndroma putus zat; suatu kondisi dimana
individu yang biasa menggunakan za adiktif secara rutin, pada dosis tertentu
menurunkan jumlah zat yang digunakan atau berhenti memkai, sehingga
menimbulkan kumpulan gejala sesuai dengan macam zat yang digunakan.
Sedangkan toleransi, suatu kondisi dari individu yang mengalami peningkatan
dosis (jumlah zat), untuk mencapai tujuan yang biasa diinginkannya (Yosep,
2007).
22
H. KERANGKA TEORI
Berdasarkan teori diatas, rangka teori yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teori interupsi Mandler (1988), Lazarus (1991), dan Ekman (1973) maka di
dapatkan kerangka teori sebagai berikut.
Gambar 2.1
Rangsangan
penghasil
emosi
Faktor-faktor
kognitif (berfikir,
persepsi,
mengingat).
Rangsangan
diinterpretasikan
dengan pengalaman
di masa lampau.
Faktor-
faktor
kognitif
menentu
kan tipe
emosi
Pengala
man
emosi
Kebangkitan umum.
Rangsangan pada
sistem saraf
autonomik
menyebabkan
perubahan-perubahan
pada tubuh.
Derajat perasaan
ditentukan oleh
kebangkitan
umum
Emosi
Positif
1. Senang
Emosi
Negatif
2. Marah
3. Sedih
4. Takut
5. Jijik
6. Heran
23
Kerangka Teori Teori modifikasi Interupsi Mandler (1988) , Lazarus (1991) dan Ekman
(1973).
24
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
A. KERANGKA KONSEP
Berdasarkan kerangka teori yang dibuat diatas, maka yang akan diteliti
adalah senang, sedih, marah, dan takut. Sedangkan jijik, benci, heran tidak
diteliti karena menurut penelitian Markam (1992), situasi pada benci tidak
jelas. Menurut Causa(2006), objek emosi jijik dapat ditujkan pada suatu rasa,
sentuhan, dan bau-bauan. Emosi heran pada literatur yang didapat tidak
termasuk ke dalam emosi dasar.
Gambar 3. 1 Kerangka Konsep Penelitian
1. Karakteristik Pengguna NAPZA
a. Umur
b. Pekerjaan
c. Jenis Kelamin
d. Waktu
e. Jenis penggunaan NAPZA
yang dominan
2. Emosi
a. Senang
b. Marah
c. Takut
d. Sedih
25
B. DEFINISI OPERASIONAL
Tabel 3.2. Definisi Operasional
Emosi Dasar Definisi Cara Ukur Alat ukur Hasil Ukur Skala
1. Senang Persepsi yang menyebabkan
orang menjadi ceria,
tersenyum, membuat hati ,
fikiran tentram, dan puas.
Pengukuran
menggunakan
wawancara
Kuesioner 1. Tidak pernah =1
(kurang dari 10%)
2. Jarang =3 (kurang
dari 50% tapi lebih
dari 10% )
3. Kadang-kadang =5
(50%)
4. Sering =7 (lebih dari
50% tapi kurang 90%)
5. Selalu =9 (lebih dari
90%)
Ordinal
26
(Wellness, 2003)
2. Marah Persepsi terhadap sesuatu
yang tidak disukai,
menjengkelkan,yang bisa
membuat seseorang
bertindak kasar atau hanya
menyesal karena perilaku
yang telah dibuatnya bisa
saja hanya mengekspresikan
lewat perkataan dan
ekspresi nonverbal.
Pengukuran
menggunakan
wawancara
Kuesioner 1. Tidak pernah =1
(kurang dari 10%)
2. Jarang =3 (kurang
dari 50% tapi lebih
dari 10%)
3. Kadang-kadang =5
(50%)
4. Sering =7 (lebih dari
50% tapi kurang dari
90%)
5. Selalu =9 (lebih dari
90%)
(Wellness, 2003)
Ordinal
27
3. Takut Persepsi terhadap sesuatu
yang buruk akan terjadi
yang dianggap
mendatangkan bencana
sehingga orang tersebut
akan waspada sebelum hal
yang buruk terjadi.
Pengukuran
menggunakan
Wawancara
Kuesioner 1. Tidak pernah =1
(kurang dari 10%)
2. Jarang = 3 (kurang
dari 50% tapi lebih
dari 10%)
3. Kadang-kadang =5
(50%)
4. Sering =7 (lebih dari
50% tapi kurang dari
90%)
5. Selalu =9 (lebih dari
90%)
(Wellness, 2003)
Ordinal
4. Sedih Persepsi terhadap situasi
yang membuat seseorang
Pengukuran
menggunakan
Kuesioner 1. Tidak pernah =1 Ordinal
28
menjadi pilu dan berduka,
bisa juga karena
ketidakmampuan atau
melakukan sesuatu yang
diharapkan.
wawancara (kurang dari 10%)
2. Jarang =3 (kurang
dari 50% lebih dari
10%)
3. Kadang-kadang =5
(50%)
4. Sering =7 (lebih dari
50% tapi kurang dari
90%)
5. Selalu =9 (lebih dari
90%)
(Wellness, 2003)
29
BAB IV
METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional dengan
tujuan mendeskripsikan gambaran emosi dasar pada pasien Rumah Sakit Ketergantungan
Obat terhadap Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya pada tahun 2011.
B. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling
1. Populasi penelitian
Populasi adalah seluruh subjek atau dengan objek dengan karakteristik tertentu yang
akan diteliti ( Hidayat, 2008 ). Populasi dalam penelitian ini adalah pasien NAPZA rawat
jalan di wilayah Rumah Sakit Ketergantungan Obat 2011.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karaktristik
yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2008). Sampel penelitian ini adalah pasien NAPZA
lama pada rawat jalan di Rumah Sakit Ketergantungan Obat pada bulan Agustus 2011.
Kriteria Inklusi :
a. Pasien NAPZA yang telah mendapatkan terapi dalam jangka waktu lama (selama
bertahun-tahun)
b. Kondisi Fisik tidak gelisah
c. Bisa membaca dan menulis
d. Bersedia menjadi responden
30
Kriteria Eksklusi :
a. Pasien NAPZA yang baru saja mendapatkan terapi (dibawah satu tahun)
b. Sedang sakaw
Rumus Estimasi :
n= Z1-α/2.P(1-P)
d2
Keterangan :
n = besar sampel minimum
Z1-α/2 = 1,96 (derajat kemaknaan 95% CI / Confident Interval dengan α 5%)
P = harga proporsi di populasi
D = kesalahan (absolut) yang dapat ditoleransi
N = 1,962.0,5.(1-0,5)
d2
n = 3,8416.0,5.(0,5)
1,502
n = 0,9604
1,502
n = 0,9604
2,25
n = 42,684
Cadangan = 10%
31
Untuk menghindari terjadinya sample yang drop out dan sebagai cadangan maka peneliti
menambahkan 10% dari jumlah sample.
Cadangan 10% x 43 = 4,3 = 4 responden
Total = 43 responden+ 4 responden = 47 responden
Jadi, jumlah sampel keseluruhan yang diambil untuk keperluan penelitian ini yaitu 47 orang.
3. Teknik Sampling
Teknik Sampling adalah proses sampling seleksi sample yang digunakan dalam
penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sample akan mewakili keseluruhan
populasi yang ada (Hidayat,2008). Dalam penelitian ini pengambilan sample dilakukan
dengan teknik nonprobability sampling jenis purposive.yaitu penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu yang dikehendaki peneliti (Setiadi, 2007). Cara pengambilan
sampel untuk tujuan tertentu (Hidayat, 2007)
C. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses
pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam penelitian (Nursalam,2003)
1. Proses pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan di wilayah Rumah Sakit Ketergantungan Obat, Cibubur,
Jakarta Selatan dengan proses sebagai berikut :
a. Setelah proposal mendapat persetujuan dari pembimbing akademik dilanjutkan dengan
memebuat surat permohonan dari PSIK FKIK UIN syarif Hidayatullah Jakarta yang
ditujukan kepada Rumah Sakit Ketergantungan Obat.
b. Setelah mendapat persetujuan dari Diklat, peneliti menyerahkan surat permohonan
tersebut kepada kepala ruangan Instalasi Rawat Jalan RSKO Jakarta.
32
c. Setelah itu peneliti meminta izin kepada kepala ruangan Instalasi Rawat Jalan RSKO
Jakarta untuk melihat data alasan pasien dirawat di RSKO.
d. Mengambil sample dengan teknik sampling purposive.
e. Peneliti mengadakan pendekatan dan penjelasan kepada calon responden tentang
penelitian dan bagi responden yang bersedia dan memenuhi kriteria smpel dipersilakan
menandatangani persetujuan penelitian.
f. Peneliti memberikan penjelasan kepada responden tentang cara kuesioner.
g. Memberikan waktu kepada responden untuk mengisi kuesioner dan memberikan
kesempatan kepada responden untuk bertanya jika ada yang belum jelas.
h. Setelah seluruh pertanyaan dalam kuesioner dijawab, maka peneliti mengumpulkan dan
memeriksa kembali kelengkapan data.
i. Peneliti mengucapkan terima kasih kepada responden atas partisipasinya.
2. Instrumen
Instrumen untuk pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan data primer.
Data primer diperoleh melalui kuesioner. Kuesioner diberikan kepada pasien yang
bersedia menjadi responden. Kuesioner yang telah dibuat mencakup emosi. Emosi
tersebut yaitu senang, sedih, marah dan takut.
a. Kuesioner data demografi
Bagian pertama adalah kuesioner data demografi yang meliputi: umur, jenis
kelamin, pekerjaan, penggunaan pertama NAPZA, penggunaan terakhir NAPZA, jenis
NAPZA yang dominan digunakan, penggunaan terapi methadon atau suboxon.
33
b. Kuesioner emosi senang terhadap NAPZA
Kuesioner terdiri dari 10 pernyataan: dengan pilihan jawaban menggunakan skala
Likert. Skala Likert banyak digunakan untuk riset SDM termasuk persepsi pekerja
(Istijanto, 2005). Pernyataan positif dengan hasil negatif terdiri dari nomor
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10 dengan nilai:
1= selalu
2 = sering
3 = kadang-kadang
4 = jarang
5 = tidak pernah
c. Kuesioner emosi marah, takut dan sedih terhadap NAPZA
Kuesioner terdiri dari 20 pertanyaan, 10 pertanyaan tentang emosi takut dan 10
pertanyaan tentang emosi sedih. Pernyataan negatif dengan hasil positif dengan nilai:
1 = tidak pernah
2 = jarang
3 = kadang-kadang
4= sering
5= selalu
3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian adalah di wilayah Rumah Sakit Ketergantungan Obat Cibubur,
Jakarta Timur karena Rumah Sakit tersebut adalah Rumah Sakit yang khusus menampung
pasien dengan gangguan NAPZA. Waktu penelitian dilakukan selama bulan Juli tahun
2011.
34
4. Teknik Uji Instrumen Penelitian
Sebelum Kuesionar dibagikan kepada sampel yaitu pasien Rumah Sakit
Ketergantungan Obat, Cibubur, Jakarta Timur, peneliti terlebih dahulu melakukan uji coba
kuesioner yang dilakukan di tempat yang memiliki karakteristik populasi sama dengan
subjek penelitian yaitu di wilayah Rumah Sakit Ketergantungan Obat pada pasien Rawat
Jalan.
a. Uji Validitas
Prinsip dari validitas adalah pengukuran dan pengamatan yang berarti prinsip
keandalan dalam mengumpulkan data. Instrumen harus dapat mengukur apa yang
seharusnya diukur (Nursalam, 2008). Uji Validitas ini dilalukan sebayak 25 responden.
Validitas ini dilakukan dengan membandingkan r hitung dengan r table.
b. Uji Reliabilitas
Reabilitas instrument adalah tingkat konsistensi hasil yang di capai oleh sebuah
alat ukur, meskipun digunakan secara berulang-ulang pada subyek yang sama atau
yang berbeda (Danim, 2002). Uji reabilitas pada penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan uji Apha Cronbach diukur berdasarkan skala Alpha Cronbach. Uji
reliabilitas ini dilakukan sebanyak 25 responden.
D. Etika Penelitian
Masalah penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat penting dalam
penelitian karena berhubungan dengan manusia (Aziz, 2002). Penelitian ini memenuhi
beberapa prinsip etik dan formulir inform consent yang diberikan pada pasien sebelum
dilakukan penelitian. Manusia mempunyai hak asasi dalam kegiatan penelitian (Hidayat,
2008).
35
Dalam penelitian ini etika penelitian sebagai berikut :
1. Lembar persetujuan ( Informed Consent )
Informed Consent merupakan bentuk persetujuan dengan memberikan lembar
persetujuan dari peneliti kepada responden. Informed Consent tersebut diberikan
sebelum penelitian dilakukan . Tujuannya agar subjek mengerti maksud dan tujuan
penelitian, mewngetahui dampaknya.
2. Tanpa Nama ( anonimity )
Anonimity merupakan suatu etika dengan tidak memberikan atau tidak
mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode
pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.
3. Kerahasiaan (Confedentially)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan
hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya.
E. Pengolahan Data
Dalam melakukan analisis, data terlebih dahulu harus diolah dengan tujuan mengubah
data informasi. Dalam statistik, informasi yang diperoleh dipergunakan untuk proses
pengambilan keputusan terutama dalam pengujian hipotesis. Dalam proses pengolahan data
tersdapat langkah-langkah yang harus ditempu, diantaranya ( Hidayat,2008)
1. Editing
Editing adalah upaya untuk kembali kebenaran dta yang diperoleh atau dikumpulkan.
Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan dta atau setelah data terkumpul.
36
2. Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang
terdiri atas beberapa kategori. Pembreian kode ini sangat penting bila pengolahan dan
analisis data menggunakan komputer. Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar
kode dan artinya dalam satu buku (code book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi
dan arti suatu kode dari duatu variabel.
3. Entry Data
Entry data adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam
master tabel atau data base komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana.
4. Cleaning Data
Pembersihan data merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah
dimasukkan apakah ada kesalahan atau tidak, sehingga data siap dianalisa (Hidayat,
2008)
F. Analisa Data
1. Analisa Univariat
Analisis ini digunakan untuk mendapatkan distribusi frekuensi dari emosi (sedih,
senang, marah, takut ) yang disajikan dalam bentuk tabel dan dilengkapi teks.
37
BAB V
HASIL PENELITIAN
Bab ini akan memaparkan hasil penelitian secara lengkap tentang hasil gambaran
emosi dasar pasien Rumah Sakit Ketergantungan Obat Terhadap Narkotika, Alkohol,
Psikotropika dan Zat Adiktif Lainnya Tahun 2011. Penelitian ini dilaksanakan selama 18
hari mulai tanggal 8 Agustus 2011 sampai dengan 26 Agustus 2011. Kuesioner yang
diberikan kepada pasien NAPZA yang berkunjung ke Instalasi Rawat Jalan RSKO untuk
meneruskan pengobatannya terhadap NAPZA pada bulan Agustus. Berdasarkan
perhitungan besar sampel dengan menggunakan rumus perhitungan sampel estimasi
penelitian cross sectional (Hidayat, 2008), maka besar sampel dalam penelitian ini sudah
memenuhi syarat sebanyak 47 orang. Selanjutnya seluruh sampel dianalisis
A. Gambaran Umum Rumah Sakit Ketergantungan Obat
Hasil dari Renstra RSKO 2009-2013 mempunyai :
1. Visi
Sebagai pusat layanan dan kajian nasional maupun regional dalam bidang
gangguan yang berhubungan dengan zat (GBZ).
2. Misi
a. Melaksanakan upaya preventif, promotif, kuratif dan rehabilitative bagi
masyarakat umum dalam bidang GBZ dan penyakit terkait serta
memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat umum
b. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan bagi tenaga profesi serta
masyarakat umum dalam bidang GBZ.
38
c. Melaksanakan penelitian dan pengembangan dalam bidang GBZ.
3. Motto
Ramah, Sigap, Kasih, Orientasi kepada pelanggan.
4. Program Pelayanan Rumah Sakit Ketergantungan Obat
a. Rawat Jalan
1) Poli NAPZA
a) Non Rumatan
b) Rumatan
2) Poli Umum
3) Poli Spesialis
a) Penyakit Dalam
b) Penyakit Syaraf
c) Penyakit Jiwa
d) Anak
e) Kebidanan
f) Kulit dan kelamin
g) Poli Psikologi
h) Poli Gigi
i) MCU (Medical Check Up)
b. Gawat Darurat
1) Gawat Darurat NAPZA
2) Gawat Darurat Psikiatri
3) Gawat Darurat Umum
39
c. Rawat Inap
1) Ruang Perawatan Kelas VIP
2) Ruang Perawatan Kelas I
3) Ruang Perawatan Kelas II
4) Ruang Perawatan Kelas III
5) Ruang Rehabilitasi NAPZA
6) Ruang Komplikasi Medik
7) Ruang HCU
d. Penunjang
1) Instalasi Laboraturium
a) Laboraturium Klinik
b) Laboraturium Toksikologi
2) Instalasi Farmasi
3) Instalasi Radiologi
4) Instalasi Gizi
5) Instalasi Pemulasaran Jenazah
e. Administrasi
1) Layanan Pelanggan
2) Instalasi Administrasi Pasien
f. Diklit
1) Pendidikan dan Pelatihan
2) Penelitian dan Pengembangan
40
g. Program Internasional
1) Bersama 9 negara Eropa Timur, Asia Tenggara, Pasifik Barat dan Iran
: Penelitian operasional Methafone Meantanance Therapy (WHO-HQ
dalam koordinasi University of Adelaide dan Swiss).
2) Bersama pedoman Terapi Opoid Dependensi dengan dukungan terapi
psikososial : India, Indonesia, Iran, Nigeria, Brazilia, Australia,
Masyarakat Uni Eropa, Polandia (WHO-HQ)
B. Sumber Daya Kesehatan
Data jumlah karyawan RSKO Per 31 Desember 2009
PNS : 224 orang
CPNS : 38 orang
Honor : 43 orang
Berdasarkan tingkat pendidikan :
1. Dokter : 35 orang
2. S2 : 6
3. S2 Keperawatan : 1
4. S1 : 28
5. S1 Keperawatan : 5
6. D3 AKPER : 65
7. D3 UMUM : 35
8. SMA : 83
9. SMP : 2
10. SD : 2
41
C. Karakteristik Demografi Responden
Karakteristik responden di bawah ini adalah karakteristik sampel penelitian
berdasarkan umur, Jenis kelamin, pekerjaan, penggunaan pertama, penggunaan
terakhir, Jenis NAPZA yang dominan digunakan, Jenis dan lama terapi yang
digunakan.
1. Data Demografi responden
Tabel 5.1
Usia responden yang berobat di Ruang Rawat Jalan RSKO Jakarta Tahun 2011
Tabel 5.2
Lama responden menggunakan NAPZA di Ruang Rawat Jalan RSKO Jakarta
Tahun 2011
Tabel 5.3
Lama responden menggunakan terapi di Ruang Rawat Jalan RSKO Jakarta Tahun
2011
No Variabel Mean Median Modus Std.Deviasi Miminum Maksimum
1 Usia 31.64 31.00 29 4.811 24 50
2 Lama
penggunaan
10.00 11.00 13 4.175 3 18
3 Lama terapi
yang
digunakan
3.06 3.00 3 1.737 1 7
Tabel 5.1 menunjukkan rata-rata responden berusia 31 tahun dan usia
terbanyak yaitu 29 tahun. Batas usia termuda 24 tahun dan batas usia tertua 50
tahun.
42
Tabel 5.2 menunjukkan rata-rata lama responden menggunakan NAPZA
yaitu 10 tahun dan lama terbanyak yaitu 13 tahun. Penggunaan paling minimal
yaitu 3 tahun dan penggunaan paling maksimal 18 tahun.
Tabel 5.3 menunjukkan rata-rata dan paling banyak lama terapi yang
reponden gunakan yaitu 3 tahun.
4. Jenis Kelamin
Tabel 5.4
Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin di Ruang Instalasi
Rawat Jalan RSKO Jakarta Tahun 2011
Kategori Frekuensi
N= 47
Persentase
(%)
Laki-Laki
Perempuan
45
2
95.7
4.3
Tabel 5.4 menunjukkan distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis
kelamin. Jenis kelamin laki-laki merupakan jumlah persentase tertinggi yaitu
sebesar 95.7 % atau 45 responden dan jenis kelamin perempuan sebesar 4.3%
yaitu 2 responden.
5. Pekerjaan pada waktu memakai pertama kali
Tabel 5.5
Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan terakhir di Ruang
Rawat Jalan RSKO Jakarta Tahun 2011
Pekerjaan Terakhir Frekuensi
N= 47
Persentase
(%)
Pelajar
Karyawan
Wiraswasta
15
10
11
31.9
21.3
23.4
43
Pengangguran
Total
11
47
23.4
100.0
Tabel 5.5 menunjukkan sebanyak 31.9% atau 15 responden memiliki latar
belakang pelajar, 21.3% memiliki latar belakang karyawan, sebanyak 23.4 %
memiliki latar belakang wiraswasta dan 23.4 % tidak bekerja atau
pengangguran
6. Jenis NAPZA yang digunakan
Tabel 5.6
Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis NAPZA yang digunakan di
Ruang Rawat Jalan Tahun 2011
Kategori Frekuensi Persentase
Putaw 43 91.5%
Shabu-shabu 4 8.5%
Total 47 100%
Tabel 5.6 menunjukkan sebanyak 91.5% atau 43 responden menggunakan
jenis NAPZA putaw dan hanya sebanyak 8.5% atau 4 responden
menggunakan NAPZA shabu-shabu.
44
7. Gambaran Emosi Senang
Tabel 5.7
Emosi senang responden di Rawat Jalan Tahun 2011
EMOSI SENANG FREKUENSI PERSENTASE
Selalu 1 2.1
Sering 10 21.3
Kadang-kadang 16 34.0
Jarang 16 34.0
Tidak pernah 4 8.5
Total 47 100.0
Tabel 5.7 menunjukkan sebanyak 2.1 % atau sebanyak 1 respoden
memiliki emosi selalu senang. Sebanyak 21.3 % atau sebanyak 10 responden
memiliki emosi sering senang. Sebanyak 34.0 % atau sebanyak 16 responden
memiliki emosi kadang-kadang dan jarang senang. Sebanyak 8.5 % atau
sebanyak 4 responden memiliki emosi tidak pernah senang.
8. Gambaran emosi Marah
Tabel 5.8
Emosi marah responden di ruang rawat Jalan Tahun 2011
EMOSI MARAH FREKUENSI PERSENTASE
Selalu 23 48.9
Sering 15 31.9
Kadang-kadang 9 19.1
Total 47 100.0
45
Tabel 5.8 menunjukkan 48.9 % atau 23 responden menunjukkan selalu
marah. Sebanyak 31.9 % atau sebanyak 15 responden memiliki emosi sering
marah. Sebanyak 19.1 % atau sebanyak 9 responden memiliki emosi kadang-
kadang marah.
9. Gambaran Emosi Takut
Tabel 5.9
Emosi takut responden di ruang rawat Jalan Tahun 2011
Tabel 5.9 menunjukkan sebanyak 55.3 % atau sebanyak 26 responden
memiliki emosi selalu takut. Sebanyak 27.7 % atau sebanyak 13 responden
memiliki emosi sering . Sebanyak 14.9 % atau sebanyak 7 responden. Sebanyak
2.1 % atau sebanyak 1 responden memiliki emosi jarang takut.
10. Gambaran Emosi Sedih
Tabel 5.10
Emosi sedih responden di ruang rawat Jalan Tahun 2011
EMOSI SEDIH FREKUENSI PERSENTASE
Selalu 18 38.3
Sering 15 31.9
EMOSI TAKUT FREKUENSI PERSENTASE
Selalu 26 55.3
Sering 13 27.7
Kadang-kadang 7 14.9
Jarang 1 2.1
Total 47 100.0
46
Kadang-kadang 10 21.3
Jarang 3 6.4
Tidak Pernah 1 2.1
Total 47 100.0
Tabel 5.10 menunjukkan sebanyak 38.3 % atau sebanyak 18 responden
memiliki emosi selalu sedih. Sebanyak 31.9 % atau sebanyak 15 responden
memiliki emosi sering sedih. Sebanyak 21.3 % atau sebanyak 10 responden
memiliki emosi kadang-kadang sedih. Sebanyak 6.4 % atau sebanyak 3
responden memiliki emosi jarang sedih. Sebanyak 2.1 % atau sebanyak 1
responden memiliki emosi tidak pernah sedih.
47
BAB VI
PEMBAHASAN
Pada pembahasan akan diuraikan makna hasil penelitian yang dilakukan tentang
Gambaran Emosi Dasar Pasien Rumah Sakit Ketergantungan Obat Tahun 2011.
Pembahasan ini mencakup perbandingan antara hasil penelitian dengan konsep teoritis
dan penelitian sebelumnya. Bab ini juga akan menjelaskan tentang keterbatasan
penelitian yang telah dilaksanakan dan implikasinya.
A. Gambaran data demografi responden di Ruang Rawat Jalan RSKO Jakarta
1. Usia
Hasil penelitian menunjukkan rata-rata responden berusia 31 tahun dan usia
terbanyak yaitu 29 tahun. Batas usia termuda 24 tahun dan batas usia tertua 50
tahun. Pada usia tersebut. Batas usia termuda 24 tahun dan batas usia tertua 50
tahun. Pada usia tersebut banyak remaja yang mulai memakai NAPZA. Hal ini
sesuai dengan penelitian yang di dapat dari BNN tahun 2009 yaitu remaja
mempunyai kepribadian iseng atau coba-coba sebesar 74.15%, pengaruh teman
sebaya sebesar 51.14%. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata responden berusia
31 tahun dan usia terbanyak yaitu 29 tahun. Pada usia tersebut sebanyak 6
responden yang memakai NAPZA. Hal ini sesuai dengan penelitian yang di dapat
dari BNN tahun 2009 yaitu remaja mempunyai kepribadian iseng atau coba-coba
sebesar 74.15%, pengaruh teman sebaya sebesar 51.14%. Masa remaja
merupakan suatu fase perkembangan antara masa kanak dan masa dewasa,
berlangsung antara usia 10 sampai 19 tahun. Masa remaja terdiri dari masa remaja
awal (10–14 tahun), masa remaja penengahan (14–17 tahun) dan masa remaja
48
akhir (17–9 tahun), Pada masa remaja, banyak terjadi perubahan baik biologis
psikologis maupun sosial. Tetapi umumnya prosespematangan fisik terjadi lebih
cepat dari proses pematangan kejiwaan (psikososial). Seorang remaja tidak lagi
dapat disebut sebagai anak kecil, tetapi belum juga dapat dianggap sebagai orang
dewasa. disatu sisi ia ingin bebas dan mandiri, lepas dari pengaruh orang-tua,
disisi lain pada dasarnya ia tetap membutuhkan bantuan, dukungan serta
perlindungan orang-tuanya. Orang-tua sering tidak mengetahui atau memahami
perubahan yang terjadi sehingga tidak menyadari bahwa anak mereka telah
tumbuh menjadi seorang remaja, bukan lagi anak yang selalu perlu dibantu.
Orang-tua menjadi bingung menghadapi labilitas emosi dan perilaku remaja,
sehingga tidak jarang terjadi konflik diantara keduanya. Apabila konflik antara
orang–tua dan remaja, menjadi berlarut-larut dapat menimbulkan berbagai hal
yang negatif, baik bagi remaja itu sendiri maupun dalam hubungan antara dirinya
dengan orang-tuanya. Kondisi demikian merupakan suatu stresor bagi remaja;
yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan yang kompleks, baik fisik,
psikologik maupun sosial termasuk pendidikan. Antara lain dapat timbul berbagai
keluhan fisik yang tidak jelas penyebabnya, maupun berbagai permasalahan yang
berdampak sosial seperti malas sekolah, membolos, ikut perkelahian antara
pelajar (tawuran) dan menyalahgunakan NAPZA.
2. Jenis Kelamin
Data perbedaan jenis kelamin responden menunjukkan distribusi frekuensi
responden berdasarkan jenis kelamin, jenis kelamin laki-laki memperoleh jumlah
persentase tertinggi yaitu sebesar 95.7% atau 45 responden dan jenis kelamin
49
perempuan sebesar 4.3% yaitu 2 responden. Hal ini sama dengan hasil survey
dari Pusat Penelitian Kesehatan, Universitas Indonesia (Puslitkes UI) dan Badan
Narkotika Nasional (BNN) (2008) bahwa angka penyalahguna terbesar di
Indonesia adalah jenis kelamin laki-laki sebanyak 88% dan perempuan sebanyak
12 % (Widagdo, 2008). Penelitian Hendarman 2009 menunjukan jumlah
pengguna narkoba dari tahun 1997-2008 adalah 176,334 dan terbanyak pada
jenis kelamin pria sebanyak 162,521 dan wanita 13,823 ( Jayati, 2010).
3. Lamanya penggunaan
Seorang pecandu yang telah mengalami ketagihan, kemudian pemakaian
candu tersebut diberhentikan, maka seluruh tubuh akan merasa nyeri yang sangat
hebat, yang dikenal dengan istilah “sakaw”. Penderitaan semacam inilah yang
sangat ditakuti oleh mereka yan gmengkonsumsi opium maupun jenis narkoba
yang lain, oleh karena itu mereka senantiasa harus memnuhi kebutuhannya
terhadap candu, karena seolah-olah antara candu dan dirinya tidak dapat
dipisahkan lagi.
Suatu sifat buruk lain yang diakibatkan oleh opium atau candu terhadap
yang mengkonsumsinya adalah timbulnya “toleransi”, dimana takaran candu yang
dikonsumsi dari waktu ke waktu mengalami peningkatan untuk mendapat efek
yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, keadaan yang demikianlah, membuat hidup
seseorang hanya berkisar bagaimana cara untuk mendapatkan candu.
Hasil penelitian menunjukkan rata-rata responden penggunaan pertama
tahun 1997 dan kebanyakan responden penggunaan pertama tahun 1998. Hal ini
50
sesuai dengan penelitian. Sejak tahun 1998, Indonesia tidak hanya menjadi
transito dan pasar gelap narkoba, tetapi menjadi Negara produsen narkoba
khususnya jenis Amphetamine Types Stimulant (Seperti shabu dan ekstasi), baik
berskala pabrikan maupun rumahan, dengan ditemukannya banyak pabrik gelap
Psikotropika (Widagdo, 2008)
Hasil penelitian menunjukkan rata-rata penggunaan NAPZA terakhir
responden tahun 2007 dan kebanyakan responden baru menggunakan NAPZA
terakhir tahun 2010. Hasil survey BNN 2011, pada tahun 2010, prevalensi
penyalahguna narkoba meningkat menjadi 2,21 atau sekitar 4,02 juta orang. Pada
tahun 2011, prevalensi penyalahgunaan meningkat menjadi 2.8 persen atau sekitar
5 juta orang (Kompas. 2011).
4. Pekerjaan Terakhir
Hasil penelitian menunjukkan responden sebanyak 31.9% atau sebanyak
15 responden merupakan pelajar, 21.3% memiliki latar belakang karyawan,
sebanyak 23.4 % memiliki latar belakang wiraswasta dan 23.4 % tidak bekerja
atau pengangguran. Hal ini sesuai dengan pernyataan dalam penelitian
Rahayuwati 2006 yaitu banyak siswa yang bergaul dengan orang dewasa
pengguna narkoba yang meemungkinkan mereka memperoleh pengaruh negatif
akibat pergaulan ini.
5. Jenis NAPZA yang digunakan
Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 91.5% atau 43 responden
menggunakan jenis NAPZA putaw dan hanya sebanyak 8.5% atau 4 responden
menggunakan NAPZA shabu-shabu. Hal ini dikarenakan kebanyakan dari
51
responden menggunakan NAPZA suntik dan salah satu NAPZA yang cara
memakainya lewat suntikan adalah putaw. Karena dengan lewat suntikan, putaw
akan lebih cepat bereaksi dibanding dengan lewat cara lain. Hal ini sesuai dengan
penelitian Japardi, 2002 yaitu heroin masuk dengan cepat masuk ke dalam darah
dan menuju kedalam jaringan. Injeksi secara intravena, subkutan atau intra
muscular. Injeksi lebih praktis dan efisien untuk kadar heroin kadar rendah atau
putaw.
Putaw adalah jenis heroin yang jelek mutunya dan merupakan sisa hasil
pembuatan heroin. Putaw berbentuk bubuk berwarna putih agak kecoklatan, dan
dari kata “putih” ini muncul istilah “putaw”. Di kalangan penggunanya dikenal
berbagai nama seperti putaw, putih, bedak, P.T, white, etep, dan lain-lain.
Pemakainan heroin dapat dihisap, disedot atau disuntikkan atau jarang
sekaliditelan karena cara memanaskan bubuk heroin di atas kertas aluminium foil
dan menghisap asapnya dengan mneyuntikkan lewat otot, subcutaneous (di
bawah kulit) atau lewat pembuluh vena (pembuluh darah balik).
Heroin adalah derivatif masih halus, obat sekarang digunakan di seluruh dunia
untuk efek euforia dan menenangkan. . Heroin adalah sangat adiktif dan memiliki
sindrom penarikan sangat menyakitkan fisik, sehingga sulit untuk berhenti.
Amfetamin, Kokain, dan nikotin adalah tiga obat umum yang benar-benar
meningkatkan Dopamin neurotransmitter alami di otak (Zubaidah, 2011)
52
6. Lama Terapi yang digunakan
Hasil penelitian menunjukan lama terapi yang digunakan responden rata-
rata sudah melakukan terapi selama 3 tahun dan yang paling banyak melakukan
terapi selama 3 tahun. Lama terapi terbawah selama satu tahun, dan tertinggi
selama 7 tahun.. Methadone adalah substitusi pengalihan dari pengguna NAPZA
suntik yang berguna untuk menekan penyebaran virus HIV melalui pengunaan
jarum suntik. Methadone sampai saat ini masih banyak perdebatan tentang durasi
yang diperlukan karena semua itu diberikan tergantung gejala dari pasien masing-
masing (Methaindonesia)
B. Gambaran Emosi
. Kita harus tahu apakah pecandu telah menemukan cara hidup yang memenuhi
kebutuhan emosional dan motivasi, dan apakah siklus kecanduan telah berhenti. Jika
ia hanya disublimasikan kecanduannya dalam bentuk lain, maka mungkin akan
muncul kembali di kemudian hari dengan ekspresi yang lebih rakus dari kecanduan
atau bentuk bahkan kurang menarik psikosis, depresi, atau perilaku kriminal. .
Penyalahgunaan narkoba ini didukung oleh aspek motivasi dan emosional dari sifat
kita. Neurotransmitter dan hormon mengarahkan semua hal motivasi dan emosional
dalam pengalaman sadar dan bawah sadar manusia. . Drive motivasi kami dan
tanggapan emosional benar-benar analog dengan hubungan interaktif yang ada
antara sistem saraf pusat dan sistem endokrin. . Kebutuhan saling mitra biologis
mendefinisikan hard motivasi kami dan dinyatakan dalam respon emosional kita.
Dijelaskan dalam hal emosional, kecanduan tidak kurang dari mencari kebahagiaan
melalui hubungan dengan suatu obyek atau peristiwa. Pecandu menciptakan
53
keintiman emosional dengan obat-obatan atau alkohol karena hal-hal ini
memberikan perubahan mood diprediksi dan konsisten bahwa pecandu merasa dia
bisa dikendalikan. Pecandu telah lama memanipulasi zat dalam rangka menciptakan
atau menghindari emosi tertentu, dan mungkin sulit baginya untuk menyerahkan
kontrol ini untuk pasang surut alami hidup dan mengalir. Dia juga harus belajar
bahwa dukungan emosional yang sehat dan pemenuhan melalui hubungan dengan
orang lain dapat membantunya mengatasi tertinggi alam kehidupan dan terendah,
dan bahwa penggunaan zat untuk menangani emosi hanya menciptakan kurangnya
hidup, pertumbuhan, dan cinta. Ketergantungan didefinisikan sebagai
"ketergantungan yang kuat, baik fisiologis dan emosional" dalam Campbell kamus
psikiatri 28
tahun 1964.
Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 2.1 % atau sebanyak 1 respoden
memiliki emosi selalu senang. Hal ini menunjukkan bahwa hanya 1 responden yang
tidak mau terlepas dari NAPZA. Bagi pasien tersebut, senang terhadap NAPZA
merupakan sesuatu yang menguntungkan dan tidak persis sama dengan yang lain.
Efek nikmat dari NAPZA tersebut membuat pasien selalu mengingatnya dan selalu
membuat pasien merasa senang. Rasa senang tersebut didapatkan sebagai hadiah atas
nikmatnya menggunakan NAPZA. Hal ini dikarenakan responden masih cukup sulit
untuk terlepas dari NAPZA karena efek samping dari NAPZA tersebut adalah
euphoria yaitu rasa nyaman. Hal ini sesuai dengan penelitian Japardi, 2002.
Sebanyak 21.3 % atau sebanyak 10 responden memiliki emosi sering senang.
Hal ini menunjukkan bahwa 10 responden tidak selalu senang terhadap NAPZA
54
karena mereka sudah mengetahui dan sedikit merasakan dampak negative dari
menggunakan NAPZA. Sebanyak 34.0 % atau sebanyak 16 responden memiliki
emosi kadang-kadang dan jarang senang. Hal ini menunjukkan bahwa 16 pasien
memiliki emosi senang hanya kadang-kadang dan sebagian lagi merasa tidak senang.
Sebanyak 8.5 % atau sebanyak 4 responden memiliki emosi tidak pernah senang.
Hal ini dikarenakan responden sudah mengetahui dan mendapat dampak dari
menggunakan NAPZA sehingga mereka tidak pernah senang setelah tidak
menggunakan NAPZA.
Sebanyak 48.9 % atau 23 orang menunjukkan emosi selalu marah terhadap
NAPZA. Hal ini berarti bahwa sebagian responden merasa marah, kesal, rugi dan
menyesal karena telah menggunakan NAPZA. Kemarahan tersebut dibuktikan
dengan tidak menggunakan NAPZA kembali karena NAPZA sudah dihapus dalam
ingatan responden. Responden berusaha untuk tidak menggunakan NAPZA lagi dan
mencoba untuk tetap menggunakan terapi yang digunakan karena mereka
berkeinginan untuk sembuh. Hal ini sesuai dengan penelitian Firyana (2011).
55.3% atau sebanyak 26 responden menunjukkan emosi selalu takut. Hal ini
bererti bahwa lebih dari sebagian responden memiliki emosi selalu takut karena
mereka takut akan dampak yang mereka dapatkan. Seperti takut akan kehilangan
pekerjaan, banyak penyakit yang diderita serta takut ditahan oleh pihak yang
berwajib sesuai dengan hasil Colandam (2008) yaitu salah satu hal yang
menyebabkan remaja tidak berani bermain dengan narkoba adalah takut ditangkap
polisi dan dihukum keras jika tertangkap tangan (Media Indonesia, 2008). Hal ini
55
menunjukkan bahwa responden memiliki kesadaran hokum dan dampak yang lain
dari penggunaan NAPZA.
38.3% atau sebanyak 18 orang memiliki emosi selalu sedih. Hal ini
menunjukkan bahwa 18 responden merasa sedih karena ditinggal orang terdekat,
orang terdekat malu, sedih, marah karena mempunyai anak dan tetangga pengguna
NAPZA sesuai dengan penelitian Santoso (2009) yaitu selama menggunakan
NAPZA suntik pengguna merasa sedih, sakit hati, hancur dan susah. Responden juga
sedih karena terkena akibat dari pemakaian NAPZA suntik yaitu penyakit AIDS dan
Hepatitis. Hal ini sesuai dengan penelitian Oktavery (2004) yaitu pengguna NAPZA
suntik menyumbang 36 % dalam penularan kasus HIV AIDS tahun 2002.
C. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari adanya keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian ini,
keterbatasan penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
1. Belum ada instrumen pengumpulan data yang baku dalam penelitian ini, sehingga
instrumen dalam penelitian ini yang berupa kuesioner, disusun sendiri oleh
peneliti berdasarkan literatur yang didapatkan dan sudah dilakukan uji validitas
dan reliabilitas.
2. Responden mengetahui bahwa dirinya sedang diteliti, sehingga dapat
mempengaruhi jawaban responden.
3. Pada pasien rawat jalan non rumatan (suboxon) langsung pulang sehingga dalam
mengisi kuesioner terkadang terburu-buru tanpa membaca serius pertanyaan
kuesioner dan terdapat pasien rawat jalan non rumatan (suboxon) yang hanya
56
menitipkan resep lewat temannya sehingga sangat susah untuk bertemu dengan
pasien tersebut.
D. Implikasi Hasil Penelitian
1. Implikasi Terhadap Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan keperawatan, khususnya pada pelaksanaan perawatan pasien
NAPZA terhadap dan dijadikan sebagai rujukan tambahan untuk melakukan
pengabdian kepada masyarakat.
2. Implikasi Terhadap Pelayanan Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan berpengaruh terhadap peningkatan
pelayanan kesehatan, khususnya pelayanan keperawatan dalam melakukan asuhan
Keperawatan pada pasien NAPZA khususunya yang emosinya masih labil.
3. Implikasi Terhadap Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi dasar penelitian selanjutnya bagi
peneliti dan peneliti lainnya
57
BAB VII
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Rata-rata responden berusia 31 tahun dan usia terbanyak yaitu 29 tahun.
Batas usia termuda 24 tahun dan batas usia tertua 50 tahun.
2. Jenis kelamin responden menunjukkan distribusi frekuensi responden
berdasarkan jenis kelamin, jenis kelamin laki-laki memperoleh jumlah
persentase tertinggi yaitu sebesar 95.7% atau 45 responden dan jenis kelamin
perempuan sebesar 4.3% yaitu 2 responden
3. Sebanyak 31.9% atau 15 responden memiliki latar belakang pelajar, 21.3%
memiliki latar belakang karyawan, sebanyak 23.4 % memiliki latar belakang
wiraswasta dan 23.4 % tidak bekerja atau pengangguran
4. Sebanyak 27.21% atau sebanyak 13 responden menggunakan NAPZA selama
rentang waktu 9 sampai 14 tahun.
5. Rata-rata penggunaan NAPZA terakhir responden tahun 2007 dan
kebanyakan responden baru menggunakan NAPZA terakhir tahun 2010.
6. Sebanyak 91.5% atau 43 responden menggunakan jenis NAPZA putaw dan
hanya sebanyak 8.5% atau 4 responden menggunakan NAPZA shabu-shabu
7. Sebanyak 34.0 % atau 16 responden memiliki emosi kadang senang,
sebanyak 48.9% atau sebanyak 23 responden memiliki emosi selalu marah.
Sebanyak 55.3% atau sebanyak 26 responden memiliki emosi selalu takut dan
sebanyak 38.3 % atau sebanyak 18 responden memiliki emosi selalu sedih
terhadap NAPZA.
57
58
B. SARAN
1. Bagi Rumah Sakit Ketergantungan Obat
Untuk memberikan penyuluhan pasien dalam mengikuti terapi sehingga
program terapi berjalan dengan semestinya.
2. Bagi Perawat Rumah Sakit Ketergantungan Obat
Memperkuat emosi pasien untuk tidak menggunakan NAPZA lagi dengan
cara memotivasi untuk mengikuti program terapi
3. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan
Diharapkan dapat membuat asuhan keperawatan dengan pasien NAPZA
sehingga pada saat praktek bisa melakukan asuhan keperawatan pada pasien
NAPZA dengan emosi yang berbeda.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan bisa menjadi acuan dalam meneliti pasien NAPZA dengan
gangguan emosi selanjutnya.
59
DAFTAR PUSTAKA
Al-Firdaus, Iqra’. 2011. Dampak Hebat Emosi Bagi Kesehatan. Jogjakarta : FlashBooks.
Anneahira. 2008. Akibat/Dampak Langsung Dan Tidak Langsung Penyalahgunaan
Narkoba Pada Kehidupan & Kesehatan Manusia (www.organisasi.org) di unduh
pada tanggal 12 Juni 2011.
Anisyah, Dhian. 2010. Hubungan Antara Kematangan Emosi dan Kepercayaan Diri
dengan Perilaku Penyalahgunaan NAPZA Pada Wanita Dewasa. Skripsi.
http://etd.eprints.ums.ac.id/3761/ diunduh pada tanggal 7 Mei 2011.
Anspaugh, David J. 2003. : Wellness : Concepts and Applications, 5th ed. New York:
McGraw-Hill
Anonym, n.d. diunduh dari www.depkes.go.id/downloads/psikososial.pdf pada tanggal 5
April 2011.
Anonym 2(www.mediaindonesia.com) di unduh pada tanggal 6 Desember 2010
Bahri, Saiful. 2010. Penyalahgunaan NAPZA Dapat Menghancurkan Generasi Muda.
Medan :FMIPA USU.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18867/1/ikm-okt2005-
9%20(5).pdf. Diunduh pada tanggal 16 Maret 2011.
BNN. 2007 di unduh dari www.bnn.go.id pada tanggal 15 November 2010.
Baihaqi, MIF. 2007. Psikiatri : Konsep Dasar dan Gangguan-gangguan. Bandung : PT
Refika Aditama
Causa, Pitra. 2008. Pengembangan Tes Pengenalan Emosi. Skripsi. Depok : Fpsi UI.
Efendi, Ferry. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori dan Praktik dalam
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Firyana, Nurlinayati. 2011. Kecerdasan Emosional Pada Remaja Pengguna Narkoba
yang Berkeinginan Untuk Sembuh.
http://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:ClXp2RXzQIEJ:library.gunadarma.ac.id/a
bstraction_10505155-
skripsi_fpsi.pdf+penelitian+firyana+2011&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEE
SiZgKIY8C_1G7Wm07j5V4WF75OYAa2y_M1dk5UJ9F5gMHy978QsjZFlK8v
IBlZk8TOubD0cA8dEUA4USttIJu4TgOeW94AAF0bNKA_SAn6f0jqzvvlek4Sk
Anl4rEiCrth4hd96&sig=AHIEtbQuT8N_1GddUt8eJ4pgyV6pNkeoOw
59
60
Hardy, M., & Heyes .1988. Pengantar Psikologi. New York: John Wiley & Sons, Inc. S.
1988.terj. Soenardji. Jakarta: Erlangga.
Hidayat, Aziz. 2003. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Hidayat, Aziz. 2007. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta : Salemba
Medika
Ibnu. 2010. Asuhan Kegawatdaruratan NAPZA. Rumah Sakit Ketergantungan Obat.
Jayati, Dewi. 2010. Gambaran Penggunaan Narkoba Pada Pria Yang DiRehabilitasi Di
Yayasan Al-Kamal Sibolangit Center Tahun 2010. Skripsi : FKM
USU.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19888/5/Chapter%20I.pdf
Joewana, Satya. 2004. Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Zat Psikoaktif :
Penyalahgunaan Napza / Narkoba. Jakarta : EGC
Keliat,Budi. 1999. Askep Perilaku Kekerasan. Jakarta : EGC
King, Laura. 2010. Psikologi Umum : Sebuah Pandangan Apresiatif. Jakarta : Salemba
Humanika.
Lazarus, Richard. 1991. Emotion and Adaptation. New York : Oxford University Press.
Markam, Suprapti. 1992. Dimensi Pengalaman Emosi : Kajian Deskriptif Melalui Nama
Emosi Berdasarkan Teori Kognitif. Disertasi. Depok : Fpsi UI .
Notoatmojo, Soekidjo. 2005. Promosi Kesehatan : Teori dan Aplikasi. Jakarta : Rineka
Cipta.
Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika
Oktavery, Kamil. 2004. Pencegahan HIV/AIDS pada Kelompok Pengguna Narkoba
Suntik. Thesis. Depok : http://eprints.lib.ui.ac.id/14690/
Purwandari, Eny. Orientsi Nilai-nilai Hidup : Proses Pengambilan Keputusan Berhenti
Mengkonsumsi Napza. Jurnal Penelitian Humaniora, Vol.8, No.2, 2007 : 148 –
165. http://eprints.ums.ac.id/1258/1/5._ENI_PURWANDARI.pdf di unduh pada
tanggal 26 November 2010.
Rahayuwati, Laili. 2006. Pengetahuan dan Sikap Mengenai Hubungan Penggunaan
Narkoba dengan Kejadian Infeksi HIV/AIDS. http://resources.unpad.ac.id/unpad-
content/uploads/publikasi_dosen/PENGETAHUAN%20DAN%20SIKAP%20MEN
GENAI%20HUBUNGAN%20PENGGUNAAN%20NARKOBA%20DENGAN%20
KEJADIAN%20INFEKSI%20HIVAIDS.pdf
61
Rahmat, Dede. 2009. Pengantar Psikologi Untuk Tenaga Kesehatan Ilmu Perilaku
Manusia. Jakarta : Trans Info Media
Scott, Dennis. 2005. Pathways in the relapse treatment recovery cycle over 3 years.
Journal of substance abuse treatment. 28 (suppl.1) 563-572.
Santoso, Budi. 2009. Pengalaman Mantan…. Skripsi. Depok : FIK UI.
http://eprints.lib.ui.ac.id/3935/9/124595-TESIS0591%20Bud%20N09p-
Pengalaman%20Mantan-Kesimpulan.pdf
Saragih, Noverryana. 2009. Karakteristik Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, dan
Zat Adiktif (NAPZA) diSibolangit Centre Rehabilitation For Drug Addict
Kabupaten Deli Serdang. Skripsi. Medan : FKM USU.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14654/1/09E01044.pdf diunduh
pada tanggal 17 Maret 2011.
Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Sunaryo. 2004. Psikologi untuk keperawatan. Jakarta : EGC
UNICEF. 2007. www.unicef.org/indonesia/id/HIV-AIDSbooklet_part4.pdf di unduh
pada tanggal 14 Maret 2011.
UNODC, 2003. (www.unodc.un.or.th) di unduh pada tanggal 26 November 2010.
Widagdo, Hendrajid Putut. 2008. Analisis Tentang … Pascasarjana UI.
http://eprints.lib.ui.ac.id/3511/5/120393-T%2025487-Analisis%20Tentang-
Pendahuluan.pdf
Widayatun, Tri. 2009. Ilmu Prilaku. Jakarta : CV. Sagung Seto.
Widyarini, Nilam. 2010. Pengaruh Emosi pada Kondisi Fisik dan Mental.
http://www.gkisuryautama.org/artikel.php?id=241&kategori=dunia%20wanita&h
alaman=4&title=Pengaruh%20Emosi%20pada%20Kondisi%20Fisik%20dan%20
Mental diunduh pada tanggal 15 April 2011
Yahaya, Aziz. 2005. Psikologi Kognitif. Diunduh dari
http://eprints.utm.my/10351/1/bab4.pdf pada tanggal 3 Maret 2011.
Yosep, Iyus. 2007. Keperawatan Jiwa. Bandung : PT Refika Aditama
Yusuf, Syamsu. 2002. Psikologi perkembangan anak dan remaja. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.
Zubaidah, Siti, 2011
1
Nomor Responden
LEMBAR KUESIONER
GAMBARAN EMOSI DASAR PASIEN RUMAH SAKIT
KETERGANTUNGAN OBAT TERHADAP NARKOTIKA, ALKOHOL,
PSIKOTROPIKA DAN ZAT ADIKTIF LAINNYA TAHUN 2011
Studi ini dilakukan oleh mahasiswa jurusan Ilmu Keperawatan untuk
mengumpulkan data sebagai penyusunan tugas akhir (skripsi). Oleh karena itu
saya memohon kiranya anda (sebagai responden studi saya) dapat meluangkan
waktunya untuk mengisi kuesioner ini. Jawaban anda akan dijaga
kerahasiaannya sehingga dalam menjawab kuesioner ini akan sangat saya
hargai. Terima kasih banyak atas bantuan dan kerjasama anda untuk peran
sertanya dalam studi saya.
Hormat Saya,
Nur Aprianna Ramadhani
2
Nomor Responden
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
Kami mohon kesediaan Anda untuk menjadi responden dalam penelitian
ini. Bagi anda yang telah bersedia, kami harapkan menulis pernyataan
kesediaan. Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :
Umur :
Alamat :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan sebelum menggunakan NAPZA :
Menyatakan bahwa Saya bersedia menjadi responden dalam penelitian
yang bertujuan untuk mengetahui Gambaran Emosi Dasar Pasien Rumah Sakit
Ketergantungan Obat Terhadap NAPZA (Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan
Zat Adiktif Lainnya) Tahun 2011, yang dilaksanakan oleh Nur Aprianna
Ramadhani sebagai mahasiswi Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Data ini saya jamin kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk
kepentingan penelitian. Demikian surat pernyataan ini dibuat agar dapat
membantu berlangsungnya proses penelitian tersebut.
Ciputat, Juli 2011
(Responden) (Peneliti)
3
KUESIONER
GAMBARAN EMOSI DASAR PASIEN RSKO TERHADAP NAPZA
TAHUN 2011
A. IDENTITAS RESPONDEN (Diisi Oleh Peneliti)
No. Responden :
Nama :
Umur :
Penggunaan Pertama tahun :
Penggunaan Terakhir tahun :
Jenis NAPZA yang dominan digunakan :
Penggunaan Methadon :
B. EMOSI SENANG
Petunjuk : Dibawah ini terdapat beberapa pernyataan yang
menggambarkan keadaan diri anda.
Berikan tanda (√ ) pada kotak yang disediakan.
T : Tidak Pernah
J : Jarang
K : Kadang-kadang
SR : Sering
SL : Selalu
No. Pernyataan T J K SR SL
1. Saya merasa nyaman ketika
menggunakan NAPZA
2. Saya merasa semua masalah
hilang ketika saya
menggunakan NAPZA
3. saya merasa positif tentang
hidup saya saat
menggunakan NAPZA
4. Ketika saya sedang
membutuhkan NAPZA saya
berusaha mendapatkanya
5. Saya dapatkan banyak
kegembiraan saat
menggunakan NAPZA
6. Dengan adanya NAPZA saya
bisa tersenyum dan tertawa
4
terus.
7. Saya bisa berkumpul dengan
teman-teman lain yang
menggunakan NAPZA
8. Saya bisa pesta dengan
NAPZA
9. Saya merasa Fly pada saat
menggunakan NAPZA
10. NAPZA membuat segalanya
menjadi indah
C. EMOSI MARAH
No. Pernyataan T J K SR SL
1. Saya mengatakan “TIDAK
MAU” mengkonsumsi
NAPZA lagi.
2. Hidup di rumah tidak ada
manfaatnya bagi diri saya
3. Saya membenci NAPZA
4. NAPZA membuat masa depan
saya hancur
5. saya menjadi orang yang suka
marah-marah
6. saya kesal terhadap NAPZA
7. Saya ingin pergi jauh-jauh dari
NAPZA
8. NAPZA sudah saya hapus
dalam ingatan saya sehingga
saya tidak akan mengingatnya
lagi.
9. NAPZA sangat buruk di mata
saya
10. Saya rugi dan menyesal karena
mengkonsumsi NAPZA.
D. EMOSI TAKUT
No
.
Pernyataan T J K SR SL
1. Saya takut sakit jiwa karena
NAPZA
5
2. NAPZA membuat saya takut dikucilkan oleh lingkungan
sekitar
3. NAPZA membuat saya takut
ditinggalkan oleh orang-orang
terdekat saya.
4. NAPZA membuat saya takut
ditahan oleh pihak yang
berwajib
5. Saya takut overdosis
6 Saya takut merasa sakaw
7 Saya takut tidak bisa
melakukan apa-apa karena
tidak berdaya.
8. Saya takut banyak penyakit
yang saya derita akibat
mengkonsumsi NAPZA
9. Saya takut tidak mendapatkan
pekerjaan karena saya pernah
mengkonsumsi NAPZA
10. Saya takut orang-orang
terdekat saya tidak memaafkan
kesalahan saya
E. EMOSI SEDIH
No. Pernyataan T J K SR SL
1. NAPZA membuat saya jauh
dari orang yang saya cintai
2. Saya tidak dapat berkumpul
dengan orang-orang terdekat
saya
3. Saya merasa mereka semua
tidak perduli dengan saya
4. Ini semua salah saya. Saya
tidak menyalahkan oranglain
atas kejadian ini.
5. Mengkonsumsi NAPZA
membuat saya terkena
penyakit lain
6. NAPZA membuat saya
menjadi ingat akan dosa-dosa
6
saya
7 Saya tidak dapat meneruskan
karir saya
8. Saya merasa tidak berguna
9.
Saya merasa sedih karena
orang terdekat saya malu
punya anak seperti saya
10 NAPZA membuat semuanya
menjadi tidak ada tujuan
hidup
Tabel.wellness : Anspaugh, David J. 2003
Tidak Pernah : kurang dari 10% dalam satu waktu
Jarang : lebih dari 10% tapi kurang dari 50%
Kadang-kadang : 50%
Sering : lebih dari 50% tapi kurang dari 90%
Selalu : lebih dari 90%
Statistics
Umur
N Valid 47
Missing 0
Mean 31.64
Median 31.00
Mode 29
Std. Deviation 4.811
Minimum 24
Maximum 50
Umur
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 24 2 4.3 4.3 4.3
25 1 2.1 2.1 6.4
26 1 2.1 2.1 8.5
27 4 8.5 8.5 17.0
28 4 8.5 8.5 25.5
29 6 12.8 12.8 38.3
30 5 10.6 10.6 48.9
31 3 6.4 6.4 55.3
32 3 6.4 6.4 61.7
33 3 6.4 6.4 68.1
34 2 4.3 4.3 72.3
35 4 8.5 8.5 80.9
36 5 10.6 10.6 91.5
38 1 2.1 2.1 93.6
39 1 2.1 2.1 95.7
41 1 2.1 2.1 97.9
50 1 2.1 2.1 100.0
Total 47 100.0 100.0
Statistics
jeniskelamin
N Valid 47
Missing 0
Mean 1.04
Median 1.00
Mode 1
Std. Deviation .204
Minimum 1
Maximum 2
jeniskelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid laki-laki 45 95.7 95.7 95.7
perempuan 2 4.3 4.3 100.0
Total 47 100.0 100.0
Statistics
pekerjaansebelummenggunakannapz
a
N Valid 47
Missing 0
Mean 2.38
Median 2.00
Mode 1
Std. Deviation 1.171
Minimum 1
Maximum 4
pekerjaansebelummenggunakannapza
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid pelajar 15 31.9 31.9 31.9
karyawan 10 21.3 21.3 53.2
wiraswasta 11 23.4 23.4 76.6
tidak bekerja 11 23.4 23.4 100.0
Total 47 100.0 100.0
Statistics
penggunaanpertamatahun
N Valid 47
Missing 0
Mean 1998.04
Median 1998.00
Mode 1998
Std. Deviation 3.290
Minimum 1991
Maximum 2006
penggunaanpertamatahun
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1991 1 2.1 2.1 2.1
1993 1 2.1 2.1 4.3
1994 5 10.6 10.6 14.9
1995 5 10.6 10.6 25.5
1996 2 4.3 4.3 29.8
1997 5 10.6 10.6 40.4
1998 12 25.5 25.5 66.0
1999 2 4.3 4.3 70.2
2000 5 10.6 10.6 80.9
2001 3 6.4 6.4 87.2
2002 1 2.1 2.1 89.4
2004 3 6.4 6.4 95.7
2005 1 2.1 2.1 97.9
2006 1 2.1 2.1 100.0
Total 47 100.0 100.0
Statistics
penggunaanterakhir
N Valid 47
Missing 0
Mean 2007.85
Median 2009.00
Mode 2010
Std. Deviation 2.554
Minimum 2000
Maximum 2011
penggunaanterakhir
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 2000 1 2.1 2.1 2.1
2001 1 2.1 2.1 4.3
2004 2 4.3 4.3 8.5
2005 6 12.8 12.8 21.3
2006 2 4.3 4.3 25.5
2007 5 10.6 10.6 36.2
2008 6 12.8 12.8 48.9
2009 9 19.1 19.1 68.1
2010 11 23.4 23.4 91.5
2011 4 8.5 8.5 100.0
Total 47 100.0 100.0
Statistics
jenisnapzayangdominandigunakan
N Valid 47
Missing 0
Mean 1.09
Median 1.00
Mode 1
Std. Deviation .282
Minimum 1
Maximum 2
jenisnapzayangdominandigunakan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid putaw 43 91.5 91.5 91.5
shabu-shabu 4 8.5 8.5 100.0
Total 47 100.0 100.0
Statistics
lamaterapi
N Valid 47
Missing 0
Mean 2.51
Median 2.00
Mode 1
Std. Deviation 1.640
Minimum 1
Maximum 6
lamaterapi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid satu tahun 18 38.3 38.3 38.3
dua tahun 9 19.1 19.1 57.4
tiga tahun 10 21.3 21.3 78.7
empat tahun 2 4.3 4.3 83.0
lima tahun 4 8.5 8.5 91.5
enam tahun 4 8.5 8.5 100.0
Total 47 100.0 100.0
Statistics
emosisenangkategorik
N Valid 47
Missing 0
emosisenangkategorik
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid selalu 1 2.1 2.1 2.1
sering 10 21.3 21.3 23.4
kadang-kadang 16 34.0 34.0 57.4
jarang 16 34.0 34.0 91.5
tidakpernah 4 8.5 8.5 100.0
Total 47 100.0 100.0
Statistics
emosimrah
N Valid 47
Missing 0
emosimrah
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid selalu 23 48.9 48.9 48.9
sering 15 31.9 31.9 80.9
kadang-kadang 9 19.1 19.1 100.0
Total 47 100.0 100.0
Statistics
emositakutkategorik
N Valid 47
Missing 0
emositakutkategorik
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid selalu 26 55.3 55.3 55.3
sering 13 27.7 27.7 83.0
kadang-kadang 7 14.9 14.9 97.9
jarang 1 2.1 2.1 100.0
Total 47 100.0 100.0
Statistics
emosisedihkategorik
N Valid 47
Missing 0
emosisedihkategorik
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid selalu 18 38.3 38.3 38.3
sering 15 31.9 31.9 70.2
kadang-kadang 10 21.3 21.3 91.5
jarang 3 6.4 6.4 97.9
tidakpernah 1 2.1 2.1 100.0
Total 47 100.0 100.0